2.bab i

Upload: valuer

Post on 10-Jul-2015

76 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sesuai pasal 3 Undang-Undang No.12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.12 tahun 1994, NJOP adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli nilai jual obyek pajak yang ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis yang diketahui nilainya, atau nilai perolehan baru, atau nilai jual obyek pengganti. Dalam perkembangannya NJOP dapat dimanfaatkan sebagai nilai tunggal untuk berbagai kepentingan (single value for multipurpose). Selain untuk perpajakan, beberapa kepentingan yang saat ini telah memanfaatkan NJOP antara lain adalah untuk menghitung kompensasi ganti rugi dan penyusunan neraca asset daerah. Harapan bahwa NJOP dapat mencerminkan nilai pasar semakin tinggi, karena nilai pasar merupakan referensi utama dalam pengambilan keputusan strategis dalam bertransaksi atau untuk informasi manajemen.

1

2

Tata cara penentuan NJOP yang selama ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak untuk tanah adalah dengan melakukan pengelompokan atau klasifikasi. Klasifikasi bumi (tanah) dalam kaitannya dengan PBB adalah pengelompokan tanah menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman serta untuk memudahkan perhitungan pajak terutang. Undang-Undang No.12 tahun 1994 dalam penjelasan pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwa dalam menentukan klasifikasi bumi/tanah memperhatikan faktorfaktor letak, peruntukan, pemanfaatan, kondisi lingkungan dan lain-lain.

Pengelompokan ini secara spasial tertuang dalam peta Zona Nilai Tanah (ZNT), yaitu peta yang memuat sekelompok obyek pajak yang mempunyai Nilai Indikasi Rata-rata (NIR) sama atau hampir sama dalam satuan wilayah administrasi kelurahan/ desa. Salah satu sumber data nilai tanah dapat diperoleh dari informasi harga yang berasal dari notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Berdasarkan pengamatan penulis terhadap laporan bulanan Notaris PPAT ada kecenderungan nilai transaksi yang dilaporkan selama ini besarnya dibawah nilai transaksi sebenarnya. Kecenderungan ini mungkin bertujuan untuk meminimalisasi BPHTB yang harus dibayar, menekan biaya Notaris yang harus dibayar, atau mungkin untuk menekan Pajak Penghasilan yang harus dibayar karena tidak dapat dipungkiri lagi pada hakekatnya orang berusaha untuk terhindar dari pajak, baik dilakukan secara legal (tax avoidance) maupun secara ilegal (tax evasion). Berdasarkan SE-01/PJ.6/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Analisis Assessment Sales Ratio bahwa dalam rangka peningkatan akurasi dan kinerja PBB serta untuk mengukur potensi penerimaan PBB dan keperluan perpajakan lainnya. Salah satu alat

3

untuk menguji akurasi penentuan NJOP adalah dengan membandingkan besarnya NJOP bumi dengan nilai pasar yaitu dengan metode uji Assessment Sales Ratio. Studi Assessment Sales Ratio dapat memberi informasi umum apakah NJOP bumi yang ditetapkan lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai pasar dan informasi lainnya dari hasil intepretasi parameter standar Assessment Sales Ratio. Seperti yang kita ketahui bahwa nilai transaksi dalam laporan bulanan notaris besarnya cenderung di bawah nilai transaksi yang sebenarnya, untuk itu penulis akan membahasnya dalam sebuah laporan PKL dengan judul TINJAUAN ASSESSMENT SALES RATIO DI WILAYAH KERJA KPP PRATAMA JAKARTA PASAR MINGGU

BERDASARKAN LAPORAN BULANAN NOTARIS PPAT

B. Tujuan Penulisan Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan analisis Assessment Sales Ratio berdasarkan laporan bulanan notaris PPAT sebagai alat pengukur kinerja penilaian dalam rangka pengenaan PBB. 2. Mengetahui dan memberikan gambaran riil tingkat assessment ratio di wilayah yang diteliti sehingga diketahui apakah hasil rasio kurang baik atau di bawah standar yang ditentukan sehingga dapat dilakukan penyesuaian kembali terhadap penilaian sesuai dengan rasio yang ada.

4

3. Mengetahui tingkat keseragaman (uniformity) dan keadilan (equity) dalam pelaksanaan penilaian PBB antar property dan antar wilayah. 4. Melakukan analisis penyesuaian NIR untuk mengetahui tingkat perubahan kelas bagi NIR penyesuaian. 5. Bagi penulis, laporan PKL ini memberikan kesempatan untuk menerapkan teori yang diperoleh ke dalam praktik yang sesungguhnya di lapangan. 6. Diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

C. Pembatasan Masalah Untuk memudahkan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis membuat batasan masalah sehubungan dengan tinjauan pelaksanaan assessment sales ratio berdasarkan laporan bulanan notaris PPAT di KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu. Adapun batasan masalah tersebut antara lain : 1. Tinjauan dilakukan secara mendalam hanya pada wilayah kerja KPP

Pratama Jakarta Pasar Minggu terhadap laporan bulanan notaris PPAT yang melaporkan adanya transaksi jual beli secara wajar dan bukan merupakan peralihan hak karena waris dan lainnya. 2. Laporan Notaris PPAT yang digunakan dalam penelitian adalah laporan dari Notaris PPAT yang aktif melaporkan data transaksi jual beli properti, secara rutin tiap bulannya. Data yang termuat dalam laporan tersebut oleh penulis tidak disajikan secara lengkap, terutama mengenai nama baik

5

penjual maupun pembeli sebagai gantinya penulis mencamtumkan Nomor Objek Pajak (NOP) yang bisa digunakan sebagai sarana pengecekan alamat objek transaksi dengan perantara KP PBB yang bersangkutan apabila memang diperlukan untuk cross check lapangan. Akan tetapi

nama dari Notaris PPAT tersebut penulis cantumkan. Adapun nama-nama Notaris PPAT tersebut adalah Ida Sofia, Soeparna Saeran, Rismalena Kasri, Rusnaldy, Merryta Puteri, Risbert, Atika Rosalya, Sutjipto, Heru Warsito, Ruli Iskandar, Ronald Tuaradja, Siti Nur Dewi, Sri Haryati, dan lain-lain. 3. Laporan bulanan Notaris PPAT yang diteliti adalah laporan Notaris PPAT dalam tahun 2008 dengan pertimbangan data tersebut merupakan data transaksi yang digunakan untuk analisis NIR untuk ketetapan NJOP tahun 2009 dan dirasa masih up to date untuk dikaji.

D. Metode Pengumpulan Data Dalam penulisan laporan PKL ini penulis akan menggunakan beberapa metode penelitian untuk mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas yaitu : 1. Studi Kepustakaan Yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari buku-buku penilaian properti dan statistik, peraturan-peraturan yang terkait dengan permasalahan, serta

6

referensi-referensi lainnya seperti

makalah-makalah, majalah,

jurnal, dan

tesisl. Studi ini terutama diarahkan untuk memperoleh landasan teori untuk digunakan dalam analisis kasus. 2. Studi Lapangan Dalam studi lapangan ini diawali dengan pengumpulan data sekunder dari KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu berupa laporan bulanan Notaris PPAT. Berdasarkan data sekunder tersebut, dilakukan penelitian lapangan untuk mendapatkan data nilai transaksi yang sebenarnya dari beberapa objek yang diteliti kemudian dicocokkan dengan data sekunder yang diperoleh. 3. Wawancara Yaitu dengan melakukan wawancara baik secara langsung maupun tidak langsung dengan orang-orang atau pihak-pihak yang terkait dengan objek pembahasan laporan yang akan disusun.

E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, metodologi, dan sistematika penulisan.

7

BAB II LANDASAN KONSEP, DATA, DAN FAKTA Merupakan bab yang berisi uraian tentang teori yang digunakan dan konsepkonsep yang digunakan dalam penelitian. Dalam bab ini penulis juga menyajikan data dan fakta guna mendukung maupun memperjelas rangkaian penulisan. BAB III ANALISIS PEMBAHASAN Merupakan bab yang akan menguraikan analisis permasalahan yang telah dirumuskan. BAB IV KESIMPULAN Merupakan bab penutup yang akan menguraikan tentang simpulan dari analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dan sekaligus memuat saran-saran yang diperlukan berkaitan dengan masalah yang dirumuskan.