· web viewc. pemberian sanksi terhadap penyidik yang memaksakan penyidikan terhadap kasus yang...
TRANSCRIPT
STRATEGI NASIONAL DAN RENCANA AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI(STRANAS PPK) 2011-2014
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
STRATEGI BIDANG 1 : PENCEGAHANISSUE 1: EFEKTIVITAS KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN DALAM RANGKA PENCEGAHAN KORUPSI
Transparansi Penanganan Perkara.
Penyusunan Standar Pelayanan Minimum untuk Penanganan Perkara.
Jumlah kumulatif SPM yang di tetapkan dalam Penanganan Perkara yang terintegrasi di lembaga penegak hukum (Kepolisian dan Kejaksaan Agung)
Meningkatnya transparansi Penanganan Perkara yang memuat akuntabilitas dan transparansi dalam penanganan perkara yang dilakukan Kepolisian dan Kejaksaan Agung.
Des Kepolisian Republik IndonesiaKejaksaan Agung.
Penyempurnaan/revisi Perkap 12 tahun 2009 tentang pengawasan dan pengendalian penyidikan tindak pidana.
Telah diterbitkannya revisi Perkap yang baru tentang pengawasan dan pengendalian penyidikan tindak pidana.
Tersusunnya Perkap yang baru tentang pengawasan dan pengendalian penanganan penyidik tindak pidana yang memuat, diantaranya:a. batas waktu penyelidikan
b. batas waktu penyaluran laporan polisi, penyampaian SP2HP dan batas waktu penyelesaian berkas perkara (penyidikan) pelaksanaan gelar perkara untuk menentukan dapat tidaknya Berkas Perkara dihentikan penyidikannya dengan melibatkan pengawas internal dan eksternal.
c. pemberian sanksi terhadap penyidik yang memaksakan penyidikan terhadap kasus yang tidak cukup bukti dan berkasnya dikirimkan ke Jaksa Penuntut Umum ternyata dikembalikan P.19 dengan petunjuk bahwa perkara bukan tindak pidana atau berkas perkara tersebut dinyatakan P.21 oleh JPU, namun diputus bebas murni oleh pengadilan
Kepolisian Republik Indonesia
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Membuat peraturan yang mengatur tentang perlindungan terhadap anggota yang berani melaporkan pelanggaran (whistle blower).
Teraktualisasinya laporan penyidik terhadap pelanggaran kode etik profesi dan atau tindak pidana yang dilakukan oleh atasan penyidik maupun rekan sejawat
Tersusunnya Perkap yang mengatur perlindungan terhadap anggota yang berani melaporkan pelanggaran (whistle blower)
Kepolisian Republik Indonesia
Merevisi Perkap No.7 tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Polri untuk dapat melindungi penyidik yang menolak perintah atasan penyidik yang tidak sesuai Norma Hukum.
Penyidik berani menolak perintah atasan yang tidak sesuai dengan norma hukum dan bagi penyidik yang dicopot dari jabatannya berani mengajukan gugatan terhadap keputusan atasan penyidik yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada.
Tersusunnya revisi Perkap No.7 tahun 2006 yang memuat:- melindungi tindakan penyidik yang menolak
perintah atasan penyidik yang tidak sesuai norma hukum.
- mengatur tata cara gugatan terhadap atasan penyidik yang tidak sesuai dengan revisi Perkap dimaksud yang memuat :
- melindungi penyidik dari adanya intervensi dalam penanganan suatu perkara pidana
- terdapat sanksi bagi pihak-pihak yang melakukan intervensi terhadap penyidik dalam menangani suatu perkara.
Kepolisian Republik Indonesia
Optimalisasi sentra pelayanan pengaduan masyarakat pada Mabes Polri di sentra Yan Dumas Divpropam Polri, untuk Satwil pada sentra Yan Dumas Polda serta Polres/ Ta/ Tabes
Tertanganinya pengaduan dan rasa kepuasan masyarakat
- Meningkatkan dan memudahkan pelayanan pengaduan masyarakat
- Melengkapi sarana dan prasarana yang berbasis TI untuk memudahkan akses pengaduan masyarakat
Kepolisian Republik Indonesia
Revisi Kep Kapolri Nomor 723/IX/2004 tentang pedoman administrasi Pengaduan Masyarakat menjadi Perkap tentang Manajemen Komplain
Perkap tentang manajemen komplain masyarakat.
Tersusunnya Perkap tentang Manajemen Komplain Masyarakat/
Kepolisian Republik Indonesia
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
masyarakatPengembangan sistempengawasan lembaga penegakhukum.
Menyempurnakan sistem pengawasan manajerial lembaga penegak hukum.
Tersusunnya Kebijakan tentang Akses Publikterhadap Informasi HasilPengawasan Penegakan Hukum.
Terwujudnya sistem pengawasan manajerial terpadu pada lembaga penegak hukum.
Des Kejagung
Kepolisian Republik Indonesia
BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Transparansi kasus dan putusan di Pengadilan Pajak.
Penyusunan anotasi putusan di pengadilan pajak.
Jumlah prosentase anotasi putusan di pengadilan pajak.
Meningkatnya transparansi pada Pengadilan pajak. Des Kementerian Keuangan
Teraksesnya Peraturan Perundang-undangan oleh Masyarakat melalui Digital Elektronik.
Penyempurnaan akses publik terhadap informasi resmi peraturan perundang-undangan melalui Digital Elektronik.
- Prosentase akses publik terhadap informasi resmi peraturan perundang-undangan.
- Pedoman penyusunan database peraturan perundang-undangan
- Meningkatnya akses publik terhadap informasi resmi peraturan perundang-undangan.
- Tersedianya database peraturan perundang-undangan di setiap KL dan Pemda.
Des Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum yang terpadu.
Revitalisasi Sistem Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum (Keppres Nomor 91 Tahun 1999)
Prosentase sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum yang terpadu.
Terjalinnya Sistem Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum yang terpadu.
Des Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berkoordinasi dengan
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Kementerian Dalam Negeri.
Provinsi/Kb/Kota
1.1.
Penyempurnaan Sistem Pelayanan Publik
Percepatan pelaksanaan mekanisme perijinan usaha melalui pelayan perijinan terpadu satu pintu
Percepatan pelaksanaan SKB 4 Menteri dan Kepala BKPM tentang Percepatan Pelayanan perizinan dan Non Perizinan untuk memulai usaha. (Peraturan Bersama Nomor: 69 Tahun 2009 dan Nomor: M.HH-08.AH.01.01.2009 dan Nomor: 60/M-DAG/PER/12/2009 dan Nomor: Per.30/MEN/XII/2009 dan Nomor:10 Tahun 2009 tanggal 17 Desember 2009).
Terciptanya Sistem Pelayanan Satu Atap yang kondusif bagi iklim investasi di Indonesia yang didalamnya meliputi ijin SIUP, TDP, NPWP, Importasi Barang Modal, Ijin Lahan, IMB, Amdal,
Des Kementerian Dalam Negeri didukung oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Kementerian Keuangan; Kementerian Perdagangan; Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan BKPM untuk memastikan percepatan dan efektifitas pelaksanaan SKP 4 Menteri dan Kepala BKPM terkait (Starting Business) di DKI Jakarta dan Kota Batam
Penetapan Prosedur Perijinan yang didalamnya termuat biaya, rentang waktu dan dokumen yang harus disiapkan dan jelas untuk memulai usaha
Biaya untuk menjalankan usaha diIndonesia dapat ditekan sehinggamenarik investasi dan kompetitifuntuk dilirik oleh calon investor luarnegeriMasyarakat dan pelaku dunia usahalebih mudah dalam mengurusperizinan tanpa dibebani biayaekstra/pungutan liar
Mendorong peningkatanpelayanan perijinanterpadu satu pintu
Beroperasinya fasilitas/unit/kantor/dinas pelayanan terpadu satu pintu di Jakarta, Bogor,
BKPM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Depok, Tangerang, bekasi, Surabaya, Semarang, Medan,Balikpapan dan Makasar
Hukum dan HAM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Tenaga Kerja dan pemerintah Daerah
Memperbaiki mekanismeperizinan dan pelayananpublik di bidangkependudukan
Percepatan penerapan NIK Tunggal dan e-KTP untuk seluruh masyarakat Indonesia
Integrasi data kependudukan Indonesia Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten/Kota
Memperbaiki mekanismeperizinan di bidanglingkungan hidup
Mekanisme perizinan yang cepat,non diskriminatif, transparan danakuntabel serta dengan harga yangterjangkau, dalam bentukPeraturan Menteri NegaraLingkungan Hidup
Masyarakat dan pelaku dunia usahalebih mudah dalam mengurusperizinan tanpa dibebani biayaekstra/pungutan liar
Kementerian Lingkungan HidupKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
BadanPertanahan Nasional
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Biaya untuk menjalankan usaha diIndonesia dapat ditekan sehinggamenarik investasi dan kompetitifuntuk dilirik oleh calon investor luarnegeri
Memperbaiki mekanismeperizinan dan pelayananpublik di bidangPertanahan
Mekanisme perizinan danpelayanan publik bidangpertanahan yang cepat, nondiskriminatif, transparan danakuntabel serta dengan harga yangterjangkau, dalam bentukPeraturan Kepala BadanPertanahan Nasional. Hal tersebutturut diikuti dengan adanya SOPdan ukuran waktu yang jelas
Masyarakat dan pelaku dunia usahadapat memperoleh layanan bidangpertanahan yang lebih mudah tanpadibebani biaya ekstra/pungutan liarBiaya untuk menjalankan usaha diIndonesia dapat ditekan sehinggamenarik investasi dan kompetitifuntuk dilirik oleh calon investor luarnegeri
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
(disertai sosialisasi) dalam prosespemberian izin pertanahan
Kementerian Energi Sumber Daya Mineral
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Memperbaiki mekanismeperizinan di bidang energi,sumberdaya dan mineral
Mekanisme perizinan yang cepat,non diskriminatif, transparan danakuntabel serta dengan harga yangterjangkau, dalam bentukPeraturan Menteri ESDM
Masyarakat dan pelaku dunia usahalebih mudah dalam mengurusperizinan tanpa dibebani biayaekstra/pungutan liarBiaya untuk menjalankan usaha diIndonesia dapat ditekan sehinggamenarik investasi dan kompetitifuntuk dilirik oleh calon investor luarnegeri
Memperbaiki layanan dibidang pendidikan
Kebijakan pendidikan yangmendukung program pencerdasankehidupan bangsa dan perizinanbidang kependidikan yang yangcepat, non diskriminatif,transparan dan akuntabel sertadengan harga yang terjangkau,dalam bentuk Peraturan MenteriPendidikan Nasional
Peningkatan kesempatan belajarpada semua lapisan dan golonganmasyarakat.
Kementerian Pendidikan Nasional
Kementerian Agama
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Pengurangan tingkat buta huruf.Peningkatan taraf pendidikan rata-rata masyarakat.Masyarakat dan pelaku dunia usahalebih mudah dalam mengurus izinpendirian sekolah dan pendidikanlain tanpa dibebani biayaekstra/pungutan liar
Memperbaiki mekanismelayanan di bidangkeagamaan, khususnya
Sistem dan mekanismepenanganan jemaah haji yangresponsif, mudah, tidak
Masyarakat lebih mudah dalammengurus keberangkatan haji tanpadibebani biaya ekstra/pungutan liar
Kementerian Agama
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
penyelenggaraan haji diskriminatif, transparan danakuntabel serta dengan harga yangterjangkau, dalam bentukPeraturan Menteri Agama
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kementerian Agama
Kementerian Kesehatan
Pemprov dan Pemkab/Kota.
Kualitas pelayanan yang lebih baikbagi jemaah haji, biayapenyelenggaraan ibadah haji yanglebih efisien, keuangan haji lebihtransparan dan akuntabel melaluikelembagaan penyelenggara haji yang tertata dan profesional yangdibentuk oleh peraturanperundang-undangan
Masyarakat mendapatkan pelayananhaji yang lebih baik dengan biayayang lebih efisien
Memperbaiki layanandibidang ketenagakerjaan
Integrasi sistem perijinan tenaga kerja asing dengan kependudukan dan Imigrasi.
Masyarakat dan pelaku dunia usahalebih mudah dalam mengurusperizinan tanpa dibebani biayaekstra/pungutan liar
KementerianTenaga Kerja danTransmigrasi
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Biaya untuk menjalankan usaha diIndonesia dapat ditekan sehinggamenarik investasi dan kompetitifuntuk dilirik oleh calon investor luarnegeri
Memperbaiki mekanismepelayanan bidang
Penetapan Prosedur Perijinan yang didalamnya termuat biaya, rentang
Masyarakat dan pelaku dunia usahalebih mudah dalam mengurusperizinan tanpa dibebani biaya
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Keimigrasian, HaKI, BadanHukum
waktu dan dokumen yang harus disiapkan dan jelas pada saat mengajukan permohonan
ekstra/pungutan liarKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kemeterian Luar NegeriKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kepolisian Republik Indonesia
Kementerian Pendayagunaan
Biaya untuk menjalankan usaha diIndonesia dapat ditekan sehinggamenarik investasi dan kompetitifuntuk dilirik oleh calon investor luarnegeri
Memperbaiki mekanismepelayanan jasakekonsuleran diperwakilan RI
Mekanisme pelayanan yang cepat,non diskriminatif, transparan danakuntabel serta dengan harga yangterjangkau, dalam bentukPeraturan Menteri Luar Negeri
Masyarakat dan pelaku dunia usahalebih mudah dalam mengurusperizinan tanpa dibebani biayaekstra/pungutan liar
Memperbaiki mekanismeperizinan di bidangkepolisian (SIM, STNK,Senjata Api, Keramaian)
Mekanisme perizinan yang cepat,non diskriminatif, transparan danakuntabel serta dengan harga yangterjangkau, dalam bentukPeraturan Kapolri.
Masyarakat dan pelaku dunia usahalebih mudah dalam mengurusperizinan tanpa dibebani biayaekstra/pungutan liar
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Biaya untuk menjalankan usaha diIndonesia dapat ditekan sehinggamenarik investasi dan kompetitifuntuk dilirik oleh calon investor luarnegeri
Kementerian KesehatanKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kementerian PerhubunganKementerian Komunikasi dan Informasi
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
Memperbaiki mekanismeperizinan dan pelayananpublik di bidang kesehatan
Mekanisme perizinan danpelayanan publik yang cepat, nondiskriminatif, transparan danakuntabel serta dengan harga yangterjangkau, dalam bentukPeraturan Menteri Kesehatan
Masyarakat dan pelaku dunia usahalebih mudah dalam mengurusperizinan tanpa dibebani biayaekstra/pungutan liar
Memperbaiki mekanismeperizinan di bidangperhubungan dankomunikasi
Mekanisme perizinan yang cepat,non diskriminatif, transparan danakuntabel serta dengan biaya yangterjangkau, dalam bentukPeraturan Menteri Perhubungan,Peraturan Gubernur, danPeraturan Bupati/Walikota
Masyarakat dan pelaku dunia usahalebih mudah dalam mengurusperizinan tanpa dibebani biayaekstra/pungutan liarBiaya untuk menjalankan usaha diIndonesia dapat ditekan sehinggamenarik investasi dan kompetitifuntuk dilirik oleh calon investor luarnegeri
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
dan Reformasi Birokrasi
GubernurBupati/Walikota
Memperbaiki mekanismeperizinan usaha di bidangperikanan
Penetapan Prosedur Perijinan yang didalamnya termuat biaya, rentang waktu dan dokumen yang harus disiapkan dan jelas pada saat mengajukan permohonan
Masyarakat dan pelaku dunia usahaperikanan lebih mudah dalammengurus perizinan tanpa dibebanibiaya ekstra/pungutan liar
Kementerian Kelautan dan Perikanan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Biaya untuk menjalankan usaha perikanan di Indonesia dapatditekan sehingga menarik investasidan kompetitif untuk dilirik olehcalon investor luar negeri
Memperbaiki mekanismeperizinan usaha danpelayanan pubilik di bidangpekerjaan umum
Mekanisme perizinan danpelayanan publik yang cepat, nondiskriminatif, transparan danakuntabel serta dengan harga yangterjangkau, dalam bentukPeraturan Menteri PekerjaanUmum
Masyarakat dan pelaku dunia usahaPerikanan lebih mudah dalammengurus perizinan tanpa dibebanibiaya ekstra/pungutan liar
Kementerian PekerjaanUmum
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Komisi Pemberantasan Korupsi
Masyarakat dapat menggunakaninfrastruktur (jalan, jembatan,waduk, gedung dll) ecara optimal.Pelaku dunia usaha lebih mudahdalam mengurus perizinan tanpadibebani biaya ekstra/pungutan liar.Indonesia dapat ditekan sehinggamenarik investasi dan kompetitifuntuk dilirik oleh calon investor luarnegeri
Menyusun PeraturanPemerintah tentangpelayanan perizinan satupintu (one stop service)bagi Kabupaten/Kota di
Naskah Rancangan PeraturanPemerintah tentang pelayananperijinan satu pintu
Meningkatnya kualitas pelayanankepada publik dalam bentuk jasaataupun perijinan melaluitransparansi dan standarisasipelayanan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Partisipasi Gubernur
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Indonesia dalammendorong Bupati/ Walikota untukmeningkatkan pelayanan publik
Kementerian Dalam Negeri
Gubernur Bupati/Walikota
Review regulasi perijinan
Melakukan pengkajianterhadap sistempengelolaan administrasidi semua lembaga negaradan pemerintah
- Rekomendasi/ Hasil kajianSistem- Rekomendasi/ Hasil Koordinasi- Rekomendasi/Hasil Supervisi- Pedoman (Template) SistemPelaporan Perbaikan KualitasPelayanan Publik.
Termonitor dan terevaluasinyakegiatan perbaikan kualitaspelayanan public
Komisi Pemberantasan Korupsi
Tersedianya standarisasi pelayananpublik nasional.
Melakukan pengawasan,penelitian, atau penelaahan terhadapinstansi yang melaksanakan pelayananpublik
Berkurangnya tindak pidana korupsidi pelayanan publik.Meningkatnya indikator integritaspelayanan publik.
Melakukan evaluasiterhadap integritas sektorlayanan publik
Diperolehnya informasi mengenaitingkat integritas pada sektorlayanan publik
Meningkatnya rata-rata intergitassektor layanan publik
Percepatan penerapan NIK Tunggal dan e-KTP untuk seluruh masyarakat Indonesia
Mengembangkan NIK dengan mencantumkan NIK tunggal dan berbasis biometrik yangmultifungsi yang dapatdiakses secara elektronik,dengan tahapan-tahapan:1. Menyusun Permendagrimengenai spesifikasi KTP
Terlaksananya Nomor IndukKependudukan yang terintegrasibagi seluruh penduduk Indonesiadengan melalui Permendagri
Adanya database kependudukanyang terintegrasi dan terkini.
Meningkatnya kemudahan aksesterhadap layanan publik
Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Komunikasi dan Informasi
Kementerian/Lembaga terkait
Komisi Pemberantasan Korupsi
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
dengan mencantumkanNIK dan chip
Provinsi dan Kabupaten/Kota;
Optimalisasi databasekependudukan denganmenggunakan sisteminformasi administrasikependudukan (SIAK) yang terintegrasi untukmendukung impelementasi NIK tunggal
Tersedianya databasekependudukan yang menggunakansistem yang terintegrasi
ImplementasikanPermendagri di seluruhIndonesia
Persen KTP format baru yang telahditerbitkan dibanding denganjumlah penduduk
Integrasipenggunaan KTP untukmultifungsi
Persen jumlah penggunaan KTPuntuk berbagai fungsi dibandingseluruh fungsi
Melakukan pengkajianterhadap sistempengelolaan administrasikependudukan
Rekomendasi/ Hasil Monitor
Rekomendasi/ Hasil Koordinasi
Rekomendasi/Hasil Supervisi
Pedoman (Template) SistemPelaporan Perbaikan
Tidak adanya duplikasi turunandokumen individu.
Mempermudah Pelacakan aset danpelaku terkait tindak pidana korupsi
Komisi Pemberantasan Korupsi
Koordinasi dan SupervisiPelaksanaan kebijakanNomor IndukKependudukan (NIK) yangdapat digunakan untukmengidentifikasi penduduk
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
dan hak dankewajibannya yangmelekat pada yangbersangkutan sesuaidengan UU 23/2006.
KualitasPelayanan Publik.
Pengawasan atas pelaksanaan kegiatan NIK dan e-KTP.
Terlaksananya penerbitan NIK dan e-KTP bagi masyarakat yang transparan dan akuntabel.
Terlaksananya kegiatan NIK dan e-KTP sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga meminimalisir terjadinya penyimpangan.
Des Kementerian Dalam Negeri.
Provinsi/Kab/Kota.
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
Peningkatan Pelayanan Calon Pekerja Migran (TKI).
Tersedianya pos pelayanan informasi bekerja di luar negeri bagi calon TKI;
Tersedianya Petugas pengantar kerja yang menjadi pendamping calon TKI;
Data base calon TKI berdasarkan NIK.
Kelengkapan dokumen yang sah dari calon TKI yang berangkat.
Terlaksananya perlindungan TKI dan Calon TKI. Kementerian Dalam Negeri dan BNP2TKI, berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi/Kab/Kota
Perlindungan hukum bagi TKI yang bermasalah
Mekanisme tentang pendampingan TKI yang bermasalah di luar
Terciptanya sistem perlindungan hukum bagi TKI yang bermasalah di
Sistem perlindungan hukum bagi TKI yang bermasalah di luar negeri yang terpadu dan terintegrasi. Secara on line.
Des Kementerian Luar Negeri berkoordinasi
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
di luar negeri. negeri. luar negeri yang terpadu dan terintegrasi.
dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BNP2TKI
Penyaluran dan penggunaan dana BOS yang transparan dan akuntabel.
Pengawasan atas penyaluran serta penggunaan dana BOS dengan pola desentralisasi
Terciptanya sistem pengawasan atas penyaluran dan penggunaan dana BOS dengan pola desentralisasi.
Sistem pengawasan atas penyaluran dan penggunaan dana BOS dengan pola desentralisasi yang transparan dan akuntabel secara on line.
Kementerian Pendidikan Nasionalberkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri
Provinsi/Kab/KotaPenyaluran dan penggunaan dana BOK yang transparan dan akuntabel.
Pengawasan atas penyaluran dan penggunaan dana BOK
Terciptanya sistem pengawasan atas penyaluran dan penggunaan dana BOK.
Sistem pengawasan atas penyaluran dan penggunaan dana BOK yang transparan dan akuntabel secara on-line
Kementerian KesehatanProvinsi/Kab/Kota
Peningkatan Pelayanan transportasi di pulau terdepan dan pulau terpencil.
Review terhadap efektifitas dan efisiensi Pelayanan Angkutan Udara Perintis serta Angkutan Laut Perintis.
Laporan tentang efektifitas dan efisiensi Pelayanan Angkutan Udara Perintis serta Angkutan Laut Perintis.
Meningkatnya efektifitas dan efisiensi Pelayanan Angkutan Udara Perintis serta Angkutan Laut Perintis.
Kementerian Perhubungan.
Mendorong pengaturan dan implementasi sistem pengendalian intern pemerintah, sebagaimana diatur dalam PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Mendiagnosa keandalan system pengendalian yang ada.
Memperbaiki system pengendalian lama menjadi design sistem pengendalian baru yang menekankan soft control.
Hasil diagnosa unsur-unsur sistem pengendalian intern.
Hasil perbaikan sistem pengendalian intern yang berbasis risiko pengelolaan keuangan.
Terciptanya ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, pengamanan asset yang tinggi, laporan keuangan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dapat diandalkan serta berkurangnya perilaku korupsi dalam organisasi pemerintah.
BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN didukung oleh semua K/L.
ProvinsiKab/Kota
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Intern Pemerintah (SPIP).
Menyusun peraturan sistem pengendalianintern.
Peraturan Menteri, Kepala Lembaga, Gubernur, Bupati dan Walikota.
Peningkatan kualitas pelaksanaan pelayanan peralihan hak dan pembebanan hak pada Kantor Pertanahan.
Pelayanan peralihan hak dan pebebananhak yang dilaksanakan berdasarkan:
a.Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2010 tentang jenis dan tarif penerimaan negara bukan pajak di BPN.
b.Peraturan Kepala BPN nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pengaturan dan Pelayanan Pertanahan.
c.Peraturan Kepala BPN nomor 2 tahun 2010 tentang Penanganan Pengaduan Masyarakat.
d.Peraturan Kepala BPN nomor 3 Tahun 2010 tentang Loket Pelayanan.
1. Jumlah dan prosentase Kantor Pertanahan yang melaksanakan kegiatan pelayanan peralihan hak dan pembebanan hak dengan waktu dan biaya sesuai dengan :- PP 13/2010-Perkaban 1/2010.
2. Jumlah dan prosentase Kantor Pertanahan yang telah melayani pengaduan dari masyarakat sebagaimana Perkaban Nomor 2 Tahun 2010.
3. Jumlah dan prosentase Kantor Pertanahan yang menerapkan sistem loket dalam pelayanannya sehingga terbebas dari calo dan pungutan sebagaimana Perkaban Nomor 3 Tahun 2010.
Pelayanan Publik di bidang pertanahan yang cepat, non diskriminatif, transparan dan akuntabel.
Des Badan Pertanahan Nasional
Sosialisasi kebijakan publik terkait upaya percepatan pencegahan dan pemberantasan
Pelaksanaan sosialisasi kebijakanpublik terkait upayapercepatanpencegahan danpemberantasan
Jumlah kegiatan sosialisasi melalui Media Luar ruang, Media Tradisional, Media Cetak, Media Penyiaran, Media Tatap-muka, Media Online
Meningkatkan kesadaran para penyelenggara dibadan publik untuk menjalankan birokrasi yang bersih dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengawasi penyelenggaraan badan publik.
Kementerian Komunikasi dan Informatika
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
korupsi di badan public
korupsi di badan publik (Internet)
Peningkatan Kinerja LayananKepemerintahan
Penerapan Pakta Integritas untuk seluruh Pegawai Negeri/Pemerintahan
Pakta Integritas petugas pelayananpublik dengan salinan yangditembuskan kepada KemmengPAN
Meningkatkan akuntabilitas kinerjapetugas pelayanan publik
Instansi pelayanan publikterkaitKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Ombudsman Republik Indonesia
Menerapkan reward andpunishment dalampemberian pelayananpublik di bidang-bidang:
Penerapan Sanksi dan PemberianPenghargaan dalam pelayananpublik di bidang-bidang tersebut.
Peningkatan Pelayanan publik diberbagai bidang yang dilakukansecara transparan dan akuntabeloleh aparatur pemerintah
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; Kementerian Dalam Negeri, BKPM, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Kemen KP, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan Pertanahan Nasional, Kementerian
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Pekerjaan Umum, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung
Investasi dan PenanamanModal
BKPMKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kependudukan Kementerian Dalam NegeriKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kesehatan Kementerian KesehatanKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Perhubungan Kementerian PerhubunganKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Perikanan Kementerian
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Kelautan dan PerikananKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Lingkungan Hidup KementerianLingkungan HidupKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Pertanahan Badan PertanahanNasionalKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Ketenagakerjaan Kementerian Tenaga Kerja dan TransmigrasiKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Keimigrasian, HaKI, BadanHukum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
BirokrasiKepolisian Kepolisian
Republik IndonesiaKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Pengadaan infrastruktur KementerianPekerjaan UmumKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Pekerjaan umum KementerianPekerjaan UmumKementerian DalamNegeriKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Menerapkan standarpelayanan minimal dansistem penilaian kinerja lembaga pelayanan publik
Standar Pelayanan Minimum (SPM) diintegrasikan dengan SPM yang ada di Kementerian Dalam Negeri
Sistem Pelayanan Publik yangberbasis kinerja, lebih transparandan akuntabel
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiKementerian Dalam Negeri, Lembaga Administrasi Negara
Menyempurnakan sistemmengenai akuntabilitas
Kebijakan dan penyempurnaanSAKIP yang terintegrasi
Meningkatnya jumlah instansipemerintah yang menerapkan SAKIP.Peningkatan kegunaan LAKIP sebagai instrumen
Kementerian Perencanaan Pembangunan
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
kinerja dari instansi danpejabat pemerintah
dengansistem perencanaanpembangunan, penganggaran danevaluasi.
feedback bagi peningkatan pelayanan kepemerintahan Nasional/Bappenas
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Lembaga Administrasi Negara
Melaksanakan proyekpercontohan “islands ofintegrity” (penerapan tatakepemerintahan yang baik) pada beberapawilayah/instansi pemerintah
Peraturan Kemen PAN RB tentangproyek percontohan “islands ofintegrity”pada beberapawilayah/instansi pemerintah
Evaluasi proyek untuk penerapanyang lebih luas di wilayah/sektorlainnya
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Internalisasi dan aplikasiprinsip-prinsip tatapemerintahan yang baik(Good Governance) dalammanajemen pemerintahandi pusat dan di daerah
Persamaan persepsi mengenaiprinsip tata kepemerintahan yangbaik
Terwujudnya penerapan prinsip tatakepemerintahan yang baik, di pusatdan di daerah
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Lembaga Administrasi Negara
Kementerian Dalam Negeri
Komite NasionalKebijakan Governance GubernurBupati/Walikota
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Eselon 1 lembaga terkait
Internalisasi dan aplikasiprinsip-prinsip tata kelolaperusahaan yang baik(Good CorporateGovernance) dalammanajemen BUMN danBUMD
Persamaan persepsi mengenaiprinsip tata kelola perusahaan yangbaik
Terwujudnya penerapan prinsip tatakelola perusahaan yang baik, di pusat dan di daerah
Komite NasionalKebijakan Governance
Kementerian BUMN
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Evaluasi implementasi GCG yang ditunjukkan melalui indeks GCG BUMN yang meningkat
Rating GCG yang meningkat setiaptahunnya; misalkan Indeks GCGsemua BUMN di tahun 2010=80, ditahun 2013=85, dan 2015=90
Terwujudnya penerapan prinsip tatakelola perusahaan yang baik, di pusat dan di daerah
Ketua Komite NasionalKebijakan Governance
Perbaikan ManajemenKinerja (termasukpembuatan SOP) diinstansi pemerintahtermasuk dalampemberian pelayanankepada masyarakat
Pembentukan sistem manajerial(termasuk SOP) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakatberdasarkan survei dari pendapatmasyarakat (stakeholders)
Pelaksanaan kebijakan, program dankegiatan instansi pembangunantermasuk dalam pemberianpelayanan umum yang memihakpada kebutuhan masyarakat
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Lembaga Administrasi Negara
Kementerian/Lembaga ditingkat Pusat dan Daerah
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Hilangnya prosedur yangmenghambat termasuk hilangnyapemberian kewenangan yangmenghambat atau menimbulkanpeluang penyalahgunaankewenangan/korupsi
ISSUE 2: TRANSPARANSI ADMINISTRASI PUBLIK MELALUI KAPASITAS PENGAWASAN KELEMBAGAAN, EFEKTIVITAS KEWAJIBAN PELAPORAN PUBLIK, SERTA AKSES PUBLIK UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI PUBLIK
Peningkatan Pengawasanatas PelayananKepemerintahan, EfektivitasPelaporan Publik dan Akses publik terhadap informasipenanganan aduan yangtelah dilaporkan
Perbaikan sistem penanganan pengaduan masyarakat di masing-masing institusi yang mengatur pula hak pengadu untuk memperoleh informasi seputar tindak lanjut laporannya.
SOP penanganan pengaduan masyarakat yang, antara lain memuat: hak pelapor untuk mendapatkan informasi atas hasil dan tindaklanjut laporannya.
- Dijaminnya hak pelapor untuk mendapatkan informasi atas hasil dan tindaklanjut laporannya dalam SOP penanganan pengaduan masyarakat.
- pelapor mudah mengakses informasi hasil dan tindaklanjut laporannya
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiKomisi Pemberantasan Korupsi, Ombudsman Republik Indonesia, Lembaga Perlindungan Saksi Korban, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung
Meningkatkankemampuan APIP (AparatPengawasan InternalPemerintah) dalammelakukan pengawasanatas PelayananKepemerintahan, Efektivitas Pelaporan
Pelaksanaan Diklat APIP mengenai pengawasan PelayananKepemerintahan, Efektivitas PelaporanPublik dan Akses publikterhadap informasipenanganan aduan yangtelah dilaporkan
Meningkatnya Independensi dankemampuan APIP dalam pencegahanterjadinya tindak pidana korupsi
Inspektorat masing-masingKementerian/ LPNK
BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Publik dan Akses publikterhadap informasipenanganan aduan yangtelah dilaporkan
PEMBANGUNAN
Komisi Pemberantasan Korupsi
Meningkatkan PelayananPengaduan (PublicComplaint) wargamasyarakat atas sikap danperilaku personel
Laporan pengaduan masyarakatterhadap sikap dan perilakupersonel yang menyimpang
Kemudahan masyarakat untukmenyampaikan pengaduan terhadapperilaku menyimpang dalammelakukan pelayanan publik
Ombudsman RepublikIndonesia
Inspektorat Jenderal masingmasingKementerian yangmelaksanakan pelayananpublik
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Memperbaiki sistempelaporan, pengumumandan pemeriksaan hartakekayaan penyelenggara negara termasuk Laporanmengenai KonflikKepentingan (Conflict ofInterest) bagi pejabatsektor publik, mekanismesanksi atas ketidakpatuhandan
Perubahan UU No. 28/1999 terutama untuk mengatur sanksi bagi pejabat yg tidak melaporkan kekayaan (misalnya sanksi administrative), penetapan status LHKPN sebagai dokumen publik, dst
Adanya Formulir LHKPN yg lebih sederhana dan mudah diisi sendiri oleh pejabat
Peningkatan jumlah pejabat yg melaporkan kekayaannya …% secara periodik
Publik dapat mengakses LHKPN
Komisi Pemberantasan Korupsi
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
pelanggaranpelanggaranpelaksanaanLHKPN
Meningkatkan aksesmasyarakat untukmenyampaikan berbagaiinformasi mengenaigratifikasi
Sosialisasi terhadap masyarakat untuk lebih aktif menyampaikan informasi mengenai gratifikasi
Adanya sistem pengaduan tentang gratifikasi secara online
Adanya jaminan/perlindungan kepada pelapor (revisi UU perlindungan saksi dan pelapor)
Meningkatnya jumlah laporan masyarakat ...% mengenai gratifikasi
Inspektorat Jenderal Instansi/Lembaga, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Komisi Pemberantasan Korupsi
Ombudsman Republik Indonesia
Melakukan harmonisasidan revisi peraturanperundang-undangan danperaturan pelaksanaanyang berhubungan denganpengawasan danpemeriksaan internalinstansi pemerintah
Penyusunan dokumen Peta regulasi dan permasalahan pengawasan dan pemeriksaan internal
Pengawasan internal menjadipendeteksi awal terjadinya tindakpidana korupsi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Lembaga Administrasi Negara
Ombudsman Republik Indonesia, Kementerian
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Lembaga Administrasi Negara
ISSUE 3: PERCEPATAN REFORMASI MANAJEMEN PERENCANAAN DAN KEUANGAN NEGARA SERTA PENGADAAN BARANG/JASA PUBLIKPelaksanaan percepatanreformasi sistemperencanaan dan keuangan negara
Melaksanakanrestrukturisasi Programdan Kegiatan diKementerian/ Lembaga ditingkat Pusat – Daerah
Tersusunnya program dan kegiatandi Kementerian/Lembaga di tingkatPusat – Daerah yang berbasiskinerja sesuai dengan pelaksanaantupoksi masing-masing
Efektivitas dan efisiensi dalampelaksanaan perencanaan danpenganggaran pembangunan secaranasional
Bappenas
Kementerian Keuangan
Kementerian/Lembaga terkait
Melanjutkan reformasisistem perencanaan,melalui penguatanmekanisme monitoringdan evaluasi
Berbagai peraturan pelaksanaanUU No. 25/2004 tentang SPPN
Sistem perencanaan pembangunannasional yang berbasis kinerja
Bappenas
Penerapan reward and punishment berdasarkan implementasiperencanaan pembangunan
Menerapkan PaktaIntegritas bagi petugasyang bertanggung jawabdalam penerimaanpendapatan negara
Pakta Integritas petugaspenerimaan pendapatan negaradengan salinan yang ditembuskankepada Kemmeng PAN
Meningkatkan akuntabilitas kinerjapenerimaan pendapatan negara
Instansi penerimapendapatan negara terkait
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Menerapkan PaktaIntegritas bagi petugasyang bertanggung jawab
Pakta Integritas petugas pelaksanaanggaran dengan salinan
Meningkatkan akuntabilitas kinerjapelaksanaan anggaran negara
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
dalam pelaksanaananggaran
yangditembuskan kepada KemmengPAN
Instansi pelaksana anggarannegara terkait
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Instansi pelaksana anggarannegara terkait
Kementerian Keuangan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Menerapkan PaktaIntegritas bagi Petugasyang mengelola SistemPencairan Anggaran danmenyempurnakan SistemPencairan Anggaran
Sistem Pencairan Anggaran yangcepat, transparan dan bebaskorupsi dan manajemen keuanganyang akuntabel
Meningkatkan akuntabilitas kinerjapengelolaan anggaran negara
Pengadaan training mengenai SOPanggaran yang dihadiri oleh parapihak yang terkait denganpembuatan anggaran dari semuasektor
Anggaran dapat disetujui danberjalan tepat pada waktunya danterdapat RAB sekaligus program yang jelas
Perubahan pada Time Line dalampengajuan anggaran
Penguatan kapasitasKepala Daerah yang baruterpilih mengenai system keuangan & perencanaan
Pelatihan mengenai sistemperencanaan, penganggaran,perbendaharaan dan akuntabilitas keuangan untuk Kepala Daerahyang baru terpilih
Kepala Daerah yang baru terpilihmampu mengelola anggaran daerahdengan bersih, transparan, dan akuntabel
Kementerian Keuangan
Bappenas
Kementerian Dalam Negeri
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Komisi Pemberantasan Korupsi
Penyempurnaan peraturan perundang-undangan terkaitdengan reformasi sistemperencanaan danpenganggaran pembangunan
Menyusun Peraturanpelaksanaan UU No.17/2003 mengenaianggaran berbasis kinerja,penerapan treasury singleaccount, pengelolaanutang negara dll.
Peraturan Pemerintah danPeraturan Daerah pelaksanaan UUNo. 17/2003
Pengelolaan administrasi keuangannegara yang transparan danakuntabel.
Kementerian KeuanganKementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Penyempurnaan SistemPengadaan Barang dan Jasa Pemerintah termasuk memperkuat mekanisme pengawasan
Menerapkan sistem E-procurement
Konsep sistem E-procurement
Berjalannya e-procurement untukmendukung sistem pengadaanbarang dan jasa pemerintah yangefektif dan efisien dengan prinsippersaingan yang sehat, transparan,terbuka dan perlakuan adil bagisemua pihak sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisik, keuangan dan hukum
BappenasKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiLembaga Administrasi NegaraKementerian Komunikasi dan InformasiLembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Konsep Keppres tentangpelaksanaan proyek percontohanSistem E-procurement di beberapaDaerahKonsep Peraturan
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
mengenai CyberLaw di Indonesia untuk mendukungSistem E-procurement
Memperbaiki sistemsertifikasi pengadaanbarang dan jasa yangmenghasilkanpanitia/ pejabat sektor publik yang berkompetensi tinggi
Adanya mekanisme pemberiansertifikasi yang menghasilkanpejabat sektor publik yangberkompeten dalam bidangpengandaan barang dan jasapemerintah
Meningkatnya kualitas pejabat sektorpublik yang paham mengenai aturanpengadaan barang dan jasa sehinggamengurangi resiko penyelewenganaturan pengadaan barang dan jasa
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Memperkuat institusi auditinternal dalam prosespengadaan
Peraturan masing-masingMenteri/Kepala Lembagamengenai otoritas auditor internal
Pelaksanaan pengadaan barang danjasa pemerintah yang transparan,terbuka dan akuntabel melaluipemeriksaan secara transparan mulaidari proses pengadaan sampai padaevaluasi
Irjen masing-masingKementerian/LPNK
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
Mendorong danmengevaluasiimplementasi E-procurement oleh instansipemerintah
Semua pengadaan barang dan jasapemerintah dilakukan melaluisistem E-procurement
Pengeluaran pemerintah yang efektifdan efisien
Komisi Pemberantasan Korupsi
Merevisi peraturanperundang-undangan
Penerapan pakta integritas secara
Sistem pengadaan barang dan jasapemerintah yang efektif dan efisien
Lembaga Kebijakan
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
mengenai pengadaanbarang dan jasapemerintah sertapenerapan e-procurement
ketat dengan prinsip persaingan yangtransparan, terbuka, akuntabel dansehat, transparan, serta perlakuanadil bagi semua pihak
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
KementerianHukum dan Hak Asasi Manusia
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kementerian Komunikasi danInformasi
Aturan mengenaipelelangan/tender secaraelektronikPeraturan yang jelas hinggapetunjuk teknis pengadaanPenerapan tindak pidana korupsiyang tegas pada aparat danrekanan yang terlibat suap
Mendorong Implementasi Anonimous Whistle Blower system di Instansi pemerintah.
Tersedianya Anonimous WhistleBlower system dalam bentuk SOP Pengawasan di setiap Instansi Pemerintah.
Perbaikan sistem pengawasan yang memberikan perlindungan kepada whistle blower.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah didukung oleh BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan berkoordinasi dengan Lembaga Perlindungan Saksi Korban dan
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Komisi Pemberantasan Korupsi
Penyediaan Fasilitas sistem pelaporan Keuangan Negara yang transparan dan akuntabel dengan pemanfaatan TeknologiInformasi
Mempersiapkanmekanisme aksesmasyarakat terhadappelaporan pelaksanaankeuangan negara
Adanya peraturan perundangundanganyang menjamin aksesmasyarakat terhadap laporanpelaksanaan keuangan negara
Transparansi dan akuntabilitaspenggunaan keuangan negara dalam rangka efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan negara
Kementerian KeuanganKementerian/LembagaPemerintah
Tersedianya mekanismepengaduan (complaint mechanism)bagi masyarakat untukmendapatkan penjelasan dantindak lanjut atas adanya dugaanpenyalahgunaan keuangan negara
Mendorong implementasianonimous whistle blowersystem di instansipemerintah
Tersedianya anonimous whistleblower system yang bisa digunakanuntuk tindak lanjut danmenghasilkan saran perbaikan
Perbaikan perilaku penyelenggaranegara,Perbaikan kinerja pelayanan publik
Komisi Pemberantasan Korupsi
Lembaga Perlindungan Saksidan Korban
ISSUE 4: EFEKTIVITAS REFORMASI BIROKRASI DI SEKTOR PUBLIK DI PUSAT DAN DAERAH, TERUTAMA YANG TERKAIT DENGAN MASALAH KELEMBAGAAN DAN SDM/KEPEGAWAIAN
Penuntasan AgendaReformasi Birokrasi, yangterdiri dari: Reformasi
Mengembangkan sistemrekrutmen terbuka untukjabatan strategis di pusatdan daerah denganmemperhatikan:
Peraturan mengenaiSistem rekrutmen terbuka untukjabatan strategis di pusat dandaerah terutama di bidang
Sistem penempatan jabatan strategis yg lebih terbuka, akuntabel dan berbasiskan kinerja, kualitas dan integritas calon
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
kelembagaan; bisnis proses dan Manajemen SDM
.
Pengisian kebutuhan SDM dan jabatan strategis harus melalui sistem rekrutmen
Setiap terdapat kebutuhan jabatan strategis, terbuka bagi setiap individu yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi untuk jabatan yang terkait
pelayanan Publik yg, antara lain mengatur: mekanisme seleksi yg ketat memperhatikan track record calon (fit and proper test) dan pelibatan instansi-instansi yg memiliki informasi
Badan Kepegawaian Nasional
Lembaga Administrasi Negara
Penyempurnaan sistemrekrutmen aparat penegakhukum
Penerapan system rekruitmen aparatur penegak hukum
Dihasilkan aparatur penegak hukumyang memiliki kompetensi danprofessional
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Badan Kepegawaian Nasional
Lembaga Administrasi Negara
Menyusun SistemPenggajian (Remunerasidan Pensiun) yangproporsional atas dasarbobot kerja (jobweighted),profesional,berlaku secara nasional,lintas sektoral dan lintaswilayah
Terbentuknya Tim Kerja SistemPenggajian (Remunerasi & Pensiun)Nasional
Diberlakukannya Sistem Penggajian(Remunerasi & Pensiun) Nasionalsebagai salah satu pendukungReformasi Birokrasi
Penanggung Jawab:Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Pihak Terkait:Komisi Pemberantasan KorupsiBadan
Kertas kerja Sistem Penggajian(Remunerasi & Pensiun) NasionalPeraturan Presiden mengenaiSistem Penggajian
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
(Remunerasi &Pensiun) Nasional
Kepegawaian NasionalLembaga Administrasi Negara
Pengembangan sistempembinaan pegawai yangmeliputi sistempengangkatan,pemindahan danpemberhentian dalamjabatan, penilaian kinerja dan pengembangan kariraparat penegak hukum
Pengembangan sistem pembinaan pegawai perlu diikuti dengan penguatan transparansi & akuntabilitas tiap prosesKriteria penilaian lebih jelasPelibatan ORI dalam penilaian kondite
Terkelolanya dan terpenuhinyakemampuan profesional, dankesejahteraan aparatur penegakhukum
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Badan Kepegawaian NasionalLembaga Administrasi NegaraKepolisian Republik Indonesia,Tentara Nasional Indonesia
Pemberdayaan danpeningkatan kapasitas danprofesionalisme penegakhukum
Tersedianya jumlah sumber dayamanusia penegak hukum yangmempunyai kapasitas yang handaldan profesional
Meningkatnya profesionalismeaparat penegak hukum dalampelaksanaan tugas
Kepolisian Republik IndonesiaKejaksaan AgungMahkamah AgungKomisi Pemberantasan KorupsiKementerian Hukum danHak Asasi Manusia
Integrasi muatan dan penerapan muatan antikorupsi pada pendidikandan pelatihan kedinasan
Muatan anti korupsi padakurikulum diklat kedinasan danpenjenjangan
Meningkatnya pengetahuan dankesadaran tentang korupsi dikalangan aparatur pemerintah
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
dan diklat penjenjangan BirokrasiBadan Kepegawaian NasionalLembaga Administrasi NegaraKomisi Pemberantasan Korupsi
Penyusunan database hasil pemantauan terhadap integritas dan kualitasaparat penegak hukum dalam rangka sistempromosi dan mutasi
Tersusunnya data base tentangkualitas dan integritas pimpinanlembaga dan aparatur penegakhukum di setiap level yang menjadi acuan penempatan pimpinan dilevel yang lebih tinggi.
Penerapan WBS sebagai verifiaksi dan pemanfaatan TI dalam penyusunan database
Terlaksananya sistem mutasi danpromosi penegak hukumberdasarkan kinerja dan kompetensi.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiBadan Kepegawaian NasionalLembaga Administrasi Negara
Mendorong perbaikanPeraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Tersedianya perbaikan peraturanPNS yang sesuai dengan semangatreformasi birokrasiMeningkatnya disiplin PNS
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiKomisi Pemberantasan Korupsi
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
ISSUE 5: PENGUATAN KOMITMEN ANTI KORUPSIKonsolidasi dan kolaborasiantara sektor publik, sektorlegislasi, sektor yudikatif,sektor swasta, organisasikemasyarakatan dan parapihak terkait lainnya untukbersama-samamelaksanakan StrategiNasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi serta KormonevPemberantasan Korupsiyang efektif yangpartisipatif, efektif danefisien dalam melaksanakanlangkah-langkah pencegahandan pemberantasan korupsidi Indonesia.
Mempertegas komitmen diantara lembaga legislatif,lembaga yudikatif,lembaga eksekutif, sektorswasta, organisasikemasyarakatan dan parapihak terkait lainnya untukbersama-samamelaksanakan rencana aksi pemberantasan korupsiserta KormonevPemberantasan Korupsi.
Pakta Pemberantasan Korupsidiantara stakeholdersPelaksanaan Stranas-PPK olehseluruh stakeholders serta untuk penguatan jejaring masyarakat anti korupsi dan mekanisme pelaporan adanya korupsi disertai mekanisme kerahasiaan dan perlindungan.
Meningkatnya upaya pemberantasankorupsi di berbagai sektor yangdidukung oleh komitmen bersama
Seluruh stakeholders
Penyusunan mekanismekampanye terpadupencegahan korupsi yangmelibatkan seluruhstakeholders yang dibarengidengan proses pembelajaran
Meningkatkan partisipasiaktif tokoh masyarakatdalam kampanye gerakananti korupsi
Penyuluhan-penyuluhan di bidangpencegahan korupsi di pusat dandaerah
Masyarakat menyadari akan bahayakorupsi bagi kehidupan berbangsadan bernegara
Komisi Pemberantasan KorupsiKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
anti korupsi Kementerian Kebudayaan danPariwisataKementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKejaksaan AgungKepolisian Republik Indonesia
Pemberdayaan hukum dan accessto justice dalam masyarakat sertamelibatkan unsur lembaga adatdalam memerangi korupsi
Melakukan gerakanpenyuluhan dampaknegatif dari korupsi
Kampanye media (cetak danelektronik)
Masyarakat menyadari bahwa tindakpidana korupsi dengan segalamanifestasinya tidak dapat ditolerirsama sekali
Komisi Pemberantasan KorupsiKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiKementerian Kebudayaan danPariwisata, Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKejaksaan Agung
Kampanye aksiKampanye Toleransi Nolterhadap Korupsi
Mata ajar baru atau internalisasipada mata pelajaran yang
Masyarakat, mulai dari anak-anaksampai orang dewasa, mempunyaiimunitas dan rasa alergi terhadap
Kejaksaan AgungKementerian Hukum dan Hak
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
sudahada mengenai Anti Korupsi padalingkungan pendidikan umum danagama (SD/Madrasah s.d.Perguruan Tinggi). Peningkatanpendidikan keagamaan jugadiperlukan.
tindakan korupsi beserta segalamodus operandi-nya.
Asasi ManusiaKomisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik IndonesiaGubernurBupati/Walikota
Meningkatkan penerapanmateri mengenai antikorupsi mulai daripendidikan dini sampaidengan pendidikan tinggi,baik pendidikan formalmaupun non-formal
Diterapkannya materi anti korupsimulai dari pendidikan dini sampaidengan pendidikan tinggi, baikpendidikan formal maupun nonformal
peserta pendidikan formal maupunnon-formal memahami materi dankonsep anti korupsi
Komisi Pemberantasan KorupsiKementerian Pendidikan NasionalKementerian Agama
Pelibatan Partai Politikdalam rangkaPemberantasan Korupsi
Pembentukan kaukus antikorupsi di Parlemen
Terbentuknya Kaukus Anti Korupsidi parlemen
Meningkatnya kesadaran anti korupsidi lingkungan parlemen
Setjen DPRSetjen DPRDPartai Politik
Memperkuat Badan AntiKorupsi dalam rangkaPemberantasan Korupsi
Memperkuat fungsi danperan badan anti korupsidan menjaga independensi dalam peran koordinasi
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI yang independen dan bebasdari intervensi
Meningkatnya jumlah penyelesaiankasus-kasus korupsi dan menciptakaniklim takut korupsi
Komisi Pemberantasan KorupsiSeluruh Stakeholders
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
pencegahan &penindakan kasus-kasuskorupsi di Indonesia
Memperkuat kapasitasinternal KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI sebagaiBadan Anti KorupsiIndependen dalam perankoordinasi pencegahan dan penindakan kasuskasuskorupsi di Indonesia
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI sebagai Badan Anti KorupsiIndependen yang lebih profesionaldalam menjalankan perankoordinasi pencegahan danpenindakan kasus-kasus korupsi di Indonesia
Indenpendensi dan tingginya kinerjaKOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI sebagai Badan Anti Korupsidalam upaya pemberantasan korupsi
Seluruh stakeholders
Melakukan penyusunanketentuan-ketentuan yangterkait dengan pelaksanaanetika pemerintahan danintegritas pejabat sektorpublik
Menyusun ketentuanmengenai etikaberperilaku bagi pejabat disektor publik
Tersusunnya peraturan perundangundanganyang mengaturmengenai etika berperilaku bagipejabat di sektor publik
Terciptanya aparatur publik yangberintegritas dan beretika
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Menyusun mekanismepemberian sanksi hukumdan indisipliner terhadappelanggaran yangdilakukan oleh
Tersusunnya peraturanperundangan yang memuat sanksihukum dan indisipliner kepadapejabat publik yang melakukanpelanggaran/tindak pidana
Meningkatnya ketaatan aparatpejabat sektor publik yang disertaiefek jera
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
pejabat disektor publik secaratransparan kepada publikMembuat peraturanmengenaikewenangan/diskresipejabat di sektor publik
Perlu adanya mekanisme koreksi terhadap diskresi yang lebih mudah diakses masyarakat.
Pejabat publik yang berfungsi sesuaidengan tupoksi masing-masingsehingga tidak ada pejabat publikyang bertindak di luarkewenangannya
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Mengembangkan aturanmengenai kode etik danetika kerja yangmengandung unsur antikorupsi termasukpengenaan sanksipelanggaran etika
Adanya komitmen dari setiapstakeholders dalam bentukpelaksanaan butir-butir rencanaaksi maupun kegiatan lain yangterkait dengan upayapemberantasan korupsi danmelaksanakan koordinasi yanglebih baik agar kinerja tiapstakeholders dapat mendukungupaya pelaksanaan pemberantasankorupsi
Elaborasi kegiatan-kegiatansebagaimana rencana aksi sesuaitupoksi masing-masing stakeholders.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nation Character Building(Pembangunan karakterbangsa yang berintegritas)
Menyusun Pedomanpembentukan karakterbangsa yang berintegritas.
Tersedianya Pedoman karakterbangsa yang berintegritas
Meningkatnya index integritas Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.Komisi
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
Pemberantasan Korupsi.Kementerian Pemuda dan Olahraga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan AnakKementerian Pendidikan Nasional
Adanya kampanye peningkatanintegritas
Jumlah kampanye publik per tahundalam rangka peningkatan integritas
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
STRATEGI BIDANG 2 : PENINDAKAN
ISSUE 1: MEMPERCEPAT PENANGANAN KASUS KORUPSI DAN PENGUATAN KOORDINASI DIANTARA LEMBAGA PENEGAK HUKUM
1.1 Percepatan Penanganan danEksekusi Tipikor
Menentukan SektorPrioritas pemberantasanKorupsi untukmenyelamatkan UangNegara.
1.Memetakan dan mengklasifikasikan sektor strategis yang mencangkup Lembaga Negara dan BUMN Rawan Korupsi berdasarkan Indikator:
a. Urutan terbanyak menyerap APBN dan potensi sebagai penghasilan Negara yang besar;
b. Paling rawan korupsi dan penyelewengannya;
c. Urutan terbanyak memiliki kasus yang masih dalam proses penanganan
1. Adanya basis data yang dapat memetakan dan mengklasifikasikan Lembaga Negara dan BUMN yang memerlukan penangan prioritas dan khusus ketika adanya kasus korupsi;
2. Tidak adanya kasus yang menggangung dan berhenti dengan adanya jangka waktu penanganan kasus.
3. Adanya tim khusus di aparat penegak hukum yang bertugas melakukan percepatan yang memprioritaskan penangan kasus prioritas tersebut.
4. Mengutamakan pembekuan dan
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik Indonesia
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
perkara;d. Pejabat yang memiliki
jabatan strategis rawan korupsi.
2. Melakukan percepatan, kekhususan, dan prioritas dari hasil pemetaan tersebut yang diindikasikan paling banyak merugikan Negara.
usaha perampasan aset;5. Menerapkan penanganan
pemeriksaan Illicit Enrichment pada pejabat-pejabat strategis tersebut.
Penyelamatan kekayaan negaradalam jumlah yang besarMeningkatnya kepercayaanmasyarakat terhadap kesungguhandan komitmen negara untukmemberantas korupsi.
1.1.1 Merumuskan danmenetapkan kriteriapenentuan prioritas untukpenanganan kasus-kasuskorupsi yang telah adauntuk mempercepatpenanganan danpenyelesaian kasus.
Ketentuan mengenai batas jumlahkerugian negara sebagai ukuranprioritas kasus korupsi ‘besar
Adanya Kriteria tertulis yang didasarkan pada :1. Menyebabkan kerusakan
sistematis dan pembenahan dapat untuk dapat memacu perbaikan sistem;
2.Paling meresahkan masyarakat;
3.Jumlah kerugian;4.Pelaku korupsi adalah
penyelenggara nagara yang dinilai strategis.
Meningkatnya jumlahpenyelesaian kasus menyangkut lembaga pelayanan publik denganjumlah kerugian negara yang besar, sehingga masyarakat langsung dapat merasakan manfaat pemberantasan korupsi.
Dapat digunakannya kriteria tertulis untuk dapat dijadikan dasar penindakan.
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik Indonesia
Ketentuan mengenai kualifikasihubungan kasus dengan lembagapelayanan publicPenetapan kasus yang menjadiperhatian masyarakat secara luas
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
dan memiliki dampak yang cukupbesar bagi masyarakat sebagaiprioritas penanganan dengantujuan untuk memperoleh hasilsesuai harapan masyarakat
1.1.2 Melakukan reviewterhadap SP3 perkaraperkarakorupsi yangsecara hukum masih dapatdiproses kembali
Diaktifkannya kembali penanganankasus-kasus korupsi kontroversial.
Adanya indikasi penyimpangan aparat penegak hukum dalam penanganannya.
Meningkatnya kepercayaanmasyarakat terhadap lembaga penegak hukum.
Terungkapnya kasus- kasus strategis yang menyita perhatian publik yang terhenti.
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik Indonesia
1.1.3 Merumuskan PedomanPemeriksaan Kesehatantersangka/terdakwa/saksikhususnya yangmenyangkut kasus korupsi
Terselesaikannya PedomanPemeriksaan Kesehatantersangka/terdakwa/ saksi.
Memperjelas para penegak hukumdalam memperlakukan tersangka/terdakwa/saksi tidak memenuhipanggilan karena alasan kesehatan.
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKementerian Kesehatan
Aparat penegak hukum terhindardari kemungkinan penyalahgunaansurat keterangan kesehatan olehtersangka/terdakwa/saksi untukmenghindarkan diri dari prosespenegakan hukum
1.1.4 Melakukan revisi terhadapketentuan yang mengatur
Ditetapkannya revisi terhadapketentuan yang mengaturprosedur pemanggilan tersangkadan/atau saksi
Prosedur pemanggilantersangka/saksi yang sederhana,cepat dan memperlancar prosespenanganan perkara korupsi
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan Korupsi
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
prosedur pemanggilantersangka dan/atau saksi.
Kepolisian Republik Indonesia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
1.1.5 Mempercepat Proseshukum terhadap pelakuTPK di pusat dan daerahyang melibatkan anggotaDPR/DPRD, Kepala Daerahdan pejabat lainnya yangtersebar di seluruhIndonesia
Ditetapkannya tersangka, prosesperadilan dan sangsi hukum bagipelaku TPK.
Revisi UU 32 tahun 2004 terkait pasal mengenai izin presiden dalam proses pemerikasaan pejabat daerah sehingga tidak diperlukannya izin presiden dalam proses penyelidikan, penyidikan dalam cakupan penangan perkara.
Meningkatnya kepercayaanmasyarakat terhadap integritaspara penegak hukum dan sistemperadilan.
Terbentuknya revisi UU Nomor 32 Tahun 2004 yang mengatur TIDAK diperlukanya izin presiden dalam penyelidikan dan penyidikan pejabat daerah yang diindikasikan melakukan tindak pidana.
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik Indonesia
1.1.6 Mempercepat proseshukum terhadappenyelewengan anggarantemuan BPK dan BADAN PENGAWAS KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN yangberindikasi Tindak PidanaKorupsi
Adanya batas waktu pada setiap tahap penanganan sebagai wujud keseriusan penangan perkara.
Meningkatnya kepercayaanmasyarakat terhadap integritaspara penegak hukum dan sistemperadilan dan terselesaikannya seluruh kasus.
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik Indonesia
1.1.7 Mendukung peningkatanjumlah Hakim Ad-HocTipikor untuk menanganiperkara-perkara di
Dukungan sumberdaya untukmelaksanakan proses rekrutmendan administrasi hakim-hakim Ad-Hoc Tipikor berdasarkan UU No 30
Meningkatnya penyelesaianperkara-perkara Tipikor di seluruhIndonesia dengan Putusan yang berkualitas.
Kementerian KeuanganMahkamah AgungKomisi Yudisial
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
Pengadilan Tipikor tahun 2002 dan UU No.46 tahun2009 tentang Pengadilan Tipikor.
- Adanya pembahasan mengenai track record putusan hakim tersebut terhadap kasus korupsi.
1.1.8 Mendukung penguatanlembaga anti korupsi dipusat dan daerah seiringdengan amanat UU No.46Tahun 2009 tentangPengadilan Tipikor dan UUNo. 30/2002 tentang KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI.
Meningkatnya kemampuanpenegak hukum dalam menanganikasus tipikor di pusat dan daerah
Peningkatan penanganan kasuskorupsi di pusat dan daerahPengembalian aset hasil korupsi kenegara
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik Indonesia Kementerian Keuangan
Terbentuknya perwakilan lembagaantikorupsi yang efektif danmenjangkau kasus korupsi yangterjadi secara nasional
Peningkatan penanganan kasuskorupsi di pusat dan daerahPengembalian aset hasil korupsi kenegara
1.1.9 Melaksanakan eksekusiterhadap kasus-kasuskorupsi yang telahberkekuatan hukum tetap(in kracht van gewijsde)
Dilaksanakannya eksekusiterhadap kasus-kasus korupsi yangberkekuatan hukum tetap.
Ada batas waktu dieskekusinya putusan yang telah mempunyai batas waktu atau adanya sanksi bagi penegak hukum yang menunda atau tidak melakukan eksekusi.
Meningkatnya kepercayaanmasyarakat terhadap integritaspara penegak hukum dan sistemperadilan.Tidak adanya perkata yang ditunda eksekusinya atau tidak dilakukannya eksekusi.
Kejaksaan AgungKementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
1.1.10 Membentuk Satuan Tugas(Task Force) yang
Rekruitmen Ahli / Profesionaldalam rangka mendukunglembaga penegak hukum dalam
Meningkatnya penyelesaian kasus-kasus korupsi besar, dengankompleksitas tinggi dan menyita
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
terdiridari ahli/profesional yangberhubungan dengantindak pidana korupsi,untuk mendukung lembagapenegak hukum dalampenyelesaian kasus-kasuskorupsi yang besar
penyelesaian kasus-kasus korupsi.
Pelibatan secara aktif ahli atau professional dalam pengungkapan kasus.
perhatian publik, danterpulihkannya kerugian negaraakibat korupsi.
Terbongkarnya kasus rumit yang memerlukan ahli.
KorupsiKepolisian Republik Indonesia Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan
1.1.11 Meningkatkan koordinasidan persamaan persepsiantara lembagaaudit/pengawasan intenaldan eksternal denganlembaga penegak hukum
Terbentuknya forum koordinasiantara lembaga audit denganpenegak hukum dan melakukanpertemuan secara regular.
Adanya pertemuan rutin dan pembentukan kesepakatan bersama yang menyentuh sampai pada hal teknis proses koordinasi.
Berjalannya tindak lanjut temuanhasil audit dan pengawasan dalamproses penegakan hukum.
Terbentuknya pengawasan yang efektif serta tindak lanjut secara cepat dan tepat serta tidak adanya perlindungan korps yang terjadi.
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik Indonesia Badan Pemerikasa KeuanganBadan Pengawas Keuangan dan PembangunanIrjen Kementerian/LPNK
Efektivitas hasil audit sebagaidokumen legal.
Percepatan penyelesaian perkara kasus korupsi yang ditangani Polri.
Peningkatan percepatan penyelesaian perkara kasus korupsi.
Masing-masing Polres dan Polda dapat menyelesaikan perkara tindak pidana korupsi sesuai target yang diberikan untuk tahun 2011
Terdapat percepatan dalam penanganan perkara TIPIKOR serta adanya akurasi data TIPIKOR
Memberikan target penyelesaian
Des Kepolisian Republik Indonesia
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
perkara tindak pidana korupsi terhadap Polda maupun Polres minimal dua kasus dalam satu tahun
ISSUE 2: PENGUATAN KELEMBAGAAN PENEGAKAN HUKUM
2.1 Pengembangan sistempengawasan lembaga penegakhukum
Menyempurnakan sistempengawasan manajeriallembaga penegak hukum.
Kebijakan tentang Akses Publikterhadap Informasi HasilPengawasan Penegakan Hukum
Meningkatnya transparansi danakuntabilitas proses penegakanhukum
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik Indonesia Badan Pengawas Keuangan dan PembangunanKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiOmbudsman Republik Indonesia
2.1.1 Menyempurnakan danmengimplementasikanpedoman pelayanan pengaduan masyarakattermasuk atasperilaku/sikap personel
Pedoman pelayanan pengaduanmasyarakat yang baru
Masyarakat secara pro aktifmendukung upaya pemberantasankorupsi, terutama korupsi di lembaga penegak hukum
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik Indonesia
Pembentukan unit pelayananpengaduan masyarakat atasadanya indikasi terjadinya TPK
Meningkatnya jumlah penanganan pengaduan masyarakat
Peningkatan peranan Komisi POLRIOmbudsman Nasional denganInpres
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
2.2 Memberantas Mafia dalamSistem Penegakan Hukum
Revitalisasi sistem danmekanisme pengawasaninternal lembaga penegakhukum
Pembaruan Bebagai Peraturan Penerapan Kode Etik yang mengatur :a. Pelibatan Pelapor secara
lebih aktif untuk menciptakan kepercayaan penuh dari masyrakat terhadap aparat penegak hukum.
b. Adanya supervisi khusus terhadap kasus- kasus kode etik yang menyangkut korupsi, asusila, dan narkotika.
c. Adanya pemeriksaan silang dengan tidak memberlakukan pemeriksaa pada pengawas yang memiliki kedekatan emosional seperti keluarga, kerabat, mitra kerja dekat, dan angkatan.
d.Adanya tengat waktu pemeriksaan.
Terciptanya kepastian bagi pelapor untuk dapat mengakses penerapan kode etik bagi aparat penegak hukum dan penerapan hukuman yang sesuai terhadap aparat penegak hukum.
Komisi Pemberantasan KorupsiKomisi Kepolisian Nasional
2.2.1 Revitalisasi sistem danmekanisme pengawasaneksternal lembaga penegakhukum (Kompolnas, KomisiYudisial, Komisi Kejaksaan)
:Penguatan Komisi Kepolisian dan Komisi Kejaksaan melalui pembuatan Pepres baru di tahun 2011.
Terciptanya Pepres Komisi Kejaksaan dan Komisi Kepolisian di awal tahun 2011.
Komisi Yudisial,Komisi KejaksaanKejaksaan AgungKepolisian Republk Indonesia
2.2.2 Mengharmonisasikan danmensinkronkan kode
Kode Etik Lembaga PenagakHukum yang memuat pencegahan
Kepolisian Republik Indonesia
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
etikpada lembaga penegakhukum untuk mencegahterjadinya konflikkepentingan
terjadinya konflik kepentingan Tentara Nasional Indonesia
2.2.3 Membangun modelmekanisme penegakan dan kepatuhan kode etik
Model Mekanisme Penegakan danKepatuhan Kode Etik
2.2.4 Penggunaan Monitoringgaya hidup secara acakdalam penegakan kode etik penegak hukum
Laporan monitoring gaya hidupdalam penegakan kode
Komisi Pemberantasan Korupsi
2.2.5 MengimplementasikanStandar Profesi/Kode Etik
Aparatur penegak hukum yangmenjalankan tugas dan pekerjaansesuai dengan Standar Profesi danKode Etik Profesi.
Standar kinerja aparatur penegakhukum yang lebih terukur danakuntabel
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik IndonesiaTentara Nasional IndonesiaMahkamah AgungAsosiasi Profesi
2.2.6 Meningkatkan pengawasandari lembaga pengawaseksternal dan masyarakatsecara akuntabel dantransparan
Terbentuknya suatu lembagapengawas yang terdiri dariberbagai unsur antara lainPemerintah, Masyarakat danProfesional
Meningkatnya kinerja dari aparatpenegak hukum dalam upayapenegakan hukum, termasukupaya penyelesaian kasus-kasuskorupsi
PemerintahMasyarakatPerguruan Tinggi/AkademisiProfesional
2.2.7 Transparansi dan Akuntabilitas kinerja institusi-institusi yang
Mengembangkan danmelaksanakan Sistemtentang ManajemenInformasi Penanganan
Sistem Manajemen InformasiPenanganan Perkara di setiapinstansi penegak hukum berbasis IT.
Kemudahan bagi para pihak yangberkaitan dengan perkara untukmendapat informasiperkembangan dan kendala
Kejaksaan Agung Komisi Pemberantasan Korupsi
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
terkait dengan fungsi dan tugas penuntutan dan peradilan
Perkara (SMIPP) penanganan perkara dan Masyarakat dapat mengakses perkembangan informasi penanganan perkara berbasis IT .
Kepolisian Republik IndonesiaMahkamah Agung
Kemudahan akses publik untukmengetahui dan memonitorpenanganan perkara dengan tetapmenghormati kerahasiaan pribadi,negara dan proses penanganan itusendiri, yang diatur secara jelasterukur dan limitativeAdanya unit yang bertanggungjawab atas pelayanan informasipenanganan perkara
2.3 Melakukan pemetaanterhadap permasalahan dalam proses penegakan hukum terkait pengaturan dalam peraturan perundang-undanganuntuk proses revisiperaturan perundang-undangan selanjutnya
Mengkaji kembali berbagaiperaturan perundang-undangan terkaitpenegakan hukum antaralain seperti:
Memberikan rekomendasi danmengakomodasi permasalahanterkait upaya penegakan hukum kedalam proses revisi peraturanperundang-undangan terkaitselanjutnya
Meningkatkan kinerja dari aparatpenegak hukum dalam upayapenegakan hukum sehingga dapatmencapai hasil yang optimal
MahkamahAgungKementerianHukum dan Hak Asasi ManusiaKomisi Pemberantasan Korupsi
Kejaksaan Agung Kepolisian Republik IndonesiaBank IndonesiaKementerian/Lembaga lainyang terkait
2.3.1 Perpanjangan waktuDaluarsa
Laporan Jumlah kasus penegakan hukum yang diperpanjang waktu daluarsanya.
Meningkatnya % penyelesaian kasus penegakan hukum
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
2.3.2 Penghitungan kerugiannegara
Laporan Potensi besaran kerugian negara dalam penegakan hukum (per-kasus)
Menurunnya % potensi kerugian negara dalam penegakan hukum.
2.3.3 Pembagian kewenangandan mekanisme yang jelasuntuk memudahkanpemeriksaan bagi aparatpemeriksa dalam pemerik saan/penyidikan terhadap tersangka pejabat publik yang melakukan tipikor
Meningkatnya % penyele saian kasus pejabat publik yang melakukan tipikor
Menurunnya kasus tindak pidana tipikor oleh pejabat publik
2.3.4Pembagian diskresikewenanganan penuntutan di lembaga penegak hukum lainnya.
2.3.5 Mekanisme pelaksanaanpenangguhan penahanankhususnya yang diberikanoleh hakim dalammemberikan penangguhanpenahanan
Penyempur naan
Tersusunnya revisi Protokol / SOP penangguhan penahanan oleh Hakim
Meningkatnya transparansi proses penagguhan penahanan oleh Hakim
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
Protokol /SOP pena ngguhan penahan oleh Hakim
2.3.6 Pelaksanaan ketentuanpemberhentian sementarauntuk seluruh pejabatpublik (melalui Revisi UUNo. 28 Tahun 1999 danpidana tambahan berupapencabutan hak tertentudalam vonis hakim.Mengakomodasi usulanbahwa orang atau badan di luar negara dapat memiliki hak untuk menuntut haknya guna mendapatkan kompensasi atas kerugian akibat suatu perbuatan korupsi. Perlu juga diperjelas maknakompensasi agar tidakmembebani negara(dibandingkan dengankonsep restitusi)
Terselesaikannya Revisi UU 28 /1999 tentang pemberhentian sementara pejabat publik penyan dang kasus tipikor dan kompensasi kerugian atas kasus tipikor.
Menurunnya % kerugian negara karena kasus/tindak Tipikor.
2.3.7 Pemerintah melakukanlangkah-langkah perdatauntuk sisa kerugian
Kebijakan/SOP langkah perdata untuk meminimalkan kerugian negara atas kasus Tipikor
Menurunnya jumlah kerugian negara atas kasus Tipikor
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
yangtidak bisa dikembalikanoleh Negara baik terhadaphak perorangan atau badan yang menderita kerugian
2.3.8Pencatatan kriminal kedalam Single IdentificationNumber, termasuk badanyang mampu mengelolacatatan kriminal yangberkaitan denganperorangan tentangtransaksi merugikan yangmembantu upayapenegakan hukum terkaitpenanganan perkara yangdapat dimanfaatkan olehsemua instansi sebagaisumber data dalam rangkapenegakan hukumtermasuk tindak pidanakorups
Terintegrasinya catatan kriminal / Tipikor perseorangan dengan sistem SIN (Singgle Identification Numbre) Nasional
Kemudahan dan ketersediaan akses catatan kriminal/Tipikor perseorangan oleh aparat penegak hukum
2.3.9 Ketentuan mengenaimekanisme perolehanketerangan pada bank
Tersusunnya revisi RUU pemberantasan Tipikor
Kemudahan akses atas info keuangan dari bank / LK terkait kasus Tipikor
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
danlembaga keuangan lainnya dalam RUU Pemberantasan Tipikor, termasuk ketentuan yangmenyangkut masalahperizinan pemeriksaan.
2.3.10 Ketentuan mengenaipengangkatan penyidikkhusus KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Terpenuhinya jumlah penyidik khusus KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI.
Meningkatnya % penyelesaian kasus Tipikor KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
2.4 Menyusun mekanismepelaporan dan pengaduankasus korupsi sertaperlindungan hukum bagimasyarakat
Merumuskan aturan yangjelas mengenaiperlindungan terhadapsaksi pelapor di dalam RUU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU Perlindungan Saksi dan Korban, termasuk hak dankedudukan seorang saksipelapor dan kualifikasinyadan tatacara pemberiankesaksian di lembagapenyidikan hinggapengadilan dan di luarpengadilan harus jugadiatur lebih rinci (misalnya
Adanya aturan mengenai saksipelapor, hak dan kedudukan saksipelapor dan mekanismepemberian kesaksian secara rinci.
Revisi UU LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
Jaminan perlindungan hukumterhadap saksi pelapor dalamperkara korupsi, sehingga kasuskasuskorupsi dapat terselesaikandengan tuntas.
MahkamahAgungKementerianHukum dan Hak Asasi ManusiaKomisi Pemberantasan Korupsi
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
teleconference dan videolink)
2.4.1 Memperkuat jaminanperlindungan terhadapsaksi atau pelapor dalamperkara Tipikor antara laindengan koordinasi yanglebih intensif antara Jaksadan Polisi dengan LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
Koordinasi diantara aparatpenegak hukum terkaitperlindungan saksi atau pelapordalam perkara tipikor
Meningkatkan jaminanperlindungan terhadap saksi ataupelapor perkara korupsi
Kementerian Hukum danHak Asasi ManusiaLembaga Perlindungan Saksi dan KorbanKepolisian Republik IndonesiaMahkamahAgungKejaksaan AgungKomisi Pemberantasan Korupsi
2.4.2 Meningkatkan pemahamanpenerapan pasal-pasalpencemaran nama baikbagi saksi atau pelaporkasus Tipikor, danpentingnya perlindunganbagi Saksi dan Pelapor, bagi aparat penegak hukum
Pedoman mengenai perlindungansaksi dan pelapor bagi aparatpenegak hukum
Memberikan jaminan danperlindungan kepada saksi danpelapor secara optimal terkaitdengan kasus korupsi
Kepolisian Republik IndonesiaKejaksaan AgungMahkamahAgungLembaga Perlindungan Saksi dan KorbanKomisi Pemberantasan Korupsi
2.5 Peningkatan Anggaran Penanganan Perkara di Kepolisian dan
Peningkatan Anggaran Penanganan Perkara di Kepolisian dan Kejaksaan.
Terpenuhinya kebutuhan minimum penanganan perkara di kepolisian dan kejaksaan
Jumlah alokasi anggaran penanganan perkara di kepolisian sesuai dengan jumlah perkara yang ditangani
PJ: Kementerian Keuangan, Kepolisian Republik
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
Kejaksaan Indonesia Kejaksaan Agung
2.5.1 Seleksi pegawai di kelembagaan penegak hukum dengan metode outsourcing recruitment
Terlaksananya seleksi pegawai dengan metode outsourcing recruitment
Pelaksanaan seleksi pegawai dengan metode outsourcing recruitment dan fit & proper test
PJ: Mahkamah Agung, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahkamah Agung, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
2.5.2 Sistem promosi pejabat setingkat eselon I dan II lembaga penegak hukum dan pengadilan melalui fit and proper test
Penyelesaian draft Perpres tentang sistem promosi pejabat setingkat eselon I dan II lembaga penegak hukum dan pengadilan melalui fit and proper test
Perpres sistem promosi pejabat setingkat eselon I dan II lembaga penegak hukum dan pengadilan yang mengatur bahwa promosi calon pejabat tersebut harus dilakukan dengan cara, antara lain: (a) meminta masukan mengenai integritas dan kinerja calon dari instansi yg relevan (KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI, PUSAT PELAPORAN
PJ: Mahkamah Agung, Kepolisian, Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
DAN ANALISA TRANSAKSI KEUANGAN, KY, Kompolnas, Komjak, Ombudsman RI, Komnas HAM); (b) verifikasi kewajaran harta kekayaan dan kewajban pembayaran pajak; (c) evaluasi kinerja dalam pelaksanaan tugas-tugas sebelumnya, (d) serta masukan dari bawahan langsung calon.
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Komisi Pemberantasan Korupsi, Pusat Pelaporan Dan Analisa Transaksi Keuangan, Komisi Yudisial, Komisi Kepolisian Nasional, Komisi Kejaksaan, Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
2.5.3 Pengangkatan penyidik profesional oleh KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Diangkatnya penyidik yang berasal dari unsur profesional (non anggota polri) di KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Diangkatnya penyidik yang berasal dari unsur profesional (non anggota polri) di KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI sesuai dengan beban kerja yang ada
PJ: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiKomisi Pemberantasan Korupsi
2.6
Reformasi Pengadilan pajak
Eksaminasi dan evaluasi putusan-putusan pengadilan
Teridentifikasinya kualitas dan kinerja hakim pajak dan faktor-faktor yang kerap menyebabkan
Adanya hasil eksaminasi dan evaluasi seluruh putusan pengadilan pajak 3 tahun terakhir
PJ: Kementerian Keuangan
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
pajak
munculnya sengketa pajak (misalnya kinerja/kualitas pemeriksa pajak, kelemahan peraturan perpajakan, ketidaktahuan atau ketidaktaatan wajib pajak, dsb) untuk kemudian direspon agar dapat diminimalisir
Mahkamah Agung,Komisi Yudisial, Akademisi, Ahli Perpajakan
Adanya laporan kinerja dan kualitas hakim pengadilan pajak dan faktor-faktor yang kerap menyebabkan munculnya sengketa pajak
Masukan: Menurunnya % jumlah sengketa pajak
Adanya respon atas hasil laporan evaluasi faktor-faktor yang kerap menyebabkan munculnya sengketa pajak
Masukan: Meningkatnya % penanganan sengketa pajak
2.6.1 Penyusunan cetak biru pembaruan pengadilan pajak serta pelaksanaannya
Adanya perbaikan menyeluruh sistem pengelolaan personel, keuangan, administrasi dan perkara di pengadilan pajak
Diterbitkannya cetak biru pembaruan pengadilan pajak yang , antara lain, membahas strategi perbaikan rekrutmen dan evaluasi kinerja dan kualitas hakim serta perbaikan sistem manajemen penanganan perkara (termasuk sistem pendokumentasiannya),
PJ: Kementerian Keuangan
Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, Akademisi, Kadin
Pelaksanaan seluruh rekomendasi cetak biru
Masukan: Meningkatnya % penyelesaian kasus perpajakan.
2.7. Implementasi keterbukaan dan pelayanan publik pada lembaga penegak hukum
Mempersiapkan infrastruktur keterbukaan publik pada lembaga-lembaga penegak hukum
Seluruh lembaga penegak hukum mampu memenuhi kewajiban dan melaksanakan rejim keterbukaan informasi sesuai dengan ketentuan UU No. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
Adanya SK atau peraturan pimpinan Kementerian/Lembaga penegak hukum yang mengatur tentang petunjuk teknis pengelolaan informasi pada masing-masing lingkungan yang secara komprehensif mengatur jenis dan kategori informasi (yang wajib diumumkan, dapat diakses
PJ: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Agung,Kepolisian Republik Indonesia, Mahkamah
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
publik dan yg rahasia), tata cara pelayanan informasi bagi publik , mekanisme penyelesaian sengketa, pembiayaan, pengisian pejabat dan staf, serta infrastruktur yang diperlukan
Agung, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Komisi Kejaksaan, Komisi Kepolisian Nasional
Kementerian Komunikasi dan Informasi
Diumumkannya seluruh informasi publik yang menurut UU No. 14/2008, UU No. 25/2009 (tentang pelayanan publik), Peraturan Komisi Informasi Pusat No. 1/2010 dan SK atau peraturan pimpinan Kementerian/Lembaga penegak hukum merupakan informasi yang wajib diumumkan kepada publik, termasuk di dalamnya publikasi hak-hak masyarakat (termasuk tersangka dan terpidana) yang dijamin oleh hukum
Adanya pejabat dan petugas pelaksana sesuai UU No. 14/2008 dan SK atau peraturan pimpinan Kementerian/Lembaga penegak hukum
Adanya meja informasi di setiap satuan kerja/UPT yang memiliki
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
kewajiban untuk memberikan pelayanan informasi kepada publik
2.7.1 Meningkatkan kualitas Pelayanan Publik pada lembaga penegak hukum
Tersusunnya standar pelayanan publik, serta maklumat pelayanan publik pada lembaga-lembaga penegak hukum yang penyusunannya melibatkan pihak eksternal yang independen dan memuat aspek-aspek yang terukur, konkrit, berarti bagi masyarakat, peka kebutuhan kaum marginal
Dikeluarkannya Surat Keputusan pimpinan/ketua Kementrian/Lembaga yang mengesahkan standar pelayanan sebagai suatu standar minimum pelayanan dan pengumuman maklumat pelayanan secara terbuka dan dapat diakses publik
PJ: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kejaksaan Agung, Kepolisian Republik Indonesia, Mahkamah Agung, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Komisi Kejaksaan, Komisi Kepolisian Nasional
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
2.7.2 Mendorong transparansi penanganan Warga Binaan pada UPT Pemasyarakatan
tidak jelas apa peran polri disini Terlaksananya uji coba transparansi pengelolaan informasi registrasi warga binaan terintegrasi pada UPT Pemasyarakatan di wilayah DKI Jakarta yang memuat seluruh jenis Tahanan maupun Warga Binaan
PJ: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Kementerian Komunikasi dan Informasi
2.8 Akuntabilitas dan Profesionalisme Aparat hukum dalam Penanganan Perkara
Pembuatan standard operating penanganan perkara di kepolisian dan kejaksaan
Adanya proses penanganan perkara yang akuntabel dengan adanya checks and balances, pengaturan penggunaan diskresi yg ketat, transparan,
Ditetapkannya dan tersosialisasikannya (dalam internal Kepolisian dan Kejaksaan) SOP penanganan perkara yang antara lain memuat: (a) adanya pengaturan yang lebih rinci kapan suatu upaya paksa
PJ: Mabes Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
(misalnya penangkapan, penahanan, dst) dapat dilakukan, (b) pejabat yg dapat melakukan/dikonsultasikan dalam pelaksanaan upaya paksa, (c) batas waktu yang jelas dalam penanganan perkara (termasuk penetapan status tersangka/terdakwa); (d) pembagian kewenangan antara satuan wilayah/tingkatan penanganan perkara; (e) akses informasi dan hak-hak bagi pelapor/korban untuk mengawasi penanganan perkara, (f) mekanisme koordinasi antar instansi; (g) mekanisme pengawasan pelaksanaan tugas penanganan perkara.
Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Kepolisian Nasional, Komisi Kejaksaan
2.8.1 Revitalisasi Kompolnas dan Komisi Kejaksaan
Tersusunnya draft Perpres Kompolnas dan Komjak yang antara lain mengatur: (a) kemandirian anggaran dan organisasi; (b) penguatan kewenangan; (c) proses seleksi keanggotaan yang ketat; (d) komposisi keanggotaan yang menjamin efektifitas pelaksanaan fungsi; (e) pola hubungan antara komisi eksternal tersebut dengan lembaga induknya,
- Perpres Kompolnas dan Komisi Kejaksaan yang sudah direvisi terbit
- Turunnya % penyimpangan yang dilakukan Aparat hukum terkait penanganan Tipikor
PJ: Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Komisi Kepolisian
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
Nasional, Komisi Kejaksaan
2.9 Mewujudkan Model Anti Korupsi Lembaga Penegak Hukum pada Wilayah Hukum tertentu
Penetapan satuan kerja percontohan
Adanya Kepolisian Resort, Kepolisian Daerah, Kejaksaan Negeri, Kejaksaan Tinggi, Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi yang ditetapkan/disepakati sebagai percontohan dalam penanganan perkara maupun perjinan
TARGET:Terbitnya keputusanKapolri, Jaksa Agung, dan Pengadilan tentang penetapan satuan kerja percontohan.
PJ: Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
2.9.1 Penyusunan standar kinerja khusus untuk satuan kerja percontohan.
Disusunnya standar kinerja untuk setiap unit kerja di satuan kerja percontohan.
Adanya standar kinerja khusus untuk setiap unit kerja di satuan kerja percontohan.
PJ: Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
2.9.2 Pelaksanaan program percontohan di satuan kerja yang sudah ditetapkan
Dilaksanakannya program percontohan sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.
Dipenuhinya minimum 75% standar kinerja yang sudah ditetapkan.
PJ: Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Mahmakah Agung
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
2.9.3 Monitoring pelaksanaan percontohan
Dilaksanakannya monitoring pelaksanaan program percontohan dengan menggunakan metode observasi dan audit kinerja.
Laporan hasil kegiatan monitoring selesai disusun.
PJ: Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Mahkamah AgungKementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
2.9.4 Evaluasi pelaksanaan percontohan.
Dilaksanakannya evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program percontohan.
Laporan hasil kegiatan evaluasi selesai disusun.
PJ: Komisi Kejaksaan, Komisi Kepolisian Nasional Komisi Yudisial, Komisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
Indonesia, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Mahkamah Agung
2.10 Perbaikan Sistem Pengawasan dan Pendisiplinan Aparat Penegak Hukum
Perbaikan SOP pengawasan perilaku aparat kepolisian, kejaksaan dan pemasyarakatan
-terbitnya protocol penanganan perkara yang menjadi pegangan aparat kepolisian, kejaksaan dan pemasyarakatan-Berkurangnya pelanggaran perilaku yang dilakukan oleh aparat kepolisian, kejaksaan dan pemasyarakatan.
Diterbitkannya SOP dibidang pengawasan perilaku polisi, jaksa dan pegawai pemasyarakatan yang antara lain mengatur: (a) jaminan hukum dan mekanisme bagi pelapor untuk mengetahui progres laporan/pengaduannya; (b) jangka waktu proses penindaklanjutan laporan masyarakat; (c) mekanisme proaktif lembaga/badan pengawas dalam menjalankan fungsinya; (d) mekanisme untuk mendorong munculnya whistleblower (pelapor) dari kalangan internal (pengawasan bawahan terhadap atasan dan
PJ: Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Komisi Kepolisian Nasional, Komisi Kejaksaan
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil
TAHUNPelaksana2011 2012 2013 2014
sesama rekan kerja); 2.10.1 Pelaksanaan
mekanisme pertanggungjawaban oleh atasan
Meningkatnya peran atasan dalam melakukan pengawasan melekat terhadap bawahan
Atasan oknum yang melakukan pelanggaran mendapatkan sanksi pula (bahkan lebih berat), kecuali yang bersangkutan dapat membuktikan secara meyakinkan bahwa ia telah melakukan segala upaya untuk mencegah pelanggaran tersebut
PJ: Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
2.10.2. Pemenuhan kewajiban pelaporan harta kekayaan oleh pejabat kepolisian, kejaksaan dan pemasyarakatan sesuai ketentuan UU
Pemenuhan kewajiban yang diamanatkan UU
100% aparat kepolisian, kejaksaan dan pemasyarakatan yang menurut UU wajibmelaporkan kekayaannya kepada KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI menjalankan kewajibannya
PJ: Kepolisian, Kejaksaan, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Komisi Kepolisian Nasional, Komisi Kejaksaan
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
STRATEGI BIDANG 3 : HARMONISASI PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
ISSUE I : HARMONISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KONVENSI PBB ANTI KORUPSI1.1 Menyusun peraturan
perundang-undangansebagai langkahakomodatif terhadap upaya pelaksanaan ketentuan UNCAC yang belum terdapat pengaturannya
Pencantuman ketentuandan harmonisasipengaturan perundangundanganterkait lainnyamengenai penyuapanpejabat publik asing danpejabat organisasiinternasional publik
Adanya ketentuan mengenaipenyuapan pejabat publik asingdan pejabat organisasiinternasional publik di dalam RUUPemberantasan Tipikor
Memberikan dasar hukum danefektivitas upaya penindakan kasuskorupsi oleh aparat penegak hukumterkait
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaStakeholders
1.1.1 Pencantuman ketentuandan harmonisasipengaturan perundang-undangan terkait lainnya mengenai memperdagangkanpengaruh
Menambahkan unsur pasalmengenai memperdagangkanpengaruh “suatu keuntungan yangtidak semestinya” ke dalam RUUPemberantasan Tipikor
Memberikan dasar hukum danefektivitas upaya penindakan kasuskorupsi oleh aparat penegak hukumterkait
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaStakeholders
1.1.2 Pencantuman ketentuandan harmonisasipengaturan perundangundanganterkait lainnyamengenai MemperkayaSecara Tidak Sah
Adanya pencantuman ketentuanMemperkaya Secara Tidak Sahdalam RUU KUHP dan RUU KUHAP
Memberikan dasar hukum danefektivitas upaya penindakan kasuskorupsi oleh aparat penegak hukumterkait
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaStakeholders
1.1.3 Pencantuman ketentuandan harmonisasipengaturan perundang-
Adanya pencantuman ketentuanPenyuapan di Sektor Swasta dalamRUU Pemberantasan Tipikor
Memberikan dasar hukum danefektivitas upaya penindakan kasuskorupsi oleh aparat penegak
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
undangan terkait lainnyamengenai Penyuapan disektor swasta
hukumterkait
Stakeholders
1.1.4 Pencantuman ketentuandan harmonisasipengaturan perundang-undangan terkait lainnyamengenai PenggelapanKekayaan di Sektor Swasta dalam sektor swasta
Adanya pencantuman ketentuanPenggelapan Kekayaan di SektorSwasta dalam RUUPemberantasan Tipikor
Memberikan dasar hukum danefektivitas upaya penindakan kasuskorupsi oleh aparat penegak hukumterkait
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaStakeholders
1.1.5 Mempercepat pengesahanRUU PemberantasanTindak Pidana PencucianUang (TPPU)
Pengesahan RUU TPPU Meningkatnya efektifitas rezim antipencucian uang sebagai pemulihankerugian negara akibat tindak pidanakorupsi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaPusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan Stakeholders
1.1.6 Pencantuman ketentuandan harmonisasipengaturan perundang-undangan terkait lainnyamengenai PenyembunyianHasil Korupsi
Adanya pencantuman ketentuanPenyembunyian Hasil Korupsidalam RUU Pemberantasan Tipikor
Memberikan dasar hukum danefektivitas upaya penindakan kasuskorupsi oleh aparat penegak hukumterkait
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaStakeholders
1.1.7 Pencantuman ketentuandan harmonisasi
Adanya pencantuman ketentuanmengenai Unsur-unsurmengetahui, niat dan tujuan
Memberikan dasar hukum danefektivitas upaya penindakan kasus
Kementerian Hukum dan Hak Asasi
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
pengaturan perundang-undangan terkait lainnyamengenai Unsur-unsurmengetahui, niat dantujuan sebagai unsur-unsur dari tindak pidana
dalamRUU Pemberantasan Tipikor
korupsi oleh aparat penegak hukumterkait
ManusiaStakeholders
1.1.8 Pencantuman ketentuanyang mengijinkanpenggunaan teknik-teknik investigasi khusus yangwajar oleh aparat penegakhukum yang kompeten.
Adanya pencantuman ketentuanyang mengijinkan penggunaanteknik-teknik investigasi khusus yang wajar oleh aparat penegakhukum yang kompeten (sesuaiarticle 50 UNCAC) dalam RUUPemberantasan Tipikor
Memberikan dasar hukum danmeningkatkan efektivitas upayapenindakan kasus korupsi oleh aparat penegak hukum terkait
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Stakeholders
1.2 Penguatan Legislasi Pencegahan dan Pemberantasan
Revisi UU No. 16/2006 tentang Perlindungan Saksi dan Pelapor
Lebih banyaknya pihak-pihak yang mau menjadi saksi untuk membantu proses penegakan hukum
Penyelesaian Draft Final Revisi RUU Perlindungan Saksi dan Pelapor yang, antara lain, mengatur tentang; (a) Penguatan kelembagaan LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN; (b) mekanisme penentuan perlindungan; (c) perluasan pihak-pihak yang dapat memperoleh perlindungan; (d) memberikan perlindungan hukum dan insentif yang lebih besar kepada saksi yang juga merupakan pelaku tindak pidana untuk membongkar pihak-pihak lain yang lebih besar yang terlibat dalam tindak pidana tersebut (justice collaborators).
PJ: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi, Mahkamah Agung
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
1.2.1 Revisi UU TIPIKOR Pembahasan Revisi UU Tipikor Terbentuknya Revisi Draf UU TIPIKOR yang, antara lain, mengatur pula : (a) peningkatan harta kekayaan secara tidak wajar yang diperoleh secara tidak sah (Illicit Enrichment) dijadikan sebagai tindak pidana sehingga pelakunya dapat dijatuhi sanksi pidana dan administratif; (b) penerapan pembuktian terbalik dalam penanganan Illicit Enrichment, (c) pemberian kewenangan kepada KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI untuk memproses illicit enrichment
PJ: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan
1.2.2 Percepatan pembahasan RUU Perampasan Aset .
Adanya peningkatan jumlah aset ilegal yang berhasil dirampas negara
Terbentuknya RUU Perampasan Aset yang antara lain mengatur mengenai (a) Tindak pidana apa saja yang dapat diterapkan Perampasan Aset; (b) mekanisme untuk merampas aset; (c) lembaga yang berwenang melakukan hal tersebut; (d) mekanisme pencegahan penggelapan/peralihan aset yg seharusnya dapat dirampas negara
PJ: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi
Peningkatan jumlah aset ilegal yang berhasil dirampas negara
No Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil TAHUN Pelaksana2011 2012 2013 2014
sebesar 300% dari tahun 2010
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
STRATEGI BIDANG 4 : PENYELAMATAN ASET HASIL KORUPSI
ISSUE : UPAYA-UPAYA PENYELAMATAN ASET HASIL KORUPSI1.1 Upaya pencegahan
pengalihan aset hasil tipikor
Melakukan sinkronisasiperaturan perundangundanganmengenaipengawasan terhadapkinerja pejabat-pejabatpublik terutama yangberkaitan dengan masalahadministrasi keuangan,yang disertai dengansanksi yang tegas dalamproses hukum kepadapejabat yangbersangkutan, danberlaku kepada seluruhpejabat publik diIndonesia maupunperwakilan Indonesia dinegara lain
Tersusunnya peraturanperundang-undangan yang terkaitdengan pengawasan pejabatpublik di bidang administrasikeuangan (berlaku bagi pejabatpublik yang bekerja di Indonesiamaupun di luar negeri)
Meningkatnya pengelolaanadministrasi keuangan publik secaraakuntabel dan transparan sehinggadapat mencegah terjadinya tindakpidana korupsi di sektor publik
Kementerian KeuanganKementerian Dalam NegeriKementerian Luar NegeriKementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKepolisian Republik IndonesiaIrjen masing-masingKementerian/Lembaga yangmenempatkan aparatnya diluar negeriKomisi Pemberantasan Korupsi
1.1.1 Membuat suatumekanisme yang jelasmengenai alurpengawasan terhadapkewajiban pejabat-pejabatpublik yangmenguasai rekening Pemerintah (terutama di luar negeri)
Tersusunnya mekanismepengawasan pengelolaanadministrasi keuangan di sektorpublik
Meningkatnya pengelolaanadministrasi keuangan publik secaraakuntabel dan transparan sehinggadapat mencegah terjadinya tindakpidana korupsi di sektor publik
Kementerian KeuanganKementerian Dalam NegeriKementerian Luar NegeriKementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
untuk melapor kepada otoritas tertentu, yang dapat dipantau secarakomprehensif baik olehaparat pemerintahmaupun masyarakat.
Kepolisian Republik IndonesiaKomisi Pemberantasan Korupsi
1.1.2 Mekanisme ini didukungjuga oleh kesepakatanpokok-pokokkerjasama timbal balikpemberian informasidiantara lembaga penegakhukum Indonesia dengannegara-negara laintermasuk kerjasama antarlembaga keuangan (baikdi dalam negeri maupundi luar negeri)
1.1.3 Melakukan pelatihan bagihakim agar keputusanyang dihasilkanmencantumkan secarajelas upaya pengembalianaset baik dari dalam danluar negeri.
Putusan pengadilan yangmencantumkan secara jelas upayapengembalian aset baik di dalammaupun luar negeri.
Sertifikasi sebagai syarat hakim menangani kasus khusus.
Keputusan pengadilan diterima diyuridiksi negara lain.Kemudahan dalam proses eksekusiaset di dalam dan di luar negeri.
MahkamahAgungKomisi Pemberantasan KorupsiKejaksaan AgungKementerian Keuangan
1.1.4 Memperkuat kemampuanpenelusuran aset bagi
Adanya lembaga khusus yangmenangani penelusuran
Meningkatnya % jumlah pengembalian aset dengan pemanfaatan hasil
Kejaksaan AgungKepolisian
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
penegak hukum dalamkegiatan investigasi dalamrangka meningkatkanpengembalian asset
aset penelusuran aset (penyitaan) Republik IndonesiaKomisi Pemberantasan KorupsiKementerian Keuangan
1.1.5 Memberikan kewenangankepada penyidik tindakpidana korupsi untukmenangani kejahatanpidana pencucian uang(predicate crime).
Peraturan perundang-undanganmengenai penanganan perkarapencucian uang oleh penyidikPolri, Kejaksaan, PNS, dan KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI.
Maksimalnya pengembalian asethasil tindak pidana.
Meningkatnya % pengembalian aset hasil tindak pidana
Kejaksaan AgungKepolisian Republik IndonesiaKomisi Pemberantasan KorupsiKementerian Keuangan
1.2 Upaya-upaya dalam rangkaPengembalian Aset SecaraLangsung
Penyempurnaan danPercepatan pengesahanRUU tentang perampasanaset, antara lain yangterkait dengan:Penyu sunan ketentuan ketentuan antara lainmengenai mekanismegugatan perdata ke dalampembahasan revisiperaturan perundang undangan yang terkaitdengan upaya pemberan tasan korupsi (RUU KUHAP dan KUHP,RUU PemberantasanTipikor, UU Pengadilan
Adanya peraturan perundangundanganterkait perampasan aset
Memberikan dasar hukum danefektivitas upaya penindakan kasuskorupsi dan pemulihan kerugiannegara akibat tindak pidana korupsioleh aparat penegak hukum terkait
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaPusat Pelaporan dan Analisa Transaksi KeuanganKejaksaan AgungKepolisian Republik IndonesiaKementerian KeuanganKomisi Pemberantasan Korupsi
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
Tipikor). Terkait denganmasalah pengembalianaset dalam kondisitergugat sudah meninggalatau kondisi yang lainnya,perlu pengaturan lebihlanjut khususnyamengenai non convictionbased on forfeiture
1.2.1 Menyusun aturanmengenai perlindunganpihak ketiga yangberitikad baik yangmenjamin hak dankewajiban dari pihak ketiga, antara lainsehubungan denganpemulihan nama baik, pengembalian aset ataspenyitaan (perampasan)aset kepemilikan dansebagainya
Tersusunnya peraturanperundangan yang melindungikepentingan pihak ketiga terkaitdengan pengembalian aset hasiltipikor
Jaminan perlindungan hukumterhadap pihak ke tiga yang terkaitdengan proses pengembalian asethasil tipikor
Kepolisian Republik IndonesiaKejaksaan AgungMahkamah AgungLembaga Perlindungan Saksi dan KorbanKomisi Pemberantasan Korupsi
1.2.2 Melakukan kajianmengenai terhadapkemungkinan memasukanklausul pelaksanaanputusan pengadilan dinegara lain serta masalahpengalihan narapidanadalam Rancangan KUHAP
Tersusunnya peraturanperundang-undangan yangmengakomodasi pelaksanaanputusan pengadilan di negara lainserta masalah pengalihannarapidana dalam rancanganKUHAP
Memberikan dasar hukum danefektivitas upaya penindakan kasuskorupsi oleh aparat penegak hukumterkait
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKepolisian Republik IndonesiaKejaksaan AgungMahkamah AgungKomisi Pemberantasan
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
Korupsi1.2.3 Melakukan kajian
terhadap kemungkinanmemasukan klausulpengalihan prosespengadilan pidana dalamRancangan KUHAP
Tersusunnya peraturanperundang-undangan yangmengakomodasi pelaksanaanputusan pengadilan di negara laindalam rancangan KUHAP
Memberikan dasar hukum danefektivitas upaya penindakan kasuskorupsi oleh aparat penegak hukumterkait
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKepolisian Republik IndonesiaKejaksaan AgungMahkamah AgungKomisi Pemberantasan Korupsi
1.2.4 Melakukan kajianterhadap kemungkinanmemasukan klausulinvestigasi bersama dalamRancangan KUHAP
Akomodasi ketentuan mengenaiinvestigasi bersama ke dalam RUUKUHAP
Memberikan dasar hukum danefektivitas upaya penindakan kasuskorupsi oleh aparat penegak hukumterkait
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKepolisian Republik IndonesiaKejaksaan AgungKomisi Pemberantasan Korupsi PPNS dariKementerian/Lembaga lainTerkait
1.2.5 Menyusun mekanismepelaksanaan dan aturantentang lembaga pengelolaan aset
Kebijakan teknis mengenaikewenangan Pemerintah untukmenjual/ memperdagangkan hasil penyitaan
Meningkatnya jumlah pengembaliankekayaan negara dari hasil-hasilpenyitaan aset dengan mekanisme pembekuan dan pengadiministrasianpenyitaan aset yang baik
Kejaksaan Agung Kementerian KeuanganKepolisian Republik IndonesiaKementerian
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
Hukum dan Hak Asasi ManusiaKomisi Pemberantasan Korupsi
1.3 Melakukan Pelatihandan Bantuan Teknik dalam rangkapenyelamatan aset hasilkorupsi
Menjalin kerjasamadengan negara Pesertalain yang telahberpengalaman dalamupaya-upaya pencegahandan pemberantasankorupsi melaluipeningkatan capacitybuilding aparat penegakhukum dan aparatlembaga terkait lainnya,pertukaran informasi danhal-hal lain yang berkaitandengan masalah teknispemberantasan korupsiseperti:
Aparat hukum yang mampumenangani kasus-kasus korupsidengan kompleksitas tinggi.
Meningkatnya % penyelesaian kasus kasus korupsi dengan kompleksitastinggi
Kejaksaan AgungKomisi Pemberantasan KorupsiKepolisian Republik IndonesiaKementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKepolisian Republik IndonesiaKementerian Luar NegeriKomisi Pemberantasan Korupsi
1.3.1 Memberikan pelatihandalam kerangka assettracing, asset freezing,asset seizure, assetforfeiture dan lain-lainterkait
1.3.2 Memberikan pelatihanlegal audit
1.3.3 Memberikan pelatihan
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
forensic accounting/auditforensic
1.3.4 Membuat desainpelatihan anti korupsiyang bertujuan untukmeningkatkankemampuan aparatpenegak hukum untukbekerjasama secaraefektif dan intensifdengan negara-negarapeserta lain
Konsep grand design dan silabuspelatihan bagi aparat penegakhukum terkait dengan peningkatankapasitas di bidangpemberantasan korupsi, yangterbuka untuk kerjasama lebihlanjut dengan negara-negara lain
Meningkatnya jumlah kerjasama antar negara untuk pemberantasan korupsi.
Mahkamah AgungKementerian Hukumdan Hak Asasi ManusiaKepolisian Republik IndonesiaKejaksaan AgungKomisi Pemberantasan KorupsiLembaga Perlindungan Saksi dan KorbanPusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan
1.3.5 Melaksanakan pelatihanad-hoc dan berkala bagiaparat penegak hukumterkait masalahpenyelamatan aset hasilkorupsi
Pelatihan gabungan diantaraaparat penegak hukum terkaitpenyelamatan aset hasil korupsi
Meningkatnya % Aset hasil korupsi yang diselamatkan
Mahkamah AgungKementerian Hukum danHak Asasi ManusiaKepolisian Republik IndonesiaKejaksaan Agung
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
Komisi Pemberantasan KorupsiLembaga Perlindungan Saksi dan KorbanPusat Pelaporan dan Analisa Transaksi KeuanganKementerian/Lembaga terkaitLainnya
ISSUE: KERJASAMA INTERNASIONAL DAN PENINGKATAN KOORDINASI LEMBAGA PENEGAK HUKUM
2.1. Upaya kerjasamainternasional dalam rangkapemberantasan korupsiterutama pengembalian asethasil tindak pidana korupsi
Menyusun instrumenhukum dan mekanismePengembalian Asetmelalui kerjasamainternasional danpermintaan bantuantimbal balik dalammasalah pidana
Berkurangnya kendala kerjasamainternasional melalui revisi RUUPerampasan Aset, Mutual LegalAssistance on Criminal Matters,Extradisi, Transfer of
Terselesaikannya Revisi RUU Perampasan Aset, Extradition, Transfer of sentence Person, Transfer of offender sesuai dengan amanat UNCAC
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKomisi Pemberantasan KorupsiKejaksaan AgungKepolisian
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
Proceedings, Transfer ofinformation, Transfer of SentencePerson dan Transfer of Offenderserta penyesuaian perundangundanganlain agar sesuai denganamanat UNCAC
Republik IndonesiaKementerian Luar Negeri
2.1.1 Perlu adanya peninjauankembali pengaturanmengenai in absentia(Catatan: Adanya isu inabsentia dalam peraturanperundang-undangan diIndonesia, dimana negaranegarapeserta UNCAClainnya tidak mengenalputusan in absentia)
Kajian terkait dengan pelaksanaanisu in absentia dan hambatanpelaksanaannya dalam rangkapengembalian aset/penyelesaiantindak pidana lainnya
Laporan kajian dan usulan pelaksanaan In absentia dalam pengembalian aset hasil tindak pidana lainnya.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKejaksaan AgungKepolisian Republik IndonesiaKomisi Pemberantasan KorupsiKementerian Luar Negeri
2.1.2 Melakukan koordinasiintensif antar lembagayang memiliki kompetensidalam mengembalikanaset hasil Tipikor yang adadiluar negeri (Kejaksaan,Depkumham, Deplu, Polri, KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI), guna menyusunstrategi pengembalianasset.
Penguatan forum koordinasidiantara Kementerian/Lembagaterkait (Kejaksaan, Depkumham,Deplu, Polri, KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI) terkait strategipenyelamatan aset hasil tipikor
Meningkatnya % aset hasil tipikor yang diselamatkan.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKejaksaan AgungKepolisian Republik Indonesia
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
2.1.3 Perlu peningkatankapasitas aparat penegakhukum terkaitkemampuan legal drafting(terutama MLA)dannegosiasii untukmengupayakanpengembalian aset hasilTipikor.
Peningkatan kapasitas aparatpenegak hukum terkait upayapenyelamatan aset terutamadalam hal legal drafting (terutamaMLA) dan negosiasi denganlembaga penegak hukum dinegara-negara dimana terdapataset hasil korupsi dari Indonesia
Meningkatnya % aset hasil tindak pidana korupsi yang diselamatkan.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKejaksaan AgungKepolisian Republik IndonesiaKomisi Pemberantasan KorupsiKementerian Luar Negeri
2.1.4 Melakukan kerjasamamelalui jalur diplomatik,jalur kerjasama bantuanhukum timbal balik dalammasalah tindak pidanadan jalur kerjasamalainnya disamping upayakerjasama bilateralmaupun multilateraldiantara negara PesertaUNCAC, terkait upayapencegahan danpemberantasankejahatan, sertapengembalian aset
Penyusunan mekanisme kerjasamaantara negara-negara secarabilateral dan multilateral terkaitupaya pencegahan danpemberantasan kejahatan, sertapengembalian aset hasil tindakpidana korupsi
Meningkatnya % aset hasil tindak pidana korupsi yang diselamatkan.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKejaksaan AgungKepolisian Republik IndonesiaKomisi Pemberantasan KorupsiKementerian Luar Negeri
2.1.5 Mengajukan amandemen
Perubahan UU No. 1 Tahun 1979
Teramandemennya UU 1 / 1979 tentang Ekstradisi
Kementerian Hukum dan Hak
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
terhadap Undang UndangNomor 1 Tahun 1979tentang Ekstradisi
tentang Ektradisi. Asasi ManusiaKementerian Luar Negeri
2.1.6 Mengajukan amandementerhadap Undang UndangNomor 1 Tahun 2006tentang Kerjasama TimbalBalik dalam MasalahPidana
Perubahan UU No. 1/2006 tentangKerjasama Timbal Balik dalamMasalah Pidana
Tersusunnya Revisi UU 1 / 2006 tentang kerjasama Timbal Balik Masalah Pidana
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKejaksaan AgungKepolisian Republik IndonesiaKomisi Pemberantasan KorupsiKementerian Luar Negeri
2.1.7 Optimalisasi keterlibatanperwakilan Indonesia diluar negeri, terutamadalam memfasilitasiaparat penegak hukumIndonesia dalammelakukan upaya hukumdi luar negeri
Adanya mekanismekoordinasi/pendampingan aparatpenegak hukum di setiap kantorperwakilan Indonesia (KBRI) dalamupaya penegakan hukum
Meningkatnya % upaya penegakan hukum di luar negeri
Kementerian Luar NegeriKepolisian Republik IndonesiaKejaksaan AgungPusat Pelaporan dan Analisa Transaksi KeuanganKomisi Pemberantasan KorupsiKementerian/Lembaga Terkait
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
STRATEGI BIDANG 5 : KERJASAMA INTERNASIONAL
ISSUE 1: BIDANG KERJASAMA DAN PENINGKATAN KORDINASI LEMBAGA PENEGAK HUKUM
1.1 Upaya Kerjasama Internasional dalam Rangka Pemberantasan Korupsi Terutama Pengembalian Aset Hasil Tindak Pidana
Menyususn instrumen hukum dan mekanisme pengembalian aset melalui kerjasama internasional dan permintaan bantuan timbal balik dalam masalah pidana
Berkurangnya kendala kerjasama internasional melalui revisi RUU Perampasan aset, Mutual Legal Assistance on Criminal Matters, Extradisi, Transfer of Transfer of Sentence Person, Transfer of Offender, Transfer of Information serta penyesuain perundang-undangan dengan ketentuan UNCAC
Tersusunnya revisi RUU Tentang perampasan dan penyelamatan aset hasil tipikor
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKomisi Pemberantasan KorupsiKejaksaan AgungKepolisian Republik IndonesiaKementrian Luar Negeri
1.1.1 Pelu adanya Peninjauan kembali pengaturan tentang in absentia(Catatan: Adanya isu In absensia dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia , dimana negara peserta UNCAC lainnya tidak mengenal putusan in Absesia)
Kajian terkait dengan pelaksanaan isu in absentia dan hambatan pelaksanaannya dalam rangka pengembalian aset/ penyelesaian tindak pidana lainnya.
Kajian tentang isu in absentia atau Penyusunan Petunjuk Teknis tentang in absentia
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKejaksaan AgungKepolisian Republik IndonesiaKomisi Pemberantasan KorupsiKementerian Luar Negeri
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
1.1.2 Melakukan kordinasi intensif antar lembaga negara yang memiliki dalam mengembalikan aset hasil tindak pidana yang ada di luar negeri (Kejaksaan, POLRI, Kemenhumham, Kementerian Luar Negeri, dan KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI) guna menyusun strategi pengembalian aset
Penguatan kordinasi diantara kementerian /lembaga terkait (Kejaksaan, POLRI, Kemenhumham, Kementerian Luar Negeri, dan KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI)
Peningkatan % penyelamatan aset hasil tipikor
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKejaksaan AgungKepolisian Republik IndonesiaKomisi Pemberantasan KorupsiKementerian Luar Negeri
1.1.3 Perlu peningkatan Kapasitas aparat penegak hukum terkait kemampuan legal drafting (terutamaMLA)dan negosiasi untuk menguapayakn pengembalikan aset hasil tipikor
Peningkatan kapasitas aparat penegak hukum terkait upaya penyelamatan aset hasil terutama dalam hal legal; drafting (terutama MLA) dan negosiasi dengan lembaga penegak hukum di negara-negara dimana terdapat aset hasil korupsi dari Indonesia
Percepatan proses penyelamatan aset hasil korupsi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKejaksaan AgungKepolisian Republik IndonesiaKomisi Pemberantasan KorupsiKementerian Luar Negeri
1.1.4 Melakukan kerjasama melalui jalur diplomatik,
Penyusunan meaknisme kerjasama antar negara-negara
Percepatan proses penyelamatan aset hasil tindak pidanakorupsi
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
jalur kejasama bantuan timbal balik dalam masalah dan jalur kerjasama lainnya disamping upaya kerjasama bilateral maupun mutilateral diantara negara-negara peserta UNCAC, terkait upaya pencegahan dan pemberantasan kejahatan serta pengembalian aset
secara bilateral maupun multirateral terkait upaya pencegahan dan pemberantasan kejahatan serta pengembalian aset hasil tindak pina korupsi
Kejaksaan AgungKepolisian Republik IndonesiaKomisi Pemberantasan KorupsiKementerian Luar Negeri
1.1.5 Mengajukan amandemen terhadap UU Nomor 1 tahun 1979 tentang Extradisi
Perubahan UU No 1 Tahun 1979 tentang Ekstradisi
Mekanisme pelaksanaan ekstradisi dengan negara-negara lain yang mengakomodasi mengakomodasi kebutuhan aparat penegak hukum dalam upaya penindakan kasus korupsi
1.1.6 Mengajukan amandemen terhadap UU Nomor 1 Tahun 2006 tentang Kerjasama Timbal Balik dalam Masalah Pidana
Perubahan UU Nomor 1/2006 tentang kerjasama timbal balik dalam Masalah Pidana
Kementerian Hukum dan Hak Asasi ManusiaKejaksaan AgungKepolisian Republik IndonesiaKomisi Pemberantasan KorupsiKementerian Luar Negeri
1.1.7 Optimalisasi keterlibatan perwakilan Indonesia di Luar
Adanya mekanisme kordinasi/ pendampingan aparat penegak hukum di
Efektivitas dan efisiensi upaya penegakan hukum di luar negeri oleh aparat penegak hukum Indonesia
Kementerian Luar NegeriKepolisian Republik
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana2011 2012 2013 2014
negeri, terutama dalam memfasilitasi aparat penegak hukum Indonesia dalam melakukan upaya hukum di luar negeri
setiap kantor perwakilan Indonesia (KBRI) dalam upaya penegakan hukum
IndonesiaKejaksaan AgungPusat Pelaporan dan Analisa Transaksi KeuanganKomisi Pemberantasan KorupsiKementrerian/Lembaga terkait lainnya
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana
2011 2012 2013 2014STRATEGI BIDANG 6 : MEKANISME PELAPORAN
ISSUE: PELAPORAN DAN MEKANISME PELAKSANAAN1.1 Pelaporan dan
Mekanisme untuk Penyusunan mekanisme pelaporan
Tersusunnya mekanisme pelaporan nasional yang
Laporan tahunan Pemberantasan Korupsi
Komisi Pemberantasan
Nomor Issue/ Strategi Nasional Rencana Aksi Indikator Keluaran Indikator Hasil Tahun Pelaksana
2011 2012 2013 2014Pelaksanaan nasional sebagai pusat
informasi pelaksanaan upaya pemberantasan korupsi (termasuk implementasi UNCAC di Indonesia)
memberikan informasi upaya pemberantasan korupsi (termasuk pelaksanaan ketentuan UNCAC di Indonesia ) oleh seluruh stakeholders meliputi aparat penegak hukum dan lembaga terkait lainnya serrta LSM
KorupsiKementerian Lembaga Terkait