3.1 jenis penelitian -...
TRANSCRIPT
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan yang
bertujuan mengembangkan LKS pembelajaran IPA materi pesawat sederhana
Berbasis Model Inkuiri Terbimbing untuk siswa kelas 5 SD Semester II.
Penelitian kualitatif menggunakan desain penelitian yaitu studi kasus yang
berarti penelitian yang difokuskan pada satu fenomena yang dipilih dan yang
ingin dipahami secara lebih mendalam, dan dengan mengabaikan fenomena yang
lainnya. Satu fenomena tersebut dapat berupa seorang pemimpin sekolah atau
pimpinan dalam instansi pendidikan, suatu program, kelompok siswa, suatu
proses, satu penerapan kebijakan.
Penelitian kuatitatif menurut perencanaan yang matang bertujuan
menentukan tempat, partisipan serta memulai pengumpulan data. Rencana yang
seperti ini bersifat berubah(emergent)serta berkembang sesuai perubahan yang
ditemukan di lapangan. Desain ini berubah atau emergent tersebut bersifat sirkuler
karena penentuan sampel bersifat purposif, pengumpulan dan analisis data
dilakukan dengan cara simultan merupakan langkah bersifat interaktif dan bukan
terpisah- pisah.
Penelitian kualitatif yaitu melakukan suatu penelitian dalam kelompok
skala kecil, kelompok dengan kekhususan, keunggulan atau inovasi dan juga bisa
menimbulkan masalah. Kelompok yang diteliti yaitu satuan budaya yang
mempunyai sifat alamiah dan saling berinteraksi baik secara individu atau
kelompok. Kelompok yang diteliti kadang-kadang sub kelompok yang
mempunyai kelainan dengan kelompok besarnya, matapelajaran yang tidak
disukai, prestasi belajar yang rendah, kelas yang sangat lambat, kelompok siswa
yang terdapat kelainan, dsb.
39
3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan
Pengembangan ini terdiri dari tiga tahap, dimana langkah-langkah
penelitian mengacu pada model pengembangan yang sudah dimodifikasi menurut
Sukmadinata (2011:184-189) dengan uraian dan penjelasan yang telah
dimodifikasi dan diselaraskan dengan tujuan dan kondisi penelitian. Adapun
penelitian yang dilakukan melalui 3 tahap, yaitu: 1) Studi pendahuluan, 2)
Pengembangan model, dan ke 3) Uji model.
A. Studi Pendahuluan
Dalam tahap ini terdiri atas tiga langkah, yaitu:
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep-
konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang
akan dikembangkan.
2. Survai Lapangan
Survai lapangan dilaksanakan untuk mengumpulkan data
berkenaan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah
dasar, terutama yang berkenaan dengan produk yang akan dikembangkan.
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi dokumenter dan
pengamatan pada waktu guru mengajar. Dalam hal ini peneliti
menggunakan teknik wawancara dan agket sebagai cara untuk
mengumpulkan data dalam pembelajaran IPA di kelas 5 SD N Simpar.
3. Penyusunan Produk Awal atau Draf model
Berpegang pada data yang didapat dari survai lapangan dan
mengacu pada dasar-dasar teori atau konsep yang disimpulkan dari hasil
studi kepustakaan, maka peneliti menyususn draf awal produk yang
dikembangkan. Draf model produk tersebut selanjutnya direviu
berdasarkan masukan-masukan para ahli dan peneliti mengadakan
penyempurnaan draf. Draf yang sudah disempurnakan kemudian
digandakan sesuai kebutuhan.
40
B. Uji Coba Terbatas dan Uji Coba Lebih Luas
Penyusunan satpel. Dilakukan sebelum melakukan uji coba. Uji coba
terbatas. Dalam pelaksanaan uji coba terbatas, guru-guru pelaksana uji coba
melaksanakan pembelajaran berdasarkan satpel yang mereka susun. Selama
kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan, mencatat hal-hal penting
yang dilakukan guru, baik hal-hal baik maupun kekurangan, kelemahan,
kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan guru. Selain kegiatan guru,
pengamatan dan pencatatan juga dilakukan terhadap respon, aktivitas dan
kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa. Berdasarkan pengamatan, masukan dari
guru dan responden yaitu siswa, peneliti melakukan perbaikan dan
penyempurnaan terhadap draf model yang pembelajaran yang dilakukan dan
dikembangkan sebelum dilakukan pada uji coba lebih luas. Uji coba terbatas
dilakukan pada subjek penelitian kelas 5 SD N Tlogo yang melibatkan 10 siswa.
Uji coba lebih luas. Uji coba lebih luas dilakukan dengan sampel sekolah
dan responden yang lebih banyak yaitu dilakukan di kelas 5 SD N Simpar yang
berjumlah 22 responden atau siswa. Langkah yang dilakukan sama dengan uji
coba terbatas, dimulai dengan penyusunan satpel, pembelajaran di kelas dan
pengamatan peneliti serta terhadap respon siswa pada pelaksanaan pembelajaran
uji coba dan dilakukan penyempurnaan. Pada kegiatan ini peneliti melakukan
penyempurnaan draf terakhir dan setelah kegiatan ini draf sudah dinilai final.
C. Uji Produk dan Sosialisasi Hasil
Uji produk merupakan tahap pengujian keampuhan dari produk yang
dihasilakan. Dalam uji produk terdapat kelompok kontrol dengan jumlah dan
kategorinya sama dengan kelompok eksperimen. Pertimbangan kategori dan
lokasi pemilihan kelompok kontrol juga didasarkan atas kesamaan statusnya
sebagai SD inti atau imbas, latar belakang dan pengalaman guru, sarana dan
fasilitas pembelajaran yang dimiliki, dengan dasar pertimbangan tersebut peneliti
memilih SD N Tlogo sebagai kelompok kontrol dan SD N Simpar sebagai
kelompok eksperimen. Pertimbangan tersebut masing-masing kelompok dinilai
sama atau setara sehingga memenuhi syarat sebagai berpasangan atau matching.
41
Dengan gambaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti di
atas desain eksperimen yang digunakan termasuk “The Matching Only Pretest-
Posttest Control Group Design”.
Pokok bahasan yang diajarkan, LKS dan alat yang digunakan relatif sama.
Sebelum dimulai pembelajaran diberikan pretest yang sama dan setelah selesai
seluruh pembelajaran pokok bahasan juga diberi post test yang sama. Dalam
kegiatan eksperimen tidak ada perbaikan model pembelajaran maupun satpel,
keduanya menggunakan model yang telah dikembangkan pada uji coba lebih luas.
Secara visual langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang
dimodifikasi dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar 1.2 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan
O M X2 O
O M X2 O
Sukmadinata (2011:188)
Sukmadinata (2011:189)
STUDI PENDAHULUAN PENGEMBANGAN PENGUJIAN
Studi
pustaka
Survai
lapangan
Penyus
unan
draf
produk
Uji
coba
terbatas Uji
coba
lebih
luas
Pre test
Perlakuan
Post
test
42
Berdasarkan prosedur penelitian yang dilakukan oleh Sukmadinata(2011:
189) peneliti dapat menyimpulkan bahwa prosedur penelitian pengembangan
meliputi 3 tahap yaitu:
1. Studi pendahuluan yang berisi tentang studi pustaka, survei
lapangan, penyusunan draf produk.
2. Tahap pengembangan yang berisi tentang uji coba terbatas dan
uji coba luas.
3. Tahap pengujian yang berisi pre test, perlakuan, dan post test
dimana dalam tahap ini digunakan metode eksperimen untuk
menguji produk yang dikembangkan.
3.2.1 Tahap dan prosedur penelitian
Tahap dan prosedur penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti
mengacu pada tahap pengembangan yang dilakukan oleh Sukmadinata(2011:189)
namun tidak semua tahap dan prosedur penelitian pengembangan yang dilakukan
peneliti sama dengan ketiga tahap tersebut.
Peneliti hanya melakukan tahap penelitian pengembangan sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan yang terdiri dari survei lapangan, studi
kepustakaan yang dilakukan hingga penyusunan produk. Pada
tahap ini dilakukan survey lapangan dengan observasi atau
pengamatan dalam pembelajaran IPA di kelas V Sekolah
Dasar, serta menelaah penelitian-penelitian sebelumnya dan
juga melakukan studi pustaka dengan membaca buku, makalah
dan artikel yang relevan. Tahap ini bertujuan untuk
mengumpulkan informasi yang relevan dengan perlunya
pengembangan LKS mata pelajaran IPA Berbasis Model
Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana.
a. Perencanaan dan perancangan konsep bahan ajar LKS. Pada
tahap ini peneliti melakukan perencanaan dan perancangan
draft bahan ajar LKS sesuai dengan studi pendahuluan yang
telah dilakukan sebelumnya.
43
b. Uji validitas oleh ahli desain pembelajaran berupa RPP dan
ahli bahan ajar yaitu validasi bahan ajar yang digunakan dan
materi yang terdapat didalam LKS. Pada tahap ini terdapat dua
kegiatan, yang pertama adalah pengembangan produk awal
dan validitas ahli. Pada pengembangan produk awal dilakukan
perencanaan dengan identifikasi mata pelajaran, merumuskan
kompetensi dasar, menetapkan indikator membuat desain
produk, menyusun sumber bahan dan materi serta pembuatan
LKS. Setelah semua keperluan diidentifikasi dan dijalankan
selanjutnya dilakukan evaluasi formatif. Hasil dari
pengembangan produk awal tersebut untuk kemudian
dilakukan uji validitas yang melibatkan 2 orang ahli, 1 orang
ahli desain pembelajaran dan 1 orang ahli bahan ajar.
Pengembangan rancangan produk, dengan membuat prototipe
LKS berdasar panduan penyusunan. Hal-hal yang diacu dan
dijadikan pertimbangan adalah sebagai berikut:
Tahap pembuatan LKS menurut (Diknas, 2004), meliputi:
1. Melakukan analisis kurikulum.
2. Menyusun peta konsep kebutuhan LKS.
3. Menentukan judul-judul LKS.
4. Penulisan LKS
Untuk menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. merumuskan kompetensi dasar.
2. menentukan alat penilaian.
3. menyusun materi.
4. memperhatikan struktur LKS.
c. Revisi, produk yang telah di validasi oleh ahli desain dan
bahan ajar direvisi agar bisa diuji cobakan pada Sekolah Dasar
pada uji coba terbatas dan uji coba lebih luas.
44
2. Tahap pengembangan. Pada tahap ini dilakukan aplikasi bahan
ajar pembelajaran oleh ahli desain dan ahli bahan ajar. Nilai
dan komentar serta saran dari para ahli akan digunakan dalam
melakukan revisi produk. Setelah produk direvisi, maka
dilakukan uji produk terbatas kepada subjek penelitian kelas V
SD N Tlogo melibatkan guru kelas V dan 10 siswa.
Kekurangan dan kelebihan dari uji coba akan diambil sebagai
data untuk melakukan revisi, setelah produk direvisi kemudian
produk diuji coba lebih luas yang melibatkan guru kelas V dan
22 siswa kelas V SD N Simpar untuk menggunakan bahan ajar
LKS Mata Pelajaran IPA materi pesawat sederhana berbasis
model inkuiri terbimbing pada kegiatan belajar mengajar dan
mengevaluasinya dengan menggunakan angket yang telah
diberikan oleh peneliti dan soal evaluasi yang terdapat pada
LKS sebagai cara untuk mengetahui hasil belajar kelas V di
kedua Sekolah Dasar tersebut.
Peneliti hanya melakukan penelitian hingga tahap 2 tersebut sehingga dalam
melakukan penelitian pengembangan dapat digambarkan skema atau bagan
sebagai berikut:
Gambar 1.3 Prosedur Penelitian
Studi Pendahuluan
Perencanaan
1. Survey Lapangan
2. Studi Kepustakaan
Pengembangan Produk
Perancangan konsep bahan ajar LKS
Uji validasi yang melibatkan ahli desain dan
ahli bahan ajar.
Revis
i
Uji coba bahan ajar LKS
Uji coba
terbatas
Uji coba lebih
luas
Draf awal
LKS
(Hasil)
45
3. 2. 2 Validasi Ahli
Validasi merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan
produk lebih efektif atau tidak. Uji ahli dilakukan oleh ahli desain pembelajaran
dan ahli bahan ajar untuk memberikan penilaian dan masukan terhadap produk
yang dikembangkan. Uji ahli dilakukan bertujuan untuk memvalidasi produk
sebelum diuji cobakan di lapangan. Uji validasi produk oleh dua ahli atau pakar
yaitu 1 orang ahli desain pembelajaran berupa validasi rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) agar LKS yang dihasilakan sesuai dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing, ahli desain pembelajaran yaitu Dra. Deasy
Kristina R. S, M. Pd. Ahli bahan ajar divalidasi oleh 1 orang ahli bahan ajar
berupa validasi bahan ajar atau materi yang terkandung dalam produk LKS yang
akan diuji cobakan di lapangan, ahli bahan ajar yaitu Adi Winanto, M. Pd
Kedua pakar dan ahli tersebut melakukan validasi. Peneliti menggunakan
kisi-kisi dan acuan lembar validasi yang pernah digunakan dalam penelitian
peneliti lain atau yang terdapat dalam BSNP agar sesuai standar yang ditetapkan
dalam melakukan validasi. Validasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang dilakukan oleh ahli desain pembelajaran peneliti memberikan kisi-kisi untuk
ahli desain pembelajaran menurut Rahmat Syaputra (2013) yang dapat dilihat
pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 1.4
Lembar kisi –kisi validasi RPP untuk Ahli Desain Pembelajaran
No Aspek yang dinilai Nomor item
Skor
1 2 3 4 5
A. Perumusan tujuan pembelajaran 1, 2, 3, 4, 5
B. Isi yang disajkan 6, 7, 8
C. Bahasa 9, 10
D. Waktu 11
E. Pemilihan materi pembelajaran 12,13,14
46
Dari kisi-kisi pada tabel diatas maka akan didapatkan hasil dan penilaian
yang akan digunakan sebagai penilaian RPP dan pengembangan produk yang
akan diuji cobakan di lapangan.
Teknik analisis data untuk mengetahui seberapa nilai dari produk yang
telah divalidasi oleh ahli desain pembelajaran berupa validasi RPP pada produk
yang akan diuji cobakan seperti berikut:
Tabel 1.5
Acuan Konversi Skala Penilaian Produk
Nilai Interval Skor Kriteria
A 5 > 4,20 Sangat baik/ sangat menarik
B 3,40 < X ≤ 4,20 Baik/ menarik
C 2,60 < X ≤ 3,40 Cukup
D 1,80 < X ≤ 2,60 Kurang/ kurang menarik
E 1 ≤ 1,80 Sangat kurang/ tidak menarik
Keterangan :
Skor tertinggi = 5 X= rentang nilai
Skor terendah = 1
Tingkat ketertarikan/penilaian =
Tingkat ketertarikan atau penilaian tersebut merupakan rata-rata dari nilai
angket yang telah dilakukan penilaian dan validasi oleh ahli desain pembelajaran.
Nilai rata-rata tersebut menjadi acuan skala penilaian produk.
Peneliti juga memberikan kisi-kisi penilaian validasi oleh ahli bahan ajar
yang bertujuan untuk memvalidasi bahan ajar dan materi dalam produk draf LKS
yang dikembangkan sehingga produk yang divalidasi bisa digunakan untuk uji
coba lapangan. Kisi-kisi tersebut menurut Bulletin BSNP (2007: 21) kisi-kisi
untuk ahli bahan ajar untuk pengembangan LKS sesuai yang dapat dilihat pada
tabel 3.3 berikut:
Total skor
Jumlah indikator
47
Tabel 1.6
Lembar Kisi-kisi Validasi Produk untuk Ahli Bahan Ajar
No. Aspek Penilaian Indikator Skor
1 2 3 4 5
1. Kelayakan isi 1, 2, 3, 4, 5, 6
2. Kebahasaan 7, 8, 9, 10
3. Sajian 11, 12, 13, 14, 15
4. Kegrafikan 16, 17, 18, 19
5. Aspek kegiatan/ tugas siswa 20, 21, 22
6. Aspek penilaian hasil belajar 23,24
Dari kisi-kisi tersebut akan digunakan sebagai angket untuk memvalidasi
produk yang akan diujikan pada uji lapangan. Untuk mengetahui tingkat penilaian
produk tersebut digunakan teknik analisis data untuk mengetahui seberapa nilai
dari produk yang telah divalidasi oleh ahli bahan ajar berupa validasi bahan ajar
draf LKS pada produk yang akan diuji cobakan seperti berikut:
Tabel 1.7
Acuan Konversi Skala Penilaian Produk
Nilai Interval Skor Kriteria
A 5 > 4,20 Sangat baik/ sangat menarik
B 3,40 < X ≤ 4,20 Baik/ menarik
C 2,60 < X ≤ 3,40 Cukup
D 1,80 < X ≤ 2,60 Kurang/ kurang menarik
E 1 ≤ 1,80 Sangat kurang/ tidak menarik
Keterangan :
Skor tertinggi = 5 X= rentang nilai
Skor terendah = 1
Tingkat ketertarikan/penilaian =
Total skor
Jumlah indikator
48
Tingkat ketertarikan atau penilaian tersebut merupakan rata-rata dari nilai
angket yang telah dilakukan penilaian dan validasi oleh ahli bahan ajar. Nilai rata-
rata tersebut menjadi acuan skala penilaian produk. Maka dari hasil penilaian
validasi dari kedua ahli dan pakar tersebut akan dijadikan sebagai penilaian untuk
pengembangan draf produk LKS yang akan diuji cobakan di lapangan ayitu pada
uji coba terbatas dan uji lebih luas.
3.3 Uji Coba Produk
3.3.1 Desain Uji Coba
Uji coba yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk menyempurnakan
produk berupa lembar kerjas siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing ini
meliputi:
1. Uji coba terbatas
Uji coba terbatas dilakukan pada guru kelas V SD N Tlogo Kota
Temanggung dan siswa yang berjumlah 10 siswa. Pada tahap uji coba
terbatas, peneliti mengumpulkan data dari angket kuesioner yang diberikan
kepada guru dan siswa. Angket yang diberikan kepada guru dan siswa
berisikan penilaian terhadap lembar kerja siswa IPA berbasis model inkuiri
terbimbing. Sedangkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa peneliti
memberikan soal evaluasi yang terdapat dalam LKS sebagai penilaian
kognitif pencapaian hasil belajar.
2. Uji coba luas
Uji coba luas diterapkan pada guru kelas V SD N Simpar Kota
Temanggung dengan jumlah total siswa yang akan ikut dalam uji coba luas
adalah 22 siswa. Kegiatan uji coba luas mirip dengan kegiatan yang
dilakukan pada tahap uji coba terbatas. Untuk mengetahui tingkat hasil
belajar siswa peneliti juga memberikan soal evaluasi yang terdapat dalam
LKS sebagai penilaian kognitif pencapaian hasil belajar. Pembedanya
adalah jumlah subjek uji cobanya. Subjek uji coba terbatas lebih sedikit
daripada subjek uji coba luas. Data yang diperoleh berasal dari angket
penilian guru dan siswa terhadap lembar kerja siswa IPA berbasis model
inkuri terbimbing kelas V sekolah dasar. Hasil dari angket digunakan
49
sebagai bahan pertimbangan untuk menyempurnakan produk sehingga
menghasilkan produk akhir berupa lembar kerja siswa IPA berbasis model
inkuiri terbimbing kelas V sekolah dasar khususnya materi tentang pesawat
sederhana.
3.3.2 Subjek Uji Coba
Subjek uji coba pada penelitian dan pengembangan lembar kerja siswa IPA
berbasis model inkuiri terbimbing kelas V sekolah dasar adalah sebagai berikut:
1. Uji coba terbatas: 1 kelas yaitu kelas V SD N Tlogo Kota Temanggung
yang berjumlah 10 siswa.
2. Uji coba luas: 1 kelas yaitu kelas V SD N Simpar Kota Temanggung yang
berjumlah 22 siswa.
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tlogo dan SDN Simpar Kota
Temanggung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Juni
2015, untuk perincian waktu penelitian pengembangan Lembar Kerja Siswa
seperti digambarkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.8
Perincian Waktu Penelitian
No Uraian
Kegiatan
Februar
i
Maret April Mei Juni Juli
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Proposal
2. Studi
Pendahuluan
3. Desain
pengembanga
n produk
4. Pengembanga
n produk
5. Evaluasi ahli
6. Revisi
7. Uji coba
produk
8. Revisi akhir
produk
9. Penyusunan
laporan akhir
50
3.5 Jenis Data
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian dan pengembangan media
interaktif berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berasal dari
masukan ahli desain pembelajaran, dan ahli bahan ajar. Data kuantitatif diperoleh
dari peniliaian ahli desain pembelajaran, ahli bahan ajar, lembar angket guru dan
siswa kelas V terhadap produk yang dikembangkan serta hasil belar siswa yang
diperoleh melalui penilaian soal evaluasi pada LKS yang dikembangkan. Data
yang diperoleh digunakan untuk mengevaluasi dan menyempurnakan produk
lembar kerja siswa IPA berbasis model inkuiri terbimbing.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penilaian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data
dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian dan
hipotesis, dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Teknik Tes
a. Tes
Untuk memperoleh data berupa hasil belajar IPA dilakukan
dengan tehnik dan alat pengumpulan data yang sesuai dengan
permasalahn yang diteliti. Pada penelitian ini untuk mengumpulkan
data menggunakan tes. Dalam penelitian ini tes berfungsi untuk
mengukur besarnya kemampuan subjek penelitian. Tes dalam
penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu tes awal (pre tes) dan tes
akhir (post tes). Pre tes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa dan dilakukan sebelum pembelajaran atau sebelum
mendapatkan perlakuan. Post tes dilakukan untuk mengukur hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana pada
uji coba terbatas dan uji coba luas setelah masing-masing mengikuti
pembelajaran atau memperoleh perlakuan. Perlakuan yang diberikan
pada uji coba terbatas dan uji coba luas menggunakan LKS IPA
berbasis inkuiri terbimbing materi pesawat sederhana.
51
2. Teknik Non Tes
Pengumpulan data dengan teknik nontes yang digunakan peneliti
untuk memperoleh data dan memecahkan masalah yang berhubungan
dengan pertanyaan penelitian atau hipotesis, yaitu dengan menggunakan
teknik sebagai berikut:
a. Kuesioner (angket)
Menurut sugiyono (2012:219) angket atau kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab.
b. Dokumentasi
Dokumentasi pada penelitian ini adalah foto-foto kegiatan uji
coba baik ujicoba kelompok terbatas maupun uji coba kelompok luas.
3.7 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini digunakan untuk
mengumpulkan data uji validitas dari ahli desain pembelajaran dan ahli bahan ajar
yang telah disinggung dalam poin 3.2 tentang validasi ahli, dan pengumpulan data
hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik tes dan lembar angket guru serta
lembar angket respon siswa pada saat uji coba produk.
3.7.1 Kisi-kisi Soal Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar IPA materi pesawat sederhana
setelah sesudah diberi perlakuan. Jenis tes yang diberikan adalah pilihan ganda.
Agar instrument yang berupa tes pilihan ganda terjamin baik untuk dapat
dipergunakan sebagai alat pengumpulan data maka tes harus disusun sesuai
dengan langkah-langkah menyusun soal.
Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah : 1. Penyusunan kisi-kisi, 2.
Uji coba instrument, 3. Uji validitas. Instrument yang diperlukan adalah: Kisi-
kisi disusun berdasarkan SK dan KD, yaitu dengan SK Memahami hubungan
antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya dan KD Menjelaskan pesawat
52
sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. Kisi-kisi
untuk mengukur hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.6
Tabel 1.9
Kisi-kisi Soal Evaluasi
No Standar
Kompetensi
SK
Kompetensi
Dasar (KD)
Indikator Item
soal
pilihan
1. 5. Memahami
hubungan
antara gaya,
gerak, dan
energi, serta
fungsinya.
5.2 Menjelaskan
pesawat
sederhana
yang dapat
membuat
pekerjaan
lebih mudah
dan lebih
cepat.
1. Mempelajari pengertian
pesawat sederhana.
1, 2, 3,
4,5, 6,
7, 20
2. Menyebutkan benda yang
termasuk pengungkit.
8, 9,
10, 12,
14, 15,
31
3. Menyebutkan benda yang
termasuk bidang miring.
16, 17,
18, 19,
30
4. Memenyebutkan benda yang
termasuk katrol.
22, 23,
24, 25,
29
5. Menyebutkan benda yang
termasuk roda berporos.
21, 27,
28, 34
6. Menjelaskan pesawat
sederhana yang dapat
membuat pekerjaan lebih
mudah dan lebih cepat.
11, 13,
26, 32,
33, 35
3.7.2 Uji Prasyarat
3.7.2.1 Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Instrument
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas
tinggi dan sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah maka instrumen tersebut
kurang valid ( Riduwan dan Sunarto, 2012: 348).
53
Uji validitas instrument dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrument tiap item soal pilihan ganda yang nantinya akan digunakan dalam tes
individual untuk siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja
Siswa IPA Berbasis Inkuiri Terbimbing Materi Pesawat Sederhana Pada kelas uji
terbatas dan uji luas.
Untuk mengetahui validitas instrument terlebih dahulu diuji cobakan dikelas
V SDN Tretep Temanggung. Instrument yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS 20 dengan menggunakan
Corrected Item- Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item
dengan skor total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai rtabel. Jika nilai r
hitung lebih besar dari nilai rtabel atau nilai r hitung > nilai nilai rtabel, maka item
tersebut adalah valid (Riduwan dan Sunarto, 2012: 353)
Dari 35 item soal, setelah dilakukan penghitungan uji validitas dapat
diperoleh hasil akhir uji validitas seperti pada tabel berikut
Tabel 1.10 Hasil Validitas Instrument Butir Soal
Bentuk
Instrumen
Item Soal Valid Tidak Valid
Pilihan
ganda
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30, 31, 32, 33,
34, 35
1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 11,
13, 14, 16, 18, 19,
20, 22, 23, 24, 25,
27, 28, 29, 30. 31,
33, 34
4, 7, 10, 12, 15, 17,
21, 26, 32, 35
Dari soal yang tidak valid, maka peneliti memperbaiki dan mengeliminasi
soal berdasarkan indikatornya.
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah dianggap baik. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat
diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama
(konsisten) (Riduwan dan Sunarto, 2012: 348).
54
Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas menurut Gulford & Frucker, sebagai
berikut:
Tabel 1.11 Koefisien Realibilitas
Nilai Reliabilitas
0,90 ≤... Sangat Reliabel
0,71- 0,89 Reliabel
0,41- 0,70 Cukup Reliabel
0,21- 0,40 Kurang Reliabel
..... ≤ 0,20 Tidak Reliabel
Berdasarkan tehnik alpha, nialai relabilitas yang dapat diterima harus lebih
dari 0,07. Berikut ini merupakan hasil uji reliabilitas yang disajikan adalah
Dari pengujian reliabilitas diatas, diketahui bahwa pada kolom Cronbach’s
Alpha untuk 35 soal pilihan ganda tingkat reliabilitasnya adalah sebesar 0,889.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument soal reliabel dengan tingkat
reliabilitasnya memuaskan karena 0,889 lebih besar dari 0,8. Uji validitas soal
dengan jumlah responden 40, maka r tabel = 0,312
3.7.2.2 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrument
Uji tingkat kesukaran dilakukan untuk mengetahui tingkat soal termasuk
dalam kategori soal yang sukar, sedang, atau mudah. Untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal, digunakan persamaan berikut:
I =
Keterangan:
I= Indeks kesukaran
B= banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N= jumlah siswa peserta tes
Adapun indeks kesukaran soal dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.889 35
55
Tabel 1.12 Kategori Tingkat Kesukaran Soal
Nilai F Tingkat Kesukaran
0,00- 0,30 Sukar
0,31- 0,70 Sedang
0,70- 1,00 Mudah
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran soal, menunjukkan semua item soal
berada pada tingkat kesukaran yang berbeda. Berikut hasil perhitungan tingkat
kesukaran soal :
Tabel 1.13 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat Kesukaran Butir Soal
Mudah 1, 6, 10, 15, 17, 23, 27, 28, 29, 32,
33,34,35
Sedang 2, 3, 4, 5, 8, 9, 11, 13, 14, 16, 18, 19,
20, 21, 22, 24, 26, 30, 31
Sulit 12, 25
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas serta analisis tingkat kesukaran
butir soal yang telah dilakukan maka dipilih 25 butir soal yang valid dan reliabel.
Untuk dipakai sebagai soal test untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa
setelah menggunakan LKS. Untuk rincian soal dapat dilihat pada lampiran.
3.7.3 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan pada saat awal ketika survey lapangan
sebagai panduan oleh peneliti dengan guru kelas V untuk mendapatkan informasi
tentang apa yang menjadi kebutuhan guru akan suatu media pembelajaran yang
baik.
56
3.7.4 Lembar Angket Penilaian oleh Guru
Angket digunakan bertujuan untuk menilai lembar kerja siswa IPA berbasis
model inkuiri terbimbing pada uji coba terbatas maupun pada uji lebih luas.
Angket diberikan kepada guru yang terlibat dalam tahap uji coba. Berikut adalah
kisi-kisi instrumen untuk angket yang akan diberikan kepada guru kelas V SD N
Tlogo dan SD N Simpar Kota Temanggung. Menurut Sidig Budisetyawan (2012)
lembar angket untuk guru dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut:
Tabel 1.14
Lembar Angket Penilaian oleh Guru
No Aspek
Penilaian Nomer Item
Skor
1 2 3 4 5
1. Tampilan 1, 2, 3, 4, 5
2. Isi Materi 6, 7, 8, 9, 10
3. Kebahasaan 11, 12, 13, 14, 15
Dari kisi-kisi pada tabel diatas maka akan didapatkan hasil dan penilaian
yang akan digunakan sebagai penilaian dari guru kelas tentang pengembangan
produk yang diuji cobakan.
Teknik analisis data untuk mengetahui seberapa nilai dari produk yang di
uji cobakan di lapangan pada produk yang diuji cobakan seperti berikut:
Tabel 1.15
Acuan Konversi Skala Penilaian Produk
Nilai Interval Skor Kriteria
A 5 > 4,20 Sangat baik/ sangat menarik
B 3,40 < X ≤ 4,20 Baik/ menarik
C 2,60 < X ≤ 3,40 Cukup
D 1,80 < X ≤ 2,60 Kurang/ kurang menarik
E 1 ≤ 1,80 Sangat kurang/ tidak menarik
Keterangan :
Skor tertinggi = 5 X= rentang nilai
Skor terendah = 1
Tingkat ketertarikan/penilaian = Total skor
Jumlah indikator
57
Tingkat ketertarikan atau penilaian tersebut merupakan rata-rata dari nilai
angket yang telah dilakukan penilaian oleh guru kelas V pada uji coba produk di
lapangan. Nilai rata-rata tersebut menjadi acuan skala penilaian produk.
3.7.5 Uji Prasyarat Lembar Angket Siswa (Validitas dan Reliabilitas)
a. Kisi-kisi Instrumen lembar angket siswa
Angket digunakan untuk menilai lembar kerja siswa IPA berbasis model
inkuiri terbimbing pada uji coba terbatas maupun pada uji lebih luas. Angket
diberikan kepada siswa yang terlibat dalam tahap uji coba yaitu siswa kelas V.
Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah : 1. Penyusunan kisi-kisi, 2. Uji
coba instrument, 3. Uji validitas.
Berikut adalah kisi-kisi instrumen untuk angket yang akan diberikan kepada
siswa kelas V SD N Tlogo dan SD N Simpar Kota Temanggung. Menurut Sidig
Budisetyawan (2012) lembar angket untuk Siswa dapat dilihat pada tabel 3.13
sebagai berikut:
Tabel 1.16
Kisi-kisi Lembar Angket Siswa
No Aspek Penilaian Nomer Item Skor
1 2 3 4 5
1. Tampilan 1, 2, 3, 4, 5, 6
2. Isi Materi
7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21
3. Kebahasaan 22, 23, 24, 25
4. Aspek kegiatan/ tugas siswa 26, 27, 28
5. Aspek penilaian/ hasil belajar
siswa 29, 30
58
b. Uji Prasyarat
Uji prasyarat angket siswa dengan pengujian validitas dan reliabilitas untuk
mengetahui validitas instrument, terlebih dahulu diuji cobakan dikelas V SDN 2
Bendungan, kecamatan Tretep, kabupaten Temanggung. Instrument yang valid
berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur.
Pengujian validitas dan reliabilitas angket respon siswa dengan menggunakan
aplikasi software SPPS 20 dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis.
Pada uji prasyarat lembar angket respon siswa melalui uji validitas angket, dengan
30 butir soal didapatkan hasil 30 yang valid. Berikut output pengujian validitas
dan reliabilitas angket:
Tabel 1.17 Hasil Validitas Instrument Angket Siswa
Bentuk
Instrumen
Item Soal Valid Tidak Valid
No Item
/indikator
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27,
28, 29, 30
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 23, 24,
25, 26, 27, 28, 29, 30
-
Berdasarkan tehnik alpha, nilai relabilitas yang dapat diterima harus lebih
dari 0,07 agar termasuk reliabel. Berikut ini merupakan hasil uji reliabilitas yang
disajikan adalah
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,986 30
Dari pengujian reliabilitas diatas, diketahui bahwa pada kolom Cronbach’s
Alpha untuk 30 soal item yang terdapat dalam angket tingkat reliabilitasnya
adalah sebesar 0,986. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument angket
sangat reliabel dengan tingkat reliabilitasnya memuaskan karena 0,986 lebih besar
dari 0,9. Uji validitas soal dengan jumlah responden 14, maka r tabel = 0,532
59
3.8 Teknis Analisis Data
a. Analisis data angket
Analisis data angket dengan berdasarkan penilaian dari angket respon
siswa saat uji coba produk pada skala terbatas dan skala lebih luas dengan
menghitung skor yang diperoleh dari penilaian produk yang dikembangkan.
Data yang terkumpul berupa data kuantitatif berupa skor dari 1-5 dengan
kategori : sangat baik untuk skor 5, baik untuk skor 4, cukup baik untuk
skor 2, dan tidak baik untuk skor 1. Skor kemudian dikonversikan menjadi
data kualitatif dengan mengacu pada pedoman konversi skala sebagai
berikut:
Tabel 1.18
Acuan Konversi Skala Penilaian
Nilai Interval Skor Kriteria
A 5 > 4,20 Sangat baik/ sangat menarik
B 3,40 < X ≤ 4,20 Baik/ menarik
C 2,60 < X ≤ 3,40 Cukup
D 1,80 < X ≤ 2,60 Kurang/ kurang menarik
E 1≤ 1,80 Sangat kurang/ tidak menarik
Keterangan :
Skor maksimal ideal = 5 X= Rentang nilai
Skor minimal ideal = 1
b. Analisis data hasil belajar
Analisis data kuantitatif dengan teknik tes tentang peningkatan hasil
belajar siswa dapat dilihat dan diperoleh dari hasil tes yang dilakukan sesuai
item soal yang telah disinggung dalam validitas soal yang dilakukan. Hasil
belajar dinyatakan meningkat apabila hasil belajar siswa telah mencapai
KKM yang telah ditetapkan ditingkat sekolah. Data kuantitatif berupa nilai
hasil belajar siswa. Analisis hasil belajar dilakukan dengan memberi siswa
soal tes tertulis pada akhir pertemuan. Analisis ini dihitung menggunakan
statistik :
60
p = x 100
1. Batas minimal nilai ketuntasan
Untuk menentukan batas minimal nilai ketuntasan siswa digunakan KKM
mata pelajaran IPA di SDN Tlogo dan SDN Simpar.
Tabel 1.19
KKM SDN Tlogo (Uji coba terbatas)
Kriteria ketuntasan Kualifikasi
≥ 68 Tuntas
< 68 Tidak tuntas
Sumber : KKM SDN Tlogo
Tabel 1.20
KKM SDN Simpar (Uji coba lebih luas)
Kriteria ketuntasan Kualifikasi
≥ 70 Tuntas
< 70 Tidak tuntas
Sumber : KKM SDN Simpar
2. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus
sebagai berikut :
Sumber : Aqib (2010: 41)