212278216-makalah-mikro
DESCRIPTION
212278216-MAKALAH-MIKROTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran sangat kecil dan
hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme dapat berinteraksi dengan
organisme lain dengan cara yang menguntungkan atau merugikan (Akhiarif 2011). Interaksi
mikroorganisme dengan bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan. Selain
itu, interaksi mikroorganisme semacam bakteri, jamur dan cendawan dalam bahan pangan juga
dapat mengakibatkan kerusakan atau pembusukan (Afrianti 2004).
Menurut Fardiaz (1989) faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme
antara lain meliputi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, faktor proses, dan faktor implisit. Faktor
intrinsik meliputi pH, aktivitas air (activity of water, aw), kemampuan mengoksidasi-reduksi
(redoxpotential, Eh), kandungan nutrien, bahan antimikroba, dan struktur bahan makanan. Faktor
ekstrinsik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah suhu penyimpanan,
kelembaban, tekanan gas (O2), cahaya dan pengaruh sinar ultraviolet.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Dan Apa Saja Faktor Ekstrinsik Dan Intrinsik Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahuiBagaimana dan apa saja Faktor ekstrinsik dan intrinsik yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam bahan pangan dapat bersifat
fisik dan kimia atau biologis. Faktor – faktor tersebut meliputi :
a. Faktor intrinsik , merupakan sifat – sifat fisik, kimia , dan stuktur yang dimiliki oleh bahan
pangan itu sendiri .
b. Faktor ekstrinsik yaitu kondisi lingkungan pada penanganan dan penyimpanan bahan pangan
, seperti suhu kelembaban , susunan gas di atmosfir .
c. Faktor implisit yang merupakan sifat – sifat yang dimiliki oleh mikroba itu sendiri . Faktor ini
sangat dipengaruhi oleh susunan biotik mikroba dalam bahan pangan .
d. Faktor pengolahan , karena perubahan mikroba awal sebagai akibat pengolahan bahan
pangan ( misalnya pemanasan , pendinginan , irradiasi , penambahan bahan pengawet ) .
Berikut merupakan uraian mengenai faktor intrinsik dan ekstrinsik pertumbuhan mikroba :
2.2 FAKTOR INSTRINSIK
1. Nilai Ph
Hampir semua mikroba tumbuh pada tingkat pH yang berbeda. Sebagian besar bakteri tumbuh
pada pH dibawah 5,0 dan diatas 8,0 bakteri tidak dapat tumbuh dengan baik. Sebaliknya, khamir
menyukai pH 4,0-5,0 dan dapat tumbuh pada kisaran pH 2,5 - 8,5. Oleh karena itu khamir dapat
tumbuh pada pH rendah dimana pertumbuhan bakteri terhambat. Untuk pertumbuhan kapang
memerlukan pH optimum antara 5,0 - 7,0 tetapi seperti halnya khamir, kapang masih dapat hidup
kisaran pH yang luas, yaitu antara pH 3,0 - 8,5.
Contohnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Mikrobia pH minimum pH maksimum
Bakteri :
Escherichia coli
Salmonella typhi
Streptococcus lactis
4,4
4,5
4,3 – 4,8
9,0
8,0
2
Lactobacillus spp.
Thiobacillus thiooxidans
3 0
< 1,0
7,2
9,8
Jamur 1,5 – 2,0 11,0
Yeast 1,5 8,0 – 8,5
Fungi :
Acontium velatum 0,2 – 0,7 7,0
2. Aktivitas air (Aw)
Pertumbuhan dan metabolisme mikroba memerlukan air dalam bentuk yang tersedia. Air yang
dimaksudkan adalah air bebas atau air yag tidak terikat dalam bentuk ikatan dengan komonen-
komponen penyusun bahan pangan lain. Oleh karena itu, besarnya kadar air suatu bahan pangan
bukan merupakan parameter yang tepat untuk menggambarkan aktivits mikroba pada bahan
pangan. Aktiviitas kimia air atau sering diistilahkan aktivitas air ( water activity = aw ) merupakan
parameter yang lebih tepat untuk mengukur aktivitas mikroba pada bahan pangan.
3. Kandungan Nutrisi
Fungsi utama nutrisi adalah sebagai sumber energi, bahan pembentuk sel, dan aseptor
electron di dalam aksi yang menghasilkan energi. Nutrisi yang diperlukan oleh mikroba meliputi air,
sumber energi, sumber karbon, sumber nitrogen, sumber aseptor electron, sumber mineral, dan
faktor tumbuh.
Air dibutuhkan oleh mikrobia dalam jumlah yang cukup bagi terjadinya reaksi biokimia dan
enzimatis pada proses metabolismenya. Jamur merupakan mikrobia yang paling sedikit
membutuhkan air untuk pertumbuhannya, diikuti dengan yeast, bakteri Gram negatif, dan bakteri
Gram positif.
Mikrobia menggunakan senyawa gula, alkohol dan asam amino sebagai sumber energi.
Beberapa mikrobia mampu menggunakan karbohidrat kompleks seperti pati dan selulosa sebagai
sumber energi dengan terlebih dahulu mendegradasi senyawa kompleks tersebut menjadi senyawa
yang lebih sederhana. Lemak juga digunakan oleh sebagian kecil mikrobia sebagai sumber energi.
Sumber nitrogen utama bagi mikrobia heterotropik adalah asam amino. Beberapa mikrobia
mampu menggunakan nukleotida dan asam amino bebas, sedangkan mikrobia yang lain mampu
menggunakan peptida dan protein sebagai sumber nitrogen. Secara umum, senyawa sederhana
seperti asam amino digunakan oleh sebagian besar mikrobia sebagai sumber nitrogen.
3
Mikrobia juga membutuhkan vitamin B dalam jumlah kecil yang diperoleh dari bahan
pangan tempat tumbuhnya. Secara umum, bakteri Gram positif membutuhkan vitamin B lebih
banyak, yang berasal dari bahan pangan supaya dapat tumbuh dengan baik karena mikrobia
tersebut tidak mampu mensintesis vitamin B dalam jumlah yang cukup. Bakteri Gram negatif dan
jamur mampu mensintesis vitamin B dalam jumlah yangcukup sehingga kedua mikrobia tersebut
mampu tumbuh pada bahan pangan dengan kandungan vitamin B sedikit seperti buah-buahan.
Buah-buahan mempunyai kandungan vitamin B yang rendah, pH rendah, dan Eh positif sehingga
lebih mudah ditumbuhi oleh jamur daripada bakteri.
2.3 Faktor Ekstrinsik
1. Suhu / Temperatur
Suhu merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan pertumbuhan
mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan :
a. Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat.
Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan menurun dan
pertumbuhan diperlambat.
b. Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti,
kompenen sel menjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.
Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme
digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan terhenti.
b. Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan optimum.
(Disebut juga suhu inkubasi)
c. Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhan tidak terjadi.
Sehubungan dengan penggolongan suhu di atas, maka mikroba digolongkan menjadi :
Tabel Penggolongan bakteri menurut suhu
Kelompok Suhu Minimum Suhu Optimum Suhu Maksimum
Psikrofil - 15o C. 10o C. 20o C.
Contoh:
Alcaligenes
4
Pseudomonas
Streptococcus
Corynebacterium
Lactobacillus
Flavobacterium
Micrococcus
Streptomyces
Psikrotrof - 1o C. 25o C. 35o C.
Mesofil 5 – 10o C. 30 – 37o C. 40o C.
Contoh :
Sebagian besar mikrobia
(bakteri, jamur dan yeast)
Thermofil 40o C. 45 – 55o C. 60 – 80o C.
Contoh :
Bacillus dan Clostridium
Thermotrof 15o C. 42 – 46o C. 50o C.
Berdasarkan ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
a) Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada suhu 60oC selama
10-20 menit.
b) Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100oC selama 10 menit untuk mematikan
sel.
c) Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60oC selama 10-20 menit tapi kurang dari
100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.
2. Ketersediaan Oksigen
Mikroorganisme memiliki karakteristik sendiri-sendiri di dalam kebutuhannya akan oksigen.
Mikroorganisme dalam hal ini digolongkan menjadi :
Aerobik : hanya dapat tumbuh apabila ada oksigen bebas.
Anaerob : hanya dapat tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
Anaerob fakultatif : dapat tumbuh baik dengan atau tanpa oksigen bebas.
IV.Mikroaerofilik : dapat tumbuh apabila ada oksigen dalam jumlah kecil.
5
3. Kelembapan udara relatif (RH)
Kelembaban udara relative berhubungan dengan aktifitas air (aw). Pangan yang mempunyai
nilai aw rendah apabila ditempatkan pada lingkungan yang mempunyai kelembaban udara relative
tinggi akan mudah menyerap air. Semakin banyak air yang diserap akan meningkatkan nilai aw
sehingga pangan tersebut mudah dirusak oleh bakteri.
Bahan pangan yang disimpan pada RH rendah dapat mengalami kerusakan pada permukaannya
karena jamur, yeast dan bakteri tertentu. Misalnya daging utuh yang tidak dikemas dengan rapat dan
disimpan di refrigerator dapat mengalami kerusakan pada permukaan karena RH refrigerator yang tinggi
dan mikrobia aerob. Hal ini dapat dicegah dengan cara pengemasan yang tepat dan mengatur komposisi
gas tanpa harus menurunkan RH lingkungan.
4. Suplai Nutrisi
Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber
energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen,
oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan
sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian. Kondisi tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang
menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh
berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan lingkungan
bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar
pertumbuhannya terkendali.
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi dalam pertumbuhan mikroba juga ada faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikroba tersebut ada yang berasal dari dalam dan ada yang berasal dari luar miikroorganisme
tersebut , semua faktor faktor yang mempengaruhinya tersebut merupakan hal yang sangant
membantu mikroorganisme untuk menjalani hidupnya dan berkembang biak, namun dalam kondisi
tertentu juga faktor-faktor tersebut bisa menghambat perkembangan dan pertumbuhan atau hidup
mikroba tersebut.
7
Daftar Pustaka
Akhiarif. 2011. Definisi mikroorganisme. http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2121956-
definisi-mikroorganisme/#ixzz1MfMFrqJk. [17 Mar 2011]
Afrianti LH. 2004. Cara mengawetkan makanan.
http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0304/25/cakrawala/lainnya02.htm. [17 Mar 2011]
http://rachdie.blogsome.com/2006/10/14/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-mikroba/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18272/4/Chapter%20II.pdf
Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.
8