3 pembahasan
TRANSCRIPT
INDRI HADIANSYAH240210100100
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk dalam
golongan lipid. Satu sifat yang khas dan mencirikan golongan lipid (termasuk
minyak dan lemak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik atau sebaliknya,
ketidak-larutanya dalam air.
Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan
bagian terbesar dari kelompok lipida. Trigliserida ini merupakan senyawa hasil
kondensasi satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Penentuan
kadar lemak dengan pelarut, selain lemak juga terikut fosfolipida, sterol, asam
lemak bebas, karotenoid dan pigmen yang lain. Karena itu hasil analisanya disebut
lemak kasar (crude fat).
Secara sederhana lipida/lemak adalah komponen yang tidak larut air.
Lipida mengandung unsur karbon (C), Hidrogen (H2), oksigen (O2) dan juga
phosphor (P) dan Nitrogen (N2). Lipida atau lemak merupakan salah satu
komponen utama yang banyak terdapat pada bahan pangan selain air, karbohidrat
dan protein. Istilah lemak dan minyak sering dipertukarkan, tetapi istilah lemak
merujuk kepada lipida yang berbentuk padat pada suhu ruang/normal sedangkan
minyak merupakan lipida yang berbentuk cair pada suhu ruang.
Lemak makan atau edible fat adalah campuran kompleks dari trigliserida
dan sejumlah kecil komponen lain, terjadi secara alami atau dari proses dan
selama penyimpanan lemak. Komponen lain pada lemak alami adalah
phospholipida, sterol, hidrokarbon, vitamin larut lemak, pigmen, produk oksidasi
(peroksida, aldehid dan keton), trace metal dan air.
Senyawa lemak dan minyak merupakan senyawa alami penting yang dapat
dipelajari secara lebih mendalam relatif lebih mudah daripada senyawa-senyawa
makronutrien yang lain. Prosedur-prosedur analisa lemak dan minyak
berkembang pesat, baik yang menggunakan alat peralatan sederhana maupun yang
lebih mutakhir. Kemudahan analisa tersebut dimungkinkan antara lain :
a. molekul lemak dan minyak relatif lebih kecil dan kurang kompleks bila
dibandingkan dengan molekul karbohidrat atau protein
INDRI HADIANSYAH240210100100
b. molekul-molekul lemak dan minyak dapat disintesakan di laboratorium
menurut kebutuhan, sedang molekul protein dan karbohidrat yang
kompleks misalnya lignin, belum dapat.
Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan pada bahan makanan
dapat digolongkan dalam tiga tujuan ini :
1. penentuan kuantitatif atau penentuan kadar lemak atau minyak yang
terdapat dalam bahan makanan atau bahan pertanian
2. penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan yang berkaitan dengan
proses ekstraksinya, atau ada tidaknya perlakuan pemurnian lanjutan,
misalnya penjernihan (refining), penghilangan bau, penghilangan warna
dan sebagainya. Penentuan tingkat kemurnian ini sangat berhubungan erat
dengan kekuatan daya simpannya, sifat gorengnya, baunya maupun
rasanya. Tolok ukur kualitas ini termasuk angka asam lemak bebas (free
fatty acids atau FFA), bilangan peroksida, tingkat ketengikan dan kadar
air.
3. Penentuan sifat fisis maupun kimiawi yang khas atau mencirikan sifat
minyak tertentu.
Penentuan kadar lemak dapat dilakukan dengan beberapa metode,
diantaranya dengan menggunakan metode Soxhlet, metode Gerber, dan metode
Babcock. Pada praktikum penentuan kadar lemak kali ini hanya digunakan
metode soxhlet.
Metode soxhlet merupakan metode ekstraksi pelarut semi kontinu.
Pelarut berada pada ruang ekstraksi kira- kira 5- 10 menit dan merendam contoh
dengan sempurna, kemudian pelarut kembali ke labu didih. Jika contoh memiliki
kadar air lebih dari 10%, contoh perlu dikeringkan sampai beratnya konstan pada
suhu 95- 100°C pada tekanan dibawah 100mmHg selama 5 jam.
Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga
menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil
dan keluar dalam fasa cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi
padatan. Pelarut akan membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong
sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong.
INDRI HADIANSYAH240210100100
Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam labu
didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon. Hasil
pengamatan yang didapat pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
Tabel 5.1. Hasil Pengamatan Kadar Lemak pada Berbagai Macam Sampel
SampelWlabu
(gr)
Wsampel
(gr)
Wlabu+lemak
(gr)
Wlemak
(gr)
Kadar
Lemak(%
)
Rata-
rata (%)
tepung
santan
107,12
63,0007 109,015 1,8889 62,9486
63,7254105,36
43,0216 107,313 1,949 64,5023
susu bubuk
full cream
104,70
63,01 104,97 0,264 8,77076
10,2143106,41
43,0237 106,767 0,3525 11,6579
kacang
tanah
103,47
13,0386 104,961 1,4896 49,0226
49,8201
103,84 3,012 105,365 1,5246 50,6175
kemiri
100,23
43,0157 102,128 1,8943 62,8146
64,2252104,95
13,004 106,923 1,9717 65,6358
wijen
102,87
83,0129 104,403 1,5255 50,6323
51,8083105,18
83,0124 106,784 1,5961 52,9843
Berdasarkan tabel hasil pengamatan diatas, dapat terlihat kadar
lemak/minyak masing-masing sampel yang diujikan. Pada tabel dapat terlihat
bahwa sampel kemiri memiliki kandungan minyak yang paling besar
dibandingkan dengan sampel lainnya mencapai 64,2252%, menurut Tabel
Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) kemiri memiliki kadar lemak sekitar 63,0 %.
INDRI HADIANSYAH240210100100
Terlihat bahwa hasil praktikum yang didapat lebih besar dibandingkan dengan
TKPI. Hal ini bisa disebabkan karena proses analisis lemak/minyak dengan
metode Soxhlet ini merupakan analisis secara kasar. Pada proses ekstraksi
dilakukan dengan menggunakan pelarut organik. Pelarut organik ini selain bisa
melarutkan lemak juga dapat melarutkan bahan selain lemak, seperti fosfolipida,
sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen yang lain (Sudarmadji. at. al.,
1989), sehingga hasil yang didapat tidak terlalu akurat. Berikut ini merupakan
tabel kadar lemak beberapa bahan pangan.
Tabel 5.2. Kadar Lemak pada Beberapa Sampel
No. Sampel Kadar Lemak
1 Santan murni 34,3%
2 susu bubuk 30,0%
3 kacang tanah 42.70 %
4 kemiri 63.00 %
5 wijen 51.10 %
Sumber: Tabel Komposisi Pangan Indonesia, 2008
Kandungan minyak/lemak yang paling kecil terdapat dalam susu bubuk
full cream yang hanya mencapai 10,2143% minyak. Menurut TKPI, kadar lemak
pada susu bubuk biasa saja mencapai 30%, seharusnya susu bubuk full cream ini
memiliki kadar lemak lebih tinggi dari susu bubuk biasa, karena krim merupakan
bagian susu yang kaya akan lemak, yang timbul kebagian atas dari susu pada
waktu didiamkan atau dipisahkan dengan alat pemisah sentrifugal (sentrifugal
separator) (Buckle. at. al., 1985) . Penyimpangan hasil ini bisa disebabkan oleh
kurangnya waktu ekstraksi, sehingga tidak semua lemak yang terdapat pada susu
full cream tersebut dapat teridentifikasi. Waktu yang dibutuhkan untuk
mengekstraksi lemak/minyak bisa mencapai 4-6 jam (Sudarmadji. at. al., 1989),
sedangkan pada praktikum kali ini waktu yang digunakan untuk ekstraksi hanya
mencapai dua jam saja.
Pada sampel kacang tanah, setelah diuji kadar lemaknya menunjukan hasil
42,70%, sedangkan wijen menunjukan hasil 51,8083%. Hal ini disebabkan oleh
INDRI HADIANSYAH240210100100
kandungan asam oleat dan asam linolenat yang terkandung didalam kedua bahan
tersebut.
Tepung santan memiliki kadar lemak sekitar 63,7254%. Menurut TKPI
kadar lemak santan murni mencapai 34,3%, santan murni memiliki kandungan air
54,9%. Jadi, hasil yang ditunjukan cukup wajar melihat kadar air tepung biasanya
mencapai kurang dari 5% bahan (Buckle. at. al., 1985).
Kadar lemak, selain ditentukan oleh beberapa faktor diatas, juga
ditentukan oleh pelarut yang digunkaan. Penentuan pelarut yang sesuai untuk
ekstraksi lipid adalah dengan menentukan derajat polarisasinya. Pada dasarnya
suatu bahan akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya. Sampel-
sampel yang digunakan dalam praktikum ini, sebagian besar hanya mengandung
senyawa trigliserida. Senyawa trigliserida bersifat nonpolar, sehingga akan mudah
diekstraksi dengan pelarut-pelarut nonpolar misalnya heksana, seperti yang
diguakan dalam praktikum kali ini. Selain heksana pelarut lain yang bisa
digunakan dalam ekstraksi lemak ini adalah alkohol untuk glikolipid dan lesitin,
serta khloroform untuk fosfolipid.
INDRI HADIANSYAH240210100100
VI. KESIMPULAN
1. Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk dalam
golongan lipid.
2. Satu sifat yag khas dan mencirikan golongan lipid (termasuk minyak dan
lemak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik atau sebaliknya,
ketidak-larutanya dalam air.
3. Penentuan kadar lemak dengan pelarut, selain lemak juga terikut
fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid dan pigmen yang lain.
Karena itu hasil analisanya disebut lemak kasar (“crude fat”).
4. Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan pada bahan makanan
dapat digolongkan dalam tiga tujuan, yakni penentuan kualitatif,
penentuan kuantitatif, dan penentian sifat fisis..
5. Penentuan kadar lemak dapat dilakukan dengan beberapa metode,
diantaranya dengan menggunakan metode Soxhlet, metode Gerber, dan
metode Babcock.
6. Metode soxhlet merupakan metode ekstraksi pelarut semi kontinu.
INDRI HADIANSYAH240210100100
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K. A., dkk. 1997. Ilmu Pangan. UI-press : Jakarta
Mahmud, Dkk. 2008. Tabel Komposisi Panagan Indonesia. Kompas Gramedia: Jakarta.
Sudarmaji,S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta