138282888 percobaan 7 isolasi minyak kayu putih
DESCRIPTION
bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbn nnn nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn nmmmmmmmmmmmmmm nbnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnTRANSCRIPT
-
138
Laporan Akhir Praktikum Kimia Organik 2
PERCOBAAN VII
Judul : Isolasi Minyak Kayu Putih dari Daun Kayu Putih Melalui
Destilasi Uap
Tujuan : Mengetahui cara memperoleh ekstrak minyak kayu putih
Hari/ tanggal : Jumat/ 18 April 2008
Tempat : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin
I. DASAR TEORI
Cajuput oil atau minyak kayu putih berasal dari tanaman kayu putih
(Melaleuca Leucadendron Linn), merupakan tanaman khas Indonesia yang termasuk
kedalam tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak kayu putih (Melaleuca
Leucadendron Linn), merupakan anggota dari famili Myrtaceae.
Ciri-ciri morfologi dari tanaman kayu putih.
Adapun ciri-ciri morfologi dari tanaman kayu putih, yaitu:
1. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpl, dapat
tumbuh di dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk
hutan kecil di tanah kering sampai basah atau daerah yang mengalami guncangan
angin.
2. Struktur tumbuhan ukuran 10-30 m, kulit batang berlapis-lapis, bewarna putih
keabu-abuan dengan permukaan kulit bewarna putih yang terkelupas tidak
beraturan, batangnya kecil, dengan percabangan yang menggantung ke bawah.
3. Berakar serabut.
4. Daunnya tunggal, lancip, helaran berbentuk jorong atau lonset, strukturnya agak
tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling, panjangnya 4,5-15 cm,
lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing atau agak bulat, tepi rata, tulang
daun sejajar berbentuk tombak, permukaan daunnya berambut, bewarna hijau
Created By Kelompok 1.
-
138
Laporan Akhir Praktikum Kimia Organik 2
kelabu sampai hijau kecoklatan. Bila daun diremas atau dimemarkan akan berbau
minyak kayu putih. Daunnya mengandung 0,7% minyak kayu putih
5. Merupakan bunga yang mejemuk, bewarna putih, berbentuk bulir, bunga seperti
loncen, barambut atau tidak berambut.
6. Kelopak bunga berbentuk mangkok dengan panjang 1,5-2,5 mm, mahkota bunga
berbentuk bulat telur dengan panjang 2-3 mm, berkelenjar minyak bewarna
kuning. Daun mahkotanya bewarna putih, dan kepala putik bewarna putih
keunguan
7. Tangkai sari tergabung 5-9 helai dengan panjang 5-10 cm. panjang tangkai
putiknya 7-10 mm
8. Bijinya
Ciri-ciri anatomi pada tumbuhan kayu putih
Adapun ciri-ciri anatomi yang dimiliki minyak kayu putih yaitu,
a) Daun
1. Susunan daun isoteral, epidermis atas dan bawah terdiri 1 lapis sel pipih dan
penampang tangensial berbentuk polygonal, dinding samping lurus
2. Kutikula agak tebal
3. Stomata tipenya anomistik
4. Jaringan palisade
5. Pada mesofil terdapat kelenjar minyak lisigen berisi minyak atsiri bewarna
kekuningan
6. Serabut sklerenkim berlignin
b) Serbuk daun
1. Warna hiaju sampai hijau kelabu. Fragmen pengenal adalah rambut penutup
2. Epidermis bertikula tebal dengan stomata tipe anomositik
3. Mesofil dengan kelenjar minyak lisigen bewarna kekuningan
4. Serabut sklerenkim berlignin
Created By Kelompok 1.
-
138
Laporan Akhir Praktikum Kimia Organik 2
5. serabut hablur berbentuk prisma
Minyak kayu putih merupakan penghasil minyak atsiri yang diperoleh dari
hasil destilasi atau penyulingan daun kayu putih. Minyak atsiri merupakan senyawa
yang berwujud cair yang diperoleh bagian tanaman seperti akar, batang, kulit, daun,
bunga, maupun buah/biji dengan destilasi uap. Pada minyak kayu putih, kandungan
minyak atsirinya berupa sineol
Minyak yang ada di alam dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : minyak
mineral (mineral oil), minyak nabati dan hewani yang dapat dimakan, serta minyak
atsiri (essential oil). Minyak atsiri dikenal juga dengan nama eteris atau minyak
terbang (volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak atsiri mudah menguap
pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent
taste), berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umunya larut dalam
pelarut organik dan tidak larut dalam air. Dalam bidang industri, minyak atsiri
digunakan untuk pembuatan kosmetik, parfum, antiseptik, obat-obatan, flavoung
agent dalam makanan atau minuman serta sebagai pencampur rokok kretek.
Beberapa jenis minyak atsiri digunakan sebagai bahan astiseptik internal dan
eksternal, untuk bahan analgesic, haemolitic atau sebagai antizymatic serta sebagai
sedavita dan stimulans untuk obat sakit perut. Minyak atsiri yang baru diekstraksi
Created By Kelompok 1.
Gambar 1. Daun dan bunga kayu putih (Melaleuca Leucadendron Linn)
-
138
Laporan Akhir Praktikum Kimia Organik 2
biasanya tidak berwarna atau ber-warna kekuning-kuningan. Jika minyak atsiri lama
di udara terbuka dan terkena cahaya serta pada suhu kamar, maka minyak atsiri
tersebut dapat mengabsorbsi oksigen di udara sehingga menghasilkan warna minyak
yang lebih gelap, bau minyak berubah dari bau wangi alamiahnya dan minyak lebih
kental dan akhirnya membentuk sejenis resin. Minyak atsiri dapat menguap pada
suhu kamar dan penguapannya semakin besar seiring dengan kenaikan suhu.
Umumnya minyak atsiri larut dalam alkohol encer yang konsentrasinya kurang dari
70%. Daya larut tersebut akan lebih kecil jika minyak atsiri mengandung fraksi
terpene dalam jumlah besar. Sifat minyak atsiri ditentukan oleh persenyawaan kimia
yang terdapat di dalamnya, terutama persenyawaan tak jenuh (terpene), ester, asam
dan aldehida serta beberapa jenis persenyawaan lainnya. Beberapa proses yang dapat
mengakibatkan perubahan sifat kimia minyak adalah oksidasi, hidrolisa polimerisasi
(resinifikasi) dan penyabunan.
Minyak atsiri bukanlah senyawa murni akan tetapi merupakan campuran
senyawa organic yang kadangkala terdiri dari lebih dari 25 senyawa atau komponen
yang berlainan. Sebagian besar komponen minyak atsiri adalah senyawa yang hanya
mengandung karbon dan hidrogen atau karbon,hidrogen dan oksigen yang tidak
bersifat aromatic yang secara umum disebut terpenoid. Minyak atsiri adalah bahan
yang mudah menguapsehingga mudah dipisahkan dari bahan-bahan lain yang
terdapat dalam tumbuhan. Salah satu cara yang paling populer untuk memisahkan
minyak atsiri dari jaringan tumbuhan adalah destilasi, dimana uap air dialirkan ke
dalam tumpukan jaringan tumbuhan sehingga minyak atsiri tersuling bersama-sama
dengan uap air. Setelah pengembunan minyak atsiri akan membentuk lapisan yang
terpisah dari8 air yang selanjutnya dapat dikumpulkan.
Manfaat minyak kayu putih bagi kesehatan sudajh banyak diketahui,
misalnya minyak kayu putih dapat digunakan untuk melegakan tenggorokan,
mencegah iritasi, mengobati luka, rubifacien dan penghambat jamur, sebagai obat
sakit perut dan ssaluran pencernaan (internal), serta sebagai obat kulit (luar).
Khasiatnya sebagai saluran obat oles bagi penderita sakit kepala, kemungkinan
Created By Kelompok 1.
-
138
Laporan Akhir Praktikum Kimia Organik 2
disebabkan karena memiliki cooling effect. Akan halnya sebagai obat internal,
minyak ini berfungsi sebagai anthelmintic, terutama efektif sebagai obat demam.
Belakangan ini penggunaan minyak kayu putih sebagai ekspetorant dalam kasusu
laryngitis dan bronchitis banyak disoroti.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang digunakan adalah
a) Penangas minyak
b) Termolyn
c) Thermometer
d) Serangkaian alat destilasi (labu bundar 2000 mL, adaptor, penjepit,
kondensor, labu destilat)
e) Neraca analitis
f) Bak+ selang
g) Statif + klem
h) Corong pisah
i) Gelas kimia
Bahan-bahan yang digunakan adalah
1) Daun kayu putih
2) Akuadest
3) Minyak goreng
III. PROSEDUR KERJA
1) Memotong-motong daun kayu putih
2) Mengeringkan dan kayu putih
3) Menimbang sebanyak 1 kg daun kayu putih kering
4) Memasukkan kedalam labu destilasi
Created By Kelompok 1.
-
138
Laporan Akhir Praktikum Kimia Organik 2
5) Menambahkan air sebanyak 2000 mL ke dalam labu destilasi
6) Merangkai alat destilasi uap
7) Mendestilasi campuran sampai diperoleh minyak/ekstrak kayu putih
8) Hasil ekstrak dipisahkan dengan corong pisah
IV. HASIL PENGAMATAN
No Variabel yang diamati Hasil Pengamatan1
2
3
Menimbang daun kayu putih (dalam
bentuk serbuk)
Serbuk daun kayu putih + air
Mendestilasi
- suhu awal
- suhu tetesan I
m = 535 gram
campuran
T= 60 oC
T= 94oC
V. ANALISIS DATA
Minyak atsiri dari daun minyak kayu putih (Melaleuca Leucadendron Linn) diperoleh melalui proses destilasi uap. Prosedur pertama yang dilakukan pada proses ini
adalah memasukkan 535 gram daun kayu putih yang telah dikeringkan dan dijadikan serbuk
ke dalam labu bundar 2000 mL, kemudian ditambahkan akuadest (sampai serbuk daun sedikit
tenggelam). Penambahan akuadest berfungsi untuk membantu menguapkan minyak atsiri,
karena minyak atsiri merupakan bahan yan mudah menguap, sehingga secara bersama-sama
minyak atsiri tersuling secara bersama-sama dengan uap air.
Kegiatan yang dilakukan selanjutnya yaitu, melakukan proses destilasi. Penangas
yang digunakan pada proses ini yaitu, penangas minyak. Sebelumnya digunakan penangas
air, namun dengan menggunakan penangas ini tidak memperoleh tetesan hasil destilat, dan
air pada penangas mongering, hal ini dikarenakan penangas air lebih dulu menguap,
sedangkan komponen minyak atsiri pada daun kayu putih tersebut memiliki titik didih yang
lebih tinggi dari air. Oleh karena itu penagas minyak sanagt cocok digunakan, karena
memiliki titik didih yang tinggi dan tidak mudah menguap.
Created By Kelompok 1.
-
138
Laporan Akhir Praktikum Kimia Organik 2
Tetesan pertama yang dihasilkan ketika campuran berada pada suhu 94 oC. dan
uapnya bening. Uap inilah yang merupakan campuran dari minyak atsiri dan air.
Minyak atsiri yang dihasilkan merupakan campuran dari minyak atsiri dengan jenis
sineol yang merupakan senyawa dari terpenoid. Proses destilasi ini dilakukan terus-
menerus, sampai uap yang dihasilkan menjadi terkumppul dan terkondensasi pada
labu destilat.
Proses destilasi dihentikan katika diketahui bahwa eksperimen yang dilakukan
gagal, hal ini dapat dilihat dari hasil destilat yang merupakan kumpulan dari uap air
dan minyak atsiri. Seharusnya pada saat terjadi proses kondensasi pada destilat, maka
akan terbentuk 2 lapisan, yaitu lapisan air dan lapisan minyak atsiri. Pada proses yang
telah dilakukan ternyata larutan masih dalam keadaan homogen. Pada kondisi ini,
maka sangat sulit mengetahui uap air dan minyak atsirinya. Dari aroma yang
dihasilkan pun tidak mencium bau minyak kayu putih, dan kita tidak dapat
mengetahui apakah benar, senyawa yang dihasilkan merupakan minyak atsiri, karena
uap air yang dihasilkan dalam keadaan homogen dengan campurannya, sehingga sulit
memissahkan kedua senyawa tersebut.
Adanya kegagalan dalam praktikum yang dilakukan ini kemungkinan
dikerenakan, daun yang akan diisolasi sudah dalm keadaan sangat kering,
kemungkinan minyak atsiri pada daun kayu putih tersebut berkurang, atau bahkan
hilang sama sekali (karena minyak atsiri mudah menguap/volatil). Apalagi serbuk
tersebut mengalami 2 kali proses penghancuran, yang pertama secara manual dengan
tangan, dan yang kedua dengan blender, sehingga daun yang kerimg tersebut akan
tambah kering lagi pada saat terjadi peleburan pada blender (ada pemanasan oleh
listrik)
Adapun daun yang baik pada proses isolasi ini adalah sebaiknya digunakan
daun kayu putih yang agak kering saja dan layu, tujuannya agar menghilangkan
kandungan senyawa-senyawa lain pada tumbuhan tersebut, tetapi tidak
menghilangkan kandungan minyak atsirinya.
Created By Kelompok 1.
-
138
Laporan Akhir Praktikum Kimia Organik 2
Selain hal di atas, adanya kegagalan pada proses isolasi tersebut juga
disebabkan adamya kesalahan teknis dan persepsi pada tumbuhan yang digunakan,
kemungkinan tumbuhan yang digunakan bukan tumbuhan kayu putih, karena setelah
dilihat dari tumbuhan aslinya, ternyata tumbuhan tersebut tidak memuat ciri anatomi
dan fisiologi pada tumbuhan kayu putih (pada dasar teori), contohnya pada daun kayu
putih, daunnya memiliki ciri tunggal, lancip dan berbentuk jorong atau lanset. Pada
tumbuhan yang telah dilakukan ini, tidak memiliki ciri daun yang telah disebutkan.
Pada sampel daun ini, bentuk daunnya melebar dan tipis.
Adapun metode yang digunakan untuk mengisolasi minyak kayu putih secara
teori tidak jauh beda dengan praktikum yang telah dilakukan. Prosesnya pun sama
dengan destilasi uap, yaitu dengan cara memasukkan serbuk kayu putih ( setengah
kering) ke dalam labu bundar dan menambahkan air sampai agak terbenam,
kemudian labu dihubungkan dengan pendingin (kondensor) dan dihubungkan dengan
penangas minyak. Destilasi dilakukan sampai pada campuran kayu putih pada labu
destilat tidak menghasilkan tetesan lagi. Setelah semua hasil destilat terkumpul maka
dilakukan proses pengembunan (pendinginan), fungsinya agar uap air dan minyak
atsiri yang dihasilkan akan terpisah dan membentuk 2 lapisan, sehingga dengan
menggunakan corong pisah biasa campuran dapat dipisahkan.
Setelah dilakukan pemisahan dengan corong pisah, maka didapatkanlah hasil
dari isolasi kayu putih, yang menghasilkan minyak atsiri jenis sineol yang merupakan
golongan senyawa terpenoid.
Proses isolasi dari kayu putih dengan menggunakan destilasi uap, sangat
banyak manfaatnya, khususnya bagi kesehatan. Misalnya untuk melegakan
tenggorokan, obat sakit peru, mencegah iritasi, penghambat jamur, obat oles bagi
penderita sakit kepala dan lain sebagainya.
VI. KESIMPULAN
1. Metode yang digunakan untuk mengisolasi kayu putih adalah dengan metode
pemisahan dengan menggunakan destilasi uap
Created By Kelompok 1.
-
138
Laporan Akhir Praktikum Kimia Organik 2
2. Kandungan yang terdapat pada isolasi kayu putih merupakan senyawa dari
golongan terpenoid, yang berasal dari minyak atsiri jenis sineol
3. Prinsip karja destilasi uap untuk isolasi kayu putih adalah berdasarkan titik
didih, dimana minyak atsiri akan ikut dialirkan bersama-sama dengan uap air
ke dalam labu destilat, setelah terjadi proses pengembunan, minyak atsiri
membentuk lapisan yang terpisah dari air, sehingga kedua komponen tersebut
dapat dipisahkan
VII. DAFTAR PUSTAKA
Kasmudjo. 1982. Dasar-Dasar Pengelolaan Minyak Kayu Pulih. Yayasan Pembina
Fakultas Kahutanan UGM. Yogyakarta.
Anonym, 1978. Materia Medika Indonesia Jilid II. Depkes RI, Jakarta
Nur Wulandari1, dan Soewarno T. Soekarto. 2007. Kayu Putih.
http://www.asiamaya.com/jamu/isi/kayuputih_melaleuca.htm
Prof Dr Ir Soemarno, M.S. 2006. Tanaman Obat.
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=79
Meiheritta, Gadissa Cajeput. http://www.olbas.com/cajeput.htm
Prof. Dr. Didin. S. Sastrapradja, dkk, 1986, Medicinal Herb Index in Indonesia, PT.
Eisai Indonesia, Jakarta
Adinugraha, Hamdan dan Hidayat Moko
http://toiusd.multiply.com/photosMelaleuca_leucadendron
Created By Kelompok 1.
-
138
Laporan Akhir Praktikum Kimia Organik 2
LAMPIRAN
Floe Chart
- memotong-motong
- mengeringkan
- menghaluskan
- mendestilasi
- menyaring dengan corong pisah
Created By Kelompok 1.
Daun Kayu Putih
Daun Kayu Putih halus
Daun Kayu Putih halus + 2000 mL aquades
destilat residu
minyak air