2an

9
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Al-Qur’an merupakan sumber pertama dan utama dalam ajaran Islam, sebagai panduan hidup umat islam, al-Qur’an memiliki prinsip-prinsip ajaran yang sempurna dan universal. Konsekwensi logis dari pengakuan dan keyakinan tersebut, pesan-pesan yang terkandung di dalamnya berlaku dan relevan sepanjang zaman. Dalam upaya memahami al-Qur’an baik secara tekstual atau kontekstualnya diperlukan pemahaman tentang ulumul-Qur’an, apa hakikatnya, bagaimana memahaminya, apa fungsinya serta kapan sejarah penulisan ulumul-Qur’an itu mulai ada. B. Tujuan Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan pemahaman tentang ulumull-Qur’an dilihat dari segi ontologi, epistemologi, aksiologi dan sejarahnya serta dapat dijadikan materi dasar dalam diskusi perkuliahan ulumul-Qur’an. C. Metode Penulisan Makalah ini ditulis dengan metode studi literatur, yaitu dengan mengkaji berbagai buku sebagai sumber rujukan yang dipandang relevan. D. Pembatasan Masalah Sehubungan dengan tujuan di atas, maka pembahasannya dibatasi dengan rumusan sebagai berikut : 1. Apa pengertian ulum, al-Quran dan ulumul Qur’an itu ? 2. Apa yang menjadi objek kajian al-Qur’an itu ? 3. Bagaimanakah struktur al-Quran itu ? 4. Bagaimana cara memahami al-Qur’an itu ? 5. Apa kegunaan al-Qur’an sebagai ilmu untuk kehidupan manusia ? 6. Kapan penulisan ulumul-Quran itu dilajukan dan bagaimana sejarahnya? E. Sistematika Penulisan Makalah ini ditulis dan disajikan meliputi : latar belakang, tujuan, metodologi penulisan dan pembatasan masalah disajikan pada Bab I sebagai pendahuluan. Bab II menguraikan bahasan tentang pengertian ulumul-Qur’an, objek ulumul- Qur’an, struktur isi al-Qur’an, nama-nama dan sifat al-Qur’an, cara memahami al-Qur’an, kegunaan ulumul-Qur’an serta sejarah ulumul-Qur’an. Kesimpulan dan saran dituangkan pada Bab III. BAB II P E M B A H A S A N

Upload: breeze87

Post on 12-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dsfdtryty

TRANSCRIPT

BAB IP E N D A H U L U A N

A.Latar BelakangAl-Quran merupakan sumber pertama dan utama dalam ajaran Islam, sebagai panduan hidup umat islam, al-Quran memiliki prinsip-prinsip ajaran yang sempurna dan universal. Konsekwensi logis dari pengakuan dan keyakinan tersebut, pesan-pesan yang terkandung di dalamnya berlaku dan relevan sepanjang zaman.Dalam upaya memahami al-Quran baik secara tekstual atau kontekstualnya diperlukan pemahaman tentang ulumul-Quran, apa hakikatnya, bagaimana memahaminya, apa fungsinya sertakapan sejarah penulisan ulumul-Quran itu mulai ada.

B.TujuanPenulisan makalah ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi dan pemahaman tentang ulumull-Quran dilihat dari segi ontologi, epistemologi, aksiologi dan sejarahnya serta dapat dijadikan materi dasar dalam diskusi perkuliahan ulumul-Quran.

C.Metode PenulisanMakalah ini ditulis dengan metode studi literatur, yaitu dengan mengkaji berbagai buku sebagai sumber rujukan yang dipandang relevan.

D.Pembatasan MasalahSehubungan dengan tujuan di atas, maka pembahasannya dibatasi dengan rumusan sebagai berikut :1.Apa pengertian ulum, al-Quran dan ulumul Quran itu ?2.Apa yang menjadi objek kajian al-Quran itu ?3.Bagaimanakah struktur al-Quran itu ?4.Bagaimana cara memahami al-Quran itu ?5.Apa kegunaan al-Quran sebagai ilmu untuk kehidupan manusia ?6.Kapan penulisan ulumul-Quran itu dilajukan dan bagaimana sejarahnya?

E.Sistematika PenulisanMakalah ini ditulis dan disajikan meliputi : latar belakang, tujuan, metodologi penulisan dan pembatasan masalah disajikan pada Bab I sebagai pendahuluan.

Bab II menguraikan bahasan tentang pengertian ulumul-Quran, objek ulumul-Quran, struktur isi al-Quran, nama-nama dan sifat al-Quran, cara memahami al-Quran, kegunaan ulumul-Quran serta sejarah ulumul-Quran. Kesimpulan dan saran dituangkan pada Bab III.BAB IIP E M B A H A S A N

A.Pengertian Ulumul QuranKata ulum Quran tersusun dari dua kata secaraidhofi, yaitu terdiri darimudhofdanmudhof ilaih, kataulumdiidhofahkan padaal-Quran. Dari dua unsur kata tersebut maka didapat makna ulum dan al-Quran dan menjadi kalimatulumul-Quran.

1.Arti kata ulumKataulumsecara etimologi adalah merupakan jamak dariilmu,kata ilmu itu sendiri adalahmashdaryang mempunyai arti pengetahuan atau pemahaman.

2.Arti kata al-QuranSecara etimologi kata al-Quran merupakan mashdar dari kataqaraayang maknanya sama dengan kataqiraahyang berarti bacaan, kemudian diberi makna sebagaiisim mafulyaitumaqruyang artinya yang dibaca.Pemaknaan ini sebagaimana diisyaratkan dari QS. al-Alaq yang merupakan perintah kepada umat manusia untuk membaca (iqra), penamaannya termasuk katagoritasmiyah al-maful bil mashdar(penamaan isim maful dengan mashdar). Penamaan ini merujuk pada QS al-Qiyamah (75) ayat 17-18 :

Artinya:17. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. 18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu.

Dari segi terminologinya al-Quran di definisikan para pakar ushul fiqih, fiqih dan bahasa Arab adalah sebagai :Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang lapazh-lafazhnya mengandung mukjijat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf, mulai dari surat al-Fatihah (1) sampai akhir surat an-Nas (114)(Rosihon Anwar, 2007 : 34)

Definisi al-Quran yang dikemukakan para ulama yang maknanya mampu membedakan dengan definisi yang lain adalah : Artinya :Quran adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhamad saw. Yang pembacanya merupakan suatu ibadah`.

Untuk mendapatkan penjelasan Arti Quran secara istilah (etimologi), maka dikemukakan pengertian-pengertian sebagai berikut :

1.Definisi `kalam`(ucapan) merupakan kelompok jenis yang meliputi segala kalam. Dan dengan menghubungkannya dengan Allah( kalamullah )berarti tidak semua masuk dalam kalam manusia, jin dan malaikat.

2.Batasan dengan kata-kata(almunazzal)`yang diturunkan` maka tidak termasuk kalam Allah yang sudah khusus menjadi milik-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah :

`Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu `.(al-Kahfi: 109).

3.Batasan dengan definisi hanya`kepada Muhammad saw`tidak termasuk yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya seperti taurat, injil dan yang lain.4.Sedangkan batasan (al-muta'abbad bi tilawatihi) `yang pembacanya merupakan suatu ibadah` mengecualikan hadis ahad dan hadis-hadis qudsi .

Definisi yang dikemukakan Hatta Syamsuddin (2008 : 15), adalah : .Artinya :Kalam Allah yang bersifat mukjizat, yang diturunkan kepada Muhammad SAW, tertulis di mushaf , diriwayatkan secara mutawattir, dan membacanya adalah ibadah.

Al-Quran sebagai Kalamullah meliputi pengertian kalamNafsidan kalamLafzhi.Kalam Nafsi adalah kalam dalam pengertian abstrak, ada pada Zat (Diri) Allah, bersifatqadimdanazalitidak berubah oleh adanya perubahan ruang, waktu dan tempat, dengan demikian Kalamullah bukanlah makhluk. Sedangkan kalam Lafzhi dalam pengertian yang sebenarnya (hakikat), dapat ditilis, dibaca dan disuarakan oleh makhluqNya, yakni berupa al-Quran yang biasa dibaca sehari-hari oleh kaum muslimin, dengan demikian kalam Lafzhi bersifathadits(baru) dan termasuk makhluk.Al-Quran merupakan formulasi kalam Nafsi Allah ke dalam kalam Lafzhi dan menempatkannya di Lauh Mahfuzh, sebagaimana firman Allah yang tertuang dalam QS al-Buruj (85) ayat 21-22Artinya :21. Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia,22. yang(tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.

Setelah itu Allah mewahyukan kepada Malaikat Jibril untuk diturunkan ke Langit Dunia (Baitul Izzah) dengan penurunan yang sekaligus, setelah itu Jibril menurunkannya kepada Nabi Muhammad SAW. secara berangsur-angsur.Al-Quran diturunkan sebagai mukjizat dengan karena kejadiannya luar biasa, redaksinya indah dan akurat, banyak memberitakan hal ghaib dan memiliki isyarat keilmuan (ilmiah).

3.Arti Ulumul QuranKatau`lumjamak dari katai`lmu.i`lmuberartial-fahmu wal idraak(faham dan menguasai). Kemudian arti kata ini berubah menjadi permasalahan yang beraneka ragam yang disusun secara ilmiah.Ulumul Quran secara etimologi adalah ilmu-ilmu tentang al-Quran, ilmu dengan pengertian pembahasan-pembahasan yang berkaitan dengan al-Quran, adapun definisi al-Quran secara terminologi menurut Abu Syahbah, adalah :Sebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang berhubungan dengan al-Quran, mulai proses penurunan, urutan penulisan, penulisan, kodifikasi, cara membaca, penafsiran, kemukjizatan, nasikh-mansukh, muhkam-mutayabih, sampai pembahasan-pembahasan lain.(Rosihon Anwar, 2007 : 13)

Jadi, yang dimaksud denganu`lumul-Qu`ranialah ilmu yang membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan Al-Quran dari segi asbaabu nuzuul."sebab-sebab turunnya al-Qur`an", pengumpulan dan penertiban Qur`an, pengetahuan tentang surah-surah Mekah dan Madinah, An-Nasikh wal mansukh, Al-Muhkam wal Mutasyaabih dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Qur`an.Terkadang ilmu ini dinamakan jugaushuulu tafsir(dasar-dasar tafsir) karena yang dibahas berkaitan dengan beberapa masalah yang harus diketahui oleh seorang Mufassir sebagai sandaran dalam menafsirkan Qur`an .

B.Objek Ulumul-QuranObjek ulumul-Quran adalah al-Quran itu sendiridari seluruh segi-segi kitabtersebut yang meliputi persoalan turunnya, sanad, qiraat penafsirannya dan lain-lain. Sehubungan dengan hal tersebut Hatta Syamsudin (2008 : 6) mengamukakan bahwa :Objek Pembahasan Ulumul Qur'an dibagi menjadi tiga bagian besar :1.Sejarah & Perkembangan Ulumul Qur'anmeliputi :sejarah rintisan ulumul quran di masa Rasulullah SAW, Sahabat, Tabi'in, dan perkembangan selanjutnya lengkap dengan nama-nama ulama dan karangannya di bidang ulumul quran di setiap zaman dan tempat.2.Pengetahuan tentang Al-QuranMeliputi :Makna Quran, Karakteristik Al-Quran, Nama-nama al-Quran, Wahyu, Turunnya Al-Quran, Ayat Mekkah dan Madinah, Asbabun Nuzul, dst.3.Metodologi Penafsiran Al-QuranMeliputi :Pengertian Tafsir & Takwil, Syarat-syarat Mufassir dan Adab-adabnya, Sejarah & Perkembangan ilmu tafsir, Kaidah-kaidah dalam penafsiran Al-Quran, Muhkam & Mutasyabih, Aam & Khoos, Nasikh wa Mansukh, dst.

C.Struktur al-QuranStruktur naskah al-Quran terdiri atas 114 Surah (bab), 30 juz dan 6236 ayat menurut riwayat Hafsh, 6262 ayat menurut riwayat ad-Dur, 6214 menurut riwayat Warsy. Surah-surah dalam al-Quran terbagi atas surah-surah makiyah dan surah-surah madaniyah tergantung pada tempat dan waktu turun surah tersebut (di Mekah atau di Madinah, sebelum atau sesudah hijrah).1.Pembagian ayat-ayat al-Quran berdasarkan tempat turunnyaDilihat dari segi masa turunnya, al-Quran terbagi menjadi dua fase, yaitu makiyah danmadaniyah. Makiyah adalah ayat-ayat al-Quran yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW. hijrah ke Madinah, sedangkan madaniyah adalah yang diturunkannya sesudah Nabi Muhammad SAW. hijrah ke Madinah. Adapun yang membedakannya antara ayat-ayat makiyah dengan ayat-ayat madaniyah ialah :

a.Ayat-ayat makiyah pada umumnya pada umumnya pendek-pendek, sedangkan ayat-ayat madaniah panjang-panjang; surah Makiyah terdiri dari 19/30 dari isi al-Quran secara keseluruhan, 86 surah, 4780 ayat. Sedangkan surah Madaniyah terdiri dari 11/30 dari isi al-Quran secara keseluruhan, 28 surah dan jumlah ayatnya 1456. Juz ke-28 adalah ayatayat Madaniyah kecuali surah Mumtahanah berjumlah 137 ayat; dan juz ke-29 ayat-ayatnya Makiyah kecuali surah ad-Dahr berjumlah 431 ayat. Surah al-Anfal dan surah asy-syuara masing-masing merupakan setengah juz, terdiri dari 227 ayat Makiyah dan 75 ayat Madaniyah.

b.Dalam surah Makiyah terdapat perkataan yaa ayyuahannaas dan sedikit sekali menggunakan perkataan yaa ayyuhalladzina aamanu, tetapi dalam surah Madaniyah terdapat sebaliknya.

c.Ayat-ayat Makiyah secara umum mengandung hal-hal yang berhubungan dengan keimanan, ancaman dan pahala, kisah-kisah umat terdahulu yang mengandung pengajaran dan budi pekerti, sedangkan dalam ayat-ayat Madaniyah terdiri dari kandungan ayat yang berhubungan dengan masalah hukum.

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai perbedaan surah/ayat Makiyah dan Madaniyah, maka divisualisasikan melalui tabel berikut ini :

TABELPERBEDAAN SURAH, AYAT MAKIYAH DAN MADANIYAHAspek/SegiMakiyahMadaniyah

Panjang-pendeknya ayatAyatnya pendek-pendekAyatnya panjang-panjang

Jumlah Juz19/3011/30

Jumlah surah8628

Jumlah ayat47801456

Sasaran pembicaraanKata-katayaaayyuhannaasjumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan katayaa ayyuhalladziina aamanuKata-katayaa ayyuhalladziina aamanujumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan katayaaayyuhannaas

Kandungan ayathal-hal yang berhubungan dengan keimanan, ancaman dan pahala, kisah-kisah umat terdahulu yang mengandung pengajaran dan budi pekertiyang berhubungan dengan masalah hukum.

PERBEDAAN SURAHAYAT MAKIYAH DAN MADANIYAH(LANJUTAN)Aspek/SegiMakiyahMadaniyah

Waktu turunnyaSebelum hijrahSesudah hijrah

Tempat turunnyaMekah dan sekitarnya (Mina, Arafah, Hudaibiyah)Madinah dan sekitarnya (Uhud, Kuba, Sil)

2.Pembagian Al-Quran dilihat dari segi panjang-pendeknya surahSurah-surah yang terdapat dalam al-Quran apabila dilihat dari segi panjang-pendeknya dikelompokkan menjadi :a.Assabuththiwaal, maksudnya adalah tujuh surah yang panjang, yaitual-Baqarah, aliImran, an-Nisaa, al-Araf, al-Anam, al-Maidah dan surah Yunus.b.Al-Miuun, yaitu surah yang berisi kira-kira 100 ayat lebih, sepertiHud, Yusuf, Mumin, dll.c.Al-Mufashshal, termasuk katagori ini adalah kelompok surat-surat pendek, sepertiadh-Dhuha, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Naas, dll.

3.Pembagian al-Quran brdasarkan mushaf UtsmaniUntuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pembagian al-Quran berdasarkan mushaf Utsmani, dapat di lihat padalampiran 1 hal 26

4.Pembagian Al-Quran berdasarkan Juz, surah dan hizbDalam upaya mempermudah menghapal dan mengamalkan al-Quran, para sahabat berinisiatif mengadakan pembagian al-Quran menjadi , 1/3, 1/5, 1/7, 1/9 dan seterusnya, pembagian semacam ini tida ditulis dalam al-Quran. Namun pada masa Al-Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi dituliskan yang letaknya di sebelah pinggil al-Quran.Salah satu pembagian al-Quran ini dibagi menjadi 30 juz, 114 surah dan 60 hijb, tiap-tiap satu surah ditulis namanya dan ayat-ayatnya, kemudian tiap-tiap hizb ditulis di bagian pinggir yang menerangkan hizb pertama, hizb kedua dan seterusnya. Tiap-tiap hizb ditulis , dan . Pembagian seperti ini dipakai oleh ahli-ahli qiraat Mesir, karena atas dasar itulah percetakanAmiriyahmilik pemerintahan Mesir mencetak al-Quran sejak 1337 H hingga sekarang di bawah pengawasan guru-guru besar dan ulama-ulama dari Al-Azhar dan Arab Saudi.Al-Quran terdiri atas 114 surah dihimpun menjadi 30 juz yang terdiri dari 554 ruku, surah yang panjang terdiri dari beberapa ruku, sedangkan surah yang pendek hanya satu ruku. Tiap satu ruku diberi tanda dengan huruf ain.Al-Quran yang beredar di Indonesia strukturnya mengikuti pembagian di atas, seperti percetakan Cirebon, Bandung dan Tokyo.Pada bagian tengah al-Quran (Nishf al-Quran) terletak pada surah al-Kahfi ayat 19, persis pada lafazhwalyataththaf, sebagaimana terlihat pada teks al-Quran berikut ini :

D.Nama dan sifat al-Quran1.Nama-nama al-QuranAllah menamakan Quran dengan beberapa nama, diantaranya:

a.Qur`an `Al Qur`an ini memberikan petunjuk kepada yang lebih lurus`.( al-Israa:9)

b.Kitab `Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu`.(al-Anbiyaa: 10)

c.Furqan Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam`,(al-Furqan: 1)

d.Zikr `Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur`an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya`.( al-Hijr :9)

e.Tanzil Dansesungguhnya Al Qur`an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam`,(as-Syuaraa:192 ).

Penyebutan Al-Quran dan al-kitab lebih populer dari nama-nama yang lain.Ia dinamakan Quran karena ia`dibaca`dengan lisan, dan dinamakan al-kitab karena ia`ditulis`dengan pena. Kedua kata ini menunjukkan makna yang sesuai dengan kenyataannya`. Penamaan Quran dengan kedua nama ini memberikan isyarat bahwa selayaknyalah ia dipelihara dalam bentuk hafalan dan tulisan.

2.Sifat-sifat Al-Quran :

Allah telah melukiskan Quran dengan beberapa sifat, diantaranya ;a.Nur (cahaya ) : `Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang`.(an-nisaa : 174 )

b.Huda ( petunjuk ), Syifa` ( obat ), Rahmah ( rahmat ),dan Mauizah ( nasehat ) :

`Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman`.( Yunus : 57 ).

c.Mubin ( yang menerangkan ) : `Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan`.(al-Maidah :15 ).

Dan sifat-sifat yang lain sebagaimana disebutkan dalam banyak ayatnya, seperti : Mubarak ( yang diberkati ), Busyra ( kabar gembira ),`Aziz ( yang mulia ), Majid ( yang dihormati ), Basyr ( pembawa kabar gembira ).(Hatta Syamsuddin, 2008 :16-17)

E.Cara memahami al-QuranAl-Quran bukanlah buku panduan praktis, melainkan sekumpulan aturan prinsipil dan pundamental yang menuntut untuk dipahami, agar universalitasnya terbukti, karenanya diperlukan seperangkat metodologi pemahaman, untuk memahaminya itu dalam konteks al-Quran dikenal dengantafsir.Upaya memahami al-Quran telah terjadi sejak Rasulullah SAW. masih hidup, karena beliau adalahmubayyin al-Quran(al-mufassir al-awwal),seperti dijelaskan dalam (QS. Ibrahim: 4).

Artinya :Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.Sepeninggal Rasulullah, para sahabat dan tabiin juga menafsirkan al-Quran, bahkan berlangsung sampai sekarang yang dilakukan oleh mufassiriin yang memiliki kapasitas di bidangnya dan memenuhi syarat sebagai seorangmufassir.Dengan semakin berkembangnya isu global dan isu kemanusiaan, agaknya metode-metode tafsir kontemporer misalnya sosilologi, antropologi dan pendekatan historis layak untuk dikembangkan, guna membuktikan bahwa al-Quran selalu dapat berdialog dengan situasi dan kondisi apapun serta dimanapun(shalihun likulli zaman wa al-makan).Banyak ayat al-Quran mengharuskan umat manusia untuk meneliti, mengkaji dan mempelajari secara seksama tentang fenomena alam, karena fenomena alam merupakan manifestasi dari keagungan dan ke Maha Kuasaan Allah yang disebut ayat-ayat kauniyah, ayat-ayat tersebut perlu dieksplorasi dan diobservasi secara mendalam.Hasil eksplorasi dan observasiterhadap alam semesta ini, T.H. Thalhas (2008:3) mengungkapkan bahwa :Pada hakikatnya isi dan makna al-Quran adalah paling lengkap dan sempurna. Tidak ada satupun yang dialpakan dalam al-Quran. Berpijak pada posisi tersebut, maka dapat dipastikan bahwa isi dan makna al-Quran sangat mendalam, menyeluruh meluas mencakup berbagai hal dan masalah baik yang gaib maupun yang nyata. Al-Quran membicarakan begitu banyak subjek dan objek yang berbeda-beda tentang situasi dan informasi yang amat komplit. Informasi secara sistematik yang holistik dari semua temanya.Untuk mendapatkan gambaran lebih lanjut tentang kandungan makna al-Quran dalam kaitannya denganbidang-bidang ilmu pengetahuan dapat dilihat pada lampiran tabel (pesan dan petunjuk ayat-ayat al-Quran dalam bidang ilmu, (T.H. Thalhas, 2008 : 351)(lihat lampiran 2 halaman 34)