wisata luar angkasa

7
[ANALISIS ELEMEN DAN SISTEM KEPARIWISATAAN] [Pick the date] PK5101 Analisis Elemen dan Sistem Kepariwisataan Program Magister Perencanaan Kepariwisaataan Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung WISATA ANTARIKSA Salamun Taofik 95713001 1. Pendahuluan Pariwisata antariksa bukan lagi sebuah angan-angan, sejumlah penemuan mutakhir telah dilakukan sehingga pariwisata ini mungkin untuk dilakukan. Hubungannya dengan pariwisata Crouch (2001) memberikan indikasi adanya beberapa industri dan riset tentang pariwisata antariksa. Contohnya adanya pengembangan dini pariwisata antariksa di Jepang (Collins, Iwasaki, Kanayama dan Ohnuki (1994)). Wisata antariksa merupakan kegiatan yang bertujuan untuk berekreasi, dengan sebelumnya seseorang membeli tiket untuk melakukan perjalanan pulang-pergi ke antariksa (Andre James, 2011). Sekarang ini kegiatan wisata antariksa sudah berkembang pesat terbukti banyak bermunculan perusahaan- perusahaan yang menawarkan kegiatan ini. Tanpa harus menjadi seorang astronot semua orang bisa melakukan perjalanan ke luar angkasa yang tentunya dengan biaya yang mahal. Wisata antariksa ini mulai populer ketika seorang pebisnis asal Amerika Serikat bernama Dennis Tito, membayar US $20 juta untuk merasakan sensasi antariksa sebagai wisatawan pada April 2001 (Space Tourist: Dennis Tito, 2011). Gambar 1. Dennis Tito, Wisatawan Antariksa Pertama di Dunia 2. Jenis-Jenis Kegiatan Wisata Antariksa

Upload: taofik-rifai

Post on 09-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Tourism

TRANSCRIPT

Page 1: WISATA LUAR ANGKASA

[ ][Pick the date]

PK5101Analisis Elemen dan Sistem KepariwisataanProgram Magister Perencanaan KepariwisaataanSekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan KebijakanInstitut Teknologi Bandung

WISATA ANTARIKSASalamun Taofik

95713001

1. Pendahuluan

Pariwisata antariksa bukan lagi sebuah angan-angan, sejumlah penemuan mutakhir telah dilakukan sehingga pariwisata ini mungkin untuk dilakukan. Hubungannya dengan pariwisata Crouch (2001) memberikan indikasi adanya beberapa industri dan riset tentang pariwisata antariksa. Contohnya adanya pengembangan dini pariwisata antariksa di Jepang (Collins, Iwasaki, Kanayama dan Ohnuki (1994)). Wisata antariksa merupakan kegiatan yang bertujuan untuk berekreasi, dengan sebelumnya seseorang membeli tiket untuk melakukan perjalanan pulang-pergi ke antariksa (Andre James, 2011). Sekarang ini kegiatan wisata antariksa sudah berkembang pesat terbukti banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang menawarkan kegiatan ini. Tanpa harus menjadi seorang astronot semua orang bisa melakukan perjalanan ke luar angkasa yang tentunya dengan biaya yang mahal. Wisata antariksa ini mulai populer ketika seorang pebisnis asal Amerika Serikat bernama Dennis Tito, membayar US $20 juta untuk merasakan sensasi antariksa sebagai wisatawan pada April 2001 (Space Tourist: Dennis Tito, 2011).

Gambar 1. Dennis Tito, Wisatawan Antariksa Pertama di Dunia

2. Jenis-Jenis Kegiatan Wisata Antariksa

Dibedakan menurut jarak dan harga tiket, wisata antariksa dibagi menjadi dua jenis kegiatan ,yaitu orbital spaceflight dan sub-orbital spaceflight. Kegiatan wisata dengan jenis orbital spaceflight sudah diterapkan pada tujuh wisatawan antariksa yang berangkat menuju Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Sedangkan, kegiatan dengan jenis sub-orbital spaceflight, hingga saat ini masih dalam tahap pengembangan dan penyempurnaan dengan mengguna-kan Reusable Launch Vehicle (RLV).

2.1 Orbital spaceflight

Page 2: WISATA LUAR ANGKASA

[ ][Pick the date]

Kegiatan wisata antariksa jenis Orbital spaceflight adalah peluncuran dengan menggunakan pesawat antariksa yang membawa penumpang hingga berada di lintasan orbit pada ketinggian tertentu sehingga penumpang pesawat bisa benar-benar merasakan suasana antariksa dalam waktu yang lama bahkan bisa berkali-kali mengitari bumi karena pesawat yang ditumpanginya bisa berevolusi mengelilingi bumi. Ketinggian yang dicapai adalah 100 km di atas permukaan bumi (Fédération Aéronautique Internationale (FAI)) dan merupakan ketinggian pada pendekatan terdekat (United Nationa, 1975)

2.2 Sub-orbital spaceflightKegiatan wisata antariksa jenis Sub-orbital spaceflight adalah peluncuran dengan

menggunakan pesawat antariksa yang membawa penumpang pada suatu lintasan orbit yang memotong bumi sehingga orang tersebut hanya merasakan antariksa pada suatu ketinggian tertentu di atas permukaan bumi, lalu dalam waktu yang relatif singkat akan kembali lagi ke bumi dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Jenis wisata antariksa ini hanya bertujuan untuk membawa seseorang merasakan sensasi zero-gravity dan pemandangan antariksa dalam waktu yang lebih singkat sehingga bila sudah mencapai ketinggian tertentu, pesawat antariksa yang membawanya akan kembali lagi ke bumi.

Mekanisme jenis wisata ini masih baru diperkenalkan dimana perusahaan jasa wisata antariksa yang dibantu oleh perusahaan yang secara teknis mengetahui seluk beluk antariksa akan membuat orbit yang relatif kecil dibanding orbital spaceflight. Lintasan orbitnya akan memotong bumi sehingga pesawatnya tidak bisa berputar mengelilingi bumi. Dengan demikian, tujuan terpenting dari jenis wisata ini adalah ingin membawa calon wisatawan-nya merasakan sensasi antariksa dalam keadaan zero-gravity dan dapat melihat bumi dari antariksa tanpa perlu menge-lilingi bumi atau menginap di ISS sebagai bagian dari wisata antariksa yang ditawarkan.

2.3 International Space Station (ISS) International Space Station (Stasiun Antariksa Internasional) adalah sebuah program

kerjasama antara negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Rusia, Kanada, dan Jepang untuk beroperasi dalam pengembangan dan pemanfaatan bersama dari stasiun antariksa yang dihuni secara permanen dan terletak di orbit bumi paling rendah (European Space Agency, 2011). Dari program tersebut dihasilkan suatu perjanjian kerjasama antara negara-negara terkait berupa The International Space Station Intergovernmental Agreement (IGA 1998). ISS tidak hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi digunakan pula untuk kegiatan komersialisasi di antariksa, namun tetap untuk tujuan damai. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka ISS dijadikan tujuan utama dalam wisata antariksa dengan jenis orbital spaceflight.

3. Pihak Swasta Pelaku Bisnis Wisata Antariksa

Dalam perkembangan wisata antariksa, perusahaan yang menjadi pionir atau pencetus kegiatan wisata ini adalah perusahaan asal Amerika yaitu Space Adventures dan Virgin Galactic. Space Adventures merupakan perusahaan yang didirikan oleh oleh Eric C. Adventures merupakan perusahaan yang berbentuk kemitraan yang didirikan pada tahun 1998. Sampai pada tahun 2010, Space Adventures telah menawarkan beberapa kegiatan wisata antariksa tetapi yang terkenal dan menjadi wisata unggulan yaitu jenis kegiatan wisata orbital spaceflight.

Page 3: WISATA LUAR ANGKASA

[ ][Pick the date]

Dalam melakukan peluncuran, Space Adventures harus mengadakan kontrak kerjasama dengan negara peluncur kegiatan wisata antariksa melalui pihak swasta yang terdapat di negara peluncur tersebut. Contohnya dulu ketika meluncurkan Dennis Tito, Space Adventures harus mengatur kontrak kerjasama dengan Rosaviakosmos sebagai badan yang mengurus peluncuran dan operator di negara peluncurnya, Rusia, melalui perusahaan RSC Energia asal Rusia. Kontrak kerjasama yang dibuat di antara mereka berbentuk a joint commercial venture yang membahas masalah pertanggungjawaban dan hal-hal terkait kegiatan wisata antariksa lainnya. Sementara Perusahaan Virgin Galactic merupakan anak perusahaan Virgin Group milik Richard Branson yang memfokuskan bisnis pada jenis wisata sub-orbital spaceflight. Sebagai pionir di jenis wisata antariksa tersebut, Virgin Galactic telah menjual habis tiket wisata mereka seharga US $ 200.000 pada tahun 2007 silam, tetapi karena kendala teknologi, peluncuran pun di tunda hingga segala kelengkapan bagi wisatawan antariksa bisa dipenuhi, terutama dari segi keselamatan.

4. Wisatawan Antariksa

Berkembangnya bisnis wisata antariksa yang pertama kali mencoba jenis kegiatan wisata orbital spaceflight pada tahun 2001 maka seseorang yang mengikuti kegiatan ini kemudian disebut sebagai wisatawan antariksa. Seseorang yang akan mengikuti kegiatan wisata antariksa disebut commercial astronaut, a space tourist, a civilian astronaut, a pseudo-astronaut, a private space explorer, dan a spaceflight partici-pant. Istilah-istilah ini telah digunakan beberapa perusahaan swasta dalam menggambarkan orang yang membayar dengan jumlah tertentu untuk tiket perjalanan ke antariksa. Istilah spaceflight participant kemudian diadopsi secara resmi oleh Rosaviakosmos dan FAA untuk membedakannya dengan astronot. Dengan demikian, jelas ada beberapa perbedaan antara astronot dengan wisatawan antariksa, diantaranya adalah:

a. Menjadi wisatawan antariksa, penumpang cukup membayar sejumlah dana tertentu untuk pelatihan bertahan hidup di antariksa dan tiket perjalanannya selama beberapa hari. Sedangkan menjadi astronot yang profesional merupakan sebuah amanat yang dipercayakan oleh negara atau organisasi internasional kepada seseorang untuk kemajuan negaranya dan dunia internasional.

b. Wisatawan antariksa hanya bertujuan untuk menikmati penjelajahan antariksa, bila memperoleh sesuatu yang bersifat ilmiah itu merupakan bagian dari penjelajahan. Sedangkan astronot yang merupakan duta umat manusia di antariksa, jelas memiliki misi khusus pada setiap peluncuran-nya. Bisa berupa penelitian mengenai pemanfaatan yang masih mungkin dilakukan di antariksa atau kegiatan eksplorasi dan eksploitasi dari negaranya untuk nantinya dibagikan hasilnya ke seluruh negara di dunia.

c. Wisatawan antariksa maupun astronot menjalani sesi latihan sebelum nantinya diluncurkan ke antariksa. Namun, sesi latihan yang dijalankan seorang astronot tentu jauh lebih mendalam dan ilmiah karena dia mengemban misi khusus untuk kesejahteraan umat di dunia.

d. Wisatawan antariksa hanya menjalani sesi latihan untuk keperluannya melakukan penjelajahan di antariksa dan bagaimana dia bertahan hidup selama beberapa hari di antariksa.

Page 4: WISATA LUAR ANGKASA

[ ][Pick the date]

5. Aspek-Aspek Hukum Internasional Terkait Kegiatan Wisata Antariksa

Kajian mengenai aspek hukum internasional merupakan isu penting dalam praktik bisnis wisata antariksa, karena seperti yang sudah dijelaskan di awal bahwa kegiatan wisata antariksa sendiri merupakan suatu bentuk komersialisasi antariksa, yang nantinya akan berdampak pada perbedaan rezim ruang udara dengan antariksa. Tetapi yang terjadi hingga saat ini, pembatasan rezim antara ruang udara dengan antariksa masih belum jelas dan pasti. Dalam Outer Space Treaty (1967) telah dijelaskan mengenai prinsip non-appropriation yang menjelaskan bahwa antariksa termasuk Bulan dan benda-benda langit lainnya tidak dapat dijadikan hak milik nasional, baik melalui pernyataan kedaulatan, penggunaan ataupun pendudukan maupun melalui cara lainnya.

Untuk perluasan antariksa itu, berdasarkan ketentuan dari Fédération Aéronautique Internationale (FAI), antariksa dimulai dari ketinggian 100 km di atas permukaan laut (Erik Seedhouse). Dengan demikian, isu pembatasan ruang udara dan antariksa terkait kegiatan wisata antariksa, menempatkan kegiatan wisata masuk dalam rezim hukum antariksa, mengingat bahwa sebagian besar unsur-unsur yang berhubungan dengan kegiatan ini lebih banyak berhubungan dengan teknologi untuk antariksa.

6. Kesimpulan

Kegiatan wisata antariksa merupakan salah satu bentuk dari kegiatan komersialisasi antariksa. Kegiatan pariwisata ini bukan lagi sebuah angan-angan, karena sejumlah penemuan teknologi mutakhir telah ditemukan. Selain itu dalam perkembangan wisata antariksa ini muncul perusahaan-perusahaan seperti Space Adventures dan Virgin Galactic yang menjadi pionir atau pencetus yang menawarkan pariwisata antariksa yang memungkinkan masyarakat bisa melakukan perjalanan wisata ini. saat ini wisata antariksa yang bisa dilakukan dibagi menjadi dua jenis kegiatan ,yaitu orbital spaceflight dan sub-orbital spaceflight. Dari segi hukum, hingga saat ini, pembatasan rezim antara ruang udara dengan antariksa masih belum jelas. Dalam Outer Space Treaty (1967) dijelaskan mengenai prinsip non-appropriation yang menjelaskan bahwa antariksa termasuk Bulan dan benda-benda langit lainnya tidak dapat dijadikan hak milik nasional, baik melalui pernyataan kedaulatan, penggunaan ataupun pendudukan maupun melalui cara lainnya.

7. Referensi

Andre James, “Spaceflights now for Sale: Scary Part is Price”, http://www.seattlepi.com/business/339535_spacetourism14.html Diakses tanggal 2 Desember 2013

Collins, P., Iwasaki, Y., Kanayama, H., & Ohnuki, M. (1994). Commercial implications of market research on space tourism. Journal of Space Technology and Science, 10(2), 3e11.

Crouch, G. I., Devinney, T. M., Louviere, J. J., & Islam, T. (2009). Modelling consumer choice behaviour in space tourism. Tourism Management, 30, 441e454.

European Space Agency, 2008.International Space Station Legal Framework”, http://www.esa.int/esaHS/ESAH7O0VMOC_iss_0.html. Diakses tanggal 2 Desember 2013

Maharaj Vijay Reddy, Mirela Nica, Keith Wilkes, Space tourism: Research recommendations for the future of the industry and perspectives of potential participants, Tourism Management, Volume 33, Issue 5, October 2012, Pages 1093-1102, ISSN 0261-5177, http://dx.doi.org/10.1016/j.tourman.2011.11.026.

Megah, Muhammad (2012). Kajian Aspek Hukum Internasional Mengenai Kegiatan Wisata Antariksa: Study Of International Legal Aspects Regarding Of Space Tourism Activities.

United Nation (1975). Convention on Registration of Objects Launhced into Outer Space. UN