38. tb dgn ekonomi - nur sriati

15
Disusun Oleh: Nur Sriati 2012000166

Upload: yunia-wiraswasti

Post on 30-Dec-2014

31 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati

Disusun Oleh:Nur Sriati

2012000166

Page 2: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati

Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).

Cara penularan tuberkulosis paru melalui percikan dahak (droplet) yang bersumber dari penderita tuberkulosis paru BTA(+), pada waktu penderita tuberkulosis paru batuk atau bersin.

Droplet yang mengandung kuman TB dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam.

Page 3: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia.

Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TB.

Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.

Tahun 2009, 1,7 juta orang meninggal karena TB (600.000 diantaranya perempuan) sementara ada 9,4 juta kasus baru TB (3,3 juta diantaranya perempuan).

Sepertiga dari populasi dunia sudah tertular dengan TB dimana sebagian besar penderita TB adalah usia produktif (15-55 tahun).

Page 4: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati

TB Paru

Masyarakat dengan Status

Ekonomi Rendah

Masyarakat dengan Status

Ekonomi Tinggi

Pada umumnya tuberkulosis menyerang golongan usia produktif kerja dan golongan sosial ekonomi lemah,

sehingga berdampak pada pemberdayaan sumber daya manusia yg pd akhirnya menghambat ekonomi

Page 5: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati

Penularan TB pada

Masyarakat dengan Status

Ekonomi Rendah

Page 6: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati
Page 7: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati

TB Paru menyerang orang status ekonomi

Tinggi

dapat terjadi melalui penularan, karena adanya kontak antara penderita TB

paru positif (misal rekan kerja, pembantu rumah tangga, baby sitter atau anggota keluarga yang

telah terinfeksi tuberkulosis)

Page 8: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati

Penyakit TB berkaitan dengan economic lost yaitu kehilangan pendapatan rumah tangga.

Menurut WHO, seseorang yang menderita TB

diperkirakan akan kehilangan pendapatan rumah tangganya sekitar 3 – 4 bulan. Bila meninggal akan kehilangan pendapatan rumah tangganya sekitar 15 tahun. 

Page 9: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati

Dampak biaya langsung: meliputi biaya pelayanan kesehatan itu sendiri, untuk mendiagnosis penyakit, untuk mengobatinya, transportasi pasien ke fasilitas kesehatan, untuk penyuluhan kesehatan dan berbagai kegiatan kedokteran dan kesehatan lainnya.

Dampak biaya tidak langsung:meliputi produktivitas kerja yang menurun, dampak pada keluarga, lingkungan dan masyarakat luas secara umumnya. Data menunjukkan bahwa seorang penderita tuberculosis yang tidak didiagnosis dan tidak diobati akan kehilangan satu tahun waktu kerja produktif dalam hidupnya.

Page 10: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati

Data dari India : biaya langsung yang dihabiskan untuk setiap pasien TB yang disembuhkan berkisar antara US$ 100 - US$ 150, angka ini kabarnya sekitar separuh dari upah tahunan yang diterima para buruh di negara itu.

Data dari Thailand: biaya tidak langsung akibat tuberculosis adalah sama dengan sekitar 2 bulan upah/ pendapatan dari setiap pasien yang disembuhkan.

Bila tuberculosis tidak dapat diobati dengan baik, maka dapat terjadi kuman yang kebal terhadap beberapa obat antituberkulosis sekaligus tidak dapat disembuhkan dengan obat biasa, harus menggunakan obat-obat lain yang kurang ampuh, maka akan lebih lama waktu pengobatannya dan mahal harganya.

Di Amerika Serikat hanya diperlukan dana sekitar US$ 2000 untuk pengobatan setiap pasien TB biasa. Tetapi, bila telah telah terjadi resistensi ganda maka biaya yang diperlukan melonjak lebih dari 100 kali lipat untuk setiap pasiennya.

Page 11: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati

Strategi nasional pengendalian TB telah sejalan dengan petunjuk internasional (WHODOTS dan strategi baru Stop TB), serta konsisten dengan Rencana Global Penanggulangan TB yang diarahkan untuk mencapai Target Global TB 2005 dan Tujuan Pembangunan Milenium 2015.

Strategi yang direkomendasikan untuk mengendalikan TB (DOTS = Directly Observed Treatment Shortcourse) terdiri dari 5 komponen:

1. komitmen pemerintah untuk mempertahankan control terhadap TB;

2. deteksi kasus TB di antara orang-orang yang memiliki gejala-gejala melalui pemeriksaan dahak;

3. pengobatan teratur selama 6-8 bulan yang diawasi; persediaan obat TB yang rutin dan tidak terputus;

4. dan sistem laporan untuk monitoring5. evaluasi perkembangan pengobatan dan program.

Page 12: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati

Rencana global penanggulangan TB didukung oleh 6 komponen dari Strategi Penanggulangan TB baru yang dikembangkan WHO, yaitu:

1.mengejar peningkatan dan perluasan DOTS yang berkualitas tinggi, menangani kasus ko-infeksi TB-HIV,2.kekebalan ganda terhadap obat anti TB dan tantangan lainnya, 3.berkontribusi dalam penguatan sistem kesehatan,4.menyamakan persepsi semua penyedia pelayanan, 5.memberdayakan pasien TB dan masyarakat6.mewujudkan dan  mempromosikan penelitian

Page 13: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati

Saat ini obat-obat TBC diberikan secara gratis kepada pasien TB Paru dengan dahak yang positif melalui puskesmas dimana pasien tersebut itu tinggal.

Tetapi, pada akhirnya memang kesadaran masyarakat untuk membantu mendeteksi dan juga segera berobat jika mempunyai gejala-gejala seperti yang dimiliki pasien TB.

Page 14: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati

DAFTAR PUSTAKA 

Bambang Soedjadi, Teddy; Ari Apsari, Desy; dan Suprapto. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis. Volume 2 No. 1. Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan. Medan.

 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. PEDOMAN NASIONAL

PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS. Depkes RI. Jakarta Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364/MENKES/SK/V/2009

Tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

 Ruswanto, Bambang. 2010. Analisi Spasial Sebaran Kasus Tuberkulosis Paru Ditinjau dari

Faktor Lingkungan Dalam dan Luar Rumah diKabupaten Pekalongan. UNDIP. Semarang.

 Tanggap Tirtana, Bertin. 2011. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

Pengobatan Pada Pasien Tuberkulosis Paru dengan Resistensi Obat Tuberkulosis di Wilayah Jawa Tengah. UNDIP. Semarang.

 Wildan, Yetty; Fatimah, Siti; Kuspiatiningsih, Titik; dan Sumardi. 2008. Hubungan Sosial

Ekonomi dengan Angka Kejadian TB Paru BTA Positif diPuskesmas Sedati. Volume 10 No. 2. Buletin Penelitian RSU Dr. Soetomo

 Yoga Aditama, Tjandra. 2002. Tuberkulosis. Diagnosis, Terapi dan Masalahnya. Edisi IV.

Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia. 

Page 15: 38. TB Dgn Ekonomi - Nur Sriati