4. telinga
DESCRIPTION
telingaTRANSCRIPT
-
5/22/2018 4. TELINGA
1/22
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TRAUMATOLOGI DAN EMERGENCI PADA TELINGA2.1.1Corpus Alienum Telinga
Liang telinga luar terdiri dari cartilago dan tulang yang dilapisi oleh
periosteum dan kulit. Bagian tulang merupakan bagian yang sangat sensitif.
Karena itulah percobaan mengeluarkan benda asing di telinga terasa sangat sakit.
Liang telinga luar menyempit pada bagian persambungan antara cartilago dan
tulang. Benda asing dapat terjepit disini sehingga membuat semakin sulit pada
pengangkatan benda asing. Percobaan mengambil benda asing dapat membuat
benda tersebut semakin masuk kedalam dan tersangkut pada tempat penyempitan
tersebut. Maka dari itu perlu pencahayaan yang kuat dan alat yang memadai.
Biasanya alat yang digunakan adalah retraktor, magnet untuk bahan dari logam,
irigasi telinga, dan mesin dengan alat hisap. 1,2
Gambar 2.1 Corpus Alienum Telinga
GejalaPada beberapa kasus pasien dengan benda asing di telinga adalah tanpa
gejala, dan umumnya pada anak-anak ditemukan. Pasien lain mungkin merasa
sakit dengan gejala seperti otitis media, pendegaran berkurang, atau rasa penuh
ditelinga. Beberapa kasus sering ditemukan pada anak-anak berumur kurang dari
8 tahun. 2
-
5/22/2018 4. TELINGA
2/22
3
Benda asing yang sering terdapat pada telinga adalah menik-manik, mainan
plastik, kelereng, biji jagung. Serangga lebih sering pada pasien berumur lebih
dari 10 tahun. Terkadang pada anak-anak berumur kurang dari 10 tahun
pengambilan benda asing perlu dilakukan anestesi umum. 2
DiagnosaBenda asing dalam telinga dapat dilihat oleh dokter yang kompeten dengan
langsung melihat ke dalam telinga menggunakan otoskop. Pada anak-anak perlu
dicurigai adanya benda asing yang jumlahnya lebih dari satu ataupun lubang lain
yang juga terlibat (mulut, dan hidung) yang harus diperiksa. 2
PenatalaksanaanPada benda yang sangat kecil dapat dicoba untuk mengoyangkan secara
hatihati. Menarik pinna telinga kearah posterior meluruskan liang telinga dan
benda asingdapat keluar dengan goncangan lembut pada telinga. Jika benda asing
masuk lebih dalam maka perlu diangkat oleh dokter yang kompeten. Tidak
dianjurkan untukmengorek telinga sendiri karena dapat mendorong lebih kedalam
dan menyebabkanruptur membran timpani atau dapat melukai liang telinga.2
Beberapa tehnik di klinik pada pengeluaran benda asing di teinga 2:
Forceps yang sudah dimodifikasi dapat digunakan untuk mengambil bendadengan bantuan otoskop.
Suction dapat digunakan untuk menghisap benda. Irigasi liang telinga dengan air hangat dengan pipa kecil dapat membuat
benda-benda keluar dari liang telinga dan membersihkan debris.
Penggunaan alat seperti magnet dapat digunakan untuk benda dari logam Sedasi pada anak perlu dilakukan jika tidak dapat mentoleransi rasa sakit
dan takut.
Serangga dalam liang telinga biasanya diberikan lidocain atau minyak, laludiirigasi dengan air hangat.
Setelah benda asing keluar, diberikan antibiotik tetes selama lima harisampai seminggu untuk mencegah infeksi dari trauma liang telinga.
-
5/22/2018 4. TELINGA
3/22
4
2.1.2Trauma Auricula Definisi
Trauma aurikula pada sistem pendengaran adalah trauma pada daun telinga
yang dapat terjadi pada waktu bertinju atau akibat kecelakaan. Trauma aurikula
dapat berupa hematoma, atau akumulasi darah antara perikondrium dan kartilago,
serta dapat menyertai trauma pada pinna. Selain itu, dapat pula terjadi sengatan
dingin aurikula. 3
EtiologiBeberapa penyebab terjadinya trauma aurikula meliputi3:
1. Kecelakaan lalu lintas
2. Perkelahian
3. Kecelakaan dalam bidang olahraga
4. Luka tembak
PatofisiologiSecara normal cedera jaringan atau adanya bahan asing mnejadi pemicu
kejadian yang mengikut sertakan enzim, mediator, cairan ekstravasasi, migrasi
sel, kerusakan jaringan dan mekanisme penyembuhan. Hal tersebut menimbulkan
tanda inflamasi berupa kemerahan, pembengkakan, panas, nyeri dan hilangnya
fungsi.3
Terjadi 3 proses utama selama reaksi inflamasi ini yaitu, aliran darah
kedaerah itu meningkat, permeabilitas kapiler meningkat, leukosit mula-mula
neutrophil dan makrofag, lalu limfosit keluar dari kapiler menuju ke jaringan.
Selanjutnya bergerak ketempat cedera dibawah pengaruh stimulus stimulus
kemotaktik. Bila ada antigen tersebut, mulu-mula respon imun non-spesifik
bekerja untuk mengeliminasi antigen tersebut. Bila ini berhasil, inflamasi akut
berhenti. Apabila respon imun non spsifik tidak berhasil, maka respon imun
spesifik diaktivasi untuk menangkis antigen tersebut. Inflamasi berhenti apabila
usaha ini berhasil. Bila tidak maka inflamasi ini menjadi kronik dan sering kali
menyebabkan destruksi yang irreversible pada jaringan.3
-
5/22/2018 4. TELINGA
4/22
5
Penegakan DiagnosisAnamnesis :
1. Pernah mengalami riwayat trauma pada aurikula
2. Pernah tergigit hewan
3. Terkena luka bakar
4. Terkena luka senjata tajam ataupun senjata api
5. Rasa yang nyeri pada aurikula
6. Penurunan pendengaran.
Pemeriksaan fisik :
1. Nyeri tekan tragus dan anti tragus
2. Adanya hematoma pada pinna aurikula
3. Laserasi yang diikuti avulsi parsial
4. Pecahnya membrane tympani
5. Kadang terdapat fraktur os temporal pars petrosa
6. Diskontinuitas jaringan aurikula akibat trauma.
Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan dengan Garpu Tala
Pada tes dengan garpu tala menunjukkan adanya tuli sensorineural. Tes
Batas Atas & Batas Bawah : Hasilnya menunjukan batas atas menurun.
Tes Rinne: Menunjukkan hasil positif. Tes Weber: Lateralisasi ke arah
telinga dengan pendengaran lebib baik. Tes Schwabach : Hasil
menuajukkan schwabach memendek. 3
2. Pemeriksaan AudiometriPada pemeriksaan audiometri nada murni terdapat audiogram hantaran
udara dan hantaran tulang. Kegunaan audiogram hantaran udara adalah
untuk mengukur kepekaan seluruh mekanisme pendengaran, telinga luar
dan tengah serta mekanisme sensorineural koklea dan nervus auditori.
Audiogram hantaran udara diperoleh dengan memperdengarkan pulsa
nada murni melalui earphone ke telinga. Kegunaan audiometri hantaran
tulang adalah untuk mengukur kepekaan mekanisme sensorineural saja.
-
5/22/2018 4. TELINGA
5/22
6
Audiogram hantaran tulang diperoleh dengan memberikan bunyi penguji
langsung ke tengkorak pasien menggunakan vibrator hantaran tulang. Dua
pemeriksaan ini penting untuk membedakan antara tuli sensorineural atau
tuli konduktif. 3
Penatalaksanaan1. Untuk kasus trauma telinga dengan hematoma, dilakukan insisi dan
drainase kumpulan darah dalam kondisi steril, diikuti dengan
pemasangan balut tekan khususnya pada konka. Tekanan akan lebih baik
bila membuat jahitan menembus.
2. Trauma aurikula dengan laserasi hebat maka harus dieksplorasi untukmengetahui adanya kerusakan tulang rawan. Tulang rawan dilakukan
sebelum dilakukan reparasi plastik (reconstruction) kulit. Rekonstruksi pada
trauma dengan kehilangan jaringan merupakan terapi inisial untuk
mencegah kehilangan jaringan secara berlebih akibat trauma.
Terapi Medikamentosa1. Pengobatan yang dapat diberikan dapat berupa antibiotik profilaksis bila
ada kontaminasi nyata pada luka atau bila tulang rawan terpapar
2. Bila pasien merasa nyeri akibat luka dapat diberikan analgetik. 3 Terapi non medikamentosa
1. Untuk kasus trauma aurikula hematoma dapat dilakukan edukasi untukmereka yang berprofesi menjadi petinju atau pegulat untuk emnggunakan
pelindung kepala, juga pada saat berlatih.
2. Hindari perilaku-perilaku yang dapat mencederai telinga sepertimengorek-ngorek telinga dengan jari atau suatu alat seperti jepit rambut
atau klip kertas. 3
-
5/22/2018 4. TELINGA
6/22
7
2.1.3Trauma Akustik
DefinisiTrauma akustik adalah kerusakan sistem pendengaran akibat paparan energi
akustik yang kuat dan mendadak seperti pada ledakan hebat, dentuman atau
tembakan senjata api baik terjadi sekali atau beberapa kali, dapat mengenai satu
atau dua telinga. 3
EtiologiPaparan suara yang berlebihan apalagi berupa suara ledakan dapat
menyebabkan kerusakan organ korti. Salah satu efek bising pada pendengaran
adalah trauma akustik akut yaitu kerusakan organ pendengaran yang bersifat
segera setelah terjadi paparan energi suara yang berlebihan, seperti bising mesin,
suara jet, konser rock, gergaji mesin dan letusan senjata. 3
Terdapat berbagai cara bising dapat merusak telinga dalam. Pemaparan bising
yang sangat keras lebih dari 150 dB, seperti pada ledakan, dapat menyebabkan tuli
sensorineural ringan sampai berat. Biasanya tuli timbul pada cara pemaparan yang
lebih halus dan progresif sampai pemaparan bising keras intermitten yang kurang
intensif atau pemaparan kronis bising yang kurang intensif. Pemaparan singkat
berulang ke bising keras intermitten dalam batas 120-150 dB, seperti yang terjadi
akibat pemaparan senjata api atau mesin jet, akan merusak telinga dalam.
Pemaparan kronis berupa bising keras pada pekerja dengan intensitas bising
di atas 85 dB, seperti yang terjadi akibat mengendarai traktor atau mobil salju atau
gergaji rantai, merupakan penyebab tersering dari tuli sensorineural yang
diakibatkan oleh bising. Di samping itu, pada lingkungan yang besar, seseorang
dapat terpapar bising diatas 90 dB pada waktu mendengarkan musik dari sistem
suara stereofonik atau panggung musik. 3,4
Berikut beberapa nilai ambang batas untuk kebisingan. 4
- 82 dB : 16 jam/hari- 85 dB : 8 jam/hari- 88 dB : 4 jam/hari- 91 dB : 2 jam/hari
-
5/22/2018 4. TELINGA
7/22
8
- 97 dB : 1 jam/hari- 100 db : jam/hariAlat pelindung pendengaran dipakai untuk mengurangi kebisingan :
- Sumbat telinga (earplug) mengurangi kebisingan 8-30 dB. Biasanyadipakai untuk proteksi sampai 100dB
- Tutup telinga (earmuff) menurunkan kebisingan 25-40 dB. Digunakanuntuk proteksi samoai dengan 110 dB.
- Helm (helmet) mengurangi kebisingan sampai dengan 40-50 dB.
PatofisiologiSuara yang keras menyebabkan getaran berlebihan pada membran timpani
yang kemudian dilanjutkan melalui tulangtulang pendengaran ke perilimfe dan
endolimfe, selanjutnya menggetarkan membrane basilaris lebih kuat dari keadaan
normal, hal ini menyebabkan sentuhan sel sel rambut luar dan sel sel rambut
dalam pada membrane tektoria yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan
atrofi selsel rambut tersebut. 3,4
Bising dengan intensitas 85 dB atau lebih dapat mengakibatkan kerusakan
pada reseptor pendengaran Corti di telinga dalam, terutama yang berfrekuensi
3000-6000 Hz. Mekanisme dasar terjadinya tuli karena trauma akustik, adalah: 3,4
1. Proses mekanik
a. Pergerakan cairan dalam koklea yang begitu keras, menyebabkanrobeknya membrana Reissner dan terjadi percampuran cairan perilmfe
dan endolimfe, sehingga menghasilkan kerusakan sel-sel rambut.
b. Pergerakan membrana basiler yang begitu keras, menyebabkanrusaknya organ korti sehingga terjadi percampuran cairan perilmfe dan
endolimfe, akhirnya terjadi kerusakan sel-sel rambut.
c. Pergerakan cairan dalam koklea yang begitu keras, dapat langsungmenyebabkan rusaknya sel-sel rambut, dengan ataupun tanpa melalui
rusaknya organa korti dan membrana basiler.
-
5/22/2018 4. TELINGA
8/22
9
2. Proses metabolik
a. Vasikulasi dan vakuolisasi pada retikulum endoplasma sel-sel rambutdan pembengkakkan mitokondria yang akan mempercepat rusaknya
membrana sel dan hilangnya sel-sel rambut.
b.Hilangnya sel-sel rambut mungkin terjadi karena kelelahanmetabolisme, sebagai akibat dari gangguan sistem enzim yang
memproduksi energi, biosintesis protein dan transport ion.
c. Terjadi cedera pada vaskularisasi stria, menyebabkan gangguan tingkatkonsentrasi ion Na, K, dan ATP.
d.Sel rambut luar lebih terstimulasi oleh bising, sehingga lebih banyakmembutuhkan energi dan mungkin akan lebih peka untuk tcrjadinya
cedera atau iskemi.
e. Kemungkinan lain adalah interaksi sinergistik antara bising dengan zatperusak yang sudah ada dalam telinga itu sendiri.
Diagnosis1. Anamnesis
Pada anamnesis dapat ditanyakan jenis onset hilangnya pendengaran atau
berkurangnya pendengaran, apakah tiba-tiba atau pelan-pelan (bertahap). Sudah
berapa lama dirasakan, Apakah hilangnya pendengaran tetap (tidak ada
perubahan) atau malah semakin memburuk. Apa disertai dengan nyeri, otore,
tinnitus (berdenging di telinga), telinga terasa tersumbat, vertigo, atau gangguan
keseimbangan. Apakah kehilangan pendengarannya unilateral atau bilateral.
Apakah mengalami kesulitan berbicara dan mendengar di lingkungan yang
bising.3,4
Pada orang yang menderita tuli saraf koklea sangat terganggu oleh bising
latar belakang, sehingga bila orang tersebut berkomunikasi di tempat yang ramai
akan mendapat kesulitan mendengar dan mengerti pembicaraan. Ditanyakan juga
apakah pemah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam jangka
waktu yang cukup lama biasanya 5 tahun atau lebih. Pernahkah terpapar atau
mendapat trauma pada kepala maupun telinga baik itu berupa suara bising, suara
-
5/22/2018 4. TELINGA
9/22
10
ledakan, suara yang keras dalam jangka waktu cukup lama. Apakah mempunyai
kebiasaan mendengarkan headphone, mendengarkan musik dengan volume yang
keras. Apakah mengkonsumsi obat-obatan ototoksis dalam jangka waktu lama.3
2. Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan fisis telinga tidak ditemukan adanya kelainan dari
telinga luar hingga membran timpani. Pemeriksaan telinga, hidung, tenggorokan
perlu dilakukan secara lengkap dan seksama untuk menyingkirkan penyebab
kelainan organik yang menimbulkan gangguan pendengaran seperti infeksi
telinga, trauma telinga karena agen fisik lainnya, gangguan telinga karena agen
toksik, dan alergi. Selain itu pemeriksaan saraf pusat perIu dilakukan untuk
rnenyingkirkan adanya masalah di susunan saraf pusat yang (dapat) menganggu
pendengaranya. 3
3. Pemeriksaan dengan Garpu TalaPada tes dengan garpu tala menunjukkan adanya tuli sensorineural. Tes
Batas Atas & Batas Bawah : Hasilnya menunjukan batas atas menurun. Tes
Rinne: Menunjukkan hasil positif. Tes Weber: Lateralisasi ke arah telinga dengan
pendengaran sehat. Tes Schwabach : Hasil menuajukkan schwabach memendek.3
4. Pemeriksaan AudiometriPada pemeriksaan audiometri nada murni terdapat audiogram hantaran
udara dan hantaran tulang. Kegunaan audiogram hantaran udara adalah untuk
mengukur kepekaan seluruh mekanisme pendengaran, telinga Iuar dan tengah
serta mekanisme sensorineural koklea dan nervus auditori. Audiogram hantaran
udara diperoleh dengan memperdengarkan pulsa nada murni melalui earphone ke
telinga. Kegunaan audiometri hantaran tulang adalah untuk mengukur kepekaan
mekanisme sensorineural saja. Audiogram hantaran tulang diperoleh dengan
memberikan bunyi penguji langsung ke tengkorak pasien menggunakan vibrator
hantaran tulang. 3
Pemeriksaan audiometri nada murni didapatkan tuli sensorineural pada
frekuensi antara 3000-6000 Hz dan pada frekuensi 4000 Hz sering terdapat takik
(notch) yang patognomonik untuk jenis ketulian akibat taruma akustik. 3
-
5/22/2018 4. TELINGA
10/22
11
Pemeriksaan ini terdiri atas 2 grafik yaitu frekuensi (pada axis horizontal)
dan intensitas (pada axis vertikal). Pada skala frekuensi, untuk program
pemeliharaan pendengaran (hearing conservation program) pada umumnya
diwajibkan memeriksa nilai ambang pendengaran untuk frekuensi 500, 1000,
2000, 3000, 4000, dan 6000 Hz. Bila sudah terjadi kerusakan, untuk masalah
kompensasi maka dilakukan pengukuran pada frekuensi 8000Hz karena ini
merupakan frekuensi kritis yang rnenunjukkan adanya kemungkinan hubungan
gangguan pendengaran dengan pekerjaan, tanpa memeriksa frekuensi 8000 Hz ini,
sulit sekali membedakan apakah gangguan pendengaran yang terjadi akibat
kebisingan atau karena sebab yang lain. 3,4
PenatalaksanaanTidak ada pengobatan yang spesifik dapat diberikan pada penderita dengan
trauma akustik. Oleh karena tuli karena trauma akustik adalah tuli saraf koklea
yang bersifat menetap (irreversible). Apabila penderita sudah sampai pada tahap
gangguan pendengaran yang dapat menimbulkan kesulitan berkomunikasi maka
dapat dipertimbangkan menggunakan ABD (alat bantu dengar) atau hearing aid.
Pada pasien yang gangguan pendengarannya lebih buruk harus dibantu
dengan penanganan psikoterapi untuk dapat menerima keadaan. Latihan
pendengaran dengan alat bantu dengar dibantu dengan membaca ucapan bibir,
mimik, anggota gerak badan, serta bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi.
Selain itu diperlukan juga rehabilitasi suara agar dapat mengendalikan volume,
tinggi rendah dan irama percakapan. 3,4
2.1.4Barotrauma Definisi
Barotrauma telinga adalah kerusakan jaringan telinga akibat ketidak-
mampuan menyamakan tekanan ruang telinga tengah dengan lingkungan. 3,5
Barotrauma telinga berulang dalam periode lama dapat menyebabkan
gangguan kapasitas recoiling serabut elastis membran timpani menjadi
irreversible, sehingga dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Perubahan
-
5/22/2018 4. TELINGA
11/22
12
tekanan mendadak di ruang telinga tengah dapat diteruskan ke telinga dalam
sehingga dapat menyebabkan kerusakan telinga dalam, bahkan ketulian. 3,5
Barotrauma telinga adalah kerusakan jaringan dan sekuelnya yang terjadi
akibat perbedaan tekanan udara di dalam ruang telinga tengah dengan tekanan
lingkungan. Dikenal dua bentuk barotrauma telinga yaitu barotrauma telinga
waktu turun (descent) dan barotrauma telinga waktu naik (ascent). 3,5
Barotrauma descent dan ascent dapat terjadi pada penyelaman. Imbalans
tekanan terjadi apabila penyelam tidak mampu menyamakan tekanan udara di
dalam rongga tubuh pada waktu tekanan air bertambah atau berkurang. 3,5
Barotrauma telinga adalah yang paling sering ditemukan pada penyelam.
dibagi menjadi 3 jenis yaitu barotrauma telinga luar, tengah dan dalam, tergantung
dari bagian telinga yang terkena. Barotrauma telinga ini bisa terjadi secara
bersamaan dan juga dapat berdiri sendiri.3,5
Barotrauma telinga luar berhubungan dengan dunia luar, maka pada waktu
menyelam, air akan masuk ke dalam meatus akustikus eksternus. Bila meatus
akustikus eksternus tertutup, maka terdapat udara yang terjebak. Pada waktu
tekanan bertambah, mengecilnya volume udara tidak mungkin dikompensasi
dengan kolapsnya rongga (kanalis akustikus eksternus), hal ini berakibat
terjadinya decongesti, perdarahan dan tertariknya membrana timpani ke lateral.
Peristiwa ini mulai terjadi bila terdapat perbedaan tekanan air dan tekanan udara
dalam rongga kanalis akustikus eksternus sebesar 150 mmHg atau lebih, yaitu
sedalam 1,52 meter. 3,5
Barotrauma telinga tengah akibat adanya penyempitan, inflamasi atau udema
pada mukosa tuba mempengaruhi kepatenannya dan merupakan penyulit untuk
menyeimbangkan tekanan telinga tengah terhadap tekanan ambient yang terjadi
padasaat ascent maupun descent, baik penyelaman maupun penerbangan.
Terjadinya barotrauma tergantung pada kecepatan penurunan atau kecepatan
peningkatan tekanan ambient yang jauh berbeda dengan kecepatan peningkatan
tekanan telinga tengah. Barotrauma telinga dalam biasanya adalah komplikasi dari
barotrauma telinga tengah pada waktu menyelam, disebabkan karena malakukan
maneuver valsava yang dipaksakan. 3,5
-
5/22/2018 4. TELINGA
12/22
13
EtiologiBarotrauma paling sering terjadi pada perubahan tekanan yang besar seperti
pada penerbangan, penyelaman misalkan pada penyakit dekompresi yang dapat
menyebabkan kelainan pada telinga, paru-paru, sinus paranasalis serta emboli
udara pada arteri yang dimana diakibatkan oleh perubahan tekanan yang secara
tiba-tiba, misalkan pada telinga tengah sewaktu dipesawat yang menyebabkan
tuba eustasius gagal untuk membuka. 3,5
Tuba eustasius adalah penghubung antara telinga tengah dan bagian belakang
dari hidung dan bagian atas tenggorokan. Untuk memelihara tekanan yang sama
pada kedua sisi dari gendang telinga yang intak, diperlukan fungsi tuba yang
normal. Jika tuba eustakius tersumbat, tekanan udara di dalam telinga tengah
berbeda dari tekanan di luar gendang telinga, menyebabkan barotrauma. 3,5
PatofisiologiBumi diselubungi oleh udara yang disebut Atmosfer Bumi. atmosfer itu
terbentang mulai dari permukaan Bumi sampai keketinggian 3000 km. Udara
tersebut mempunyai massa, dan berat lapisan udara ini akan menimbulkan suatu
tekanan yang disebut tekanan udara. Makin tinggi lokasi semakin renggang
udaranya, berarti semakin kecil tekanan udaranya. Sehinggapinggiran Atmosfer
Bumi tersebut akan berakhir dengan suatu keadaan hampa udara. 3,5
Trauma akibat perubahan tekanan, secara umum dijelaskan melalui Hukum
Boyle yang menyatakan bahwavolume gas berbanding terbalik dengan tekanan
atau P1xV1 = P2xV2. 3,5
Ada bagian-bagian tubuh yang berbentuk seperti rongga, misalnya : cavum
tympani, sinus paranasalis, gigi yang rusak, traktus digestivus dan traktus
respiratorius. Pada penerbangan, sesuai dengan Hukum Boyle yang mengatakan
bahwa volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya, maka pada saat
tekanan udara di sekitar tubuh menurun/meninggi, terjadi perbedaan tekanan
udara antara di rongga tubuh dengan di luar, sehingga terjadi
penekanan/penghisapan terhadap mukosa dinding rongga dengan segala
akibatnya. Suatu penurunan atau peningkatan pada tekanan lingkungan akan
-
5/22/2018 4. TELINGA
13/22
14
memperbesar atau menekan suatu volume udara dalam ruang tertutup. Pada saat
turun dari suatu ketinggian, tekanan atmosfer akan naik dan tekanan gas di telinga
tengah akan turun. Udara tidak akan masuk ke telinga tengah secara spontan, tuba
auditori harus dibuka dengan gerakan menguap atau perasat lain yang sering
terjadi tanpa disadari, yang terjadi setiap menit atau lebih sering. 3,5
Berdasarkan Hukum Boyle diatas dapat dijelaskan bahwa suatu penurunan
atau peningkatan pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan
(secara berurutan) suatu volume gas dalam ruang tertutup. Bila gas terdapat dalam
struktur yang lentur, maka struktur tersebut dapat rusak karena ekspansi ataupun
kompresi. 3,5
Gejala KlinikGejala-gejala klinik barotrauma telinga:
1. Gejala descent barotrauma:
- Nyeri (bervariasi) pada telinga yang terpapar.
- Kadang ada bercak darah dihidung atau nasofaring.
- Rasa tersumbat dalam telinga/tuli konduktif.
2. Gejala ascent barotrauma:
- Rasa tertekan atau nyeri dalam telinga.
- Vertigo.
- Tinnitus/tuli ringan.
- Barotrauma telinga dalam sebagai komplikasi.
Grading klinis kerusakan membrane timpani akibat barotrauma adalah :
- Grade 0 : bergejala tanpa tanda-tanda kelainan.- Grade 1 : injeksi membrane timpani.- Grade 2 : injeksi, perdarahan ringan pada membrane timpani.- Grade 3 : perdarahan berat membrane timpani.- Grade 4 : perdarahan pada telinga tengah (membrane timpani
menonjol dan agak kebiruan.
- Grade 5 : perdarahan pada meatus eksternus + rupture membranetimpani
-
5/22/2018 4. TELINGA
14/22
15
Penegakan DiagnosisAnamnesis yang teliti sangat membantu penegakan diagnosis. Jika dari
anamnesis ada riwayat nyeri telinga atau pusing, yang terjadi setelah penerbangan
atau suatu penyelaman, adanya barotruma seharusnya dicurigai. Diagnosis dapat
dikomfirmasi melalui pemeriksaan telinga, dan juga tes pendengaran dan
keseimbangan. 3,5
Diagnosis dipastikan dengan otoskop. Gendang telinga tampak sedikit
menonjol keluar atau mengalami retraksi. Pada kondisi yang berat, bisa terdapat
darah di belakang gendang telinga. Kadang-kadang membran timpani akan
mengalami perforasi. Dapat disertai gangguan perdengaran konduktif ringan.
Perlu ditekankan bahwa tinnitus yang menetap, vertigo dan tuli sensorineural
adalah gejala-gejala kerusakan telinga dalam. 3,5
Barotrauma telinga tengah tidak jarang menimbulkan kerusakan telinga
dalam. Kerusakan telinga dalam merupakan masalah yang serius dan mungkin
memerlukan pembedaham untuk mencegah kehilangan pendengaran yang
menetap. Semua orang yang mengeluh kehilangan pendengaran dengan
barotrauma harus menjalani uji pendengaran dengan rangkaian penala untuk
memastikan bahwa gangguan pendengaran bersifat konduktif dan bukannya
sesorineural.3,5
PenatalaksanaanUntuk mengurangi nyeri telinga atau rasa tidak enak pada telinga, pertama-
tama yang perlu dilakukan adalahberusaha untuk membuka tuba eustasius dan
mengurangi tekanan dengan mengunyah permen karet, atau menguap, atau
menghirup udara, kemudian menghembuskan secara perlahan-lahan sambil
menutup lubang hidungdengan tangan dan menutup mulut.3,5
Selama pasien tidak menderita infeksi traktus respiratorius atas, membrane
nasalis dapat mengkerut dengan semprotan nosinefrin dan dapat diusahakan
menginflasi tuba eustasius dengan perasat Politzer, khususnya dilakukan pada
anak-anak berusia 3-4 tahun. Kemudian diberikan dekongestan, antihistamin atau
-
5/22/2018 4. TELINGA
15/22
16
kombinasi keduanya selama 1-2 minggu atau sampai gejala hilang, antibiotik
tidak diindikasikan kecuali bila terjadi perforasi didalam air yang kotor.
Perasat Politzer terdiri dari tindakan menelan air dengan bibir tertutup
sementara ditiupkanudara ke dalam salah satu nares dengan kantong Politzer atau
apparatus senturi; nares yang lain ditutup. Kemudian anak dikejutkan dengan
meletuskan balon ditelinganya, bila tuba eustakius berhasil diinflasi, sejumlah
cairan akan terevakuasi dari telinga tengah dan sering terdapat gelembung-
gelembung udara pada cairan.
Untuk barotrauma telinga dalam, penanganannya dengan perawatan di rumah
sakit dan istirahat dengan elevasi kepala 30-40. Kerusakan telinga dalam
merupakan masalah yang serius yang memungkinkan adanya pembedahanuntuk
mencegah kehilangan pendengaran yang menetap. Suatu insisi dibuat didalam
gendang telinga untuk menyamakan tekanan dan untuk mengeluarkan cairan
(myringitomy) dan bila perlu memasang pipa ventilasi. Walaupan demikian
pembedahan biasanya jarang dilakukan. Kadang-kadang, suatu pipa ditempatkan
di dalamgendang telinga, jika seringkali perubahan tekanan tidak dapat dihindari,
atau jika seseorang rentan terhapbarotrauma. 5
2.1.5Sudden Deafness Definisi
Sudden Deafness adalah tuli yang terjadi secara tiba-tiba. Jenis ketuliannya
adalah sensorineural, penyebabnya tidak langsung dapat diketahui, biasanya
terjadi pada satu telinga. Para ahli otolaringologis mendefinisikan tuli mendadak
sebagai penurunan pendengaran sensorineural 30db atau lebih, paling sedikit tiga
frekuensi berturut-turut pada pemeriksaan audiometri, dalam waktu kurang dari
tiga hari. 3,4,6
EtiologiSebanyak 85% kasus tuli mendadak tidak diketahui penyebabnya, sementara
hanya 15% kasus yang dapat diketahui penyebabnya ini. Tuli mendadak
disebabkan oleh berbagai hal, antara lain oleh infeksi, trauma kepala, pajanan
-
5/22/2018 4. TELINGA
16/22
17
bising yang keras, perubahan tekanan atmosfir, penyakit autoimun, obat ototoksik,
penyakit meniere, masalah sirkulatorik, neuroma akustik. 3,6
Infeksi Virus terlihat pada hampir sepertiga kasus tuli mendadak, meningitis
merupakan penyebab terbanyak tuli mendadak oleh karena infeksi virus, terutama
pada anak-anak setelah sembuh dari meningitis dianjurkan untuk dilakukan tes
audiometri. Campak dan cacar juga dihubungkan dengan tuli mendadak, pada
penderita cacar kehilangan pendengaran biasanya sedang sampai berat dan
bilateral sedangkan penderita campak dapat mengalami kehilangan pendengaran
unilateral saja. 4,6
Cedera kepala, terutama yang dihubungkan dengan fraktur kranium dapat
mengakibatkan kehilangan pendengaran yang berat dan sering permanen.
Walaupun tidak terdapat fraktur, tuli mendadak dapat terjadi akibat cedara SSP
atau pada telinga dalam. 4,6
Tuli mendadak dapat terjadi akibat pajanan terhadap bising yang kuat
misalnya ledakan yang kuat atau bunyi petasan dan senjata api dalam ruang
tertutup. Kerasnya suara maupun lamanya paparan memegang peranan dalam
kasus ini, Occupational Safety and Help Administration (OSHA) telah
menetapkan standar yang dipercaya menggambarkan hubungan antara ketulian
dengan paparan pekerja terhadap bising yang keras saat di temapt kerja. Tingkat
bising 80 db untuk 8 jam diperkirakan aman, maka paparan terhadap bising 110
db untuk waktu relatif singkat dianggap berbahaya terhadap keselamatan
mekanisme pendengaran. Tuli mendadak pada operasi telinga juga dapat terjadi.
Derajat risiko tergantung berbagai faktor yaitu prosedur operasi, dan ketrampilan
dari operator sendiri. 4,6
Gangguan vaskuler juga dikenal sebagai salah satu penyebab tuli mendadak.
Spasme, perdarahan arteri auditiva interna atau trombosis dapat mengakibatkan
iskemik koklea yang berujung pada tuli mendadak. Tuli mendadak juga dapat
disebabkan oleh obat-obat ototoksik. Tuli ini biasanya didahului oleh tinitus.3,4,6
-
5/22/2018 4. TELINGA
17/22
18
Tabel 2.1. Obat-obat Ototoksik 3
Golongan obat Contoh Obat Efek terhadap
pendegaran
Salisilat Aspirin Tuli dapat terjadi pada dosis
tinggi, tetapi biasanya
reversivel
Kuinolin Klorokuin
NSAID
Tuli dapat terjadi pada dosis
tinggi atau pemakaian
jangka panjang, tetapi
biasanya reversibel apabila
obat dihentikan
Loop Diuretik Bumetamid
Furosemid
Asam Etackrinat
Dapat menyebabkan tuli
sementara atau permanen.
Jika dikombinasikan dengan
obat-obat ototoksik lainnya,
resiko kerusakan permanen
meningkat.
Aminoglikosida Amikasin
Gentamisin
Tuli dapat terjadi pada dosis
tinggi atau pemakaian
jangka panjang. Tuli dapat
bersifat permanen.
PatogenesisTerdapat 4 teori yang dipostulasikan bagi terjadinya tuli mendadak yaitu
infeksi viral labirin, gangguan vaskuler labirin, ruptur membran intrakoklear dan
penyakit telinga dalam yang berhubungan dengan imun. Suatu proses penyakit
yang melibatkan salah satu dari kemungkinan teoiritis ini dapat berakhir dengan
tuli mendadak, namun tak satupun yang dapat menjelaskan secara menyeluruh.
Penelitian terhadap penderita tuli mendadak menunjukkan adanya suatu
prevalensi sedang penyakit viral. Beberapa penelitian mencatat 17-33% penderita
tuli mendadak baru menderita penyakit virus. Pada pemeriksaan histopatologis
tulang temporal, gambaran kehilangan sel rambut dan sel penyokong, atrofi
membrana tektoria, atrofi stria vaskularis dan kehilangan neuron sesuai dengan
kerusakan akibat virus. Pola kerusakan ini mirip dengan gambaran yang
ditemukan pada tuli sekunder akibat cacar,campak dan rubella maternal. 3,4,6
Teori kedua menyangkut gangguan vaskular yang terjadi pada koklea. Koklea
merupakan suatu end organ karena suplai darahnya tidak ada kolateralnya. Fungsi
koklea sensitif terhadap perobahan suplai darah. Gangguan vaskuler koklea akibat
-
5/22/2018 4. TELINGA
18/22
19
trombosis, embolus, penurunan aliran darah atau vasospasme adalah etiologi tuli
mendadak. Penurunan oksigenasi koklea kemungkinan akibat dari perubahan
aliran darah koklea. Perdarahan intrakoklea merupakan manifestasi awal yang
diikuti fibrosis dan osifikasi koklea. Pada suatu studi ditemukan kesamaan antara
faktor risiko koroner iskemik dan faktor risiko tuli mendadak. Penemuan
keterlibatan vaskuler dalam patogenesis tuli mendadak dapat dijadikan sebagai
strategi preventif dan terapeutik.3,4,6
Teori lainnya terjadi tuli adalah akibat ruptur membran intrakoklea. Membran
ini memisah telinga tengan dan telinga dalam. Di dalam koklea juga terdapat
membran-membran halus memisah ruang perilimfe dan endolimfe. Secara teoritis,
ruptur dari salah satu atau kedua jenis membran ini dapat mengakibatkan tuli
mendadak. Kebocoran cairan perilimfe ke ruang telinga tengah lewat round
window dan oval window telah diyakini sebagai mekanisme penyebab tuli.
Ruptur membran intrakoklea membolehkan bercampurnya perilmfe dan
endolimfe dan merobah potensi endokoklea secara efektif.3,4,6
DiagnosisDiagnosis didapatkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang audiologi dan laboratorium. 3,6
a. Anamnesis
- Kehilangan pendengaran tiba-tiba biasanya satu telinga yang tidak jelaspenyebabnya berlangsung dalam waktu kurang dari 3 hari.
- Pasien biasanya mengingat dengan jelas kapan tepatnya merekakehilangan pendengaran, pasien seperti mendengar bunyi klik atau
pop kemudian pasien kehilangan pendengaran.
- Pusing mendadak (vertigo) merupakan gejala awal terbanyak dari tulimendadak yang disebabkan oleh iskemik koklear dan infeksi virus, dan
vertigo akan lebih hebat pada penyakit meniere, tapi vertigo tidak
ditemukan atau jarang pada tuli mendadak akibat neuroma akustik, obat
ototoksik.
-
5/22/2018 4. TELINGA
19/22
20
- Riwayat infeksi virus seperti parotis, mumps, campak, herpes zooster,CMV, influenza B.
- Riwayat penyakit metabolik seperti DM.- Telinga terasa penuh, biasanya pada penyakit meniere.- Riwayat berpergian dengan pesawat atau menyelam ke dasar laut.- Riwayat trauma kepala dan bising keras.
b. Pemeriksaan fisik dan Tes Pendengaran
Pada pemeriksaan fisik dengan otoskop, tidak ditemukan kelainan pada
telinga yang sakit. Sementara dengan pemeriksaan pendengaran didapatkan hasil
sebagai berikut:
- Tes penala : Rinne positif, Weber lateralisasi ke telinga yang sehat,Schwabach memendek. Kesan : Tuli sensorieural
- Audiometri nada murni : Tuli sensorineural ringan sampai berat.
PenatalaksanaanTerapi untuk tuli mendadak adalah3,6:
Tiarah baring yang sempurna (total bed rest) istirahat baik fisik danmental selama 2 minggu untuk menghilangkan atau mengurangi stress
yang besar pengaruhnya pada keadaan kegagalan neovaskular.
Vasodilatansia injeksi yang cukup kuat disertai dengan pemberiantablet vasodilator oral tiap hari.
Prednison 4x10 mg (2 tablet),tappering off tiap 3 hari (hati hati padapenderita DM)
Vitamin C 500 mg 1x1 tablet/hari Neurobion 3x1 tablet /hari Diit rendah garam dan rendah kolesterol Inhalasi oksigen 4x15 menit (2 liter/menit), obat antivirus sesuai
dengan virus penyebab
Kortikosteroid merupakan obat anti inflamasi yang digunakan untuk
mengobati ketulian sensorineural mendadak idiopatik. Mekanisme kerjanya
terhadap ketulian mendadak belum diketahi dengan pasti, meskipun terjadi
-
5/22/2018 4. TELINGA
20/22
21
reduksi inflamasi koklea dan saraf auditorius setelah pemberian obat ini. Dalam
sebuah penelitian baru-baru ini ditemukan bahwa injeksi dexamethason
intratimpani efektif untuk memperbaiki pendengran pasien yang mengalami tuli
mendadak setelah sebelumnya gagal ditatalaksana dengan terapi standar. 3.6
Vasodilator digunakan untuk meningkatkan aliran darah ke koklea, sehingga
dapat memperbaiki oksigenasi di daerah tersebut. Untuk meningkatkan perfusi
vaskuler, mikrosirkulasi dan menurunkan viskositas darah dapat diberikan anti
koagulan seperti heparin, warfarin, bila terdapat gangguan hematologi. Sebagai
terapi penunjang dapat diberikan vitamin atau neurotropik lainnya. 3,6
Terapi inhalasi carbogen adalah pengobatan untuk tuli mendadak dengan
menggunakan gas campuran, 95% oksigen dan 5% karbondioksida untuk
memperbaiki oksigenasi di koklea. 3,6
Saat ini telah dikenal terapi oksigen bertekanan tinggi dengan teknik
pemberian oksigen hiperbarik, yaitu dengan memasukkan pasien ke dalam suatu
ruangan yang bertekanan 2 ATM. 3,6
Definisi perbaikan pendengaran pada tuli mendadak adalah:3,6
1. Dikatakan sembuh bila perbaikan ambang pendengaran kurang dari 30 dbpada frekuensi 250 hz, 500 hz, 1000 hz dan di bawah 25 db pada frekuensi
4000 hz.
2. Perbaikan sangat baik terjadi bila perbaikannya lebih dari 30 db pada 5frekuensi.
3. Perbaikan baik bila rata-rata perbaikannya berkisar antara 10-30 db pada 5frekuensi.
4. Tidak ada perbaikan bila perbaikan kurang dari 10 db pada 5 frekuensi.2.1.6 Fraktur Temporal
Cedera pada tulang temporal terjadi pada 30 sampai 70% kasus yang
melibatkan trauma tumpul kepala dan dapat berdampak pada telinga. Evaluasi
yang tepat dapat memperhitungkan derajat keparahan dan gejala-gejala trauma
pada telinga. 7
-
5/22/2018 4. TELINGA
21/22
22
EtiologiCedera tulang diakibatkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor (12% -47%),
penganiayaan (10% -37%), jatuh (16% -40%), dan luka tembak (3% -33%).
Dengan perbaikan teknologi keselamatan mobil, kejadian patah tulang akibat
kecelakaan kendaraan bermotor dapat mengalami penurunan. 7
KlasifikasiKlasifikasi fraktur pada tulang temporal dibagi menjadi fraktur longitudinal
dan fraktur transversal.
Tabel 2.2 Perbandingan Fraktur Longitudinal dan Fraktur Transversal.7
Fraktur longitudinal Fraktur transversal
Insiden 80% 20%
Otore CSF Sering Jarang
Perforasi
Membran timpani
Sering Jarang
Hearing Loss Sering (tipe
konduktif dan
sensorineural padanada tinggi)
Sering (sensorineural atau
campuran)
Hemotimpanicum Sering Jarang
Otore Sering Jarang
Vertigo Sering (kurang
intens)
Sering ( lebih intens, biasanya
terjadi pada fase akut, dengan
disertai nausea dan vomiting)
PemeriksaanUmumnya, diagnosis fraktur tulang temporal dengan radiografi foto polos
sulit dilakukan dan membutuhkan konfirmasi dengan CT-scan.
CT-Scan ( Computed Tomography Scanning). Potongan tipis (1 mm) CT-scan
dapat menunjukkan lusensi yang melewati tulang temporal. Keterlibatan telinga
tengah, tulang petrosus, kapsul otic, dan saluran saraf wajah merupakan penentu
utama prognosis. Fraktur longitudinal (ditunjukkan pada gambar di bawah) sejajar
dengan sumbu panjang tulang petrosus. Keterlibatan telinga tengah, kanalis
karotis, tulang labirin, dan meatus akustikus eksternus sebaiknya diperhatikan.6
-
5/22/2018 4. TELINGA
22/22
23
Gambar 2.2 Aksial noncontrast CT scan pada patah tulang longitudinal tulang
temporal (panah)
Fraktur transversal (dilihat di bawah) tegak lurus terhadap sumbu panjang
tulang petrosus. Keterlibatan struktur telinga bagian dalam dan nervus fasialis
harus diperhatikan.
Gambar 2.3 Aksial noncontrast CT scan patah tulang transversal pada tulang
temporal (panah)
PenatalaksanaanUmumnya, pasien dengan paralisis fasialis dapat dikelola secara konservatif
dengan kortikosteroid sistemik selama 10-14 hari kecuali bila ada kontraindikasi.
Pasien yang mengalami paralisis lengkap dengan onset yang cepat sebaiknya
segera dilakukan pemeriksaan awal dengan menggunakan perangsang saraf
Hilger antara hari 3 dan 7. Bila tidak ada penurunan rangsangan saraf, pasien
sebaiknya diobservasi. Penurunan rangsangan saraf dalam waktu satu minggu atau
lebih mencapai 90% dan terjadi selama 2-3 minggu, merupakan indikasi utnuk
dilakukan terapi bedah.7