100406025 - jenny

17
PERENCANAAN KOTA RTA-3223 DISUSUN OLEH JENNY 100406025 [email protected] FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN ARSITEKTUR

Upload: abdul-joshua-oh-mandai

Post on 04-Aug-2015

92 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: 100406025 - JENNY

PERENCANAAN KOTA

RTA-3223

DISUSUN OLEH

JENNY 100406025

[email protected]

FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

Page 2: 100406025 - JENNY

PERADABAN MESIR KUNO 1. Letak Geografis dan Kondisi Alam

Negara Mesir terletak di kawasan Afrika Utara, berbatasan dengan Laut Mediterania (Utara), Laut Merah (Timur), Sudan (Selatan), Libia (Barat), dan jalur Gaza dan Israel (Utara-Timur). Secara astronomis, negara Mesir terletak di antara 22°LU – 31,5°LS dan 25°BT - 36°BT dengan luas lebih kurang 1.500.000 km2.

Keadaan alam Mesir terbagi menjadi 4 daerah utama, yaitu:

Semenanjung Sinai (terletak di sebelah timur Terusan Suez dan berbatasan dengan Israel) Daerah ini berupa dataran tinggi dan pegunungan dengan puncak tertinggi terdapat di Gunung Jabel Katherina (1.602 m). Semenanjung Sinai dan daratan Mesir dipisahkan oleh Terusan Suez. Terusan ini menghubungkan Laut Merah dengan Laut Tengah dan menjadi pintu gerbang Asia- Eropa, sehingga Mesir memiliki posisi yang sangat strategis dalam jalur pelayaran dunia.

Gurun Arabia (terletak di antara pegunungan di tepi Laut Merah dan Lembah Sungai Nil) Daerah ini berupa pegunungan yang sangat kasar, bergelombang, dan sangat tandus dengan puncak tertinggi terdapat di Gunung Jabel Hemada (1.977 m).

Gurun Libya (terletak di sebelah barat Lembah Sungai Nil) Daerah ini berupa daerah depresi kontinental dengan iklim yang sangat kering. Salah satu daerah depresi yang cukup luas di daerah ini adalah Depresi Qatara di selatan Kota El Alamein.

Lembah Sungai Nil Daerah ini berupa dataran rendah yang sangat subur dengan aliran Sungai Nil yang menjadi sungai terpanjang di dunia (6.650 km). Daerah ini menjadi pusat pertanian, pemusatan penduduk, sumber air bersih dan irigasi di Mesir. Juga sebagai pusat peradaban Mesir Kuno.

Page 3: 100406025 - JENNY

2. Kehidupan masyarakat Mesir Kuno Kehidupan masyarakat Mesir Kuno berpusat di daratan di sepanjang Sungai Nil yang subur. Menurut mitos, air sungai yang terus mengalir tersebut adalah air mata Dewi Isis yang selalu sibuk menangis dan menyusuri sungai Nil untuk mencari jenazah putranya yang gugur dalam pertempuran. Namun secara ilmiah, air tersebut berasal dari gletsyer yang mencair dari pegunungan Kilimanjaro. Peranan sungai Nil ini begitu penting bagi lahirnya kehidupan masyarakat di lembah tersebut. Sebagian besar masyarakat Mesir Kuno ini hidup dari bercocok tanam dengan memanfaatkan air sungai Nil untuk irigasi. Hasil- hasil pertaniannya berupa gandum yang merupakan hasil pertanian terbesar, sayur- sayuran, dan buah- buahan. Selain bercocok tanam, ada juga masyarakat Mesir yang menjadi pedagang, pengusaha, pekerja, maupun budak. Perdagangan Mesir pada masa itu sudah berkembang. Oleh karena itu, barang- barang dagangan seperti gandum, hasil kerajinan tangan, permadani, dan sebagainya dapat diangkut ke berbagai negara dengan kapal- kapal dagang mereka.

Masyarakat Mesir Kuno dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu:

Firaun dan keluarganya yang hidup mewah

Para bangsawan yang juga hidup mewah

Para pedagang dan pengusaha yang tinggal di kota dan kehidupannya cukup baik

Para petani yang tinggal di desa dan kehidupannya kurang baik karena sebagian besar hasil pertaniannya dipungut pajak

Para buruh yang tinggal di kota dalam keadaan miskin

Para budak yang merupakan kelompok masyarakat yang paling menderita karena bekerja keras tanpa upah untuk Firaun dan para bangsawan

Relief yang menggambarkan pertanian di Mesir

Patung yang menggambarkan kegiatan masyarakat Mesir Kuno

Page 4: 100406025 - JENNY

3. Sistem pemerintahan Mesir Kuno

Sistem pemerintahan Mesir Kuno pada masa itu terbagi menjadi beberapa periode, antara lain:

Periode pradinasti (5.000 – 3.200 SM) Sistem pemerintahan pada masa ini berawal dari terbentuknya komunitas- komunitas di desa (nomes). Dari desa- desa inilah kemudian terbentuk 2 polar peradaban, yakni peradaban Badari, diikuti peradaban Amratia dan Gerzia, di Mesir Utara (Mesir Hulu) dan peradaban Naqada di Mesir Selatan (Mesir Hilir).

Akan tetapi, lama kelamaan kedua kota ini bertambah besar dan memerlukan penyatuan untuk mengatur segala aktivitasnya. Penyatuan Mesir Utara dengan Mesir Selatan dilakukan oleh Raja Menes dari Mesir Utara pada akhir periode ini, yang juga merupakan awal dari periode Kerajaan Mesir Lama.

Periode kerajaan Mesir Lama / Old Kingdom (3.200 – 2.300 SM) Pada awalnya, kerajaan Mesir Lama beribukota di Thinis di daerah Utara. Akan tetapi, ibukota pemerintahan kemudian dipindahkan ke Memphis di Selatan untuk mempermudah pengawasan pekerjaan pertanian maupun perdagangan. Bentuk pemerintahan pada masa ini adalah pemerintahan yang teokrasi (berdasarkan agama). Raja bukan bertindak sebagai penguasa penuh, melainkan sebagai wakil dewa yang menjaga keadilan. Oleh karena itu, muncullah kata “Pharaoh” dari bahasa Mesir Kuno “per- o”, yang berarti rumah kekuasaan. Untuk menjalankan pemerintahannya, pharaoh mengangkat para pejabat yang umumnya berasal dari golongan bangsawan dan pejabat- pejabat ini mempunyai kewenangan tersendiri sehingga dapat dianggap raja- raja kecil. Sekitar tahun 2.500 SM pemerintahan mengalami kekacauan akibat tumbuhnya rasa individu yang tinggi dan beban pajak yang tinggi bagi rakyat. Hal inilah yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Mesir lama. Selain itu, serangan dari bangsa- bangsa luar seperti Asia Kecil turut membantu melemahkan pemerintahan.

Page 5: 100406025 - JENNY

Periode kerajaan Mesir Menengah/ Middle Kingdom (2.061 – 1.640 SM) Setelah pemerintah pusat Mesir runtuh pada akhir periode Kerajaan Lama, pemerintahan mengalami kemunduran. Hal ini dikarenakan oleh sistem pemerintahan yang tidak terpusat. Kemudian, raja Mesir pertama pada masa itu, Mentuhotep berusaha untuk menyatukan kembali kota- kota Mesir yang terpecah itu dan menjadikan kota Thebes sebagai pusat pemerintahan. Sekitar tahun 1650 SM, pemerintahan mengalami kemunduran diiringi dengan peperangan dengan bangsa Hyksos (penguasa asing). Dengan semakin lemahnya pemerintahan saat itu, bangsa Hyksos yang semakin kuat menyerang dan berhasil menguasai sebagian besar Mesir.

Setelah hampir 100 tahun mengalami masa stagnansi, pada tahun 1.555 SM, Thebes yang telah membangun kekuatan memerintahkan Kahmose untuk menyerang bangsa Hyksos dan berhasil menaklukkannya sekitar tahun 1.555 - 1.550 SM. Kemudian, Ahmose I berhasil menyatukan seluruh Mesir dan hal inilah yang menjadi awal dari periode baru, periode Kerajaan Mesir Baru (Imperial).

Periode kerajaan Mesir Baru/ Imperial (1.580 – 1.090 SM) Pada masa ini, para pharaoh yang berkuasa berhasil membawa kesejahteraan. Beberapa pharaoh yang berkuasa antara lain: Raja Ahmose I, yang berhasil menaklukkan bangsa Hyksos, menyerang Palestina,

dan mengklaim Syria Raja Thutmose I, yang berhasil menguasai Mesopotamia yang subur Raja Thutmose III beserta istrinya, ratu Hatshepsut, yang berhasil memperluas

kekuasaan sampai pulau Kreta dan Sicilia Amenhotep IV, suami Nefertiti, yang memperkenalkan kepercayaan Ikhnaton,

yakni kepercayaan yang bersifat monotheis dengan hanya menyembah dewa Aton (dewa matahari) yang berupa roh dan tidak berbentuk.

Ramses II, yang dikenal membangun banyak kuil, patung, dan obelisk

Pelat Narmer yang menggambarkan penyatuan Mesir Hulu dengan Mesir

Hilir

Pertempuran Horus dengan Seth yang menggambarkan penyatuan antara

Mesir Hulu dengan Mesir Hilir

Page 6: 100406025 - JENNY

Ramses III, yang menggiring bangsanya menuju kehancuran. Kerajaan Mesir pada masa itu tidak mampu menghadapi serangan- serangan dari luar, antara lain: Libya (950 – 800 SM) Assyria (670 – 667 SM) Persia (525 SM) Yunani (332 – 30 SM) Romawi (30 – 395 M)

Periode Ptolemaic (332 – 30 SM) Pada tahun 332 SM, Iskandar Agung (Alexander The Great) merebut Mesir dari Persia. Pemerintahan ini berpusat di kota Alexandria (pusat kebudayaan Yunani). Setelah kematiannya, Mesir dipimpin oleh Ptolemy dan dilanjutkan oleh keturunannya. Salah satu keturunan dinasti Ptolemeus adalah ratu Cleopatra yang terkenal dengan kisah percintaannya dengan Julius Caesar dan Mark Antony.

Periode Romawi Raja Ptolemy XII mempunyai putri Cleopatra VII dan putra Ptolemy XIII. Setelah kematiannya, Ptolemy XIII (12 tahun) boleh memerintah dengan syarat harus menikahi kakaknya, Cleopatra. Akan tetapi, Cleopatra menolak hal tersebut sehingga ia diasingkan. Selama masa pengasingannya, Cleopatra mengumpulkan kekuatan untuk merebut kembali kekuasaannya. Dengan bantuan Julius Caesar yang merupakan kekasih Cleopatra, akhirnya kekuasaan Mesir dikembalikan ke Ptolemy XIII.

Ahmose I Thutmose I Thutmose III Hatshepsut

Amenhotep IV Nefertiti Ramses III Ramses II

Page 7: 100406025 - JENNY

Sebelum penobatan, Ptolemy XIII mati dibunuh sehingga Cleopatra dinobatkan menjadi ratu Mesir oleh Julius Caesar. Cleopatra menikahi adiknya, Ptolemy XIV dan melahirkan anak yang diberi nama Caesarion (Ptolemy XV). Pada tahun 44 SM, Julius Caesar mati dibunuh dan Cleopatra merebut kekuasaan Mesir dengan meracuni Ptolemy XIV. Kematian Julius Caesar yang mecurigakan membuat Mark Antony datang ke Mesir untuk berkoalisi. Mark Antony jatuh cinta pada Cleopatra dan tinggal bersamanya selama beberapa tahun. Kemudian, Mark Antony dipanggil ke Roma untuk dinikahkan dengan Octavia, adik Gaius Octavian. Sewaktu dikirim untuk memimpin perang terhadap bangsa Parthian, Mark Antony meminta Cleopatra bergabung dengannya. Setelah mengalahkan bangsa Parthian mereka kembali ke Alexandria untuk merayakan kemenangan dan Mark Antony memutuskan untuk tinggal bersama Cleopatra di Mesir. Hal ini membuat Octavian marah dan menyatakan perang terhadap mereka. Mesir kemudian menjadi provinsi Roma setelah Octavian berhasil mengalahkan Mark Antony dan Cleopatra dalam peperangan di Actium.

4. Sistem kepercayaan

Bangsa Mesir Kuno memercayai dan menyembah banyak dewa (polytheisme). Beberapa dewa yang terpenting, antara lain:

Dewa Amon-Ra (dewa matahari), yang merupakan dewa tertinggi yang mempengaruhi semua aspek alam dan kehidupan manusia.

Dewa Osiris (dewa maut) penguasa kematian

Dewa Isis (dewa bumi), yang merupakan dewa penjaga sungai Nil

Dewa Anubis (dewa kematian)

Dewa Seth (dewa kegelapan)

Pada dasarnya, bangsa Mesir memang memercayai banyak dewa, namun pada masa pemerintahan raja Amenhotep IV, dikenal kepercayaan Ikhnaton, yakni kepercayaan terhadap 1 Tuhan yang bernama Aton. Orang Mesir Kuno juga percaya bahwa roh manusia dapat terus hidup bila jenazahnya tidak rusak. Oleh karena itu, sebelum dikubur dilakukan pembalseman terlebih dahulu. Jenazah yang sudah diawetkan ini disebut mumi. Mumi raja disimpan di dalam piramid, sedangkan mumi rakyat biasa disimpan di dalam gua karang.

Page 8: 100406025 - JENNY

5. Bahasa dan tulisan

Bahasa Mesir telah ditulis sejak tahun 3.200 SM. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Afro- Asiatik yang berhubungan dekat dengan bahasa Berber dan Semit. Orang Mesir Kuno telah mengenal tulisan sejak sekitar tahun 4.000 SM. Tulisan mereka berupa gambar/ lambang- lambang, yang disebut tulisan Hierogliph. Kata Hierogliph berasal dari kata Yunani “hieros” yang berarti suci, “gliphein” yang berarti memahat/ menggaris, dan “gramma” yang berarti huruf. Jadi, hierogliph berarti huruf suci yang dipahat. Tulisan hierogliph ini kemudian berkembang menjadi lebih sederhana, yakni tulisan hieratik dan demotik. Tulisan hieratik/ tulisan suci digunakan oleh para pendeta, sementara tulisan demotik adalah tulisan rakyat yang digunakan untuk urusan keduniawian, misalnya jual- beli. Pada awalnya, hierogliph dibuat pada batu- batu yang kemudian diwarnai. Akan tetapi, setelah ditemukannya tinta hitam dan merah, hierogliph dibuat di atas lembaran- lembaran yang terbuat dari pohon papyrus.

6. Ilmu pengetahuan dan teknologi

Cabang ilmu pengetahuan yang pertama berkembang dan menarik perhatian bangsa Mesir adalah astronomi dan matematika. Mereka menyempurnakan sistem kalender matahari (sistem solar). Mereka juga telah mengembangkan sistem bilangan pada periode Naqada, memahami konsep dasar aljabar dan geometri, serta mampu memecahkan persamaan simultan.

Hierogliph

Page 9: 100406025 - JENNY

Di bidang teknologi, masyarakat Mesir telah membuat kapal dagang yang memungkinkan mereka untuk melakukan perdagangan dengan kota lain. Selain itu, mereka juga telah membentuk logam seperti emas, gulungan kertas, dan jam matahari. Juga, mereka telah menemukan teknologi pembangunan monumen, seperti piramid, kuil- kuil, maupun obelisk. Sementara di bidang pengobatan, mereka telah melakukan perawatan untuk penyakit perut, gigi, kepala, mata, maupun cedera akibat pekerjaan berat di bidang konstruksi.

7. Sistem sosial dan ekonomi Masyarakat Mesir Kuno dibagi menjadi 7 tingkatan, yaitu:

Keluarga kerajaan

Pendeta

Bangsawan

Pedagang dan pengusaha

Petani

Buruh

Budak

Walaupun terdapat pembagian status sosial, semua orang sama di mata hukum. Baik pria maupun wanita memiliki hak yang sama, bahkan hak untuk memimpin negara. Hal ini terbukti dari para wanita seperti Hatshepsut dan Cleopatra yang pernah menjadi pharaoh. Perekonomian bangsa Mesir Kuno bersumber dari pertanian yang menghasilkan gandum, padi, sayur- sayuran, buah- buahan, dan sebagainya. Bangsa Mesir yang sudah mengenal perdagangan berdagang dengan negeri-negeri tetangga untuk memperoleh barang yang tidak ada di Mesir. Hal ini dapat terlihat dari adanya kendi minyak bergaya Palestina di Mesir, maupun batu biru lapis lazuli dari Afganistan.

8. Budaya Bangsa Mesir Kuno sangat menghargai penampilan dan kebersihan tubuh. Sebagian besar mandi di sungai Nil dan menggunakan sabun yang terbuat dari lemak binatang dan kapur. Mereka juga menggunakan minyak wangi dan salep untuk mengharumkan dan menyegarkan kulit. Pakaian mereka terbuat dari linen sederhana.

Piramid Obelisk Papyrus Edwin Smith yang menggambarkan anatomi

dan perawatan medis

Prasasti yang menggambarkan alat

pengobatan Mesir Kuno

Page 10: 100406025 - JENNY

Bangsa Mesir Kuno juga mengenal musik, tarian, dan permainan. Alat musik yang digunakan antara lain berupa seruling, harpa, dan juga sejenis terompet. Sementara untuk permainan, selain permainan bola dan gulat, dikenal juga permainan Senet, yakni permainan papan yang bidaknya digerakkan dalam urutan acak.

Dalam bidang seni, seniman Mesir Kuno menggunakan batu dan kayu sebagai bahan dasar untuk memahat. Sementara untuk bahan cat didapat dari mineral seperti bijih besi (merah dan kuning), bijih perunggu (biru dan hijau), jelaga atau arang (hitam), dan batu kapur (putih). Salah satu contoh karya seni Mesir Kuno adalah patung dada Nefertiti karya Thutmose.

9. Arsitektur

Mesir Kuno terkenal dengan arsitektur makam yang perkembangannya sebagai berikut:

Sandpit

Mastaba

Step pyramid

Pyramid

Kuil makam Arsitektur makam ini berkembang sesuai dengan periode sistem pemerintahannya, antara lain: Kerajaan Mesir Lama

Sandpit, berupa makam sederhana yang tidak memiliki gundukan. Mastaba, berupa bangku bagian atas, bagian yang rata ditopang dinding miring

yang terbuat dari bata jemur kemudian dilapisi dengan batu dan dicat geometris dengan warna- warna cemerlang.

Senet

Page 11: 100406025 - JENNY

o Mastaba Aha di Saqqarah

Merupakan makam raja kedua dari dinasti I Kerajaan Mesir Lama. Ruang dalamnya terbagi menjadi 27 kompartemen dengan 5 kompartemen utamanya berada di tengah. Raja berada di tengah sementara yang lainnya untuk orang- orang terdekatnya. Kompartemen yang lain digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan makanan dan barang- barang kebutuhan.

o Mastaba di Giza Merupakan makam bagi dinasti IV dan V yang termasuk kompleks pyramid besar di Giza. Di dalamnya terdapat ruang doa dan shaft yang dilengkapi dengan tangga menuju ruang makam yang dalamnya kira- kira 20 m. Pada mastaba tersebut terdapat 2 pintu yang salah satunya palsu.

Step pyramid

o Step pyramid Zoser Merupakan step pyramid yang didirikan di Saqqarah oleh raja Zoser pada tahun 2.750 SM. Pembuatannya dibantu oleh Imhotep yang kemudian diangkat menjadi dewa kebijaksanaan. Luas kompleks pyramid ini 540 x 270 m, dengan tebal dinding 9,90 m. Dinding pyramid dibuat masuk dan menonjol (precient wall) dengan 14 diantaranya dibuat lebih besar. Hanya 1 dari 14 dinding yang merupakan pintu utama.

o Pyramid Maydum Merupakan pyramid 8 tingkat yang diperuntukkan bagi pharaoh dari dinasti ketiga. Luas tapaknya 1.939,52 m2 dan tingginya 90,8 m. Sudut kemiringan sisi atas pyramid 75° dan sisi bawahnya 51°. Tingkat pertama pyramid ini dipercaya sebagai kuil matahari.

Bent pyramid Sneferu Merupakan pyramid yang dibangun oleh raja Sneferu dengan luas tapak 57,6 x 56,86 m dan tinggi 97,54 m. Sudut kemiringan pyramid bagian bawah 55° dan bagian atas 43°. Karena adanya 2 sudut pada pyramid inilah, kemudian pyramid ini dinamakan bent pyramid.

Page 12: 100406025 - JENNY

Pyramid

Yang merupakan pyramid yang sebenarnya adalah 3 pyramid besar di Giza, yakni pyramid Cheops, Chephren, dan Mycerinus. Pada ketiga pyramid ini terdapat permainan space dan visual (visual trick). Pyramid yang lebih kecil diletakkan di tempat yang lebih jauh sehingga selalu terkesan lebih jauh dari jarak sebenarnya, sementara pada 1 titik ketiga pyramid ini dapat kelihatan sama besar. Pada ketiga pyramid ini terdapat jalan yang menghubungkan pyramid dengan kuil Valley di pinggir delta, yakni kuil Sphinx. Di kuil ini terdapat patung monster aneh dengan kepala mirip raja Chephren yang sedang memakai topi kerajaan dengan ornamen ular kobra di keningnya dan jenggot yang ditata, berbadan singa yang sedang berbaring.

o Pyramid Cheops (Khufu)

Merupakan pyramid terbesar di Giza dengan luas dasar makam 54.289 m2 dan tinggi 144,60 m serta sudut kemiringan 51° 52’. Orientasi pyramid ini searah dengan mata angin (cardinal point) dengan prinsip geometri.

o Pyramid Chephren (Khafre) Pyramid ini diperuntukkan bagi raja Chephren dari dinasti IV. Pyramid ini merupakan pyramid kedua terbesar di Giza setelah pyramid Cheops dengan tinggi 136,5 m dan lebar 210,5 m serta sudut kemiringan 52° 20’. Pada pyramid ini hanya terdapat 1 ruang makam saja. Setengah ruangan pada pyramid ini berada di bawah tanah sementara setengah lagi berada di dalam batu pyramid.

o Pyramid Mycerinus (Menkaure) Merupakan pyramid terkecil di Giza dengan tinggi 66,45 m dan lebar tapak 108,5 m serta sudut kemiringan 51°.

Page 13: 100406025 - JENNY

Kerajaan Mesir Menengah

Periode ini merupakan dase perkembangan terakhir makam, dimana makam terdiri dari mastaba dan pyramid. o Kuil Mentuhotep di kompleks kuil makam Dayr al Bahri

Merupakan kompleks kuil makam yang dikembangkan pertama kali oleh Nebhepetre Mentuhotep dari dinasti XI dan dilanjutkan pengembangannya oleh Thutmose III dinasti XIX. Pada kompleks makam ini terdapat 2 kuil, yaitu kuil Mentuhotep dan kuil Hashepsut. Pada kuil ini terdapat 2 level teras utama. Pada teras atas terdapat deretan ganda kolom- kolom (colonnades) yang dapat dicapai dari halaman depan melalui ramp. Pada bagian atas terdapat pyramid kecil yang dikelilingi oleh hypostyle dan dibatasi oleh dinding masif. Di bawah pyramid terdapat makam palsu yang dapat dicapai setelah melalui hypostyle. Di bagian belakang kuil terdapat lagi hypostyle yang hampir mencapai dinding tebing dengan bagian tengahnya berupa ruang makam Mentuhotep. Sebelum mencapai hypostyle kedua, terdapat ruang terbuka dan ramp sepanjang 154 m.

o Makam keluarga pemimpin daerah di Beni Hasan Merupakan makam yang diperuntukkan bagi keluarga pemimpin suatu daerah di Mesir Kuno yang masih dalam pengaruh pharaoh. Makam ini terletak di belakang karang terjal yang dilengkapi dengan patung- patung dan kamar pemujaan. Di bagian depan makam terdapat deretan kolom- kolom dengan motif alur dan berbentuk mengecil ke atas dan berakhir di balok. Selain itu, juga terdapat kolom bermotif rumput- rumputan.

Kerajaan Mesir Baru (Imperial) o Kuil makam Hatshepsut di Dayr al Bahri

Pada kuil yang dikembangkan oleh Mentuhotep dan dilanjutkan oleh Hatshepsut ini, tidak terdapat massa yang mendominasi massa lain sehingga tercipta komposisi yang sentris. Kuil makam ini mempengaruhi kompleks- kompleks makam lain pada era kerajaan Baru sehingga tercipta kompleks makam dengan karakter- karakter seperti pencapaian yang panjang, adanya patung Sphinx, vestibule, inner court berkolom, dan juga ruang pemujaan.

Page 14: 100406025 - JENNY

o Kuil Luxor di Thebes

Kuil ini memberikan serial pengalaman psikologis arsitektur, dimulai dari ruang luar yang terbuka dengan cahaya terang kemudian memasuki ruang transisi yang temaram sampai ke interiornya yang tertutup dan gelap. Kuil ini dipersembahkan kepada dewa Ammon, Mut dan Khons. Kuil ini simetris secara bilateral dengan fasade yang mengagumkan yang disebut Pylon. Pylon ini terdiri dari 2 dinding besar yang dihubungkan dengan portal di bagian tengah. Dinding ini dipenuhi dengan hiasan relief, patung kolosal, tiang bendera untuk bendera raja dan lambang keagamaan. Di belakang pylon terdapat court peristyle, menuju hypostyle hall. Hypostyle memiliki 2 sumbu yang saling tegak lurus dengan sumbu utamanya

diperkuat dengan kehadiran gang menuju ruang sanctuary.

o Kuil besar di Abu Simbel Kuil ini dibangun dan dipersembahkan bagi dewa Amon-Ra, Harakhte dan Ptah. Pada awalnya, kuil ini berada di pinggir sungai Nil dan kemudian dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi untuk agar dapat diselamatkan dari proyek bendungan danau Nasser yang dapat menenggelamkannya. Kuil ini dibangun dengan cara memotong dan menggali tebing batu karang. Fasadenya berbentuk seperti pylon dengan 4 patung besar Ramses II setinggi 20 m di depannya. Fasade tersebut berukuran lebar 36,3 m dan tinggi 32 m. Di dalam kuil ini terdapat hall dengan langit- langit yang tinggi dan mempunyai 8 pilar Osiris dengan dinding relief yang berwarna cerah. Setelah melalui hall terdapat hall kecil dengan 4 pilar menuju vestibule dan sanctuary.

Periode Ptolemaic

o Kuil Isis di pulau Philae Kuil ini direncanakan dan dibangun sedikit demi sedikit oleh setiap periode raja yang berkuasa mulai dari dinasti XIII sampai Ptolemy XIII. Kuil yang dipersembahkan bagi dewi Isis ini memiliki lapangan dalam dan luar, pylon sebagai gerbang menuju ke kuil utama, kapital kolom yang bervariasi, ornamen yang banyak, permukaan kolom yang kasar, dan colonnade yang banyak.

Patung Ramses II di pintu masuk kuil Abu Simbel

Page 15: 100406025 - JENNY

o Kuil Horus di Edfu Kuil ini dibangun dengan 3 tahapan. Tahap pertama dibangun oleh Ptolemy III. Terdapat hypostyle hall luar dan dinding keliling beserta pylon dengan lebar 62,5 m dan tinggi 30,5 m. Selain itu, juga terdapat jalan yang mengelilingi sanctuary yang juga memberikan akses ke 30 ruang kapel serta jalan yang mengelilingi kuil di dalam tapak yang dibatasi dinding keliling. Ruangan dalam kuil terlihat gelap karena tidak ada jendela di sekeliling bangunan.

10. Kota dan perumahan

Sekitar tahun 3.000 SM, pertanian dan perdagangan di Mesir sudah sangat maju. Sejumlah desa- desa kecil berkembang di sepanjang sungai Nil. Kota yang terbentuk berbentuk persegi dan dikelilingi oleh dinding. Di dalamnya terdapat perumahan yang terorganisasi secara grid dekat dengan istana pangeran. Istana ini dilengkapi dengan benteng dan menara yang awalnya dibentuk dengan tanah liat dan sekitar tahun 2.800 SM mulai dibangun dengan batu limestone. Berikut beberapa kota yang dibentuk pada masa Mesir Kuno:

Kota Kahun (El-Lahun) Merupakan kota yang dibangun pertama kali oleh Sesotris II bagi pekerja yang membangun pyramid El-Lahun dan pelaksanaan proyek reklamasi El-Fayyum di sekitar Danau Suci Moerris. Kota ini terdiri atas rumah pekerja yang berbentuk slight houses, yakni rumah bagi masyarakat umum. Rumah ini memiliki tipologi bentuk persegi, tanpa halaman, dengan inner court di tiap rumah, dan untuk rumah yang lebih besar berlantai dua. Jalan yang ada terbentuk dari rumah- rumah dengan tipe yang sama dan membentuk pola grid. Kota ini merupakan salah satu kota Mesir yang terencana dengan pola permukiman dan struktur jalan yang dibangun secara paralel. Kota ini terdiri dari 3 distrik yang dibatasi oleh tembok. Distrik pertama berupa istana raja, perumahan noble dan pejabat negara, serta perumahan pekerja.

Page 16: 100406025 - JENNY

Kota Deir el-Medina Populasi di kota ini terbagi menjadi 2 kelompok besar bidang keahlian, yaitu: Di bidang keahlian arsitektur, seperti pematung, pelukis, pemahat, penggali,

pembuat batu bata, pengusaha kecil, dll. Di bidang layanan umum, seperti pembawa air, penjaga, pemburu, pencuci, dll.

Keseluruhan kelompok ini disatukan dalam kelompok homogen dengan pendeta dan kuil kecil yang dibuat di sekeliling dalam benteng.

Kota Tel el-Amarna

Merupakan pemukiman bagi pekerja bangunan pada masa pharaoh Ikhnaton. Kota ini dibangun sebagai tempat tinggal raja dan dewanya, namun ditinggalkan tak lama sesudah Amenhotep IV mangkat. Kota ini terdiri dari estate yang luas untuk orang kaya, diselingi oleh rumah yang lebih kecil. Pada saat ditinggalkan, kota ini memiliki distrik militer, kuil besar dan kecil, pemakaman umum, pertokoan, manufaktur, kantor, dan pergudangan.

Di kota ini dapat terlihat variasi bangunan umum seperti apartemen, istana raja, bangunan kantor, dan pergudangan.

Bangunan yang paling signifikan pada masa Mesir Kuno adalah kuil, makam, dan istana. Kuil digunakan sebagai tempat menyembah dewa, makam sebagai tempat kaum elit dikuburkan, sedangkan istana sebagai tempat tinggal raja dan kaum elit lainnya. Berikut ini adalah elemen- elemen pembentuk kota:

Page 17: 100406025 - JENNY

Makam kerajaan dan piramida Merupakan bangunan yang digunakan untuk kepentingan religius dan berlokasi di tepi sungai Nil. Piramida bukan hanya berfungsi sebagai makam, melainkan juga sebagai tempat transformasi bagi raja untuk melanjutkan kehidupan yang abadi.

Makam kaum elit Makam kaum elit, seperti halnya makam para penguasa, juga terdapat di pinggiran sungai Nil. Makam ini berupa mastaba, yakni makam yang berbentuk seperti bagian atas bangku dengan dindingnya yang miring.

Kuil Merupakan tempat suci yang berisi patung dewa. Kuil- kuil pada masa Mesir Kuno pada awalnya terbuat dari batu.

Istana Merupakan tempat raja menjalankan pemerintahan dan juga sebagai lambang kekuasaan. Kebanyakan istana dibangun dengan menggunakan bata dari lumpur sehingga tidak awet. Sebagai penjelmaan dewa, istana raja menyerupai kuil, dengan pintu masuk yang mengarah ke ruang terbuka dan kemudian diikuti hall dengan pilar. Di belakang hall tersebutlah terletak tahta kerajaan. Istana untuk para noble dan masyarakat kelas atas pada umumnya lebih kecil dari istana raja dan tidak memiliki banyak dekorasi dan perlengkapan.

Perumahan Rumah terdiri dari 3 lantai dengan atap terbuka, dapur, ruang keluarga, daerah pembantu, ruang menyuci dan menjemur kain, menyimpan roti dan minuman. Beberapa jendela memiliki ukiran dan diletakkan agak tinggi untuk melindungi penghuni dari sengatan matahari. untuk ruang yang agak besar terdapat kolom penopang lantai. Sementara interior rumah sangat sederhana, diletakkan agak tinggi dengan teras di tingkat atap dan galeri terbuka dengan pilar.

Sumber- sumber referensi: 1. http://www.adipedia.com/2011/02/sejarah-peradaban-bangsa-mesir-kuno.html 2. http://wong168.wordpress.com/2011/06/13/sejarah-peradaban-bangsa-mesir-kuno/ 3. http://afghanaus.com/sejarah-mesir-kuno/ 4. http://zeithmind.blogspot.com/2010/12/kisah-peradaban-mesir-kuno.html 5. http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir_Kuno 6. http://duniamengajar.blogspot.com/2012/02/profil-negara-mesir.html 7. Arsitektur Mesir Kuno 5.000 SM – 30 SM 8. http://carapedia.com/peradaban_mesir_kuno_info3226.html 9. http://under-conspiracy.blogspot.com/2012/08/sejarah-horus-kaitan-terhadap-anticrist.html 10. http://muftiramdlani.blogspot.com/2011/05/hyksos-mesir-kuno-pernah-diperintah.html 11. http://ancientweb.org/index.php/explore/country/Egypt