74110697 laporan praktikum pp
TRANSCRIPT
![Page 1: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/1.jpg)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya 1
BAB I
SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA
1.1 Latar Belakang
K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan salah satu faktor
yang sangat penting dalam suatu pekerjaan, karena dengan tidak adanya K3 atau
Kesehatan dan Keselamatan Kerja akan tidak diragukan lagi banyak terjadi
kecelakaan dalam kerja yang bersifat ringan sampai yang berat. Kebanyakan
perusahaan juga merasa keberatan dengan adanya K3 atau Kesehatan dan
Keselamatan Kerja karena setiap perusahaan atau industri merasa mereka harus
mengeluarkan biaya tambahan padahal tidak demikian K3 merupakan langkah
penghematan dan meningkatkan produktifitas. Karena dengan K3 perusahaan tidak
di bebani dengan biaya kesehatan atau kecelakaan tenaga kerja atau karyawan
karena kesehatan dan keselamatan dalam kerja sudah terjamin. Pemerintah
membuat aturan K3 seperti pada Pasal 3 Ayat 1 UU No. 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja, yaitu : mencegah dan mengurangi kecelakaan; mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran; mencegah dan mengurangi bahaya
peledakan; memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya; memberikan pertolongan
pada kecelakaan; memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja; mencegah
dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu, kelembaban, debu kotoran,
asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
Pada praktikum proses manufaktur perlu diterapkan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
Selain itu juga untuk memberikan pengetahuan kepada praktikan tentang apa saja
alat pendukung yang digunakan dalam sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja beserta fungsinya.
1.2 Landasan Hukum Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Undang-undang No. 3 tahun 1951
Tentang Pernyataan Berlakunya UU Pengawasan Perburuhan Tahun 1948 Dari
RI Untuk seluruh Indonesia. Pengawasan perburuhan antara lain diadakan guna
mengawasi berlakunya UU dan Peraturan Perundangan Perburuhan pada
![Page 2: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/2.jpg)
2
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
khususnya. Menteri yang diserahi urusan perburuhan atau pegawai yang
ditunjuk olehnya akan menetapkan pegawai-pegawai mana yang diberi
kewajiban untuk menjalankan pengawasan perburuhan.
Undang-undang No. 21 Tahun 2003
tentang Pengesahan ILO Convention No. 81 concerning Labour Inspection in
Industry and Commerce (Konvensi ILO No. 81 mengenai Pengawasan
Ketenagakerjaan Di Industri dan Perdagangan).
1 Sistem pengawasan ketenagakerjaan harus diterapkan di semua tempat kerja
berdasarkan perundang-undangan.
2 Sistem pengawasannya dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan kerja :
1 Syarat-syarat Keselamatan Kerja berisi lebih dari 50% syarat-syarat
Kesehatan Kerja. Dirjen Binwasnaker melakukan pengawasan umum
terhadap UU ini. Pegawai Pengawas dan Ahli K3 ditugaskan menjalankan
pengawasan Langsung thd ditaatinya UU ini dan membantu pelaksanaannya.
2 Pemeriksaan Kesehatan TK dilakukan oleh Dokter yang mempunyai
kualifikasi dan kompetensi khusus (dokter pemeriksa kesehatan tenaga
kerja).
3 Kebijakan Nasional menjadi tanggung jawab Menteri Tenaga Kerja shg
terjamin pelaksanaannya secara seragam dan serasi bagi seluruh Indonesia.
Kepmendagri No. 130-67 Tahun 2002
Pasal 86
(1) Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
b Moral dan Kesusilaan
c Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-
nilai agama.
(2)Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja.
(3)Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
![Page 3: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/3.jpg)
3
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Penjelasan Pasal 86 :
Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja /
buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi.
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
PP. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Propinsi
Sebagai Daerah Otonom. Kewenangan Pemerintah di bidang Ketenagakerjaan
adalah seperti pada Pasal 2 ayat 3 yaitu :
a Penetapan kebijakan hubungan industrial, perlindungan pekerja dan
jamsos pekerja.
b Penetapan standar keselamatan kerja, kesehatan kerja, hygiene perusahaan,
lingkungan kerja dan ergonomi.
c Penetapan pedoman Penentuan kebutuhan fisik minimum.
Kepmendagri No. 130-67 tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan
Kabupaten dan Kota.
Kewenangan Bidang Ketenagakerjaan khususnya perlindungan tenaga kerja :
1. Bimbingan pencegahan kecelakaan kerja
2. Bimbingan kesehatan kerja
3. Bimbingan pembentukan P2K3
4. Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Pemeriksaan Kecelakaan kerja
6. Pemberdayaan pelaksanaan kegiatan Ahli K3
7. Pemberdayaan pelaksaan kegiatan PJK3
8. Pelaksanaan Penerapan SMK3
9. Pemberian ijin Pengesahan Sertifikat K3
10. Penyidikan Pelanggaran Norma K3
![Page 4: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/4.jpg)
4
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
1.3 Kecelakaan Kerja
1.3.1 Penyebab Kecelakaan Kerja
Berikut adalah faktor – faktor penyebab kecelakaan kerja. Secara umum
kecelakaan kerja disebabkan oleh bebarapa faktor di bawah ini :
1. Penyebab Langsung ( Immediate Causes)
Penyebab langsung Kecelakaan Adalah suatu keadaan yang biasanya bisa
dilihat dan di rasakan langsung, yang di bagi 2 kelompok:
A. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu Perbuatan berbahaya
dari dari manusia yang dalam bbrp hal dapat dilatar belakangi antara
lain:
1. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodilly defect)
2. Keletihan dan kelesuan (fatigiue and boredom)
3. Sikap dan tingkak laku yang tidak aman
4. Pengetahuan.
B. Kondisi yang tidak aman (unsafe condition) yaitu keadaan yang akan
menyebababkan kecelakaan, terdiri dari:
1. Mesin, peralatan, bahan.
2. Lingkungan
3. Proses pekerjaan
4. Sifat pekerjaan
5. Cara kerja
2. Penyebab Dasar (Basic causes).
Penyebab Dasar (Basic Causes), terdiri dari 2 faktor yaitu
A. Faktor manusia/personal (personal factor)
Kurang kemampuan fisik, mental dan psikologi
Kurangnya /lemahnya pengetahuan dan skill.
Stres.
Motivasi yang tidak cukup/salah
B. Faktor kerja/lingkungan kerja (job work enviroment factor)
Factor fisik yaitu, kebisingan, radiasi, penerangan, iklim dll.
Factor kimia yaitu debu, uap logam, asap, gas dst
Factor biologi yaitu bakteri,virus, parasit, serangga.
Ergonomi dan psikososial.
![Page 5: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/5.jpg)
5
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:
1. Kelelahan (fatigue)
2. Kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan yang tidak
aman (unsafe working condition)
3. Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai
penyebab awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training
4. Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
5. Hubungan antara karakter pekerjaan dan kecelakaan kerja menjadi
fokus bahasan yang cukup menarik dan membutuhkan perhatian
tersendiri. Kecepatan kerja (paced work), pekerjaan yang dilakukan
secara berulang (short-cycle repetitive work), pekerjaan-pekerjaan yang
harus diawali dengan “pemanasan prosedural”, beban kerja (workload),
dan lamanya sebuah pekerjaan dilakukan (workhours) adalah beberapa
karakteristik pekerjaan yang dimaksud.
6. Penyebab-penyebab di atas bisa terjadi secara tunggal, simultan,
maupun dalam sebuah rangkain sebab-akibat (cause consequences
chain).
1.3.2 Fungsi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Fungsi dari K3 sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secarafisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selektif mungkin.Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
c. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
d. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
e. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja.
f. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
![Page 6: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/6.jpg)
6
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
1.3.3 Alat Pendukung
Berikut adalah alat – alat yang biasanya digunakan untuk mendukung
kesehatan dan keselamatan kerja :
Pelindung kepala
Gambar 1.1 Pelindung kepala
Sumber : http://putra-lamong.blogspot.com/2010/08/font-definitions-font-
face-font-family.html
Pelindung kepala dikenal sebagai safety helmet.pelindung kepala
yang dikenal ada 4 jenis,yaitu Hard hat kelas A , kelas B , kelas C dan bump
cap .klasifikasi masing – masing jenis adalah sebagai berikut:
1. Kelas A
Hard hat kelas A dirancan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh
dan melindungi dari arus listrik sampai 2.200 volt.
2. Kelas B
Hard hat kelas B dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang
jatuh dan melindungi dari arus listrik sampai 20.000 volt.
3. Kelas C
Hard hat kelas C melindungi kepala dari benda yang jatuh, tetapi tidak
melindungi dari kejutan listrik dan tidak melindungi dari bahan korosif.
4. Bump cap
Bump cap dibuat dari plastic dengan berat yang ringan untuk melindungi
kepala dari tabrakan dengan benda yang menonjol .bump cap tidak
menggunakan system suspensi,tidak melindungi dari benda yang jatuh,
dan tidak melindungi dari kejutan listrik.karenanya bump cap tidak boleh
digunakan untuk menggantikan hard hat tipe apapun.
![Page 7: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/7.jpg)
7
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Pelindung mata
Gambar 1.2 Pelindung mata
Sumber : http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/alat-pelindung-diri-
adp.html
Pelindung mata disebut dengan Safety Glasses. Safety Glasses
berbeda dengan kaca mata biasa, baik normal maupun kir (Prescription
glasses), karena pada bagian atas kanan dan kiri frame terdapat pelindung
dan jenis kacanya yang dapat menahan jenis sinar UV (Ultra Violet) sampai
persentase tertentu. Sinar ultaraviolet muncul karena lapisan ozon yang
terbuka pada lapisan atmosfer bumi, UV dapat mengakibatkan pembakaran
kepada kulit dan bahkan Kanker kulit.
Pelindung wajah
Pelindung wajah yang dikenal adalah ;
a. Goggles
Gambar 1.3 Goggles
Sumber : http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/alat-pelindung-diri-
adp.html
Goggles memberikan pelindungan lebih baik dari pada safety glasses
karena goggles terpasang dekat wajah.karena goggles mengitari area
![Page 8: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/8.jpg)
8
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
mata,maka goggles melindungi lebih baik pada situasi yang mungkin
tejadi percikan cairan,uap logam,uap,serbuk,debu,dan kabut.
b. Face Shield
Gambar 1.4 Face Shield
Sumber : http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/alat-pelindung-diri-
adp.html
Face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan sering
digunakan pada operasi peleburan logam,percikan bahan kimia ,atau
partikel yang melayang.Banyak Face shield yang dapat digunakan
bersamaan dengan pemakaian Hard Hat. Walaupun Facae Shield
melindungi wajah, tetapi Face Shield bukan pelindung mata yang
memadai, sehingga pemakaian safety glasses harus dilakukan dengan
pemakaian Face Shield.
c. Welding Helmets
Gambar 1.5 Welding Helmets
Sumber : http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/alat-pelindung-diri-
adp.html
Jenis Pelindung Wajah yang lain adalah Welding Helmets (Topeng Las).
Topeng las memberikan perlindungan pada wajah danmata. Topeng las
memakai lensa absorpsi khusus yang menyaring cahaya yang terang dan
energi radiasi yang dihasilkan selama operasi pengelasan. Sebagaimana
![Page 9: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/9.jpg)
9
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Face Shield, Safety Glasses atau Goggles harus dipakai saat
menggunakan Helm Las.
d. Masker wajah
Gambar 1.6 Masker Wajah
Sumber : http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/alat-pelindung-diri-
adp.html
Masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat zat berbau
menyengat dan dari debu yang merugikan.
Pelindung Tangan
Diperkirakan hampir 20% dari seluruh kecelakaan yang
menyebabkan cacat adalah tangan. Tanpa jari atau tangan, kemampuan
bekerja akan sangat berkurang. Tangan manusia sangat unik. Tidak ada
bentuk lain di dunia yang dapat mencengkram, memegang, bergerak dan
memanipulasi benda seperti tangan manusia. Karenanya tangan harus
dilindungi dan disayangi.
Kontak dengan bahan kimia Kaustik atau beracun, bahan-bahan
biologis, sumber listrik, atau benda dengan suhu yang sangat dingin atau
sangat panas dapat menyebabkan iritasi atau membakar tangan. Bahan
beracun dapat terabsorbsi melalui kulit dan masuk ke badan. APD tangan
dikenal dengan Safety Glove dengan berbagai jenis penggunaanya. Berikut
ini adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak terbatas
hanya untuk melindungi dari bahan kimia.
![Page 10: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/10.jpg)
10
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Jenis-Jenis Safety Glove;
a. Sarung Tangan Metak Mesh
Gambar 1.7 Sarung Tangan Metak Mesk
Sumber : http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/alat-pelindung-diri-
adp.html
Sarung metal mesk tahan terhadap ujung yang lancip dan menjaga
terpotong.
b. Sarung tangan Kulit
Gambar 1.8 Sarung Tangan Kulit
Sumber : http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/alat-pelindung-diri-
adp.html
Sarung tangan yang terbuat dari kulit ini akan Melindungi tangan dari
permukaan kasar.
![Page 11: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/11.jpg)
11
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
c. Sarung tangan Vinyl dan neoprene
Gambar 1.9 Sarung Tangan Vinyl Dan Neoprene
Sumber : http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/alat-pelindung-diri-
adp.html
Melindungi tangan terhadap bahan kimia beracun
d. Sarung tangan Padded Cloth
Melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas, kotoran dan
Vibrasi.
e. Sarung tangan Heat resistant
Gambar 1.10 Sarung Tangan Heat Resistant
Sumber : http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/alat-pelindung-diri-
adp.html
Mencegah terkena panas dan api.
![Page 12: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/12.jpg)
12
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
f. Sarung tangan karet
Gambar 1.11 sarung tangan karet
Sumber : http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/alat-pelindung-diri-
adp.html
Melindungi saat bekerja disekitar arus listrik karena karet merupakan
isolator (bukan penghantar listrik)
g. Sarung tangan Latex disposable
Melindungi tangan dari Germ dan bakteri, sarung tangan ini hanya untuk
sekali pakai.
h. Sarung tangan lead lined
Gambar 1.12 Sarung Tangan Lead Lined
Sumber : http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/alat-pelindung-diri-
adp.html
Digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.
Pelindung Kaki
Para ahli selama berabad-abad membuat rancangan dan struktur
umtuk kaki manusia. Kaki manusia sangat kokoh untuk mendukung berat
seluruh badan, dan cukup Flexible untuk memungkinkan berlari, bergerak,
taupun pergi. Tanpa kaki dan jari-jari kaki, kemampuan bekerja akan sangat
berkurang.
Hal-Hal yang dapat menyebabkan kecelakan pada kaki salah satunya
adalah akibat bahan kimia. Cairan seperti asam, basa, dan logan cair dapat
menetes ke kaki dan sepatu. Bahan berbahaya tersebut dapat menyebabkan
![Page 13: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/13.jpg)
13
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
luka bakar akibat bahan kimia dan panas. Banyak jenis jenis sepatu
keselamatan dan diantaranya adalah :
a. Sepatu Latex/Karet
Gambar 1.13 Sepatu Latex/Karet
Sumber : http://putra-lamong.blogspot.com/2010/08/font-definitions-
font-face-font-family.html
Sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra pada
permukaan licin.
b. Sepatu Buthyl
Sepatu Buthyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde, alcohol,
asam, garam, dan basa.
c. Sepatu Vinyl
Tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah.
d. Sepatu Nitrile
Sepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.
![Page 14: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/14.jpg)
14
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Pelindung Telinga
Gambar 1.14 Pelindung Telinga
Sumber : http://putra-lamong.blogspot.com/2010/08/font-definitions-font-
face-font-family.html
Pelindung Telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk
pekerja yang bekerja di tempat yang berkondisi bising baik itu dari gesekan
benda-benda keras ataupun bunyi-bunyi keras dari mesin.
APD yang digunakan untuk kondisi seperti ini adalah dengan
menggunakan Ear Phone, system kerja alat Earphone ini yaitu meredan
suara yang akan masuk ke telinga sehingga suara bising tidak mengganggu
dan merusak system kerja telinga, karena manusia mempuinyai batas
pendengaran, apabila kekerasan suara yang terlalu keras maka akan
memyebabkan Kerusakan pada gendang telinga.
Tali Keselamatan
Gambar 1.15 Tali Keselamatan
Sumber : http://putra-lamong.blogspot.com/2010/08/font-definitions-font-
face-font-family.html
Tali Keselamatan Disebut Safety Belt, safety Belt diperlukan untuk
perlindungan diri pekerja yang melakukan pekerjaannya yaitu diketinggian
dan agar mengurangi resiko jatuh langsung dari ketinggian.
![Page 15: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/15.jpg)
15
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Jas Laboratorium
Gambar 1.16 Jas Laboraturium
Sumber : http://jukrihimaki.blogspot.com/2011/04/alat-pelindung-diri-
adp.html
Jas Laboratorium sangat penting pemakaiannya terutama di Laboratorium
kimia. Karena jas ini akan melindungi tubuh dari kontak langsung dengan
suatu zat kimia yang dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusia.
Kriteria yang baik untuk jas Laboratorium ini sendiri yaitu:
a. Nyaman dipakai
b. Bahan kain yang cukup tebal
c. Berwarna Terang/putih
d. Berkancing (Non Resleting)
e. Panjang jas sampai Lutut dan dengan Lengan sampai pergelangan tangan
f. Ukurannya Tidak terlalu Kecil ataupun terlalu besar
![Page 16: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/16.jpg)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya 16
BAB II
MESIN BUBUT (PP 01)
2.1 Pendahuluan
2.1.1 Latar Belakang
Mesin bubut adalah sebuah mesin yang mencakup segala mesin
perkakas yang memproduksi bentuk silindris dan digunakan untuk
menghasilkan benda-benda putar, membuat ulir, pengeboran, dan
meratakan permukaan benda putar.
Prinsip mekanisme gerakan pada mesin ini adalah merubah energi
listrik menjadi gerakan putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan
ke mekanisme gerak mesin bubut. Dalam hal ini prinsip mesin bubut ada
2 macam, yaitu Main Drive dan Feed Drive.
2.1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan umum:
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta keterampilan tentang mesin-mesin
perkakas.
Tujuan khusus:
a. Dapat mengetahui ,menguasai dan menjalankan mesin bubut.
b. Mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin
bubut.
c. Mengetahui dan memahami cara pembuatan ulir
2.2 Mesin Bubut
2.2.1 Prinsip Kerja Mesin
Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam, yaitu :
1. Main Drive
Gerakan utama pada mesin bubut berupa putaran motor listrik yang
ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Didalam gear box
terdapat roda gigi yang berfungsi untuk mengatur transmisi putaran
spindle, sehingga menghasilkan putaran pada chuck.
![Page 17: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/17.jpg)
17
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2. Feed Drive
Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja.
2.2.2 Bagian-bagian dan Fungsi Mesin Bubut
1. Gear Box dan Quick Change Gear Box
Gear Box adalah bagian dari sistem transmisi pada mesin bubut,
berupa susunan roda gigi yang berfungsi untuk memindahkan daya
dan putaran dari motor penggerak dan mengatur kecepatannya
sebelum diteruskan ke spindle. Quick Change Gear Box atau juga
sering juga disebut dengan Feed Box berfungsi untuk
mentransmisikan daya dan putaran dari Gear Box serta mengatur
kecepatannya sebelum diteruskan ke mekanisme pemakanan / Apron.
Gear Box dan Quick Change Gear Box terletak pada Head Stock.
2. Apron
Apron merupakan tempat susunan roda gigi yang menggerakkan
Carriage.
3. Carriage
Merupakan meja penggerak pahat dan terletak diatas apron.
4. Chuck
Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang
benda kerja agar tidak bergoyang saat pembubutan.
5. Tailstock
Tailstock terletak berhadapan dengan spindle. Berfungsi untuk
menahan ujung benda kerja saat pembubutan dan juga dapat
digunakan untuk memegang tool pada saat pengerjaan drilling,
reaming, dan tapping.
6. Tool Post
Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang
pahat.
7. Compound rest
Digunakan untuk menopang Tool Post pada bermacam-macam
posisi.
![Page 18: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/18.jpg)
18
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Gambar 2.1 Bagian-bagian Mesin Bubut
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
Kontrol Utama Mesin Bubut berupa :
1. Spindle Change Switch
2. Spindle Change Lever A
3. Spindle Change Lever B
No 1,2,3 digunakan untuk merubah kecepatan putar (mengatur
kecepatan pada Speed Gear Box). Pengaturan kecepatan dilakukan
dengan merubah posisi handle-handlenya.
4. Left and Right Hand Thread Change Lever
Digunakan pada proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur
pembuatan ulir kanan atau ulir kiri.
5. Pitch and Feed Selector Lever
6. Pitch and Feed Selector Lever
7. Main Switch
Saklar utama untuk menghidupkan atau mematikan mesin bubut.
8. Coolant Pump Switch
Saklar utama yang digunakan untuk menghidupkan pompa cooling
oil.
9. Spindle Forward-Stop-Reserve Lever
Bagian mesin yang berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.
10. Coumpound Rest Feed Lever
Untuk menggerakkan coumpound rest tanpa menggerakkan carriage.
11. Carriage Longitudinal Feed handwheel
![Page 19: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/19.jpg)
19
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual
dalam arah longitudinal.
12. Split Nut Lever
Digunakan untuk menggerakkan split nut yang nantinya akan
memutar lead screw.
13. Saddle Lock Screw
Digunakan untuk mengunci saddle agar tidak bergerak dan dalam
keadaan stabil.
14. Longitudinal and Cross Power Feed Lever
Digunakan untuk menjalankan pembubutan otomatis dan dapat
menggerakkan carriage dalam arah longitudinal maupun melintang.
15. Tailstock Set Over Screw
Digunakan untuk menyetel kedudukan tailstock yang biasanya
dilakukan pada pembubutan tirus.
16. Tailstock Quill Transverse Handwheel
Digunakan untuk menggerakkan ujung dari tailstock yang biasanya
dilakukan pada pembubutan tirus.
17. Tailstock Eccentric Locking Lever
18. Tailstock Quill Clamping Lever
19. Tailstock Locking Nut
No 17,18,19 pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan
tailstock.
20. Cross Slide Handwheel
Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang
secara manual.
2.3 Perhitungan Teoritis
2.3.1 Rumusan Perhitungan
1. Kecepatan Pemotongan (v)
a. Pembubutan
(m/menit)
dimana :
D = Diameter awal benda kerja (mm)
n = Putaran spindle (rpm)
![Page 20: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/20.jpg)
20
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
b. Penguliran
√[( ) ]
(m/menit)
dimana :
P = jarak pitch (mm)
2. Depth of Cut (t’)
(mm)
dimana :
D = Diameter awal benda kerja (mm)
d = Diameter benda kerja setelah pemakanan (mm)
3. Gaya Pemotongan Vertikal (Pz)
Pz = K.t’.s m
(kg)
dimana :
K = Koefisien bahan (kg/mm2)
s = Feed motion (mm/rev)
t’ = Depth of cut (mm)
m = konstanta eksponen
4. Daya Pemotongan(Nc)
Nc
(kW)
5. Machining Time (T m)
Tm
(menit)
dimana :
L= panjang pembubutan (mm)
i = jumlah pemotongan = t/t'
6. Momen Torsi (Mt)
Mt
(Kg mm)
7. Tenaga Motor (Nm)
(kW)
dimana :
efisiensi mesin (75%)
efisiensi motor penggerak (90%)
![Page 21: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/21.jpg)
21
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2.3.2 Contoh Perhitungan
1. Kecepatan Pemotongan (v)
a. Pembubutan
Diketahui: D = 25 mm
n = 180 rpm
(m/menit)
(m/menit)
(m/menit)
b. Penguliran
Diketahui: P= 3 mm
√[( ) ]
(m/menit)
√[( ) ]
(m/menit)
(m/menit)
(m/menit)
2. Depth of Cut (t’)
Diketahui: D=24
d = 22
(mm)
(mm)
(mm)
3. Gaya Pemotongan Vertikal (Pz)
Diketahui: K = 157Kg/mm2
m = 0,75
s = 0,31
Pz = K.t’.s m
(kg)
Pz = 157.0,5.0,310,75
(kg)
Pz = 32,61(kg)
![Page 22: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/22.jpg)
22
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
4. Daya Pemotongan(Nc)
Nc
(kW)
Nc
(kW)
Nc (kW)
5. Machining Time (Tm)
Diketahui: L= 130
i= 1
Tm
(menit)
Tm
(menit)
Tm (menit)
6. Momen Torsi (Mt)
Mt
(Kg mm)
Mt
(Kg mm)
Mt (Kg mm)
7. Tenaga Motor (Nm)
(kW)
(kW)
(kW)
![Page 23: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/23.jpg)
23
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2.4 Pembuatan Desain Benda Kerja
![Page 24: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/24.jpg)
24
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2.5 Petunjuk Pengoperasian Mesin
2.5.1 Langkah-Langkah Pengerjaan
A. Sebelum Proses Pembubutan/Persiaapan
1. Pengecekan mesin yang akan digunakan.
2. Menyiapkan alat-alat, bahan dan gambar kerja yang dibutuhkan
dalam praktikum.
3. Benda kerja diukur dimensinya sebelum dipasang pada chuck serta
ditandai bagian-bagian yang akan dibubut.
4. Benda kerja dipasang pada chuck dengan bantuan kunci chuck dan
disenterkan dengan bantuan center gauge.
5. Pahat dipasang pada Tool Post dan kedudukannya disenterkan
terhadap titik pusat benda kerja dengan bantuan tail stock.
6. Pemilihan kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda kerja
dengan mengatur posisi kedua tuas Spindle Speed Change (Tuas A
& B) dan Spindle Speed Change Swith dapat dilihat pada mesin
(menempel pada headstock). Gunakan kecepatan yanng lebih
tinggi serta kedalaman pemakanan yang kecil pada proses
finishing.
7. Mesin dapat dinyalakan.
8. Pengaturan titik nol dan pengaturan kedalaman pemakanan dengan
cara memakankan ujung pahat pada benda kerja.
9. Proses pembubutan bisa dilakukan sesuai gambar benda kerja yang
direncanakan.
B. Selama proses pembubutan
1. Pengaturan kedalaman pemakanan (depth of cut) pada tiap tahapan
pemotongan hendaknya tidak terlalu besar untuk menghindari
kerusakan pada benda kerja dan pahat.
2. Untuk menggerakkan pahat secara manual maka Carriage
Longitudinal Feed Handwheel ataupun Cross Slide Handwheel
harus digerakkan dengan perlahan sehingga didapat permukaan
benda kerja yang baik.
3. Pelumasan harus diperhatikan secara teratur.
4. Matikan mesin jika hendak melakukan pengukuran,merubah
kecepatan, atau jika terjadi gangguan pada mesin saat bekerja.
![Page 25: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/25.jpg)
25
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
C. Setelah proses pembubutan
1. Mesin dimatikan.
2. Benda kerja dilepaskan dari chuck, dan pahat dilepaskan dari tool
post.
3. Mesin dan alat yang digunakan dibersihkan dari chips.
4. Alat-alat dikembalikan ke tempat semula.
![Page 26: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/26.jpg)
26
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2.5.2 Flowchart
mulai
Benda Kerja , Center
gauge , Stopwatch ,
Jangka Sorong,
Pahat,Kunci chuck,
Kunci pahat,
Tachometer, desain
gambar
Pengukuran desain dimensi benda
kerja
Mengatur putaran spindle & feed
motion
Pemasangan & Penyenteran pada
chuck
A
Penguliran
Menentukan depth of cut
& Panjang pemakanan
Apakah dimensi
benda sesuai dengan
desain gambar?
Poros bertingkat
& Pengulir
Selesai
no
yes
Mencari titik nol
Menentukan depth of cut &
panjang pemakanan
Pembubutan
Apakah dimensi benda
sesuai dengan desain
gambar ?
Poros
bertingkat
A
no
yes
Gambar 2.2 Flowchart Langkah-Langkah Pengerjaan Mesin Bubut
![Page 27: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/27.jpg)
27
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2.6 Pengambilan Data Aktual
2.6.1 Data yang Diperoleh
1. Pembubutan
- Do : 25 mm
- D1 :24 mm
- L1 :130 mm
-D2 : 22mm
-L2 : 80 mm
- m : 0,75
- nt : 180 rpm
- na : 190,5 rpm
- feed motion(s) : 0,31 mm/rev
-depth of cut : 0,5 mm
-k : 157 kg/mm2
-𝜼1 : 75 %
- 𝜼2 : 90 %
2. Penguliran
- Do : 21 mm
- d :20 mm
- L :50 mm
- nt : 105 rpm
- na : 114 rpm
-pitch : 3 mm
-depth of cut : 0,25 mm
-k : 157 kg/mm2
-𝜼1 : 75 %
- 𝜼2 : 90 %
![Page 28: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/28.jpg)
28
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Tabel 2.1 Pembubutan I
NO L
(mm)
D
(mm)
D
(mm)
S
(mm/rev)
Nt
(rpm)
na
(rpm)
t’
(mm)
t
(detik)
1 130 25 24 0,31 180 190 0,5 134
2 130 24 23 0,31 180 191 0,5 134
Tabel 2.2 Pembubutan II
NO L
(mm)
D
(mm)
D
(mm)
S
(mm/rev)
Nt
(rpm)
na
(rpm)
t’
(mm)
t
(detik)
1 80 23 22 0,31 180 191 0,5 84
2 80 22 21 0,31 180 190 0,5 85
Tabel 2.3 Penguliran
NO L
(mm)
Pt
(mm/gang)
Pa
(mm/gang)
Nt
(rpm)
na
(rpm)
t’
(mm)
t
(detik)
1 50 3 3 105 114 0,25 10
2 50 3 3 105 114 0,25 9
2.6.2 Rumusan Perhitungan
1. Kecepatan Pemotongan (v)
a. Pembubutan
(m/menit)
dimana :
D = Diameter awal benda kerja (mm)
na = Putaran spindle (rpm)
b. Penguliran
√[( ) ]
(m/menit)
dimana :
P = jarak pitch (mm)
2. Gaya Pemotongan Vertikal (Pz)
Pta = K.t’.sa m
(kg)
dimana :
![Page 29: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/29.jpg)
29
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
K= Koefisien bahan (kg/mm2)
s= Feed motion (mm/rev)
t’= Depth of cut (mm)
m= konstanta eksponen
3. Daya Pemotongan(Nc)
Nc
(kW)
4. Momen Torsi (Mt)
Mt
(Kg mm)
5. Tenaga motor (Nm)
dimana :
efisiensi mesin (75%)
efisiensi motor penggerak (90%)
2.6.3 Contoh Perhitungan
1. Kecepatan Pemotongan (v)
a. Pembubutan
Diketahui: D = 25 mm
na = 190 rpm
(m/menit)
(m/menit)
(m/menit)
b. Penguliran
Diketahui: P= 3 mm
√[( ) ]
(m/menit)
√[( ) ]
(m/menit)
(m/menit)
(m/menit)
![Page 30: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/30.jpg)
30
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2. Gaya Pemotongan Vertikal (Pz)
Diketahui: K = 157Kg/mm2
m = 0,75
sa = 0,3
Pza = K.t’.sa m
(kg)
Pza = 157.0,5.0,30,75
(kg)
Pza = 31,82(kg)
3. Daya Pemotongan(Nc)
Nc
(kW)
Nc
(kW)
Nc (kW)
4. Momen Torsi (Mt)
Mta
(Kg mm)
Mta
(Kg mm)
Mta (Kg mm)
5. Tenaga Motor (Nm)
(kW)
(kW)
(kW)
![Page 31: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/31.jpg)
31
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2.7 Grafik dan Pembahasan
2.7.1 Grafik
Tabel 2.4 Feed motion (s) dengan gaya pemotongan (Pz)
St Sa Pzt Pza
0.1 0.09 13.959 12.898
0.16 0.15 19.86 18.92
0.21 0.19 24.35 22.5
0.25 0.24 27.75 26.9
0.31 0.3 32.61 31.82
Tabel 2.5 Putaran spindle (n) dengan daya pemotongan (Nc)
Nt Na Nct Nca
105 114 0.044 0.048
134 130 0.0547 0.0544
180 190 0.075 0.078
260 271 0.1055 0.1133
360 380 0.15 0.1512
![Page 32: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/32.jpg)
32
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Grafik 2.1 Hubungan antara Feed Motion (s) dengan Gaya Pemotongan (Pz)
![Page 33: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/33.jpg)
33
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Grafik 2.2 Hubungan antara Putaran Spindle (n) dengan Daya Pemotongan (Nc)
![Page 34: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/34.jpg)
34
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2.7.2 Pembahasan
Grafik hubungan s-Pz
Feed motion (s) adalah gerakan pahat menyayat benda kerja yang
dinyatakan dalam mm/rev. Sedangkan Pz adalah gaya pemotongan
vertical dan mempunyai satuan dalam kg.
Karena nt < na sehingga pada rumus
, jika n < maka s >
,jika n > maka s <. Hal ini disebabkan karena pada mesin bubut dibuat
putaran aktual lebih besar dari putaran teoritis agar pada saat
pembebanan tinggi putaran diharapkan minimal sama dengan putaran
teoritis.
Grafik hubungan antara feed motion (s) dengan gaya pemotongan
(Pz) menunjukkan bahwa semakin besar nilai feed motion akan semakin
besar pula nilai gaya pemotongan (Pz). Hal ini akan ditunjukkan pada
rumus gaya pemotongan (Pz) yang diuraikan sebagai berikut:
Pz =
di mana: K= koefisien bahan (kg/mm2)
t’= depth of cut (mm)
s= feed motion (mm/rev)
m= konstanta eksponen
Sehingga, berdasarkan grafik dan rumus, hubungan antara feed motion
(s) dan gaya pemotongan (Pz) dan adalah berbanding lurus.
Selain itu, grafik s-Pz teoritis lebih besar bila dibandingkan dengan
grafik s-Pz aktual. Hal ini disebabkan oleh nilai-nilai diperoleh dari
formulasi perhitungan berdasarkan teori yang telah ditentukan sedangkan
nilai-nilai aktual diperoleh berdasarkan data-data hasil pengerjaan benda
kerja yang kemungkinan memiliki hal-hal atau penyimpangan yang
terjadi akibat suatu kondisi tertentu di luar teoritis pada saat melakukan
pembubutan yang sebenarnya. Dalam hal ini, grafik s-Pz aktual
menunjukkan bahwa lebih kecil dari grafik s-Pz teoritis.
![Page 35: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/35.jpg)
35
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Grafik hubungan n-Nc
Berikut akan dijelaskan tentang grafik hubungan antara n-Nc.
Nilai n dinyatakan dalam satuan rpm, n yaitu putaran pada spindle
sedangkan Nc adalah daya pemotongan yang dinyatakan dalam satuan
kW.
Grafik hubungan antara banyak putaran spindle dengan daya
pemotongan (n-Nc) menunjukkan bahwa semakin besar nilai putar
spindle, maka akan semakin besar pula nilai daya pemotongan. Hal ini
dapat dilihat pada formulasi berikut :
, di mana nilai V
didapat dari formulasi:
, yang kemudian disubstitusikan
menjadi
, terlihat bahwa nilai Nc berbanding lurus
dengan V dan n, artinya semakin banyak putaran spindle akan
berpengaruh terhadap kecepatan pemotongan (V) yang akan semakin
cepat pula, sehingga menyebabkan daya pemotongan yang dihasilkan
pun akan lebih besar.
Selain itu, daya pemotongan pun dipengaruhi feed motion juga.
Bila feed motionnya besar, maka daya pemotongan akan besar pula
karena Nc dengan s berbanding lurus. Hal ini dapat dilihat dari formulasi
Pz=k.t’.sm
yang disubtitusikan ke formulasi Nc menjadi
( )
Berdasarkan grafik hubungan antara n-c teoritis lebih rendah
dibanding aktual. Hal ini disebabkan hasil teoritis berdasarkan
perhitungan dari teori yang ditentukan sedangkan hasil aktual
berdasarkan keadaan yang terjadi yang memungkinkan terjadinya
penyimpangan atau kesalahan selama proses pengerjaan. Contohnya:
terjadi gesekan antara benda kerja dengan pahat yang menyebabkan daya
pemotongan lebih besar. Oleh karena itu grafik n-Nc aktual lebih tinggi
dari grafik n-Nc teoritis.
![Page 36: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/36.jpg)
36
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2.8 Studi Kasus
Permasalahan:
1. Hasil pembubutan kurang halus
Gambar 2.3 Hasil pembubutan kurang halus
2. Hasil penguliran kurang halus
Gambar 2.4 Hasil penguliran kurang halus
3. Panjang penguliran tidak sesuai dengan perencanaan
Gambar 2.5 Panjang penguliran tidak sesuai dengan perencanaan
)Pembubutan kurang halus
Penguliran kurang halus
Panjang penguliran
tidak sesuai desain
![Page 37: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/37.jpg)
37
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Penyebab:
1. Hasil pembubutan yang kurang halus dapat disebabkan oleh:
a. Pemasangan benda kerja yang kurang simetris
b. Ujung pahat yang digunakan kurang tajam dan kurang rata
c. Feed motion yang terlalu besar
2. Hasil penguliran yang kurang halus dapat disebabkan oleh:
Penggunaan pahat yang kurang tajam
3. Karena keterlambatan menghentikan mesin
Solusi:
Untuk mendapatkan hasil pembubutan yang sempurna, perlu dilakukan hal-hal
berikut:
1. Untuk mendapatkan hasil penguliran yang halus, maka pahat yang
digunakan harus tajam.
2. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sesuai dengan perencanaan,
maka perlu ketelitian yang lebih dalam menentukan waktu pematian mesin.
2.9 Kesimpulan dan Saran
2.9.1 Kesimpulan
1. Pada praktikum proses pembubutan ini, dihasilkan sebuah poros
bertingkat yang dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut.
2. Terjadi beberapa permasalahn pada hasil benda kerja yang tidak
sesuai dengan desain, seperti hasil pembubutan yang kurang halus,
hasil penguliran yang kurang halus serta panjang penguliran yang
tidak sesuai dengan desain awal.
3. Grafik hubungan s-Pz menunjukkan perbandingan yang berbanding
lurus begitu juga dengan grafik n-Nc.
![Page 38: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/38.jpg)
38
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2.9.2 Saran
1. Kesenteran benda kerja, penentuan feed motion harus diperhatikan
karena sangat mempengaruhi hasil akhir benda kerja
2. Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan harus benar-benar
paham mengenai mesin bubut.
3. Lebih teliti dalam menetukan waktu pematian mesin
4. Sebelum praktikum sebaiknya benda pahat diperhatikan agar pada
saat pengerjaan pemakanan hasilnya lebih teliti.
![Page 39: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/39.jpg)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya 39
BAB III
MESIN SEKRAP (PP 01)
3.1 Pendahuluan
3.1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kebutuhan akan proses permesinan yang lebih cepat
dan efisien sangat diperlukan dalam persaingan dunia industri.
Penggunaan permesinan konvensional mulai tersaingi dengan adanya
permesinan non konvensional yang lebih cepat dan efisien untuk
produksi masal. Akan tetapi, mesin konvensional masih banyak
dipergunakan di dunia industry seperti mesin sekrap yang pada dasarnya
digunakan untuk meraut benda kerja.
Mesin sekrap merupakan mesin perkakas yang sering digunakan
untuk membentuk atau meratakan permukaan benda kerja sehingga
benda yang permukaan kasar sehingga bisa menjadi rata. Mesin sekrap
horizontal mempunyai gerakan lurus bolak-balik sehingga dapat
digunakan untuk pengerjaan bidang datar.
3.1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan umum
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesn-mesin
perkakas.
Tujuan khusus
a. Dapat mengetahui, menguasai, dan menjalankan mesin sekrap.
b. Mengetahui dan memahami bagian-bagian dari mesin sekrap.
c. Mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin
sekrap.
![Page 40: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/40.jpg)
40
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3.2 Mesin Sekrap
3.2.1 Prinsip Kerja Mesin
Prinsip kerja dari mesin ini adalah merubah gerakan putar motor
penggerak menjadi gerakan bolak-balik pada arm. Sistem geraknya ada
dua macam :
1. Main Drive
Main Drive adalah gerakan untuk menjalankan proses pemotongan
berupa gerakan bolak-balik pahat yang berasal dari gerakan rocker
arm. Sebuah motor listrik memberikan gerakan putar melalui
geardrive menuju roda gigi penggerak (crank wheel). Pada crank
wheel dipasang pivot/pasak yang letaknya dapat diatur terhadap
pusat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur panjang pendeknya
blok engkol yang dihubungkan ke rocker arm. Dengan demikian
gerakan putaran dari crank wheel akan menyebabkan rocker arm
ikut bergerak (berayun). Ayunan rocker arm ini menyebabkan arm
(lengan) yang memegang pahat bergerak maju mundur.
2. Feed Drive
Mekanisme ini berfungsi menggerakkan meja untuk menghasilkan
pemotongan. Sistem ini dapat digerakkan secara manual ataupun
otomatis. Hasil pemotongan secara otomatis akan lebih halus karena
pergeseran benda kerja lebih konstan.
3.2.2 Bagian-bagian dan Fungsi Mesin Sekrap
Gambar 3.1 Bagian-bagian Mesin Sekrap
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
![Page 41: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/41.jpg)
41
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
1. Base
Adalah bagian dasar yang menopang mesin secara keseluruhan.
2. Frame
Merupakan bagian vertical mesin yang berisi mekanisme penggerak
dan pengatur kecepatan gerak ram.
3. Ram
Adalah bagian mesin yang bergerak horizontal bolak-balik pada
proses pemakanan.
4. Tool Post
Merupakan bagian mesin yang digunakan untuk memegang pahat.
5. Table
Digunakan sebagai dasar vise (ragum)
6. Vise(ragum)
Vise digunakan untuk menjepit benda kerja.
7. Motor Listrik
Digunakan sebagai penggerak utama mesin.
8. Ram Clamp
Untuk mengunci kedudukan ram terhadap link dan lever.
Kontrol utama mesin sekrap adalah:
A. Toolhead Slide Control
Digunakan untuk mengatur kedalaman pemakanan.
B. Ram Positioning Control
Digunakan untuk mengatur kedudukan dan langkah pahat.
C. Table Horizontal Position Handle
Digunakan untuk mengatur gerakan table dalam arah horizontal.
D. Table Vertical Position Handle
Digunakan untuk mengatur gerakan table dalam arah vertical.
E. Speed Control Lever
Pengatur kecepatan gerakan pemakanan pada arm.
![Page 42: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/42.jpg)
42
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3.3 Perhitungan Teoritis
3.3.1 Rumusan Perhitungan
1. Kecepatan pemotongan
( )
(m/menit)
dimana :
n= jumlah stroke per menit
L = Panjang stroke (mm)
M = Perbandingan kecepatan langkah kerja dengan langkah balik
2. Gaya aksial (Pz)
(kg)
3. Daya mesin (Nc)
(kW)
3.3.2 Contoh Perhitungan
1. Kecepatan Pemotongan
Diketahui : n =97
L= 61
M=0,75
( )
( )
v =10,354 m/menit
2. Gaya Aksial
Diketahui : K= 157
t’ = 0,3
s= 0,16
m=0,75
(kg)
= 157.0,3 .
= 11,86 Kg
![Page 43: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/43.jpg)
43
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3. Daya Mesin (Nc)
Diketahui : Pz= 11,86 kg
V= 10,35 m/menit
(kW)
(kW)
Nc= 2,042kW
![Page 44: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/44.jpg)
44
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3.4 Pembuatan Desain Benda Kerja
![Page 45: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/45.jpg)
45
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3.5 Petunjuk Pengoperasian Mesin
3.5.1 Langkah-Langkah Pengerjaan
1. Periksa mesin dan siapkaan alat-alat yang digunakn
2. Benda kerja dijepit pada ragum setelah sebelumnya diatur kedataran
permukaannya dengan menggunakan waterpass dengan memutar
handle pengaturnya
3. Pahat dipasang pada tool post dan diatur kedudukanya dengan
memutar tool head slide control pada langkah ini pahat tidak boleh
menyentuh benda kerja untuk menghindari kerusakan pada ujung
pahat
4. Nyalakan mesin , dan atur kecepatannya dengan memutar speed
control lever sesuai dengan bahan benda kerja yang digunakan
5. Titik nol dicari dengan memutar table vertical position handle untuk
mengatur ketinggian table secara perlahan sampai pahat mengenai
permukaan benda kerja
6. Atur kedalaman pemotongan melalui tool head slide control.
Kedalaman pemotongan disesuaikan dengan bahan benda kerja
sehingga cukup aman bagi pahat.
7. Lakukan gerakan pemotongan secara manual dengan memutar table
horizontal position control untuk menggerakkan table pada arah
horizontal. Dengan diinginkan otomatis, maka dilakukan pengaturan
pemakanan melalui feed drive pada mesin sesuai arah pemakanan
yang diinginkan
8. Ukur dimensi akhir benda kerja
9. Bersihkan mesin dari segala serpihan gram (chip)
10. Periksa kembali peralatan yang dipakai dan kembalikan ke lab
apabila sudah lengkap.
![Page 46: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/46.jpg)
46
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3.5.2 Flowchart
Mulai
Benda kerja,
Jangka Sorong,
Stopwatch,
Waterpass,
Pahat, Kunci L,
Desain gambar
Pemasangan benda
kerja pada ragum
Menentukan titik nol
pahat
Pengukuran Depth of
cut
Penyekrapan
Apakah dimensi
sesuai dengan
desain gambar ?
Benda kerja poros
bertingkat dengan
penyekrapan
selesai
no
yes
Gambar 3.2 Flowchart Langkah-Langkah Pengerjaan Mesin Sekrap
![Page 47: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/47.jpg)
47
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3.6 Pengambilan Data Aktual
3.6.1 Data yang Diperoleh
Data awal
Koefisien bahan (k) = 157 kg/mm2
Konstanta eksponen (m
) = 0,75
Panjang stroke/langkah (L) = 68 mm
Jumlah stroke/langkah per menit (n) = 1,006 stroke/menit
Panjang penyekrapan (l) = 15 mm
Perbandingan langkah maju dan mundur = 3 : 2
Deep of cut (t’) = 0,3 mm
Tabel 3.1 Data Proses Penyekrapan
No. t’ (mm) t (sekon) langkah (stroke)
1 0,3 33 32
2 0,3 33 34
3 0,3 34 33
4 0,3 32 34
5 0,3 32 32
∑ 0,3 164 165
Keterangan :
- Data yang diambil sebanyak 5 kali dengan besar deep of cut (t’) yang
sama dan dilanjutkan dengan penghitungan data oleh masing-masing
kelompok.
- Waktu (t) dikonversikan dalam menit.
- Jumlah langkah (stroke) dirata-rata.
![Page 48: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/48.jpg)
48
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3.6.2 Rumusan Perhitungan
1. Kecepatan pemotongan
( )
dimana :
n = jumlah stroke per menit
L = panjang stroke (mm)
m = perbandingan kecepatan langkah kerja dengan langkah balik.
2. Gaya aksial (Pz)
Pz = k.t’.sm
(kg)
3. Daya Pemotongan(Nc)
Nc
(kW)
3.6.3 Contoh Perhitungan
1. Kecepatan pemotongan
( )
n = 1,006
L = 68
(
)
( )
v = 0,17102 m/menit
2. Gaya aksial
Pz = k.t’.sm
(kg)
Pz = 157.0,3.0,16 1,5
Pz = 3,0144 kg
3. Daya mesin (Nc)
Nc
Nc
Nc = 0,00000086 kW
![Page 49: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/49.jpg)
49
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3.7 Studi Kasus
Permasalahan:
1. Ujung hasil penyekrapan tidak rata.
Gambar 3.3 Ujung hasil penyekrapan tidak rata
2. Panjang penyekrapan melebihi panjang yang ditentukan.
Gambar 3.4 Panjang penyekrapan melebihi panjang yang ditentukan
Penyebab :
1. Feed motion yang digunakan terlalu besar sehingga jarak dan kecepatan dalam
penyekrapan semakin besar yang menyebabkan hasilnya kasar.
2. Pengoperasian stop timming mesin kurang tepat yang menyebabkan kelebihan
panjang penyekrapan.
Solusi :
1. Gunakan feed motion yang lebih kecil.
2. Lebih teliti dalam pengoperasian stop timming mesin.
![Page 50: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/50.jpg)
50
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3.8 Kesimpulan dan saran
3.8.1 Kesimpulan
Dalam melakukan penyekrapan terdapat hal-hal yang berpengaruh
terhadap hasil akhir benda kerja adalah sebagai berikut :
1. Besar kecilnya feed motion mempengaruhi kekerasan hasil
penyekrapan.
2. Ketepatan dalam pengaturan deep of cut supaya kedalaman
pemakanan sesuai yang diinginkan.
3. Panjang penyekrapan ditentukan oleh ketepatan dalam pengoperasian
stop timming mesin.
3.8.2 Saran
1. Sebelum melakukan praktikum, praktikan sebaiknya mempelajari dan
memahami tentang mesin sekrap.
2. Dalam proses pengerjaan harus diperhatikan kedudukan dari benda
kerja dengan menggunakan waterpass agar penyekrapan tidak miring.
3. Penjepitan benda kerja pada ragum dan kesenteran pahat terhadap
benda kerja juga harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi hasil
akhir benda kerja.
![Page 51: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/51.jpg)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya 51
BAB IV
MESIN MILLING (PP 02)
4.1 Pendahuluan
4.1.1 Latar Belakang
Pengerjaan logam dalam dunia manufacturing ada beberapa
macam, mulai dari pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga
pengerjaan logam secara mekanis. Pengerjaan mekanis logam biasanya
digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun pengerjaan finishing,
sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip
pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan pemotongan logam dengan
menggunakan mesin Frais atau biasa disebut juga mesin milling.
Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan
banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal
ini disebabkan karena selain mampu memesin permukaan datar maupun
berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna
untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi
yang dikehendaki.
4.1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan umum:
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
b. Peningkatan pengetahuan serta keterampilan tentang mesin-mesin
perkakas.
Tujuan khusus:
a. Mengetahui serta mampu mengoperasikan bagian-bagian dari
mesin milling.
b. Melatih praktikan melakukan pekerjaan dalam pembuatan roda gigi
dengan menggunakan mesin milling dan mengetahui macam-macam
pekerjaan yang dapat dilakukan.
![Page 52: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/52.jpg)
52
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
4.2 Mesin Milling
4.2.1 Prinsip Kerja Mesin
1. Main Drive
Fungsi utama dari main drive adalah untuk menggerakkan spindle yang
terletak pada arbor. Putaran dari motor listrik diteruskan ke speed
gearbox dan diteruskan ke spindle melalui mekanisme belt. Putaran
spindle akan menggerakkan arbor dam memutar milling cutter.
2. Feed Drive
Gerakan ini adalah gerakan pemakanan benda kerja terhadap milling
cutter. Dengan memutar Table Transverse Handwheel untuk
menggerakkan table ke arah longitudinal, maka benda kerja akan
terpotong oleh milling cutter.
4.2.2 Bagian-bagian dan Fungsi Mesin Milling
Pada dasarnya mesin milling mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
Gambar 4.1 Bagian-bagian Mesin Milling
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
1. Base
Base adalah bagian yang menahan seluruh mesin, di dalamnya
terdapat bagian penting mesin seperti speed gear box dan sistem
pelumas.
![Page 53: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/53.jpg)
53
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2. Saddle
Saddle terletak antara knee dan table. Saddle berfungsi untuk
menggerakkan benda kerja pada table secara transversal.
3. Table
Tabble terletak di atas saddle, dan mempunyai fungsi sebagai tempat
benda kerja. Table dapat digerakkan ke arah longitudinal.
4. Knee
Knee atau lutut adalah adalah tempat kedudukan saddle, dan knee
dapat digerakkan ke arah vertikal (naik/turun) dengan diatur oleh
poros berulir yang menopangnya.
5. Overarm
Merupakan penopang ujung poros frais yang secara umum
ditemukan pada mesin milling horizontal. Bagian ini menentukan
penyetelan posisi arbor pada maksimum panjang arbor tersebut dan
mengklemnya pada posisi yang diinginkan. Overarm terletak di atas
base secara horisontal.
6. Spindle
Spindle menyediakan tenaga bagi pisau frais dengan menyalurkannya
ke arbor. Spindle merupakan poros utama mesin milling.
7. Arbor
Arbor adalah tempat kedudukan pahat/pisau frais.
8. Gear box
Gear box merupakan sistem transmisi yang berfungsi untuk mengatur
ksecepatan putar pahat.
9. Index dividing head
Meupakan alat yang digunakan untuk memutar/membagi benda kerja
melalui besar sudut tertentu, sehingga menghasilkan pemotongan
dengan jarak yang sama.
![Page 54: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/54.jpg)
54
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Kontrol Utama Mesin Milling
Gambar 4.2 Kontrol Utama Mesin Milling
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
1. Variabel Speed Control
Digunakan untuk mengatur kecepatan putar milling center.
2. Cross Feed
Digunakan untuk menggerakkan saddle ke arah melintang /
transversal.
3. Vertical Feed
Digunakan untuk menggerakkan knee dalam arah vertikal.
4. Longitudinal Feed
Digunakan untuk menggerakkan table dalam arah longitudinal.
Kontrol 2,3,4 disebut juga Table Transverse Handwheel.
![Page 55: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/55.jpg)
55
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
4.3 Perhitungan Teoritis
4.3.1 Rumusan Perhitungan
1. Diameter Pitch (dp)
dp = dk – 2M
dimana:
dk = diameter kepala (mm)
M = modul (mm)
2. Jumlah gigi
Z
3. Jumlah putaran untuk index plate (X)
X
(putaran)
di mana :
K = jumlah gigi pada worm wheel
4. Tinggi gigi (H)
H = 2,25. M (mm)
5. Tinggi kepala gigi (hk)
hk = k.M (mm)
di mana :
k = faktor tinggi kepala (k = 1, 0.8, 2)
6. Tinggi kaki gigi (hf)
hf = k.M + ck (mm)
di mana:
ck = faktor kelonggaran puncak (ck = 0,25 M)
7. Tebal gigi
t
(mm)
8. Kecepatan pemotongan (v)
v
( m/menit)
di mana :
n = Putaran spindle (rpm)
![Page 56: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/56.jpg)
56
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
4.3.2 Contoh Perhitungan
1. Diameter Pitch (dp)
Diketahui: dk =87 mm
M =3 mm
dp = dk – 2M
dp = 87 – 2.3
dp = 87 – 6
dp = 81 mm
2. Jumlah gigi
Z
Z
Z = 27
3. Jumlah putaran untuk index plate (X)
Diketahui: K = 60
X
(putaran)
X = 2
putaran
4. Tinggi gigi (H)
H = 2,25.M (mm)
H =2,25.3
H = 6,75 mm
5. Tinggi kepala gigi (hk)
Diketahui: k= 1
hk = k.M (mm)
hk = 1.3
hk = 3 mm
![Page 57: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/57.jpg)
57
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
6. Tinggi kaki gigi (hf)
Diketahui: ck = 0,25.M
ck = 0,25.3
ck = 0,75
hf = k.M + ck (mm)
hf = 1.3 + 0,75
hf = 3,75 mm
7. Tebal gigi
t
(mm)
t
(mm)
t = 4,71
8. Kecepatan pemotongan (v)
Diketahui: D = 70 mm
n = 675 rpm
v
( m/menit)
v
( m/menit)
v
( m/menit)
v = 148,365 m/menit
![Page 58: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/58.jpg)
58
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
4.4 Pembuatan Desain Benda Kerja
![Page 59: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/59.jpg)
59
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
4.5 Petunjuk Pengoperasian Mesin
4.5.1 Langkah-Langkah Pengerjaan
A. Sebelum Menjalankan Mesin
1. Pengecekan mesin yang akan digunakan.
2.Menyiapkan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum.
3. Benda kerja diukur dimensinya, serta lakukan perhitungan secara
benar sebelum dipasang pada table.
4. Benda kerja dipasang pada table, selanjutnya atur posisi benda
kerja sehingga mata pahat menyentuh benda kerja tepat pada
sumbu
vertikalnya (titik nol).
5. Dari perhitungan, lakukan pengaturan jumlah putaran index crank
pada index plate untuk tiap pemakanan.
6. Atur kecepatan pemotongan sebelum menjalankan mesin, serta
alur pula kedalaman pemotongannya
7. Mesin dapat dihidupkan
B. Selama proses pengerjaan
1. Pemakaman dilakukan dengan menggerakkan longitudinal feed
secara perlahan
2. Pastikan milling cutter mempunyai pelumasan yang cukup selama
proses pemotongan.
3. Hilangkan chip dari benda kerja dengan kuas.
4. Untuk pemindahan pemotongan ke bagian lain, jauhkan benda kerja
dari milling curter lalu putar index crank sesuai perhitungan.
5. Pengaturan depht of cut hendaknya tidak telalu besar, sehingga
didapat benda kerja dengan hasil pemotongan yang baik.
6.Matikan mesin jika hendak melakukan pengukuran, atau jika terjadi
gangguan pada mesin.
C. Setelah Pengerjaan
1. Matikan mesin.
2. Benda kerja dilepaskan dari mesin.
3. Bersihkan benda kerja dan mesin dari chip yang menempel.
4. Kembalikan peralatan ke tempat semula.
![Page 60: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/60.jpg)
60
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
4.5.2 Flowchart
Mulai
Benda Kerja ,Jangka
Sorong, Stopwatch, Kunci
Chuck, Kunci L, Kunci
Inggris , Obeng , Poros
berulir , Desain gambar
Diameter pitch (dp), jumah gigi
(z), tinggi gigi (H), tebal gigi (t)
,jumlah putaran untuk index plate
(X)
Pemasangan benda kerja chuck
Menentukan titik nol
- Mengatur depth of cut
- Mengatur jumlah putaran
Index Crank pada Index plate
Proses pemakanan benda
kerja dan pencatatan waktu
Apakah benda kerja
sesuai dengan desain
gambar ?
Roda gigi
Selesai
yes
no
Pengaturan posisi benda kerja
dengan milling
Gambar 4.3 Flowchart Langkah-Langkah Pengerjaan Mesin Milling
![Page 61: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/61.jpg)
61
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
4.6 Pengambilan Data Aktual
4.6.1 Data yang Diperoleh
Tabel 4.1 Waktu tiap kali pemakanan
Pemakanan ke- t’ = 2,5 (mm) t’ = 2,5 (mm)
t (detik) t (detik)
1. 19,5 7
2. 18 15
3. 18 9
4. 11 12
5. 31 26
6. 12 22
7. 8 20
8. 31 20
9. 7,5 26
10. 13 13
11. 8 29
12. 9 30
13. 12,4 32
14. 7 32
15. 13 32
16. 14 32
17. 12 26
18. 19 21
19. 12 19
20. 10 25
21. 10 21
22. 14 15
23. 13 18
24. 13 13
25. 18 15
26. 11 19
27. 13 18
Σ 377,4 567
X 13,978 21
DATA PROSES
Putaran yang digunakan : 675 rpm
Feed motion : mm/rev
Diameter cutter (D) : 70 mm
Depth of cut (t’) : 2,5 mm
Modul (M) : 3 mm
Dimensi roda gigi yang dibuat :
![Page 62: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/62.jpg)
62
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Teoritis
1. Diameter kepala (Dk) : 87 mm
2. Diameter pitch (Dp) : 81 mm
3. Jumlah gigi (Z) : 27
4. Tinggi gigi (H) : 6,75 mm
5. Tebal gigi (t) : 4,71 mm
Akurat
1. Diameter kepala (Dk) : 87mm
2. Diameter pitch (Dp) : 7,45mm
3. Jumlah gigi (Z) : 27
4. Tinggi gigi (H) : 6,5mm
5. Tebal gigi (t) : 5,5mm
Bahan benda kerja : aluminium
Konstanta bahan : 32 kg/mm2
Konstanta eksponen : 0,5
Lebar benda kerja : 19 mm
Jumlah gigi worm wheel (K) : 60
Jumlah putaran untuk index plate : 2
4.6.2 Rumusan Perhitungan
1. Feed Motion (s)
(mm/rev)
dimana :
s = Feed motion (mm/rev)
L = Panjang pemotongan (mm)
i = Banyaknya pemakanan
tm = Waktu permesinan rata-rata (detik)
n = Putaran motor (rpm)
2. Gaya pemotongan (Pz)
Pz = K.t’.sm
dimana :
K = Koefisien bahan (kg/mm2)
s = Feed motion (mm/rev)
![Page 63: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/63.jpg)
63
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
t’ = Depth of Cut (mm)
m = konstanta eksponen
3. Momen torsi (Mt)
(Kg.mm)
dimana :
D = diameter milling cutter (mm)
4. Daya pemotongan (Nc)
(Kw)
5. Machining time (Tm)
√ ( )
(menit)
dimana :
L = panjang pemotongan (mm)
t’ = kedalaman pemotongan
D = diameter milling cutter (mm)
s = feed motion (mm/rev)
n = putaran spindle (rpm)
4.6.3 Contoh Perhitungan
1. Feed Motion
mm/rev
2. Gaya pemotongan (Pz)
Pz = K.t’.sm
Pz = 32.2,5. 0,5
Pz = 37,5 kg
![Page 64: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/64.jpg)
64
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3.
Kg.mm
4. Daya pemotongan (Nc)
Kw
5. Machining time (Tm)
√ ( )
√ ( )
√
Tm = 0,27 menit
![Page 65: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/65.jpg)
65
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
4.7 Pembahasan
Pada proses pemakanan terhadap benda kerja yang dikerjakan, pemakanan
pertama membutuhkan rata-rata waktu sebanyak 13,978 detik dengan total
pemakanan sejumlah 27 kali. Kedalaman pemakanan (Depht of cut) pada
pemakanan pertama adalah 2,5 mm. Sedangkan kedalaman pemakanan pada
pemakanan kedua juga 2,5 mm dengan rata-rata waktu 21 detik sebanyak 27 kali.
Di samping itu, putaran yang digunakan(n) adalah 675 rpm dengan diameter
cutter(D) 70mm dan modul(M) 3 mm. Perhitungan teoritisnya adalah dengan
diameter kepala(Dk) 87 mm, diameter pitch(Dp) 81mm, jumlah gigi(Z) 27, tinggi
gigi(H) 6,75mm serta tebal gigi(t) 4,71mm. Sedangkan data aktual yang didapat
adalah diameter kepala(Dk) 8,7mm, diameter pitch (Dp) 7,45mm, jumlah gigi 27
serta tinggi gigi(H) dan tebal gigi(t) masing-masing 6,5mm dan 5,5mm. Konstanta
bahan yang digunakan 32kg/mm2, konstanta eksponen 0,5, lebar benda kerja
19mm, jumlah gigi worm wheel(K) 60 dan jumlah putaran untuk index plate(x)
adalah
.
Dari data-data tersebut, dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan hasil antara
perhitungan teoritis dengan perhitungan aktual. Misalnya, terjadi perbedaan angka
pada tinggi gigi. Hal ini disebakan karena penentuan kedalaman pemakanan yang
kurang tepat sehingga tinggi gigi yang didapat tidak sesuai desain benda kerja dan
menyebabkan diameter pitch juga tidak tepat. Di samping itu, untuk mendapatkan
tinggi gigi 6,75mm diperlukan tiga kali pemakanan tetapi pemakanan hanya
dilakukan dua kali dengan pemakanan pertama dan kedua masing-masing 2,5mm.
Selain itu, perbedaan hasil juga terjadi pada tebal gigi antara perhitungan
teoritis dan aktual. Kesalahan pada pemutaran index dividing head menjadi
penyebab masalah ini. Sehingga hasil yang diperoleh adalah tebal gigi yang
bervariasi.
![Page 66: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/66.jpg)
66
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
4.8 Studi Kasus
Permasalahan
1. Tebal gigi tidak sama.
Gambar 4.4 Tebal gigi yang tidak sama
2. Kedalaman pemakanan yang tidak sama.
Gambar 4.5 Kedalaman pemakanan yang tidak sama
3. Permukaan pada setiap gigi ada yang kasar dan ada yang halus
Gambar 4.6 Permukaan roda gigi yang tidak sama
![Page 67: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/67.jpg)
67
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Penyebab
1. Hal ini disebakan karena putaran index dividing head yang tidak presisi
pada masing-masing pemakanan.
Jika kelebihan, maka jaraknya akan jauh dan hasilnya tebal.
Jika kekurangan, maka jaraknya akan dekat dan hasilnya tipis.
2. Penyebab kesalahan ini adalah karena kesalahan pada penentuan depth of
cut yang tidak tepat, sehingga menyebabkan ukuran/dimensi tidak sama.
3. Hal ini terjadi karena pemakanan menggunakan dua cara berbeda yaitu climb
milling yang putaran milling cutternya searah dengan benda kerja dan
konvensional milling yang putaran milling cutternya berlawanan dengan benda
kerja. Di mana cara climb milling hasil pemakanan halus sedangkan pada cara
konvensional milling hasil pemakanannya kasar.
Solusi
1. Saat pemutaran index dividing head harus tepat, jangan sampai terjadi
kekurangan/kelebihan pemutaran agar lebar gigi sama.
2. Pengukuran depht of cut harus tepat agar tidak terjadi perbedaan ukuran
pada gigi.
3. Agar tidak ada perbedan kasar/halus pada permukaan gigi maka digunakan satu
proses pemakanan saja, misalnya climb milling saja atau konvensional milling
saja dengan waktu lama atau semua cara dengan waktu yang singkat.
4.9 Kesimpulan dan Saran
4.9.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum PP02, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Perhitungan dan pengaturan dividing head mempengaruhi hasil akhir
pengerjaan mempengaruhi hasil akhir pengerjaan,
2. Penentuan putaran index crank pada index plate akan mempengaruhi
ketebalan gigi yang satu dengan yang lain.
3. Dalam mesin milling terdapat dua proses pemakanan, yaitu climb
milling dan konvensional milling. Di mana climb milling membuat
permukaan benda kerja halus dan konvensional milling membuat
permukaan benda kerja kasar.
![Page 68: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/68.jpg)
68
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
4.9.2 Saran
1. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam perhitungan dan pengoperasian
mesin agar benda kerja yang dihasilkan dapat sesuai dengan
rancangan awal.
2. Sebelum melakukan praktikum, praktikan diharapkan menguasai
materi atau teori agar saat praktikum dapat berjalan dengan lancar.
![Page 69: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/69.jpg)
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya 69
BAB V
KERJA BANGKU
5.1 Pendahuluan
5.1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, kebutuhan manusia akan mesin semakin meningkat.
Pekerjaan yang dulu dikerjakan oleh manusia secara manual kini telah
digantikan oleh mesin. Hal ini banyak dilakukan oleh industri manufaktur
seperti industri pengolahan logam yang menggunakan banyak mesin seperti
mesin bor, mesin sekrap, mesin miling, mesin las dan masih banyak yang
lainnya. Selain memperingan pekerjaan manusia mesin juga mampu
melakukan pekerjaan secara terus-menerus dalam waktu yang cukup lama
tanpa mearasa lelah dengan tingkat keakurasian dan presisi yang tetap.
Mengingat semakin banyaknya pekerjaan manusia yang membutuhkan
mesin maka perlu adanya pengetahuan yang lebih tentang mesin dan cara
pengoperasiannya sejak di bangku kuliah. Namun teori saja itu tidak cukup
jika tidak diimbangi dengan praktek secara langsung. Jika hanya dengan teori
mahasiswa tidak akan mengetahui bagaimana kondisi mesin yang sebenarnya
dan bagaimana cara pengoperasiannya secara langsung. Untuk itu
diadakanlah praktikum proses manufaktur yang mempelajari dan
mengenalkan secara langsung mesin-mesin yang digunakan dalam proses
manufaktur serta bagaimana pengoperasiannya.
5.1.2 Tujuan Praktikum
a. Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas yang digunakan dalam
proses manufaktur dan cara pengoperasiannya.
b. Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin-mesin perkakas
yang digunakan dalam proses manufaktur
c. Mengetahui dan memahami bagian-bagian dari mesin-mesin perkakas
yang digunakan dalam proses manufaktur
d. Mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin-mesin
perkakas yang digunakan dalam proses manufaktur
![Page 70: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/70.jpg)
70
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.2 Mesin
5.2.1 Prinsip Kerja Mesin
5.2.1.1 Mesin Bor
Mesin bor mempunyai prinsip kerja yang sama dengan mesin-mesin
lainnya, yaitu :
1. Main Drive
Motor listrik biasa dipakai sebagai penggerak utama pada mesin
bor. Putaran pada motor listrik ditransmisikan melalui porosnya ke
mekanisme pengatur putaran mesin berupa pasangan puli
bertingkat yang dihubungkan dengan Vee Belt. Dari puli bertingkat,
putaran diteruskan ke spindle mesin. Pada spindle terdapat tool
post sebagai pemegang mata bornya.
2. Feed Drive
Feed Drive merupakan gerakan pemakanan mata bor pada benda
kerja. Gerakan ini dilakukan secara manual pada mesin-mesin bor
yang sederhana dengan cara memutar drilling lever sehingga mata
bor bergerak ke arah benda kerja.
5.2.1.2 Mesin Las
Berdasarkan cara kerjanya, pengelasan dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu :
1. Pengelasan cair
Adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api
gas yang terbakar.
2. Pengelasan tekan
Adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. Pematrian
Adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan
dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair
rendah. Dalam hal ini, logam induk tidak turut mencair.
![Page 71: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/71.jpg)
71
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.2.1.3 Mesin Pemotong Pelat
Mesin ini digunakan untuk memotong pelat logam dengan garis
pemotongan berupa garis lurus. Mesin potong yang dimiliki
Lab.Proses Produksi dapat digunakan untuk memotong pelat logam
dengan ketebalan sampai dengan 2 mm.
5.2.1.4 Mesin Power Hack Saw
Gerakan putar dari motor listrik dirubah menjadi gerakan lurus
bolak-balik oleh mekanisme yang serupa dengan mesin sekrap.
Gerakan bolak-balik diteruskan pada frame yang menjepit blade
(pemotong). Karena pada frame terdapat pemberat, maka pada
langkah bolak-balik terjadi perubahan posisi titik berat frame yang
mengakibatkan penekanan pada benda kerja. Untuk menjaga posisi
setelah pemakanan, maka frame ditahan oleh sebuah mekanisme
hidrolis. Posisi frame akan terus turun ke bawah sampai panjang
minimum dari lengan hidrolis tercapai.
5.2.1.5 Mesin Press
Prinsip kerja dari mesin press untuk melakukan proses
pengepresan adalah adanya gerakan langkah turun karena gaya tekan
dari fluida hidrolik terhadap piston yang diteruskan terhadap batang
piston. Maka pencetak penekan bergerak turun untuk melakukan
pengepresan. Sementara itu bahan yang akan di press terlebih dahulu
berada di dalam cetakan bawah untuk menerima penekanan dari
pencetak penekan. Setelah itu apabila proses penekanan terhadap
benda kerja selesai, maka pencetak penekan bergerak kembali naik
pada posisi semula.
5.2.1.6 Mesin Roll
Prinsip kerja mesin ini sangat sederhana, benda kerja berupa pelat
atau logam berdiameter kecil dijepit diantara upper roll dan lower roll
dan diputar sehingga mencapai ukuran diameter yang diinginkan.
![Page 72: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/72.jpg)
72
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.2.1.7 Mesin Tekuk
Secara mekanika proses penekukan terdiri dari dua komponen
gaya yakni: tarik dan tekan. Pada awalnya, pelat yang mengalami
proses pembengkokan ini terjadi peregangan, netral, dan pengkerutan.
Daerah peregangan terlihat pada sisi luar pembengkokan, di mana
daerah ini terjadi deformasi plastis atau perobahan bentuk. Peregangan
ini menyebabkan pelat mengalami pertambahan panjang. Daerah
netral merupakan daerah yang tidak mengalami perubahan. Artinya
pada daerah netral ini pelat tidak mengalami pertambahan panjang
atau perpendekkan. Daerah sisi bagian dalam pembengkokan
merupakan daerah yang mengalami penekanan, di mana daerah ini
mengalami pengkerutan dan penambahan ketebalan, hal ini
disebabkan karena daerah ini mengalami perubahan panjang yakni
perpendekan.atau menjadi pendek akibat gaya tekan yang dialami oleh
pelat. Proses ini dilakukan dengan menjepit pelat diantara landasan
dan sepatu penjepit selanjutnya bilah penekuk diputar ke arah atas
menekan bagian pelat yang akan mengalami penekukan.
Untuk menjalankan ini perlu dilakukan persiapan awal yang
berupa penyetelan sudut penekanan (diatur dengan limit switch ).
Penyesuaian jarak silinder ke garis pipa (silinder I dengan menaikkan
atau menurunkan penguncian pada baut penyetel silinder II diatur
dengan menaikkan atau menurunkan slide ways yang digerakkan oleh
ulir penggerak) dan panjang langkah silinder hidrolis yang akan
digunakan (diatur dengan switch limit) Setelah semua persiapan
tersebut selesai,maka tombol on/off ditekan sehingga mesin hidup.
![Page 73: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/73.jpg)
73
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.2.2 Bagian-Bagian dan Fungsi Mesin
5.2.2.1 Mesin Bor
Gambar 5.1 Kontrol Utama Mesin Bor
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
Keterangan :
1. Hood
2. Belt Tensioning Lever
Digunakan untuk mengatur ketegangan belt, sehingga
mempermudah dalam mengatur kecepatan putar yang diinginkan.
3. Dlriling Depth Control
Digunakan untuk mengatur kedalaman pemakanan.
4. Driling Lever
Digunakan dalam proses pemakanan. Driling Lever mengatur
kedudukan mata bor secara vertikal.
5. Motor listrik
Motor listrik berfungsi sebagai penyuplai tenaga yang dibutuhkan
mesin
6. Table
Merupakan tempat meletakkan benda kerja dan alat tambahan lain
untuk menjepit benda kerja misal vise.
7. Base
8. Table Clamp
![Page 74: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/74.jpg)
74
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
9. Spindle Head
10. Driling Chart
11. Rack
12. Front Plate
Gambar 5.2 Front Plate Pada Mesin Bor
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
Keterangan :
a. Main Switch
Merupakan skalar utama yang berfungsi menghiduppkan atau
mematikan mesin
b. Two Speed Switch
Digunakan untuk mengatur kecepatan mesin sesuai posisi vee
belt pada puli bertingkat.
c. Emergency Push Button
Merupakan tombol darurat untuk mematikan mesin dengan
cepat.
d. Fuse
e. Coolant Switch
Digunakan untuk mengaktifkan coolant.
f. Lighting Switch
Digunakan untuk mengaktifkan lampu penerangan.
g. Driling Depth Scale
Merupakan skala pada sisi luar Driling Depth Control,
digunakan untuk mengetahui kedalaman pemakanan
![Page 75: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/75.jpg)
75
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
13. Puli bertingkat
Merupakan bagian utama sistem transmisi pada mesin bor,
berfungsi untuk mengatur kecepatan putar dan meneruskan daya
dari motor listrik.
14. Vee Belt
Digunakan untuk meneruskan daya dan putaran antara puli
bertingkat satu dengan yang lain
5.2.2.2 Mesin Las
Berdasarkan definisi dari Deutche Industries Normen (DIN), las
adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan
yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi
tersbut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan
setempat dari beberapa batang logam yang menggunakan energi
panas.
Dalam pengertian lain, las adalah penyambungan dua buah logam
sejenis maupun tidak sejenis dengan cara memanaskan (mencairkan)
logam tersebut di bawah atau di atas titik leburnya, disertai dengan
atau tanpa tekanan dan disertai atau tidak disertai logam pengisi.
Berdasarkan cara kerjanya, pengelasan diklasifikasikan menjadi tiga
kelas utama yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan, dan pematrian.
1. Pengelasan cair
Adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api
gas yang terbakar.
2. Pengelasan tekan
Adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. Pematrian
Adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan
dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair
rendah. Dalam hal ini, logam induk tidak turut mencair.
![Page 76: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/76.jpg)
76
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Cara pengelasan yang banyak di gunakan adalah las busur listrik, yang
antara lain terdiri dari :
1. Las Busur Listrik Dengan Elektroda Terbungkus
Metode ini menggunakan kawat elektroda logam yang dibungkus
dengan fluks. Karena panas dari busur maka logam induk dan
ujung elektroda tersebut akan mencair dan kemudian membeku
bersama. Selama pengelasan, bahan fluks yang digunakan untuk
membungkus elektroda mencair dan membeku terak, yang
kemudian menutupi logam cair yang terkumpul di tempat
sambungan dan bekerja sebagai penghalang oksidasi.
Gambar 5.3 Skema las dengan elektrode terbungkus
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
2. Las Busur Gas
Las busur gas adalah cara pengelasan dimana gas dihembuskan ke
daerah las untuk melindungi busur dan logam yang mencair
terhadap atsmosfer. Las busur gas dalam 2 kelompok, yaitu :
a. Las Busur Gas dengan Elektroda Tak Terumpan
Pada pengelasan ini menggunakan batang wolfram sebagai
elektroda yang dapat menghasilkan busur listrik tanpa turut
mencair. Kelompok ini masih dibagi menjadi pengelasan tanpa
logam pengisi dan dengan logam pengisi. Kelompok ini
biasanya menggunakan gas mulia sebagai pelindung, dan biasa
disebut TIG (Tungsten Inert Gas Welding). Las TIG mempunyai
dua keuntungan, yaitu kecepatan pengumpanan logam yang
dapat diatur terlepas dari besarnya arus listrik, dan kualitas yang
baik pada daerah las.
![Page 77: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/77.jpg)
77
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Gambar 5.4 Skema Las TIG
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
b. Las Busur Gas dengan Elektroda Terumpan
Pada jenis ini, elektroda diumpankan sebagai logam pengisi. Las
busur gas dengan elektroda terumpan menggunakan gas mulia
dan lebih dikenal sebagai las MIG (Metal Inert Gas Welding).
Las MIG banyak digunakan dalam pengelasan baja kualitas
tinggi karena busurnya sangat mantap dengan percikan yang
sedikit, kecepatan las yang tinggi, terak yang terbentuk cukup
banyak, dan tangguh terhadap retak.
Gambar 5.5 Skema Las MIG
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
Salah satu metode pengelasan tekan adalah las titik, di man alas
titik menggunakan metode resistansi listrik. Pelat atau lembaran
logam dijepit antara electrode logam. Ketika elektroda
bersinggungan dengan logam dibawah pengaruh tekanan,
![Page 78: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/78.jpg)
78
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
terjadilah aliran arus tegangan rendah antara elektroda. Panas
pada bagian logam yang tertekan akan naik dan memaksa logam
menjadi satu sehingga terjadi sambungan las.
Gambar 5.6 Skema Las Titik
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
5.2.2.3 Mesin Pemotong Pelat
Bagian utama
Gambar 5.7 Mesin Pemotong Pelat
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
Keterangan :
1. Bage Gage
Digunakan untuk mengukur panjang pemotongan.
![Page 79: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/79.jpg)
79
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2. Foot Pedal
Digunakan pada proses eksekusi pemotongan / menggerakkan
pisau potong
3. Hold Down Guard
Untuk menjepit benda kerja sehingga tidal bergerak saat dipotong
4. Control Panel
Kontrol panel pada mesin memiliki fungsi sebagai kontrol utama
mesin pemotong pelat
Kontrol utama
Gambar 5.8 Kontrol Utama Mesin Pemotong Pelat
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
Keterangan :
1. Emergency Push Button
Berfungsi sebagai tombol darurat untuk mematikan mesin dengan
cepat.
2. Cutting Mode Selector
Digunakan untuk memilih mode pemotongan (single/continous)
3. Pilot Lamp
Merupakan indikator power pada mesin.
4. Power Switch
Digunakan untuk menghidupkan mesin.
![Page 80: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/80.jpg)
80
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.2.2.4 Mesin Power Hack Saw
Bagian utama
Gambar 5.9 Mesin Power Hack Saw
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
Keterangan :
1. Base
Merupakan dasar dari komponen mesin
2. Frame
Berfungsi untuk memegang blade saat pemotongan
3. Blade
Merupakan pemotong benda kerja dan dapat diganti sesuai
keperluan
4. Speed Change Switch
Digunakan untuk mengatur kecepatan gerak pemotongan
5. Pressure Release Button
Digunakan untuk mengurangi tekanan pada mekanisme hidrolis,
sehingga frame dapat terangkat
6. Hydraulic Mechanism
Digunakan untuk menjaga kedudukan frame sesaat setelah
perubahan kedudukan pemotongan.
7. Vise
Digunakan untuk menjepit benda kerja. Vise dapat diputar jika
diinginkan pemotongan menyudut.
8. Vise Adjusting Handle
Merupakan handle untuk mengatur pencengkeraman vise
![Page 81: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/81.jpg)
81
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
9. Coolent House
Digunakan untuk mengeluarkan coolant / pendingin dari
penampungnya.
10. Coolent Pump
Merupakan pompa yang digunakan untuk memberi tekanan pada
coolant, sehingga dapat mencapai kedudukan benda kerja yang
lebih tinggi.
11. Main Switch
Main Switch adalah skalar utama yang digunakan untuk
menghidupkan / mematikan mesin
12. Ruler
Digunakan untuk panjang benda kerja yang akan dipotong.
5.2.2.5 Mesin Press
Bagian utama
Gambar 5.10 Mesin Press
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
Keterangan :
1. Tuas penekan
Digunakan dalam proses penekanan dengan menggerakkan
secara vertikal bolak-balik
2. Indikator tekanan
Menunjukkan besarnya penekanan pada benda kerja.
7 6
5
3 1
![Page 82: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/82.jpg)
82
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3. Kran pengatur katup tekanan
Untuk mengatur posisi katup pada sistem hidrolikmesin
sehingga tekanan dapatdiberikan pada benda kerja ataupun
dilepas setelah proses penekanan selesai.
4. Lengan penekan
5. Roda pegatur lengan penekan
Digunakan unruk mengatur panjang lengan penekanan yang
dibutuhkan.
6. Table
7. Pengatur penekan
Untuk mengatur posisi penekan agar sesuai dengan letak benda
kerjanya.
5.2.2.6 Mesin Roll
Bagian utama
Gambar 5.11 Mesin Roll
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
Keterangan :
1. Lengan pemutar
Digunakan untuk memutar roll secara manual.
2. Upper roll
Merupakan roll yang memiliki kedudukan tetap.
6 3 2
1
4 1
![Page 83: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/83.jpg)
83
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
3. Rear roll
Digunakan untuk mengatur radius benda dengan mengubah
posisinya.
4. Lower roll
Merupakan roll yang dapat disetel untuk menyesuaikan dengan
ketebalan benda kerja.
5. Roda pengunci
Digunakan untuk mengatur dan mengunci kedudukan lower roll
sehingga benda kerja terjepit dengan erat.
6. Roda pengatur diameter
Digunakan untuk mengatur diameter lingkaran hasil dengan
merubah posisi rear roll.
5.2.2.7 Mesin Tekuk
Bagian utama
Gambar 5.12 Mesin Tekuk
Sumber : Buku Petunjuk Praktikum Proses Manufaktur I.2011
Keterangan :
1. Rahang Penjepit
Digunakan untuk menjepit benda kerja.
1
2
3
4 5
6
7
1
2
3
5 4
6
7
![Page 84: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/84.jpg)
84
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2. Lengan Hidrolis
Digunakan untuk membantu proses penekukan.
3. Tuas Penekuk
Berfungsi untuk menggerakkan rahang penekuk.
4. Pedal penjepit
Digunakan untuk menggerakkan rahang penjepit.
5. Pengunci
Digunakan untuk mengunci pedal penjepit.
6. Meja Rentang
Meja rentang berfungsi untuk meletakkan benda kerja.
7. Rahang Penekuk
Digunakan untuk membentuk tekukan dengan sudut tertentu pada
benda kerja.
![Page 85: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/85.jpg)
85
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.3 Pembuatan Desain Kerja
![Page 86: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/86.jpg)
86
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.4 Analisis Biaya
5.4.1 Biaya Material
1. Besi Esser = 11,285 m Rp 5.000,-/m = Rp 56.290,00
2. Besi siku = 0,8 m Rp 7.500,- /m = Rp 6.000,00
3. Kayu = 1 m Rp 9000,- /m = Rp 9.000,00
4. Plat = 60 cm Rp 150.000,-/60cm = Rp 150.000,00 +
Rp 221.290,00
5.4.2 Biaya Permesinan
1. Mesin Bor
Waktu yang diperlukan = 10 besi esser x 15 detik/besi
= 150 detik = 2,5 menit
Biaya pengeboran = (2,5/60) jam x 1,1 kWh x Rp 250/kWh
= Rp 11,45
2. Mesin Pemotong Plat
Waktu yang diperlukan = 2 detik = 0,03 menit
Biaya pemotongan plat = (0,03/60) jam x 1,5 kWh x Rp
250/kWh
= Rp 0,208
3. Mesin Las
Waktu yang diperlukan = 30 menit
Daya untuk esser (P) = v.I.cos
= 380 V x 70 A x 0,8
= 21280 W = 21,28 kW
Daya untuk plat (P) = v.I.cos
= 380 V x 65 A x 0,8
= 19760 W = 19,76 Kw
Daya total pengelasan = (20% x 21,28) + (80% x 19,76)
= 20,064 Kw
Biaya pengelasan = (30/60) jam x 20,064 kWh x
Rp 250/kWh
= Rp 2508,00
![Page 87: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/87.jpg)
87
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
4. Biaya elektroda = 15 buah x Rp 580/buah
= Rp 8700,00
Total biaya permesinan = Rp 11.219,66
5.4.3 Biaya Maintenance
1. Biaya coolant = 0,1 L x Rp7500/L
= Rp 750,00
2. Biaya lubricant = 0,1 L x Rp 9000/L
= Rp 900,00
Total biaya maintenance = Rp 1.650,00
5.4.4 Biaya Finishing
1. Biaya pengecatan
Waktu yang diperlukan = 20 menit
Luas permukaan yang dicat = 0,08 m2
Biaya yang diperlukan = (20/60) x (100/1000) x Rp 250
= Rp 8,33
Total biaya pengecatan = Rp 8,33 x 0,08 m2 x Rp 8000/m
2
= Rp 5.331,20
2. Biaya Sekrup = 10 buah Rp 100,-/buah
= Rp 1.000,00
3. Biaya amplas = 2 lembar x Rp 4000/lembar
= Rp 8000,00
Total biaya finishing = Rp 14.331,20
Biaya Produksi
1. Biaya material = Rp 221.290,00
2. Biaya permesinan = Rp 11.219,66
3. Biaya maintenance = Rp 1.650,00
4. Biaya finishing = Rp 14.331,20+
Total biaya produksi = Rp 248.490,86
![Page 88: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/88.jpg)
88
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.5 Petunjuk Pengoperasian Kerja Bangku
5.5.1 Langkah - Langkah Pengerjaan
1. Siapkan alat-alat kerja yang akan digunakan dan bahan yang akan
dirangkai.
2. Ukur panjang besi esser, kemudian tandai pada panjang sesuai
desain
3. Potong besi esser pada panjang 221,4 cm sebanyak 2 batang dengan
gergaji manual sebagai rangka kaki.
4. Potong besi esser pada panjang 60 cm sebanyak 6 batang dengan
gergaji manual sebagai rangka penyangga longitudinal.
5. Potong besi esser pada panjang 40 cm sebanyak 2 batang dengan
gergaji manual sebagai rangka penyangga tranversal.
6. Potong besi esser pada panjang 21,442 cm sebanyak 2 batang dengan
gergaji manual sebagai rangka penopang meja keyboard.
7. Potong besi esser pada panjang 20 cm sebanyak 6 batang dengan
gergaji manual sebagai rangka pendek.
8. Ukur besi siku, tandai pada panjang 40 cm, kemudian potong
sebanyak 2 batang dengan panjang tersebut.
9. Ukur kayu, tandai pada panjang 20 cm, kemudian potong sebanyak 5
buah dengan panjang tersebut.
10. Potong plat pada dimensi 60x40 cm dengan mesin pemotong plat.
Panjang sisa dari bahan pemotongan akan digunakan juga dalam
proses produksi.
11. Rangkai rangka kaki dengan rangka penyangga longitudinal dengan
mesin las.
12. Rangkai rangka penyangga transversal dengan mesin las sesuai
desain.
13. Rangkai rangkai pendek pada rangka meja dengan mesin las,
kemudian rangka penopang meja keyboard dipasang pada bagian
meja keyboard untuk memperkuat posisi meja.
14. Bor besi siku dan kayu sesuai desain dengan mesin bor. Kepresisian
lubang antara lubang di besi siku dengan lubang pada kayu harus
diperhatikan.
![Page 89: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/89.jpg)
89
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
15. Rangkai besi siku pada kaki meja sebagai tempat penopang kayu
alas CPU dengan mesin las.
16. Rangkai besi plat pada rangka dengan mesin las sebagai alas meja
monitor dan alas meja keyboard.
17. Amplas pada bagian-bagian besi yang membutuhkan pengamplasan.
18. Cat meja menggunakan spray gun pada bagian meja yang tampak
dari luar.
19. Rangkai kayu pada penopang berupa besi siku dengan sekrup.
![Page 90: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/90.jpg)
90
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.5.2 Flowchart
START
Menyiapkan alat kerja
dan bahan : besi
esser, besi siku, besi
plat, kayu
Desain
Memotong besi
esser dengan
ukuran dan jumlah
sesuai desain
Memotong besi
plat dengan
ukuran sesuai
dengan desain
Memotong kayu
dengan ukuran
dan jumlah sesuai
desain
Memotong besi
siku dengan
ukuran dan jumlah
sesuai desain
Membentuk besi
esser dengan
mesin tekuk dan
mesin roll
1
![Page 91: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/91.jpg)
91
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
1
Mengebor kayu
dan besi siku
untuk lubang
sekrup
Mengelas besi
esser dan besi
siku menjadi
rangka meja
Mengelas besi plat
pada rangka
Menyekrup kayu
pada rangka meja
pada bagian
penopang CPU
Mengecat dengan
menggunakan
spray gun
Meja
Komputer
END
Gambar 5.13 Flowchart Langkah Pengerjaan
![Page 92: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/92.jpg)
92
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.6 Pengambilan Data Bor
5.6.1 Data yang Diperoleh
- Tegangan = 380 Volt
- Diameter = 3 mm
- Kecepatan putar = 350 rpm
- Panjang pengeboran = 2 mm
- Banyaknya pemakanan = 10 kali
- Waktu pengeboran = 6,059 detik
- Konstanta bahan
Besi siku = 84,7 kg/mm2
Pelat = 37,5 kg/mm2
Catatan : Untuk waktu pengeboran diambil 5 sample kemudian
dirata-rata.
Tabel 5.1 Waktu pengeboran
No. Waktu(detik)
1 2,99
2 3,7
3 7,9
4 10
5 20
∑ 44,59=8,918detik
![Page 93: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/93.jpg)
93
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.6.2 Rumusan Perhitungan
1. Kecepatan pengeboran
(m/menit)
dimana :
D = diameter bor (mm)
n = kecepatan Putar spindle (rpm)
2. Feed Motion (s)
(mm/rev)
dimana :
L = kedalaman pengeboran (mm)
i = banyaknya pemakanan
s = feed motion (mm/rev)
n = putaran mesin (rpm)
3. Momen torsi
Mt = C.D1,9
.s0,8
(kg.mm)
dimana :
C = konstanta bahan (kg/mm2
)
s = feed motion (mm/rev)
4. Daya pengeboran (Nc)
Nc =
(Kw)
5.6.3 Contoh perhitungan
1. Kecepatan pengeboran
a. Kecepatan pengeboran aktual
(m/menit)
(m/menit)
(m/menit)
(m/menit)
![Page 94: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/94.jpg)
94
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
b. Kecepatan pengeboran berdasarkan tabel
Grafik 5.1 Kecepatan Mesin Bor
(m/menit)
2. Feed Motion (s)
(mm/rev)
(mm/rev)
(mm/rev)
(mm/rev)
3. Momen torsi
a. Besi siku
Mt = C.D1,9
.s0,8
(kg.mm)
![Page 95: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/95.jpg)
95
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Mt = 84,7.31,9
. 0,8 (kg.mm)
Mt = 84,7.8,06. (kg.mm)
Mt = 314,03(kg.mm)
b. Pelat
Mt = C.D1,9
.s0,8
(kg.mm)
Mt = 37,5.31,9
.0,380,8
(kg.mm)
Mt = 37,5.8,06.0,380,8
(kg.mm)
Mt = 139,035 (kg.mm)
4. Daya pengeboran (Nc)
a. Besi siku
Nc =
(Kw)
Nc =
(Kw)
Nc =
(Kw)
Nc = 0,112(Kw)
b. Pelat
Nc =
(Kw)
Nc =
(Kw)
Nc =
(Kw)
Nc = 0,04996(Kw)
5.7 Pengambilan Data las
5.7.1 Data yang Diperoleh
Jenis bahan = Pelat
- Tegangan = 380 Volt
- Arus = 65 Ampere
- Tebal las = 2 mm
- Panjang pengelasan = 7,3 mm
- Tahanan = 5,85 Ohm
- Waktu pengelasan = 2,58 detik
- Faktor daya = 0,8
- Tegangan geser = 37,5 kg/mm2
![Page 96: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/96.jpg)
96
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
Jenis bahan = Baja Esser
- Tegangan = 380 Volt
- Arus = 70 Ampere
- Tebal las = 4,4 mm
- Panjang pengelasan = 37 mm
- Tahanan = 5,43 Ohm
- Waktu pengelasan = 7,88 detik
- Faktor daya = 0,8
- Tegangan geser = 37,5 kg/mm2
5.7.2 Rumusan Perhitungan
1. Daya pengelasan (P)
P= V.I.cos α (W)
dimana :
V = tegangan (Volt)
I = besar arus (Ampere)
Cos = faktor daya
2. Kekuatan las
Po= 2.h.L.σ (Kg)
dimana :
Po = 2.h.L.
h = tebal las (mm)
L = panjang pengelasan (mm)
= tegangan geser ijin (kg/mm2)
3. Panas yang timbul (Q)
Q = 0,24.I2.RT (Kalori)
dimana :
R = tahanan (Ohm)
t = waktu pengelasan (detik)
![Page 97: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/97.jpg)
97
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.7.3 Contoh perhitungan
1. Daya pengelasan (P)
a. Pelat
P= V.I.cos α (W)
P= 380.65.0,8 (W)
P= 19760 (W)
b. Baja esser
P= V.I.cos α (W)
P= 380.70.0,8 (W)
P= 21280 (W)
2. Kekuatan las
a. Pelat
Po= 2.h.L.σ (Kg)
Po= 2.2.7,3.37,5 (Kg)
Po= 1095 (Kg)
b. Baja esser
Po= 2.h.L.σ (Kg)
Po= 2.4,4.37.37,5 (Kg)
Po= 12210 (Kg)
3. Panas yang timbul
a. Pelat
Q = 0,24.I2.RT (Kalori)
Q = 0,24.652.5,85.2,58 (Kalori)
Q = 15304,302 (Kalori)
b. Baja esser
Q = 0,24.I2.RT (Kalori)
Q = 0,24.702.5,43.7,88 (Kalori)
Q = 50319,15 (Kalori)
![Page 98: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/98.jpg)
98
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.8 Pengambilan Data Pemotong Pelat
5.8.1 Data yang Diperoleh
a. Jenis bahan = Pelat
b. Tebal pelat = 1,2 mm
c. Tegangan geser pelat = 35 kg/mm2
d. Sudut pemotongan = 20o
e. Jarak pisau = 90 mm
f. Putaran mesin = 750 rpm
5.8.2 Rumusan Perhitungan
1. Gaya pemotongan (F)
F =
(kg)
dimana :
t = tebal pelat (mm)
s = tegangan geser pelat (kg/ mm2)
= sudut pemotongan (o)
2. Kecepatan pemotongan (V)
V =
(m/menit)
dimana :
L = jarak antar pisau
n = putaran mesin (rpm)
3. Daya pemotongan
Nc =
(HP)
dimana :
F = gaya pemotongan (kg)
V = kecepatan pemotongan (m/menit)
![Page 99: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/99.jpg)
99
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.8.3 Contoh Perhitungan
1. Gaya pemotongan (F)
F =
(kg)
F =
(kg)
F =
(kg)
F = 69,3(kg)
2. Kecepatan pemotongan (V)
V =
(m/menit)
V =
(m/menit)
V =
(m/menit)
V = 135(m/menit)
3. Daya pemotongan
Nc =
(HP)
Nc =
(HP)
Nc =
(HP)
Nc = 2,079(HP)
![Page 100: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/100.jpg)
100
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5.9 Studi Kasus
Permasalahan
1. Hasil pengelasan yang berlubang
Gambar 5.14 Hasil pengelasan yang berlubang
2. Hasil pengelasan yang terlepas
Gambar 5.15 Hasil pengelasan yang terlepas
Penyebab:
1. Hal ini disebabkan karena terlalu lama dalam melakukan pengelasan. Selain
itu disebabkan pula oleh arus yang dialirkan elektroda terlalu besar sehingga
mengakibatkan benda berlubang.
2. Masalah ini terjadi akibat pencairan logam oleh elektroda kurang sempurna
sehingga logam yang tidak tersambung dengan benar ditambah arus yang
digunakan terlalu kecil.
Solusi:
1. Pergerakan elektroda tidak terlalu lama sehingga tidak menimbulkan lubang
dan menggunakan arus yang sesuai dengan jenis logam.
![Page 101: 74110697 Laporan Praktikum PP](https://reader033.vdocuments.pub/reader033/viewer/2022052206/557210a2497959fc0b8d784a/html5/thumbnails/101.jpg)
101
Laporan Praktikum Proses Manufaktur I
Program Studi Teknik Industri Semester Ganjil 2011/2012
Laboratorium Proses Produksi 1
Teknik Mesin Universitas Brawijaya
2. Dibutuhkan waktu yang cukup dalam pencairan logam sehingga logam dapat
tersambung dengan baik. Selain itu, menggunakan arus yang sesuai agar
penyambungan logam tidak terlepas.
5.10 Kesimpulan dan Saran
5.10.1 Kesimpulan
1. Untuk menghindari hasil pengelasan yang berlubang, maka
dibutuhkan ketepatan waktu dalam melumerkan logam sehingga
logam tidak akan berlubang. Selain itu, diperlukan penyesuaian
terhadap arus karena apabila arus yang digunakan terlalu besar maka
benda akan berlubang.
2. Agar didapatkan hasil pengelasan yang kokoh, sebaiknya pencairan
logam oleh elektroda harus lebih lama karena logam yang akan
disambungkan belum mencair dengan baik. Hal ini menyebabkan
hasil pengelasan yang mudah terlepas.
5.10.2 Saran
1. Praktikan dianjurkan untuk berhati-hati dalam pengoperasian mesin
bor, mesin las, dan mesin pemotong pelat.
2. Praktikan harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Praktikan harus memahami materi dan penerapan aplikasi alat-alat
yang ada di laboratorium sehingga meminimalkan kesalahan yang
mungkin terjadi.