weill’s disease
DESCRIPTION
lapsusTRANSCRIPT
WEILL’S DISEASE
Nama : Febrina RambuNIM : C 111 11 162
RESIDEN PEMBIMBINGdr. Nurhidayah Asjuh
RESIDEN BACAdr. Agus Salim
Nama Penderita : Tn. U
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tgl lahir : 17-9-1947
Alamat : Jl Pramuka Maroangin Enrekang
No. Rekam Medis : 709603
Tanggal Pemeriksaan : 19-04-2015
Dokter muda : Febrina Rambu
SUBJEKTIFKELUHAN UTAMA : DEMAM
o Pasien dirujuk dari RS Sidrap setelah dirawat selama 1 hari.
o Demam dirasakan terus-menerus sejak 4 hari yang lalu, disertai menggigil, dan turun dengan obat penurun panas selama beberapa jam, kemudian naik lagi, Sakit kepala tidak ada.
o Mata merah, bintik-bintik merah ada
o Sesak napas ada terutama saat beraktivitas, batuk disangkal tapi terasa banyak lendir yang sulit dikeluarkan berwarna putih.
o Mual muntah ada 1 hari terakhir, berupa lendir.
o Nyeri ulu hati ada.
o Nyeri otot pada otot, riwayat bertani 1 minggu terakhir
o Buang air kecil lancar, warna seperti teh sejak 1 hari terakhir.
o Buang air besar, biasa warna coklat kuning, tidak ada riwayat berak hitam sebelumnya.
SUBJEKTIF
Riwayat penyakit sebelumnya :
• Riwayat sering nyeri ulu hati, pasien rutin minum antasida bila nyeri kambuh. Riwayat hipertensi disangkal.
• Riwayat diabetes mellitus sejak 2 tahun terakhir, pasien mengkonsumsi obat gula (metformin)
• Riwayat sakit kuning sebelumnya tidak ada, riwayat konsumsi alkohol tidak ada, riwayat minum jamu bentuk kapsul untuk menghilangkan nyeri lutut, hampir setiap hari dalam kurun waktu lebih 3 bulan terakhir
• Riwayat menungunjungi daerah endemis malaria tidak ada
SUBJEKTIF
Riwayat pribadi dan keluarga :
Pekerjaan bertani
Riwayat pekerjaan seorang guru
OBJEKTIFStatus Pasien :
• Sakit sedang/gizi cukup/composmentis• BB : 60 kg• TB : 165 cm• IMT : = 22,0 kg/m2 (Normal)
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/60 mmHg, reguler, kuat angkat
Nadi : 68 x /menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 oC (setelah diberikan paracetamol beberapa jam yang lalu)
OBJEKTIFPEMERIKSAAN FISIK
Ekspresi : BiasaSimetris muka : Simetris kiri dan
kananDeformitas : Tidak adaRambut : abu-abu, lurus,
sukar dicabut
KEPALA
Perdarahan : (-)Sekret : (-)
HIDUNGTophi : (-)Pendengaran : Dalam batas normalNyeri tekan di prosesus mastoideus : (-)
TELINGA
Eksoptalmus/Enoptalmus : (-)Gerakan : Dalam batas normalTekanan bola mata : tidak diukurKelopak mata: Edema palpebra (-)Konjungtiva : Anemis (+/+), Injeksio
konjungtiva (+/+)Sklera : Ikterus (+/+)Kornea : JernihPupil : Bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm
MATA
PEMERIKSAAN FISIK
Bibir : Pucat (-), Kering (-)
Gigi geligi : Caries (-)
Gusi : Perdarahan gusi (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (-)
Lidah : Kotor (-), tremor (-), hiperemis (-)
MULUT
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
DVS : R-1 cm H2O
Pembuluh darah : Dalam batas normal
Kaku kuduk : Tidak ada (-)
\Tumor : Tidak ada (-)
LEHER
PEMERIKSAAN FISIK
InspeksiBentuk :Normochest, simetris kiri dan
kananPembuluh darah: Spider nevi (-)Buah dada: Ginekomastia (-)Sela iga : Dalam batas normalLain-lain : Tidak ada (-)
THORAKS
AuskultasiBunyi pernapasan: VesikulerBunyi tambahan : Ronchi -/- ,
Wheezing-/
PARUPalpasiFremitus raba : Simetris kiri dan kananNyeri tekan : Tidak ada
PARU
PerkusiParu kiri : SonorParu kanan : SonorBatas paru-hepar : ICS VI dekstra anterior Batas paru belakang kanan : setinggi columna vertebra thorakal IX dekstra Batas paru belakang kiri : setinggi columna vertebra thorakal X sinistra
PARU
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung kanan di linea parasternalis dextra, batas jantung kiri di linea midclavicularis sinistra ICS V, batas jantung atas ICS II sinistra)
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, bising jantung (-)
JANTUNG
PEMERIKSAAN FISIK
Palpasi : Nyeri tekan (-),MT(-)Nyeri ketok : Tidak ada (-)Auskultasi : Bunyi pernapasan: Vesikuler , Ronchi -/-, Wheezing -/-Gerakan : Dalam batas normal
PUNGGUNG
Superior : Edema (-), akral hangat, eritema palmaris (-), flapping tremor (-), petechie (+)Inferior : Edema (-), Nyeri tekan Gastrocnemius (+)
EKSTREMITAS
Hemoroid (-), sphincter ani mencekik, mukosa licin, pembesaran prostat (-), massa tumor (-), feses kesan normal, darah (-), lendir (-).
ANUS & REKTUM
Inspeksi : Cembung, ikut gerak napas Distensi abdomen (-)Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normalPalpasi : Nyeri tekan (+) pada regio epigastricu, Massa tumor (-), Hepar tidak teraba dan lien tidak terabaPerkusi : Timpani
ABDOMEN
LABORATORIUMJenis Pemerikaan Hasil
Nilai
Rujukan
D
A
R
A
H
R
U
T
I
N
WBC 12.11x103/uL 4 - 10 x 103/uL
RBC 4,3x106/uL 4 - 6 x 106/uL
HGB 13,4 g/dl 12 - 16 g/dl
HCT 37.8 % 37 - 48 %
MCV 87.9 fl 76 - 92 pl
MCH 31.2 pg 22 - 31 pg
MCHC 35.4 g/dl 32 - 36 g/dl
PLT 20x103/uL 150 - 400 x
103/uL
NEUT 9.9 % 52.0 - 75,0
LYMPH 1.01 % 20,0 - 40,0
MONO 1.02 % 2,00 - 8,00
EOS 0,14 % 1,00 - 3,00
BASO 0,04 % 0,00 - 0,10
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
GDS 211 140 mg/dl
FAAL
HEMOSTATIS
Ureum 92 mg/dL 10-50 mg/dL
Kreatinin 2.97 mg/dL < 1,1 mg/dL
SGOT(19/4)42 U/L
(24/4)77 U/L
< 35 U/L
SGPT(19/4)44 U/L
(24/4)82 U/L
< 45 U/L
HbsAg Reactive Non reactive
Anti HCV Non reactive Non reactive
Leptospirosis positive Negative
Albumin 2,6 gr/dl 3,5 - 5,0 gr/Dl
Bilirubin total 8.53 mg % <1,1 mg %
Bilirubin direk 5.96 mg % <0,2 mg %
CK 128L(<190);
P(<167)
CK-MB 24.3 <25 U/L
PT
INR
10.3
1.00
10 – 14
APTT 43.122,0 - 30,0
ELEKTROLIT
DARAH
Natrium 132 mmol/L136-145
mmol/L
Kalium 4.2 mmol/L 3.5-5.1 mmol/L
Klorida 104 97-111 mmol/L
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil USG Abdomen Atas + Bawah :
Tidak tampak kelainan radiologik pada USG Abdomen ini
ASSESMENT• Leptospirosis berat (Weils disease)
• Acute Kidney Injury
• Koagulopati hepatikum dd/ DIC
• Dispepsia fungsional
• DM tipe 2
PLANNING• Diet DM 1700 kkal
• IVFD asering 20 tpm
• Rehidrasi adekuat-balance cairan target urin 1cc/kgBB/hari
• N-Acetyl Sistein
• Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena dalam NaCl 0.9% 100 cc habis 30 menit
• Ambroxol 4 mg/8 jam/oral
• Omeprazole 40 mg/12 jam/intravena
PROGNOSIS
Ad Functionam : Dubia
Ad Sanationam : Dubia
Ad Vitam : Dubia
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT INSTRUKSI DOKTER
21/04/2015
(06.00)
LAB :
WBC : 12.11;
Hb : 13.4;
Plt : 20000;
PT : 10.3;
INR : 1.0;
APTT : 43.1;
GDS : 211;
Ur/cr:92/2.97;
SGOT/SGPT :
42/44 ;Urinalisa :
Protein : trace,
glukosa : +3,
bilirubin : +1
Perawatan hari-3
S : Demam naik-turun, menggigil tidak ada, lemas ada. Batuk tidak ada, lendir ada
namun sulit dikeluarkan, sesak napas ada terutama saat beraktivitas. Mual ada,
muntah tidak ada
BAB : biasa, warna kuning, riwayat BAB hitam tidak ada.
BAK : kesan cukup, kuning pekat.
Riwayat DM dalam 2 tahun terakhir
Riwayat terapi dengan methformin 500 mg
O : SS/GC/CM
TD : 110/60 mmHg N : 80x/menit
P : 20x/menit S : 36,5 C⁰
Anemis (-), Ikterus (+)
DVS R-1 cm H2O
BP : Vesikuler, BT : Rh -/- , wh -/-
BJ : I/II regular, Bising (-)
Abd : Peristaltik (+) kesan normal, Hepar tidak teraba dan lien tidak teraba, Nyeri
tekan (+) regio epigastricum
Eks : Akral hangat, eritem Palmaris (-), edema (-/-), nyeri tekan gastrocnemius (-)
A :
Curiga leptospira
Aki pre renal et causa ?
Diabetes melitus tipe 2 non obese
Koagulopati
Dispepsia
P :
IVFD asering 20 tpm
Sistenol 500 mg/8 jam/oral
Omeprazole 20 mg/12 jam/oral
Rehidrasi adekuat – balance cairan
Injeksi vit K 1 amp/hari selama 3 hari
Rencana Pemeriksaan
Leptodisptik, DDR, ADT, Darah Rutin, IgG &
IgM DHF, HbsAg, Anti HCV, Bil total/direk
Monitor ur/cr per 3 hari
EKG
GDP, GD2PP, HBA1C, TTGO profil lipid
22/04/2015
(06.00)
LAB : 21/4/2015
Wbc :12.100 6900
HB : 13.4 12.9
PLT:20.100 27000
GDP : 114 156
GD2PP : 228
HBA 1c : 8.8%
Ureum : 92
Cretainin : 2.97
SGOT : 15
SGPT : 151
HCV : non reactive
Leptospira : positif
DDR : negatif
Bil. Total : 8.54
Bil. Direk : 5.96
Albumin : 2.6
Perawatan hari-4
S : Demam naik turun, saat demam menggigil ada, dan manifestasi perdarahan
tidak ada. Sesak nafas ada, batuk ada. Mual ada, muntah bila batuk. Riwayat
bertani ada.
BAB: biasa, kuning
BAK: lancar, kuning
O : SS/GC/CM
TD : 120/80 mmHg
N : 76x/menit
P : 24x/menit
S : 36,5 C⁰
Anemis (-), Ikterus (+)
DVS R-1 cm H2O
BP : Vesikuler, BT : Rh -/- , wh -/-
BJ : I/II regular, Bising (-)
Abd : Peristaltik (+) kesan normal, Hepar tidak teraba dan lien tidak teraba
Eks : Akral hangat, eritem Palmaris (-), edema (-/-), nyeri tekan gastrocnemius (-)
A :
Leptospira
AKI pre renal
DM tipe 2 non obese
Dispepsia fungsional
Hipoalbuminemia
Trombositopenia
Koagulopati dd/DIC skoring masih menunggu hasil D-Dimer, fibrinogen
P :
Diet DM 1700 kkal
IVFD asering 20 tpm
Sistenol 500 mg/8 jam/oral
Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena
Ambroxol 4 mg/8 jam/oral
Omeprazole 40 mg/12 jam/intravena
Rehidrasi adekuat – balance cairan
Kateter, target urin 1 cc/kgBB/hari
Injeksi vit K 1 amp/hari selama 3 hari
TUNDA
Rencana Pemeriksaan
ADT, Darah Rutin, D Dimer, fibrinogen, PT,
APTT
Monitor ur/cr per 3 hari
23/4/2015
LAB : 21/4/2015
Wbc : 6.900
HB : 12.9
PLT : 27.000
GDP : 156
Ureum : 92
Cretainin : 2.92
HCV : non reactive
Leptospira : positif
Bil. Total : 8.54
Bil. Direk : 5.96
Albumin : 2.6
Perawatan hari-5
S : Demam saat ini tidak ada. Sesak nafas ada, batuk ada, lendir sulit
dikeluarkan. Tidak ada nyeri tekan gastrocnomius. Riwayat bertani ada
BAB: biasa
BAK: lancar, kuning
O : SS/GC/CM
TD : 120/80 mmHg
N : 76x/menit
P : 24x/menit
S : 36,5 C⁰
Anemis (-), Ikterus (+)
DVS R-1 cm H2O
BP : Vesikuler, BT : Rh -/- , wh -/-
BJ : I/II regular, Bising (-)
Abd : Peristaltik (+) kesan menurun, Hepar tidak teraba dan lien tidak
teraba. Shifting dullnes (+)
Eks : Akral hangat, eritem Palmaris (-), edema (-/-), nyeri tekan
gastrocnemius (-)
A :
Leptospira
AKI pre renal
DM tipe 2 non obese
Koagulopati dd/DIC
Dispepsia fungsional
P :
Diet DM 1700 kkal
IVFD asering 20 tpm
Sistenol 500 mg/8 jam/oral
Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena
Ambroxol 4 mg/8 jam/oral
Omeprazole 40 mg/12 jam/intravena
Rehidrasi adekuat – balance cairan
Kateter urin target 1cc/kgBB/hari
Rencana Pemeriksaan
ADT, Darah Rutin, D Dimer, PT, APTT
Monitor ur/cr per 3 hari
GDP, GD2PP, HBA1C, TTGO profil lipid
24/04/2015
LAB : 21/4/2015
Wbc : 6.900
HB : 12.9
PLT : 27.000
GDP : 156
Ureum : 92
Cretainin : 2.92
HCV : non reactive
Leptospira : positive
Bil. Total : 8.54
Bil. Direk : 5.96
Albumin : 2.6
Perawatan hari-6
S : Demam tidak ada. Bebas demam hari ke 2. Sesak nafas ada, batuk
ada, lendir sulit dikeluarkan. Tidak ada nyeri tekan gastrocnomius. Riwayat
bertani ada
BAB: biasa
BAK: lancar, kuning
O : SS/GC/CM
TD : 120/70 mmHg
N : 76x/menit
P : 16x/menit
S : 36,5 C⁰
Anemis (-), Ikterus (+)
DVS R-1 cm H2O
BP : Vesikuler, BT : Rh -/- , wh -/-
BJ : I/II regular, Bising (-)
Abd : Peristaltik (+) kesan normal, Hepar tidak teraba dan lien tidak teraba
Eks : Akral hangat, eritem Palmaris (-), edema (-/-), nyeri tekan
gastrocnemius (-)
A :
Leptospira
AKI pre renal
DM tipe 2 non obese
Koagulopati dd/DIC
Dispepsia fungsional
P :
Diet DM 1700 kkal
Connecta
IVFD asering 20 tpm
Sistenol 500 mg/8 jam/oral
Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena
Omeprazole 40 mg/12 jam/intravena
Rehidrasi adekuat – balance cairan
Kateter, target urin 1 cc/kgBB/hari
Rencana Pemeriksaan
ADT, Darah Rutin, D Dimer, fibrinogen,
PT, APTT
Monitor ur/cr per 3 hari
GDP, GD2PP, HBA1C, TTGO profil
lipid
25/04/2015
LAB : 21/4/2015
Wbc : 6.900
HB : 12.9
PLT : 27.000
GDP : 156
Ureum : 92
Cretainin : 2.92
HCV : non reactiv3
Leptospira : positi
Bil. Total : 8.54
Bil. Direk : 5.96
Albumin : 2.6
Perawatan hari-7
S : Demam tidak ada. Bebas demam hari ke 3. Lemas, makan sedikit.
BAB: biasa
BAK: lancar, kuning
O : SS/GC/CM
TD : 120/70 mmHg
N : 76x/menit
P : 16x/menit
S : 36,5 C⁰
Anemis (-), Ikterus (+)
DVS R-1 cm H2O
BP : Vesikuler, BT : Rh -/- , wh -/-
BJ : I/II regular, Bising (-)
Abd : Peristaltik (+) kesan normal, Hepar tidak teraba dan lien tidak teraba
Eks : Akral hangat, eritem Palmaris (-), edema (-/-) , nyeri tekan
gastrocnemius (-)
A :
Leptospira
AKI pre renal
DM tipe 2 non obese
Koagulopati dd/DIC
Dispepsia
P :
Diet DM 1700 kkal
IVFD asering 20 tpm
Sistenol 500 mg/8 jam/oral
Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena
Omeprazole 40 mg/12 jam/intravena
Rehidrasi adekuat – balance cairan
Kateter, target urin 1cc/kgBB/hari
Rencana Pemeriksaan
ADT, Darah Rutin, D Dimer, fibrinogen, PT,
APTT
Monitor ur/cr per 3 hari
GDP, GD2PP, HBA1C, TTGO profil
lipid
RESUMEPasien ♂ usia 67 tahun MRS dengan keluhan Demam dirasakan terus-menerus sejak 4 hari yang lalu, dan turun dengan obat penurun panas selama beberapa jam. Demam disertai menggigil, dan dirujuk dari RS Sidrap setelah dirawat selama 1 hari. Sakit kepala tidak ada. Manifestasi perdarahan ada. Sesak napas ada terutama saat beraktivitas, batuk disangkal, namun ada lendir yang sulit dikeluarkan. Mual muntah ada 1 hari terakhir, berupa lendir. Nyeri ulu hati ada. Nyeri otot ada. Buang air kecil lancar, warna seperti teh sejak 1 hari terakhir. Buang air besar, biasa warna coklat kuning, tidak ada riwayat berak hitam sebelumnya.
Riwayat sering nyeri ulu hati, pasien rutin minum antasida bila nyeri kambuh. Riwayat hipertensi disangkal. Riwayat diabetes mellitus sejak 2 tahun terakhir, konsumsi methformin. Riwayat sakit kuning sebelumnya tidak ada, riwayat konsumsi alkohol tidak ada, riwayat minum jamu bentuk kapsul untuk menghilangkan nyeri lutut, hampir setiap hari dalam kurun waktu lebih 3 bulan terakhir. Pasien ada riwayat bertani.
RESUMEDari pemeriksaan fisik KU SS/GC/CM, diperoleh tanda-tanda
vital dalam batas normal. Sklera ikterus (+), anemis (+), injeksio konjungtiva (+), pembesaran getah bening (-), DVS R-1 cmH2O, thorax dalam batas normal, gynecomastia (-), abdomen pada inspeksi ditemukan bentuknya yang cembung ikut gerak nafas, hepar dan lien tidak teraba, perkusi timpani dengan batas redup. Tidak ada edema pada ekstremitas, eritem palmaris (-) dan flapping tremor (-), nyeri tekan gastrocnemius (+)
Dari pemeriksaan penunjang, yakni laboratorium, pemeriksaan darah rutin ditemukan WBC 12.11x103/uL, PLT 20x103/uL. GDS 211 mg/dl, ur/ct 92/2.97 mg/dl, SGOT/SGPT 77/82 U/L, HbsAg reactive, leptospirosis positif, bilirubin total 8.53 mg%, bilirubin direk 5.96 mg%, APTT 43.1, Natrium 132 mmol/L. Sedangkan pada pemeriksaam radiologi, yakni USG Abdomen Atas + Bawah : tidak tampak kelainan radiologik pada USG Abdomen
RESUME
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka pasien ini didiagnosis sebagai Leptospirosis, Acute kidney injury, diabetes mellitus type 2, koagulopati, dispepsia fungsional.
DISKUSI
Demam indikasi ada infeksi/inflamasi?Nyeri otot invasi langsung bakteri, antigen lepto +,
perubahan berupa fokal nekrotis, vakuolisasi, kehilangan striata.
Mual + muntah gejala gastrointestinal,Urin warna teh indikasi terdapat gangguan infiltrasi ginjal
ANAMNESIS
ANEMIS+INJEKSIO KONJUNGTIVA Terdapat perdarahanIKTERUS Kerusakan sel hati ringan, kolestasis intrahepatik
sekresi bilirubinPETECHIE Aktivitas endotoksin aktivasi neutrofil perlekatan
pada endotel & trombosit vaskulitis &trombositopeniaNYERI TEKAN OTOT GASTROCNEMIUS disebabkan invasi
leptospira, antigen, perubahan fokal nekrotis, vakuolisasi, kehilangan striata
PEMFIS
DISKUSI
WBC 12.11x103/uL nilai ini menggambrkan kenaikan nilai leukosit yang mengindikasikan adanya proses inflamasi.
PLT 20x103/uL akibat endotoksin stimulasi netrofil melekat pada trombosit
GDS 211 mg/dl nilai ini menunjukkan peninggian gula darah, pasien diketahui memiliki riwayat DM dengan konsumsi obat methformin.
Ureum/kreatinin mengalami kenaikan dalam darah atau azotemia, ureum 92 mg/dL dan kreatinin 2.97 mg/dl. GGN GINJAL
Nilai fungsi hati SGOT/SGPT Juga mengalami kenaikan pada hari ke-9 adanya gangguan hati yang dapat disebabkan oleh penurunan hepatic flow dan toksin yang dilepas leptospira.
HbsAg ysng reactive gangguan fungsi hati yang terjadi pada pasien ini mungkin saja tidak disebabkan oleh kuman leptospira, melainkan disebabkan oleh virus Hepatitis B.
pemeriksaan leptodisptik positif tes penyaring untuk mendiagnosa leptospira
Pem. LAB
DISKUSI
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium, semuanya menunjang diagnosis leptospirosis berat atau Weill’s disease.
ini pada Akut Kidney Injury, nilai GDS serta riwayat DM dengan konsumsi obat metformin menunjang diagnosis diabetes mellitus type 2, peninggian nila APTT mengarahkan pasien pada koagulopati, dan nyeri pada ulu hati tanpa adanya kelainan struktural pada organ abdomen mengarahkan pasien pada diagnosa dispepsia fungsional.
DISKUSI
Pengobatan yang diberikan antara lain N-Acetyl sistein 500 mg dengan frekuensi 3 kali sehari melalui oral, untuk mengatasi gejala demam. Ambroxol 4 mg dengan frekuensi 3 kali sehari melalui oral, untuk fungsi mukolitik, diketahui pasien mengeluh banyak lendir yang sulit dikeluarkan, pemberian omeprazole 40 mg 2 kali sehari melalui intravena untuk meredakan nyeri ulu hati. Ceftriaxone 2 gram 1 kali sehari diberikan secara intravena dalam NaCl 0.9% 100 cc habis 30 menit, sebagai antibiotik golongan sefalosporin untuk mengatasi bakteri leptospirosis.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Leptospirosis merupakan suatu penyakit zoonosis yang disebabkan mikroorganisme genus Leptospira. Nama lain penyakit ini adalah swamp fever, mud fever, infectious jaundice, cane cutter fever, field fever, dan sebagainya.
Leptospirosis berat disebut Weil disease yang ditandai dengan ikterus, perdarahan, anemia, azotemia, gangguan kesadaran, dan demam terus-menerus dengan gambaran klinis bervariasi berupa gangguan renal, hepar, dan disfungsi vaskular atau trombositopenia
ETIOLOGI
Leptospira interrogan dari genus Leptospira dan famili treponemataceae.
L.icterohaemorrhagica dengan reservoir tikus
L.canicola dengan reservoir anjing
L.pomona dengan reservoir babi dan sapi.
PENULARAN
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINISMasa inkubasI : 2 – 26 hari, biasanya 7 - 13 hari dan rata-rata 10 hari.
GAMBARAN KLINIK :
GEJALA YANG SERING GEJALA YANG JARANG
• Demam, menggigil• sakit kepala, meningismus • Anoreksia• Mialgia• Conjungtivitis• fotofobia • mual, muntah• nyeri abdomen• Ikterus• hepatomegali • ruam kulit
• Pneumonitis, hemaptoe • Delirium• Perdarahan• Diare• Edema• Splenomegali• Artralgia• gagal ginjal• periferal neuritis• Pankreatitis• Parotitis• Epididimytis• Hematemesis• Asites• miokarditis.
Leptospirosis mempunyai 2 fase penyakit yang khas (bifasik) yaitu fase leptospiremia/septikemia dan fase imun :
FASE LEPTOSPIREMIA
FASE IMUN
FASE RECONVALESENCE
ANICTERIC DISEASE (Meningitis aseptik)
ICTERIC DISEASE
• gejala dan keluhan meningeal ditemukan pada sekitar 50 % pasien.
• cairan cerebrospinalis yang pleiositosis ditemukan pada sebagian besar pasien.
• Gejala meningeal umumnya menghilang dalam beberapa hari atau dapat pula menetap sampai beberapa minggu.
• Meningitis aseptik ini lebih banyak dialami oleh kasus anak-anak dibandingkan dengan kasus dewasa
• Icteris disease merupakan keadaan di mana leptospira dapat diisolasi dari darah selama 24-48 jam setelah warna kekuningan timbul.
• Gejala yang ditemukan adalah nyeri perut disertai diare atau konstipasi ( ditemukan pada 30 % kasus ), hepatosplenomegali,mual, muntah dan anoreksia.
• Uveitis ditemukan pada 2-10 % kasus, dapat ditemukan pada fase awal atau fase lanjut dari penyakit.
• Gejala iritis, iridosiklitis dan khorioretinitis ( komplikasi lambat yang dapat menetap selama beberapa tahun ) dapat muncul pada minggu ketiga namun dapat pula muncul beberapa bulan setelah awal penyakit.
FASE IMUN
PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN LABORATORIUM UMUM
a. Pemeriksaan darah
- Pemeriksaan darah rutin : leukositosis normal atau menurun.
- Hitung jenis leukosit : peningkatan netrofil.
- Trombositopenia ringan.
- LED meninggi.
-Pada kasus berat ditemui anemia hipokrom mikrositik akibat perdarahan yang biasa terjadi pada stadium lanjut perjalanan penyakit.
b. Pemeriksaan fungsi hati
- Jika tidak ada gejala ikterik fungsi hati normal.
- Gangguan fungsi hati : SGOT, SGPT dapat meningkat.
- Kerusakan jaringan otot kreatinin fosfokinase meningkat peningkatan terjadi pada fase-fase awal perjalanan penyakit, rata- rata mencapai 5 kali nilai normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
khusus
Pemeriksaan secara langsung
Kultur
Mikroskopik
Inokulasi hewan
immunostaining
Reaksi polimerase
berantai
Pemeriksaan secara tidak
langsung
MAT
Ig M ELISA
TES PENYARING (lepto dipstik asay, lepto tek dri dot, dan lepto tek lateral
flow)
Komplikasi di hati ditandai dengan peninggian transaminase dan
bilirubin.
Pada pemeriksaan sedimen urin leptospirosis ringan bisa terdapat proteinuria dan pada leptospirosis
berat dapat terjadi azotemia.
DIAGNOSIS LEPTOSPIRA
Diagnosis leptospirosis dapat ditegakkan atas dasar pemeriksaan klinis dan laboratorium. dapat dibagi dalam 3 klasifikasi, yaitu :
Suspek bila ada gejala klinis tapi tanpa dukungan tes laboratorium.
Probable bila gejala klinis sesuai leptospirosis dan hasil tes serologi penyaring yaitu dipstick, lateral flow, atau dri dot positif.
Definitif bila hasil pemeriksaan laboratorium secara langsung positif, atau gejala klinis sesuai dengan leptospirosis dan hasil MAT / ELISA serial menunjukkan adanya serokonversi atau peningkatan titer 4 kali atau lebih
KOMPLIKASI
Liver failure
Perdarahan gastrointestinal
SHOCK MIOKARDITIS
ENCEPHALOPATY
Perdarahan Paru
Gagal Ginjal Akut
PENATALAKSANAAN
KURATIF PENCEGAHAN
Intervensi pada penjamu manusia
Intervensi pada jalur penularan
Intervensi Sumber Infeksi
Kemoprofilaksis
Treatment
PENATALAKSANAAN KURATIF
Tujuan Pemberian Obat Regimen
1.
Treatment
a. Leptospirosis ringan
Doksisiklin 2 x 100 mg/oral atau
Ampisillin 4 x 500-750 mg/oral atau
Amoxicillin 4 x 500 mg/oral
b.Leptospirosis sedang/ berat
Penicillin G 1,5 juta unit/6jam i.m atau
Ampicillin 1 g/6jam i.v atau
Amoxicillin 1 g/6jam i.v atau
Eritromycin 4 x 500 mg i.v
2. Kemoprofilaksis Doksisiklin 200 mg/oral/minggu
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan konservatif
• Pemberian antipiretik, terutama apabila demamnya melebihi 38°C
• Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat.
• Kalori diberikan dengan mempertimbangkan keseimbangan nitrogen, dianjurkan sekitar 2000-3000 kalori tergantung berat badan penderita. Karbohidrat dalam jumlah cukup untuk mencegah terjadinya ketosis. Protein diberikan 0,2 – 0,5 gram/kgBB/hari yang cukup mengandung asam amino essensial.
• Pemberian antibiotik-antikuman leptospira.
paling tepat diberikan pada fase leptospiremia yaitu diperkirakan pada minggu pertama setelah infeksi.
• Terapi suportif supaya tidak jatuh ke kondisi yang lebih berat. Pengawasan terhadap fungsi ginjal sangat perlu.
LEPTOSPIROSIS RINGAN
PENATALAKSANAAN• Antipiretik
• Nutrisi dan cairan.
• Pemberian antibiotik
• Pada kasus yang berat atau sesudah hari ke-4 dapat diberikan sampai 12 juta unit (sheena A Waitkins, 1997). Lama pemberian penisilin bervariasi, bahkan ada yang memberikan selama 10 hari. Penelitian terakhir : AB gol. fluoroquinolone dan beta laktam (sefalosporin, ceftriaxone) > baik dibanding antibiotik konvensional tersebut di atas, meskipun masih perlu dibuktikan keunggulannya secara in vivo.
• Penanganan kegagalan ginjal.
• Pengobatan terhadap infeksi sekunder.
• Penanganan khusus
• Hiperkalemia diberikan kalsium glukonas 1 gram atau glukosa insulin (10-20 U regular insulin dalam infus dextrose 40%). Merupakan keadaan yang harus segera ditangani karena menyebabkan cardiac arrest.
• Asidosis metabolik diberikan natrium bikarbonas dengan dosis (0,3 x KgBB x defisit HCO3 plasma dalam mEq/L)
• Hipertensi diberikan antihipertensi• Gagal jantung pembatasan cairan, digitalis dan diuretik• Kejang Dapat terjadi karena hiponatremia, hipokalsemia, hipertensi ensefalopati dan
uremia. Penting untuk menangani kausa ptimernya, mempertahankan oksigenasi / sirkulasi darah ke otak, dan pemberian obat anti konvulsi.
• Perdarahan transfusi• Gagal ginjal akut hidrasi cairan dan elektrolit, dopamin, diuretik, dialisis.
LEPTOSPIROSIS BERAT
PROGNOSIS• Jika tidak ada ikterus, penyakit jarang fatal. Pada kasus
dengan ikterus, angka kematian 5 % pada umur di bawah 30 tahun, dan pada usia lanjut menjadi 30-40 %
Faktor-faktor sebagai indikator prognosis mortalitas, yaitu :
• Leptospirosis yang terjadi pada masa kehamilan menyebabkan mortalitas janin yang tinggi.
TERIMA KASIH