3. isi kwu
DESCRIPTION
kewirausahaanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Usaha photocopy atau juga ada yang menyebut fotokopi, merupakan usaha yang
cukup mampu bertahan dalam berbagai krisis, alasannya karena urusan administrasi, sekolah
dan pendidikan tidak mengenal krisis. Aktifitas melakukan fotokopi sudah seperti makanan
pokok bagi mahasiswa, pelajar, karyawan kantor baik swasta atau pemerintah. Dari sanalah,
bisnis tersebut mengantarkan seorang pengusaha yang saya kenal menjadi seseorang yang
berkecukupan dan kaya.
Usaha fotokopi merupakan usaha yang relatif mudah untuk dilakukan. Bukan hanya
karena mudah dalam pengerjaannya, tetapi modal yang diperlukan juga tidak terlalu besar.
Untuk membuka sebuah tempat usaha fotokopi, jumlah modal yang dibutuhkan hanya
berkisar 10-25 juta rupiah. Selain itu, peralatan untuk usaha ini juga tidak memakan banyak
biaya, karena biasanya hanya menyangkut alat tulis kantor (ATK) dan komputer jika
diperlukan.
Inilah mengapa usaha fotokopi masih berpeluang menguntungkan ke depan. Selain
karena dibutuhkan oleh banyak kalangan, usaha fotokopi ini dapat dikembangkan dengan
berbagai cara, seperti ditambah fasilitas rental komputer, warung internet (warnet), dan print.
I.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah:
1. Siapa pengusaha yang menjalani awal karirnya dari bisnis fotokopi?
2. Apa pemilihan strategi pemasaran dari bisnis fotokopi ini?
3. Apa saja strategi persaingan dalam menghadapi persaingan?
I.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis dalam membuat makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja yang
diperlukan dalam membangun usaha fotokopi, serta ikut memahami dengan harapan suatu
saat dapat menjadi kenyataan. Selain itu, makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
1
kewirausahaan. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
dan juga bagi pembaca sekalian.
BAB II
2
PROFIL PENGUSAHA
Chairul Tanjung lahir di Jakarta pada tanggal 16 Juni 1962. Orangtua Chairul Tanjung
bernama A.G Tanjung (Ayah) yang berketurunan Batak sedangkan ibunya bernama Halimah
adalah orang Sunda tepatnya Sukabumi.
Awalnya keluarga Chairul Tanjung adalah keluarga yang berlebih, ayahnya adalah
seorang wartawan di jaman Presiden Soekarno dan juga menerbitkan majalah lokal yang
oplahnya lumayan. Namun kemudian saat era Soeharto, surat kabar dari ayah Chairul
Tanjung dicurigai sebagai antek orde lama dan akhirnya dipaksa untuk tutup.
Dari sinilah perekonomian keluarganya menjadi berubah seratus delapan puluh
derajat. Rumah yang cukup luas yang didiami keluarganya terpaksa harus dijual untuk
membayar hutang dan memenuhi kebutuhan hidup. Akhirnya Chairul Tanjung bersama
saudara dan orang tuanya harus pindah ke kamar losmen yang sangat sempit.
Walau tengah dihimpit kesulitan ekonomi, namun ayah dan ibunya ingin anak-
anaknya mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Oleh karena itu saat Chairul lulus dari
SMA Boedi Oetomo pada tahun 1981, ia kemudian melanjutkan studinya di Kedokteran gigi
Universitas Indonesia. Chairul termasuk mahasiswa yang pandai. Ia sempat mendapat
penghargaan sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional pada tahun 1984-1985.
II.1. Kuliah Sambil Berbisnis
3
Untuk menopang uang sakunya yang jauh dari cukup, Chairul pun berkuliah sambil
berbisnis. Pada awalnya, ia memulai bisnis kecil-kecilan. Menurut penuturan Chairul, gedung
tua Fakultas Kedokteran UI dulu belum menggunakan lift. Dari lantai satu hingga lantai
empat masih menggunakan tangga. Lewat ruang kosong di bawah tangga ini, Chairul muda
melihat peluang yang bisa dimanfaatkannya untuk menghasilkan uang.
“Nah, kebetulan ada ruang kosong di bawah tangga. Saya lalu berpikir untuk bisa
memanfaatkannya sebagai tempat fotokopi. Tapi, masalahnya, saya tidak mempunyai mesin
fotokopi. Uang untuk membeli mesin fotokopi pun tidak ada,” tuturnya.
Dia pun lantas mencari akal dengan mengundang penyandang dana untuk
menyediakan mesin fotokopi dan membayar sewa tempat. Waktu itu ia hanya mendapat upah
dari usaha fotokopi sebesar Rp2,5 per lembar. “Sedikit ya. Tapi, karena itu daerah kampus,
dalam hal ini mahasiswa banyak yang fotokopi, maka jadilah keuntungan saya lumayan
besar,” katanya sambil melempar senyum. Dia bekerjasama dengan pemilik mesin fotokopi,
dan meletakkannya di tempat strategis yaitu di bawah tangga kampus.
Pada saat itu ada tugas dari dosen yang mengharuskan mahasiswanya untuk memiliki
lembaran essay praktikum. Maka, mau tak mau, semua mahasiswa harus memiliki salinan
dari essay tersebut. Keuntungan yang waktu itu ia dapat sebesar Rp 150. Beliau
memanfaatkan peluang yang ada, yaitu kebutuhan teman-teman akan lembaran fotokopi yang
kemudian ia lihat sebagai peluang bisnis.
Saat itu untuk membuat satu salinan kopi, dibutuhkan biaya sebesar Rp 500. Namun
jika membuat salinan dalam jumlah banyak sekaligus, bisa mendapatkan harga miring dari
tukang fotokopi, yaitu Rp 150 per essay. Dengan keadaan seperti itu, Chairul Tanjung
menawarkan harga Rp 300 kepada teman-temannya untuk satu lembar essay. Jelas saja hal ini
disambut baik oleh teman-temannya. Itulah kenapa beliau menyebut laba pertamanya sebesar
Rp 150.
Dari modal usaha itu, ia berhasil membuka sebuah toko peralatan kedokteran dan
laboratorium di daerah Senen Raya, Jakarta. Sayang, karena sifat sosialnya – yang sering
memberi fasilitas kepada rekan kuliah, serta sering mentraktir teman – usaha itu bangkrut.
Memang terbilang terjal jalan yang harus ditempuh Chairul Tanjung sebelum menjadi
orang sukses seperti sekarang ini. Kepiawaiannya membangun jaringan bisnis telah
memuluskan perjalanan bisnisnya. Salah satu kunci sukses dia adalah tidak tanggung-
tanggung dalam melangkah.
Walau ia harus membagi waktu antara kuliah dan berbisnis, namun Chairul bisa
menyelesaikan kuliahnya di kedokteran gigi dengan baik. Ia kemudian menyandang gelar
4
Sarjana kedokteran dibelakang namanya. Namun karena darah bisnis rupanya lebih kental, ia
kemudian memutuskan untuk menjemput rejeki dari bisnis bukan sebagai dokter gigi.
Chairul kemudian lebih memantapkan bisnisnya dengan mendirikan PT Pariarti
Shindutama bersama tiga temannya pada tahun 1987. Bisnis ini bermodalkan hutangan dari
bank Exim sebesar 150 juta. Perusahaan Chairul dan temennya ini memproduksi sepatu anak-
anak untuk diekspor. Mereka patut berbangga karena begitu mendirikan usaha ini mereka
langsung menerima orderan sebesar 160 ribu pasang sepatu dari Itali. Namun kemudian
Chairul memutuskan untuk berpisah dan mendirikan usaha sendiri karena ternyata ketiga
temannya memiliki visi yang berbeda dengan dirinya.
Chairul Tanjung kemudian mendirikan perusahaan sendiri yang bergerak dibidang
media yaitu mendirikan Trans TV. Chairul Tanjung sangat pandai dalam membangun
jaringan. Perusahaannya ini semakin maju dan akhirnya berhasil membuat suatu
konglomerasi yang kemudian diberi nama Para Group. Para Group sendiri kemudian
membagi tiga ladang usahanya yaitu di bidang keuangan, properti, multimedia.
Di bidang keuangan berkembang menjadi perusahaan seperti :
· Bank Mega Tbk
· Asuransi Umum Mega
· Asuransi Jiwa Mega Life
· Para Multifinance
· Mega Capital Indonesia
· Bank Mega Syariah
· Mega Finance
Di bidang Investasi, Para Group juga mengakuisisi Carefour Indonesia dimana
awalnya hanya memegang 40% saham namun kini Para Group memegang 100% saham
Carefour. Kemudian Para Group juga membeli saham Garuda Indonesia.
Di bidang properti, Para Group memiliki perusahaan seperti :
· Para Bandung Propertindo
· Para Bali Propertindo
· Batam Indah Investindo
5
· Mega Indah Propertindo
· Bandung Supermall
Di bidang multimedia, Para Group membawahi anak perusahaan seperti :
· Trans TV
· Trans 7
· Maha Gaya Perdana
· Trans Fashion
· Trans Life Style
· Trans Studio
· Diberitakan juga baru-baru ini Para Group juga membeli TV One dan AntV
Karena keberhasilannya ini, Chairul Tanjung kemudian dinobatkan sebagai
konglomerat baru di Indonesia dimana beliau berada di urutan ke 937 dunia versi majalah
Forbes tahun 2010 (mungkin saat ini urutannya naik) dan juga sebagai orang terkaya ke enam
di Indonesia.
Chairul Tanjung kemudian merubah nama Para Group menjadi CT Corp pada tanggal
1 Desember 2011.
II.3. Pendidikan Chairul Tanjung
6
• SD Van Lith, Jakarta (1975)
• SMP Van Lith, Jakarta (1978)
• SMA Negeri I Boedi oetomo, Jakarta (1981)
• Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
• Executive IPPM (MBA; 1993)
II.4. Rahasia Sukses Bisnis Chairul Tanjung
Chairul Tanjung bisa mencapai kesuksesan seperti ini bukan karena beliau adalah
orang super. Ini dikarenakan beliau sangat pandai dalam membangun jaringan atau
networking. Bagi Chairul, membangun jaringan adalah segalanya bahkan diatas modal itu
sendiri. Ketiak bisnisnya lesu maka jaringan bisa diandalkan.
Membangun jaringan tidak hanya pada orang atau perusahaan yang sudah ternama
saja, pada perusahaan yang belum ternama pun juga perlu karena siapa tahu esoknya kita
memerlukan bantuan mereka bahkan pada seorang kurir pun menjaga networking sangat
dibutuhkan.
Dalam membangun bisnisnya, Chairul sangat sabar menapaki tangga bisnisnya.
Selain kerja keras, pantang menyerah dan jaringan, kesabaran juga sangat penting. Chairul
menyarankan agar tidak melakukan cara-cara instan karena itu hanya akan menjadi api dalam
sekam bagi bisnisnya.
BAB III
7
PEMBAHASAN
III.1. Identitas Usaha
Nama Produk : Fotocopy in Your College
Pemilik Usaha : CV SwanSea
Alamat : Jl. M. Kaffi 2, No.12 RT08/RW09 Jagakarsa, Jakarta Selatan
III.2. C
Produk kami akan lebih unggul dalam hal harga dan kualitas kertas yang kami pakai
sehingga konsumen merasa puas dan tidak kecewa akan produk kami ini, ditambah lagi jarak
toko tidak jauh dari lokasi kampus, dan kami menyiapkan selengkap mungkin diktat serta
bahan kuliah yang diperlukan oleh mahasiswa. Produk yang ditawarkan berupa bahan kuliah
(seperti fotokopian dari dosen yang bersangkutan) serta diktat-diktat dan buku cetak lainnya
yang menunjang kegiatan pembelajaran mahasiswa.
2. People
8
ManagerBasuki Riyanto
Bag. Pemasaran
M.Syukron
Bag. Keuangan
Suradal Akuf
Bag.Produksi
Nadhil FebrianHeru Septian
Bag. Bahan Baku
Eko Sumitro
Bag. Distribusi
Harseno
DIREKTURStephany Ningtias
Kami menjalankan usaha ini dengan susunan anggota seperti bagan di atas, pada
struktur organisasi, berusaha semaksimal mungkin dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
Kami juga berusaha memberikan pelayanan yang baik agar jumlah konsumen kami
bertambah dan usaha kami bisa terus berjalan dengan lancar.
3. Tempat (Place)
Tempat produksi yaitu : Toko Fotocopy
Saluran distribusi : Mahasiswa karyawan toko
Tempat usaha : Kantor Pusat
4. Pasar (Market)
Sasaran dari marketing kami adalah Mahasiswa, Dosen, Kampus, masyarakat lainnya
yang membutuhkan jasa kami.
5. Probe ( Penelitian dan Pengembangan Pasar)
Menyiapkan segala Diktat Matakuliah yang update digunakan para dosen untuk
persiapan mengajar mahasiswa, terutama mahasiswa baru yang masih beradaptasi terhadap
kampus. Dengan cara inilah, kami meraup sasaran market kami dengan memenuhi kebutuhan
kuliah mereka. Selain itu, dari segi tempat, hal itu cukup strategis dan memudahkan
mahasiswa dalam mendapatkan diktat kuliah. Dengan “tempat yang strategis”, “diktat dan
buku kuliah lengkap”, “jasa fotokopi yang murah”, “waktu buka yang relatif panjang” (dari
pukul 7.00 pagi hingga pukul 24.00), kami berusaha menarik konsumen utama, yaitu
mahasiswa.
Tempat yang strategis akan memudahkan kami dalam mendapatkan konsumen.
Orang-orang cenderung mencari tempat terdekat untuk memenuhi kebutuhan mereka, terlebih
untuk mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan fotokopi. Biasanya, menjelang waktu
pengumpulan tugas, mahasiswa akan mencari tempat fotokopi, setidaknya untuk menjilid
tugas makalah yang tak pernah lepas dari kewajiban mahasiswa. Di sisi lain, tempat yang
kami pilih ini cenderung dekat dengan kost-kostan mahasiswa yang berada di sekitar kampus,
sehingga apabila ada kebutuhan mendesak yang membutuhkan jasa fotokopi, mahasiswa
akan melangkahkan kakinya menuju tempat usaha kami.
9
Buku diktat dan fotokopi bahan kuliah yang lengkap merupakan poin yang kami
fokuskan untuk usaha ini. Saat ini, cukup sulit bagi mahasiswa untuk mendapatkan bahan
kuliah dari dosen, dikarenakan alasan “virus” yang menyebar dari flashdisk ke dalam
komputer, ataupun dengan alasan bahwa mahasiswa harus mencatat agar memahami bahan
kuliah, bukan hanya fotokopi saja. Dengan menyediakan fotokopi bahan kuliah, kami bisa
mendapatkan “konsumen tetap”, karena fotokopi bahan kuliah hanya ada di usaha kami.
Buku cetak pun akan menjadi andalan dalam usaha kami, sebab usaha fotokopi yang lain
cenderung mendirikan usaha fotokopi dan menjual alat tulis, bukan menjual buku kuliah.
Untuk jasa fotokopi yang murah, kami berusaha semaksimal mungkin agar tidak
tergilas oleh usaha yang sejenis. Dengan alasan itulah, kami berusaha memberikan jasa
fotokopi yang murah agar para konsumen tidak pergi ke tempat fotokopi lain hanya karena
jasa fotokopi kami yang mahal.
Waktu buka yang relatif panjang akan sangat membantu mahasiswa dalam memenuhi
tugas mereka. Ada beberapa mahasiswa yang membutuhkan jasa fotokopi dan print tengah
malam, namun jarang ada jasa yang sejenis yang membuka hingga larut. Untuk itulah, kami
berusaha berinovasi dalam usaha ini.
6. Kompetitor
Hal yang tak dapat dipungkiri dalam menjalankan sebuah usaha adalah competitor.
Kami menyadari bahwa usaha yang kami jalankan ini cukup banyak kompetitornya, terutama
di daerah sekitar kampus. Akan tetapi, fotokopi di sekitar kampus ada yang hanya
menyediakan jasa fotokopi, ada juga yang menyediakan diktat kuliah, namun masih belum
ada yang menyiapkan buku-buku kuliah penuntun yang menunjang kegiatan perkuliahan.
Masih banyak mahasiswa yang berusaha mencari sendiri buku-buku tersebut seperti ke
daerah Kober maupun tempat-tempat penjualan buku lainnya. Karena alasan tersebut, kami
mendirikan usaha ini agar mahasiswa tidak perlu bersusah payah lagi dalam mendapatkan
buku-buku tersebut dengan menyediakannya, dan tak lupa jasa fotokopi yang murah serta
diktat kuliah yang akan digunakan. Dengan ketiga hal itulah, kami siap bersaing dengan
kompetitor lainnya.
7. Produksi produk
Produk kami terbilang cukup gampang dalam pemenuhan produk. Kami hanya perlu
mencari distributor buku untuk kembali dipasarkan (dalam hal buku cetak kuliah), dan kami
10
akan memfotokopi diktat kuliah yang akan digunakan, dengan menggunakan mesin fotokopi
yang kami miliki.
8. Harga (Price)
Harga promosi per produk :
Untuk pembelian 1-5 diktat : Rp. 15.000,00 /pcs
Untuk pembelian 50-100 diktat : Rp 10.000,00 /pcs
Untuk buku cetak : disesuaikan dengan harga dari distributor
dengan mengambil keuntungan 5-10%
Untuk jasa fotokopi < 65 lembar : Rp 175,- /lembar
Untuk jasa fotokopi > 65 lembar : Rp 125,- /lembar
9. Promosi (Promotion)
Iklan (melalui brosur, leaflet, twitter, instragram, facebook, bbm)
Sales promosi (melalui Mahasiswa kampus yang bekerja sebagai karyawan)
Blog (Penjualan online)
Door to door (Mendatangi para mahasiswa yang membutuhkan jasa fotocopy dan
diktat)
Promosi akan dilakukan rutin untuk mempertahankan dan menambah keuntungan.
10. Risiko
- Adanya kompetitor yang meniru jasa yang kami tawarkan sehingga konsumen
berkurang
- Bila ada perubahan dalam diktat kuliah dan kami tidak menyadarinya, hal tersebut
dapat menyebabkan ketidakpuasan konsumen.
- Mati listrik, yang menyebabkan kehilangan konsumen untuk sementara waktu (pada
jam mati listrik).
b. Strategi Pemasaran Dalam Persaingan:
Berorientasi pada pelanggan (customer orientation).
Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu
efektif, efisien, dan tepat.
11
Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada kesenangan
hidup, kenyamanan, dan kenikmatan.
Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk,
jasa, maupun proses.
Kecepatan (speed), atau disebut juga Time Compression Management (TCM),
yang diwujudkan dalam bentuk:
1. Kecepatan untuk menempatkan produk baru di pasar.
2.Memperpendek waktu untuk merespons keinginan dan kebutuhan pelanggan
(customer response time)
Pelayanan dan kepuasan pelanggan.
11. Modal
1. Setoran dari pemegang saham
2. Pinjaman dari perbankan : Bank Mandiri Syariah
12. Perhitungan Break Event Point (BEP)
a.. Tabel Biaya Tetap
No Uraian Jumlah
(unit)
Jumlah harga
(Rp)
Masa pakai
(Th)
Penyusutan
(Th)
Penyusutan
(Bln)
1. Toko Fotocopy
(listrik+ air)
1 6.000.000 10 600.000 50000
2. Mesin Fotocopy 4 20.000.000 20 1.500.000 100000
3. Printer 2 1.000.000 5 20.000 1600
4. Komputer 1 2.000.000 10 20.000 4000
5. Alat pemotong
kertas
1 80.000 20 48.000 400
6. Alat liminating 1 200.000 10 18.000 1500
12
Total 29..280.000 157.500
b. Biaya Variabel
No Uraian Jumlah unit Harga per unit
(Rp)
Jumlah harga
(Rp)
1. Bahan Baku
Kertas Fotocopy dan
500 rim 25.000 12.500.000
Plastik Jilid 1000 pcs 50 50.000
Tinta print 30 botol 20.000 600.000
Tinta mesin fotocopy 50 botol 10.000 500.000
2. Bahan Pendukung
Plastik 100 50 50.000
Streples dan isi 4 5000 20.000
Total 13.720.000
c. Biaya Lain-Lain (Perbulan)
No Uraian Volume Harga per
unit
Jumlah
harga
1. Transportasi 1 Bln 100.000 100.000
2. Promosi 1 Bln 100.000 100.000
3. Listrik 1 Bln 100.000 100.000
13
Total 300.000
d. Jumlah Total Biaya Usaha
No Jenis biaya Jumlah biaya (Rp/bln)
1. Biaya tetap 29.280.000
2. Biaya variabel 13.720.000
3. Lain-lain 300.000
Total 43.300.000
e. Penerimaan, pendapatan dan R/C ratio usaha
No Jumlah produksi Harga per
unit (Rp)
Penerimaan per
hari (Rp)
Penerimaan
per bulan (Rp)
1. 1200 diktat 20.000 133.333,3 4.000.000
2. 50.000 lembar fotocopy 100 166.666,6 5.000.000
Total 9.000.000
13. Pendapatan (laba) perbulan =
Total revenue – Total cost
= 9.000.000 – 43.300.000
= - 34.300.000
R/C ratio = total revenue : total cost
= 9.000.000 / 43.300.000
= 0,207
14
14. Untuk perencanaan masa depan :
1. Terus berinovasi untuk membuat produk baru
2. Meningkatkan strategi pemasaran
BAB IV
15
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Setelah memahami usaha yang telah dipaparkan di bab-bab sebelumnya, dapat terlihat
bahwa usaha fotokopi cukup bagus untuk dijadikan pilihan dalam memulai usaha. Dengan
modal yang tidak begitu besar, namun bisa mendapatkan omset yang cukup besar setiap
bulannya. Bahkan Bapak Chairul Tanjung yang saat itu hanya seorang mahasiswa pun bisa
menjalani usaha fotokopi hingga mendapatkan modal untuk memulai usaha lainnya. Dengan
beberapa inovasi dalam menjalankan usaha ini, niscaya usaha ini akan terus berkembang dan
dapat memenuhi kebutuhan hidup kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
16
http://www.bisnishack.com/2014/10/berminat-untuk-membuka-usaha-
fotokopi_6.html
http://www.blogduit.net/2012/09/usaha-fotocopy-menguntungkan-yang.html
http://www.orangterkayaindonesia.com/chairul-tanjung-modal-bukan-alasan-
dalam-memulai-usaha/
17