2016 laporan tahunan - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/laptah djtp 2016...
TRANSCRIPT
Laporan Tahunan 2016
i Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
KATA PENGANTAR
Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan Tahun 2016 merupakan bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi selama tahun 2016, yang dijabarkan dalam
Visi, Misi, Tujuan, serta sasaran program dan
kegiatan yang diemban Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
sebagai perwujudan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang dijabarkan dalam
Rencana Strategis Kementerian Pertanian dan Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Secara garis besar laporan ini menyajikan berbagai prestasi yang
dicapai sepanjang tahun 2016 pada masing-masing unit Eselon II
dalam rangka mewujudkan peningkatan produksi padi, jagung, dan
kedelai sebagaimana yang diamanatkan pemerintahan Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menetapkan
kebijakan pencapaian swasembada pangan. Namun demikian,
laporan ini juga memuat permasalahan dan kendala dalam
pencapaian target-target yang telah ditetapkan.
Sejalan dengan semangat Reformasi Birokrasi yang
diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sehari-hari,
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan terus meningkatkan kinerja
demi terwujudnya akuntabilitas dan transparansi menuju tata
kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
mendukung dalam pencapaian sasaran Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan selama ini, baik Eselon I lingkup Kementerian
Pertanian, Kementerian atau Lembaga, instansi serta stakeholder
lainnya.
Laporan Tahunan 2016
ii Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Akhir kata, semoga Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan Tahun 2016 ini dapat bermanfaat dan memberikan
informasi yang akurat, tepat, dan akuntabel.
Jakarta, Januari 2017
Direktur Jenderal Tanaman Pangan,
Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc NIP. 196002101988031001
Laporan Tahunan 2016
iii Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dalam upaya pencapaian swasembada pangan sebagaimana
diamanatkan dalam Dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 pada masa pemerintahan
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan telah menetapkan sasaran produksi
padi, jagung, kedelai tahun 2016 masing-masing sebesar 76,23 juta
ton gabah kering giling (GKG), jagung 24 juta ton pipilan kering,
kedelai 1,1 juta ton biji kering. Di samping itu, Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan juga menetapkan sasaran produksi komoditas
utama lainnya, yaitu: kacang tanah 675 ribu ton biji kering, kacang
hijau 267 ton biji kering, ubi kayu 24,05 juta ton umbi basah, dan
ubi jalar 2,44 juta ton umbi basah.
Dalam mendukung pencapaian sasaran produksi komoditas utama
tanaman pangan tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
tahun 2016 melaksanakan satu program APBN yaitu Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman
Pangan, dengan kegiatan utama meliputi:1) Pengelolaan Produksi
Tanaman Serealia; 2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang
dan Umbi; 3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman
Pangan; 4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari
Gangguan OPT dan DPI; 5) Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan; 6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Lainnya; 7) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan
Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih; dan 8)
Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan.
Produksi tanaman pangan tahun 2016 berdasarkan angka
prakiraan, padi mencapai 79,141 juta ton GKG, jagung 23,164 juta
ton pipilan kering, kedelai 885 ribu ton biji kering, kacang tanah
561 ribu ton biji kering, kacang hijau 279 ribu ton biji kering, ubi
kayu 20,637 juta ton umbi basah dan ubi jalar 2,083 juta ton umbi
basah. Dibandingkan tahun 2015, padi naik 4,97%, jagung naik
Laporan Tahunan 2016
iv Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
18,11%, kedelai turun 8,06%, kacang tanah turun 7,35%, kacang
hijau 2,83%,ubi kayu turun 5,43%, dan ubi jalar turun 9,31%.
Sedangkan jika dibandingkan dengan sasaran produksi tahun 2016,
padi dan kacang hijau telah mencapai target.
Realisasi kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran produksi
tahun 2016 antara lain: penerapan budidaya padi mencapai
2.154.673 ha (97,85%); penerapan budidaya jagung 1.529.010 ha
(90,09%); penerapan budidaya kedelai 355.419 ha (90,43%);
perbanyakan benih sumber seluas 368 ha (78,74%); penguatan
desa mandiri 6.488 ha (87,27%); pengembangan desa mandiri benih
922 ha (77,47%); bantuan benih pusat padi 1.324 ton(70,38%);
bantuan benih jagung 2.003 ton (93,19%); penjualan benih
bersubsidi padi inbrida 42.718 ton (43,81%); padi hibrida 720 ton
(31,99%); kedelai 612 ton (24,49%); PPHT 14.085 ha (96,64%);
PPDPI 290 ha (90,63%); gerakan pengendalian OPT 506 kali
(69,13%); sarana pascapanen 25.714 unit (98,17%); unit pengolahan
hasil 78 unit (100%); dan sarana angkut 737 unit (102,50%).
Realisasi serapan APBN Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun
2016 mencapai Rp4,730 triliun (62,18% dari pagu Rp7,607 triliun).
Namun dengan adanya selfblocking dalam rangka penghematan dan
tunda bayar kegiatan ke tahun 2017 sebesar Rp2,764 triliun,
sehingga realisasi serapan mencapai 97,67%.
Laporan Tahunan 2016
v Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………i
RINGKASAN EKSEKUTIF……………………………………………...……..iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….v
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..vii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………ix
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….1
BAB II PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016……………………5
BAB III KINERJA TANAMAN PANGAN…………………………………13
BAB IV REALISASI KEGIATAN APBN 2016 ………………………….27
BAB V REALISASI ANGGARAN TAHUN 2016 ………………………53
BAB VI SUMBER DAYA MANUSIA……..………………………………57
BAB VII PERMASALAHAN DAN UPAYA
TINDAK LANJUT………………………………………………….59
BAB VIII PENUTUP……..……………………………………………………63
LAMPIRAN……...……………………………………………………………….65
Laporan Tahunan 2016
vi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2016
vii Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
DAFTAR TABEL
Tabel 1. PDB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2016 .................................................. 13
Tabel 2. Kontribusi PDB Sub Sektor Lingkup Pertanian terhadap PDB Sektor Pertanian Tahun 2016 ............................................................... 14
Tabel 3. PDB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga
Konstan 2010 Tahun 2016 ......................................... 15
Tabel 4. Neraca Perdagangan Komoditas Utama
Tanaman Pangan Tahun 2016 ................................... 16
Tabel 5. Nilai Tukar Petani (NTP) Sektor Pertanian dan
Subsektor TP Tahun 2016 .......................................... 17
Tabel 6. Capaian Produksi Tanaman Pangan
Tahun 2016 ............................................................... 18
Tabel 7. Capaian Produktivitas TP Tahun 2016 ........................ 19
Tabel 8. Capaian Luas Panen TP Tahun 2016 .......................... 20
Tabel 9. Neraca Produksi Padi/Beras, Jagung dan
Kedelai Tahun 2016 .................................................. 22
Tabel 10. Penggunaan Benih Bersetifikat Padi, Jagung dan
Kedelai Tahun 2016 ................................................... 23
Tabel 11. Luas Pertanaman Padi, Jagung, Kedelai
Terkena OPT dan DPI Tahun 2016 ............................. 24
Tabel 12. Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Padi
Tahun 2016 ............................................................... 28
Tabel 13. Realisasi Kegiatan Penerapan Budiddaya Jagung
Tahun 2016 ............................................................... 30
Tabel 14. Realisasi Kegiatan Penerapan Budiddaya Kedelai
Tahun 2016 ............................................................... 31
Tabel 15. Realisasi Luas Penangkaran dan Produksi Benih
TP Tahun 2016 .......................................................... 34
Laporan Tahunan 2016
viii Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 16. Realisasi Pengecekan Mutu Benih TP Tahun 2016…….35
Tabel 17. Realisasi Penyaluran Benih Pasar Bebas
Tahun 2016………………………………………………………35
Tabel 18. Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber
TP TA 2016 ................................................................ 36
Tabel 19. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Tahun 2016 ...... 38
Tabel 20. Realisasi Kegiatan Penguatan Perlindungan TP
Tahun 2016 ............................................................... 42
Tabel 21. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Padi
Tahun 2016 ............................................................... 44
Tabel 22. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung
Tahun 2016 ............................................................... 44
Tabel 23. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai
Tahun 2016 ............................................................... 45
Tabel 24. Hasil Pengukuran IK UPT Lingkup Ditjen TP
Tahun 2016 ............................................................... 49
Tabel 25. Realisasi Serapan APBN Sektoral Ditjen TP
Berdasarkan Kewenangan Tahun 2016 ...................... 53
Tabel 26. Realisasi Serapan APBN Sektoral Ditjen TP
Berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2016 ................. 54
Tabel 27. Realisasi Nilai Kontrak Subsidi Benih Tahun 2016...... 54
Tabel 28. Realisasi Serapan Anggaran Subsidi Benih
Tahun 2016 ............................................................... 55
Tabel 29. Jumlah Pegawai Ditjen TP Berdaasarkan
Pendidikan, Golongan, dan Jenis Kelamin
Tahun 2016……………………………………………………..57
Laporan Tahunan 2016
ix Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 ................................ 67
Lampiran 2. Capaian Luas Panen Padi Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 68
Lampiran 3. Capaian Luas Panen Jagung Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 69
Lampiran 4. Capaian Luas Panen Kedelai Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 70
Lampiran 5. Capaian Luas Panen Kacang Tanah Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 71
Lampiran 6. Capaian Luas Panen Kacang Hijau Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 72
Lampiran 7. Capaian Luas Panen Ubi Kayu Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 73
Lampiran 8. Capaian Luas Panen Ubi Jalar Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 74
Lampiran 9. Capaian Produktivitas Padi Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 75
Lampiran 10. Capaian Produktivitas Jagung Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 76
Lampiran 11. Capaian Produktivitas Kedelai Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 77
Lampiran 12. Capaian Produktivitas Kacang Tanah Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 78
Lampiran 13. Capaian Produktivitas Kacang Hijau Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 79
Lampiran 14. Capaian Produktivitas Ubi Kayu Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 80
Lampiran 15. Capaian Produktivitas Ubi Jalar Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 81
Laporan Tahunan 2016
x Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 16. Capaian Produksi Padi Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 82
Lampiran 17. Capaian Produksi Jagung Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 83
Lampiran 18. Capaian Produksi Kedelai Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 84
Lampiran 19. Capaian Produksi Kacang Tanah Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 85
Lampiran 20. Capaian Produksi Kacang Hijau Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 86
Lampiran 21. Capaian Produksi Ubi Kayu Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 87
Lampiran 22. Capaian Produksi Ubi Jalar Tahun 2016
Per Provinsi............................................................ 88
Lampiran 23. Realisasi Kegiatan APBN Tahun 2016 Ditjen TP....... 89
Lampiran 24. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi
Tahun 2016 ........................................................... 95
Lampiran 25. Realisasi Serapan Anggaran Ditjen TP
Tahun 2016 ........................................................... 96
Laporan Tahunan 2016
1 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan
Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan Kabinet Kerja telah menetapkan
kebijakan pencapaian swasembada pangan. Sejalan dengan
kebijakan tersebut, Kementerian Pertanian menindaklanjuti dengan
menetapkan peningkatan produksi tujuh komoditas pangan, yang
tiga diantaranya terkait dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, yaitu padi, jagung, dan kedelai.
Dalam upaya pencapaian swasembada pangan tersebut yang
ditandai dengan mengurangi impor terutama untuk komoditas padi
dan jagung, maka tahun 2016 telah ditetapkan produksi padi 76,22
juta ton gabah kering giling (GKG), jagung 21,35 juta ton pipilan
kering (PK), dan kedelai 1,5 juta ton biji kering (BK), kacang tanah
756 ribu ton BK, kacang hijau 296 ton BK, ubi kayu 27,07 juta ton
umbi basah, dan ubi jalar 2,70 juta ton umbi basah. Namun, dalam
perkembangannya sesuai arahan Menteri Pertanian bahwa kegiatan
difokuskan pada peningkatan produksi jagung, sasaran produksi
seluruh komoditas utama tanaman pangan tahun 2016 mengalami
perubahan sebagaimana yang dituangkan dalam revisi Renstra
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Perubahan sasaran produksi
tersebut yaitu: padi sebesar 76,23 juta ton GKG, jagung 24 juta ton
PK, kedelai 1,1 juta ton BK, kacang tanah 675 ribu ton BK, kacang
hijau 267 ton BK, ubi kayu 24,05 juta ton umbi basah, dan ubi jalar
2,44 juta ton umbi basah.
Untuk mendukung sinergi operasional dan mempercepat
pencapaian target produksi, Menteri Pertanian menetapkan program
Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan
Kedelai yang telah dimulai sejak akhir tahun 2014 dan terus
berlanjut sampai tahun 2016.
Dalam mendukung pencapaian sasaran produksi komoditas utama
tanaman pangan tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2016
2 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
tahun 2016 melaksanakan satu program APBN yaitu Program
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman
Pangan. Kegiatan utama yang dilaksanakan dalam program tersebut
meliputi:
1) Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan
4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
dan DPI
5) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
7) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan
Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih
8) Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan
Anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 terdiri
dari APBN Sektoral dan APBN Subsidi. APBN Sektoral dialokasikan
pada 210 Satker (1 Satker Pusat Ditjen TP, 2 Satker UPT Pusat, 33
Satker Dekonsentrasi, 32 Satker Tugas Pembantuan Provinsi, 52
Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota). Sedangkan APBN
subsidi benih (BA 999.07) sebesar 102.250 ton, pelaksanaannya
dilakukan melalui Public Service Obligation (PSO) oleh PT Sang
Hyang Seri dan PT Pertani.
Untuk memberikan gambaran capaian kinerja Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan selama tahun 2016, disusun Laporan Tahunan
sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Pokok-pokok
materi didalamnya memuat capaian kinerja, pelaksanaan program
kegiatan, realisasi serapan anggaran, serta permasalahan dan saran
tindak lanjut.
Laporan Tahunan 2016
3 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi
dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan, upaya serta
langkah-langkah perbaikan pelaksanaan program dan kegiatan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan khususnya dan Kementerian
Pertanian secara umum pada masa yang akan datang.
Laporan Tahunan 2016
4 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2016
5 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
BAB II
PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016
Program yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan tahun 2016 yaitu Program Peningkatan Produksi,
Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan. Untuk membiayai
program tersebut dialokasikan Pagu APBN 2016 Sektoral (BA 018)
sebesar Rp8,015 triliun. Selanjutnya melalui penghematan
APBNalokasi anggaran Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
mengalami penurunan sebesar Rp408 miliar, sehingga total
anggaran menjadi Rp7,607 triliun, disamping sesuai Inpres Nomor 8
Tahun 2016, tanggal 26 Agustus 2016, dalam rangka penghematan
anggaran, terdapat anggaran yang tidak bisa dicairkan (self
blocking) sebesar Rp2,764 triliun, sehingga anggaran yang efektif
dapat digunakan sebesar Rp4,843 triliun.
Delapan kegiatan utama yang dilaksanakan dalam mendukung
program APBN tersebut, yaitu: (1) Pengelolaan Produksi Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi (2); Pengelolaan Produksi Tanaman
Serealia; (3) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman
Pangan; (4) Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari
Gangguan OPT dan DPI; (5) Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya; (6) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan
Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih; (7)
Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan, dan (8) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan.
Disamping kegiatan yang dibiayai APBN Sektoral, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan melaksanakan kegiatan melalui APBN
Subsidi berupa penyaluran benih bersubsidi yang disalurkan oleh
PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani. Alokasi APBN Subsidi untuk
subsidi benih (BA 999.07) dengan pagu sebesar Rp1,014 triliun.
Dalam pencapaian target produksi terutama padi, jagung, dan
kedelai tahun 2016 dilakukan melalui peningkatan produktivitas
melalui intensifikasi, perluasan areal tanam atau ekstensifikasi,
budidaya padi dengan teknologi Hazton, pengembangan desa
Laporan Tahunan 2016
6 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
organik padi, pengembangan jagung di lahan khususmelalui
pemanfaatan lahan perkebunan, pengembangan kedelai teknologi
budidaya jenuh air (BJA), penggunaan benih unggul bersertifikat.
Selain itu, juga dibarengi dengan upaya pengamanan potensi
kehilangan hasil akibat gangguan serangan OPT dan DPI (banjir dan
kekeringan), pengolahan/pemasaran hasil tanamanpangan serta
penurunan susut hasil pada saat panen dan pascapanen.
A. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia meliputi berbagai
kegiatan dalam pengembangan komoditas padi dan jagung. Dalam
upaya peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani padi dan
jagung melalui perbaikan paket teknologi dan sinergis antar
komponen teknologi secara partisipatif oleh petani dan bersifat
spesifik lokasi.
Fokus utama pencapaian sasaran produksi padi tahun 2016adalah
peningkatan produktivitas padi melalui penerapan teknologi tanam
jajar legowo yang diarahkan pada kegiatan intensifikasi
(peningkatan produktivitas) dan kegiatan ekstensifikasi (perluasan
areal tanam) melalui kegiatan utama:
1) Padi inbrida peningkatan produktivitas
2) Padi perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks
pertanaman
3) Padi hibrida
4) Padi perluasan areal tanam
5) Pengembangan desa pertanian organik untuk padi
6) Budidaya padi dengan teknologi hazton
Fokus utama pencapaian sasaran produksi jagung tahun 2016
adalah peningkatan produktivitas, peningkatan luas tanam,
peningkatan indeks pertanaman melalui kegiatan utama:
1) Gerakan pengembangan jagung hibrida
2) Jagung di lahan khusus
Target awal kegiatan penerapan budidaya padi tahun 2016 seluas
4.102.300 ha, namun karena adanya kebijakan penghematan
Laporan Tahunan 2016
7 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
anggaran maka target kegiatan menjadi 2.202.054 ha. Sementara
kegiatan penerapan budidaya jagung tahun 2016, selain mengalami
penghematan anggaran, terdapat alokasi tambahan kegiatan APBN-
P jagung di lahan khusus seluas 724.000 ha, namun kesanggupan
daerah seluas 553.536 ha. Sehingga target kegiatan penerapan
budidaya jagung menjadi 1.695.885 ha dari semula seluas
1.200.000 ha.
B. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
Kegiatan Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
meliputi berbagai kegiatan dalam pengembangan komoditas kedelai,
kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar. Untuk mendorong
peningkatan produktivitas dan produksi kedelai difokuskan melalui
penerapan budidaya kedelai dengan pelaksanaan Ekstensifikasi
(PAT-PIP) Kedelai, Intensifikasi Kedelai dan Pengembangan Kedelai
Teknologi Budidaya Jenuh Air (BJA) kerjasama dengan IPB.
Kegiatan utama yang difasilitasi APBN sektoral Ditjen Tanaman
Pangan tahun 2016 melalui kegiatan pengelolaan produksi tanaman
aneka kacang dan umbi tahun 2016, yaitu:
1) Intensifikasi Kedelai seluas 306.000 hadirevisi menjadi 209.245
ha di 29 provinsi pada 243 kabupaten/kota. Luas satu unit GP-
PTT kedelai minimal sebesar 10 ha dan untuk memfasilitasi
pelaksanaan kegiatan tersebut Pemerintah memberikan
bantuan berupa sarana produksi paket lengkap meliputi benih,
pupuk dan pestisida,
2) Ekstensifikasi PAT-PIP Kedelai seluas 384.000 ha, direvisi
menjadi 175.373 ha, dilaksanakan di 28 Provinsi pada
219kab/kota. Luas satu unit PAT-PIP kedelai minimal 10 ha
dan untuk memfasilitasi pelaksanaan kegiatan tersebut
Pemerintah memberikan bantuan berupa sarana produksi paket
lengkap yang meliputi benih, pupuk, pestisida dan komponen
sarana produksi lainnya sesuai spesifikasi lokasi
3) Teknologi Budidaya Jenuh Air Kedelai seluas 10.000 ha direvisi
menjadi 8.398 ha.Sarana produksi yang diberikan berupa benih
kedelai, pupuk an organik bersubsidi (NPK, SP-36, Urea, KCl),
Laporan Tahunan 2016
8 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
rhizobium, pestisida organik/an organik, herbisida, dan kapur
pertanian.
4) Intensifikasi Ubi Kayu seluas 10.000 ha, direvisi menjadi 5.957
ha. Ekstensifikasi ubikayu seluas 15.000 ha, direvisi menjadi
11.466 ha.Fasilitasi yang diberikan pemerintah kepada
kelompok tani dalam bahan organik untuk intensifikasi,
sedangkan untuk ekstensifikasi dalam bentuk bibit/stek
varietas unggul bersertifikat dan bahan organik.
5) Pengembangan Wilayah Timur Ubi Jalar seluas 2.700 ha dan
CF-SKR 500 ha.
6) Pengembangan CF-SKR Kacang Tanah seluas 550 ha.
C. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan
Kegiatan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan
difokuskan untuk mendorong peningkatan penggunaan benih
varietas unggul bersertifikat sehingga dapat mendorong peningkatan
produksi dan produktivitas.
Alokasi kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih tahun 2016
meliputi: perbanyakan benih sumber 468 ha (setelah selfblocking),
terdiri dari padi 198 ha, jagung 58 ha, kedelai 214 ha; kacang tanah
12 ha, kacang hijau 10 ha dan ubi kayu 2 ha. Penguatan Desa
Mandiri Benih dengan sasaran sebanyak 743 unit/desa (7.434 ha),
Pengembangan Desa Mandiri Benih 119 unit/desa (1.190 ha).
Bantuan Benih Padi dan Jagung (DIPA Pusat) dengan alokasi untuk
benih padi 3.750 ton, dan jagung 4.500 ton.
Selain kegiatan yang difasilitasi APBN Sektoral, pada tahun 2016
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengalokasikan kegiatan
Subsidi Benih yang dilaksanakan oleh PT Sang Hyang Seri (Persero)
dan PT Pertani (Persero) sebagai penyalur benih bersubsidi.
Alokasi benih bersubsidi TA. 2016 sebanyak 102.250 ton, terdiri
dari benih padi inbrida 97.500 ton, benih padi hibrida 2.250 ton,
dan benih kedelai 2.500 ton.
Laporan Tahunan 2016
9 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
D. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan
Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan
Iklim
Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan difokuskan
untuk mengamankan areal tanaman pangan dari potensi
kehilangan hasil akibat gangguan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) berupa banjir
dan kekeringan.
Alokasi kegiatan penguatan perlindungan tanaman pangan tahun
2016 meliputi: Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)
14.575 ha, terdiri dari padi 13.900 ha, jagung 465 ha, dan kedelai
210 ha; Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PP-DPI)
320 ha; dan Gerakan Pengendalian OPT termasuk bersama TNI
sebanyak 735 kali.
E. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
difokuskan untuk mencapat target yaitu: 1) menurunnya susut
hasil (losses) produksi tanaman pangan, 2) meningkatnya nilai
tambah produk olahan tanaman pangan, 3) meningkatnya mutu
hasil produksi tanaman pangan dan 4) meningkatnya penguasaan
pasar domestik dan luar negeri.
Alokasi kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan
2016 untuk untuk mendukung menurunnya susut hasil berupa
bantuan sarana pascapanen padi, yang terdiri power thresser 3.208
unit, combine harvester kecil 6.283 unit, combine harvester sedang
2.884 unit, combine harvester besar 403 unit, vertical dryer padi 30
ton 2 unit, vertical dryer padi kapasitas 3,5-6 ton 3 unit, RMU 23
unit, pengering padi 20 unit, polisher 22 unit, destoner 2 unit, dan
alat angkut 700 unit.
Bantuan sarana pascapanen jagung terdiri dari corn combine
harvester 177 unit, corn sheller 6.526 unit, vertical dryer jagung
kapasitas 3,5-6 ton 15 unit, sarana pascapanen jagung 82 unit.
Bantuan sarana pascapanen kedelai, terdiri dari power thresser
Multiguna 6.500 unit. Untuk mendukung meningkatnya nilai
Laporan Tahunan 2016
10 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
tambah produk olah tanaman pangan berupa bantuan sarana
pengolahan hasil tanaman pangan sebanyak 78 unit yang terdiri
dari Unit Pengolahan (UPH) Jagung 49 unit dan UPH Kedelai 29
unit. Untuk mendukung peningkatan mutu hasil produksi tanaman
pangan berupa pengembangan standarisasi dan mutu 33 sertifikat,
sedangkan untuk mendukung peningkatan penguasaan pasar
domestik dan luar negeri dilakukan dengan pengadaan informasi
harga sebanyak 271 informasi harga.
F. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya dalam rangka
mendukung operasional teknis kegiatan meliputi: operasional
satuan kerja (satker); keuangan, perlengkapan; kepegawaian,
hubungan masyarakat; pengembangan data statistik; koordinasi
perencanaan program dan anggaran, umum, monitoring evaluasi
dan pelaporan program dan kegiatan, serta dukungan sarana
produksi untuk kawasan perbatasan/daerah tertinggal.
G. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan
Sistem Mutu Laboratorium Pengujian
Alokasi kegiatan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan
Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian tahun 2016
meliputi: pengembangan/validasi metode pengujian mutu benih
dengan target 10 metode, pelayanan pengujian mutu benih dengan
target 1.000 sampel, pengadaan koleksi benih yang terdiri atas
koleksi varietas dan IPTB (Isolat Patogen Tular Benih) sebanyak 40
koleksi, fasilitasi penerapan sistem mutu untuk 8 laboratorium,
penyelenggaraan uji profisiensi sebanyak 48 laboratorium, dan Uji
Petik Mutu Benih 90 sampel di 7 provinsi.
H. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan
Alokasi kegiatan Pengembangan Peramalan Serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan tahun 2016 meliputi: pengembangan model
peramalan OPT 15 model, pengamatan keadaan lapang OPT padi,
jagung dan kedelai 49 data lokasi sasaran, bahan operasional
laboratorium di 8 laboratorium di BBPOPT, uji mutu produk agens
Laporan Tahunan 2016
11 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
hayati di 9 laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/
Laboratorium Agen Hayati, perbanyakan isolat dan produk agens
hayati padat sebanyak 7.000 test tube.
Laporan Tahunan 2016
12 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2016
13 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
BAB III
KINERJA TANAMAN PANGAN
A. Indikator Makro
1. Produk Domestik Bruto (PDB)
Secara nominal PDB sektor pertanian sampai dengan triwulan
III tahun 2016 mencapai Rp1.303,9 triliun, meningkat Rp81,86
triliun (6,70%) dibandingkan periode yang sama tahun 2015
sebesarRp1.222,06 triliun yang didukung oleh peningkatan
pada seluruh subsektor penyusunnya. Peningkatan tertinggi
terjadi pada subsektor tanaman pangan.
Tabel 1. PDB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2016 (Rp.miliar)
Bila diperhatikan kontribusi masing-masing subsektor pada
PDB sektor pertanian sampai dengan triwulan III tahun 2016,
PDB sub sektor perkebunan sebesar Rp133.697 miliar
merupakan penyumbang terbesar dengan kontribusi 28,83%,
disusul subsektor tanaman pangan Rp116.707 miliar (25,16%),
dan perikanan Rp81.360 miliar (17,54%). Sedangkan subsektor
tanaman hortikultura Rp52.177 miliar (11,25%), peternakan
Rp51.729 miliar (11,15%) dan jasa pertanian merupakan
subsektor dengan kontribusi terkecil.
Laporan Tahunan 2016
14 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 2. Kontribusi PDB Sub Sektor Lingkup Pertanian terhadap PDB Sektor Pertanian Tahun 2016 (%)
Sampai dengan triwulan III tahun 2016, kinerja sektor
pertanian secara riil ditunjukkan oleh nilai PDB atas dasar
harga konstan (tahun dasar = 2010) yang mencapai
Rp947.518,94 triliun. Nilai tersebut naik Rp24.684 triliun
(2,67%) bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun
2015 sebesar Rp922.835 triliun. Hal ini terutama disebabkan
meningkatnya kinerja pada seluruh subsektor pendukungnya.
Bila dibandingkan dengan tahun 2015, pada tahun 2016 laju
pertumbuhan PDB sektor pertanian sebesar 2,67% yang
didukung oleh peningkatan seluruh subsektor pendukungnya,
antara lain:subsektor perikanan sebesar 6,57%, peternakan
4,33%, perkebunan 3,02%, tanaman hortikultura 2,57%, jasa
pertanian 2,11%, tanaman pangan 0,11%.
Laporan Tahunan 2016
15 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 3. PDB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2016 (Rp.miliar)
2. Ekspor Impor Komoditas Utama Tanaman Pangan
Secara keseluruhan kondisi perdagangan komoditas utama
tanaman pangan tahun 2016 mengalami defisit. Hal ini
tercermin pada neraca perdagangan yang bernilai negatif, baik
volume maupun nilainya. Volume impor komoditas utama
tanaman pangan periode Januari-Oktober 2016 mencapai 17,62
juta ton, sedangkan ekspornya hanya mencapai 185,868 ribu
ton atau terjadi defisit sebesar 17,4 juta ton. Sementara dari sisi
nilainya, juga menunjukkan defisit neraca perdagangan sebesar
US$5,408 juta dengan nilai ekspor US$109,24 juta dan impor
US$5.51 juta.
Pada tahun 2016, volume ekspor terbesar komoditas utama
tanaman pangan adalah komoditas gandum dengan volume
mencapai 74.632 ton (US$30,605 ribu), kemudian disusul oleh
jagung 38.130 ton (US$11,63 ribu), kacang hijau 24.079 ton
(US$ 24,669 ribu),dan ubi kayu 17.871 ton (US$7,1 ribu).
Sementara di sisi impor, gandum/meslin menjadi penyumbang
terbesar mencapai 9.29 juta ton (US$2,19 juta), kemudian
disusul oleh kedelai 5.32 juta ton (US$2,16 juta), beras 1.16
juta ton (US$480,4 ribu), dan jagung 1.06 juta ton (US$242,2
ribu).
Laporan Tahunan 2016
16 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 4. Neraca Perdagangan Komoditas Utama Tanaman Pangan Tahun 2016
Ekspor Impor Neraca Ekspor Impor Neraca
(Ton) (Ton) (Ton) (000 US$) (000 US$) (000 US$)
1 Beras 2.329 1.163.544 (1.161.215) 1.387 480.402 (479.015)
2 Jagung 38.170 1.057.257 (1.019.087) 11.632 242.260 (230.628)
3 Kedelai 10.482 5.322.503 (5.312.022) 14.026 2.168.093 (2.154.067)
4 Kacang Tanah 4.370 154.488 (150.118) 11.101 162.926 (151.825)
5 Ubi Kayu 17.871 555.297 (537.425) 7.166 202.152 (194.986)
6 Ubi Jalar 7.959 30 7.929 6.294 23 6.271
7 Gandum 74.632 9.289.121 (9.214.489) 30.605 2.190.789 (2.160.185)
8 Kacang Hijau 24.079 58.930 (34.851) 24.669 57.639 (32.970)
9 Lainnya 5.977 19.303 (13.326) 2.364 12.754 (10.390)
185.868 17.620.473 (17.434.604) 109.243 5.517.039 (5.407.796) Jumlah
Volume Nilai
KomoditasNo
Sumber: BPS (diolah) Keterangan: Cakupan Kode HS Sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012
3. Nilai Tukar Petani (NTP)
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk
melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP
juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan
barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya
produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula
tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP belum dapat
menggambarkan kondisi yang sebenarnya atas kesejahteraan
petani, tetapi sampai saat ini NTP masih merupakan salah satu
indikator untuk mengukur kesejahteraan petani. NTP dihitung
dengan cara membandingkan antara indeks harga yang
diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang
dinyatakan dalam persen. Data NTP menggunakan tahun dasar
2007=100, dan mulai November 2013 terjadi penggantian tahun
dasar menjadi 2012=100.
Laporan Tahunan 2016
17 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 5. Nilai Tukar Petani (NTP) Sektor Pertanian dan Subsektor Tanaman Pangan Tahun 2016
Tanaman Tanaman Tanaman
Pangan Pangan Pangan
1 Januari 102,55 103,94 125,31 129,39 122,20 124,49
2 Februari 102,23 103,31 125,08 128,80 122,35 124,67
3 Maret 101,32 100,69 124,81 126,60 123,18 125,73
4 April 101,22 98,68 124,18 123,61 122,68 125,26
5 Mei 101,55 98,66 124,70 123,74 122,80 125,42
6 Juni 101,47 98,74 125,18 124,46 123,37 126,05
7 Juli 101,39 98,21 125,78 124,57 124,06 126,85
8 Agustus 101,56 98,12 126,16 124,59 124,22 126,98
9 September 102,02 98,53 127,07 125,49 124,56 127,36
10 Oktober 101,71 98,57 126,79 125,64 124,66 127,47
11 Nopember 101,31 98,17 127,13 126,07 125,49 128,42
12 Desember 101,49 98,18 127,81 126,58 125,94 128,92
101,65 99,48 125,83 125,80 123,79 126,47 Rata-rata
No. Uraian
Pertanian
Nilai Tukar Petani (NTP)
Pertanian Pertanian
Indeks Harga
Diterima Petani (IT)
Indeks Harga
Dibayar Petani (IB)
Sumber: BPS (diolah)
NTP sektor pertanian secara nasional pada Desember 2016
sebesar 101,49 naik 0,18% dibandingkan NTP November 2016
sebesar 101,31. Hal ini karena kenaikan It sebesar 0,53%, lebih
besar dibandingkan kenaikan Ib sebesar 0,36%. Sementara NTP
subsektor tanaman pangan (NTPP) pada periode yang sama juga
mengalami kenaikan sebesar 0,01%, dari 98,17 pada November
2016 menjadi 98,18 pada Desember 2016. Hal ini karena
kenaikan It sebesar 0,40%, lebih besar dibandingkan kenaikan
Ib sebesar 0,39%.
B. Capaian Produksi Komoditas Utama Tanaman Pangan
Berdasarkan Angka Prakiraan Tahun 2016 BPS RI, capaian
produksi komoditas utama tanaman pangan tahun 2016
menunjukkan capaian yang cukup baik, sebagian besar
komoditas mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015
(ATAP). Namun demikian, belum seluruh komoditas mencapai
target produksi yang telah ditetapkan, kecuali padidan kacang
hijau yang mencapai di atas target.Produksi tanaman pangan
tahun 2016 (Angka Prakiraan 2016) padi mencapai 79,141 juta
ton GKG, jagung 23,164 juta ton pipilan kering, kedelai 885
ribu ton biji kering, kacang tanah 561 ribu ton biji kering,
kacang hijau 279 ribu ton biji kering, ubi kayu 20,637 juta ton
Laporan Tahunan 2016
18 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
umbi basah dan ubi jalar 2,083 juta ton umbi basah.
Dibandingkan tahun 2015, padi naik 4,97%, jagung naik
18,11%, kedelai turun 8,06%, kacang tanah turun 7,35%,
kacang hijau 2,83%, ubi kayu turun 5,43%, dan ubi jalar turun
9,31%. Sedangkan jika dibandingkan dengan sasaran produksi
tahun 2016, padi mencapai 103,82%%, jagung 96,52%, kedelai
80,51%, kacang tanah 83,10%, kacang hijau 104,54%, ubi kayu
85,80% dan ubi jalar 85,26%.
Tabel 6. Capaian Produksi Tanaman Pangan Tahun 2016 (Angka Prakiraan)
No. Komoditas ATAP Sasaran Tahun
2015 2016 2016 *) Selisih (%) Selisih (%)
1 Padi 75,398 76,226 79,141 3,744 4.97 2,915 3.82
2 Jagung 19,612 24,000 23,165 3,552 18.11 (835) (3.48)
3 Kedelai 963 1,100 886 (78) (8.06) (214) (19.49)
4 Kacang Tanah 605 675 561 (45) (7.35) (114) (16.90)
5 Kacang Hijau 271 267 279 8 2.83 12 4.54
6 Ubi Kayu 21,801 24,052 20,637 (1,164) (5.34) (3,415) (14.20)
7 Ubi Jalar 2,298 2,444 2,084 (214) (9.31) (360) (14.74)
Produksi (000 Ton)
ATAP 2015
Capaian 2016 Thd
Sasaran 2016
Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan
Sasaran berdasarkan Renstra Ditjen Tanaman Pangan 2015-2019 edisi revisi
Peningkatan produksi tahun 2016 (Angka Prakiraan)
dibandingkan tahun 2015 (ATAP) terutama padi dan jagung
sebagain besar didukung oleh peningkatan luas panen.
Sementara peningkatan produksi jagung juga didukung oleh
meningkatnya produktivitas, demikian juga kacang hijau
mengalami peningkatan produktivitas. Sedangkan menurunnya
produksi kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubijalar tahun
2016 sebagian besar disebabkan oleh menurunnya luas panen.
Produktivitas tanaman pangan tahun 2016 (Angka Prakiraan
2016) padi sebesar 52,64 ku/ha, jagung 52,83 ku/ha, kedelai
15,06 ku/ha, kacang tanah 13,23ku/ha, kacang hijau 12,22
ku/ha, ubi kayu 241,98ku/ha dan ubi jalar 169,44 ku/ha.
Dibandingkan tahun 2015, capaian produktivitas tahun 2016
padi turun 1,45%, jagung naik 2,03%, kedelai turun 3,98%,
kacang tanah turun 0,71%, kacang hijau naik 3,30%, ubi kayu
Laporan Tahunan 2016
19 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
naik 5,43% dan ubi jalar naik 5,55%. Sedangkan bila
dibandingkan dengan sasaran 2016, produktivitas tahun 2016,
padi mencapai 100,55%, jagung 100,39%, kedelai 95,56%,
kacang tanah 95,05%, kacang hijau 101,16%, ubi kayu
100,82%, dan ubi jalar 97,46%.
Tabel 7. Capaian Produktivitas Tanaman Pangan Tahun 2016 (Angka Prakiraan 2016)
No. Komoditas ATAP Sasaran Tahun
2015 2016 2016 *) Selisih (%) Selisih (%)
1 Padi 53.41 52.35 52.64 (0.78) (1.45) 0.29 0.55
2 Jagung 51.78 52.63 52.83 1.05 2.03 0.20 0.39
3 Kedelai 15.68 15.76 15.06 (0.62) (3.98) (0.70) (4.44)
4 Kacang Tanah 13.33 13.92 13.23 (0.09) (0.71) (0.69) (4.95)
5 Kacang Hijau 11.83 12.08 12.22 0.39 3.30 0.14 1.16
6 Ubi Kayu 229.51 240.00 241.98 12.47 5.43 1.98 0.82
7 Ubi Jalar 160.53 173.85 169.44 8.91 5.55 (4.41) (2.54)
Produktivitas (Ku/Ha) Capaian 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan
Luas panen tanaman pangan tahun 2016 (Angka Prakiraan
2016) padi mencapai 15,036 juta ha, jagung 4,385 juta ha,
kedelai 588 ribu ha, kacang tanah 424 ribu ha, kacang hijau
228 ribu ha, ubi kayu 853 juta ha dan ubi jalar 123 ribu ha.
Capaian luas panen tahun 2016 (Angka Prakiraan 2016) bila
dibandingkan dengan tahun 2015 (ATAP), padi naik 6,51%,
jagung naik 15,77%, kedelai turun 4,24%, kacang tanah turun
6,69%, kacang hijau turun 0,46%, ubi kayu turun 10,22% dan
ubi jalar turun 14,08%. Sedangkan jika dibandingkan dengan
sasaran luas panen tahun 2016, padi mencapai 103.26%,
jagung 96,15%, kedelai 84,25%, kacang tanah 87,42%,kacang
hijau 103,36%, ubi kayu 85,10%, dan ubi jalar 87,48%.
Laporan Tahunan 2016
20 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 8. Capaian Luas Panen Tanaman Pangan Tahun 2016 (Angka Prakiraan 2016)
No. Komoditas ATAP Sasaran Tahun
2015 2016 2016 *) Selisih (%) Selisih (%)
1 Padi 14,117 14,561 15,036 919 6.51 474.78 3.26
2 Jagung 3,787 4,560 4,385 597 15.77 (175.49) (3.85)
3 Kedelai 614 698 588 (26) (4.24) (109.92) (15.75)
4 Kacang Tanah 454 485 424 (30) (6.69) (61.03) (12.58)
5 Kacang Hijau 229 221 228 (1) (0.46) 7.42 3.36
6 Ubi Kayu 950 1,002 853 (97) (10.22) (149.30) (14.90)
7 Ubi Jalar 143 141 123 (20) (14.08) (17.61) (12.52)
Luas Panen (000 Ha) Capaian 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan
Beberapa kendala dalam pencapaian sasaran produksi tanaman
pangan tahun 2016 antara lain terutama selain padi dan
jagung: 1) adopsi teknologi budidaya di tingkat petani belum
optimal, sehingga capaian produktivitas tingkat petani masih
lebih rendah dari potensi hasilnya; 2) adanya persaingan
dengan komoditas non pangan dalam pemanfaatan lahan; 3)
belum meratanya penggunaan teknologi alsintan, sehingga
berpengaruh terhadap efisiensi usahatani; 4) mekanisme
penyediaan benih belum berjalan optimal yang menyebabkan
keterlambatan penyediaan benih/tidak sesuai dengan jadwal
tanam; 5) kemitraan belum berkembang; dan 6) perubahan
iklim global/anomali iklim yang berdampak pada
ketidaksesuaian waktu tanam.
C. Neraca Produksi Beras, Jagung dan Kedelai Tahun 2016
Berdasarkan perhitungan neraca kebutuhan, produksi padi
(beras) tahun 2016 (Angka Prakiraan Produksi 2016) mampu
surplus sebesar 12,187 juta ton, jagung surplus 575 ribu ton
dan kedelai mengalami defisit 1,883 juta ton. Dengan demikian
maka produksi padi dan jagung mampu swasembada, sehingga
tidak ada impor beras dan mengurangi impor jagung.
Produksi padi nasional tahun 2016 (Angka Prakiraan 2016)
sebesar 76,141 juta ton GKG setara dengan 46,029 juta ton
beras tersedia untuk konsumsi. Bila dibandingkan dengan
Laporan Tahunan 2016
21 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
kebutuhan konsumsi beras tahun 2016 sebesar 33,842 juta
ton, produksi padi tahun 2016 terjadi surplus beras sebesar
12,187 juta ton atau mencapai indeks swasembada 136,01.
Kebutuhan beras tahun 2016 meliputi: konsumsi langsung
penduduk 33,842 juta ton (tingkat konsumsi 124,89
kg/kapita/tahun, jumlah penduduk 258,705 juta jiwa), pakan
ternak/unggas 78.249 ton, industri bukan makanan 303.789
ton dan kehilangan hasil/susut/tercecer 1,151 juta ton.
Produksi jagung tahun 2016 (Angka Prakiraan Produksi 2016)
sebesar 23,165 juta ton pipilan kering, bila dibandingkan
dengan kebutuhan (konsumsi, industri, dan tercecer) tahun
2016 sebesar 22,590 juta ton, mengalami surplus 575 ribu juta
ton atau dengan indeks swasembada 131,01. Kebutuhan jagung
tahun 2016 meliputi: kebutuhan benih 96 ribu ton, konsumsi
langsung 404 ribu ton, pakan (industri pakan dan peternak
lokal) 16,180 juta ton, industri (pangan, non pangan dan non
pakan) 4,752 juta ton dan kehilangan hasil/ susut/tercecer
1,158 juta ton.
Produksi kedelai tahun 2016 sebesar 886 ribu ton (Angka
Prakiraan Produksi 2016) bila dibandingkan dengan kebutuhan
(konsumsi dan industri) tahun 2016 sebesar 2,768 juta ton,
masih terjadi defisit sebesar 1,883 juta ton atau baru mencapai
indeks swasembada 31,99. Kebutuhankedelai tahun 2016
meliputi: kebutuhan benih, konsumsi langsung, pakan
ternak/unggas, industri bukan makanan dan kehilangan
hasil/susut/tercecer.
Laporan Tahunan 2016
22 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 9. Neraca Produksi Padi/Beras, Jagung dan Kedelai Tahun 2016 (Berdasarkan Angka Prakiraan Produksi
2016)
Neraca
Surplus/Defisit
(Ton) (Ton) (Ton)
1 Beras Tersedia *) 46,028,594 33,842,420 12,186,174 136.01
2 Jagung 23,164,915 22,589,831 575,084 102.55
3 Kedelai 885,575 2,768,320 (1,882,745) 31.99
No. UraianProduksi Kebutuhan **) Indeks
Swasembada
Keterangan: *) Konversi beras tersedia = 62,74% x produksi padi Angka Prakiraan Produksi 2016
(79.141.352 ton GKG) **) Kebutuhan beras = konsumsi langsung, pakan ternak/unggas, industri dan
susut/tercecer Kebutuhan jagung = benih, konsumsi langsung, pakan, industri dan susut/tercecer
Kebutuhan kedelai = benih, konsumsi langsung, pakan ternak/unggas, industri dan susut/tercecer
Jumlah penduduk tahun 2016 = 258.705.000 jiwa (berdasarkan angka proyeksi BPS 2010-2035)
Tingkat konsumsi perkapita/tahun: beras = 124,89 kg, jagung = 1,56 kg, kedelai = 8,67 kg
D. Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat
Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas tanaman pangan, yang sekaligus juga dapat
meningkatkan mutu produk, efisiensi usahatani dan
pendapatan petani serta sebagai sarana pengendali terhadap
hama dan penyakit tanaman.
Pada tahun 2016 berdasarkan laporan yang diterima,
penggunaan benih varietas unggul bersertifikat kelas Benih
Sebar (BR) yang digunakan oleh petani, untuk padi sebesar
180.928 ton (43,52%), untuk benih jagung sebesar 46.113 ton
(52,28%) dan untuk benih kedelai sebesar 12.841 ton (46,94%)
(data realisasi tanam periode Januari-Desember 2016).
Perbandingan capaian realisasi tingkat penggunaan benih
varietas unggul bersertifikat tahun 2016 terhadap tahun 2015,
menunjukkan bahwa tingkat penggunaan benih varietas unggul
bersertifikat untuk padi mengalami penurunan sebesar 9,22%,
jagung mengalami peningkatan sebesar 3,73% dan kedelai
Laporan Tahunan 2016
23 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
meningkat 15,25%. Komponen yang digunakan dalam
menghitung penggunaan benih varietas unggul bersertifikat,
selain peredaran benih di pasar bebas (swadaya petani),
komponen lainnya berasal dari bantuan pemerintah melalui
program Upsus, Cadangan Benih Nasional, subsidi benih, dan
bantuan benih di pusat dan di daerah, sehingga beberapa
komponen tersebut dapat mempengaruhi tingkat penggunaan
benih tersebut.
Tabel 10. Penggunaan Benih Bersertifikat Padi, Jagung, dan Kedelai Tahun 2016
Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember 2016
E. Pengamanan Pertanaman Dari Gangguan OPT dan DPI
Luas pertanaman padi yang terserang OPT dan terkena DPI
(banjir dan kekeringan) pada tahun 2016 seluas 299.000 ha
(puso 85.291 ha) atau mencapai 1,80% dari total luas tanam
padi tahun 2016 (seluas 16.628.432 ha), jagung 67.866 ha ha
(puso 37.739 ha) atau mencapai 1,38% dari total luas tanam
jagung tahun 2016 (seluas 4.900.492 ha), kedelai 17.202 ha
(puso 10.858 ha) atau 3,21% dari total luas tanam kedelai
tahun 2016 seluas 536.176 ha. Sementara target luas areal
tanaman padi, jagung, dan kedelai yang aman dari serangan
OPT dan DPI masing-masing sebesar 93,00%, 98,00%, dan
97,00%.
Rencana
(%)
Realisasi
(%)
%
RealisasiAbsolut %
1 Padi 47,94 50,00 43,52 87,04 (4,42) (9,22)
2 Jagung 50,40 50,00 52,28 104,56 1,88 3,73
3 Kedelai 40,73 35,00 46,94 134,11 6,21 15,25
No. Komoditas
Selisih 2016 Thd. 20152016
Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat
Realisasi
2015
(%)
Laporan Tahunan 2016
24 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 11. Luas Pertanaman Padi, Jagung, Kedelai Terkena OPT dan DPI Tahun 2016
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Padi
a. Total Luas Tanam (Ha)
b. Luas OPT Utama (Ha) 182,782 6,869 149,390 4,539 (33,392) (2,330)
c. Luas Terkena DPI (Ha) 387,861 243,427 150,210 80,752 (237,651) (162,675)
- Banjir (Ha) 48,330 25,496 121,203 71,900 72,873 46,404
- Kekeringan (Ha) 339,531 217,931 29,007 8,852 (310,524) (209,079)
d. Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) 570,643 250,296 299,600 85,291 (271,043) (165,005)
- % Thd Total Luas Tanam (%) 4.08 1.79 1.80 0.51 (2.28) (1.28)
2 Jagung
a. Total Luas Tanam (Ha)
b. Luas OPT Utama (Ha) 12,705 68 10,842 291 (1,863) 223
c. Luas Terkena DPI (Ha) 50,011 23,497 57,024 37,448 7,013 13,951
- Banjir (Ha) 2,535 1,568 23,174 15,577 20,639 14,009
- Kekeringan (Ha) 47,476 21,929 33,850 21,871 (13,626) (58)
d. Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) 62,716 23,565 67,866 37,739 5,150 14,174
- % Thd Total Luas Tanam (%) 1.55 0.58 1.38 0.77 (0.17) 0.19
3 Kedelai
a. Total Luas Tanam (Ha)
b. Luas OPT Utama (Ha) 5,193 7 1,519 5 (3,674) (2)
c. Luas Terkena DPI (Ha) 11,985 6,385 15,683 10,853 3,698 4,467
- Banjir (Ha) 1,751 1,384 14,486 10,403 12,735 9,019
- Kekeringan (Ha) 10,234 5,002 1,197 450 (9,037) (4,552)
d. Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) 17,178 6,392 17,202 10,858 24 4,465
- % Thd Total Luas Tanam (%) 2.49 0.93 3.21 2.03 0.72 1.10
- % Thd Total Luas Tanam (%) 97.51 96.79 (0.72)
689,141 536,176 (152,965)
Luas Areal yang Aman dari OPT dan DPI (Ha) 671,963 518,974 (152,989)
Luas Areal yang Aman dari OPT dan DPI (Ha) 3,972,541 4,832,626 860,085
- % Thd Total Luas Tanam (%) 98.45 98.62 0.17
- % Thd Total Luas Tanam (%) 95.92 98.20 2.28
4,035,257 4,900,492 865,235
13,981,580 16,628,432 2,646,852
Luas Areal yang Aman dari OPT dan DPI (Ha) 13,410,937 16,328,832 2,917,895
No Uraian Tahun 2015 Tahun 2016 Selisih 2016 Thd 2015
Keterangan: - OPT = organisme penggganggu tumbuhan - DPI = dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan)
Jika dibandingkan dengan tahun 2015, luas pertanaman padi
yang terkena serangan OPT dan DPI turun, sementara jagung
dan kedelai meningkat. Namun jika diperhatikan, luas
partanaman padi, jagung, dan kedelai yang terkena banjir
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015, sebagai
akibat pengaruh La-Nina sehingga musim penghujan lebih
panjang pada tahun 2016. Luas pertanaman padi, jagung, dan
kedelai yang terkena serangan OPT dan DPI tahun 2016
sebenarnya meluas, namun dengan adanya upaya-upaya yang
dilakukan, sehingga luas terkena bisa berkurang.
Laporan Tahunan 2016
25 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
F. Penurunan Susut Hasil (Losses)
Penurunan susut hasil tahun 2016 untuk padi ditargetkan
sebesar 0,181%, jagung 0,48% dan kedelai sebesar 0,65%.
Target tersebut didasarkan atas perhitungan kontribusi input
sarana pascapanen tanaman pangan tahun 2016 yaitu padi
sebanyak 12.893 unit, jagung 6.800 unit, serta kedelai 6.500
unit.
Berdasarkan realisasi bantuan sarana pascapanen padi tahun
2016, diprediksi dapat menurunkan susut hasil padi sebesar
0,146% atau mencapai 80,66% dari target susut padi 0,181%.
Sedangkan berdasarkan realisasi bantuan sarana pascapanen
jagung diprediksi dapat menurunkan susut hasil jagung sebesar
0,517% atau mencapai 107,67% dari target susut jagung 0,48%.
Sementara bantuan sarana pascapanen kedelai diprediksi
menurunkan susut hasil kedelai sebesar 0,998% atau mencapai
153,54% dari target susut hasil kedelai 0,650%.
Tercapainya target susut hasil padi, jagung, dan kedelai
disebabkan karena banyaknya bantuan sarana pascapanen
yang diberikan pemerintah pada tahun 2016.
Laporan Tahunan 2016
26 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2016
27 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
BAB IV
REALISASI KEGIATAN APBN 2016
A. Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia
1. Penerapan Budidaya Padi
Target kegiatan penerapan budidaya padi tahun 2016 seluas
2.202.054 ha, terdiri dari: padi inbrida peningkatan
produktivitas 1.512.598 ha, padi perluasan areal tanam melalui
peningkatan indeks pertanaman 301.657 ha, padi hibrida
38.000 ha, padi perluasan areal tanam (PAT) 306.864 ha,
pengembangan desa pertanian organik untuk padi 2.440 ha,
dan budidaya padi dengan teknologi hazton 40.495 ha.
Fasilitasi bantuan kegiatan budidaya padi produktivitas
perluasan areal peningkatan indeks pertanaman, dan padi
hibrida yang diberikan berupa benih dan alat tanam jajar
legowo. Sementara untuk pengembangan desa pertanian
organik, selain bantuan benih dan alat tanam, juga diberikan
bantuan berupa pupuk organik, pestisida nabati, MOL, dan
fasilitasi pendukung pertanian organik. Demikian juga budidaya
padi dengan teknologi budidaya Hazton selain bantuan benih
dan alat tanam, juga diberikan bantuan berupa pupuk organik,
pupuk organik cair (POC) lengkap, decomposer, dan agensia
hayati.
Realisasi tanam kegiatan penerapan budidaya padimencapai
2.154.673 ha (97,85%), terdiri dari: padi inbrida peningkatan
produktivitas 1.482.329 ha (98,00%), padi perluasan areal
tanam melalui peningkatan indeks pertanaman 288.166 ha
(95,53%), padi hibrida 37.471 ha (98,61%), padi perluasan areal
tanam (PAT)304.346 ha (99,18%), pengembangan desa
pertanian organik untuk padi 2.286 ha (93,69%), budidaya padi
dengan teknologi hazton 40.074 ha (98,96%). Sisa kegiatan
seluas 47.381 ha sampai akhir Desember 2016 sedang dalam
persemaian.
Laporan Tahunan 2016
28 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Luas panen kegiatan penerapan budidaya padi mencapai
596.193 ha, produksi 3.828.193 ton dan produktivitas 64,21
ku/ha, atau 122,66% terhadap target (52,35 ku/ha), dengan
rincian padi inbrida peningkatan produktivitas 67,95 ku/ha,
padi perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks
pertanaman 57,22 ku/ha, padi hibrida 74,66 ku/ha, padi
perluasan areal tanam 51,75 ku/ha, pengembangan desa
pertanian organik untuk padi 54,25 ku/ha, dan budidaya padi
dengan teknologi hazton 43,69 ku/ha.
Tabel 12. Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Padi Tahun 2016
Gambar 1.
Gerakan Tanam Padi Serentak
Gambar 2.
Gerakan Panen Padi Serentak
Gambar 3. Pertanaman Padi Organik
Gambar 4. Panen Padi Metode Hazton
Rencana
(Ha) (Ha) (Ha)
1 Padi Inbrida Peningkatan Produktivitas 1.512.598 1.482.329 98,00
2 Padi Inbrida PAT PIP 301.657 288.166 95,53
3 Padi Hibrida 38.000 37.471 98,61
4 Padi Inbrida PAT 306.864 304.346 99,18
5 Pengembangan desa pertanian organik padi 2.440 2.286 93,69
6 Pengembangan padi teknologi hazton 40.495 40.074 98,96
2.202.054 2.154.673 97,85
No. Uraian
Jumlah
Realisasi
Laporan Tahunan 2016
29 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
2. Penerapan Budidaya Jagung
Sasaran kegiatan penerapan budidaya jagung tahun 2016
seluas 1.655.885 ha, terdiri dari: pengembangan jagung hibrida
1.102.349 ha dan pengembangan jagung di lahan khusus
553.536 ha.
Fasilitasi bantuan kegiatan budidaya jagung yang diberikan
berupa benih jagung hibrida dan alat tanam yang
jumlah/rasionya disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi.
Sementara jika penanaman dilakukan di lahan hutan atau
tumpang sari dengan tanaman lainnya, maka jumlah bantuan
disesuaikan dengan tanaman jagung terhadap tanaman lainnya.
Realisasi tanam kegiatan penerapan budidaya jagung mencapai
1.529.674 ha (92,38%), terdiri dari: 1.102.349 ha (100%) dan
pengembangan jagung di lahan khusus 427.325 ha (77,20%).
Sisa pertanaman pendukung kegiatan utama jagung pada lahan
khusus akan ditanam pada bulan Januari-Maret tahun 2017
karena terlambatnya penyaluran benih. Hal ini masih
diperkenankan sebagaimana kebijakan yang tertuang pada
Petunjuk Teknis Pengembangan Jagung di Lahan Khusus tahun
2016.
Produktivitas kegiatan pengembangan jagung hibrida 61,70
ku/ha, atau 117,23% terhadap target (52,63 ku/ha). Sementara
pengembangan jagung di lahan khusus yang anggaran berasal
dari APBN-P yang DIPA baru terbit pada akhir bulan Juli 2016,
daerah sebagian besar baru dapat melaksanakan proses
administrasi keuangan untuk kontrak kegiatan pada bulan
Agustus-September 2016, sehingga kegiatan ini sebagian besar
baru bisa ditanam pada periode Oktober 2016-Maret 2017.
Laporan Tahunan 2016
30 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 13. Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Jagung Tahun 2016
B. Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
1. Penerapan Budidaya Kedelai
Sasaran kegiatan penerapan budidaya kedelai tahun 2016
seluas 393.017 ha, terdiri dari: intensifikasi kedelai 209.245 ha,
ekstensifikasi kedelai 175.373 ha, dan budidaya jenuh air (BJA)
8.398 ha.
Fasilitasi bantuan kegiatan budidaya kedelai yang diberikan
berupa benih kedelai bersertifikat dan rhizobium. Untuk areal
pasang surut di luar pulau Jawa, diberikan juga sarana
produksi berupa bahan organik atau kapur pertanian.
Sementara kegiatan teknologi BJA sarana produksi yang
diberikan berupa benih kedelai, pupuk an organik bersubsidi
(NPK, SP-36, Urea, KCl), rhizobium, pestisida organik/an
organik, herbisida, dan kapur pertanian.
Gambar 5.
Gerakan Tanam Jagung
Gambar 6. Gerakan Panen Jagung
Target Realisasi % Capaian
1 Gerakan Pengembangan Jagung Hibrida 1.102.349 1.102.349 100,00
2 Jagung di Lahan Khusus 553.536 427.325 77,20
1.655.885 1.529.674 92,38 Jumlah
Tanam (ha)No. Kegiatan
Laporan Tahunan 2016
31 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Realisasi tanam kegiatan penerapan budidaya kedelai mencapai
355.419 ha (90,43%), terdiri dari: 194.202 ha (92,81%),
ekstensifikasi 152.799 ha (87,13%), dan BJA 8.398 ha
(100,00%).
Produktivitas kegiatan intensifikasi kedelai mencapai 15,06
ku/ha, atau 88,59% terhadap target (17,00 ku/ha). Sementara
capaian produktivitas ekstensifikasi kedelai sebesar 13,86
ku/ha (92,40% terhadap target (15,00 ku/ha), dan
produktivitas BJA 18,07 ku/ha (83,85% terhadap target 21,55
ku/ha). Masih rendahnya capaian produktivitas kegiatan
penerapan budidaya kedelai disebabkan karena masih
rendahnya realisasi panen.
Tabel 14. Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Kedelai Tahun 2016
Gambar 7. Gerakan Tanam Kedelai
Gambar 7. Gerakan Tanam Kedelai
Target Realisasi % Capaian
1 Intensifikasi Kedelai 209.246 194.222 92,82
2 Ekstensifikasi Kedelai 175.373 152.799 87,13
3 Budidaya Jenuh Air (BJA) 8.398 8.398 100,00
393.017 355.419 90,43 Jumlah
Tanam (ha)No. Kegiatan
Gambar 8. Gerakan Panen Kedelai
Laporan Tahunan 2016
32 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
2. Pengelolaan Produksi Ubi Kayu
Kegiatan pengelolaan produksi ubi kayu tahun 2016
dialokasikan seluas 17.423 ha, terdiri dari intensifikasi 5.957
ha dan ekstensifikasi 11.466 ha.
Fasilitasi yang diberikan pemerintah kepada kelompok tani
dalam bahan organik untuk intensifikasi, sedangkan untuk
ekstensifikasi dalam bentuk bibit/stek varietas unggul
bersertifikat dan bahan organik.
Realisasi tanam kegiatan pengelolaan produksi ubi kayu
mencapai seluas 15.341 ha atau mencapai 88,05% dari target,
dengan rincian intensifikasi 5.262 ha dan ekstensifikasi 10.079
ha. Adapun sisa yang belum dilaksanakan sampai akhir
Desember 2016 masing-masing seluas 1.645 ha dan 4.307 haa
masuk dalam selfblocking.
3. Pengelolaan Produksi Ubi Jalar
Pengelolaan produksi ubi jalar tahun 2016 dialokasikan seluas
2.950 ha, terdiri dari pengembangan ubi jalar wilayah timur
2.450 ha dan CF-SKR ubi jalar 500 ha. Realisasi kegiatan
pengelolaan produksi ubi jalar mencapai 2.585 ha, terdiri dari
pengembangan ubi jalar wilayah timur 2.05 ha (85,10%) dan
CF-SKR ubi jalar 100%. Sisa kegiatan pengembangan ubi jalar
wilayah timur yang belum dilaksanakan seluas 643 ha masuk
dalam selfblocking.
4. CF-SKR Kacang Tanah
Selain dana yang berasal dari APBN, pada tahun 2016 kacang
tanah mendapat bantuan dari dana hibah Jepang dalam
kegiatan CF-SKR. Bantuan sarana produksi kegiatan CF-SKR
kacang tanah, diberikan langsung kepada kelompok tani
peserta dalam bentuk transfer uang untuk bantuan sarana
produksi pupul an organic, pupuk organik, dan herbisida.
Realisasi pelaksanaan CF-SKR kacang tanah seluas 550 ha
(100%) dari sasaran.
Laporan Tahunan 2016
33 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
C. Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan
1. Penilaian Varietas, Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan
a. Pengujian Adaptasi Lokal
Rencana pengiriman galur/mutan untuk kegiatan uji
adaptasi/multilokasi yang dilaksanakan oleh BPSBTPH
dibeberapa provinsi pada tahun 2016 sebanyak 70 galur,
terdiri dari 53 galur padi dan 17 galur palawija. Dari jumlah
tersebut,seluruh galur telah terealisasi pengirimannya 100%.
b. Pelepasan Varietas
Jumlah proposal pelepasan varietas tanaman pangan yang
sebanyak 54 galur. Sampai dengan akhir Desember 2016,
telah diterbitkan 27 Keputusan Menteri Pertanian tentang
Pelepasan Varietas Tanaman Pangan, yang merupakan
usulan pelepasan varietas yang diajukan sejak tahun 2015
dan 2016. Varietas yang telah dilepas tersebut terdiri dari: 11
varietas jagung hibrida, 1 varietas jagung bersari bebas pulut,
3 varietas padi sawah, 2 varietas padi gogo, 1 varietas padi
ladang, 4 varitas kacang tanah, 1 varietas kedelai, 3 varietas
ubi jalar, dan 1 varietas ubi kayu.
c. Sertifikasi Benih
Benih varietas unggul bersertifikat adalah benih yang
diproduksi melalui proses sertifikasi benih, yaitu proses
pemberian sertifikat benih setelah melalui pemeriksaan
pertanaman lapangan.
Laporan Tahunan 2016
34 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 15. Realisasi Luas Penangkaran dan Produksi Benih Tanaman Pangan Tahun 2016
Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember 2016
Realisasi luas areal penangkaran benih tanaman pangan
tahun 2016 untuk areal penangkaran benih padi seluas
127.924 ha, benih jagung 2.628 ha, benih kedelai 26.589 ha,
benih kacang tanah 330 ha, kacang hijau 39 ha, dan ubi
kayu 10 ha. Sedangkan produksi benih varietas unggul
bersertifikat untuk benih padi sebanyak 235.385 ton, benih
jagung 29.220 ton, benih kedelai 11.258 ton, kacang tanah
154 ton dan kacang hijau 35 ton.
d. Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih
Pengawasan benih yang beredar di pasaran merupakan salah
satu upaya untuk mengetahui kondisi benih yang beredar di
pasaran.
1 Padi BD 12.903,97 4.000,63
BP 52.874,83 136.631,18
BR : 62.145,57 94.753,66
- Inbrida 59.524,61 94.580,60
- Hibrida 2.620,96 173,06
Jumlah Padi 127.924,37 235.385,47
2 Jagung BD 59,50 33,53
BP 322,40 94,04
BR : 2.246,44 29.092,71
- Komposit 737,07 552,26
- Hibrida 1.509,37 28.540,45
Jumlah Jagung 2.628,34 29.220,28
3 Kedelai BD 219,05 66,60
BP 3.207,72 1.356,91
BR 23.162,31 9.834,27
Jumlah Kedelai 26.589,08 11.257,78
4 Kacang Tanah BD 25,64 2,07
BP 99,84 40,43
BR 204,90 111,85
Jumlah Kc.Tanah 330,38 154,35
5 Kacang Hijau BD 0,14 1,60
BP 22,96 20,33
BR 16,42 13,42
Jumlah Kc Hijau 39,52 35,35
No. Komoditas Kelas Benih
Luas
Penangkaran
(Ha)
Produksi (Ton)
Laporan Tahunan 2016
35 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Realisasi pengecekan mutu benih tanaman pangan tahun
2016 untuk padi sebanyak 23.357 ton, jagung komposit 89
ton, jagung hibrida 4.343 ton, kedelai 70.064 ton, kacang
tanah 3.634 ton, dan kacang hijau 0,73 ton.
Tabel 16. Realisasi Pengecekan Mutu Benih Tanaman Pangan Tahun 2016
Memenuhi
Standar%
Tidak Memenuhi
Standar %
1 Padi 23,357.24 19,558.10 83.73 3,799.14 16.27
2 Jagung Komposit 89.97 62.59 69.57 26.38 29.32
3 Jagung Hibrida 4,343.01 4,070.45 93.72 272.55 6.28
4 Kedelai 70,064.11 16,360.65 23.35 53,703.46 76.65
5 Kacang Tanah 3,634.29 3,627.49 99.81 6.81 0.19
6 Kacang Hijau 0.73 - - 0.73 100.00
Benih yang Dicek
(Ton)KomoditasNo.
Hasil Pengecekan (Ton)
Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember 2016
Sedangkan realisasi penyaluran benih pasar bebas pada
tahun 2016 untuk benih padi sebanyak 76.450 ton, benih
jagung 29.344 ton, benih kedelai 4.571 ton, benih kacang
tanah 104 ton, dan benih kacang hijau 6 ton.
Tabel 17. Realisasi Penyaluran Benih Pasar Bebas Tahun 2016
No. KomoditasBD
(Ton)
BP
(Ton)
BR
(Ton)
F1
(Ton)
Jumlah
(Ton)
1 Padi 1,228 52,530 22,195 497 76,450
2 Jagung 44 284 1,009 28,008 29,344
3 Kedelai 10 531 4,030 - 4,572
4 Kacang Tanah 2 12 90 - 104
5 Kacang Hijau 0 1 5 - 6
1,283 53,357 27,330 28,505 110,476 Jumlah
Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember 2016
2. Perbanyakan Benih Sumber
Perbanyakan benih sumber di 31 Balai Benih dialokasikan
seluas 468 ha untuk padi, jagung, kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar. Realisasi tanam
perbanyakan benih sumber seluas 368,5 ha atau (78,74%),
dengan rincian benih padi kelas BS-BD seluas 60 ha dan kelas
BD-BP seluas 136 ha, benih jagung kelas BS-BD seluas 11 ha
Laporan Tahunan 2016
36 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
dan kelas BD-BP seluas 25 ha, benih kedelai kelas BS-BD
seluas 31,5 ha dan kelas BD-BP seluas 94 ha, benih kacang
tanah BS-BD seluas 3 ha dan kelas BD-BP seluas 5 ha, benih
kacang hijau BS-BD seluas 1 ha dan benih ubi kayu kelas BD-
BP seluas 2 ha.
Tabel 18. Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Tanaman Pangan TA 2016
Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember 2016
3. Desa Mandiri Benih
Untuk tercapainya berdaulat pangan prioritas pembangunan
pertanian yang harus terwujud adalah tercapainya sasaran
produksi padi, jagung dan kedelai. Terkait dengan hal itu, maka
sebagaimana yang tertuang dalam RPJMN 2016-2019 kegiatan
penguatan desa mandiri benih dan pengembangan desa mandiri
benih merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat
mendukung pencapaian sasaran produksi dan merupakan
salah satu upaya pemecahan masalah dari aspek perbenihan.
Kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih pada Tahun Anggaran
2016, dialokasikan sebanyak 994 unit/desa (9.940 ha) di 31
provinsi dan mengalami penghematan menjadi 7.434 ha. Selain
kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih pada Tahun Anggaran
2016 juga terdapat kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Benih
pada Tahun Anggaran 2016, dialokasikan sebanyak 122
unit/desa di 24 provinsi dan mengalami penghematan menjadi
119 unit/desa. Sampai dengan Desember 2016 kegiatan
penguatan desa mandiri telah terealisasi tanam 6.488 ha
(87,27%), realisasi panen 5.326 ha, produksi benih 15.979 ton
Ha %
1 Padi 231 196 84,85 60,00 30,61
2 Jagung 46 36 78,26 11 30,56
3 Kedelai 175 125,5 71,71 32 25,10
4 Kacang Tanah 6 8 133,33 3 37,50
5 Kacang Hijau 8 1 12,50 1 100,00
6 Ubi Kayu 2 2 100,00 - -
468 369 78,74 107 135,26
%
Jumlah
RealisasiNo. Komoditas Rencana Produksi
Laporan Tahunan 2016
37 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
dan produksi benih bersertifikat 11.186 ton. Sedangkan
pengembangan desa mandiri benih telah terealisasi tanam 922
ha (77,47%), realisasi panen 722 ha, produksi benih 2.167 ton
dan produksi benih bersertifikat 1.517 ton (Data sementara per
30 Desember 2016).
4. Bantuan Benih Padi Inbrida dan Jagung Hibrida di Pusat TA
2016
Pada tahun 2016, pemerintah menyediakan anggaran untuk
bantuan benih DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun Anggaran 2016, dengan jumlah alokasi benih padi
inbrida 12.500 ton dan jagung hibrida 4.500 ton.
Realisasi penyaluran bantuan benih pusat untuk komoditas
padi sebesar 1.324 ton atau 70,38% dari kontrak 1.881ton,
sedangkan jagung 2.003 ton atau 93,19% dari kontrak 2.149
ton. Rendahnya realisasi karena ada provinsi yang tumpang
tindih dengan bantuan lain sehingga kontrak dibatalkan dan
adanya penghematan anggaran.
Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember 2016
5. Subsidi Benih
Alokasi benih bersubsidi Tahun Anggaran 2016 sebanyak
102.250 ton, terdiri dari benih padi inbrida 97.500 ton, benih
padi hibrida 2.250 ton, dan benih kedelai 2.500 ton. Sampai
dengan akhir Desember 2016 realisasi penjualan subsidi benih
sebanyak 44.050 ton, dengan rincian untuk benih padi inbrida
42.718 ton, padi hibrida 720 ton, dan benih kedelai 612 ton.
Gambar 9.
Penyerahan Bantuan Benih Padi Gambar 10.
Penyerahan Bantuan Benih Jagung
Laporan Tahunan 2016
38 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Sampai dengan akhir Desember realisasi Daftar Usulan
Pembelian Benih Bersubsidi (DUPBB) padi inbrida, padi hibrida,
dan kedelai sebanyak 44.956 ton(43,97%) dengan penjualan
44.050 ton, dengan rincian untuk benih padi inbrida 42.718 ton
(43,81%), padi hibrida 720ton (31,99%), dan benih kedelai 612
ton (24,49%) dari pagu.
Tabel 19. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Tahun 2016
1 Padi Inbrida 97,500 43,514 44.63 42,718 43.81 98.17
2 Padi Hibrida 2,250 827 36.75 720 31.99 87.03
3 Kedelai 2,500 615 24.58 612 24.49 99.62
102,250 44,956 43.97 44,050 43.08 97.99 Jumlah
Alokasi
(Ton)(Ton) % Thd Pagu (Ton) % Thd Pagu
% Thd
DUPBB
DUPBB PenjulalanNo. Komoditas
Realisasi Fisik
Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember 2016
6. Cadangan Benih Nasional
Stok CBN sampai dengan akhir tahun 2015 untuk benih padi
inbrida sebanyak 11.869 ton, padi hibrida 816 ton, jagung
hibrida 1.785 ton, jagung komposit 1.075 ton, dan kedelai 8.181
ton.
Penggunaan benih CBN berdasarkan Surat Penugasan Direktur
Jenderal Tanaman Pangan selama Tahun 2016 untuk kegiatan
pemulihan 743 ton benih padi inbrida, sehingga stok CBN
sampai dengan akhir bulan Desember 2016 untuk komoditas
padi inbrida 11.126 ton, padi hibrida 816 ton, jagung hibrida
1.785 ton, jagung komposit 1.075 ton dan kedelai 8.181 ton.
(Data sementara per 30 Desember 2016).
Laporan Tahunan 2016
39 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
D. Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak
Perubahan Iklim (DPI)
1. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)
Penerapan Pengendalian Hama Terpadu Skala Luas (PPHT-SL)
merupakan salah satu upaya pengamanan produksi tanaman
pangan. Sistem PHT mengedepankan pengelolaan
agroekosistem dan pengendalian OPT yang berbasis
sumberdaya alam yang ramah lingkungan antara lain
penggunaan agens pengendali hayati (APH), pestisida nabati,
penanaman tanaman refugia sebagai mikro habitat musuh
alami, dan pengendalian spesifik lokasi lainnya. Di dalam
konsep PPHT-SL terdapat pemberdayaan petani dan
menghilangkan sekat individu, karena lahan pengamatan seluas
minimal 25 ha adalah hamparan untuk dikelola bersama-sama.
Sampai dengan bulan Desember 2016 PPHT padi telah realisasi
13.475 ha atau 96,94% dari target 13.900 ha, PPHT jagung 420
ha atau 90,32% dari target 465 ha, dan PPHT kedelai 190 ha
atau 90,48% dari target 210 ha.
Dari kegiatan PPHT tahun 2016 diharapkan: (a) menurunnya
penggunaan pestisida kimia sintetis, meningkatnya
perkembangan musuh alami dan meningkatnya penggunaan
pengendali ramah lingkungan di 539 hamparan pertanaman
padi, 28 hamparan pertanaman jagung dan 19 hamparan
pertanaman kedelai, (b) tersosialisasinya PPHT kepada
masyarakat di sekitar hamparan dan (c) ditetapkannya Rencana
Tindak Lanjut (RTL) untuk Musim Tanam (MT) berikutnya.
2. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)
Kegiatan PPDPI bertujuan untuk memberdayakan petani dalam
menerapkan upaya antisipasi kerusakan tanaman akibat
dampak perubahan iklim ekstrim (banjir dan kekeringan) di
lahan usahataninya sesuai dengan iklim setempat terutama
pada daerah rawan terkena banjir dan kekeringan, mengurangi
resiko kehilangan hasil akibat dampak perubahan iklim
Laporan Tahunan 2016
40 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
(banjir/kekeringan) dan meningkatkan pengamanan produksi
tanaman padi dari dampak perubahan iklim.
Realisasi kegiatan PPDPI pada tahun 2016 seluas 290 ha atau
90,63% dari target 320 ha di 15 Provinsi. Namun 30 ha yang
tidak dapat dilaksanakan karena terjadi pemotongan anggaran
(self blocking) yaitu di Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan
dan Maluku. Output dari kegiatan PPDPI tahun 2016 adalah 29
kelompok tani telah meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan antisipasi dan adaptasi DPI, diterapkannya upaya
antisipasi dan adaptasi DPI seluas 290 hektar dan
diterapkannya budidaya tanaman sehat sesuai iklim setempat
pada 29 kelompok tani.
3. Gerakan Pengendalian
Dalam rangka mengantisipasi terjadinya peningkatan serangan
OPT perlu dilakukan gerakan pengendalian OPT yang dilakukan
secara bersama-sama. Untuk memberikan motivasi dan
kepedulian kepada masyarakat petani akan pentingnya
pengendalian OPT yang dilakukan secara bersama-sama dan
berkesinambungan maka perlu dilakukan gerakan massal
pengendalian OPT.
Tujuan dilaksanakannya Gerakan Pengendalian OPT adalah
merupakan salah satu upaya meminimalkan kerusakan
serangan dan memberdayakan serta meningkatkan kepedulian
masyarakat tani akan pentingnya pengendalian OPT, dan
memupuk kerjasama antar kelompok pengendalian di daerah
endemis serangan OPT. Gerakan ini dimaksudkan sebagai
stimulus bagi para petani untuk terus mengendalikan OPT yang
menyerang di daerahnya.
Realisasi kegiatan Gerakan pengendalian sampai dengan akhir
Desember 2016, gerakan pengendalian padi 424 kali atau
75,44% dari target 562 kali, gerakan pengendalian jagung 62
kali atau 59,62% dari target 104 kali, gerakan pengendalian
kedelai 29 kali atau 58,00% dari target 50 kali, dan gerakan
Laporan Tahunan 2016
41 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
pengendalian bersama TNI 9 kali atau 47,37% dari target 19
kali.
Hasil dari gerakan pengendalian OPT dapat mengamankan areal
pertanaman padi seluas 16.960 ha, jagung seluas 1.860 ha,
kedelai seluas 435 ha dan TNI seluas 360 ha.
4. Kegiatan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT)
Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman adalah Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan.
Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman mempunyai tugas
dan fungsi melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk
dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan
untuk mendukung peningkatan produksi dan keamanan
pangan serta terjaganya kelestarian lingkungan.
Dalam melaksanakan pengujian, laboratorium pada Balai
Pengujian Mutu Produk Tanaman sebagai laboratorium
penguji telah menerapkan sistem mutu sesuai dengan SNI
ISO/IEC 17025: 2008 (ISO/IEC 17025:2005).
Output yang dihasilkan berupa sertifikat LHP sebanyak 2.145
dengan capaian 91.28 % dari target 2.350 LHP, dan 2) Pelatihan
Instrumen Laboratorium dan Manajemen, dalam rangka
meningkatkan SDM personil Balai Pengujian Mutu Produk
Tanaman selama kurun waktu Januari-Desember 2016,
Gambar 12. Gerakan Pengendalian OPT
Bersama TNI
Gambar 11.
Gerakan Pengendalian OPT
Laporan Tahunan 2016
42 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
personil yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 92 personil
dari target 80 personil (115,00%).
Tabel 20. Realisasi Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman
Pangan Tahun 2016
E. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
1. Bantuan Sarana Pascapanen Tanaman Pangan
a. Sarana Pascapanen Padi
Capaian realisasi penyaluran sarana pascapanen padi tahun
2016 adalah power thresser 3.098 unit atau 95,67%, Combine
Harvester Kecil 6.286 unit 100,04%, Combine Harvester
Sedang 2.884 unit atau 100%, Combine Harvester Besar 428
unit atau 95,96%, Vertical Dryer Padi kapasitas 3,5-6 ton 3
unit atau 100%, Dryer Padi kapasitas 30 ton 2 unit atau
100%, RMU 23 unit atau 100%, Polisher 22 unit atau 100%.
b. Sarana Pascapanen Jagung
Capaian realisasi penyaluran sarana pascapanen jagung
tahun 2016 adalah Corn Combine Harvester 177 unit atau
Realisasi %
1 Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) (Ha) 14.575 14.085 96,64
- Padi (Ha) 13.900 13.475 96,94
- Jagung (Ha) 465 420 90,32
- Kedelai (Ha) 210 190 90,48
2Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim
(PPDPI) (Ha)320 290 90,63
3 Gerakan Pengendalian (Kali) 732 506 69,13
- Padi (Kali) 558 412 73,84
- Jagung (Kali) 104 62 59,62
- Kedelai (Kali) 51 24 47,06
- Gerakan bersama TNI (Kali) 19 8 42,11
4 Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman Pangan
a. Pengujian Mutu : 2.350 2.145 91,28
- Persiapan dan Pelaksanaan Pengujian 2.350 2.145 91,28
- Pemantauan Pestisida, Pupuk dan Produk (Prov.) 25 25 100,00
b.Pelatihan Instrumen Lab & Manajemen (orang) 80 92 115,00
RealisasiRencanaKegiatanNo.
Laporan Tahunan 2016
43 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
100%, Corn Sheller 6.276 unit atau 100%, Vertical Dryer
Jagung kapasitas 3,5-6 ton 15 unit atau 100%.
c. Sarana Pascapanen Kedelai
Realisasi penyaluran sarana pascapanen kedelai, berupa
Power Thresser Multiguna 6.500 unit atau 100%.
2. Bantuan Sarana Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
Untuk mendukung meningkatnya nilai tambah produk olah
tanaman pangan berupa bantuan sarana pengolahan hasil
tanaman pangan yang terdiri dari:
1) UPH Jagung sebanyak 60 unit, direvisi menjadi 49 unit
2) UPH Kedelai sebanyak 30 unit, direvisi menjadi 29 unit
Realisasi sampai dengan Desember 2016 telah tersalurkan UPH
Jagung 49 unit (100%) dan UPH Kedelai 29 unit (100%).
3. Peningkatan Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan
Kegiatan berupa pengembangan standarisasi dan mutu dengan
target 33 sertifikat, sampai dengan akhir tahun 2016 realisasi
mencapai 32 sertifikat atau 96,97%.
4. Pengadaan Informasi Harga
Kegiatan ini bertujuan untukmendukung peningkatan
penguasaan pasar domestik dan luar negeri, dilakukan dengan
pengadaan informasi harga,capaian realisasi sampai dengan
akhir Desember adalah 270 informasi harga atau 99,63% dari
target 271 informasi harga.
5. Penurunan Tingkat Susut Hasil (Losses)
1) Penurunan Susut Hasil (losses) Produksi Padi
Penurunan susut hasil tanaman pangan diperhitungkan
dengan perhitungan capaian target susut hasil tanaman
pangan sebagaimana yang tercantum pada Renstra
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan Tahun 2016-2019.
Laporan Tahunan 2016
44 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 21. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Padi
Tahun 2016
Keterangan: *) Angka Prakiraan Produksi Tahun 2016
Berdasarkan data kontribusi pada tabel diatas, diketahui
bahwa bantuan sarana pascapanen padi Tahun 2016
diprediksi menurunkan susut hasil padi sebesar 0,146% atau
mencapai 80,66% dari target susut 0,181%. Penurunan susut
hasil sebesar 0,146% diperkirakan dapat mengamankan
produksi padi pada tahun 2016 sebesar 115.544 ton atau
senilai Rp612,38 miliar (asumsi harga gabah kering giling di
tingkat penggilingan Rp5.300/kg).
2) Penurunan Susut Hasil (losses) Produksi Jagung
Bantuan yang telah tersalur ini turut memiliki kontribusi
dalam penurunan susut hasil tanaman jagung dan
diperhitungkan dalam perhitungan capaian target susut hasil
tanaman pangan sebagaimana yang tercantum pada Renstra
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan Tahun 2016-2019.
Tabel 22. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Jagung
Tahun 2016
Keterangan: Asumsi sarana pascapanen jagung yang telah dimanfaatkan 60% dari
sarana yang telah disalurkan
*) Angka Prakiraan Produksi Tahun 2016
Target % Capaian 2016
2016 Terhadap Target
Produksi Padi (Ton GKG) 76.230.000 79.140.000 103,82
Penurunan Susut Hasil (%) 0,181 0,146 80,66
Pengamanan Produksi (Ton GKG) 137.976 115.544 83,74
Uraian Realisasi *)
Target % Capaian 2016
2016 Terhadap Target
Produksi Jagung (Ton PK) 21.329.418 23.160.000 108,58
Penurunan Susut Hasil (%) 0,480 0,517 107,67
Pengamanan Produksi (Ton PK) 102.381 119.691 116,91
Uraian Realisasi *)
Laporan Tahunan 2016
45 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Berdasarkan data kontribusi pada tabel diatas, diketahui
bahwa bantuan sarana pascapanen jagung tahun 2016
diprediksi menurunkan susut hasil jagung sebesar 0,86%
atau mencapai 107,67% dari target susut hasil jagung
0,480%. Penurunan susut hasil sebesar 0,517% diperkirakan
dapat mengamankan produksi jagung pada tahun 2016
sebesar 199.691 ton atau senilai Rp323,16 miliar (asumsi
harga jagung pipil kering di tingkat petani Rp2.700/kg).
3) Penurunan Susut Hasil (losses) Produksi Kedelai
Bantuan yang telah tersalur ini turut memiliki kontribusi
dalam penurunan susut hasil tanaman kedelai dan
diperhitungkan dalam perhitungan capaian target susut hasil
tanaman pangan sebagaimana yang tercantum pada Renstra
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan Tahun 2016-2019.
Tabel 23. Kontribusi Bantuan Sarana Pascapanen Kedelai
Tahun 2016
Target % Capaian 2016
2016 Terhadap Target
Produksi Kedelai (Ton BK) 2.111.000 885.575 41,95
Penurunan Susut Hasil (%) 0,650 0,998 153,54
Pengamanan Produksi (Ton BK) 13.824 8.838 63,93
Uraian Realisasi *)
Keterangan: *) Angka Prakiraan Produksi Tahun 2016
Berdasarkan data kontribusi bantuan sarana pascapanen
kedelai pada tabel diatas, diketahui bahwa bantuan sarana
pascapanen kedelai tahun 2016 diprediksi menurunkan
susut hasil kedelai sebesar 0,998% atau mencapai 153,54%
dari target susut hasil kedelai 0,650%. Penurunan susut
hasil kedelai sebesar 0,998% diperkirakan dapat
mengamankan produksi kedelai pada tahun 2016 sebesar
8.838 ton atau senilai Rp68,05 miliar (asumsi harga kedelai
di tingkat petani Rp7.700/kg).
Laporan Tahunan 2016
46 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
F. Dukungan Teknis dan Manajemen Lainnya
1. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
a. Realisasi PNBP Satker Ditjen TP (Pusat) sebesar Rp1,41 miliar
(133,80%), terdiri dari fungsional Rp875 juta dan umum
Rp532juta dari target yang ditetapkan oleh Kementerian
Keuangan sebesar Rp1,05 miliar.
b. Realisasi PNBP Satker Ditjen TP (Daerah) sebesar Rp11,98
miliar (228,88%), terdiri dari fungsional Rp4,76 miliar, dan
umum Rp7,22 miliar dari target yang ditetapkan oleh
Kementerian Keuangan sebesar Rp5,23 miliar. Hingga akhir
tahun 2016 sebanyak 59 satker.
2. Penatausahaan Barang Milik Negara (BMN)
Hasil dari Pendataan Aset BMN terdapat Mutasi Tambah dan
Kurang barang Inventaris sampai dengan 31 Desember 2016
yaitu terdiri dari peralatan dan mesin sebanyak 49.470 unit
dengan nilai Rp544.246.586.019, aset tetap lainnya sebanyak
587 unit dengan nilai Rp319.553.975, dan aset tetap yang tidak
digunakan 315 unit dengan nilai Rp4.576.277.409.
3. Penghargaan Kelompok Tani dan Mantri Tani Berprestasi
Penilaian periode tahun 2016 telah dilaksanakan pada bulan
Agustus sampai Oktober 2016 oleh Tim Penilai. Penilaian
dilakukan terhadap Kelompok Tani, Mantri Tani, Produsen
Penangkar Benih dan Kelompok Tani Komoditi Berprestasi,
realisasi kegiatan telah tercapai 100%, pemberian penghargaan
terdiri dari:
a. Pemberian Penghargaan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 709/Kpts/KP.5901/10/2016
tentang Pemberian Penghargaan Kepada Penggerak/
Pemrakarsa/Pelopor Di Bidang Pembangunan Pertanian
Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2016. Adapun penerima
penghargaan ini adalah: 4 kelompok tani, 1 orang mantri tani
dan 1 orang produsen benih.
Laporan Tahunan 2016
47 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
b. Pemberian Penghargaan berdasarkan Surat Keputusan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
83/HK.310/C/10/2016 tentang Penerima Penghargaan
Kelompok Tani, Mantri Tani, Petugas Perbenihan,
Produsen/Penangkar Benih, Petugas POPT, Petugas PPOPT-
PHP, Laboratorium Pengamatan Hama Dan Penyakit (LPHP),
Kelompoktani Pengembang Agens Hayati (PAH) dan Petani
Pengembang Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Berprestasi
Tahun 2016. Adapun penerima penghargaan ini adalah:
Kelompok Tani Komoditi Padi berprestasi 5 kelompok,
Kelompok Tani Komoditi Jagung berprestasi 5 kelompok,
Kelompok Tani Komoditi Kedelai berprestasi 5 kelompok,
Mantri Tani Berprestasi 5 orang, PBT Lapangan Ahli
berprestasi 2 orang, PBT Lapangan Terampil berprestasi 2
orang, Analis Benih Laboratorium Ahli berprestasi 2 orang,
Analis Benih Laboratorium Terampil berprestasi 2 orang,
Produsen/Penangkar Benih Tanaman Pangan berprestasi 3
orang, Balai Benih Tanaman Pangan berpretasi 3 balai, POPT
berprestasi 3 orang, POPT-PHP berprestasi 3 orang,
Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP)
berprestasi 3 Laboratorium, Kelompok Tani Pengembang
Agens Hayati berprestasi 3 kelompok, Petani Pengembang
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Berprestasi 3 orang.
Hadiah bagi para penerima penghargaan yang ditetapkan
oleh Menteri Pertanian berupa emas 5 gram untuk masing-
masing pemenang dan piagam Menteri Pertanian serta
piagam Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Sedangkan
pemenang yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Tanaman
Pangan berupa Piagam.
4. Penyelesaian Kerugian Negara Lingkup Ditjen TP
Sisa kerugian negara (KN) lingkup Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan sampai dengan 31 Desember 2016 senilai
Rp.35.443.669.878 terdiri dari temuan Bagian Anggaran
Sektoral (BA.018)sebesar Rp13.179.046.788, Subsidi Benih
(BA.999.07) sebesar Rp17.453.015.134 dan CBN (BA.999.08)
Laporan Tahunan 2016
48 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
sebesar Rp4.811.607.957. Pada dasarnya tindaklanjut
penyelesaian kerugian Negara dari tahun 2015 sampai 2016
mengalami peningkatan, yang dibuktikan dengan semakin
menurunnya sisa kerugian Negara, pada akhir tahun 2015 sisa
KN senilai Rp36.997.047.095, dan tahun 2016 terdapat
pengurangan dengan penyetoran sebesar Rp5.413.641.295,
sehingga jumlah saldo 2016 sebagaimana sisa kerugian diatas.
Beberapa permasalahan yang belum bisa diselesaikan secara
tuntas antara lain: 1) Temuan yang tidak jelas/saat audit tidak
ada pembahasan bersama antara auditor dan audita, 2) Pihak
ketiga yang sudah tidak diketahui keberadaannya atau
meninggal dunia, 3) Pimpro telah pensiun atau meninggal
dunia, dan 4) Pihak ketiga telah diproses hukum, namun
kerugian negra belum bisa dihapus bukukan.
5. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) dalam
melaksanakan tupoksinya dibantu oleh tiga Unit Pelaksana
Teknis (UPT) yang juga sebagai Unit Kerja Pelayanan Publik dan
secara langsung maupun tidak langsung melayani masyarakat
baik individu maupun masyarakat dunia usaha
(instansi/lembaga).
Ketiga UPT Ditjen TP sebagaimana dimaksud terdiri dari:
a. Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan
(BBPOPT);
b. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman
Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH);
c. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT).
Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menggunakan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 78/ Permentan/OT.140/
8/2013 tentangPedoman Pengukuran Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) di Lingkungan Kementerian Pertanian.
Pengisian kuesioner tersebut dua periode Januari s.d Juni dan
Juli s.d. November 2016 pada saat pelanggan menyerahkan
sampel untuk diuji atau mengambil jasa layanan.
Laporan Tahunan 2016
49 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 24. Hasil Pengukuran IKM UPT Lingkup Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2016
Berdasarkan data tersebut di atas, nilai IKM Ditjen TP adalah
3,35 dengan konvesi IKM 83.64 dengan Mutu Pelayanan A.
Dengan demikian dapat disampaikan bahwa
masyarakat/pengguna jasa layanan dari UPT Ditjen TP
menyatakan kinerja sangat baik.
6. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
Untuk mendukung capaian kinerja tahun anggaran 2016 secara
maksimal telah dibentuk Satuan Pelaksana Pengendalian Intern
(Satlak PI) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Nomor
20/HK.310/C/2/2016 tanggal 4 Februari 2016.
Tim Satlak PI bertugas untuk melakukan pembinaan,
monitoring dan evaluasi penerapan, dan mensosialisasikan
pengendalian intern pembangunan tanaman pangan lingkup
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.Untuk mendukung
kinerja Satlak Pengendalian Intern, tahun 2016 telah disusun
Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Sistem Pengendalian Intern
Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
7. Penyusunan Pelaporan dan Bahan Koordinasi
Pada tahun 2016 telah melaksanakan penyusunan bahan Rapat
Pimpinan Kementerian Pertanian (Rapim A) 11 kali dan Rapat
Pimpinan Lingkup Ditjen Tanaman Pangan (Rapim B) sebanyak
10 kalidengan agenda antara lain tentang ketahanan pangan,
perencanaan dan perkembangan program dan kegiatan,
serapan anggaran dan perkembangan isu terkini. Selain bahan
Rapat Pimpinan Kementerian Pertanian telah dilaksanakan juga
penyusunan bahan Rapat Dengar Pendapat (RDP) 8 kali dan
Rapat Kerja (Raker) 8 kali dengan Komisi IV DPR-RI.
No. UPT Nilai IKMNilai Konversi
IKM
Nilai Mutu
PelayananKinerja UKPP
1 BBPOPT 3,49 87,30 A Sangat Baik
2 BBPPMBTPH 3,23 82,82 A Sangat Baik
3 BPMPT 3,32 82,93 A Sangat Baik
3,35 83,64 A Sangat Baik Jumlah UPT Ditjen TP
Laporan Tahunan 2016
50 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
G. Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan
Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih
Pengembangan metode pengujian mutu benih yang dilaksanakan
BBPPMBTPH tahun 2016 mencapai 100% dari target 10 metode.
Hasil yang diperoleh yaitu metode yang aplikatif dalam pengujian
mutu benih dan telah dimanfaatkan oleh laboratorium
daerah/BPSBTPH sebanyak 13 laboratorium yaitu BPSBTPH
Lampung, Sumatera Selatan, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Jambi, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, dan Jawa Barat.
Kegiatan-kegiatan pendukung capaian kinerja kegiatan utama
adalah sebagai berikut:
1. Fasilitasi Penerapan Sistem Mutu
Fasilitasi penerapan sistem mutu telah dilaksanakan di 8
laboratorium (BPSBTPH) yaitu Papua, Gorontalo, Bali, Riau,
Banten, Sulawesi Barat, Papua Barat dan Bangka Belitung
berdasarkan standar SNI ISO/IEC 17025:2008.
2. Pelaksanaan Uji Profisiensi
Sampai dengan Desember 2016realisasi uji profisiensi telah
mencapai 48 laboratorium, atau 137,14% dari target 35
laboratorium (peserta terdiri dari Lab BPSBTPH Provinsi, Balai
Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian, perusahaan
swasta, dan Balai Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan).
3. Pelayanan Pengujian Mutu Benih
Realisasi jumlah sampel yang diuji sebanyak 1.843 sampel dari
target 1.000 (184,30%), sampel dengan pengujian yang
dilakukan meliputi : penetapan kadar air, analisis kemurnian,
penetapan berat 1.000 butir, pengujian daya berkecambah,
pengujian kesehatan benih dan lain-lain.
Laporan Tahunan 2016
51 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
4. Koleksi Varietas, Isolat Patogen Tular Benih(IPTB) dan
Deoxyribonucleic Acid (DNA)
Pengumpulan varietas/IPTB/DNA yang ditanam maupun
disimpan dan terdokumentasi dengan baik dapat dimanfaatkan
sebagai bahan acuan/pembanding dalam pengujian
laboratorium bagi Pengawas Benih Tanaman/pihak terkait
dalam rangka pengenalan varietas. Jumlah koleksi padaTahun
2016 sebanyak 43 koleksi (107%) dari target 40 koleksi.
5. Uji Petik Mutu Benih Yang Beredar
Uji petik dilakukan untuk mengevaluasi tingkat mutu benih
yang beredar di pasaran. Balai Besar PPMBTPH melakukan uji
petik mutu benih yang beredar dan selanjutnya melakukan
pengujian di laboratorium untuk mengetahui tingkat mutu
benih, sehingga dapat diketahui kondisi mutu benih yang
beredar di beberapa wilayah di Indonesia.
Uji petik Tahun 2016 dilaksanakan untuk komoditas tanaman
pangan di 9 provinsi yaitu Jawa Timur, Lampung, Jawa Tengah,
Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, Jawa Barat, Sulawesi
Selatan, DI Jogjakarta, Banten, dengan jumlah total sampel
yang telah diperoleh sebanyak 111 sampel benih tanaman
pangan atau 111% dari target 100 sampel.
H. Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu
Tumbuhan
1. Pengembangan Model Peramalan
Model Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan
ditargetkandikembangkan 15 model pengamatan, peramalan
dan pengendalian OPT (P3OPT), dengan realisasi mencapai
100,00%.
2. Pengamatan Keadaan Lapang OPT
Pengamatan Keadaan Lapang OPT Padi, Jagung dan Kedelai
telah terealisasi seluruhnya 100%, meliputi aktifitas
pengamatan keadaan lapang, bimbingan pengamatan dan
Laporan Tahunan 2016
52 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
pengendalian OPT padi 24 data lokasi sasaran, jagung 10 data
lokasi sasaran, dan kedelai 15 data lokasi sasaran.
3. Bahan Operasional Laboratorium
Aktifitas kegiatan ini meliputi penyediaan bahan operasinal 8
laboratorium yang terdiri dari Laboratorium Entomologi, PCR,
Trichogramma, Fitopatologi, Multimedia, Agens Hayati, Pestisida
Nabati, dan Lalat Buah. Disamping laboratoriun operasional ini
juga menyediakan bahan operasinal Rumah Kaca, Kebun
Percobaan dan Kebun Koleksi, serta kalibrasi alat laboratorium.
Kegiatan ini dapat terealisasi 100% dari target.
4. Uji Mutu Produks Agens Hayati
Kegiatan ini meliputi Identifikasi OPT Potensial meliputi aktifitas
pengamatan, pengambilan sampel dan konsultasi hasil agens
hayati dengan realisasi 100% dari target 9 laboratorium.
5. Perbanyakan Isolat dan Produk Agens Hayati
Perbanyakan Isolat dan Produksi Agens Hayati meliputi
perbanyakan isolat agens hayati padat sebanyak 7.000 testube
dan dapat terealisasi 7.021 testube atau 100,30%. Disamping
aktifitas perbanyakan juga dilaksanakan aktifitas penyediaan
bahan pemeliharaan isolat, eksplorasi, pengamatan lapangan
dan pengambilan sampel agens hayati.
Laporan Tahunan 2016
53 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
BAB V REALISASI ANGGARAN TAHUN 2016
A. APBN Sektoral (BA.018)
Realisasi serapan anggaran APBN sektoral (BA.018) Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 mencapai Rp4,730 triliun
(62,18% dari pagu Rp7,607 triliun). Namun karena terdapat
selfblocking terhadap anggaran belanja pemerintah dalam rangka
penghematan dan tunda bayar kegiatan ke tahun 2017 sebesar
Rp2,764 triliun, sehingga realisasi serapan APBN Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 mencapai 97,67%, dengan
rincian: Satker Pusat mencapai Rp185,984 miliar (95,23%), Satker
UPT Pusat Rp24,343 miliar (98,32%), Satker Dana Dekonsentrasi
(Provinsi) Rp305,024 miliar (98,10%), dan Satker Dana Tugas
Pembantuan (Provinsi/Kabupaten/Kota) Rp4,214 triliun (97,75%).
Tabel 25. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Berdasarkan Kewenangan Tahun 2016
Pagu Self Blocking
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (%)
1 Kantor Pusat 649.979.093 454.674.927 185.984.318 95,23
2 UPT Pusat 28.362.343 3.602.681 24.343.535 98,32
3 Dekonsentrasi (Provinsi) 458.703.570 147.772.723 305.024.835 98,10
4 Tugas Pembantuan (Prov/Kab/Kota) 6.470.140.850 2.158.095.716 4.214.814.105 97,75
7.607.185.856 2.764.146.047 4.730.166.792 97,67 Jumlah
No KewenanganRealisasi
Realisasi serapan anggaran menurut kegiatan, Pengelolaan Produksi
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Rp642,861 miliar
(96,01%),Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia mencapai Rp1,915
triliun (96,80%), Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman
Pangan Rp117,055 miliar (97,34%), Perlindungan Tanaman Pangan
dari Gangguan OPT dan DPI Rp127,147 miliar (99,24%), Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Rp1,733 triliun (99,57%),
Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Rp169,969 miliar
(94,10%), Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih TPH
Rp8,861 miliar (98,74%), dan Pengembangan Peramalan OPT
Rp15,484 miliar (98,09%).
Laporan Tahunan 2016
54 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tabel 26. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Berdasarkan Kegiatan Utama
Tahun 2016
Pagu Self Blocking
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (%)
1 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 978,965,634 309,375,491 642,861,207 96.01
2 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 3,832,021,577 1,852,968,332 1,915,711,366 96.80
3 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 455,451,923 335,195,621 117,055,744 97.34
4 Penguatan Perlindungan TP Dari Gangguan OPT dan DPI 166,952,791 38,826,484 127,147,793 99.24
5 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 1,936,150,288 2,576,862 1,733,075,747 99.57
6 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Ditjen TP 209,281,300 195,515,848 169,969,255 94.10
7 Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih 10,000,000 28,661,590 8,861,420 98.74
8 Pengembangan Peramalan Serangan OPT 18,362,343 1,025,819 15,484,260 98.09
7,607,185,856 2,764,146,047 4,730,166,792 97.67 Jumlah
RealisasiNo. Kegiatan
Nilai Tunda Bayar/Tunggakan sebesar Rp755,87 miliar terdiri dari
45 Satker dengan rincian kegiatan: Pengelolaan Budidaya Tanaman
Akabi Rp16,41 miliar, Pengelolaan Budidaya Serealia Rp537,26
miliar, Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan
Rp108,71 miliar, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman
Pangan Rp93,50 miliar.
B. APBN Subsidi (BA.999.07)
Pengelolaan anggaran Belanja Subsidi (BA.999.07) dilaksanakan
melalui mekanisme PSO kepada BUMN PT SHS dan PT Pertani.
Realisasi subsidi benih tahun 2016 sebesar 41,34% dari total
anggaran Rp1,01 triliun.
Tabel 27. Realisasi Nilai Kontrak Subsidi Benih Tahun 2016
PT SHS PT PERTANI Total
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000)
1 Padi Inbrida 169,384,043 195,144,192 364,528,236
2 Padi Hibrida 25,613,617 20,345,862 45,959,479
3 Kedelai 2,784,253 5,902,456 8,686,709
197,781,914 221,392,510 419,174,424 Jumlah
No Komoditas
Anggaran Subsidi
Keterangan: Data Sementara s.d 30 Desember 2016
Laporan Tahunan 2016
55 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Angka realisasi ini meningkat dibanding tahun 2015 yang mencapai
11,93% dengan nilai kontrak 112,045 miliar.
Tabel 28. Realisasi Serapan Anggaran Subsidi Benih Tahun 2016
Rendahnya serapan anggaran subsidi benih disebabkan oleh: 1)
Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota serta kelompok tani
lebih mengutamakan lebih mengutamakan (mendahulukan)
bantuan benih gratis dari Pemerintah, baik yang dilaksanakan oleh
daerah maupun Pemeritah Pusat, 2) kepercayaan petani kepada
BUMN pelaksana subsidi benih di Provinsi tertentu cukup rendah,
karena pengalaman pelaksanaan subsidi benih tahun sebelumnya
(2015) pengajuan DUPBB (Dfatra Usulan Pembelian Benih
Bersubsidi) tidak direalisasikan oleh BUMN, 3) Sosialisasi kegiatan
subsidi benih di Lapangan oleh Dinas Pertanian/Petugas Pertanian
Lapangan/KCD/Mantri Tani kurang berjalan dengan optimal, 4)
DUPBB yang diusulkan belum terealisasi karena belum tiba jadwal
tanam.
TahunPagu
DIPA(Rp.000)
% dari
DIPA
% dari
Kontrak
(1) (2) (3) (4) (4)=(3)/(2) (5)=(4)/(3)
2015 939.400.000 938.327.500 112.045.190 11,93% 11,94%
2016 1.013.975.000 808.904.600 419.174.424 41,34% 51,82%
Kontrak
(Rp.000)
Realisasi
(Rp.000)
Laporan Tahunan 2016
56 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2016
57 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
BAB VI SUMBER DAYA MANUSIA
Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016
sebanyak 764 orang, dengan strata pendidikan S3 sebanyak 7
orang, S2 sebanyak 118 orang, S1/D4 sebanyak 315 orang, SM/D3
sebanyak 49 orang, SLTA 244 orang, SLTP 15 orang dan SD 13
orang.
Tabel 29. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Berdasarkan Pendidikan, Golongan, dan Jenis Kelamin Tahun 2016
S3 S2 S1 D4 SM D3 SLTA SLTP SD I II III IV L P
1 Direktorat Jenderal TP 1 - - - - - - - - 1 - - - 1 1 1 - 1
2 Sekretariat Direktorat Jenderal TP 2 30 91 - - 11 110 10 7 261 4 96 150 11 261 171 90 261
3 Direktorat Perbenihan TP 1 13 26 - - 2 12 - 2 56 - 7 37 12 56 29 27 56
4 Direktorat Serealia 1 15 24 - - 3 14 2 2 61 - 13 38 10 61 40 21 61
5 Direktorat Aneka Kacang dan Umbi 1 11 25 - 2 1 12 1 1 54 - 7 40 7 54 29 25 54
6 Direktorat Perlindungan TP 1 13 34 - - 3 14 1 - 66 - 12 47 7 66 29 37 66
7 Direktorat PPHTP - 18 33 - - 7 13 - 1 72 - 12 52 8 72 37 35 72
8 BBPPMBTPH Cimanggis - 12 27 - - 5 18 - - 62 - 30 59 4 93 65 28 93
9 BBPOPT Jatisari - 2 34 1 - 10 45 1 - 93 - 13 44 5 62 25 37 62
10 Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman - 4 21 - - 7 6 - - 38 - 5 32 1 38 11 27 38
7 118 315 1 2 49 244 15 13 764 4 195 499 66 764 437 327 764Jumlah
Jenis KelaminJumlah
Golongan/Ruang GajiJumlahNo. Unit Kerja
PendidikanJumlah
Pegawai tersebut tersebar di Sekretariat Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan 261 orang, Direktorat Perbenihan Tanaman
Pangan 56 orang, Direktorat Serealia 61 orang, Direktorat Aneka
Kacang dan Umbi 54 orang, Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan 66 orang, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Tanaman Pangan 72 orang, Balai Besar Pengujian dan
Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortukultura
(BBPPMBTPH) 62 orang, Balai Besar Peramalan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) 93 orang, dan Balai Pengujian
Mutu Produk Tanaman (BPMPT) 38 orang.
Berdasarkan pangkat dan golongan ruang gaji sebagian besar (485
orang) adalah golongan III sedangkan urutan kedua sebanyak 208
orang adalah golongan II. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai yang
memiliki pendidikan SLTA sudah banyak yang senior. Sementara
Laporan Tahunan 2016
58 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
berdasarkan jenis kelamin, terdiri dari 437 orang pegawai laki-laki
dan 327 orang pegawai perempuan.
Laporan Tahunan 2016
59 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
BAB VII
PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT
A. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program
dan kegiatan tahun 2016, diantaranya:
1) Beberapa daerah mengalami revisi CPCL akibat penghematan
anggaran, pergantian pejabat, pengurangan jumlah Satker,
beberapa daerah lebih mengutamakan pelaksanaan APBD, dan
revisi anggaran, sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi
mundur.
2) Untuk kegiatan budidaya padi organik dan padi hazton
sebagian besar jadwal tanam jatuh pada periode Oktober-
Desember 2016, begitu juga untuk kegiatan jagung di lahan
khusus sebagian besar jadwal tanam pada periode Oktober
2016 - Maret 2017 sehingga produksinya belum dapat
berkontribusi nyata pada tahun 2016.
3) Kesulitan mencari lahan yang siap digunakan untuk perluasan
areal tanam, dan persaingan antar komoditas pertanian,
sehingga perluasan areal tanam yang sudah dialokasikan tidak
dapat dilaksanakan seluruhnya, terutama untuk perluasan
tanam kedelai.
4) Belum optimalnya penerapan teknologi budidaya sesuai
rekomendasi dan spesifik lokasi, sehingga produktivitas
menjadirendah dibandingkan dengan potensi produksi.
5) Belum optimalnya sistem perbenihan khususnya dalam
penyediaan benih kedelai, yang mengakibatkan sulitnya petani
memperoleh benih bersertifikat, dengan tepat waktu, tempat,
jenis, dan varietas.
6) Terbatasnya akses petani terhadap sumber permodalan dan
pemasaran terutama untuk pengembangan penerapan teknologi
budidaya dan pemasaran hasil.
Laporan Tahunan 2016
60 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
7) Belum adanya penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP)
dan jaminan pemasaran yang memadai khususnya untuk
kedelai dan jagung.
8) Rendahnya minat petani untuk memproduksi kedelai karena
belum adanya jaminan harga dan pasar.
9) Terbatasnya jumlah petugas lapangan terutama Pengendali
Organisme Pangganggu Tumbuhan (POPT), Pengawas Benih
Tanaman (PBT), Mantri Tani/KCD, dan Penyuluh Pertanian,
sehingga pelaksanaan pembangunan pertanian belum terwujud
secara optimal.
10) Masih minimnya dukungan APBD, baik dari Pemerintah Daerah
Provinsi maupun Kabupaten terhadap bantuan dari Pemerintah
Pusat.
B. Upaya Tindak Lanjut
Upaya dan tindak lanjut yang dilakukan untuk mengatasi kendala
diatas diantaranya adalah:
1) Melakukan realokasi kegiatan pada daerah (kecamatan,
kabupaten) yang dimungkinkan tidak dapat melaksanakan
kegiatan sehingga mempercepat proses revisi CPCL.
2) Memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal
tanam.
3) Melakukaan inventarisasi potensi lahan yang dapat dan siap
digunakan untuk perluasan areal tanam.
4) Meningkatkan penyuluhan, pengawalan dan pendampingan
serta bantuan sarana produksi (benih, pupuk dan pestisida)
agar petani dapat menerapkan teknologi budidaya sesuai
dengan anjuran.
5) Mendorong seoptimal mungkin penangkar benih melalui
kegiatan desa mandiri benih.
6) Penyediaan modal usaha tani melalui kredit (KUR dan skim
kredit lainnya) dan asuransi pertanian bagi petani padi yang
mengalami kerugian akibat puso/gagal panen.
Laporan Tahunan 2016
61 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
7) Mengusulkan HPP kedelai dan jagung, serta memperluas peran
Bulog untukmembeli produksi kedelai di tingkat petani.
8) Mendorong pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota)
untuk menambah petugas lapangan (Penyuluh Pertanian,
Pengendali OPT, Pengawas Benih Tanaman.
9) Melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antara Ditjen
Tanaman Pangan dengan instansi terkait lain serta stakeholder.
10) Melakukan penjadwalan ulang dan realokasi kegiatan lapangan
dengan mempertimbangkan jadwal tanam, kondisi iklim dan
mengintensifkan pengawalan/pendampingan untuk
meminimalisir resiko kegagalan.
Laporan Tahunan 2016
62 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2016
63 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
BAB VIII
PENUTUP
Capaian produksi tanaman pangan tahun 2016 (Prakiraan Produksi
Tahun 2016) dibandingkan tahun 2015, menunjukkan peningkatan
untuk komoditas padi, jagung dan kacang hijau. Produksi padi naik
4,97%, jagung naik 18,11%, dan kacang hijau naik 2,83%.
Sedangkan produksi kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar
mengalami penurunan masing-masing sebesar 8,06%, 7,35%,
5,34% dan 9,31%. Peningkatan produksi padi, jagung dan kacang
hijau tersebut sebagian besar didukung oleh peningkatan luas
panen akibat peningkatan luas tanam.
Capaian produksi tahun 2016 didukung oleh kinerja pelaksanaan
kegiatan pendukung melalui APBN antara lain: penerapan budidaya
padi, penerapan budidaya jagung, penerapan budidaya kedelai,
perbanyakan benih sumber, pemantapan dan pengembangan desa
mandiri benih, PPHT, PPDPI, gerakan pengendalian, dan bantuan
sarana pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan, serta
pembinaan manajemen dan teknis lainnya.
Realisasi total serapan anggaran APBN sektoral (BA.018) Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 mencapai Rp4,730 triliun
(62,18% dari pagu Rp7,607 triliun), bila dihitung setelah selfblocking
(Rp2,764 triliun) maka realisasi mencapai 97,67%. Anggaran
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang tidak terserap antara
lain karena efisiensi disebabkan oleh upaya efisiensi/penghematan
belanja pemerintah, seperti penghematan perjalanan dinas,
penyelenggaraan rapat/koordinasi di luar kantor, penghematan
belanja barang dan modal melalui lelang/kontraktual.
Untuk meningkatkan kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
kedepan akan dilakukan upaya perbaikan antara lain: perbaikan
dan penyempurnaan, mulai dari perencanaan, pemilihan model
kegiatan sehingga benar-benar berkontribusi langsung terhadap
peningkatan produksi pangan terutama padi, jagung, dan kedelai,
serta peningkatan pembinaan, pengawalan, pemantauan, evaluasi
dan pengendalian secara berkesinambungan.
Laporan Tahunan 2016
64 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2016
65 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
LAMPIRAN
Laporan Tahunan 2016
66 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Laporan Tahunan 2016
67 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 1
JUMLAH PEGAWAI
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 Posisi s.d Desember 2016
S3 S2 S1 D4 SM D3 SLTA SLTP SD I II III IV L P
1 Direktorat Jenderal TP 1 - - - - - - - - 1 - - - 1 1 1 - 1
2 Sekretariat Direktorat Jenderal TP 2 30 91 - - 11 110 10 7 261 4 96 150 11 261 171 90 261
3 Direktorat Perbenihan TP 1 13 26 - - 2 12 0 2 56 - 7 37 12 56 29 27 56
4 Direktorat Serealia 1 15 24 - - 3 14 2 2 61 - 13 38 10 61 40 21 61
5 Direktorat Aneka Kacang dan Umbi 1 11 25 - 2 1 12 1 1 54 - 7 40 7 54 29 25 54
6 Direktorat Perlindungan TP 1 13 34 - - 3 14 1 - 66 - 12 47 7 66 29 37 66
7 Direktorat P2HTP - 18 33 - - 7 13 0 1 72 - 12 52 8 72 37 35 72
8 BBPPMBTPH Cimanggis - 12 27 - - 5 18 1 - 63 - 13 44 5 62 25 28 53
9 BBPOPT Jatisari - 2 34 1 - 10 45 0 - 92 - 30 59 4 93 65 37 102
10 BPMPT - 4 21 - - 7 6 0 - 38 - 5 32 1 38 11 27 38
7 118 315 1 2 49 244 15 13 764 4 195 499 66 764 437 327 764 Jumlah
Jenis KelaminJumlah
Golongan/Ruang GajiJumlahNo. Unit Kerja
PendidikanJumlah
Laporan Tahunan 2016
68 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 2
CAPAIAN LUAS PANEN PADI TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 461,060 419,297 444,931 (16,129) (3.50) 25,634 6.11
2 Sumut 781,769 755,826 837,553 55,784 7.14 81,727 10.81
3 Sumbar 507,545 533,147 519,196 11,651 2.30 (13,951) (2.62)
4 Riau 107,546 115,014 100,408 (7,138) (6.64) (14,606) (12.70)
5 Jambi 122,214 170,241 172,658 50,444 41.27 2,417 1.42
6 Sumsel 872,737 867,644 1,028,777 156,040 17.88 161,133 18.57
7 Bengkulu 128,833 167,691 154,662 25,829 20.05 (13,029) (7.77)
8 Lampung 707,266 677,188 810,588 103,322 14.61 133,400 19.70
9 Kep. Babel 11,848 11,293 15,448 3,600 30.38 4,155 36.79
10 Kep. Riau 263 411 203 (60) (22.70) (208) (50.54)
11 DKI Jakarta 1,137 1,439 1,041 (97) (8.49) (399) (27.69)
12 Jabar 1,857,612 2,085,674 2,006,956 149,344 8.04 (78,718) (3.77)
13 Jateng 1,875,793 1,902,126 1,913,390 37,597 2.00 11,264 0.59
14 DIY 155,838 161,749 158,151 2,313 1.48 (3,598) (2.22)
15 Jatim 2,152,070 2,108,519 2,253,204 101,134 4.70 144,685 6.86
16 Banten 386,676 404,883 416,382 29,706 7.68 11,499 2.84
17 Bali 137,385 150,992 140,185 2,800 2.04 (10,807) (7.16)
18 NTB 467,503 470,738 444,734 (22,769) (4.87) (26,004) (5.52)
19 NTT 266,242 255,657 239,891 (26,351) (9.90) (15,766) (6.17)
20 Kalbar 433,944 507,061 514,071 80,127 18.46 7,010 1.38
21 Kalteng 254,670 258,319 268,912 14,242 5.59 10,593 4.10
22 Kalsel 511,213 525,993 544,737 33,524 6.56 18,744 3.56
23 Kaltim 99,209 108,700 85,638 (13,571) (13.68) (23,062) (21.22)
24 Kaltara 41,115 36,109 31,423 (9,692) (23.57) (4,686) (12.98)
25 Sulut 137,438 137,251 137,710 272 0.20 459 0.33
26 Sulteng 209,057 246,266 216,452 7,395 3.54 (29,814) (12.11)
27 Sulsel 1,044,030 1,072,400 1,127,293 83,263 7.98 54,893 5.12
28 Sultra 140,380 140,311 163,398 23,018 16.40 23,087 16.45
29 Gorontalo 59,668 67,166 62,939 3,271 5.48 (4,227) (6.29)
30 Sulbar 93,470 98,701 119,549 26,079 27.90 20,848 21.12
31 Maluku 21,141 28,203 24,397 3,256 15.40 (3,806) (13.49)
32 Malut 21,438 20,835 24,233 2,795 13.04 3,398 16.31
33 Pabar 7,174 7,222 5,889 (1,285) (17.91) (1,333) (18.45)
34 Papua 41,354 46,887 50,740 9,386 22.70 3,853 8.22
14,116,638 14,560,952 15,035,736 919,098 6.51 474,784 3.26
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
69 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 3
CAPAIAN LUAS PANEN JAGUNG TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 47,967 57,000 66,591 18,624 38.83 9,591 16.83
2 Sumut 243,770 270,689 247,055 3,285 1.35 (23,634) (8.73)
3 Sumbar 87,825 111,441 107,683 19,858 22.61 (3,758) (3.37)
4 Riau 12,425 17,488 13,046 621 5.00 (4,442) (25.40)
5 Jambi 8,486 10,819 13,246 4,760 56.09 2,427 22.43
6 Sumsel 46,315 51,057 90,356 44,041 95.09 39,299 76.97
7 Bengkulu 10,137 20,247 21,327 11,190 110.39 1,080 5.34
8 Lampung 293,521 417,788 341,560 48,039 16.37 (76,228) (18.25)
9 Kep. Babel 181 271 223 42 23.04 (48) (17.82)
10 Kep. Riau 203 290 60 (143) (70.64) (230) (79.45)
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 126,828 167,140 187,701 60,873 48.00 20,561 12.30
13 Jateng 542,804 664,348 597,507 54,703 10.08 (66,841) (10.06)
14 DIY 65,485 69,411 65,513 28 0.04 (3,897) (5.62)
15 Jatim 1,213,654 1,267,023 1,233,090 19,436 1.60 (33,933) (2.68)
16 Banten 3,518 4,850 5,203 1,685 47.91 353 7.29
17 Bali 15,346 19,179 16,220 874 5.70 (2,959) (15.43)
18 NTB 143,117 165,918 203,010 59,893 41.85 37,092 22.36
19 NTT 273,194 328,105 261,749 (11,445) (4.19) (66,356) (20.22)
20 Kalbar 31,851 49,641 31,845 (6) (0.02) (17,796) (35.85)
21 Kalteng 2,507 3,000 4,272 1,765 70.39 1,272 42.39
22 Kalsel 21,926 25,035 33,321 11,395 51.97 8,286 33.10
23 Kaltim 2,307 3,047 3,524 1,217 52.75 477 15.65
24 Kaltara 474 651 368 (106) (22.36) (283) (43.47)
25 Sulut 80,885 155,133 149,137 68,252 84.38 (5,996) (3.87)
26 Sulteng 32,503 69,431 59,517 27,014 83.11 (9,914) (14.28)
27 Sulsel 295,115 365,587 357,305 62,190 21.07 (8,282) (2.27)
28 Sultra 23,945 25,568 31,347 7,402 30.91 5,779 22.60
29 Gorontalo 129,131 169,901 185,379 56,248 43.56 15,478 9.11
30 Sulbar 20,752 34,185 45,710 24,958 120.27 11,525 33.71
31 Maluku 3,260 5,683 4,938 1,678 51.47 (745) (13.11)
32 Malut 3,892 5,521 2,950 (943) (24.22) (2,572) (46.58)
33 Pabar 1,307 1,222 1,501 194 14.80 279 22.79
34 Papua 2,736 3,332 2,258 (478) (17.47) (1,074) (32.23)
3,787,367 4,560,000 4,384,510 597,143 15.77 (175,490) (3.85)
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
70 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 4
CAPAIAN LUAS PANEN KEDELAI TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 32,796 48,236 15,866 (16,930) (51.62) (32,370) (67.11)
2 Sumut 5,303 17,693 4,136 (1,167) (22.01) (13,557) (76.62)
3 Sumbar 296 660 70 (226) (76.22) (590) (89.33)
4 Riau 1,516 5,391 2,239 723 47.66 (3,152) (58.48)
5 Jambi 4,906 9,827 7,517 2,611 53.23 (2,310) (23.50)
6 Sumsel 11,145 27,356 17,296 6,151 55.19 (10,060) (36.78)
7 Bengkulu 4,235 12,015 3,742 (493) (11.65) (8,273) (68.86)
8 Lampung 8,407 13,349 8,568 161 1.92 (4,781) (35.82)
9 Kep. Babel 1 - 5 4 390.00 5 -
10 Kep. Riau 14 18 5 (9) (64.29) (13) (72.22)
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 60,172 65,954 54,679 (5,493) (9.13) (11,275) (17.10)
13 Jateng 70,629 55,138 61,824 (8,805) (12.47) 6,686 12.13
14 DIY 13,886 12,638 13,258 (628) (4.52) 620 4.91
15 Jatim 208,067 169,026 188,756 (19,311) (9.28) 19,730 11.67
16 Banten 5,316 8,162 4,768 (548) (10.31) (3,394) (41.59)
17 Bali 5,146 5,418 5,093 (53) (1.03) (325) (6.00)
18 NTB 94,948 60,317 84,642 (10,306) (10.85) 24,325 40.33
19 NTT 3,563 7,576 6,559 2,996 84.08 (1,017) (13.43)
20 Kalbar 1,647 2,782 1,519 (128) (7.76) (1,263) (45.39)
21 Kalteng 1,051 2,502 2,068 1,017 96.76 (434) (17.35)
22 Kalsel 7,722 29,677 15,730 8,008 103.71 (13,947) (46.99)
23 Kaltim 947 3,846 1,324 377 39.81 (2,522) (65.57)
24 Kaltara 2,423 4,596 929 (1,494) (61.66) (3,667) (79.79)
25 Sulut 5,117 17,156 13,130 8,013 156.59 (4,026) (23.47)
26 Sulteng 7,094 10,584 9,025 1,931 27.22 (1,559) (14.73)
27 Sulsel 38,036 67,489 44,184 6,148 16.16 (23,305) (34.53)
28 Sultra 7,888 18,095 8,689 801 10.16 (9,406) (51.98)
29 Gorontalo 2,375 2,900 2,639 264 11.12 (261) (9.00)
30 Sulbar 4,106 7,452 4,238 132 3.21 (3,214) (43.13)
31 Maluku 766 2,349 1,277 511 66.72 (1,072) (45.63)
32 Malut 453 2,506 716 263 57.99 (1,790) (71.44)
33 Pabar 1,362 2,812 1,050 (312) (22.93) (1,762) (62.67)
34 Papua 2,761 4,431 2,439 (322) (11.65) (1,992) (44.95)
614,094 697,950 587,978 (26,116) (4.25) (109,972) (15.76)Jumlah
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Laporan Tahunan 2016
71 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 5
CAPAIAN LUAS PANEN KACANG TANAH TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 2,019 3,048 1,816 (203) (10.03) (1,232) (40.41)
2 Sumut 7,342 8,693 4,110 (3,232) (44.03) (4,583) (52.73)
3 Sumbar 4,087 5,807 3,726 (361) (8.84) (2,081) (35.84)
4 Riau 1,081 1,228 977 (104) (9.62) (251) (20.44)
5 Jambi 907 1,183 902 (5) (0.57) (281) (23.77)
6 Sumsel 1,709 2,677 1,515 (194) (11.37) (1,162) (43.42)
7 Bengkulu 2,971 3,472 2,064 (907) (30.54) (1,408) (40.56)
8 Lampung 3,764 7,699 3,457 (307) (8.15) (4,242) (55.10)
9 Kep. Babel 148 303 172 24 16.49 (131) (43.10)
10 Kep. Riau 153 157 103 (50) (32.88) (54) (34.59)
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 43,761 50,384 40,453 (3,309) (7.56) (9,932) (19.71)
13 Jateng 81,395 90,482 72,302 (9,093) (11.17) (18,180) (20.09)
14 DIY 70,888 55,328 68,368 (2,520) (3.55) 13,040 23.57
15 Jatim 139,544 145,325 129,983 (9,561) (6.85) (15,342) (10.56)
16 Banten 7,614 9,189 7,493 (121) (1.59) (1,696) (18.45)
17 Bali 7,068 8,510 6,733 (335) (4.73) (1,777) (20.88)
18 NTB 20,249 23,755 22,400 2,151 10.62 (1,356) (5.71)
19 NTT 12,231 13,539 11,242 (989) (8.08) (2,297) (16.96)
20 Kalbar 841 1,158 860 19 2.29 (298) (25.71)
21 Kalteng 465 615 371 (94) (20.22) (244) (39.67)
22 Kalsel 7,413 9,080 7,878 465 6.28 (1,202) (13.24)
23 Kaltim 882 1,138 639 (243) (27.55) (499) (43.85)
24 Kaltara 233 232 156 (77) (33.05) (76) (32.76)
25 Sulut 3,438 6,296 3,265 (173) (5.04) (3,031) (48.14)
26 Sulteng 2,928 3,958 3,078 150 5.13 (880) (22.23)
27 Sulsel 19,203 17,335 20,229 1,026 5.34 2,894 16.69
28 Sultra 4,862 6,090 4,162 (700) (14.39) (1,928) (31.66)
29 Gorontalo 769 901 411 (358) (46.58) (490) (54.41)
30 Sulbar 327 417 356 29 8.87 (61) (14.63)
31 Maluku 922 1,360 1,062 140 15.22 (298) (21.89)
32 Malut 2,273 3,332 1,757 (516) (22.70) (1,575) (47.27)
33 Pabar 594 480 432 (162) (27.27) (48) (10.00)
34 Papua 2,268 1,829 1,495 (773) (34.09) (334) (18.27)
454,349 485,000 423,967 (30,382) (6.69) (61,033) (12.58)
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
72 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 6
CAPAIAN LUAS PANEN KACANG HIJAU TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 1,522 1,091 1,229 (293) (19.25) 138 12.65
2 Sumut 2,712 2,586 1,953 (760) (28.01) (634) (24.50)
3 Sumbar 336 734 287 (49) (14.67) (447) (60.94)
4 Riau 576 710 600 24 4.13 (110) (15.52)
5 Jambi 113 279 186 73 64.51 (93) (33.37)
6 Sumsel 716 1,617 846 130 18.11 (771) (47.70)
7 Bengkulu 691 1,680 409 (282) (40.75) (1,271) (75.63)
8 Lampung 1,608 3,570 1,379 (229) (14.27) (2,191) (61.38)
9 Kep. Babel - - - - - - -
10 Kep. Riau - - 1 1 - 1 -
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 7,607 11,072 7,599 (8) (0.10) (3,473) (31.37)
13 Jateng 82,186 70,336 79,386 (2,800) (3.41) 9,050 12.87
14 DIY 394 670 451 57 14.57 (219) (32.63)
15 Jatim 56,191 59,294 44,131 (12,060) (21.46) (15,163) (25.57)
16 Banten 680 998 788 108 15.87 (210) (21.05)
17 Bali 560 1,371 494 (66) (11.79) (877) (63.97)
18 NTB 23,315 23,519 36,511 13,196 56.60 12,992 55.24
19 NTT 11,130 14,408 12,124 994 8.93 (2,284) (15.86)
20 Kalbar 1,462 890 1,911 449 30.70 1,021 114.71
21 Kalteng 52 157 37 (15) (28.85) (120) (76.43)
22 Kalsel 634 853 668 34 5.36 (185) (21.69)
23 Kaltim 162 372 144 (19) (11.42) (229) (61.42)
24 Kaltara 112 130 60 (52) (46.43) (70) (53.85)
25 Sulut 845 1,479 905 60 7.10 (574) (38.81)
26 Sulteng 764 1,225 903 139 18.22 (322) (26.27)
27 Sulsel 31,653 17,269 32,325 672 2.12 15,056 87.19
28 Sultra 1,287 1,629 1,299 12 0.92 (330) (20.26)
29 Gorontalo 105 169 104 (1) (0.95) (65) (38.46)
30 Sulbar 264 539 245 (19) (7.20) (294) (54.55)
31 Maluku 643 1,021 478 (166) (25.74) (544) (53.23)
32 Malut 614 337 643 29 4.72 306 90.80
33 Pabar 112 208 102 (10) (9.11) (106) (51.06)
34 Papua 429 788 222 (207) (48.25) (566) (71.83)
229,475 221,000 228,417 (1,058) (0.46) 7,417 3.36
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
73 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 7
CAPAIAN LUAS PANEN UBI KAYU TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 2,226 2,349 1,778 (448) (20.11) (571) (24.29)
2 Sumut 47,837 50,486 36,829 (11,008) (23.01) (13,657) (27.05)
3 Sumbar 5,318 5,613 4,613 (705) (13.26) (1,000) (17.82)
4 Riau 3,578 3,776 3,821 243 6.79 45 1.19
5 Jambi 2,018 2,130 2,522 504 24.99 392 18.41
6 Sumsel 8,801 9,288 11,313 2,512 28.54 2,025 21.80
7 Bengkulu 3,573 3,771 2,889 (685) (19.16) (883) (23.40)
8 Lampung 279,337 294,808 251,079 (28,258) (10.12) (43,729) (14.83)
9 Kep. Babel 1,423 1,502 2,167 744 52.26 665 44.25
10 Kep. Riau 708 747 710 2 0.21 (38) (5.02)
11 DKI Jakarta - - - - - 0 -
12 Jabar 85,288 90,012 79,831 (5,457) (6.40) (10,181) (11.31)
13 Jateng 150,874 159,230 135,593 (15,281) (10.13) (23,637) (14.84)
14 DIY 55,626 58,707 53,177 (2,449) (4.40) (5,530) (9.42)
15 Jatim 146,787 154,917 127,420 (19,367) (13.19) (27,497) (17.75)
16 Banten 4,176 4,407 5,456 1,280 30.64 1,049 23.79
17 Bali 8,009 8,453 6,357 (1,652) (20.63) (2,096) (24.80)
18 NTB 5,030 5,309 2,274 (2,756) (54.80) (3,035) (57.17)
19 NTT 60,557 63,911 55,701 (4,856) (8.02) (8,210) (12.85)
20 Kalbar 10,609 11,197 10,058 (551) (5.20) (1,139) (10.17)
21 Kalteng 3,031 3,199 2,762 (269) (8.87) (437) (13.65)
22 Kalsel 3,478 3,671 3,289 (189) (5.43) (382) (10.40)
23 Kaltim 2,384 2,516 2,569 185 7.75 53 2.09
24 Kaltara 1,729 1,825 1,746 17 0.98 (79) -
25 Sulut 3,594 3,793 3,395 (199) (5.54) (398) (10.50)
26 Sulteng 2,231 2,355 1,623 (608) (27.24) (732) (31.07)
27 Sulsel 26,783 28,269 23,236 (3,547) (13.24) (5,033) (17.81)
28 Sultra 8,398 8,863 5,897 (2,501) (29.78) (2,966) (33.46)
29 Gorontalo 197 208 184 (13) (6.60) (24) (11.54)
30 Sulbar 1,109 1,170 1,190 81 7.30 20 1.71
31 Maluku 4,842 5,110 4,703 (140) (2.88) (408) (7.97)
32 Malut 5,556 5,864 4,749 (807) (14.52) (1,115) (19.01)
33 Pabar 987 1,042 903 (84) (8.49) (139) (13.32)
34 Papua 3,822 3,671 3,036 (786) (20.56) (635) (17.29)
949,916 1,002,167 852,868 (97,048) (10.22) (149,299) (14.90)Jumlah
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Laporan Tahunan 2016
74 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 8
CAPAIAN LUAS PANEN UBI JALAR TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 793 984 745 (48) (6.07) (239) (24.30)
2 Sumut 8,952 9,585 6,466 (2,486) (27.77) (3,119) (32.54)
3 Sumbar 5,127 3,107 4,372 (755) (14.73) 1,265 40.71
4 Riau 793 984 615 (178) (22.40) (369) (37.46)
5 Jambi 2,511 1,538 1,543 (968) (38.55) 5 0.33
6 Sumsel 1,459 2,781 1,253 (207) (14.15) (1,529) (54.96)
7 Bengkulu 2,950 1,642 2,308 (642) (21.76) 666 40.56
8 Lampung 2,958 3,604 2,407 (551) (18.61) (1,197) (33.20)
9 Kep. Babel 253 531 243 (10) (3.99) (288) (54.26)
10 Kep. Riau 224 143 164 (60) (26.88) 21 14.55
11 DKI Jakarta - - - - - 0 -
12 Jabar 23,514 26,097 23,244 (270) (1.15) (2,853) (10.93)
13 Jateng 7,076 6,878 7,745 669 9.45 867 12.60
14 DIY 407 413 262 (145) (35.65) (151) (36.59)
15 Jatim 12,782 12,311 11,599 (1,183) (9.26) (712) (5.79)
16 Banten 1,523 2,340 1,593 70 4.58 (747) (31.94)
17 Bali 3,141 4,903 2,550 (591) (18.81) (2,353) (47.99)
18 NTB 1,120 785 732 (388) (34.62) (53) (6.71)
19 NTT 8,701 9,537 7,525 (1,176) (13.51) (2,012) (21.09)
20 Kalbar 1,673 1,179 1,313 (360) (21.53) 134 11.35
21 Kalteng 1,049 1,181 876 (173) (16.50) (305) (25.83)
22 Kalsel 1,257 2,046 1,381 124 9.86 (665) (32.51)
23 Kaltim 978 2,019 715 (263) (26.88) (1,304) (64.58)
24 Kaltara 293 588 177 (116) (39.59) (411) -
25 Sulut 2,657 3,924 2,606 (51) (1.92) (1,318) (33.59)
26 Sulteng 1,533 2,359 1,150 (383) (24.99) (1,209) (51.25)
27 Sulsel 4,717 4,171 4,457 (260) (5.52) 286 6.85
28 Sultra 2,525 2,419 1,970 (555) (21.96) (449) (18.54)
29 Gorontalo 139 295 57 (82) (58.99) (238) (80.68)
30 Sulbar 755 1,030 536 (219) (29.01) (494) (47.96)
31 Maluku 1,899 1,983 1,988 89 4.70 5 0.27
32 Malut 2,118 2,517 1,705 (413) (19.50) (812) (32.26)
33 Pabar 1,157 660 938 (219) (18.95) 278 42.08
34 Papua 36,091 26,047 27,740 (8,351) (23.14) 1,693 6.50
143,125 140,581 122,974 (20,151) (14.08) (17,607) (12.52)
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
75 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 9
CAPAIAN PRODUKTIVITAS PADI TAHUN 2016 PER PROVINSI
(Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (%) (Ku/Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 50.56 50.27 52.17 1.61 3.19 1.90 3.78
2 Sumut 51.74 52.14 52.57 0.83 1.61 0.43 0.82
3 Sumbar 50.25 50.41 50.21 (0.04) (0.09) (0.20) (0.40)
4 Riau 36.63 39.04 37.44 0.81 2.22 (1.60) (4.10)
5 Jambi 44.31 46.46 46.45 2.14 4.84 (0.01) (0.02)
6 Sumsel 48.67 46.04 50.30 1.63 3.34 4.26 9.25
7 Bengkulu 44.92 42.62 44.60 (0.32) (0.70) 1.98 4.65
8 Lampung 51.49 51.48 49.93 (1.56) (3.03) (1.55) (3.01)
9 Kep. Babel 22.85 32.27 24.54 1.69 7.41 (7.73) (23.95)
10 Kep. Riau 36.46 35.70 33.69 (2.77) (7.61) (2.01) (5.63)
11 DKI Jakarta 55.95 66.84 55.11 (0.84) (1.49) (11.73) (17.55)
12 Jabar 61.22 59.54 60.54 (0.68) (1.12) 1.00 1.68
13 Jateng 60.25 56.33 58.76 (1.49) (2.47) 2.43 4.31
14 DIY 60.65 58.23 56.81 (3.84) (6.33) (1.42) (2.44)
15 Jatim 61.13 60.20 60.10 (1.03) (1.68) (0.10) (0.17)
16 Banten 56.61 53.53 56.54 (0.07) (0.12) 3.01 5.62
17 Bali 62.14 60.66 61.33 (0.81) (1.30) 0.67 1.10
18 NTB 51.71 50.67 47.26 (4.45) (8.60) (3.41) (6.73)
19 NTT 35.61 33.81 35.58 (0.03) (0.08) 1.77 5.24
20 Kalbar 29.40 32.05 28.59 (0.81) (2.75) (3.46) (10.80)
21 Kalteng 35.07 34.88 31.43 (3.64) (10.39) (3.45) (9.89)
22 Kalsel 41.87 43.14 42.30 0.43 1.04 (0.84) (1.95)
23 Kaltim 41.20 45.61 38.41 (2.79) (6.78) (7.20) (15.79)
24 Kaltara 27.27 37.13 27.94 0.67 2.47 (9.19) (24.75)
25 Sulut 49.05 49.27 49.05 (0.00) (0.01) (0.22) (0.45)
26 Sulteng 48.57 48.78 49.26 0.69 1.42 0.48 0.98
27 Sulsel 52.41 52.70 52.26 (0.15) (0.29) (0.44) (0.83)
28 Sultra 47.07 48.13 40.66 (6.41) (13.61) (7.47) (15.52)
29 Gorontalo 55.51 49.26 52.80 (2.71) (4.88) 3.54 7.19
30 Sulbar 49.41 50.93 46.28 (3.13) (6.34) (4.65) (9.13)
31 Maluku 55.72 43.58 48.22 (7.50) (13.46) 4.64 10.65
32 Malut 35.11 38.48 32.52 (2.59) (7.37) (5.96) (15.49)
33 Pabar 42.12 42.64 44.67 2.55 6.05 2.03 4.76
34 Papua 43.95 44.68 46.26 2.31 5.25 1.58 3.54
53.41 52.35 52.64 (0.77) (1.44) 0.29 0.55Jumlah
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Laporan Tahunan 2016
76 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 10
CAPAIAN PRODUKTIVITAS JAGUNG TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (%) (Ku/Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 42.76 43.86 43.06 0.30 0.69 (0.80) (1.82)
2 Sumut 62.33 62.70 63.07 0.74 1.19 0.37 0.58
3 Sumbar 68.61 69.80 66.38 (2.23) (3.25) (3.42) (4.89)
4 Riau 24.85 24.44 25.10 0.25 1.03 0.66 2.70
5 Jambi 60.94 61.15 61.63 0.69 1.14 0.48 0.79
6 Sumsel 62.40 61.70 69.16 6.76 10.83 7.46 12.10
7 Bengkulu 52.07 46.92 66.30 14.23 27.32 19.38 41.30
8 Lampung 51.20 54.17 50.01 (1.19) (2.32) (4.16) (7.68)
9 Kep. Babel 36.80 41.14 37.58 0.78 2.13 (3.56) (8.65)
10 Kep. Riau 23.30 34.14 169.13 145.83 625.86 134.99 395.40
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 75.69 77.46 81.76 6.07 8.02 4.30 5.55
13 Jateng 59.18 57.13 59.58 0.40 0.67 2.45 4.30
14 DIY 45.67 45.06 47.28 1.61 3.52 2.22 4.94
15 Jatim 50.52 52.55 50.82 0.30 0.60 (1.73) (3.29)
16 Banten 33.74 38.95 39.49 5.75 17.04 0.54 1.39
17 Bali 26.46 26.78 32.22 5.76 21.78 5.44 20.32
18 NTB 67.08 66.37 61.55 (5.53) (8.24) (4.82) (7.27)
19 NTT 25.08 26.37 25.37 0.29 1.17 (1.00) (3.77)
20 Kalbar 32.57 40.28 34.38 1.81 5.55 (5.90) (14.65)
21 Kalteng 32.66 33.44 36.37 3.71 11.34 2.93 8.76
22 Kalsel 58.61 59.73 58.38 (0.23) (0.39) (1.35) (2.26)
23 Kaltim 36.32 39.06 44.28 7.96 21.92 5.22 13.36
24 Kaltara 21.77 26.17 28.15 6.38 29.29 1.98 7.57
25 Sulut 37.15 34.64 37.72 0.57 1.53 3.08 8.88
26 Sulteng 40.34 46.84 49.34 9.00 22.30 2.50 5.34
27 Sulsel 51.79 54.71 54.59 2.80 5.41 (0.12) (0.21)
28 Sultra 28.46 26.49 28.37 (0.09) (0.31) 1.88 7.09
29 Gorontalo 49.83 52.01 46.09 (3.74) (7.51) (5.92) (11.38)
30 Sulbar 48.58 45.71 51.65 3.07 6.32 5.94 12.99
31 Maluku 42.78 37.16 36.45 (6.33) (14.80) (0.71) (1.92)
32 Malut 30.13 33.51 29.04 (1.09) (3.63) (4.47) (13.34)
33 Pabar 17.32 20.46 17.55 0.23 1.32 (2.91) (14.22)
34 Papua 24.36 24.44 23.91 (0.45) (1.86) (0.53) (2.17)
51.78 52.63 52.83 1.05 2.03 0.20 0.38
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
77 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 11
CAPAIAN PRODUKTIVITAS KEDELAI TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (%) (Ku/Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 14.61 15.17 14.82 0.21 1.45 (0.35) (2.31)
2 Sumut 12.35 11.64 12.68 0.33 2.68 1.04 8.95
3 Sumbar 11.93 10.32 12.22 0.29 2.47 1.90 18.41
4 Riau 14.15 11.89 12.18 (1.97) (13.92) 0.29 2.44
5 Jambi 13.72 13.60 12.45 (1.27) (9.27) (1.15) (8.46)
6 Sumsel 15.09 16.79 14.64 (0.45) (2.98) (2.15) (12.81)
7 Bengkulu 12.72 11.02 11.23 (1.49) (11.73) 0.21 1.91
8 Lampung 11.67 12.36 11.97 0.30 2.53 (0.39) (3.16)
9 Kep. Babel 10.00 - 10.29 0.29 2.90 10.29 0.00
10 Kep. Riau 10.71 10.85 2.00 (8.71) (81.33) (8.85) (81.57)
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 16.44 13.42 16.81 0.37 2.23 3.39 25.26
13 Jateng 18.38 18.67 17.90 (0.48) (2.59) (0.77) (4.12)
14 DIY 13.55 12.03 12.86 (0.69) (5.12) 0.83 6.90
15 Jatim 16.58 16.65 15.79 (0.79) (4.77) (0.86) (5.17)
16 Banten 13.72 13.28 14.26 0.54 3.97 0.98 7.38
17 Bali 14.11 14.52 13.23 (0.88) (6.21) (1.29) (8.88)
18 NTB 13.17 19.21 13.11 (0.06) (0.45) (6.10) (31.75)
19 NTT 10.15 11.53 9.01 (1.14) (11.20) (2.52) (21.86)
20 Kalbar 16.01 15.62 14.13 (1.88) (11.75) (1.49) (9.54)
21 Kalteng 12.01 12.12 13.24 1.23 10.26 1.12 9.24
22 Kalsel 13.65 14.45 14.31 0.66 4.87 (0.14) (0.97)
23 Kaltim 16.04 14.71 15.08 (0.96) (5.99) 0.37 2.52
24 Kaltara 9.24 10.07 7.21 (2.03) (21.97) (2.86) (28.40)
25 Sulut 13.06 13.20 13.24 0.18 1.34 0.04 0.30
26 Sulteng 18.71 17.14 17.71 (1.00) (5.32) 0.57 3.33
27 Sulsel 17.67 17.94 13.79 (3.88) (21.94) (4.15) (23.13)
28 Sultra 16.23 14.02 18.82 2.59 15.99 4.80 34.24
29 Gorontalo 13.49 15.06 13.87 0.38 2.84 (1.19) (7.90)
30 Sulbar 10.27 14.84 14.59 4.32 42.03 (0.25) (1.68)
31 Maluku 9.23 12.05 9.84 0.61 6.61 (2.21) (18.34)
32 Malut 10.49 12.58 9.03 (1.46) (13.88) (3.55) (28.22)
33 Pabar 10.57 12.97 10.56 (0.01) (0.05) (2.41) (18.58)
34 Papua 12.76 12.90 12.92 0.16 1.28 0.02 0.16
15.68 15.76 15.06 (0.62) (3.98) (0.70) (4.44)
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
78 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 12
CAPAIAN PRODUKTIVITAS KACANG TANAH TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (%) (Ku/Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 12.52 13.45 12.70 0.18 1.47 (0.75) (5.58)
2 Sumut 11.60 13.26 11.70 0.10 0.86 (1.56) (11.76)
3 Sumbar 14.59 15.47 14.34 (0.25) (1.73) (1.13) (7.30)
4 Riau 9.58 11.69 9.57 (0.01) (0.14) (2.12) (18.14)
5 Jambi 12.97 13.27 12.89 (0.08) (0.58) (0.38) (2.86)
6 Sumsel 11.83 14.71 12.27 0.44 3.76 (2.44) (16.59)
7 Bengkulu 12.22 11.20 9.01 (3.21) (26.26) (2.19) (19.55)
8 Lampung 13.19 13.91 13.13 (0.06) (0.42) (0.78) (5.61)
9 Kep. Babel 9.73 11.58 9.34 (0.39) (4.01) (2.24) 0.00
10 Kep. Riau 10.00 12.22 8.37 (1.63) (16.30) (3.85) (31.51)
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 18.45 16.72 17.13 (1.32) (7.13) 0.41 2.45
13 Jateng 13.42 14.53 13.99 0.57 4.27 (0.54) (3.72)
14 DIY 11.75 11.03 10.89 (0.86) (7.33) (0.14) (1.27)
15 Jatim 13.73 13.94 13.57 (0.16) (1.16) (0.37) (2.65)
16 Banten 14.45 13.97 10.70 (3.75) (25.96) (3.27) (23.41)
17 Bali 10.00 13.38 9.95 (0.05) (0.46) (3.43) (25.64)
18 NTB 15.38 14.29 14.78 (0.60) (3.90) 0.49 3.43
19 NTT 8.68 12.69 9.05 0.37 4.23 (3.64) (28.68)
20 Kalbar 11.24 12.74 11.37 0.13 1.19 (1.37) (10.75)
21 Kalteng 11.25 12.13 11.46 0.21 1.89 (0.67) (5.52)
22 Kalsel 12.30 12.87 12.23 (0.07) (0.60) (0.64) (4.97)
23 Kaltim 12.78 13.39 13.02 0.24 1.90 (0.37) (2.76)
24 Kaltara 11.03 10.49 11.92 0.89 8.07 1.43 13.63
25 Sulut 11.55 13.85 11.65 0.10 0.86 (2.20) (15.88)
26 Sulteng 16.88 18.50 14.03 (2.85) (16.89) (4.47) (24.16)
27 Sulsel 9.91 15.54 14.51 4.60 46.47 (1.03) (6.63)
28 Sultra 7.14 8.34 7.77 0.63 8.84 (0.57) (6.83)
29 Gorontalo 9.83 12.56 11.37 1.54 15.66 (1.19) (9.47)
30 Sulbar 10.06 13.47 14.44 4.38 43.52 0.97 7.20
31 Maluku 8.69 12.41 9.21 0.52 6.01 (3.20) (25.79)
32 Malut 9.97 12.05 9.91 (0.06) (0.64) (2.14) (17.76)
33 Pabar 10.99 11.09 11.11 0.12 1.06 0.02 0.18
34 Papua 11.01 10.85 11.06 0.05 0.46 0.21 1.94
13.33 13.92 13.23 (0.10) (0.75) (0.69) (4.96)Jumlah
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Laporan Tahunan 2016
79 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 13
CAPAIAN PRODUKTIVITAS KACANG HIJAU TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (%) (Ku/Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 10.51 11.21 11.35 0.84 7.97 0.14 1.25
2 Sumut 11.28 11.69 11.27 (0.01) (0.12) (0.42) (3.59)
3 Sumbar 12.47 13.10 12.70 0.23 1.84 (0.40) (3.05)
4 Riau 10.38 11.28 10.84 0.46 4.41 (0.44) (3.90)
5 Jambi 11.42 12.02 11.03 (0.39) (3.38) (0.99) (8.24)
6 Sumsel 13.60 14.49 13.67 0.07 0.49 (0.82) (5.66)
7 Bengkulu 9.58 10.51 9.94 0.36 3.75 (0.57) (5.42)
8 Lampung 8.99 9.70 8.97 (0.02) (0.18) (0.73) (7.53)
9 Kep. Babel - - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 12.74 12.98 12.64 (0.10) (0.78) (0.34) (2.62)
13 Jateng 12.04 11.95 12.59 0.55 4.53 0.64 5.36
14 DIY 5.84 6.36 6.25 0.41 7.07 (0.11) (1.73)
15 Jatim 12.07 12.70 11.81 (0.26) (2.15) (0.89) (7.01)
16 Banten 7.97 8.72 8.00 0.03 0.37 (0.72) (8.26)
17 Bali 9.21 11.19 11.98 2.77 30.02 0.79 7.06
18 NTB 11.61 12.27 12.54 0.93 7.99 0.27 2.20
19 NTT 8.73 9.12 6.47 (2.26) (25.89) (2.65) (29.06)
20 Kalbar 7.54 8.41 7.56 0.02 0.30 (0.85) (10.11)
21 Kalteng 8.46 8.77 8.92 0.46 5.42 0.15 1.71
22 Kalsel 10.33 11.34 10.46 0.13 1.25 (0.88) (7.76)
23 Kaltim 10.86 11.53 10.87 0.01 0.05 (0.66) (5.72)
24 Kaltara 10.09 10.49 8.83 (1.26) (12.48) (1.66) (15.82)
25 Sulut 11.47 13.40 11.60 0.13 1.16 (1.80) (13.43)
26 Sulteng 8.22 8.87 87.10 78.88 959.62 78.23 881.96
27 Sulsel 12.89 13.87 12.48 (0.41) (3.15) (1.39) (10.02)
28 Sultra 8.05 8.69 7.99 (0.06) (0.74) (0.70) (8.06)
29 Gorontalo 13.14 13.88 12.88 (0.26) (2.00) (1.00) (7.20)
30 Sulbar 13.64 14.42 13.59 (0.05) (0.34) (0.83) (5.76)
31 Maluku 10.30 11.26 8.31 (1.99) (19.29) (2.95) (26.20)
32 Malut 12.04 12.34 12.71 0.67 5.60 0.37 3.00
33 Pabar 10.36 11.49 10.71 0.35 3.41 (0.78) (6.79)
34 Papua 10.91 11.17 10.81 (0.10) (0.91) (0.36) (3.22)
11.83 12.08 12.22 0.39 3.30 0.14 1.16
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
80 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 14
CAPAIAN PRODUKTIVITAS UBIKAYU TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (%) (Ku/Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 130.87 136.72 129.46 (1.41) (1.08) (7.26) (5.31)
2 Sumut 338.54 353.99 344.88 6.34 1.87 (9.11) (2.57)
3 Sumbar 391.85 409.73 390.26 (1.59) (0.41) (19.47) (4.75)
4 Riau 289.54 302.76 298.63 9.09 3.14 (4.13) (1.36)
5 Jambi 215.23 225.05 227.24 12.01 5.58 2.19 0.97
6 Sumsel 247.48 258.77 283.27 35.79 14.46 24.50 9.47
7 Bengkulu 224.77 235.02 214.43 (10.34) (4.60) (20.59) (8.76)
8 Lampung 264.45 276.52 261.75 (2.70) (1.02) (14.77) (5.34)
9 Kep. Babel 246.13 257.36 253.24 7.11 2.89 (4.12) (1.60)
10 Kep. Riau 129.34 135.24 341.09 211.75 163.72 205.85 152.21
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 234.53 245.23 248.45 13.92 5.94 3.22 1.31
13 Jateng 236.73 247.53 261.52 24.79 10.47 13.99 5.65
14 DIY 157.01 164.17 172.65 15.64 9.96 8.48 5.17
15 Jatim 215.39 225.21 257.87 42.48 19.73 32.66 14.50
16 Banten 177.59 185.70 180.72 3.13 1.76 (4.98) (2.68)
17 Bali 107.47 112.37 173.34 65.87 61.30 60.97 54.26
18 NTB 213.23 222.96 207.86 (5.37) (2.52) (15.10) (6.77)
19 NTT 105.24 110.04 100.57 (4.67) (4.44) (9.47) (8.61)
20 Kalbar 163.49 170.95 159.98 (3.51) (2.15) (10.97) (6.42)
21 Kalteng 150.81 157.70 203.17 52.36 34.71 45.47 28.83
22 Kalsel 206.30 215.71 225.36 19.06 9.24 9.65 4.47
23 Kaltim 226.37 236.70 234.25 7.88 3.48 (2.45) (1.04)
24 Kaltara 225.19 220.24 235.52 10.33 4.59 15.28 6.94
25 Sulut 122.77 128.37 123.18 0.41 0.34 (5.19) (4.04)
26 Sulteng 211.99 221.66 242.43 30.44 14.36 20.77 9.37
27 Sulsel 211.31 220.94 218.60 7.29 3.45 (2.34) (1.06)
28 Sultra 208.50 218.01 199.64 (8.86) (4.25) (18.37) (8.43)
29 Gorontalo 134.67 140.82 137.01 2.34 1.74 (3.81) (2.71)
30 Sulbar 225.28 235.56 223.32 (1.96) (0.87) (12.24) (5.20)
31 Maluku 278.11 290.80 289.11 11.00 3.96 (1.69) (0.58)
32 Malut 216.49 226.37 207.41 (9.08) (4.20) (18.96) (8.38)
33 Pabar 113.28 118.45 112.51 (0.77) (0.68) (5.94) (5.01)
34 Papua 121.37 128.33 121.40 0.03 0.02 (6.93) (5.40)
229.51 240.00 241.98 12.47 5.43 1.98 0.82Jumlah
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2015
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Laporan Tahunan 2016
81 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 15
CAPAIAN PRODUKTIVITAS UBI JALAR TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (%) (Ku/Ha) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 112.67 155.36 112.14 (0.53) (0.47) (43.22) (27.82)
2 Sumut 136.69 177.07 142.92 6.23 4.56 (34.15) (19.29)
3 Sumbar 313.87 251.68 303.00 (10.87) (3.46) 51.32 20.39
4 Riau 82.75 122.65 81.87 (0.88) (1.06) (40.78) (33.25)
5 Jambi 316.18 150.84 248.32 (67.86) (21.46) 97.48 64.62
6 Sumsel 113.52 109.59 131.93 18.41 16.21 22.34 20.39
7 Bengkulu 131.66 148.66 128.68 (2.98) (2.27) (19.98) (13.44)
8 Lampung 96.33 152.77 96.21 (0.12) (0.12) (56.56) (37.02)
9 Kep. Babel 103.56 122.11 89.30 (14.26) (13.77) (32.81) (26.87)
10 Kep. Riau 80.13 103.96 207.81 127.68 159.33 103.85 99.89
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 194.00 219.83 219.46 25.46 13.12 (0.37) (0.17)
13 Jateng 213.84 255.51 232.32 18.48 8.64 (23.19) (9.08)
14 DIY 149.14 183.68 135.01 (14.13) (9.47) (48.67) (26.50)
15 Jatim 274.23 156.34 274.94 0.71 0.26 118.60 75.86
16 Banten 132.30 184.06 151.11 18.81 14.21 (32.95) (17.90)
17 Bali 116.70 197.98 119.07 2.37 2.03 (78.91) (39.86)
18 NTB 169.86 180.26 157.82 (12.04) (7.09) (22.44) (12.45)
19 NTT 69.81 126.62 72.79 2.98 4.26 (53.83) (42.51)
20 Kalbar 88.84 120.81 80.58 (8.26) (9.30) (40.23) (33.30)
21 Kalteng 91.90 108.25 100.46 8.56 9.32 (7.79) (7.20)
22 Kalsel 142.51 179.57 155.07 12.56 8.82 (24.50) (13.64)
23 Kaltim 111.79 151.44 110.54 (1.25) (1.12) (40.90) (27.01)
24 Kaltara 97.30 127.20 92.82 (4.48) (4.61) (34.38) (27.03)
25 Sulut 96.74 153.71 96.81 0.07 0.07 (56.90) (37.02)
26 Sulteng 108.61 166.47 107.32 (1.29) (1.19) (59.15) (35.53)
27 Sulsel 151.96 171.94 151.74 (0.22) (0.15) (20.20) (11.75)
28 Sultra 101.94 119.58 110.70 8.76 8.59 (8.88) (7.43)
29 Gorontalo 103.17 143.57 106.32 3.15 3.06 (37.25) (25.95)
30 Sulbar 115.88 168.36 117.37 1.49 1.29 (50.99) (30.29)
31 Maluku 177.14 133.43 157.01 (20.13) (11.36) 23.58 17.67
32 Malut 144.83 136.13 163.91 19.08 13.18 27.78 20.41
33 Pabar 113.23 156.22 113.91 0.68 0.60 (42.31) (27.08)
34 Papua 123.83 156.80 124.30 0.47 0.38 (32.50) (20.73)
160.53 173.85 169.44 8.91 5.55 (4.41) (2.54)Jumlah
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2015
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Laporan Tahunan 2016
82 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 16
CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2016
PER PROVINSI
ATAP Sasaran Prakiraan
2015 2016 2016
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (%) (Ton) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5-3) (7)=(6):(3) (8)=(5-4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 2,331,046 2,107,642 2,321,328 (9,718) (0.42) 213,686 10.14
2 Sumut 4,044,829 3,941,097 4,403,157 358,328 8.86 462,060 11.72
3 Sumbar 2,550,609 2,687,655 2,606,640 56,031 2.20 (81,015) (3.01)
4 Riau 393,917 448,965 375,880 (18,037) (4.58) (73,085) (16.28)
5 Jambi 541,486 790,991 802,080 260,594 48.13 11,089 1.40
6 Sumsel 4,247,922 3,994,574 5,174,460 926,538 21.81 1,179,886 29.54
7 Bengkulu 578,654 714,634 689,767 111,113 19.20 (24,867) (3.48)
8 Lampung 3,641,895 3,486,015 4,047,057 405,162 11.13 561,042 16.09
9 Kep. Babel 27,068 36,441 37,909 10,841 40.05 1,468 4.03
10 Kep. Riau 959 1,466 685 (274) (28.57) (781) (53.27)
11 DKI Jakarta 6,361 9,619 5,734 (627) (9.86) (3,885) (40.39)
12 Jabar 11,373,144 12,418,727 12,149,513 776,369 6.83 (269,214) (2.17)
13 Jateng 11,301,422 10,714,169 11,242,464 (58,958) (0.52) 528,295 4.93
14 DIY 945,136 941,904 898,505 (46,631) (4.93) (43,399) (4.61)
15 Jatim 13,154,967 12,692,802 13,540,950 385,983 2.93 848,148 6.68
16 Banten 2,188,996 2,167,260 2,354,400 165,404 7.56 187,140 8.63
17 Bali 853,710 915,958 859,775 6,065 0.71 (56,183) (6.13)
18 NTB 2,417,392 2,385,129 2,101,820 (315,572) (13.05) (283,309) (11.88)
19 NTT 948,088 864,270 853,498 (94,590) (9.98) (10,772) (1.25)
20 Kalbar 1,275,707 1,625,220 1,469,619 193,912 15.20 (155,601) (9.57)
21 Kalteng 893,202 900,943 845,095 (48,107) (5.39) (55,848) (6.20)
22 Kalsel 2,140,276 2,269,093 2,304,406 164,130 7.67 35,313 1.56
23 Kaltim 408,782 495,787 328,893 (79,889) (19.54) (166,894) (33.66)
24 Kaltara 112,102 134,071 87,795 (24,307) (21.68) (46,276) (34.52)
25 Sulut 674,169 676,276 675,417 1,248 0.19 (859) (0.13)
26 Sulteng 1,015,368 1,201,239 1,066,279 50,911 5.01 (134,960) (11.24)
27 Sulsel 5,471,806 5,651,864 5,890,871 419,065 7.66 239,007 4.23
28 Sultra 660,720 675,317 664,300 3,580 0.54 (11,017) (1.63)
29 Gorontalo 331220 330,881 332,315 1,095 0.33 1,434 0.43
30 Sulbar 461,844 502,635 553,252 91,408 19.79 50,617 10.07
31 Maluku 117,791 122,901 117,636 (155) (0.13) (5,265) (4.28)
32 Malut 75,265 80,171 78,800 3,535 4.70 (1,371) (1.71)
33 Pabar 30,219 30,789 26,308 (3,911) (12.94) (4,481) (14.55)
34 Papua 181,769 209,495 234,744 52,975 29.14 25,249 12.05
75,397,841 76,226,000 79,141,352 3,743,511 4.97 2,915,352 3.82
No. Provinsi Target 2016ATAP 2015
Capaian Prakiraan 2016 Thd
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
83 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 17
CAPAIAN PRODUKSI JAGUNG TAHUN 2016
PER PROVINSI
ATAP Sasaran Prakiraan
2015 2016 2016
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (%) (Ton) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5-3) (7)=(6:3x100) (8)=(5-4) (9)=(8:4x100)
1 Aceh 2,331,046 2,550,000 2,321,328 (9,718) (0.42) (228,672) (8.97)
2 Sumut 4,044,829 3,935,668 4,403,157 358,328 8.86 467,489 11.88
3 Sumbar 2,550,609 2,791,745 2,606,640 56,031 2.20 (185,105) (6.63)
4 Riau 393,917 426,951 375,880 (18,037) (4.58) (51,071) (11.96)
5 Jambi 541,486 806,464 802,080 260,594 48.13 (4,384) (0.54)
6 Sumsel 4,247,922 4,774,879 5,174,460 926,538 21.81 399,581 8.37
7 Bengkulu 578,654 688,650 689,767 111,113 19.20 1,117 0.16
8 Lampung 3,641,895 4,372,958 4,047,057 405,162 11.13 (325,901) (7.45)
9 Kep. Babel 27,068 36,441 37,909 10,841 40.05 1,468 4.03
10 Kep. Riau 959 1,214 685 (274) (28.57) (529) (43.57)
11 DKI Jakarta 6,361 6,749 5,734 (627) (9.86) (1,015) (15.04)
12 Jabar 11,373,144 12,068,727 12,149,513 776,369 6.83 80,786 0.67
13 Jateng 11,301,422 11,636,969 11,242,464 (58,958) (0.52) (394,505) (3.39)
14 DIY 945,136 923,343 898,505 (46,631) (4.93) (24,838) (2.69)
15 Jatim 13,154,967 13,054,511 13,540,950 385,983 2.93 486,439 3.73
16 Banten 2,188,996 2,206,260 2,354,400 165,404 7.56 148,140 6.71
17 Bali 853,710 869,451 859,775 6,065 0.71 (9,676) (1.11)
18 NTB 2,417,392 2,408,270 2,101,820 (315,572) (13.05) (306,450) (12.72)
19 NTT 948,088 943,020 853,498 (94,590) (9.98) (89,522) (9.49)
20 Kalbar 1,275,707 1,621,687 1,469,619 193,912 15.20 (152,068) (9.38)
21 Kalteng 893,202 1,001,000 845,095 (48,107) (5.39) (155,905) (15.57)
22 Kalsel 2,140,276 2,380,714 2,304,406 164,130 7.67 (76,308) (3.21)
23 Kaltim 408,782 478,659 328,893 (79,889) (19.54) (149,766) (31.29)
24 Kaltara 112,102 132,433 87,795 (24,307) (21.68) (44,638) (33.71)
25 Sulut 674,169 697,037 675,417 1,248 0.19 (21,620) (3.10)
26 Sulteng 1,015,368 1,113,773 1,066,279 50,911 5.01 (47,494) (4.26)
27 Sulsel 5,471,806 6,081,190 5,890,871 419,065 7.66 (190,319) (3.13)
28 Sultra 660,720 803,265 664,300 3,580 0.54 (138,965) (17.30)
29 Gorontalo 331220 346,512 332,315 1,095 0.33 (14,197) (4.10)
30 Sulbar 461,844 678,624 553,252 91,408 19.79 (125,372) (18.47)
31 Maluku 117,791 120,000 117,636 (155) (0.13) (2,364) (1.97)
32 Malut 75,265 77,200 78,800 3,535 4.70 1,600 2.07
33 Pabar 30,219 40,000 26,308 (3,911) (12.94) (13,692) (34.23)
34 Papua 181,769 216,123 234,744 52,975 29.14 18,621 8.62
75,397,841 80,290,487 79,141,352 3,743,511 4.97 (1,149,135) (1.43)Indonesia
No. Provinsi
Perbandingan Prakiraan 2016 Terhadap
ATAP 2015 Target 2016
Laporan Tahunan 2016
84 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 18
CAPAIAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2016
PER PROVINSI
ATAP Sasaran Prakiraan
2015 2016 2016
(Ton) (Ton) (Ton) Ton % Ton %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5-3) (7)=(6):(3) (8)=(5-4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 47,910 73,188 23,506 (24,404) (50.94) (49,682) (67.88)
2 Sumut 6,549 20,622 5,243 (1,306) (19.94) (15,379) (74.58)
3 Sumbar 353 681 86 (267) (75.64) (595) (87.37)
4 Riau 2,145 6,409 2,726 581 27.09 (3,683) (57.47)
5 Jambi 6,732 13,366 9,361 2,629 39.05 (4,005) (29.96)
6 Sumsel 16,818 45,919 25,316 8,498 50.53 (20,603) (44.87)
7 Bengkulu 5,388 13,237 4,202 (1,186) (22.01) (9,035) (68.26)
8 Lampung 9,815 16,500 10,253 438 4.46 (6,247) (37.86)
9 Kep. Babel 1 - 5 4 400.00 5 -
10 Kep. Riau 15 19 1 (14) (93.33) (18) (94.74)
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 98,938 88,542 91,908 (7,030) (7.11) 3,366 3.80
13 Jateng 129,794 102,934 110,691 (19,103) (14.72) 7,757 7.54
14 DIY 18,822 15,201 17,050 (1,772) (9.41) 1,849 12.16
15 Jatim 344,998 281,503 298,121 (46,877) (13.59) 16,618 5.90
16 Banten 7,291 10,838 6,800 (491) (6.73) (4,038) (37.26)
17 Bali 7,259 7,865 6,738 (521) (7.18) (1,127) (14.33)
18 NTB 125,036 115,898 110,937 (14,099) (11.28) (4,961) (4.28)
19 NTT 3,615 8,733 5,907 2,292 63.40 (2,826) (32.36)
20 Kalbar 2,637 4,346 2,146 (491) (18.62) (2,200) (50.62)
21 Kalteng 1,262 3,032 2,738 1,476 116.96 (294) (9.70)
22 Kalsel 10,537 42,889 22,512 11,975 113.65 (20,377) (47.51)
23 Kaltim 1,519 5,658 1,996 477 31.40 (3,662) (64.72)
24 Kaltara 2,239 4,630 670 (1,569) (70.08) (3,960) (85.53)
25 Sulut 6,685 22,648 17,383 10,698 160.03 (5,265) (23.25)
26 Sulteng 13,270 18,137 15,982 2,712 20.44 (2,155) (11.88)
27 Sulsel 67,192 121,056 60,934 (6,258) (9.31) (60,122) (49.66)
28 Sultra 12,799 25,372 16,356 3,557 27.79 (9,016) (35.54)
29 Gorontalo 3203 4,368 3,660 457 14.27 (708) (16.21)
30 Sulbar 4,218 11,060 6,183 1,965 46.59 (4,877) (44.10)
31 Maluku 707 2,831 1,257 550 77.79 (1,574) (55.60)
32 Malut 475 3,152 646 171 36.00 (2,506) (79.51)
33 Pabar 1,439 3,648 1,109 (330) (22.93) (2,539) (69.60)
34 Papua 3,522 5,719 3,152 (370) (10.51) (2,567) (44.89)
963,183 1,100,000 885,575 (77,608) (8.06) (214,425) (19.49)
Target 2016
Jumlah
No. Provinsi
Perbandingan Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015
Laporan Tahunan 2016
85 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 19
CAPAIAN PRODUKSI KACANG TANAH TAHUN 2016
PER PROVINSI
ATAP Sasaran Prakiraan
2015 2016 2016
(Ton) (Ton) (Ton) Ton % Ton %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5-3) (7)=(6):(3) (8)=(5-4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 2,527 4,099 2,307 (220) (8.71) (1,792) (43.72)
2 Sumut 8,517 11,531 4,810 (3,707) (43.52) (6,721) (58.29)
3 Sumbar 5,964 8,981 5,342 (622) (10.43) (3,639) (40.52)
4 Riau 1,036 1,436 935 (101) (9.75) (501) (34.89)
5 Jambi 1,176 1,569 1,162 (14) (1.19) (407) (25.94)
6 Sumsel 2,021 3,940 1,859 (162) (8.02) (2,081) (52.82)
7 Bengkulu 3,630 3,887 1,859 (1,771) (48.79) (2,028) (52.17)
8 Lampung 4,963 10,708 4,538 (425) (8.56) (6,170) (57.62)
9 Kep. Babel 144 351 161 17 11.81 (190) -
10 Kep. Riau 153 191 86 (67) (43.79) (105) (54.97)
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 80,719 84,258 69,297 (11,422) (14.15) (14,961) (17.76)
13 Jateng 109,204 131,454 101,116 (8,088) (7.41) (30,338) (23.08)
14 DIY 83,300 61,043 74,434 (8,866) (10.64) 13,391 21.94
15 Jatim 191,579 202,556 176,447 (15,132) (7.90) (26,109) (12.89)
16 Banten 11,004 12,839 8,020 (2,984) (27.12) (4,819) (37.53)
17 Bali 7,065 11,383 6,702 (363) (5.14) (4,681) (41.12)
18 NTB 31,142 33,947 33,097 1,955 6.28 (850) (2.50)
19 NTT 10,620 17,184 10,171 (449) (4.23) (7,013) (40.81)
20 Kalbar 945 1,475 978 33 3.49 (497) (33.69)
21 Kalteng 523 745 425 (98) (18.74) (320) (42.95)
22 Kalsel 9,121 11,685 9,638 517 5.67 (2,047) (17.52)
23 Kaltim 1,127 1,524 832 (295) (26.18) (692) (45.41)
24 Kaltara 257 243 186 (71) (27.63) (57) (23.46)
25 Sulut 3,971 8,721 3,805 (166) (4.18) (4,916) (56.37)
26 Sulteng 4,943 7,321 4,318 (625) (12.64) (3,003) (41.02)
27 Sulsel 19,024 26,932 29,347 10,323 54.26 2,415 8.97
28 Sultra 3,471 5,082 3,234 (237) (6.83) (1,848) (36.36)
29 Gorontalo 756 1,131 467 (289) (38.23) (664) (58.71)
30 Sulbar 329 561 514 185 56.23 (47) (8.38)
31 Maluku 801 1,687 978 177 22.10 (709) (42.03)
32 Malut 2,267 4,015 1,741 (526) (23.20) (2,274) (56.64)
33 Pabar 653 533 480 (173) (26.49) (53) (9.94)
34 Papua 2,497 1,984 1,654 (843) (33.76) (330) (16.63)
605,449 675,000 560,940 (44,509) (7.35) (114,060) (16.90)
Target 2016
Jumlah
No. Provinsi
Perbandingan Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015
Laporan Tahunan 2016
86 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 20
CAPAIAN PRODUKSI KACANG HIJAU TAHUN 2016
PER PROVINSI
ATAP Sasaran Prakiraan
2015 2016 2016
(Ton) (Ton) (Ton) Ton % Ton %
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5-3) (7)=(6):(3) (8)=(5-4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 1,600 1,223 1,395 (205) (12.81) 172 14.06
2 Sumut 3,060 3,023 2,201 (859) (28.07) (822) (27.19)
3 Sumbar 419 962 364 (55) (13.13) (598) (62.16)
4 Riau 598 801 650 52 8.70 (151) (18.85)
5 Jambi 129 336 205 76 58.91 (131) (38.99)
6 Sumsel 974 2,343 1,156 182 18.69 (1,187) (50.66)
7 Bengkulu 662 1,765 407 (255) (38.52) (1,358) (76.94)
8 Lampung 1,445 3,462 1,236 (209) (14.46) (2,226) (64.30)
9 Kep. Babel - - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 9,691 14,366 9,607 (84) (0.87) (4,759) (33.13)
13 Jateng 98,992 84,058 99,958 966 0.98 15,900 18.92
14 DIY 230 426 282 52 22.61 (144) (33.80)
15 Jatim 67,821 75,285 52,127 (15,694) (23.14) (23,158) (30.76)
16 Banten 542 870 630 88 16.24 (240) (27.59)
17 Bali 516 1,534 592 76 14.73 (942) (61.41)
18 NTB 27,074 28,860 45,771 18,697 69.06 16,911 58.60
19 NTT 9,717 13,139 7,844 (1,873) (19.28) (5,295) (40.30)
20 Kalbar 1,102 748 1,445 343 31.13 697 93.18
21 Kalteng 44 137 33 (11) (25.00) (104) (75.91)
22 Kalsel 655 968 699 44 6.72 (269) (27.79)
23 Kaltim 176 429 156 (20) (11.36) (273) (63.64)
24 Kaltara 113 137 53 (60) (53.10) (84) (61.31)
25 Sulut 969 1,981 1,050 81 8.36 (931) (47.00)
26 Sulteng 628 1,086 7,867 7,239 1,152.71 6,781 624.40
27 Sulsel 40,787 23,950 40,336 (451) (1.11) 16,386 68.42
28 Sultra 1,036 1,415 1,038 2 0.19 (377) (26.64)
29 Gorontalo 138 234 134 (4) (2.90) (100) (42.74)
30 Sulbar 360 777 333 (27) (7.50) (444) (57.14)
31 Maluku 662 1,150 397 (265) (40.03) (753) (65.48)
32 Malut 739 417 817 78 10.55 400 95.92
33 Pabar 116 239 109 (7) (6.03) (130) (54.39)
34 Papua 468 880 240 (228) (48.72) (640) (72.73)
271,463 267,000 279,132 7,669 2.83 12,132 4.54
Target 2016
Jumlah
No. Provinsi
Perbandingan Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015
Laporan Tahunan 2016
87 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 21
CAPAIAN PRODUKSI UBI KAYU TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (%) (Ton) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 29,131 32,120 23,024 (6,107) (20.96) (9,096) (28.32)
2 Sumut 1,619,495 1,787,189 1,270,148 (349,347) (21.57) (517,041) (28.93)
3 Sumbar 208,386 229,964 180,013 (28,373) (13.62) (49,951) (21.72)
4 Riau 103,599 114,326 114,107 10,508 10.14 (219) (0.19)
5 Jambi 43,433 47,930 57,313 13,880 31.96 9,383 19.58
6 Sumsel 217,807 240,360 320,462 102,655 47.13 80,102 33.33
7 Bengkulu 80,309 88,625 61,939 (18,370) (22.87) (26,686) (30.11)
8 Lampung 7,387,084 8,151,997 6,572,090 (814,994) (11.03) (1,579,907) (19.38)
9 Kep. Babel 35,024 38,651 54,869 19,845 56.66 16,218 41.96
10 Kep. Riau 9,157 10,105 24,200 15,043 164.28 14,095 139.49
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 2,000,224 2,207,342 1,983,418 (16,806) (0.84) (223,924) (10.14)
13 Jateng 3,571,594 3,941,423 3,546,013 (25,581) (0.72) (395,410) (10.03)
14 DIY 873,362 963,796 918,103 44,741 5.12 (45,693) (4.74)
15 Jatim 3,161,573 3,488,946 3,285,742 124,169 3.93 (203,204) (5.82)
16 Banten 74,163 81,842 98,594 24,431 32.94 16,752 20.47
17 Bali 86,070 94,982 110,187 24,117 28.02 15,205 16.01
18 NTB 107,254 118,360 47,263 (59,991) (55.93) (71,097) (60.07)
19 NTT 637,315 703,307 560,164 (77,151) (12.11) (143,143) (20.35)
20 Kalbar 173,449 191,409 160,904 (12,545) (7.23) (30,505) (15.94)
21 Kalteng 45,712 50,445 56,122 10,410 22.77 5,677 11.25
22 Kalsel 71,751 79,181 74,124 2,373 3.31 (5,057) (6.39)
23 Kaltim 53,966 59,554 60,173 6,207 11.50 619 1.04
24 Kaltara 38,936 40,189 41,121 2,185 5.61 932 2.32
25 Sulut 44,123 48,692 41,817 (2,306) (5.23) (6,875) (14.12)
26 Sulteng 47,295 52,192 39,352 (7,943) (16.79) (12,840) (24.60)
27 Sulsel 565,958 624,561 507,937 (58,021) (10.25) (116,624) (18.67)
28 Sultra 175,095 193,226 117,727 (57,368) (32.76) (75,499) (39.07)
29 Gorontalo 2,653 2,928 2,521 (132) (4.98) (407) (13.90)
30 Sulbar 24,984 27,571 26,575 1,591 6.37 (996) (3.61)
31 Maluku 134,661 148,605 135,952 1,291 0.96 (12,653) (8.51)
32 Malut 120,283 132,738 98,499 (21,784) (18.11) (34,239) (25.79)
33 Pabar 11,181 12,339 10,162 (1,019) (9.11) (2,177) (17.64)
34 Papua 46,388 47,104 36,860 (9,528) (20.54) (10,244) (21.75)
21,801,415 24,052,000 20,637,495 (1,163,920) (5.34) (3,414,505) (14.20)
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
88 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 22
CAPAIAN PRODUKSI UBI JALAR TAHUN 2016
PER PROVINSI
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (%) (Ton) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)
1 Aceh 8,935 15,288 8,353 (582) (6.51) (6,935) (45.36)
2 Sumut 122,362 169,730 92,406 (29,956) (24.48) (77,324) (45.56)
3 Sumbar 160,922 78,189 132,470 (28,452) (17.68) 54,281 69.42
4 Riau 6,562 12,070 5,038 (1,524) (23.22) (7,032) (58.26)
5 Jambi 79,393 23,196 38,319 (41,074) (51.74) 15,123 65.20
6 Sumsel 16,563 30,479 16,524 (39) (0.24) (13,955) (45.79)
7 Bengkulu 38,841 24,411 29,699 (9,142) (23.54) 5,288 21.66
8 Lampung 28,494 55,051 23,161 (5,333) (18.72) (31,890) (57.93)
9 Kep. Babel 2,620 6,488 2,169 (451) (17.21) (4,319) (66.57)
10 Kep. Riau 1,795 1,489 3,404 1,609 89.64 1,915 128.61
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 456,176 573,682 510,110 53,934 11.82 (63,572) (11.08)
13 Jateng 151,312 175,736 179,918 28,606 18.91 4,182 2.38
14 DIY 6,070 7,577 3,536 (2,534) (41.75) (4,041) (53.33)
15 Jatim 350,516 192,469 318,888 (31,628) (9.02) 126,419 65.68
16 Banten 20,150 43,065 24,068 3,918 19.44 (18,997) (44.11)
17 Bali 36,655 97,060 30,365 (6,290) (17.16) (66,695) (68.72)
18 NTB 19,024 14,157 11,557 (7,467) (39.25) (2,600) (18.37)
19 NTT 60,746 120,762 54,777 (5,969) (9.83) (65,985) (54.64)
20 Kalbar 14,863 14,249 10,578 (4,285) (28.83) (3,671) (25.76)
21 Kalteng 9,640 12,789 8,799 (841) (8.72) (3,990) (31.20)
22 Kalsel 17,913 36,740 21,414 3,501 19.54 (15,326) (41.71)
23 Kaltim 10,933 30,578 7,905 (3,028) (27.70) (22,673) (74.15)
24 Kaltara 2,851 7,478 1,643 (1,208) (42.37) (5,835) (78.03)
25 Sulut 25,705 60,310 25,228 (477) (1.86) (35,082) (58.17)
26 Sulteng 16,650 39,268 12,341 (4,309) (25.88) (26,927) (68.57)
27 Sulsel 71,681 71,722 67,624 (4,057) (5.66) (4,098) (5.71)
28 Sultra 25,740 28,926 21,812 (3,928) (15.26) (7,114) (24.59)
29 Gorontalo 1,434 4,236 606 (828) (57.74) (3,630) (85.69)
30 Sulbar 8,749 17,346 6,291 (2,458) (28.09) (11,055) (63.73)
31 Maluku 33,639 26,463 31,219 (2,420) (7.19) 4,756 17.97
32 Malut 30,674 34,257 27,946 (2,728) (8.89) (6,311) (18.42)
33 Pabar 13,101 10,311 10,681 (2,420) (18.47) 370 3.59
34 Papua 446,925 408,430 344,805 (102,120) (22.85) (63,625) (15.58)
2,297,634 2,444,000 2,083,654 (213,980) (9.31) (360,346) (14.74)Jumlah
No. Provinsi
ATAP
2015
Sasaran
2016
Prakiraan
2016
Capaian Prakiraan 2016 Thd
ATAP 2015 Sasaran 2016
Laporan Tahunan 2016
89 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 23
REALISASI KEGIATAN APBN TAHUN 2016
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
No. Provinsi Rencana Rencana
(Ha) (Ha) (%) (Ha) (Ha) (%)
1 Aceh 150,735 149,014 98.86 65,000 60,131 92.51
2 Sumut 91,548 86,302 94.27 100,000 88,440 88.44
3 Sumbar 45,100 45,100 100.00 51,700 46,067 89.10
4 Riau 26,571 26,058 98.07 9,339 7,890 84.48
5 Jambi 42,250 39,539 93.58 18,000 8,726 48.48
6 Sumsel 134,170 134,170 100.00 66,985 62,606 93.46
7 Bengkulu 39,115 21,097 53.94 27,738 12,697 45.77
8 Lampung 135,708 135,708 100.00 98,335 93,871 95.46
9 Kep. Babel 1,651 1,651 100.00 - - -
10 Kep. Riau - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jabar 375,983 372,886 99.18 86,084 89,891 104.42
13 Jateng 107,220 107,220 100.00 50,277 53,312 106.04
14 DIY - - - - - -
15 Jatim 92,691 92,691 100.00 129,159 89,271 69.12
16 Banten 95,491 95,491 100.00 17,112 8,973 -
17 Bali 22,160 22,160 100.00 7,831 6,775 86.52
18 NTB 47,675 47,675 100.00 112,420 111,426 99.12
19 NTT 82,712 78,981 95.49 106,500 98,500 92.49
20 Kalbar 82,975 81,975 98.79 13,390 7,750 57.88
21 Kalteng 72,740 68,907 94.73 6,822 6,790 99.53
22 Kalsel 50,326 50,326 100.00 23,770 14,965 62.96
23 Kaltim 12,000 12,000 100.00 11,215 8,657 77.19
24 Kaltara 2,800 2,500 89.29 3,000 1,552 51.73
25 Sulut 52,310 52,291 99.96 175,000 172,928 98.82
26 Sulteng 66,582 66,577 99.99 48,422 41,598 85.91
27 Sulsel 209,310 209,078 99.89 250,000 243,026 97.21
28 Sultra 52,672 51,986 98.70 30,000 13,318 44.39
29 Gorontalo 24,460 24,430 99.88 86,561 86,561 100.00
30 Sulbar 34,470 34,390 99.77 84,000 84,000 100.00
31 Maluku 14,500 14,500 100.00 8,650 4,817 55.69
32 Malut 11,200 5,090 45.45 8,000 2,636 32.95
33 Pabar 5,790 5,740 99.14 1,000 1,000 100.00
34 Papua 19,140 19,140 100.00 1,700 1,500 88.24
2,202,054 2,154,673 97.85 1,698,010 1,529,674 90.09
Penerapan Budidaya Padi Penerapan Budidaya Jagung
Realisasi Realisasi
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
90 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 23 (lanjutan)
REALISASI KEGIATAN APBN TAHUN 2016
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
No. Provinsi Rencana Rencana
(Ha) (Ha) (%) (Ha) (Ha) (%)
1 Aceh 15,008 13,878 92.47 - - -
2 Sumut 7,315 2,418 33.05 1,917 1,328 69.27
3 Sumbar - - - - - -
4 Riau 2,945 2,760 93.72 - - -
5 Jambi 9,267 8,797 94.93 - - -
6 Sumsel 17,616 14,585 82.79 3,188 1,170 36.70
7 Bengkulu 1,519 909 59.84 411 250 60.83
8 Lampung 4,557 4,251 93.29 3,100 3,100 100.00
9 Kep. Babel - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jabar 37,109 36,435 98.18 2,475 2,349 94.91
13 Jateng 36,772 35,621 96.87 3,832 1,394 36.38
14 DIY 3,348 3,348 100.00 - - -
15 Jatim 93,566 93,566 100.00 2,000 1,380 69.00
16 Banten 7,655 7,541 98.51 - - -
17 Bali 4,050 3,890 96.05 - - -
18 NTB 47,580 46,585 97.91 - - -
19 NTT 8,925 6,400 71.71 - - -
20 Kalbar 800 324 40.50 - - -
21 Kalteng 4,450 3,660 82.24 - - -
22 Kalsel 19,115 17,501 91.56 - - -
23 Kaltim 2,560 2,238 87.42 - - -
24 Kaltara 1,050 1,044 - 500 500 100.00
25 Sulut 15,700 15,321 97.59 - - -
26 Sulteng 7,772 4,006 51.54 - - -
27 Sulsel 24,011 15,949 66.42 - - -
28 Sultra 8,046 5,042 62.66 - - -
29 Gorontalo 2,393 2,309 96.49 - - -
30 Sulbar 1,397 768 54.97 - - -
31 Maluku 2,045 1,080 52.82 - - -
32 Malut 1,050 645 61.43 - - -
33 Pabar 2,950 2,862 97.02 - - -
34 Papua 2,445 1,686 68.96 - - -
393,016 355,419 90.43 17,423 11,471 65.84
Penerapan Budidaya Kedelai Pengelolaan Produksi Ubi Kayu
Realisasi Realisasi
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
91 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 23 (lanjutan)
REALISASI KEGIATAN APBN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Rencana Rencana Rencana
(Ha) (Ha) (%) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (Ha) (%)
1 Aceh 16 14 87.50 540 295 54.63 80 60 75.00
2 Sumut 20 14 70.00 460 460 100.00 - - -
3 Sumbar 19 19 100.00 600 432 72.00 50 28 56.00
4 Riau 13 12 92.31 250 216 86.40 50 24 48.00
5 Jambi 22 11 47.73 250 250 100.00 20 20 100.00
6 Sumsel 9 9 100.00 320 320 100.00 100 10 10.00
7 Bengkulu 6 4 66.67 250 200 80.00 20 20 100.00
8 Lampung 22 21 95.45 540 490 90.74 30 30 100.00
9 Kep. Babel 5 - - - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - - - - -
11 DKI Jakarta 10 - - - - - - - -
12 Jabar 38 32 84.21 495 495 100.00 40 40 100.00
13 Jateng 13 10 76.92 467 467 100.00 - - -
14 DIY 8 7 87.50 24 24 100.00 - - -
15 Jatim 36 28 77.78 510 510 100.00 50 50 100.00
16 Banten 14 2 14.29 170 170 100.00 20 20 100.00
17 Bali 8 8 100.00 32 32 100.00 - - -
18 NTB 40 25 62.50 - - - 30 30 100.00
19 NTT 14 12 85.71 339 339 99.90 20 20 100.00
20 Kalbar 19 16 84.21 - - - - - -
21 Kalteng 6 3 50.00 291 153 52.58 90 60 66.67
22 Kalsel 18 6 33.33 139 139 100.00 110 80 72.73
23 Kaltim 7 7 100.00 260 260 100.00 10 10 100.00
24 Kaltara - - - - - - - - -
25 Sulut 14 - - 280 280 100.00 100 100 100.00
26 Sulteng 18 15 83.33 300 300 100.00 30 30 100.00
27 Sulsel 43 34 79.07 - - - 70 70 100.00
28 Sultra 23 18 78.26 167 20 12.00 20 10 50.00
29 Gorontalo 17 17 100.00 200 186 93.00 100 100 100.00
30 Sulbar 2 2 100.00 220 220 100.00 20 20 100.00
31 Maluku 11 8 72.73 - - - - - -
32 Malut 14 2 14.29 - - - 90 50 55.56
33 Pabar 6 2 33.33 150 50 33.33 20 20 -
34 Papua 13 11 84.62 180 180 100.00 20 20 100.00
524 369 70.32 7,434 6,488 87.28 1,190 922 77.48
Perbanyakan Benih Sumber Penguatan Desa Mandiri BenihPengembangan Desa
Mandiri BenihNo. Provinsi
Realisasi Realisasi Realisasi
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
92 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 23 (lanjutan)
REALISASI KEGIATAN APBN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Kontrak Kontrak
(Unit) (Unit) (%) (Unit) (Unit) (%)
1 Aceh - - - - - -
2 Sumut - - - - - -
3 Sumbar - - - - - -
4 Riau - - - - - -
5 Jambi - - - - - -
6 Sumsel - - - 18 18 100.00
7 Bengkulu - - - - - -
8 Lampung - - - 93 11 11.87
9 Kep. Babel - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - -
12 Jabar - - - 223 207 92.92
13 Jateng 500 500 100.00 376 361 96.02
14 DIY - - - - - -
15 Jatim - - - 744 739 99.31
16 Banten - - - - - -
17 Bali - - - 1 1 100.00
18 NTB - - - 29 29 100.00
19 NTT - - - 109 94 86.28
20 Kalbar - - - - - -
21 Kalteng - - - - - -
22 Kalsel - - - 69 69 100.00
23 Kaltim - - - - - -
24 Kaltara - - - - - -
25 Sulut - - - - - -
26 Sulteng - - - - - -
27 Sulsel 1,361 804 59.06 264 251 94.89
28 Sultra - - - 68 68 99.73
29 Gorontalo - - - 155 155 100.00
30 Sulbar 20 20 100.00 - - -
31 Maluku - - - - - -
32 Malut - - - - - -
33 Pabar - - - - - -
34 Papua - - - - - -
1,881 1,324 70.38 2,150 2,003 93.19
Bantuan Benih Padi Inbrida
DIPA PusatNo. Provinsi
Bantuan Benih Jagung Hibrida
DIPA Pusat
RealisasiRealisasi
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
93 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 23 (lanjutan)
REALISASI KEGIATAN APBN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
No. Provinsi Rencana Rencana Rencana
(Ha) (Ha) (%) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (Ha) (%)
1 Aceh 675 675 100.00 15 - - 30 20 66.67
2 Sumut 500 500 100.00 15 15 100.00 - - -
3 Sumbar 750 725 96.67 30 30 100.00 - - -
4 Riau 125 75 60.00 - - - - - -
5 Jambi 250 250 100.00 - - - - - -
6 Sumsel 500 500 100.00 - - - - - -
7 Bengkulu 125 125 100.00 - - - - - -
8 Lampung 450 450 100.00 - - - - - -
9 Kep. Babel 50 50 100.00 - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jabar 1,125 1,125 100.00 45 45 100.00 30 30 100.00
13 Jateng 1,250 1,250 100.00 45 45 100.00 20 20 100.00
14 DIY 250 250 100.00 - - - 10 10 100.00
15 Jatim 1,250 1,250 100.00 60 60 100.00 50 50 100.00
16 Banten 475 475 100.00 30 30 100.00 - - -
17 Bali 375 375 100.00 - - - - - -
18 NTB 250 250 100.00 30 30 100.00 30 30 100.00
19 NTT 250 225 90.00 15 15 100.00 - - -
20 Kalbar 500 500 100.00 - - - - - -
21 Kalteng 200 175 87.50 - - - - - -
22 Kalsel 500 500 100.00 15 15 100.00 - - -
23 Kaltim 375 275 73.33 - - - - - -
24 Kaltara - - - - - - - - -
25 Sulut 375 375 100.00 30 30 100.00 - - -
26 Sulteng 500 500 100.00 15 15 100.00 - - -
27 Sulsel 1,250 1,200 96.00 30 30 100.00 20 20 100.00
28 Sultra 450 375 83.33 45 15 33.33 20 10 50.00
29 Gorontalo 125 125 100.00 30 30 100.00 - - -
30 Sulbar 500 500 100.00 15 15 100.00 - - -
31 Maluku 125 75 60.00 - - - - - -
32 Malut 100 100 100.00 - - - - - -
33 Pabar 125 125 100.00 - - - - - -
34 Papua 125 100 80.00 - - - - - -
13,900 13,475 96.94 465 420 90.32 210 190 90.48
PPPHT Padi PPPHT Jagung PPPHT Kedelai
Realisasi Realisasi Realisasi
Jumlah
Laporan Tahunan 2016
94 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 23 (lanjutan)
REALISASI KEGIATAN APBN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
No. Provinsi Rencana Rencana Rencana
(Ha) (Ha) (%) (Kali) (Kali) (%) (Unit) (Unit) (%)
1 Aceh 10 10 100.00 50 33 66.00 1,101 1,086 98.64
2 Sumut 10 10 100.00 44 22 50.00 1,489 1,479 99.33
3 Sumbar 30 30 100.00 22 22 100.00 220 180 -
4 Riau - - - 10 7 70.00 403 388 96.28
5 Jambi 10 10 100.00 10 4 40.00 443 431 97.29
6 Sumsel 20 20 100.00 20 13 65.00 1,543 1,523 98.70
7 Bengkulu - - - 20 12 60.00 355 358 100.85
8 Lampung 20 20 100.00 16 16 100.00 1,464 1,463 99.93
9 Kep. Babel - - - 8 5 62.50 86 76 -
10 Kep. Riau - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - -
12 Jabar 30 20 66.67 54 22 40.74 1,597 1,571 98.37
13 Jateng 30 30 100.00 40 40 100.00 1,678 1,653 98.51
14 DIY 20 20 100.00 20 12 60.00 107 107 100.00
15 Jatim 30 30 100.00 26 24 92.31 3,483 3,472 99.68
16 Banten 20 20 100.00 34 24 70.59 447 432 96.64
17 Bali - - - 5 5 100.00 220 210 95.45
18 NTB 20 20 100.00 21 13 61.90 1,565 1,555 99.36
19 NTT - - - 19 9 47.37 722 712 98.61
20 Kalbar - - - 12 12 100.00 390 380 97.44
21 Kalteng - - - 5 5 100.00 317 307 96.85
22 Kalsel - - - 33 12 36.36 1,300 1,300 100.00
23 Kaltim - - - 12 12 100.00 346 336 97.11
24 Kaltara - - - - - - 60 50 -
25 Sulut - - - 9 9 100.00 1,156 1,151 99.57
26 Sulteng 10 10 100.00 45 29 64.44 635 619 97.48
27 Sulsel 30 20 66.67 36 34 94.44 2,295 2,279 99.30
28 Sultra 20 20 100.00 50 34 68.00 543 533 98.16
29 Gorontalo - - - 24 17 70.83 617 597 96.76
30 Sulbar - - - 16 13 81.25 600 580 96.67
31 Maluku 10 - - 32 26 81.25 344 334 97.09
32 Malut - - - 23 21 91.30 367 356 97.00
33 Pabar - - - 7 7 100.00 203 203 100.00
34 Papua - - - 12 10 83.33 248 244 98.39
35 Pusat - - - - - - 646 564 87.31
320 290 90.63 735 524 71.29 26,990 26,529 98.29 Jumlah
PPDPI Gerakan Pengendalian OPT Sarana Pascapanen dan Pengolahan
Realisasi Realisasi Realisasi
Laporan Tahunan 2016
95 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 24
REALISASI PENJUALAN BENIH BERSUBSIDI TAHUN 2016
No. Provinsi Rencana Rencana Rencana
(Ton) (Ton) (%) (Ton) (Ton) (%) (Ton) (Ton) (%)
1 Aceh 5,000 2,000 40.00 75 - - 100 - -
2 Sumut 7,500 1,970 26.26 225 30 13.25 15 - -
3 Sumbar 1,875 360 19.22 - - - 5 - -
4 Riau 375 148 39.44 - - - 5 - -
5 Jambi 1,000 103 10.26 - - - 17 - -
6 Sumsel 5,000 1,034 20.67 23 11 46.93 2 - -
7 Bengkulu 375 103 27.57 30 - - 8 - -
8 Lampung 5,000 1,930 38.59 225 77 34.32 5 - -
9 Kep. Babel - - - - - - - - -
10 Kep. Riau - - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jabar 7,500 5,376 71.68 263 28 10.83 100 - -
13 Jateng 13,750 9,860 71.71 300 110 36.66 400 30 7.50
14 DIY 313 306 97.97 38 19 49.48 130 12 9.42
15 Jatim 17,500 9,166 52.37 375 278 74.21 850 184 21.69
16 Banten 5,375 2,271 42.25 - - - 43 - -
17 Bali 463 345 74.67 15 1 4.00 25 8 32.72
18 NTB 2,750 2,375 86.35 263 164 62.34 450 376 83.61
19 NTT 2,375 - - 15 - - 8 - -
20 Kalbar 3,750 50 1.32 - - - 9 - -
21 Kalteng 1,875 108 5.75 - - - 5 - -
22 Kalsel 3,750 1,157 30.86 15 1 4.47 14 1 9.26
23 Kaltim 213 195 91.93 - - - 5 - -
24 Kaltara 138 - - - - - - - -
25 Sulut - - - - - - - - -
26 Sulteng 563 227 40.32 - - - 30 - -
27 Sulsel 7,000 2,976 42.52 375 2 0.53 225 - -
28 Sultra 1,500 - - - - - 13 - -
29 Gorontalo 875 318 36.34 - - - 9 - -
30 Sulbar 1,000 175 17.46 - - - 9 - -
31 Maluku 288 71 24.56 15 - - 1 - -
32 Malut 25 - - - - - 5 - -
33 Pabar 125 - - - - - 2 - -
34 Papua 250 96 38.28 - - - 15 - -
97,500 42,718 43.81 2,250 720 31.99 2,500 612 24.49
Benih Padi Inbrida
Realisasi
Jumlah
Benih Padi Hibrida
Realisasi
Benih Kedelai
Realisasi
Laporan Tahunan 2016
96 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Lampiran 25
REALISASI SERAPAN ANGGARAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2016
Pagu Self Blocking
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (%)
1 Aceh 261.957.030 59.555.092 199.307.914 98,47
2 Sumut 390.111.021 147.794.476 232.343.552 95,88
3 Sumbar 131.958.877 62.959.597 66.090.420 95,78
4 Riau 79.089.751 41.515.944 34.816.404 92,66
5 Jambi 106.824.617 26.707.428 78.657.593 98,18
6 Sumsel 470.741.571 168.626.030 297.994.824 98,64
7 Bengkulu 96.127.618 54.979.503 37.638.567 91,47
8 Lampung 365.524.775 62.058.742 301.887.354 99,48
9 Kep. Babel 14.964.435 4.712.309 8.409.439 82,03
10 Kep. Riau 832.404 353.380 438.328 91,50
11 DKI Jakarta 980.180 121.930 784.158 91,37
12 Jabar 486.007.867 139.342.870 343.623.263 99,12
13 Jateng 327.614.138 83.349.491 238.597.665 97,68
14 DIY 20.745.347 7.721.916 12.952.893 99,46
15 Jatim 838.866.410 378.159.212 444.655.294 96,52
16 Banten 117.669.193 31.059.468 86.030.785 99,33
17 Bali 51.808.044 21.521.112 29.728.450 98,16
18 NTB 322.233.855 91.500.373 227.677.467 98,68
19 NTT 230.977.581 82.317.471 142.866.577 96,10
20 Kalbar 300.940.040 96.494.298 195.046.207 95,40
21 Kalteng 112.633.123 26.368.718 84.789.122 98,29
22 Kalsel 203.936.592 89.693.008 113.889.373 99,69
23 Kaltim 65.600.887 37.778.822 24.439.554 87,84
24 Kaltara 25.486.173 12.915.024 12.012.309 95,55
25 Sulut 321.594.784 101.803.074 216.232.445 98,38
26 Sulteng 204.721.716 58.112.384 134.012.602 91,41
27 Sulsel 590.041.811 179.488.832 405.781.527 98,84
28 Sultra 152.156.272 66.733.552 85.126.671 99,65
29 Gorontalo 166.333.695 43.084.902 121.364.369 98,47
30 Sulbar 190.611.681 71.029.078 115.814.796 96,85
31 Maluku 76.499.302 16.850.489 59.058.016 99,01
32 Malut 79.713.801 19.600.609 59.029.606 98,20
33 Pabar 53.634.345 7.073.026 45.951.565 98,69
34 Papua 69.905.484 14.486.280 54.014.945 97,47
6.928.844.420 2.305.868.439 4.519.836.794 97,77
35 Pusat (Ditjen TP) 649.979.093 454.674.927 185.984.318 95,23
36 UPT Pusat 28.362.343 3.602.681 24.345.680 98,33
- BBPPMBTPH Cimanggis 10.000.000 1.025.819 8.861.420 98,74
- BBPOPT Jatisari 18.362.343 2.576.862 15.484.260 98,09
678.341.436 458.277.608 210.329.998 95,58
7.607.185.856 2.764.146.047 4.730.166.792 97,67
Jumlah Daerah (I)
Jumlah Daerah (II)
Jumlah
No. ProvinsiRealisasi