0711 – 998877

73
1 ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA KOPERASI BUNUT ABADI KABUPATEN SIAK SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi U N I V E R S I T A S I S L A M R I A U P E K AN B A R U OLEH EVA PURNAMA SARI NPM 045310389 JURUSAN :AKUNTANSI – S1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2010

Upload: nisasurianto

Post on 22-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jurnal koperasi

TRANSCRIPT

Page 1: 0711 – 998877

1

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN

PADA KOPERASI BUNUT ABADI

KABUPATEN SIAK

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi

U N IV ER S ITA S IS LA M R IA U

P EK AN B A R U

OLEH

EVA PURNAMA SARI

NPM 045310389

JURUSAN :AKUNTANSI – S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2010

Page 2: 0711 – 998877

2

ANALISIS PEMERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA

KOPERASI BUNUT ABADI KABUPATEN SIAK

ABSTRAK

Dalam koperasi perlu adanya laporan keuangan. Aktivitas koperasi yang mempengaruhi keuangan dalam setiap bulannya perlu diketahui, sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Dengan diterapkannya system akuntansi pada koperasi maka akan mempermudah mengetahui laba atau rugi koperasi selama satu periode.

Penelitian ini dilakukan di Desa Pinang Sebatang Barat Kecamatan

Tualang Kabupaten Siak. Berkenaan dengan dilakukannya penelitian ini yang menjadi objek adalah Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah pencatatan transaksi anggota dan non anggota, pengakuan pendapatan, serta penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh Koperasi Bunut Abadi.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem

akuntansi yang dilakuakan Koperasi Bunut Abadi Kaupaten Siak apakh sudah sesuai dengan fungsinya yaitu untuk menghasilkan informasi keuangan yang berguna bagi koperasi maupun bagi anggota koperasi. Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang diperlukan penulis untuk bahan penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah pencatatan yang dilakukan oleh

Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak belum sepenuhnya dapt memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan.

Page 3: 0711 – 998877

3

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim ……….

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas

karunianya yang telah dilimpahkan sehingga penulis akhirnya dapat

merampungkan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Analisis Penerapan

Akuntansi Perkoperasian Pada Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak”.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

dalam menempuh ujian akhir guna memperoleh gelar sarjana jurusan akuntansi

pada fakultas ekonomi Univesitas Islam Riau Pekanbaru.

Selanjutnya dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit bantuan serta

bimbingan yang penulis terima dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Drs.Syamri syamsuddin, Msi,Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

2. Bapak Drs. Abrar, Msi.Ak selaku pembantu Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Riau.

3. Ibu Dra. Eny Wahyuningsih, Msi, Ak sebagai Pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Yusrawati, SE, Msi sebagai Pembimbing II dan Ketua Jurusan Akuntansi

Fakulatas Ekonomi Universitas Islam Riau yang telah banyak membantu

dalam penulisan dan penyelesian skripsi ini.

5. Bapak Pimpinan dan Karyawan Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak yang

telah bersedia memberikan bantuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen selaku Staf Pengajar serta Staf Karyawan/ti yang ada di

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau.

7. Yang tercinta kedua orang tua penulis Ayahanda A. Bakar S (Alm) dan Ibunda

Missiti, yang telah banyak berkorban dan memberikan doa serta bantuan

Page 4: 0711 – 998877

4

moral maupun materil bagi penulis yang tidak bosan-bosannya memberikan

semangat kepada penulis dalam menjalani perkuliahan dan dalam menyusun

sampai selesainya skripsi ini.

8. Terima kasih untuk keluargaku kak Eka, bang Hadi, dan keponaanku Bintang

yang selalu memberikan dorongan, saran dan semangat.

9. Thanks buat sahabat-sahabatku Ike, Bunga, Ungu dan sikecil zaki, Tere, dan

shera yang selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi dan doa agar

dapat menyelesaikan skripsi ini.cayooo!!!!

10. Specially thanks for Jhon Friandy to supporting me.

11. Serta rekan-rekan angkatan tahun 2004 jurusan akuntansi Universitas Islam

Riau yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi bantuan

dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini

.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis merasa masih jauh dari sempurna,

untuk itu penulis selalu terbuka dalam menerima saran dan kritik yang sifatnya

membangun. Akhirnya kepada Allah SWT penulis bermohon semoga

pengorbanan dan keikhlasan serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan yang berlipat ganda.

Amin ……….

Pekanbaru, 2010

Penulis

EVA PURNAMA SARI

Page 5: 0711 – 998877

5

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...…………………………………………1

B. Perumusan Masalah ………………………………………………6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………...……………………........6

D. Sistematika Penulisan .....................................................................7

BAB II : TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Telaah Pustaka ……………………………………………………9

1. Pengertian Koperasi …………..………………………………9

2. Perbedaan Antara Koperasi dan Non Koperasi .......................10

3. Tujuan dan karakteristik Laporan Keuangan Koperasi ……...12

4. Penyajian Laporan Keuangan ……………………………….13

5. Penyajian Laporan Perhitungan Hasil Usaha ………………..20

6. Penyajian Laporan Arus Kas ………………………………...21

7. Penyajian Laporan Promosi Ekonomi Anggota ……………..22

8. Penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan …………………23

9. Laporan Anggota Koperasi ………………………………….24

Page 6: 0711 – 998877

6

10. Permodalan Koperasi ………………………………………25

11. Pengertian Akuntansi dan Lingkungannya …………………28

12. Konsep dan Prinsip Akuntansi ………………………………29

13. Jenis Laporan Keuangan …………………………………….31

B. Hipotesis …………………………………………………………33

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian ………………………………………………...34

B. Jenis dan Sumber Data …………………………………………..34

C. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………34

D. Analisis Data ……………………………………………………35

BAB IV : GAMBARAN UMUM KOPERASI

A. Sejarah Singkat Koperasi ………………………………………..36

B. Struktur Organisasi ………………………………………………36

C. Aktivitas Koperasi ……………………………………………….39

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pencatatan Transaksi Anggota dan Non Anggota ……………….41

B. Pengakuan Pendapatan dan Beban ………………………………42

C. Neraca …………………………………………………………...47

D. Penyajian Perhitungan Sisa Hasil Usaha ………………………...53

E. Penyajian Laporan Arus Kas …………………………………….54

F. Penyajian Laporan Promosi Ekonomi Anggota …………………55

G. Penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan ……………………..55

Page 7: 0711 – 998877

7

BAB VI : PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………...........................................61

B. Saran-Saran ……………………………………………………...62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: 0711 – 998877

8

DAFTAR GAMBAR

Gamabar IV. I Struktur Organisasi Koperasi Bunut Abadi ..................................37

Page 9: 0711 – 998877

9

DAFTAR TABEL

Tabel V.1 Format Neraca ....................................................................................57

Tabel V.2 Format Perhitungan Hasil Usaha .......................................................58

Tabel V.3 Format Laporan Arus kas ..................................................................59

Tabel V.4 Format Laporan Promosi Ekonomi Anggota ....................................60

Page 10: 0711 – 998877

10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang mempunyai per

dalam perekonomian Indonesia. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat p

terus didorong perkembangannya. Dalam rangka mewujudkan demo

ekonomi koperasi harus dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat

mandiri yang pertumbuhannya berakar dari masyarakat.

Sebagai suatu badan usaha yang berwatak sosial dengan tujuan u

meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat

umumnya, koperasi memiliki katakteristik yang berbeda dengan badan u

milik negara dan swasta. Ciri utama koperasi adalah pengelolaan

kelangsungan koperasi yang dikendalikan oleh anggota. Sehingga kekua

tertinggi terletak pada anggota melalui rapat anggota tahunan. Ciri lain

anggota koperasi memiliki identitas ganda yaitu anggota sebagai pem

sekaligus pengguna jasa koperasi.

Sebagai alat pertanggungjawaban, koperasi perlu menyusun lap

keuangan yang merupakan salah satu sumber informasi yang relevan dan d

diandalkan untuk pengambilan keputusan, perencanaan maupun pengend

koperasi. Laporan keuangan koperasi memiliki perbedaan dengan lap

keuangan badan usaha lain. Diantaranya adalah pada perkiraan modal terdiri

Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela, Modal Penyer

Sumbangan dan Sisa Hasil Usaha Yang Belum Dibagi, sedangkan pada b

10

anan

erlu

krasi

yang

tama

pada

saha

dan

saan

nya,

ilik

oran

apat

alian

oran

dari

taan,

adan

Page 11: 0711 – 998877

11

usaha lainnya seperti CV, permodalannya merupakan milik sekutu komanditier

dan permodalan berupa saham bagi Perseroan Terbatas (PT). Pada koperasi

Laporan Laba Rugi disebut Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha dan untuk

akun-akun tertentu seperti Piutang, Pendapatan dan Kewajiban harus dibedakan

antara transaksi yang terjadi dengan anggota dan non anggota.

Mengingat koperasi mempunyai ciri yang berbeda dengan badan usaha

lainnya, maka Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan standar khusus bagi

koperasi yang dikenal dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No. 27 yang mengatur tentang seluruh aturan badan usaha koperasi serta konsep

dasar, bentuk penyajian laporan keuangan.

Laporan keuangan koperasi merupakan suatu pelaporan mengenai

pertanggungjawaban kegiatan usaha kepada pihak luar yang mempunyai

hubungan dengan koperasi baik sebagai anggota koperasi maupun sebagai

kreditur yang terdiri dari: (1) Neraca; (2) Perhitungan Hasil Usaha; (3) Laporan

Arus Kas; (4) Laporan Promosi Ekonomi Anggota; dan (5) Catatan Atas Laporan

Keuangan.

Pada Neraca koperasi juga terdiri dari Aktiva, Kewajiban dan Modal.

Untuk Aktiva didalam Neraca bentuk dan susunannya diawali dengan Aktiva

yang tahan lama kegunaannya atas wujudnya seperti Tanah, Gedung, Mesin,

Peralatan dan lain-lain. Pada Investasi Jangka Panjang terdapat Penyertaan yang

juga disajikan terpisah antara anggota dengan non anggota.

Sedangkan pada bagian Kewajiban, bentuk dan penyajian Kewajiban

Lancar maupun Kewajiban Jangka Panjang diklasifikasikan menjadi Kewajiban

Page 12: 0711 – 998877

12

kepada anggota dan kepada non anggota. Hal ini dianggap tepat oleh karena

informasi semacam ini dapat merupakan petunjuk penting tentang manfaat yang

dapat diberikan oleh koperasi kepada anggota.

Laporan Perhitungan Hasil Usaha menyajikan informasi mengenai

Pendapatan dan Beban Usaha perkoperasian selama periode tertentu. Sisa Hasil

Usaha Tahun Berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada

koperasi. Apabila jenis dan jumlah Pembagian Sisa Hasil Usaha belum dibagi dan

harus dijelaskan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

Laporan Arus Kas menyajikan informasi arus kas suatu bahan usaha yang

berguna sebagai dasar menilai kemampuan badan usaha dalam menghasilkan Kas

atau Setoran Kas serta menilai kebutuhan suatu badan usaha terhadap Kas

tersebut. Koperasi menyajikan Arus Kas dari aktivitas operasi, investasi dan

pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut.

Pada badan usaha koperasi, penyajian Laporan Arus Kas juga tidak berbeda

dengan penyajian pada badan usaha lain yaitu meliputi Saldo Awal Kas, Sumber

Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas dan Saldo Akhir Kas pada periode tertentu.

Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang memperihatkan

ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu yang

disesuaikan dengan jenis koperasi dan jenis usaha yang dijalankan. Manfaat

tersebut mencakup dari Pembelian Barang atau Pengadaan Jasa Koperasi,

Pemasaran dan Pengelolaan Bersama, Simpan Pinjam dan Bentuk Pembagian Sisa

Hasil Usaha.

Page 13: 0711 – 998877

13

Catatan Atas Laporan Keuangan Koperasi merupakan bagian yang terpadu

dari penyajian laporan keuangan. Catatan Atas Laporan Keuangan digunakan

untuk memberikan informasi tambahan mengenai pos-pos Neraca dan

Perhitungan Sisa Hasil Usaha. Catatan atas laporan keuangan menyajikan

pengungkapan yang memuat antara lain perlakuan akuntansi dan pengungkapan

informasi lainnya yang berhubungan dengan laporan keuangan koperasi.

Koperasi Bunut Abadi merupakan koperasi primer yang beranggotakan

157 orang yang terdiri dari 110 orang laki-laki dan 47 orang perempuan. Koperasi

ini mengelola usaha pada sektor agribisnis yang bergerak dibidang Nursery,

Labour Supply, dan Usaha Jasa lainnya, seperti Simpan Pinjam dan Penyewaan

Mobil. Koperasi Bunut Abadi menjalin hubungan kerjasama dengan PT. Arara

Abadi terutama pada unit usaha dibidang Nusery dimana Koperasi Bunut Abadi

membeli benih akasia pada PT. Arara Abadi setelah menjadi bibit akasia

kemudian dijual kembali pada PT. Arara Abadi.

Unit Nursery adalah merupakan kegiatan usaha pembibitan akasia dengan

menggunakan media tanam gambut, biaya-biaya yang digunakan pada unit usaha

ini adalah media tanam, benih, polybag, NPK, dolomit, TSP, urea dan fungisida.

Kemudian Unit Labour Supply adalah usaha yang bergerak dibidang kontraktor

dalam penyediaan tenaga kerja. Sedangkan Unit Simpan Pinjam merupakan usaha

yang bertujuan untuk membantu para pekerja dalam memenuhi kebutuhan

pekerja, biasanya bagi peminjam di kenakan bunga sebesar 3% per bulan. Dan

Unit Penyewaan Mobil adalah usaha pengangkutan.

Page 14: 0711 – 998877

14

Dalam pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh koperasi ini

menggunakan konsep accrual basis. Dimana pendapatan dicatat pada saat

terjadinya transaksi atau pendapatan diakui meskipun belum berpengaruh pada

kas pada setiap unit usaha, jumlah pendapatan yang diakui sebesar nilai transaksi.

Dan beban diakui dengan menggunakan konsep accrual basis yang mana

koperasi mengakui beban pada saat belum berpengaruh pada kas.

Dari pengurus koperasi didapat keterangan persentase hutang dana bagian

SHU seperti Dana Anggota 40%, Dana Cadangan 40%, Dana Pengurus 5%, Dana

Karyawan 5%, Dana Pendidikan 5%, Dana Sosial 2,5% dan Dana Pembangunan

Daerah Kerja 2,5%, tetapi didalam Catatan Atas Laporan Keuangan tidak ada

penjelasan atas pembagian dana-dana SHU tersebut.

Pada Laporan Rugi Laba Koperasi Bunut Abadi belum memisahkan

pendapatan dari anggota dan non anggota, sehingga alokasi pendapatan dilakukan

dari total pendapatan keseluruhan.

Selanjutnya pada Neraca tahun 2007 terdapat perkiraan Bangunan Kantor

yang belum disusutkan dan terdapat perkiraan Kendaraan, nilai yang dicantumkan

dalam neraca masih nilai harga belinya belum dikurangi dengan penyusutan tahun

sebelumnya. Selain itu pada Neraca terdapat perkiraan Piutang yang terdiri dari

Piutang Anggota dan Piutang Usaha dimana Piutang Anggota berasal dari usaha

Simpan Pinjam, sedangkan piutang usaha berasal dari Nursery, Labour Supply

dan Penyewaan Mobil.

Dan pada Neraca tahun 2006 dan 2007 juga terdapat perkiraan Dana

Pengurus, Dana Anggota dan Dana-Dana SHU yang nilainya tidak tercantum

Page 15: 0711 – 998877

15

dalam neraca tetapi tidak ada penjelasan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

Selain itu masih terdapat perkiraan SHU tahun berjalan dalam Neraca.

merupakan sisa dari tahun sebelumya yaitu tahun 2005.

Koperasi Bunut Abadi tidak menyajikan Laporan Arus Kas dan juga tidak

menyajikan Laporan Promosi Ekonomi Anggota.

Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menuangkannya dalam

bentuk skripsi dengan judul :

“ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA

KOPERASI BUNUT ABADI KABUPATEN SIAK”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik

suatu perumusan masalah sebagai berikut:

“Apakah Penerapan Akuntansi Perkoperasian pada Koperasi Bunut Abadi

Kabupaten Siak telah sesuai dengan Prinsip-Prinsip Akuntansi Berlaku Umum”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi pada Koperasi Bunut

Abadi Kabupaten Siak telah sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Berlaku

Umum.

2. Manfaat Penelitian

Page 16: 0711 – 998877

16

a. Dapat menamabah wawasan penulis dalam penerapan akuntansi

perkoperasian yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku

umum.

b. Bagi pengurus koperasi dapat dijadikan sebagai masukan dalam menerapkan

akuntansi perkoperasian yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum.

c. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti berikutnya untuk

masalah yang sama pada masa yang akan datang.

D. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman, maka pembahasan dalam skripsi ini

penulis bagi dalam enam bab dan dirinci ke dalam sub bab dengan urutan sebagai

berikut:

BAB I : Bab ini memuat latar belakang permasalahan, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Bab ini Menguraikan pengertian koperasi, perbedaan antara

koperasi dan non koperasi, tujuan dan karakteristik laporan

keuangan koperasi, penyajian neraca, penyajian laporan sisa hasil

usaha, penyajian laporan arus kas, penyajian laporan promosi

ekonomi anggota, penyajian catatan atas laporan keuangan,

permodalan koperasi, pengertian akuntansi dan lingkungannya,

konsep dan prinsip akuntansi, jenis laporan keuangan dan

hipotesis.

Page 17: 0711 – 998877

17

BAB III : Bab ini menggambarkan lokasi penelitian, jenis dan sumber data,

teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV : Bab ini merupakan uraian secara garis besar mengenai sejarah

singkat koperasi, struktur organisasi koperasi dan aktivitas

koperasi.

BAB V : Bab ini berisikan hasil penelitian dan pembahasan tentang

penyajian neraca, penyajian perhitungan hasi usaha, penyajian

laporan arus kas, penyajian laporan promosi ekonomi anggota,

penyajian catatan atas laporan keuangan.

BAB VI : Bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan hasil

penelitian dengan teori yang ada dan juga saran penulis sebagai

bahan pertimbangan bagi koperasi.

Page 18: 0711 – 998877

8

BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Telaah Pustaka

1. Pengertian Koperasi

Terdapat bermacam mengenai definisi koperasi, diantaranya da

Standar Akuntansi Keuangan No.27 mendefinisikan koperasi sebagai berikut:

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorangan a

badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasar

prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berda

atas asas kekeluargaan.1)

Sedangkan menurut Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko defi

koperasi sebagai berikut:

Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang mengakui adakebutuhan tertentu yang sama dikalangan mereka. Kebutuhan yang saini secara bersamaan diusahakan pemenuhannya melalui usaha ydilaksanakan untuk koperasi. Jadi, orang-orang tersebut bergabung densukarela atas kesadaran adanya kebutuhan bersama, tanpa paksaan ancaman dari pihak lain.2)

Dan menurut Hendrojogi pengertian koperasi adalah sebagai berikut:

Koperasi adalah suatu wadah bagi golongan masyarakat y

berpenghasilan rendah dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup

dan bersuaha untuk meningkatkan taraf hidup mereka.3)

1) Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salem

Empat, Jakarta, 2007, Hal.27.3 2) Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko, Koperasi Kewiraan dan Us

Kecil, Penerbit Rineke Cipta, Jakarta, 2002, Hal. 4 3) Hendrojogi, Koperasi Asas-Asas Teori dan Praktek, Edisi Keem

Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Hal. 20

18

1

lam

tau

kan

sar

nisi

nya ma ang gan dan

ang

nya

ba

aha

pat,

Page 19: 0711 – 998877

19

Dari beberapa rumusan pengertian kopeasi menurut para ahli diatas maka

dapat disimpulkan bahwa pada tiap-tiap organisasi koperasi akan terlihat paling

tidak ciri-ciri sebagai berikut:

1. Adanya kelompok orang yang mempunyai kepentingan ekonomis yang

sama.

2. Memiliki dan membangun satu usaha bersama.

3. Memiliki motivasi kuat untuk dapat berdikari sebagai kekuatan utama

dan pada kelompok.

Kepentingan bersama yang merupakan cermin dari kepentingan

individu/anggota adalah tujuan utama bersama mereka.

2. Perbedaan Koperasi dan Non Koperasi

Ditinjau dari proses kegiatan dalam usaha mencapai cita-citanya sebagai

badan usaha, dapat dengan jelas terlihat perbedaan antara koperasi dengan non

koperasi tersebut. Dalam hubungan ini beberapa dimensi dapat digunakan sebagai

variabel menjelaskan perbedaan yang dimaksud, yaitu antara lain:

1. Dimensi Kekuasan Tertinggi Dalam Menentukan Kebijaksanaan Usaha.

Perbedaannya dalam koperasi kebijaksanaan ada ditangan para anggota melalui

kelengapan koperasi yang disebut “Rapat Anggota Tahunan”. Sedangkan dalam

badan usaha non koperasi kekuasaan terdapat pada para pemegang saham.

2. Dimensi Ketatalaksanaan Usaha.

Kopersi pada prinsipny adalah ‘Open Management” (keterbukaan manajemen).

Sedangkan pada non koperasi dimensi ketatalaksanaan usaha ini adalah bersifat

tertutup. Perbedaannya yaitu bila koperasi usahanya ditujukan kepada dua

Page 20: 0711 – 998877

20

sektor yaitu sektor intern (anggota) dan sektor ekstern (bukan anggota/umum).

Sedangkan bagi non koperasi aspek tersebut cuma ditujukan untuk umum dan

masyarakat.

3. Dimensi Dasar Keyakinan Usaha.

Koperasi lebih mengutamakan pada kekuatan sendiri. Sedangkan non koperasi

berdasarkan keyakinan usahanya pada kekuatan modal dan pasar.

4. Dimensi Kemanfaatan Usaha, Dimensi Modal Kerja, Dimensi Pembagian Sisa

Hasil Usaha.

Bagi koperasi usahanya bermanfaat bagi anggotanya dan juga masyarakat.

Sedangkan pada non koperasi kemanfaatan usaha tersebut tertuju kepada

pemilik-pemilik modal dan masyarakat. Bila didasarkan pada modal usahanya

dari simpanan para anggota. Sedngkan non koperasi akan memperoleh modal

usahanya dari masyarakat yang membeli saham-sahamya.

5. Dimensi Sikap Terhadap Pasar.

Dalam pembagian SHU atau surplus atau keuntungan maka dalam koperasi

didasarkan pada banyaknya jasa anggota sedangkan pada usaha non koperasi

berdasarkan pada modal yang disetorkan. Demikian pula bila ditinjau dari

dimensi sikap keduanya terhadap pasar, pada koperasi dijalin koordinasi antara

koperasi sedangkan pada usaha non koperasi sikapnya terhadap pasar adalah

persaingan murni.

6. Dimensi Tujuan Usaha.

Page 21: 0711 – 998877

21

Ditinjau dari dimensi tujuan usaha yaitu tujuan didirikannya koperai adalah

untuk memberikan pelayanan sedangkan pada non koperasi tujuan usahanya

adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya.

3. Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi

Sedangkan menurut Sofyan Syafari Harahap ada perbedaan utama

organisasi yang tujuannya bukan mencari laba dengan organisasi yang bertujuan

mencari laba, antara laporan keuangan koperasi sebagai organisasi adapun tujuan

laporan keuangan adalah:

a. Laporan keuangan harus dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan mengenai alokasi sumber-sumber kekayaan.

b. Laporan keuangan berguna untuk menilai jasa dan kemampuan organisasi untuk memberi jasa.

c. Laporan keuangan berguna untuk menilai bagaimana manajemen meminjam dan bagaimana menilai investasinya.

d. Laporan keuangan harus dapat memberikan informasi terhadap sumber kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, dan perubahannya.

e. Laporan keuangan harus dapat menyajikan prestasi organisasinya. f. Laporan keuangan harus dapat menyajikan kemampuan organisasi

membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek. g. Laporan keuangan harus memuat penjelasan dan penafsiran

manajemen.4)

Pada badan usaha koperasi, pemiliknya adalah anggota koperasi. Berarti

laporan keuangan yang disusun terutama untuk kepentingan anggota. Oleh karena

kegiatan koperasi cenderung ditujukan kepada kepentingan anggota maka dalam

laporan keuangan sedapat mungkin harus memisahkan antara aktvitas yang

dilakukan oleh anggota dan non anggota.

Menurut PSAK No. 27 karakteristik laporan keuangan koperasi adalah

sebagai berikut:

4) Sofyan Syafari Harahap, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2007, Hal. 101

Page 22: 0711 – 998877

22

a. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus kepada para anggotanya di dalam RAT.

b. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara lomparatif.

c. Sesuai dengan posisi koperasi sebagai bagian dari sistem jaringan koperasi, maka beberapa akun dan istilah yang sama akan muncul baik pada kelompok aktiva maupun kewajiban/kekayaan bersih.

d. Laporan laba rugi menyajikan hasil akhir yang disebut SHU.5)

Dan menurut Standar Akuntansi Keuangan menjelaskan bahwa laporan

keuangan koperasi meliputi:

a. Neraca,

b. Perhitungan Hasil Usaha,

c. Laporan Aru Kas,

d. Laporan Promosi Ekonomi Anggota,

e. Catatan Atas Laporan Keuangan.6)

4. Penyajian Laporan Keuangan

Neraca yang merupakan salah satu unsur laporan keuangan yang

menjelaskan posisi keuangan pada saat tertentu, menurut Niswonger, Philip E.

Fess dan Carls mendefinisikan neraca sebagai berikut:

Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban dan modal pemilik

perusahaan pada tanggal tertentu, yang biasanya pada tanggal terakhir satu

bulan atau tahun.7)

Sedangkan neraca badan usaha koperasi menurut Riva’i Wirasamita dan

Ani Kenanga Sari adalah sebagai berikut:

5) Ikatan Akuntan Indonesia, Op. Cit., Hal.27.5 6) Ibid., Hal.27.9 7) Niswonger, Philip E. Fess dan Carls, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Jilid 1,

Edisi 19, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999, Hal. 214

Page 23: 0711 – 998877

23

Neraca adalah suatu daftar aktiva yang disusun pada waktu berdirinya kopersi (neraca pembukuan), atau yang disusun pada saat tertentu selama tahun pembukuan masih berjalan (neraca bulanan atau neraca antara) maupun yang disusun pada akhir tahun buku (neraca tahunan, dinyatakan dalam bentuk angka-angka dan bentuk perkiraan scontro atau T account ataupun stuffel atau refort form, dalam hal mana harta atau aktiva, hutang atau pasiva dan modal pada saat tertentu atau periode tertentu yng dinyatakan dalam bentuk uang atau nilai uang.8)

1. Aktiva (Assets)

Menurut Donal E. Kieso dan Jerry J. Weygandt aktiva didefinisikan

sebagai berikut:

Aktiva adalah kemungkinan manfaat ekonomi masa depan yang diperoleh

atau dikendalikan oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari transaksi atau

kejadian yang lalu.9)

Sehubungan dengan badan usaha koperasi, ketentuan mengenai

penggunaan aktiva pada koperasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia adalah

sebagai berikut:

a. Aset yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai asset lain-lain. Sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan dalan catatan atas laporan keuangan.

b. Aset-aset yan dikelola oleh koperasi, tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai aset dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.10)

Menurut Donal E. Kieso aktiva yang terdapat dalam badan usaha berbentuk

koperasi terdiri dari pos-pos berikut:

8) Riva’i Wirasamita dan Ani Kenanga Sari, Analisis Laporan Keuangan

Koperasi, Edisi Pertama, Pionir Jaya, Jakarta, 1999, Hal.12 9) Donal E. Kieso dan Jerry J. Weygandt, Akuntansi Intermediate, Edisi

Kesepuluh, Terjemahan Herman Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002, Hal. 55

10) Ibid., Hal. 27.7-27.8

Page 24: 0711 – 998877

24

a. Aktiva Lancar,

b. Investasi Jangka Panjang,

c. Aktiva Tetap,

d. Aktiva Lain-Lain.11)

a. Aktiva Lancar

Aktiva lancar pada umumnya yang dapat dikelompokkan menjadi harta

lancar jika suatu harta dapat diubah menjadi kas atau digunakan untuk membayar

kewajiban lancar didalam jangka waktu satu tahun atau siklus operasi mana yang

panjang. Aktiva lancar antara lain:

1. Kas atau Bank

2. Piutang

3. Persediaan

4. Lain-Lain

Kas dan Bank

Kas dan Bank Menurut Ikatan Akuntan Inonesia dalam penyajian aktiva

lancar dan kewajiban janga pendek, menyatakan antara lain:

Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk

membiayai kegiatan umum perusahaan.

Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat digunakan secara

bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.12)

Pos-pos akun kas dan bank dalm nerca koperasi dapat digolongkan

menjadi:

11) Donal E. Kieso dan Jerry J. Weygandt, Op. Cit., Hal.56 12) Ibid., Hal. 27.12

Page 25: 0711 – 998877

25

a. Kas dan Bank milik koperasi yang penggunaanya tidak dibatasi.

b. Kas dan Bank milik koperasi yang wewenang penggunaannya dibatasi.

c. Kas dan Bank atas nama koperasi titipan dan oleh karena itu

penggunannya dibatasi.13)

Piutang

Untuk perkiraan piutang, perlakuan piutang dalam koperasi tidak sama

denga usaha lainnya. Kelompok akun piutang pada koperasi disajikan berikut:

a. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa pada anggota.

b. Piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa pada bukan anggota.

c. Piutang pada koperasi lain. d. Piutang yang timbul sehubungan dengan pembagian SHU dari koperasi

lain yang pencairannya tergantung pada persyaratan tertentu.14)

Penilaian piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi

dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Dalam menentukan taksiran

piutang yang tidak dapat ditagih, menurut Zaki Baridwan dapat digunakan salah

satu cara perhitungan yaitu:

1. Jumlah Penjualan

Apabila kerugian piutang dihubungkan dengan proses pengukuran sisa

hasil usaha maka dasar perhitungan kerugian piutang adalah jumlah

penjualan.

2. Saldo Piutang

Apabila perhitungan kerugian piutang maka arahnya adalah menilai

aktiva dengan teliti.15)

13) Ibid., Hal. 27.12 14) Ibid., Hal. 27.13

Page 26: 0711 – 998877

26

Persediaan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ada beberapa kerakteristik khusus

sehubungan dengan akun persedian pada koperasi adalah sebagai berikut:

a. Persediaan pada koperasi dapat digolongkan menjadi persediaan komoditi

program dan komoditi umum.

b. Selain harga beli, jumlah kewajiban koperasi sehubungan dengan transaksi

untuk mendapatkan komoditi program mencakup berbagai jenis dana yang

ditetapkan oleh pemerintah atau gerakan koperasi itu sendiri.16)

b. Investasi atau Penyertaan

Investasi atau penyertaan merupakan penanaman modal diluar koperasi.

Beberapa karakteristik yang terdapat dalam akun investasi pada koperasi adalah

sebagai berikut:

a. Penyertaan uang yang sifatnya permanent (jangka waktu tidak terbatas dan

tidak dapat diperjual belikan).

b. Penyertaan yang jumlahnya selalu bertambah dalam jangka waktu tertentu

dan umumnya tergantung pada ketentuan dalam anggaran dasar rumah

tangga koperasi.

c. Penyertaan yang jangka waktunya tidak terbatas dan pencairannya diluar

wewenang koperasi yang dimilikinya.

d. Penyertaan yang dapat diambil sewaktu-waktu, dimaksudkn untuk

memperoleh pendapatan dan tidak dapat diperjual belikan.

15) Zaki Baridwan, Intermediate Accounting, Edisi Revisi, Penerbit BPFE-

UGM, Yogyakarta, 2003, Hal. 50 16) Ibid., Hal. 27.15

Page 27: 0711 – 998877

27

Investasi jangka pendek dianggap sebagai penyertaan sementara walaupun

investasi tersebut tidak dapat diperjual belikan, sedangkan untuk investsi jangka

panjang dicatat dengan metode harga pokok.

c. Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan aktiva yang jangka waktu pemakaiannya lama,

digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki untuk tidak diperjual belikan

dalam kegiatan normal perusahaan dan memiliki nilai yang cukup besar.aktiva

tetap dinilai sebesar harga perolehan, aktiva tetap dikurangi dengan akumulasi

penyusutan.

d. Aktiva Lain-Lain

Yang termasuk aktiva lain-lain adalah aktiva tetap dalam kontruksi dan

beban yang ditangguhkan. Dalam koperasi, terdapat perkiran aktiva lain-lain yang

ditujukan untuk melaporkan aktiva selain aktiva lancar dan aktiva tetap.

2. Kewajiban (Liabilities)

Kewajiban merupakan kewajiban koperasi kepada pihak luar bukan

pemilik yang timbul akibat transaksi perolehan sumber daya ekonomi yang

dilakukan sehingga mengakibatkan arus kas keluar dimasa yang akan datang.

Adapun karakteristik kewajiban pada badan usaha berbentuk koperasi

adalah sebagai berikut:

1. Kewajiban dapat diklasifikasikan menjadi kewajiban pada anggota dan

bukan anggota.

2. Kewajiban berhubungan dengan simpanan dari anggota yang sifatnya

sukarela.

Page 28: 0711 – 998877

28

3. Kewajiban pada koperasi lain atau anggota.

4. Kewajiban merupakan dana-dana koperasi yang timbul sehubungan dengan

pembagian SHU.

5. Kewajiban koperasi sebagai anggota koperasi lainnya untuk menanggung

kerugian yang diderita oleh koperasi lainnya.

6. Kewajiban koperasi sebagai anggota koperasi lainnya untuk menangung

kewajiban sesama anggota koperasi yang tidak mampu.

3. Modal (Ekuitas)

Modal merupakan jumlah nilai kekayaan pemilik yang ditanamkan dalam

sumber-sumber daya ekonomi koperasi atau merupakan selisih antara harta dan

kewajiban.

Adapun karakteristik dan penyajian modal koperasi yang diatur dalam

Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Modal Anggota a. Simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan lain yang memiliki

karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib diakui sebagai ekuitas koperasi dan dicatat sebesar nilai nominalnya.

b. Simpanan pokok dan simpanan wajib yang belum diterima disajikan sebagai piutang simpanan pokok dan simpanan wajib.

c. Kelebihan setoran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota baru diatas nilai nominal simpanan pokok dan simpanan wajib anggota pendiri diakui sebagai Modal Penyetaran Partisipasi Anggota.

2. Modal Penyertaan a. Modal penyertaan diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar jumlah

nilai nominal setoran. Dalam hal modal penyertaan yang diterima selain uang tunai, maka modal penyertaan tersebut dinilai sebesar harga pasar yang berlaku pada saat diterima.

b. Ketentuan mengenai perjanjian dengan pemodal yang menyangkut pembagian keuntungan atau hasil usaha, tanggungan kerugian, jangka waktu dan hak-hak pemodal harus harus dijelaskan dalam catatn atas laporan keuangan.

3. Modal Sumbangan

Page 29: 0711 – 998877

29

Modal sumbangan yang diterima oleh koperasi yang dapat menutup resiko kerugian diakui sebagai ekuitas, sedangkan modal sumbangan yang substansinya merupakan pinjaman diakui sebagai kewajiban jangka panjang dan dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

4. Cadangan

a. Cadangan dan tujuan penggunaannya dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

b. Pembayaran tambahan kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi di atas jumlah simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan lain-lain dibebankan pada cadangan.17)

5. Penyajian Laporan Perhitungan Hasil Usaha

Sisa hasil usaha (SHU) merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh

dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, kewajiban lainnya

termasuk pajak dalam tahun buku bersangkutan.18)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ketentuan mengenai penyajian laporan

perhitungan sisa hasil usaha adalah:

Sisa hasil usaha tahun berjalan dibagi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada koperasi. Dalam hal jenis dan jumlah pembagian sisa hasil telah diatur secara jelas, maka bagian yang tidak menjadi hak koperasi diakui sebagai kewajiban. Apabiala jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas,maka sisa hasil usaha tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.19)

Perhitungan hasil usaha harus memuat hsil usaha dengan anggota atau rugi kotor dengan non anggota.20)

17) Ibid., Hal. 27.4-27.6 18) Pemerintah RI, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, Tentang

Perkoperasian Negara RI, Jakarta, 1992, Hal. 9 19) Ibid., Hal. 27.7 20) Ibid., Hal. 27.9

Page 30: 0711 – 998877

30

6. Penyajian Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi

saldo awal, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada

periode tertentu.

Menurut Sofyan Syafari Harahap laporan arus kas akan membantu para

pemakainya untuk:

1. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas dimasa yang

akan datang.

2. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya

membayar deviden dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern.

3. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan

penerimaan dan pengeluaran kas.

4. Menilai pengaruh investasi, baik kas maupun bukan kas dan transaksi

keuangan selama satu tahun periode tertentu.21)

Arus kas diklasifikasikan berdasarkan arus kas aktivitas operasi, aktivitas

investasi, aktivitas pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi

merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat

menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara

kemampuan perusahaan, membayar deviden dan melakukan operasi baru tanpa

melakukan sumber pendanaan dari luar.

Menurut Rudianto ada dua bentuk dalam menyajikan laporan arus kas

yaitu:

21) Sofyan Syafari Harahap, Op. Cit., Hal. 243-244

Page 31: 0711 – 998877

31

1. Metode Langsung adalah suatu metode penyusunan laporan arus kas

dimaa dirinci aliran masuk kas dari aktivitas-aktivitas operasi dan aliran

keluar dari aktivitas-aktivitas operasi.

2. Metode Tidak Langsung adalah suatu metode penyusunan laporan arus

kas, dimana dibuat rekonsiliasi antara laba yang dilaporkan dengan aliran

kas.22)

7. Penyajian Laporan Promosi Ekonomi Anggota

Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan

manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun. Laporan

tersebut mencakup empat unsur:

1. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.

2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.

3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.

4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian SHU.

Selain unsur-unsur laporan promosi ekonomi anggota Ikatan Akuntan

Indonesia juga menguraikan beberapa karakteristik laporan promosi ekonomi

anggota yaitu sebagai berikut:

a. Dalam hal sisa hasil usaha tahunan belum berjalan belum dibagi, maka manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian hasil usaha pada akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha yang akan dibagi untuk anggota.

b. Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagin sisa hasil usaha tahun berjalan. Laporan promosi ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan usaha yang dijalankannya.

22) Rudianto, Akuntansi Koperasi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan

Keuangan, Penerbit PT. Gramedia Wiasarana Indonesia, Jakarta, 2006, Hal. 191

Page 32: 0711 – 998877

32

c. Sisa hasil usaha tahun berjalan harus dibagi sesuai dengan ketentuan anggaran dan anggaran rumah tangga koperasi. Bagian sisa hasil usaha untuk anggota merupakan manfaat ekonomi yang diterima anggota pada akhir tahun buku. Dalam hal pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi karena tidak diatur secara tegas pembagiannya dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga dan harus menunggu keputusan rapat anggota, maka manfat ekonomi yang diterima dari pembagian sisa hasil usaha dapat dicatat atas dasar taksiran jumlah bagian sisa hasil usaha yang akan diterima oleh anggota.23)

8. Penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan koperasi merupakan bagian yang terpadu

dari penyajian laporan keuangan. Catatan digunakan untuk memberi informasi

tambahan mengenai pos-pos neraca dan perhitungan sisa hasil usaha.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan catatan atas laporan keuangan

menyajikan pengungkapan (disclosures) yang memuat:

a. Perlakuan akuntansi antara lain mengenai:

1. Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota.

2. Kebijakan akuntansi tentang aset tetap, penilaian persediaan, piutang, dan

sebagainya.

3. Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non anggota.

b. Pengungkapan informasi lain, antara lain:

1. Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktik, atau yng telah dicapai oleh koperasi.

2. Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan

usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian, usaha manajemen yang diselenggarakan untuk anggota, dan penciptan lapangan usaha baru untuk anggota.

23) Ibid., Hal. 27.9-27.10

Page 33: 0711 – 998877

33

3. Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota.

4. Pengklasifikasian piutang dan utang yang timbul dari transaksi koperasi

dengan anggota dan non anggota.

5. Pembatasan penggunaan dan resiko atas asset tetap yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan.

6. Aset yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik kopersi.

7. Aset yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari

perusahaan swasta.

8. Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan.

9. Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan.

10. Penyelenggaran rapat anggota, dan keputusan-keputusan penting yang berpegaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan.24)

Pencatatan atas laporan keuangan menjelaskan yang berkaitan dengan

laporan keuangan koperasi juga mengenai kebijaksanaan koperasi atas dasar

metode-metode yang dipergunakan, perolehan aktiva, pembagian sisa hasil usaha

dan lain-lain.

9. Laporan Anggota Koperasi

Laporan anggota koperasi adalah laporan yang memperlihatkan manfaat

ekonomi yang diperoleh oleh anggota koperasi selama satu tahun. Dan mencakup

empat unsur yaitu:

a. Pembelian barang dan pengadaan jasa bersama.

b. Pemasaran dan pengolahan bersama.

c. Simpan pinjam lewat koperasi.

24) Ibid., Hal. 27.10

Page 34: 0711 – 998877

34

d. Pembagian hasil usaha.

Karakteristik pelaporan ekonomi anggota koperasi adalah:

1. Dalam hal sisa hasil usaha tahun berjalan yang belum dibagi manfaat

ekonomi yang diperoleh anggota dari pembagian sisa hasil usaha pada

akhir tahun buku dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha

yang akan dibagikan kepada anggota.

2. Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahu berjalan

dan transaksi pelayanan yang dilakukan oleh koperasi untuk anggota dan

manfaat yang diperoleh dari akhir tahun buku pembagia sisa hasil usaha

tahun berjalan.

3. Laporan ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan

usaha yang dijalankan.

4. Bagian sisa hasil usaha untuk anggota merupakan manfaat ekonomi yang

diterima anggota pada akhir tahun buku.

5. Dalam hal pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan, belum dibagi

karena tidak diatur secara tegas pembagiannya dalam anggaran rumah

tangga dan harus menunggu keputusan rapat anggota, maka manfaat

ekonomi yang dan pembagian sisa hasil usaha dapat dicatat atas dasar

taksiran jumlah bagian sisa hasil usaha yang akan diterima anggota.

10. Permodalan Koperasi

a. Sumber dan Modal Koperasi

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa sumber modal

koperasi terdiri dari beberapa jenis yaitu berupa simpan pinjam baik pokok, wajib,

Page 35: 0711 – 998877

35

sukarela serta cadangan yang dipupuk dari SHU yang merupakan kekayaan

koperasi.

Disamping itu juga memiliki madol yang bersifat potensial yang

didasarkan pada sikap para anggotanya terhadap koperasinya. Modal ini dapat

besar dan dapat pula kecil nilainya berkaitan dengan besar atau kecilnya

kesadaran orang dalam berkoperasi.

Selain sumber diatas yang disebut juga sebagai sumber modal intern.

Koperasi dapat pula menambah modalnya berasal dari sumber ekstern yang

berasal dari simpanan dan pinjaman/deposito dari luar keanggotaan koperasi

termasuk pula dalam sumber ekstern ini misalnya berbagai fasilitas yang berasal

dari pemerintah.

Simpanan pokok sebagai dasar atau modal pertama koperasi yang

simpanan yang besarnya sama diwajibkan pada calon anggota saat hendak

menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok ini tidak dapat diambil lagi selama

anggota yang bersangkutan masih aktif menjadi anggota koperasi.

Simpanan wajib adalah simpanan yang diwajibkan kepada anggota untuk

menyetorkan dalam waktu dan ksmpatan tertentu. Simpanan ini dapat ditarik

kembaki dengan cara dan waktu yang ditentukan koperasi, oleh anggaran dasar,

ART dan keputusan-keputusan rapat anggota dengan mengutamakan kepentingan

koperasi.

Pada dasarnya simpanan sukarela dapat diterima dari non anggota.

Simpanan ini merupakan suatu jumlah tertentu dalam nilai uang yang diserahkan

pada koperasi mungkin oleh anggota atau bukan anggota atas hendak sendiri.

Page 36: 0711 – 998877

36

Seperti diuraikan diatas, selain simpanan atau kredit pihak ketiga, modal

tersebut dapat pula dibentuk dari cadangan yang diperoleh dari laba. Dalam

hubungan memperbesar modal dapat melalui cara sebagai berikut:

1. Pembentukan Cadangan

Ini tidak saja ditujukan untuk memperbesar modal tetapi juga untuk

meringankan beban yang timbul dari adanya kegagalan atau kerugian

usaha, melalui pengumpulan laba yang ditahan pada kondisi baik guna

menjaga likuiditas dan dapat pula untuk ekspansi (perluasan usaha).

2. Laba Dari Setiap Anggota

Sebagian laba dari setiap anggota dikhususkan untuk memperbesar

modal anggota koperasi yang bersangkutan. Para anggota

berkemungkinan tidak menyetujui pembentukan cadangan modal, sebab

laba yang mereka terima untuk cadangan itu menjadi otomatis milik

koperasi. Namun diperlukan tingkat kesadaran yang tinggi dari setiap

anggota. Sebab dengan adanya kemungkinan mobilitas anggota yang

bebas didalam koperasi maka dapat menimbulkan kedudukan koperasi

menjadi kritis.

b. Lembaga-Lembaga Modal Ekstern Sebagai Koperasi Penunjang

Untuk keperluan kebutuhan modal ekstern tersebut maka diperlukan

lembaga-lembaga atau koperasi lainnya yang mampu menjadi penyelia modal

dimaksud.

1. Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN)

2. Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi (Perum PKK)

Page 37: 0711 – 998877

37

3. Koperasi Pembiayaan Indonesia (KPI)

11. Pengertian Akuntansi dan Lingkungannya

Informasi mengenai laporan keuangan suatu perusahaan atau badan usaha

merupakan suatu kebutuhan bagi orang-orang yang terlibat secara langsung

maupun suatu kebutuhan bagi orang-orang yang terlibat secara langsung maupun

yang tidak terlibat secara langsung dengan perusahaan atau badan usaha, agar

mereka bisa mengambil keputusan dengan baik dan tepat.

Defenisi akuntansi menurut Carl S. Warren adalah :

Sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak

berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.25)

Sedangkan defenisi akuntansi menurut Ahmed Rhiani Belkoui adalah

sebagai berikut :

Akuntansi merupakan seni pencatatan, pengolahan dan peringkasan

transaksi kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdayaguna

dan dalam bentuk satuan uang dan penginterprestasikan hasil proses

tersebut.26)

Kusnadi medefenisikan akuntansi sebagai berikut :

Akuntansi adalah suatu seni atau ketrampilan mengolah transaksi atau kejadian yang setidak-tidaknya dapat diukur dengan uang, menjadi laporan keuangan dengan cara sedemikian sistematisnya pada setiap waktu yang diperlukan dan dari padanya dapat mengetahui posisi keuangan serta hasil operasinya pada setiap waktu yang diperlukan dan

25) Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Frees, Pengantar Akuntansi,

Salemba Empat, Jakarta, 2008. Hal.10 26) Ahmed Riahi Belkoui, Teori Akuntansi, Buku I edisi I, Penerbit

Salemba Empat, Jakarta, 2000. Hal. 38

Page 38: 0711 – 998877

38

dari padanya dapat diambil keputusan maupun pemilihan berbagai tindakan dibidang ekonomi.27)

Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan sistem

informasi yang dibutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan baik oleh pihak

perusahaan sendiri maupun oleh pihak luar yang mempunyai kepentingan

terhadap kesatuan usaha tersebut.

12. Konsep dan Prinsip Akuntansi

Praktik akuntansi berdasarkan pada aturan-aturan tertentu. Hukum yang

mengatur bagaimana menggukur atau menilai, mengolah dan mengkomunikasikan

informasi akuntansi didalam PSAK yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan berisi

tentang Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum.

Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum tidak hanya berisi tentang prinsip

tetapi juga tentang konsep dan metode yang menunjukkan bagaimana cara yang

tepat untuk menghasilkan informasi akuntansi. Prinsip Akuntnsi Yang Berlaku

Umum sangat mirip dengan hukum atau peraturan yaitu himpunan hukum atau

peraturan yang mengatur tingkah laku atau perbuatan manusia dengan suatu cara

yang dapat diterima secara luas oleh masyarakat. SAK dibuat berdasarkan

kerangka pemikiran konseptual oleh komite Prinsip Akuntansi Indonesia dari IAI.

Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang

berguna untuk keputusan penanaman modal atau investasi dan peminjaman. Agar

informasi tersebut dapat berguna maka haruslah relevan., dapat diandalkan dan

27) Kusnadi. H. Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi Pertama, Penerbit

Universitas Brawijaya, 2002, Hal. 7

Page 39: 0711 – 998877

39

dapat dibandingkan. Akuntansi berusaha untuk memenuhi tujuan-tujuan ini dalam

informasi yang dihasilkan.

Konsep atau prinsip yang berlaku dalam akuntansi yaitu

mempertimbangkan hal sebagai berikut:

a. Konsep Entitas

Suatu entitas akuntansi adalah suatu orgnisasi atau suatu bagian dari

organisasi yang terpisah dari orgnisasi lainnya dan individu-individu lainnya

yang merupakan suatu unit ekonomi yang terpisah. Dari sudut pandang

akuntansi, setiap entitas harus membuat satu gari batas atau pemisah yang

jelas disekelilingnya agar tidak mencampurkan kejadian-kejadian yang

dialami oleh entitas-entitas lainnya.

b. Prinsip Keandalan

Catatan dan laporan akuntansi harus didasarkan atas data yang tersedia yang

paling dapat diandalkan sehingga catatan dan laporan tersebut akan menjadi

akurat dan berguna.

c. Prinsip Biaya

Prinsip biaya menyatakan bahwa aktiva dan jasa yang diperoleh harus dicatat

menurut harga aktualnya atau juga disebut nilai historis.

d. Konsep Kesinambungan

Sebab yang lain mengapa aktiva harus dicatat menurut harga perolehannya

adalah adanya suatu konsep kesinambungan, yang menyatakan bahwa suatu

entitas akan terus melakukan usahanya untuk masa yang tidak dapat

ditetapkan atau diramalkan dimasa depan.

Page 40: 0711 – 998877

40

e. Konsep Satuaan Moneter

Kita mengasumsikan bahwa daya beli dari rupiah secara reltif adalah stabil.

Konsep satuan moneter ini adalah sebagai dasar untuk mengabaikan adanya

efek dari inflasi didalam catatan akuntansi. Sehingga kita dapat mengurangkan

atau menambahkan nilai-nilai rupiah yang tercatat seolah-olah setiap rupiah

tersebut memiliki daya beli yang sama. Para akuntan telah menetapkan pula

cara-cara jika inflsi tersebut harus dihitungkan. Jika terjadi, maka menurut

SAK perusahaan harus menunjukkan nilai-nilai yang telah disesuaikan dengan

inflasi tersebut dalam laporan-laporannya.

13. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan utama adalah:

a. Neraca

Dalam neraca tergambar besarnya alokasi dana atau sumberdaya perusahaan

yang tertanam dalam bentuk aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya

beserta sumber-sumber pembelanjaan perusahaan yang tergambar dalam

hutang lancar, hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Neraca adalah

seluruh daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik dari suatu unit usaha

pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun.

Neraca merupakan gambaran dari suatu unit usaha sebab neraca sering

disebut juga laporan posisi keuangan. Neraca dapat disusun dalam bentuk

perkiraan atau bentuk laporan. Bentuk perkiraan mencantumkan aktiva disisi

kiri laporan, dengan kewajiban dan modal/ekuitas pemilik berada disisi

Page 41: 0711 – 998877

41

kanan. Pada bentuk laporan, aktiva, kewajiban, dan modal pemilik disusun

dari atas kebawah dalam satu halaman.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan rugi laba adalah suatu ikhtisar pendapatan dan pengeluaran atau

beban dari suatu entitas pada suatu jangka waktu tertentu, misalnya untuk

satu bulan atau satu tahun. Laporan laba rugi atau laporan operasi adalah

suatu gambaran tentang operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan

laba rugi mengandung informasi megenai hasil usaha perusahaan yaitu, laba

bersih, yang merupakan hasil dari pendapatan dikurangi beban. Jika beban

melebihi pendapatan maka hasilnya adalah kerugian bersih periode tersebut.

Ada dua bentuk perhitungan laba rugi yang umum digunakan yaitu bentuk

bertahap dan bentuk langsung. Perhitungan laba rugi bentuk bertahap disebut

demikian karena berisi saldo bagian, sub bagian dan antara. Perhitungan laba

rugi bentuk langsung mengambil namanya dari kenyataan bahwa total semua

beban dikurangi dari total semua pendapatan.

c. Laporan Ekuitas Pemilik

Menyajikan ikhtisar perubahan yang terjadi dalam ekuitas pemilik pada suatu

unit usaha untuk suatu jangka waktu tertentu. Penambahan dalam ekuitas

pemilik berasal dari investasi yang dilakukan oleh pemilik dan dari laba

bersih yang dihasilkn selama periode berjalan. Pengurangan ekuitas pemilik

dari pengambilan pribadi oleh pemilik dan dari kerugian bersih selama

periode berjalan.

Page 42: 0711 – 998877

42

d. Laporan Arus Kas

Menggambarkan jumlah kas masuk-penerimaan kas dan jumlah kas keluar-

pengeluaran kas dalam suatu periode tertentu. Aktivitas usaha akan

menghasilkan arus kas masuk bersih (bila penerimaan kas lebih besar dari

pengeluaran kas), serta arus kas keluar bersih (bila penerimaan kas lebih

kecil dari pengeluran kas). Laporan arus kas menggambarkan kenaikan atau

penurunan bersih kas yang dimiliki perusahaan selama periode berjalan, serta

saldo kas yang dimiliki perusahaan pada akhir periode.

B. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan dihubungkan dengan teori-teori

yang telah penulis kemukakan diatas,maka dapat dikemukakan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

“Penerapan Akuntansi Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak belum

sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Berlaku Umum.”

Page 43: 0711 – 998877

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak yang

berkolasi di Desa Pinang Sebatang Barat Kecamatan Tualang Kabupaten Siak.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang penulis pakai sebagai pedoman adalah:

1. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan

Pengurus Koperasi mengenai sejarah berdirinya koperasi, sistem pencatatan

yang digunakan dalam koperasi, kebijakan-kebijakan akuntansi yang

diterapkan koperasi dan mengenai kegiatan usaha koperasi.

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan

data yang telah disusun oleh pengurus koperasi, seperti Neraca, Laporan

Perhitungan Hasil Usaha, Daftar Aktiva Tetap dan Struktur Organisasi

Koperasi.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang diperlukan sebagai pedoman dalam

menyusun skripsi ini, maka penulis melakukan pengumpulan data dengan

menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Teknik wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawancara

langsung dengan pengurus koperasi dan karyawan koperasi mengenai hal-

hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

43

Page 44: 0711 – 998877

44

2. Teknik dukumentasi yaitu pengumpulan data sekunder dalam bentuk

dokumen-dokumen yang dimiliki koperasi.

D. Analisis Data

Untuk menelaah permasalahan yang diangkat dalam penelitian di Koperasi

Bunut Abadi Kabupaten Siak ini, maka penulis melakukan analisis data

menggunakan metode deskriptif yaitu penganalisaan terhadap kenyataan-

kenyataan yang ditemui di lapangan, kemudian menghubungkannya dengan teori-

teori yang telah penulis dapatkan, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang

merupakan pemecahan masalah yang dihadapi.

Page 45: 0711 – 998877

45

BAB IV

GAMBARAN UMUM KOPERASI

A. Sejarah Singkat Koperasi

Koperasi Bunut Abadi adalah koperasi primer yang beranggotakan 157

orang terdiri dari 110 orang laki-laki dan 47 orang perempuan. Koperasi ini

didirikan pada tanggal 15 november 2002 denan Badan Hukum No.

02/BH/DKP.4/XI/2002, oleh masyarakat Dusun Bunut, Desa Pinang Sebatang

Barat, Kecamatan Tualang Siak atas inisiasi Unit Community Development PT.

Arara Abadi.

Pendirian koperasi tersebut didasarkan atas potensi yang ada di Desa

Pinang Sebatang yang berbatasan langsung dengan Konsensi HIT PT. Arara

Abadi. Pada saat itu masyarakat tertarik dan mulai membangun Hutan Taman

Rakyat (HTR) pada lahan kosong bekerja sama dengan PT. Arara Abadi. Koperasi

Bunut Abadi mengelola usaha pada sektor agribisnis bergerak dibidang Nursery,

Labour Supply, dan Usaha Jasa lainnya seperti Simpan Pinjam dan Penyewaan

Mobil.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan kerangka yang memperlihatkan sejumlah

tugas, wewenang dan tanggung jawab atas fungsi yang harus dijalankan oleh

orang-orang yang berada dalam organisasi tersebut. Dari struktur organisasi dapat

dilihat pembagian dan pendistribusian tugas dari atau setiap orang yang ada

didalamnya secara tegas dan jelas. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur

45

Page 46: 0711 – 998877

46

organisasi koperasi berikut ini bentuk dari struktur organisasi dari Koperasi Bunut

Abadi, yaitu sebagai berikut:

Gambar IV. I

Struktur Organisasi Koperasi Bunut Abadi Kabupaten Siak

Rapat Anggota

Ketua Badan Pengawas

Wakil Ketua Seketaris

Bendahara/Pembukuan

Pengawas Nursery

Anggota

Sumber: Koperasi Bunut Abadi

Adapun tugas, wewenang serta tanggung jawab masing-masing bagian

koperasi adalah sebagai beikut:

1. Rapat Anggota

Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam struktur

organisasi operasional koperasi yang memiliki wewenang dalam pengambilan

Page 47: 0711 – 998877

47

keputusan untuk melaksanakan kegiatan koperasi. Dalam rapat anggota ditentukan

kebijakan dan rencana serta pemilihan pengurus koperasi yang akan

melaksanakan tugas-tugasnya dalam organisasi tersebut.

Fungsi dari Rapat Anggota adalah:

1. Menetapkan/merubah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi.

2. Mempertimbangkan, menolak/mengesahkan laporan pertanggungjawaban

pengurus dan badan pemeriksa mengenai kegiatan organisasi, usaha dan

keuangan tahun buku yang lalu.

3. Memilih anggota pengurus dan anggota badan pengawas/pemeriksa.

4. Mengesahkan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi untuk tahun

buku berikutnya.

5. Menetapkan Pembagian Sisa Hasil Usaha.

2. Pengurus

Pengurus bertanggungjawab mengenai segala kegiatan pengelolaan

koperasi dan usahanya kepada rapat anggota. Susunan Pengurus terdiri dari

Ketua, Wakil Ketua, Seketaris dan Bendahara yang mempunyai tugas dan

wewenang sebagai pengelola koperasi secara bersamaan.

Fungsi Pengurus adalah memimpin organisasi dan usaha koperasi serta

bertindak untuk dan atas nama koperasi dalam hubungannya dengan pihak ketiga

atau pihak luar sesuai dengan keputusan rapat anggota dalam anggaran dasar atau

anggaran rumah tangga koperasi.

Page 48: 0711 – 998877

48

Tugas Pengurus adalah:

1. Mengelola koperasian dan usahanya.

2. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran rumah

tangga koperasi.

3. Menyelenggarakan Rapat Anggota.

4. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

3. Badan Pengawas/Pemeriksa

Badan Pengawas/Pemeriksa berfungsi sebagai pengawas keseluruhan tata

kehidupan koperasi meliputi organisasi dan usaha serta pelaksanaan kebijakan

pengurus. Pengawas dipilih oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengawas

bertanggungjawab kepada rapat anggota.

Tugas Pengawas adalah:

1. Melakukan pengawas terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan

koperasi.

2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.

3. Pengawas harus merasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.

C. Aktivitas Koperasi

Salah satu manfaat ekonomi yang layak dan mensejahterakan anggotanya

untuk itu bidang usaha yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan anggota dan

non anggota dan benar-benar memiliki peluang untuk dikembangkan dan

memberikan manfaat bagi koperasi untuk melanjutkan usahanya. Aktivitas

Koperasi Bunut Abadi terdiri atas beberapa bidang, yaitu sebagai berikut:

Page 49: 0711 – 998877

49

1. Nursery

Unit Nursery adalah merupakan kegiatan usaha pembibitan akasia

dengan menggunakan media tanam gambut, biaya-biaya yang digunakan

pada unit usaha ini adalah media tanam, benih, polybag, NPK, dolomit,

TSP, urea dan fungisida.

2. Labour Supply

Unit Labour Supply adalah usaha yang bergerak dibidang kontraktor

dalam penyediaan tenaga kerja.

3. Simpan Pinjam

Unit Simpan Pinjam merupakan usaha yang bertujuan untuk membantu

para pekerja dalam memenuhi kebutuhan pekerja. Adapun anggaran yang

dipakai diambil dari simpanan sukarela beberapa orang anggota, sebagai

jasa untuk penyimpanan ditetapkan 2 % per bulan. Sedangkan bagi

peminjam ditetapkan bunga senesar 3 % per bulan.

4. Penyewaan Mobil

Unit Penyewaan Mobil adalah usaha pengangkutan, yang digunakan

untuk mengangkut kebutuhan operasional koperasi juga digunakan oleh

masyarakat pedagang karet dan sawit. Adapun pembayaran sewa mobil

tersebut tidak tetap tergantung jumlah muatan yang dibawa.

Page 50: 0711 – 998877

50

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, berikut ini akan disajikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan

terhadap Penerapan Standar Akuntansi Keuangan No.27 pada Koperasi Bunut

Abadi Kabupaten Siak, yang mana akan dibagi kedalam tujuh pokok masalah,

yaitu:

A. Pencatatan Transaksi Anggota dan Non Anggota.

B. Pengakuan Pendapatan dan Beban.

C. Neraca.

D. Penyajian Perhitungan Hasil Usaha.

E. Penyajian Laporan Arus Kas.

F. Penyajian Laporan Promosi Ekonomi Anggota.

G. Penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan.

A. Pencatatan Transaksi Anggota dan Non Anggota

Dalam Koperasi ini terdapat dua sumber transaksi yaitu transaksi dari

anggota dan non anggota. Pada unit Simpan Pinjam transaksi hanya dengan

anggota, sedangkan untuk unit Nursery, Labour Supply dan Penyewaan Mobil

selain melayani anggota juga melayani non anggota. Meskipun demikian

pencatatannya oleh koperasi ini tidak dipisahkan antara transaksi dengan anggota

dan non anggota.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan bahwa pendapatan Koperasi yang

timbul dari transaksi dengan anggota diakui sebesar partisipasi bruto sedangkan

50

Page 51: 0711 – 998877

51

pendapatan koperasi yang berasal dari non anggota diakui sebagai pendapatan

(penjualan) dan dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota dalam Laporan

Perhitungan Hasil Usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara pendapatan dan

harga pokok transaksi dengan non anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor

dengan non anggota.

Dari pencatatan transaksi yang dilakukan koperasi dapat diketahui, bahwa

pencatatan yang dilakukan belum sesuai dengan PSAK No.27. Dengan demikian,

Koperasi Bunut Abadi harus melakukan pemisahan antara transaksi yang

bersumber dari anggota dan non anggota. Sebab pada unit Nursery, Labour

Supply dan Penyewaan Mobil transaksi terjadi bukan saja kepada anggota tetapi

juga dengan non anggota.

B. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Sebelum penulis membahas tentang pengakuan pendapatan dan beban,

penulis akan menjelaskan terlebih dahulu proses penyusunan laporan keuangan

yang dilakukan Koperasi Bunut Abadi. Dalam pencatatan transaksi bagian

administrasi keuangan koperasi menggunakan buku bantu sebagai bukti adanya

transaksi, buku bantu tersebut antara lain Buku Setoran Simpan Pinjam, Buku Kas

Harian, Buku Bukti Penerimaan Kas/Bank, Buku Bukti Pengeluaran Kas/Bank,

Buku Bukti Penjualan Bibit dan Buku Memorial. Dan untuk menentukan saldo

akhir tiap-tiap akun, Koperasi akan menjumlahkan saldo setiap akun yang ada

pada buku pembantu pada setiap akhir tahunnya.

Dalam hal ini menurut penulis, Koperasi masih sederhana dalam

melakukan pencatatan dimana koperasi hanya mengandalkan buku-buku

Page 52: 0711 – 998877

52

pembantu untuk menghasilkan laporan keuangan. Seharusnya Koperasi juga

memakai buku besar dalam pencatatan transaksi sehingga akan mempermudahkan

bagian administrasi keuangan dalam penjumlahan saldo akhir pada tiap-tiap akun

pada akhir tahun.

a. Pengakuan Pendapatan

Dalam Standar Akuntansi Keuangan menggungkapkan bahwa pendapatan

dapat diartikan sebagai arus kas masuk bruto dari manfat ekonami yang timbul

dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode akuntansi, bila arus masuk

itu mengakibatkan kenaikan yang berasal dari kontribusi penanaman modal.

Pengakuan pendapatan yang diterapkan pada Koperasi Bunut Abadi

menggunakan konsep accrual basis yaitu pendapatan diakui saat terjadinya

transaksi meskipun belum berpengaruh pada kas. Pendapatan yang diperoleh

koperasi ini berasal dari:

1. Unit Nursery

Unit Nursery adalah merupakan kegiatan usaha pembibitan akasia dengan

menggunakan media tanam gambut. Pendapatan yang dihasilkan pada unit

nursery ini adalah berupa pendapatan hasil penjualan bibit akasia. Pada tahun

2007 pendapatan penjualan bibit akasia sebesar Rp 1.045.650.800,- (Lampiran

42). Pada saat penjualan bibit akasia koperasi mencatat transaksi pada buku bukti

penjualan bibit. Sebagai contoh, pencatatan yang dilakukan koperasi pada saat

penjualan bibit akasia kepada anggota sebesar Rp 7.500.000,- adalah sebagai

berikut:

Piutang Usaha Rp 7.500.000

Page 53: 0711 – 998877

53

Penjualan Bibit Akasia Rp 7.500.000

2. Unit Labour Supply

Unit ini merupakan proyek dari sosial Forestry yang dikenal dengan

sebutan BPPM merupakan singkatan dari Balai Pelatihan dan Peningkatan

Masyarakat. Fungsinya sebagai Kontraktor dalam penyediaan tenaga kerja

(Labour Supply).

Pada tahun 2007 pendapatan dari jasa labour supply sebesar Rp

173.994.993,- (Lampiran 42). Dan pada unit ini bila terjadi transaksi koperasi

mencatatanya pada buku memorial. Sebagai contoh, pencatatan yang dilakukan

koperasi pada saat terjadi transaksi untuk unit Labour Supply sebesar Rp

7.500.000,- adalah sebagai berikut:

Piutang Usaha Rp 7.500.000

Pendapatan Jasa Labour Supply Rp 7.500.000

3. Unit Jasa lainnya

Pendapatan dari unit ini merupakan pendapatan yang tidak termasuk

didalam RABKOP dan bukan pendapatan dari usaha yang direncanakan. Adapun

sumber dari pendapatan ini adalah:

a. Pendapatan Jasa Simpan Pinjam

Unit Simpan Pinjam merupakan usaha yang bertujuan untuk membantu

para pekerja dalam memenuhi kebutuhan pekerja. Adapun anggaran yang dipakai

diambil dari simpanan sukarela beberapa orang anggota, sebagai jasa untuk

penyimpanan ditetapkan 2 % per bulan. Sedangkan bagi peminjam ditetapkan

bunga senesar 3 % per bulan.

Page 54: 0711 – 998877

54

Pada tahun 2007 pendapatan dari jasa simpan pinjam sebesar Rp

3.071.970,- (Lampiran 42). Untuk mencatat transaksi pada unit simpan pinjam,

Koperasi mencatatanya pada buku setoran simpanan anggota bila ada anggota

yang menyetor simpanan dan pada buku pengeluaran kas bila ada anggota yang

meminjam sebesar nilai transaksi sedangkan bila anggota melakukan pembayaran

pinjaman Koperasi akan mencatatnya pada buku penerimaan kas.

Sebagai contoh, saat anggota melakukan pinjaman sebesar Rp 5.000.000

pencatatan yang dilakukan koperasi saat transaksi sebagai berikut:

Piutang Anggota Rp 5.000.000

Kas Rp. 5.000.000

Kemudian saat pembayaran cicilan pinjaman selama 10 kali cicilan, koperasi akan

melakukan pencatatan pada setiap kali cicilan sebagai berikut:

Kas Rp 515.000

Piutang Anggota Rp 500.000

Pendapatan Jasa Simpan Pinjam Rp 15.000

b. Pendapatan Penyewaan Mobil

Unit Penyewaan Mobil adalah usaha pengangkutan, yang digunakan untuk

mengangkut kebutuhan operasional koperasi juga digunakan oleh masyarakat

pedagang karet dan sawit. Adapun pembayaran sewa mobil tersebut tidak tetap

tergantung jumlah muatan yang dibawa. Pendapatan dari unit penyewaan mobil

ini pada tahun 2007 sebesar Rp 4.355.000,- (Lampiran 42). Transaksi pada unit

penyewaan mobil ini dicatat pada buku memorial. Sebagai contoh, pencatatan

Page 55: 0711 – 998877

55

yang dilakukan koperasi pada saat terjadi transaksi untuk unit penyewaan mobil

sebesar Rp 850.000,- adalah sebagai berikut:

Piutang Usaha Rp 850.000

Pendapatan dari mobil Rp 850.000

Dari pengakuan pendapatan yang diterapkan Koperasi Bunut Abadi ini

dapat diketahui bahwa Koperasi sudah menerapkan akuntansi perkoperasian

sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b. Pengakuan Beban

Beban usaha dan beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah

dalam laporan perhitungan hasil usaha. Dalam meningkatkan kesejahteraan

anggota, kopersi tidak hanya berfungsi menjalankan usaha-usaha bisnis yang

memberikan manfaat atau keuntungan ekonomi kepada anggota, tetapi juga harus

menjalankan fungsi lain untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya anggota,

baik secara khusus maupun sumber daya koperasi secara nasional. Kegiatan ini

tidak dilakukan oleh badan usaha lain.

Dalam PSAK No.27, beban-beban yang dikeluarkan untuk kegiatan ini

disebut dengan beban perkoperasiaan. Yang termasuk dalam beban ini antara lain,

Beban Pelatihan, Beban Pengembangan Usaha dan Beban Iuran Untuk Gerakan

Koperasi.

Untuk perkiraan beban, Koperasi Bunut Abadi melakukan pengakuan

beban dengan menggunakan konsep accrual basis, berarti koperasi mengakui

beban pada saat terjadinya transaksi meskipun belum berpengaruh pada kas. Dan

dalam penyajian beban, Koperasi telah memisahkan antara beban perkoperasian

Page 56: 0711 – 998877

56

dengan beban usaha. Menurut penulis, pengakuan beban yang dilakukan Koperasi

Bunut Abadi sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

C. Neraca

Koperasi Bunut Abadi dalam membuat laporan keuangan dineraca

koperasi telah mencantumkan aktiva, kewajiban dan kekayan bersih koperasi pada

tanggal neraca. Unsur-unsur aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap.

Sedangkan pada kewajiban koperasi tidak menunjukkan mana yang termasuk

kewajiban lancar dan mana yang termasuk kewajiban jangka panjang. Kemudian

pada kekayaan bersih terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana

cadangan, donasi dan SHU tahun berjalan.

1. Aktiva

a. Kas

Sesuai dengan sifat kas yang paling likuid, sehingga kas disajikan pada

urutan yang paling atas dari aktiva lancar, penilaian kas yang dicantumkan

dineraca merupakan jumlah kas yang dapat digunakan sewaktu-waktu dan

tidak terikat panggunaannya.

Jumlah Kas yang dimiliki koperasi pada tahun 2007 sebesar Rp

33.128.563,- (Lampiran 43) dan merupakan jumlah uang tunai yang berada

pada koperasi.

b. Bank

Perkiraan Bank adalah yang disajikan Koperasi setelah Kas, sebab

perkiraan Bank disini dimaksudkan adalah sejumlah Kas Koperasi yang

disimpan dibank. Untuk tahun berjalan, jumlah perkiraan bank yang dimiliki

Page 57: 0711 – 998877

57

koperasi adalah sebagai berikut, Bank BPD sebesar Rp 111.663.942,-

(Lampiran 43) dan Bank Mandiri sebesar Rp 1.348.602,- (Lampiran 43).

c. Piutang

Pada perkiraan Aktiva Lancar dineraca terdapat perkiraan Piutang

yang disajikan sebesar Rp 273.315.811,- yang terdiri atas Piutang Anggota

sebesar Rp 1.600.000,- yang berasal dari usaha Simpan Pinjam (Lampiran 43)

kemudian Piutang Usaha sebesar Rp 271.715.811,- (Lampiran 43) yang

berasal dari usaha Nursery, Labour Supply dan Penyewaan Mobil.

Dalam penyajian Piutang Usaha, Koperasi Bunut Abadi tidak

memisahkan antara Piutang anggota dan non anggota. Berdasarkan penyajian

Piutang yang dilakukan koperasi dapat diketahui bahwa koperasi tidak

menyajikan adanya penyisihan piutang tak tertagih, sementara piutang anggota

dan non anggota terdapat kemungkinan tidak dapat tertagih apabila orang

tersebut pindah atau meninggal. Selain itu, koperasi juga tidak menyajikan

daftar piutang macet dalam catatan atas laporan keuangan. Jika daftar piutang

macet disajikan, maka dapat diketahui yang mana piutang lancar dan yang

mana piutang tidak lancar.

Maka dapat diketahui bahwa penyajian piutang yang dilakukan

Koperasi Bunut Abadi belum sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum.

2. Aktiva Tetap

Aktiva Tetap yang tercantum dalam neraca Koperasi Bunut Abadi terdiri

atas Tanah sebesar Rp 18.640.000,- ; Bangunan Kantor sebesar Rp 41.063.500.- ;

Page 58: 0711 – 998877

58

Mesin sebesar Rp 12.750.000,- ; Peralatan sebesar Rp 9.361.000,- ; Kendaraan

sebesar Rp 103.000.000,- dan Perlengkapan sebesar Rp 4.702.700,- (Lampiran

43). Tetapi pada aktiva tetap ini terdapat kesalahan dimana Bangunan Kantor

belum disusutkan dan pada Kendaraan belum dikurangi dengan penyusutan tahun

sebelumnya.

2. Passiva

Pada Neraca bagian passiva yang pertama adalah Kewajiban, pada saat

transaksi terjadi akun-akun Kewajiban sebelumnya dicatat dalam Buku Memorial.

Dan pada neraca, kewajiban hanya terdiri dari kewajiban lancar tanpa

membedakan kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang yang terdiri

atas:

a. Hutang Usaha

Pada tahun 2007 jumlah Hutang Usaha koperasi sebesar Rp 157.780.000,-

(Lampiran 43). Hutang usaha ini berasal dari pinjaman yang dilakukan Koperasi

kepada PT. Arara Abadi.

b. Hutang Kendaraan

Jumlah Hutang Kendaraan pada tahun 2007 sebesar Rp 49.826.010,-

(Lampiran 43). Hutang ini berasal dari hutang kredit mobil per 31 desember 2007.

c. Hutang PPH, PPN, Gaji, Honor dan Lainnya

Jumlah Hutang PPH, PPN, Gaji, Honor dan lainnya pada tahun 2007

sebesar Rp 77.071.207,- (Lampiran 43) yang berasal dari hutang pajak PPN yang

belum disetor dan Gaji bulan desember 2007.

d. Simpanan Sukarela

Page 59: 0711 – 998877

59

Jumlah Simpanan Sukarela Koperasi pada tahun 2007 sebesar Rp

7.220.000,- (Lampiran 43), Simpanan Sukarela ini berasal dari Simpanan Sukarela

anggota Per 31 desember 2007.

e. Dana Pendidikan

Selanjutnya pada neraca terdapat Dana Pendidikan dimana terjadi

perubahan dari tahun 2006 ke tahun 2007. Dimana yang semulanya pada tahun

2006 nilainya nol mengalami pertambahan pada tahun 2007 sebesar Rp 473.773,-

(Lampiran 43) yang berasal dari Sisa Dana SHU untuk Dana Pendidikan per 31

desember 2007. Dana ini digunakan untuk mengikuti pelatihan-pelatiahan dalam

penambahan pengetahuan pekerja. Berikut perhitungan yang dilakukan koperasi

pada Dana Pendidikan sebagai berikut:

Saldo Akhir Tahun 2006 Rp -

Pertambahan ( 5% X Rp 169.765.503 ) Rp 8.488.275

Total Rp 8.488.275

Pemakaian Dana Pendidikan Rp (8.014.502)

Saldo Akhir Taahun 2007 Rp 473.773

Jurnal yang dilakukan koperasi pada saat terjadinya pengeluaran untuk

dana ini adalah sebagai berikut:

Sisa Hasil Usaha Rp 473.773

Dana Pendidikan Rp 473.773

Page 60: 0711 – 998877

60

f. Dana Sosial

Selain itu pada Neraca terdapat Dana Sosial, dimana pada perkiraan ini

mengalami pertambahan dari tahun 2006 ketahun 2007 sebesar Rp 522.597,-

(Lampiran 43). Dana ini berasal dari Sisa Dana SHU untuk kegiatan Sosial per 31

desember 2007. Sedangkan kegunaan Dana Sosial ini oleh koperasi sebagai

bantuan-bantuan berupa sumbangan sosial seperti, peringatan hari besar nasional

dan hari hari besar islam, sumbangan untuk musibah yang terjadi dilingkungsn

Desa Pinang Sebatang. Pehitungan yang dilakukan koperasi pada Dana sosial ini

sebagai berikut:

Saldo Akhir Tahun 2006 Rp -

Pertambahan ( 2,5% X Rp 169.765.503) Rp 4.244.138

Total Rp 4.244.138

Pemakaian Dana Sosial Rp (3.721.541)

Saldo Akhir Taahun 2007 Rp 522.597

Jurnal yang dilakukan koperasi pada perkiraan ini bila terjadi pengeluaran

adalah

Sisa Hasil Usaha Rp 522.597

Dana Sosial Rp 522.597

g. Dana Pembangunan Daerah Kerja

Dan pada Neraca juga terdapat perkiraan Dana Pembangunan Daerah

Kerja, pada perkiraan ini juga terjadi peningkatan pada tahun 2006 ke tahun 2007

Page 61: 0711 – 998877

61

sebesar Rp 235.382,- (Lampiran 43). Dana ini juga berasal dari Sisa Dana SHU

untuk kegiatan Pembangunan Daerah Kerja per 31 desember 2007.

Saldo Akhir Tahun 2006 Rp -

Pertambahan ( 2,5% X Rp 169.765.503) Rp 4.244.138

Total Rp 4.244.138

Pemakaian Dana Pembangunan Daerah Kerja Rp (4.008.756)

Saldo Akhir Taahun 2007 Rp 235.382

Jurnal yang dilakukan koperasi bila terjadi pengeluaran adalah

Sisa Hasil Usaha Rp 235.382

Dana Pembangunan Daerah Kerja Rp 235.382

Dapat diketahui, dari penyajian Kewajiban yang diterapkan oleh Koperasi

Bunut Abadi sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3. Kekayaan Bersih

Unsur-unsur Ekuitas atau Kekayaan Bersih Koperasi terdiri dari Simpanan

Pokok dan Simpanan Wajib. Simpanan Pokok merupakan jumlah nilai uang

tertentu yang sama banyaknya yang wajib diserahkan kepada koperasi pada waktu

masuk menjadi anggota. Simpanan pokok ini tidak dapat diambil selama yang

bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Sedangkan Simpanan Wajib

merupakan jumlah uang tertentu yang sama banyaknya yang wajib diserahkan

kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota. Simpana Wajib dapat

diambil kembali dengan cara dan waktu yang ditentukan dalam RAT koperasi.

Kemudian Dana Cadangan merupakan dana yang digunakan untuk pemupukan

Page 62: 0711 – 998877

62

modal dan menutup kerugian, sehingga tidak dibagikan kepada anggota. Dan

Donasi merupakan sumbangan yang berupa uang tunai dari Departemen Koperasi.

Selain itu koperasi juga menyajikan Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan. Simpanam

Pokok dan Simpanan Wajib disajikan sebesar nilai nominalnya sesuai dengan

jumlah yang disetor oleh masing-masing anggota. Hal tersebut telah sesuai dengan

PSAK No. 27, karena menurut standar tersbut modal yang terdiri dari Simpanan

Pokok, Simpanan Wajib dan Simpanan Lain yang memiliki karakteristik yang

sama dengan Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib dicatat sebesar nilai

nominalnya.

Untuk melihat penyajian neraca yang sesuai dengan PSAK No. 27 dapat

dilihat pada table V. 1 sebagai berikut:

D. Penyajian Perhitungan Hasil Usaha

Pelaporan Sisa Hasil Usaha yang dilaksanakan Koperasi dengan cara

mengurangkan pendapatan dengan biaya. Berpedoman pada Standar Akuntansi

Keuangan Koperasi dan Prinsip-prinsip Akuntansi yang berlaku umum, maka

penyajian Perhitungan Sisa Hasil Usaha memuat pendapatan yang timbul dari

transaksi anggota yang diakui sebagai partisipasi anggota yang dikurangi dengan

beban pokok yang terjadi. Sedangkan pendapatan koperasi yang berasal dari non

anggota diakui sebagai pendapatan non anggota yang sudah dikurangi biaya yang

terjadi sehubungan dengan transaksi yang terjadi dengan anggota.

Dalam penyajian beban, pihak Koperasi Bunut Abadi sudah memisahkan

beban berdasarkan kriteria beban usaha dan beban koperasi, dimana kedua jenis

beban ini memiliki manfaatdan fungsi yang berbeda.

Page 63: 0711 – 998877

63

Menurut Standar Akuntansi Keuangan menyatakan bahwa pendapatan dan

beban disajikan sebagai berikut:

1. Pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota.

2. Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi dengan anggota diakui sebagai

pendapatan (penjualan) dan laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai

transaksi selisih antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non

anggota diakui sebagai laba kotor dengan non anggota.

3. Beban usaha dan beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan

perhitungan hasil usaha.

Dalam hal ini dapat disimpulkan, bahwa penyajian laporan perhitungan

hasil usaha pada Koperasi Bunut Abadi telah sesuai dengan PSAK No. 27. Untuk

memperoleh gambaran lebih lengkap dan jelas mengenai penyajian laporan

perhitungan hasil usaha, berikut disajikan contoh bentuk laporan perhitungan hasil

usaha sesuai dengan PSAK No. 27 pada table V. 2

E. Penyajian Laporan Arus Kas

Koperasi Bunut Abadi belum menyajikan laporan arus kas, hal ini belum

sesuai dengan PSAK No. 27, dikarenakan laporan arus kas sangat berguna bagi

badan usaha dalam menghasilkan kas dan setara kas. Laporan arus kas

menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi arus kas dari

aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Untuk memperoleh

gambaran yang jelas tentang penyajian Laporan Arus Kas, berikut akan disajikan

bentuk Laporan Arus Kas yang sesuai dengan PSAK No. 27 pada table V. 3

Page 64: 0711 – 998877

64

F. Penyajian Laporan Promosi Ekonomi Anggota

Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang memperlihatkan

manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu.

Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama satu tahun berjalan

dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang

diperoleh pada akhir tahuna buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan.

Laporan Promosi Ekonomi Anggota ini sesuai dengan jenis koperasi dan usaha

yang dijalankan.

Dalam hai ini Koperasi Bunut Abadi belum menyajikan Laporan Promosi

Ekonomi Anggota sehinggga tidak diketahui seberapa besar manfaat yang

diterima anggota dari usaha koperasi tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan PSAK

No. 27, karena Laporan Promosi Ekonomi Anggota merupakan salah satu bagian

laporan keuangan yang dilaporkan pada laporan keuangan koperasi.

Untuk memperoleh gambaran lebih lengkap dan jelas mengenai laporan

promosi ekonomi anggota, berikut disajikan contoh bentuk Laporan Promosi

Ekonomi Anggota sesuai dengan PSAK No. 27 pada table V. 4

G. Penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian dari laporan keuangan

yang menyajikan informsi tambahan mengenai kebijakan yang tidak dicantumkan

dalam laporan keuangan lainnya. Catatan Atas Laporan Keuangan Koperasi

memberikan informasi tambahan mengenai pos-pos neraca dan perhitungan sisa

hasil usaha.

Page 65: 0711 – 998877

65

Koperasi Bunut Abadi telah menyajikan Catatan Atas Laporan Keuangan

namun belum sesuai dengan PSAK No. 27, Catatan Atas Laporan Keuangan harus

menyajikan pengungkapan yang memuat perlakuan akuntansi secara jelas dan

terperinci sehingga dapat diketahui kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh

perusahaan dan asal dan kegunaan dana perusahaan.

Page 66: 0711 – 998877

66

Tabel V. 1 Koperasi Pembangunan Rakyat

Neraca Per 31 Desember 20X1 dan 20X0

ASET 20X1 20X0 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X1 20X0

ASET LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Kas dan Bank Rp XX Rp XX Utang Usaha Rp XX Rp XX Invrstasi Jangka Pendek XX XX Utang Bank XX XX Piutang Usaha XX XX Utang Pajak XX XX Piutang Pinjaman Anggota XX XX Utang Simpanan Anggota XX XX Piutang Pinjaman Non-Anggota XX XX Utang Dana Bagian SHU XX XX

Piutang Lain-lain XX XX Utang Jangka Panjang Akan

Jatuh Tempo XX XX

Peny Piutang Tidak Tertagih (XX) (XX) Biaya Harus Dibayar XX XX

Persedian XX XX Jml. Kwj. Jangka

Pendek Rp XX Rp XX

Pendapatan akan Diterima XX XX

Jumlah Aset Lancar Rp XX Rp XX

INVESTASI JANGKA PANJANG

Penyertaan Pada Koperasi Rp XX Rp XX KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Penyertaan Pada NonKoperasi XX XX Utang Bank Rp XX Rp XX Jumlah Investasi Jangka

Panjang Rp XX Rp XX Utang Jangka Panjang Lainnya XX XX

Jumlah Kewajiban Jangka

Panjang Rp XX Rp XX

ASET TETAP Tanah/Hak Atas Tanah Rp XX Rp XX Bangunan XX XX Mesin XX XX EKUITAS Investasi XX XX Simpanan Wajib Rp XX Rp XX

Akumulasi Penyusutan (XX) (XX) Simpanan Pokok XX XX

Jumlah Aset Tetap Rp XX Rp XX Modal Penyertaan Partisipasi Anggota XX XX

Modal Penyertaan XX XX ASET LAIN-LAIN Modal Sumbangan XX XX Ak. Tetap Dalam Konstruksi Rp XX Rp XX Cadangan XX XX

Beban Ditangguhkan XX XX SHU Belum XX XX

Jumlah Aset Lain-lain Rp XX Rp XX Jumlah Ekuitas Rp XX Rp XX

JUMLAH ASET Rp XX Rp XX JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp XX Rp XX

Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba

Empat, Jakarta, 2007.

Page 67: 0711 – 998877

67

Tabel V. 2 Koperasi Pembangunan Rakyat

Perhitungan Hasil Usaha Untuk Tahun Berakhir pada 31 Desember 20X1 dan 20X0

20X1 20X0 PARTISIPASI ANGGOTA Partisipasi Broto Anggota Rp XXXXX Rp XXXXX

Beban Pokok (XXXXX) (XXXXX)

Partisipasi Neto Anggota Rp XXXXX Rp XXXXX

PENDAPATAN DARI Non-Anggota Penjualan Rp XXXXX Rp XXXXX Harga Pokok (XXXXX) (XXXXX)

Laba (Rugi) Kotor Dengan Non-Anggota XXXXX XXXXX

Sisa Hasil Usaha Kotor Rp XXXXX Rp XXXXX

BEBAN OPERASI

Beban Usaha (XXXXX) (XXXXX)

Sisa Hasil Usaha Koperasi Rp XXXXX Rp XXXXX

Beban Perkoperasian (XXXXX) (XXXXX)

Sisa Hasil Usaha Setelah Beban Perkoperasian Rp XXXXX Rp XXXXX

Pendapatan dan Beban Lain-lain XXXXX XXXXX

Sisa Hasil Usaha Sebelum Pos-pos Luar Biasa Rp XXXXX Rp XXXXX

Pendapatan dan Beban Luar Biasa XXXXX XXXXX

Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Rp XXXXX Rp XXXXX

Pajak Penghasilan (XXXXX) (XXXXX)

Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak Rp XXXXX Rp XXXXX

Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba

Empat, Jakarta, 2007.

Page 68: 0711 – 998877

68

Tabel V. 3 Koperasi Pembangunan Rakyat

Laporan Arus Kas Untuk Tahun Berakhir pada 31 Desember 20X1 dan 20X0

(Metode Tidak Langsung)

20X1 20X0 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Rp XXXX Rp XXXX

SHU Sebelum Pajak XXXX XXXX Penyesuaian Untuk: Penyusutan Aktiva Tetap XXXX XXXX Penyisihan Piutang (XXXX) (XXXX) Koreksi Cadangan XXXX XXXX SHU Tahun Lalu XXXX XXXX

Hasil Usaha Operasi Sebelum Perubahan Modal Kerja Rp XXXX Rp XXXX

Ditambah (Dikurangi) Dengan: Penurunan (Kenaikan) Piutang Dagang Rp XXXX Rp XXXX Penurunan (Kenaikan) Piutang Lain-lain XXXX XXXX Penurunan (kenaikan) Persediaan XXXX XXXX Kenaikan (pengurangan) Hutang Dagang XXXX XXXX Kenaikan (pengurangan) Hutang Anggota XXXX XXXX Kenaikan (Pengurangan) Dana-dana Pembagian SHU XXXX XXXX Kenaiakan (Penurunan) Simpanan Sukarela XXXX XXXX Kas Dihasilakan Dari Operasi XXXX XXXX Pembayaran Bunga (XXXX) (XXXX) Pembayaran Pajak Penghasilan (XXXX) (XXXX)

ARUS KAS BESIH DARI AKTIVITAS OPERASI Rp XXXX Rp XXXX ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pembelian Aktiva Tetap Rp XXXX Rp XXXX Hasil Penjualan Peralatan XXXX XXXX Penerimaan SHU XXXX XXXX Penerimaan Bunga XXXX XXXX

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI Rp XXXX Rp XXXX ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penanbahan Simpanan Pokok Rp XXXX Rp XXXX Penambahan Simpanan Wajib XXXX XXXX Penambahan Cadangan XXXX XXXX

ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PENDANAAN Rp XXXX Rp XXXX

Kas Bersih Setara Kas Rp XXXX Rp XXXX Kas dan Setara Kas Awal Periode (XXXX) (XXXX)

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE Rp XXXX Rp XXXX

Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba

Empat, Jakarta, 2007.

Page 69: 0711 – 998877

69

Tabel V. 4 Koperasi Pembangunan Rakyat

Laporan Promosi Ekonomi Anggota Untuk Tahun Berakhir pada 31 Desember 20X1 dan 20X0

20X1 20X0 PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA: Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga pasar Rp XXX Rp XXX Pemasaran Produk Anggota atas Dasar Harga Koperasi XXX XXX

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transakasi Pemasaran Produk Anggota Rp XXX Rp XXX

MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA: Pengadaan Barang atas Dasar Harga Pasar Rp XXX Rp XXX Pengadaan Barang atas Dasar Harga Koperasi XXX XXX

Jumlah Promosi Ekonami dari Transaksi Pengadaan Barang Untuk Anggota Rp XXX Rp XXX

MANFAAT EKONOMI DARI PENYEDIAAN JASA UNTUK ANGGOTA: Penyediaan Jasa atas Dasar Harga Pasar Rp XXX Rp XXX Penyediaan Jasa atas Dasar Harga Koperasi XXX XXX

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa Untuk Anggota Rp XXX Rp XXX

Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan Rp XXX Rp XXX

PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan Untuk Anggota Rp XXX Rp XXX

Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Rp XXX Rp XXX

Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba

Empat, Jakarta, 2007.

Page 70: 0711 – 998877

70

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan pada koperasi serta melakukan

analisis terhadap data yang ada, maka penulis dapat memberikan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pencatatan transaksi yang dilakuakan koperasi belum memisahkan antara

transaksi anggota dan non anggota.

2. Pengakuan pendapatan yang diterapkan dalam koperasi ini dengan

menggunakan konsep accrual basis dimana pendapatan dicatat pada saat

terjadinya transaksi atau pendapatan diakui meskipun belum berpengaruh

dengan kas pada setiap unit usaha baik usaha nursery, simpan pinjam dan

maupun usaha jasa lainnya. Pengakuan beban diakui koperasi dengan

menggunakan konsep accrual basis, berarti koperasi mengakui beban pada

saat belum berpengaruh dengan kas.

3. Pada neraca koperasi masih tercantum SHU tahun berjalan, sedangkan

menurut PSAK No.27 perkiraan SHU tahun berjalan tidak ada lagi. Selain

itu pada bagian aktiva tetap terdapat perkiraan kendaraan belum dikurangi

dengan penyusutan tahun sebelumnya dan pada perkiraan bangunan belum

disusutkan.

4. Koperasi Bunut Abadi tidak menyajikan buku besar tetapi hanya

menggunakan buku pembantu.

70

Page 71: 0711 – 998877

71

5. Koperasi Bunut Abadi belum menyajikan laporan arus kas sehingga tidak

dikuetahui informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal

kas, sumber pemerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada

periode tertentu.

6. Kopersi belum menyajikan laporan promosi ekonomi anggota, sehingga

tidak diketahui seberapa besar manfaat ekonomi yang diperoleh anggota

koperasi dari setiap unit usaha koperasi. Hal ini tidak sesuai dengan PSAK

No.27.

7. Berdasarkan catatan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Koperasi

Bunut Abadi secara umum belum menerapkan prinsip-prinsip akuntansi

yang berlaku umum.

B. Saran-saran

1. Pencatatan transaksi yang dilakukan koperasi sebaiknya melakukan

pemisahan antara transaksi anggota dan non anggota.

2. Koperasi seharusnya tidak lagi mencantumkan SHU tahun berjalan pada

neraca agar sesuai dengan PSAK No.27 tertang perkoperasian.

3. Koperasi hendaknya melakukan pemisahan antara pendapatan dari anggota

dan non anggota.

4. Koperasi seharusnya menyajikan buku besar, yang mana buku besar

tersebut dapat mempermudah koperasi dalam penjumlahan saldo pada

tiap-tiap akun.

5. Koperasi hendaknya menyajikan laporan arus kas agar dapat mengetahui

perputaran kas koperasi setiap periode.

Page 72: 0711 – 998877

72

6. Koperasi hendaknya menyajikan laporan promosi ekonomi anggota,

sehingga dapat mengetahui seberapa besar manfaat ekonomi yang

diperoleh anggota koperasi dari setiap unit kegiatan usaha koperasi agar

sesuai dengan PSAK No.27.

Page 73: 0711 – 998877

73

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji dan Djoko Sudantoko, Koperasi Kewiraan dan Usaha Kecil, Penerbit Rineke Cipta, Jakarta, 2002.

Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, Edisi Revisi, Penerbit BPFE-UGM,

Yogyakarta, 2003. Hendrojogi, Koperasi Asas-Asas Teori dan Praktek, Edisi Keempat, Penerbit Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Harahap, Sofyan Syafari, Teori Akuntansi, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2007. Iswandi, Akuntansi Koperasi, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Andalas,

Padang, 2000. James M. Reeve, Fess dan Carls S. Waren, Pengantar Akuntansi, Salemba Empat,

Jakarta, 2008. Kusnadi. H. Akuntansi Keuangan, Edisi Revisi Pertama, Penerbit Universitas

Brawijaya, 2002. Kieso, Donald E dan Jerry J. Weygandt, Akuntansi Intermediate, Edisi

Kesepuluh, Terjemahan Herman Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2002.

Riahi belkaoui,ahmed, Teori Akuntansi, Buku I edisi I, Penerbit Salemba Empat,

Jakarta, 2000. Niswonger, C.Rollin, Philip E. Fress dan Carl S. Waren, Prinsip-Prinsip

Akuntansi, Jilid 1, Edisi 19, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1999. Pemerintah RI, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasian

Negara RI, Jakarta, 1992. Riva’I, Wirasamita dan Ani Kenanga Sari, Analisis Laporan Keuangan Koperasi,

Edisi Pertama, Pionir Jaya, Jakarta, 1999. Rudianto, Akuntansi Koperasi Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan

Keuangan, Penerbit PT. Gramedia Wiasarana Indonesia, Jakarta, 2006. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta,

2007.