wsd

16
ASUHAN KEPERAWATAN WSD (WATER SEAL DRAINAGE) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bernapas merupakan aktivitas yang penting bagi manusia. Tubuh memerlukan suplai oksigen yang cukup untuk proses metabolisme. Jika terjadi gangguan pada saluran pernapasan misalnya saluran pernapasan terisi oleh zat lain seperti cairan, maka pertukaran gas akan terganggu. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan untuk membantu mengembalikan fungsi normal saluran pernapasan, salah satunya adalah dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage). Kebutuhan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) misalnya, pada trauma (luka tusuk di dada), biasanya disebabkan oleh benda tajam, bila tidak mengenai jantung, biasanya dapat menembus rongga paru-paru. Mekanisme penyebabnya bisa satu tusukan kuat ataupun satu gerakan mendadak yang hebat. Akibatnya, selain terjadi peradarahan dari rongga paru-paru, udara juga akan masuk ke dalam rongga paru-paru. Oleh karena itu, paru-paru pada sisi yang luka akan mengempis. Penderita nampak kesakitan ketika bernapas dan mendadak merasa sesak dan gerakan iga disisi yang luka menjadi berkurang (Kartono, M. 1991). Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang asuhan keperawatan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) dan diharapkan bisa membantu mahasiswa, tenaga kesehatan dan masyarakat umum untuk lebih memahami tentang masalah WSD (Water Seal Drainage). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari WSD (Water Seal Drainage)? 2. Apa saja tujuan pemasangan WSD (Water Seal Drainage)? 3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari pemasangan WSD (Water Seal Drainage)? 4. Apa saja komplikasi dari pemasangan WSD (Water Seal Drainage)? 5. Apa saja macam-macam dari WSD (Water Seal Drainage)? 6. Bagaimana prosedur pemasangan WSD (Water Seal Drainage)? 7. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage)? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Memahami asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada pasien dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage).

Upload: agus-zyapoetraa

Post on 05-Nov-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

semoga menjadi reverensi terbaik anda

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN WSD (WATER SEAL DRAINAGE)BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBernapas merupakan aktivitas yang penting bagi manusia. Tubuh memerlukan suplai oksigen yang cukup untuk proses metabolisme. Jika terjadi gangguan pada saluran pernapasan misalnya saluran pernapasan terisi oleh zat lain seperti cairan, maka pertukaran gas akan terganggu. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan untuk membantu mengembalikan fungsi normal saluran pernapasan, salah satunya adalah dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage).Kebutuhan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) misalnya, pada trauma (luka tusuk di dada), biasanya disebabkan oleh benda tajam, bila tidak mengenai jantung, biasanya dapat menembus rongga paru-paru. Mekanisme penyebabnya bisa satu tusukan kuat ataupun satu gerakan mendadak yang hebat. Akibatnya, selain terjadi peradarahan dari rongga paru-paru, udara juga akan masuk ke dalam rongga paru-paru. Oleh karena itu, paru-paru pada sisi yang luka akan mengempis. Penderita nampak kesakitan ketika bernapas dan mendadak merasa sesak dan gerakan iga disisi yang luka menjadi berkurang (Kartono, M. 1991).Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang asuhan keperawatan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) dan diharapkan bisa membantu mahasiswa, tenaga kesehatan dan masyarakat umum untuk lebih memahami tentang masalah WSD (Water Seal Drainage).1.2 Rumusan Masalah1. Apa definisi dari WSD (Water Seal Drainage)?2. Apa saja tujuan pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?4. Apa saja komplikasi dari pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?5. Apa saja macam-macam dari WSD (Water Seal Drainage)?6. Bagaimana prosedur pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?7. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan UmumMemahami asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada pasien dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage).1.3.2 Tujuan Khusus1. Mahasiswa mampu memahami definisi dari WSD (Water Seal Drainage)?2. Mahasiswa mampu memahami tujuan pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?3. Mahasiswa mampu memahami indikasi dan kontraindikasi dari pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?4. Mahasiswa mampu memahami komplikasi dari pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?5. Mahasiswa mampu memahami macam-macam dari WSD (Water Seal Drainage)?6. Mahasiswa mampu memahami prosedur pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?7. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage)?1.4 ManfaatDengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) serta mampu mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2.1 DEFINISIWSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung untuk mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut. Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan pleura / lubrican.Pada trauma toraks, WSD dapat berarti :1. Diagnostik : Menentukan perdarahan dari pembuluh darah besar atau kecil, sehingga dapat ditentukan perlu operasi torakotomi atau tidak, sebelum penderita jatuh dalam shoks.1. Terapi : Mengeluarkan darah atau udara yang terkumpul di rongga pleura. Mengembalikan tekanan rongga pleura sehingga mechanis of breathing dapat kembali seperti yang seharusnya.

1. Preventive : Mengeluarkan udaran atau darah yang masuk ke rongga pleura sehingga mechanis of breathing tetap baik.Perubahan Tekanan Rongga PleuraTekananIstirahatInspirasiEkspirasi

Atmosfer760760760

Intrapulmoner760757763

Intrapleural756750756

2.2 TUJUAN1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak2. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps4. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada5. Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut2.3 INDIKASI PEMASANGAN WSDa. Pneumothoraks :- Spontan > 20% oleh karena rupture - Luka tusuk tembus- Klem dada yang terlalu lama- Kerusakan selang dada pada sistem drainase

b. Hemothoraks :- Robekan pleura- Kelebihan antikoagulan- Pasca bedah thoraksc. Hemopneumothorakd. Thorakotomy :- Lobektomy- Pneumoktomye. Efusi pleura : Post operasi jantungf. Emfiema :- Penyakit paru serius- Kondisi indflamsig. Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujukh. Flail Chest yang membutuhkan pemasangan ventilator2.4 KONTRAINDIKASI PEMASANGAN WSDa. Infeksi pada tempat pemasanganb. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol2.5 KOMPLIKASIa. Komplikasi primer : perdarahan, edema paru, tension pneumothoraks, atrial aritmiab. Komplikasi sekunder : infeksi, emfiemac. Komplikasi lainnya : laserasi ( yang mencederai organ: hepar, lien), perdarahan, empisema subkutis, tube terlepas, tube tersumbat2.6 MACAM-MACAM1. WSD dengan sistem satu botol Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple pneumothoraks Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang selang yaitu 1 untuk ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol. Jenis ini mempunyai 2 fungsi, sebagai penampung dan botol penampung Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2cm untuk mencegah masuknya udara ke dalam tabung yang menyebabkan kolaps paruNote:- Apabila < 2 cm H2O, berarti no water seal. Hal ini sangat berbahaya karena menyebabkan paru kolaps.- Apabila > 2 cm H2O, berarti memerlukan tekanan yang lebih tinggi dari paru untuk mengeluarkan cairan atau udara.- Apabila tidak ada fluktuasi yang mengikuti respirasi apat disebabkan karena adanya kinking, clotting atau perubahan posisi chest tube. Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi udara dari rongga pleura keluar Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi Undulasi pada selang cairan mengikuti irama pernafasan : Inspirasi akan meningkat Ekpirasi menurunb. WSD dengan sistem 2 botol Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol ke-2 botol water seal. Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara, selang pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal. Dapat dihubungkan dengan suction control Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke water seal botol 2 Prinsip kerjasama dengan ystem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga pleura ke botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD Biasanya digunakan untuk mengatasi hemothoraks, hemopneumothoraks, efusi peural. Keuntungannya adalah water seal tetappada satu levelc. WSD dengan sistem 3 botol Sama dengan sistem 2 botol, ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang digunakan. Selain itu terpasang manometer untuk mengontrol tekanan Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3. Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol WSD Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan Botol ke-3 mempunyai 3 selang : Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke dua Tube pendek lain dihubungkan dengan suction Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka ke atmosferBAB 3PROSEDUR PEMASANGAN WSD3.1 TEMPAT PEMASANGAN WSDa. Bagian apex paru (apical)- Anterolateral interkosta ke 1-2- Fungsi : untuk mengeluarkan udara dari rongga pleurab. Bagian basal- Postero lateral interkosta ke 8-9- Fungsi : untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura3.2 CARA PEMASANGAN WSD3.2.1 Persiapan1. Pengkajiana. Memeriksa kembali instruksi dokterb. Mengecek inform consentc. Mengkaji status pasien; TTV, status pernafasan2. Persiapan pasiena. Siapkan pasienb. Memberi penjelasan kepada pasien mencakup :c. Tujuan tindakand. Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD. Posisi klien dapat duduk atau berbaringe. Upaya-upaya untuk mengurangi rangsangan nyeri seperti nafas dalam, distraksif. Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkena1. Persiapan alat1. Sistem drainage tertutup2. Motor suction3. Slang penghubung steril4. Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter, gas, pisau jaringan/silet, trokart, cairan antiseptic, benang catgut dan jarumnya, duk bolong, sarung tangan , spuit 10cc dan 50cc, kassa, NACl 0,9%, konektor, set balutan, obat anestesi (lidokain, xylokain), masker.3.3.2 PelaksanaanProsedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat dilaksanakan dengan baik , dan perawat memberi dukungan moril pada pasien.1. Tentukan tempat pemasangan, biasanya pada sela iga ke IV dan V, di linea aksilaris anterior dan media2. Lakukan analgesia / anestesia pada tempat yang telah ditentukan3. Buat insisi kulit dan sub kutis searah dengan pinggir iga, perdalam sampai muskulus interkostalis4. Pada saat inspirasi:1. Tekanan dalam paru-paru > kecil dibanding tekanan yang ada di dalam WSD2. Paru- paru mengembang

Note:Apabila menggunakan WSD tipe satu botol, saat inspirasi cairan biasanya akan tertarik ke atas, namun tidak sampai masuk kembali ke rongga pleura karena adanya gaya gravitasi dan perbedaan sifat cairan yang lebih berat daripada udara.1. Pada saat ekspirasi:Tekanan dalam paru- paru > besar dibanding tekanan yang ada di dalam WSD1. Masukkan Kelly klem melalui pleura parietalis kemudian disebarkan. Masukkan jari melalui lubang tersebut. untuk memastikan sudah sampai rongga pleura / menyentuh paru2. Masukkan selang (chest tube) melalui lubang yang telah dibuat dengan menggunakan Kelly forceps3. Chest tube yang telah terpasang, difiksasi dengan jahitan di dinding dada4. Chest tube disambung ke WSD yang telah disiapkan10. Foto X-ray dada untuk menilai posisi selang yang telah dimasukkan3.3.3 Tindakan setelah prosedur1. Perhatikan undulasi pada selang WSD Bila undulasi tidak ada, berbagai kondisi dapat terjadi antara lain :1. Motor suction tidak berjalan2. Slang tersumbat dan terlipat3. Paru-paru telah mengembang4. Yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi system drainage, amati tanda-tanda kesulitan bernafas5. Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar6. Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah ditetapkan serta pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah air7. Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui jumlah cairan yg keluar8. Observasi pernafasan, nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama9. Perhatikan balutan pada insisi, apakah ada perdarahan10. Anjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan jangan sampai slang terlipat11. Anjurkan pasien untuk memegang slang apabila akan merubah posisi12. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu13. Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah cairan yang dibuang14. Lakukan pemijatan pada slang untuk melancarkan aliran15. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, sianosis, emphysema subkutan16. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan ystem cara batuk efektif17. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh18. Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD19. Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan gerak pada persendian bahu daerah pemasangan WSD3.3 PERAWATAN WSD1. Mencegah infeksi di bagian masuknya slang.Mendeteksi di bagian dimana masuknya slang, dan pengganti verband 2 hari sekali, dan perlu diperhatikan agar kain kassa yang menutup bagian masuknya slang dan tube tidak boleh dikotori waktu menyeka tubuh pasien. 2. Mengurangi rasa sakit dibagian masuknya slang. Untuk rasa sakit yang hebat akan diberi analgetik oleh dokter. 3. Dalam perawatan yang harus diperhatikan : 1. Penetapan slang.Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak terganggu dengan bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat dikurangi.2. Pergantian posisi badan.Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil dibelakang, atau memberi tahanan pada slang, melakukan pernapasan perut, merubah posisi tubuh sambil mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang cedera. 3. Mendorong berkembangnya paru-paru. 1. Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru mengembang.2. Latihan napas dalam.3. Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan batuk waktu slang diklem.4. Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi. 5. Perhatikan keadaan dan banyaknya cairan suction. Perdarahan dalam 24 jam setelah operasi umumnya 500 - 800 cc. Jika perdarahan dalam 1 jam melebihi 3 cc/kg/jam, harus dilakukan torakotomi. Jika banyaknya hisapan bertambah/berkurang, perhatikan juga secara bersamaan keadaan pernapasan.1. Suction harus berjalan efektif : 1. Perhatikan setiap 15 - 20 menit selama 1 - 2 jam setelah operasi dan setiap 1 - 2 jam selama 24 jam setelah operasi.2. Perhatikan banyaknya cairan, keadaan cairan, keluhan pasien, warna muka, keadaan pernapasan, denyut nadi, tekanan darah.3. Perlu sering dicek, apakah tekanan negative tetap sesuai petunjuk jika suction kurang baik, coba merubah posisi pasien dari terlentang, ke 1/2 terlentang atau 1/2 duduk ke posisi miring bagian operasi di bawah atau di cari penyababnya misal : slang tersumbat oleh gangguan darah, slang bengkok atau alat rusak, atau lubang slang tertutup oleh karena perlekatanan di dinding paru-paru. 4. Perawatan slang dan botol WSD/ Bullow drainage. 1. Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari , diukur berapa cairan yang keluar kalau ada dicatat.2. Setiap hendak mengganti botol dicatat pertambahan cairan dan adanya gelembung udara yang keluar dari bullow drainage.3. Penggantian botol harus tertutup untuk mencegah udara masuk yaitu mengklem slang pada dua tempat dengan kocher.4. Setiap penggantian botol/slang harus memperhatikan sterilitas botol dan slang harus tetap steril.5. Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri-sendiri, dengan memakai sarung tangan. Cegah bahaya yang menggangu tekanan negatip dalam rongga dada, misal : slang terlepas, botol terjatuh karena kesalahan dll WSD (Water Seal Drainage)3.4 INDIKASI PELEPASAN WSD1. Produksi cairan