6. uji triangle

35
UJI TRIANGLE Oleh : Nama : Pika Apriyance NRP : 113020094 No. Meja : 4 (Empat) Kelompok :E Tanggal Praktikum : 18 Maret 2014 Asisten : Nur Laila Shaumi

Upload: pika-anceu

Post on 28-Dec-2015

140 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

uji inderawi

TRANSCRIPT

Page 1: 6. Uji Triangle

UJI TRIANGLE

Oleh :

Nama : Pika ApriyanceNRP : 113020094No. Meja : 4 (Empat)Kelompok : ETanggal Praktikum : 18 Maret 2014Asisten : Nur Laila Shaumi

JURUSAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDANBANDUNG

2014

Page 2: 6. Uji Triangle

I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan percobaan,

(3) Prinsip Percobaan, (4) Aplikasi dalam Bidang Pangan.

1.1 Latar Belakang

Uji Triangle merupakan salah satu bentuk pengujian pembeda, dimana

dalam pengujian ini sejumlah contoh disajikan tanpa menggunakan pembanding.

Uji Triangle ini ada yang bersifat sederhana, artinya hanya untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan antara dua macam sampel, tetapi ada pula yang bersifat lebih

terarah, yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara dua sampel

tersebut (Kartika, 1987).

Uji segitiga (triangle test) digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang

kecil. Pengujian ini lebih banyak digunakan karena lebih peka daripada uji

pasangan. Uji ini mula-mula diperkenalkan oleh 2 ahli statistik Denmark pada

tahun 1946, dalam uji ini tidak ada contoh, baku atau pembanding. Dalam meberi

penilaian tidak boleh ragu-ragu, harus memilih atau menerka salah satu yang

dianggap paling berbeda. Demikian pula jika panelis tidak dapat membedakan

ketiga contoh tersebut. Karena tiga contoh sekaligus maka harus disiapkan agar

ketiga ukuran, bentuk, warna atau sifat-sifat contoh yang tidak dimiliki dibuat

sama (Soekarto, 1985).

Di dalam pelaksanaan uji segitiga, panelis dimimta memilih satu di antara

3 contoh yang berbeda dengan yang lain. Karena contoh yang dinilai ada 3 maka

Page 3: 6. Uji Triangle

peluang secara acak adalah 1/3 atau 33 1/3%. Sebagaimana halnya uji pasangan,

dalam uji segitiga dapat pula ditanyakan lebih lanjut tingkat perbedaan. Tetapi

hasil mengenai tingkat perbedaan tidak lagi peka atau kurang menyakinkan, dalam

uji segitiga keseragaman ketiga contoh sangat penting atau dapat dihindari

pengaruh penyajian (Soekarto, 1985).

Uji triangle ini ada yang bersifat sederhana, artinya hanya untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua macam sampel, tetapi ada pula

yang bersifat lebih terarah, yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara

dua sampel tersebut (Kartika, 1987).

Pembedaan berarah jika dalam pembedaan contoh-contoh itu disertai arah

perbedaan yaitu lebih kecil atau lebih besar dari bahan baku. Jika dalam

pembedaan itu digunakan bahan pembanding maka sifat-sifat organoleptik yang

ingin dibedakan harus betul-betul jelas dan dipahami para panelis. Keandalan

(realialibility) dari uji pembedaan tergantung dari pengenalan sifat mutu yang

diinginkan, tingkat latihan, dan kepekaan masing-masing anggota panelis

(Soekarto, 1985).

Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan

sifat sensorik atau organoleptik antara dua contoh. Meskipun dalam pengujian

dapat saja sejumlah contoh disajikan bersama tetapi untuk melaksanakan

perbedaan selalu ada dua contoh yang dapat dipertentangkan. Dalam hal ini

panelis diminta mengingat kembali sifat itu dan mengecamkan betul-betul

sebelum melakukan penginderaan (Soekarto, 1985).

Page 4: 6. Uji Triangle

Proses penginderaan terjadi karena adanya rangsangan yang sesuai dengan

deseptor alat indera. Jadi rangsangan adalah suatu penyebab yang menggertak

proses penginderaan dan menyebabkan tanggapan, kesan atau kesadaran. Benda

yang mengeluarka rangsangan disebut benda perangsang (Soekarto, 1985).

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan Uji Triangle adalah untuk menguji kemampuan

fisio-psikologis panelis khususnya kemampuan membedakan (descrimination)

dan dapat digunakan untuk memilih atau menyeleksi panelis.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan Uji Triangle adalah berdasarkan sensitivitas dari penelis

dalam membedakan antara 2 sampel yang sifatnya terarah.

1.4 Aplikasi dalam Bidang Pangan

Uji triangle didalam industri pangan dapat digunakan salah satunya adalah

untuk reformulasi suatu produk baru. Sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya

perbedaan antara produk lama dan baru. Manfaat dari pengujian triangle adalah

dapat melatih sensitifitas inderawi panelis dan tentunya dapat mengetahui

dan mendeteksi perbedaan sifat sampel (Soekarto, 1985).

Uji triangle di dalam industri pangan dapat digunakan untuk pengendalian

mutu dan riset produk yang diproduksi, untuk membedakan produk yang sejenis

namun berbeda merk atau mendeteksi perbedaan sifat yang tingkat pembedaannya

hanya sedikit dan dapat juga digunakan untuk seleksi panelis (Kartika, 1987).

Page 5: 6. Uji Triangle

II BAHAN, ALAT, DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan - Bahan yang Digunakan,

(2) Alat-Alat yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan.

2.1. Bahan – Bahan yang Digunakan

Bahan - bahan yang digunakan dalam Uji Triangle adalah coklat choki-

choki (970) dan gerry pasta (342 dan 750).

2.2. Alat – Alat yang Digunakan

Alat-alat percobaan yang digunakan dalam penentuan Uji Triangle

adalah nampan, sendok plastik, gelas, wadah sampel.

2.3. Metode Percobaan

2.3.1. Deskripsi Percobaan

Pada pengujian dengan menggunakan uji triangle, disajikan tiga macam

sampel, diatara tiga sampel tersebut ada dua diantaranya memiliki kesamaan rasa,

dan warna, dan konsistensi. Pada percobaan ini panelis menentukan dua sampel

yang memiliki kesamaan tersebut dengan memberikan tanda nilai

0 untuk sampel yang memiliki kesamaan, warna, aroma, rasa, dan konsistensi

sedangkan nilai 1 untuk sampel yang tidak memiliki kesamaan, warna, aroma,

rasa, dan konsistensi.

2.3.2. Analisis Perhitungan

Berdasarkan tabel “Triangle Test” dengan jumlah panelis 21 didapatkan

5% dan 10% jumlah minimum yang benar dengan ketentuan :

Page 6: 6. Uji Triangle

1. Jika Σ tanggapan yang benar Σ minimum yang benar pada taraf

5 % dan 1 %., maka tiap- tiap perlakuan dinyatakan Tidak Berbeda Nyata.

2. Jika Σ tanggapan yang benar Σ minimal yang benar pada taraf

5 % dan 1 %, maka tiap-tiap perlakuan dinyatakan Sangat Berbeda Nyata.

3. Jika Σ tanggapan yang benar Σ minimal yang benar pada taraf 5 % tapi

Σ minimal yang benar pada taraf 1 %, maka tiap-tiap perlakuan dinyatakan

Berbeda Nyata.

Page 7: 6. Uji Triangle

IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai : Hasil Percobaan dan pembahasan.

3.1. Hasil Percobaan dan Pembahasan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji TrianglePanelis ∑ Tanggapan Benar

Jumlah Panelis Rasa Konsistensi Warna

15 14 15

(Sumber : Pika Apriyance, Meja 4, Kelompok E, 2014)

Berdasarkan dari tabel hasil pengamatan didapat ∑ tanggapan yang benar

untuk warna, rasa dan konsistensi adalah 15, 14 dan 15, sedangkan hasil tabel

triangle test diperoleh Σ minimum tanggapn yang benar pada taraf 5% adalah 10

dan taraf 1% adalah 11 sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel coklat choki-

choki (970) dalam hal rasa, konsistensi dan warna sangat berbeda nyata dengan

sampel gerry pasta (342 dan 750).

Uji triangle adalah merupakan salah satu bentuk pengujian pembedaan

pada uji organoleptik, dimana dalam pengujian sejumlah contoh disajikan hanya

jika dalam pengujian duo trio menggunakan pembanding sedangkan dalam uji

triangle dengan tanpa menggunakan pembanding. Uji triangle digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan antar sampel (makanan) yang disajikan, baik

dari warna, rasa, maupun pembauan. Dalam pengujian triangle panelis diminta

untuk memilih salahsatu sampel yang berbeda dari tiga sampel yang disajikan,

sehingga dapat diketahui perbedaan sifat diantara ketiga sampel yang disajikan

(Anonim, 2010).

Uji triangle ini ada yang bersifat sederhana, artinya hanya untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua macam sampel, tetapi ada pula

Page 8: 6. Uji Triangle

yang bersifat lebih terarah, yaitu untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara

dua sampel tersebut (Anonim, 2010).

Uji segitiga atau uji triangle ini digunakan untuk mendeteksi perbedaan

yang kecil dengan sifat yang lebih terarah. Pengujian ini lebih banyak digunakan

karena lebih peka dari pada uji pasangan. Dalam pengujian ini kepada masing-

masing panelis disajikan secara acak tiga contoh berkode. Pengujian ketiga contoh

itu biasanya dilakukan bersamaan tetapi dapat pula berturut-turut. Dua dari tiga

contoh itu merupakan contoh yang sama, dan yang ketiga berlainan. Panelis

diminta untuk memilih satu dari tiga contoh yang berbeda dari dua lainnya. Dalam

uji ini tidak menggunakan ataupun tidak disediakan contoh baku atau pembanding

(Anonim, 2010).

Kelebihan uji triangle adalah lebih akurat dibanding uji duo trio karena

peluang kesalahannya sebesar 33,3 %, kekurangannya pada uji triangle jika

panelis kurang teliti panelis akan mengalami kesulitan membandingkan sampel

satu dengan sampel yang laiinya karena semua sampel disajikan. Kelebihan uji

duo trio adalah para panelis mudah membandingkan sampel satu dengan sampel

yang lain karena adanya pembanding dan peluang kesalahannya 50% sedangkan

kekurangannya adalah panelis kadang lupa dengan sifat karakteristik sampel

pembanding.

Aroma merupakan sifat bahan (makanan) dan juga mekanisme reseptor

orang yang makan makanan. Aroma telah mencakup susunan senyawa dalam

makanan yang mengandung rasa atau bau, dan juga interaksi senyawa-senyawa ini

dengan reseptor alat indera, rasa dan bau. Setelah terjadi interaksi, organ

Page 9: 6. Uji Triangle

menghasilkan sinyal yang dihantar ke sistem syaraf pusat, dengan demikian

menciptakan apa yang kita kenal sebagai aroma (bau). Aroma biasanya akibat dari

adanya campuran beberapa, kadang-kadang banyak, sebagai senyawa yang

berbau. Efek gabungan menciptakan kesan yang dapat sangat berbeda dengan

aroma komponen satu-persatu. Banyak aroma makanan baik yang alami maupun

yang buatan bersifat gabungan (DeMan, 1997).

Warna penting bagi banyak makanan, baik bagi makanan yang tidak

diproses maupun makanan yang dimanufaktur. Bersama-sama dengan bau, rasa

dan tekstur, warna memegang peranan penting dalam keterterimaan makanan.

Selain itu warna dapat memberi petunjuk mengenai perubahan kimia dalam

makanan, seperti pencoklatan dan pengkaramelan(DeMan, 1997).

Warna merupakan nama umum untuk semua penginderaan yang berasal

dari aktivitas retina mata. Jika cahaya mengenai retina, mekanisme syaraf mata

menanggapi, salah satunya memberi sinyal warna. Cahaya adalah energi radiasi

dengan rentang panjang gelombang sekitar 400-800 nm. Menurut definisi ini,

warna (seperti bau dan tekstur) tidak dapat dipelajari tanpa sistem penginderaan

manusia (DeMan, 1997).

Cara untuk penetralan aroma yaitu saat pengujian tidak terlalu dekat jarak

indera penciuman dengan sampel, sampel yang diuji tidak terlalu menyengat,

diistirahatkan sampai aroma pada indera penciuman netral. Cara penetralan warna

yaitu warna yang terdapat dalam sampel tidak terlalu mencolok dan

penerangantidak terlalu tajam dalam ruangan.

Page 10: 6. Uji Triangle

Jenis rangsangan pada umumnya dapat digolongkan dalam kelompok

fisik, mekanik dan kimiawi. Rangsangan tersebut menggertak atau mengenai alat

indera dengan besaran atau intensitas tertentu. Besarnya rangsangan dapat diukur

dengan satuan-satuan fisik yang lazim untuk mengukur fenomena fisik.

Sebaliknya kesan atau tanggapan yang dihasilkan oleh rangsangan mempunyai

dimensi-dimensi. Beberapa dimensi dapat mempunyai satuan fisik tetapi beberap

yang lain tidak dapat diukur dengan satuan fisik dan harus dinyatakan dalam

dimensi psikologik. Beberapa dimensi dari tanggapan atau kesan, yaitu jenis

kesan, intensitas kesan, luas daerah kesan, lama kesan dan kesan hedonik

(Soekarto, 1985).

Jenis kesan yang dihasilkan dari rangsangan garam ialah asin buah pisang

menghasilkan kesan warna kuning. Satu benda perangsang, misalnya buah tomat

dapat menghasilkan beberapa jenis kesan misalnya rasa asam, warna merah halus

pada permukaannnya.

Intensitas kesan mencakup ringan atau beratnya kesan. Mencicip larutan

garam 30% memberi intensitas rasa asin yang lebih tinggi dibandingkan

dengan mencicip larutan garam 0,05%.

Luas daerah kesan yang juga disebut sensation magnitude adalah

kesadaran akan luasnya daerah yang terkena rangsangan. Misalnya menempelkan

sebutir kristal garam diujung lidah akan dirasakan satu daerah sempit di tempat

butir kristal diletakkan. Sebaliknya berkumur dengan larutan garam akan

dirasakan asin ditempat yang lebih luas, meskipun tidak diseluruh permukaan

rongga mulut.

Page 11: 6. Uji Triangle

Lama kesan berbeda-beda tergantung pada jenis rangasangan dan jenis alat

indera. Kesan dapat tertinggal lama dirasakan oleh indera tetapi dapat juga

sebentar. Rasa pahit dapat lebih lama dirasakan oleh pangkal lidah sebaliknya rasa

manis akan cepat hilang segera setelah benda perangsangnya hilang. Kesan

yang lama tertinggal disebut kesan kemudian (aftertaste).

Kesan hedonik meliputi tanggapan pribadi yang menyangkut kesan senang

atau tidak senang. Lama kesan dapat diukur dengan satuan waktu, sedang dimensi

yang lain hanya dapat diukur secara psikologik. Hubungan antara rangsangan

dan kesan disebut hubungan psiko-fisik (Soekarto, 1985).

Berdasarkan pengamatan uji triangle diatas, dapat dilihat terdapat

beberapa panelis yang melakukan kesalahan dalam melakukan pengujian, hal ini

mungkin disebabkan karena kurang pekanya panelis terhadap sampel yang

disajikan sehingga menimbulkan kesalahan dalam mengambil kesimpulan, selain

itu dapat pula disebabkan karena akibat panelis tidak atau kurang mengenal

metode pengujian dan produk yang dinilainya. Seorang panelis yang sudah

berpengalaman sangat kecil kemungkinannya untuk membuat kesalahan seperti

diatas. Berdasarkan hasil pengamatan sebagian panelis sudah mengenal sampel

yang diuji dengan baik, sehingga dapat mengenali perbedaan antara kedua sampel

kecap tersebut, serta faktor psikologis dan faktor fisiologi yang dapat

mempengaruhi hasil penginderaan.

Probability level yang digunakan yaitu 0,5 % dan 0,1 % hal ini disebabkan

karena pada uji duo-trio kita akan memilih panelis terlatih dan panelis stabil.

Untuk 0,5% termasuk panelis terlatih karena panelis terlatih harus melewati

Page 12: 6. Uji Triangle

pelatihan kembali agar kepekaannya atau sensitivitasnya lebih teliti dan 0,1%

untuk panelis stabil karena panelis stabil memiliki sensitivitas atau kepekaan yang

sangat teliti, sehingga memakai probability 0,1%. Menggunakan tabel triangle

test karena sampel yang disajikan sekaligus 3 macam sampel.

Dalam menggunakan tabel triangle test yang dipakai adalah probabilitas

5% dan 1%. Sebenarnya itu hanya opsi atau pilihan saja, tidak ada aturan yang

mengharuskan memakai kedua probabilitas tersebut. Tetapi tergantung dari

derajat konfidensi atau tignkat kepercayaan yang diinginkan. Misalnya bila

mengiginkan tingkat kepercayaan 95%, maka tingkat kesalahan atau taraf nyata

memakai 5%. Begitu juga bila menginginkan tingkat kepercayaan 99%, maka

tingkat kesalahan memakai 1% yang biasa digunakan oleh para panelis ahli.

Sedangkan panelis biasa sudah cukup emgnggunakan probabilitas 5% saja.

Sedangkan probabilitas 0,1% biasanya dipakai dalam bidang farmasi atau

kedokteran, karena memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi lagi, sedangkan

dalam bidnag pangan tidak diperlukan suatu tingkat ketelitian yang begitu tinggi

lagi.

Uji pasangan juga disebut paired comparison, paired test atau dual

comparition. Cara pengujian ini termasuk paling sederhanadan paling tua, karena

itu juga sering digubakan. Dalam pengujian dengan uji pasangan, dua contoh

disajikan bersamaan atau berurutan dengan nomor kode berlainan. Masing-masing

anggota panel yang diminta menyatakan ada atau tidak ada perbedaan dalam hal

sifat yang diujikan. Agar pengujian ini efektif, sifat atau criteria yang diujikan

harus jelas dan dipahami panelis (Soekarto, 1985).

Page 13: 6. Uji Triangle

Uji pembanding ganda adalah uji pembanding ganda juga disebut dual

standards. Bentuk-bentuk pengujian pembanding ganda menyerupai uji duo trio.

Jika pada uji duo trio digunakan satu contoh baku sebagai pembandimg itu

disuguhkan berbanding yaitu A dan B. Kedua contoh pembanding itu disuguhkan

bersamaan sebelum contoh-contoh yang diujikan, misalnya jika bau tengik yang

diujikan maka panelis harus sudah betul-betul mengenali dan hafal bau tengik itu

dari pembauan. Setelah semua panelis yang akan melaksanakan uji bau itu betul-

betul mengetahui bau tengik pada contoh pembanding, barulah dua contoh yang

akan diujikan disuguhkan secara acak (Soekarto, 1985).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari suatu pengujian antara

lain adalah motivasi untuk memperoleh hasil pengujian yang berguna sangat

bergantung pada terpeliharanya tingkat secara memuaskan, satu faktor penting

yang dapat membantu tumbuhnya motivasi yang baik ialah dengan mengusahakan

agar panelis merasa bertanggung jawab dan berkepentingan pada pengujian yang

sedang dilakukan. Setelah pengujian selesai dilakukan dan telah diperoleh hasil

analisis datanya, panelis diberitahu tentang hasil pengujian tersebut (Kartika,

1987).

Kesalahan psikologis mungkin saja terjadi bagi seorang panelis sehingga

mempengaruhi terhadap keberhasilan penilaian dan mungkin saja kesalahan ini

yang menjadikan sebab terjadinya kekeliruan pada pengujian.

Kekeliruan yang mungkin terjadi diantaranya adalah hallo efect. Hal ini

disebabkan panelis dalam waktu yang sama menilai akan beberapa karakteristik

dari suatu bahan, misalnya dari segi warna, rasa, bau dan aroma. Hal ini dapat

Page 14: 6. Uji Triangle

menjadikan kekeliruan karena pengujian yang dilakukan secara bersama-sama

dalam rasa, warna, bau dan aroma akan berbeda jika dinilai satu aspek saja,

misalnya masalah warna saja, atau aroma saja (Kartika, 1987).

Faktor lain yang berpengaruh adalah sensitivitas physiologis, Untuk

menjaga sensitivitas panelis berada pada suatu tingkatan yang diharapkan, perlu

dilakukan pencegahan terhadap faktor-faktor yang dapat mencampuri fungsi

indera teruatama perasa dan pembauan (Kartika, 1987).

Menjaga sensitivitas panelis berada pada suatu tingkatan yang diharapkan,

perlu dilakukan pencegahan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi indera

terutama perasa dan pembauan. Beberapa ketentuan yang telah ditetapkan :

1). Jangan melakukan pengujian dalam periode waktu satu jam setelah makan,

2). Bila panelis seorang perook tunggulah selama kurang lebih satu jam,

3). Menyarankan agar paneis tidak makan bahan makanan yang pedas pada saat

pengujian akan dilakukan,

4). Pengujian bau jangan sampai panelis mempergunakan kosmetik, lipstick dan

wangi-wangian,

5). Pengujian rasa, disarankan pada panelis untuk berkumur dengan air tawar

sebelum mulai pengujian.

Sampel yang digunakan dalan uju triangle ini adalah coklat choki-choki dan

gerry pasta, dimana yang igin diuji dari rasa, konsistensi dan warna.

Page 15: 6. Uji Triangle

Gambar 1. Coklat Choki-choki

Komposisi dar coklat choki-coki diantaranya : GulaMinyak nabati, Whey

bubuk, Maltodekstrin, Susu bubuk, Kakao bubuk, Kacang mede, Pengemulsi,

Perisa strawberry, Garam, Vanili, Asam malat, Perisa Vanili, Pewarna makanan

(Erythrosine Cl 45430) (Anonim, 2008).

Gambar 2. Gery Pasta

Komposisi dar coklat gery pasta diantaranya : GulaMinyak nabati, Whey

bubuk, Maltodekstrin, Susu bubuk, Kakao bubuk, Kacang mede, Pengemulsi,

Perisa strawberry, Garam, Vanili, Asam malat, Perisa Vanili, (Anonim, 2012).

Page 16: 6. Uji Triangle

IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari tabel hasil pengamatan didapat ∑ tanggapan yang benar

untuk warna, rasa dan konsistensi adalah 15, 14 dan 15, sedangkan hasil tabel

triangle test diperoleh Σ minimum tanggapn yang benar pada taraf 5% adalah 10

dan taraf 1% adalah 11 sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel sampel coklat

choki-choki (970) dalam hal rasa, konsistensi dan warna sangat berbeda nyata

dengan sampel gerry pasta (342 dan 750).

4.2. Saran

Ketika kita merasakan kesulitan dalam membedakan ketiga sampel tersebut

maka pengujian dilakukan dengan konsentrasi dan aspek penilaian lebih spesifik

dan tidak terburu-buru. Praktikan harus dalam keadaan fisik yang baik (sehat),

karena kesehatan dari praktikan sangat berpengaruh dalam menentukan hasil

pengujian. Dan selain itu praktikan harus dapat memberikan kesannya masing-

masing, tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

Page 17: 6. Uji Triangle

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2008). Komposisi Choki-Choki.

http://prastia.wordpress.com/2008/02/23/obsesi-choki-choki/ .

Akses : 24 Maret 2014.

Anonim, (2012). Komposisi Gery Pasta.

http://prastia.wordpress.com/2012/02/23/obsesi-gery-pasta/ .

Akses : 24 Maret 2014.

Anonim. (2010). Uji Triangle. http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_Triangle.

Akses : 24 Maret 2014.

deMan, J. M. (1997). Kimia Makanan. Edisi Kedua.Institut Teknologi Bandung,

Bandung.

Kartika, B., Pudji ,H., Wahyu, S,. (1987). Pedoman Uji Inderawi Bahan

Pangan. Universitas Gajah Mada,Yogyakarta.

Soekarto, Soewarno, T.. (1985). Penilaian Organoleptik untuk Industri

Pangan dan Hasil Pertanian. Penerbit Bhratara Karya Aksara, Jakarta.

Anonim, (2013), Uji Triangel, http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_Triangle, Akses

15 Maret 2013.

Page 18: 6. Uji Triangle

LAMPIRAN

Page 19: 6. Uji Triangle

UJI TRIANGLE

Nama : Pika Apriyance

Tgl Pengujian: 18 Maret 2014

Jenis Contoh: Coklat

Instruksi : Pilihlah salah satu contoh yang berbeda dengan contoh

baku dengan memberikan notasi (1) untuk contoh yang

berbeda dan (0) untuk contoh yang tidak berbeda.

Kode SampelNilai Atribut Mutu

Warna Rasa Konsistensi

342 0 1 0

970 1 0 1

750 0 0 0

Komentar : Sulit untuk membedakan ketiga sampel ini.

Page 20: 6. Uji Triangle

HASIL PENGAMATAN UJI TRIANGLE KELOMPOK E

PanelisKriteria Penilaian

Warna Rasa Konsistensi

324 970 750 324 970 750 324 970 7501 0 1 0 0 1 0 1 1 02 0 1 0 0 1 0 0 1 03 0 1 0 0 1 0 0 1 04 0 1 0 1 0 0 0 1 05 0 1 0 0 1 0 0 1 06 0 1 0 0 1 0 0 1 07 0 1 0 0 1 0 0 1 08 0 1 0 0 1 0 0 1 09 0 1 0 0 1 0 0 1 010 1 1 0 0 1 0 1 0 011 1 1 0 1 0 0 0 1 012 0 0 0 0 1 0 0 1 013 0 1 0 0 1 0 0 1 014 0 1 0 0 1 0 0 1 015 0 1 0 0 1 0 0 1 016 0 1 0 0 1 0 0 1 017 1 0 0 0 0 0 1 0 0

Jumlah 2 15 0 3 14 0 2 15 0

Berdasarkan Tabel Duo Trioα 5 % jumlah minimum yang benar = 10α1 % jumlah minimum yang benar = 11

Ketentuan :1. Jika Σ tanggapan yang benar Σ minimum yang benar pada taraf 5 %

dan 1 %., maka tiap- tiap perlakuan dinyatakan Tidak Berbeda Nyata.

Page 21: 6. Uji Triangle

2. Jika Σ tanggapan yang benar Σ minimal yang benar pada taraf 5 % dan 1

%, maka tiap-tiap perlakuan dinyatakan Sangat Berbeda Nyata.

3. Jika Σ tanggapan yang benar Σ minimal yang benar pada taraf 5 % tapi

Kesimpulan :

Berdasarkan dari tabel hasil pengamatan didapat ∑ tanggapan yang benar

untuk warna, rasa dan konsistensi adalah 15, 14 dan 15, sedangkan hasil tabel

triangle test diperoleh Σ minimum tanggapn yang benar pada taraf 5% adalah 10

dan taraf 1% adalah 11 sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel sampel coklat

coki-coki (970) dalam hal rasa, konsistensi dan warna sangat berbeda nyata

dengan sampel gerry pasta (342 dan 750).

Page 22: 6. Uji Triangle

LAMPIRAN PERTANYAAN DISKUSI MODUL

1. Tentukan peluang panelis akan memberikan tanggapan dengan tepat, jelaskan.

2. Manakah yang lebih teliti uji pembedaan dengan metode Duo-Trio atau

Triangle, beri argumentasi.

Jawab :

1. Panelis dengan kelompok yang sesuai akan memberikan tanggapan yang

sesuai karena sensitivitas yang dimiliki oleh masing-masing kelompok panelis

itu sendiri.

2. Lebih teliti dengan menggunakan uji triangle karena tidak ada acuan

pembandingnya sehingga panelis bisa membedakan secara langsung melalui

bahan-bahan yang berbeda lainnya dimana sifat pengujiannya lebih terarah.

Page 23: 6. Uji Triangle

TABEL UJI TRIANGLE

Numb

er

of

tasters

Number of correct answers

necessary to establish

significant differentiation

Numb

er

of

tasters

Number of correct answers

necessary to establish

significant differentiation

Probability level Probability level

5% 1% 0.1% 5% 1% 0.1%

7 5 6 7 57 27 29 31

8 6 7 8 58 27 29 32

9 6 7 8 59 27 30 32

10 7 8 9 60 28 30 33

11 7 8 9 61 28 30 33

12 8 9 10 62 28 31 33

13 8 9 10 63 29 31 34

14 9 10 11 64 29 32 34

15 9 10 12 65 30 32 35

16 10 11 12 66 30 32 35

17 10 11 13 67 30 33 36

18 10 12 13 68 31 33 36

19 11 12 14 69 31 34 36

20 11 13 14 70 32 34 37

21 12 13 15 71 32 34 37

22 12 14 15 72 32 35 38

23 13 14 16 73 33 35 38

24 13 14 16 74 33 36 39

25 13 15 17 75 34 36 39

Page 24: 6. Uji Triangle

26 14 15 17 76 34 36 39

27 14 16 18 77 34 37 40

28 15 16 18 78 35 37 40

29 15 17 19 79 35 38 41

30 16 17 19 80 35 38 41

31 16 18 19 81 36 38 41

32 16 18 20 82 36 39 42

33 17 19 20 83 37 39 42

34 17 19 21 84 37 40 43

35 18 19 21 85 37 40 43

36 18 20 22 86 38 40 44

37 18 20 22 87 38 41 44

38 19 21 23 88 39 41 44

39 19 21 23 89 39 42 45

40 20 22 24 90 39 42 45

41 20 22 24 91 40 42 46

42 21 22 25 92 40 43 46

43 21 23 25 93 40 43 46

44 21 23 25 94 41 44 47

45 22 24 26 95 41 44 47

46 22 24 26 96 42 44 48

47 23 25 27 97 42 45 48

48 23 25 27 98 42 45 49

49 23 25 28 99 43 46 49

50 24 26 28 100 43 46 49

51 24 26 28 200 80 84 89

52 25 27 29 300 117 122 127

53 26 27 29 400 152 158 165

54 26 28 30 500 186 191 303

55 26 28 30 2000 300 372 383