1 netralitas aparatur sipil negara -...
TRANSCRIPT
NETRALITAS APARATUR SIPIL NEGARA
Drs. TRI YUWONO, M.SiBADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR
1
DASAR HUKUM
UU 5 TAHUN 2014
PP 53 TAHUN 2010
PP 11 TAHUN 2017
SE MENPAN
SE GUB JATIM
Menjaga kekompakan dan keutuhan Pegawai Negeri Sipil, agar hanya memiliki monoloyalitas, yakni sebagai abdi negara sekaligus pelayan msy
Mencegah pemanfaatan pegawai negeri sebagai alatpartai politik, yang dapat saja mengarah pada menguatnyapenetrasi kepentigan partai politik dalam birokrasipemerintahan, sehingga berimplikasi terhadap ambivalensipengabdian pegawai negeri antara mengutamakankepentingan partai politik dan kepentingan negara
Memastikan bahwa seluruh pegawai negeri dan birokrasipemerintah dapat memberikan pelayanan secara adil dantidak diskriminatif, karena netral terhadap berbagaikepentingan golongan maupun partai politik
1.
2.
3.
NETRALITAS PNSDALAM KEDUDUKAN SEBAGAI APARATUR NEGARA YANG BERTUGAS
MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT, “PEGAWAI NEGERI HARUS NETRAL DARI PENGARUH SEMUA GOLONGAN DAN
PARTAI POLITIK, SERTA TIDAK DISKRIMIATIF DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT
TUJUAN
UU NOMOR 5 TAHUN
2014
Yang dimaksud dengan asas netralitasadalah bahwa setiap pegawai ASNtidak berpihak dari segala bentukpengaruh manapun dan tidak memihakkepada kepentingan siapapun (Pasal 2)
Prinsip ASN sebagai Profesi “menjagaagar tidak terjadi konflik kepentingandalam melaksanakan tugasnya” (Pasal 5huruf h)
Pegawai ASN harus bebas daripengaruh dan intervensi semuagolongan dan partai politik ( Pasal 9 Butir2)
PP 53 TAHUN 2010
TENTANGDISIPLIN PNS
setiap pegawai negeri sipil dilarang memberikan dukungankepada calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah dengancara memberikan surat dukungan disertai foto kopi KartuTanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduksesuai peraturan perundang-undangan;
setiap pegawai negeri sipil dilarang memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara:
terlibat dalam kegiatan kampanye untukmendukung calon KDH /Wakil KDH
menggunakan fasilitas yang terkait denganjabatan dalam kegiatan kampanye
membuat keputusan dan/atau tindakan yangmenguntungkan atau merugikan salah satupasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
mengadakan kegiatan yang mengarah kepadakeberpihakan terhadap pasangan calon yangmenjadi peserta pemilu sebelum, selama, dansesudah masa kampanye.
BENTUK PELANGGARAN
KEGIATAN YANG MENGARAH KEPADAKEBERPIHAKAN TERHADAP PESERTA PEMILUSEBELUM, SELAMA, DAN SESUDAH MASAKAMPANYE KEPADA PEGAWAI ASN DALAMLINGKUNGAN UNIT KERJANYA, KELUARGA,DAN MASYARAKAT.
PERTEMUAN AJAKAN IMBAUAN SERUAN PEMBERIAN BARANG
KEPUTUSAN DAN/ATAU TINDAKAN YANG
MENGUNTUNGKAN ATAUMERUGIKAN SALAH SATU
PESERTA PEMILU SELAMA MASA KAMPANYE
SANKSI NETRALITAS SESUAI PP 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PNS
Pertama:Pengenaan “Hukum Disiplin Sedang”, dengan (3) tiga jenis hukuman,yakni penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun; ataupenundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; atau penurunanpangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun, bila:
a. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerahdengan cara memberikan surat dukungan disertai foto kopi Kartu TandaPenduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk sesuai peraturan perundang-undangan; dan
b. memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/ Wakil KepalaDaerah dengan cara terlibat dalam kegiatan kampanye untukmendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah; dan
c. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye, meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat
Kedua:Pengenaan “Hukum Disiplin Berat” berupa 5 (lima) jenis hukuman,yakni: penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga)tahun; atau Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkatlebih rendah; Pembebasan dari jabatan; atau Pemberhentiandengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pegawainegeri sipil; atau Pemberhentian tidak dengan hormat sebagaipegawai negeri sipil; bila:
a.memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/WakilKepala Daerah, dengan cara menggunakan fasilitas yangterkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye; dan/atau
b.membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkanatau merugikan salah satu pasangan calon selama masakampanye.
Surat MENPAN-RB tanggal 22 Juli 2015 Nomor B/2355/M.PANRB/07/2015 perihal Netralitas ASN dan Larangan Penggunaan Aset Pemerintah Dalam
Pemilihan Kepala Daerah Serentak
Surat Edaran Menteri PAN-RB Nomor: B/36/M.SM.00.00/2018, perihal: Ketentuan Bagi ASN yang Suami atau isterinya Menjadi Calon Kepala Daerah/Wakil/Calon
Anggota Legislatif/Calon Presiden.
Surat Edaran Menteri PAN-RB Nomor: B/71/M.SM.00.00/2017, perihal: , tentangPengawasan Netralitas Pegawai ASN pada pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun
2018.
Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor : 800/378/204.3/2018, tentangPengawasan Netralitas Pegawai ASN pada pelaksanaan Pilkada Serentak
Tahun 2018
LANGKAH PENCEGAHAN
Bagi ASN yang suami atau isterinya menjadiCalon Kepala Daerah/Wakil. Calo AnggotaLegislatif, dan Calon Presiden/Wakil Presidendapat mendampingi suami atau isterinya: Pada saat pendaftaran di KPUD maupun pada saat
pengenalan kepada Pers/Masyarakat. Menghadiri kegiatan kampanye, namun tidak boleh
terlibat secara aktif, tidak menggunakan atribut instansinya, atribut Parpol atau atribut Calon Kepala Daerah/Wakil.
Foto bersama namun tidak mengikuti simbol tangan/gerakan yang digunakan sebagai bentuk keberpihakan/dukungan.
10
g jAnggota dan/atau Pengurus Partai
Politik PNS yang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik wajib mengundurkan diri secara tertulis. PNS yang mengundurkan diri diberhentikan dengan
hormat sebagai PNS terhitung mulai akhir bulanpengunduran diri PNS yang bersangkutan.
PNS yang melanggar larangan sebagaimana dimaksuddiberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS.
PNS yang menjadi anggota dan/ atau pengurus partaipolitik diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNSterhitung mulai akhir bulan PNS yang bersangkutanmenjadi anggota dan/ atau pengurus partai politik.
INTRUKSIkepada seluruh Aparatur Sipil Negara baik yang menjadi calon
ataupun tidak menjadi calon Kepala Daerah, agar :
• menjaga netralitas dalam pemilihan Bupati danWakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota.
• tidak menggunakan aset Pemerintah dalamkampanye Bupati dan Wakil Bupati, sertaWalikota dan Wakil Walikota, seperti ruangrapat/aula, kendaraan dinas dan perlengkapankantor lainnya.
• bagi pegawai Aparatur Sipil Negara yang tidakmenaati ketentuan dan melakukan pelanggaranterhadap larangan dijatuhi hukuman disiplinsedang sampai dengan berat sesuai peraturanperundang-undangan.
KETENTUAN LARANGAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL UNTUK
TERLIBAT DALAM AKTIVITAS POLITIK
KETENTUAN MENGENAI
HUKUMAN DISIPLIN BAGI PEGAWAI
NEGERI SIPIL
SEBAGAIMANA DI ATUR DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN
2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
HARUS DIPAHAMI OLEH SELURUH PEGAWAI NEGERI SIPILDAN PARA PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
PEMAHAMAN YANG TEPAT MENGENAI KETENTUAN LARANGAN UNTUK TERLIBAT DALAM AKTIVITAS POLITIK DAN KETENTUAN HUKUMAN DISIPLIN BILA MELANGGAR
LARANGAN TERSEBUT
BAGI PNSBAGI PEJABAT
PEMBINA KEPEGAWAIAN
DAERAH
DAPAT MENJADI DASAR DALAM MELAKUKAN ARGUMEN PEMBELAAN
DIRI BILA TERJADI KESEWENANG-WENANGAN OLEH PEJABAT PEMBINA
KEPEGAWAIAN DAERAH DALAM MENETAPKAN KEBIJAKAN HUKUMAN
DISIPILIN KEPADA PNS
TIDAK TERJADI KESALAHAN DALAM MENETAPKAN KEBIJAKAN MENGENAI HUKUMAN DISIPILIN BAGI PNS YANG MELANGGAR
KETENTUAN MENGENAI LARANGAN BAGI PNS UNTUK TERLIBAT DALAM AKTIVITAS
POLITIK
POINT PENTING YANG MESTI DICERMARI OLEH SELURUH PEGAWAI NEGERI SIPIL :
TINGKATKAN KOMITMEN DAN LOYALITAS SEBAGAI ABDI NEGARA DAN PELAYANMSY, SERTA SENANTIASA MENINGKATKAN KEPATUHAN TERHADAP KETENTUANDISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PROSES PELAKSANAAN TUGAS.
PERTAMA
TIDAK SEKALI-KALI TERLIBAT DALAM AKTIVITAS POLITIK UNTUK SEKEDAR MEMENUHIKEPENTINGAN KARIER JANGKA PENDEK, KARENA DAPAT MENJADI BUMERANG BILA TERJADIROTASI REZIM PENGUASA DLM PELAKSANAAN PILKADA PADA PERIODE BERIKUTNYA.
KEDUA
SENANTIASA BERUPAYA UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEAHLIAN DANINTEGRITAS PRIBADI SEBAGAI DASAR DALAM PROSES PENGEMBANGAN KARIER,DAN JANGAN SEKALI-KALI MENGGUNAKAN JALUR POLITIK UNTUK MEMPEROLEHPENINGKATAN KARIER, KARENA DALAM SETIAP TRANSAKSI POLITIK SENANTIASATERDAPAT ONGKOS POLITIK
KETIGA
MEMPERKUAT SEMANGAT KORPS ANTAR SESAMA ANGGOTA KORPRI, DANSENANTIASA BERUPAYA UNTUK SALING MENDUKUNG DALAM PROSESPELAKSANAAN TUGAS, AGAR SELURUH ANGGOTA KORPRI DAPAT MENDUKUNGPENINGKATAN KINERJA PEMDA
KEEMPAT
15
16
SUMATERA KALIMANTAN
JAVA
IRIAN JAYA