tugas mandiri skenario 3 vivi vionita

25
Vivi Vionita 1102012303 Sasbel 1. Memahami dan Menjelaskan Asam dan Basa 1.1 Menjelaskan Definisi dan Contoh Asam dan Basa 1.2 Menjelaskan Klasifikasi Asam dan Basa 2. Memahami dan Menjelaskan pH darah 2.1 Menjelaskan Definisi dan Kadar Normal pH Darah 2.2 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam Basa yang Diakibatkan oleh pH Darah 2.3 Analisis pH Darah 3. Memahami dan Menjelaskan Diare 3.1 Menjelaskan Definisi Diare 3.2 Menjelaskan Klasifikasi Diare 3.3 Menjelaskan Etiologi Diare 3.4 Menjelaskan Patofisiologi Diare 3.5 Menjelaskan Faktor Resiko Diare 3.6 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Diare 3.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Diare 3.8 Menjelaskan Prognosis dan Komplikasi Diare 4. Memahami dan Menjelaskan Asidosis Metabolik 4.1 Menjelaskan Definisi Asidosis Metabolik 4.2 Menjelaskan Klasifikasi Asidosis Metabolik 4.3 Menjelaskan Etiologi Asidosis Metabolik 4.4 Menjelaskan Patofisiologi Asidosis Metabolik 4.5 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Asidosis Metabolik 4.6 Menjelaskan Penatalaksanaan Asidosis Metabolik 4.7 Menjelaskan Prognosis dan Komplikasi Asidosis Metabolik 4.8 Menjelaskan Hubungan Diare dan Asidosis Metabolik Jawaban 1. Memahami dan Menjelaskan Asam dan Basa 1.1 Menjelaskan Definisi dan Contoh Asam dan Basa Definisi asam-basa menurut Arrhenius Menurut Arrhenius pada tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (atau ion hidronium,

Upload: saiiawidia793976295

Post on 13-Aug-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

Sasbel

1. Memahami dan Menjelaskan Asam dan Basa1.1 Menjelaskan Definisi dan Contoh Asam dan Basa1.2 Menjelaskan Klasifikasi Asam dan Basa

2. Memahami dan Menjelaskan pH darah2.1 Menjelaskan Definisi dan Kadar Normal pH Darah2.2 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam Basa yang Diakibatkan oleh pH Darah2.3 Analisis pH Darah

3. Memahami dan Menjelaskan Diare3.1 Menjelaskan Definisi Diare3.2 Menjelaskan Klasifikasi Diare3.3 Menjelaskan Etiologi Diare3.4 Menjelaskan Patofisiologi Diare3.5 Menjelaskan Faktor Resiko Diare3.6 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Diare3.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Diare3.8 Menjelaskan Prognosis dan Komplikasi Diare

4. Memahami dan Menjelaskan Asidosis Metabolik4.1 Menjelaskan Definisi Asidosis Metabolik4.2 Menjelaskan Klasifikasi Asidosis Metabolik4.3 Menjelaskan Etiologi Asidosis Metabolik4.4 Menjelaskan Patofisiologi Asidosis Metabolik4.5 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Asidosis Metabolik4.6 Menjelaskan Penatalaksanaan Asidosis Metabolik4.7 Menjelaskan Prognosis dan Komplikasi Asidosis Metabolik4.8 Menjelaskan Hubungan Diare dan Asidosis Metabolik

Jawaban1. Memahami dan Menjelaskan Asam dan Basa

1.1 Menjelaskan Definisi dan Contoh Asam dan BasaDefinisi asam-basa menurut Arrhenius

Menurut Arrhenius pada tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (atau ion hidronium, H3O+) sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+).

basa  adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion hidroksida.

Page 2: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

Reaksi keseluruhannya :

Secara umum :

Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+ dan OH-.

Definisi asam-basa menurut Bronsted-LowryPada tahun 1923, Bronsted dan Lowry mendefinisikan :

Asam adalah suatu senyawa yang dapat memberikan proton (H+) Basa adalah suatu senyawa yang dapat berperan sebagai menerima proton (H+).

Pada kedua contoh reaksi di atas, air dapat bertindak sebagai basa dalam larutan HCl dan sebagai asam dalam larutan amonia. Senyawa yang dapat bertindak sebagai asam dan basa disebut sebagai senyawa amfoter. Contoh lain senyawa yang bersifat amfoter yaitu Al2O3. Reaksi di atas menunjukkan pasangan asam-basa konjugasi. Pada reaksi kebalikannya, ion Cl-menerima proton dari ion oksonium (H3O+). Ion Cl- disebut sebagai basa dan ion oksonium (H3O+) disebut sebagai asam, sehingga HCl merupakan pasangan asam-basa konjugasi dari Cl-dan H2O merupakan pasangan asam-basa konjugasi dari ion oksonium (H3O+).

Definisi asam-basa menurut Lux-FloodSistem asam-basa Lux-Flood merupakan sistem asam-basa dalam larutan

nonprotik yang tidak dapat menggunakan definisi Bronsted-Lowry. Contohnya, pada temperatur leleh suatu senyawa anorganik yang cukup tinggi reaksinya sebagai berikut:

basa (CaO) adalah pemberi oksidaasam (SiO2) adalah penerima oksida

Sistem Lux-Flood terbatas pada sistem lelehan oksida, namun merupakan aspek anhidrida asam-basa  dari kimia asam- basa yang sering diabaikan.Basa Lux-flood adalah suatu anhidrida basa.

Page 3: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

Sedangkan asam Lux-Flood adalah suatu anhidrida asam.

Karakterisasi oksida logam dan non logam menggunakan sistem tersebut bermanfaat dalam industri pembuatan logam.

Definisi asam-basa menurut sistem pelarut (solvent)Definisi ini diterapkan pada pelarut yang dapat terdisosiasi menjadi kation dan

anion (autodisosiasi).Asam adalah suatu kation yang berasal dari reaksi autodisosiasi pelarut yang

dapat meningkatkan konsentrasi kation dalam pelarut.Basa adalah suatu anion yang berasal dari reaksi autodisosiasi pelarut yang dapat

meningkatkan konsentrasi anion pelarut.Secara umum, reaksi autodisosiasi dapat dituliskan :

Asam sulfat meningkatkan konsentrasi ion hidronium dan merupakan asamnya. Konsep asam-basa sistem pelarut adalah kebalikan dari reaksi autodisosiasi.

Contoh :Secara umum :

Perbandingan reaksi netralisasi asam-basa menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry dan sistem pelarut.

Page 4: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/definisi-asam-dan-basa/ Diakses tanggal: 04/03/2013 pukul: 20.35 WIB)

Asam basa Lewiso Basa Lewis merupakan jenis basa yang menyumbangkan sepasang elektron bebas

(donor elektron) o Asam Lewis adalah jenis asam yang menerima sepasang elektron bebas (akseptor

elektron) o Salah satu contohnya reaksi molekul yang kekurangan elektron BF3 dengan

molekul kaya elektron NH3 membentuk BF3NH3 o Definisi Lewis mensistematiskan kimia berbagai macam oksida biner yang dapat

dianggap sebagai anhidrida asam atau basa o Anhidrida asam didapatkan dengan mengambil air dari suatu asam okso sampai

hanya tertinggal oksidanya, dengan demikian CO2 merupakan anhidrida asam karbonat (H2CO3)

CO2(g) + H2O(l) ↔ H2CO3(aq) o Oksida logam Golongan I dan II adalah anhidrida basa, yang diperoleh dengan

menghilangkan air dari hidroksida yang sesuai. Contoh kalsium oksida, CaO, adalah anhidrida basa dari kalsium hidroksida Ca(OH)2

CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(s) o Reaksi oksida asam dan basa Lewis

CaO(s) + CO2(g) ↔ CaCO3(s)

(http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/reaksi-anorganik/asam-basa-lewis-asam-basa-dan-redoks/ diakses tanggal: 04/03/2013 pukul: 20.58 WIB)

Contoh Asam Basa:

a. Asam Kuat : 1. HCl2. HNO3

3. H2SO4

4. HBr5. HI6. HClO3

7. HClO4

b. Basa Kuat :1. NaOH2. KOH3. Ca(OH)2

4. Ba(OH)2

(http://catatankimia.com/catatan/daftar-asam-dan-basa-kuat.html diakses tanggal: 04/03/2013 pukul: 20.53 WIB)

Page 5: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

1.2 Menjelaskan Klasifikasi Asam dan Basa

Berdasarkan kekuatannya 1. ASAM KUAT

Asam kuat adalah asam yang seluruhnya terionisasi di dalam larutan air. Contohnya HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, dan HClO4

Kekuatan asam dari seluruh asam kuat sama besar (efek perataan) dalam pelarut air, walaupun kemampuan untuk menyumbangkan hidrogen berbeda

Kesetimbangan reaksi asam kuat bergerak ke arah kanan (=1)

2. BASA KUAT

Basa kuat yaitu basa yang bereaksi sempurna menghasilkan ion OH-bila dilarutkan dalam air. Ion amida (NH2

-) dan hidrida (H-) merupakan basa kuat Kekuatan basa dari seluruh basa kuat sama besar (efek perataan) dalam pelarut

air, walaupun kemampuan untuk menyumbangkan OH-berbeda Kesetimbangan reaksi basa kuat bergerak ke arah kanan (=1)

3. ASAM LEMAH

o Asam lemah jika perpindahan ion hidrogen ke air tidak berlangsung sampai selesai (mencapai kesetimbangan)

o Asam lemah merupakan elektrolit lemah o Asam lemah menghasilkan sifat koligatif yang lebih kecil daripada asam kuat o Reaksi kesetimbangan asam lemah

HA(aq) + H2O(l)↔H3O+(aq) + A-(aq)

o Rumus kesetimbangan

[H3O+] [A-]= Ka[HA]

o Ka adalah tetapan kesetimbangan asam pada suhu tertentu

4. BASA LEMAH

o Penjelasan asam lemah mirip dengan basa lemah o Kb = ketetapan kesetimbangan basa o Basa lemah bereaksi dengan air untuk menghasilkan OH-

o Jumlah ion yang dihitung [OH-] o Kb dari basa lemah lebih kecil dari 1 dan semakin lemah suatu basa, semakin

kecil nilai Kb-nya

Berdasarkan bentuk ion

Page 6: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

1. Asam anion (-), contohnya: H2SO4, SO3

2. Asam Kation (+), contohnya: NH4, H3O+ 3. Basa anion (-), contohnya : Clˉ, C 4. Basa kation (+), contohnya: Na+

Asam yang berasal dari proses metabolisme

1. Asam volatil : Asam yang mudah menguap, dapat berubah bentuk menjadi cair maupun gas Contoh : CO2

2. Asam non-volatil : Asam yang tidak mudah menguap, tidak dapat berubah bentuk menjadi gas untuk diekskresikan oleh paru-paru, tetapi harus diekskresikan oleh ginjal. Dapat berupa : - Asam organik

- Asam anorganik

Berdasarkan kemampuan ionisasinya asam dan basa

1. Asam dan basa monoprotik Dapat melepaskan suatu ion H+/OH- (ionisasi primer)

2. Asam dan basa protipotik Dapat melepaskan 3/lebih ion H+/OH- (ionisasi tersier)

3. Asam basa diprotik Dapat melepaskan ion H+/OH- (ionisasi sekunder)

2. Memahami dan Menjelaskan pH darah2.1 Menjelaskan Definisi dan Kadar Normal pH Darah

Definisi:pH berasal dari singkatan potential of Hydrogen. pH merupakan ukuran

konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan keasaman atau kebasaan suatu zat. Nilai pH bervariasi dari 1 hingga 14. Sebuah larutan yang netral memiliki pH = 7, larutanasam memiliki pH kurang dari 7, dan larutan basa memiliki pH lebih dari 7.

(http://kamuskesehatan.com/arti/ph/ Diakses tanggal : 04/03/2013 pukul: 21.49 WIB )

Kadar Normal:

Dapat mengetahui PH berbagai substansi dalam tubuh: Cairan getah lambung PH 1,0 – 2,0 Urine PH 4,8 – 7,5 Saliva (air liur) PH 1,5 – 1,9 Darah PH 7,25 – 7,75

(https://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-asam-basa diakses tanggal: 04/03/2013 pukul: 21.59 WIB)

Page 7: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

2.2 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Asam Basa yang Diakibatkan oleh pH Darah

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam keseimbangan asam basa adalah :1. Konsentrasi ion hidrogen [H+]2. Konsentrasi ion bikarbonat [HCO3-]3. pCO2

Berikut perbandingan peranan masing-masing faktor dalam diagnosis gangguan asam basa :- Bila konsentrasi H+ meningkat, maka pH turun disebut asidosis- Bila konsentrasi H+ turun, maka pH naik alkalosis- Bila HCO3- berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut suatu keadaan metabolik- Bila pCO2 berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut suatu keadaan respiratorik

Dari konsep tersebut, didapatkan empat kondisi, yaitu :1. Asidosis metabolic

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.2. Asidosis respiratorik

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.3. Alkalosis metabolic

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.4. Alkalosis respiratorik

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.

Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.

Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya.

Page 8: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.

Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.(KDM II Dian Husada)

2.3 Analisis pH Darah

A.DefinisiAnalisis gas darah, juga disebut gas darah arteri (ABG) analisis, adalah tes yang mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah, serta keasaman (pH) darah.

B.TujuanSebuah analisis ABG mengevaluasi seberapa efektif paru-paru yang memberikan oksigen ke darah . Tes ini juga menunjukkan seberapa baik paru-paru dan ginjal yang berinteraksi untuk menjaga pH darah normal (keseimbangan asam-basa). Peneliatian ini biasanya dilakukan untuk menilai penyakit khususnya pernapasan dan kondisi lain yang dapat mempengaruhi paru-paru, dan sebagai pengelolaan pasien untuk terapi oksigen (terapi pernapasan). Selain itu, komponen asam-basa dari uji tes dapat memberikan informasi tentang fungsi ginjal.

C.KeteranganAnalisa gas darah dilakukan pada darah dari arteri. Ini meruapakan pengukuran tekanan parsial oksigen dan karbon dioksida dalam darah, serta kandungan oksigen, saturasi oksigen, konten bikarbonat, dan pH darah.

Oksigen di paru-paru dilakukan pada jaringan melalui aliran darah, tetapi hanya sejumlah kecil oksigen ini benar-benar dapat larut dalam darah arteri. Berapa banyak melarutkan tergantung pada tekanan parsial oksigen (tekanan bahwa gas diberikannya pada dinding arteri). Oleh karena itu, pengujian tekanan parsial oksigen sebenarnya adalah mengukur berapa banyak oksigen yang memberikan paru-paru ke dalam darah. Karbon dioksida dilepaskan ke dalam darah sebagai produk sampingan dari metabolisme sel. Tekanan parsial karbon dioksida menunjukkan seberapa baik paru-paru menghilangkan karbon dioksida.

Sisa oksigen yang tidak terlarut dalam darah tergabung dengan hemoglobin, suatu senyawa protein-besi yang ditemukan dalam sel-sel darah merah. Pengukuran dalam kandungan oksigen dalam analisis ABG menunjukkan berapa banyak oksigen dikombinasikan dengan hemoglobin.

D.Istilah

Keseimbangan asam-basa – Kondisi yang ada saat karbonik tubuh asam bikarbonat sistem buffer dalam kesetimbangan, membantu untuk mempertahankan pH darah pada tingkat normal 7,35-7,45.Hemoglobin – Sebuah senyawa protein-besi dalam sel darah merah yang berfungsi terutama dalam menjalankan oksigen dari paru ke jaringan tubuh.

Page 9: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

pH – Sebuah ukuran keasaman suatu larutan. PH darah normal berkisar 7,35-7,45.Karbon dioksida lebih mudah larut dalam darah dibanding oksigen , terutama membentuk jumlah bikarbonat dan lebih kecil dari asam karbonat. Ketika hadir dalam jumlah normal, rasio asam karbonat untuk bikarbonat menciptakan keseimbangan asam-basa dalam darah, membantu menjaga pH pada tingkat di mana fungsi sel tubuh yang paling efisien. Paru-paru dan ginjal baik berpartisipasi dalam mempertahankan keseimbangan asam-karbonat bikarbonat. Paru-paru mengontrol tingkat asam karbonat dan bikarbonat di atur oleh ginjal.

E.prosedurSampel darah diperoleh melalui arteri (biasanya di pergelangan tangan, walaupun bisa di paha atau lengan) . Bersihkan lebih dahulu dengan antiseptik. Seorang perawat kemudian mengumpulkan darah dengan jarum steril kecil yang menempel pada jarum suntik sekali pakai. Pasien mungkin merasakan berdenyut singkat atau kram di lokasi tusukan. Setelah darah diambil, sampel harus dibawa ke laboratorium sesegera mungkin untuk analisis.

F.PersiapanTidak ada persiapan khusus. Pasien tidak memiliki pembatasan minum atau makan sebelum tes. Jika pasien menerima oksigen, konsentrasi oksigen harus tetap sama selama 20 menit sebelum tes, jika tes ini akan diambil tanpa oksigen, gas harus dimatikan selama 20 menit sebelum tes diambil. Pasien harus bernapas normal selama pengujian.

G. RehabilitasiSetelah darah telah diambil, Beri kapas alkohol dan tekan selama 10-15 menit untuk menghentikan pendarahan, Mengarahkan pasien untuk tenang, dan terakhir adalah mengamati pasien untuk tanda-tanda pendarahan atau masalah sirkulasi

H.ResikoRisiko sangat rendah bila tes dilakukan dengan benar. Resiko termasuk perdarahan atau memar di situs tersebut, atau perdarahan tertunda dari situs. Sangat jarang, mungkin ada masalah dengan sirkulasi di daerah tusukan.

Nilai gas darah normal adalah sebagai berikut:

-Tekanan parsial oksigen (PaO2): 75-100 mm Hg-Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2): 35-45 mmHg-Oksigen konten (O2CT): 15-23%-Saturasi oksigen (SaO2): 94-100%-Bikarbonat (HCO3): 22-26 mEq / liter-PH: 7,35-7,45

I.HasilNilai-nilai yang berbeda dari yang tercantum di atas dapat menunjukkan pernapasan, metabolisme, atau penyakit ginjal. Hasil ini juga mungkin abnormal jika pasien telah mengalami trauma yang dapat mempengaruhi pernapasan (terutama kepala dan cedera leher). Gangguan, seperti anemia, yang mempengaruhi kapasitas pembawa oksigen darah, dapat menghasilkan nilai oksigen konten abnormal rendah.

Page 10: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

(Thompson, Juni, dkk. Mosby itu Klinis Keperawatan. 4th ed. St Louis: Mosby, 1997.)

3. Memahami dan Menjelaskan Diare3.1 Menjelaskan Definisi Diare

Diare adalah frekwensi buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali, dalam satu hari . Biasanya berlangsung dua hari atau lebih, selain itu tinja atau feses penderita masih memiliki kandungan air berlebihan, kira – kira 200 gram.

Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.

3.2 Menjelaskan Klasifikasi DiareBerdasarkan jangka waktu terjadinya, diare dibagi menjadi dua yaitu Mencret atau Diare akut danMencret atau diare   kronis.

Mencret atau Diare Akut adalah : Diare yang terjadi sampai dengan 7 hari, kemudian diare berlanjut atau berlangsung hingga 8-14 hari.

Mencret atau Diare Kronis adalah : Diare yang terjadi lebih dari dua minggu, di Indonesia lebih banyak diare akut dibandingkan diare kronis yang menyerang penderitanya.

3.3 Menjelaskan Etiologi Diare

Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus), malabsorpsi, alergi.

Faktor infeksiInfeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, ini meliputi infeksi bakteri (E. coli, Salmonella, Vibrio cholera), virus (enterovirus, adenovirus, rotavirus), parasit (cacing, protozoa). Infeksi parenteral yaitu infeksi yang berasal dari bagian tubuh yang lain diluar alat pencernaan, seperti otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia. Keadaan ini terutama pada bayi berumur dibawah 2 tahun.

Faktor malabsorbsiGangguan penyerapan makanan akibat malabsorbsi karbohidrat, pada bayi dan anak tersering karena intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan protein.

Faktor alergi makananFaktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan. Penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,seperti :

Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.

Page 11: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar.

Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.

3.4 Menjelaskan Patofisiologi DiareMekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:

a) Gangguan osmotikAkibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

b) Gangguan sekresiAkibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

c) Gangguan motilitas ususHiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Patogenesis diare akut yaitu masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah melewati rintangan asam lambung. Jasad renik itu berkembang biak di dalam usus halus. Kemudian jasad renik mengeluarkan toksin. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Patogenesis diare kronik lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.

Sebagai akibat diare akut maupun kronis akan terjadi kehilangan air dan elektronik (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemi, dan sebagainya), gangguan gizi akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah), hipoglikemia, gangguan sirkulasi darah.

3.5 Menjelaskan Faktor Resiko Diare1. UmurKebanyakan episode diare terjadi pada dua tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi pada golongan umur 6-11 bulan, pada masa diberikan makanan pendamping. Hal ini karena belum terbentuknya kekebalan alami dari anak pada umur di bawah 24 bulan.

Page 12: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

2. Jenis KelaminResiko kesakitan diare pada golongan perempuan lebih rendah daripada laki-laki karena aktivitas anak laki-laki dengan lingkungan lebih tinggi.

3. MusimVariasi pola musim di daerah tropik memperlihatkan bahwa diare terjadi sepanjang tahun, frekuensinya meningkat pada peralihan musim kemarau ke musim penghujan.

4. Status GiziStatus gizi berpengaruh sekali pada diare. Pada anak yang kurang gizi karena pemberian makanan yang kurang, episode diare akut lebih berat, berakhir lebih lama dan lebih sering. Kemungkinan terjadinya diare persisten juga lebih sering dan disentri lebih berat. Resiko meninggal akibat diare persisten atau disentri sangat meningkat bila anak sudah kurang gizi.

5. LingkunganDi daerah kumuh yang padat penduduk, kurang air bersih dengan sanitasi yang jelek penyakit mudah menular. Pada beberapa tempat shigellosis yaitu salah satu penyebab diare merupakan penyakit endemik, infeksi berlangsung sepanjang tahun, terutama pada bayi dan anak-anak yang berumur antara 6 bulan sampai 3 tahun.

6. Status Sosial EkonomiStatus sosial ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status gizi anggota keluarga. Hal ini nampak dari ketidakmampuan ekonomi keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga khususnya pada anak balita sehingga mereka cenderung memiliki status gizi kurang bahkan status gizi buruk yang memudahkan balita tersebut terkena diare. Mereka yang berstatus ekonomi rendah biasanya tinggal di daerah yang tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga memudahkan seseorang untuk terkena diare.

3.6 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Diare

RIWAYAT Jumlah dan konsistensi tinja Muntah Rasa haus Episode diare

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum klien _gelisah, mudah marah, lemah, kesadaran Tanda–tanda vital BB Status hidrasi _ CRT, kecekungan ubun-ubun, Urin Output, Mukosa

membran,Turgor kulit, Kecekungan kelopak mata, Air mata

Page 13: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

Tanda2 hipokalemi _Bising usus, distensi usus, Menurunnya kemampuan kontraksi otot

Pola pernafasan _Pernafasan Kussmaul

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan tinja

o Makroskopis dan mikroskopiso Ph dan kadar gula dalam tinjao Kultur dan uji resistensi         

Pemeriksaan keseimbangan asam basa ® AGD Urinalisis : Bj, endapan Pemeriksaan kadar ureum kreatinin® faal ginjal Pemeriksaan keseimbangan cairan & elektrolit ® Hb-Ht, Na, K, Ca dan F Pemeriksaan intubasi duodenum EKG ® menilai deplesi elektrolit (biasanya kalium)

3.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Diarea) Mencegah terjanya dehidrasi

Mencegah terjadi nya dehidasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan minum lebih banyak dengan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti air tajin , kuah sayur, air sup.Macam Cairan yang dapat digunakan akan tergantung pada :o Kebiasaan setempat dalam mengobati diareo Tersedianya cairan sari makanan yang cocoko Jangkauan pelayanan Kesehatano Tersedianya oralit

Bila tidak mungkin memberikan cairan rumah tangga yang diajukan , berikan air matang.

b. Mengobati dehidrasiBila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa

ke petugas atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat, yaitu dengan oralit. Bila terjadi dehidrasi berat, penderita harus segera diberikan cairan intravena dengan ringer laktat sebelum dilanjutkan terapioral

c. Memberi makananBerikan makanan selama diare untuk memberikan gizi pada penderita

terutama pada anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Berikan cairan termasuk oralit dan makanan sesuai yang dianjurkan.Anak yang masih mimun ASI harus lebih sering diberi ASI.Anak yang minum susu formula diberikan lebih sering dari biasanya.Anak Usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapat makanan padat

harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit sedikit tetapi sering.

Page 14: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak.

d. Mengobati masalah lainApabila diketemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain, maka

diberikan pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan rehidrasi.Tidak ada Obat yang aman dan efektif untuk menghentikan diare.

3.8 Menjelaskan Prognosis dan Komplikasi Diare

Dehidrasi adalah komplikasi yang paling umum dari diare. Mengenali tanda awal dan gejala dehidrasi:

haus

mulut kering

Mengurangi output urin

Kelemahan dan ringan

Komplikasi yang lebih serius lainnya atau diare termasuk infeksi sistemik (sepsis), perforasi usus, dan abses hati (amebiasis).

( http://globaled.us/peacecorps/diarrhea.asp diakses tanggal: 04/03/2013 pukul: 22.57 WIB)

(http://www.hendrikherbal.com/mencret-atau-diare/ diakses tanggal: 04/03/2013 pukul: 22. 54 WIB)

(http://sholehah.blog.unissula.ac.id/patofisiologi-diare/ diakses tanggal: 04/03/2013 pukul: 22.46 WIB)

(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CEMQFjAC&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F23310%2F4%2FChapter%2520II.pdf&ei=CMM0UbGaCs-qrAfpwYCwBw&usg=AFQjCNETDLNO0kbcpU-iD4t7AJ6_o7jHLw&sig2=nnqazLupa9glClqLKBzWMg&bvm=bv.43148975,d.bmk diakses tanggal: 04/03/2013 pukul: 22.40 WIB)

4. Memahami dan Menjelaskan Asidosis Metabolik4.1 Menjelaskan Definisi Asidosis Metabolik

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Kelebihan CO2 dalam cairan tubuh, ditandai penurunan [HCO3

-] plasma. Penurunan [HCO3-] 1 mEq/L

mengakibatkan penurunan PCO2 1,2 mmHg.Asidosis Metabolik adalah suatu keadaan turunnya kadar ion HCO3 diikuti

dengan penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri. Penurunan HCO3 1 mEq/L diikuti penurunan PaCO2 sebesar 1,2 mmHg, yang menyebabkan penurunan pH dan peningkatan H.

Page 15: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

4.2 Menjelaskan Klasifikasi Asidosis Metabolik

o Asidosis metabolik sederhanaPenurunan [HCO3

-] 1 mEq/L diikuti penurunan PaCO2 1,2 mmHgo Asidosis metabolik bercampur asidosis respiratorik

Penurunan [HCO3-] 1 mEq/L diikuti penurunan PaCO2 < 1,2 mmHg

o Asidosis metabolik bercampur alkalosis respiratorikPenurunan [HCO3

-] 1 mEq/L diikuti penurunan PaCO2 > 1,2 mmHg

4.3 Menjelaskan Etiologi Asidosis Metabolik

A. Selisih Anion Normal (Hiperkloremik)

1. Kehilangan bikarbonat

a. Kehilangan melalui saluran cerna :

- Diare

- Ileostomy

- Kolestiramin

- Drainase cairan empedu dan pankreatik

- Ureterosigmoidostomi

b. Kehilangan melalui ginjal :

- Asidosis tubulus proksimal ginjal

- Inhibitor karbonik anhydrase (asetazolamid)

- Hipoaldosteronisme

c. Peningkatan beban asam :

- Ammonium klorida (NH4Cl → NH3 + HCl )

- Cairan-cairan hiperalimentasi

B. Selisih Anion Meningkat

a. Peningkatan produksi asam :

- Ketoasidosis diabetic

- Asidosis laktat

- Kelaparan

- Intoksikasi alcohol

b. Menelan substansi toksik :

- Overdosis salisilat

- Methanol atau formaldehid

- Etilen glikol (antibeku)

Page 16: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

c. Kegagalan eksresi asam :

- Retensi asam sulfat dan asam fosfat

- Gagal jantung akut atau kronis

4.4 Menjelaskan Patofisiologi Asidosis Metabolik

Kompensasi primernya meliputi peningkatan kecepatan ventilasi, yang mengurangi PaCO2 dan kompensasi ginjal, yang dengan menambahkan bikarbonat baru ke cairan ekstrasel membantu memperkecil penurunan awal konsentrasi HCO3 ekstrasel.

4.5 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Asidosis Metabolik

Data analisis gas darah konsisten dengan diagnosis asidosis metabolik disertai kompensasi respirasi yang tepat, sesuai dengan perhitungan menggunakan rumus Winter. Pemeriksaan laboratorium darah vena memperlihatkan peningkatan gap anion (AG) dan penurunan bikarbonat yang sesuai dengan diagnosis metabolik asidosis AG. Penurunan kadar bikarbonat (‐18) berdekatan dengan nilai perubahan AG (+17), mengarah pada kemungkinan bahwa ada proses asam‐basa lain yang tidak terjadi. Data analisa gas darah sesuai dengan diagnosis asidosis metabolik dan kompensasi respirasi yang dapat dihitung menggunakan rumus Winter.

4.6 Menjelaskan Penatalaksanaan Asidosis MetabolikPanduan untuk menghindari atau mengurangi ketidakseimbangan pH meliputi: 1. Praktek pernapasan. 

2. Makan diet 50 persen makanan mentah termasuk apel, alpukat, pisang, bilberry, blackberry, jeruk, anggur, lemon, pir, nanas, stroberi, dan semua sayuran. buah-buahan segar, terutama buah jeruk dan sayuran mengurangi asidosis. Mulailah dengan jumlah kecil dari buah jeruk dan secara bertahap menambah jumlah yang lebih besar. 

3, Chew makanan Anda perlahan-lahan, dan jangan overindulge. Pastikan bahwa makanan dicampur dengan baik dengan air liur. Jangan minum cairan saat makan. 

4. Siapkan makanan dimasak dengan benar. Menjaga membersihkan permukaan kerja dan mencuci sayur dan buah. Simpan daging dan sayuran yang terpisah Anda dapat mencemari sayuran dengan bakteri dari daging mentah. Jangan terlalu lama sayuran, karena hal ini membuat mereka kehilangan rasa dan nilai gizi. Makan makanan olahan di moderasi. Mereka yang rendah nutrisi dan overexert sistem pencernaan. Baik makanan yang dimasak dan diproses cenderung membuat tubuh lebih asam. Juga menghindari makan malam. 

Page 17: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

5. Minum kaldu kentang setiap hari. 

6. Hindari protein hewani, khususnya daging sapi dan babi, karena mereka berkontribusi keasaman. 

7. Hindari kacang-kacangan, sereal, kerupuk, telur, tepung produk, biji-bijian, makanan berminyak, makaroni, dan gula. Plum, plum, dan cranberry tidak mengoksidasi dan oleh karena itu tetap asam bagi tubuh. Hindari ini sampai situasi membaik. 

8. Karena kelebihan vitamin C bisa menyebabkan asidosis, mengurangi asupan vitamin C selama beberapa minggu. Ketika mengambil lebih besar tidak vitamin C, gunakan bentuk non-asam. 

9. Mulas dan gangguan pencernaan dapat hasil dari pencernaan yang buruk. Jika Anda menderita sakit maag, mengambil menelan kecil satu sendok teh atau dua cuka sari alami dalam segelas air dapat membantu beberapa. Hal itu dapat menyebabkan sensasi terbakar ketika Anda menelannya, tapi kemudian, kira-kira dua puluh menit, Anda harus merasa lega. Jika ini membantu hal itu mungkin menunjukkan Anda kurang cukup asam dalam perut Anda dan cuka kompensasi. Dalam hal ini, mempertimbangkan untuk mengambil suplemen enzim pencernaan yang mengandung asam klorida (HCL). 

4.7 Menjelaskan Prognosis dan Komplikasi Asidosis Metabolik

Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam. 

Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.

Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.

Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

4.8 Menjelaskan Hubungan Diare dan Asidosis Metabolik

Terdapat hubungan signifikan antara lama diare dengan asidosis metabolik dan hiponatremia. Hasil ber-beda dengan lama rawatan pasien diare akut dehidrasi berat, di mana tidak terdapat hubungan signifikan antara lama rawatan dengan asidosis metabolik, hipokalemia, hiponatremia, encephalopati, hipernatremia dan hiperkalemia. Pene-litian Mahalini mendapatkan hubungan

Page 18: Tugas Mandiri Skenario 3 Vivi Vionita

Vivi Vionita1102012303

signifikan antara lama rawatan pasien diare akut dehidrasi berat dengan hipokalemia, encephalopati dan asidosis. Komplikasi diare akut dehidrasi berat yang paling sering adalah asidosis metabolik. Kejadian asidosis metabolik dan hiponatremi berhubungan bermakna dengan lamanya pasien mende-rita diare.

Diare akut dengan dehidrasi berat ini dapat me-nimbulkan dampak negative antara lain renjatan hipovo-lemik, gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan asam basa dan terhambat-nya proses tumbuh kembang anak yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak di masa depan.

Diare akut merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup banyak ditemukan pada bayi dan anak. Asidosis metabolik dan gangguan elektrolit adalah komplikasi yang serius dan dapat menyebabkan angka kematian yang tinggi pada tatalaksana yang tidak tepat. Untuk mengetahui gangguan elektrolit dan asam basa pada pasien diare akut dehidrasi berat, lama rawatan, lamanya diare serta hubungannya dengan komplikasi diare akut dehidrasi berat perlu diteliti.

(Madjid.2008 Gangguan keseimbangan cairan elektrolit asam basa FKUI)

(Price. Wilson.2006.Patofisiologi)

(Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi (2009),Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.5, Jakarta, Interna Publishing. )

(http://www.ArticleStreet.com/profile/lpvitamins-989.html diakses tanggal: 04/03/2013 pukul: 23.01 WIB)

(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&ved=0CEcQFjAE&url=http%3A%2F%2Fimages.albadroe.multiply.com%2Fattachment%2F0%2FR0YptgoKCsAAACg875s1%2FAsuhan%2520Keperawatan%2520pada%2520Asidosis%2520Metabolik.ppt%3Fnmid%3D69097047&ei=sMU0UfLKKsbZrQe474AY&usg=AFQjCNHaXkLoYBYljk-ZEbk3TQuNzfPWFA&sig2=iYDJU-O4J3My0HbsSZV4Zw&bvm=bv.43148975,d.bmk diakses tanggal: 04/03/2013 pukul: 23.03 wib)

(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CEkQFjAC&url=http%3A%2F%2Flyrawati.files.wordpress.com%2F2008%2F07%2Fgangguan-keseimbangan-asam-dan-basa1.pdf&ei=M8Y0Uc-5OIjprQeeuIHIAw&usg=AFQjCNGbu1WjRnY734qNPuwE7V6J_PkdNw&sig2=NPE-wK_KZx7l0hLFZxLurw&bvm=bv.43148975,d.bmk diakses tanggal: 04/03/2013 pukul: 23.07 WIB)

(https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CDAQFjAA&url=http%3A%2F%2Frepository.unand.ac.id%2F461%2F1%2FHal_64._Konika-Judul.doc&ei=Scc0UbfJA8jorQev3IDQCg&usg=AFQjCNHfp0PDcTLDYa3Rz2xCvkyCmUXw