2.2 makanan jajanan
TRANSCRIPT
2.2. Makanan Jajanan
2.2.1. Definisi Makanan Jajanan
Makanan dalam ilmu kesehatan adalah setiap substrat yang dapat dipergunakan
untuk proses di dalam tubuh, terutama untuk membangun dan memperoleh tenaga
bagi kesehatan sel tubuh (Irianto, 2004). Makanan yang dikonsumsi biasanya
selain makanan pokok, ada juga makanan jajanan. Makanan jajanan menurut FAO
didefisinikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh
pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang
langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut
(Judarwanto, 2008). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 942/MENKES/SK/VII/2003, makanan jajanan adalah makanan dan minuman
yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan
sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa
boga, rumah makan atau restoran, dan hotel.
2.2.2. Jenis Makanan Jajanan
Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi dalam Mariana (2006),
jenis makanan jajanan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongam, yaitu
makanan jajanan yang berbentuk panganan, misalnya kue-kue kecil, pisang
goreng, kue putu, kue bugis dan sebagainya. Makanan jajanan yang diporsikan
(menu utama), seperti pecal, mie bakso, nasi goreng, mie goreng, mie rebus dan
sebagainya. Dan makanan jajanan yang berbentuk minuman, seperti es krem, es
campur, jus buah dan sebagainya. Selain itu penjualan dan penjaja makanan
jajanan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan, antara lain penjaja diam,
yaitu makanan yang di jual sepanjang hari pada warung-warung yang lokasinya
tetap di satu tempat. Penjaja setengah diam, yaitu mereka yang berjualan dengan
menetap di satu tempat pada waktu-waktu tertentu. Dan penjaja keliling, yaitu
mereka yang berjualan keliling dan tidak mempunyai tempat mangkal tertentu.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/MENKES/SK/VII/2003, pada pasal 2 disebutkan penjamah makanan jajanan
adalah orang yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan
makanan dan peralatannya sejak dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan,
pengangkutan sampai dengan penyajian. Penjamah makanan jajanan dalam
melakukan kegiatan pelayanan penanganan makanan jajanan harus memenuhi
persyaratan antara lain: tidak menderita penyakit mudah menular misalnya batuk,
pilek, influenza, diare, penyakit perut sejenisnya; menutup luka (pada luka
terbuka/ bisul atau luka lainnya); menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan
pakaian; memakai celemek, dan tutup kepala; mencuci tangan setiap kali hendak
menangani makanan; menjamah makanan harus memakai alat/ perlengkapan, atau
dengan alas tangan; tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga,
hidung, mulut atau bagian lainnya); tidak batuk atau bersin di hadapan makanan
jajanan yang disajikan dan atau tanpa menutup mulut atau hidung. Pada pasal 9
juga disebutkan bahwa makanan jajanan yang dijajakan harus dalam keadaan
terbungkus dan atau tertutup. Pembungkus yang digunakan dan atau tutup
makanan jajanan harus dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makanan.
2.2.3 Manfaat makanan jajanan
Kebiasaan jajan di sekolah sangat bermanfaat jika makanan yang dibeli itu
sudah memenuhi syarat-syarat kesehatan. Maanfaat tersebut antara lain:
1. Melengkapi atau menambah kebutuhan gizi anak
2. Mengisi kekosongan lambung, karena setiap 3-4 jam sesudah makan,
lambung mulai kosong.
3. Mendidik anak dalam memilih jajan menurut 4 sehat 5 sempurna
4. Mengenalkan berbagai jenis makanan jajanan akan menumbuhkan
kebiasaan penganekaragaman pangan sejak kecil (Yusuf, dkk, 2008)
2.2.4. Kerugian makanan jajanan
Irianto (2007) mengatakan jajan tidak hanya memiliki keuntungan namun
jajan yang terlalu sering dan menjadi kebiasaan akan berakibat negatif/ kerugian,
antara lain :
1. Nafsu makan menurun.
2. Makanan yang tidak higienis akan menimbulkan berbagai penyakit.
3. Salah satu penyebab terjadinya obesitas pada anak.
4. Kurang gizi sebab kandungan gizi pada jajanan belum tentu terjamin.
5. Pemborosan.
2.2.5. Kiat memilih makanan jajanan
Adapun kiat memilih pangan jajanan yang sehat dan aman menurut
Direktorat Perlindungan Konsumen dalam Yuliastuti (2012):
1. Hindari pangan yang dijual di tempat terbuka, kotor dan tercemar, tanpa
penutup dan tanpa kemasan
2. Beli pangan yang dijual ditempat bersih dan terlindung dari matahari, debu,
hujan, angin dan asap kendaraan bermotor. Pilih tempat yang bebas dari
serangga dan sampah.
3. Hindari pangan yang dibungkus dengan kertas bekas atau koran. Belilah
pangan yang dikemas dengan kertas, plastik atau kemasan lain yang bersih
dan aman.
4. Hindari pangan yang mengandung bahan pangan sintetis berlebihan atau
bahan tambahan pangan terlarang dan berbahaya. Biasanya pangan seperti itu
dijual dengan harga yang sangat murah.
5. Warna makanan atau minuman yang terlalu menyolok, besar kemungkinan
mengandung pewarna sintetis, jadi sebaiknya jangan dibeli.
6. Untuk rasa, jika terdapat rasa yang menyimpang, ada kemungkinan pangan
mengandung bahan berbahaya atau bahan tambahan pangan yang berlebihan.
Moertjipto dihapus
Kusnoputranto hapus
Irianto, Pekik, 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahraga. C.V Andi
Offset, Yogyakarta.
Judarwanto, 2008. Perilaku makan anak sekolah.
http://www.gizi.net/makalah/download. Diakses tanggal 5 Juni 2009.
Mariana, 2006. Perilaku Konsumsi Sarapan Pagi dan Makanan Jajanan Serta
Status Gizi Siswa SLTP Negeri 17 dan SLTP Perguruan Budi Satrya di
Kecamatan Medan Tembung Tahun 2006. Skripsi Gizi Kesehatan
Masyarakat, FKM USU.
Yusuf, L.dkk, 2008. Teknik Perencanaan Gizi Makanan. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta.
Yuliastuti, R., 2012. Skripsi Analisis Karakteristik Siswa, Karakteristik Orang
Tua dan Perilaku Konsumsi Jajanan Pada Siswa Siswi SDN Rambutan 04
Pagi Jakarta Timur Tahun 2011. Universitas Indonesia. Jakarta: 10.