laporan praktikum
TRANSCRIPT
Judul:
Kelompok
Anggota:
Tgl Praktikum: 20 Februari 2013
Acara Praktikum: Identikasi Kation dengan Uji Nyala, Uji Mutu Boraks, Identifikasi Anion pada Sampel Padat Non-Logam
No
.
Judul Perlakuan Hasil Kajian Pustaka Hasil Observasi Masalah Diskusi/Pembahasan Kesimpulan
1. Identikasi
Kation
dengan
Uji Nyala
1. Membuat nyala api
Bunsen (nyala api
kompor gas)
a. Menyiapkan kompor
gas beserta tabung gas
elpijinya.
b. Menyalakan api dengan
memutar tobol on/of
pada bagian depan
kompor
2. Identifikasi kation
a. Membersihkan kawat
platina tembaga
terutama pada ujung
kawat (tempat sampel)
Kawat tembaga yang akan
digunakan dicelupkan ke
dalam HCl pekat dan
dipanaskan pada nyala
api hingga kawat bersih
dan warna nyala api
yang dihasilkan sama
dengan warna nyala api
awal.
Warna nyala Natrium
adalah kuning emas
Warna nyala Kalium
adalah violet
Warna nyala Kalsium
adalah merah bata
Kawat tembaga yang akan
digunakan dicelupkan ke
dalam HCl pekat dan
dipanaskan pada nyala
api hingga kawat bersih
dan warna nyala api
yang dihasilkan sama
dengan warna nyala api
awal.
Warna nyala Natrium
adalah kuning emas
Warna nyala Kalium
adalah violet
Warna nyala Kalsium
adalah merah bata
Pada percobaan ini
digunakan kawat
tembaga sebagai
pengganti kawat
nikrom atau platina ,
namun hasil uji nyala
yang didapatkan pada
masing-masing sampel
adalah mendeketai
standar.
Pada percobaan ini
juga digunakan kompor
gas sebagai pengganti
Bunsen, warna nyala
yang dihasilkan mirip
Seharusnya kawat yang
digunakan hanyalah
kawat nikrom (sebuah
alloy nikel-kromium)
atau kawat platina,
karena kedua kawat
tersebut tidak akan
memberikan warna bila
dibakar. Sedangkan,
pada praktikum ini
digunakan kawat
tembaga, dimana kawat
tembaga memberikan
warna hijau bila
dibakar. Hal ini
Kawat yang
digunakan untuk
identifikasi kation
dengan uji nyala
adalah kawat
nikrom/kawat platina
dengan Bunsen
sebagai pembakar
agar didapatkan
warna nyala yang
sempurna, mendekati
hasil kajian teoritis.
Warna nyala natrium,
kalium, kalsium,
dan barium berturut-
dengan cara;
memasukkan ujung
kawat platina ke dalam
larutan HCl pekat dan
selanjutnya dibakar
dalam nyala api.
Mengamati warna yang
dihasilkan dari
pembakaran kawat
tersebut sampai
dihasilkan kawat platina
saat dibakar dipanaskan
berwarna putih.
b. Mengambil sampel
padat dari garam-garam
klorida (Na, K, Ca, dan
Ba) secukupnya dan
ditempatkan dalam plat
tetes. Menambahkan
beberapa tetes HCl
pekat ke dalam sampel
tersebut hingga
Warna nyala barium
adalah hijau kekuningan
Warna nyala barium
adalah hijau kekuningan
tapi tidak sesempurna
nyala yang dihasilkan
jika menggunakan
Bunsen.
Warna nyala yang
dihasilkan oleh kalium
sangat cepat hilang
sehingga lebih sulit
untuk merekam hasil
pengamatan
menyebabkan
ketidakakuratan warna
nyala yang dihasilkan
dari sampel yang
diamati. Sehingga
warna yang dihasilkan
tidak sesempurna
warna secara kajian
teoritis.
Pada percobaan ini
digunakan kompor gas
sebagai pengganti
Bunsen. Jika
dibandingkan dengan
nyala api Bunsen,
nyala api yang
diperoleh dari kompor
gas cenderung melebar,
sedangkan nyala api
lampu Bunsen
cenderung ke arah atas.
Selain itu, dalam nyala
turut adalah kuning
emas, violet, merah
bata, dan hijau
kekuningan.
menghasilkan sampel
yang kental.
c. Kawat platina yang
sudah bersih
ditempelkan bagian
ujungnya ke dalam
sampel, selanjutnya
dibakar dalam nyala api
pada daerah nyala yang
sesuai.
d. Mengamati dan
mencatat warna nyala
yang ditimbulkan.
Menggunakan kaca
kobalt sebagai alat
bantu untuk menyerap
polutan cahaya agar
didapatkan data hasil
pengamatan yang lebih
baik.
e. Melakukan pengerjaan
di atas secara berulang-
api kompor sulit untuk
menentukan daerah
(bagian) nyala api
seperti nyala api lampu
Bunsen, misalnya
daerah peleburan dan
sejenisnya. Hal-hal ini
menyebabkan hasil
nyala yang didapatkan
dari kompor gas sedikit
berbeda dengan yang
didapatkan dengan
menggunakan kompor
gas
Dari hasil pengamatan
yang dilakukan, nyala
yang diberikan oleh
kalium paling cepat
menghilang jika
dibandingkan dengan
sampel lainnya
sehingga perekaman
ulang sampai warna
nyala yang diamati
diketahui kekhasannya
secara jelas.
Membandingkan warna
nyala yang didapat
dengan yang tertera
pada tabel di atas.
f. Melakukan hal yang
sama untuk sampel
unknown (disiapkan
oleh laboran) dan
menentukan unsur
logam penyusun sampel
tersebut.
data lebih susah
dilakukan. Hal ini
dikarenakan kalium
merupakan unsur yang
reaktif, paling reaktif
diantara semua sampel
yang diujicobakan.
Selain itu, kalium
klorida lebih cepat
menguap dibandingkan
dengan senyawa
klorida dari alkali
tanah.
Judul:
Kelompok
Anggota:
Tgl Praktikum: 20 Februari 2013
Acara Praktikum: Identikasi Kation dengan Uji Nyala, Uji Mutu Boraks, Identifikasi Anion pada Sampel Padat Non-Logam
No. Judul Perlakuan Hasil Kajian Pustaka Hasil Observasi Masalah Diskusi/Pembahasan Kesimpulan
1. Uji Mutu Boraks 1. Membuat nyala
lampu Bunsen
(diganti dengan
nyala spiritus)
2. Mengidentifikasi
mutu boraks
a. Membersihkan
kawat platina
tembaga pada
bagian ujungnya
(tempat sampel)
menggunakan HCl
pekat dan
kemudian dibakar
dalam nyala api
Bunsen.
Kawat tembaga yang
akan digunakan
dicelupkan ke dalam
HCl pekat dan
dipanaskan pada
nyala api hingga
kawat bersih dan
warna nyala api
yang dihasilkan
sama dengan warna
nyala api awal.
Kawat yang telah
bersih ditambahkan
serbuk garam
natrium metaborat
yang menempel
Kawat tembaga yang
akan digunakan
dicelupkan ke dalam
HCl pekat dan
dipanaskan pada
nyala api hingga
kawat bersih dan
warna nyala api
yang dihasilkan
sama dengan warna
nyala api awal.
Kawat yang telah
bersih ditambahkan
serbuk garam
natrium boraks
yang menempel
Pada percobaan ini
kami mengganti
kawat nikrom/
platina dengan
kawat tembaga
sehingga tidak dapat
terbentuk manik.
Karena hal tersebut,
pratikum untuk uji
mutu boraks ini
tidak dapat
dilanjutkan.
Selain itu, pada
pratikum ini kami
juga mengganti
Bunsen dengan
Manik boraks tidak
dapat terbentuk
dikarenakan diameter
lingkaran pada ujung
kawat terlalu besar.
Seharusnya, diameter
lingkaran pada ujung
kawat dibuat kecil
sehingga tidak dapat
dilewati oleh batang
korek api.
Pada percobaan ini
harusnya digunakan
Bunsen bukan
spiritus. Hal ini
dikarenakan pada
Kawat yang
digunakan harus
memiliki diameter
yang kecil pada
lingkaran
diujungnya (0,03-
0,05 mm)
Selain itu harus
digunakan Bunsen
agar dapat terbentuk
manic sehingga
praktikum ini dapat
dilanjutkan ke
tahapan selanjutnya
b. Memanaskan ujung
kawat pada lampu
Bunsen hingga
memijar yang
kemudian segera
dimasukkan ke
dalam mutu boraks.
Pemanasan
dilanjutkan secara
perlahan-lahan
sehingga terjadi
mutu yang jernih
seperti kaca.
c. Memasukkan mutu
yang telah
terbentuk ke dalam
serbuk sampel yang
dibuat halus dan
dipanaskan. Mula-
mula dipanaskan
pada nyala api
reduksi bawah lalu
pada lubang kawat
tembaga kemudian
dipanaskan lagi
pada nyala api.
Beberapa saat
setelah diamati, dari
hasil pembakaran,
mula-mula garam
tersebut akan
mengembang dan
berwarna putih. Hal
ini sebagai akibat
dari proses
pelepasan air kristal
dari garam tersebut.
Selanjutnya garam
ini akan mengkerut
sebesar lubang pada
kepala korek api
tersebut dan
membentuk mutu
(manik ) yang tidak
pada lubang kawat
tembaga kemudian
dipanaskan lagi pada
nyala api. Beberapa
saat setelah diamati,
dari hasil
pembakaran, mula-
mula garam tersebut
akan mengembang
dan berwarna putih.
Hal ini sebagai
akibat dari proses
pelepasan air kristal
dari garam tersebut.
Namun, selanjutnya
garam ini tidak mau
mengkerut dan
membentuk mutu
(manik) sesuai
dengan kajian
pustaka/hasil yang
diinginkan.
spiritus sehigga
nyala api tidak bisa
di atur dengan baik.
spiritus nyala api
tidak dapat diatur
seperti halnya pada
Bunsen sehingga
natrium metaborat
cepat meleleh
sehingga tidak dapat
membentuk manik.
didinginkan,
selanjutnya mutu
dipanaskan lagi
pada nyala api
oksidasi bawah dan
didinginkan.
d. Mengamati warna
nyala yang
ditimbulkan dalam
keadaan panas dan
dingin pada kedua
daerah nyala (nyala
reduksi dan nyala
oksidasi).
e. Melakukan
pengerjaan di atas
secara berulang-
ulang sampai
warna yang
ditimbulkan dapat
diamati secara
jelas, kemudian
berwarna, bening,
seperti kaca, dan
tembus cahaya.
Mutu ini terdiri dari
suatu campuran
natrium metaborat
(NaBO2) dan
anhidrida boraks
(B2O3).
Warna nyala Besi (Fe)
adalah coklat
Warna nyala
Kromium adalah
violet
Warna nyala Kalsium
adalah merah bata
Warna nyala barium
adalah hijau
kekuningan
Karena mutu
(manik) yang
diinginkan tidak
dapat terbentuk
maka tahapan
selanjutnya tidak
dapat dilakukan
membandingkan
warna mutu yang
didapat dengan
yang tertera pada
table.
f. Melakukan hal
yang sama untuk
sampel unknown
(disiapkan oleh
laboran) dan
menentukan unsur
penyusun sampel
itu.
Judul:
Kelompok
Anggota:
Tgl Praktikum: 20 Februari 2013
Acara Praktikum: Identikasi Kation dengan Uji Nyala, Uji Mutu Boraks, Identifikasi Anion pada Sampel Padat Non-Logam
No
.
Judul Perlakuan Hasil Kajian Pustaka Hasil Observasi Masalah Diskusi/Pembahasan Kesimpulan
1. Identikasi
Kation dengan
Uji Nyala
1. Membuat nyala
lampu Bunsen
(diganti dengan
nyala spiritus)
2. Mengisi tabung
reaksi dengan 2mL
H2SO4 encer dan
menambah 0,1gr
sampel padat non-
logam
3. Mengamati
perubahan kimia
yang terjadi dan
melakukan
1. Na2S2O3 merupakan
garam berwarna putih
yang jika direaksikan
dengan H2SO4(aq) akan
menghasilkan larutan
keruh karena
pemisahan sulfur dan di
dalam larutan terdapat
asam sulfit. Setelah
dipanaskan terbentuk
larutan berwarna
kuning susu dan
menghasilkan gas yang
merupakan gas SO2
1. Na2S2O3 + H2SO4
menghasilkan larutan
keruh, setelah
dipanaskan terbentuk
larutan berwarna
kuning susu dan
menghasilkan gas yang
merupakan gas SO2
yang berbau
menyengat.
a. Gas yang dihasilkan
merubah warna kertas
yang telah dibasahi
oleh K2CrO4 dari
1. Sesuai dengan kajian
teoritis, gas yang
dihasilkan dari reaksi
antara Na2S2O3(s) +
H2SO4(l) akan
merubah warna kertas
yang telah dibasahi
oleh K2CrO4 dari
kuning menjadi abu
bukan menjadi hijau.
1.
pemanasan bila
diperlukan
4. Menangkap gas
yang dihasilkan
dengan
menggunakan kertas
yang telah dibasahi
dengan KI
beramilum, dan
dengan K2CrO4
yang tidak berwarna
dan berbau menyengat.
a. Gas yang
dihasilkan merubah
warna kertas yang
telah dibasahi oleh
K2CrO4 dari yang
awalnya berwarna
kuning menjadi
hijau
b. Gas yang
dihasilkan tidak
merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh KI
beramilum dan
yang dibasahi oleh
NH4OH
2. NaI merupakan padatan
berwarna putih.
Jika NaI direaksikan
kuning menjadi abu
b. Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh KI
beramilum.
2. NaI + H2SO4
menghasilkan larutan
berwarna kekuningan
dengan H2SO4 akan
menghasilkan larutan
bening tak berwarna
dan gas I2. Dengan
pemanasan akan
dihasilkan gas
berwarna lembayung
a. Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh K2CrO4
b. Gas yang dihasilkan
merubah warna kertas
yang telah dibasahi
oleh KI beramilum
dari putih menjadi biru
tua.
3. NaCl merupakan garam
berwarna putih. Jika
NaCl direaksikan
dengan H2SO4 maka
akan menghasilkan
yang setelah
dipanaskan berubah
menjadi berwarna
kuning dan
menghasilkan gas yang
berbau menyengat.
a.Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh K2CrO4
b.Gas yang dihasilkan
merubah warna kertas
yang telah dibasahi oleh
KI beramilum dari putih
menjadi biru tua.
3. NaCl + H2SO4
menghasilkan larutan
bening tak berwarna
dimana tidak semua
garam larut namun
larutan bening tak
berwarna. Tidak semua
garam larut sempurna
dan akan larut dengan
pemanasan yang
disertai dengan
pelepasan gas klor dan
hidrogen klorida
a. Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh K2CrO4
b. Gas yang dihasilkan
merubah warna kertas
yang telah dibasahi
oleh KI beramilum dari
putih menjadi hitam
kebiruan.
4. NaNO3 merupakan
garam berwarna putih
yang jika direaksikan
dengan H2SO4 akan
akan larut setelah
dipanaskan. Dari
pemanasan dihasilkan
gas yang tidak
berwarna
a. Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh K2CrO4
b. Gas yang dihasilkan
merubah warna kertas
yang telah dibasahi
oleh KI beramilum
dari putih menjadi
hitam kebiruan
4. NaNO3 + H2SO4
menghasilkan larutan
bening tak berwarna
dimana tidak semua
menghasilkan larutan
bening tak berwarna.
Setelah pemanasan
akan dihasilkan larutan
yang berwarna coklat
muda dan gas yang
tidak berwarna dan
berbau menyengat
a. Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh K2CrO4
b. Gas yang dihasilkan
merubah warna kertas
yang telah dibasahi
oleh KI beramilum
dari putih menjadi
hitam-kebiruan
5. NaNO2 merupakan
garam berwarna putih
yang jika direaksikan
dnegan H2SO4 akan
garam larut namun
akan larut setelah
dipanaskan. Dari
pemanasan dihasilkan
larutan yang berwarna
coklat muda dan gas
yang tidak berwarna
dan berbau menyengat
a. Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh K2CrO4
b. Gas yang dihasilkan
merubah warna kertas
yang telah dibasahi
oleh KI beramilum
dari putih menjadi
biru tua
5. NaNO2 + H2SO4
menghasilkan larutan
berwarna biru muda,
timbul gelembung-
menghasilkan larutan
berwarna biru-pucat
yang tidak tetap karena
adanya asam nitrit
bebas, HNO2, atau
anhidridanya, N2O3 dan
dilepaskan uap NO2
yang berwarna coklat
tanpa dilakukan
pemanasan.
a. Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh K2CrO4
b. Gas yang dihasilkan
merubah warna kertas
yang telah dibasahi
oleh KI beramilum dari
putih menjadi hitam-
kebiruan
6. Na2CO3 merupakan
garam berwarna putih
gelembung gas dan
menghasilkan gas
berwarna coklat tanpa
melalui pemanasan
a. Gas yang dihasilkan
merubah warna kertas
yang telah dibasahi
oleh K2CrO4 dari
kuning menjadi putih
b. Gas yang dihasilkan
merubah warna kertas
yang telah dibasahi
oleh KI beramilum
dari putih menjadi biru
tua
6. Na2CO3 + H2SO4
menghasilkan larutan
yang jika direaksikan
dengan H2SO4 akan
menghasilkan larutan
bening tak berwarna
dan gelembung gas
yang menunjukkan
adanya gas. Dengan
pemanasan dihasilkan
gas yang tidak
berwarna dan tidak
berbau yang
merupakan gas CO2
a. Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh K2CrO4
b. Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh KI
beramilum
7. Na2SO3 merupakan
berwarna bening dan
menghasilkan
gelembung gas. Gas
yang dihasilkan tidak
berwarna dan tidak
berbau
a.Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh K2CrO4
b.Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh KI
beramilum
7. Na2SO3 + H2SO4
garam berwarna putih
yang jika direaksikan
dengan H2SO4 akan
menghasilkan larutan
bening tak berwarna
dan membentuk
endapan putih yang
merupakan sulfur.
Setelah dipanaskan
terbentuk gas SO2 yang
berbau menyengat.
a. Gas yang dihasilkan
merubah warna kertas
yang telah dibasahi
oleh K2CrO4 dari
putih menjadi hijau
b. Gas yang dihasilkan
merubah warna kertas
yang telah dibasahi
oleh KI beramilum
dari putih menjadi
biru
menghasilkan larutan
bening tak berwarna
dan terbentuk endapan
putih. Setelah
dipanaskan terbentuk
gas yang berbau
menyengat.
a. Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh K2CrO4
b. Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh KI
beramilum
c. Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh NH4OH
c. Gas yang dihasilkan
tidak merubah warna
kertas yang telah
dibasahi oleh NH4OH