wzk^/ /e' ^ d/e z e ^/ke > d k'/ /e&kzd ^/ w>/< ^/ez î
TRANSCRIPT
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI INFORMASI & APLIKASINYA2015
PROSIDING
PenyelenggaraPS. Teknik Informaka, Jurusan Ilmu KomputerFMIPA - Universitas UdayanaKampus Bukit Jimbaran, Badung BaliTelp. (0361) 701805hp://ww.cs.unud.ac.id
“INOVASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN
TECHNOPRENEURSHIP” Bali, 23 Oktober 2015
KOMUNIKASI DALAM MENUNJANG
ISSN : 2302-450X
ISSN : 2302-450X
PROSIDING PERTEMUAN DAN PRESENTASI KARYA ILMIAH
BALI, 23 OKTOBER 2015
PEMBICARA UTAMA SEMINAR PANEL DENGAN TEMA “Inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Menunjang Technopreneurship”
Ir.Onno Widodo Purbo.M.Eng.Ph.D
Putu Sudiarta, S.Kom
PENYUNTING AHLI Dr. Ahmad Ashari.M.Kom
Dr. H. Agus Zainal Arifin, S.Kom.,M.Kom
Agus Muliantara, S.Kom., M.Kom.
PELAKSANA SEMINAR
PELINDUNG
Rektor Universitas Udayana, Bali
PENANGGUNG JAWAB
Dekan Fakultas MIPA Universitas Udayana
Ketua Program Studi Teknik Informatika, FMIPA Universitas Udayana
PANITIA
I Gusti Agung Gede Arya Kadyanan,S.Kom.,M.Kom.
I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan,S.Kom.,M.Cs.
I Wayan Supriana,S.Si.,M.Cs.
Ida Bagus Made Mahendra, S.Kom., M.Kom.
I Komang Ari Mogi, S.Kom, M.Kom.
I Made Widi Wirawan, S.Si., M.Cs.
I Putu Gede Hendra Suputra, S.Kom., M.Kom.
Ngurah Agus Sanjaya ER., S.Kom., M.Kom.
Agus Muliantara, S.Kom.,M.Kom.
I Made Widiartha,S.Si., M.Kom.
Made Agung Raharja, S.Si., M.Cs.
I Gusti Ngurah Anom Cahyadi Putra, S.T., M.Cs.
I Gede Santi Astawa, S.T., M.Cs.
Ida Bagus Gede Dwidasmara,S.Kom.,M.Cs.
Dra. Luh Gede Astuti, M.Kom.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas terselesainya
penyusunan Proceeding SNATIA 2014 ini. Buku ini memuat naskah hasil penelitian dari
berbagai bidang kajian yang telah direview oleh pakar dibidangnya dan telah
dipresentasikan dalam acara Seminar SNATIA tahun 2015 pada tanggal 23 Oktober 2015
di Universitas Udayana kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali.
Kegiatan SNATIA 2015 merupakan agenda tahunan Program Studi Teknik
Informatika, Jurusan Ilmu Komputer, Universitas Udayana. SNATIA 2015 mengambil
tema “Inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Menunjang
Technopreneurship”, dengan pembicara utama seminar yang terdiri dari pakar-pakar
peneliti dan Pemerhati dibidang Teknologi Informasi dan Technopreneurship.
Meskipun kegiatan seminar dan pendokumentasian naskah dalam proceeding ini telah
dipersiapkan dengan baik, namun kami menyadari masih banyak kekurangannya. Untuk itu
panitia mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan juga mengucapkan terimakasih atas
kepercayaan dan kerjasamanya dalam kegiatan ini. Kritik dan saran perbaikan sangat
diharapkan untuk penyempurnaan di masa mendatang, yang dapat dikirimkan melalui e-
mail [email protected].
Kepada semua pihak yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyelenggaraan seminar, dan penyusunan proceeding SNATIA 2015, panitia
mengucapkan terima kasih.
Denpasar, 17 Oktober 2015
Panitia SNATIA 2015
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Authentifikasi User dengan Captive Portal pada Hotspot PT.Bali Medianet
I Komang Trisna Hanggara ................................................................................. 1
Sistem Pakar Seleksi Penerimaan Karyawan dengan Metode Fuzzy
Tsukamoto
Sista Pradjna Paramitha ..................................................................................... 6
Implementasi File Sharing dengan Menggunakan Samba (Study Kasus Hotel
Candi Beach)
I Made Windipalla Royke ................................................................................... 13
Perancangan Sistem untuk Menentukan Kesesuaian Komentar terhadap
Topik Diskusi pada Forum Diskusi E-Learning dengan Metode Naive Bayes
I Putu Gede Setyahadi Paramartha ..................................................................... 18
Optimasi Bobot pada Metode Certainty Factor dengan Algoritma Genetik
pada Sistem Pakar Pendiagnosa Penyakit Kulit
Ida Bagus Wahyu Ari Palguna ............................................................................ 23
Analisis Perbandingan Kinerja Queue Tree dengan Simple Queue pada
Aplikasi FTP (File Transfer Protocol)
I Gusti Agung Gede Nirartha .............................................................................. 28
Analisis & Implementasi Metode AHP pada Sistem Pendukung Keputusan
Pemilihan Objek Wisata di Bali
Ketut Ardha Chandra .......................................................................................... 35
Implementasi Metode Klasisfikasi Cacar Air menggunakan Decision Tree
dengan LVQ (Lerning Vektor Quantizion
Luh Prima Megayanti ......................................................................................... 41
28
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA QUEUE TREE
DENGAN SIMPLE QUEUE PADA APLIKASI FTP (FILE
TRANSFER PROTOCOL)
I Gusti Agung Gede Nirartha1, I Wayan Santiyasa
2
1,2 Jurusan Ilmu Komputer Fakultas MIPA Universitas Udayana
Jl. Kampus Bukit Jimbaran Universitas Udayana
Email: [email protected], [email protected]
2
ABSTRAK
Dalam mengelola suatu jaringan internet, sangatlah penting untuk mengatur penggunaan
bandwidth yang akan digunakan oleh user Jika tidak dilakukan pengelolaan, maka akan terjadi
pemakaian bandwidth yang tidak teratur atau pemakaian bandwidth yang berlebihan oleh satu atau
beberapa user. Pemakaian bandwidth yang berlebihan tersebut tentunya akan menyebabkan jaringan
yang dikelola tidak dapat memberikan layanan yang maksimal kepada seluruh client.
Router mikrotik memiliki fitur Queue yang dapat digunakan untuk mengatur alokasi bandwidth
yang dialokasikan kepada setiap client. Queue tree dan simple queue akan dibandingkan dalam
bandwidth management yang bertujuan untuk mengetahui kualitas layanan jaringan (Quality of Service)
dengan mengoptimalkan bandwidth yang tersedia.
Dari penelitian yang telah dilakukan, Secara keseluruhan management bandwidth menggunakan
queue tree lebih baik dari simple queue berdasarkan parameter throughput, delay, dan packet loss.
Management bandwidth menggunakan queue tree miliki rata-rata throughput lebih besar dari simple
queue dengan selisih 2 Kbps. Untuk nilai rata-rata delay, queue tree lebih kecil dari simple queue dengan
selisih 1,7816 ms. Untuk nilai rata-rata packet loss , queue tree lebih kecil dari simple queue dengan
selisih 7 buah packet loss.
Kata Kunci : Internet, Management Bandwidth, Router Mikrotik, Simple Queue, Queue Tree.
ABSTRACT
In managing an Internet network, it is important to regulate the use of bandwidth that will be
used by the user if not carried out the management, there will be a bandwidth that is irregular or
excessive bandwidth usage by one or several users. Excessive bandwidth usage will certainly cause a
managed network can not provide maximum service to all clients.
Queue Router proxy feature which can be used to manage the allocation of bandwidth allocated
to each client. Queue tree and simple queue will be compared in the bandwidth management that aims to
determine the quality of network services (Quality of Service) by optimizing available bandwidth.
From the research that has been done, Overall bandwidth management using queue trees better
than simple queue based parameter throughput, delay, and packet loss. Bandwidth management using
queue trees have an average throughput greater than simple queue by a margin of 2 Kbps. For the
average value of delay, queue trees smaller than the simple queue with a difference of 1.7816 ms. For the
average value of packet loss, queue trees smaller than the simple queue with a difference of 7 pieces of
packet loss.
Key word: Internet, Management Bandwidth, Router Mikrotik, Simple Queue, Queue Tree
ISSN : 2302 – 450X
29
1. PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan teknologi
terutama dalam jaringan internet menyebabkan
kebutuhan akan informasi semakin meningkat.
Dengan adanya jaringan internet setiap orang
dapat bertukar informasi seperti pertukaran file,
audio, video, gambar dan lain sebagainya.
Untuk dapat melakukan pertukaran informasi
dibutuhkan koneksi internet yang cepat dan
stabil.
Bandwidth adalah besaran yang
menunjukkan seberapa banyak data yang dapat
dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah
network [1]. Bandwidth sangat berdampak pada
kinerja jaringan dimana besarnya bandwidth
akan berdampak pada kecepatan transmisi.
Permasalahan yang sering muncul saat
ini adalah proses dalam pengiriman data yang
lambat bahkan tidak sampai di tujuan padahal
bandwidth yang dimiliki sudah cukup dalam
melakukan pertukaran informasi. Hal tersebut
diakibatkan tidak adanya manajemen
penggunaan bandwidth yang tepat dan teratur.
Dalam manajemen bandwidth pada
router mikrotik dapat menggunakan simple
queue dan queue tree. Simple Queue merupakan
teknik antrian menggunakan metode FIFO
(First Input First Output) dimana paket data
yang pertama datang akan diproses terlebih
dahulu dan dimasukkan ke dalam antrian,
selanjutnya dikeluarkan sesuai dengan urutan
kedatangannya [4]. Sedangkan Queue tree
merupakan teknik antrian menggunakan metode
HTB (Hierarchical Token Bucket) dimana
metode ini melakukan manajemen bandwidth
dengan membatasi akses menuju alamat IP
tertentu tanpa mengganggu trafik bandwidth
pengguna lain [6].
Permasalahan yang muncul saat ini
adalah bagaimana memilih management
bandwidth yang tepat karena dari setiap teknik
management bandwidth memiliki kelebihan dan
kekurangan. Sehingga dalam dalam penelitian
ini akan dibandingkan kinerja dari teknik queue
tree dengan simple queue berdasarkan
parameter throughput, delay dan packet loss.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jaringan Komputer
Jaringan komputer merupakan
kumpulan beberapa komputer dan
perangkat lainnya dalam satu kesatuan [2].
Jaringan tersebut dapat terhubung dengan
media transmisi kabel atau tanpa kabel.
Terdapat beberapa jenis jaringan komputer,
antara lain :
1. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN) adalah jaringan
yang ruang lingkupnya relative lebih kecil.
LAN biasanya digunakan untuk
menghubungkan komputer-komputer
pribadi dan workstation dalam satu gedung
untuk saling bertukar informasi.
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN)
merupakan jaringan yang mirip dengan
LAN namun ruang lingkupnya lebih luas.
MAN digunakan untuk menghubungkan
LAN-LAN yang lokasinya berjauhan.
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) merupakan
jaringan yang ruang lingkupnya luas,
misalnya menghubungkan sebuah negara.
WAN terdiri dari LAN, MAN, dan
kumpulan mesin untuk menjalankan
program-program aplikasi pemakai.
4. Internet
Internet merupakan jaringan komputer
global yang menghubungkan dua komputer
atau lebih untuk saling bertukar file, email
dan pesan-pesan real-time. Internet juga
dapat dikatakan sebagai kumpulan beberapa
jaringan komputer yang berbeda-beda di
seluruh dunia untuk dapat berkomunikasi
satu sma lain dengan menggunakan
TCP/IP.
2.2 Bandwidth
Bandwidth adalah kapasitas atau daya
tampung seberapa banyak data yang dapat
dilewati dalam koneksi melalui sebuah network.
Bandwidth diukur dalam bit per detik (bps) atau
bytes per detik (Bps). (Riza et. al., 2010).
Bandwidth di kelompokkan menjadi 2 jenis
yaitu Up Stream dan Down Stream. Up Stream
adalah bandwidth yang digunakan untuk
mengirim data. Dan Down Stream adalah
bandwidth yang digunakan untuk menerima
data (Imam riadi 2010).
2.3 Management Bandwidth
Management bandwidth merupakan
suatu cara yang dapat mengoptimalkan
penggunaan dari suatu bandwidth dalam suatu
jaringan. Management bandwidth
mengoptimalkan layanan Quality Of Service
(QoS) dalam menentukan tipe lalu lintas dari
jaringan [4].
I Gusti Agung Gede Nirartha, Analisis Perbandingan Kinerja Queue Tree Dengan Simple Queue Pada Aplikasi Ftp (File Transfer Protocol)
30
2.4 Blok Diagram Manajemen
Bandwidth Manajemen bandwidth diperlukan bagi
jaringan multi layanan dengan mengoptimalkan
layanan Quality Of Service (QoS) [9]. Proses
aliran system manajemen bandwidth dapat
dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.
Gambar 1 : Blok Diagram Proses
Manajemen Bandwidth
Dari Gambar 1 diatas, proses aliran
sistem manajemen bandwidth terdiri dari
filtering, classifier, buffer, scheduler.
1. Filtering digunakan dalam memfilter paket
data berdasarkan alamat IP atau port.
Filtering juga mengarahkan paket data ke
tujuaannya.
2. Classifier berfungsi mengarahkan paket
data yang datang ke kelas-kelas yang
bersesuaian. Tujuannya adalah
mempermudah paket data menuju antrian.
Pada classifier terdapat estimator yang
berfungsi mengestimasi bandwidth yang
digunakan oleh klasifikasi kelas.
3. Buffer merupakan tempat penyimpanan
paket sementara dimana buffer
menyesuaikan waktu dengan menggunakan
teknik antrian.
4. Scheduler berfungsi dalam penjadwalan
paket data dari antrian atau buffer yang
akan dikirim ke tujuannya.
2.5 Teknik Antrian Simple Queue
Simple Queue merupakan teknik
antrian pada sistem manajemen bandwidth pada
Router Mikrotik. Simple Queue merupakan
teknik antrian dengan metode FIFO (First Input
First Output). Teknik antrian FIFO adalah paket
data yang pertama datang akan diproses terlebih
dahulu dan dimasukkan ke dalam antrian,
kemudian dikeluarkan sesuai dengan urutan
kedatangannya.[4]
2.6 Teknik Antrian Queue Tree
Queue Tree merupakan teknik antrian
dalam melakukan manajemen bandwidth yang
terdapat pada router mikrotikOS [8].
Mekanisme teknik antrian queue tree dapat
dilahat pada Gambar 1.
Gambar 2 : Mekanisme Queue Tree
Dari Gambar 2, teknik antrian queue
tree adalah sebagai berikut:
1. Mark Packet, berfungsi menandai paket
data yang akan diproses ke antrian.
2. Firewall, berfungsi menyeleksi paket
sesuai dengan klasifikasi kelasnya.
3. Mangle berfungsi melakukan pembatasan
bandwidth.
2.7 Router
Router merupakan perangkat keras
dalam jaringan komputer yang berfungsi untuk
meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan
lainnya. Router mengirimkan paket data ke
tujuananya melalui sebuah jaringan dengan
melakukan routing.
2.8 Mikrotik
Mikrotik merupakan sistem operasi
berbasis Linux yang di install pada komputer
yang digunakan sebagai router. Ada beberapa
macam mikrotik yaitu Miroktik RouterOS dan
Built in Hardware Miikrotik. Mikrotik RouterOS
merupakan sistem operasi yang dapat digunakan
untuk menjadikan komputer sebagai router,
sedangkan Built in Hardware Mikrotik
merupakan mikrotik dalam bentuk perangkat
keras yang didalamnya sudah terinstall Mikrotik
RouterOS atau biasa disebut dengan Mikrotik
Router Board [3].
2.9 Winbox
Winbox merupakan perangkat lunak
dengan mode GUI (Graphical User Interface)
yang user friendly dalam mengkonfigurasi
Mikrotik RouterOS [5].
3. PERANCANGAN DAN
KONFIGURASI SISTEM
3.1 Analisis Kebutuhan Sistem Pada penelitian ini penulis melakukan
manajemen bandwidth pada router mikrotik
menggunakan queue queue dan simple queue.
Sistem yang akan dibangun menggunakan satu
buah router mikrotik RB750 , satu buah
computer sebagai server FTP dan satu buah
computer sebagai client.
ISSN : 2302 – 450X
31
3.2 Model Rancangan Sistem
Topologi jaringan yang akan di bangun
dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 : Topologi Jaringan
Pada gambar 3, di router akan di
konfigurasi IP Server, IP local untuk client,
DNS, DHCP, Firewall, serta manajement
bandwidth menggunakan queue tree. IP Server
yang di gunakan yaitu 172.17.17.2/30 dan IP
local yang digunakan yaitu 192.168.10.1/24.
Alokasi bandwidth yang digunakan dalam
jaringan adalah 1024 Mbps.
3.3 Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan
melakukan download file oleh client dari FTP
server. Besaran file yang di download adalah 15
MB. Pada saat proses download akan dilakukan
capture menggunakan aplikasi wireshark untuk
mendapatkan nilai throughput, delay, dan
packet loss.
3.4 Konfigurasi Sistem
3.4.1 Manajemen Bandwidth Queue
Tree Total keseluruhan bandwidth yang
digunakan adalah 1024 Mbps dan jumlah client
yang digunakan adalah satu client.
1. Setup Mangel
Mangel berfungsi sebagai rule dalam
limit bandwidth. Mangel yang digunakan yaitu
mark connection dan mark packet.
Setup Mark Connection
a. Konfigurasi mark connection download
yaitu : Chain = postrouting,
Dst. Address =
192.168.10.0/24, Action =
mark connection, New
connection mark = MC-
Download.
b. Konfigurasi mark connection upload yaitu
: Chain = prerouting, Dst.
Address = 192.168.10.0/24,
Action = mark connection, New
connection mark = MC-Upload.
Setup Mark Packet
a. Konfigurasi mark packet download yaitu : Chain = postrouting, Dst.
Address = 192.168.10.0/24,
Action = mark packet, New
Connection Mark = MP-
Download.
b. Konfigurasi mark packet upload yaitu : Chain = prerouting, Dst.
Address = 192.168.10.0/24,
Action = mark packet, New
Connection Mark = MP-Upload.
2. Setup Queue Type
Menambahkan Queue Type PCQ ( Per
Connection Queue) untuk download dan upload
yang berfungsi dalam membagi atau membatasi
trafik multi users secara dinamis. Untuk Queue
Type Upload konfigurasinya yaitu Type Name
= pcq_upload, Kind = pcq,
Classifier = Src. Address. Untuk
Queue Type Download
konfigurasinya yaitu Type Name =
pcq_download, Kind = pcq,
Classifier = Dst. Address.
3. Setup Queue Tree
Pada Queue Tree akan diatur
besar/kecil bandwidth yang diberikan ke client.
Berikut merupakan konfigurasi download dan
upload dalam queue tree.
a. Konfigurasi download keseluruhan yaitu : Name = All-Download, Parent =
ether4-Lan, Queue Type =
pcq_download, Packet Marks =
MP-Download, Priority = 8,
Max Limit = 1M
b. Konfigurasi upload keseluruhan yaitu : Name = All-Upload, Parent =
ether5-FTP, Packet Marks =
MP-Upload, Priority = 8, Max
Limit = 1M
3.4.2 Manajemen Bandwidth Simple Queue
Pada Simpe Queue akan diatur
besar/kecil bandwidth yang diberikan ke client.
Berikut merupakan konfigurasi download dan
upload dalam Simple Queue. Simple queue add name=client1
target-
addresses=192.168.10.0/24max-
limit=1024M/1024M
\interfaces=ether4-Lan
client. Berikut merupakan konfigurasi download
dan upload dalam Simple Queue. Simple queue add name=client1
target-
addresses=192.168.10.0/24max-
limit=1024M/1024M
\interfaces=ether4-La
I Gusti Agung Gede Nirartha, Analisis Perbandingan Kinerja Queue Tree Dengan Simple Queue Pada Aplikasi Ftp (File Transfer Protocol)
32
4. PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pengujian management bandwidth
menggunakan queue tree dan simple queue pada
router mikrotik RB750 dilakukan dengan
mengunduh file di ftp server sebesar 15 MB.
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan apakah
router mikrotik dengan queue tree dan simple
quue dapat membagi bandwidth yang tersedia
sesuai dengan management bandwidth yang
telah di konfigurasi sebelumnya dan untuk
mengetahui teknik antrian mana yang lebih baik
berdasarkan parameter delay, throughput, dan
packet loss.
1. Hasil Pengujian Throughput
Table 1. Hasil Pengujian Throughput
Pengujian Ke- Throughput (Kbps)
Queue Tree Simple Queue
1 1012 1009
2 1012 1010
3 1011 1008
4 1010 1010
5 1012 1012
6 1010 1012
7 1010 1010
8 1012 1009
9 1012 1004
10 1022 1008
Rata-Rata 1011 1009
2. Hasil Pengujian Delay
Table 2. Hasil Pengujian Delay
Pengujian Ke- Delay (Kbps)
Queue Tree Simple Queue
1 137.503 139.411
2 137.502 139.414
3 138.022 139.410
4 137.811 139.409
5 137.494 139.422
6 137.496 139.732
7 137.809 139.410
8 138.011 139.413
9 137.501 139.412
10 137.494 139.423
Rata-Rata 137.664 139.4456
ISSN : 2302 – 450X
33
3. Hasil Pengujian Packet Loss
Table 3. Hasil Pengujian Packet Loss
Pengujian Ke- Packet Loss
Queue Tree Simple Queue
1 147 154
2 146 154
3 146 157
4 146 154
5 146 147
6 146 156
7 145 156
8 146 152
9 146 155
10 146 147
Rata-Rata 146 153
Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa management
bandwidth menggunakan queue tree miliki rata-
rata throughput lebih besar dari simple queue
dengan selisih 2 Kbps. Semakin besar nilai
throughput maka semakin bagus kinerja
jaringan. Dari Tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai
rata-rata delay queue tree lebih kecil dari simple
queue dengan selisih 1,7816 ms. Dengan
semakin kecilnya nilai delay maka kinerja
jaringan semakin bagus. Dari table 3, dapat
dilihat bahwa rata-rata nilai packet loss dari
queue tree lebih kecil dari simple queue dengan
selisih 7 buah packet loss. Kinerja jaringan akan
bagus apabila jumlah packet loss semakin kecil.
Jadi secara keseluruhan management bandwidth
menggunakan queue tree lebih baik dari simple
queue berdasarkan parameter throughput, delay,
dan packet loss.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat peneliti tarik
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara keseluruhan management
bandwidth menggunakan queue tree
lebih baik dari simple queue
berdasarkan parameter throughput,
delay, dan packet loss.
2. Management bandwidth menggunakan
queue tree miliki rata-rata throughput
lebih besar dari simple queue dengan
selisih 2 Kbps.
3. Untuk nilai rata-rata delay, queue tree
lebih kecil dari simple queue dengan
selisih 1,7816 ms.
4. Untuk nilai rata-rata packet loss ,
queue tree lebih kecil dari simple
queue dengan selisih 7 buah packet
loss.
6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Fourouzan, Behrouz A. 2007. Data
Communication and Networking, Fourth
Edition. McGraw-Hill.
[2] Budhi Irawan. 2005. Jaringan Komputer.
Graha Ilmu.
[3] Herlambang, L. M. 2008. Panduan
Lengkap Menguasai Router Masa Depan
Menggunakan Mikrotik RouterOS.
Yogyakarta. Andi.
[4] Santosa, B. 2007. Manajemen Bandwidth
Internet dan Intranet.
[5] Hardana dan Ino Irvantino. 2011.
Konfigurasi Wireless Routerboard
Mikrotik. Yogyakarta. Andi
[6] Kencana, Surya. Andriana, Giva. dan
Idham, Iskandar. 2012. Implementasi
Algoritma Per Connection Queue (PCQ)
dalam Algoritma Hierarchical Tocken
Bucket (HTB) untuk Pembagian
Bandwidth pada Warnet
Khelambiquenet. Bandung. Politeknik
Telkom Bandung.
I Gusti Agung Gede Nirartha, Analisis Perbandingan Kinerja Queue Tree Dengan Simple Queue Pada Aplikasi Ftp (File Transfer Protocol)
34
[7] Yoga Saniya, Wahyu Adi Priyono, dan
Rusmi Ambarwati. 2013. Sistem
Manajemen Bandwidth dengan Prioritas
Alamat IP Client.
[8] Kustanto dan Saputro, Daniel. 2008.
Membangun Server Internet dengan
Mikrotik OS. Yogyakarta: Penerbit Graha
Media.
[9] Stalling, William. 2002. Komunikasi dan
Komputer : Jaringan Komputer.
Salemba.Jakart