52923366-cmcc
TRANSCRIPT
Praktikum Hidrolika
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrolika berasal dari kata hydor dalam bahasa Yunani yang berarti air. Ilmu
hidrolika merupakan suatu cabang ilmu teknik yang mempelajari perilaku air baik dalam
keadaan diam maupun bergerak. Hidrolika dapat dibedakan dalam dua bidang yaitu
hidrostatika yang mempelajari zat cair dalam keadaan diam, dan hidrodinamika yang
mempelajari zat cair bergerak. Di dalam hidrodinamika dipelajari zat cair ideal yang
sebenarnya tidak ada di alam, tetapi anggapan tersebut perlu dilakukan untuk
memudahkan analisis perilaku gerak zat cair.
Hidrolika mempunyai arti penting mengingat air merupakan salah satu jenis fluida
yang sangat penting bagi kehidupan manusia, diperlukan untuk kebutuhan hidup sehari-
hari seperti air minum, irigasi, pembangkit listrik dan sebagainya.
1.2 Tujuan
Ilmu hidrolika tidak bisa dikembangkan hanya berdasarkan pendekatan empiris,
tetapi juga eksperimental. Sehubungan dengan itu, praktikum Hidrolika ini bertujuan
untuk lebih memahami teori yang kami dapatkan, baik dari kegiatan perkuliahan maupun
dari literatur-literatur, dan juga lebih memahami eksperimen-eksperimen yang pernah
dilakukan oleh para peneliti.
Kegiatan praktikum Hidrolika terdiri dari tujuh (7) macam percobaan, yang hasil
percobaannya termuat dalam laporan praktikum ini. Percobaan-percobaan tersebut
adalah:
1. Percobaan Hydrostatic Pressure
2. Percobaan Metacentric Height
3. Percobaan Impact of Jet
4. Percobaan Orifice and Jet
5. Percobaan Osborne Reynolds
6. Percobaan Visualisasi Aliran
Kelompok 51
Praktikum Hidrolika
BAB II
PERCOBAAN TEKANAN HIDROSTATIS
A. Tujuan
Untuk menentukan titik pusat tekanan pada bidang permukaan yang terendam
sebagian.
B. Peralatan
1. Hydrostatic Pressure Apparatus F1-12
2. Beban / anak timbangan
3. Air bersih
4. Serbet/kain lap
5. Alat tulis
6. Mistar
Kelompok 52
Gambar 2.1. Hydrostatic Pressure Apparatus (F1-12)
Permukaan Air
Kuadrant Poros/SumbuSekrup Pengikat
Patok Indikasi Keseimbangan
Indication
Peletakan Beban
Nivo Kotak
Penyeimbang yang dapat digeser
Skala
Permukaan Kuadrant
Keran Pembuang (Drain Cock)
Kaki/Penyeimbang
Lengan Timbangan
Anak Timbangan (Beban)
Praktikum Hidrolika
Dimana:
L = jarak tumpuan ke titik beban a = jarak adjustable counterbalance
d = kedalaman bidang permukaan ke bidang permukaan Hydrostatic
Hydrostatic Pressure Apparatus Pressure Apparatus
m = jumlah beban b = lebar bidang permukaan
y = tinggi muka air Hydrostatic Pressure Apparatus
C. Jumlah Praktikan : 4 (empat) orang
Jumlah praktikan pada percobaan ini empat orang, yang masing-masing bertugas:
- 1 orang menambah air ke dalam Hydrostatic Pressure Apparatus.
- 1 orang mengganti anak timbangan
- 1 mengamati sampai lengan timbangan menjadi horizontal.
- 1 orang mencatat hasil pengamatan.
D. Variabel Percobaan
Percobaan dilakukan dengan 2 model, yaitu:
1. Dengan pengisian tangki yang ditambahkan beban pada alat.
2. Dengan pengosongan tangki dengan pengurangan beban pada alat.
Kelompok 53
Gambar 2.2a. Dimensi Hydrostatic Pressure Apparatus
tumpuan
1
1
Gambar 2.2b. Potongan 1-1 Hydrostatic Pressure Apparatus
a
Gambar 2.2a. Dimensi Hydrostatic Pressure Apparatus
tumpuan
1
1
Gambar 2.2b. Potongan 1-1 Hydrostatic Pressure Apparatus
a
Praktikum Hidrolika
E. Ringkasan Teori
m.L =2
1 2gbyρ
−+
3
yda
2y
m=
−+
32
yda
L
gbρ
2y
m= ( ) y
L
gbda
L
gb
62
ρρ −+
2y
m= ( )da
L
gby
L
gb ++−26
ρρ
F. Tata Cara
1. Siapkan peralatan yang akan dipergunakan.
2. Ukur L, a, b, dan d, pada permukaan quadrant
3. Letakkan lengan neraca di atas ujung runcing (pda porosnya).
4. Gantungkan piringan neraca pada ujung lengan neraca.
5. Geser penyeimbang hingga lengan neraca menjadi horizontal.
6. Sambungkan selang dari keran pembuang ke tempat pembuangan air
7. Tutup keran pembuang (drain cock), kemudian isi air ke dalam tangki hingga
mencapai sisi terbawah quadrant.
8. Letakkan sebuah anak timbangan pada piringannya, lalu masukkan air perlahan-
lahan ke dalam tangki hingga lengan neraca menjadi setimbang.
9. Catat posisi paras muka air dalam quadrant dan berat anak timbangan pada
piringannya.
10. Ulangi langkah-langkah di atas untuk masing-masing penambahan berat.
11. Untuk pengosongan tangki, pindahkan setiap anak timbangan satu-persatu,
kemudian setimbangkan lengan neraca dengan pengurangan air secara perlahan.
12. Setelah setimbang, catat berat dan muka air untuk setiap pengurangan anak
timbangan
13. Ulangi langkah-langkah yang sama untuk tiap-tiap pengurangan anak timbangan.
Kelompok 54
Praktikum Hidrolika
G. Analisa Data
Pengisisan TangkiPengosongan
Rata-rata Y2 M/Y2
Tangki
q BebanTinggi
Airq Beban
Tinggi Air M
(gr)Y
(cm)(cm2) (gr/cm2)
(mm) M (gr) y (cm) (mm) M (gr) y (cm)
200 0 0 110 180 90 90 45 2025 -201 10 21 124 130 76 70 48.5 2352.25 0.0298202 50 47 134 100 66 75 56.5 3192 0.0235135 100 65 153 50 47 75 56 3136 0.0239124 130 76 178 10 22 70 49 2401 0.0292110 180 90 193 0 7 90 48.5 2352.25 0.0383
Ukuran alat yang digunakan :b = 7,5 cm
L = 27,5 cm
D = 10 cm
A = 10 cm
γ = 1000 kgf/m3
Slope kurva hitungan adalah : 04545.066
−=−=−LL
gb γρ grf/cm3
Perpotongan dengan sumbu y adalah :
( ) ( ) ( ) 2727.210105,272
5,71
2
.
2=+=+=+
x
xda
L
bda
L
gb γρ grf/cm2
H. Grafik
Kelompok 55
Praktikum Hidrolika
Grafik Hubungan antara Y dan M/Y^2
2.1500
2.2000
2.2500
2.3000
2.3500
2.4000
2.4500
2.5000
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
Y
M/Y
^2
y = -0,0299x + 2,4629
Sloope :
( ) ( ) 22 xxn
yxxynb
Σ−ΣΣΣ−Σ=
=5×70, 7990( ) − 355, 56885( )
5×218, 6200( ) − 985, 96( ) = -0.0299
( )xbyn
a Σ−Σ= 1
( )[ ]4,310299,03758,115
1 ×−−=
= 4629,2
Parameter Teori PercobaanSlope -0,04545 -0,0299
Intercept 2,727 2,4629
I. Kesimpulan
Kelompok 56
2,4629
Praktikum Hidrolika
1. Hasil percobaan terjadi penyimpangan terhadap hasil dari teori,hal ini disebabkan
karena kecerobohan dan kurangnya ketelitian.
Hasil teori menunjukkan tinggi slope sebesar -0,04545 grf/cm3 sedangkan di
grafik sebesar -0,0299 grf/cm3 dan hasil teori untuk intercept sebesar 2,7272
grf/cm2 sedangkan di grafik sebesar 2,4629 grf/cm3
2. Besarnya tekanan yang ditimbulkan pada suatu titik berbanding lurus dengan
kedalaman air.
Kelompok 57
Praktikum Hidrolika
BAB III
PERCOBAAN TINGGI METASENTRUM
A. Tujuan Untuk menghitung stabilitas benda terapung.
B. Peralatan1. Metacentric Height Apparatus/ponton (Armfield, Cat. Ref. FI-94,
AL 6841).
2. Penggaris.
3. Bak penampungan air.
4. Benang.
5. Alat tulis.
Kelompok 58
Gambar 3.1 Tampak Samping Metacentric Height Apparatus
Tiang Ponton
l = 350 mm
Adjustable Mass
Gambar 3.2 Tampak Depan Metacentric Height Apparatus
Massa Sorong(Sliding Mass)
Plumb Line
Skala Derajat
Ponton
355
mm
b = 200 mm
Gambar 3.3 Dimensi Metacentric Height Apparatus
C
Z
b
B
G
d
S/2
x
B'
GS
r
M
N
Praktikum Hidrolika
C. Variabel Percobaan Jarak titik berat sliding mass ke dasar ponton (OM) = 220 mm;
Jarak titik berat ponton dari dasar ponton (OG) = 81 mm;
Pergeseran adjustable mass setiap 10 mm.
D. Jumlah Praktikan : 4 (empat) orangJumlah praktikan pada percobaan ini empat orang, yang masing-masing bertugas:
- 1 orang mengukur dimensi ponton
- 1 orang mengamati derajat kemiringan ponton.
- 1 orang menggeser kedudukan adjustable mass.
- 1 orang mencatat hasil pengamatan.
E. Ringkasan Teori
BM = V
I
I = 312
1
Lb
GM = BM-BG
GM = )
2(
dyV
I
−−
Kondisi stabilitas benda terapung :
• bila M berada di atas G (GM positif) → benda stabil
• bila M sama dengan G (GM = 0) → benda netral
• bila M berada di bawah G (GM negatif) → benda tidak stabil.
F. Langkah Percobaan
1. Ukur dimensi ponton (L, b, dan d).
2. Posisikan massa sorong (sliding mass) setinggi 320 mm dari dasar ponton.
3. Posisikan adjustable mass pada kedudukan nol atau pada posisi netral di skala
ukur (linear scale).
Kelompok 59
Praktikum Hidrolika
4. Tentukan posisi titik berat ponton dari dasar (G) dengan menggunakan seutas
benang yang diikatkan pada tiang vertikal (mast) dengan cara menggeser benang
tersebut sampai diperoleh kedudukan tiang vertikal (mast) menjadi horizontal,
lalu ukur jarak benang dari dasar ponton (y).
5. Isi bak penampung air, lalu apungkan ponton dan pastikan posisi adjustable mass
tetap pada posisi netral. Kedudukan ini digunakan sebagai referensi keseimbangan
antara benang unting-unting (plumb line) dengan skalanya.
6. Ukur tinggi ponton yang tidak terendam air (r) lalu hitung tinggi ponton yang
terendam air (s) dengan mengurangi tinggi ponton (d) dengan tinggi ponton yang
tidak terendam air.
7. Geser adjustable mass ke arah kanan dari posisi netralnya untuk setiap
penggeseran 10 mm sampai ke ujung skala dan catat besar sudut yang terbentuk
(θ ).
8. Ulangi langkah pada poin 7 untuk penggeseran adjustable mass ke arah kiri.
G. Analisa Data dan Hasil Perhitungan
Dimensi ponton:
Panjang ponton (l) = 350 mm
Lebar ponton (b) = 200 mm
Tinggi ponton (d) = 75 mm
Massa ponton terpasang (W) = 1,476 kg
Berat moveable mass (w) = 0,305 kg
Bagian ponton yang berada di atas muka air (r) = 49 mm
Bagian yang berada dibawah muka air (s) = 26 mm
Jarak titik berat pontoon dari dasar = 85 mm
Kelompok 510
Praktikum Hidrolika
Perhitungan GM berdasarkan dimensi ponton:
s = d - r = 75 mm - 49 mm = 26 mm
s2 =26 mm
2=13 mm
I =1
12lb3 =1
12(350mm)(200mm)3=233.333.333,3mm4
V = L . b . s = (350 mm) (200 mm) (26 mm) = 1.820.000 mm3
BM=IV
=233.333.333,3mm1.820.000mm
=128, 205mm
GM = BM – BG = IV
− y−s2
=128, 205−(85−13) =56, 205mm
Keterangan:
I = momen inersia
V = volume ponton yang terendam air
GM = tinggi metasentrum
SISI KANAN SISI KIRI KEMIRINGAN
SUDUT
RATA-RATA
(derajat)
TINGGI
METACENTRIC
RATA-RATA
(mm)
JARAK
MOVEABLE
DARI
SUMBU
(mm)
SUDUT
(derajat)
TINGGI
METACENTRIC
JARAK
MOVEABLE
DARI
SUMBU
(mm)
SUDUT
(derajat)
TINGGI
METACENTRIC
10 1.5 78.91 10 1.4 84.55 1.45 81.73
20 3 78.86 20 2.9 81.58 2.95 80.22
30 4.4 80.57 30 4.4 80.57 4.40 80.57
40 5.9 79.98 40 5.5 85.84 5.70 82.91
50 7.1 82.95 50 7 84.15 7.05 83.55
60 8.5 82.96 60 8.5 82.96 8.50 82.96
70 10 82.03 70 10.4 78.81 10.20 80.42
80 11.3 82.73 80 11.9 78.45 11.60 80.59
Kelompok 511
Praktikum Hidrolika
H. Grafik
y = 2.257x – 180
GM = 56,205 mm
I. Kesimpulan
Tinggi Metasentrum (GM) dipengaruhi oleh posisi B dan G. Tinggi Metasentrum
(GM) semakin besar bila nilai B dan G kecil. Tinggi metasentrum (GM) semakin besar
bila sudut kemiringan θ semakin kecil.
Dari grafik analisa data percobaan, diperoleh GM = 56,205 mm (bernilai
positif), berarti titik metasentrum (M) berada di atas pusat berat (G). GM positif maka
kondisi stabilitas benda adalah stabil. Pada perhitungan teori diperoleh GM = 64,833 mm.
Terjadi penyimpangan antara hasil percobaan dengan teori. Hal ini dapat terjadi karena
kurangnya ketelitian dalam pelaksanaan percobaan. Ketelitian paling kurang pada saat
pembacaan sudut.
Kelompok 512
Praktikum Hidrolika
BAB IV
PERCOBAAN IMPACT OF JET
Tujuan
Untuk menentukan besarnya momentum pada setiap penahan yang berbeda.
Peralatan
1. Hidraulics Bench
2. Impact of Jet Apparatus
3. Curat dengan diameter 8 mm
4. Beban
5. Stopwatch
6. Plat datar (sasaran 90o), sasaran 180°, sasaran 120°
7. Air
8. Alat tulis
Kelompok 513
Perletakan Beban
Penahan
Timah
Pipa Jet ∅ 8 mm
Pipa Inlet
Nivo Kotak
Kaki/Penyangga
Gambar 4.1 Impect of Jet Apparatus dan Pipa Jet diameter 8mm
Jet diameter 8 mm
Praktikum Hidrolika
Jumlah praktikan : 4 (Empat) orang
Jumlah praktikan pada percobaan ini empat orang, yang masing-masing bertugas:
- 1 orang menghidupkan keran pengontrol air dan mengganti penahan.
- 1 orang mengamati garis putih sejajar ujung timah
- 1 orang menghitung debit
- 1 orang meletakkan beban dan mencatat hasil pengamatan
D. Variabel Percobaan
- Macam penahan yang digunakan.
- Besarnya debit aliran.
- Besarnya beban yang diberikan.
E. Ringkasan Teori
Fy = ρ Q(v-vcosθ) V = Q/A
Untuk sasaran datar (90o) Fy = 90cos(. vvQ −ρ ),
Fy = Q.ρ 2/A
Untuk sasaran (120o) Fy = ),120cos(. vvQ −ρ
Fy = 3 ρ Q2/2A
Untuk sasaran (180o) Fy = ρ Q(v-vcos180)
Fy = 2 ρ Q2/A
Kelompok 514
Praktikum Hidrolika
F. Langkah Lerja
Letakkan peralatan pada dasar bench.
1. Letakkan peralatan Impact of Jet Apparatus pada dasar bench
2. Hubungkan pipa inlet (inlet pipe) ke bench pada sambungan pengisi.
3. Buka plat atas (top plate), kemudian pasang plat sasaran (target plate) dan
ukur diameter curat
4. Tempatkan plat sasaran pada tiang yang terhubung dengan piringan
pemberat
5. Pasang kembali plat atas dengan mengeratkan sekrup
6. Horizontalkan peralatan dengan cara menyetel kaki alat (adjustable feet).
7. Stel pengukur horizontal (level gauge) hingga sesuai dengan bidang
referensi pada piringan pemberat.
8. Hidupkan pompa air pada bench.
9. Tempatkan massa pemberat pada piringan pemberat.
10. Atur aliran air melalui pengoperasian keran pada bench.
11. Atur kecepatan aliran hingga piringan pemberat sesuai dengan pengukur
horizontal (level gauge).
12. Catat volume dan waktu untuk memperoleh debit dan kecepatan aliran.
13. Catat massa di atas piringan pemberat.
14. Ulangi langkah di atas dengan menggunakan semua plat sasaran.
G. Analisa Data
Diameter curat = 8 mm
Luas penampang curat = 1/4π D2 = 50,265 mm2
Kecepatan (v) = A
Q
Debit (Q) = t
V
Dari analisa secara teori, grafik akan mengikuti
Plat datar (90o) = 1
Kelompok 515
Praktikum Hidrolika
Sasaran (120o) = 2/3
Sasaran (180o) = 1/2
H. Hasil Percobaan
Sasaran 90o
MASSA DI ATAS
PIRINGAN PEMBERAT
(Kg)
VOLUME AIR (cc)
WAKTU (detik)
DEBIT Q (l/detik)
20 2000 62 0.032 4000 131 0.031 6000 202 0.030
40 2000 21 0.095 4000 44 0.091
6000 68 0.088100 2000 9 0.222
4000 19 0.211 6000 29 0.207
120 2000 8 0.250 4000 16 0.250 6000 23 0.261
150 2000 7 0.286
4000 15 0.267
Persamaan grafik, y = 10-06 x - 2.10-06
Slope = 0.000001
Kelompok 516
Praktikum Hidrolika
Sasaran 1200
MASSA DI ATAS PIRINGAN PEMBERAT
(Kg)VOLUME AIR (cc) WAKTU (Detik) DEBIT Q (l/det)
20 2000 25 0.080 4000 53 0.075
6000 88 0.06840 2000 18 0.111 4000 38 0.105
6000 59 0.102100 2000 10 0.200
4000 22 0.182
6000 33 0.182
120 2000 9 0.222 4000 19 0.211 6000 30 0.200
150 2000 10 0.200 4000 20 0.200
6000 30 0.200
Slope : 0.0000002
Kelompok 517
Praktikum Hidrolika
Sasaran 1800
MASSA DI ATAS PIRINGAN PEMBERAT
(Kg)VOLUME AIR (cc) WAKTU (Detik) DEBIT Q (l/det)
20 2000 23 0.087
4000 47 0.085
6000 74 0.081
40 2000 18 0.111
4000 37 0.108
6000 58 0.103
100 2000 12 0.167
4000 23 0.174
6000 36 0.167
120 2000 11 0.182
4000 22 0.182
6000 35 0.171
150 2000 11 0.182
4000 21 0.190
6000 32 0.188
Slope : 0.1239
Kelompok 518
Praktikum Hidrolika
Impact Of Jet Gabungan
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
0 50 100 150 200 250
Momentum
Mas
sa
Plat Datar Sasaran 120 Sasaran 180
I. Kesimpulan
Slope grafik yang diperoleh dari pengukuran berbeda dengan slope teori.
Jenis Sasaran Slope Teori Slope Grafik
Sasaran 900 1 0.8670
Sasaran 1200 1,5 1.6377
Sasaran 1800 2 2.2572
Perbedaan ini terjadi karena kurangnya ketelitian dalam pelaksanaan percobaan.
Terutama pada pencatatan waktu/pemakaian stopwatch untuk mengukur debit dan dalam
memposisikan pengukur horizontal.
Kelompok 519
Praktikum Hidrolika
BAB V
PERCOBAAN ORIFICE AND JET
A. Tujuan
Untuk menentukan hubungan antara tinggi air dengan pancaran melalui suatu
lubang kecil dan untuk menentukan kecepatan (Cv) pada lubang kecil.
B. Peralatan
1. Hydraulic Bench (Armfield LTD, F1.10-A Serial No.W 1726-7 AL 6841).
2. Orifice and Jet Apparatus.
3. Alat Tulis.
4. Kertas Milimeter.
5. Pipa Pelimpah (Overflow).
6. Stop watch.
Kelompok 520
Lapisan Lubang Berbentuk Cincin "O"
Pipa Pelimpah yang dapat disesuaikan
Pipa Pembuangan Air
Mur
Jarum Pengukur
Bakcboard/Papan
Kaki/Penyangga
Penjepit KertasTangki Utama
Skala
700 mm
Penahan
Pipa Inlet
Baut Pengunci550
mm
Gambar 5.1 Orifice and Jet Apparatus
Praktikum Hidrolika
C. Jumlah Praktikan : 4 (empat) orang
Jumlah praktikan pada percobaan ini empat orang, yang masing-masing bertugas:
- 1 orang menghidupkan keran pengontrol air
- 1 orang menjaga agar ketinggian h tetap pada posisinya
- 1 orang mengatur kedudukan dari jarum-jarum
- 1 orang menghitung debit dan mencatat hasil pengamata
D. Variable Percobaan
Digunakan diameter lubang yang berbeda yakni ∅ = 3 mm dan ∅ = 6 mm.
E. Ringkasan Teori
V = y
gx
2
2
Vth= gh2
Cv=thV
V
Cv=gh
y
gx
2
2
2
Cv=hy
x
4
2
4hyC2v=x2
yCh
xv
22
4=
Plot vsyh
x2
F. Langkah Percobaan
Kelompok 521
Praktikum Hidrolika
1. Hubungkan peralatan Orifice and Jet Apparatus ke bench, pastikan bahwa pipa
pembuangan air masuk ke tangki penampung air.
2. Horizontalkan peralatan dengan cara penyesuaian pada kakinya.
3. Tempatkan lembaran kertas milimeter pada papan (backboard), jepit dengan
penjepit kertas (paper clamp).
4. Naikkan pipa peluap (adjustable over flow pipe), buka keran pengontrol.
5. Atur keran sedemikian rupa sehingga air tepat meluap pada skala head h yang
telah ditentukan.
6. Sesuaikan masing-masing jarum (needle) sehingga ujung jarum tepat berada pada
lintasan pancaran air, kemudian tandai posisi puncak masing-masing jarum pada
kertas milimeter yang telah dijepit di backboard.
7. Ukur debit air dengan cara menampung pancaran air pada silinder pengukur dan
catat waktunya.
8. Ulangi langkah-langkah dari poin 3 sampai 7 untuk diameter lubang orifice yang
lain
G. Hasil Percobaan
Lubang ∅ 3 mm
Head Jarak Tinggi X2 X2/hCv V
h (mm) X (mm) Y (mm) (mm2) (mm)
290
50 4 2500 8.6207 0.7340 1.7509
100 11.5 10000 34.4828 0.8658 2.0652150 23.5 22500 77.5862 0.9085 2.1671
200 40.5 40000 137.9310 0.9227 2.2010250 62.5 62500 215.5172 0.9285 2.2147
300 89.5 90000 310.3448 0.9311 2.2209350 118 122500 422.4138 0.9460 2.2566
400 155 160000 551.7241 0.9433 2.2502
Rata-Rata 0.8975 2.1408
Lubang ∅ 6 mm
Head Jarak Tinggi X2 X2/h Cv V
Kelompok 522
Praktikum Hidrolika
h (mm) X (mm) Y (mm) (mm2) (mm)
290
50 4.5 2500 8.6207 0.6920 1.6508100 10.5 10000 34.4828 0.9061 2.1613150 23 22500 77.5862 0.9183 2.1905200 37.5 40000 137.9310 0.9589 2.2874250 58.5 62500 215.5172 0.9597 2.2892300 84.5 90000 310.3448 0.9582 2.2857350 114 122500 422.4138 0.9625 2.2958400 147 160000 551.7241 0.9687 2.3106
Rata-Rata 0.9156 2.1839
Harga Cv diperoleh berdasarkan dari perhitungan tabel diatas.
V = Cv gh2
Cv = hy2
x atau
h
2x= 4Cv2y
H. Hasil Grafik
• Diameter 3 mm
Koefisien Orrifice D = 3 mmy = 3.6067x - 7.6207
0
100
200
300
400
500
600
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Tinggi (mm)
X2/h
(m
m)
Slope grafik = 3.6067
Cv = =Slope2
10.2633
• Diameter 6 mm
Kelompok 523
Praktikum Hidrolika
Koefisien Orrifice D = 6 mm
y = 3.7874x - 7.1788
0
100
200
300
400
500
600
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Tinggi (mm)
X2/h
(m
m)
Slope = 3.7874
Cv = =Slope2
1 0.2569
I. Kesimpulan
1. Pada ketinggian air yang sama, semakin kecil diameter lubang maka ketinggian
dan jarak pancaran air yang dihasilkan akan semakin besar.
2. Pada diameter lubang 3 mm, setelah dirata-ratakan diperoleh koefisien kecepatan
Cv sebesar 0.8975 sedangkan Cv teori sebesar 0,2633
3. Pada diameter lubang 6 mm, setelah dirata-ratakan diperoleh koefisien kecepatan
Cv sebesar 0.9156 sedangkan Cv teori sebesar 0,2569
BAB VI
PERCOBAAN OSBORNE REYNOLDS
Kelompok 524
Praktikum Hidrolika
A. Tujuan
Untuk mengamati kondisi aliran zat cair, laminer, transisi dan turbulen dengan menggunakan alat Osborne Reynolds.
B. Peralatan
1. Hydraulic Bench (Armfield LTD, F1-10-A Serial No.W 1726-7 AL 6841).
2. Osborne Reynold’s Apparatus (Armfield LTD, F1-20 Serial No.W 17032 AL
6841).
3. Kalium Permanganat (KMnO4).
4. Stop watch, 1 buah (Hanhart 1/10 sec).
5. Gelas ukur (SBW-Borosilicate-glass 6,5).
6. Alat Tulis.
C. Jumlah Praktikan : 4 (empat) Orang
Jumlah praktikan pada percobaan ini empat orang, yang masing-masing bertugas:
- 1 orang menghidupkan keran pengontrol air dan keran pengontrol zat warna
Kelompok 525
Reservoir
tinta
Keran Pengatur Aliran tinta
Pipa Pelimpah
Tangki Utama
Pipa Pengamatan(Flow Visualisation Pipe)
Keran Pengatur Air Pipa Inlet
Kaki/Penyangga
Kelereng (Gundu)
Gambar 6.1 Osborne Reynold’s Apparatus
Jarum Pengarah Tinta
Inlet Mulut Lonceng
Praktikum Hidrolika
- 1 orang mengatur aliran yang melewati pipa pengamatan
- 1 orang menghitung debit
- 1 orang mencatat hasil pengamatan
D. Variabel Percobaan
Kekentalan kinematik air, υ = 9,055 x 10-7 m2/dt (diambil pada suhu kamar,
25 °C).
Diameter pipa pengamatan, ∅ = 1 cm
Aliran laminer Re < 2000
Aliran Transisi 2000 < Re < 4000
Aliran Turbulen Re > 4000
E. Langkah Percobaan.
1. Letakkan peralatan osborne reynold’s di atas hydraulic bench.
2. Isi tangki (reservoir) dengan Kalium Permanganat (KMnO4).
3. Hubungkan pipa inlet (inlet valve) peralatan osborne reynold’s dengan pipa
konektor bench.
4. Turunkan atau atur kedudukan jarum pengarah tinta, sehingga tepat berada di atas
inlet mulut lonceng.
5. Tutup keran pengatur air (flow control valve), hidupkan hydraulic bench dan buka
keran outlet-nya dan perlahan-perlahan penuhi tangki utama (head tank) dengan
air sampai posisi sedikit melimpah, kemudian tutup bench inlet.
6. Buka dan-atau atur bukaan keran pengatur air dan keran pengatur aliran KMnO4
sehingga air dan KMnO4 mengalir melalui pipa pengamatan, dan aliran
menunjukkan kondisi laminer (aliran KMnO4 tidak pecah).
7. Tampung air yang mengalir melalui pipa pengamatan dengan memakai gelas ukur
dan hitung waktu yang diperlukan untuk mencapai volume 1 liter dengan
menggunakan stop watch.
8. Ulangi langkah no. 6 untuk kondisi aliran yang lain.
F. Hasil Percobaan dan Perhitungan
A = 4
1πd2
Kelompok 526
Praktikum Hidrolika
= 7.85×10-5 m
Kondisi ZatVolume,
V Waktu Debit, Q Kecepatan Warna ( M3 ) ( dt ) ( M3/dt ) V = Q/A Re
( m/dt ) Laminer 0.00013 30 0.000004333 0.055201699 609.290
0.00013 29.5 0.000004407 0.025500000 281.457 0.00013 30.2 0.000004305 0.023700000 261.589
Transisi 0.00013 8 0.000016250 0.207006369 2284.839 0.00013 8.9 0.000014607 0.186073141 2053.787 0.00013 9.6 0.000013542 0.172505308 1904.032
Turbulen 0.00013 4.1 0.000031707 0.403914867 4458.221 0.00013 4.3 0.000030233 0.385128129 4250.862 0.00013 4.1 0.000031707 0.403914867 4458.221
G. Kesimpulan
Dari percobaan ini, hasil pengamatan secara visual aliran KMnO4 telah sesuai
dengan teori yang ada tentang bilangan Reynold dimana:
KONDISI Re TEORI Re PERCOBAAN
LAMINER Re < 2000 609.290
TRANSISI 2000 < Re < 4000 2284.839
TURBULEN Re > 4000 4458.221
Gambar 6.2 Kondisi aliran pada percobaan. (a) lurus/laminer
(b) lurus-pecah/transisi (c) pecah/turbulen
BAB VII
PERCOBAAN VISUALISASI ALIRAN
Kelompok 527
Praktikum Hidrolika
7.1 Tujuan
Untuk mengamati kondisi aliran di hulu dan di hilir saluran.
7.2 Peralatan
Flume TFC
Air bersih
Penahan aliran (weir)
Kalkir 20 cm x 100 cm 5 lembar
Stopwatch
Alat tulis
Selotip
Gambar 8.1 Flume TFC
7.3 Langkah Percobaan
1. Ukur slope dengan perbandingan 1 : 250.
2. Tempatkan hambatan pada sekat di tengah flume (langkah ini tidak dilakukan
untuk visualisasi aliran tanpa hambatan).
3. Pasang kertas kalkir pada dinding luar kaca flume, rekatkan dengan selotip.
4. Hidupkan motor, atur ketinggian hingga kedalaman yang diinginkan (head hulu =
13 cm) dan amati aliran.
Kelompok 528
Keran pengatur ketinggian air Pengatur
elevasi flume
Hydraulics bench
Praktikum Hidrolika
5. Plot pada kertas kalkir posisi dari hambatan (untuk visualisasi aliran tanpa
hambatan tidak dilakukan) dan muka air. Hasil plotting aliran dapat dilihat pada
lampiran.
6. Catat volume dan waktu untuk penghitungan debit aliran.
A. Visualisai Aliran Melalui Ambang Lebar
A.1 Tujuan
Untuk mengamati propil muka air melalui hambatan ambang lebar (ambang lebar
posisi I dan posisi II).
A.2 Analisa Data dan Hasil Percobaan
o Plotting muka air untuk visualisasi aliran melalui hambatan ambang lebar dapat
dilihat pada kertas kalkir.
o Data-data yang diperoleh :
• Lebar saluran (b) = 7,6 cm
• Tebal ambang lebar (t) = 35 cm
• Syarat ambang lebar t > 0,66 H
Ambang Lebar Posisi I
Head Hulu (cm)
Hambatan (cm)
Volume V
(liter)
Waktu t
(dt)
Debit Q
(liter/dt)
Debitrata-rata
Q (liter/dt)
13.5 4.5
5 5.8 0.862069
0.8629256810 11.50.869565
2
15 17.50.857142
9
Kesimpulan :
Pada saat air mendekati ambang lebar di bagian hulu yang berbentuk siku, muka
air menjadi turun, kemudian ketika air mengalir di atas hambatan ambang lebar, garis
Kelompok 529
Praktikum Hidrolika
muka air mendekati datar. Ketika air mencapai bagian hilir ambang lebar yang berbentuk
lengkungan, air mengalir dan jatuh mengikuti bentuk lengkung dari ambang lebar
tersebut.
Ambang Lebar Posisi II (Kedudukan Dibalik)
Head Hulu (cm)
Hambatan (cm)
Volume V
(liter)
Waktu t
(dt)
Debit Q
(liter/dt)
Debitrata-rata
Q (liter/dt)
13.5 4.5
5 5.8 0.862069
0.8680558610 11.30.884955
8
15 17.50.857142
9
Kesimpulan :
Propil muka air di hulu dan di atas hambatan untuk ambang lebar posisi II ini
sama seperti propil muka air pada posisi I. Namun ketika air mencapai bagian hilir
ambang lebar yang berbentuk siku, air yang mengalir tidak bisa mengikuti bentuk dari
hilir ambang lebar, sehingga air mengalir membentuk parabolis yang mengakibatkan
terbentuknya rongga udara di antara hilir ambang lebar dan di daerah bawah aliran
jatuhan air.
B. Visualisai Aliran Melalui Ambang Tipis
B.1 Tujuan
Untuk mengamati propil muka air melalui hambatan ambang tipis.
Kelompok 530
Praktikum Hidrolika
B.2 Analisa Data dan Hasil Percobaan
o Plotting muka air untuk visualisasi aliran melalui hambatan ambang tipis dapat
dilihat pada kertas kalkir.
o Data-data yang diperoleh :
• Lebar saluran (b) = 7,6 cm
• Tebal ambang tipis (t) = 0,7 cm
• Syarat ambang tipis t < 0,5 H
Ambal Tipis :
Head Hulu (cm)
Hambatan (cm)
Volume V
(liter)
Waktu t
(dt)
Debit Q
(liter/dt)
Debitrata-rata
Q (liter/dt)
13.5 4.5
5 60.8333333
3
0.82816009310 11.90.8403361
3
15 18.50.8108108
1
Kesimpulan :
Pada aliran melalui ambang tipis, tinggi muka air di bagian hulu (di belakang
ambal tipis) relatif sama, tapi aliran menjadi berubah cepat (rapidly varied flow) sewaktu
melewati hambatan ambang tipis, karena kondisinya berupa terjunan.
C. Visualisai Aliran Melalui Pintu Sorong
C.1 Tujuan
Untuk mengamati propil muka air melalui hambatan pintu sorong dengan tinggi
bukaan air 1 cm dari dasar flume.
Kelompok 531
Praktikum Hidrolika
C.2 Analisa Data dan Hasil Percobaan
o Plotting muka air untuk visualisasi aliran melalui hambatan pintu sorong dapat
dilihat pada kertas kalkir.
Debit aliran nyata/percobaan yang diperoleh untuk visualisasi aliran melalui hambatan
pintu sorong dengan tiga head hulu adalah sebagai berikut.
Head Hulu (cm)
Hambatan (cm)
Volume V
(liter)
Waktu t
(dt)
Debit Q
(liter/dt)
Debitrata-rata
Q (liter/dt)
13.5 5
5 5.40.9259259
3
0.87881741410 11.40.8771929
8
15 180.8333333
3
Kesimpulan :
Pada aliran air melalui pintu sorong dengan bukaan 1 cm dapat dilihat bahwa
semakin tinggi head hulu maka semakin besar pula debit alirannya dan panjang loncat air
juga semakin besar.
D. Visualisai Aliran Tanpa Hambatan ( Bebas Hambatan)
D.1 Tujuan
Untuk mengamati propil muka air tanpa hambatan pada saluran terbuka.
Kelompok 532
Praktikum Hidrolika
D.2 Analisa Data dan Hasil Perhitungan
o Plotting muka air untuk visualisasi aliran tanpa hambatan dapat dilihat pada kertas
kalkir.
Debit aliran nyata/percobaan yang diperoleh untuk visualisasi aliran tanpa hambatan
dengan tiga head hulu adalah sebagai berikut.
Head Hulu (cm)
Hambatan (cm)
Volume V
(liter)
Waktu t
(dt)
Debit Q
(liter/dt)
Debitrata-rata
Q (liter/dt)
3.15 0
5 5.30.943396
2
0.8868063610 11.50.869565
2
15 17.70.847457
6
Kesimpulan :
Pada aliran bebas hambatan, tinggi head hulu maksimum yang dapat dicapai
adalah 3 cm. Setelah diambil empat kali percobaan dengan tinggi head hulu yang berbeda
dapat disimpulkan bahwa ketinggian air di hulu y1 lebih besar daripada di hilir y2. Hal ini
dikarenakan adanya kecepatan awal yang diberikan oleh alat (flume) dan terdapatnya
terjunan pada bagian hilir sehingga air tidak mengalir secara alami (tidak dipengaruhi
percepatan gravitasi) dan terjadi perbedaan tinggi muka air di hulu dan hilir, di mana
tinggi muka air di hulu lebih besar daripada di hilir (y1>y2). Hal ini dibuktikan melalui
nilai kecepatan, di mana nilai kecepatan yang diperoleh melalui percobaan berbeda jauh
dengan kecepatan yang diperoleh pada teori.
Kelompok 533