wooy cabe

44
ntuk kegunaan lain dari Cabai, lihat Cabai (disambiguasi) . ? Cabai Cabai merah Klasifikasi ilmiah Keraja an: Plant ae Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa ) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum . Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu , tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang , cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" kesepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai. Daftar isi [sembunyikan ] 1 Manfaat 2 Cara penanaman 3 Permasalahan produksi 4 Upaya penanggulangan 5 Referensi 6 Lihat pula 7 Pranala luar

Upload: debi-tunamana

Post on 03-Jul-2015

475 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

ntuk kegunaan lain dari Cabai, lihat Cabai (disambiguasi).?Cabai

Cabai merah

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa) adalah buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" kesepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Manfaat 2 Cara penanaman 3 Permasalahan produksi 4 Upaya penanggulangan 5 Referensi 6 Lihat pula 7 Pranala luar

[sunting] Manfaat

Cabai merah Besar (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. [1]. Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980). Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di

Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi [2] dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker.

[sunting] Cara penanaman

Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa harus membelinya di pasar. Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 - 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret - April). Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada risiko kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Buah cabe yang telah diseleksi untuk bibit dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru diambil bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji).

[sunting] Permasalahan produksi

Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah adanya serangan lalat buah pada tanaman cabai. [3] menerangkan bahwa hama ini sering menyebabkan gagal panen. berdasarkan laporan yang ada kerusakan pada tanaman cabai di Indonesia dapat mencapai 35% (Deptan 2006). Cabai yang terserang sering tampak sehat dan utuh dari luar tetapi bila dilihat di dalamnya membusuk dan mengandung larva lalat. Penyebabnya adalah hama lalat buah terutama Bactrocera carambolae. Karena gejala awalnya yang tak tampak jelas, sementara hama ini sebarannya masih terbatas di kepulauan Indonesia, lalat buah menjadi hama karantina yang ditakuti sehingga dapat menjadi penghambat ekspor buah-buahan mauapun pada produksi cabai.

[sunting] Upaya penanggulangan

Sebenarnya sudah dilakukan upaya untuk mengendalikan serangan lalat buah ini, di antaranya adalah pembrongsongan yang dapat mencegah serangan lalat buah. Akan tetapi, cara ini tidak praktis untuk dilakukan pada tanaman cabai dalam areal yang luas. Sementara penggunaan insektisida selain mencemari lingkungan juga sangat berbahaya bagi konsumen buah. Oleh karena itu, diperlukan cara pengendalian yang ramah lingkungan dan cocok untuk diterapkan di areal luas seperti di lahan sentral produksi cabai. Upaya pengendalian lalat buah pada tanaman cabai, khususnya cabai merah, adalah penggunaan insektisida sintetik karena dianggap praktis, mudah didapat, dan menunjukkan efek yang cepat. Adiyoga dan Soetiarso (1999) melaporkan 80% petani sayuran menggunakan pestisida untuk mengendalikan penyakit tanaman. Akan tetapi penggunaan insektisida tersebut sering meninggalkan residu yang berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia (Duriat 1996). Disamping harga insektisida sintetik yang mahal, dampak dari adanya residu insektisida sintetik dalam bidang ekonomi adalah penolakan

ekspor oleh banyak negara tujuan ekspor atas produk-produk cabai yang mengandung residu fungisida dan pestisida lain (Caswell & Modjusca 1996). Di antara insektisida yang banyak digunakan dalam pengendalian serangan lalat buah pada cabai adalah Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan konsentrasi 3-5%, dan Agrothion (Pracaya 1991).

[sunting] Referensi

1. ̂ Sayuti A. 2006. Geografi budaya dalam wilayah pembangunan daerah Sumatera Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

2. ̂ Kardinan. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.3. ̂ Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van

Hoeve.

[sunting] Lihat pula

Bumbu dapur Cabai merah Cabai rawit

Menanam Cabe Merah di Lahan Kering

Cabe atau lombok (Capsicum annum) termasuk suku Selanaceae dan merupakan tanamanyang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabe banyakmengandung vitamin A dan C serta mengandung minyak atsiri, yang rasanya pedas danmemberikan kehangatan panas bila kita gunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur).Kita sering melihat para ibu rumah tangga yang menanam cabe sebagai selingan yangmenguntungkan. Hasil buahnya bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, tanpa harusmembelinya di pasar.Syarat TumbuhTanaman cabe, cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidaktergenang air ; pH tanah yang ideal sekitar 5 – 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan keringadalah pada akhir musim hujan (Maret – April). Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi,bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun adaresiko kegagalan. Usahakan dibuat saluran drainase yang baik.Tanaman ini diperbanyak melalui biji, yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebasdari hama dan penyakit . Buah cabe yang telah kita seleksi untuk bibit dijemur hingga kering.Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru kita ambil bijinya: Untukareal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji).PersemaianTanah persemaian digemburkan dan dibikin bedengan dengan lebar 125 cm panjangmenurut ukuran tanah dan diberi pupuk kandang dan diberi TSP I Kg per meter bujursangkar 2 (dua) hari sebelum benih ditaburkan. Setelah itu ditutup dengan tanah atau sekamuntuk menghindari hujan dan angin. Benih cabe dapat dipindahkan setelah berumur 1 (satu)

bulan.Pengolahan TanahSambil menunggu bibit yang akan dipindahkan, tanah disiapkan dengan pengolahan yangbaik, bersamaan dengan itu diperam pupuk . kandang yang dicampur dengan TSP dan Ureaselama 20 hari (1 karung pupuk kandang + 1 Kg TSP + 1 \4 Kg Urea). Satu hektarmembutuhkan pupuk kandang 15 ton. Seminggu sebelum tanam, pupuk kandangdimasukkan kedalam lubang tanam kurang lebih 1\5 Kg per lubang dengan jarak tanam 50 x60 Cm. Umur bibit 1-1,5 bulan. Bila tersedia Biofert, berikan soil conditioner (penyuburtanah) ini dengan dosis 30 Kg per hektar. Biofert membuat pemupukan lebih efisien danmeningkatkan mutu buah cabe.PemeliharaanSetelah tanaman berumur 15 – 20 hari tanam, dilakukan pemupukan pertama. Caranyadengan mencampur Za 400 Kg, TSP 200 Kg dan KCL 50 Kg per hektar; caranya diberikan10 gram per lubang. Pada umur 35 – 40 hari setelah tanam dipupuk lag] dengan 350 Kg Zadan 50 Kg KC1, diberikan 15 gram per lubang.Pemupukan selanjutnya pada umur 60 hari setelah tanam dengan memberikan Za 400 Kgdan KCl 50 Kg diberikan 20 gram per lubang tanam. Pemupukan tetap diulangi lagi setiap 20hari sekali setelah tanaman cabe panen 4 – 5 kali, dengan dosis seperti di atas. Untukmeningkatkan produksi dari tanaman cabe perlu diberikan PPC seperti (Bayfolan, SuperFlorosing, Gandasil D\B Grenzit, dll) dimulai pada hari ke-4, 8 dan 12 setelah tanamkemudian satu kali seminggu.ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) diberikan setelah tanaman berumur 15 hari, dan diberikansetiap 20 hari sekali. ZPT yang digunakan adalah Dekamon, Darmasri, Sitosim, Atonik danlain-lain dengan ukuran satu sendok teh dalam 20 liter air.Berikan mulsa jika memasuki musim kering. Mulsa mencegah penguapan daun dan tanahserta membuat tanah lembab dan gembur.Hama dan PenyakitAda musim agar penyakitnya tidak menular.Keberhasilan kebun cabe sangat diperlukan. Kebun yang kotor akan merangsangberjangkitnya penyakit keriting. Oleh karena itu, tanamlah bibit-bibit yang sehat. Gunakanlahpupuk yang sesuai jenis dan dosisnya, karena pemupukan yang tepat akan berpengaruhkepada pertumbuhan tanaman cabe yang akibatnya akan menambah daya tahan terhadapserangan hama dan penyakit.Pemetikan HasilBuah pertama telah kemarau tanaman cabe sering diserang oleh hama lalat buah (Docusdorsalis) yang bisa merusak buah cabe, kutu daun (Myzus persiace, Tripa spp. dan Aphisspp.) dapat di berantas dengan pestisida Orthene 75 Sp, Hosianon 40 Ec, dan Curacronyang disemprotkan setup seminggu.Pada muslin penghujan, tanaman cabe banyak diserang, penyakit seperti Antraknose atauKrapak (Colectroticum capsici) dan cendawan yang menyebabkan bercak daun (Phytophtoracapsici) serta penyakit layu (Pseudomonas solanaceanum). Penyakit ini dapat dicegah dandiberantas dengan fungisida seperti Dhitane 45 dan fungisida lainnya.Penyakit virus yang banyak menyerang pada tanaman cabe yang mengakibatkan daunmenjadi keriting berwarna kekuning-kuningan. Dari itu lebih baik tanaman yang terserangpenyakit itu dibongkar dan dibakar dapat dipetik pada umur 80 – 85 hari setelah tanam.Tanaman yang baik dapat dipetik 20 – 25 kali petik setiap 4 hari sekali. dengan produksi 3 – 4

ton per hektar ( 1,5 – 2 ons per rumpun tanaman).Sumber : Menuju Pertanian Tangguh, Surat Kabar Sinar Tani, 1996

Cabai merah (Capsicuslanum)merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Ciri dari jenis sayuran ini rasanya pedas dan aromanya khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Permintaan cabai menunjukkan indikasi yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan stabilitas ekonomi nasional yang mantap. Wilayah Cianjur Selatan area dan kondisi tanahnya sangat cocok untuk menanam cabai merah ini.

Seiring dengan berkembangnya industri pangan nasional, cabai merupakan salah satu bahan baku yang dibutuhkan secara berkesinambungan. Karena merupakan bahan pangan yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan dengan jumlah yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perekonomian nasional.

Pola permintaan cabai relatif tetap sepanjang waktu, sedangkan produksi berkaitan dengan musim tanam. Maka dari itu pasar akan kekurangan pasokan kalau masa panen raya belum tiba. Dalam kesempatan seperti ini beruntung bagi petani yang dapat memproduksi cabai sepanjang tahun. Fenomena ini perlu dicermati oleh petani yang ingin berbisnis cabai.

Berdasarkan hasil pengamatan, harga cabai mencapai puncaknya secara periodik tahunan pada hari raya Idul, dapat mencapai antara Rp.30.000 – Rp.50.000 per Kg, padahal dengan harga normal pada kisaran Rp.4.000 – Rp. 5.000 per Kg usahatani cabai masih layak diusahakan.

Meskipun cabai merah bukan bahan pangan utama bagi masyarakat kita, namun komoditi ini tidak dapat ditinggalkan, harus tersedia setiap hari dan harus dalam bentuk segar. Ketersediannya secara teratur setiap hari bagi ibu rumah tangga menjadi suatu keharusan. Meningkatnya harga cabai merah atau kelangkaan pasokan di pasaran mendapat reaksi sangat cepat dari masyarakat dan insan pers. Oleh sebab itu penyediaan cabai merah dalam bentuk segar setiap hari sepanjang tahun perlu dirancang secara baik.

Cabai merah termasuk sayuran rempah yang tidak dapat disubstitusi atau digantikan oleh komoditas lain. Mengingat permintaan cabai merah relatif stabil sepanjang tahun, maka management produksi perlu diatur, agar tidak terjadi fluktuasi baik produksi maupun harga. Pola produksi cabai merah selama ini sangat tidak beraturan sehingga yang semestinya usahatani ini sangat menguntungkan, seringkali mendatangkan kerugian bagi petani maupun konsumen.Kenyataan di lapangan, pada umumnya petani cabai merah mengkonsentrasikan usahanya pada saat musim tanam optimum ( in-season), sedangkan pada produksi luar musim (off-season) tidak banyak petani yang membudidayakannya sehingga berakibat suplai ke pasar menjadi terbatas dan harga akan naik. Akan tetapi pada awal musim kemarau, petani berlomba-lomba menanam cabai merah, sehingga pada bulan Mei ; Juli produksi dan pasokan melimpah, dan harga menjadi jatuh. Kondisi yang tidak menguntungkan bagi petani ini ditambah pula dengan terbatasnya

serapan produk segar cabai merah oleh industri-industri pengolahan. Padahal sebenarnya dengan teknologi budidaya yang sedikit diperbaiki, seperti menggunakan mulsa plastik dan tanam pada bedengan, yang dikombinasikan dengan irigasi hemat air (irigasi tetes), cabai merah berhasil dibudidayakan kapan dan dimana saja. Untuk mengembangkan agribisnis cabai merah yang menguntungkan, perlu diterapkan management produksi. Selama 3 tahun terakhir ini Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura telah melakukan identifikasi dan pemantauan secara intensif besarnya permintaan mingguan dan pola produksi cabai merah. Dari pemantauan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kebutuhan nasional cabai merah lewat pasar induk hanya berkisar 750.000 – 800.000 ton/tahun atau 60.000 -70.000 ton/bln.Mengingat selama ini Pulau Jawa memberikan sumbangan sebesar + 65% dari total produksi idealnya diperlukan areal tambah tanam setiap bulan cukup sekitar 5.000 ha untuk menghasilkan 40.000 – 50.000 ton/bln.

Keseimbangan Produksi – Serapan Pasar Hakekat dari management produksi cabai merah adalah merencanakan luas tanam dan produksi setiap bulan, sehingga dapat menyeimbangkan produksi dengan serapan pasar. Meskipun elasitas permintaan akan produk cabai yang tidak tahan simpan/termasuk rendah, namun tingkat konsumsi masyarakat ratarata/ relatif tetap.

Cianjur Selatan memiliki agroklimat yang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan tanaman cabai dan buah-buahan. Cianjur Selatan dengan ketinggian 1.100 m merupakan keunggulan komparatif untuk bisnis di bidang usahatani baik sayuran dan buah-buahan.

Dan jangan heran jika anda berjalan mulai dari Gegerbitung (sukabumi) lewat takokak terus arah ciguha (sukanagara) sampai ke arah pasir nangka disepanjang jalan banyak terdapat tanaman cabai dan sayuran-sayuran yang tumbuh dengan subur.

Panduan Tanam Cabai Menggunakan Pot

Menanam Cabai Dalam Pot

Bertanam cabai bisa dilakukan dalam pot sehingga masyarakat kota bisa menikmati buah cabe dan keindahan pohonnya.

Apalagi sangat banyak varietas cabai yang sekaligus dapat sebagai bahan konsumsi dan cabe hias di pekarangan.

Persiapan yang perlu untuk bertanam cabe dalam pot meliputi pemilihan jenis dan ukuran pot, media tanah, bibit cabai dan persemaian.

PEMILIHAN POT

Pot yang digunakan harus mampu mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik terutama perakaran.

Pot yang terlalu kecil akan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan tidak mampu berbuah, sedangkan pot yang terlalu besar akan berat apabila dipindahkan.

Sebagai contoh, dapat dipilih pot sebesar separuh dari kaleng bekas cat volume 20 kg atau pot yang mampu menampung sekitar 5 kg tanah.

Pot yang baik adalah yang memenuhi kriteria berikut :

1. Mampu mendukung perkemabnagan perakaran.

2. Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan air berelebih.

3. Dasar pot dipilih yang berkaki untuk membantu aerasi dan drainase.

4. Tidak terlalu berat agar mudah dipindahkan.

5. Tidak mudah lapuk dan pecah.

6. Dinding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar agar suhu tanah tetap stabil.

Jenis pot yang dipakai dapat berupa pot tanah liat, pot plastik, pot porselin, pot semen, pot ban bekas, pot kaleng bekas dan pot anyaman bambu.

Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.

PENYIRAMAN MEDIA TANAH

Bertanam cabe dalam pot pada dasarnya sama dengan bertanam cabai di lahan pekarangan. Pilihlah tanah yang gembur, berasal dari lapisan atas tanah, dan mampu mnegikat cukup air.

Untuk tanah gembur, perbandingan tanah dngan pupuk organik / kompos adalah 1:1. Tanah liat dicampur dengan tanah pasir dan pupuk kompos dengan komposisi 1:1:1.

Untuk tanah berpasir dicampur dengn tanah liat dan pupuk organik dengan perbandingan 5:2:3. Mengisi tanah di dalam pot bisa dilakukan sebagai berikut :

1. Tutup lubang pot bagian bawah dengan pecahan genteng.

2. Isi dasar pot dengan kerikil dan pasir kasar untuk membantu aerasi dan drainase.

3. Masukkan tanah ke dalam pot dan jangan dipadatkan.

4. Siram dengan air secukupnya agar tanah menjadi mapan.

PERSEMAIAN

Bibit cabe dapat dipersiapkan sendiri dari buah cabai yang tua dengan membeli dari kios penjual bibit.

Benih disemaikan pada tanah pasir yang telah dicampur pupuk dan ditutup tanah tipis-tipis.

Bibit diperjarang setelah berumur 10 - 12 hari (berdaun dua helai). Bibit cabai siap ditanam dalam pot pada umur sekitar 6 minggu (tinggi 10 - 15 cm).

PENANAMAN

Penanaman cabai dalam pot dapat dilaukan kapan saja dengan memperhatikan kondisi air dan penempatan pot. Tanaman cabai tidak tahan terhadap hujan atau air yang berlebihan krena bunga akan gugur dan tanaman menjadi layu.

Pilih bibit cabai yang tumbuh sehat dan baik. Pindahkan bibit cabe secara hati-hati dengan sedikit tanah di sekitar akarnya dan tanam di bagian tengah pot.

Kemudian tanah sekitar pangkal batang ditekan pelan-pelan agar sedikit padat. Siram tanaman cabai dengan air secukupnya. Pada awal pertumbuhan yang banyak hujan letakkan pot di tempat teduh.

PEMUPUKAN

Sebagai pupuk dasar, gunakan pupuk organik atau kompos sebanyak ½ kg per pot. Pupuk N dan K diberikan sebagai pupuk dsar.

Pupuk N diberikan ½ dosis pada usia tanaman 2-3 minggu si sekeliling tanaman berjarak 5 cm dari batang. Sisa pupuk N diberikan pada umur tanaman 5-6 minggu setelah tanam.

Sumber: infoagrobisnis

Usaha Bibit Semakin   Menarik

Posted on April 22, 2008 by deny339

Usaha dalam bidang pertanian tidak hanya dalam hal bercocok tanam. Banyak celah yang bisa kita tekuni asalkan kita jeli melihatnya. Salah satunya dalam hal menyediakan bibit yang siap tanam. Karena tidak semua petani bisa dan sempat menyediakan bibit yang bagus dan berkualitas.

Bibit merupakan kebutuhan utama bagi petani. Bibit akan menentukan hasil produksi. Berawal dari bibit yang unggul didukung dengan perawatan yang bagus diharapkan hasil yang maksimal. Kebutuhan bibit sangat besar karena semua petani butuh bibit. Hal ini merupakan peluang usaha bagi siapa saja yang mau menekuninya. Kali ini saya akan coba mengangkat usaha bibit sayuran.

Ada beberapa hal yang perlu kita siapkan untuk usaha bibit ini.

1. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau. Semua usaha mungkin akan membutuhkan hal ini.

2. Green House ataupun rumah plastik sederhana lengkap dengan rak untuk meletakkan bibit.

3. Bibit yang akan dijual, sesuai dengan kebutuhan petani di wilayah tersebut. Contoh: cabai, tomat, terong, mentimun, pare, kubis, bunga kol, brokoli, dll.

Pembuatan bibit sendiri ada beberapa macam cara :

1. Dengan sistem “kepelan” atau media tanam yang dibuat dengan tangan. Media tanam dibentuk bulat-bulat dengan tangan kemudian ditanami benih atau kecambah. Di daerah Magelang biasanya bibit dengan cara ini (untuk cabai) dijual dengan harga Rp. 90,- sampai Rp. 100,-

2. Dengan sistem polybag plastik bening. Media tanam dimasukkan kedalam katong plastik kecil kemudian ditanami benih atau kecambah. Di Magelang (untuk cabai) biasanya dijual dengan harga Rp. 110 – Rp. 125

3. Dengan sistem polybag berlubang. Media tanam dimasukkan dalam kantong plastik kecil panjang (seperti plasti untuk es lilin tapi yang panjang) kemudian dipotong-potong kira-kira 3 cm kemudian ditanami benih atau kecambah. Di Magelang (untuk cabai) biasanya dijual dengan harga Rp. 100 – Rp. 110.

Benih yang dipakai biasanya adalah benih hibrida keluaran perusahaan benih yang ada di Indonesia. Untuk varietas dan merk disesuaikan dengan wilayah atau benih yang biasa digunakan petani. Penentuan harga jual tiap jenis tanaman di sesuaikan dengan harga benih ditambah modal pembuatan bibit. Dalam usaha ini dibutuhkan kejujuran mengenai varietas yang dibuat, karena petani biasanya menginginkan bibit dengan varitas atau merk tertentu dan kita harus menyediakan bibit dengan varietas tersebut.

Contoh analisa usaha bibit Cabai :

Harga benih cabai TM-999 = Rp. 65.000,- (dalam 1 pc biasanya ada 2000 biji)

Polybag plastik bening (2000 buah) = Rp. 7.000,-

Media Tanam (tanah + kompos) = Rp. 20.000,-

Tenaga kerja membuat media tanam = Rp. 20.000,- (Rp. 10,- per polybag)

Tenaga kerja memasukkan biji/kecambah = Rp. 6.000,-

Jumlah modal = Rp. 118.000,-

Hasil penjualan (estimasi yang bagus 80%) = 1600 bibit x Rp. 110,- = Rp. 176.000,-

Keuntungan per pc cabai Rp 58.000,-

Kenaikan harga cabai diberbagai daerah di Indonesia ternyata tak selalu dikeluhkan warga. Dengan kenaikan harga cabe yang melonjak ini justru membuat beberapa warga menikmati harga cabe yang naik drastis ini. Di Bondowoso Jawa Timur ratusan warga di 5 Kecamatan justru merasakan manfaatnya.

Warga yang rame-rame menjual bibit-bibit cabe ini mengaku meraup keuntungan jutaan rupiah dalam sebulannya.H.Atmojo(50) warga Prajekan salah satunya. Awalnya dirinya menekuni usaha mebel sejak 20 tahun lalu,namum dengan adanya kenaikan harga cabe dipasaran yang terus melonjak hingga harga 80 ribu perkilonya ini membuat dirinya menjual bibit-bibit cabe selain usaha mebelnya yang saat ini sepi order.

’’Ya saya ambil kesempatan mas ternyata dari hasil jual bibit cabe dadakan ini saya meraup keuntungan hingga 10 jutaan sebulanya,dan saat ini saya menerima order dari luar daerah’’ujarnya dengan semangat.

Lain lagi dengan Asnatul Janah(35)warga Wonosari yang berprofesi sebagai guru disalah satu sekolah dasar didaerahnya. ’’Saya sepulang dari mengejar mas ya kerja sampingan dengan jual bibit cabe,dan saya dibantu pekerja sebanyak 15 orang ibu-ibu disekitar rumah.mereka mendapatkan bayaran setiap 100 kantong tempat bibit cabe mereka saya bayar Rp5.000,.dan mereka terkadang mendapatkan hingga 200 kantong tempat bibit cabe.saya sendiri selama kenaikan harga cabe yang terus melonjak ini saya setiap bulanya mendapatkan hasil hingga 15 juta mas.lumayan untuk tabungan."

Kapan saja,dimana saja,ada Saos Cabe.Penyedap masakan dan makanan ini sudah menjadi tren orang Indonesia.walau demikian,perlu hati-hati untuk mengkonsumsinya.Selain harus memperhatikan kondisi kandungan gizi yang ada,juga memperhatikan kualitas produkm yang menentukan keamanan kesehatan konsumen.

Apa Itu Saos Cabe?

Saos Cabe adalah saos yang diperoleh dari Pengolahan bahan utama yaitu cabe,(Capsicum Sp) yang telah matang dan bermutu baik.dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain,serta digunakan sebagai bahan penyedap makanan.Selain cabe,bahan yang diperlukan untuk membuat saos cabe adalah,air,gula,garam,cuka,bawang putih,dan pengental(tepung).kadang-kadang juga ditambahkan zat pewarna,penyedap dan pengawet makanan.juga kadang-kadang diberi zat ketegangan rasa.seperti pedas,ektra pedas,atau super pedas.Rasa tersebut bias berasal dari cabe atau senyawa flavor yang ditambahkan .

Tingkat kekentalan saos cabe sangat ditentukan oleh jumlah pati yang ditambahkan.makin kental saus yang dihasilkan.Intensitas warna merah pada saos cabe sangat ditentukan kepada banyaknya pewarna yang ditambahkan.tingkat keawetannya sangat ditentukan oleh proses pengolahan yang diterapkan dann jumlah bahan pengawet yang digunakan.jika proses pengolahan dilakukan secara benar,dengan sendirinya prodok menjadi awet.

Bagi pecinta makanan yang berasa pedas,tentu sangat merindukan saos cabe.pada setiap makanan yang dikonsumsi.di pasaran,saos cabe sering juga disebut sebagai sambal cabe,sambal saos atau sambal botolan.

Agar kita tidak terpedaya oleh kemasan,warna,atau tampilan produk ada baiknya untuk selalu mencermati informasi yang terkandung pada label kemasannya.hal yang perlu diperhatikan adalah ingredient,komposisi gizi,tanggal kadaluarsa,berat isi,serta nama dan alamat produsen.

Proses pembuatan

Proses pembuatan saos cabe meliputi pencucian ,pemotongan tangkai,dan pembuangan biji cabe.Cabe tanpa biji selanjutnya dikukus pada suhu 100oC selama 1 menit.untuk mematikan sejumlah besar mikroba pembusuk dan perusak.selanjutnya dilakukan proses penggilingan sampai halus serta penambahan garam.bahan pengawet,gula,asam,cuka 25 persen,penyedap rasa,tepung dan air.

Proses selanjutnya adalah pengadukan baha,pemasakan hingga mendidih dan mengental.Dalam keadaan panas saus dimasukkan ke da;lam botol steril,kemudian dilakukan proses exhausting(pengeluaran sejumlah udara).dan penutupan botol.Setelah proses pendinginan,dilakukan penempelan label.pada kemasannya.selain botol kaca,kemasan yang sering digunakan adalah botol plastik dan sachet,

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/history/2144761-sejarah-saos-cabe/#ixzz1LT5LvM7u

Budidaya Bibit CabeREP | 13 March 2011 | 21:42 173 2 Nihil

Bila Anda suka berkebun, Anda mungkin akan tertarik untuk menanam pohon cabe. Apalagi cabe adalah salah satu jenis bahan masakan yang cukup penting. Untuk menanam cabe, Anda pun harus mengetahui bagaimana teknik budidaya cabe dengan benar.

Saat ini, harga bahan-bahan masakan sering berubah-ubah tidak menentu. Begitu pula dengan cabe yang kadang harganya bisa melonjak naik tapi juga bisa turun pada saat-saat tertentu. Hal inilah yang kadang mendorong orang untuk berkebun cabe sendiri.

Teknik Budidaya Cabe

Berikut ini adalah beberapa cara budidaya cabe yang bisa Anda terapkan agar hasil produksinya memiliki kualitas yang bagus.

* Persiapan Lahan

Dalam teknik budidaya cabe, hal yang cukup penting adalah mempersiapkan lahan. Dalam hal ini Anda harus menyediakan sebidang tanah yang sudah dibuat bedengan. Bedengan adalah lahan yang sudah dibentuk seperti gundukan memanjang sebagai tempat menanam cabe.

Tanah harus sudah diolah, yaitu digemburkan, diberi air dan pupuk agar tanah bisa menjadi tempat tumbuh yang baik. Setelah itu lapisi bedengan dengan plastik khusus yang kemudian dilubangi sebagai tempat menanam benih cabe. Jarak antara satu cabe dengan yang lain adalah sekitar 50-70 cm.

* Persiapan Bibit

Salah satu cara menanam cabe adalah memilih bibit yang bagus . Pilihlah bibit cabe yang berkualitas yang bisa Anda dapatkan pada penjual bibit-bibit tanaman yang sudah terpercaya. Anda juga bisa memperoleh bibit cabe dengan cara mengambil biji dari cabe itu sendiri.

Letakkan biji cabe tersebut pada sebuah polybag yang sudah diisi campuran tanah dan pupuk kandang (satu polybag berisi satu biji cabe). Siram dengan air sedikit saja agar tanah tetap basah dan lembab.

Setelah sekitar 20-30 hari, bibit cabe akan muncul dan siap dipindahkan ke bedengan yang sudah disipakan sebelumnya.

* Penanaman

Salah satu teknik budidaya cabe meliputi cara penanamannya. Pilihlah bibit cabe yang sehat dengan ciri-ciri berbatang kuat dan memiliki daun sebanyak kira-kira 6 helai.

Lepas plastik polybag dan pindahkan bibit tersebut pada bedengan saat matahari tidak terlalu terik (lebih baik pagi atau sore). Bila bibit cabe sudah dipindahkan dalam lahan yang lebih luas, segera beri pupuk dan air secukupnya.

* Perawatan

Perawatan tanaman adalah salah satu hal yang sangat penting dalam teknik budidaya cabe. Perawatan meliputi penyiraman, pemupukan, dan juga pengendalian hama serta penyakit.

Penyiraman bisa dilakukan sekali dalam sehari untuk menjaga tanah tidak kering, sedangkan pemupukan dapat dilakukan sekali dalam seminggu. Untuk hama, Anda bisa menggunakan obat atau pestisida yang bisa dibeli di toko-toko kimia.

* Panen

Jika tanaman cabe sudah berbuah dan cukup masak, segera petik buah tersebut pada pagi hari. Buah cabe yang bagus untuk dipanen adalah buah yang tidak terlalu muda tapi juga tidak terlalu matang. Sesudah dipetik, segera simpan cabe-cabe tersebut di tempat yang kering dan sejuk.

Itulah beberapa cara sederhana dalam teknik budidaya cabe. Cukup mudah dilakukan dan Anda bisa mendapat hasil produksi yang memuaskan

Rabu, 23 Maret 2011

Peluang Usaha Pertanian : Bisnis Saus Sambal Rumahan

Saus sambal jadi salah satu komoditas yang banyak dicari. Sambal yang meluas untuk aneka kebutuhan sehari-hari menjadikan pasar sambal siap saji meningkat.

Oleh: Yuyun Anwar

Konsultan dan Penulis Buku Kuliner Indonesia

siapa sebenarnya pengguna saus terbesar, sehingga potensi pasarnya semakin meningkat? Yang paling banyak adalah kelompok rumah tangga, hotel, catering, atau resto. Pasar lain yang cukup besar adalah pedagang bakso, siomay, mi ayam, dan pedagang gorengan lainnya.

Untuk memulai usaha saus dari rumahan dengan biaya relatif murah (pakai peralatan dapur) bisa menggunakan saus kemasan botol PET atau kemasan botol kaca. Untuk membuat saus sachet diperlukan mesin pengisi saus yang stabil dan cepat. Itu tentu memerlukan investasi cukup besar.

Mulailah dengan menetapkan salah satu jenis sambal yang akan dijual di pasaran lalu melakukan riset atau penelitian masa simpan dan rasa yang dikehendaki.

Yang perlu diperhatikan agar saus sambal awet :

1. Bahan baku yang segar, bagus dan bersih dari kotoran.2. Sanitasi peralatan dan wadah kemas.3. Sanitasi dan kebersihan karyawan pelaksana.4. Penambahan bahan pengawet sesuai dengan standar.5. Menghindari kontaminasi silang dari bahan yang kotor/mentah ke bahan matang.6. Suhu penyimpanan harus tepat.

Salah satu usaha saus sambal dengan modal terbatas adalah menggunakan kemasan botol sekali pakai (PET) dan botol kaca. Untuk botol kaca harus pakai mesin penutup botol yang bisa mengikat tutup sehingga benar-benar rapat.

Cara Pembuatan (lihat resep pada analisis usaha).

Cabai rawit dibersihkan tangkainya, bawang dan tomat dibersihkan lalu dipotong-potong. Kukus selama 1-2 menit pada suhu 100 derajat Celcius dan diblender (jika kapasitas besar menggunakan mesin khusus) sampai halus (jadi bubur).

Campurkan air, gula, garam, cmc benzoate, dan bubur cabai dan bumbu. Masak sampai benar benar matang dan tercampur rata. Kecilkan api, masukkan cuka lalu aduk dan angkat.

Cuci botol PET dengan mengunakan air klorin lalu tiriskan. Masukkan saus cabai dalam kondisi panas (suhu 70 derajat C). Jika terlalu panas akan membuat botol lumer. Masukkan sampai semua adonan habis. Tutup dan tekan sampai terdengar bunyi klik, pertanda tutup benar-benar rapat.

Tepung jagung dapat digantikan dengan tepung modifikasi jagung atau tapioka untuk hasil terbaik. CMC menjadikan saus lebih kental dan stabil (adonan tidak turun). Untuk pewarna bisa ditambahkan jenis carmoisine atau sun set yellow yang food grade agar lebih menarik.

Amati ketahanan masa simpan saus cabai sebelum dipasarkan dengan meletakkan saus di beberapa ruang (ruang biasa, dingin, sejuk atau yang sangat panas dan terkena matahari). Buka tutup botol sesuai dengan waktu yang ditentukan, cicipi. Tanda saus basi adalah berjamur, bau amoniak kecut, bau yang tidak sedap, dan penampilan kurang bagus (terpencar, tidak stabil)

analisis usahatani cabePosted on September 21, 2008 by indoagribisnis| 2 Comments

 

 

 

A.     Biaya Produksi (1 Ha/tahun)

1.      Sarana Produksi

 

a. Benih 35 pak @ 10 gr x Rp 10.000,- Rp 350.000,-

b. Pupuk kandang 20 ton x Rp 40.000,- Rp 800.000,-

c. Pupuk buatan

1) Urea 150 kg @ Rp 1.200,-

2) ZA 400 kg @ Rp 1.400,-

3) TSP 150 kg @ Rp 1.600,-

4) KCl 150 kg @ Rp 1.900,-

5) Pupuk daun 20 liter @ Rp 15.000,-

Rp

Rp

Rp

Rp

Rp

180.000,-

560.000,-

240.000,-

285.000,-

300.000,-

d. Kapur 4 ton, @ Rp 200.000,- Rp 800.000,-

e. Polibag 15 kg, @ Rp 7.500,- Rp 112.500,-

f. Plastik 25 m, @ Rp 1.500,- Rp 37.500,-

g. Bambu 10 batang @ Rp 3.000,- Rp 30.000,-

h. Pestisida 30 liter, @ Rp 60.000,- Rp 1.800.000,-

Sub total Rp 5.495.000,-

 

2.      Biaya Tenaga Kerja

a. Pembukaan lahan 40 HKP, @ Rp 10.000,- Rp 400.000,-

b. Penolahan tanah 90 HKP Rp 900.000,-

c. Pembuatan bedengan 100 HKP Rp 1.000.000,-

d. Pemasangan pupuk kandang 20 HKP Rp 200.000,-

e. Pengapuran 10 HKP Rp 100.000,-

f. Penyiapan bibit di persemaian

4 HKP + 15 HKW (@Rp 5.000,-)

Rp

115.000,-

g. Penanaman minimal 5 kali

(@ 20 HKW ) = 100 x Rp 5.000,-

Rp

500.000,-

i. Pemupukan susulan 50 HKW Rp 250.000,-

j. Penyemprotan 100 HKP Rp 1.000.000,-

k. Panen dan pascapanen 20 HKP + 100 HKW Rp 700.000,-

Subtotal Rp 5.445.000,-

 

3. Nilai sewa tanah 1 th Rp 1.500.000,-

4. Gubug Rp 750.000,-

5. Alat pertanian habis pakai 1 tahun Rp 1.000.000,-

Subtotal biaya tetap Rp 3.250.000,-

 

6. Biaya lain-lain 

 

Rp

 

1.419.000,-

Biaya Total Rp 15.609.000,-

 

B.     Produksi, Pendapatan, dan Keuntungan

Potensi produksi cabe (varietas tertentu) dapat mencapai 10 ton/ha. Apabila diasumsikan tingkat kematian dan risiko lain 10%, produksi total yang dicapai adalah 9 ton/ha. Harga cabe di pasar selalu berfluktuasi, namun diasumsikan terndah Rp 4.000/kg. Analisis pendapatan dan keuntungan UT dapat dihitung sbb:

1. Pendapatan 9.000 kg, @ Rp 4.000,- Rp 36.000.000,-

2. Biaya total produksi Rp 15.609.000,-

Keuntungan bersih Rp 20.391.000,-

Keuntungan bersih per bulan Rp 1.699.250,-

C.     Analisis Titik Balik Modal (Break Even Point = BEP)

Analisis BEP diartikan sebagai suatu keadaan hasil usaha tidak mendapatkan laba dan tidak menderita kerugian. Dari data analisis biaya produksi dan pendapatan serta keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Total biaya produksi

2. Harga cabe di petani

3. Total produksi 9.000 kg

Rp

Rp

15.609.000,-

4.000,-

Analisis BEP-nya dapat dihitung sbb:

D.    Analisis Efisiensi Penggunaan Modal (ROI)

Fungsi analisis ROI (Return of Investment) adalah mengukur tingkat efisiensi penggunaan modal yang diinvestasikan pada usaha tani. Rumus ROI adalah:

Angka ini menunjukkan bahwa dari Rp 1,- modal yang diinvestasikan pada UT cabe akan memberikan keuntungan sebesar Rp 1,31,-

E.     Analisis Kelayakan Usahatani (B/C Ratio)

Analisis Benefit Cost Ratio (B/C ratio) biasanya digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usahatani, yaitu dengan cara membandingkan antara penerimaan kotor (hasil penjualan) dan biaya total yang dikeluarkan. Rumusnya:

Nilai B/C ratio = 2,31

Berarti bahwa usahatani cabe dengan modal Rp 1,- dapat memperoleh hasil penjualan sebesar Rp 2,31,-. Ini terbukti dengan modal Rp 15.609.000,- dapat memperoleh hasil penjualan Rp 36.000.000,- (230,64%)

Pendahuluan

Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.

Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe rawit dan paprika.

Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya

Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C.

Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu.

PELUANG BISNIS

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan cabe baik untuk rumah tangga maupun industri dan sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan pengembangan industri olahan, maka, peluang pengembangan usaha agribisnis cabe sangat terbuka luas.

Usaha peningkatan produksi cabe yang sekaligus meningkatkan pendapatan petani, dapat dilakukan sejak budidaya sampai penanganan pasca panen yang baik dan benar. Salah satu langkah terpenting dalam perbaikan teknik budidaya adalah pemilihan varietas cabai hibrida yang akan dibudidayakan.

RAGAM CABE & VARIETAS

Saat ini telah banyak benih cabe hibrida yang beredar di pasaran dengan nama varietas yang beraneka ragam dengan berbagai keunggulan yang dimiliki. PT. TANINDO SUBUR PRIMA sebagai salah satu perusahaan Agribisnis, telah merilis beberapa varietas cabe hibrida besar dan keriting. Cabe hibrida besar yang dirilis PT. TANINDO SUBUR PRIMA adalah Jet set, Arimbi, Buana 07, Somrak, Elegance 081, Horison 2089, Imperial 308 dan Emerald 2078. Dan untuk cabe hibrida keriting diantaranya, Papirus, CTH 01, Kunthi 01, Sigma, Flash 03, Princess 06 dan Helix 036. Dan untuk cabe rawit hibrida adalah Discovery.

SYARAT TUMBUH TANAMAN CABE

Pada umumnya cabe dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl. Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.

Tanaman cabe dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7.

Tanaman cabe menghendaki pengairan yang cukup. Tetapi apabila jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri. Jika kekurangan air tanaman cabe dapat kurus, kerdil, layu dan mati. Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA CABE

Dalam pembudidayaan cabe, perlu ketrampilan dan pengalaman lapangan yang memadai. Pemilihan varietas sangat penting untuk menyesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan pasar.

Tahap awal budidaya cabe adalah membuat persemaian guna menyiapkan bibit tanaman yang sehat, kuat dan seragam sebagai bahan tanam di lapangan. Media semai yang dipergunakan hendaknya mempunyai struktur yang remah, tidak menahan air dan cukup nutrisi. Bahan yang dapat digunakan adalah campuran kompos, tanah, dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk menambahkan nutrisi berikan pupuk NPK grand S-15 sebanyak 80 gram yang telah dihaluskan untuk tiap 3 ember campuran bahan tersebut.

Setelah bahan tercampur, masukkan bahan pada kantung plastik dengan ukuran 8 x 9 cm sampai 90 % penuh, dan buat lubang pembuangan air pada plastik bagian bawah yang telah terisi media.

Atur media pada bedeng semai yang telah disiapkan. Bedeng semai dibuat dengan tinggi 20 – 50 cm dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang menyesuaikan kondisi. Arah bedengan diatur membujur utara selatan dengan memberikan atap penutup dari plastic dengan tiang penyangga bagian timur 100 cm dan bagian barat 80 cm atau atap dapat dibuat dengan model ½ lingkaran . Hal ini dimaksudkan agar bibit yang tumbuh cukup mendapatkan sinar matahari sehingga tidak mengalami etiolasi.

Langkah selanjutnya adalah pemeraman benih yang bertujuan untuk mengecambahkan benih. Media pemeraman yang digunakan adalah kain handuk atau 3 – 5 lapis kertas merang yang disemprot dengan larutan fungisida Victory dengan kosentrasi 3 gram / liter. Benih ditaburkan secara merata pada media dan diusahakan tidak menumpuk. Benih yang digunakan sebaiknya benih cabe hibrida yang telah diberi perlakuan pestisida.

Media digulung atau dilipat dan disimpan dalam suhu kamar. Untuk menjaga kelembaban media peram, semprotkan air dengan handspray setiap pagi dan sore. Setelah 4 sampai 7 hari, benih akan mengeluarkan radikula atau calon akar. Dengan bantuan penjepit, benih yang telah mengeluarkan calon akar di tanam pada media semai yang disiram terlebih dahulu

Setiap pagi dan sore persemaian perlu disiram. Untuk mencegah gangguan cendawan, semprot persemaian dengan fungisida Starmyl 25WP dan Victory 80WP secara bergantian dengan konsentrasi 0,5 gram / liter. Untuk mencegah gangguan hama persemaian, semprot dengan insektisida winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 cc / liter.

Persemaian juga dapat dilakukan dengan meletakkan benih secara langsung pada media semai tanpa diperam terlebih dahulu.

PENGOLAH TANAH

Lahan yang akan dipakai tempat penanaman harus dibersihkan dari segala macam gulma dan akar bekas tanaman lama, agar pertumbuhan akar tidak terganggu dan untuk menghilangkan tumbuhan yang menjadi inang hama dan penyakit. Apabila lahan banyak ditumbuhi gulma, pembersihannya lebih baik menggunakan Herbisida Sistemik seperti Rambo 480AS dengan dosis 2 sampai 4 liter per Hektar.

Selanjutnya lahan dibajak dan digaru dengan hewan ternak maupun dengan bajak traktor. Pembajakan dan penggaruan bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi tanah dan untuk menghilangkan OPT yang bersembunyi di tanah.

Buat bedengan dengan ukuran lebar 100 – 110 cm dengan ketinggian bedengan 50 – 60 cm dan lebar parit 50 – 60 cm . Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan.

Pengukuran pH tanah juga perlu dilakuan dengan alat pH meter atau dengan kertas lakmus. Untuk menaikkan pH tanah lakukan pengapuran lahan menggunakan dolomint atau kapur gamping dengan dosis 2 – 4 ton/Ha atau 200 – 400 gram / meter persegi tergantung pH tanah yang akan dinaikkan. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan atau pada saat pembuatan bedengan bersamaan dengan sebar kompos atau pupuk kandang. Pupuk kandang yang diperlukan adalah 10 sampai 20 ton / Ha atau ½ sampai 1 zak untuk 10 meter panjang bedengan.

Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk NPK grand S-15, 2 kg untuk 10 meter panjang bedengan atau 2 ton / hektar.

Tahap berikutnya adalah pemasangan mulsa plastic hitam perak yang berguna untuk menekan perkembangbiakan hama dan penyakit, pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan, mencegah erosi tanah, mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah serta dapat mencegah terjadinya pencucian pupuk. Pemasangan mulsa dilakukan dengan cara membentang dan menarik antara dua sisi dengan permukaan perak di bagaian atas. Setiap ujung dan sisi mulsa dikancing dengan pasak.. Agar pemasangan mulsa lebih optimal dan dapat menutup permukaan bedengan dengan baik sebaiknya dilakukan pada siang hari atau saat cuaca panas.

TEKNIK PENANAMAN

Jarak tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar lubang dan 60 – 70 cm untuk jarak antar barisan dengan pola penanaman model segitiga atau zig-zag.

Pembuatan lubang tanam sedalam 8 sampai 10 cm dilakukan bersamaan dengan pembuatan lubang pada mulsa yang berpedoman pada pola yang dipakai dan sesuai jarak tanam yang dianjurkan .

Pembuatan lubang pada mulsa dapat juga menggunakan system pemanasan dengan menggunakan kaleng dengan diameter kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara menugal tanah sedalam 8 – 10 cm.

Bibit cabe dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4 daun, siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida dan insektisida 1 – 3 hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah serangan penyakit jamur dan hama sesaat setelah pindah tanam

Seleksi dan pengelompokan bibit berdasarkan ukuran besar kecil dan kesehatanya. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat cuaca tidak terlalu panas, dengan cara merobek kantong semai dan diusahakan media tidak pecah dan langsung dimasukkan pada lubang tanam.

Kemudian lakukan pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang di samping lubang tanam.

PEMELIHARAAN TANAMAN

Setelah tanaman berumur 7 – 14 hst , tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan normal atau mati perlu dilakukan penyulaman dengan bibit yang masih ada di persemaian.

Jika pada lubang tanam tumbuh gulma, maka perlu dilakukan penyiangan dengan cara mencabut . Pengendalian gulma perlu dilakukan pada gulma yang tumbuh di parit dengan menggunakan cangkul atau dengan herbisida Rambo 480AS. Pada saat aplikasi nozelnya perlu diberi sungkup agar semprotan herbisida tidak mengenai tanaman cabe.

Pewiwilan perlu dilakukan pada tunas yang tumbuh pada ketiak yang berada dibawah cabang utama dan bunga pertama yang muncul pada cabang utama. Pewiwilan ini dilakukan agar pertumbuhan vegetatif tanaman dapat optimal.

Pengikatan dilakukan saat tanaman umur 10 – 15 hst dengan mengikatkan batang yang berada dibawah cabang utama dengan tali plastic pada lanjaran atau ajir. Pada saat tanaman berumur 30 – 40 hst, ikat tanaman diatas cabang utama dan ikat juga pada saat pembesaran buah yaitu pada umur 50 -60 hst.

PEMUPUKAN SUSULAN

Untuk memacu pertumbuhan tanaman, dianjurkan untuk melakukan pengocoran mulai umur 7 sampai 60 hst dengan NPK Grand S-15 konsentrasi 7 gram per liter sebanyak 250 cc pertanaman dengan interval 7 hari . Setiap pengulangan pengocoran konsentrasi pupuk dinaikkan 2 gram per liter. Pada saat tanaman berumur 30 hst, pemupukan susulan pertama dilakukan dengan memberikan campuran pupuk NPK Grand S-15 150 kg/Ha dan Urea 40 Kg/Ha. Pemupukan dilakukan dengan cara melubangai mulsa dan menugal pada sisi tanaman dengan jarak 15 cm.

Selain tanaman dikocor, dianjurkan juga disemprot dengan pupuk daun Mamigro Super N atau NPK spesial atau dengan Gardena D dengan konsentrasi 2 – 5 gram / liter air mulai umur 7 sampai 30 hst dengan interval pemberian 7 – 15 hari.

Pupuk susulan kedua dilakukan saat tanaman berumur 40 hst dengan memberikan pupuk NPK Grand S-15 300 kg / Ha.

Pada saat tanaman berumur 50 hst, pupuk susulan ke tiga dilakukan dengan memberikan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 350 kg/Ha. Untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, dianjurkan untuk dilakukan penyemprotan dengan pupuk daun Mamigro Super P atau NPK Spesial, Gardena B atau dengan Pupuk Mikro Fitomic . Konsentrasi untuk Fitomic adalah 1,5 – 2,5 cc / liter dengan interval pemberian 10 – 15 hari.

Pemupukan susulan ke empat dilakukan saat tanaman berumur 60 hst. Pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 200 Kg/Ha.

PENGAIRAN

Pengairan dilakukan setiap 7 – 10 hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara menggenangi atau leb. Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan dengan pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng tanaman.

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABE

Hama yang sering menyerang tanaman cabe adalah : · Ulat tanah atau Agrotis Ipsilon · Thrips · Ulat grayak atau Spodoptera litura · Lalat buah atau Dacus verugenius · Aphids hijau /kutu daun · Tungau / mite · Nematode puru akar

Ulat Tanah dengan nama latin Agrotis ipsilon, biasa menyerang tanaman cabe yang baru pindah tanam, yaitu dengan cara memotong batang utama tanaman hingga roboh bahkan bisa sampai putus. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan penyemprotan insektisida Turex WP dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 g/liter bergantian dengan insektisida Direct 25ec dengan konsentrasi 0,4 cc/liter atau insentisida Raydok 28ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter sehari sebelum pindah tanam.

Ulat grayak pada tanaman cabe biasa menyerang daun, buah dan tanaman yang masih kecil. Untuk tindakan pengendalian dianjurkan menyemprot pada sore atau malam hari dengan insektisida biologi TurexWP bergantian dengan insektisida Raydok 28ec atau insektisida Direct 25ec.

Lalat buah gejala awalnya adalah buah berlubang kecil, kulit buah menguning dan kalau dibelah biji cabe berwarna coklat kehitaman dan pada akhirnya buah rontok. Untuk pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan membuat perangkap dengan sexferomon atau dengan penyemprotan insektisida Winder 100EC dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 cc per liter bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter atau dengan insektisida Cyrotex 75sp dengan konsentrasi 0,3-0,6 g/liter.

Hama Tungau atau mite menyerang tanaman cabe hingga daun berwarna kemerahan, menggulung ke atas, menebal akhirnya rontok. Untuk penengendalian dan pencegahan semprot dengan akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 ml / liter air bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter.

Tanaman yang terserang hama thrips, bunga akan mengering dan rontok. Sedangkan apabila menyerang bagian daun pada daun terdapat bercak keperakan dan menggulung. Jika daun terserang aphids, daun akan menggulung kedalam, keriting, menguning dan rontok. Untuk pencegahan dan pengendalian lakukan penyemprotan dengan insektisida Winder 25 WP dengan konsentrasi 100 – 200 gr / 500 liter air / ha atau dengan Winder 100EC 125 – 200 ml / 500 liter air / Ha bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsentrasi 0,25-0,5 cc/liter.

Nematoda merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyerang daerah perakaran tanaman cabe. Jika tanaman terserang maka transportasi bahan makanan terhambat dan pertumbuhan tanaman terganggu. Selain itu kerusakan akibat nematode dapat memudahkan bakteri masuk dan mengakibatkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif adalah dengan menanam varietas cabe yang tahan terhadap nematode dan melakukan penggiliran tanaman. Dan apabila lahan yang ditanami merupakan daerah endemi, pemberian nematisida dapat diberikan bersamaan dengan pemupukan.

Penyakit yang sering menyerang tanaman cabe diantaranya adalah · Rebah semai · Layu Fusarium · Layu bakteri · Antraknose / patek · Busuk Phytophthora · Bercak daun Cercospora · Penyakit Virus

Penyakit anthracnose buah. Gejala awalnya adalah kulit buah akan tampak mengkilap, selanjutnya akan timbul bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk. Untuk pengendaliannya semprot dengan fungisida Kocide 54 WDG dengan konsentrasi 1 sampai 2 g / l air bergantian dengan fungisida Victory 80wp dengan konsentrasi 1 – 2 g / liter air.

Penyakit busuk Phytopthora gejalanya adalah bagian tanaman yang terserang terdapat bercak coklat kehitaman dan lama kelamaan membusuk. Penyakit ini dapat menyerang tanaman cabe pada bagian daun, batang maupun buah. Pengendaliannya adalah dengan menyemprot fungisida Kocide 77 wp dengan dosis 1,5 – 3 kg / Ha bergantian dengan fungisida Victory 80WP konsentarsi 2 sampai 4 gram / liter dicampur dengan fungisida sistemik Starmyl 25 wp dengan dosis 0,8 – 1 g / liter

Rebah semai ( dumping off ) . Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat dipersemaian. Jamur penyebabnya adalah Phytium sp. Untuk tindakan pencegahan dapat dilakukan perlakuan benih dengan Saromyl 35SD dan menyemprot fungisida sistemik Starmyl 25WP saat dipersemaian dan saat pindah tanam dengan konsentrasi 0,5 sampai 1 gram / liter.

Penyakit layu fusarium dan layu bakteri pada tanaman cabe biasanya mulai menyerang tanaman saat fase generatif. Untuk mencegahnya dianjurkan penyiraman Kocide 77WP pada lubang tanam dengan konsentrasi 5 gram / liter / lima tanaman, mulai saat tanaman menjelang berbunga dengan interval 10 sampai 14 hari.

Penyakit bercak daun cabe disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici. Gejalanya berupa bercak bercincin, berwarna putih pada tengahnya dan coklat kehitaman pada tepinya. Pencegahannya dapat dilakukan dengan menyemprot fungisida Kocide 54WDG konsentrasi 1,5 sampai 3 gram / liter bergantian dengan

fungisida Victory 80WP konsentrasi 2 sampai 4 gram / liter dengan interval 7 hari.

Penyakit mozaik virus. Saat ini belum ada pestisida yang mampu mengendalikan penyakit mozaik virus ini. Dan sebagai tindakan pencegahan dapat dilakukan pengendalian terhadap hewan pembawa virus tersebut yaitu aphids.

Untuk pencegahan serangan hama penyakit, gunakan benih cabe hibrida yang tahan terhadap serangan hama penyakit dan yang telah diberi perlakuan pestisida. Apabila terjadi serangan atau untuk tujuan pencegahan lakukan aplikasi pestisida sesuai OPT yang menyerang atau sesuai petunjuk petugas penyuluh lapang.

PANEN

Pada saat tanaman berumur 75 – 85 hst yang ditandai dengan buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah cabe siap dilakukan pemanenan pertama. Umur panen cabe tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2 – 5 hari sekali tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar.

Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabe dapat disimpan lebih lama. Buah cabe yang rusak akibat hama atau penyakit harus tetap di panen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabe sehat. Pisahkan buah cabe yang rusak dari buah cabe yang sehat.

Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi penguapan.

PASCA PANEN CABE

Hasil panen yang telah dipisahkan antara cabe yang sehat dan yang rusak, selanjutnya dikumpulkan di tempat yang sejuk atau teduh sehingga cabe tetap segar .

Untuk mendapatkan harga yang lebih baik, hasil panen dikelompokkan berdasarkan standar kualitas permintaan pasar seperti untuk supermarket, pasar lokal maupun pasar eksport.

Setelah buah cabe dikelompokkan berdasarkan kelasnya, maka pengemasan perlu dilakukan untuk melindungi buah cabe dari kerusakan selama dalam pengangkutan. Kemasan dapat dibuat dari berbagai bahan dengan memberikan ventilasi. Cabe siap didistribusikan ke konsumen yang membutuhkan cabe segar.

Dengan penerapan teknologi budidaya, penangganan pasca panen yang benar dan tepat serta penggunaan benih hibrida yang tahan hama penyakit dapat meningkatkan produksi cabe yang saat ini banyak dibutuhkan.

HABBATUSSAUDA MENGOBATI SEGALA MACAM PENYAKIT KECUALI KEMATIAN (HR. BUKHARI - MUSLIM)MADU OBAT YANG MENYEMBUHKAN BAGI MANUSIA (QS: AN-NAHL: 69) UNTUK PEMESANAN HUBUNGI BIN MUHSIN DI HP 085227044550 EMAIL: [email protected] ECERAN PERBOTOL ISI 100 KAPSUL 25000 (DEPKES & MUI)Madu Habbatussauda eceran Rp.50.000,

Peluang usaha cabe kering dan cabe bubuk

Jan.25, 2011 in Dari Kami, Usaha Home Industri, Usaha Makanan dan Minuman Tanaman cabe merupakan salah satu tanaman tropis yang mudah tumbuh di Indonesia sehingga ketersediaannya cukup melimpah. Namun demikian hasil panennya sangat bergantung pada cuaca dan iklim. Seperti halnya yang sedang terjadi sekarang, karena cuaca yang kurang mendukung, hasil panen berkurang, sehingga stok dipasaran terbatas sedangkan kebutuhan masyarakat kita akan cabai cukup tinggi. Pada akhirnya harga cabe pun melambung tinggi. Namun demikian ada kalanya ketersediaan cabe melimpah dipasaran, dengan masa simpan yang relatif cepat, cabe tidak akan bertahan lama dalam kondisi segar. Untuk menyiasati hal tersebut cabe dapat kita olah supaya lebih awet / tahan lama. Pengolahan cabe menjadi cabe kering dan cabe bubuk dapat dijadikan peluang usaha yang menjanjikan.Cabe kering merupakan salah satu produk cabe yang paling mudah pengolahannya. Cabe dijemur atau dikeringkan sampai kadar di bawah 5%. Setelah itu, cabe kering dapat dikemas dan dipasarkan, atau digiling sampai halus menjadi cabe bubuk sebelum dikemas dan dipasarkan. Cabe kering dan cabe bubuk merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang dapat diekspor, atau dipasok ke industri besar pengolahan. Cabe kering bubuk dapat diolah menjadi berbagai produk pangan seperti saus, sambal, atau bumbu lainnya.Dalam pengolahannya lebih lanjut, cabe dapat dikeringkan dengan cara tradisional dengan ataupun dengan peralatan yag lebih modern. Cara traditional mempunyai kelemahan waktu yang cukup lama dan tergantung cuaca, dengan alat pengering buatan waktu pengerjaanya relatif lebih cepat dan terkotrol. Berikut lebih rinci proses pembutan cabe kering dan cabe merah :MULAI USAHABahan :1) Buah cabe yang matang dan merah merata.2) Kalsium metabisulfit atau Natrium bisulfit.Alat :

1. Pisau dan talenan. Alat ini digunakan untuk membelah cabe segar agar lebih cepat proses pengeringannya.

2. Pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan cabe segar menjadi cabe kering. Saat ini tersedia berbagai rancangan alat pengering dengan beragam sumber panas (panas matahari, bahan bakar minyak, batu bara dan sekam). Jika tersedia panas matahari cukup tersedia, pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran dengan menggunakan tampah, tikar, atau anyamam bambu sebagai wadah untuk penjemuran.

3. Panci. Alat ini digunakan untuk blanching (merendam cabe di dalam larutan bisulfit panas).

4. Kompor.5. Hammer mill. Alat ini digunakan untuk menggiling cabe kering sampai halus. Untuk skala

kecil, atau untuk keperluan rumah tangga, penggilingan dapat dilakukan dengan menggunakan blender.

Pengolahan :1. Pembuangan tangkai dan pencucian. Cabe dibuang tangkainya. Bagian yang rusak dan

busuk dibuang. Setelah itu cabe dicuci sampai bersih, dan ditiriskan.2. Pembelahan. Cabe dibelah membujur dan biji tidak perlu dibuang. Pembelahan ini dapat

mempercepat proses pengeringan. Walaupun demikian, pertimbangan ekonomis perlu diberikan karena kegiatan banyak membutuhkan tenaga dan biaya.

3. Blanching· Penyiapan larutan sulfit panas (0,2%). Kalsium metabisulfit atau natrium bisulfit

sebanyak 20 gram dilarutkan ke dalam setiap 20 liter air bersih. Kemudian larutan ini dipanaskan sampai mendidih. Setelah mendidih, api dikecilkan sekedar menjaga larutan tetap mendidih.

· Pencelupan dalam larutan sulfit panas. Cabe dicelupkan ke dalam larutan sulfit panas dan diaduk-aduk selama 3 menit. Setiap 1 kg cabe memerlukan 2 liter larutan sulfit. Setelah itu, cabe diangkat dan ditiriskan. Biji dari cabe yang telah dibelah banyak yang terlepas pada saat pencelupan. Biji yang terlepas juga diangkat dan ditiriskan. Larutan ini dapat dipakai berulang-ulang.

4. Pengeringan. Setelah blanching, cabe beserta bijinya segera dijemur atau dikeringakan dengan alat pengering. Suhu pengeringan tidak boleh lebih dari 75 C, dan suhu terbaik adalah 70 C. Pengeringan dilakukan sampai kadar air kurang dari 9%. Cabe yang kadar air telah mencapai 9% akan terasa kering jika diremas dengan telapak tangan.

5. Penggilingan. Cabe kering digiling sampai halus (50 mesh) dengan menggunakan hammer mill. Penghalusan dapat juga dengan menggunakan blender jika jumlah bahan yang akan diolah tidak banyak.

6. Pengemasan. Cabe kering, atau cabe bubuk dikemas di dalam kantong plastik yang tertutup rapat. Karung plastik yang dilapisi plastik tipis untuk menahan uap air dari luar juga dapat digunakan untuk mengemas cabe kering atau cabe bubuk dalam jumlah besar. Cabe yang dikemas ini harus disimpan di tempat kering dan tidak panas.

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

Mar.10, 2011 in Dari Kami, Usaha Perkebunan

Cabai merah merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan.  Cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi  dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Budidaya tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Cabai atau lombok merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Pada bahasan berikut akan dibahas budidaya cabai merah di lahan kering dataran rendah.

Cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas.Cabai juga mengandung Lasparaginase dan Capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker Cabai banyak mengandung vitamin A danvitamin C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan panas bila digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar 5 – 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret – April).

Karakteristik Lokasi Budidaya cabai merah

Ketinggian tempat (0-700 m dpl) Pengairan  budidaya cabai merah harus selalu diperhatikan, karena  air  merupakan 

faktor  vital  bagi  tanaman cabai. Jenis tanah bertekstur remah, gembur tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya

bahan organik. Kedalaman lapisan olah 30 – 40 cm. Kemasaman   tanah   (pH)   ideal   6-7,   kurang   dari   angka   ini   perlu   dilakukan

pengapuran. Biasanya pada pH masam akan berkembang penyakit cendawan Rhizoctonia sp dan Phytium sp

Suhu yang paling ideal untuk  pertumbuhan budidaya cabai merah adalah 24-28 0C

JENIS PUPUK

Pupuk yang digunakan yaitu ZA 560 kg/ha, Urea  240 kg/ha, SP-36   480 kg/ha,KCL    320 kg/ha Borat   16 kg/ha,  Curater  16 kg/ha

Pupuk Susulan  NPK (15 : 15 : 15) 250 kg/ha Pupuk kandang ayam 20 ton /ha

LAHAN

Lahan yang  digunakan dalam budidaya ini adalah lahan kering /tegalan

PERSEMAIAN /PERLAKUAN BIBIT

Persemaian bibit cabai merah dalam budidaya tanaman cabai dilakuakn dengan cara :

a.      Media semai dibuat dari tanah, pupuk kandang, pasir : (1:1:1)

b.      Diberikan Furadan 10 G, 2 gr/kg media semai ditambah 2 gr Daconil/ kg media semai.

c.       Media semai ditutup dengan plastik selama 1 minggu

d.      Biji direndam dengan air panas (50 oC) selama 1 jam

e.      Persemaian ditutup dengan kasa nilon (rumah kasa).

f.        Bibit disemai dalam polybag ukuran diameter 20 cm,  tinggi 10 cm

g.      Umur bibit di persemaian 25 hari.

PENGOLAHAN TANAH

Persiapan media tanah budidaya tanaman cabai dilakuakan dengan tanah dibajak 1-2 kali, digemburkan dan dibuat  bedengan

JARAK TANAM DAN SISTEM TANAM

Jarak tanam yang  digunakan  dalam budidaya cabai merah ini adalah 60 x 70 cm (segi tiga) dengan populasi tanaman 16.000 batang/ ha

PEMANGKASAN

Perempelan tunas

PENYIRAMAN

Ketersedian air merupakan  hal yang  vital dalam budidaya cabai merah. Pengairan/ kelembaban bedeng disesuaikan dengan kondisi lapangan.

PENGAPURAN

Persipan media tanam dalam budidaya tanaman cabe merah denga pemberian kapur sejumlah 2 ton/ ha

PEMUPUKAN

Perlakuan pemupukan  dalam budidaya cabai merah ilakuakn dalam beberapa tahap yaitu :

Pemupukan (ha),  pemupukan melalui akar

Pupuk dasar diberikan sebelum pemasangan MPHP

Pupuk kandang ayam 20 ton/ ha ZA         : 560 kg/ ha Ure        : 240 kg/ ha SP-36      : 480 kg/ ha KCl        : 320 kg/ ha Borax           : 16 kg/ ha Curater    : 16 kg/ ha

Pupuk Susulan:

NPK (15 : 15 : 15) sebanyak 250 kg/ ha diberikan pada umur 20, 40, 60, 80 dan 100 HST masing-masing 1/5 dari total dosis di atas.

MULSA

Mulsa yan digunakan : MPHP

Pupuk PPC/ pupuk  daun

Complesal     : 2 lt/ ha (2 cc/lt air) Penyemprotan interval 14 hari (12 HST dan 26 HST).

Gandasil 2 lt/ha (2 cc/lt air) Penyemprotan 40 HST dan 54 HST.

Bayfolan 2 lt/ ha (2 cc/lt air) Penyemprotan 68 dan 82HST.

PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT

Jenis hama dan penyakit yang menyerang dalam budidaya cabai merah serta cara penanganannya adalah sebagai berikut :

Kutu daun/Aphis , diatasi dengan :

Curater diberikan pada umur 25 HST (1 gr/batang)

Hama Trips , diatai dengan :

Lanate  2-5 EC , 2 cc/ ltr air

Tungau, diatasi dengan :

Pagassus 500 SC, 2,5 cc/ ltr air

Antraknosa (Colleorchum capsici dan C. gloesporoides), diatasi dengan :

Score 2 cc/ltr air

Daconil 20 gr/lt air (intreval 5 hari sekali)

Penyakit bercak daun (Cercuspora      capsici), diatasi dengan :

Daconil 25 cc/ltr air (intreval 4 hari sekali)

Penyakit layu  (Fusarium oxysporum), diatasi dengan :

Eradikasi (cabut dan bakar)

PANEN DAN PASCAPANEN

Panen   dilakukan pada umur 85 – 90 HST, dengan banyaknya pemanenan ± 14 kali, dengan interval 4 hari sekali

Cabai (Capsicum annuum) Khasiat cabai antara lain pembersih paru, pengobatan bronchitis, pengobatan masuk angin, pengobatan sinusitis, dan asma. Kandungan gizi cabai antara lain:

Energi 31,00kal Protein 7100g Lemak 0,30g

Karbohidrat 7,30g Kalsium 29,00mg Fosfor 24,00mg Serat 0,30g Besi 0,50m,g Vit A 71,00RE Vit B10.05mg Vit B2 0,03mg Vit C18,00mg Niacin 0,20mg