1b vionita 1123032 nikel

Upload: vionita-andriani

Post on 14-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

DAMPAK USAHA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN LIMBAH INDUSTRI PENAMBANGAN NIKELOleh :

Vionita Andriani ( 1123032 )

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 2013

AbstrakNikel adalah salah satu logam yang paling penting dan memiliki banyak aplikasi yang digunakan dalam industri. Indonesia memiliki cadangan bijih nikel laterit yang cukup besar terutama di Sulawesi, Halmahera, Papua, dan Kalimantan. Cadangan bijih nikel ini diperkirakan sebesar 1576 MT atau sekitar 15% dari cadangan nikel yang ada di dunia. Tetapi, dengan jumlah sebesar itu hanya ada dua perusahaan yang mengolah bijih nikel di Indonesia terutama bijih saprolit yang berkadar nikel tinggi yaitu, PT. INCO menjadi nickel matte dan PT. Antam menjadi ferronikel. Sebagian besar bijih terutama bijih limonit dengan kadar nikel yang rendah masih diekspor dalam bentuk mentah. Untuk itu diperlukan upaya untuk memanfaatkan sumber daya bijih nikel laterit yang melimpah ini melalui pemanfaatan dan pengembangan teknologi yang tepat bagi Indonesia. Namun, tidak selamanya industri tersebut memiliki hal-hal yang baik, ada kalanya industri tersebut juga menimbulkan dampak yang buruk seperti pada kasus lingkungan. Seperti yang kita ketahui, lokasi bahan tambang umumnya berada di lapisan bumi bawah (bawah tanah) sehingga diperlukan pengeboran untuk mengeksploitasi barang tambang tersebut. Pertambangan yang paling sering menimbulkan kerugian bagi lingkungan ialah jenis pertambangan yang terbuka. Tindakan pemerintah memang bisa dianggap cukup memihak lingkungan dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah bagi para pelaku industri pertambangan.Kata Kunci : Nikel, logam, pertambangan, pencemaran.PendahuluanNikel adalah unsur kimia dengan lambang Ni dan nomor atomnya adalah 28. Nikel termasuk dalam logam transisi yang keras dan ulet. Secara fisik, Nikel tampak berkilau dengan sedikit warna keperakan. Nikel bersifat ferromagnetik dalam suhu ruangan. Nikel sangat reaktif dengan oksigen. kondisi ini menyebabkan nikel sangat langka dalam keadaan murni di bumi ini. Kandungan nikel yang tinggi biasanya dipastikan berasal dari meteorit. dimana pada saat diluar angkasa, nikel terlindung dari pengaruh oksigen. Nikel di bumi ini biasanya bercampur dengan besi yang berarti harus menggunakan proses khusus untuk memurnikan nikel tersebut. Nikel campuran, yang biasanya bercampur degan besi, memiliki cadangan-cadangan yang bertebaran di pelosok bumi.Nikel adalah logam berwarna putih perak dengan berat jenis 8,5 dan berat atom 58,71 g/mol. Walaupun reaktif dengan oksigen, nikel tidak mengalami korosi. Kondisi yang menguntungkan ini membuat nikel digunakan secara luas dalam pengolahan baja. Baja yang dibuat dengan campuran nikel memiliki tingkat ketahanan korosi yang lebih tinggi dari baja biasa. Campuran dari nikel, krom, dan besi bahkan menghasilkan baja tahan karat yang biasa disebut stainless steel. Logam Ni memiliki sifat kuat, dapat ditempa, serta tahan terhadap karat dan tahan terhadap oksidasi.

SejarahNikel ditemukan oleh A. F. Cronstedt pada tahun 1751, merupakan logam berwarna putih keperak-perakan yang berkilat, keras dan mulur, tergolong dalam logam peralihan, sifat tidak berubah bila terkena udara, tahan terhadapoksidasi dan kemampuan mempertahankan sifat aslinya di bawah suhu yang ekstrim (Cotton danWilkinson, 1988). Keterangan unsur Simbol : Ni

Volume Atom : 6.6 cm3/mol

Massa Atom : 58.6934

Titik Didih : 3005 K

Struktur Kristal: fcc

Massa Jenis : 8.9 g/cm3 Konduktivitas Listrik : 14.6 x 106ohm-1cm-1 Elektronegativitas : 1.91

Konfigurasi Elektron : [Ar]3d8 4s2

Formasi Entalpi : 17.2 kJ/mol

Konduktivitas Panas : 90.7 Wm-1K-1 Potensial Ionisasi : 7.635 V

Titik Lebur : 1726 K

Bilangan Oksidasi : 2,3

Kapasitas Panas : 0.444 Jg-1K-1 Entalpi Penguapan : 377.5 kJ/molSifat-sifatNikel berwarna putih keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi. Bersifat keras, mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang agak baik terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal, yang dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga. Nikel adalah logam dengan berat jenis 8,5 dan berat atom 58,71 g/mol. Walaupun reaktif dengan oksigen, nikel tidak mengalami korosi. Kondisi yang menguntungkan ini membuat nikel digunakan secara luas dalam pengolahan baja. Baja yang dibuat dengan campuran nikel memiliki tingkat ketahanan korosi yang lebih tinggi dari baja biasa. Campuran dari nikel, krom, dan besi bahkan menghasilkan baja tahan karat yang biasa disebut stainless steel. Logam Ni memiliki sifat kuat, dapat ditempa, serta tahan terhadap karat dan tahan terhadap oksidasi.

Sifat-sifat nikel:

Putih mengkilat Sangat keras Tidak berkarat Tahan terhadap asam encerKeberadaan di alamNikel dan senyawanya tidak memiliki karakteristik bau atau rasa. Nikel terdapat di udara, menetap di tanah atau dikeluarkan dari udara dalam hujan. Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau siderit, dapat mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel. Nikel dapat dengan mudah dijumpai dimana saja, dalam air minum, makanan, perhiasan, koin, bingkai kacamata, tambalan gigi dan prostesis, kancing, resleting, alat-alat rumah tangga maupun insektisida.

Sumber utama nikel berasal dari pengikisan batuan yang ada di sungai Nikel di muara sungai menunjukkan konsentrasi yang semakin meningkat dengan peningkatan kekeruhan. Peningkatan konsentrasi nikel terlarut pada tingkat kekeruhan yang tinggi terjadi karena proses desorbsi dari partikel-partikel yang ada di muara sungai dan proses tersuspensi. Di perairan, nikel ditemukan dalam bentuk koloid. Garam-garam nikel misalnya nikel amonium sulfat, nikel nitrat, dan nikel klorida bersifat larut dalam air. Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Meteorit besi atau siderit, dapat mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%. Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel. Deposit nikel lainnya ditemukan di Kaledonia Baru, Australia, Cuba, Indonesia.

Nikel laterite

Nikel laterite merupakan sumber bahan tambang yang sangat penting, menyumbang terhadap 40% dari produksi nikel dunia. Endapan nikel laterite terbentuk dari hasil pelapukan yang dalam dari batuan induk dari jenis ultrabasa. Umumnya terbentuk pada iklim tropis sampai sub-tropis. Saat ini kebanyakan nikel laterite memang terbentuk di daerah ekuator. Negara penghasil nikel laterite di dunia diantaranya New Caledonia, Kuba, Philippines, Indonesia, Columbiadan Australia. Ni terlarut (leached) dari fase limonite (Fe Oxyhydroxide) dan terendapkan bersama mineral silicate hydrous atau mensubtitusi unsur Mg pada serpentinite yang teralterasi (Pelletier,1996). Jadi, meskipun nikel laterite adalah produk pelapukan, tapi dapat dikatakan juga bahwa proses enrichment supergene sangat penting dalam pembentukan formasi dan nilai ekonomis dari endapan hydrous silicate ini. Tipe ini dapat ditemui dibeberapa tempat seperti di New Caledonia, Indonesia, Philippines.Dominika dan Columbia.

Istilah laterite bisa diartikan sebagai endapan yang kaya akan iron-oxide, miskin unsure silica dan secara intensif ditemukan pada endapan lapukan di iklim tropis (eggleton, 2001). Ada juga yang mengartikan nikel laterite sebagai endapan lapukan yang mengandung nikel dan secara ekonomis dapat di tambang.

Manfaat Nikel

Nikel digunakan sebagai pelapis logam tahan karat, membuat aliasi logam seperti monel, nikron dan alkino, dan serbuk nikel digunakan sebagai katalis pada hidrogenasi lemak dalam pembuatan margarine. Berdasarkan sifatnya yang fleksibel, tidak berubah bila terkena udara, ketahanannya terhadap oksidasi dan kemampuannya untuk mempertahankan sifat- sifat aslinya pada suhu ekstrim, nikel banyak digunakan dalam banyak aplikasi komersial dan industri. Sekitar 70% dari produksi nikel digunakan untuk produksi stainless steel, sementara sisanya digunakan untuk berbagai penggunaan industri, seperti :

1. Stainless steel (pelindung baja)

2. Baterai isi ulang

3. String gitar listrik

4. Baja tahan karat

5. Bahan untuk koin 5 cen di Amerika dan Kanada

6. Pembuatan magnet alnico**magnet elnico = merupakan paduan magnet yang terdiri dari Aluminium (Al), Nikel(Ni), dan Kobalt(Co).

7. Digunakan sebagai katalis untuk menghidrogenasi minyak sayur atau menjadikannya padat (dalam bentuk nikel yang sangat halus).8. Pelindung tembaga.9. Kawat lampu listrik.10. Katalisator lemak.11. Pupuk pertanian.12. Untuk membuat aliase dengan tembaga dan beberapa logam lain seperti :a. Monel (Ni, Cu, Fe)

Digunakan untuk membuat instrumen tranmisi listrik

b. Nikrom(Ni,Fe,Cr)Digunakan sebagai kawat pemanas

c. Alniko (Al, Ni, fe, Co)

Untuk membuat magnet.

Nikel dapat bermanfaat bagi tubuh jika membentuk suatu senyawa kompleks. Senyawa kompleks memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi senyawa ini meliputi bidang kesehatan, farmasi, industri, dan lingkungan. Senyawa kompleks terbentuk akibat terjadinya ikatan kovalen koordinasi antara suatu atom atau ion logam dengan suatu ligan (ion atau molekul netral). Logam yang dapat membentuk kompleks biasanya merupakan logam transisi, alkali, atau alkali tanah. Studi pembentukan kompleks menjadi hal yang menarik untuk dipelajari karena kompleks yang terbentuk dimungkinkan memberi banyak manfaat, misalnya untuk ekstraksi dan penanganan keracunan logam berat.

Produsen Industri Nikel

Sepuluh produsen nikel terbesar di dunia, berdasarkan olahan yang menyumbang nikel lebih dari 1 juta metrik ton nikel pada tahun 2011. Daftar di bawah ini disusun oleh konsultan logam kelompok CRU. Statistik produksi dalam ribuan metrik ton (MT).

1. MMC Norilsk Nickel - 286MT

Norilsk Nikel adalah produsen terbesar di dunia dari nikel dan paladium dan salah satu produsen terbesar dari platinum dan tembaga. Norilsk Nickel's key Russian production facilities Rusia termasuk Divisi Polar dan Kola Perusahaan Pertambangan dan Metalurgi.

2. Vale SA - 206MT

Vale adalah yang terbesar kedua perusahaan pertambangan di dunia dan perusahaan swasta terbesar di Amerika Latin. Berkantor pusat di Brazil dan beroperasi di 38 negara, Vale sekarang mempekerjakan lebih dari 126.000 orang, termasuk karyawan dan kontraktor.

3. Jinchuan Group Ltd. - 127MT

Grup Jinchuan adalah produsen Cina terbesar nikel, kobalt dan logam platinum, serta produser Cina terbesar ketiga tembaga. Perusahaan yang berbasis di Gansu telah beroperasi di 24 lokasi internasional dan memiliki penjualan kotor melebihi US $ 14 miliar pada 2010.4. Xstrata Plc - 106MT

Xstrata plc (Xstrata) adalah produsen internasional utama dari dasar dan kelompok logam platinum. Dengan pendapatan kotor lebih dari US $ 30,5 miliar (2010) dan lebih dari 70.000 staf, Xstrata adalah salah satu perusahaan terbesar di dunia logam.

5. BHP Billiton Ltd. - 83MT

BHP Billiton merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia pertambangan dan sumber daya dengan sekitar 100.000 karyawan di lebih dari 25 negara. Perusahaan ini berkantor pusat di Melbourne, Australia dan tercatat di Bursa Efek Australia (seperti BHP Billiton Ltd), serta di London Stock Exchange dan Bursa Efek Johannesburg (seperti BHP Billiton Plc).

6. Sumitomo Metal Mining Co. - 65M

Sumitomo Metal Pertambangan Co (SMM) adalah anak perusahaan dari Grup Sumitomo, salah satu dari keiretsu terbesar di Jepang, atau perusahaan bisnis. SMM adalah smelter utama dan refiner tembaga, nikel dan emas di Jepang, dan diinvestasikan di tambang nikel dan smelter di Filipina,Indonesiadan New Caledonia.7. Eramet SA - 54MT

Eramet adalah pertambangan Perancis dan kelompok metalurgi yang mempekerjakan sekitar 14.000 staf dan telah beroperasi di 20 negara di lima benua. Erament memiliki tiga divisi fokus pada produk utamanya, Nikel, mangan dan paduan. Pertambangan nikel dan pemurnian dilakukan di New Kaledonia,Indonesiadan Perancis.

8. Anglo American Plc - 48MT

Anglo American adalah produsen utama platina, berlian, batubara, bijih, tembaga, besi dan nikel. Operasi nikel perusahaan yang berbasis di London ini berada di Brazil dan Venezuela. Pada tahun 2010, pendapatan kotor Anglo American dari penjualan nikel adalah sekitar US $ 426 juta.

9. Sherritt International Corp. 35 MT

Yang berbasis di Kanada Sherritt adalah pemimpin dunia di bidang pertambangan dan pemurnian nikel dari bijih laterit dengan proyek-proyek dan operasi di Kanada, Kuba,Indonesiadan Madagaskar. Sherritt diinvestasikan dalam kemitraan 50/50 (The Moa Joint Venture) dengan Nikel Perusahaan Umum SA di Kuba, dan merupakan operator proyek usaha proyek nikel Ambatovy bersama dengan Sumitomo dan Korea Resources di Madagaskar.10. Minara Resources Ltd. - 30MT

Sepenuhnya dimiliki oleh Glencore International, Minara Resources adalah salah satu produsen utama nikel Australia.Minara berbasis di Australia mengoperasikan Murrin Murrin nikel-kobalt proyek pertambangan dan penyulingan, yang mempekerjakan lebih dari 1.000 karyawan dan kontraktor.Persaingan Industri Nikel

Sejak tahun 20062007, produksi industri global tumbuh pesat terutama di China, dimana produksi dan konsumsi nikel dunia tidak seimbang yaitu harga naik mencapai USD 54.000/ton pada 2007. Krisis ekonomi global menyebabkan permintaan stainless steel menurun sehingga harga nikel kembali ke level sebelum tahun 2006. Penurunan permintaan nikel ini menyebabkan stok nikel LME menumpuk, meskipun telah banyak perusahaan yang telah mengurangi produksi nikelnya.

Harga vs Stok Nikel LME

Produksi Stainless Steel Dunia

Financial Highlights

Balance Sheet

Kinerja Industri Nikel Triwulan 1 pada Tahun 2009

Revenue Breakdown Q1 2009

ANTM vs INCO vs Nickel Price

International Nickel Indonesia (INCO)

Proses pembuatan NikelProses pengolahan biji nikeldilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75 persen.Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut:

-Pengeringandi Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm.

-Kalsinasidan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.

-Peleburandi Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak

-Pengkayaandi Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.-Granulasidan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.

Proses Kimia Pembentukan NikelNikel terbentuk bersama mineral silikat kaya akan unsur Mg (olivin). Olivin adalah jenis mineral yang tidak stabil selama pelapukan berlangsung. Saprolite adalah produk pelapukan pertama, meninggalkan sedikitnya 20% fabric dari batuan aslinya (parent rock). Batas antara batuan dasar, saprolite dan wathering front tidak jelas dan bahkan perubahannya gradasional. Endapan nikel laterite dicirikan dengan adanya speroidal weathering sepanjang joints dan fractures ( boulder saprolite). Selama pelapukan berlangsung, Mg larut dan Silika larut bersama groundwater. Ini menyebabkan fabric dari batuan induknya. Sebagai hasilnya, Fe-Oxide mendominasi dengan membentuk lapisan horizontal diatas saprolite yang sekarang kita kenal sebagai Limonite. Benar bahwa Nikel berasosiasi dengan Fe-Oxide terutama dari jenis Goethite. Rata-rata nikel berjumlah 1.2 %.Kondisi MineralogyEndapan nikel laterite terbentuk baik pada mineral jenis silicate atau oxide. Kemiripan radius ion Ni2+ dan Mg2+ memungkinkan substitusi ion diantara keduanya. Umumnya, mineral bijih dari jenis hidrous silicate seperti talc, smectite, sepiolite, dan chlorite terbentuk selama proses metamorphisme temperature rendah dan selama proses pelapukan dari batuan induk. Umumnya, mineral mineral tersebut mempunyai variasi ratio Mg dan Ni. Mineral garnierite dari jenis silicate mempunyai ciri poor kristalin, texture afanitik, dan berstuktur seperti serpentinite (Brindley,1978).Genesis of Nikel LateriteUmunya Nikel deposit terbentuk pada batuan ultrabasa dengan kandungan Fe di olivine yang tinggi dan Nikel berkadar antara 0.2% 0.4% wt. Secara mineralogi nikel laterite dapat dibagi kedalam tiga kategori (Brand et all.,1998)

1. Hydrous Silicate Deposits

Profil dari type ini dari vertical dari bawah ke atas : Ore horizon pada lapisan saprolite (Mg-Ni silicate), grade Nikel antara 1.8% 2.5%. 2. Clay Silicate DepositsPada jenis endapan ini, Si hanya sebagian terlarut oleh melalui groundwater. Si yang tersisa akan bergabung dengan Fe,Ni,dan Al untuk membentuk mineral lempung (clay minerals) seperti Ni-rich Notronite pada bagian tengah profil saprolite . Ni-rich serpentine juga dapat di replace oleh smectite atau kuarsa jika profile deposit ini tetap kontak dalam waktu lama dengan groundwater. Ni grade pada endapan ini lebih rendah dari Hydrosilicate deposit (1.2%;Brand et all,1998).

3. Oxide Deposits

Profile bawah menunjukkan Protolith dari jenis harzburgitic peridotites (mostly mineral olivine,serpentine, piroksen), sangat rentan terhadap pelapukan terutama di daerah tropis. Diatasnya terbentuk saprolite dan mendekati permukaan terbentuk limonite dan ferricrete (dipermukaan) ( see profile). Pada tipe deposit oxide ini, Nikel berasosiasi dengan Goethite (FeOOH) dan Mn Oxide. Sebagai tambahan, Nikel laterite sangat jarang atau tidak sama sekali terbentuk pada batuan carbonate mengandung mineral talc.

Tektonik SettingNikel laterite berkembang di kompleks Ophiolite pada rentang waktu Phanerozoic, terutama Cretaseous-Miosen. Ophiolite ini telah mengalami fault dan joint sebagai efek dari tectonic uplift yang dapat memicu intensitas pelapukan dan perubahan pada water table level. Deposit Nikel lainnya ditemukan pada Archean Craton yang tergolong stabil berasosiasi dengan layer mafic complexes and komatiite (Butt,1975). Semakin banyak zona shear dan steep fault, semakin tinggi pula tingkat enrichment proses untuk menghasilkan grade Nikel yang tinggi. Sebaliknya, zona thrust fault berasosiasi dengan emplacement kompleks ophiolite dan bersama dengan greenstone membentuk zona serpentine milonite atau talc-carbonates-altered ultramafic rocks. Komposisi seperti itu tidak memungkinkan terbentuknya Nikel pada endapan residu (regolith/lapukan).Kondisi Topografi dan MorfologiDua faktor tersebut sangat penting dalam endapan nikel laterit karena kaitannya dengan posisi water table, stuktur dan drainage. Zona enrichment nikel laterite berada di topografi bagian atas (upper hill slope,crest, plateau, atau terrace). Kondisi water table pada zona ini dangkal,apalagi ditambah dengan adanya zona patahan shear or joint. In consequence, akan mempercepat proses palarutan kimia (leaching processes) yang pada akhirnya akan terbentuk endapan saprolite mengandung nikel yang cukup tebal. Kondisi seperti ini dapat dijumpai di beberapa tempat sepeti Indonesia,New Caledonia, Ural (Russia) dan Columbia. Sebaliknya, pada topografi yang rendah, water table yang dalam akan menghambat proses pelarutan unsur unsur dari batuan induk.IklimTempat tempat yang beriklim tropis seperti Indonesia, Columbia memungkinkan untuk terjadinya endapan Nikel laterite. Kondisi curah hujan yang tinggi,temperatur yang hangat ditambah dengan aktivitas biogenic akan mempercepat proses pelapukan kimia, dimana Nikel laterite bisa mudah terbentuk.Bijih nikel yang utama adalah nikel sulfida . Nikel-nikel yang diekspor dalam bentuk 3 macam yaitu bijih, nikel kasar, dan ferronikel. Daerah penambangan nikel ada di Koala, Soroako, Maluku Utara. Cara penambangan nikel melalui berbagai cara , antara lain: Penebangan pohon dan semak Pengupasan tanah permukaan Penggalian dengan sistem tangga (benching system) yaitu dimulai dari bawah ke atas mengikuti garis kontur dengan alat gali power shovel atau dozer shovelPengolahan nikel melalui beberapa tahap , yaitu : Pemanggangan Peleburan ElektrolisisNikel dapat diekstraksi melalui proses metalurgi. Bijih sufida dari nikel biasanya telah diolah/diekstraksi menggunakanpyrometalurgy(proses ekstraksi yang dilakukan padatemperatur tinggi) untuk menghasilkan yang akan liquid matte yang akan digunakan pada pemurnian tahap berikutnya. Untuk memprosesNickel mattemenggunakan ekstraksi logamhydrometalurgy(proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah dengan cara pelindian dengan media cairan)

Adapun prosespyrometalurgyuntuk menghasilkan yang akan liquid matte yang akan digunakan pada pemurnian tahap berikutnya meliputi:

1. Komunisi

Komunisi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral bisa terlepas dari bijjhnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap komunisi nikel ore ini hanya dibutuhkan ukuran maksimal 30mm sehingga hanya dibutuhkancrushersaja dan tidak dibutuhkangrinder.2. DryingDryringatau pengeringan dibutuhkan untuk mengurangi kadarmoisturedalam bjih. Bisanya kadarmoisturedalam bijih sdekitar 30-35% dan diturunkan dalam proses ini denganrotary dryermenjadi 23%. Dalamrotary dryerini, pengeringan dilakukan dengan cara mengalirkan gas panasa yang dihasilkan dari pembakaranpulverizedcoaldanmarine fueldalamHot Air Generator(HAG) secaraCo-Current(searah) pada temperatur sampai 200oC.

3.CalciningTujuan Utama proses ini adalah menghilangkan air kristal yang ada dalam bijih, air kristal yang biasa dijumpai adalah serpentine 3MgO.2SiO2.2H2O dan goethite (Fe2O3.H2O). Proses dekomposisi dilakukan dalamRotary Kilndengan temperatur sampai 850oC meggunakanpulverizedcoal secaraCounter Current. Disamping menghilangkan air kristal, pada proses ini juga biasanya didesain sudah terjadi reaksi reduksi dari NiO dan Fe2o3. Dalam teknologiKrupp rent, semua reduksi dilakukan dalam rotaru kiln dan dihasilkanluppen. Sedangkan dalan teknologiElectric Furnace, hanya sekitar 20% NiO tereduksi secara tidak langsung dalam rotary kiln menjadi Ni dan 80% Fe2O3menjadi FeO sedangkan sisanya dilakukan dalamelectric furnace. Produk darirotary kilnini disebut dengancalcined oredengan kandunganmoisturesekitar 2% dan siap lebur dalamelectric furnace.4.SmeltingProses peleburan dalamelectric furnaceadalah proses utama dalan rangkaian proses ini. Reaksi reduksi 80% terjadi secara lagsung dan 20% secara tidak langsung pada temperature sampai 1650oC.

5. RefiningPada proses ini yang paling utama adalah menghilangkan/ memperkecil kandungan Sulfur dalancrudeFe-Ni dan sering disebut Desulfurisasi. Dilakukannya proses ini berkaitan dengan kebutuhan proses lanjutan yang digunakannya Fe-Ni sebagai umpan untuk pembuatan baja dimana baja yang bagus harus mengandung Sulfur maksimal 20 ppm sedangkan kandungan Sulfur padaCrudeFe-Ni masih sekitar 0.3% sehingga jika kandungan Sulfur tidak diturunkan maka pada proses pembuatan baja membutuhkan kerja keras untuk menurunkan kadar.

Bijih nikel dipanggang di udara menghasilkan NiO, yang kemudian direduksi dengan C menjadi Ni. Nikel biasanya dimurnikan dengan elektrodeposisi namun dalam nikel yang tinggi kemurniannya tetap dibuat dengan proses karbonil. CO bereaksi dengan Ni yang tidak murni pada suhu 50C dan tekanan biasa atau dengan anyaman nikel tembaga dalam keadaan yang lebih kuat menghasilkan Ni(CO)4 yang mudah menguap, di mana logam dengan kemurnian 99,90-99,99 % diperoleh pada komposisi termal 200 C.

Nikel diekstrak dari ore nya dengan proses pemanggangan menghasilkan logam yang kemurniannya >80%. Pemurnian akhir dari pemurnian nikel oksida menggunakan proses Mond, yang dapat meningkatkan kemurnian nikel hingga 99%. Proses modern dipatenkan oleh L. Mond. Proses Mond yang kadang-kadang dikenal sebagai proses karbonil adalah teknik yang diciptakan oleh Ludwig Mond pada tahun 1890 untuk mengekstrak dan memurnikan nikel. Proses ini digunakan secara komersial sebelum akhir abad ke-19. Hal ini dilakukan dengan mengkonversi oksida nikel (nikel dikombinasikan dengan oksigen) ke nikel murni.

Untuk memisahkan nikel dengan wastenya dapat dibantu dengan melihat tingkat kebasaan, Tingkat kebasaan ini menentukan brick/ refractory/bata tahan api yang harus digunakan di dalam tungku (furnace), jika basisitas tinggi maka refractory yang digunakan juga sebaiknya mempunyai sifat basa agar slag (terak) tidak bereaksi dengan refractory yang akan menghabiskan lapisan refractory tersebut. Basisitas juga menentukan viscositas slag, semakin tinggi basisitas maka slag semakin encer dan mudah untuk dikeluarkan dari furnace. Namun basisitas yang terlalu tinggi juga tidak terlalu bagus karena difusi Oksigen akan semakin besar sehingga kehilangan Logam karena oksidasi terhadap logam juga semakin besar. Setelah bahan galian ditambang dan lalu di dangkut dengan alat muat (wheel loader) menujuke stockfile. Dan setelah diangkut sebaiknya melakukan proses pengolahan nikel. Selanjutnya untuk memprosesNickel mattemenggunakan ekstraksi logam hydrometalurgy(proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah dengan cara pelindian dengan media cairan). ProsesPyrometallurgy Reduksi yang terjadi pada proses ini hanya sebagian dari besi saja yang dapat diikat menjadi terak, dan sebagian besar masih dalam bentukferro-nikelalloy.Dalam hal ini untuk memisahkan besi dari nikel pada reaksi peleburan tersebut ditambahkan beberapa bahan yang mengandung belerang (Gypsum atau Pyrite). Karena perbedaan daya ikat besi dan nikel terhadap oksigen dan belerang, sehingga proses ini didapatkan metal yaitu paduan Ni3S2dan FeS dan sebagian besar besi dapat diterakkan. Metalyang dihasilkan ini masih mengandung lebih dari 60 % Fe dan selanjatnya metal yang masih dalam keadaan cair terus diprosos lagi dalam konvertor. Proses-proses konvertor diberikan bahan tambah silikon untuk menterakkan oksida besi.Terak hasil konvertor ini masih mengandung nikel yang cukup tinggi,sehingga terak ini biasanya di proses ulang pada peleburan(Resmelting).Proses selanjutnya metal di panggang untuk memisahkan belerang. Nikeloxideyang didapat dari pemanggangan selanjutnya di reduksi dengan bahan tambah arang (charcoal), sehingga didapat logam nikel.Pencemaran Limbah Pertambangan NikelIndustri pertambangan merupakan suatu industri yang secara finansial memang sangat menguntungkan suatu bangsa karena memiliki daya jual yang amat tinggi di pasaran global. Namun, tidak selamanya industri tersebut memiliki hal-hal yang baik, ada kalanya industri tersebut juga menimbulkan dampak yang buruk seperti pada kasus lingkungan. Seperti yang kita ketahui, lokasi bahan tambang umumnya berada di lapisan bumi bawah (bawah tanah) sehingga diperlukan pengeboran untuk mengeksploitasi barang tambang tersebut. Dalam hal ini maka timbullah dua jenis pertambangan yakni :

1)Tambang terbuka (dengan cara menggali tanah permukaan untuk mencapai lokasi bahan galian tambang, dengan kedalaman maksimal 800 meter).2)Tambang tertutup atau tambang bawah tanah (dengan membuat terowongan dari permukaan tanah menuju lokasi bahan tambang di bawah tanah).Pertambangan yang paling sering menimbulkan kerugian bagi lingkungan ialah jenis pertambangan yang terbuka. Karena setelah bahan tambang yang ingin diambil habis, maka para pelaku industri pertambangan sangat sering meninggalkan lokasi tambang terbengkalai. Tindakan pemerintah memang bisa dianggap cukup memihak lingkungan dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah bagi para pelaku industri pertambangan agar setelah bahan tambang habis di suatu daerah pertambangan, maka daerah tersebut harus direklamasi. Namun walaupun telah dilakukan reklamasi, lahan tersebut tetap saja tidak bisa ditanami oleh tetumbuhan lain karena sumberdaya tanah tersebut juga sudah tidak ada lagi, alias lahan tersebut juga akan semakin gundul.

Industri pertambangan merupakan industri yang tidak berkelanjutan karena tergantung pada sumberdaya yang tidak terbarukan. Pengelolaan lingkungan hidup dalam operasi pertambangan seharusnya meliputi keseluruhan fase kegiatan pertambangan tersebut, mulai dari fase eksplorasi, fase produksi, hingga pasca penutupan tambang. Belajar dari catatan operasi penutupan pertambangan yang dilakukan oleh PT Barisan Tropical Mining (milik Laverton Gold Australia) di Sumsel, PT Indo Moro Kencana (milik Aurora Gold Australia), PT Newmont Minahasa Raya (milik Newmont Amerika Serikat), PT Kelian Equatorial Mining (milik Rio Tinto Inggris-Australia).

Fenomena yang terjadi pada industri pertambangan di Indonesia, justru perusahaan tambang tersebut memiliki kekebalan untuk tidak mentaati aturan-aturan lingkungan hidup dan dapat dengan bebas melakukan pencemaran tanpa takut mendapatkan sanksi. Perilaku lainnya adalah praktik pembuangan limbah pertambangan dengan cara-cara primitif, membuang langsung limbah tailing ke sungai, danau, dan laut.

Industri pertambangan pada pasca operasi akan meninggalkan banyak warisan yang memiliki potensi bahaya dalam jangka panjang, antara lain :

Lubang TambangSebagian besar pertambangan mineral di Indonesia dilakukan dengan cara terbuka. Ketika selesai beroperasi, perusahaan meninggalkan lubang-lubang raksasa di bekas areal pertambangannya. Lubang-lubang itu berpotensi menimbulkan dampak lingkungan jangka panjang, terutama berkaitan dengan kualitas dan kuantitas air. Air lubang tambang mengandung berbagai logam berat yang dapat merembes ke sistem air tanah dan dapat mencemari air tanah sekitar. Potensi bahaya akibat rembesan ke dalam air tanah seringkali tidak terpantau akibat lemahnya sistem pemantauan perusahaan-perusahaan pertambangan tersebut. Di pulau Bangka dan Belitung banyak di jumpai lubang-lubang bekas galian tambang timah (kolong) yang berisi air bersifat asam dan sangat berbahaya.

Air Asam Tambang.Air asam tambang mengandung logam-logam berat berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dalam jangka panjang. Ketika air asam tambang sudah terbentuk maka akan sangat sulit untuk menghentikannya karena sifat alamiah dari reaksi yang terjadi pada batuan. Sebagai contoh, pertambangan timbal pada era kerajaan Romawi masih memproduksi air asam tambang 2000 tahun setelahnya. Air asam tambang baru terbentuk bertahun-tahun kemudian sehingga perusahaan pertambangan yang tidak melakukan monitoring jangka panjang bisa salah menganggap bahwa batuan limbahnya tidak menimbulkan air asam tambang. Air asam tambang berpotensi mencemari air permukaan dan air tanah. Sekali terkontaminasi terhadap air akan sulit melakukan tindakan penanganannya.

TailingTailing dihasilkan dari operasi pertambangan dalam jumlah yang sangat besar. Sekitar 97 persen dari bijih yang diolah oleh pabrik pengolahan bijih akan berakhir sebagai tailing. Tailing mengandung logam-logam berat dalam kadar yang cukup mengkhawatirkan, seperti tembaga, timbal atau timah hitam, merkuri, seng, dan arsen. Ketika masuk kedalam tubuh mahluk hidup logam-logam berat tersebut akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh dan dapat menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan. Celakanya, tidak ada aturan di Indonesia yang mewajibkan perusahaan pertambangan melakukan proses penutupan tambang secara benar dan bertanggungjawab. Kontrak karya pertambangan hanya mewajibkan perusahaan pertambangan melakukan reklamasi, dalam pikiran banyak pelaku industri ini adalah penghijauan atau penanaman pohon semata.

Limbah udara merupakan salah satu jenis limbah yang dihasilkan oleh industri pertambangan. Limbah udara dari pertambangn nikel tersebut dihasilkan sebagai emisi atmosferik dari industri tersebut. Jenis komponen yang termasuk ke dalam emisi tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :

Debu/partikulat Gas yang diproduksi oleh proses pembakaran, seperti CO, CO2, NOx, SO2. Coolants, seperti CFCs, yang berasal dari air-conditioners

Dari sejumlah komponen tersebut, emisi debu/partikulat memiliki porsi terbesar dalam kandungan limbah udara kegiatan pertambangan. Debu, pada khususnya, memiliki ukuran partikel 1-10000 mikrometer. Debu tersebut dihasilkan dari aktivitas mekanik pertambangan, seperti pemecahan atau penggerusan batuan, peledakan area tambang, maupun penanganan massa hasil pertambangan. Pada umumnya, sumber utama dari limbah udara tersebut adalah akses pertambangan yang tak diaspal, aktivitas penggalian, pembuangan, operasi sabuk conveyer, serta pembukaan lahan pertambangan.

Adapun penanganan debu tersebut dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap awal dan akhir, berdasarkan besar partikel debu yang dipisahkan. Tahap awal dikhususkan menangani partikel debu yang berukuran cukup besar berskala milimeter. Alat yang sering digunakan untuk menangani debu pada tahap awal adalah settling chamber (ruang pengendapan) dan siklon, yang dijelaskan sebagai berikut.

Settling chamberAlat ini merupakan teknologi penanganan debu yang telah diterapkan sejak lama. Prinsip dari alat ini adalah pengendapan berdasarkan gaya gravitasi. Alat ini terdiri dari sebuah chamber (kamar/ruang) besar yang terintegrasi dalam aliran pipa gas pertambangan yang mengandung partikel debu yang akan dipisahkan. Keberadaan ruang tersebut akan m Skema Operasi Siklon

Alat ini menggunakan gaya sentrifugal sebagai driving force pemisahan debu dari gas yang akan dihasilkan kegiatan pertambangan. Alat ini memiliki biaya instalasi dan operasi yang rendah, serta memiliki dimensi yang relatif kecil untuk mendukung efisiensinya. Keuntungan tersebut membuat siklon banyak digunakan industri pertambangan untuk mengumpulkan partikel debu yang akan menimbulkan pencemaran udara. Siklon yang berdiameter kecil akan memberikan gaya sentrifugal sampai 2500 kali dibandingkan dengan gaya gravitasi pada settling chamber. Efisiensi siklon dapat ditingkatkan dengan pengurangan diameter, penambahan panjang siklon, dan penambahan rasio siklon terhadap diameter keluaran gas. Contoh industri yang menggunakan siklon ini adalah Ampol Lytton, industri petroleum refinery di Brisbane, Queensland, dan Alcoa.

Besar Tingkat Pencemaran Nikel dan Faktor Resiko

Nikel diketahui memiliki peranan penting dalam biologis mikroorganisme dan tumbuhan. Hal ini dibuktikan bahwa dalam urease ( enzim yang berperan dalam hidrolisis urea ) mengandung nikel. Tetapi apabila kandungan nikel yang diserap dalam tubuh berlebih akan menyebabkan gangguan pernafasan, asam, sakit perut, kidney ( kadar protein berlebih dalam urine), kanker, dan gangguan kehamilan. Gangguan efek logam nikel yang paling sering adalah alergi. Kira-kira 10 20% dari populasi menunjukkan reaksi alergi terhadap nikel. Dari beberapa orang yang mengalami alergi menunjukkan adanya gangguan pada kulit disekitar kulit yang terkena logam nikel. Gangguan yang lebih berbahaya terhadap logam nikel adalah bronchitis kronik gangguan fungsi paru-paru dan kanker hati. Contoh kasus Keracunan Nikel

Disekitar kita banyak penyakit yang tak terduga mengancam kesehatan kita. Beberapa lama ini dokter di Inggris dibingungkan dengan berbagai penderitaan di telinga dan pipi para penduduk yang ditandai dengan adanya peradangan pada kulit, dan merupakan tanda adanya alergi. Nikel adalah logam yang banyak ditemukan diberbagai produk, baik HP sampai ke perhiasan bahkan ditemukan juga di kepala ikat pinggang, dan logam ini sangat sering menimbulkan radang pada kulit akibat kontak, demikian yang dilakukan oleh Mayo Clinic di Amerika.

Demikian pula di Norwegia, terjadi peningkatan risiko terkena kanker larink bagi pekerja di pemurnian nikel (Ni), meningkatnya risiko kanker lambung, sarkoma jaringan lunak bagi pekerja tambang Ni di Uni Soviet, serta meningkatnya kasus kanker ginjal di antara para pekerja pemurnian Ni di Kanada dan Norwegia.Efek Toksik Nikel

Pembuangan limbah yang mengandung Ni mengakibatkan pencemaran Ni pada tanah, air, dan tanaman. Kadar nikel di perairan tawar alami adalah 0,001 0,003 mg/L. Pada perairan laut berkisar antara 0,005 0,007 mg/liter. Untuk melindungi kehidupan organisme akuatik, kadar nikel sebaiknya tidak melebihi 0,025 mg/liter. Untuk air minum < 0,1 mg/L. Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yaitu :1. Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan).2. Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme tersebut.3. Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi dari konsentrasi logam dalam air

4. Mudah tersuspensi karena pergerakan masa air yang akan melarutkan kembali logam yang dikandungnya ke dalam air, sehingga sedimen menjadi sumber pencemar potensial dalam skala waktu tertentu

Walaupun terjadi peningkatan sumber logam berat, namun konsentrasinya dalam air dapat berubah setiap saat. Hal ini terkait dengan berbagai macam proses yang dialami oleh senyawa tersebut selama dalam kolom air. Parameter yang mempengaruhi konsentrasi logam berat di perairan adalah suhu, salinitas, arus, pH dan padatan tersuspensi total atau seston. Nikel dalam jumlah kecil dibutuhkan oleh tubuh, Nikel cukup berperan bagikesehatan tubuhsehingga tubuh dapat memproduksi sel darah merahdanhemoglobin sintesis. Nikel merupakan zat gizi esensial yang berfungsi menstabilisasi struktur asam nukleat dan protein dan sebagai kofaktor berbagai enzim. Nikel juga berperan mengatur kadar lipid dalam jaringan dan dalam sintesis fosfolipid juga merupakan nonspesifik aktifator enzim. Tetapi bila terdapat dalam jumlah yang terlalu tinggi dapat berbahaya untuk kesehatan manusia. Pada umumnya orang bisa terpapar Ni di tempat kerja dalam produksi atau proses yang menggunakan bahan Ni atau bisa juga melalui kontak dengan perhiasan yang mengandung Ni, stainless steel, serta peralatan masak yang mengandung Ni atau bahan asam tembakau. Paparan nikel (Ni) bisa terjadi melalui inhalasi, oral, dan kontak kulit. Manusia pada umumnya mengonsumsi makanan sebesar 150 ,intake Ni asal makanan pada orang dewasa rata-rata sebesar 100 300 .

Paparan akut Ni dosis tinggi melalui inhalasi bisa mengakibatkan kerusakan berat pada paru-paru dan ginjal serta gangguan gastrointestinal berupa mual, muntah dan diare. Paparan Ni lewat kulit secara kronis bisa menimbulkan gejala antara lain dermatitis nikel berupa eksema ( kulit kemerahan, gatal ) pada jari-jari, tangan, pergelangan tangan, serta lengan. Paparan kronis Ni , secara inhalasi bisa mengakibatkan gangguan pada alat pernafasan, berupa asma, penurunan fungsi paru-paru, serta bronchitis.

Tingginya kadar Ni dalam jaringan tubuh manusia bisa mengakibatkan munculnya berbagai efek samping, yaitu akumulasi Ni pada kelenjar pituitari yang bisa mengakibatkan depresi sehingga mengurangi sekresi hormon prolaktin di bawah normal. Akumulasi Ni pada pankreas bisa menghambat sekresi hormon insulin. Konsumsi makanan mengandung Ni 600 mg/hari sudah menunjukkan toksisitas pada manusia (MDS Choice Inc, 2000). Orang-orang yang bekerja di industri kimia memiliki peningkatan risiko kanker. Zat kimia yang mengandung asbes, benzena, benzidin, kadmium, nikel, atau vinil klorida di tempat kerja dapat menyebabkan kanker. Alergi terhadap nikel telah dilihat menyebabkan dermatitis kontak. Tanda-tanda atas dan gejala dermatitis kontak, akan mengembangkan ruam bersama dengan benjolan pada kulit. Kemudian juga akan mengalami gatal parah yang bila tergores akan cenderung untuk membuat hal-hal buruk sebagai infeksi menyebar.

Keracunan oleh nikel juga terdapat dalam tiga bentuk pertama, kontak dengan larutan, larutan agram nikel, yang terjadi ditempat pengolahan bijih atau galvanisasi, yang mengakibatkan dermatitis. Kedua, oleh karena menghirup persenyawaan Ni carbonyl semacam gas yang sangat beracun dan dapat mengakibatkan kematian oleh karena bronchopneumonia hemmoragik. Ketiga penghirupan debu nikel yang menyebeabkan tumor ganas paru-paru. NAB untuk Ni carbonyl adalah 0,001 ppm atau 0,007 mg/m3. Perlu diterangkan bahwa BDS bagian dari sejuta kesehatan dan keselamatan kerja dan pencegahannya. Ni diabsorpsi dalam jumlah kecil dari alat pencernaan. Ni kemudian ditransportasikan dalam plasma berikatan dengan albumin, asam amino, dan polipeptida. Ekskresi Ni terjadi melalui urin setelah 4-5 hari terpapar Ni. Paparan Ni per oral sebagian besar akan diekresikan melalui feses. Absorbsi Ni dalam makanan adalah sebesar 1-10%. Ekskresi Ni dalam feses akan mengikat sesuai dengan peningkatan intake Ni dalam makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Ni secara intravena akan menyebabkan Ni diekskresi terutama melalui urin.

Pemberian Ni secara parenteral pada hewan uji menujukkan bahwa Ni secara cepat didistribusikan ke ginjal, kelenjar pituitari,paru-paru,kelenjar adrenal ovarium dan testis. Ikatan Ni yang bersifat ultrafiltrabel sehingga memungkinkan transportasi Ni dalam serum, empedu, saluran kemih, antara lain ikatan sistensi, histidin,dan asam aspartat yang membentuk kompleks dengan Ni, baik melalui ikatan tunggal maupun ganda.Secara in vivo ,dibuktikan adanya ikatan Ni dan metalotionin. Paparan Ni menyebabkan sintesis metalotionin dalam hati serta ginjal. Ikatan Ni-metaloprotein bisa ditemukan dalam plasma dengan -1-glikoprotein dan dalam serum berikatan dengan kompleks -1-makroglobulin. Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung Ni mengakibatkan meningkatkan sensifitas serta meningkatkanya kadar Ni dalam urin. Untuk mengetahui adanya paparan Ni, bisa dilakukan analisis terhadap kadar Ni dalam darah, urin, feses,dan rambut. Paparan kontak Ni dengan kulit bisa mengakibatkan terjadinya dermatitis nikel, gatal pada jari-jari, gatal pada tangan dan lengan, serta alergi kulit. Kadar Ni dalam darah dipengaruhi oleh paparan Ni dan ditentukan oleh ada atau tidaknya terapi chelate. Apabila tidak ada terapi, kadar Ni dalam darah tentu lebih tinggi. Logam nikel dan senyawa nikel merupakan bahan karsinogenik. Inhalasi debu mengandung Ni-sulfida. Ni-subsulfida dapat mengakibatkan kanker paru-paru, kanker rongga hidung, dan kanker pita suara, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Nikel merupakan bahan karsinogenik alat respirasi, terutama bagi pekerja di industri pemurnian nikel.Pengolahan Limbah Nikel

Pemilihan suatu proses pengolahan limbah industri tergantung dari:

1. Karakteristik limbah cair industri yang bersangkutan.Dalam hal ini penting dipertimbangkan bentuk dari zat pencemar, misalnya materi tersuspensi, koloid atau terlarut, kemampuan polutan tersebut untuk dapat terurai secara biologis (biodegradability); dan toksiksitas senyawa organik dan inorganik.

2. Kualitas efluen yang diinginkan.Perlu dipertimbangkan pula kemungkinan dilakukannya batasan di masa yang akan datang, seperti misalnya batasan toksisitas kehidupan perairanbioassayefluen.

3. Biaya dan ketersediaan lahan yang tersedia.Satu atau lebih kombinasi pengolahan dapat menghasilkan efluen yang diinginkan. Akan tetapi hanya satu dari alternatif tersebut yang paling efektif biayanya.

Seberapa jauh kualitas effluent yang diharapkan juga akan menentukan jenis dan tingkat pengolahan yang akan dilakukan. Semakin baik kualitas effluent yang diharapkan yang akan dibuang ke badan air penerima, semakin tinggi tingkat pengolahan yang harus dilakukan, yang pada akhirnya membuat biaya pengolahan akan semakin tinggi. Sebelum menentukan jenis pengolahan yang akan digunakan, pertamakali harus dilakukan karakterisasi limbah cair industri,sehingga dapat diketahui jenis pencemar yang dominan (priority pollutants) pada suatu jenis industri . Secara umum limbah cair industri tersebut dapat dikelompokkan menjadi:

1. Polutan anorganik:TSS, Cl2tersisa (khlor), Sulfida (sbg S), Zat padat terlarut, Besi terlarut (Fe), Fluorida (F), Ammonia, TKN, Zat padat terlarut, Nitrat, Nitrit, Fosfat (PO4).

2. Polutan organik:BOD5, COD, Minyak & lemak, MBAS.

3. Logam berat:Tembaga (Cu), Timbal (Pb), Seng (Zn), Khrom total (Cr), Nikel (Ni), Raksa (Hg), Sianida (CN), Khrom hexavalen (Cr(VI)) dan Total Chrom, Cadmium (Cd), Mangan (Mn), Titanium (Ti), Barium (Ba), Stanum (Sn), Arsen (As), Selenium (Se), Cobalt (Co), Radioaktivitas.

Sedangkan untuk pH, karena merupakan parameter penting yang harus dikelola pada setiap jenis industri, maka fasilitas untuk mengontrol nilai pH harus ada. Berdasarkan pengelompokan karakteristik limbah cair industri, jenis pengolahan yang akan diterapkan untuk industri di Jawa Barat dapat dikelompokkan menjadi:

1. Pengolahan Awal

2. Pengolahan Fisika-kimia (Pengolahan Primer)

3. Pengolahan Biologi (Pengolahan Sekunder)

4. Pengolahan Lanjutan (Pengolahan Tersier)

Air limbah yang keluar dari industri umumnya pertamakali harus melalui pengolahan awal, yang bertujuan untuk menyiapkan air limbah untuk pengolahan selanjutnya. Detailnya adalah agar beban limbah bisa berkurang, pemisahan material pengotor yang mungkin bisa merusak peralatan dan menganggu jalannya proses. Misalnya saringan (screening)digunakan untuk menghilangkan materi-materi kasar (coarse material) seperti plastik, daun-daunan, kertas, kayu dan lain-lain, dan materi-materi halus (fine material) seperti benang fiber, serta zat padat tersuspensi. Grit removaldigunakan untuk menghilangkan pasir. Pasir diendapkan dan dibuang dengan cara mengalirkan air limbah industri dengan kecepatan sekitar 0,4 m/det di dalam suatugrit chamber. Materi kasar dan halus, seperti pasir kasar dan halus harus dihilangkan terlebih dahulu, karena jika tidak, akan mempersulit pengolahan selanjutnya. Pengolahan awal akan mengurangi beban polutan, besarnya sangat tergantung dari jenis air limbah industri.

Proses ekualisasi dapat digunakan untuk meredam fluktuasi karakteristik air limbah. Karakter yang berfluktuatif akan menyulitkan pengolahan diproses selanjutnya dan boros dalam pemakaian bahan kimia. Fasilitas yang ada adalah bak dengan volume yang cukup dan mixer sebagai pengaduk. Dengan fasilitas tersebut karakteristik air limbah relatif konstan. Proses netralisasi, jika diperlukan, diletakkan setelah proses ekualisasi, karena sebagian dari aliran dengan pH yang berbeda akan saling menetralisasi satu sama lainnya di bak ekualisasi. Proses neutralisasi bertujuan untuk menyiapkan kondisi yang sesuai untuk proses berikutnya. Pada prinsipnya pengolahan pendahuluan ini merupakan proses pengolahan secara fisik-kimia, akan tetapi karena pengolahan ini bertujuan untuk meringankan beban pengolahan selanjutnya, dan umumnya terdapat pada rangkaian pengolahan limbah cair di setiap industri, maka pengolahan ini dipisahkan pengelompokkannya dari pengolahan fisik-kimia.

Pengolahan fisik-kimia artinya mengolah air limbah secara fisik atau kimia. Dalam proses pengolahan ini, obyek yang akan dibuang, dibuat lebih besar ukurannya sehingga dapat dengan mudah diendapkan (coagulation &flocculation process) di bak sedimentasi (bak pengendap), diapungkan (flotation process) serta disaring (filtration process). Memperbesar ukuran partikel dengan menambahkan koagulan diproses koagulasi sehingga terbentuk flok. Agar flok lebih besar lagi ukurannya bisa dengan penambahan flokulan (polymer) di proses flokulasi. Dengan lebih besar ukurannya, pemisahan dapat lebih mudah. Sebagian besar karakteristik air limbah mengandung kotoran bahan organik yang disebut dengan COD atau BOD. Pengolahan yang paling baik adalah dengan menguraikan bahan organik tersebut dengan bantuan mikroorganisme. Pengolahan secara biologi bisa dilakukan secara aerobik (memerlukan udara) atau secara anaerobik (tidak boleh ada udara). Metoda yang digunakan pada proses pengolahan biologis baik aerobik maupun anaerobik bisa secara tersuspensi (suspended growth) ataupun terlekat (attached growth).

Proses sedimentasi merupakan proses dimana benda-benda halus yang sudah menggumpal dan siap mengendap, sebagai hasil dari proses koagulasi & flokulasi atau dari lumpur biologi, dilewatkan dalam sebuah tanki/bak pengendap dengan waktu detensi tertentu, sehingga dapat mengendap dan tepisah dari air bersihnya. Adakalanya setelah proses sedimentasi baik dari proses fisika-kimia maupun biologi, masih terdapat materi-materi halus yang tidak dapat mengendap. Pada kasus ini diperlukan fasilitas tambahan yaitu saringan atau filter. Saringan umumnya terbuat dari pasir (single media) dengan diameter yang seragam (uniform), atau pasir dengan diameter yang tidak seragam (un-uniform), ataupun kombinasi dari pasir dan anthrasit (dual media) atau lainnya. Bebarapa industri, meski telah diterapkan sistem pengolahan awal, primer (fisika-kimia) dan sekunder (biologi), namun kualitas hasil olahan masih belum memenuhi persyaratan. Oleh karena itu pada sistem itu ditambahkan pengolahan lanjutan (pengolahan tersier). Biasanya pengolahan lanjutan diterapkan pada satu atau beberapa parameter saja. Pengolahan tersier juga biasanya diberlakukan terhadap air hasil olahan yang akan dipakai kembali (daur ulang/recycling) baik untuk dipakai di proses produksi, cuci lantai atau siram taman danlain-lain. Unit proses pengolahan lanjutan untuk keperluan recycling juga tergantung dari kualitas air yang akan digunakan.

Proses teknologi membran (Reverse Osmosis (RO), Nanofiltration (NF), Ultrafiltration (UF), Microfiltration (MF)digunakan untuk menghilangkan zat padat koloid, tersuspensi atau solid yang terlarut. Proses penukar ion/resin (Ion Exchange) pada umumnya digunakan untuk menghilangkan logam berat. Metoda denitrifikasi dan dephosphorisasi biologis digunakan untuk menghilangkan zat-zat organik dengan menggunakan mikroorganisma; Proses adsorpsi dengan karbon aktif butiran (granular activated carbon, GAC) digunakan untuk menghilangkan zat organik; dan proses oksidasi secara kimia (chemical oxidation) juga digunakan untuk menghilangkan materi organik.

Jika limbah cair industri mengandung bahan B3, maka diperlukan pengolahan secara khusus untuk mengolah limbah tersebut.Lumpur atau gumpalan yang dihasilkan dari proses filtrasi maupun sedimentasi dapat dikeringkan, dibakar atau dibuang untuk pengurugan tanah, jika tidak mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3). Materi inipun dapat diproses lebih lanjut dan dipakai ulang jika unsur B3nya telah diolah, sehingga tidak akan membahayakan penggunanya.

Tabel Karakteristik Pencemar Dominan pada Beberapa Jenis Industri

NoJenis industriPolutanLain-lain

OrganikAnorganikLogam berat

1TekstilTSS, BOD5, COD, Minyak & lemak, phenol.

Sulfida (sbg S), ammonia.Khrom total (Cr)pH

2Makanan dan minumanTSS, COD, BOD, pH, minyak dan lemak.Ammonia, phospat,pH

3Pelapisan LogamTembaga (Cu), Timbal (Pb), Seng (Zn), Khrom total (Cr), Nikel (Ni), Khrom hexavalen (Cr+6), Cadmium (Cd), Sianida total (CN) tersisapH

4Sabun, Deterjen & Produk-produk Minyak NabatiTSS,BOD5, COD, Minyak & lemak, MBAS.

PhosphatpH

5FarmasiTSS, BOD5, COD, Nitrogen total (sbg N)Fenol totalpH

Rencana pengolahan limbah cair diawali dengan memeriksa industri yang bersangkutan untuk beberapa faktor yang terkait, misalnya sumber air limbah, jenisnya, konsentrasinya, kandungannya, besar alirannya. Selain itu juga kondisi dari tujuan pembuangan (termasuk sistem saluran air limbah), penggunaan air yang dibuang, dan jika badan air penerima adalah sungai, maka harus diperhatikan arus air sungai, kualitasnya, standar baku mutu yang ada (baikstreammaupuneffluentstandard), metode pengolahan lumpur dsb. Data-data tadi sangat penting untuk dikumpulkan dan diidentifikasi dengan tujuan utama untuk mengolah air limbah industri secara efisien dan untuk melestarikan lingkungan. Untuk proses industri manufuktur, jenis bahan baku yang digunakan oleh industri tersebut harus diteliti dan diketahui. Setiap orang yang bertanggungjawab pada organisasi pabrik, terutama orang yang terkait dengan pengolahan limbah, harus ikut berpartisipasi dalam proses ini.Prosedur perencanaan pengolahan air limbahSetelah dilakukan investigasi, maka kemudian dilakukan pemilihan metode pengolahan. Tahapan berikut ini dapat dipergunakan sebagai petunjuk. Pertama kali, lakukan pengklasifikasian air limbah sebagai organik atau anorganik. Air limbah organik bisa diolah secara biologis jika perbandingan BOD/CODnya lebih besar dari 60%, atau tidak boleh diolah jika perbandingan tersebut lebih kecil dari 20%. Kemudian, pastikanlah efek pengolahan dengan cara uji biologis. Untuk air limbah anorganik, lakukan uji pengendapan, jika mengandung zat padat tersuspensi. Jika hal ini tidak tepat, maka lakukan test koagulasi. Jika air limbah mengandung bahan toxic, maka identifikasikanlah metode pengolahan yang tepat untuknya. Jika air limbah keadaannya kental, maka selidikilah cara pengambilan kembali (recovery) dengan cara mengentalkan, membakar dll. Jika cara-cara tersebut tidak berhasil untuk mencapai kualiats air yang diinginkan, maka selidiki lebih lanjut dengan melakukan adsorpsi, pertukaran ion, dll. Setelah dilakukan penetapan metode pengolahan, maka tahap berikutnya adalah memilih jenis peralatan yang akan digunakan. Untuk hal ini, adalah penting untuk mengenali tempat instalasi pengolahan, biaya konstruksi, operasi dan pemeliharaan serta manajemennya, kemampuan & efek pengolahan, kuantitas lumpur yang akan dihasilkan, tingkat kemudahan dalam pengolahan lumpur, tenaga teknik industri yang bersangkutan, standar yang ada, rehabilitasi, dll.

Netralisasi (pengolahan secara kimia)

Proses netralisasi diperlukan apabila kondisi limbah masih berada di luar baku mutu limbah (pH 6-8), sebab limbah di luar kondisi tersebut dapat bersifat racun atau korosif. Netralisasi dilakukan dengan mencampur limbah yang bersifat asam dengan limbah yang bersifat basa. Pencampuran dilakukan dalam suatu bak equalisasi atau tangki netralisasi. Netralisasi dengan bahan kimia dilakukan dengan menambahkan bahan yang bersifat asam kuat atau basa kuat. Air limbah yang bersifat asam umumnya dinetralkan dengan larutan kapur (Ca(OH)2), soda kostik (NaOH) atau natrium karbonat (Na2CO3). Air limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam kuat seperti asam sulfat (H2SO4), HCI atau dengan memasukkan gas CO2melalui bagian bawah tangki netralisasi.

PengendapanApabila konsentrasi logam berat di dalam air limbah cukup tinggi, maka logam dapat dipisahkan dari limbah dengan jalan pengendapan menjadi bentuk hidroksidanya. Hal ini dilakukan dengan larutan kapur (Ca(OH)2) atau soda kostik (NaOH) dengan memperhatikan kondisi pH akhir dari larutan. Pengendapan optimal akan terjadi pada kondisi pH dimana hidroksida logam tersebut mempunyai nilai kelarutan minimum.

Koagulasi dan Flokasi (pengolahan secara kimia)

Digunakan untuk memisahkan padatan tersuspensi dari cairan jika kecepatan pengendapan secara alami padatan tersebut lambat atau tidak efisien. Koagulasi dilakukan dengan menambahkan bahan kimia koagulan ke dalam air limbah. Koagulan yang sering digunakan adalah tawas (Al2(SO4)3).18H20; FeC13; FeSO4.7H20; dan lain-lain.

Evaporasi (penyisihan komponen-komponen yang spesifik)

Evaporasi pada umumnya dilakukan untuk menguapkan pelarut yang tercampur dalam limbah, sehingga pelarut terpisah dan dapat diisolasi kembali. Evaporasi didasarkan pada sifat pelarut yang memiliki titik didih yang berbeda dengan senyawa lainnya.

Insinerasi

Insinerator adalah alat untuk membakar sampah padat, terutama untuk mengolah limbah B3 yang perlu syarat teknis pengolahan dan hasil olahan yang sangat ketat. Pengolahan secara insinerasi bertujuan untuk menghancurkan senyawa B3 yang terkandung di dalamnya menjadi senyawa yang tidak mengandung B3. Ukuran, desain dan spesifikasi insinerator yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik dan jumlah limbah yang akan diolah. Insinerator dilengkapi dengan alat pencegah pencemar udara untuk memenuhi standar emisi.

Usaha Pengendalian Pencemaran Logam Nikel

Metode yang biasa digunakan untuk membersihkan atau mengurangi pencemaran adalah menggunakan tanaman yang disebut fitoremediasi.Tanaman hiperakumulator Ni mampu menyerap lebih dari 10.000 ppm.Tanaman jenis Alyssum sp dan Berkheya sp Sebertia acuminate mampu menyerap nikel (Ni) hingga lebih dari 2% dari biomassa kering. Limbah industri pelapisan logam yang mencemari lingkungan untuk mengurangi pencemaran biasa menggunakan modul membran yang berfungsi sebagai penyaring logam tertentu sehingga limbah bisa tertahan pada membran.Modul membran mampu menyaring pencemaran alumunium (Al) maupun limbah lain seperti ion nikel (Ni). Jenis mikroorganisme bioremoval yang bisa mengabsorpsi polutan nikel (Ni) adalah Saccharomyces cerevisie dan Solanum elaeagnifolium.Jenis alga yang bisa berfungsi sebagai bioindikator dan bioakumulator logam Ni adalah Cladophora glomerata dan Chaetocerus sp.Standar Aman Kandungan Nikel di Dalam Tubuh dan Lingkungan

Pembuangan limbah yang mengandung Ni mengakibatkan pencemaran Ni pada tanah, air, dan tanaman. Kadar nikel di perairan tawar alami adalah 0,001 0,003 mg/L. Pada perairan laut berkisar antara 0,005 0,007 mg/liter. Untuk melindungi kehidupan organisme akuatik, kadar nikel sebaiknya tidak melebihi 0,025 mg/liter. Untuk air minum < 0,1 mg/L. Menurut US Departemen Of Health and Human Service batas kadar logam nikel dalam tanah air dan tubuh manusia adalah 4 80 ppm.

Teknologi untuk perkembangan pengendalian limbah Nikel. Pengolahan limbah cair elektroplating dengan Teknik sedimentasi dan koagulasi.Pengolahan limbah cair dapat dilakukan secara fsika, kimia, elektrokimia maupun biologi. Jenis pengolahan limbah dilakukan tergantung dari karakteristik senyawa-senyawa yang ada pada limbah cair. Pengolahan limbah yang dilakukan oleh para pengrajin pada umumnya menggunakan metode pengendapan (sedimentasi) dan penggumpalan (koagulasi). Kedua proses ini dilakukan dengan menggunakan kontrol pH. Parameter pH mempengaruhi keberadaan spesies kimia di dalam limbah cair tersebut (Siti Marwati, 2007).

Langkah-langkah pengolahan limbah yang dilakukan oleh para pengrajin secara umum adalah:

a. Netralisasi limbah cair.

Limbah cair yang bersifat asam dapat dicampur dengan limbah cair yang bersifat basa sehingga terjadi netralisasi. Jika pH limbah masih bersifat asam maka dinetralkan dengan larutan kapur (Ca(OH)2) dan jika bersifat basa maka dinetralkan dengan penambahan asam klorida (HCl) atau asam sulfat (H2SO4).

b. Mengatur pH limbah dengan penambahan larutan kapur (Ca(OH)2) soda api (NaOH), dan soda abu (Na2CO3) pada pH 8-10. Untuk tiap 100 L ditambahkan kapur, soda api dan soda abu masing-masing 1-2 kg. Pengukuran pH dikontrol dengan kertas pH.c. Penambahan koagulan berupa tawas untuk mempercepat terbentuk gumpalan dan endapan. Untuk tiap 100 L ditambahkan tawas 1 kg.

d. Membiarkan pengendapan terjadi selama beberapa hari. Limbah cair yang sudah diendapkan dibuang ke badan air dan endapan yang terbentuk ditimbun di dalam tanah atau ditampung pada septic tank. Pengolahan limbah dengan metode sedimentasi dan koagulasi didasarkan pada prinsip bahwa logam-logam dalam limbah cair elektroplating dapat diendapkan dengan netralisasi menggunakan kapur (Ca(OH)2) atau soda api (NaOH). Pengendapan berlangsung pada pH antara 8,5-9,5 (Purwanto & Huda, 2005). Pengendapan dengan hidroksida diharapkan ion logam pengotor terendapkan dalam bentuk hidroksida logam yang selanjutnya dapat dipisahkan dari larutan dalam bentuk sludge (lumpur) Selain itu pada metode sedimentasi dan koagulasi, partikel-partikel padat dalam bentuk padatan tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap secara langsung berdasarkan gaya berat dan ukuran partikel. Ukuran partikel yang kecil sulit mengendap sehingga diperlukan penambahan koagulan seperti tawas, feri sulfat, Poly Aluminum Clorida (PAC) (Said, 2006). Dengan penambahan koagulan partikel-partikel akan menempel pada bak kogulan selanjutnya akan mengalami penggumpalan membentuk partikel-partikel yang besar dan mengendap. Pengaturan pH ini dilakukan dengan penambahan soda atau kapur. Pengolahan limbah yang dilakukan oleh para pengrajin masih mempunyai beberapa kelemahan. Jika ditinjau dari pH yang digunakan untuk pengendapan yaitu pH 8-10 maka hanya logam-logam tertentu saja yang terendapkan antara lain Cu, Zn, Ni, dan Cr3+. Senyawa-senyawa perak (Ag) kurang stabil pada kondisi tersebut sehingga dimungkinkan dapat membentuk kompleks dengan sianida maupun klorida yang tidak 6mengendap. Sedangkan senyawa sianida tidak dapat diendapkan secara langsung dengan menggunakan air kapur dan tawas. Senyawa sianida perlu diolah secara khusus melalui reaksi oksidasi menjadi senyawa sianat. Begitu pula dengan Cr6+ harus direduksi menjadi Cr3+ terlebih dahulu. Kelemahan yang lain, para pengrajin tidak mengontrol pH limbah yang sudah diolah, karena keasaman limbah terolah yang boleh dibuang ke badan air dengan pH antara 6-8 (Purwanto & Huda, 2005 Pengolahan limbah cair elektroplating dengan Teknik pakai ulang (reuse).Teknik pengolahan limbang dengan pakai ulang (reuse) pada prinsipnya sama dengan proses elektroplating, tetapi larutan elektrolit yang digunakan berupa limbah cair yang berasal dari pencucian, pembersihan dan pembilasan elektroplating. Limbah yang digunakan secara langsung tanpa memberi campuran dengan bahan lain. Sumber arus listrik searah dihubungkan dengan dua buah elektroda, yaitu elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif disebut katoda dan elektroda positif disebut anoda. Benda yang akan dilapisi harus bersifat konduktif atau menghantarkan arus listrik dan berfungsi sebagai katoda, disebut sebagai benda kerja dalam hal ini berupa logam yang akan dilapisi perak. Pada elektroplating dengan anoda aktif digunakan anoda logam yang mempunyai kemurnian tinggi dalam hal ini berupa logam platina. Oleh karena di anoda berupa logam yang memiliki sifat konduktor, maka larutan limbah menuju katoda dan menempel pada logam besi. Keuntungan dari penggunaan teknik reuse selain bernilai ekonomis, yaitu pemanfaatan kembali limbah sehingga diperoleh hasil yang sama dengan proses elektroplating, juga dapat mengurangi kadar logam berat bila limbah dibuang ke lingkungan sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Kesimpulan

Nikeladalahunsur kimiametalik dalamtabel periodikyang memiliki simbolNidannomor atom28. Nikel adalah logam berwarna putih perak dengan berat jenis 8,5 dan berat atom 58,71 g/mol. Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel. Sejak tahun 20062007, produksi industri global tumbuh pesat terutama di China, dimana produksi dan konsumsi nikel dunia tidak seimbang yaitu harga naik mencapai USD 54.000/ton pada 2007. Proses pengolahan biji nikeldilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75 persen. Paparan akut Ni dosis tinggi melalui inhalasi bisa mengakibatkan kerusakan berat pada paru-paru dan ginjal serta gangguan gastrointestinal berupa mual, muntah dan diare. Paparan Ni lewat kulit secara kronis bisa menimbulkan gejala antara lain dermatitis nikel berupa eksema ( kulit kemerahan, gatal ) pada jari-jari, tangan, pergelangan tangan, serta lengan. Paparan kronis Ni , secara inhalasi bisa mengakibatkan gangguan pada alat pernafasan, berupa asma, penurunan fungsi paru-paru, serta bronchitis.

Metode yang biasa digunakan untuk membersihkan/mengurangi pencemaran adalah menggunakan tanaman yang disebut fitoremediasi.Tanaman hiperakumulator Ni mampu menyerap lebih dari 10.000 ppm.Tanaman jenis Alyssum sp dan Berkheya sp Sebertia acuminate mampu menyerap nikel (Ni) hingga lebih dari 2% dari biomassa kering.

Pembuangan limbah yang mengandung Ni mengakibatkan pencemaran Ni pada tanah, air, dan tanaman. Kadar nikel di perairan tawar alami adalah 0,001 0,003 mg/L. Pada perairan laut berkisar antara 0,005 0,007 mg/liter. Untuk melindungi kehidupan organisme akuatik, kadar nikel sebaiknya tidak melebihi 0,025 mg/liter. Untuk air minum < 0,1 mg/L. Nikel diketahui memiliki peranan penting dalam biologis mikroorganisme dan tumbuhan. Hal ini dibuktikan bahwa dalam urease ( enzim yang berperan dalam hidrolisis urea ) mengandung nikel. Tetapi apabila kandungan nikel yang diserap dalam tubuh berlebih akan menyebabkan gangguan pernafasan, asam, sakit perut, kidney ( kadar protein berlebih dalam urine), kanker, dan gangguan kehamilan.Daftar Pustaka Widyowati , Wahyu . 2009 . Efek Toksik Logam . Yogyakarta : Andi Publisher. http://blogibnuseru.blogspot.com/2011/12/nikel-nikel-adalah-unsur-kimia-metalik.html

http://bilangapax.blogspot.com/2011/02/nikel-dan-paduannya.html :

http://idtipskesehatan.blogspot.com/2012/09/orang-yang-beresiko-tinggi-terkena.html http://akuwewete.blogspot.com/2012/11/nikel.html 41