4. digilibits.ac.id

Upload: nabiel-rh

Post on 04-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 4. Digilibits.ac.Id

    1/4

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangMeningkatnya jumlah penduduk yang diiringi dengan

    peningkatan konsumsi air bersih berdampak pada peningkatanjumlah air limbah. Pembuangan air limbah secara sembarangan

    atau tanpa melalui proses pengolahan yang tepat dapatmengakibatkan pencemaran lingkungan, khususnya pencemaran

    pada sumber air. Penanganan secara tuntas diperlukan dalam

    mengatasi masalah air limbah ini, terutama limbah domestik.Penanganan ini meliputi penyaluran dan pengolahan air limbah

    secara tepat. Pengolahan air limbah domestik dapat dilakukanmelalui sistem setempat (on site) maupun sistem terpusat (off

    site). Pengolahan air limbah domestik mayoritas masih dilakukandengan sistem on site, yaitu menggunakan tangki septik. Tingkat

    pelayanan air limbah domestik di perdesaan melalui pengolahansetempat (on site) berupa jamban pribadi dan fasilitas umum yangaman baru mencapai 32,47%. Masih banyak kota-kota di

    Indonesia yang belum memiliki sistem pengolahan limbah secaraterpusat (off site). Hanya ada 2,33% wilayah di Indonesia yang

    memiliki sistem pengolahan off site, antara lain Medan, Denpasar,Jogjakarta (Permen PU, 2008).

    MDGs merupakan komitmen nasional dan global dalamupaya lebih mensejahterakan masyarakat melalui pengurangankemiskinan dan kelaparan, pendidikan, pemberdayaan

    perempuan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan. Delapan

    tujuan yang menjadi komitmen MDGs mencakup memberantaskemiskinan dan kelaparan ekstrem, mewujudkan pendidikandasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan

    pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak,

    meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria, danpenyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkunganhidup, dan membangun kemitraan global untuk pembangunan.

    Salah satu target MDGs yaitu memastikan kelestarian lingkungan

  • 8/13/2019 4. Digilibits.ac.Id

    2/4

    2hidup memiliki beberapa target, antara lain menurunkan hinggaseparuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air

    minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasarpada tahun 2015 (Kementrian Perencanaan PembangunanNasional, 2010). Agar target tersebut dapat tercapai, diperlukan

    suatu kebijakan dan strategi dalam sistem pengelolaan air limbahdomestik, untuk memberikan arah dalam penyelenggaraan

    pembangunan sistem pengelolaan air limbah di Indonesia,khususnya di Kecamatan Pungging, Mojokerto.

    Kecamatan Pungging merupakan salah satu kecamatan

    yang ada di Kabupaten Mojokerto dengan kondisi masyarakatmasih Buang Air Besar Sembarangan (BABs) sampai tahun 2010akhir sebanyak 219 KK. Jumlah ini sudah mengalami penurunansebanyak 19,19% dari kondisi awal tahun 2009 (UP3D, 2011).BABs yang dilakukan di sungai ini dapat menyebabkan

    pencemaran yang apabila tidak ditangani dengan baik dapatmenurunkan kualitas air permukaan. Menurunnya kualitas air

    menimbulkan water born disease yang biasanya diderita olehpengguna air tersebut. Di samping itu lebih dari 30% masyarakat

    Pungging belum memiliki jamban. Hal inilah yang mendasaripemilihan Kecamatan Pungging sebagai wilayah perencanaanpengelolaan air limbah domestik, selain untuk melanjutkan

    penelitian sebelumnya yaitu penelitian UP3D (Unit PengkajianPengembangan Potensi Daerah) yang berjudul Pengembangan

    Model Jamban Sehat Permukiman dalam Percepatan PencapaianTarget MDGs.

    Pembangunan Sistem Penyaluran Air Limbah (SPAL)

    beserta Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang berupasumur pengumpul, ABR (Anaerobic Baffle Reactor), dan Sludge

    Drying Bed (SDB) merupakan upaya untuk menanggulangipembuangan limbah ke sungai serta merupakan upaya dalammencapai target MDGs. ABR dipilih karena konstruksinya yangsederhana, tidak memerlukan pengadukan mekanis, biaya

    pembuatan tidak mahal, dan operasional dan perawatannya

    mudah (Barber dan Stuckey, 1998). Di samping itu ABR

  • 8/13/2019 4. Digilibits.ac.Id

    3/4

    3memiliki efisiensi removal yang tinggi yaitu removal BODsebesar 70-95%, removal COD sebesar 65-90%, removal TSS

    sebesar 80-90%, dan removal N sebesar 70% (Spuhler, 2011)sehingga efluen hasil pengolahan dapat memenuhi baku mutulingkungan yang berlaku.

    Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan studipengelolaan air limbah secara menyeluruh. Pengelolaan yangdilakukan meliputi dua aspek, yaitu aspek teknis dan aspekkelembagaan. Aspek teknis meliputi rancangan SPAL dan IPAL

    komunal. Sedangkan aspek kelembagaan berupa struktur

    organisasi pengelola air limbah beserta tugas tiap personil agarpengelolaan air limbah dapat berjalan dengan baik danterorganisir.

    1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dari perencanaan ini adalah:1. Bagaimana desain SPAL dan IPAL komunal yang tepat

    digunakan untuk mengolah air limbah domestik yangdihasilkan Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto agar

    dapat memenuhi baku mutu, yaitu Keputusan MenteriLingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 Tentang BakuMutu Air Limbah Domestik?

    2. Bagaimana analisis finansial yang meliputi BOQ dan RABdari hasil perencanaan SPAL dan IPAL komunal Kecamatan

    Pungging, Kabupaten Mojokerto?3. Bagaimana operasional dan pemeliharaan SPAL dan IPAL

    komunal yang tepat dilakukan dalam pengelolaan air limbah

    domestik Kecamatan Pungging?

    1.3 Ruang LingkupRuang lingkup dari perencanaan ini adalah:1. Daerah perencanaan meliputi Kecamatan Pungging,

    Kabupaten Mojokerto.2. Limbah yang dikelola berasal dari limbah domestik

    Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.

  • 8/13/2019 4. Digilibits.ac.Id

    4/4

    43. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal

    dari pemerintah setempat, yaitu peta Kecamatan Pungging dan

    daftar harga barang dan material. Sementara data primer yangdibutuhkan berupa pengukuran elevasi beberapa titik diKecamatan Pungging.

    4. Perencanaan SPAL.5. Perencanaan IPAL komunal yang meliputi sumur pengumpul,

    Anaerobic Baffle Reactor, dan Sludge Drying Bed.6. BOQ dan RAB SPAL dan IPAL komunal.7. Operasional dan perawatan yang berupa struktur kelembagaan

    organisasi pengurus SPAL-IPAL komunal.

    1.4 TujuanTujuan dari perencanaan ini adalah:1. Merencanakan SPAL Kecamatan Pungging, Kabupaten

    Mojokerto yang sesuai dengan kuantitas air limbah yangdihasilkan.

    2. Merencanakan IPAL komunal Kecamatan Pungging,Kabupaten Mojokerto yang sesuai dengan kuantitas sertakualitas air limbah domestik yang dihasilkan agar effluen yang

    dikeluarkan memenuhi baku mutu.3. Menentukan BOQ dan RAB yang dibutuhkan untuk

    membangun SPAL dan IPAL Kecamatan Pungging.

    4. Menentukan operasional dan perawatan SPAL serta IPALKecamatan Pungging.

    1.5 ManfaatManfaat dari perencanaan ini adalah:1. Memberikan rekomendasi pengelolaan air limbah domestik di

    Kecamatan Pungging yang meliputi penyaluran, pengolahan,dan operasional serta perawatannya.