yeri fraktur pada anak 2 ppt
DESCRIPTION
kzxksdTRANSCRIPT
FRAKTUR PADA ANAK
Yeriano Tanjung(40614806)
Pembimbing: dr. I Gede A. W, Sp.OT
LAPORAN KASUS• IDENTITAS
– Nama : An. Z– Usia : 6 tahun– No RM : 735 269– Jenis kelamin : Perempuan– Pendidikan : -– Agama : Islam– Suku : Jawa– Alamat : Kedungsari 04/06 Gebog - kudus– Masuk RS : 01 Juni 2016– Dirawat di ruang : Cempaka 2
DATA DASAR
• Keluhan Utama : Nyeri pada tungkai kanan bawah
• Keluhan Tambahan : luka lecet(+) luka terbuka(-)
• Riwayat penyakit sekarang : Nyeri pada tungkai kanan bawah 30 menit SMRS pst KLL. Tedapat luka lecet di tangan dan kaki, tidak ada luka terbuka(-)
Riwayat Penyakit Dahulu :• Hipertensi (-)• Diabetes melitus (-)• Gastritis (-)• Riwayat pemakaian obat NSAID, jamu (-)• Riwayat alergi obat dan makanan (-)• Riwayat dirawat di RS Mardi Rahayu selama 1 minggu SMRS
dengan susp. Ileus ObstruksiRiwayat Penyakit Keluarga : • Hipertensi (-)• Diabetes melitus (-)
PEMERIKSAAN OBJEKTIF
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran : compos mentis• Tanda vital
TD : 110/80 mmHgNadi : 128 x/menit, regular, isi cukupRR : 24 x/menitSuhu : 37,6 0C
STATUS GENERALISATA• Kulit : Anemis (-), ikterik (-), turgor (kembali cepat)• Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (+/+)• Leher : pembesaran kelenjar getah bening servikal (-/-)Thorax• Jantung• Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak tampak• Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada sela iga V, linea
midclavicularis sinistra• Perkusi : Batas atas jantung di sela iga III linea parasternal sinistra
Batas kanan jantung di sela iga IV linea sternal dextra Batas kiri jantung di sela iga V linea midclavicularis sinistra
• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, reguler, murmur(-), gallop(-)
Paru-paru• Inspeksi : Bentuk normal, simetris saat
inspirasi dan ekspirasi; retraksi suprasternal, supraklavikula, subkostal (-)
• Palpasi : Stem fremitus dada bagian kanan dan kiri teraba sama kuat
• Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru.• Auskultasi: Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen• Inspeksi : Distended (+), darm contour (-), darm
steifung (-), tidak tampak kelainan kulit• Auskultasi: Bising usus (+) 3x/menit, burborigme (-),
metallic (-) • Palpasi : Nyeri tekan seluruh kuadran (+), defense
muscular seluruh kuadran (+) dengan punctum maximum di titik McBurney
• Perkusi : Nyeri ketok seluruh kuadran (+), pekak hepar menghilang (+)
• Ekstremitas: Akral hangat, edema(-), capilary refill time < 2 detik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hemoglobin 12,7 g/dL 14.0-18.0
Eritrosit 4,8 jt/ul 4.5-5.9
Hematokrit 37,5 % 40-52
Trombosit 457 10^3/ul 150-400
Lekosit 26 10^3/ul 4.0-12.0
Netrofil 77,7 % 50-70
Limfosit 12,2 % 25-40
Monosit 7.1 % 2-8
Eosinofil 1.1 % 2-4
Basofil 0.3 % 0-1
MCH 26.5 Pg 27.0-31.0
Darah Rutin (01 Juli 2016)
MCHC 33.9 g/dL 33.0-37.0MCV 78.1 fL 79.0-99.0RDW 13.2 % 10.0-15.0MPV 9.1 fL 6.5-11.0PDW 9.1 fL 10.0-18.0
Waktu pendarahan 2’00’’ 1-5Waktu pembekuan 5’00’’ 2-6
ImunologiHBsAG - mg/dL -
Anti HIV - mg/dL -
Radiologi
Diagnosa kerja• Fraktur Tibia Fibula PENATALAKSANAAN• RL: Loading 2 L maintenance: 25 tpm• Inj. Ceftriaxone 2x300• Inj. Ketorolac 3x10• Operatif: ORIF plate Tibia Fibula• PENATALAKSANAAN• Ad vitam : dubia ad bonam• Ad fungsionam : dubia ad bonam• Ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
AnatomiSistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.
1. Kerangka tubuh2. Proteksi3. Ambulasi & Mobilisasi
4. Hemopoesis5. Deposit Mineral
Pertumbuhan TulangTulang mencapai kematangannya setelah pubertas dan pertumbuhan seimbang hanya sampai usia 35 tahun.
Berikutnya mengalami percepatan reabsorpsi sehingga terjadi penurunan massa tulang sehingga pada usila menjadi rentan
terhadap injury. Pertumbuhan dipengaruhi hormon & mineral.
Penyusun TulangTulang disusun oleh sel-sel tulang yang terdiri dari osteosit, osteoblast dan osteoklast serta matriks tulang. Matriks tulang mengandung unsur organik terutama kalsium dan fosfor.
Struktur TulangSecara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.Membran periosteum berasal dari perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat osifikasi. Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
BENTUK TULANGOssa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contohnya os humerus dan os femur.
1. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa carpi.
2. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os scapula.
3. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.
4. Ossa pneumatica (tulang berongga udara), contoh: os maxilla.
Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan berkembang dari mesenkim membentuk sel yg disebut kondrosit. Kondrosit menempati rongga kecil (lakuna) di dalam matriks dgn substansi dasar seperti gel (berupa proteoglikans) yg basofilik. Kalsifikasi menyebabkan tulang rawan tumbuh menjadi tulang (keras).
Sendi (Artikulatio)
Sendi merupakan persambungan antar tulang yang menjadikan tulang menjadi fleksibel dalam pergerakan.
Otot (Muskulus)
Otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik/gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan rangka. Ada 3 jenis otot yaitu otot jantung, otot polos dan otot rangka.
Otot Rangka
Otot rangka bekerja secara volunter (secara sadar atas perintah dari otak), bergaris melintang, bercorak dan berinti banyak di bagian perifer. Secara anatomis terdiri dari jaringan konektif dan sel kontraktil.
Fraktur dan Dislokasi Sendi Pada Anak
• Fraktur pada anak-anak berbeda dengan orang dewasa, karena adanya perbedaan anatomi, biomekanik serta fisiologi tulang.
• Perbedaan AnatomiAnatomi tulang pada anak-anak terdapat lempeng epifisis yang merupakan tulang rawan pertumbuhan. Periosteum sangat tebal dan kuat dan menghasilkan kalus yang cepat dan lebih besar daripada orang dewasa.• Perbedaan BiomekanikPerbedaan biomekanik terdiri atas: biomekanik tulang, biomekanik lempeng pertumbuhan, biomekanik periosteum.• Perbedaan FisiologisPada anak-anak, pertumbuhan merupakan dasar terjadinya remodeling yang lebih besar dibandingkan pada orang dewasa.
Atas dasar kelainan perbedaan anatomi, biomekanik dan fisiologis, maka fraktur pada anak-anak mempunyai
gambaran khusus, yaitu:
1. Lebih sering ditemukan2. Periosteum yang sangat aktif
dan kuat3. Penyembuhan fraktur sangat
cepat4. Terdapat problem khusus
dalam diagnosis5. Koreksi spontan pada suatu
deformitas residual
6.Terdapat perbedaan dalam komplikasi7. Berbeda dalam metode pengobatan8. Robekan ligament dan dislokasi lebih jarang ditemukan9. Kurang toleransi terhadap kehilangan darah
Fraktur Yang Sering Terjadi Pada Anak
• BengkokTerjadi jika tulang dibengkokkan tetapi tidak patah. Tulang anak yang fleksibel dapat dibengkokkan 45 derajat atau lebih sebelum patah. Akan tetapi, deformitas terjadi tanpa terlihat angulasi jika tulang patah. Terjadi paling banyak pada ulna dan fibula.• Fraktur buckle atau torusDitimbulkan oleh kompresi tulang keropos, tampak seperti penonjolan di tempat fraktur. Fraktur ini terjadi pada bagian tulang yang keropos dekat metafisis (bagian korpus tulang disekitar epifisis) dan sering kali terjadi pada anak kecil.
• Fraktur greenstickTerjadi jika sebuah tulang membentuk sudut di luar batas pembengkokan. Sisi yang terkompresi membengkok dan tekanan sisinya menurun, yang menyebabkan fraktur tidak lengkap yang serupa dengan patahan yang terlihat jika greenstick pecah.• Fraktur lengkap:Memisahkan fragmen tulang. Fragmen ini sering kali masih terhubung oleh engsel periosteal, yang dapat membantu atau mengganggu reduksi.
Beberapa Jenis Fraktur Khusus Pada Anak
FRAKTUR EPIFISISFraktur epifisis merupakan suatu frakturtersendiri dan dibagi dalam:1. Fraktur avulsi akibat tarikan ligament2. Fraktur kompresi yang bersifat komunitif3. Fraktur osteokondral
FRAKTUR LEMPENG EPIFISISAnatomi, Histologi, dan Fisiologi
Daerah yang paling lemah dari lempeng epifisis adalah zona transformasi tulang rawan pada daerah hipertrofi dimana biasanya terjadi garis fraktur.
DiagnosisDiagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan rontgen dengan dua proyeksi dan membandingkannya dengan anggota gerak yang sehat.
KlasifikasiKlasifikasi menurut Salter-Harris yang paling mudah dan praktis serta memenuhi syarat untuk terapi dan prognosis.
Klasifikasi menurut Salter-HarrisTipe ITerjadi pemisahan total lempeng epifisis tanpa adanya fraktur pada tulang, sel-sel pertumbuhan lempeng epifisis masih melekat pada epifisis. Fraktur ini meliputi zona hipertrofi dan zona kalsifikasi. Fraktur ini terjadi oleh karena adanya shearing force dan sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak-anak yang lebih muda
Tipe IIMerupakan jenis fraktur yang sering ditemukan. Garis fraktur melalui sepanjang lempeng epifisis dan membelok ke metafisis dan akan membentuk suatu fragmen metafisis yang berbentuk segitiga yang disebut dengan tanda Thurston-Holland. Sel-sel pertumbuhan pada lempeng epifisis juga masih melekat. Trauma yang menghasilkan jenis fraktur ini biasanya terjadi karena trauma shearing force dan membengkok dan umumnya terjadi pada anak-anak yang lebih tua. Periosteum mengalami robekan pada daerah konveks, bila reposisi terlambat harus dilakukan tindakan operasi
Tipe IIIFraktur lempeng epifisis tipe III merupakan
fraktur intra-artikuler. Garis fraktur mulai permukaan sendi melewati lempeng epifisis kemudian sepanjang garis lempeng epifisis. Jenis ini bersifat intra-artikuler dan biasanya ditemukan pada epifisis tibia distal
Tipe IVFraktur tipe IV juga merupakan fraktur
intra-artikuler yang melalui sendi memotong epifisis serta seluruh lapisan lempeng epifisis dan berlanjut pada sebagian metafisis. Jenis fraktur ini misalnya fraktur kondilus lateralis humeri pada anak-anak
Tipe VFraktur tipe V merupakan fraktur akibat
hancurnya epifisis yang diteruskan. Pada lempeng epifisis. Biasanya terjadi pada daerah sendi penopang badan yaitu sendi pergelangan kaki dan sendi lutut. Diagnosis sulit karena secara radiologik tidak dapat dilihat
PENATALAKSANAANTindakan yang dapat dilakukan menurut Salter-Harris antara
lain :Salter-Harris I, tindakan konservatif dengan reduksi tertutup
mudah dilakukan oleh karena masih ada perlekatan periostum yang utuh dan baik.
Salter-Harris II, tindakan konservatif dan dilakukan reposisi tetapi apabila terlambat maka harus dilakukan tindakan operasi.
Salter-Harris III, dilakukan tindakan operasi terbuka dan fiksasi interna dengan menggunakan pin yang halus.
Salter-Harris IV, dilakukan tindakan operasi terbuka dan fiksasi interna karena fraktur tidak stabil akibat tarikan otot.
Salter-Harris V, sulit untuk dilakukan tindakan operasi karena secara radiologik kelainan tidak dapat dinilai
Metode pengobatan fraktur pada umumnya dibagi dalam KonservatifProteksi (tanpa reduksi atau imobilisasi), untuk mencegah
trauma lebih lanjut misalnya dengan memberikan sling (mitela) pada anggota gerak bawah.
Imobilisasi dengan bidai eksterna (tanpa reduksi), imobilisasi pada fraktur dengan bidai eksterna hanya memberikan sedikit imobilisasi, biasanya mempergunakan plester of Paris (gips) atau dengan bermacam-macam bidai dari plastic atau metal. Diindikasikan pada fraktur yang perlu di pertahankan posisinya dalam proses penyembuhan.
Reduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi eksterna, mempergunakan gips. Reposisi yang dilakukan melawan kekuatan terjadinya fraktur. Penggunaan gips untuk imobilisasi merupakan alat utama pada tehnik imobilisasi untuk mencegah fraktur patologis.
Reduksi tertutup dengan traksi berlanjut diikuti dengan imobilisasi, dapat dilakukan berupa traksi kulit dan traksi tulang.
Operatif Sebelum dilakukan tindakan operasi, terlebih dahulu
dilakukan perbaikan semua luka. Apabila pasien mempunyai penyakit penyerta, sebaiknya dilakukan konsultasi dengan bagian yang terkait untuk persiapan operatif.
Indikasi operasi adalah :Fraktur terbukaFraktur intra-artikuler (Salter-Hariss III dan IV)Fraktur dengan luka pada vaskulerFraktur dengan compertment syndromeFraktur dengan posisi abnormal untuk indikasi reduksi
tertutup.Setelah dilakukan operasi, dilakukan perawatan luka
dan follow up pasien sampai 1-2 minggu setelah operasi.
KOMPLIKASIBeberapa komplikasi fraktur pada anak-anak mempunyai ciri yang khusus seperti fraktur epifisis dan lempeng epifisis antara lain : Gangguan pertumbuhan tulangTerjadi ketidakseimbangan bentuk tungkai
bawah, dengan fraktur biasa terjadi tulang yang terlalu panjang atau terlalu pendek.
Terjadi deformitas bentuk sikuOsteomielitis yang terjadi secara sekunder pada
fraktur terbuka atau reduksi terbuka pada suatu fraktur tertutup biasanya lebih hebat dan dapat menyebabkan kerusakan pada epifisis.
PROGNOSISDelapan puluh lima persen trauma lempeng epifisis tidak mengalami gangguan dalam pertumbuhan. Sisanya 15% akan memberikan gangguan dalam pertumbuhan. Ada beberapa fraktor yang penting dalam prognosis pada fraktur epifisis yaitu :1
Jenis fraktur berdasarkan Salter-Harris Salter-Harris I : prognosisnya baik bila direposisi dengan cepat Salter-Harris II : prognosisnya biasa baik, tergantung kerusakan pembuluh darah Salter-Harris III : prognosisnya baik bila direduksi dengan baik Salter_harris IV : prognosis jelek bila reduksi tidak dilakukan dengan baik Salter-Harris V : prognosisnya jelek karena dapat terjadi kerusakan sebagian
atau seluruh lempeng epifisis. Umur waktu terjadinya trauma, apabila trauma terjadi pada umur yang lebih
muda maka prognosisnya lebih jelek disbanding bila terjadi pada umur yang lebih tua.
Vaskularisasi pada epifisis, apabila terjadi kerusakan vaskularisasi epifisis, prognosisnya lebih jelek.
Metode reduksi, reduksi yang dilakukan dengan tidak hati-hati akan menimbulkan kerusakan yang lebih hebat pada lempeng epifisis
Bayi besar sungsang forsep
Fraktur femur bilateralfraktur humerus fraktur clavikula
Fraktur akibat trauma kelahiran
FRAKTUR AKIBAT PENYIKSAAN ( Child Abuse ) Ditemukan kebiruan pada badan anak. Pemeriksaan radiologis ditemukan fraktur
multiple pada iga, anggota gerak, tengkorak serta fraktur di daerah epifisis.
FRAKTUR STRESSPada anak anak, fraktur stress terutama
pada 1/3 bagian proksimal tibia, ½ bagian distal fibula, metatarsal, iga, panggul, femur dan humerus.
Fraktur stres harus dibedakan dengan kelainan karena keganasan.
Fraktur Pada Anak
Secara Regional
Anggota Gerak Atas
Anggota Gerak Bawah
FRAKTUR KLAVIKULATrauma dapat terjadi secara langsung
maupun tidak langsung pada posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstretched hand), dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula.
Fraktur klavikula pada bagian tengah paling sering mengalami fraktur green stick atau fraktur total.
Pada anak-anak fraktur klavikula dengan pemasangan mitela selama 23 minggu, akan sembuh secara sempurna.
Pemeriksaan radiologis :- bagian tengah plng sering mengalami fraktur green stick atau fraktur total- medial klavikula yaitu pada daerah epifisis
Fraktur skapulaGk : - Ditemukan pembengkakan atau nyeri pada daerah skapulapengobatan :- konservatif
FRAKTUR HUMERUSFraktur humerus dapat terjadi pada:1. Fraktur epifisis humerus2. Fraktur metafisis humerus
FRAKTUR EPIFISIS FEMURFraktur epifisis humerus adalah fraktur lempeng
epifisis tipe II (Salter-Harris). Biasanya terjadi pada anak-anak yang jatuh dalam
posisi hiper-ekstensi, misalnya jatuh pada saat mengendarai sepeda/kuda.
Klasifikasi fraktur menurut Neer-Horowitz:• Grade I : pergeseran fraktur kurang dari 5 mm• Grade II : pergeseran epifisis 1/3 terhadap fragmen distal• Grade III : pergeseran 2/3• Grade IV : pergeseran melebihi 2/3
- Pemeriksaan radiologi : pemisahan epifisis dan metafisis
- pengobatan : - Grade I tdk perlu reposisi- Grade II reposisi, pembiusan umum,
pasang mitela- Grade III dan IV reposisi dengan pembiusan
umum, jk tdk berhasil operasi terbuka + fiksasi interna
2. Fraktur metafisis humerus - tidak mengalami pergeseran terapi
konservatif- mengalami pergeseran yang jauh bagian distal menembus m.deltoid dilakukan op untuk melepas fragmen
PULLED ELBOWDiagnosis :
segera stlh trauma nyeri daerah sikuterdengar bunyi kliknyeri tekan daerah radius proksimalradiologis : N
jika masi ada
subluksasi
reposisi dg/tanpa pembiusa
n
mobilisasi dengan mitela
selama 1 minggu
Pengobatan :
Klasifikasi :
Fraktur 1/3 proksimal ulna ( fraktur monteggia)
klasifikasi Bado1. Tipe I: fraktur proksimal ulna dengan
angulasi anterior disertai dislokasi anterior kaput radius.
2. Tipe II: fraktur proksimal ulna dengan angulasi posterior disertai dislokasi posterior kaput radii dan fraktur kaput radii.
3. Tipe III: dislokasi lateral atau anterolateral dari caput radii disertai fraktur metafise ulna.
4. Tipe IV: dislokasi anterior dari caput radii disertai fraktur radius dan ulna.
GK : Nyeri dan bengkak pada lengan bawah Datang dengan posisi tangan fleksi atau
pronasi
Pengobatan : Fraktur terbuka segera operasi dan fiksasi
ulnaFraktur tertutup dicoba dengan reposisi
Fraktur radius, ulna distal, dan fraktur epifisisKlasifikasi : 1. Fraktur epifisis 2. Fraktur torus3. Fraktur green stick4. Fraktur total5. Fraktur galazzi
GK : pembengkakan, nyeri tekan di sekitar pergelangan tangan
Pemeriksaan radiologis
1. Fraktur epifisis
Pengobatan : - Reposisi tertutup, imobilisasi dg gips sirkuler d bawah
siku slama 3 mg- Operasi jika fraktur sudah beberapa hari dan
pergeseran hebat
2. Fraktur torusPengobatan :Gips sirkuler d bawah siku selama 3 minggu
3. Fraktur green stickPengobatan : -angulasi < 20 umur 10-12 th pasang gips smpe siku dengan posisi pronasi 3- 4 mg
Fraktur total Pengobatan : - Reposisi tertutup, jika gagal reposisi
terbuka dg fiksasi interna , perkuat dg gips sirkuler selama 4 mg
- Fraktur terbuka rawat, debridement yang bai,pertahankan dengan fiksasi interna
Fraktur galeazzi
Pengobatan : Operasi dengan fiksasi interna
Fraktur Metakarpal dan Falangs
Fraktur bennettfraktur metakarpal
fraktur falangs
Anggota gerak bawah Fraktur panggul
GK : gejala fraktur panggul itu sendiri, tanda-tanda perdarahan serta kerusakan organ lainpemeriksaan radiologis :
Fraktur diafisis femurGK : trauma hebat, pembengkakan daerah
tungkai atas, tidak dapat menggerakkan tungkai, deformitas, pemendekan anggota gerak, krepitasi,
Pengobatan : 1. Konservatif (traksi kulit, traksi
tulangspika panggul)2. Operatif ( k-nail, plate kecil)
Fraktur patelaGK : nyeri,
pembengkakan cairan dalam sendi lutut,
tidak dapat melakukan ekstensi pada tungkai ( robekan m.quadrisep)
Fraktur talus
Fraktur kalkane
us Fraktur metatars
al IV sinistra
Fraktur tulang-tulang pada kaki