digilib.uns.ac.id/perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBASIS MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN AUTOCAD DAN KONVENSIONAL PADA PELAJARAN AUTOCAD SMK NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI OLEH : RINA NURLIANTI K1508019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Upload: duongkhanh

Post on 08-Jun-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

YANG DIAJAR DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBASIS

MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN AUTOCAD DAN KONVENSIONAL

PADA PELAJARAN AUTOCAD SMK NEGERI 5 SURAKARTA

SKRIPSI

OLEH :

RINA NURLIANTI

K1508019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

YANG DIAJAR DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBASIS

MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN AUTOCAD DAN KONVENSIONAL

PADA PELAJARAN AUTOCAD SMK NEGERI 5 SURAKARTA

OLEH :

RINA NURLIANTI

K1508019

Skipsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendididkan Teknik Bangunan, Jurusan

Pendidikan Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Rina Nurlianti, PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA YANG

DIAJAR DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBASIS MEDIA

VIDEO PEMBELAJARAN AUTOCAD DAN KONVENSIONAL PADA

PELAJARAN AUTOCAD SMK NEGERI 5 SURAKARTA. Skripsi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.

Tujuan penelitian adalah: 1) Mengetahui ada dan tidaknya perbedaan

prestasi belajar siswa yang diajar dengan model Quantum Teaching berbasis

media video pembelajaran Autocad dan Konvensional. 2) Mengetahui aktivitas

belajar siswa ditinjau dari penggunaan model Quantum Teaching berbasis media

video pembelajaran Autocad dan Konvensional pada pelajaran muatan lokal

program produktif Autocad yang diterapkan.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif quasi eksperiment. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Populasi

penelitian adalah kelas XI program keahlian bangunan dan sampel penelitian

adalah siswa kelas XI TGB (29 siswa) dan XI TKBB (25 siswa) Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Surakarta. Sumber data terdiri dari sumber

data primer. Sumber data primer yaitu sumber data yang digunakan untuk

mendapatkan data prestasi belajar pelajaran muatan lokal program produktif

Autocad setelah mendapat perlakuan model pembelajaran Konvensional dan

Quantum Teaching berbasis media video pemebelajaran Autocad, sumber data

primer diperoleh dari nilai pretest dan posttest. Sumber data sekunder yaitu

sumber data yang digunakan untuk mendapatkan data nama siswa kelas XI

program keahlian bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan metode dokumentasi, observasi

dan tes. Validitas instrumen penelitian yang dilakukan meliputi: uji validitas butir

soal, reliabiitas soal, tingkat kesukaran dan daya beda soal. Uji prasyarat analisis

meliputi uji normalitas mengunakan uji Chi kuadrat dan uji homogenitas

menggunakan uji F serta uji keseimbangan menggunakan uji T. Teknik analisis

data yang digunakan adalah uji hipotesis dengan mengunakan uji T.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) Penggunaan model Quantum

Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad lebih efektif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa ranah kognitif dibandingkan dengan model

Konvensional pada pelajaran muatan lokal program produktif Autocad di SMK

Negeri 5 Surakarta semester genap tahun ajaran 2011/2012. 2) Aktivitas belajar

siswa baik yang diajar dengan model Quantum Teaching berbasis media video

pembelajaran Autocad dan Konvensional mengalami peningkatan pada setiap

pertemuan, tetapi pembelajaran dengan model Quantum Teaching berbasis media

video pembelajaran Autocad menunjukkan peningkatan aktivitas belajar yang

signifikan dibandingkan dengan model Konvensional pada pelajaran muatan lokal

program produktif Autocad di SMK Negeri 5 Surakarta semester genap tahun

ajaran 2011/2012.

Kata kunci: Prestasi belajar, model pembelajaran Quantum Teaching, model

Konvesional dan Video Pemebelajaran Autocad

Page 7: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Rina Nurlianti, COMPARISON OF LEARNING PERFORMANCE BETWEEN

STUDENTS WHO ARE TAUGHT BY USING QUANTUM TEACHING MODEL

BASED ON VIDEO MEDIA OF AUTOCAD LEARNING AND THOSE WITH

CONVENTIONAL LEARNING IN AUTOCAD LESSON OF SMK NEGERI 5 OF

SURAKARTA. Minithesis. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas

Maret University of Surakarta, June 2012.

Purpose of the research are: 1) To know if any different learning

performance is exist between students who are taught with Quantum Teaching

model based on video media of Autocad learning and those with conventional

model. 2) To know learning activity of students who are taught with Quantum

Teaching model based on video media of Autocad learning and those with

conventional in local content of applied productive program of Autocad.

The research is a quasi-experiment, quantitative one. Sample is taken by

using simple random sampling technique. Population of the research is class XI of

construction skill program and sample of the research is 11th

grade students of

TGB (29 students) and 11th

grade students of TKBB (25students) of state

vocational school (SMK Negeri) 5 of Surakarta. Data sources consist of primary

and secondary data. Primary data source is a data source used to obtain data of

learning performance of local content of Autocad productive program after

implementation of conventional learning model and Quantum Teaching model

based on video media of Autocad learning. Primary data is obtained from scores

of pretest and posttest. Secondary data source is a data source used to obtain data

of student’s names of Class IX of construction skill program of SMK Negeri 5 of

Surakarta of 2011/2012 academic year. Data is collected by using documentation,

observation and test techniques. Validity of the research instrument examined by

using validity test of problem items, reliability test of problem items, difficulty

level and distinguishing power of the problems. Prerequisite tests of analysis

include normality test by using Chi-square test and homogeneity test by using F-

test and balance test by using T-test. Data analysis technique of the research is

hypothesis test by using T-test.

Conclusions of the research are: 1) the use of Quantum Teaching model

based on video media of Autocad learning is more effective in improving learning

performance of students in cognitive domain when it is compared with

conventional learning model in local content lesson of Autocad productive

program of SMK Negeri 5 of Surakarta at even semester of 2011/2012 academic

year.; 2) learning activity of students both who had taught with Quantum

Teaching model based on video media of Autocad learning and with conventional

learning model experienced improvement at every meeting, but learning by using

Quantum Teaching model based on video media of Autocad learning indicated

significant improvement of learning activity compared to conventional learning

model in local content lesson of Autocad productive program of SMK Negeri 5 of

Surakarta at even semester of 2011/2012 academic year.

Key words: Learning performance, Quantum Teaching model, Conventional

model and Autocad learning video.

Page 8: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

di awali dengan BISMILLAH, di sudahi dengan ALHAMDULILLAAH

(Raihan)

Apabila kamu tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang lain dengan kekayaanmu,

maka berikanlah mereka kebaikan dengan wajahmu yang beseri-seri disertai akhlak yang baik

(Nabi Muhammad SAW)

Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang telah anda raih, Namun kegagalan yang telah

anda hadapi dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang melawan rintangan bertubi-

tubi

(Orison Swett Marden)

Jika kita memulai dengann kepastian kita akan berakhir dalam keraguan, tetapi jika kita

memulainya dengan keraguan dan bersabar menghadapinya kita akan berakhir dalam

kepastian

(Fancis Bacon)

Sukses seringkali datang pada mereka yang berani bertindak dan jarang sekali menghampiri

penakut yang tidak berani mengambil konsekuensinya

(Jawaharlal Nehru)

Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab, Yakni orang yang berfikir tapi tidak bertindak

dan orang yang bertindak tapi tidak berfikir

(W.A. Nance)

Jika tidak bisa jadi yang sama, Jadilah yang berbeda, Karna menjadi diri sendiri itu lebih baik

(Penulis)

Page 9: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang, Puji syukur Alhamdullilah atas segala limpahan

anugerah, nikmat dan karunia-Nya.

Karya ini dipersambahkan buat orang-orang yang kucintai, kusayangi, kuhormati dan kubanggakan :

Keluarga besar ku

Bapa dan ibu ku pelita hidup ku.

Terimakasih atas do’a dan jerih payah yang tercurahkan untuk keberhasilan ku dan saudara ku.

Dukungan moril dan materil yang selalu menyertai langkah hidup ku hingga kelak kesuksessan

menghampiri ku. Senyum kalian adalah motivasi ku untuk meraih mimpi-mimpi ku.

Saudara ku Hesti Nurlaeli dan Tika Nurpratiwi yang ku sayangi.

Trimakasih untuk semua canda tawa kalian setip saat. Semoga kita bisa menjadi anak yang

dibanggakan orang tua kita

Kekasih hati ku

Mas Nugroho Eko Trimaksaih untuk tetap disamping ku mendukung, memotivasi dan setia menunggu

ku. Engkau semangat ke dua setelah orang tua ku.

Teman-teman PTB angkatan 2008

Arif, Yusuf, Tyo, Ratna dan semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

Trimakasih untuk kekompakan, kebersamaan, perjuangan dan semangat 45 nya. Semangat kita adalah

kunci keberhasilan kita kawan. Tetap semangat kawan untuk kehidupan yang lebih

baik.....SEMANGAT...!!!

Almamater ku UNS.

Page 10: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Sempurna yang telah memberikan

banyak kenikmatan, berkah dan anugerah kepada penulis, salah satunya adalah

penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul

“PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA YANG DIAJAR

DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING BERBASIS MEDIA VIDEO

PEMBELAJARAN AUTOCAD DAN KONVENSIONAL PADA

PELAJARAN AUTOCAD SMK NEGERI 5 SURAKARTA”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan,

Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini merupakan bagian dari Program Penelitian Hibah Sarjana

DIPA BLU UNS dengan tema ”Pengembangan Media Pembelajaran CAD

sebagai Penunjang Perkuliahan PTB dan pengembangan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Jurusan Banguana”.

Dalam menyusun Skripsi ini penulis mendapat bantuan dari banyak pihak,

oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. Agus Efendi, M.Pd selaku Dosen pembimbing I, yang telah

meluangkan waktu membimbing dengan sabar dan mengarahkan penulis

dalam menyusun Skripsi.

2. Bapak Abdul Haris Setiawan, M.Pd selaku Koordinator Skripsi Pendidikan

Teknik Sipil/Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus

Dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktu membimbing dengan

sabar dan mengarahkan penulis dalam menyusun Skripsi.

3. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Bapak Drs. Sutrisno, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan

Kejuruan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Page 11: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

MOTO .................................................................................................................. viii

KATA PERSEMBAHAN ...................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH ......................................................... 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH. .................................................................. 4

C. PEMBATASAN MASALAH ................................................................... 5

D. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 6

E. TUJUAN PENELITIAN ........................................................................... 6

F. MANFAAT HASIL PENELITIAN .......................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI ....................................................................................... 8

B. PENELITIAN YANG RELEVAN. ........................................................ 27

C. KERANGKA BERPIKIR ....................................................................... 29

D. HIPOTESIS PENELITIAN. ................................................................... 32

Page 13: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN. .............................................. 33

B. RANCANGAN PENELITIAN. .............................................................. 34

C. POPULASI DAN SAMPEL. .................................................................. 43

D. TEHNIK PENGAMBILAN SAMPEL. .................................................. 43

E. PENGUMPULAN DATA ...................................................................... 44

F. VALIDITAS INSTRUMENT PENELITIAN ........................................ 46

G. ANALISIS DATA. ................................................................................. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN .................................................... 56

B. DESKRIPSI DATA PENELITIAN. ....................................................... 58

C. PENGUJIAN PRASYARAT ANALISIS .............................................. 70

D. PENGUJIAN HIPOTESIS ..................................................................... 72

E. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ................................................ 74

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN ....................................................................................... 81

B. IMPLIKASI. ........................................................................................... 81

C. SARAN ................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 84

LAMPIRAN .......................................................................................................... 87

Page 14: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. 1. Dasar Kompetensi Pelajaran Auto CAD Dasar .................................. 27

Tabel 3. 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................. 33

Tabel 3. 2. Rancangan Penelitian .......................................................................... 35

Tabel 4. 1. Distribusi Frekuensi Pretest pada Siswa Kelompok Konvensional.... 59

Tabel 4. 2. Distribusi Frekuensi Pretest pada Siswa Kelompok Quantum

Teaching.................................................................................................................60

Tabel 4. 3. Distribusi Frekuensi Posttest pada Siswa Kelompok Konvensional .. 62

Tabel 4. 4. Distribusi Frekuensi Posttest pada Siswa Kelompok Quantum

Teaching.................................................................................................................63

Tabel 4. 5. Distribusi Frekuensi Posttest dan Posttest pada Siswa Kelompok

Konvensional dan Quantum Teaching .................................................................. 64

Tabel 4. 6. Prosentase Aktivitas Belajar Siswa Kelompok Konvensional ............ 66

Tabel 4. 7. Prosentase Aktivitas Belajar Siswa Kelompok Quantum Teaching ... 67

Tabel 4. 8. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Selisih Prestasi Belajar.................... 70

Tabel 4. 9. Ringkasan Hasil Uji Homogeniitas Selisih Prestasi Belajar ............... 71

Tabel 4. 10. Ringkasan Hasil Uji Keseimbangan Selisih Prestasi Belajar ........... 72

Tabel 4. 11. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Selisih Prestasi Belajar .................... 73

Tabel 4. 12. Ringkasan Hasil Selisih Prestasi Belajar Pretest dan Posttest

Kelompok Konvensional dan Quantum Teaching ................................................ 74

Page 15: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 . Kerangka Berpikir ........................................................................... 31

Gambar 2.2. Paradigma Penelitian ................................................................... .....32

Gambar 3.1. Tahap-Tahap Prosedur Penelitian .................................................... 42

Gambar 4.1. Denah SMK Negeri 5 Surakarta ...................................................... 57

Gambar 4.2. Histogram Data Hasil Pretest pada Siswa Kelompok Konvensiona 60

Gambar 4.3. Histogram Data Hasil Pretest pada Siswa Kelompok Quantum

Teaching ................................................................................................................ 61

Gambar 4.4. Histogram Data Hasil Posttest pada Siswa Kelompok

Konvensional.........................................................................................................62

Gambar 4.5. Histogram Data Hasil Posttest pada Siswa Kelompok Quantum

Teaching ................................................................................................................ 64

Gambar 4.6. Histogram Data Hasil Pretest dan Posttest pada Siswa Kelompok

Konvensional dan Quantum Teaching .................................................................. 65

Gambar 4.7. Histogram Aktivitas Belajar Siswa Indikator Perhatian Kelompok

Konvensional dan Quantum Teaching .................................................................. 68

Gambar 4.8. Histogram Aktivitas Belajar Siswa Indikator Kerja Sama Kelompok

Konvensional dan Quantum Teaching .................................................................. 68

Gambar 4.9. Histogram Aktivitas Belajar Siswa Indikator Ketekunan Kelompok

Konvensional dan Quantum Teaching .................................................................. 69

Gambar 4.10. Histogram Aktivitas Belajar Siswa Indikator Keaktifan Kelompok

Konvensional dan Quantum Teaching .................................................................. 69

Gambar 4.11. Histogram Aktivitas Belajar Siswa Indikator Interaksi Kelompok

Konvensional dan Quantum Teaching .................................................................. 70

Page 16: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus ............................................................................................... 87

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Quantum Teaching 89

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Quantum Teaching 94

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Konvensional ......... 99

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Konvensional ....... 102

Lampiran 6 Daftar Nama Siswa Kelompok Quantum Teaching ........................ 105

Lampiran 7 Daftar Nama Siswa Kelompok Konvensional ................................. 106

Lampiran 8 Daftar Nama Siswa Kelompok Kelas Uji Coba .............................. 107

Lampiran 9 Daftar Nama Kelomok Diskusi (Kelas Quantum Teaching) ........... 108

Lampiran 10 Kisi-Kisi Observasi ....................................................................... 109

Lampiran 11 Observasi Siswa Kelomopok Konvensional Pertemuan 1 ............ 110

Lampiran 12 Observasi Siswa Kelomopok Konvensional Pertemuan 2 ............ 113

Lampiran 13 Observasi Siswa Kelomopok Konvensional Pertemuan 3 ............ 116

Lampiran 14 Observasi Siswa Kelomopok Konvensional Pertemuan 4 ............ 119

Lampiran 15 Observasi Siswa Kelomopok Quantum Teaching Pertemuan 1 .... 122

Lampiran 16 Observasi Siswa Kelomopok Quantum Teaching Pertemuan 2 .... 125

Lampiran 17 Observasi Siswa Kelomopok Quantum Teaching Pertemuan 3 .... 128

Lampiran 18 Observasi Siswa Kelomopok Quantum Teaching Pertemuan 4 .... 131

Lampiran 19 Kisi-Kisi Soal ................................................................................ 134

Lampiran 20 Soal Try Out .................................................................................. 135

Lampiran 21 Kunci Jawaban ............................................................................... 145

Lampiran 22 Soal Pretest dan Postest ............................................................... 146

Lampiran 23 Kunci Jawaban ............................................................................... 154

Lampiran 24 Skor Nilai Prestasi Belajar Siswa Kelompok Konvensional ......... 155

Lampiran 25 Skor Nilai Prestasi Belajar Siswa Kelompok Quantum Teaching 156

Lampiran 26 Ringkasan Data Hasil Uji Validitas Butir Soal ............................. 157

Lampiran 27 Ringkasan Data Hasil Uji Reliabilitas, Daya Pembeda dan Tingkat

Kesukaran Butir Soal ......................................................................................... 162

Lampiran 28 Skor Data Nilai Prestasi Belajar Hasil Penelitian .......................... 171

Page 17: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 29 Ringkasan Hasil Uji Normalitas .................................................... 173

Lampiran 30 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas ................................................ 179

Lampiran 31 Ringkasan Hasil Uji Keseimbangan Selisih Prestasi Belajar ........ 180

Lampiran 32 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Selisih Prestasi Belajar ................. 184

Lampiran 33 Ringkasan Hasil Selisih Prestasi Belajar ....................................... 188

Lampiran 34 Tabel r Product Moment ................................................................ 190

Lampiran 35 Tabel Uji F ..................................................................................... 191

Lampiran 36 Tabel Chi-Kuadrat ......................................................................... 195

Lampiran 37 Tabel Uji T..................................................................................... 196

Lampiran 38 Foto Dukumentasi Kelompok Konvensional ................................ 197

Lampiran 39 Foto Dukumentasi Kelompok Quantum Teaching ........................ 198

Page 18: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Pendidikan di Indonesia 2011 - 2012 Addianto (20/1/2012).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa

perubahan hampir disemua aspek kehidupan, oleh karena itu, dunia pendidikan

perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah berkaitan dengan tuntutan untuk

menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sebab melalui proses

pendidikan akan terlahir generasi muda yang berkualitas yang diharapkan mampu

mengikuti perubahan dan perkembangan kemajuan zaman disegala aspek

kehidupan. Hakekatnya mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh prestasi belajar.

Indonesia adalah negara yang masih mengalami ketertinggalan dalam prestasi

belajar, baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan informal. Hal ini

terlihat dari kualitas pendidikan di Indonesia yang masih memprihatinkan dan

masih berada dalam urutan ke-12 dari 12 negara di Asia, indeks pengembangan

manusia semakin menurun. Indonesia mempunyai daya saing yang rendah dan

menurut survei lembaga, Indonesia memliki predikat sebagai follower bukan

sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Mutu kualitas pendidikan di

Indonesia akan meningkat jika didukung oleh sumber daya manusia indonesia

yang berkualitas pula salah satu usaha pemerintah Indonesia terkait dengan

peningkatan sumber daya manusia adalah didirikannya sekolah-sekolah baik

formal maupun informal.

Sekolah merupakan lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal

yang mempunyai peranan penting dalam mendewasakan pola pikir dan tingkah

laku siswa. Selain itu sekolah juga bertanggung jawab dalam meningatkan mutu

kualitas sumber daya manusia, seperti yang disampaikan Isjoni (4/11/2003) SMK

dan Permasalahannya, SMK adalah salah satu lembaga pendidikan yang

bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya dapat

mengembangkan kinerja apabila terjun dalam dunia kerja. Pendidikan SMK itu

Page 19: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sendiri bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat

mengembangkan diri seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi

dan kesenian, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan

mengembangkan sikap profesional.

Hal di atas akan terwujud apabila proses pembelajaran di sekolah (SMK)

berjalan dengan lancar, dalam proses pembelajaran, guru memiliki peranan

penting dalam pendidikan siswa. Guru harus memberikan apa yang terbaik bagi

siswa agar tercapai tujuan pendidikan, oleh karenanya, untuk mewujudkan

kegiatan pembelajaran yang aktif dan berkualitas, salah satu unsur utama adalah

keberadaan guru yang berkualitas pula. Sejalan dengan pendapat Saiful Amien &

Fransina Lamere (18/1/2010) Media Audio Dan Video Untuk Pembelajaran,

bahwa guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional seperti

yang tersirat dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen. Seorang guru, di dalam melaksanakan kompetesi

pedagogik dituntut untuk memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Termasuk di dalamnya penguasaan,

pemanfaatan dan penciptaan media pembelajaran yang sesuai.

Penggunaan media pembelajaran disadari akan sangat membantu

aktivitas pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas, Hamdani (2011: 243)

berpendapat, “Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang

mengandung materi intruksional di lingkungan siswa, yang dapat merangsang

siswa untuk belajar”. Penempatan peran guru dan penggunaan media

pembelajaran yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap kualitas

pendidikan yaitu peningkatan prestasi belajar yang menjadi tujuan dari

pembelajaran.

Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Surakarta awalnya

pelajaran muatan lokal program produktif Autocad ini hanya diberikan pada kelas

XI TGB, namun pada awal tahun pelajaran 2010/2011 pelajaran tersebut

diberikan kepada semua siswa kelas XI Program Keahlian Bangunan. Model

pembelajaran yang diterapkan guru pada pelajaran muatan lokal program

Page 20: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

produktif Autocad masih menggunakan model pembelajaran Konvensional.

Pembelajaran menggunakan model tersebut lebih cenderung membosankan,

monoton, kurang interaktif dan komunikatif dalam mentranfer pengetahuan, disini

siswa juga kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Pelajaran Autocad

juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered, proses

pembelajaran hanya dikuasai guru. Kondisi yang demikian, tentu akan

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat diketahui dari

banyaknya siswa yang memperoleh nilai ulangan masih dibawah rata–rata kelas,

sebanyak 50,48% siswa yang nilainya di bawah nilai 75, yang mana nilai tersebut

merupakan nilai standar ketuntasan belajar untuk pelajaran muatan lokal program

produktif Autocad di SMK Negeri 5 Surakarta, jika kondisi seperti ini tidak

secepatnya diatasi, maka sangat mungkin kualitas sekolah akan menjadi menurun,

karena salah satu indikator keberhasilan sekolah adalah mampu mencetak lulusan

yang baik.

Melihat dari semua permasalahan yang dipaparkan di atas, maka

diperlukan suatu solusi. Salah satu solusinya adalah penggunaan model

pembelajaran yang tepat, yaitu model yang mampu membuat seluruh siswa

terlibat dalam suasana pembelajaran. Suryasubroto (1997: 43) berpendapat Model

mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan

hubungan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Alternatif yang dapat

dilakukan oleh seorang guru guna lebih mengaktifkan dan memunculkan prestasi

belajar siswa di kelas salah satunya yaitu dengan menggunakan model Quantum

Teaching. Model Quantum Teaching yaitu suatu proses pembelajaran akan

menjadi efektif dan bermakna apabila ada interaksi antara siswa dan sumber

belajar dengan materi, kondisi ruangan, fasilitas, penciptaan suasana dan kegiatan

belajar yang tidak monoton.

Adanya media pembelajaran Autocad berupa video, materi yang akan

disampaikan oleh guru akan lebih mudah untuk dipahami. Penyampaian materi

dengan menggunakan video pembelajaran akan membuat siswa lebih tertarik

untuk menyimak, memahami dan itu sangat membantu guru dalam mengajar.

Media video pembelajaran Autocad juga tidak akan berhasil dalam kaitannya

Page 21: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan meningkatkan prestasi siswa kalau tidak diimbangi dengan model

pembelajaran yang diterapkan guru di kelas. Model Quantum Teaching dirasa

sangat cocok untuk mata pelajaran muatan lokal pogram produktif Autocad yang

dikombinasikan/dikolaborasikan dengan media video pembelajaran Autocad.

Melihat latar belakang di atas, penulis tertarik ingin melakukan penelitian

yang dilaksanakan di SMK Negeri 5 Surakarta dengan membandingkan prestasi

belajar siswa yang menggunakan model Quantum Teaching berbasis media video

pembelajaran Autocad dengan model Konvensional pada pelajaran muatan lokal

program produktif Autocad dengan alasan karena penulis memiliki asumsi bahwa

tidak ada model pembelajaran yang terbaik, namun yang ada adalah model

pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.

Pada penelitian ini penulis mengambil judul: “PERBANDINGAN PRESTASI

BELAJAR SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL QUANTUM

TEACHING BERBASIS MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN AUTOCAD

DAN KONVENSIONAL PADA PELAJARAN AUTOCAD SMK NEGERI 5

SURAKARTA”. Penelitian ini merupakan bagian dari Program Penelitian Hibah

Sarjana DIPA BLU UNS dengan tema ”Pengembangan Media Pembelajaran

CAD sebagai Penunjang Perkuliahan PTB dan pengembangan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Jurusan Banguana”.

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa

permasalahan, diantaranya :

1. Kualitas pendidikan di Indonesia masih berada pada urutan ke 12 dari12

negara di Asia ini dikarenakan sumber daya manusia Indonesia rendah.

2. Strategi pembelajaran dalam penyampaian materi yang diterapkan guru

belum sepenuhnya diterima oleh siswa dengan baik, dan model pembelajaran

yang diterapkan masih Konvensional (sederhana).

3. Belum ditemukannya model pembelajaran dan media pembelajaran yang

tepat dan efektif yang diterapkan pada pelajaran muatan lokal program

Page 22: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

produktif Autocad (pelajran Autocad) sehingga prestasi belajar dan aktivitas

siswa meningkat.

4. Proses pembelajaran yang terjadi pada pelajaran muatan lokal program

produktif Autocad di SMK Negeri 5 Surakarta belum sepenuhnya melibatkan

peran aktif siswa, semua kegiatan berpusat pada guru (teacher center) dan

aktivitas siswa dominan hanya mendengarkan dan mempraktikan apa yang

guru ajarkan tanpa adanya umpan balik dari siswa itu sendiri.

5. Interaksi antara siswa dan guru yang terjadi pada proses pembelajaran masih

relatif sangat rendah dan berlangsng satu arah.

6. Nilai rata-rata kelas yang menunjukkan suatu prestasi belajar siswa pada

kelas XI Program Keahlian Bangunan (XI TGB, XI TKBB, dan XI TKK) di

SMK Negeri 5 Surakarta pelajaran muatan lokal produktif Autocad masih

perlu ditinggkatkan.

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat berbagai masalah dan

luasnya bidang penelitian, oleh karena itu perlu di batasi agar penelitianya terarah

dengan jelas dan pasti. Pembatasan masalah penelitian ini meliputi:

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI Program Keahlian Bangunan

SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.

2. Objek penelitian

a. Metode pembelajaran dibatasi:

1) Model Konvensional

2) Model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad

b. Prestasi belajar siswa pada pelajaran muatan lokal program produktif

Autocad dibatasi pada ranah kognitif.

Page 23: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka

dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan model Quantum

Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad dan Konvensional

pada pelajaran muatan lokal program produktif Autocad.

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa ditinjau dari penggunaan model Quantum

Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad dan Konvensional

pada pelajaran muatan lokal program produktif Autocad yang diterapkan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan rumusan masalah dan

batasan masalahnya yaitu untuk:

1. Mengetahui ada dan tidaknya perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar

dengan model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad dan Konvensional pada pelajaran muatan lokal program produktif

Autocad.

2. Mengetahui aktivitas belajar siswa ditinjau dari penggunaan model Quantum

Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad dan Konvensional

pada pelajaran muatan lokal program produktif Autocad yang diterapkan.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis:

a. Bagi siswa

1) Meningkatkan aktivitas siswa terkait dengan perannya dalam proses

pembelajaran, sehingga siswa dapat menemukan dan membangun

sendiri pengetahuannya secara optimal.

2) Mengembangkan kemampuan berfikir siswa dalam memecahkan

masalah baik secara individu maupun kelompok.

3) Model dan media pembelajaran yang tepat yang diterapakan dalam

proses pembelajaran membantu meningkatkan aktivitas dan prestasi

belajar siswa.

Page 24: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Bagi guru

Memberikan sumbangan pemikiran tentang penggunaan model dan media

pembelajaran yang tepat dengan mata pelajaran yang diajarkan dan kondisi

siswa guna untuk mencapai prestasi belajar yang baik dan tujuan dari

pemebelajaran yang lainnya, salah satunya yaitu model Quantum Teaching

berbasis media video pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka mengoptimalkan

potensi, prestasi belajar siswa dan kinerja guru dalam proses

pembelajaran.

d. Bagi peneliti

1) Menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan peneliti,

khususnya terkait dengan penelitian yang membandingkan prestasi

belajar siswa dengan model yang sudah umum digunakan yaitu model

Konvensional dan alternatif model yaitu model Quantum Teaching

berbasis media video pemebelajaran Autocad.

2) Memberikan bekal bagi peneliti sebagai calon guru teknik bangunan

sebelum terjun sebagai seorang guru.

2. Manfaat Teoritis:

a. Menambah pengetahuan bagi pembaca terhadap dunia pendidikan.

b. Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori bagi penelitian yang

sejenis dan relevan.

c. Sebagai bahan pustaka bagi mahasiswa Progam Pendidikan Teknik

Sipil/Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universutas Sebelas Maret Surakarta.

d. Sebagai ajakan untuk terus mengembangkan media pembelajaran alternatif

yang mudah, singkat, dan menyenangkan.

e. Diharapkan konsep pembelajaran dengan menggunakan multimedia

interaktif dapat direkomendasikan sebagai kolaborasi dan inovasi dalam

dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Page 25: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu Prestasi dan

belajar. Meskipun demikian kedua kata tersebut saling berhubungan antara satu

dengan yang lain. Beberapa ahli sepakat bahwa prestasi adalah hasil dari suatu

kegiatan, hasil yang dimaksud adalah hasil yang memiliki ukuran atau nilai. Di

bawah ini merupakan pendapat para ahli dalam memahami kata prestasi yaitu:

a. Hamdani (2011: 137) pengertian prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.

Pretasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan

kegiatan.

b. W.J.S. Purwadarminta berpendapat bahwa prestasi sebagai hasil yang telah

dicapai (dilakuan, dikerjakan dan sebagainya)

c. Nasrun Harahap dan kawan-kawan dalam Djamarah (1994: 19–20)

memberi pengertian prestasi adalah penilaian pendidikan tentang

perkembangan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan

terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Terkait dari beberapa pendapat prestasi di atas disimpulkan bahwa

prestasi adalah suatu hasil yang didapat oleh seseorang setelah dia melakukan

suatu kegiatan, atau menciptakan sesuatu yang baru. Didalam pendidikan,

prestasi merupakan hasil dari pemahaman yang diperoleh dari penguasaan

nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum, sehingga prestasi dapat diukur

dengan nilai yang didapat dari pengadaan tes maupun evaluasi belajar.

Sedangkan pengertian belajar menurut para ahli antara lain adalah:

Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang

melalui penguatan (reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat

permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a

change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John

Page 26: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural

Approach. Belajar menurut Natawidjaja dan Moleong (1985: 7) adalah “suatu

proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang”. Hamalik

(2003: 52) mengatakan belajar adalah modifikasi untuk memperkuat tingkah

laku melalui pengalaman dan latihan serta suatu proses perubahan tingkah laku

individu melalui interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk

mendapatkan sesuatu perubahan pada dirinya untuk lebih baik, baik dalam

tingkah laku (perilaku) ataupun untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang

lebih luas lagi.

Kesimpulannya prestasi belajar adalah suatu hasil atau nilai yang

dicapai dari suatu kegiatan dengan tujuan untuk mendapatkan perubahan

tingkah laku yang lebih baik ataupun untuk mendapatkan ilmu pengetahuan

yang lebih luas lagi, biasanya diperoleh dari tes dan hasil evaluasi dalam

bentuk angka. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan

sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk

nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses pembelajaran.

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik setelah

mengikuti proses yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau

instrumen yang relevan. Seperti yang di jelaskan Bloom (1964: 86) bahwa

secara umum klasifikasi prestasi belajar dibagi menjadi 3 ranah yaitu ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik. Perlu diketahui bahwa pada penelitian ini

hanya mengukur prestasi belajar pada ranah kognitif, dengan alasan karena

ranah kognitif bersifat lebih khusus dibandingkan dengan ranah afektif dan

psikomotorik. Pendapat ini diperkuat oleh Sudjana (2010: 33) hasil belajar

afektif dan psikomotorik sifatnya lebih luas, lebih sulit diamati. Menurut

Winkel (2004: 263) menyatakan bahwa faktor kognitif, terutama kemampuan

belajar lebih berpengaruh pada taraf prestasi siswa, sedangkan faktor

Page 27: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

nonkognitif lebih berperan dalam membangkitkan dan mempertahankan

semangat dan gairah belajar.

Bloom et al., dalam Winkel (2004: 272) membagi ranah kognitif

menjadi 6 aspek yaitu:

a. Pengetahuan (knowledge): mencakup hal-hal yang pernah diajari dan

disimpan dalam ingatan. Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang

paling mendasar.

b. Pemahaman (comprehension): kegiatan mental intelektual yang

mengoorganisasikan materi yang telah diketahui. Pemahaman merupakan

tipe belajar yang lebih tinggi tingkatannya di atas pengetahuan. Sudjana

(2010) membagi tingkat pemahaman menjadi 3 katagori:

1) Tingkat terendah: pemahaman terjemah/translasi

2) Tingkat kedua: pemahaman penafsiran/interpretasi

3) Tingkat ketiga: pemahaman ekstrapolasi

c. Penerapan (application): kemampuan menggunakan pengetahuan untuk

memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan

sehari-hari. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi dari pengetahuan dan

pemahaman.

d. Penguraian (analysis): kemampuan menentukan bagian-bagian dari suatu

masalah dan menunjukkan hubungan antar bagian tersebut, melihat

penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen

yang menyokong suatu pernyataan. Bloom, membagi 3 jenis kemampuan

analisis yaitu analisis unsur, analisis hubungan dan prinsip-prinsip

organisasi.

e. Penilaian (evaluation): kemampuan untuk membentuk suatu pendapat

mengenai sesuatu atau beberapa hal, mempertimbangkan, menilai dan

mengambil keputusan besar-salah, baik-buruk, berdasarkan kriteria tertentu.

Terdapat dua kriteria pembenaran yaitu:

1) Pembenaran berdasarkan kriteria internal, dengan memperhatikan

konsistensi atau kecermatan susunan secara logis unsur-unsur yang ada

di dalam objek yang diamati.

Page 28: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Pembenaran berdasarkan kriteria eksternal, dengan kriteria-kriteria

yang bersumber di luar objek yang diamati.

Pada dasarnya prestasi belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor

dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal) Hamdani (2011: 139).

a. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa. Faktor ini antara

lain sebagai berikut:

1) Kecerdasan (intelegensi)

2) Faktor jasmani atau faktor fisiologis

3) Sikap

4) Minat

5) Bakat

6) Motivasi

b. Faktor eksternal terdiri dari atas dua macam yaitu:

1) Lingkungan sosial: guru, kepala sekolah, staf administrasi, teman–

teman sekelas, rumah tempat tinggal siswa, alat–alat belajar dan lain–

lain

2) Lingkungan nonsosial: gedung sekolah, tempat tinggal dan waktu

belajar. Pengaruh lingkungan pada umunya bersifat positif dan tidak

memberikan paksaan kepada individu.

Menurut Slameto dalam Hamdani (2011: 138) faktor eksternal yang

dapat mempengaruhi belajar diantaranya adalah:

1) Keadaan keluarga

2) Keadaan sekolah

3) Lingkngan masyarakat

Sedangkan menurut Sudjana (2010: 39) faktor internal (dari diri

siswa) yaitu aktivitas belajar siswa itu sendiri seperti, motivasi belajar, minat

dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor

fisik dan psikis. Faktor eksternal (dari luar diri siswa) yaitu Salah satu

lingkungan belajar yang mempengaruhi belajar di sekolah ialah kualitas

pengajaran, yaitu tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran

Page 29: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam mencapai tujuan pembelajaran dan interaksi yang dilalukan siswa

dikelas.

2. Aktivitas belajar

Pengertian Aktivitas Belajar, Menurut Poerwadarminta (2003: 23)

dalam Yusfy (22/12/2011), aktivitas adalah kegiatan, jadi aktivitas belajar

adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Dalam

hal kegiatan belajar, Rousseuau (dalam Sardiman 2004: 96) memberikan

penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan

dan penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun

teknis, tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi. Aktivitas

belajar yang dimaksud adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar,

mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis.

Banyak jenis-jenis aktivitas dalam belajar yang dapat dilakukan anak-

anak di kelas, tidak hanya mendengarkan atau mencatat. Paul B. Diedrich

(dalam Sardiman, 2011: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam

kegiatan (aktifitas siswa) antara lain:

a. Visual activities seperti membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi,

percobaab, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

b. Oral activities seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviu, diskusi, interupsi

dan sebagainya.

c. Listening activities seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi,

music, pidato dan sebagainya.

d. Writing activities seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket,

menyalin, dan sebagainya.

e. Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, peta diagram,

pola, dan sebagainya.

f. Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,

model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan

sebagainya.

Page 30: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g. Mental activities seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.

h. Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,

berani, tenang, gugup, dan sebagainya.

Dari jenis-jenis aktivitas belajar di atas, maka aktivitas belajar yang

dimaksud adalah:

a. Mendengarkan penjelasan guru.

b. Mencatat hal-halyang dianggap penting.

c. Berdiskusi

d. Keberanian untuk bertanya.

e. Keberanian mengajukan pendapat , kritik dan saran.

Sifat-sifat umum dari aktivitas belajar menurut Suryabrata (2011: 13)

meliputi:

a. Perhatian.

Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai

suatu aktivitas yang dilakukan, kemudian Wasti Sumanto dalam

Suryabrata (2011: 13) berpendapat bahwa perhatian adalah pemusatan

tenaga atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu obyek, atau

pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas.

Mengacu pada ke dua pendapat tersebut disimpulkan bahwa

perhatian adalah pemusatan pikiran pada sesuatu hal didasari pada banyak

sedikitnya kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas. Maka dari itu

sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian

siswanya sehingga mereka mempunyai minat terhadap pelajaran yang

diajarkannya. Orang yang menaruh minat pada suatu aktivitas akan

memberikan perhatian yang besar, oleh karena itu seorang siswa yang

mempunyai perhatian terhadap suatu pelajaran, ia pasti akan berusaha

keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan belajar.

b. Pegamatan

Pengamatan adalah melakukan sesuatu menggunakan panca indra

yang dimiliki untuk mengetahui/mengenal obyek yang sedang diamati.

Page 31: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Tanggapan dan variasinya

Bogot dkk.,(1950: 72) dalam Suryabrata (2011: 36) Tanggapan

didefinisikan sebagai banyangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita

melakukan pengamatan. Linschoten mendefinisikan “menanggap” adalah

melakukan kembali suatu perbuatan atau melakukan sebelumnya sesuatu

perbuatan tanpa hadirnya obyek fungsi primer yang merupakan dasar dari

modalitas tanggapan itu.

d. Fantasi

Fantasi didefinisikan sebagai daya untuk membentuk tanggapan-

tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang sudah ada

dan tanggapan itu tidak harus sesuai dengan benda-benda yang ada. Bisa

juga fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia

untuk beroriantasi dalam alam imajiner, melampaui dunia nyata.

e. Ingatan

Secara teori dibedakan menjadi tiga aspek yaitu: 1) mencamkan,

yaitu menerima kesan-kesan. 2) menyimpan kesan-kesan. 3)

mereproduksikan kesan-kesan, jadi Ingatan didefinisikan sebagai

kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-

kesan.

f. Berfikir

Ahli psikologi asosiasi menganggap bahwa berfikir adalah

kelangsungan tanggapan-tanggapan dimana subyek yang berfikir pasif.

Plato beranggapan bahwa berfikir itu adalah berbicara dalam hati. Bigot

dkk., (1950: 103) menyatakan berfikir adalah meletakan hubungan antara

bagian-bagian dari pengetahuan yang ada. Maka dari itu berfikir adalah

proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses.

g. Perasaan

Suryabrata (2011: 66) Perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis

yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala

mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam berbagai

taraf. Winkel (1983: 30) “Perasaan merupakan aktivitas psikis yang di

Page 32: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu objek.” Perasaan senang

akan menimbulkan minat, yang diperkuat dengan sikap yang positif,

sedangkan perasaan tidak senang akan menghambat dalam proses

pembelajaran, karena tidak adanya sikap yang positif sehingga tidak

menunjang minat dalam belajar.

h. Motif

Suryabrata (2011: 70) Motif adalah keadaan dalam pribadi orang

yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas tertentu guna untuk

mencapai tujuan. Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang

mendorongnya, dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang

mendorong seseorang untuk belajar dan minat merupakan potensi

psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila

seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan

aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu.

Terkait dengan sifat-sifat aktivitas dalam belajar di rangkum

sedemikian sehingga menjadi beberapa aspek yang nantinya aspek-aspek

tersebut akan digunakan sebagai pedoman obervasi yang digunkan oleh

peneliti sebagai instrumen untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran. Aspek-aspek tersebut diantaranya: perhatian, kerjasama,

keaktifan, ketekunan dan interaksi siswa dikelas.

3. Model pembelajaran Quantum Teaching dan Konvensional

a. Model pembelajaran Quatum Teaching

Kata Quatum berarti interaksi yang mengubah energi menjadi

cahaya. Quatum Teaching bersandar pada konsep “bawalah dunia mereka

ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka” Riyanto (2009:

201). Hal ini menunjukkan bahwa pengajaran dengan Quantum Teaching

tidak hanya menawarkan materi yang harus dipelajari siswa, tetapi jauh

dari itu siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional

yang baik ketika belajar. Penggunaan Quatum Teaching membuat guru

dapat mengajar dengan menggunakan otak kiri dan kanan pada fungsinya

Page 33: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

maisng-masing. Menurut Jupri (2006: 7) dalam Baroroh (2010: 15)

mengatakan bahwa model Quantum Teaching berusha mengubah susana

belajar yang monoton dan membosankan ke dalam suasana belajar yang

meriah dan gembira dengan memadukan potensi fisik, psikis, emosi siswa

menjadi satu kesatuan kekuatan yang integral. Quantum Teaching berisi

prinsip-prinsip sistem perencangan pengajaran yang efektif, efisien dan

progres berikut model penyajian untuk mendapatkan prestasi belajar yang

mengagumkan dengan waktu yang sedikit.

Menurut Riyanto (2009: 203) ada lima prinsip atau kebenaran

dalam pembelajaran Quantum Teaching yang harus dimunculkan dalam

setiap pembelajaran pada siswa yaitu:

1) Segalanya bicara maksudnya bahan untuk mengajar atau mentranfer

ilmu pada siswa dapat diperoleh dari lingkungan, sampai penggunaan

bahasa tubuh dan kertas yang dibagikan serta rancangan pelajaran.

2) Segalanya bertujuan maksudnya segala perbuatan yang terjadi dalam

pembelajaran Quantum Teaching bertujuan untuk mengubah model

pembelajaran menjadi lebih baik dan menyenangkan.

3) Pengalaman sebelum pemberian nama maksudnya kreativitas guru

ditunjang untuk menceritakan pengalaman yang pernah dialami

dengan sangat menarik, siswa akan terangsang untuk ingin tahu,

sehingga siswa dengan mudah mendengarkan penjelasan dari guru.

4) Akui setiap usaha maksudnya berilah penghargaan/reward pada setiap

siswa dalam setiap pekerjaan yang dilakukan sehingga siswa lebih

percaya diri.

5) Jika layak dipelajari layak pula dirayakan maksudnya jika diperlukan

melakukan perayaan sebagai dasar telah mengalami kemajuan dan

peningkatan prestasi belajar.

Berdasarkan kelima prinsip tersebut model Quantum Teaching

diterapkan di kelas secara ringkas aktivitas ini dapat dirangkum dalam

kegiatan menumbuhkan minat siswa dengan memuaskan “Apa Manfaat

Bagiku (AMBAK) dengan menggunakan rancangan pengajaran Quantun

Page 34: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Teaching sehingga belajar benar-benar menjadi dinamis secara konsisten

menjadi mudah dan menyenangkan. Rancangan tersebut menggunakan

kata Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan

(TANDUR) Baroroh (2010: 10) kata TANDUR maksudnya adalah:

1) Tumbuhkan: menumbuhkan minat belajar siswa dengan cara

memberitahukan manfaat materi yang akan dipelajari.

2) Alami: guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memperoleh pengalaman–pengalaman umum yang dapat dimengerti

oleh siswa.

3) Namai: guru menyediakan kata kunci, konsep, rumus yang merupakan

materi utama yang menjadi pesan pembelajaran.

4) Demonstrasikan: guru menyediakan kesempatan bagi siswa untuk

dapat menunjukkan kemampuannya.

5) Ulangi: guru menunjukkan kepada siswa cara–cara mengulang materi

dan menegaskan bahwa mereka benar–benar tahu akan apa yang

dipelajari.

6) Rayakan: berarti guru memberikan pengakuan atas upaya yang telah

dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas ynag diberikan guru,

partisipasi, perolehan keterampilan, dan ilmu pengetahuannya.

b. Model Pembelajaran Konvensional

Salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat

banyak digunakan oleh guru adalah model pembelajaran Konvensional.

Pembelajaran Konvensional mempunyai beberapa pengertian menurut para

ahli, diantaranya:

1) Menurut Ujang Sukandi (2003: 8) dalam Pembelajaran konvensional

banyak dikritik, namun paling disukai, Sunarto (2/3/2009)

mendeskripsikan bahwa Pendekatan Konvensional ditandai dengan

guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep

bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan

Page 35: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran

siswa lebih banyak mendengarkan.

2) Djamarah (1996) dalam Muhamad Kholik Metode Pembelajaran

Konvensional (8/11/2011) metode pembelajaran Konvensional adalah

metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode

ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat

komunikasi lisan antara guru dengan siswa dalam proses

pembelajaran. Pembelajaran sejarah metode Konvensional ditandai

dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian

tugas dan latihan.

3) Freire (1999) dalam Muhamad Kholik Metode Pembelajaran

Konvensional (8/11/2011) memberikan istilah terhadap pengajaran

seperti itu sebagai suatu penyelenggaraan pendidikan ber “gaya bank”

penyelenggaraan pendidikan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas

pemberian informasi yang harus “ditelan” oleh siswa, yang wajib

diingat dan dihafal.

Dari ketiga pendapat tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran

Konvensional adalah gaya mengajar guru dalam proses pembelajaran yang

hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian informasi,

mengajarkan tentang konsep-konsep bukan kompetensi dan pada saat

proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan, dalam praktiknya

guru hanya ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian

tugas dan latihan.

Pendekatan Pembelajaran Konvensional, menurut Warpala

(20/12/2009) ciri-ciri pembelajaran Konvensional adalah:

1) pembelajaran berpusat pada guru,

2) terjadi passive learning,

3) interaksi di antara siswa kurang,

4) tidak ada kelompok-kelompok kooperatif, dan

5) penilaian bersifat sporadis.

Page 36: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keunggulan pembelajaran Konvensional, terutama:

1) Berbagai informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain.

2) Menyampaikan informasi dengan cepat.

3) Membangkitkan minat akan informasi.

4) Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan.

5) Mudah digunakan dalam proses pembelajaran.

Sedangkan kelemahan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

1) Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan

mendengarkan.

2) Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik

dengan apa yang dipelajari.

3) Para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu.

4) Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.

5) Daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal.

Muhamad Kholik Metode Pembelajaran Konvensional

(8/11/2011) menyebutkan Model Konvensional didalamnya meliputi

berbagai metode yang berpusat pada guru. Metode-metode tersebut

meliputi: ceramah, tanya jawab dan diskusi.

1) Metode ceramah

Metode ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan dan

pengajaran yang cara menyampaikan pengertian-pengertian materi

pengajaran kepada siswa dilaksanakan dengan lisan oleh guru di dalam

kelas. Pada metode ini guru menjadi pemeran utama dalam

pembelajaran dimana guru aktif menjelaskan materi dan siswa menjadi

pendengar setia. Metode ini akan berhasil atau tidak tergantung

pembawaan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.

2) Metode Metode Tanya Jawab

Metode ini adalah metode yang layak dipakai guru karena

untuk mengulang pelajaran yang lalu, sebagai selingan dalam

menjelaskan pelajaran, dengan begini bisa merangsang daya ingat siswa

dan memusatkan perhatian siswa terkait dengan masalah-masalah yang

Page 37: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sedang dibicarakan. Aktivitas yang dilakukan guru dalam proses

pembelajaran yaitu guru bertanya dan siswa menjawab.

3) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan

menggunakan alat peraga (meragakan), untuk memperjelas suatu materi

ajar, atau untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan

jalannya suatu proses pembelajaran, sehingga siswa akan lebih paham

dan mengerti dengan apa yang guru sampaikan.

4. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah

berarti tengah, perantara atau pengantar, dan kata media juga merupakan

bentuk jamak dari kata medium, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan

dengan penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) dalam Hamdani secara garis

besar media adalah suatu materi/kesediaan yang dapat membangun kondisi

siswa untuk mempu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media

secara lebih kusus adalah alat–alat grafis atau elektronik untuk menangkap,

memproses, menyusun informasi visual dan verbal (2011:243).

Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri atas buku, tape recorder,

kaset, video camera, video camera, film, slide, foto, gambar, grfik televisi dan

komputer. Menurut Hamdani (2011:244) Media pembelajaran dalam proses

belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa

pengaruh–pengaruh psikologi siswa.

Penggunaan media dalam pembelajaran memang sangat disarankan,

tapi dalam penggunaannya tidak semua media baik. Ada hal–hal yang harus

dipertimbangkan dalam pemilihan media, antara lain tujuan pembelajaran,

sasaran didik, karakteristik media yang bersangkutan, waktu, biaya,

ketersediaan sarana, konteks penggunaan, dan mutu teknis. Penggunaan media

yang tepat akan sangat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran.

Page 38: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sebaliknya, penggunaan media yang tidak tepat hanya akan menghambur-

hamburkan biaya dan tenaga, terlebih bagi ketercapaian tujuan pembelajaran

akan jauh dari apa yang diharapkan. Sebagai salah satu sarana pembelajaran,

perguruan tinggi harus dapat menyediakan media yang tepat untuk menunjang

aktivitas akademik dalam belajar agar tidak jenuh dalam menerima

pembelajaran di kelas.

Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan sebuah media.

Hubbard mengusulkan sembilan kriteria untuk menilainya (Ouda Teda Ena,

2001: 2). Kriteria utama adalah biaya. Dimana biaya memang harus

diperhitungkan dengan hasil yang akan dicapai dengan penggunaan media

tersebut. Kriteria lainnya adalah ketersediaan fasilitas pendukung seperti listrik,

kecocokan dengan ukuran kelas, keefisienan, kemampuan untuk diubah, waktu

dan tenaga penyiapan, pengaruh yang ditimbulkan, kerumitan dan yang

terakhir adalah kegunaan. Semakin banyak tujuan pembelajaran yang bisa

dibantu dengan sebuah media semakin baiklah media itu.

Beberapa manfaat menurut Kemp dan Dayton mengindentifikasikan

dalam Hamdani (2011:73)

a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

d. Efisien dalam waktu dan tenaga.

e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

f. Memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

g. Media dapat menumbuhkan sikap positif terhadap materi dan proses

belajar.

h. Mengubah peran guru kearah yang lebih positif.

Program yang dikembangkan dalam media sebaliknya yang sesuai dan

tepat bagi siswa, sehingga siswa akan merasa telah belajar hal baru. Secara

garis besar media pembelajaran terbagi atas (Hamdani, 2011: 244):

a. Media audio, yaitu media yang hanya dapat didengar atau yang memiliki

unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

Page 39: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dan tidak mengandung

unsur suara, seperti gambar, lukisan, foto, dan lain sebagainya.

c. Media audio-visual, yaitu media yang mengandung unsur suara dan juga

memiliki unsur gambar yang dapat dilihat, seberti rekaman video film dan

sebagainya.

d. Orang (people) yaitu orang yang menyimpan informasi. Pada dasarnya,

setiap orang bisa berperan sebagai sumber belajar, tetapi secara umum

dapat dibagi dua kelompok, yaitu: (a) orang yang didesain khusus, sebagai

sumber belajar utama yang di didik secara pofesional, seperti guru,

instruktur, konselor, widya swara dan lain–lain. (b) orang yang memiliki

profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan.

e. Bahan (materials) yaitu suatu format yang digunakan untuk menyimpan

pesan pembelajaran, seperti buku paket, alat peraga transparasi, film slide

dan sebaginya.

f. Alat (device) yaitu benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut

dengan perangkat keras, yang berfungsi untuk menyajikan bahan

pembelajaran, seperti komputer radio, TV, VCD/DVD dan sebagainya.

g. Tehnik (technic) yaitu cara atau prosedur yang digunakan orang yang

memberikan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran, seperti

ceramah, diskusi, seminar, simulasi dan lain sebagainya.

h. Latar (setting) yaitu lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun di

luar sekolah, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara

khusus untuk pembelajaran, seperti ruang kelas, studio, perpustakaan,

aula, kebun dan lain sebaginya.

Dalam kegiatan interaksi antara siswa dan lingkungan, fungsi media

dapat diketahui berdasarkan kelebihan media dan hambatan yang mungkin

timbul dalam proses pembelajaran. (Hamdani, 2011: 246) Tiga kelebihan

kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001) adalah sebagai

berikut:

a. Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan dan

menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. Dengan kemampuan ini,

Page 40: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

objek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan,

kemudian disimpan, dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan

diamati kembali seperti kejadian sebelumnya.

b. Kemampuan manipulative, artinya media dapat menampilkan kembali

objek atau kejadian dengan berbagai perubahan (manipulasi) sesuai

keperluan, misalnya ukuran, kecepatan, warnanya diubah, serta dapat pula

diulang-ulang penyajiannya.

c. Kemampuan distributive, artinya media mampu menjangkau audien yang

besar jumlahnya dalam satu kali penyajiannya secara serentak misalnya

siaran TV dan radio.

5. Video Pembelajaran

Video adalah penampilan gambar (visual) dengan bantuan alat

elektronik. Dalam kamus wikipedia Indonesia, “Video adalah teknologi proses

sinyal elektronik menjadi gambar bergerak”. Saiful Amien & Fransina Lamere

(2010) Video berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya melihat

(mempunyai daya penglihatan); dapat melihat (K. Prent dkk., Kamus Latin-

Indonesia, 1969: 926). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 1119)

mengartikan video dengan: 1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat

televisi; 2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi.

Senada dengan itu, Peter Salim dalam The Contemporary English-Indonesian

Dictionary (1996:2230) memaknainya dengan sesuatu yang berkenaan dengan

penerimaan dan pemancaran gambar.

(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Video, diakses 19 February 2012).

Beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video merupakan

salah satu sarana pembelajaran yang efektif karena memungkinkan para guru

dan siswa untuk menonton dan belajar dari praktek-praktek pembelajaran guru

lain. Video juga termasuk alat media pembelajaran yang dapat digunakan di

kelas sebagai sarana penyampaian materi pendidikan melalui presentasi visual

(gambar) dan audio (suara). Video pembelajaran mengkombinasikan kekuatan

video sebagai alat pembelajaran yang interaktivitas antara siswa dan isi materi.

Video pembelajaran mendorong para siswa untuk berinteraksi dengan isi video

Page 41: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sampai tingkat tertentu melalui pertanyaan, jeda untuk diskusi, integrasi

dokumen pembelajaran (seperti file-file Word), dan teknik-teknik multimedia

seperti narasi audio dan teks, dengan ini dapat meningkatkan potensi

pembelajaran dari video.

Media Audio dan Video untuk Pembelajaran (8/1/2010) Saiful Amien

& Fransina Lamere menyatakan bahwa: Media video pembelajaran

juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pembelajaran,

dan setiap ranah: kognitif, afektif, psikomotorik, dan interpersonal. 1)

Pada ranah kognitif, pelajar bisa mengobservasi rekreasi dramatis dari

kejadian sejarah masa lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini,

karena unsur warna, suara dan gerak di sini mampu membuat karakter

berasa lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah atau sebelum

membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar.

2) Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam

merasakan unsur emosi dan penyikapan dari pembelajaran yang

efektif. 3) Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan

dalam memperlihatkan bagaimana sesuatu bekerja.Video

pembelajaran yang merekam kegiatan motorik siswa juga memberikan

kesempatan pada mereka untuk mengamati dan mengevaluasi kerja

praktikum mereka, baik secara pribadi maupun feedback dari teman–

temannya. 4) Ranah interpersonal, video memberikan kesempatan

pada siswa untuk mendiskusikan apa yang telah siswa saksikan secara

bersama–sama.

Kesimpulan dari pemaparan di atas adalah video cocok digunaka

untuk menunjang semua aspek pembelajaran, baik pada ranah kognitif, afektif

dan psikomotorik, dari ketiga aspek tersebut video dirasa sangat cocok untuk

mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotor, akan tetapi, tidak

secara detail dapat mendorong minat belajar siswa, karena siswa akan lebih

menyukai melihat videonya sehingga materi teks kurang digemari, namun

demikian dengan video siswa dapat memperkaya pengetahuan karena dalam

video itu real/nyata.

Menurut Hamdani, penggunaan multimedia dalam pendidikan

memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a. Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif.

b. Guru akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari trobosan

pembelajaran.

Page 42: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi

gambar, atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna

tercapainya tujuan pembelajaran.

d. Mampu menimbulkan rasa senang selama proses pembelajaran

berlangsung. Hal ini akan menambah motivasi siswa selama proes

pembelajaran hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang maksimal.

e. Mampu memvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan

hanya dengan penjelasan atau alat peraga yang bersifat Konvensonal

(2011: 254).

6. Autocad

Autocad berasal dari kata yaitu CAD. CAD (Computerized Aided

Drawing atau Computerized Aided Drafting atau Computerized Aided Design)

Autocad adalah sebuah program aplikasi ( software ) yang digunakan untuk

menggambar dan mendisain gambar, seperti gambar arsitektur, mesin, sipil,

elektro dan lain-lain, di mana program Autocad merupakan istilah umum yang

tidak saja bertujuan untuk drafting (menggambar) tetapi juga memiliki makna

yang lebih luas, yaitu design (merancang/mendesain), mempunyai kemudahan

dan keunggulan untuk membuat gambar dengan cepat dan akurat serta bisa

digunakan untuk memodifikasi gambar dengan cepat pula.

Kwari (2000: 1) Gambar–gambar yang dibuat oleh Autocad dapat

dibaca oleh CAD maupun program lainnya dengan melalui format file

berbentuk IDES, DXF, DXB, SLD, TIFF, RND, dan TGA, sehingga

memungkinkan kita untuk membawa hasil dari Autocad untuk dikerjakan

dalam program lain. Layar Autocad terdapat beberapa elemen, yaitu Layar

Gambar, Command Line, atau Command Window, Status Line, Title Bar, Pull-

down Menu, Toolbar.

Fasilitas yang dimiliki Autocad untuk menggambar 2 dimensi dan 3

dimensi sangat lengkap, sehingga hal ini membawa Autocad menjadi program

disain terpopuler dibandingkan dengan program-program yang lain dewasa ini.

Di dunia enginering saat ini, menggambar (drawing) tidak dapat dipisahkan

Page 43: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari disain (design), oleh karena itu istilah CAD populer digunakan. Disain

juga tidak terlepas dari proses pembuatan atau produksi, sehingga istilah CAD

selalu diikuti oleh CAM (Computerized Aided Manufacturing), khususnya di

dunia industri desain bangunan. Beberapa keuntungan menggunakan Autocad

adalah:

a. Kualitas gambar konstan, tidak terlalu tergantung pada skill penggambar

sebagaimana gambar manual.

b. Relatif lebih akurat dan cepat pengerjaannya karena menggunakan

komputer.

c. Dapat diedit, ditambah-kurang tanpa harus memulai dari awal.

d. Dapat menjadi data base yang menyimpan berbagai informasi penting

yang dibuat oleh drafter dan dapat diakses langsung oleh pengguna lain.

e. Dapat dibuat library untuk komponen-komponen standar atau komponen

yang digambar/dipergunakan berulang-ulang dalam gambar (misalnya:

baud, mur, simbol-simbol,dll.) sehingga mempermudah dan mempercepat

dalam proses pembuatan gambar.

f. Lebih mudah dan praktis dalam dokumentasi, duplikasi, dan

penyimpanannya.

g. Dapat dibuat dengan berbagai warna sehingga lebih menarik dan mudah

dipahami.

Pelajaran muatan lokal program produktif Autocad dasar semester 2 di

SMK Negeri 5 Surakarta bertujuan untuk menyiapkan siswa dapat mengenal,

menguasai, dan mengoperasikan progam Autocad dengan mahir. Disamping itu

siswa dituntut dapat menggambar teknik dengan progam Autocad yang

sekarang ini sudah tidak asing lagi dalam proses menggambar bangunan,

sehingga guru dituntut mampu menyampaikan materi pelajaran dan

memberikan proses belajar yang tepat bagi siswa. Mata pelajaran ini

merupakan pelajaran muatan lokal atau pelajaran tambahan sehingga untuk

kelancaran penggunaan progam ini, harus memaksimalkan daya tangkap siswa

terhadap materi pelajaran. Untuk memperoleh hasil tersebut, maka salah satu

alternatif adalah dengan cara menerapkan model pembelajaran Quantum

Page 44: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad pada pelajaran muatan

lokal program produktif Autocad. Video pembelajaran pada mata pelajaran

muatan lokal program produktif Autocad, Kompetensi Dasar (KD) yang akan

ditampilkan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.1. Kompetensi Dasar Pelajaran Autocad Dasar

Kode KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

2.1 Mendiskripsikan perangkat

lunak menggambar bangunan

1.Memahami dasar-dasar Autocad

2.Memahami perintah CAD

3.Memahami perintah edit CAD

4.Melengkapi gambar

2.2 Mengatur tata letak gambar

pada model space dengan

perangkat lunak

1.Lay out

2.Skala

2.3 Membuat back up data level 1 Membuat backup data level 1

2.4 Membuat restore data level 1 Membuata restore data level 1

2.5 Menggambar bangunan

gedung

Menggambar rumah denah

tinggal sederhana

2.6 Mencetak gambar Bangunan

Gedung

Mencetak gambar

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian relevan ini merupakan uraian sistematis tentang hasil

penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya yang berhubungan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Sebagai perbandingan dalam penelitian ini akan

menguraikan hasil – hasil penelitian yang terdahulu antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nelly Magfiroh (2010) dengan judul” Upaya

Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Quantum Teaching Pada Pelajaran Pkn

Pada Siswa Kelas IV SDN Talangan III”. Hasil penelitian ini menyebutkan

bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan Quantum Teaching dapat meningkatkan

Page 45: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

prestasi belajar siswa kelas IV SDN Talang III terhadap materi PKN. Hal ini

dapat ditunjukkan dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan terdapat

peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai rata-rata dari pretest

sebesar 6,55 pada siklus I ini meningkat menjadi 7,93 atau sekitar 4%.

Sedangkan pada siklus II peningkatan prestasi belajar siswa yang semula nilai

rata-rata pretest sebesar 6,55 pada siklus II ini meningkat menjadi 8,66 atau

sekitar 35%. Ini menunjukkan 90% siswa berhasil dalam belajar PKN dengan

menggunakan model Quantum Teaching

2. Siti Baroroh Barida (2010) penelitian yang berjudul “Penggunaan Metode

Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Geografi Kompetensi Dasar Keragaman Bentuk Muka Bumi di kelas

VII SMP Negeri Getak Tahun Pelajaran 2009/2010” hasil penelitian ini

menyebutkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan

model Quantum Teaching dengan siswa yang menggunakan model ceramah

hal ini ditunjukan berdasarkan hasil perhitngan 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 : 4,343 > 2,00

dengan taraf signifikan 5%.

3. Yusuf Kurniadi Jamil (2012) penelitian yang berjudul “Perancagan Media

Pembelajaran Cad Kompetensi Dasar Menggambar Bangunan Gedung” hasil

penelitian ini menunjukkan terciptanya produk media pembelajaran berupa

video pembelajaran dengan model tutorial yang dapat membantu penyampaian

materi pada mata pelajaran Autocad dan mendukung pembelajaran yang

berlangsung. Vedeo pembelajaran juga dapat menjadi media ajar baru yang

efisien, efektif dan tepat sehingga model pengembangan pembelajaran dengan

video pembelajaran ini kedepannya dapat direkomendasikan sebagai inovasi

baru dalam pembelajaran.

Beberapa penelitian yang telah disebutkan di atas menunjukkan bahwa

penerapan model Quantum Teaching memberikan dampak positif terhadap

prestasi belajar siswa, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan prestasi belajar

yang signifikan dibandingkan dengan model yang lain. Penelitian ini

menyarankan untuk diadakannya penelitian Penerapan Media Pembelajaran

berupa Video Pembelajaran dengan Model Tutorial pada model pembelajaran

Page 46: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Sehingga penelitian ini merupakan

kelanjutan yang relevan dari penelitian yang dilakukan Yusuf Kurniadi Jamil.

C. Kerangka Berfikir

1. Perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan model Quantum

Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad. dan Konvensional

pada pelajaran muatan lokal program produktif Autocad.

Prestasi belajar Autocad adalah prestasi belajar yang dicapai siswa

setelah mengikuti proses pembelajaran pada pelajaran muatan lokal program

produktif Autocad berupa seperangkat pengetahuan, dan keterampilan dasar

dalam menggambar Autocad yang berguna bagi siswa untuk kehidupan baik

di masa kini maupun masa yang akan datang. Prestasi belajar didapat baik

dari hasil tes (pretest dan postest), diskusi/kerja kelompok, penugasan

menggambar, hasil kerja/hasil menggambar Autocad dan lain sebagainya.

Berdasarkan data awal yang diperoleh peneliti mengenai prestasi

belajar siswa kelas XI Program Keahlian Bangunan di SMK Negeri 5

Surakarta tahun ajaran 2011/2012 pada pelajaran muatan lokal program

produktif Autocad masih kurang baik, diketahui nilai yang kurang dari/di

bawah nilai batas minimal 75 sebanyak 50,48% dan yang di atas nilai batas

minimal 49,32%. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran kurang bervariasi

dan model pembelajaran yang diterapkan masih Konvensional sehingga

motivasi siswa untuk belajar kurang dan menyebabkan prestasi belajarnya

menurun.

Untuk meningkatkan prestasi belajar pada pelajaran muatan lokal

program produktif Autocad kelas XI Program Keahlian Bangunan dalam

pembelajarannya harus menarik dan menyenangkan sehingga siswa

termotivasi untuk belajar. Diperlukan model dan media pembelajaran yang

interaktif dan inovativ dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada

siswa sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses dari pada hasil,

selain itu situasi, cara dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan

peran aktif siswa sangat diperlukan guna meningkatkan prestasi belajar siswa.

Adapun model dan media pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa

Page 47: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

secara totalitas sehingga prestasi belajarnya meningkat adalah pembelajaran

dengan model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad.

Pembelajaran dengan model Quantum Teaching berbasis media video

pembelajaran Autocad diduga dapat meningkatkan prestasi belajar pada

pelajaran muatan lokal program produktif Autocad yang hasilnya lebih efektif

dibandingkan pembelajaran dengan model Konvensional yang sudah

diterapkan guru sebelumnya.

2. Penerapan model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad dapat meningkatkan aktivitas belajar yang lebih efektif

dibandingkan dengan model Konvensional.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada pelajaran

muatan lokal program produktif Autocad kelas XI Program Keahlian

Bangunan di SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 proses

pembelajaran masih kurang bervariasi dimana model pembelajaran yang

diterapkan masih Konvensional. Guru kurang bisa membangun suasana yang

menyenangkan sehingga siswa kurang aktif dan terkesan fasif dalam proses

pembelajaran, peran siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran,

selain itu pembelajaran berpusat pada guru (teacher center). Guru dianggap

satu-satunya sumber ilmu sehingga pengetahuan siswa kurang berkembang

secara optimal dan potensi yang dimiliki siswa kurang terlihat/terekspose.

Belum adanya suatu media pembelajaran yang diterapkan oleh guru untuk

mendukung model pembelajaran yang ada. Pembelajaran yang seperti ini

akan sangat berpengaruh pada aktivitas siswa. Berbeda dengan pembelajaran

dengan model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad.

Proses pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching

berbasis media video pembelajaran Autocad, siswa diarahkan pada suasana

pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa tidak mudah merasa jenuh

pada saat guru menjelaskan, selain itu diajarkan pula kerja sama yang baik

dengan begitu siswa akan saling membantu, berdiskusi untuk memecahkan

Page 48: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masalah yang dihadapi, menghargai ide atau pendapat temannya sendiri.

Kegiatan seperti ini akan membangun suasana yang menyenangkan dan bisa

meningkatkan aktivitas belajar. Selain itu adaya media video pembelajaran

Autocad yang diterapkan pada model Quantum Teaching akan membatu guru

dalam menyampaikan materi ajar dan juga membantu pemahaman siswa

terhadap materi yang disampaikan serta memberikan motivasi tersendiri

terhadap siswa sehingga aktivitas belajar siswa meningkat.

Proses pembelajaran pada pelajaran muatan lokal program produktif

Autocad Autocad lebih menekankan pada pembentukan keterampilan dan

menguasi kemampuan dalam menggambar baik menggambar rumah ataupun

menggambar bangunan yang lain, selain itu untuk memperoleh pengetahuan

yaitu daya fikir dan daya kreasi. Sementara daya pikir kreasi sebagai

indikator dari perkembangan kognitif yang merupakan pembentukan oleh

anak dan bukan perubahan perilaku, suatu kerangka teori belajar terhadap

usaha seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya.

Penerapan pembelajaran dengan model Quantum Teaching berbasis

media video pembelajaran Autocad pada pelajaran muatan lokal program

produktif Autocad, diharapkan lebih efektif dalam membantu meningkatkan

aktivitas belajar siswa dibandingakan dengan model Konvensiona.

Uraian tersebut dapat digambarkan pola kerangka fikir yang

menggambarkan secara singkat konsep hubungan dalam penelitian yaitu

sebagai berikut:

Gambar 2.2. Alur Kerangka Berfikir

Model Quantum

Teaching berbasis

media video

pembelajaran

Autocad

siswa

Menggambar

Autocad Prestasi

belajar

siswa

Model Konvensional siswa

Page 49: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Memperjelas kerangka berfikir di atas, dapat digambarkan paradigma

penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.3. Paradigma Penelitian

Keterangan :

X = Pembelajaran

Y = Prestasi kognitif pretest sebelum diperlakuan mengunakan model

pembelajaran

X1 = Pembelajaran mengunakan model Konvensional

X2 = Pembelajaran menguanakan model Quantum Teaching berbasis

media video pembelajaran Autocad

Z1 = Prestasi belajar posttest setelah diperlakukan mengunakan model

Konvensional

Z2 = Prestasi belajar posttest setelah diperlakukan mengunakan model

Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan sebuah

hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan model

Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad dan

Konvensional.

2. Penerapan model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad lebih efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa

dibandingan dengan model Konvensional.

Z1 X1

X Y

X2 Z2

Page 50: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian yang berjudul “Perbandingan Prestasi Belajar Siswa yang

Diajar dengan Model Quantum Teaching Berbasis Media Video Pembelajaran

Autocad dan Konvensional pada Pembelajaran Autocad SMK Negeri 5

Surakarta”.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Surakarta dipilih menjadi

lokasi penelitian karena di sekolah ini pembelajaran yang digunakan guru

khususnya pelajaran muatan lokal program produktif Autocad masih

menggunakan model Konvensional selain itu kondisi pembelajaran yang ada

sesuai dengan media video pembelajaran Autocad yang akan diterapkan di

kelas. Lokasi tempat penulis melaksanakan penelitian adalah di SMK Negeri 5

Surakarta yang beralamat di Jl. LU. Adisucipto 42 Telp. 0271-713916

Surakarta

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 1 bulan mulai bulan Maret

sampai April 2012

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Nama Kegiatan Waktu Kegiatan

1. Persiapan penelitian

a. Mengajukan judul 1 Februari 2012 – 13 Februari 2012

b. Menyusun proposal 15Februari 2012 – 29 Februari 2012

c. Seminar proposal 30 Maret 2012

d. Mengurus perizinan 1 April 2012 – 7 April 2012

e. Koordinasi dengan kepala

sekolah

9 April 2012

f. Menyusun soal tes prestasi

belajar

9 April 2012 – 14 April 2012

Page 51: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g. Melakukan uji coba soal

tes prestasi belajar.

16 April 2012

h. Menganalisa dan merevisi

soal tes prestasi belajar

16 April 2012 – 21 April 2012

i. Finalisasi dan penggandaan

soal tes prestasi belajar

23 April 2012

2. Pelaksanaan penelitian

a. Pelaksanaan pretest di

kelas kontrol dan kelas

eksperimen

25 April 2012 dan 28 April 2012

b. Pelaksanaan eksperimen 30 April 2012 – 8 Mei 2012

c. Pelaksanaan posttest di

kelas kontrol dan kelas

eksperimen

12 Mei 2012 dan 16 Mei 2012

d. Analisa data hasil

eksperimen

16 Mei 2012 – 22 Mei 2012

3. Penyusunan laporan /skripsi

a. Penyusunan draf 22 Mei 2012 – 28 Mei 2012

b. Pengetikan skrisi 25 Mei 2012 – 30 Juni 2012

4. Pelaksanaan ujian skripsi

dan revisi

31 Juli 2012

B. Rancangan penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperiment, karena tidak

memungkinkan untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Sugiyono

(2010: 77) menyatakan bahwa penelitian quasi eksperiment digunakan karena

pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk

penelitian. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel–variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Page 52: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ada 2 jenis penelitian quasi eksperiment yaitu Time-Series Design dan

Nonequivalent Control Group Design, pada penelitian ini jenis Nonequivalent

Control Group Design karena baik kelompok eksperimen maupun kontrol

tidak dipilih secara random.

Penelitian ini melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol, selanjutnya kelompok eksperimen diberikan perlakuan

yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Quantum

Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad dan kelompok kontrol

menggunakan pembelajaran model Konvensional. Pada akhir pembelajaran

kedua kelas diukur kemampuan kognitifnya dengan alat ukur yang sama.

Rancangan penelitian ini dapat digambarkan padat tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 2. Rancangan Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Kontrol Y X1 Y1

Eksperimen Y X2 Y2

Keterangan :

Y = Hasil pengukuran tes awal (prettest)

X1 = Perlakuan terhadap kelompok kontrol dengan menggunakan

model Konvensional.

X2 = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen dengan menggunakan

model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad.

Y1 = Hasil posttest kelompok kontrol dengan model Konvensional.

Y2 = Hasil posttest kelompok eksperimen dengan model Quantum

Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad.

2. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap persiapan, tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, tahap analisis serta tahap

tindak lanjut.

Page 53: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Tahap persiapan

1) Permintaan izin kepada kepala sekolah SMK N 5 Surakarta.

2) Permintaan izin kepada guru pelajaran muatan lokal program produktif

Autocad SMK N 5 Surakarta.

b. Tahap Perencanaan

Menyusun perangkat pembelajaran seperti: silabus, Rencana

Pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian meliputi: soal tes prestasi

belajar.

c. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi:

1) Melaksanakan uji coba soal dikelas XII TKK dengan jumlah 23 siswa.

Selanjutnya soal diuji validitas, reliabilitas, daya pembeda soal dan

tingkat kesukaran soal.

2) Peneliti melakukan pretest dikelas XI TKBB yang merupakan kelas

eksperimen dengan jumlah 25 siswa dan kelas XI TGB dengan jumlah 29

siswa yang merupakan kelas kontrol dengan soal objektif bertujuan

mengukur kemampuan awal untuk mengetahui normalitas dan

homogenitas data kedua kelompok.

3) Peneliti melaksanakan proses pembelajaran diterapkan model

pembelajaran Quantum Teaching berbasis media pembelajaran Autocad

untuk kelas eksperimen dan Konvensional untuk kelas kontrol. Adapun

skenario pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Kelas Eksperimen (model pembelajaran Quantum Teaching)

(1) KBM pertemuan I

(a) Guru memberikan apresepsi terkait materi yang akan

disampaikan.

(b) Guru menjelaskan langkah–langkah membuat denah

(c) Guru meminta siswa untuk membuat gambar sesuai dengan

yang dicontohkan di depan.

Page 54: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(d) Observer berkelilig kelas membantu guru mengecek pekerjaan

siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan

menggambar.

(e) Guru menerangkan lagi cara menggambar denah karena ada

salah satu siswa yang mengalami kesulitan/ketinggalan.

(f) Guru menutup hasil belajar

(2) KBM pertemuan II

(a) Guru memberikan apresepsi terkait materi yang akan

disampaikan.

(b) Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok (masing–masing

terdiri 4 siswa dan setiap anggota kelompok diberi nomor 1

sampai 4)

(c) Siswa mengelompok berdasarkan kelompok yang telah dibuat

oleh guru.

(d) Guru menyampaikan materi ajar sambil menampikan video

pembelajaran, guru memberikan tugas kelompok.

(e) Observer berkelilig kelas membantu guru mengecek pekerjaan

siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan

menggambar.

(f) Siswa mengadakan diskusi dengan kelompok masing–masing

(guru mengamati proses diskusi) kemudian menulis hasil

diskusi.

(g) Guru menutup hasil belajar

(3) KBM pertemuan III

(a) Guru membuka pelajaran dan memberikan motivasi kepada

siswa

(b) Siswa menempatkan diri pada kelompok masing–masing untuk

melanjutkan diskusi pada pertemuan sebelumnya.

(c) Guru memberikan jobsite dan meminta siswa berkelompok

sesuai dengan kelompok yang sudah dibaut untuk mengerjakan

jobsite tersebut.

Page 55: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(d) Observer berkelilig kelas membantu guru mengecek pekerjaan

siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan

menggambar.

(e) Siswa yang disebut sesuai nomor masing–masing dari setiap

anggota kelompok menunjukan hasil karya dari kelompoknya

(f) Guru melanjutkan materi yang ada di video pembelajaran .

(g) Guru menyimpulkan materi bersama dengan siswa

(h) Guru menutup pelajaran.

(4) KBM pertemuan IV

(a) Guru menjelaskan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan.

(b) Guru menyampaikan materi ajar sambil menampikan video

pembelajaran melanjutkan materi sebelumnya.

(c) Siswa melakukan kegiatan praktikum sesuai dengan yang

dampaikan di dalam video pembelajaran.

(d) Siswa menunjukan hasil gambar kepada guru.

(e) Guru memberitahukan kepada seluruh siswa untuk persiapan

tes objektif (posttest kognitif) dengan catatan close book.

(f) Guru menutup pelajaran

b) Kelas Kontrol (model pembelajaran Konvensional)

(1) KBM pertemuan I

(a) Guru memberikan apresepsi terkait materi yang akan

disampaikan.

(b) Guru menjelaskan langkah–langkah membuat denah

(c) Guru meminta siswa untuk membuat gambar sesuai dengan

yang dicontohkan di depan.

(d) Observer berkelilig kelas membantu guru mengecek pekerjaan

siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan

menggambar.

(e) Guru menerangkan lagi cara menggambar denah karena ada

salah satu siswa yang mengalami kesulitan/ketinggalan.

(f) Guru menutup hasil belajar

Page 56: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(2) KBM pertemuan II

(a) Guru membuka pelajaran dan memberikan motivasi kepada

siswa

(b) Guru melanjutkan materi sebelumnya.

(c) Guru memberi langkah–langkah cara membuat kusen dan pintu

(d) Guru meminta siswa untuk menggambar sesuai dengan yang ia

terangkan.

(e) Observer berkelilig kelas membantu guru mengecek pekerjaan

siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan

menggambar.

(f) Guru menyimpulkan materi bersama dengan siswa

(g) Guru menutup pelajaran.

(3) KBM pertemuan III

(a) Guru menjelaskan tujuan dari kegiatan yang akan dilakukan.

Kemudian guru memberikan jobsite kepada siswa.

(b) Siswa mengerjakan jobsite yang diberikan guru menggambar

denah rumah sederhana.

(c) Siswa menunjukan hasil gambarnya kepada guru.

(d) Guru menyusun kesimpulan bersama dengan siswa.

(e) Guru memberitahukan kepada seluruh siswa untuk persiapan

tes objektif (posttest kognitif) dengan catatan close book.

(f) Guru menutup pelajaran

(4) KBM pertemuan ke IV

(a) Guru menjelaskan tujuan dari kegiatan yang akan tes objektif

(posttest kognitif)

(b) Guru memberikan soal objektif (siswa mengerjakan soal).

(c) Guru membahas soal objektif tersebut bersama siswa.

(d) Guru menutup pelajaran

d. Tahap Evaluasi

Dilakukan evaluasi secara umum terhadap pelaksanaan penelitian

meliputi: proses KBM, tanggapan siswa mengenai pelaksanaan proses

Page 57: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belajar mengajar yang telah di laksanakan, serta hasil belajar siswa dari

materi yang dipelajari sebagai refleksi bagi peneliti.

e. Tahap analisis

Penelitian melakukan analisis data yang telah diperoleh yang

meliputi: data nilai tes uji coba, data nilai pretes dan posttest. Hasil analisis

dijadikan sebagai bahan penyusun skripsi. Sebelum menerapkan model

Konvensional dan Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu, antara lain:

1) Uji keseimbangan

Uji keseimbangan menggunakan Polled Varians dari uji–t. Uji

keseimbangan dilakukan pada kelompok kelas kontrol dan kelas

eksperimen sebelum dilakukan perlakuan. Data yang digunakan untuk

pengujian ini diambil dari data nilai hasil pretest pelajaran muatan lokal

program produktif Autocad.

2) Uji normalitas data

Uji normalitas data menggunakan chi–kuadrat, dan data yang digunakan

yaitu data nilai pretest pelajaran muatan lokal program produktif

Autocad.

3) Uji homogenitas data

Uji homogenitas data menggunaka uji–F, dan data yang digunakan yaitu

data nilai pretest pelajaran muatan lokal program produktif Autocad.

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, baru dilakukan perlakuan

model pembelajaran pada kedua kelompok dimana kelompok kelas

eksperimen diberi perlakuan pembelajaran model Quantum Teaching

berbasis media video pembelajaran Autocad dan kelompok kelas kontrol

menggunakan pembelajaran model Konvensional seperti biasanya,

kemudian dilakukan pengujian hipotesis.

Pengujian hipotesis menggunakan Polled Varians dari uji–t. Data

yang digunakan dalam pengujian ini adalah data nilai posttest kedua

kelompok. Langkah pengujian hipotesis yaitu dilakukan uji homogenitas

Page 58: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

varians terlebih dahulu menggunakan uji–F, baru setelah itu dilakukan

perhitungan menggunakan rumus Polled Varians dari uji–t.

f. Tahap tindak lanjut

Penelitian ini diharapkan ada tindakan lanjut dari guru, khususnya

guru pengampu pelajaran muatan lokal program produktif Autocad,

karena dari hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif model

pembelajaran agar proses belajar mengajar lebih inovatif, menyenangkan

dan bisa meningkatkan aktivitas serta prestasi belajar siswa yaitu dengan

penerapan model Quantum Teaching berbasis media video pembelan

Autocad.

Langkah kerja di atas penulis ubah menjadi lebih ringkas kedalam bentuk

bagan seperti dibawah ini:

Page 59: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian

Tahap analisis

Meliputi:

1. Tes uji coba soal di kelas XII TKK

2. Tes pretest pada kelas kontrol dan

ekperimen

3. Melaksanakan kegiatan KBM di kelas

konterol eksperiman

4. Tes posttest pada kelas kontrol dan

ekperimen

Langkah Operasional meliputi:

Tahap persiapan

Meminta izin kepada:

1. Permintaan izin kepada kepala sekolah

SMK N 5 Surakarta.

2. Permintaan izin kepada guru pelajaran

muatan lokal program produktif Autocad

SMK N 5 Surakarta.

Tahap perencanaan

Menyusun:

1. Perangkat pembelajaran: RPP, Silabus

2. Instrumen penelitian: Soal tes prestasi

belajar

Tahap pelaksanaan

Tahap Evaluasi

Meliputi:

1. proses KBM,

2. tanggapan siswa mengenai KBM serta

hasil belajar siswa dari materi yang

dipelajari sebagai refleksi bagi peneliti

Melakukan uji prasyarat analisa:

1. Uji keseimbangan

2. Uji normalita data pretest

3. Uji homogenitas

Uji hipotesis data posttest

Tahap tindak lanjut

Penelitian ini diharapkan ada tindakan

lanjut dari guru, khususnya guru

pengampu pelajaran muatan lokal

program produktif Autocad, untuk

meningkatkan aktivitas dan prestasi

belajar melalui Quantum Teaching

Page 60: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi berarti bahwa wilayah generalisasi yang terdiri dari:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010: 80).

Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi dalam penelitian ini

adalah siswa SMK Negeri 5 Surakarta kelas XI Program Keahlian Bangunan

yang meliputi kelas XI TKK, XI TGB dan XI TKBB. Kelas XI Program

Keahlian Bangunan dipilih peneliti menjadi populasi yang akan

digeneralisasikan karena XI Program Keahlian Bangunan memiliki

karakteristik yang sama yaitu sama-sama diberikan pelajaran muatan lokal

program Autocad dan pembelajaran yang diterakan guru di kelas menggunakan

model Konvensional.

2. Sampel

Sugiyono (2010: 81) menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dalam

penelitian ini digunakan untuk melakukan generalisai terhadap seluruh

populasi yang berjumlah 78 siswa terdiri 3 kelas XI (kelas XI TGB (39 siswa),

TKK (24 siswa) dan TKBB (25 siswa). Sampel yang diperoleh dibagi menjadi

dua kelas yaitu kelas eksperimen pada kelas XI TGB dengan jumlah 39 siswa

dan kelas kontrol pada kelas XI TKBB dengan jumlah 25 siswa.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling.

Menurut Sugiyono (2010: 82) Simple random sampling adalah sampling

random yang dikarenakan pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Populasi dari simple random sampling ini adalah seluruh siswa kelas XI

semester II Program Keahlian Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran

2011/2012. Unit–unit atau sub–sub populasi penelitian ini adalah kelas XI

TGB, XI TKK, XI TKBB. Penentuan sampel penelitian dari unit–unit ini

Page 61: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilakukan dengan cara menggambil 2 unit yang akan dijadikan sebagai sampel

dari 3 unit yang ada. Undian tersebut dilaksanakan dalam satu tahap dengan

dua kali pengambilan. Kelas yang keluar pertama sebagai kelompok

eksperimen dan kelas yang keluar berikutnya sebagai kelas kontol, setelah

dilakukan pengambilan secara simple random sampling, terpilih kelas XI

TKBB sebagai kelas eksperimen dan kelas XI TGB sebagai kelas kontrol.

E. Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber obyek pengamatan dan

sebagai faktor yang berperan dalam peristwa yang diteliti.

Variabel penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Variabel independen

Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Penelitian ini yang

menjadi variabel independen yaitu model pembelajaran Quantum Teaching

berbasis media video pembelajaran Autocad dan model pembelajaran

Konvensional.

b. Variabel dependen

Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen

yaitu prestasi belajar siswa pada mata pelajaran muatan lokal program

produktif Autocad.

c. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian ini dari variabel bebas

(independen) yaitu model Quantum Teaching berbasis media video

pembelajaran Autocad dan model Konvensional serta variabel terikat

(dependen) dalam hal ini prestasi belajar siswa. Adapun penjelasan dari

masing-masing defenisi operasional tersebut adalah :

1) Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad

maksudnya adalah penerapan model Quantun Teaching yang di padukan

Page 62: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau di kolaborasikan dengan media video pembelajaran Autocad guna

untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa disini diterapkan

pada mata pelajaran muatan lokal program produktif Autocad. Definisi

Quantum Teaching sendiri adalah pengubahan belajar yang meraih,

dengan segala nuansanya, serta menyertakan segala kaitan, interaksi dan

perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Media video

pembelajaran adalah alat media yang dapat digunakan dalam kelas

sebagai sarana penyampaian materi pendidikan melalui presentasi visual

(gambar) dan audio (suara).

2) Konvensional merupakan model pembelajaran yang masih menggunakan

tradisional seperti guru hanya berceramah saja dan monoton dalam

menyampaikan materi kepada siswa, dan kegiatan pembelajaran hanya

terpusat pada guru (teacher center) sehingga siswa kurang termotivasi

dalam belajar, hal ini berdampak pada hasil belajar yang dicapai siswa

tidak mencapai indikator keberhasilan.

3) Prestasi belajar adalah hasil kegiatan belajar yang umumnya dinyatakan

dalam bentuk angka, simbol–simbol dan kalimat yang merupakan

pencerminan dari hasil belajar yang telah dicapai dalam periode tertentu.

2. Teknik Pengumpulan Data

Data yang tepat dan objektif memerlukan suatu alat teknik yang sesuai,

oleh karena itu dalam menentukan dan menetapkan suatu teknik pengumpulan

data harus berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai sejauh mana

kebutuhan data dan sumber data sesuai dengan tujuan penelitian dan kebutuhan

yang ada, teknik dalam penelitian ini adalah teknik tes, observasi dan

dokumentasi.

a. Teknik Tes

Arikunto (2006: 150) menyatakan bahwa tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok. Teknik tes ini digunakan untuk mengambil

Page 63: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

data prestasi belajar siswa ranah kognitif antara kelompok kontrol dan

eksperimen pada mata pelajaran muatan lokal program produktif Autocad.

b. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

menggambil catatan–catatan dan menelaah dokumen yang ada yang

memiliki kaitanya dengan objek penelitian. Data yang dikumpulkan adalah

data lokasi penelitian, nilai ulangan siswa kelas XI program keahlian

bangunan sebelum diadakan penelitian, dan gambar/foto kegiatan

pembelajaran saat penelitian.

c. Teknik Observasi

Pedoman observasi yang dilakukan peneliti, untuk mengamati

seluruh kegiatan aktivitas siswa, mulai dari awal pembelajaran sampai akhir

pembelajaran muatan lokal program produktif Autocad. Tujuan tindakan

observasi adalah untuk memperoleh data aktivitas belajar siswa di kelas

sehingga didapatkan hasil perubahan aktivitas siswa dalam memperbaiki

pembelajaran. Adapun data yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi

ini yaitu aktivitas belajar siswa dikelas meliputi: 1) perhatian siswa, 2) kerja

sama, 3) ketekunan, 4) keaktifan dan 5) interaksi siswa (lembar observasi

terlampir).

F. Validitas Intrumen Penelitian

Sugiyono menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat ukur dalam

penelitian (2009: 102), sedangkan secara lengkapnya instrumen penelitian dapat

diartikan sebagai suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati. Instrumen penelitian berupa tes pilihan ganda yang terdiri

dari tes awal (sebelum diberikan perlakuan) dan tes akhir (setelah diberi

perlakuan) mata pelajaran muatan lokal program produktif Autocad. Hal ini

dilakukan guna untuk memperoleh data tentang prestasi siswa. Agar tes yang

digunakan benar–benar mengukur kemampuan prestasi belajar siswa, maka soal–

soal tersebut diuji cobakan terlebih dahulu dikelas uji coba. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran soal.

Adapun langkah–langkahnya adalah sebai berikut:

Page 64: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Menentukan Validitas butir soal

Penelitian ini mengunakan uji validitas internal yaitu validitas data

dapat dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian–bagian instrumen,

yang dimaksud bagian instrumen dapat berupa butiran-butiran pertanyaan

dari soal tes. Menguji validitas data pada penelitian ini digunakan rumus

korelasi Product Moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh

Pearson, yaitu:

rxy =𝑁 𝑋𝑌−( 𝑋)( 𝑌)

[𝑁 2−( )2𝑋𝑋 ][𝑁 2−( )2]𝑌𝑌

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah Responden/banyak siswa

𝑋𝑖 = Banyak skor item

𝑌𝑖 = Banyak skor total

Kriteria reliabilitas sebagai berikut:

𝑟𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 :berarti item valid

𝑟𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 : berarti item tidak valid/invalid

(Sugiyono 2010: 183)

Hasil uji validitas butir tes prestasi belajar Autocad diperoleh angka

antara -1,345 – 1,102, kemudian angka tersebut di konsultasikan dengan rtabel

dengan nilai n – 2= 21 pada taraf signifikan 5% didapat ttabel = 0,433.

Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan ternyata tidak semua

butir soal valid. Dari 35 soal Terdapat 8 soal tidak valid (invalid) dan 27 soal

yang valid. Perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26.b.

2. Menentukan Reliabilitas Butir Soal

Reliabilitas instrumen penelitian adalah suatu alat yang memberikan

hasil yang tetap sama (konsisten), artinya hasil pengukuran itu harus tetap

sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama

meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berlainan, dan

tempat yang berbeda pula, tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi dan kondisi.

Alat ukur yang reliabilitasnya tinggi disebut alat ukur yang reliabel.

Page 65: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengujian reliabilitas instrumen penelitian ini, digunakan rumus

Rumus Cronbach’s Alpha (∝):

r11 = 𝑘

𝑘−1

𝑆𝑡2− 𝑝𝑖𝑞𝑖

𝑆𝑡2

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

Pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1

𝑞𝑖 = 1 - Pi

k = Banyaknya butir pertanyaan

St2

= Varians total

Kriteria reliabilitas sebagai berikut:

0,91 - 1,00 : Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 : Tinggi

0,41 – 0,70 : Cukup

0,21 – 0,41 : Rendah

0,00 – 0,20 : Sangat Rendah (Sugiyono, 2011:359)

Hasil uji coba, di peroleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,993

sehingga derajat reliabilitas instrumen penelitian termasuk kategori sangat

tinggi. Perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27.b.

3. Menentukan Daya Pembeda (DP)

Arikunto (2010: 214) berpendapat bahwa daya pembeda soal adalah

kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda, seluruh peserta tes dibagi

dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh

peserta tes diurutkan mulai dari skor teratas sampai terendah. Rumus untuk

menentukan daya pembeda soal adalah sebagai berikut:

𝐷 =𝐵𝐴

𝐽𝐴−

𝐵𝐵

𝐽𝐵= 𝑃𝐴− 𝑃𝐵

Dimana:

J = jumlah peserta tes

Ja = banyaknya peserta kelompok atas

Page 66: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jb = banyaknya peserta kelompok bawah

Ba = banyaknya peserta kelopok atas yang menjawab soal benar

Bb 𝐵𝑎

𝐽𝑏 = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar

Pa = 𝐵𝑎

𝐽𝑏 = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P

sebagai indek kesukaran)

Pb = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasinya daya pembeda soal:

0,00 < D ≤ 0,20, maka soal mempunyai daya pembeda jelek.

0,20 < D ≤ 0,40, maka soal mempunyai daya pembeda cukup.

0,40 < D ≤ 0,70, maka soal mempunyai daya pembeda baik.

0,70 < D ≤ 1,00, maka soal mempunyai daya pembeda baik sekali.

D : neg atif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai

nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

Arikunto (2010: 214)

Hasil perhitungan analisis daya pembeda, diperoleh hasil sebagai

berikut: dari 27 soal diperoleh kriteria soal baik sebanyak 4 soal, kriteria

soal cukup baik sebanyak 7 soal, dan kritria soal jelek sebanyak 16.

Perhitungan daya pembeda secara lengkap dapat dilihat pada lampiran

27.d.

4. Menentukan Tingkat Kesukaran (P)

Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut

indeks kesukaran (difficulty index), yang disimbolkan P. Indeks kesukaran ini

menunjukkan taraf kesukaran soal.Menguji taraf kesukaran tiap soal

digunakan rumus:

P =𝐵

𝐽𝑠

Dimana:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria derajat kesukaran :

Page 67: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Soal dengan 0,00 < P ≤ 0,30 : soal dikatakan sukar.

Soal dengan 0,30 < P ≤ 0,70 : soal dikatakan sedang.

Soal dengan 0,70 < P ≤ 1,00 : soal dikatakan mudah,

Dari hasil analisis daya pembeda, diperoleh hasil sebagai berikut: dari

27 soal yang tersedia diperoleh kriteria soal mudah sebanyak 14 soal, kriteria

soal sedang sebanyak 13 soal. Perhitungan daya pembeda secara lengkap

dapat dilihat pada lampiran 27.c.

G. Analisis Data

Analisis data pada bagian ini bertujuan untuk mengkaji kebenaran

hipotesis yang diajukan. Analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan

analisa koefisien variansi. Sebelum analisis data dilakukan uji persyaratan analisis

dengan maksud agar kesimpulan yang diambil dapat dipercaya dan dapat

dipertanggung jawabkan

1. Uji Persyaratan Analisis

Persyaratan analisis dapat dilakukan dengan uji normalitas, uji

homogenitas dan uji keseimbangan.

a. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel

penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak

normal. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Mencari rata-rata (𝑋)

𝑋 = 𝑓𝑋

𝑁

𝑋 = Mean (rata – rata)

X = jumlah nilai dalam distribusi

N = jumlah data

2) Mencari standar deviasi ( simpangan baku )

S = 𝑓𝑖 (𝑥𝑖−𝑥)2

𝑁−1

3) Mencari nial variansi

𝑆2 = 𝑓𝑖 (𝑥𝑖−𝑥)2

𝑁−1 (Sugiyono, 2011: 57)

Page 68: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi dengan

cara:

a) Menentukan rentang (r)

r = data terbesar−data terkecil

b) Menentukan banyak kelas interval (k).

k = 1 + 3,3 log n ( n banyaknya data)

c) Menentukan panjang kelas interval (p).

p = 𝑟

𝑘

Keterangan: r = rentang k = banyak kelas

(Statistik/Agus Efendi / PTB PTK/FKIP/UNS)

5) Menghitung nilai chi-kuadrat hitung dengan rumus :

X2 =

(𝑓𝑜−𝑓𝑕)2

𝑓𝑕

Keterangan:

fo = nilai frekuensi yang diobservasi.

fh = nilai frekuensi yang diharapkan.

6) Menentukan chi-kuadrat tabel. Taraf signifikansi α = 0,05 atau 5%

7) Menentukan normalitas dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika X 2hitung < X

2tabel, maka populasi berdistribusi normal.

Jika X 2hitung ≥ X

2tabel, maka populasi berdistribusi tidak normal.

(Sugiyono,2011: 107)

b. Jika salah satu distribusinya tidak normal, maka selanjutnya digunakan

statistik non-parametrik yaitu: Uji Mann Whitney, dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis statistik.

2) Membuat daftar rank.

3) Menentukan nilai U dengan R-nya diambil dari jumlah peringkat yang

terkecil.

𝑈1 = 𝑛1. 𝑛2 +𝑛1(𝑛1+1)

2− 𝑅1 atau

𝑈2 = 𝑛1. 𝑛2 +𝑛1(𝑛1+1)

2− 𝑅2

Page 69: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dinama:

𝑛1 = jumlah sempel 1

𝑛2 = jumlah sempel 2

𝑈1 = jumlah peringkat 1

𝑈2 = jumlah peringkat 2

𝑅1 = jumlah rengking pada sampel 𝑛1

𝑅2 = jumlah rengking pada sampel 𝑛2

4) Menentukan rata-rata kedua kelompok, dengan rumus:

𝜇𝑛 =1

2 𝑛1 (𝑛2)

5) Menentukan nilai T, dengan rumus:

𝑇 = 𝑡3−𝑡

12 , dengan t adalah banyak data yang bernilai sama.

6) Menentukan deviasi standar gabungan dengan rumus:

𝜎𝑛 = 𝑛1. 𝑛2

𝑁(𝑁 − 1)

𝑁3 − 𝑁

12− 𝑇

Keterangan : 𝑁 = 𝑛1 + 𝑛2 ( Sugiyono, 2011: 153)

7) Menentukan nilai Zhitung :

𝑍𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑈−𝜇 𝑡

𝜎𝑡

Menentukan nilai Z tabel, dengan Z tabel =𝑍 0,5 (1−𝛼)untuk 𝛼 = 0,05

8) Melakukan pengujian hipotesis, dengan kriteria sebagai berikut:

Jika −𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑍𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ho diterima.

Jika Zhitung diluar daerah penerimaan Ha, maka Ho ditolak.

(Sugiyono, 2011: 136)

c. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel

penelitian ini berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen.

Statistik uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji F yang

prosedurnya sebagai berikut:

1) Menentukan nilai Fhitung dengan rumus:

Fhitung = 𝑉𝑏

𝑉𝑘

Page 70: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan:

Vb = Variansi besar

Vk = Variansi kecil

2) Menentukan derajat kebebasan.

db1 = n1 − 1

db2 = n2− 1

3) Menentukan nilai Ftabel

4) Penentuan homogenitas, dengan kriteria uji :

Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak (kedua variansinya tidak homogen)

Jika Fhitung < Ftabel maka Ha diterima (kedua variansinya homogen).

(Sugiyono, 2011: 140)

d. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan sebelum kedua kelompok, baik kelompok kontrol

maupun kelompok eksperimen diberikan perlakuan yang berbeda. Uji

keseimbangan bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut

dalam keadaan seimbang atau tidak dan pada kondisi yang sama atau tidak.

Data untuk pengujian ini didapat dari hasil pretest yang dilakukan oleh

peneliti, dengan pertimbangan bahwa variansi populasinya tidak diketahui

maka statistik uji yang digunakan adalah Polled Varians dari uji T, langkah-

langkahnya sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.

Ho = Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan

model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad dan Konvensional

Ha = Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan

model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad dan Konvensional

2) Mencari deviasi standar gabungan,

𝑆2 = Ʃ (𝑋𝑖− 𝑋)

𝑛−1

Page 71: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Mencari nilai thitung dengan rumus dengan rumus uji-t dari Polled

Varians:

t = 𝑋1−𝑋2

𝑛1−𝑛2 𝑠1 2 + 𝑛2−1 𝑠2

2

𝑛1+𝑛2−2 (

1

𝑛1+

1

𝑛2)

Keterangan

t = harga distribusi kelompok

𝑥1 = rata–rata skor kelompok kontrol

𝑥2 = rata–rata skor kelompok eksperimen

𝑛1 = jumlah subyek kelompok kontrol

𝑛2 = jumlah subyek kelompok eksperimen

𝑆2 = variansi

Kriteria keputusan yang digunakan:

Ho yang diterima jika 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Ha yang ditolak jika 𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

(Sugiyono, 2010: 128)

2. Penyajian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji statistik uji T

dengan beberapa kriteria penelitian serta taraf signifikan 5%.

a. Untuk kriteria pengujian pertama: Jika menghasilkan varians yang homogen

(𝑆12 = 𝑆2

2) dan jumlah sampel sama (n1 = n2), maka dilanjutkan dengan uji

T dari Polled Varian dan Separated Varians dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.

Ho = Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan

model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad dan Konvensional

Ha = Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan

model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad dan Konvensional

Page 72: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Mencari deviasi standar gabungan, dengan rumus:

𝑆2 = Ʃ (𝑋𝑖− 𝑋)

𝑛−1

3) Mencari nilai thitung

a) Polled Varians

t = 𝑋1−𝑋2

𝑛1−𝑛2 𝑠1 2 + 𝑛2−1 𝑠2

2

𝑛1+𝑛2−2 (

1

𝑛1+

1

𝑛2)

b) Separated Varians

t = 𝑋1−𝑋2

𝑆12

𝑛1+

𝑆22

𝑛2

4) Menentukan nilai derajat kebebasan.

Rumus : db = 𝑛1 + 𝑛2 − 2

5) Menentukan nilai ttabel dari daftar.

6) Pengujian hipotesis dengan kriteria:

𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ,, maka Ha diterima.

𝑡𝑕𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ,, maka Ho diterima

(Sugiyono, 2010: 128)

b. Untuk kriteria pengujian kedua: jika menghasilkan varians yang tidak

homogen (S12 ≠ S2

2), tetapi jumlah sampel sama (n1 = n2), maka dilanjutkan

dengan uji T dari Polled Varians dan Separated Varians dengan langkah-

langkah yang sama seperti kriteria pertama.

c. Untuk kriretia pengujian ketiga: jika menghasilkan variansi yang homogen

(S12 = S2

2), tetapi jumlah sampelnya tidak sama (n1 ≠ n2), dapat digunakan

uji T dari Polled Varians dengan dk = n1 – 1 atau n2 – 1 dan bukan n1 + n2

– 2 . Langkah–langkah pengerjaannya sama seperti diatas.

d. Untuk kriretia pengujian keempat: jika menghasilkan variansi yang tidak

homogen (S12 ≠ S2

2), dan jumlah sampelnya tidak sama (n1 ≠ n2), dapat

digunakan uji T dari Separated Varians. Langkah–langkah pengerjaannya

sama seperti diatas. Harga t sebagai pengganti harga ttabel dihitung selisih

harga ttabel dengan dk = n1 – 1 dan n2 – 1, dibagi dua dan kemudian

ditambah dengan harga t yang terkecil.

(Sugiyono, 2011: 138-139)

Page 73: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah SMK Negeri 5 Surakarta

Sekolah menengah kejuruan 5 Surakarta, dirintis sejak tahun 1962, yang

awal mulanya berstatus Swasta dan terletak di Purwanegaran, dulu Sekolah

Teknik Negeri 1 yang sekarang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 15

Surakarta. Pada saat itu Sekolah Teknologi Menengah merupakan Sekolah

Teknologi Menengah Persiapan Negeri di Purwanegaran berdasarkan SK Menteri

Pendidikan RI No.8065/Dirpt/RI tanggal 7 Agustus 65 Statusnya di Negerikan

terdiri dari dua Jurusan, yaitu Mesin dan Bangunan Gedung.

Kemudian setelah adanya pemberontakan G.30 S/PKI maka pada tahun

1965 Sekolah Tinggi Menengah Negeri Purwanegaran pindah ke Jayanegaran,

kemudian pada tahun 1966 Sekolah Teknologi Menengah Negeri Purwanegaran

diubah namanya menjadi Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta yang

terletak di Jln.LU. Adi Sucipto No.10 Surakarta .

Adanya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia tentang perubahan Nomenklatur SMKTA menjadi SMK serta

Organisasi dan Tata Kerja SMK, Nomor : 036/O/1997 tanggal 7 Maret 1997 yang

dulunya Sekolah Teknologi Menengah Negeri 2 Surakarta menjadi Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 5 Surakarta dan Jalannya berubah nomor menjadi 42.

2. Denah Gedung SMK Negeri 5 Surakarta

Gedung SMK Negeri 5 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no. 42

Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 5 Surakarta dekat

dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di

lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi

motivasi tersendiri bagi siswa karena letak dipinggir jalan raya, maka transportasi

mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

SMK Negeri 5 Surakarta menempati areal tanah seluas 22530 m2 yang

terdiri dari gedung dan halaman, karena luasnya yang mencukupi maka sangat

menunjang kegiatan belajar mengajar.

Page 74: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4.1. Denah SMK N 5 Surakarta

(Sumber : Dokumen Asli SMK N 5 Surakarta)

Page 75: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas berupa model pembelajaran Quantum Teaching berbasis

media video pembelajaran Autocad dan Konvensional, sedangkan variabel

terikatnya adalah prestasi belajar siswa pada pelajaran muatan lokal program

produktif Autocad. Ada 54 siswa yang terlibat pada penelitian ini diantaranya 29

siswa kelas XI TGB sebagai kelompok kelas kontrol (model Konvensional) dan

25 siswa kelas XI TKBB sebagai kelompok kelas eksperimen (model Quantum

Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad).

Teknik pengumpulan data variabel model pembelajaran Quantum

Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad dan Konvensional

digunakan tes dalam bentuk obyektif, untuk mengetahui beberapa aspek

kelayakannya, sebelum soal digunakan terlebih dahulu diadakan uji coba soal. Uji

coba soal diadakan dikelas XII TKK dengan jumlah siswa 23 anak, hal ini

dikarenakan kelas tersebut sudah pernah mendapatkan materi soal yang akan diuji

cobakan. Soal 35 yang diuji cobakan, diperoleh 27 soal yang valid dan 8 soal

tidak valid, jadi soal yang diteskan hanya 27 soal dari kompetensi dasar

menggambar denah rumah sederhana. Tes yang diberikan sebagai bentuk pretest

dan posttest pada kelompok kelas Quantum Teaching dan kelompok kelas

Konvensional adalah sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

26-27.

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dibuat

deskripsi data khusus sebagai berikut:

1. Data Nilai Pretest

Data tentang nilai pretest diperoleh dari siswa kelompok kelas kontrol

maupun kelompok kelas eksperimen sebelum diadakan perlakuan. Soal yang

digunakan untuk pretest sudah teruji baik dari segi validitas, reliabilitas, daya

pembeda dan tingkat kesukarannya. Deskripsi data pretest kelompok kelas

kontrol dan eksperimen mengenai prestasi belajar secara ringkas disajikan

sebagai berikut:

Page 76: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Kelompok kelas kontrol (Konvensional)

Data penelitian mengenai pretest kelompok kelas Konvesional pada

kelas XI TGB dengan jumlah 29 siswa, tetapi pada saat tes pretest

berlangsung ada 1 siswa tidak masuk, jadi hanya 28 siswa yang mengikuti

tes pretest. Nilai pretest siswa kelas Konvesional memiliki rentang antara

58–93. Hasil perhitungan menunjukkan:

Rata–rata (M) = 75,79

Standar deviasi (s) = 12,017

Variansi (s2) = 144,40

Distribusi frekuensi data nilai pretest untuk kelompok kelas

Konvesional disajikan dalam tabel sebagi berikut:

Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Pada Siswa Kelompok Kelas

Konvesional

Kelas Interval Frekuensi Kelas Konvesional

Absolut Relative (%)

58 - 63 1 4

64 - 69 4 14

70 - 75 10 36

76 - 81 6 21

82 - 87 4 14

88 – 93 3 11

∑ 28 100

Tabel 4. 1 menunjukkan bahwa nilai pretest pada kelompok kelas

Konvesional bahwa nilai terendah 62,96 dan nilai tertinggi 92,59 dengan

nilai rata–rata kelas sebesar 75,79. Siswa terbanyak memperoleh nilai antara

rentang 70–75 yaitu sebanyak 10 siswa. Tabel tersebut dapat dilihat dengan

gambar histogram sebagai berikut:

Page 77: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. 2 Histogram Data Hasil Pretest Pada Siswa Kelompok Kelas

Konvesional

b. Kelompok kelas eksperimen (Quantum Teaching)

Data penelitian mengenai pretest kelompok kelas Quantum

Teaching pada kelas XI TKBB dengan jumlah 25 siswa, tetapi pada saat tes

pretest berlangsung ada 1 siswa tidak masuk jadi hanya 24 siswa yang

mengikuti tes pretest. Nilai pretest siswa kelas Quantum Teaching memiliki

rentang antara 48–90. Hasil perhitungan menunjukkan:

Rata–rata (M) = 72,06

Standar deviasi (s) = 13,00

Variansi (s2) = 169,13

Distribusi frekuensi data nilai pretest untuk kelompok kelas

Quantum Teaching disajikan dalam tabel sebagi berikut:

Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Data Hasil Pretest Pada Siswa Kelompok

Kelas Quantum Teaching

Kelas Interval Frekuensi Kelas Quantum Teaching

Absolut Relative (%)

48 - 54 0 0

56 - 62 4 17

63 - 69 4 17

70 - 76 7 29

77 - 83 7 29

84 - 90 2 8

∑ 24 100

0

2

4

6

8

10

12

58-63 64 - 69 70 - 75 76 - 81 82-87 88-93

Fre

ku

ensi

Kelas Interval

Page 78: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4. 2 menunjukkan nilai pretest pada kelompok kelas

Quantum Teaching bahwa nilai terendah 55,56 dan nilai tertinggi 88,89,

dengan nilai rata–rata kelas sebesar 72,07. Siswa terbanyak memperoleh

nilai antara rentang 70–76 dan 77–83, masing–masing sebanyak 7 siswa.

Tabel tersebut dapat dilihat dengan gambar histogram sebagai berikut:

Gambar 4. 3 Histogram Data Hasil Pretest Pada Siswa Kelompok Kelas

Quantum Teaching

2. Data Nilai Posttest

Data tentang nilai posttest diperoleh dari siswa kelompok kelas kontrol

maupun kelompok kelas eksperimen setelah diadakan perlakuan, seperti yang

diterangkan di atas bahwa untuk kelompok kelas kontrol (XI TGB)

menggunakan model Konvensional dan kelompok kelas eksperimen (XI

TKBB) menggunakan model Quantum Teaching berbasis media video

pembelajaran Autocad. Posttest diberikan pada kelompok kelas Konvensional

dan Quantum Teaching setelah menyelesaikan proses pembelajaran dengan

materi ajar menggambar denah rumah sederhana. Deskripsi data posttest

kelompok kelas Konvensional dan Quantum Teaching mengenai prestasi

belajar secara ringkas disajikan sebagai berikut:

a. Kelompok kelas kontrol (Konvensional)

Data prestasi posttest kelompok kelas Konvensional berupa nilai tes

yang diberikan pada akhir pembelajaran setelah diadakan perlakuan. Nilai

posttest siswa kelas Konvensional memiliki rentang antara 58–93. Hasil

perhitungan menunjukkan:

0

1

2

3

4

5

6

7

8

48 - 54 56 - 62 63 - 69 70 - 76 77 - 83 84 - 90

Fre

ku

ensi

Kelas Interval

Page 79: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rata–rata (M) = 77,13

Standar deviasi (s) = 12,27

Variansi (s2) = 150,50

Distribusi frekuensi data nilai posttest untuk kelompok kelas

Konvensional disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Pada Siswa Kelompok Kelas

Konvensional

Kelas Interval Frekuensi Kelas Konvensional

Absolut Relative (%)

58 - 63 2 7

64 - 69 2 7

70 - 75 9 31

76 - 81 7 24

82 - 87 6 21

88 - 93 3 10

∑ 29 100

Tabel 4. 3 menunjukkan bahwa nilai posttest kelompok kelas

Konvensional memperoleh hasil nilai terendah adalah 62,96 dan nilai

tertinggi adalah 92,59, sedangkan frekuensi terbanyak memperoleh nilai

antara rentang 70-75 yaitu sebanyak 9 siswa. Nilai rata–rata kelas sebesar

77,14. Tabel tersebut dapat dilihat dengan gambar histogram sebagai

berikut:

Gambar 4. 4 Histogram Data Hasil Posttest Pada Siswa Kelompok Kelas

Konvensional

0

2

4

6

8

10

58-63 64 - 69 70 - 75 76 - 81 82-87 88-93

Fre

ku

ensi

Kelas Interval

Page 80: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Kelompok kelas eksperimen (Quantum Teaching)

Data prestasi posttest kelompok kelas Quantum Teaching berupa

nilai tes yang diberikan pada akhir pembelajaran setelah diadakan

perlakuan. Nilai posttest siswa kelas Quantum Teaching memiliki rentang

antara 59–100. Hasil perhitungan menunjukkan:

Rata – rata (M) = 81,63

Standar deviasi (s) = 9,41

Variansi (s2) = 88,56

Distribusi frekuensi data nilai posttest untuk kelompok kelas

Quantum Teaching disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Data Hasil Posttest Pada Siswa Kelompok

Kelas Quantum Teaching

Kelas Interval Frekuensi Kelas Quantum Teaching

Absolut Relative (%)

59 -65 0 0

66 - 72 2 8

73 - 79 10 40

80 - 86 8 32

87 - 93 3 12

94 - 100 2 8

∑ 25 100

Tabel 4. 4 menunjukkan bahwa nilai posttest kelompok kelas

Quantum Teaching memperoleh hasil nilai terendah adalah 66,67 dan nilai

tertinggi adalah 100, sedangkan frekuensi terbanyak memperoleh nilai

antara rentang 73-79 yaitu sebanyak 10 siswa. Nilai rata–rata kelas sebesar

81,63. Tabel tersebut dapat dilihat dengan gambar histogram sebagai

berikut:

Page 81: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. 5 Histogram Data Hasil Posttest Pada Siswa Kelompok Kelas

Quantum Teaching.

Uraian tentang distribusi data nilai rata-rata pretest dan posttest

untuk kelompok kelas Konvensional dan Quantum Teaching di atas

dirangkum dan disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 5 Distribusi Data nilai rata-rata Pretest dan Posttest Pada Kelompok

Kelas Konvensional dan Quantum Teaching

Kelompok Kelas Nilai Rata-Rata Kelas

Pretest Posttest

Kontrol (Konvensional) 75,79 77,13

Eksperimen (Quantum Teaching) 72,07 81,63

Tabel 4. 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas kedua

kelompok sama-sama mengalami peningkatan prestasi belajar, tetapi untuk

kelompok kelas Quantum Teaching mengalami peningkatan prestasi

belajar yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kelas

Konvensional. Tabel 4. 5 dapat dilihat dengan gambar histogram sebagai

berikut:

0

2

4

6

8

10

12

59 -65 66 - 72 73 - 79 80 - 86 87 - 93 94 - 100

Fre

ku

ensi

Kelas Interval

Page 82: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. 6 Histogram Data Hasil Pretest dan Posttest Pada Siswa Kelompok

Kelas Konvensional dan Quantum Teaching

3. Deskripsi data observasi

Observasi dilakukan pada tiap pertemuan baik dilakukan di kelompok kelas

Konvensional maupun kelas Quantum Teaching. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil

pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran

berlangsung ditunjukkan pada Tabel 4. 6 dan Tabel 4. 7

66

68

70

72

74

76

78

80

82

84

Konvensional Quantum Teaching

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

pretest posttest

Page 83: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4. 6 Prosentase Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Kelompok

Kelas Konvensional

Aspek Yang Diamati

Aktivitas Belajar

(%) Tiap

Pertemuan

1 2 3 4

1. Perhatian

a. Menyimak penjelasan guru dengan sungguh-

sungguh

b. Menunjukkan antusias dalam pembelajaran

c. Menunjukkan rasa senang.

52,

59

%

57,

44

%

59,

48

%

62,

07

%

2. Kerja sama

a. Memberi bantuan pada orang lain

b. Menghargai pendapat orang lain

c. Menunjukkan kekompakan.

35,

06

%

39,

88

%

40,

80

%

43,

10

%

3. Ketekunan

a. Mengerjakan tugas/menggambar dengan teliti

b. Tidak ngobrol dengan teman dan tidak bermain

sendiri

c. Tidak mengganggu kelompok lain/teman yang

lain.

60,

06

%

67,

26

%

70,

11

%

71,

26

%

4. Keaktifan

a. Menyatakan pendapat

b. Mengajukan pertanyaan

c. Mengerjakan tugas/menggambar dengan baik

76,

44

%

77,

97

%

80,

17

%

83,

62

%

5. Interaksi Siswa

a. Mengikuti petunjuk/langkah–langkah

menggambat yang guru ajarkan

b. Menunjukkan kemauan bertanya

c. Menjawab pertanyaan guru

70,

98

%

72,

32

%

75,

86

%

77,

29

%

Page 84: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 4. 7 Prosentase Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Kelompok

Kelas Quantum Teaching

Aspek Yang Diamati

Aktivitas Belajar

Siswa (%) Tiap

Pertemuan

1 2 3 4

1. Perhatian

a. Menyimak penjelasan guru dengan sungguh-

sungguh

b. Menunjukkan antusias dalam pembelajaran

c. Menunjukkan rasa senang.

52

%

58,

33

%

60

%

68

%

2. Kerja sama

a. Memberi bantuan pada orang lain

b. Menghargai pendapat orang lain

c. Menunjukkan kekompakan.

34

%

55,

21

%

61

%

45

%

3. Ketekunan

a. Mengerjakan tugas/menggambar dengan teliti

b. Tidak ngobrol dengan teman dan tidak

bermain sendiri

c. Tidak mengganggu kelompok lain/teman yang

lain.

56

%

69,

79

%

72

%

74

%

4. Keaktifan

a. Menyatakan pendapat

b. Mengajukkan pertanyaan

c. Mengerjakan tugas/menggambar dengan baik

74

%

80,

33

%

82

%

85

%

5. Interaksi Siswa

a. Mengikuti petunjuk/langkah–langkah

menggambat yang guru ajarkan

b. Menunjukkan kemauan bertanya

c. Menjawab pertanyaan guru

69

%

75,

35

%

77

%

81

%

Page 85: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kedua tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa kedua

kelompok sama-sama mengalami peningkatan, tetapi untuk kelompok kelas

Quantum Teaching mengalami peningkatan aktivitas belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan kelompok kelas Konvensional. Tabel 4. 6 dan 4. 7 di atas

dapat dilihat dengan gambar histogram sebagai berikut:

Gambar 4. 7 Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Indikator Perhatian Siswa

Kelompok Konvensional dan Quantum Teaching

Gambar 4. 8 Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Indikator Kerja Sama Siswa

Kelompok Konvensional dan Quantum Teaching

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

Konvensional Quantum

Teaching

Aktivitas Belajar Siswa (Perhatian)

pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 pertemuan 4

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

Konvensional Quantum

Teaching

Aktivitas Belajar Siswa (Kerja Sama)

pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 pertemuan 4

Page 86: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. 9 Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Indikator Ketekunan Siswa

Kelompok Konvensional dan Quantum Teaching

Gambar 4. 10 Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Indikator Keaktifan Siswa

Kelompok Konvensional dan Quantum Teaching

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

Konvensional Quantum

Teaching

Aktivitas Belajar Siswa (Ketekunan)

pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 pertemuan 4

68,00%

70,00%

72,00%

74,00%

76,00%

78,00%

80,00%

82,00%

84,00%

86,00%

Konvensional Quantum

Teaching

Aktivitas Belajar Siswa (Keaktifan)

pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 pertemuan 4

Page 87: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. 11 Histogram Aktivitas Belajar Siswa Pada Indikator Interaksi Siswa

Kelompok Konvensional dan Quantum Teaching

C. Pengujian Prasayarat Analisis

Sebelum melaksanakan analisis menggunakan uji–T untuk menguji

hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi

uji normalitas data dan uji homogenitas. Adapun uji keseimbangan dilakukan

untuk mengetahui kedua kelompok tersebut dalam kondisi seimbang dan bisa

diterapkan perlakuan pada masing–masing kelompok.

1. Uji Normalitas Data

Sampel berasal dari populasi yang bedistribusi normal jika thitung ˂ ttabel.

Pengujian normalitas menggunakan uji chi – kuadrat dengan rumus yang sudah

disebutkan pada bab III. Hasil uji normalitas untuk selisih nilai prestasi belajar

secara lengkap dijabarkan pada tabel 4. 8 sebagai berikut:

Tabel 4. 8 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Selisih Nilai Prestasi Belajar

No Kelompok Siswa Data Nilai Kesimpulan

Berdistribusi t hitung t tabel

1 Konvensional 5,11 11,07 Normal

2 Quantum Teaching 9,79 11,07 Normal

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

Konvensional Quantum

Teaching

Aktivitas Belajar Siswa (Interaksi Siswa)

pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 pertemuan 4

Page 88: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan

Jika X2 hitung < X2

tabel, maka populasi berdistribusi normal.

Jika X2 hitung ≥ X

2 tabel, maka populasi berdistribusi tidak normal.

Berdasarkan tabel 4. 8 bisa dilihat bahwa harga thitung untuk kelompok

kelas Konvensional adalah 5,11 dan ttabel = 11,07, sedangkan harga thitung untuk

kelompok kelas Quantum Teaching adalah 9,79 dan ttabel = 11,07, maka

diketahui sampel dari populasi kelompok kelas Konvensional thitung (5,11) ˂ttabel

(11,07) dan kelompok kelas Quantum Teaching thitung (9,79) ˂ ttabel (11,07) sehingga

X2

hitung < X2tabel ini menunjukkan bahwa sampel dari populasi berdistribusi

normal. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran 29.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji F dengan taraf

signifikansi 5%. Hasil uji homogenitas secara lengkap dijabarkan pada tabel 4.

9 berikut ini:

Tabel 4. 9 Ringkasan Hasil Uji homogenitas Selisih Nilai Prestasi Belajar

Sampel F hitung F tabel Keputusan Uji

Kelas Konvensional dan

Kelas Quantum Teaching 1,171 1,943 Ho Diterima

Keterangan

Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak (kedua variansinya tidak homogen)

Jika Fhitung < Ftabel maka Ha diterima (kedua variansinya homogen).

Berdasarkan tabel 4. 9 diketahui harga Fhitung = 1,171 dan harga Ftabel =

1,943 dimana Fhitung < Ftabel sehingga Ho diterima, ini berarti variansi–variansi

yang akan diberi perlakuan model pembelajaran homogen. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30.

Data yang digunakan untuk uji keseimbangan adalah nilai pretest yang

dilakukan sebelum ada perlakuan pada masing–masing kelompok. Nilai rata–

rata kelompok kelas Konvensional adalah 75,79 dan nilai rata–rata kelompok

Page 89: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelas Quantum Teaching adalah 72,07. Hasil perhitungan Polled Varians dari

uji T diperoleh thitung =1,1416. Syarat bahwa kedua kelas memiliki kemampuan

yang sama apabila thitung ˂ttabel, pada taraf signifikansi 5% dan dk 50 diperoleh

ttabel = 2,0105. Lebih jelasnya data ditampilkan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Tabel 4. 10 Ringkasan Hasil Uji Keseimbangan Selisih Nilai Prestasi Belajar

Kelompok Kelas Nilai Rata – Rata Pretest thitung ttabel

Konvensional 75,79 1,1416 2,0105

Quantum Teaching 72,07

Keterangan hipotesis

Ho = Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan

model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad dan Konvensional.

Ha = Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan

model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad dan Konvensional.

Atau dapat ditulis dalam bentuk:

Ho : thirung ˂ttabel

Ha : thirung > ttabel

Berdasarkan tabel 4. 10 hasil tersebut berarti thirung (1,1416) ˂ ttabel (2,0105)

keputusannya adalah Ho diterima. Disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan

prestasi belajar siswa yang diajar dengan model Quantum Teaching berbasis

media video pembelajaran Autocad dan Konvensional pada pelajaran muatan

lokal program produktif Autocad, sehingga kelompok kelas Konvensional dan

Quantum Teaching berangkat pada titik yang sama dan kondisi seimbang.

Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.

D. Pengujian Hipotesis

Setelah uji prasyarat analisis terpenuhi, selanjutnya pengujian hipotesis

penelitian. Hasil nilai posttest diperoleh dari tes yang dilakukan pada akhir proses

Page 90: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran mendapatkan nilai rata–rata kelompok kelas Konvensional sebesar

77,13 dan kelompok kelas Quantum Teaching sebesar 81,63. Syarat bahwa kedua

kelas tidak ada perbedaan yang signifikan apabila thitung ˂ ttabel. Hasil analisis

menggunakan Polled Varians dari uji T diperoleh thitung= 2,280 sedangkan ttabel =

2,008 pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 52. Berdasarkan hasil analisis

tersebut berarti thitung (2,280) ˂ ttabel (2,008). Lebih jelasnya data ditampilkan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 11 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Selisih Nilai Prestasi Belajar

Kelompok Kelas Nilai Rata–Rata Posttest thitung ttabel

Konvensional 77,13 2,280 2,008

Quantum Teaching 81,63

Keterangan hipotesis

Ho = Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan model

Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad dan

Konvensional

Ha = Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan model

Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad dan

Konvensional

Atau dapat ditulis dalam bentuk:

Ho : thirung ˂ttabel

Ha : thirung > ttabel

Berdasarkan tabel 4. 11 keputusannya adalah bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi

belajar siswa yang diajar dengan model Quantum Teaching berbasis media video

pembelajaran Autocad dan Konvensional. Berarti ada pengaruh penggunaan

pembelajaran model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran muatan lokal program

produktif Autocad. Hal ini sesuai dengan perhitungan pada hipotesis atau jawaban

sementara sebelum peneliti melakukan penelitian, hipotesis menyatakan bahwa

“terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan model Quantum

Page 91: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad dan Konvensional” pada

pelajaran muatan lokal program Autocad kompetensi menggambar denah rumah

sederhana. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32.

Tabel 4. 12 Ringkasan Hasil Selisih Nilai Prestasi Belajar pretest dan posttest

kelompok Konvensional dan Quantum Teaching

Kelompok Kelas

Nilai

Rata–

Rata

Pretest

Nilai

Rata-

Rata

Posttest

Selisi Nilai

Rata–Rata

Pretest dan

Posttest

Prosentase

Nilai Rata-

Rata Pretest

dan Posttest

Konvensional 75,79 77,13 1,34 1,77%

Quantum

Teaching 72,07 81,63 9,56 13,26%

Berdasarkan tabel 4. 12 peningkatan prestasi belajar dari pretest ke

posttest pada kelompok kelas Konvensional sebesar 1,77% dan kelompok kelas

Quantum Teaching sebesar 13,26%. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 33.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan model

Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad dan Konvensional pada pelajaran Autocad.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya perbedaan

prestasi belajar siswa yang diajar dengan model Quantum Teaching berbasis

media video pembelajaran Autocad dan Konvensional pada pelajaran muatan

lokal program produktif Autocad. Penelitian ini mengambil dua kelas yaitu

kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Konvensional (XI TGB) dan

kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching

berbasis media video pembelajaran Autocad (XI TKBB). Penelitian ini bersifat

membandingkan prestasi antara dua kelas, maka sebelum penelitian dimulai

harus dipastikan terlebih dahulu bahwa kedua kelas tersebut berangkat pada

titik yang sama dan kondisi seimbang atau tidak. Perlu diadakan uji

Page 92: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keseimbangan dengan menggunakan Polled Varians dari uji–T. Hasil dari uji

keseimbangan dapat dilihat pada Tabel 4.10 hal: 71. Perhitungan data yang

digunakan adalah data nilai pretest yang diberikan sebelum ada perlakuan.

Berdasarkan hasil perhitungan uji T diperoleh harga thitung (1,416) < ttabel (2,010)

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal

antara kedua kelompok tersebut dan ini menunjukkan bahwa kelompok ini

berangkat pada titik yang sama dan kondisi seimbang.

Selanjutnya kedua kelas diberi perlakuan dengan model pembelajaran

yang berbeda, kemudian diberi tes prestasi berupa posttest untuk pengambilan

data. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Polled Varians dari

uji T untuk menguji hipotesis penelitian. Berdasarkan Tabel 4. 11 pada hal: 72

dan uji statistik yang telah dilakukan, diperoleh harga thitung (2,280) > ttabel (2,008)

sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang

diajar dengan model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad dan Konvensional pada pelajaran muatan lokal program produktif

Autocad materi pelajaran menggambar rumah sederhana .

Analisis lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 4. 12 hal: 73 diketahui

selisih antara nilai rata–rata kelompok kelas Konvensional pada saat pretest

dan posttest adalah 1,34 dan peningkatan pretasi belajar siswa sekitar 1,77%

dari nilai 75,79 menjadi 77,13 sedangkan untuk kelompok kelas Quantum

Teaching selisih antara nilai rata–rata pada saat pretest dan posttest adalah 9,56

dan peningkatan prestasi belajar siswa sekitar 13,26% dari nilai 72,07 menjadi

81,63. Penggunaan model pembelajaran yang tepat pada pelajaran muatan

lokal program produktif Autocad pembahasan tentang menggambar denah

rumah sederhana ternyata memberikan prestasi belajar yang baik terhadap

kemampuan kognitif siswa. Sesuai dengan hasil perhitungan yang sudah

dipaparkan di atas dapat diketahui bahwa kelompok kelas Quantum Teaching

berbasis media video pembelajaran Autocad menunjukkan peningkatan prestasi

belajar yang signifikan dibandingkan kelompok kelas Konvensional. Hal ini

menunjukkan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching berbasis media

video pembelajaran Autocad lebih efektif dalam meningkatkan prestasi belajar

Page 93: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa daripada model pembelajaran Konvensional yang sudah umum

digunakan oleh guru dikelas.

2. Aktivitas belajar siswa pada Autocad ditinjau dari penggunaan

model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad dan Konvensional yang diterapkan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas kelompok

Konvensional maupun kelas Quantum Teaching terhadap aktivitas belajar

siswa pada proses pembelajaran dan penjelasan melalui Tabel 4. 6 dan 4. 7 hal:

65 dan 66 serta gambar histogram pada deskripsi penelitian, diperoleh

gambaran bahwa aktivitas belajar siswa menunjukkan peningkatan aktivitas

pada setiap pertemuan dengan hasil yang berbeda-beda. Pertemuan pertama

pada proses pembelajaran sebelum ada perlakuan aktivitas siswa masih terlihat

biasa–biasa saja (tidak menunjukkan rasa senang). Guru menjelaskan materi

ajar sebagian siswa ada yang mendengarkan ada pula yang bermain sendiri,

bercerita dengan temannya. Bisa dilihat aktivitas belajar siswa kedua kelompok

pada tabel 4. 6 dan 4. 7 hal: 65 dan 66 pengamatan pada kelompok kelas

Konvensional untuk indikator perhatian sebesar 52,59%, kerja sama sebesar

35,06%, ketekunan sebesar 60,06%, keaktifan sebesar 76,44%, dan interaksi

yang dilakukan siswa sebesar 70,98%, sedangkan pengamatan pada kelompok

kelas Quantum Teaching untuk indikator perhatian sebesar 52%, kerja sama

sebesar 34%, ketekunan sebesar 56%, keaktifan sebesar 74%, dan interaksi

yang dilakukan siswa sebesar 69%. Prosentase aktivitas keduan kelompok

tidak terlalu jauh berbeda, yang sangat terlihat berbeda hanya pada indikator

ketekunan. Kondisi ini sangat kurang efektif dan pada akhir pembelajaran guru

membagikan soal pretest yang hasilnya akan dianalisis oleh peneliti.

Pertemuan kedua di kelas Quantum Teaching aktivitas siswa pada awal

pembelajaran masih menunjukkan kesan yang biasa–biasa saja, tetapi ketika

guru menampilkan video pembelajaran Autocad, siswa mulai fokus dan

menikmati pembelajaran yang disampaikan dalam video tersebut. Sesuai

Page 94: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan hasil pengamatan yang dilakukan pada pertemuan ke dua mendapatkan

peningkatan aktivitas belajar siswa seperti perhatian siswa meningkat menjadi

58, 33%, kerja sama menjadi 55,21%, ketekunan menjadi 69,79%, keaktifan

siswa menjadi 80,33% dan interaksi siswa 75,35%. Peningkatan aktivitas

belajar siswa pada pertemuan ke dua ini indikator yang mengalami peningkatan

yang cukup tinggi yaitu pada indikator kerja sama karena pada petemuan ke

dua ini guru membagi siswa menjadi 6 kelompok belajar untuk mengerjakan

tugas gambar. Materi disesuaikan dengan isi video pembelajaran. Terlihat

siswa antusias terhadap tugas yang diberikan guru.

Pertemuan ketiga saat guru mengajar sebagian siswa mulai

menunjukkan kenyamanan dalam belajar, terlihat dari rona wajah yang tidak

tegang lagi. Berbeda dengan awal–awal pembelajaran pada pertemuan pertama,

para siswa masih mengalami ketegangan dan terkesan acuh tak acuh dengan

materi yang dijelaskan oleh guru. Siswa mulai menunjukkan sikap antusias

terhadap pelajaran, merespon tindakan guru, dan siswa lebih aktif dalam

bertanya baik bertanya pada guru ataupun pada teman–temannya, begitu juga

ketika guru menjelaskan pelajaran, siswa mulai memperhatikan meskipun

belum sepenuhnya fokus pada apa yang disampaikan, tapi dengan adanya

video pembelajaran yang diterapkan dan dikombinasikan dengan model

Quantum Teaching ini sangat membantu guru dalam menyampaikan materi

ajar. Guru meminta siswa langsung mempraktekan apa yang ditampilkan dalam

video tersebut sesuai dengan kelompok yang sudah dibuat sebelumnya,

sesekali guru membantu siswa mengajar secara manual. Perhatian siswa

meningkat menjadi 60%, kerja sama secara individu maupun kelompok yang

semula 55,21% menjadi 61%, ketekuna 72%, keaktifan 82% dan interaksi

siswa 77%.

Pada pertemuan ke empat aktivitas siswa kelompok kelas Quantum

Teaching masih menunjukkan peningkatan yang baik, untuk perhatian siswa

meningkat menjadi 68%, kerja sama menurun menjadi 45% hal ini karena pada

pertemuan ke empat tidak ada diskusi atau kerja kelompok, tetapi kelompok ini

tetap menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan pertemuan pertama

Page 95: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang sama-sama tidak ada diskusi atau kerja kelompok, untuk indikator

ketekunan siswa meningkat menjadi 85% dan interaksi siswa 81%. Setelah

pembelajaran berakhir guru membagikan soal posstest sebagai bentuk evaluasi

dan hasilnya akan dianalisis oleh peneliti. Peningkatan aktivitas belajar siswa

yang ditunjukkan kelompok Quantum Teaching sangat signifikan

dibandingkan kelompok Konvensional.

Pengamatan yang dilakukan dikelompok kelas Konvensional, memang

menunjukkan peningkatan pada setiap pertemuan tetapi tidak terlalu signifikan

seperti yang ditunjukkan oleh kelompok kelas Quantum Teaching. Bisa dilihat

pada tabel 4. 6 dan 4. 7 hal: 65 dan 66, diketahui pada pertemuan pertama lebih

tinggi dari kelompok kelas Quantum Teaching, tetapi pada pertemuan ke dua

setelah diberi perlakuan aktivitas belajar kelompok kelas Konvensional berada

dibawah kelompok Quantum Teaching. Aktivitas belajar siswa yang kerap

dilakukan oleh kelompok Konvensional yaitu hanya mendengarkan penjelasan

dari guru dan jarang sekali siswa mengajukan pertanyaan kepada guru. Kondisi

pada pembelajaran ini, guru dianggap sebagai sumber dari segala informasi,

guru yang mendominasi kelas, guru langsung mempraktekkan/menggambar

denah langsung dan siswa mengikuti langkah–langkah menggambar denah

tersebut dan jarang sekali ada siswa yang bertanya atau mengalami kesulitan,

sebenarnya ada sebagian siswa yang mengalami kesulitan dalam menggambar

denah tetapi mereka lebih memilih diam dari pada bertanya pada guru dengan

alasan mereka malu bertanya. Kelompok kelas Konvensional juga kerap

melakukan aktivitas yang hanya melaksanakan pola–pola yang diterapkan

guru, mencontoh langkah–langkah yang dilakukan guru dalam menyelesaikan

gambar denah yang dapat mengakibatkan siswa bertindak pasif. Ini

menimbulkan kurangnya kemandirian siswa, sehingga kemampuan siswa untuk

menganalisa dan menyelesaikan suatu permasalahan kurang berkembang

dengan baik.

Pembelajaran satu arah ini memberi kesan siswa cenderung enggan dan

sedikit jenuh dalam menerima materi pelajaran, siswa akan mencari kesibukan

sendiri di dalam kelas agar tidak merasa jenuh, biasanya siswa bercerita dengan

Page 96: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

temannya, bermain sendiri, sempat terlihat ada beberapa siswa bermain di

komputernya dan tidak membuka program Autocad dimana program Autocad

ini digunakan untuk menggambar denah. Hal ini yang menyebabkan tujuan

yang telah ditetapkan belum bisa tercapai secara optimal.

Pemaparan di atas menunjukkan bahwa model pembelajaran Quantum

Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad lebih efektif kaitannya

dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kondisi seperti ini terjadi karena

pada model pembelajaran Quantum Teaching berbasis media video

pembelajaran Autocad memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan

model pembelajaran Konvensional, antara lain:

a. Siswa menjadi lebih aktif selama kegiatan pembelajaran, peran guru hanya

sebagai fasilitator yang mengarahkan jalannya proses pembelajaran di

kelas dan bisa praktek secara langsung.

b. Siswa dapat belajar dengan gembira, menikmati dan lebih bersemangat

karena adanya video yang ditampilkan guru, video tersebut ditampilkan

secara sederhana tetapi mudah dipahami siswa, waktu untuk menjelaskan

materi pelajaran tidak terlalu lama dan dikombinasi dengan musik yang

sesuai dengan karakter siswa, sehingga siswa tidak mudah bosan dan

jenuh.

c. Siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, hal ini

bisa ditunjukkan oleh sikap siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada

guru ketika siswa mengalami kesulitan, siswa juga belajar untuk bekerja

sama antar teman sehingga bisa berlatih untuk bertanggung jawab terhadap

kelompoknya.

d. Dengan adanya kerangka pembelajaran Quantum Teaching yang dikenal

dengan kata “TANDUR” menjadikan pembelajaran dikelas berjalan secara

kondusif dan terarah.

Setiap model pembelajaran tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan

begitu pula dengan model pembelajaran Quantum Teaching. Berikut beberapa

kekurangan dari model pembelajaran Quantum Teaching berbasis media video

pembajaran diantara yaitu:

Page 97: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Dalam proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lama, guru

kekurangan waktu bila menghadapi materi yang banyak.

b. Guru harus menguasai materi pelajaran yang disampaikan dalam bentuk

video pembelajaran tersebut.

c. Guru harus pintar mengkondisikan kelas sebaik mungkin.

d. Jika ada seorang siswa yang kurang aktif dalam kelas atau dalam

kelompoknya maka akan menghambat teman atau anggota kelompok

yang lain dalam pembelajaran.

e. Ada siswa yang kurang memanfaatkan waktu sebaik–baiknya dalam

belajar dikelas sehingga banyak waktu yang tersita.

Aktivitas belajar siswa pada saat proses pembelajaran akan lebih efektif

meningkat apabila ditunjang dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan

model serta media pembelajaran yang diterapkan. Terkait dengan peningktan

aktivitas belajar siswa model Quantum Teaching berbasis media video

pembelajaran Autocad bisa dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran

pada pelajaran muatan lokal program produktif Autocad.

Hasil pengamatan dapat dilihat bahwa model pembelajaran Quantum

Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad lebih baik dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa dibandingkan dengan model

Konvensional. Hal ini didukung oleh data–data kuantitatif yang telah

dikemukakan di atas.

Page 98: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada pelaksanaan penelitian kuantitatif

dengan membandingkan prestasi belajar siswa yang diajar dengan model

Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad dan

Konvensionial pada pelajaran Autocad di SMK Negeri 5 Surakarta tahun

pelajaran 2011/2012 semester genap dengan kompetensi menggambar rumah

sederhana menunjukkan bahwa:

1. Penggunaan model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad lebih efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa ranah

kognitif dibandingkan dengan model Konvensional.

2. Aktivitas belajar siswa baik yang diajar dengan model Quantum Teaching

berbasis media video pembelajaran Autocad dan Konvensional mengalami

peningkatan pada setiap pertemuannya, tetapi pembelajaran dengan model

Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran Autocad

menunjukkan peningkatan aktivitas belajar yang efektif dibandingkan dengan

model Konvensional.

B. Implikasi

Implikasi atau dampak dari pelaksanaan penelitian ini antara lain sebagai

berikut:

1. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI Teknik Kontriksi Batu

Beton (TKBB) dan dapat pula diterapkan dikelas XI Tehnik Gambar

Bangunan (TGB) SMK Negeri 5 Surakarta sebagai alternatif untuk

meningkatakan prestasi belajar siswa pada pelajaran muatan lokal program

produktif Autocad.

2. Membangun suasana belajar yang meriah dan menyenangkan serta

melibatkan peran aktif siswa selama proses pembelajaran dalam rangka

mentranfer pengetahuan/ilmu sehingga prestasi belajar yang didukung

oleh aktivitas yang dilakukan siswa mengalami peningkatan.

Page 99: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Penggunaan media video pembelajaran Autocad membantu guru dalam

menyampaikan materi pelajaran dan siswa lebih mudah memahami apa

yang guru sampaikan

4. Dengan model Quantum Teaching, kemampuan guru dalam mengelola

kelas semakin ditingkatkan yang diterapkan yaitu membagi waktu dengan

baik pada saat penyampaian materi secara serius dan saat diskusi sehingga

tercipta interaksi yang baik antara guru dan siswa serta proses

pembelajaran berjalan dengan lancar, efektif dan terkontrol dengan baik.

5. Hasil penelitian ini dapat memperluan pengetahuan bagi pembaca terkait

dengan pentingnya penggunaan media dan model pembelajaran yang

diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar salah satunya adalah

penggunaan model Quantum Teaching berbasis media video pembelajaran

Autocad.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian di atas, maka penulis

mengajukan saran – saran yang dapat memberikan manfaat sumbangan pemikiran

bagi keberhasilan siswa.

1. Kepada sekolah

Ciptakan jumlah siswa yang ideal maksimal 20 siswa ditiap-tiap kelas

agar proses pembelajaran berjalan lancar dan lebih efektif.

2. Kepada guru

a. Guru hendaknya mengkaji lebih dalam tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran, seperti efektifitas waktu

yang digunakan untuk menjelaskan materi, mengkodisikan kelas sebaik

mungkin dan guru harus bisa melibatkan peran aktif siswa, sehingga

tujuan pembelajaran dapat diraih dengan maksimal.

b. Dalam melaksanakan pembelajaran Autocad guru hendaknya mampu

memilih pendekatan dan selalu menginovasi model pembelajaran yang

digungakan dan tepat dalam proses belajar mengajar sehingga model

pembelajaran apapun yang diterapkan guru dikelas akan senantiasa

Page 100: digilib.uns.ac.id/Perbandingan-prestasi...digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membuat suasana belajar yang menyenangkan yang akhirnya siswa dapat

aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Kepada siswa

a. Siswa hendaknya berpartisipasi aktif dan bersungguh–sungguh dalam

proses pembelajaran agar lebih mudah untuk mengerti, memahami dan

menerapkan ilmu pengetahuannya dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Siswa sebaiknya membiasakan diri untuk memecahkan masalah baik

secara individu maupun kelompok, sehingga siswa mendapat pengetahuan

yang optimal, bukan hanya dari guru tetapi siswa dapat menemukan dan

membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan secara aktif

dalam proses pembelajaran

4. Kepada peneliti

a. Bagi peneliti lain dapat menerapkan penelitian sejenis dengan berbagai

peyempurnaan dalam berbagai hal baik itu model mupun media

pembelajaran yang digunakan sehingga hasilnya dapat lebih baik lagi dari

penelitian sebelumnya.

b. Penelitian ini hendaknya dilanjutkan dengan meneliti model lain yang

lebih cocok untuk dikombinasikan dengan penggunaan media video

pembelajaran Autocad yang sesui dengan yang ada dilapangan.