xxx

3
Untuk penatalaksanaan pasien hipertensi pada kasus ini antara lain: 1. Melakukan konsul pada bagian jantung dan pembuluh darah sebelum dilakukan pencabutan. 2. Pemberian antibiotik profilaksis menggunakan antibiotic sprektrum luas selama tiga hari sebelum diketahui hasil pemeriksaan uji sensitifitas keluar, agar bakteri tersebut tidak resisten pada saat pemberian antibiotik sprektum yang lebih sempit. 3. Dosis pemberian per oral awal sebesar 1000 mg 2 jam sebelum pencabutan, dilanjutkan dengan pemberian 500 mg tiap 6 jam, selama 7 hari selain itu untuk intravena waktuya 30 menit atau intramuscular 1 jam pre op. 4. Ekstraksi menggunakan anastesi local noradrenalin (Lidokain) dengan konsekuensi onset lebih cepat. 5. Jika terjadi komplikasi perdarahan pada pasien dilakukan suturing untuk menghentikan perdarahan sementara kemudian dirujuk ke rumah sakit bagian UGD. Apabila terjadi sinkop diposisikan trendelenburg dan dilonggarkan semua pakaian yang dikenakan lalu diberikan bau yang menyengat dihidung pasien. Selain itu jika sesak nafas. 6. Pada pasien yang mengalami sesak nafas selama proses pencabutan, maka segera dilakukan pemberian suplai oksigen menggunakan nebula. Sindrom kombinasi merupakan kelainan yang terjadi pada jaringan lunak mulut akibat pemakaian Gigi Tiruan Lengkap (GTL) pada RA dan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL). Adapun tanda – tanda klinis khas pada pasien yang mengalami gejala sindrom kombinasi, antara lain: a. Resorbsi pada tulang alveolar bagian anterior maksila. b. Penurunan tuberositas maksila. c. Resorbsi pada tulang alveolar bagian posterior mandibular. d. TImbulnya epulis fissuratum. e. Ekstrusi dari gigi anterior rahang bawah. f. Estetis yang jelek. Patogenesis terjadinya sindrom kombinasi yaitu dimulai saat adanya kecendrungan pasien untuk mengunyah disebelah anterior.

Upload: andreey-weny

Post on 25-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

xxx

TRANSCRIPT

Untuk penatalaksanaan pasien hipertensi pada kasus ini antara lain:1. Melakukan konsul pada bagian jantung dan pembuluh darah sebelum dilakukan pencabutan.2. Pemberian antibiotik profilaksis menggunakan antibiotic sprektrum luas selama tiga hari sebelum diketahui hasil pemeriksaan uji sensitifitas keluar, agar bakteri tersebut tidak resisten pada saat pemberian antibiotik sprektum yang lebih sempit.3. Dosis pemberian per oral awal sebesar 1000 mg 2 jam sebelum pencabutan, dilanjutkan dengan pemberian 500 mg tiap 6 jam, selama 7 hari selain itu untuk intravena waktuya 30 menit atau intramuscular 1 jam pre op.4. Ekstraksi menggunakan anastesi local noradrenalin (Lidokain) dengan konsekuensi onset lebih cepat.5. Jika terjadi komplikasi perdarahan pada pasien dilakukan suturing untuk menghentikan perdarahan sementara kemudian dirujuk ke rumah sakit bagian UGD. Apabila terjadi sinkop diposisikan trendelenburg dan dilonggarkan semua pakaian yang dikenakan lalu diberikan bau yang menyengat dihidung pasien. Selain itu jika sesak nafas.6. Pada pasien yang mengalami sesak nafas selama proses pencabutan, maka segera dilakukan pemberian suplai oksigen menggunakan nebula.

Sindrom kombinasi merupakan kelainan yang terjadi pada jaringan lunak mulut akibat pemakaian Gigi Tiruan Lengkap (GTL) pada RA dan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL). Adapun tanda tanda klinis khas pada pasien yang mengalami gejala sindrom kombinasi, antara lain:a. Resorbsi pada tulang alveolar bagian anterior maksila.b. Penurunan tuberositas maksila.c. Resorbsi pada tulang alveolar bagian posterior mandibular.d. TImbulnya epulis fissuratum.e. Ekstrusi dari gigi anterior rahang bawah.f. Estetis yang jelek.Patogenesis terjadinya sindrom kombinasi yaitu dimulai saat adanya kecendrungan pasien untuk mengunyah disebelah anterior. Karena kekuatan gigi asli di anterior mandibula lebih besar daripada gigi tiruan akrilik, maka terjadi resorbsi tulang alveolar di bagian anterior maksila. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya epulis fissuratum karenal lipatan jaringan lunak pada gigi batas gigi tiruan. Karena adanya tekanan negatif, maka terjadi penurunan tuberositas maksila, sehingga tekanan di bagian posterior lebih besar. Hal ini menyebabkan meningginya garis oklusal di bagian anterior, dan turunnya garis oklusal di bagian posterior. Hal ini menyebabkan gigi anterior mengalami ekstrusi karena tidak adanya kontak dan berkurangnya estetis pasien akibat tidak terlihatnya anasir gigi tiruan pada rahang atas.

Adapun penanganan pada pasien yang mengalami sindrom kombinasi adalah:a. Mempertahankan gigi tiruan posterior rahang atas untuk dijadikan sebagai abutment dengan cara perawatan endodontic.b. Melakukan bedah preprostetik sebelum dilakukan pembuatan gigi tiruan.c. Pembuatan overdenture pada rahang bawah yang dapat digunakan sebagai abutment gigi tiruan sebagian lepasan.

Dapus:Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC Lipponcotts illustrated reviews: Pharmacology, 2nd edition. Phladelphia: Lippincott-raven publisher, 1997Southwick FS. Anti-infective therapy, in Soutwck FS (eds). Infectious diseases: A Clinical Short Course, 2nd Edtition, New Yourk McGraw- Hill Companies, 2007.