yayu mulya 091431031 laskar pelangi

3
LASKAR PELANGI Laskar pelangi merupakan sebuah film yang menggambarkan wajah dari Indonesia pada saat itu dan saat ini. Hal tersebut terjadi di sebuah pulau yang bernama pulau Belitong. Pulau Belitong merupakan pulau yang kaya akan kandungan timahnya. Akan tetapi, kekayaan alam tersebut tidak memberikan dampak yang positif dan berarti yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, melainkan membuat masyarakat setempat tetap miskin. Adanya ketidaksederajatan antara masyarakat di daerah tersebut yang dapat menyebabkan kecemburuan dan kesenjangan sosial. Hal ini terjadi disebabkan oleh hasil pengolahan kekayaan alam sebagian besar hanya dirasakan oleh orang-orang yang memiliki status sosial atau kedudukan yang tinggi, yang mempunyai jabatan dan yang mempunyai kekuasaan. Masyarakat setempat hanya dijadikan sebagai buruh pabrik untuk mengeruk kekayaan alam tersebut dan hanya diberikan pendapatan yang kecil yang hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan makan keluarga mereka. Sehingga banyak anak- anak dari buruh perusahaan timah tersebut yang tidak sekolah dan mengikuti pekerjaan ayahnya. Selain itu, masyarakat lain untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya hanya mengandalkan dari hasil tangkapan ikan yang diperoleh maupun hanya bekerja sebagai kuli angkut barang. Hal ini dikarenakan mereka tidak berpendidikan seperti kebanyakan orang meskipun tinggal di daerah yang kaya akan kandungan timah. Hal tersebut sama seperti sebuah ungkapan bahwa “yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin”. Berbeda dengan yang lainnya, sepuluh orang anak yang mereka sebut “Laskar Pelangi” sangat penuh dengan semangat dalam menuntut ilmu dari seorang pahlawan tanpa tanda jasa meskipun dengan fasilitas yang seadanya, yang jauh dari layak. Sekolah yang mereka gunakan merupakan sekolah islam pertama yang didirikan di Belitong. Sekolah ini sudah tidak layak pakai yaitu tempatnya lebih jelek dari kandang kambing. Sekolah tersebut dipandang sebelah mata oleh masyarakat sekitar karena bangunannya sudah tua dan jelek. Akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan niat para Laskar untuk menuntut ilmu dan dalam memperoleh pendidikan. Karena hal tersebut dapat memberikan dan membuka wawasan pengetahuannya mengenai lingkungan sekitar, mengenai

Upload: khaa-ikha-handayani

Post on 18-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

jkdjsfmdl

TRANSCRIPT

LASKAR PELANGILaskar pelangi merupakan sebuah film yang menggambarkan wajah dari Indonesia pada saat itu dan saat ini. Hal tersebut terjadi di sebuah pulau yang bernama pulau Belitong. Pulau Belitong merupakan pulau yang kaya akan kandungan timahnya. Akan tetapi, kekayaan alam tersebut tidak memberikan dampak yang positif dan berarti yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, melainkan membuat masyarakat setempat tetap miskin. Adanya ketidaksederajatan antara masyarakat di daerah tersebut yang dapat menyebabkan kecemburuan dan kesenjangan sosial. Hal ini terjadi disebabkan oleh hasil pengolahan kekayaan alam sebagian besar hanya dirasakan oleh orang-orang yang memiliki status sosial atau kedudukan yang tinggi, yang mempunyai jabatan dan yang mempunyai kekuasaan. Masyarakat setempat hanya dijadikan sebagai buruh pabrik untuk mengeruk kekayaan alam tersebut dan hanya diberikan pendapatan yang kecil yang hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan makan keluarga mereka. Sehingga banyak anak-anak dari buruh perusahaan timah tersebut yang tidak sekolah dan mengikuti pekerjaan ayahnya. Selain itu, masyarakat lain untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya hanya mengandalkan dari hasil tangkapan ikan yang diperoleh maupun hanya bekerja sebagai kuli angkut barang. Hal ini dikarenakan mereka tidak berpendidikan seperti kebanyakan orang meskipun tinggal di daerah yang kaya akan kandungan timah. Hal tersebut sama seperti sebuah ungkapan bahwa yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.Berbeda dengan yang lainnya, sepuluh orang anak yang mereka sebut Laskar Pelangi sangat penuh dengan semangat dalam menuntut ilmu dari seorang pahlawan tanpa tanda jasa meskipun dengan fasilitas yang seadanya, yang jauh dari layak. Sekolah yang mereka gunakan merupakan sekolah islam pertama yang didirikan di Belitong. Sekolah ini sudah tidak layak pakai yaitu tempatnya lebih jelek dari kandang kambing. Sekolah tersebut dipandang sebelah mata oleh masyarakat sekitar karena bangunannya sudah tua dan jelek. Akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan niat para Laskar untuk menuntut ilmu dan dalam memperoleh pendidikan. Karena hal tersebut dapat memberikan dan membuka wawasan pengetahuannya mengenai lingkungan sekitar, mengenai dunia, mengenai alam semesta dan penciptaa-Nya. Selain itu, perjuangan pun ditunjukkan oleh para guru yang mendidik yaitu ibu Muslimah dan bapak Harfan. Dengan kegigihan, kesabaran dan ketekunannya dapat membuat dan membentuk ke-sepuluh orang anak menjadi anak-anak yang kaya akan ilmu dan baik dalam akhlah dan sikapnya. Pendidikan dan pengajaran diberikan tanpa pamrih, tanpa memandang status sosial dan tanpa memandang kapasitas dai kecerdasan masing-masing muridnya. Pendidikan dan pengajaran yang diberikan tidak bersifat monoton. Pembelajarannya disajikan secara menarik, kreatif dan inovatif dengan adanya interaksi dengan para murid. Hal tersebut mengakibatkan para murid menjadi lebih fokus dalam menerima, mendengarkan dan memahami materi yang diberikan, sehingga materi yang disampaikan dapat diserap dan diterapkan secara maksimal. Mereka lakukan dengan sepenuh hati dan tulus serta sebagai bentuk pengabdian yang sesuai dengan salah satu tujuan Negara Indonesia pada Pembukaan UUD Alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Banyak keunikan yang ditunjukkan oleh ke-sepuluh orang anak ini. Hal ini ditunjukkan oleh kedua anak yang bernama Lintang dan Mahar. Kedua anak ini sifatnya berbanding terbalik tetapi saling nmelengkapi satu sama lain. Lintang merupakan anak yang cerdas, senang membaca buku apapun, ahli dalam bidang ilmu alam, matematika apalagi menghitung. Sedangkan Mahar merupakan anak yang cerdas dalam bidang seni dimulai dari tarian, lagu atau nyanyian hingga penyanyinya. Keahlian mereka berdua ditunjukkan dalam kompetisi yang diikuti oleh sekolah mereka. Mahar menjadi ketua kelompok dalam kompetisi karnaval tujuh belasan yang diadakan setiap tahun. Mahar menunjukkan keahliannya dalam mendesain kostum, tarian dan pertunjukkanya sehingga memberikan piala bergilir untuk kompetisi tersebut untuk sekolahnya. Hal ini pula dilakukan oleh Lintang yang berhasil membawa sekolahnya menang dalam kompetisi cerdas cermat. Kedua penghargaan tersebut membuat sekolahnya makin dipandang dan dibanggakan oleh masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan sekolah tersebut dapat berprestasi dan bersaing dengan sekolah PN Timah yang dapat dikatakan bagus dan berkualitas. Selain itu, banyak hal lucu yang terjadi dalam film ini. Hal tersebut ditunjukkan dari tingkah laku mereka sehari-hari seperti yang dilakukan Mahar bersama Flo dan teman-teman lainnya yang datang ke dukun agar mereka diberikan sesuatu yang dapat mengubah nilai mata pelajarannya menjadi bagus. Adapun hal lucu lainnya, dari kisah Ikal yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada seorang anak perempuan yang bernama A-Ling, ketika mengambil pesanan kapur tulis untuk sekolahnya di sebuah toko.Akan tetapi, sebuah kisah sedih yang sangat miris terjadi ketika sepuluh orang anak tersebut akan mengikuti ujian akhir untuk menamatkan sekolah dasar mereka. Hal tersebut terjadi pada Lintang yang sangat disayangi dan dibanggakan oleh teman-temannya, bahwa Lintang tidak dapat mengikuti ujian karena harus menghidupi dan memberi nafkah untuk adik-adiknya. Hal ini disebabkan ayahnya yang meninggal ketika sedang melaut. Hal tersebut terlihat sangat miris bahwa ia harus merelakan pendidikannya untuk sesuatu yang lebih penting yaitu untuk adik-adiknya. Dengan demikian, pendidikan dapat diperoleh oleh siapapun tanpa memandang status sosial dengan adanya kemauan yang kleras, kegigihan, ketekunan dan kesabaran yang tinggi. Karena setiap orang berhak mendapatkan hak untuk menerima pengajaran dan pendidikan.