79790957-59803940-edema-ppt
DESCRIPTION
edemaTRANSCRIPT
REFARAT JANTUNG RSUD BEKASI
EDEMAOLEH : FITRIA MARYOLIN
PEMBIMBING : DR. SJAHRIL, SP.JP
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
© Maret 2011
TUBUH MANUSIA
ZAT PADAT• 40%
ZAT CAIR• 60%
ZAT CAIR(60%)
EKSTRASEL(20%)
INTRAVASKULAR
(5%)
INTERSTISIAL(15%)
INTRASEL(40%)
Sumber : Anestesiologi, Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UNDIP/ RSUP Dr. Kariadi Semarang, Februari 2010, halaman 259
OSMOSIS ????
Besarnya difusi cairan dari tempat yang konsentrasi air nya tinggi ke
tempat yang konsentrasi airnya lebih rendah
Tekanan osmotik Besar tekanan yang diperlukan untuk menahan agar perpindahan air dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke dalam larutan konsentrasi zat terlarut tinggi melalui membran semi permeabel tidak terjadi
Tekanan onkotik plasma adalah tekanan osmotik yang ditimbulkan oleh larutan koloid protein plasma. Tekanan onkotik ini sangat penting dalam menjaga keseimbangan antara cairan interstisial dan cairan intravaskular
Jika ada akumulasi cairan yang berlebihan dalam ruang ekstraselular, maka dapat menyebabkan sembab atau edema
Edema adalah akumulasi abnormal cairan dalam ruang interstisial atau rongga tubuh4
“Edema is defined as a clinically apparent increase in the insterstisial fluid volume, which may expand by several liters before the abnormality is evident” 5
Edema merupakan gejala dari berbagai keadaan medis serius, seperti penyakit jantung kongestif, gagal jantung, gagal hati, malnutrisi dan sindrom nefrotik
Edema dapat terjadi secara lokal, seperti pada obstruksi aliran balik vena pada suatu ekstremitas atau tersumbatnya sekelompok kelenjar limfe regional atau saluran limfatik, atau sistemik, jika berat disebut edema anasarka
Akumulasi cairan edema dalam rongga tubuh disebut hydrothorax, hydropericardium dan hydroperitoneum/ ascites
PENYEBAB EDEMA
Penurunan konsentrasi protein plasma
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler
Peningkatan tekanan vena Penyumbatan pembuluh limfe
1
2
4
3
KLASIFIKASI EDEMA BERDASARKAN LOKASINYA1. LOKAL2. ANASARKA BERDASARKAN JENISNYA1. PITTING2. NON PITTING BERDASARKAN PENYEBABNYA1. UNILATERAL2. BILATERAL
Edema Bilateral Edema Unilateral
Gagal jantung kongestif Obstruksi limfatik
Gagal hati Obstruksi vena
Gagal ginjal Selulitis
Sindrom nefrotik Ruptur kista Baker
Malnutrisi Imobilitas lokal (misal :
hemiparese)
Imobilitas
Obat-obatan
Sumber : At a Glance Medicine, Patrick Davey, translation copyright ©2006 oleh Penerbit Erlangga, Halaman 12
PENEGAKAN DIAGNOSIS Anamnesis yang akurat sangat penting. Gejala
dan tanda penyakit jantung, hati dan ginjal harus ditanyakan. Pemeriksaan fisik :
Untuk penyebab edema :1. Tekanan Vena Jugularis (JVP)2. Tanda penyakit hati, jantung, ginjal3. Limfadenopati
Untuk luasnya edema1. Bengkak tungkai2. Bengkak sakral3. Asites4. Edema paru
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan tergantung dari gambaran yang didapat pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. Namun yang biasanya dilakukan adalah pengukuran kadar albumin serum, kebocoran protein urin, tes fungsi hati, kreatinin, EKG, fotothorax, ekokardiografi.
TERAPI
Terapi ditujukan untuk mengobati etiologi.
Pada edema bilateral biasanya digunakan diuretik untuk meningkatkan eksresi garam dan air, walaupun penggunaannya harus diseimbangkan untuk mencegah hipovolemia, memburuknya fungsi ginjal, hipotensi potural, dan kolaps.
Penggunaan diuretik loop dikombinasi dengan tiazid bisa menyebabkan efek diuretik yang nyata yang berguna bagi edema yang resisten.
Spironolakton, suatu antagonist aldosteron kompetitif, menyebabkan natriuresis ringan, dan retensi Kalium. Sehingga digunakan untuk pasien ascites
Spironolakton dan amilorid adalah diuretik hemat “kalium” yang bekerja berlawanan dengan diuretik loop dan tiazid yang meningkatkan deplesi kalium.
KESIMPULAN
Edema adalah akumulasi abnormal cairan dalam ruang interstisial atau rongga tubuh. Edema dapat terjadi karena penurunan konsentrasi protein plasma sehingga menyebabkan penurunan tekanan osmotik koloid plasma, peningkatan permeabilitas dinding kapiler, peningkatan tekanan vena dan penyumbatan pembuluh limfe. Edema ada yang lokal, anasarka, pitting dan non pitting serta bilateral dan juga unilateral. Terapi edema ditujukan untuk mengobati etiologi.
TINJAUAN PUSTAKA Soenarjo. Anestesiologi. Semarang : IDSAI
Cabang Jawa Tengah, 2010 : 259 Harijanto, Eddy. Panduan Tatalaksana Terapi
Cairan Perioperatif. Jakarta : PP IDSAI, 2010 : 2 – 8 Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi
II. Jakarta : EGC, 1997 : 389 Robbins, Kumar. Dasar Patologi Penyakit. Jakarta :
EGC, 1999 : 58 – 61 Harrison’s. Principles of Intenal Medicine. 2005 :
212 – 216 Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke
Sel Edisi 2. Jakarta : ECG, 232 – 325 Davey, Patrick. At a Glance. Jakarta : EMS, 12 – 23
TERIMAKASIH