8/skripsi_su… · web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. dengan demikian proses pembelajaran ini...

44
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar saat ini cenderung berorientasi pada terselesaikannya materi pembelajaran, bukan pada ketercapaian tujuan pembelajaran seperti peningkatan hasil belajar dan kemandirian siswa. Model- model pembelajaran yang diterapkan selama ini cenderung terlalu teoritik dan melupakan peningkatan hasil belajar dan kemandirian pada diri siswa. Berdasarkan pengamatan, SMA N 1 Kebak Kramat telah dikembangkan sebuah kelas ICT dengan seperangkat computer untuk setiap siswa dan LCD, serta sudah dikembangkan pula system jaringan terpadu yang dihubungkan dengan jaringan internet. Siswa telah terbiasa dalam merespon perkembangan teknologi dan informasi, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang mampu mengoperasikan komputer. Kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran adalah masih rendahnya kemandirian siswa saat pembelajaran berlangsung, selain itu cara mengajar guru yang masih konvensional seperti ceramah membuat kejenuhan serta konsentrasi belajar siswa terhadap pelajaran berkurang. Kenyataan yang diamati di kelas menunjukan pemahaman

Upload: vodiep

Post on 01-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar saat ini cenderung berorientasi pada terselesaikannya

materi pembelajaran, bukan pada ketercapaian tujuan pembelajaran seperti

peningkatan hasil belajar dan kemandirian siswa. Model-model pembelajaran

yang diterapkan selama ini cenderung terlalu teoritik dan melupakan peningkatan

hasil belajar dan kemandirian pada diri siswa.

Berdasarkan pengamatan, SMA N 1 Kebak Kramat telah dikembangkan

sebuah kelas ICT dengan seperangkat computer untuk setiap siswa dan LCD, serta

sudah dikembangkan pula system jaringan terpadu yang dihubungkan dengan

jaringan internet. Siswa telah terbiasa dalam merespon perkembangan teknologi

dan informasi, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang mampu

mengoperasikan komputer. Kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran

adalah masih rendahnya kemandirian siswa saat pembelajaran berlangsung, selain

itu cara mengajar guru yang masih konvensional seperti ceramah membuat

kejenuhan serta konsentrasi belajar siswa terhadap pelajaran berkurang.

Kenyataan yang diamati di kelas menunjukan pemahaman siswa terhadap materi

masih rendah dan rendahnya kemandirian siswa terlihat dari bergantungnya proses

pembelajaran pada guru.

Siswa diharapkan lebih antusias dan aktif dalam belajar dengan baru dalam

pembelajaran. E-learning sebuah alternatif dalam proses pembelajaran.

LearnFrame.Com dalam Glossary of e-learning Terms (Farhad, 2001)

menyatakan bahwa: e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan

aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet dan

jaringan computer.

Pemanfaatan teknologi elektronik dalam pembelajaran memberi penguatan

terhadap pola perubahan paradigma pembelajaran. Sistem e-learning merupakan

bentuk implementasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan tidak

Page 2: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

2

dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat

dilakukan baik dengan synchronous maupun asynchronous. Synchronous adalah

proses pembelajaran yang ilakukan dalam waktu yang sama, sedangkan

asynchronous pembelajaran yang dilakukan dalam waktu yang berbeda.

Salah satu aplikasi dari E-learning adalah moodle. Moddle merupakan sebuah

nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat merubah sebuah media

pembelajaran kedalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk

masuk kedalam “ruang kelas” digital untuk mengakses materi-materi

pembelajaran. Dengan menggunakan moodle, kita dapat membuat materi

pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain. Moodle itu sendiri adalah

singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment.

Model pembelajaran e-learnig berbasis moodle dipilih karena memiliki

kerakteristik yang sesuai dengan pembelajaran biologi yang sering sekali

membahas tentang kehidupan dan kejadian yang sering terjadi di kehidupan

sehari-hari. Sarana media pembelajaran untuk mata pelajaran biologi perlu

dibuat untuk menyajikan pelajaran agar lebih menarik diera komputerisasi

seperti sekarang ini. Siswa akan lebih tertarik dengan media pembelajaran yang

disajikan secara menarik, interaktif dan mudah dipahami. Moodle dapat

memberikan materi tidak hanya menggunakan tulisan saja, tapi juga

memberikan materi dalam bentuk multimedia. Dengan menggunakan moodle,

siswa akan lebih memahami materi pelajaran dengan lebih cepat menggunakan

animasi dan visualisasi yang dapat di-upload oleh guru mata pelajaran. Siswa

akan lebih tertarik dengan berbagai bentuk media yang tersedia pada moodle

baik dalam bentuk Microsoft Words, Power Point, animasi Flash, bahkan file

yang berupa audio dan video dapat ditempelkan sebagai akses.

Salah satu alternatif yang diajukan untuk meningkatkan kemandirian dalam

proses pembelajaran adalah dengan implementasi moodle. Pembelajaran dengan

moodle merupakan pembelajaran yang juga menekankan pembelajaran yang

mampu meningkatkan belajar mandiri. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai

sumber bahan ajar siswa yang interaktif dan menarik. Sumber bahan ajar yang

diterapkan pada moodle ini membahas tentang hasil penelitian Keanekaragaman

Page 3: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

3

jenis Loranthaceae pada family Anacardiaceae. Penelitian ini membahas

tentang karakteristik morfologi baik akar, batang, daun serta bunga tanaman

Loranthacea yang menempel pada family Anacardiaceae.

Penggunaan sumber belajar berbasis moodle pada pembelajaran Biologi

yaitu pada materi Keanekaragaman Hayati dalam hal ini adalah sub pokok

bahasan plantae dapat meningkatkan kemampuan kemandirian siswa. Dengan

adanya sumber belajar berbasis moodle tersebut siswa dapat belajar secara

mandiri dan tidak terlalu menggantungkan belajar dari guru dan catatan saja.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka barbagai permasalahan

dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Model ceramah membuat siswa kurang temotivasi.

2. Media yang diterapkan kepada siswa kurang menarik

3. Guru kurang memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di kelas

4. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center), sedangkan

siswa hanya menerima pelajaran secara pasif yang berpengaruh pada

kemandirian siswa.

5. Untuk meningkatkan kemandirian siswa perlu dikembangkan model

pembelajaran e-learning moodle .

C. Pembatasan Masalah

Dalam Penelitian peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap SMA

Negeri 1 Kebak Kramat Tahun Ajaran 2010/2011

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini dibatasi pada:

a. Materi pembelajaran biologi pada pokok bahasan

Keanekaragaman Hayati

Page 4: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

4

b. Model pembelajaran yang digunakan soft moodle secara yang

dapat digunakan secara bebas sebagai produk open source

dibawah lisensi GNU.

c. Aspek yang diteliti adalah kemandirian siswa yang

didefinisikan sebagai kemampuan siswa untuk melakukan

kegiatan belajar yang bertumpu pada aktifitas dan tanggung

jawab dengan dorongan oleh kekuatan dari dalam diri sendiri

dalam usaha mencapai tujuan yang diharapkan bernilai dan

bermanfaat.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh media pembelajaran berbasis moodle pada pokok

bahasan Keanekaragaman Hayati terhadap kemandirian siswa kelas X

SMA Kebak Kramat semester II tahun 2010/2011.

2. Adakah pengaruh siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi,

kemandirian belajar sedang dan kemandirian belajar rendah terhadap

prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Keanekaragaman Hayati

semester II tahun 2010/2011.

3. Adakah interaksi media pembelajaran berbasis moodle dengan

kemandirian siswa kelas X SMA Kebak Kramat pada pokok bahasan

Keanekaragaman Hayati semester II tahun 2010/2011.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui seberapa besar dari:

1. Pengaruh media pembelajaran berbasis moodle pada pokok bahasan

Keanekaragaman Hayati terhadap kemandirian siswa kelas X SMA

Kebak Kramat semester II tahun 2010/2011.

Page 5: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

5

2. Pengaruh siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi,

kemandirian belajar sedang dan kemandirian belajar rendah terhadap

prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Keanekaragaman Hayati

terhadap kemandirian siswa kelas X SMA Kebak Kramat semester II

tahun 2010/2011.

3. Interaksi media pembelajaran berbasis moodle dengan kemandirian

siswa kelas X SMA Kebak Kramat pada sub pokok bahasan plantae

terhadap kemandirian siswa kelas X SMA Kebak Kramat semester II

tahun 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Siswa

a. Memberikan pengalaman secara nyata kepada siswa melalui

pengimplementasian model pembelajaran moodle sebagai pemicu

munculnya kemandirian siswa dalam pembelajaran Biologi.

b. Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih

semangat dalam belajar.

c. Membangun budaya belajar mandiri ,mendasar, menyeluruh, dan terpadu

2. Bagi Guru

a. Menyajikan sebuah alternatif bagi Guru untuk mengatasi masalah

pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui penggunaan

metode pembelajaran yang bervariasi.

b. Memberikan masukan bagi guru mengenai manfaat implementasi moodle

untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam pembelajaran Biologi.

c. Mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif,

kreatif dan menyenangkan.

3. Bagi sekolah

Page 6: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

6

a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk referensi peningkatan kemandirian

siswa dalam pembelajaran Biologi pada tahap berikutnya.

b. Hasil penelitian dapat digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran

secara umum pada tahap berikutnya.

Page 7: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Keanekaragaman Jenis Loranthacea pada Inang Famili

Anacardiaceae

a. Keanekaragaman Jenis Loranthaceae

Benalu merupakan salah satu kelompok tumbuhan parasit yang termasuk dalam

suku Loranthaceae. Menurut Sunaryo et al (2006:1) menyatakan bahwa tumbuhan

parasit ini umumnya menyerang pepohonan atau pun tumbuhan perdu terutama pada

bagian ranting dan cabang-cabangnya. Pohon atau pun perdu yang diserang benalu akan

terganggu bahkan dapat mati apabila serangan tersebut dalam jumlah besar.

Benalu telah lama dikenal sebagai tumbuhan hemiparasit pada perdu atau

pohon. Akan tetapi melalui kajian yang menggunakan radiocarbon, Marshall dan

Ehleringer (1990, dalam Luttge, 1997) telah menggungkapkan bahwa benalu

adalah benar-benar parasit karena sebagian besar senyawa karbon benalu berasal

dari larutan apoplastik xylem tanaman inang. Selaian menggambil mineral,

haustoria benalu juga menyerap senyawa organic dari inang. Benalu juga

menyerap senyawa organic inang. Benalu sering merugikan secara ekonomis dan

mengganggu kehidupan tubuhan inang. Selain dikenal sebagai tumbuhan yang

merugikan ternyata benalu telah sejak lama dikenal sebagai sumber bahan obat

tradisional Indonesia (Kirana, 1996; Chozin dkk, 1998 dan Widandri & Rahajoe,

1998).

Di Cina, benalu telah digunakan sebagai obat sejak tahun 1910 (Anderson

and Phillipson, 1992). Karena itu, potensi benalu sebagai sumber bahan obat dan

kandungan kimia benalu bergantung pada jenis tanaman inang yang ditempati

( Anderson & Phillipson, 1992) menunjukkna bahwa alkaloid benalu teh Scurulla

ortiana disintesis oleh tanaman teh. Sebaiknya, berbagai flavonoid justru

dihasilkan oleh benalu, namun, konsentrasinya sangat bervariasi bergantung jenis

inangnya.

Page 8: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

8

Di kawasan Malesia suku Loranthaceae terdiri atas 23 marga dan 193 jenis

(Barlow, 1997) sedangkan di Jawa dilaporkan hanya dapat ditemukan 38 jenis

benalu dari 14 marga (Backer dan Bakhuizen van den Brink, 1965). Berdasarkan

pengamatan terhadap spesimen herbarium yang disimpan di Herbarium

Bogoriense telah ditemukan 8 jenis tumbuhan benalu di Pulau Bali. Kedelapan

jenis benalu tersebut adalah Amyema cuernosensis (Elmer) Barlow, A. longipes

(Danser) Barlow, A. tristis (Zoll.) Tiegh., Dendrophthoe lanosa (Korth.) Danser,

D. pentandra (L.) Miq., Helixanthera setigera (Korth.) Danser, Scurrula

atropurpurea (Blume) Danser, dan S. parasitica L.

Menurut Gembong Tjitrosoepomo (1993:122) menyatakan bahwa

Loranthaceae merupakan tanaman setengah parasit yang batangnya berkayu,

tumbuh pada dahan anggota-anggota Gymnospermae dan Cotyledoneaae yang

berkayu, dengan daun-daun tuggal yang kaku seperti belulang, duduknya

bersilang/berhadapan atau berkarang, tanpa daun penumpu. Kadang-kadang tidak

terdapat daun-daun, dalam hal ituruas-ruas cabangnya berwarna hijau dan

berfungsi sebagai alat untuk asimilasi. Tumbuh-tumbuhan membentuk alat

penghisap yang beraneka rupa. Pada perkecambahan alat pelekatnya ada yang lalu

membentuk alat penghisap yang pipih dan meluas melekat pada kayu inangnya.

Ada pula yang dari alat pelekat itu tumbuh tumbuh streng-streng penghisap

seperti akar yang meluas pada permukaan gelam tumbuhan inangnya dan dari

streng-streng tersebut masuk ke dalam kayu alat penghisap yang disebut

penyelam, ada pula yang langsung dari cakram pelekatnya mengeluarkan

penyelam ke bagian kayu inangnya.

b. Anacardiaceae

Tanaman berkayu dengan saluran damar. Daun tersebar, tunggal atau

menyirip ganjil. Daun penumpu tidak ada. Tanaman berumah 1 atau 2. Bunga

beraturan atau sedikit tidak beraturan, berkelamin 1 atau 2, kadang-kadang

berkelamin campuran; dalam malai; daun kelopak 4-5, bersatu atau tidak bersatu.

Daun mahkota 4-5, berdaun lepas, atau tidak berdaun. Benang sari 10 atau 5,

jarang lebih, kerapkali mereduksi menjadi staminodia. Bakal buah menumpang

atau setengah tenggelam, beruang 1-10, kerapkali 3-1, seringkali miring, kadang-

Page 9: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

9

kadang bertangkai pendek; kadang-kadang beberapa bakal buah lepas. Bakal biji

per ruang 1. Buah batu (Van Steenis et al, 2008: 251).

Menurut Gembong (1996: 305) Suku anacardiaceae membawahi kira-kira 500

jenis, terbagi dalam 70 marga yang tersebar dari daerah-daerah beriklim panas

sampai daerah-daerah beriklim sedang. Contoh-contohnya: Anacardium: A.

occidentale (jambu mete), penghasil mete; buah semu yang berasal dari tangkai

bunganya juga dapat dimakan. Mangifera: M. indica (mangga dengan puluhan

varietas budidaya), penghasil buah-buahan; M. odorata (kuweni), M. foetida

(pakel, limus), M.caesia (kemang). Spondias: S. dulcis, S.pinnata, S.lutea

(kedondong), buahnya dimakan. Lannea: L. grandis (kayu kuda), tumbuh cepat,

penghasil kayu bakar dan gom.

2. HERBARIUM

a. Definisi Herbarium

Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani

yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi

spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim klasifikasi

(Rizal, 2005:1). Fungsi herbarium secara umum antara lain:

1. Sebagai pusat referensi; merupakan sumber utama untuk identifikasi

tumbuhan bagi para ahli taksonomi, ekologi, petugas yang menangani

jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam

konservasi alam.

2. Sebagai lembaga dokumentasi; merupakan koleksi yang mempunyai nilai

sejarah, seperti tipe dari taksa baru, contoh penemuan baru, tumbuhan

yang mempunyai nilai ekonomi.

3. Sebagai pusat penyimpanan data; ahli kimia memanfaatkannya untuk

mempelajari alkaloid, ahli farmasi menggunakan untuk mencari bahan

ramuan untuk obat kanker, dan

sebagainya.

b. Cara Mengkoleksi Tumbuhan

Page 10: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

10

Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam

praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus memberikan

informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti. Dengan kata

lain, suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan

harus ada keterangan yang memberikan seluruh informasi yang tidak nampak

pada spesimen herbarium. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkoleksi

tumbuhan antara lain:

1) Perlengkapan

Beberapa perlengkapan yang diperlukan untuk mengkoleksi tumbuhan di

lapangan antara lain: gunting tanaman, buku catatan, label, pensil, lensa tangan,

Koran bekas, penekan/penghimpit, tali pengikat, vasculum, kantong plastik,

alkohol, kantong kertas (untuk cryptogamae, buah dan biji), peta, kamera dan

sebagainya.

2) Pengkoleksian

Apa yang dikoleksi:

a) Tumbuhan kecil harus dikoleksi seluruh organnya

b) Tumbuhan besar atau pohon, dikoleksi sebagian cabangnya dengan

panjang 30-40 cm yang mempunyai organ lengkap: daun (minimal punya

3 daun untuk melihat phylotaksis), bunga dan buah, diambil dari satu

tumbuhan. Untuk pohon yang sangat tinggi, pengambilan organ

generatifnya bisa dilakukan dengan galah, ketapel atau menggunakan

hewan, misalnya beruk.

c) Untuk pohon atau perdu kadang-kadang penting untuk mengkoleksi

kuncup (daun baru) karena kadang-kadang stipulanya mudah gugur dan

brakhtea sering ditemukan hanya pada bagian-bagian yang muda.

d) Tumbuhan herba dikoleksi seluruh organnya kecuali untuk herba besar

seperti Araceae.

e) Koleksi tumbuhan hidup; dianjurkan untuk ditanam di kebun botani dan

rumah kaca.

3) Catatan Lapangan

Page 11: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

11

Catatan lapangan segera dibuat setelah mengkoleksi tumbuhan, berisi

keterangan-keterangan tentang ciri-ciri tumbuhan tersebut yang tidak terlihat

setelah spesimen kering. Beberapa keterangan yang harus dicantumkan antara

lain: lokasi, habitat, habit, warna (bunga, buah), bau, eksudat, pollinator (kalau

ada), pemanfaatan secara lokal, nama daerah dan sebagainya.

4) Pengeringan Spesimen

Setelah dilabel (etiket gantung) koleksi dimasukkan ke dalam lipatan

kertas koran dimasukkan ke kantong plastik disiram dengan alkohol 70 % hingga

basah dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

panas matahari, menggunakan kayu bakar, arang dan dengan listrik.

5) Proses Pengeringan

Menurut Hidayat (2005: 5) menyatakan bahwa proses pengeringan

specimen sebagai berikut:

a) 5-10 spesimen diapit dengan penekan atau sasak ukuran 45 x 35 cm.

Untuk specimen yang banyak, bisa digunakan karton atau aluminium

berombak/beralur untuk mengapit specimen sehingga tidak perlu

mengganti-ganti kertas Koran, diletakkan vertikal.

b) Buah-buah besar dipisah, dimasukkan ke dalam kantong, beri label dan

keringkan terpisah.

c) Tumbuhan yang sangat lunak dimasukkan ke dalam air mendidih beberapa

menit untuk membunuh jaringan dan mempercepat pengeringan.

d) Dibalik-balik secara teratur, kertas diganti beberapa kali terutama hari

pertama, kalau specimen sudah kaku lebih ditekan lagi.

e) 1,5-2 hari specimen akan kering.

6) Pembuatan Herbarium

Menurut Sutisna (1998) menyatakan bahwa pembuatan herbarium

meliputi tiga tahap yaitu:

a) Mounting

Spesimen yang sudah kering dijahit atau dilem di atas kertas karton.

Gunakan kertas yang kuat atau tidak cepat rusak dan kaku, ukuran 29 x 43

Page 12: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

12

cm. Untuk tumbuhan Palmae atau tumbuhan lain yang organnya besar, 1

spesimen dimounting pada beberapa lembar kertas.

b) Labeling

Label yang berisi keterangan-keterangan tentang tumbuhan tersebut

diletakkan di sudut kiri bawah atau sudut kanan bawah. Spesimen

dipisahkan sesuai dengan kelompoknya kemudian diidentifikasi.

Dianjurkan membuat lembar label kosong untuk kemungkinan perubahan

nama.

c) Pengasapan dan peracunan (Fumigasi)

Sebelum memasukkan spesimen ke herbarium terlebih dahulu harus diasap

dengan carbon bisulfida dalam ruangan tertentu. Metode lain dapat

dilakukan dengan menambahkan kristal paradiklorobenzen. Umumnya

herbarium-herbarium melakukan fumigasi dengan interval 1, 2, 3 tahun.

Umumnya spesimen disusun ke dalam kotak atau lemari khusus

berdasarkan alphabet.

3. Model Pembelajaran E-learning

a. Pengertian E-learning

Banyak para ahli mendefinisikan e-learning sesuai sudut pandangnya. E-

learning kepanjangan dari elektronik learning ada yang menafsirkan elearning

sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi elektronik (radio,

televisi, film, komputer, internet, dan lain-lain).

C.Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran

dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau

internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada

pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh (distance

learning) yang dilakukan melalui model internet. Sedangkan Dong (dalam

Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous

melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang

sesuai dengan kebutuhannya.

Page 13: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

13

Wahono mendefinisikan e-learning sebagai sistem atau konsep pendidikan

yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar

(ilmukomputer.com). E-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional

yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet

(Murnomo,2006:124). Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan

pembelajaran konvensional yang berbentuk pembelajaran jarak jauh dengan

memanfaatkan teknologi komputer (informasi) baik secara formal maupun

informal.

Pengembangan model e-learning perlu dirancang secara cermat

sesuai tujuan yang diinginkan. Jika kita setuju bahwa e-learning di

dalamnya juga termasuk pembelajaran berbasis internet, maka pendapat Haughey

perlu dipertimbangkan dalam pengembangan e-learning. Pengembangan e-

learning tidak semata-mata hanya menyajikan materi pelajaran secara on-

line saja, namun harus komunikatif dan menarik. Materi pelajaran didesain

selah peserta didik belajar di hadapan pengajar melalui layar komputer yang

dihubungkan melalui jaringan internet. Untuk dapat menghasilkan e-learning

yang menarik dan diminati, Onno W. Purba (2002) mensyaratkan tiga hal

yang harus dipenuhi dalam merancang e-learning, yaitu sederhana, personal

dan cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam

memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel

yang disediakan akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri,

sehingga waktu belajar peserta dapat diefisiensikan untuk proses belajar itu

sendiri dan bahkan para pengajar menggunakan sistem e-learning nya.

b. Komponen -komponen Pembelajaran E-learning

Dalam pembelajaran terdapat komponen-komponen yang penting untuk

menunjang dalam pembelajaran, begitu juga dengan e-learning tidak bisa lepas

dari komponen-komponen pembelajaran sebagai berikut:

a) Tujuan Pembelajaran.

Suatu rumusan yang menunjukkan dan menjelaskan hal yang ingin di capai.

Tujuan tersebut menunjukkan dan menjelaskan perubahan apa yang harus terjadi

Page 14: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

14

dan yang dialami oleh mahasiswa, seperti perubahan pola pikir, perasaan dan

tingkah laku mahasiswa. Jadi tujuan pelatihan merupakan orientasi

penyelenggaraan pembelajaran yang ditujukan untuk mengembangkan

pengetahuan, sikap dan ketrampilan mahasiswa.

b) Bahan Belajar

Merupakan subtansi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran oleh

karena itu bahan merupakan salah satu dosen bagi mahasiswa yang disebut juga

sebagai dosen yaitu sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pembelajaran. Ini

berupa bahan ajar yang di upload ke web-site. Bahan atau materi belajar dapat

berupa paket atau modul belajar yang disusun berdasarkan sistematika bahan

belajar tertentu, kurikulum tertentu serta inisiasi untuk melaksanakan belajar

secara on-line.

c) Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran merupakan interaksi yang terjadi dalam proses

pelatihan, Interaksi tersebut dapat terjadi antara dosen dengan mahasiswa,

interaksi dalam kegiatan belajar dan ineraksi lain dalam proses atau situasi

pembelajaran. Interaksi disini adalah melalui chating, email dan tutorial face to

face

d) Metode Pembelajaran

Merupakan metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk

menujang pencapaian tujuan pembelajaran pelatihan. Metode pembelajaran dalam

pelatihan merupakan suatu cara dalam mereaksi terhadap stimulus dengan

memperhatikan isyarat guna menunjang tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan oleh dosen dalam upaya membelajarkan mahasiswa. Jadi metode

belajar yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan materi

pembelajaran pelatihan

e) Model atau Sarana Pembelajaran

Model atau sarana pembelajaran merupakan komponen masukan yang dapat

membantu pelaksanaan proses pembelajaran pelatihan. Model atau sarana

pembelajaran dapat berupa sumber, alat, bahan yang diperlukan untuk kegiatan

belajar.

Page 15: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

15

f) Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran karena

dengan evaluasi dapat ditentukan tingkatan keberhasislan suatu program,

sekaligus juga dapat diukur hasil-hasil yang dicapai oleh suatu program. Evaluasi

dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai jarak antara situasi yang ada

dan situasi yang diharapkan untuk mendapatkan informasi mengenai jarak yang

memgambarkan informasi yang diharapkan. Jadi evaluasi merupakan tindakan

atau proses untuk menentukan nilai sesuatu, atau dapat diartikan sebagai tindakan

atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan

pendidikan. Evaluasi pendidikan merupakan satu proses penaksiran terhadap

kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak menuju ke tujuan kurikulum.

Langkah-langkah evaluasi meliputi ; (a) formulasi tujuan-tujuan pokok daripada

kurikulum; (b) definisi dan klasifikasi tujuan-tujuan pokok; (c) seleksi mengenai

tes-tes dan ukuran-ukuran yang tersedia untuk tiap tujuan pokok; (d) konstruksi

skala-skala tes atau teknik-teknik yang dibutuhkan; (e) aplikasi daripada macam-

macam tes dan teknik yang formal dan informal untuk ukuran pertumbuhan dan

perkembangan individu. Teknik-teknik evaluasi dapat dilakukan melalui : tes

objektif, dan teknik observasi, ujian lesan dan bentuk essay, kuesioner,

wawancara, rating scahe, laporan pribadi, teknik proyektif, metode sosiometri,

studi kasus, dan komulatif. (Raharjo, 2005:11-13)

c. Karakteristik E-learning

E-learning mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan mahasiswa,

mahasiswa dan sesama mahasiswa atau guru dan sesame guru dapat

berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal- hal

yang protokoler.

b) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital model dan computer

networks).

Page 16: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

16

c) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)

disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan mahasiswa

kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.

d) Memanfaatkan jadwal pembelajaran kurikulum, hasil kemajuan belajar

dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat

setiap saat di komputer.

4. MOODLE

a. Pengertian MOODLE

Moodle adalah sebuah paket perangkat lunak yang berguna untuk membuat

dan mengadakan kursus/pelatihan/pendidikan berbasis internet (Prakoso, 2005:

13). Moodle diberikan secara gratis sebagai perangkat lunak open source (di

bawah lisensi GNU Public License). Moodle dapat langsung bekerja tanpa

modifikasi pada Unix, Linux, Windows, Mac OS X, Netware dan sistem lain yang

mendukung PHP. Data diletakkan pada sebuah database. Data terbaik bagi

Moodle adalah MySQL dan PostgreSQL dan tak menutup kemungkinan untuk

digunakan pada Oracle, Acces, Interbase, ODBC, dan sebagainya. Moodle

didesain untuk mendukung kerangka konstruksi sosial (social construct) dalam

pendidikan. Moodle termasuk dalam model CAL+CALT (Computer Assisted

Learning + Computer Assisted Teaching) yang disebut LMS (Learning

Management System). Moodle merupakan akronim dari Modular Object Oriented

Dynamic Learning Environment. Moodle adalah sebuah jalan menuju pendidikan

tanpa batas. Sebuah pionir yang akan membangun kreativitas dan pemikiran. Hal

ini dapat diterapkan ketika moodle dibuat, dan ketika pengajar dan pendidik

melakukan aktivitas pengajaran dalam pembelajaran online.

b. Desain MOODLE

Desain moodle memberikan kemudahan bagi penggunanya dalam mengelola

situs, pengguna yang terdaftar dalam situs, serta pelatihan yang dikelola oleh

Page 17: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

17

moodle. Moodle memberikan semua hal yang dibutuhkan untuk mengadakan

pelatihan online melalui modul yang ada. Jadi, seperti inilah desain moodle:

a. Mendukung pendagogi kontruksi sosial (kolaborasi, aktivitas, kritik

refleksi, dan sebagainya).

b. Sangat sesuai untuk kelas online dan dapat pula digunakan sebagai

tambahan kelas tatap muka.

c. Simple, ringan, efisien, dan antar muka browser sederhana.

d. Mudah diinstal pada berbagai macam platform yang mendukung PHP.

e. Abstraksi database moodle mendukung hampir semua merek database

(kecuali definisi tabel).

f. Daftar kursus/pelatihan yang diselenggarakan dilengkapi deskripsi dari

setiap pelatihan yang ada. Selain itu, moodle juga memberikan akses bagi

tamu (guest).

g. Kategori kursus/pelatihan. Satu situs moodle mampu mendukung ribuan

kursus/pelatihan.

h. Penekanan yang tinggi pada sisi keamanan, pemeriksaan ulang terhadap

formulir, validasi data, enskripsi cookie, dan sebagainya.

i. Sebagian besar area entry, seperti resource (sumber/bahan pelatihan),

forum, jurnal, dan sebagainya; dapat diedit menggunakan editor HTML

WYSIWYG (What You See Is What You Get) yang terintegrasi dalam

moodle (Prakoso, 2005: 48).

c. Tipe Modul pada MOODLE

Sebagai penunjang pembelajaran mandiri, moodle memiliki tipe-tipe

modul yaitu:

(1) Modul Penugasan (Assigment)

a. Modul ini dapat dikelompokkan berdasarkan tanggal pengumpulan dan

urutan penilaian tugas.

b. Para peserta didik dapat meng-upload penugasan yang telah dikerjakan

(dalam berbagai format) ke dalam server. Tanggal pengumpulan tugas

oleh peserta didik akan tercatat secara otomatis. Pengumpulan tugas

walaupun terlambat dari tenggat waktu masih dapat dilakukan. Namun,

Page 18: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

18

pengajar dapat menjadikan jumlah hari/jam keterlambatan pengumpulan

tugas sebagai bahan pertimbangan.

c. Untuk setiap penugasan yang diberikan, seluruh kelas dapat memberikan

penilaian (tanggapan dan komentar) dalam satu halaman dan satu format.

d. Umpan balik dari pengajar ditambahkan ke dalam halaman penugasan

setiap peserta didik disertai pemberitahuan melalui e-mail.

e. Pengajar dapat memberikan penugasan baru yang terkait dengan

penugasan sebelumnya. Hal ini bisa dilakukan setelah diadakan penilaian

terhadap tugas sebelumnya. Tujuannya adalah mengadakan

f. penilaian ulang terkait penugasan sebelumnya.

(2) Modul Chat

a. Modul ini memungkinkan interaksi sinkron (dalam waktu yang

bersamaan) berbentuk teks.

b. Modul ini menyertakan foto/gambar dan profil dalam jendela chat.

c. Modul chat mendukung URL, smiles, HTML, image, dan sebagainya.

d. Semua sesi dapat direkam dalam log agar dapat dilihat di lain waktu.

Fasilitas ini juga diberikan bagi peserta didik.

(3) Modul Forum

a. Modul forum menyediakan berbagai macam tipe forum, di antaranya

forum khusus pengajar, berita khusus, forum terbuka, dalam sebuah urutan

sesuai kiriman pengguna.

b. Semua kiriman menyertakan foto pengirim.

c. Diskusi dapat dikelompokkan sesuai tema, flat atau urutan, terlama dan

terbaru.

d. Forum individu dapat didaftarkan ke setiap orang. Kopiannya dapat

dikirim melalui e-mail. Para pengajar dapat memaksa setiap orang untuk

terlibat dalam forum yang ada.

e. Guru dapat memilih untuk tidak menerima balasan (reply), misalnya untuk

forum berupa pengumuman. Kumpulan diskusi dapat dipindahkan di

antara forum. Fitur ini hanya berlaku bagi pengajar. Lampiran gambar

(attached images) dapat ditampilkan dalam baris.

Page 19: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

19

(4) Modul Pilihan (Choice)

a. seperti sebuah polling, modul ini digunakan untuk voting (mengambil

pendapat atas suatu masalah) atau untuk mendapatkan umpan balik dari

para peserta didik.

b. Pengajar dapat melihat hasil polling yang ada dalam sebuah table yang

memperlihatkan pilihan seseorang.

c. Para peserta didik secara opsional dapat diberi izin untuk melihat grafik

hasil polling secara up to date.

(4) Modul Kuis (Quiz)

a. Pengajar dapat membuat database pertanyaan agar dapat digunakan pada

kuis yang berbeda.

b. Pertanyaan dapat dikelompokkan dalam kategori untuk memudahkan

akses. Kategori ini bias dipublikasikan agar dapat diakses melalui berbagai

macam pelatihan dalam situs.

b. Kuis secara otomatis akan dinilai. Selain itu, kuis dapat diatur ulang jika

pertanyaan yang ada dimodifikasi.

c. Kuis dapat diatur ulang dalam jangka waktu tertentu. Jika melewati jangka

waktu tersebut maka kuis tidak akan tersedia.

d. Dalam opsi pengajar, kuis dapat dicoba beberapa kali. Selain itu, kuis

dapat menampilkan umpan balik/jawaban yang tepat.

e. Pertanyaan kuis dan jawabannya dapat diacak. Fitur ini bermanfaat untuk

mengurangi kecurangan .

f. Pertanyaan dapat menggunakan kode HTML dan image (gambar).

g. Pertanyaan dapat diambil file eksternal (teks).

h. Kuis dapat dicoba beberapa kali jika diinginkan.

i. Percobaan dapat dilakukan secara komulatif (jika diinginkan), dan akan

berhenti setelah beberapa opsi.

j. Pertanyaan pilihan ganda mendukung jawaban tunggal dan berganda.

k. Modul kuis mendukung untuk pertanyaan benar-salah.

l. Modul kuis juga mendukung bentuk pertanyaan pencocokan.

m. Modul kuis mendukung untuk pertanyaan acak.

Page 20: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

20

n. Modul kuis mendukung pertanyaan bernomor (dengan cakupan tertentu).

o. Kuis dapat diatur dalam format berbentuk pertanyaan yang disertai

jawaban atau pertanyaan dengan jawaban berbentuk teks.

p. Modul kuis mendukung deskripsi teks yang disertai dengan grafik.

(5) Modul Jurnal (Journal)

a. Privasi jurnal dapat diatur agar hanya diakses pengajar dan peserta didik.

b. Setiap masukan jurnal dapat dimulai dengan pertanyaan terbuka.

c. Untuk jurnal tertentu, seluruh kelas dapat memberikan penilaian dalam

formulir yang terlampir pada halaman tersebut.

d. Umpan balik pengajar dijadikan satu dengan halaman masukan

e. jurnal, disertai pemberitahuan melalui e-mail.

(6) Modul Resource (Bahan pelatihan)

a. Modul resource mendukung berbagai macam format (word, power point,

flash, video, audio, dan sebagainya).

b. File dapat di-upload dan dikelola didalam server, atau dibuat secara on the

fly menggunakan format web (teks atau HTML).

c. Bahan pelatihan eksternal di web dapat di-link atau disertakan dalam antar

muka kursus/pelatihan. Aplikasi web eksternal dapat di-link dengan

disertai data tambahan yang diperlukan.

(7) Modul Survei

a. Alat survei (COLLES, ATLS) disertakan dalam moodle sebagai alat untuk

menganalisis kelas online.

b. Laporan survei online selalu tersedia disertai dengan grafik.

c. Data ini dapat di-download dalam bentuk spreadsheet Excel atau file text

CSV.

d. Antar muka survei menghindari kekuranglengkapan jawaban survey

sehingga apabila ada pertanyaan yang belum dijawab, survei tidak akan

dimasukkan.

e. Umpan balik dapat diperoleh dari peserta didik sebagai perbandingan

dengan rata-rata kelas.

(8) Modul Workshop

Page 21: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

21

a. Modul ini memungkinkan adanya penilaian mendalam terhadap dokumen.

Pengajar dapat mengelola serta mengelompokkan penilaian yang ada

tingkatan.

b. Modul ini juga mendukung adanya penilaian dengan rentang yang luas.

c. Pengajar dapat menyediakan dokumen contoh agar peserta didik dapat

berlatih memberikan penilaian.

d. Modul ini sangat fleksibel dengan disertai berbagai macam pilihan.

5. K e ma ndi rian B e la j ar

a. P e ng er ti a n K e m a ndi r i a n B e l a j a r

Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri,

tidak tergantung kepada orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1996:625) kemandirian adalah “keadaan dapat berdiri sendiri tanpa

tergantung pada orang lain”. Kemandirian yang diwujudkan melalui tingkah

laku menunjukkan sikap mandiri atau tingkah laku mandiri. Robert Tai dkk (2007:

27) menyatakan “Autonomous learning is the seed of scientific research”.

Kemandirian belajar merupakan dasar bagi penelitian ilmiah. Sementara itu

Hermann Holstein (1987:6) mengartikan “Mandiri sebagai bekerja sendiri

(berswakarsa)”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (1990:108) mengemukakan

“Membantu siswa untuk mandiri berarti menolong mereka dari bantuan orang

lain”. Jadi dalam melakukan aktifitas menekankan pada kebebasan melakukan

sesuatu secara langsung, bebas dari rasa takut.

Perkembangan dalam bidang teknologi pembelajaran menekankan pada

pentingnya kemandirian dalam belajar. Penerapan sistem pembelajaran tuntas,

pengajaran perorangan, sistem modul, cara belajar siswa aktif dan pendekatan

ketrampilan proses serta pembelajaran inkuiri semuanya menekankan pada

aktifitas belajar siswa yang tinggi. Murid ditingkatkan peranannya sehingga

benar-benar menjadi subyek dalam proses belajar mengajar. Mereka benar-benar

dipandang sebagai individu yang sedang berusaha meningkatkan kemampuannya

melalui penguasaan berbagai pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai dan sikap. Jadi

belajar mandiri bermakna belajar yang dilakukan oleh siswa dengan penuh

Page 22: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

22

tanggung jawab atas keberhasilan belajarnya tanpa tergantung orang lain. Hal ini

sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Mel Silberman (2007: 182)

yaitu: “Belajar kelas penuh (full class) dan belajar kolaboratif dapat

diperkaya dengan aktifitas belajar mandiri. Ketika para peserta didik belajar

atas kemauan sendiri, mereka mengembangkan kemampuan memfokuskan dan

mereflesikan.

Bekerja atas kemauan sendiri juga memberi mereka kesempatan untuk

bertanggung jawab secara pribadi terhadap belajarnya”. Kemandirian dalam belajar

merupakan hal elementer dan langsung dialami oleh siswa. Dengan kemandirian

ini siswa akan mampu bersikap mandiri dalam memecahkan masalah-masalah

yang dihadapinya, terutama dalam belajar. Dari hal ini tampak bahwa belajar

mandiri lebih menekankan pada apa yang terjadi dalam diri siswa. Dalam

belajar mandiri ini pula siswa dituntut untuk dapat menemukan masalahnya

secara mandiri melalui dokumen-dokumen yang berorientasi pada tujuan belajar.

Perwujudan belajar mandiri dapat dapat berupa belajar sendiri,

belajar kelompok ataupun belajar klasikal. Hal ini sesuai dengan pendapat

Hermann

Holstein (1987:5) bahwa: Dengan belajar mandiri tidak berarti murid murid

belajar secara individualistik, bahkan sebaliknya, situasi dibina untuk belajar

kelompok dan setiap murid menjadi partner sesamanya. Dalam berkelompok itu

ditanamkan rasa kebersamaan, kesadaran untuk bekerja sama dan gotong royong,

saling membantu dan mengoreksi tanpa rasa takut tersinggung, menghargai

pendapat dan pendirian sesamanya serta mampu membedakan antara seseorang

sebagai persona dengan pendapat orang. Hal ini berarti mengarahkan murid tanpa

terasa olehnya menjadi anggota masyarakat yang pandai bermasyarakat serta

demokratis disamping dapat belajar tanpa memerlukan guru. Berangkat dari

pengertian belajar mandiri tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar

adalah kemauan siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang bertumpu pada

aktifitas dan tanggung jawab dengan didorong oleh kekuatan dari dalam diri

sendiri dalam usaha mencapai tujuan yang dianggap bernilai dan bermanfaat.

Page 23: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

23

b. C i r i -c i r i K e m a ndi r i a n

Seseorang yang mandiri cenderung lebih tergantung pada diri sendiri dari

pada pihak lain, adanya akan ada sifat yang bebas dan kreatif. Rasa percaya

diri, inisiatif dan tanggung jawab dan tidak mudah terpengaruh oleh

lingkungan. Ciri- ciri kemandirian antara lain yaitu:

a) Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan bertindak

atas kehendak sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

b) Mempunyai keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan.

c) Mampu berfikir dan bertindak secara kreatif penuh inisiatif dan

tidak sekedar meniru.

d) Mempunyai kecenderungan untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan

prestasinya.

e) Dalam menghadapi masalah mencoba menyelesaikan sendiri

tanpa bantuan orang lain.

f) Mampu menentukan sendiri tentang sesuatu yang harus

dilakukannya tanpa bimbingan dan pengarahan orang lain. (Sardiman,

1984: 105 – 107)

Dalam sistem belajar mandiri, siswa diharapkan belajar mandiri atau

berkelompok dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Sebab itu

diperlukan kemauan yang kuat dan disiplin yang tinggi dalam melaksanakan

kegiatan belajarnya. Kemauan yang kuat akan mendorong untuk tidak lekas putus

asa dalam menghadapai kesulitan, sedangkan disiplin yang tinggi diperlukan

supaya kegiatan belajarnya sesuai dengan jadwal waktu yang diaturnya sendiri.

Menurut Jerrold E.Kemp (1994:154) dalam Sri Wahyanti (2006), bahwa “belajar

mandiri adalah belajar yang sesuai dengan kecepatan sendiri”. Sistem belajar

mandiri mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a) Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan minat dan kebutuhan perorangan

siswa.

b) Siswa belajar dengan pelajuan (pacing).

c) Siswa belajar mandiri dilaksanakan sesuai tujuan yang akan dicapai, gaya

belajar, kemauan awal yang dimiliki dan minat masing-masing siswa.

Page 24: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

24

d) Kegiatan belajar dikembangkan secara cermat dan teliti, bahan/materi

disusun menjadi langkah yang terpisah dan kecil,masing-masing

membahas satu konsep tunggal.

e) Kegiatan dan sumber pengajaran dengan memperhatikan sasaran

pengajaran.

f) Penguasaan siswa terhadap setiap langkah harus diperiksa sebelum ke

langkah selanjutnya.

c. Fa kto r K e m a n d i r i a n B e l a j a r

Perilaku mandiri tidak terbentuk secara mendadak tetapi melalui proses sejak

masa kanak-kanak. Dalam berperilaku mandiri antara individu satu dengan yang

lain berbeda, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kemandirian individu dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor

dari dalam dan faktor dari luar individu.

Menurut Hasan Basri (1994:54) kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu faktor yang terdapat di dalam dirinya sendiri (factor

endogen) dan faktor-faktor yang terdapat di luar dirinya (faktor eksogen).

a) Faktor endogen (internal)

Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang bersumber dari

dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya sejak

dilahirkan dengan segala perlengkapan yang melekat padanya. Segala sesuatu

yang dibawa sejak lahir adalah merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan

perkembangan individu selanjutnya. Bermacam-macam sifat dasar dari ayah dan

ibu mungkin akan didapatkan didalam diri seseorang, seperti bakat, potensi

intelektual dan potensi pertumbuhan tubuhnya.

b) Faktor eksogen (eksternal)

Faktor eksogen (eksternal) adalah semua keadaan atau pengaruh yang

berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan dengan faktor lingkungan.

Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat mempengaruhi

perkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi negatif maupun positif.

Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan

Page 25: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

25

kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian, termasuk pula dalam

hal kemandiriannya.

6. Pembelajaran Mandiri dengan MOODLE

Moodle yang merupakan akronim Modular Object Oriented Dynamic Environment adalah sistem manajemen yang merupakan software yang open source, salah satu yang membedakan moodle dengan paket e-learning yang lain adalah kemampuan moodle untuk menangani pedagogi yang menyangkut aspek social belajar.

Moodle adalah salah satu perangkat lunak yang mendukung dalam sumber pembelajaran. Melalui moodle bisa diperoleh tanpa mepedulikan status, usia, tempat atau jarak (Andi 2005). E-learning dapat didefinisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (murid) dengan sumber belajarnya (database, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan. Interaktifitas dalam hubungan tersebut dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (Simamora 2002). E-learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan elearning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya (Soekartawi 2003). Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia di computer tersebut. Oleh karena itu bisa dimengerti kalau e-learning bisa dilaksanakan karena jasa internet (Soekartawi 2003). Internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia (Anwas 2003).

Page 26: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakasanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kebak Kramat kelas X semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Pada penelitian ini waktu penelitian dilakukan secara bertahap yang secara

garis besar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan dan perizinan,

tahap penelitian dan tahap penyelesaian

a. Tahap Persiapan dan Perizinan

Tahap persiapan meliputi pengajuan judul skripsi, pembuatan skripsi,

permohonan izin penelitian dan konsultasi instrumen penelitian pada

pembimbing. Tahap ini dimulai pada bulan Januari – Juni 2008.

b. Tahap PenelitianTahap penelitian meliputi semua kegiatan yang ada di lapangan, yaitu uji coba

Page 27: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

27

instrumen, pelaksanaan mengajar dan pengambilan data. Tahap ini dilaksanakan

pada bulan Juli 2008.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap penyelasaian meliputi analisis data dan penyusunan laporan hasil

penelitian. Tahap ini dilaksanakan pada bulan Juli 2008 – selesai.

B. Metode Peneliitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode preeksperimental

design. Jenis penelitian eksperimental ini digunakan karena keterbatasan jumleh

subjek yang akan diteliti.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-group pre-test-post-

test design. Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftakhul (2005:161) One-

group pre-test-post-test design yaitu suatu kelompok eksperimen diukur variable

dependentnya (pre-test), kemudian diberikan stimulus, dan diukur kembali

variable dependennya (post-test) tanpa ada kelompok pembanding.Rancangan

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel.

Tabel Rancangan Penelitian

C. Populasi dan Sampel

1. Polpulasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Kebak Kramat

tahun pelajaran 2010/2011.

2. Sampel Penelitian

Teknik penganbilan sampel yang digunakan adalah sampling purposive. Menurut

Sugiyono (2007:68) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini sebagai

sampel diambil 1 kelas yaitu kelas X-ICT yang ada di SMA N 1 Kebak Kramat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Page 28: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

28

1. Variable Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat variable bebas yaitu media pembelajaran dan Variabel terikat yaitu kemandirian belajar.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk pengambilan data adalah sebagai berikut:

a. Metode AngketMetode angket pada penelitian ini digunakan untuk menggali data mengenai pencapaian kemandirian belajar siswa. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung tertutup dengan alternatif jawaban yang telah tersedia dan dibatasi. Pengukuran kemandirian belajar siswa menggunakan angket dalam bentuk cek (v) pada kolom yang telah disediakan. Alternatif jawaban tiap item ada lima. Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likertdalam Suharsimi Arikunto (2002:180) sebagai berikut:SS : jawaban sangat setuju dengan skor 5S : jawaban setuju dengan skor 4TB : jawaban tidak berpendapat dengan skor 3TS : jawaban tidak setuju dengan skor 2STS : jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1

b. Metode observasiObservasi atau pengamatan merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan cara mengamati dan mencatat secara langsung perilaku-perilaku siswa pada saat

proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi diisi oleh observer. Pengamatan

yang dilakukan harus mengacu pada indikator yang telah tertuang dalam lembar

observasi. Observer melakukan observasi dengan memberikan tanda check (√) pada

kolom yang tersedia pada lembar observasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Observasi terhadap siswa difokuskan pada kemandirian belajar siswa dalam

pembelajaran biologi dan keterlaksanaan tahapan pembelajaran.

3. Teknik penyusunan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar siswa dengan menggunakan metode angket dan observasi. …………………….

4. Analisa Instrumenta. Uji kemandirian

Instrumen Kemandirian Belajar

1). Uji Validitas Angket Kemandirian BelajarUntuk menghitung validitas butir soal angket digunakan rumus product moment dari Pearson. Rumus angka kasar product moment dari Pearson adalah sebagai berikut:

Page 29: 8/SKRIPSI_SU… · Web viewdibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan demikian proses pembelajaran ini dapat dilakukan baik dengan . synchronous. maupun . asynchronous. Synchronous

29

Keterangan :

Rxy = koefisien korelasi suatu butir soal

X = skor item

Y = skor total

N = jumlah subyek2). Uji Reliabilitas Angket Kemandirian Belajar

Reliabilitas sering diartikan dengan keterandalan. Artinya suatu tes memiliki

keterandalan bilamana tes tersebut dipakai mengukur berulang – ulang hasilnya

relatif sama. Untuk mengetahui reliabilitas angket digunakan rumus alpha

sebagai berikut :

Keterangan :r11 = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah varians butir……………………

Kriteria tingkat reliabilitas berdasarkan koefisien r menurut Suharsimi Arikuto(2002: 245) adalah sebagai berikut:0,800 - 1,00 = tinggi0,600 – 0,800 = cukup0,400 – 0,600 = agak rendah0,200 – 0,400 = rendah0,100 – 0,200 = sangat rendah