8 19€> ~1 22 23 ~~.~~~~0 peb . q...

2
ME 1DIA !T\1[) /-;-~N· ·f'S·'11 A t, L".:~~, [ -1 I .-J.L . _.'-.. ,1. .. Jk ... .L _ • .... / c SelAsa '::::; Senin () Rabu r'<. Kamis C) Jumat C) Sabtu Minggu .. :.: -................................ _. 8 23 10 25 11 26 1 2 3 4 5 6 7 \!~.!8 19€> ~1 22 ~~.~~~~._ 0 Peb Q~~~ ,~:~~?!..~_~:!...~~ J:.~u~ :n:_ :::"_:..:: _ :::: ~ :::: :_ _ :::..._.__ _._ __. _ 12 27 13 28 14 29 15 30 16 31 Sekolah Alam di' Hutan Sancang Dengan mendapatkan pendidikan tentang alam sejak dini, anak-anak Desa Sancang diharapkan lebih memahami pentingnya melestarikan hutan mereka yang kini semakin berkurang akibat penebangan liar. Indriati Sari Kusmayani JurusanIImuKelautanFakultasPerikanan danIlmuKelautan UniversitasPadjadjaranBandung Move Maker Generatlo!1 One EKELOMPOKmaha- siswa llmu Kelaut- an Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran (FPIK Unpad), Bandung, membentuk Sancang Green School (SGS),sekolah alam berbasis volun- ter untuk meningkatkan kesadaran generasi muda Desa Sancang dalam menjaga kawasan konservasi Hutan Sancang, yang berada di Garut, [awa Barat. "Di sini kami mengajak generasi muda khususnya anak-anak SD un- tuk ikut serta berpartisipasi sebagai peserta didik agar lebih memperha- tikan kebersihan dan berwawasan lingkungan," ujar ketua pelaksana program SGS Riezeza. Penanaman kesadaran lingkungan sejak dini dianggap sangat strategis untuk membangun generasi penerus yang peduli pada pelestarian alam di ling- kungannya. Permasalahan sosial ekonomi yang melingkupi kehidupan masyarakat di kawasan Hutan Sancang telah mengakibatkan rendahnya kesa- daran lingkungan yang berakhir pada kerusakan hutan. Sejak 2000- .an,' penebangan-penebangan liar mulai marak di kawasan konservasi seluas 2.000 hektare tersebut. Keter- batasan finansial dan sempitnya pola pikir dalam perencanaan kehidupan keluarga menj adi karakteristik permasalahan khas masyarakat ka- wasan Hutan Sancang yang mayori- tas berprofesi sebagai petani karet dan nelayan. Tim SGS memberikan banyak kegiatan edukasi lingkungan, dari bag.aimana memilih bibit, menanam pohon, sampai menjelaskan peran pohon untuk kehidupan. "Menebang satu pohon sama dengan membunuh seribu nyawa manusia di dunia," ucap Eli Ruswandi, mahasiswa FPIK Unpad, ketika pemberian materi kepada peserta didik, akhir pekan lalu. Program SGS telah berlangsung sejak Februari 2012. Semakin hari jumlah peserta didik yang mengi- kuti program ini terus meningkat. "Meningkat tiga kali lipat di luar target, yaitu berjumlah 108 orang," ucap Riezeza. Peserta berasal dari SD Sancang I dan SDSancang IV,mulai kelas 3 sampai kelas 6 SD.Peran aktif orangtua, pihak sekolah, dan kepala desa turut membantu peningkatan jumlah peserta tersebut. Menurut Riezeza, setiap program SGS mempunyai tema tersendiri. Pada Sabtu, 12 Mei lalu, misalnya, tema yang diangkat ialah Cintai lingkungan mulai dari hal kecil. Kegiatan antara lain menggambar di kertas, melukis, dan menulis di papan bertemakan lingkungan. I{ lip i n g Hum a 5 Unp Cl d2012

Upload: nguyennhi

Post on 04-Aug-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8 19€> ~1 22 23 ~~.~~~~0 Peb . Q ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/mediaindonesia-20120520... · batasan finansial dansempitnya pola pikir dalam perencanaan kehidupan

ME1DIA !T\1[) /-;-~N··f'S·'11At , L".:~~,[ -1 I.-J.L . _.'-.. ,1. .. Jk ... .L _ •

•.... /

c·· SelAsa'::::; Senin () Rabu r'<. Kamis C) Jumat C) Sabtu • Minggu..:.: -....................•............ _.823

1025

1126

1 2 3 4 5 6 7

\!~.!8 19€> ~1 22~~.~~~~._0 Peb Q~~~ ,~:~~?!..~_~:!...~~J:.~u~·:n:_:::"_:..:: _ :::: ~ :::: :_ _ :::..._.__ _._ __. _

1227

1328

1429

1530

1631

Sekolah Alamdi' Hutan SancangDengan mendapatkan pendidikan tentang alamsejak dini, anak-anak Desa Sancang diharapkanlebih memahami pentingnya melestarikan hutanmereka yang kini semakin berkurangakibat penebangan liar.

Indriati Sari KusmayaniJurusan IImuKelautanFakultasPerikanandan IlmuKelautanUniversitasPadjadjaranBandungMove Maker Generatlo!1 One

EKELOMPOKmaha-siswa llmu Kelaut-

an FakultasPerikanand an Ilmu

KelautanUniversitas

Padjadjaran (FPIKUnpad), Bandung,

membentuk Sancang Green School(SGS), sekolah alam berbasis volun-ter untuk meningkatkan kesadarangenerasi muda Desa Sancang dalammenjaga kawasan konservasi HutanSancang, yang berada di Garut, [awaBarat."Di sini kami mengajak generasi

muda khususnya anak-anak SD un-tuk ikut serta berpartisipasi sebagaipeserta didik agar lebih memperha-tikan kebersihan dan berwawasanlingkungan," ujar ketua pelaksanaprogram SGS Riezeza. Penanamankesadaran lingkungan sejak dinidianggap sangat strategis untukmembangun generasi penerus yangpeduli pada pelestarian alam di ling-kungannya.

Permasalahan sosial ekonomi yangmelingkupi kehidupan masyarakatdi kawasan Hutan Sancang telahmengakibatkan rendahnya kesa-daran lingkungan yang berakhirpada kerusakan hutan. Sejak 2000-. an,' penebangan-penebangan liarmulai marak di kawasan konservasiseluas 2.000 hektare tersebut. Keter-batasan finansial dan sempitnya polapikir dalam perencanaan kehidupankeluarga menj adi karakteristikpermasalahan khas masyarakat ka-wasan Hutan Sancang yang mayori-tas berprofesi sebagai petani karetdan nelayan.Tim SGS memberikan banyak

kegiatan edukasi lingkungan, daribag.aimana memilih bib it, menanam

pohon, sampai menjelaskan peranpohon untuk kehidupan. "Menebangsatu pohon sama dengan membunuhseribu nyawa manusia di dunia,"ucap Eli Ruswandi, mahasiswa FPIKUnpad, ketika pemberian materikepada peserta didik, akhir pekanlalu.Program SGS telah berlangsung

sejak Februari 2012. Semakin harijumlah peserta didik yang mengi-kuti program ini terus meningkat."Meningkat tiga kali lipat di luartarget, yaitu berjumlah 108 orang,"ucap Riezeza. Peserta berasal dari SDSancang I dan SD Sancang IV,mulaikelas 3 sampai kelas 6 SD.Peran aktiforangtua, pihak sekolah, dan kepaladesa turut membantu peningkatanjumlah peserta tersebut.Menurut Riezeza, setiap program

SGS mempunyai tema tersendiri.Pada Sabtu, 12 Mei lalu, misalnya,tema yang diangkat ialah Cintailingkungan mulai dari hal kecil.Kegiatan antara lain menggambardi kertas, melukis, dan menulis dipapan bertemakan lingkungan.

I{ lip i n g Hum a 5 U n p Cl d 2 0 12

Page 2: 8 19€> ~1 22 23 ~~.~~~~0 Peb . Q ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/mediaindonesia-20120520... · batasan finansial dansempitnya pola pikir dalam perencanaan kehidupan

Setelah itu, peserta didik diajakjalan-jalan keliling Desa Sancanguntuk melakukan kampanye cintalingkungan. Siswa-siswa SD ini jugadiajak masuk ke Hutan Sancang."Di hutan pun kami berikan materimengenai peran pohon bagi manusiadan sikap kepedulian kita sebagaigenerasi muda dalam menjagakawasan hutan sebagai kawasankonservasi," ucap M Abdan Afwan,salah satu anggota tim SGS.

SGS sendiri merupakan bagiandari program kreativitas mahasiswayang didanai Dinas PendidikanTinggi (Dikti) Kementerian Pendidi-kan dan Kebudayaan pada kompetisitingkat nasional menuangkan Idekreativitas mahasiswa untuk bidangpengabdian masyarakat.

Tidak mudahMenurut Riezeza, karena ter-

batasnya dana yang diberikan Dikti,pelaksanaan kegiatan sementara iniberlangsung di Balai Desa Sancang.Hingga saat ini baru ada 18 orangvolunter yang mendaftarkan diriuntuk SGS.Karena itu, demi berlan-jutnya kegiatan, tim SGS berupayaterus menjaring volunter lebih ba-nyaklagi.

Kendala lainnya ialah jauhnyalokasi pelaksanaan program. Untukmencapai Desa Sancang yang beradadi Kecamatan Cibalong, Garut, bu-kanlah hal mudah. Para volunter me-merlukan waktu 6-7 jam perjalanandari kampus mereka di Jatinangor."Karni harus melewati gunung gelap,jalan yang berkelok, dan hutan karetyang luasnya berhektare-hektare,"tutur Maria Margalena, salah seorangvolunter. Padahal, para mahasiswaFPIK Unpad ini juga masih harusberbagi waktu dengan jadwal kuliahmereka. Terbenturnya jadwal itulahyang kadang mernbuat mereka tidakbisa mengikuti kegiatan SGS.

Meski ada tantangan besar, SGStetap berjalan. "Harapannya keg-iatan ini dapat berkelanjutan danmembuat generasi muda Desa San-cang semakin mencintai Sancang,"ujar Dodi, salah satu warga DesaSancang. (M-6)