2 fakta yang menarik yang dapat disatukan dalam kerangka ...repository.ump.ac.id/651/2/bab i_dyah...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pembelajaraan biologi diantaranya adalah agar siswa mampu
membentuk sikap positif dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam
serta mengagungkan kebesaran Allah SWT yang ditunjukan dengan
kekuasaanya melalui ciptaan-Nya yang kecil, dan mengembangkan
keterampilan dasar biologi yang berupa kemampuan berpikir kritis analisis,
penguasaan biologi, serta meningkatkan kesadaran akan kelestarian
lingkungan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA), pembelajaran
biologi diarahkan agar mencari tahu dengan melakukan pengamatan atau
penelitian secara langsung terhadap objek yang akan dipelajari sehingga
diperoleh pemahaman yang lebih tentang dirinya dan lingkungan sekitar
(Depdiknas,2003). Selanjutnya yang tidak kalah penting, mengenai
pengembangan yang lebih lanjut dalam pembelajaran biologi adalah
menghubungkan ilmu sain dengan perkembangan teknologi dan masyarakat
sehingga dapat membantu siswa mengaplikasikan biologi dalam kehidupan
sehari-hari.
Mempelajari ilmu biologi sangatlah menantang sehingga materi
biologi dapat dipandang sebagai suatu yang sederhana, namun dapat juga
dipandang sebagai sesuatu yang sangat rumit dan kompleks (Hasruddin,
2009). Hal ini dikarenakan banyaknya objek kajian biologi serta banyaknya
1
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
2
fakta yang menarik yang dapat disatukan dalam kerangka ilmu pengetahuan
secara umum. Adapun objek kajian pada materi biologi SMA kelas X yaitu
memiliki klasifikasi kingdom tersendiri. Klasifikasi kingdom menurut Robert
H Whittaker ada lima kingdom yaitu: Monera, Protista, Fungi (jamur),
Plantae, Animalia (Purnomo, 2005). Salah satu objek kajian biologi SMA
kelas X yaitu protista. Protista biasanya hidup pada beberapa habitat, salah
satunya terdapat pada air kolam. Pada Setetes air kolam terdapat bermacam-
macam mahluk hidup yang bersifat mikroskopis maupun makroskopis.
Protista sendiri mencakup beberapa jenis yaitu protista mirip hewan
(Protozoa, Protista mirip tumbuhan (Alga/ Ganggang), Protista mirip jamur
(fungi) yang memiliki peranan penting dalam bidang kesehatan, industri dan
ekologi (Djuanda, 1980 ; Kimball, 1999).
Pengembangan pembelajaran biologi pada materi protista khususnya
dalam kurikulum KTSP menyediakan berbagai pengalaman belajar yaitu agar
siswa memahami konsep dan proses sains (Depdiknas,2003). Adanya
pengalaman dan proses pemahaman dalam mempelajari materi biologi
ditetapkan dengan adanya Standar kompetensi. Standar kompetensi inilah
yang menjadi penguasaan dalam mempelajari materi biologi. Standar
kompetensi menggambarkan kemampuan siswa yang sifatnya terukur serta
harus dikembangkan selama proses pembelajaran berlangsung.
Salah satu standar kompetensi SMA kelas X yaitu memahami prinsip-
prinsip pengelompokan mahluk hidup. Dalam standar kompetensi terdapat
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa, kompetensi dasar yang
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
3
harus dicapai oleh siswa dalam materi protista yaitu menyajikan ciri-ciri
umum filum dalam kingdom Protista, dan perannya bagi kehidupan. Dalam
menentukan siswa dapat menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar
diperlukan indikasi yaitu bahwa siswa mampu: mendeskripsikn ciri-ciri
protista berdasarkan pengamatan, menunjukkan ciri-ciri umum Filum dalam
Kingdom Protista, mengklasifikasi contoh Protista yang menyerupai hewan,
tumbuhan, dan jamur, memberi contoh peranan protista bagi kehidupan.
Terkadang dalam proses pembelajaran berlangsung seringkali
dihadapkan pada materi abstrak sehingga materi sulit dipahami siswa salah
satunya materi protista. Materi protista akan lebih menarik disajikan kepada
siswa apabila menggunakan media yang tepat. Visualisasi lewat media
pembelajaran dalam bentuk video menjadi salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengkonkritkan sesuatu yang abstrak. Media pembelajaran
dapat dijadikan sebagai penunjang penyampaian informasi dan komunikasi
pembelajaran. Dalam komunikasi pembelajaran media pembelajaran sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran.
Artinya, proses pembelajaran akan terjadi apabila ada komunikasi antara
penerima pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media tersebut (Dinata,
2013; Nurseto, 2011).
Adanya keterbatasan media pembelajaran pada pembelajaran biologi
khususnya pada materi protista tentunya akan menghambat proses belajar
mengajar. Dengan demikian dalam proses pembelajaran perlu didukung
dengan adanya ketersediaan media pembelajaran yang memadai. Pentingnya
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
4
media pembelajaran digunakan agar siswa menjadi lebih tertarik dalam proses
belajar (Hasruddin, 2009). Oleh sebab itu guru harus mengembangkan
kreativitas, membuat dan merancang media pembelajaran secara sistematis
berdasarkan kebutuhan pembelajaran dan karakteristik para siswa yang akan
mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut khususnya pada materi protista
(Siddik & Madya, 2008).
Berdasarkan hasil observasi pada SMA Negeri 1 Maos kelas X di
Kecamatan Maos Kabupaten cilacap bahwa ditemukan adanya beberapa
masalah dalam proses pembelajaran biologi pada materi protista yaitu adanya
keterbatasan media pembelajaran protista sebagai pendukung pembelajaran.
Kebanyakan siswa menganggap materi protista sulit dipelajari karena protista
bersifat mikroskopis yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang dan
objeknya susah didapat. Pembelajaran protista yang bersifat abstrak,
menyebabkan siswa kurang memahami materi yang dipelajari. Pembelajaran
yang masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa cenderung
menghafal materi, mendengarkan dan mudah bosan. Siswa kurang paham
terhadap materi protista dalam pengelompokan jenis-jenis protista. Pada saat
proses pembelajaran berlangsung guru tidak mengajak siswa didalam mencari
tahu, menggali informasi dan mengembangkan materi mengenai protista
secara langsung sehingga siswa tidak memiliki pengalaman secara langsung
terhadap objek.
Sehubungan dengan kondisi ini perlu ada jalan keluar untuk
mengatasinya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menyajikan materi
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
5
protista yaitu membuat dan menyusun media pembelajaran video protista.
Penyusunan media pembelajaran video protista menggunakan Software
Windows Movie Maker 2.6. Windows movie maker merupakan software yang
digunakan untuk mengcapture audio dan video dari kamera video atau sumber
video lainya. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengimport audio, video,
maupun gambar (image) untuk dipakai bersama movie yang dibuat (Suciati,
2010). Penggunaan video dan foto untuk penyusunan media pembelajaran
berasal dari hasil inventarisasi jenis-jenis protista yang dilakukan dengan cara
mencari sebanyak-banyaknya objek pengamatan protista pada air kolam
dengan menggunakan mikroskup binokuler beserta komputer kamera digital.
Berdasarkan uraian latar belakang ditaas maka perlu dilakukan
penelitian mengenai Inventarisasi Jenis-jenis Protista Air Kolam Sebagai
Upaya Penyusunan Media Pembelajaran Video Protista Pada Materi Protista
SMA kelas X.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah ini
sebagai berikut:
1. Apakah data hasil inventarisasi jenis-jenis protista air kolam dapat
digunakan sebagai penyusunan media pembelajaran video protista pada
materi protista SMA kelas X?
2. Bagaimana penyusunan media pembelajaran video protista pada materi
protista SMA kelas X?
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
6
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. mengetahui jenis-jenis protista pada air kolam;
2. menyusun media pembelajaran video protista pada materi protista SMA
kelas X menggunakan data hasil inventarisasi jenis-jenis protista pada air
kolam;
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi siswa:
1. Siswa dapat melakukan pengamatan dengan menginventarisasi jenis
jenis protista air kolam sehingga dapat lebih memahami materi
mengenai protista;
2. mendorong siswa bersikap jujur, objektif, tanggung jawab;
3. siswa dapat bersikap aktif pada proses pembelajaran;
4. mengetahui jenis-jenis protista yang ada pada air kolam;
5. mengamati dan mengelompokan jenis-jenis protista pada air kolam;
6. siswa dapat melihat mengenai alat gerak dan morfologi protista.
b. Manfaat bagi guru:
1. guru mendapatkan pengalaman tentang cara meningkatkan belajar
siswa;
2. menjadikan guru kreatif, dan informatif;
3. membuat media pembelajaran video protista yang baru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
7
2.1 Biologi Protista
2.1.1 Morfologi Protista
Nama Protista secara harfiah berarti “yang paling pertama”.
Kemunculan kingdom protista dilatarbelakangi adanya penemuan begitu
banyak organisme. Misalnya suatau organisme memiliki ciri-ciri mirip
tumbuhan, tetapi juga memiliki karakter mirip hewan atau jamur. Kingdom
protista mudah dibedakan dari organisme prokariot (bakteri), namun agak
sukar digolongkan pada organisme eukariot karena bentuknya yang
sederhana. Anggota protista sendiri juga berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya dalam hal morfologi maupun cara hidupnya (Suwignyo et al.,
2005 ; Kimball, 1999).
Protista yang menyerupai jamur merupakan jamur parasit dan
predator yang menghasilkan spora. Jamur parasit merupakan jamur air
pengurai uniseluler (bersel satu) yang hidup di perairan, sedangkan jamur
predator atau fagosit merupakan jamur lendir yang hidup menyerupai
Amoeba. Sel- sel jamur lendir juga merupakan kumpulan sel-sel yang
bermigrasi (bergerak) bersama-sama membentuk struktur seperti spora.
Protista yang menyerupai sifat hewan mencakup protozoa non fotosintetik
(tidak melakukan fotosintesis) dan mempunyai alat gerak. misalnya
kelompok Rhizopoda dan Sporozoa. Protozoa ini merupakan predator
uniseluler dan parasit. Protozoa bergerak dengan menggunakan kaki semu
(pseudopodia), cillia, atau flagelata (Suwignyo et al., 2005). Beberapa
protista yang menyerupai sifat tumbuhan merupakan uniseluler dan besifat
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
8
fotosintetik berflagelum (melakukan fotositesia dan mempunyai alat gerak
flagelum).
Sel protista pertama kali diamati oleh Antonie Van Leewenhoek
pada tahun 1674 (Suwignyo et al., 2005) Ciri-ciri protista adalah sebagai
berikut:
1. terdiri atas satu sel, eukariota atau uniseluler (membentuk koloni
2. ada yang hidup bebas di air tawar, di laut di air kolam atau didalam
tubuh organisme lain sebagai simbion
3. memiliki cara memperoleh makanan yang beragam meliputi:
e.1 otoautotrof, yang mengandung kloroplas
e.2 heterotrof, yang mengabsorbsi molekul organik atau memakan
partikel makanan yang lebih besar
e.3 niksotrof, yang melakukan fotosintesis dan heterotrof
4. yang memiliki sifat mirip seperti hewan, jamur atau tumbuhan
2.1.2 Klasifikasi Protista
Protista eukariotik dibagi menjadi tiga golongan yaitu protista
menyerupai jamur (fungi), protista menyerupai hewan (protozoa), protista
menyerupai tumbuhan (algae) (Pelczar & Chan, 2008).
1. Protista yang menyerupai jamur (Fungi)
Anggota protista yang menyerupai jamur adalah kelompok protista
jamur air dan jamur lendir. Kesamaanya dengan jamur adalah
mempunyai struktur yang menghasilkan spora, heterotrof, parasit, atau
pengurai, jamur akan mengeluarkan enzim. Enzim ini memecah atau
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
9
merombak senyawa organik yang dihasilkan organisme lain. Kemudian
jamur menyerap produk rombakan tersebut.
Protista menyerupai jamur memiliki ciri-ciri sebagai berikut
yaitu: Memiliki sel berflagela pada suatu waktu dalam siklus hidupnya,
khusus pada jamur air memilki dinding sel yang tersusun oleh zat
selulosa, sedangkan jamur tersusun oleh zat kitin, membentuk spora
diploid dan hasil meiosis berupa gamet. Pada jamur air menghasilkan
zoospora, makanan dicerna secara fagosit
Jamur protista terdiri dari tiga filum, yaitu Myxomycota (jamur
lendir plasmodinal), Acrasiomycota (jamur lendir selular), dan
Oomycota (jamur air).
a. Myxomycota (jamur lendir plasmodinal)
Seluruh jamur lendir menghasilkan sel-sel yang hidup bebas
pada sebagian siklus hidupnya. Sel-sel yang hidup bebas ini disebut
Amoeboid karena mempunyai bentuk seperti Amoeba. Seperti
Amoeba yang sesunguhnya, jamur lendir merupakan predator
fagosit. Disebut demikian karena jamur lendir dapat menelan
bakteri, hama, spora, dan berbagai komponen organik. Contoh:
Physarium sp. (Kimball, 1999).
Pada kapang lendir plasmodinal masa lendir itu disebut
plasmodium, mengandung beribu-ribu nukleus. Plasmodium itu
bergerak perlahan-lahan di atas permukaan substratnya (umpamanya
kayu busuk) menyerbu makananya sambil tumbuh. Akhirnya
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
10
plasmodium itu membentuk tangkai-tangkai nyata yang
menghasilkan dan membebaskan spora-spora. Jika jatuh ditempat
yang cocok spora tersebut akan berkecambah membentuk sel-sel
tunggal yang bergerak dengan flagela dan pseudophodia. Sel-sel
berpasangan dan mulai pembentukan plasmodiumnya yang baru
(Kimball, 1999).
b. Acrasiomycota (jamur lendir selular)
Pada kapang lendir seluler beribu-ribu sel inti seperti amoeba
berkelompok menjadi massa berlendir. Akan tetapi tidak ada
peleburan individu antar indiidu-individu (Kimball, 1999). Jamur ini
merupakan kelompok jamur lendir selular, yang hidup bebas di
dalam tanah, biasanya diisolasi dari tanah humus. Bentuk
vegetatifnya berupa sel berinti satu yang amoeboid, seperti protozoa
uniselular atau merupakan Amoeba haploid, dan disebut juga
pseudoplasmodium.
Ciri-ciri sel jamur ini adalah dapat bergerak diatas media
padat (pseudopodia), makan dengan cara fagositosis, misalnya
dengan memakan bakteri. Sifatnya yang mirip fungi adalah adanya
stadium badan buah, dan terbentuknya spora. Struktur spora
seperti bentuk kista dari Amoeba. Perkembangbiakan jamur ini
dimulai dari berkecambahnya spora, kemudian sel memperbanyak
diri membentuk pseudoplasmodium, selanjutnya sel-sel beragregasi
dan akan membentuk badan buah, akhirnya terbentuk sporokarp
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
11
yang menghasilkan spora kembali. Contoh jamur ini adalah
Dictyostelium mucoroides dan Dictyostelium discoideum (Sumarsih,
2003).
c. Oomycota (jamur air).
Kebanyakan spesies jamur air hidup bebas dan mendapatkan
nutrisi dari sisa-sisa tumbuhan di kolam, danau dan aliran air.
Beberapa jamur air juga parasit pada organisme akuatik, contohnya
Saprolegnia sp. yang hidupnya menempel pada tubuh ikan. Jamur
air dapat melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual jamur ini akan menghasilkan sporangium di ujung hifa. Di
dalam sporangium akan dihasilkan spora-spora berflagel (zoospora).
Ketika zoospora matang maka spora akan keluar dari sporangium.
Apabila zoospora jatuh di tempat yang sesuai maka zoozpora akan
berkecambah dan tumbuh menjadi miselium (masa hifa) baru.
Reproduksi seksual terjadi dengan penyatuan gamet jantan dan
betina. Gamet dihasilkan oleh hifa yang berdeferensiasi. Gamet
jantan dihasilkan dari antheridium dan gamet betina dihasilkan dari
oogonium. Fusi gamet jantan betina menghasilkan zigot diploid yang
berkembang menjadi spora yang berdinding tebal. Saat spora
berkecambah akan dihasilkan miselim baru (Kimball, 1999).
2. Protista menyerupai Hewan (Protozoa)
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
12
Protista yang menyerupai hewan lebih dikenal dengan istilah
Protozoa (Yunani, proto = pertama, zoa = hewan). Disebut protista
menyerupai hewan karena uniseluler, heterotrofik, dan merupakan cikal
bakal hewan yang lebih kompleks. Protozoa adalah hewan pertama yang
hidup di permukaan bumi, yang selanjutnya akan kita sebut hewan
bersel satu karena seluruh tubuhnya hanya terdiri dari satu sel saja
(Djuanda, 1999). Protozoa yang hidup bebas diperkirakan ada 22.000
spesies dan yang hidup sebagai parasit ±10.000 spesies. Protozoa sangat
berperan sebagai mata rantai makanan untuk komunitas lingkungan
aquatik, yaitu sebagai konsumen primer (Purnomo, 2005).
Ukuran dan bentuk protozoa sangat beragam. Beberapa bentuk
lonjong atau membola ada yang memaanjang dan ada yang polimorfik
atau mempunyai berbagai bentuk morfologi pada tingkat-tingkat yang
berbeda dalam siklus hidupnya. Ukuran protozoa berbeda-beda, mulai
dari berdiameter 1 µm sampai beberapa mm. Amoeba proteus hanya
berukuran ±1 µm, Ciliata ±2 mm. Sel protozoa khas terbungkus oleh
membran sitoplasma, beberapa dilapisi lagi dengan membran
ektoplasma yang dapat dibedakan dari sitoplasma bagian dalam
(endoplasma). Lapisan yang membungkus membran sitoplasma dikenal
sebagai pelikel. Pelikel ada yang tipis pada Amoeba dan ada yang tebal
pada Ciliata. Beberapa protozoa membentuk lapisan kerangka di luar
pelikel yang kita sebut cangkang (shell) yang tersusun dari bahan
organik dan anorganik (biasanya kalsium karbonat atau silika). Beberapa
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
13
protozoa parasit dapat membentuk sista yang merupakan pembungkus
untuk melindungi bentuk-bentuk vegetatif (trofozoit) dari lingkungan
yang membahayakan, misalnya: kekeringan, kehabisan sumber energi,
lingkungan asam dan lain-lain (Purnomo, 2005).
Sel protozoa terdiri dari protoplasma yang dibungkus membran
sel (plasmalemma) yang berfungsi sebagai “dinding sel”. Protoplasma
terdiri dari dua komponen utama yaitu inti sel (nukleus) ada isi sel atau
cytoplasma. Dengan menggunakan mikroskup akan terliihat bahwa
ctytoplasma terdiri atas dua bagian. Bagia terluar tampak homogen dan
jernih (hyalin) disebut ektoplasma, dan bagian dalam disebut
endoplasma. Dalam endoplasma terdapat benda-benda seperti butir-butir
kecil dan serabut benang halus yang ternyata adalah materi yang
mengandung protein, karbohidrat, lemak, garam mineral, serta organel.
Protozoa tidak memiliki organ sejati seperti alat pencernaan dan alat
reproduksi, akan tetapi bahwa protozoa yang berukuran mikroskopis dan
terdiri dari satu sel mampu melakukan semua kegiatan biologis seperti
bergerak, makan, bernafas, dan bereproduksi. Proses-proses tersebut
dilakukan oleh bagian di dalam sel yang disebut organel seperti vakuola
kontraktil (Suwignyo et al, 1997).
Arti penting protozoa, protozoa berperan sebagai mata rantai
penting dalam rantai makanan untuk komunitas akuatik. Yang teramat
penting juga dalam keseimbangan ekologis pada banyak komunitas, baik
dalam lingkungan daratan basah maupun dalam lingkungan akuatik,
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
14
ialah protozoa saprofitik dan protozoa pemakan bakteri (Pelczar &
Chan, 2008).
Protozoa berkembangbiak melalui berbagai proses seksual
(perkawinan) dan aseksual (tanpa kawin). Reproduksi aseksual dapat
berlangsung melalui proses pembelahan sel (mitosis) dan bertunas,
dengan hasil anak-anak sel yang berukuran sama atau tidak sama.
Pembelahan sel dapat berlangsung secara melintang maupun membujur.
Reproduksi aseksual protozoa yang umum dengan cara membentuk
tunas. Reproduksi seksual terjadi pada berbagai kelompok protozoa
yang berlangsung karena adanya peleburan dua isi sel menjadi satu yang
kemudian dilanjutkan pembelahan meiosis. Pada Ciliata terjadi
konjugasi, yaitu penyatuan antara dua individu yang dibarengi dengan
pertukaran bahan nukleus (Purnomo, 2005).
Gerak alih (lokomosi) merupakan patokan yang penting dalam
deferensiasi kelas pada protozoa. Ameba bergerak dengan mengeluarkan
tonjolan berbentuk jari, pseudopodia dari tubuhnya. Siliata beralih
tempat dengan bantuan gerak rambut-rambut yang sangat kecil, yaitu
silia yang terletak diseputar selnya. Flagelata bergerak dengan bantuan
flagela, yang biasanya terdapat di ujung sel. Sporozoa bergerak dengan
meluncur (melenturkan tubuhnya), karena tidak mempunyai organel luar
untuk gerak alih (Pelczar & Chan, 2008).
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
15
Protozoa dibagi menjadi empat kelas (atau dalam pandangan
tertetu, anak filum) berdasarkan mekanisme pergerakannya (Sumarsih,
2003).
a. Klas Mastigophora
Protozoa yang bergerak menggunakan flagel (bulu
cambuk) dan berfungsi sebagai alat renang. Organisme ini
mempunyai satu atau dua flagel. reproduksi cara aseksual yang
khas, yaitu melalui pembelahan binari walaupun reproduksi
seksual juga berlangsung pada beberapa kelompok, cara
memperoleh makananya autotrof, heterotrof (Oemarjati, 1990).
Mastigophora = (flagelata) bergerak dengan satu atau beberapa
buah flagela. Contoh pada Ceratium, Euglena, Noctiluca
(Suwignyo et al., 1997). Organisme dalam kelompok ini
mempunyai pelindung kokoh yang lentur atau pelikel yang
mengelilingi protoplasma, yang mencegah penggantian bentuk.
Klasifikasi flagellata berdasarkan ada tidaknya klorofil yaitu:
Fitoflagellata contoh Euglena viridis dan Zooflagelata contohnya
Trypanosoma sp. (Purnomo, 2005).
b. Klas Sarcodina
Sarcodina atau Rhizopoda adalah protozoa yang
bergerak menggunakan pseudopodia (kaki semu) yang disebut
gerak amoeboid. Memilki satu atau dua pseudopodia berupa
amuboid untuk bagian terbesar daur hidupnya, sitoplasma
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
16
biasanya terdeferensi menjadi endoplasma dan ekstoplasma.
Reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner. Sarcodina
mempunyai pseudopodia untuk bergerak dan mempunyai
vakuola kontraktil. Contoh : Amoeba sp. (Brotowidjoyo, 2001 ;
Oemarjati, 1990).
c. Klas Sporozoa
Tidak memiliki alat gerak, hidup sebagai endoparasit pada
organisme lain, daur hidupnya ditandai oleh adanya stadium sista,
daur hidup kompleks contoh pada Plasmodium (Oemarjati,1990).
d. Klas Ciliata
Cilliata mempunyai alat gerak silia (rumbai). Kebanyakan
hidup di air tawar dan air laut. Perkembangbiakannya dengan
pembelahan biner melintang dan perkembangbiakan seksualnya
dengan konjugasi (Purnomo, 2005; Suhardi, 1983; Pelczar &
Chan, 2008).
3. Protista yang menyerupai tumbuhan (Alga/ Ganggang)
Di dalam kolam yang airnya berwarna kehijauan kemungkinan
besar air kolam tersebut banyak mengandung ganggang yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Ganggang disebut juga alga (Algae).
Habitat algae berada di permukaan atau dalam perairan (aquatik)
maupun daratan (terestrial) yang terkena sinar matahari, tetapi
kebanyakan di perairan (Sumarsih, 2003). Ganggang merupakan
organisme eukariot uniseluler dan multiseluler yang hidup di air, tubuh
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
17
ganggang belum dapat dibedakan antara akar, batang dan daun. Alga
berukuran amat beragam dari beberapa mikrometer sampai bermeter-
meter panjangnya, organisme ini mengandung klorofil serta pigmen-
pigmen lain untuk melangsungkan fotosintesis (Pelczar & Chan, 2008).
Alga memiliki peranan yaitu diantaranya: Alga merah dan coklat
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, taanah diatome (sisa alga mati)
dapat digunakan sebagai isolator arus listrik, banyak alga mengandung
vitamin A, B1, C, D, dan K. Alga juga dimanfaatkan manusia sebagai
sumber makanan. Alga merah dapat menghasilkan polisakarida penting
(karegen) dan agar-agar yang digunakan sebagai, pengental, dan
pemadat maakanan (Purnomo, 2005).
a. Morfologi
Banyak spesies ganggang terdapat sebagai sel tunggal yang
dapat berbentuk bola, batang, kumparan.dapat bergerak atau tidak.
alga hijau uniseluler dan spesies-spesies yang lain membentuk
koloni-koloni multiseluler. Alga, merupakan protista eukariotik dan
memiliki nukleus yang dibatasi membran. (Pelczar & Chan, 2008).
b. Reproduksi
Algae berkembang biak secara seksual atau asekual.
Reproduksi aseksual mencakup pembelahan biner sederhana seperti
yang dijumpai pada bakteri. Semua bentuk reproduksi seksual
dijumpai di antara algae dalam proses ini terdapat konjugasi gamet
sehingga menghasilkan zigot. Jika gamet-gamet itu morfologinya
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
18
serupa, maka proses itu dinamakan isogami. Jika gamet-amet itu
berbeda ukuran, proses itu disebut heterogami. Pada bentuk-bentuk
algae tingkat tinggi, sel-sel seksual menjadi lebih mudah dicirikan
antara betina dan jantan. Ovum ( sel telur betina) berukuran besar dan
nonmotil sedangkan gamet jantan (sel sperma)itu kecil dan motil
aktif. Proses seksual ini dinamakan dengan oogami. Jika gamet jantan
dan gamet betina terdapat pada individu yan sama pada spesies itu,
maka individu dan spesies itu disebut biseksual. Jika gamet jantan
dan betina dibentuk oleh individu berlainan maka individu-individu
tersebut disebut uniseksual (Pelczar & Chan, 2008).
c. Fisiologi
Algae adalah organisme aerobik fotosintetik, dijumpai dimana
saja yang tersedia cukup cahaya, kelembapan, dan nutrien sederhana
yang memperpanjang hidupnya (Pelczar & Chan, 2008). Alga
mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik, yaitu: klorofil,
karotenoid, dan fikobilin yang terdapat dalam kloroplas. Karotenoid
merupakan hidrokarbon tak larut dalam air, berwarna kuning, jingga
atau merah. Fikobilin atau hiloprotein merupakan kompleks protein
larut dalam air berwarna biru atau merah. Ada lima Macam klorofil
yaitu klorofil a, b, c, d, dan e yang semuanya berwarna hijau. Semua
alga mengandung klorofil a. Karotenoid alga ada dua macam yaitu:
karoten dan xantofil, demikian juga fikobilin ada dua macam, yaitu:
fikosianin dan fikoeritrin. Kandungan xantofil dan karoten yang
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
19
tinggi akan menyebabkan warna alga menjadi kecoklatan, sedangkan
kandungan fikobilin yang tinggi akan berwarna kemerahan. Beberapa
alga tidak mempunyai pigmen sehingga beberapa ilmuwan
memasukan ke dalam kelompok protozoa (Purnomo, 2005).
Tabel 2.1. Ciri-ciri penting kelompok (divisi) taksonomi
ganggang yang utama
Divisi (nama umum) Bahan Cadangan Flagela dan Seluk Beluk
struktur sel
Chlorophycophyta
(ganggang hijau)
Pati, minyak Kebanyakan nonmotil
(kecuali satu ordo) tetapi
beberapa sel reproduktif
dapat berflagela.
Rhodophycophyta
(ganggang merah)
Pati floridean seperti
glikogen
Nonmotil dan karagen dalam
dinding sel.
Chrysophycophyta
(ganggang keemsan)
Karbohidrat seperti
pati dan minyak
Flagela: 1 atau 2 sama atau
tak sama, pada beberapa
permukaannya tertutup sisik-
sisik khas
Phaeophycophyta
(ganggang coklat)
Karbohidrat seperti
pati, manitol
Flagel: 2 lateral tak
sama,asam alginat dalam
dinding sel.
Bacillariophycophyta
(diatom)
Karbohidrat seperti
pati dan minyak
Flagela: 1 pada gamet jantan
,apikal, sel menjadi dua
peruhan, dinding bersilika
dengan tanda-tanda rumit.
Euglenophycophyta
(euglenoid)
Karbohidrat seperti
pati dan minyak
Flagel:1, 2, atau 3 yang
sama, agak apikal, ada
kerongkongan, tidak ada
dinding sel tetapi mempunyai
partikel elastik
Pyrrophycophyta (dinoflagelata,fitodina
d)
Pati ,minyak Flagela: 2 lateral, 1melilit
1menyeret
Xantophycophyta
(algae hijau-kuning)
Karbohidrat seperti
pati, minyak
Flagela ;2 tak sama apikal
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
20
2.1.3 Air Kolam
Kolam merupakan lahan yang dibuat untuk menampung air dalam
jumlah tertentu sehingga dapat dipergunakan untuk pemeliharaan ikan dan
atau hewan air lainnya. Berdasarkan pengertian teknis kolam merupakan
suatu perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja dibuat manusia agar
mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya, dan target
produksinya. Kolam selain sebagai media hidup ikan juga harus dapat
berfungsi sebagai sumber makanan alami bagi ikan, artinya kolam harus
berpotensi untuk dapat menumbuhkan makanan alami. Di dalam air kolam
terdapat makhluk hidup eukariotik berupa protista yang terdiri dari protista
mirip hewan (protozoa), protista mirip tumbuhan (algae), protista mirip
jamur (fungi). Pada air kolam yang semakin keruh atau hijau semakin
banyak protistanya sebab di dalam air kolam yang keruh terdapat cadangan
makanan atau mikroba (Firza, 2012).
2.2 Media pembelajaran
2.2.1 Pengertian Media
Kata “Media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk
jamak dari “medium”, secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Association for Education and Communication Technology (AECT),
mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran yang
dipergunakan untuk proses informasi. National Education Association
(NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
21
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan Heinich,
dkk dalam Nurseto 2011 mengartikan istilah media sebagai “the term refer
to anything thatcarries information between a source and a receiver”. Perlu
dikemukakan pula bahwa kegiatan pembelajaran adalah suatu proses
komunikasi. Namun proses komunikasi itu sendiri baru terjadi setelah ada
reaksi balik (feedback). Berdasarkan uraian di atas maka secara singkat
dapat dikemukakan bahwa media pembelajaran itu merupakan wahana
penyalur pesan atau informasi belajar (Nurseto, 2011).
2.2.2 Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat memberikan tingkat pengalaman yang
berbeda kepada peserta didik. Menurut Dale dalam Sanjaya (2012), media
teks dapat memberikan pengalaman sebesar 10%, media auditif dapat
memberikan pengalaman sebesar 20%, media visual dapat memberikan
pengalaman sebesar 30%, media audiovisual dapat memberikan
pengalaman sebesar 70%, dan media audiovisual interaktif dapat
memberikan pengalaman sebesar 90%.
Menurut Sanjaya (2012) Media pembelajaran dapat
diklasifikasikan berdasarkan sifat, jangkauan, dan teknik penggunaannya.
Berdasarkan sifat, media pembelajaran diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar. Informasi
yang disampaikan dalam bentuk auditif dan diterima oleh indera
pendengaran, yaitu telinga. Contoh media auditif adalah radio.
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
22
2. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat. Informasi yang
disampaiakan dalam bentuk visual dan diterima oleh indera
penglihatan, yaitu mata. Contoh media visual, antara lain: grafik (foto,
gambar, lukisan, poster), buku cetak, buku digital, animasi tanpa
suara, video tanpa suara, model 3 dimensi atau realia.
3. Media audiovisual, yaitu media yang dapat didengar dan dilihat.
Informasi yang disampaiakan dalam bentuk auditif dan visual yang
diterima oleh telinga dan mata. Contoh: animasi, video, film, dan
multimedia interaktif.
Menurut Sanjaya (2012), media dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan kemampuan jangkauannya, yaitu:
1. Media yang memiliki daya liput luas dan serentak. Contoh media
tersebut: radio, televisi, internet.
2. Media yang memiliki daya liput terbatas ruang dan waktu. Contoh
media tersebut: buku cetak, surat kabar, model 3 dimensi atau realia.
Menurut Sanjaya (2012), media pembelajaran dikelompokkan
menjadi dua berdasarkan teknik penggunaannya, yaitu:
1. Media yang diproyeksikan. Contoh media tersebut adalah multimedia
pembelajaran interaktif dan media over head proyektor (OHP).
2. Media yang tidak diproyeksikan. Contoh media tersebut adalah buku
cetak.
Pengelompokan media oleh Leshin, Pollock & Reigeluth dalam
Suherman (2009) dibagi dalam lima kelompok, yaitu
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
23
1. media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan
kelompok, field-trap);
2. media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja,
dan lembaran lepas);
3. media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta,
gambar, transparansi, slide);
4. media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, televisi);
5. media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer,
interaktif video, hypertext).
Klasifikasi media menurut Rudy Brezt mengidentifikasi media dari
tiga unsur pokok yaitu suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi
tiga yaitu: gambar, grafis dan simbol yang dapat ditangkap dengan indra
penglihatan (Sanjaya, 2012).
2.2.3 Fungsi dan Manfaat Media
Penggunaan media pembelajaran memiliki beberap fungsi sebagai
berikut:
1. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang
lebih efektif.
2. Sebagai salah satu komponen yang saling berhubungan dengan
komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang
diharapkan.
3. Mempercepat proses belajar.
4. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
24
5. Mengkongkritkan yang abstrak sehingga dapat mengurangi terjadinya
penyakit verbalisme (Nurseto, 2011).
Sedangkan menurut Sanjaya (2012) media pembelajaran memiliki
fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi komunikatif
2. Fungsi Motivasi
3. Fungsi kebermaknaan
4. Fungsi penyamaan presepsi
5. Fungsi individualitas
Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan
keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa
(Hamalik, 1986) dalam (Nurseto, 2011). Sudjana dan Rivai (1992) dalam
(Nurseto, 2011) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses
belajar siswa, yaitu: (i) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena
pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (ii) makna bahan
pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan
memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran;
(iii) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan
atas komunikasi verbal melalui kata-kata;
Manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Menyamakan Persepsi Siswa. Dengan melihat objek yang sama dan
konsisten maka siswa akan memiliki persepsi yang sama.
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
25
2. Mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak. Misalnya untuk
menjelaskan tentang sistem pemerintahan, perekonomian,
berhembusnya angin, dan sebagainya. bisa menggunakan media
gambar, grafik atau bagan sederhana.
3. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat
ke dalam lingkungan belajar. Misalnya guru menjelaskan dengan
menggunakan gambar atau film tentang binatang-binatang buas,
gunung meletus, lautan, kutup utara dll.
4. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya guru akan
menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara,
pasar, candi, dan sebagainya. Atau menampilkan objek-objek yang
terlalu kecil seperti bakteri, virus, semut, nyamuk, atau hewan/benda
kecil lainnya.
5. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan
menggunakan teknik gerakan lambat (slow motion) dalam media film
bisa memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah,
atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga gerakan-gerakan
yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga
wijaya kusumah dan lain-lain.
2.2.3 Media pembelajaran Video
Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam,
memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak.
Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
26
Berkaitan dengan penglihatan dan pendengaran (Nasution, 2010). Video
mampu menampilkan informasi dan pengetahuan dalam sebuah tayangan
yang realistik. Video juga mampu memperlihatkan peristiwa dan objek
yang direkam secara nyata. Penggunaan yang bijaksana dari jenis media
ini akan memberikan pengalaman belajar yang luar biasa efektif bagi
siswa.
Beberapa kelebihan yang dapat diberikan oleh medium video
dalam pembelajaran adalah:
1. Memaparkan keadaan riel dari suatu proses, fenomena atau kejadian.
2. Sebagai bagian terintegrasi dengan media lain seperti teks atau
gambar, video dapat memperkaya pemaparan.
3. Pengguna dapat melakukan replay pada bagian-bagian tertentu untuk
melihatgambaran yang lebih fokus
4. Video dapat menayangkan gambar bergerak (motion pictures),
dan dapat memperlihatkan informasi yang mengandung unsur gerak
di dalamnya. Kemampuan untuk menampilkan unsur gambar
bergerak merupakan atribut dari medium video
5. Video dapat dipergunakan untuk memberikan pengalaman yang
sama (common experience) terhadap sekelompok ssiswa yang
berada pada suatu tempat yang berbeda. Pengalaman yang
sama, yang dapat ditayangkan melalui medium video, akan
mendorong pemirsa untuk berperan efektif dalam menciptakan
6. diskusi tentang suatu topik (Nasution, 2010).
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
27
2.2.4 Prinsip Pengembangan dan Produksi Media
Menurut Mukminan dalam Nurseto, 2011 untuk mengembangkan
media pembelajaran perlu diperhatikan prinsip VISUALS, yang dapat
digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata:
Visible : Mudah dilihat
Interesting : Menarik
Simple : Sederhana
Useful : Isinya berguna/bermanfaat
Accurate : Benar (dapat dipertanggungjawabkan)
Legitimate : Masuk akal/sah
Structured : Terstruktur/tersusun dengan baik
2.2.6 Perencanaan Penggunaan Media
Menurut Nurseto (2011) Perencanaan penggunaan media yaitu
menyusun suatu model prosedural yang diberi nama akronim “ASSURE”.
Model ASSURE ini dimaksudkan untuk menjamin penggunaan media
pembelajaran yang efektif. Model yang diakronimkan dengan ASSURE itu
meliputi 6 langkah dalam perencanaan sistematik untuk penggunaan
media, yaitu: Analyze Learner Characteristics, State Objectives, Select,
Modify Or Design Materials, utilize materials, require learner response,
evaluate
1. identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa Sebuah perencanaan
media didasarkan atas kebutuhan (need), Salah satu indikator adanya
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
28
kebutuhan yaitu kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita
inginkan agar dapat dikuasai siswa.
2. Perumusan tujuan media pembelajaran harus dibuat sedemikian rupa
sehingga akan membantu dan memudahkan siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
3. Memilih, Merubah dan Merancang Media Pembelajaran Untuk
membuat media yang tepat bagi kegiatan pembelajaran biasanya akan
meliputi salah satu dari tiga kemungkinan yaitu Memilih media
pembelajaran yang sudah tersedia, Merubah media yang sudah ada,
dan Merancang pembuatan media yang baru.
4. Perumusan materi materi berkaitan dengan substansi isi pelajaran
yang harus diberikan. Sebuah program media di dalamnya haruslah
berisimateri yang harus dikuasai siswa.
5. Pelibatan siswa situasi belajar yang paling efektif adalah situasi
belajar yang memberikan kesempatan siswa merespon dan terlibat
dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa harus dilibatkan
semaksimal mungkin dalam pemanfaatan penggunaan media.
6. Evaluasi (Evaluation) Tujuan evaluasi media pembelajaran adalah
untuk memilih media pembelajaran yang akan dipergunakan dikelas,
untuk melihat prosedur penggunaan media, untuk memeriksa apakah
tujuan penggunaan media tersebut telah tercapai, menilai kemampuan
guru menggunakan media, memberikan informasi untuk kepentingan
administrasi, dan untuk memperbaiki media itu sendiri.
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
29
2.3 Software Video
2.3.1 Movie Maker 2.6
Movie Maker 2.6 yaitu sebuah software bawaan dari product
Microsoft yang fungsinya untuk membuat atau mengedit sebuah film atau
video pendek yang berobjek pada video maupun pada foto (Mauladi, 2008).
Kemudian menurut Wiliam (2011) Windows Movie Maker 2011 adalah
perangkat lunak yang merupakan bagian dari Windows Live Essentials
2011.
Fungsi utama program ini adalah untuk melakukan olah digital
terhadap cuplikan-cuplikan gambar bergerak (film), misalnya untuk
menambahkan animasi, efek visual ataupun sebuah redaksi singkat yang
berhubungan dengan film yang sedang disunting. Fasilitas yang disediakan
didalam program ini bisa dibilang lengkap, tersedianya fasilitas capture,
import, timeline, storyboard beraneka transisi dan efek video, serta fasilitas
render. Dalam proses edit audio dan video menggunakan windows movie
maker dapat pula menambahkan title, transisi dan efek visual sesuai dengan
keinginan, untuk kemudian menyimpan hasil akhir berupa movie ke dalam
berbagai format video (Suciati, 2011).
1. Memahami Collections, Projects dan Movies
Berikut ini merupakan pengertian dari collections, projects dan
movies:
a. Collections, berisikan clip audio, video clip atau gambar yang
diimport atau dicapture dalam windows movie maker. Collections
membantu mengorganisir hasil import dan capture. Collections
berada dalam collections pane dalam windows movie maker.
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
30
b. Projects, berisi susunan dan informasi waktu dari audio dan video
clip, transisi video, efek video dan title yang telah ditambahkan ke
dalam storyboard maupun timeline.
c. Movie adalah Projects final yang disimpan menggunakan save movie
wizzard. Movie dapat disimpan kedalam komputer atau recondable
CD. Movie yang telah tersimpan dapat dimaikan dalam windows
media player atau the KMPlayer.
2. Perangkat Capture Video, picture dan Audio
Dalam windows movie maker anda dapat menggunakan berbagai
perangkat capture untuk memindahkan rekaman audio,vidio, picture ke
dalam komputer
3. Menyimpan Movie
Ketika telah selesai melakukan editing pada project dalam
windows movie maker maka dapat disimpan sebagai movie.
Tampilan Movie Maker 2.6. Setelah terinstal maka windows movie
maker siap untuk digunakan
Gambar 2.1. Tampilan Program Windows Movie maker 2.6
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
31
Penggunaan antar muka windows movie maker dibagi menjadi 3
area utama yaitu:
1. Menu Bar dan Toolbar
Pada area kerja windows movie maker di area atas terdapat
bagian yang bernama Menu Bar dan area tepat dibawahnya dinamakan
Toolbar. Pada area Menu Bar terdapat beberapa pilihan menu, yaitu
File, Edit, Tool, Clip, Play, dan Help.
Gambar 2.2. Tampilan Menu Bar dan Toolbar
Sedangkan Toolbar berisi tombol- tombol perintah, yang serupa
dengan pilihan perintah yang ada dalam Menu Bar. Dalam Toolbar
perintah- perintah tersebut ditampilkan dalam bentuk icon-icon
sedangkan Menu Bar tombol perintah ditampilkan dalam bentuk teks.
2. Panel
a. Movie Task Pane
Disebelah kiri area kerja windows movie maker terdapat
area yang dinamakan Movie Task Pane. Sama seperti halnya
dengan Menu Bar dan Toolbar, area ini berisi tombol-tombol
perintah, bedanya dalam Movie Taks Pane perintah-perintah
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
32
tersebut terbagi dalam beberapa kategori sesuai dengan urutan
pengolahan video yaitu Capture video, Edit Movie, Finish Movie.
Gambar 2.3. Movie Tasks Pane
b. Collection Pane dan Content Pane
Collections pane terletak pada area yang sama dengan
movie task pane. Dalam area collections pane terdapat 3 buah
kategori, yaitu: video effecs, video transitions dan collections
Gambar 2.4. Letak Contens pane dan Collection pane
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
33
Kategori video effects berisi efek-efek visual yang dimiliki
windows movie maker. Berbagai macam efek visual ditampilkan
dalam content pane
Gambar 2.5 Tampilan Video effects dalam Collection Pane
Pilihan video transitions berisi efek-efek transisi yang
dimiliki oleh windows movie maker.
Gambar 2.6. Tampilan Video Transitions
c. Monitor
Monitor berada disebelah kanan area kerja windows movie
maker, berfungsi menampilkan preview audio dan video
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
34
Gambar 2.7. Tampilan area Monitor
Dibawah monitor terdapat sekumpulan tombol playback
yang biasa disebut dengan playback controls, berfungsi untuk
memutar klip video dan audio.
3. Storyboard dan Timeline
a. Storyboard terletak pada area yang sama dengan timeline. Dalam
storyboard terdapat berbagai informasi susunan clip meliputi durasi,
transisi dan efek video. Dengan menggunakan tampilan storyboard
dapat dengan mudah merubah susunan/ urutan clip, merubah efek
transisi yang akan dipakai, serta merubah efek video yang dipakai.
Untuk mengatur durasi clip (audio, video, gambar) dengan tetap
menggunakan tampilan timeline.
Gambar 2.8. Letak Storyboard
Story board Storyboard
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
35
b. Timeline dibagian bawah area kerja windows movie maker terdapat
sebuah area yang dinamakan timeline. Timeline berfungsi sebagai
tempat meletakan dan menyusun koleksi file video, audio, transisi,
title, dan musik
Gambar 2.9. Tampilan Timeline
2.3.2 VideoPad Video Editor
VideoPad Video Editor adalah software yang digunakan untuk
mengedit dan memotong video. Aplikasi ini memiliki fungsi salah satunya
dapat menjadikan video dalam bentuk beberapa gambar. Gambar yang
dihasilkan dapat dipilih sesuai dengan keinginan (Naim, 2013).
2.3.3 Photoscape
Photoscape merupakan salah satu program untuk melakukan
pengeditan, pemotongan, penggabungan gambar atau foto. Format foto
dalam bentuk mpg, jpeg (Mauladi, 2008).
2.3.4 Freemake Video Converter
Freemake video converter adalah software tambahan untuk
melakukan convert bisa pada beberapa media dalam bentuk photo, musik
Timeline
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
36
(audio), film (video), dvd ke dalam format yang diinginkan berupa mwv,
avi, mpeg, dvd, 3gp, flv, mkv. Penggunaan aplikasi sangat mudah dengan
cara melakukan import pada jenis file yang akan di convert (Suciati,2010).
2.4 Karakteristik Mata Pelajaran Biologi
2.4.1 Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Biologi
Mata pelajaran biologi berfungsi untuk menangankan kesadaran
terhadap keindahan dan keteraturan alam sehingga siswa dapat
meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai warga
negara yang menguasai sains dan teknologi untuk meningkatkan mutu
kehidupan dan melanjutkan pendidikan (Depdiknas, 2003).
Mata pelajaran biologi bertujuan untuk:
1. memahami konsep biologi dan saling keterkaitannya;
2. mengembangkan ketrampilan dasar biologi untuk menumbuhkan nilai
serta sikap ilmiah;
3. menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya
teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia;
4. mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari;
5. meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan;
6. memberikan bekal pengetahuan dasra untuk melanjutkan pendidikan.
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
37
2.4.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran biologi SMA terdiri dari 2 bagian
yaitu: bekerja ilmiah dan pemahaman konsep (materi pokok) dan
penerapannya. Bekerja ilmiah diajarkan dan dilatihkan pada awal tahun
kelas X tetapi untuk selanjutnya terintegrasi dengan materi pada kompetensi
yang telah ditetapkan (Depdiknas, 2003).
Konsep atau materi mata pembelajaran biologi SMA meliputi:
1. kelas X: bekerja ilmiah, hakekat ilmu biologi, keanekaragaman hayati
dan pengelompokka makhluk hidup, hubungan antara komponen
ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam
keseimbangan ekosistem;
2. kelas XI: organisai seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ
tumbuhan, hewan dan manusia dan penerapannya dalam konteks Sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat;
3. kelas XII: proses yang terjadi pada tumbuhan, metabolisme, hereditas,
evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
2.5 Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terkait yang telah dilakukan oleh Tejo Nurseto pada tahun
2011 yaitu Membuat Media Pembelajaran yang menarik. Pada tahun 2013
penelitian yang lain juga telah dilakukan oleh Yogi Nurcahyo Dinata dengan
judul Penggunaan Media Pembelajaran Video Tutorial Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Seyegen.
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015
38
Selanjutnya penelitian mengenai Pengaruh penggunaan Media pembelajaran
Video dengan Windows Movie Maker terhadap motivasi belajar matematika
yang dilakukan oleh Alief Suciati pada tahun 2010.
Dalam proses pembelajaran berlangsung, adanya media pembelajaran
merupakan salah satu penunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran. pembelajaran pada materi yang abstrak diperlukan media
visual agar materi yang dipelajari menjadi kongkrit. Dengan demikian adanya
pembuatan dan penyusunan media pembelajaran video yang memadai adalah
sebuah tuntutan, sehingga siswa dapat memahami serta mengembangkan
materi dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Inventarisasi Jenis-Jenis..., Dyah Ayu Setianingrum, FKIP UMP, 2015