1374

Upload: ridwansopiansyah

Post on 12-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

    PELATIHAN PENYUSUNAN FINANCIAL REPORT BERDASARKAN

    STANDAR AKUNTANSI ETAP PADA KOPERASI DI KABUPATEN

    BULELENG

    Oleh:

    Ni Luh Gede Erni Sulindawati, SE, Ak,M.Pd/0004096906

    Gede Adi Yuniarta, SE. M.Si, Ak/ 0016067903

    I Putu Gede Diatmika, SE. M.Si, Ak/0010057103

    Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

    Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor:023.04.2.552581/2013

    Revisi tanggal 01 Mei 2013

    JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM DIPLOMA III

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

    UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

    2013

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    a. Judul Program : Pelatihan Penyusunan Financial Report

    Berdasarkan SAK ETAP Pada Koperasi Di

    Kabupaten Buleleng

    b. Jenis Program : Pelatihan

    c. Bidang Kegiatan : Akuntansi Koperasi

    d. Identitas Pelaksana

    1.. Ketua

    a. Nama Lengkap : Ni Luh Gede Erni Sulindawati, SE, Ak, M.Pd

    b. NIP : 196909042003122001

    c. NIDN : 0004096906

    c. Jabatan/Golongan : Lektor/ III/d

    d Alamat Kantor/ Telp. : Jalan Udayana Telp 0362 23884

    e. Alamat Rumah/ Telp./ Email : Jalan Srikandi Gang Belimbing Singaraja Bali

    HP.081337457668.

    2. Anggota I

    a. Nama Lengkap : Gede Adi Yuniarta, SE. M.Si, Ak

    b. NIP : 1979162002121003

    c. Jabatan/Golongan : Lektor Kepala/ III/d

    d. NIDN : 0016067903

    e. Alamat Kantor/ Telp. : Jalan Udayana Telp 0362 23884

    f. Alamat Rumah/ Telp./ Email : Jl. Pulau Bali Ia No. 18 Singaraja, Bali

    3. Anggota 2

    a. Nama Lengkap : I Putu Gede Diatmika, SE. M.Si, Ak

    b. NIP : 197008152001121002

    c. NIDN : 0010057103

    d. Jabatan/Golongan : Lektor/ III/d

    e. Alamat Kantor/ Telp. : Jalan Udayana Telp 0362 23884

    f. Alamat Rumah/ Telp./ Email : Banjar Cica, Abianbase Badung

    e. Biaya Kegiatan : Rp. 7.500.000

    f. Jangka Waktu pelaksanaan : 8 Bulan

    Mengetahui, Singaraja, 6 Nopember 2013

    Dekan FEB Ketua Pelaksana,

    Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, SE, Ak, M.Pd

    NIP. 196702211993031002 NIP. 196909042003122001

    Menyetujui,

    Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat

    Universitas Pendidikan Ganesha

    Prof. Dr. Ketut Suma, M.S

    NIP. 195901011984031003

  • i

    PENGANTAR

    Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-

    Nya, maka kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat terlaksana dan dapat

    diselesaikan tepat pada waktunya.

    Pelaksananan kegiatan pelatihan Penyusunan Financial Report berdasarkan SAK

    ETAP Pada Koperasi Di Kabupaten Buleleng mendapat dukungan baik dari Lembaga

    Pengabdian Masyarakat Undiksha, Dinas Koperasi, para pengurus atau pegawai koperasi

    yang tersebar di seluruh kabupaten Buleleng, teman-teman dosen di jurusan Akuntansi

    program Diploma III, serta pihak lainnya yang berkontribusi terhadap kegiatan pengabdian

    pada masyarakat ini.

    Kami menyadari bahwa kegiatan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik

    dan saran yang positif untuk menyempurnakan kegiatan ini kami nantikan dengan ucapan

    terima kasih.

    Singaraja, Nopember 2013

    Penulis

  • ii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    PENGANTAR i

    DAFTAR ISI ii

    BAB I Pendahuluan . .. 1

    1.1 Analisis Situasi . . 1

    1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah . 3

    1.3. Tujuan Kegiatan 3

    1.4. Manfaat Kegiatan.. 3

    BAB II Tinjauan Pustaka .. 4

    2.1 Pengertian Koperasi .. 4

    2.2. Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP ... 5

    2.2.1. Neraca ... 7

    2.2.2. Laporan Laba Rugi/ Sisa Hasil Usaha .. 7

    2.2.3. Laporan Arus Kas . .. . .8

    BAB III Metode Kegiatan . 15

    3.1 Khalayak Sasaran Strategis ... 15

    3.2 Keterkaitan .. 15

    3.3 Metode Kegiatan .. 15

    BAB IV Hasil Dan Pembahasan . 17

    4.1 Hasil .. 17

    4.1.1. Peserta Pelatihan.. . 17

    4.1.2. Penyiapan Materi.. 17

    4.1.3. Kegiatan Pelatihan. .. 18

    4.1.4.Indikator Keberhasilan.. 22

    4.2.Pembahasan.. 24

    BAB V Simpulan dan Saran... 26

    5.1 Simpulan . 26

    5.2 Saran . 26

    DAFTAR REFERENSI

    Lampiran

  • 1

    Bab I

    PENDAHULUAN

    1.1. Pendahuluan

    Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

    hukum dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai

    gerakan ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk

    meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan adanya pembagian Sisa Hasil Usaha

    (SHU) kepada para anggotanya yang berbeda dengan badan usaha lainnya bertujuan

    untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya.

    Pembangunan koperasi sebagai badan usaha ditujukan untuk penguatan dan

    perluasan basis usaha, serta peningkatan mutu sumber daya manusia. Untuk mencapai

    tujuan tersebut koperasi harus dikelola dengan baik agar dapat bertahan, berkembang,

    dan usahanya dapat berkelanjutan (going concern). Agar usaha koperasi dapat

    berkembang dan berkelanjutan maka perlu diperhatikan usaha dalam mempertinggi

    tingkat efisien yaitu koperasi harus dapat menangani bidang-bidang usahanya dengan

    biaya atau pengeluaran yang seminimal mungkin, koperasi harus dapat mencegah

    terjadinya pemborosan-pemborosan. Informasi akuntansi mengenai biaya atau

    pengeluaran, modal, kewajiban, suatu koperasi dapat dilihat dalam laporan keuangan

    (Financial Report). Informasi akuntansi dapat dipergunakan untuk menilai aktivitas

    manajemen dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya serta

    dipergunakan juga sebagai alat pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang

    berkepentingan. Pihak-pihak yang bekepentingan terhadap laporan keuangan meliputi

    investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan

    kreditor usaha lainnya pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya dan

    masyarakat. Pihak-pihak yang menggunakan informasi akuntansi untuk dasar

    pengambilan keputusan mempunyai berbagai kepentingan yang berbeda-beda.

    Kepentingan ini harus dapat dipenuhi melalui pelaporan keuangan yang bersifat umum

    yang disusun melalui suatu standar yang baku.

    1.2 Analisis Situasi

    Pada tanggal 19 Mei 2009 Dewan Standar Akuntansi Keuangan mensahkan SAK

    Entitas tanpa Akuntanbilitas Publik (SAK ETAP) yang berlaku efektif 1 Januari 2011

    dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2010. Standar Akuntansi Keuangan

  • 2

    untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk digunakan

    entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang:

    (a) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan (b) menerbitkan laporan

    keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna

    eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam

    pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

    Koperasi merupakan bagian dari entitas tanpa akuntanbilitas public sehingga

    sudah semestinya menerapkan SAK ETAP. Namun sampai saat ini penerapan SAK

    ETAP dalam penyusunan laporan keuangan di lapangan terutama pada koperasi belum

    sepenuhnya dapat dilaksanakan, hal ini disebabkan salah satunya karena kurang

    mengertinya sumber daya manusia pengelola koperasi akan penyusunan laporan

    keuangan berdasarkan SAK ETAP. Untuk itu pelatihan penyusunan laporan keuangan

    berdasarkan SAK ETAP sangat diperlukan sehingga laporan keuangan yang dibuat

    memenuhi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk

    pengambilan keputusan. Melalui pelatihan ini pihak koperasi diharapkan akan dapat

    menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Laporan keuangan entitas

    meliputi: (a) neraca; (b) laporan laba rugi; (c) laporan perubahan ekuitas yang juga

    menunjukkan: (i) seluruh perubahan dalam ekuitas, atau (ii) perubahan ekuitas selain

    perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai

    pemilik; (d) laporan arus kas; dan (e) catatan atas laporan keuangan yang berisi

    ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

    Lebih lanjut dalam SAK tentang akuntansi perkoperasian dinyatakan bahwa

    bentuk penyajian laporan keuangan koperasi terdiri dari neraca, perhitungan hasil

    usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan

    keuangan. Untuk penyajian neraca, komponen-komponennya terdiri dari aktiva,

    kewajiban dan ekuitas. Ekuitas terdiri dari simpanan wajib, simpanan pokok, modal

    penyertaan, modal sumbangan, cadangan dan sisa hasil usha (SHU) belum dibagi.

    Penerapan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan di lapangan

    terutama pada koperasi belum sepenuhnya dapat dilaksanakan, hal ini disebabkan salah

    satunya karena kurang mengertinya sumber daya manusia pengelola koperasi akan

    penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Dari banyaknya bermunculan

    koperasi di kabupaten buleleng yang mempunyai kegiatan usaha beraneka ragam akan

    dilibatkan 25 koperasi dalam pelatihan ini. Ke dua puluh lima koperasi tersebut tersebar

  • 3

    di wilayah kabupaten Buleleng yang mempunyai kegiatan usaha simpan pinjam,

    koperasi serbausaha atau koperasi Unit Desa.

    1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah

    Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK

    ETAP) yang berlaku saat ini wajib digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas public

    termasuk koperasi. Namun sampai saat ini koperasi belum sepenuhnya dapat menerapkan

    SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan, hal ini disebabkan salah satunya karena

    kurang mengertinya sumber daya manusia pengelola koperasi akan penyusunan laporan

    keuangan berdasarkan SAK ETAP. Secara rinci, permasalahan yang ingin dipecahkan

    dalam kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini adalah apakah melalui pelatihan akan

    dapat meningkatkan kemampuan pengurus atau pegawai koperasi dalam menyusun

    laporan keuangan yang berdasarkan SAK ETAP?.

    1.4. TUJUAN KEGIATAN

    Tujuan kegiatan P2M ini adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengurus atau

    pegawai koperasi dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP.

    1.5. MANFAAT KEGIATAN

    Bagi para pengurus atau pegawai koperasi di Kabupaten Buleleng. Melalui pelatihan

    ini para pegawai koperasi dikabupaten Buleleng diharapkan akan dapat menyusun laporan

    keuangan yang berupa neraca, perhitungan Sisa hasil usaha, dan laporan arus kas.

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSAKA

    2.1. Pengertian Koperasi

    Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia.

    Bentuk usaha ini di cita-citakan oleh bangsa Indonesia sebagai bangun usaha yang paling

    cocok. Menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 koperasi adalah organisasi

    ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-oran atau badan-badan hukum

    koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas

    asas kekeluargaan.

    Koperasi seperti halnya Perseroan Terbatas (PT), merupakan badan hukum tersendiri

    untuk memperoleh status badan hukum tadi, koperasi harus didirikan dengan prosedur

    sebagai berikut :

    1. Untuk dapat mendirikan sebuah koperasi, sekurang-kurangnya harus ada 20 orang

    yang bertindak sebagai pendiri koperasi (dalam hal tertentu boleh kurang).

    2. Para pendiri koperasi menyusun akte pendirian koperasi. Akte ini, yang dibuat

    rangkap 2, diajukan kepada pejabat yang ditunjuk untuk itu (kantor koperasi). Akte

    pendirian, pada dasarnya memuat anggaran dasar koperasi.

    3. Pejabat yang ditunjuk untuk mengesahkan pendirian koperasi dan mencatatnya

    dalam buku daftar umum yang disediakan untuk itu, serta mengumumkan dalam

    berita negara.

    4. Sejak tercatat dalam buku daftar, koperasi yang bersangkutan telah sah menjadi

    badan hukum tersendiri.

    Akta pendirian koperasi, diantaranya memuat :

    1. Nama dan tempat kedudukan.

    2. Tujuan dididrikannya koperasi.

    3. Keanggotaan, hak dan tanggung jawabnya.

    4. Pengurus, hak dan tanggung jawabnya.

    5. Permodalan.

    6. Pembagian sisa hasil usaha.

    7. Pembubaran.

    Koperasi dapat melakukan usaha-usaha seperti disektor perdagangan, industri, manufaktur,

    jasa keuangan dan pembiayaan, jasa asuransi, jasa trasportasi, dan sebagainya.

  • 5

    2.2.Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP

    Dalam SAK No. 27 tentang akuntansi perkoperasian dinyatakan bahwa bentuk

    penyajian laporan keuangan koperasi terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha,

    laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan.

    Untuk penyajian neraca, komponen-komponennya terdiri dari aktiva, kewajiban dan

    ekuitas. Ekuitas terdiri dari simpanan wajib, simpanan pokok, modal penyertaan, modal

    sumbangan, cadangan dan sisa hasil usha (SHU) belum dibagi.

    Untuk menyediakan informasi akuntansi oleh berbagai pihak yang berkepentingan

    terhadap terhadap informasi dalam laporan keuangan diperlukan adanya urutan-urutan

    kegiatan seperti menggolong-golongkan transaksi, meringkas serta menyajikan dalam

    bentuk laporan keuangan. Proses Akuntansi dimulai dari kegiatan pencatatan sampai

    dengan penyajian informasi.

    Pada saat pencatatan bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Untuk

    transaksi-transaksi yang sama sering dicatat dalam buku jurnal spesial (khusus).

    Transaksi-transaksi yang sudah dicatat dan digolongkan dalam buku jurnal, akan

    diringkas dan dibukukan ke dalam buku besar.

    Data akuntansi yang tercatat dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan

    dalam bentuk laporan keuangan yaitu neraca, laporan Hasil Usaha, laporan arus kas,

    laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan. Untuk

    memudahkan pekerjaan menyusun laporan keuangan biasanya dibuatkan neraca lajur

    (kertas kerja).

    Menurut Baridwan (2000 : 50) Proses akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut

    Gambar 1. Proses Akuntansi

    Bukti-bukti

    Pembukuan

    Buku

    Jurnal

    Buku

    Besar

    Neraca,Laporan

    Rugi-Laba,

    Laporan Laba

    tidak dibagi dan

    lain-lain

    Buku

    Pembantu

  • 6

    Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa buktibukti pembukuan dicatat dalam

    buku buku jurnal setiap terjadi transaksi secara kronologis. Tembusan bukti-bukti

    pembukuan dibukukan kedalam buku pembantu setiap terjadi transaksi. Setiap bulan atau

    periode yang lain buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke rekening-rekening bukku besar.

    Setiap akhir periode dari buku besar disusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca,

    laporan rugi laba, dan laporan laba ditahan dan lain-lain.

    Agar proses akuntansi berjalan dengan baik diperlukan suatu sistem akuntansi yang

    baik yang didalamnya termasuk:

    a. Bukti-bukti pembukuan, yang merupakan catatan pertama dari setiap transaksi dan

    digunakan sebagai dasar pencatatan dalam buku jurnal.

    b. Buku-buku jurnal, merupakan catatan pertama yang digunakan untuk mencatat

    transaksi-transaksi urut tanggal terjadinya (kronologis), sumber pencatatannya

    berasal dari bukti-bukti pembukuan. Untuk transaksi yang sering terjadi dibuatkan

    buku jurnal spesial yang khusus digunakan untuk mencatat suatu transaksi tertentu

    seperti jurnal pembelian, penjualan, penngeluaran uang, penerimaan uang dan lain-

    lain.

    c. Rekening-rekening dan buku besar, catatan yang ada dalam buku jurnal akan

    dipindah-pindahkan ke dalam rekening-rekening yang sesuai. Rekening-rekening ini

    disusun menurut suatu susunan yang akan memudahkan penyusunan laporan

    keuangan. Kumpulan dari rekening-rekening ini disebut buku besar. Rekening-

    rekening dalam buku besar dapat menjadi kelmpok rekening riel, nominal dan

    campuran .

    Rekening-rekening riel adalah rekening-rekening aktiva, utang dam modal yang

    merupakan pos-pos neraca, sehingga dapat dikatakan bahwa rekening-rekening riel

    itu adalah reeking-rekening neraca. Rekening nominal adalah rekening-rekening

    pendapatan, laba, biaya dan rugi yang merupakan pos-pos dalam laporan laba rugi,

    sehingga dapat dikatakan bahwa rekening-rekening nominal itu merupakan reeking-

    rekening rugi laba.

    Rekening campuran adalah rekening-rekening yang saldonya mengandung unsure-

    unsur rekening riel dan nominal, setiap akhir periode rekening-rekening campuran

    ini perlu dianalisa dan dipisahkan menjadi rekening riel dan nominal. Contoh

    rekening-rekening campuran adalah rekening bahan pembantu kantor yang

    didalamnya terdiri dari jumlah bahan pembantu yang digunakan dan persediaan

  • 7

    bahan pembantu. Untuk memudahkan pembukuan ke dalam rekening-rekening

    biasanya masing-masing rekening diberi nomor kode yang disesuaikan dengan

    kelompoknya. Dari Proses akuntansi tersebut akan dihasilkan Laporan Keuangan

    (Financial Report).

    2.2.1 Neraca

    Dalam SAK ETAP dinyatakan bahwa Neraca menyajikan aset, kewajiban, dan

    ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu akhir periode pelaporan.

    Neraca minimal mencakup pos-pos berikut: (a) kas dan setara kas;(b) piutang usaha

    dan piutang lainnya; (c) persediaan; (d) properti investasi; (e) aset tetap; (f) aset tidak

    berwujud;(g) utang usaha dan utang lainnya; (h) aset dan kewajiban pajak; (i) kewajiban

    diestimasi; (j) ekuitas.

    Neraca dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung tingkat pengembalian dan

    mengevaluasi struktur modal perusahaan. Disamping itu informasi dalam neraca juga

    dapat digunakan untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas masa depan. Neraca dapat

    dimanfaatkan untuk menganalisis likuiditas, solvensi dan fleksibilitas keuangan

    perusahaan. Ilustrasi mengenai Neraca suatu koperasi dapat dilihat pada Tabel 1.

    2.2.2. Laporan Laba Rugi /Sisa Hasil Usaha

    Dalam SAK ETAP dinyatakan bahwa Laporan laba rugi harus memasukkan semua

    pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode.

    Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:

    (a) pendapatan;

    (b) beban keuangan;

    (c) bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas;

    (d) beban pajak;

    (e) laba atau rugi neto.

    Laporan Rugi Laba berfungsi sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai

    perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih/laba yang didapat dalam suatu

    periode.

    Kegunaan laporan laba rugi membantu para pemakai laporan keuangan

    memprediksikan arus kas masa depan dengan berbagai cara. Sebagai contoh investor dan

    kreditor dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi untuk :

    - Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan. Dengan mengkaji pendapatan dan beban

    dapat diketahui kinerja perusahaan dan membadingkannya dengan para pesaing.

  • 8

    - Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan.Informasi kinerja masa lulu

    dapat digunakan untuk menentukan kecendrungan penting, jika berlanjut dapat

    menyediakan informasi tentang kinerja masa depan.

    - Membantu menilai risiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan. Infomasi

    tentang berbagai komponen laba-pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian

    memperlihatkan hubungan di antara kompponen-komponen tersebut dan dapat digunakan

    untuk menilai resiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus kas tertentu di masa

    depan. Laporan Sisa Hasil Usaha suatu koperasi dapat dilihat pada Tabel 2.

    2.2.3.Laporan Arus Kas

    Laporan Arus Kas berdasarkan SAK ETAP merupakan laporan yang menyajikan informasi

    yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu entitas ekonomi selama suatu

    periode akuntansi.

    Arus kas merupakan jiwa bagi setiap usaha dan merupakan kebutuhan yang

    mendasar bagi kelangsungan usaha bagi perusahaan serta menunjukkan dapat tidaknya

    sebuah perusahaan membayar semua kewajibannya. Laporan arus kas disusun dengan

    tujuan utama untuk memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu

    perusahaan selama periode tertentu dan memberikan informasi tentang aktivitas operasi,

    investasi dan pendanaan.

    Apabila digunakan bersama dengan laporan keuangan yang lainnya seperti neraca,

    laporan laba-rugi, laporan laba ditahan, laporan arus kas mempunyai kegunaan untuk

    memberikan informasi bagi pemakai untuk:

    1. Mengevaluasi perubahan aktiva bersih, struktur keuangan dan kemampuan

    mempengaruhi arus kas

    2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas

    3. Dapat menggunakan informasi arus kas historis sebagai indikator jumlah, waktu dan

    kepastian arus kas masa depan

    4. Dapat digunakan untuk menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas

    tersebut.

    Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi

    terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian

    perolehannya.

    Klasifikasi Arus kas

  • 9

    Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan harus

    mengklasifikasikan arus kas tersebut menurut aktivitas operasi (operating activities),

    investasi (investing activities) dan pendanaan atau pembiayaan (financing activities).

    Penyajian arus kas menurut ketiga kalsifikasi tersebut dilakukan dengan cara yang paling

    sesuai dengan karakteristik bisnis perusahaan.

    a. Aktivitas operasi meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk

    menentukan laba bersih. jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator

    yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang

    cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,

    membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber

    pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama

    dengan informasi yang lain berguna untuk memprediksi arus kas operasi masa depan.

    Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama

    pendapatan perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari

    transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba/rugi bersih.

    Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :

    1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa

    2. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan lain

    3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa

    4. Pembayaran kas kepada karyawan

    5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan

    premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya

    6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika

    dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan

    investasi

    7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi

    usaha dan perdagangan

  • 10

    b. Aktivitas investasi meliputi pemberian dan penagihan pinjaman serta perolehan dan

    pelepasan investasi (baik utang maupun ekuitas) serta property, pabrik dan peralatan.

    Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan

    karena arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan

    dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa

    depan.

    Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi :

    1. Pengeluaran kas untuk pembelian Aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan aktiva

    jangka panjang lain termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva

    tetap yang dibangun sendiri.

    2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud

    dan aktiva jangka panjang lain

    3. Perolehan saham atau instrumen keuangan lain

    4. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasan (kecuali

    yang dilakukan oleh lembaga keuangan)

    c. Aktivitas Pendanaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik. Aktivitas ini

    meliputi perolehan sumber daya dari pemilik dan peminjaman uang dari kreditor serta

    pelunasannya.

    Dalam Standar Akuntansi Keuangan tahun 2002 (PSAK No.2) Pengungkapan terpisah

    arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk

    memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.

    Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah :

    1. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya

    2. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham

    perusahaan

    3. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya

    4. Pelunasan pinjaman

    5. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo

    kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease)

    Arus kas masuk dan arus kas keluar yang diklasifikasikan menurut aktivitas dapat dilihat

    dalam Gambar 2. berikut ini :

  • 11

    Arus Kas masuk Arus Kas masuk

    Arus Kas Keluar Arus Kas Keluar

    Gambar 2. Arus Kas Masuk dan Arus kas Keluar

    (Sumber: Kieso,2002: 238)

    Pelaporan Arus Kas

    Menurut SAK ETAP metode yang dapat digunakan untuk menyusun laporan arus kas

    adalah metode tidak langsung.

    Dengan metode tidak langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan

    mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari

    penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan dan unsure

    penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

    Aktivitas Operasi

    Ketika penerimaan

    kas (

    pendapatan)

    melebihi

    pengeluaran

    kas (beban)

    Kas

    Aktivitas Investasi

    Penjualan property, pabrik, dan peralatan

    Penjualan hutang atau ekuitas entitas lain

    Penagihan pinjaman

    dari entitas lain

    Aktivitas

    Pembiayaan

    Penerbitan sekuritas

    Penerbitan utang obligasi

    dan utang

    wesel

    Aktivitas Operasi

    Ketika pengeluarn

    kas (beban)

    melebihi

    penerimaan

    kas (

    pendapatan)

    Aktivitas Investasi

    Pembelian property, pabrik, dan peralatan

    Pembelian sekuritas hutang atau ekuitas

    entitas lain

    Pinjaman dari entitas lain

    Aktivitas Pembiayaan

    Pembayaran dividen

    Penebusan Hutangi

    Pembelian kembali modal

    saham

  • 12

    Dalam metode tidak langsung arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan

    dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :

    - Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan

    - Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak yang ditangguhkan, keuntungan

    dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang

    belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba / rugi konsilidasi

    - Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

    Arus kas yang diklasifikasikan menjadi tiga kalsifikasi aktivitas merupakan format

    umum laporan arus kas. Pada bagian pertama laporan disajikan arus kas dari aktivitas

    operasi, diikuti oleh arus kas dari aktivitas investasi dan pembiayaan (pendanaan), dan pada

    bagian akhir disajikan kenaikan dan penurunan bersih kas dan setara kas selama suatu

    periode.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan laporan arus kas :

    1. Laporan arus kas hanya melaporkan arus kas selama periode tertentu dan

    diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

    2. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan

    dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi

    menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna

    laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan

    perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga

    digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.

    3. Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasikan kedalam lebih

    dari satu aktivitas.

  • 13

    Contoh Format Laporan Arus Kas metode Tidak Langsung Koperasi. Laporan Arus Kas

    Tahun yang berakhir 31 Desember 2010

    Arus kas dari Aktivitas Operasi

    Laba Bersih sebelum pajak dan pos luar biasa xxx

    Penyesuaian untuk :

    Penyusutan xxx

    Kerugian selisih kurs xxx

    Penghasilan Investasi (xxx)

    Beban bunga xxx

    Laba operasi sebelum perubahan modal kerja xxx

    Kenaikan piutang pinjaman dan piutang lain-lain (xxx)

    Penurunan persediaan xxx

    Penurunan hutang (xxx)

    Kas yang dihasilkan dari operasi

    Pembayaran bunga (xxx)

    Pembayaran pajak penghasilan (xxx)

    Arus kas bersih dari aktivitas operasi xxx

    Arus kas dari aktivitas investasi

    Pembelian tanah, bangunan, dan peralatan (xxx)

    Hasil dari penjualan peralatan xxx

    Penerimaan Bunga xxx

    Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi xxx

    Arus Kas dari aktivitas pendanaan

    Penerimaan simpanan wajib peminjam xxx

    Penerimaan simpanan Lain-lain xxx

    Penerimaan Simpanan Pokok xxx

    Penerimaan Simpanan Wajib xxx

    Kenaikan Cadangan Umum xxx

    Kenaikan Cadangan Resiko xxx

    Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (xxx)

    Kas bersih kas dan setara kas xxx

    Kas dan setara kas pada awal periode xxx

    Kas dan setara kas pada akhir periode xxx

  • 14

    Langkah Penyusunan Laporan Arus Kas

    Berbeda dengan laporan keuangan utama lainnya seperti neraca dan laporan laba-

    rugi, laporan arus kas tidak disusun dari neraca saldo setelah penyesuaian. Informasi yang

    diperlukan untuk menyusun laporan arus kas umumnya diperoleh dari sumber-sumber

    sebagai berikut:

    1. Neraca komparatif yang memberikan informasi tentang perubahan aktiva, utang dan

    simpanan anggota selama periode tertentu

    2. Laporan laba rugi untuk koperasi laporan laba rugi sama dengan laporan sisa hasil

    usaha (dan perubahan saldo laba), yang memberikan informasi tentang laba bersih

    dan komponennya serta pembayaran dividen selama suatu periode

    3. Informasi pendukung, yang diperoleh dari hasil analisis perubahan rekening-

    rekening neraca yang memberikan informasi tentang sebab-sebab perubahan kas dan

    setara kas.

    Menurut Darminto (2000) langkah-langkah yang diperlukan dalam meyusun laporan arus

    kas baik dengan metode langsung maupun dengan metode tidak langsung adalah :

    1. menghitung perubahan saldo rekening kas dan setara kas dengan membandingkan

    antara saldo awal dan saldo akhir (neraca). Hasil langkah ini menyajikan kenaikan

    atau penurunan bersih kas dan setara kas selama periode berjalan

    2. Menghitung perubahan bersih setiap rekening neraca selain rekening kas dan setara

    kas beserta kategori perubahannya

    3. Menentukan arus kas yang dipisahkan ke dalam tiga kalsifikasi, aktivitas investasi

    dan pendanaan bukan kas dan pengaruh perubahan kurs valuta asing yang

    menggunakan informasi dari neraca komparatif, laporan laba rugi periode berjalan

    dan informasi tambahan

    4. Menyusun laporan arus kas atas dasar hasil langkah-langkah sebelumnya.

  • 15

    BAB III

    METODE KEGIATAN

    3.1.KHALAYAK SASARAN STRATEGIS

    Dari banyaknya bermunculan koperasi di kabupaten buleleng yang mempunyai

    kegiatan usaha beraneka ragam, pada pelatihan ini dilibatkan 25.

    3.2. KETERKAITAN

    Program P2M yang akan dilaksanakan ini berkaitan dengan (1) Dinas koperasi

    (Diskoperindag) Kabupaten Buleleng yang menyediakan informasi mengenai koperasi

    yang berada di Kabupaten Buleleng, dan (2) LPM Undiksha sebagai penilai

    keberhasilan program.

    3.3.METODE KEGIATAN

    Metode kegiatan P2M ini adalah dalam bentuk pelatihan penyusunan

    laporan keuangan (Financial Report) berdasarkan SAK ETAP bagi pengurus atau

    pegawai koperasi.

    Untuk dapat melaksanakan kegiatan ini dengan baik dan terarah maka

    metode kegiatan yang dilakukan adalah dirancang dengan sistematis dalam beberapa

    tahapan.

    Adapun tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

    1. Tahap Persiapan

    Dalam tahap persiapan ini yang dilakukan adalah :

    a. Penyiapan berbagai adiministrasi yang mungkin diperlukan

    b. koordinasi dengan Dinas Koperasi

    c. Penyiapan materi pelatihan tentang penyusunan laporan keuangan

    d. Penyiapan Nara Sumber yang kompeten dan relevan dengan materi yang

    disiapkan.

    e. Penyiapan Jadwal pelatihan selama 4 hari efektif.

    2. Tahap Implementasi

    Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah :

  • 16

    a. Pelatihan Penyusunan laporan keuangan

    3. Tahap Monitoring

    Pada Tahap monitoring kegiatan yang dilakukan adalah pengawasan/ monitoring

    terhadap implementasi laporan keuangan yang telah disusun.

  • 17

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1.Hasil

    Sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelum kegiatan pelatihan

    dilaksanakan, kegiatan ini diawali dengan penyiapan berbagai adiministrasi diperlukan antara

    lain permohonan ijin melaksanakan pengabdian masyarakat, undangan peserta pelatihan,

    undangan kepada kepala dinas koperasi kebupaten buleleng, koordinasi dengan Dinas

    Koperasi untuk waktu dan tempat pelatihan, penyiapan materi pelatihan tentang penyusunan

    laporan keuangan serta penyiapan Jadwal pelatihan. Berikut ini akan diuraikan hasil yang

    dicapai terkait dengan pelatihan penyusunan Financial Report berdasarkan SAK ETAP

    pada koperasi di Kabupaten Buleleng.

    4.1.1. Peserta Pelatihan

    Peserta yang hadir dalam pelatihan ini adalah sejumlah 23 orang peserta pegawai dan

    pengurus koperasi yang meliputi 20 unit usaha kopeasi yang tersebar di seluruh kabupaten

    Buleleng. Adapun ke duapuluh koperasi yang berkesempatan hadir dalam kegiatan pelatihan

    tersebut antara lain : KSU Tabungan Nasional Singaraja, KUD Tirta Luhur, KSP Pada Payu,

    KSU Tri Dwi Eka, KSU Citra Bangun, KSP Dana Mukti, KSU Tunjung Emas, KSP

    Sanjiwani, KSP Ganesha Studi Group, KSP Cipta Karya Bersama, KSU Semeton

    Buleleng, KSU Ganetri, KSU Susila Karma, KSP Mandala Amerta Sedana, KSU Sekaa

    Demen, KSP Adintara Kerti, KPN Setia Budhi, Koperasi Karyawan Tirta Asih, KPN

    Widya Karma, dan KPN Sejahtera Busung Biu.

    Kegiatan ini diawali dengan sambutan ketua LPM undiksha yang pada saat pelatihan

    dihadiri oleh Sekretaris LPM, dilanjutkan dengan penyampaian materi laporan keuangan atau

    financial report berdasarkan SAK ETAP dan dilanjutkan dengan pelatihan penyusunan

    financial report.

    4.1.2. Penyiapan Materi

    Materi yang disiapkan pada pelatihan ini meliputi proses penyusunan laporan

    keuangan yaitu pembuatan jurnal, buku besar, laporan neraca, laporan Sisa Hasil Usaha, dan

  • 18

    laporan arus kas. Materi tersebut disiapkan dalam bentuk Powerpoint, dan dalam bentuk

    soal-soal kasus pada koperasi.

    4.1.3. Kegiatan Pelatihan

    Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan tgl 3 September 2013 bertempat di Ranggon

    Sunset Jalan Pura Penimbangan Barat Pemaron, Singaraja Bali. Kegiatan pelatihan ini

    terdiri dari tiga tahapan yang meliputi pemberian materi, diskusi, dan praktik penyusunan

    laporan keuangan (Financial Report).

    4.1.3.1. Pemberian Materi

    Pemberian materi pelatihan ini berlangsung selama 2 jam. Materi yang disampaikan

    antara lain penyusunan jurnal, posting jurnal ke Buku Besar, Laporan Sisa Hasil Usaha,

    Neraca dan Laporan arus kas.

    4.1.3.2. Diskusi

    Setelah penyampain materi diakhiri kemudian dilanjutkan dengan diskusi, diskusi

    ini berlangsung dengan tertib dan terarah. Pada saat diskusi peserta berperan aktif bertanya

    terkait dengan permasalahan yang mereka hadapi di usaha mereka masing-masing. Adapun

    pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.

    Tabel 4.1

    DAFTAR PERTANYAAN PESERTA PELATIHAN

    No Nama Nama

    Koperasi

    Pertanyaan

    1. Made Ratna Ardiani KSP Pada

    payu

    Apakah laporan keuangan yang dibuat oleh

    koperasi perlu diaudit? Terkait dengan

    syarat yang ditentukan oleh bank dalam

    pemberian pinjaman

    2. Putu Suadnyana Koperasi

    Cipta Karya

    Bersama

    Apakah koperasi perlu menyusun laporan

    arus kas?. Selama ini koperasinya belum

    menyusun laporan arus kas.

    3. I Made Tawa KSU Tri

    Dwi Eka

    Memberikan komentar bahwa laporan arus

    kas yang diberikan oleh instruktur dapat

    dikerjakan dengan baik karena

    kesederhanaannya dan kemudahan

  • 19

    langkah-langkah penyusunannya, sehingga

    mereka dapat menyusun laporan arus kas.

    4. Nyoman Sumantara KSP

    Adintara

    Kerti

    Apabila koperasi dalam kegiatan usahanya

    mengalami kerugian apakah koperasi

    tersebut akan dicabut izin usahanya?

    5. Jro Ketut Daniyatni KSU

    Tunjung Mas

    Tindakan dan perlakuan akuntansi apa yang

    diambil apabila aktiva tetap yang dimiliki

    oleh koperasi sudah habis masa manfaatnya

    dalam artian nilai bukunya sama dengan

    nol?

    6. Joko. SR KSU Citra

    Bangun

    Memberikan komentar agar bisa dibuatkan

    program komputer terkait dengan kegiatan

    koperasi untuk memudahkan penyusunan

    laporan keuangan dan memperlancar usaha

    koperasi.

    4.1.3.3. Praktik Penyusunan Financial Report

    Setelah penyampaian materi perserta diberikan soal-soal kasus pada koperasi yang

    berlangsung sekitar 2 jam. Peserta dengan tekun mengerjakan latihan yang diberikan dan

    langsung menanyakan apabila ada yang hal-hal yang belum mereka pahami. Berikut ini

    diberikan ilustrasi satu kasus di dalam menyusun laporan arus kas.

  • 20

    Koperasi Simpan Pinjam A

    Neraca Komparatif

    31 Desember 2010 dan 31 Desember 2011

    Nama Perkiraan

    31 Desember

    2010 (Rp) 2011 (Rp)

    AKTIVA

    Aktiva Lancar

    Kas 18,163,425.00 28,874,661.00

    BRI 42,677,007.00 46,191,010.00

    Piutang SP Bulanan 89,946,600.00 92,807,900.00

    Piutang SP Harian 95,378,100.00 91,111,605.00

    Sewa bayar dimuka 4,500,000.00

    Total Aktiva Lancar 246,165,132.00 263,485,176.00

    AKTIVA TETAP/INVENTARIS

    Inventaris Kantor 15,582,000.00 17,432,000.00

    Akum. Penyusutan Inventaris Kantor -15,582,000.00 -15,582,000.00

    Total Aktiva Tetap/Inventaris 0.00 1,850,000.00

    Total Aktiva 246,165,132.00 265,335,176.00

    Kewajiban Jangka Pendek

    Tabungan Koperasi 131,422,891.00 135,555,222.00

    Tabungan Khusus 1,558,350.00 1,933,100.00

    Jasa-jasa 2,291,643.00 2,291,643.00

    Dana-dana 4,571,319.00 7,359,213.00

    Hutang pajak 5,710,374.00 5,908,477.00

    Hutang Subak 913,660.00 945,356.00

    Hutang RAT 8,000,000.00 8,000,000.00

    Total Kewajiban Jangka Pendek 154,468,237.00 161,993,011.00

    Kewajiban Jangka Panjang

    Kekayaan Bersih

    Modal disetor 15,000,000.00 15,000,000.00

    Cadangan resiko 1,077,800.00 1,603,300.00

    Cadangan 35,060,141.00 44,824,880.00

    Donasi 1,500,000.00 1,500,000.00

    SHU 39,058,954.00 40,413,985.00

    Total Modal 91,696,895.00 103,342,165.00

    Jumlah Pasiva 246,165,132.00 265,335,176.00

  • 21

    Koperasi Simpan Pinjam A

    Sisa Hasil Usaha

    Periode Yang Berakhir Tgl 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2011

    NAMA PERKIRAAN

    2010 (Rp) 2011 (Rp)

    PENDAPATAN

    Pendapatan Operasional

    Pendapatan Bunga Pinjaman Bulanan 29,121,100.00 27,481,600.00

    Pendapatan Bunga Pinjaman Harian 81,038,100.00 76,496,200.00

    Pendapatan Administrasi Bulanan 5,171,200.00 4,204,000.00

    Pendapatan Administrasi Harian 21,332,750.00 19,571,250.00

    Pendapatan denda 1,870,450.00 3,929,850.00

    Total Pendapatan Operasional 138,533,600.00 131,682,900.00

    Pendapatan Non Operasional

    Jasa/Insentif BRI 627,046.00 564,003.00

    Pendapatan lain-lain 2,696,246.00 4,744,486.00

    Pendapatan toko 0.00 0.00

    Total Pendapatan Non

    Operasional 3,323,292.00 5,308,489.00

    Jumlah Pendapatan 141,856,892.00 136,991,389.00

    PENGELUARAN

    Biaya operasional

    15,872,002.00

    12,980,871.00

    Biaya non operasional 69,168,000.00 66,492,700.00

    Biaya Penyusutan 1,333,902.00 0.00

    Biaya Sewa gedung

    1,800,000.00 2,250,000.00

    Biaya RAT 8,000,000.00 8,000,000.00

    Total Pengeluaran Operasional 96,173,904.00 89,723,571.00

    Laba Kotor 45,682,988.00 47,267,818.00

    Hutang Pajak 5,710,374.00 5,908,477.00

    Hutang Subak 913,660.00 945,356.00

    Sisa Hasil Usaha 39,058,954.00 40,413,985.00

    Dari kasus koperasi tersebut peserta diminta untuk menyusun laporan arus kas

    berdasarkan SAK ETAP sesuai dengan langkah-langkah yang telah diberikan pada saat

    penyampaian materi dengan mengerjakan di kertas kerja yang sudah disiapkan.

    Kegiatan praktik penyusunan Financial report ini berlangsung dengan tertib dan peserta

    dengan serius mengerjakan latihan yang diberikan.

  • 22

    4.1.4. Indikator Keberhasilan

    Setelah dilakukan pelatihan penyusunan laporan financial report dilanjutkan dengan

    pengawasan/ monitoring terhadap implementasi laporan keuangan yang telah disusun oleh

    koperasi yang hadir pada saat pelatihan.

    Setelah implementasi laporan keuangan dilakukan dilanjutkan dengan menilai

    kemampuan pengurus atau pegawai koperasi dalam menyusun laporan keuangan.

    Kemampuan ini diukur dengan skor penilaian atas produk laporan keuangan yang telah

    disusun yaitu neraca, laporan Hasil Usaha dan Laporan Arus Kas. Sedangkan

    kebermanfaatan kegiatan dinilai dari sikap pengurus atau pegawai koperasi terhadap

    kegiatan yang dilakukan.

    Rubrik penilaian kemampuan peserta dalam menyusun laporan keuangan terdiri dari

    Kemampuan menghitung akun-akun laporan keuangan dengan tepat (K1), kemampuan

    membuat format laporan keuangan dengan benar (k2), kemampuan mengkalsifikasikan

    akun-akun dalam laporan keuangan dengan tepat sesuai SAK ETAP (K3), kemampuan

    melakukan langkah-langkah dalam menyusun laporan keuangan dengan tepat (K4), dan

    kemampuan menganalisis aktivitas-aktivitas yang ada dalam laporan arus kas dengan benar

    (K5). Skor Perolehan peserta pelatihan dapat dilihat pada Tabel 4.2.

    Tabel 4.2 Skor Penilaian Peserta Pelatihan

    No Skor Perolehan Jumlah Skor Penilaian

    K1 K2 k3 k4 K5

    1 16 18 19 18 18 89 89%

    2 18 18 20 18 18 92 92%

    3 20 20 20 20 20 100 100%

    4 18 19 19 19 19 94 94%

    5 15 16 18 16 16 81 81%

    6 16 17 16 17 17 83 83%

    7 18 19 20 19 19 95 95%

    8 17 18 18 18 18 89 89%

    9 15 16 17 16 16 80 80%

    10 20 20 20 20 20 100 100%

    11 14 16 16 16 16 78 78%

    12 18 18 18 18 18 90 90%

    13 16 15 17 15 15 78 78%

    14 17 18 18 18 18 89 89%

    15 13 16 15 14 15 73 73%

    16 18 18 18 18 18 90 90%

    17 20 20 20 20 20 100 100%

    18 16 17 17 18 18 86 86%

    19 18 19 19 20 20 96 96%

    20 19 20 20 20 20 99 99%

    21 20 18 18 18 18 92 92%

    22 18 17 17 18 18 88 88%

    23 16 16 16 17 17 82 82%

  • 23

    Dari skor penilaian kemampuan peserta dalam hal ini pegawai dan pengurus

    koperasi dari 23 peserta, 19 peserta yang mendapatkan skor lebih dari 80%, 4 orang

    peserta memperoleh skor 73-80%.

    Eveluasi kebermanfaatan kegiatan dari sikap pengurus atau pegawai koperasi

    dalam proses pelatihan. Ada empat aspek yang diukur yaitu aspek partisipasi (A1), aspek

    motivasi (A2), aspek kerjasama (A3), dan aspek inisiatif (A4). Nilai sikap dalam pelatihan

    ini yang dihitung melalui perbandingan antara jumlah skor yang diperoleh dengan jumlah

    skor maksimal dikalikan 100%, Skor nilai sikap berada di atas 80 yang berarti pelatihan

    penyusunan laporan keuangan bagi pengurus atau pegawai koperasi dapat diterima dengan

    baik. Skor Kebermanfaatan Kegiatan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

    Tabel 4.3. Skor Kebermanfaatan Kegiatan

    No Skor Perolehan Jumlah Skor Penilaian

    A1 A2 A3 A4

    1 2 2 2 2 8 100%

    2 2 2 2 2 8 100%

    3 2 2 2 2 8 100%

    4 2 2 2 2 8 100%

    5 2 2 2 1 7 88%

    6 2 2 2 2 8 100%

    7 2 2 2 2 8 100%

    8 2 2 2 2 8 100%

    9 2 2 2 2 8 100%

    10 2 2 2 2 8 100%

    11 2 2 1 1 6 75%

    12 2 2 2 2 8 100%

    13 2 2 2 2 8 100%

    14 2 2 2 2 8 100%

    15 2 1 1 2 6 75%

    16 2 2 2 2 8 100%

    17 2 2 2 2 8 100%

    18 2 2 2 2 8 100%

    19 2 2 2 2 8 100%

    20 2 2 2 2 8 100%

    21 2 2 2 2 8 100%

    22 2 2 2 2 8 100%

    23 2 1 2 1 6 75%

  • 24

    Dari Tabel 4.3. dapat diketahui skor penilaian proses kegiatan pelatihan dari 23 peserta,

    3 orang peserta yang memperoleh nilai dibawah 80%, dan 20 Orang peserta memperoleh

    skor di atas 80%.

    4.2. Pembahasan

    Financial report atau laporan keuangan pada koperasi berdasarkan undang-undang

    koperasi No. 17 tahun 2012 pasal 37 disebutkan bahwa laporan keuangan koperasi yang

    sekurang-kurangnya terdiri dari neraca akhir dan perhitungan hasil usaha tahun buku yang

    bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut, lebih lanjut dalam undang-uandang

    tersebut disebutkan bahwa laporan keuangan sebagaimana dimaksudkan tersebut dibuat

    berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.

    Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku saat ini adalah Standar Akuntansi

    Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk

    digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah

    entitas yang: (a) tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan (b) menerbitkan laporan

    keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna

    eksternal. Berdasarkan SAK ETAP laporan keuangan yang diwajibkan antara lain: Neraca,

    Laporan Laba Rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas; dan catatan atas laporan

    keuangan. Koperasi merupakan bagian dari entitas tanpa akuntanbilitas public sehingga

    sudah semestinya menerapkan SAK ETAP. Namun banyak koperasi yang sampai saat ini

    belum menerapkan SAK ETAP. Dengan pelatihan ini perserta diberikan bagaimana cara

    menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP.

    Kegiatan pelatihan penyusunan Financial Report Berdasarkan SAK ETAP Pada

    Koperasi Di Kabupaten Buleleng dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari

    kehadiran peserta, proses diskusi, praktik penyusunan financial report, dan evaluasi

    kegiatan.

    Peserta yang hadir dalam kegiatan ini sebanyak 23 orang (92%) dari 25 peserta

    yang diundang yang dapat dikategorikan sudah baik. Proses diskusi yang terjadi pada

    kegiatan pelatihan ini berjalan dengan tertib, terarah dan menarik dilihat dari partisipasi

    aktif peserta dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat mereka. Pada saat praktik

  • 25

    penyusunan financial report juga berjalan dengan baik, terlihat dari ketekunan peserta

    dalam mengerjakan kasus-kasus yang diberikan instruktur.

    Keberhasilan pelatihan dilihat juga dari kemampuan pengurus atau pegawai

    koperasi dalam menyusun laporan keuangan (financial report) dan kebermanfaatan

    kegiatan. Kemampuan pengurus atau pegawai koperasi dalam menyusun laporan keuangan

    diukur dengan skor penilaian atas produk laporan keuangan yang telah disusun yaitu

    neraca, laporan Hasil Usaha dan Laporan Arus Kas. Sedangkan kebermanfaatan kegiatan

    dinilai dari sikap pengurus atau pegawai koperasi terhadap kegiatan yang dilakukan.

    Rubrik penilaian kemampuan peserta dalam menyusun laporan keuangan terdiri dari

    Kemampuan menghitung akun-akun laporan keuangan dengan tepat (K1), kemampuan

    membuat format laporan keuangan dengan benar (k2), kemampuan mengkalsifikasikan

    akun-akun dalam laporan keuangan dengan tepat sesuai SAK ETAP (K3), kemampuan

    melakukan langkah-langkah dalam menyusun laporan keuangan dengan tepat (K4), dan

    kemampuan menganalisis aktivitas-aktivitas yang ada dalam laporan arus kas dengan benar

    (K5).

    Dari Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa skor penilaian kemampuan peserta dalam hal

    ini pegawai dan pengurus koperasi dari 23 peserta, 19 peserta yang mendapatkan skor

    lebih dari 80%, 4 orang peserta memperoleh skor 73-80%. sehingga secara keseluruhan

    dapat dihitung bahwa 83% peserta sudah mampu dalam menyusun laporan keuangan

    (financial Report).

    Dari skor penilaian yang dicapai peserta dapat diartikan bahwa pengurus atau

    pegawai koperasi sudah mampu dan dapat tmenyusun laporan keuangan dengan baik.

    Kebermanfaatan kegiatan dinilai dari sikap pengurus atau pegawai koperasi dalam

    proses pelatihan. Ada empat aspek yang diukur yaitu aspek partisipasi, aspek motivasi,

    aspek kerjasama, dan aspek inisiatif. Skor nilai sikap berada di atas 80 yang berarti

    pelatihan penyusunan laporan keuangan bagi pengurus atau pegawai koperasi dapat diterima

    dengan baik.

    Dari Tabel 4.3. dapat diketahui skor penilaian proses kegiatan pelatihan dari 23

    peserta, 3 orang peserta yang memperoleh nilai dibawah 80%, dan 20 Orang peserta

    memperoleh skor di atas 80%, sehingga secara keseluruhan dapat dihitung bahwa 87%

    peserta sudah berpartisipasi aktif, mempunyai motivasi, dapat bekerjsama dan berinisiatif

    dalam proses kegiatan pelatihan.

  • 26

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN

    5.1.Simpulan

    Dari hasil dan pembahasan kegiatan pelatihan penyusunan financial report

    berdasarkan SAK ETAP pada koperasi di kabipaten Buleleng maka dapat disimpulkan

    bahwa dari 23 orang peserta yang mengikuti pelatihan, 83% sudah mampu menyusun

    laporan keuangan (financial report) berdasarkan SAK ETAP, dengan melihat kemampuan

    menghitung akun-akun laporan keuangan, kemampuan membuat format laporan keuangan,

    kemampuan mengkalsifikasikan akun-akun dalam laporan keuangan, kemampuan

    melakukan langkah-langkah dalam menyusun laporan keuangan, dan kemampuan

    menganalisis aktivitas-aktivitas yang ada dalam laporan arus kas.

    5.2.Saran

    Berdasarkan hasil kegiatan dapat disarankan hendakanya koperasi menyusun laporan

    keuangan sesuai dengan SAK ETAP dan diterapkan secara konsisten dan

    berkesinambungan, sehingga laporan keuangan tersebut dapat dijadikan dasar yang tepat

    dalam menilai kinerja koperasi.

  • 27

    DAFTAR PUSTAKA

    Darminto, DP dan Aji Suryo. (2000) Analisis Laporan Keuangan Hotel, Yogyakarta: Andi

    Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

    Akuntabilitas Publik. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Jakarta

    Ikatan Akuntan Indonesia. (2002). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta

    : Salemba Empat

    Baridwan, Z. (2000). Akuntansi Intermediate. Yogyakarta: Penerbit BPFE

    Kieso, DE dan JJ Weygant. ( 2002). Akuntansi intermediate. Edisi Kesepuluh Jilid I ( Emil

    Salim Penerjemah ) Jakarta : Erlangga

    Kieso, DE dan JJ Weygant . (2002). Akuntansi intermediate. Edisi Kesepuluh Jilid 3

    (Herman Wibowo Penerjemah ) Jakarta : Erlangga

    Undang-undang No. 25 Tahun 1992. Tentang Koperasi

    Undang-undang No.17 Tahun 2012. Tentang Koperasi

  • 28

    LAMPIRAN

    a. Lembar Monitoring

  • 29

    b. Foto-foto Kegiatan

  • 30

  • 31

    c. Daftar Hadi Peserta.