98693080 kasus aig dan subprime mortgage
DESCRIPTION
aigTRANSCRIPT
Akuntansi Mark-to-Market dan Kehancuran AIG
American International Group, Inc. (AIG) dulunya merupakan perusahaan
asuransi terbesar dunia dengan kantor – kantor utama di New York, London, Paris,
dan HongKong. Sejak 2005 hingga 2008, perusahaan mengalami serangkaian
permasalahan akuntansi. Pertama, AIG dihukum karena kecurangan dalam
pelaporan keuangan, dan selanjutnya, karena melaporkan kerugian tidak terealisasi
dalam jumlah sangat besar yang mengakibatkan perusahaan diambil alih oleh
pemerintah. Sepanjang periode ini, perusahaan mengalami empat kali pergantian
CEO.
Pada 6 Juni 2005, securities and exchange commision (SEC) melayangkan tuntutan
terhadap para eksekutif di AIG dan General RE yang isinya dugaan bahwa mereka
telah melakukan penipuan sekuritas dengan ikut serta dalam dua transaksi
reasuransi palsu yang seakan – akan meningkatkan penyisihan kerugian yang harus
ditanggung AIG sebesar $500 juta, sehingga menjadikan laporan keuangan AIG
tampak lebih baik daripada di kuartal keempat tahun 2000 dan kuartal pertama
tahun 2001. Menurut SEC, transaksi tersebut dimulai oleh AIG untuk memadamkan
kritisi oleh analisis terkait dengan pengurangan penyisihan kerugian perusahaan
pada kuartal ketiga tahun 2000. Millionaire Warren Buffet yang memiliki General RE
tidak terlibat dalam tuntutan SEC, tetapi Maurice Greenberg, CEO AIG kemudian
diidentifikasi sebagai konspirator pembantu namun tidak dituntut dan dia
mengetahui adanya transaksi palsu tersebut. Setelah itu, Greenberg diberi tekanan
agar meninggalkan perusahaan.
Pada Februari 2006 AIG setuju untuk membayar denda sebesar $1,6 milyar dan
dua tahun kemudian lima mantan eksekutif General RE dan AIG dinyatakan bersalah
atas penipuan sekuritas. Sementara itu AIG telah beberapa kali mengganti CEO-nya.
Pada tahun 2005, Greenberg digantikan oleh Martin Sullivan, yang kemudian
digantikan oleh Robert Willumstad pada Juni 2008 setelah AIG mencatat kerugian
sangat besar dan harga sahamnya anjlok. Tiga bulan kemudian, Willumstad diganti
oleh Edward Liddy, setelah pemerintah mengambil alih AIG.
1
Meskipun bisnis utamanya adalah menjual asuransi, pada 1987 AIG mulai
berjualan produk – produk keuangan melalui anak perusahaannya, AIG Financial
Product Corp. Satu dari produk utamanya adalah kontrak penukaran ( SWAP ) kredit
jatuh tempo pada investasi pendapatan tetap seperti efek beragun KPR dan derivatif
KPR beragun lainnya. Bagaimanapun juga, kontrol internal anak perusahaan sangat
lemah. Pada akhir November 2007 auditor AIG, Price Water House Cooper (PWC)
menaruh perhatian pada Sullivan terkait dengan kelemahan material dalam area
manajemen resiko. Pada Maret 2008 kantor pengawasan penghematan, “Kami
cemas bahwa pengawasan perusahaan terhadapa produk – produk keuangan AIG...
Kekurangan elemen kritis yang mencakup independensi, transparasi, dan ketelitian
optimal.”
Namun demikian, anak perusahaan menjual produk keuangannya, termasuk
kontrak penukaran kredit jatuh tempo pada efek beragun aset sebesar $441 Milyar,
$57,8 Milyar dari jumlah itu terkait dengan efek beragun KPR. Ketika krisis KPR
Supreme muncul pada 2007, AIG mulai mencatat kerugian pada penukaran kredit
jatuh tempo ini sebagai hasil dari FASB 157. The Financial Accounting Standard Board
(FASB) menerbitkan pernyataan nomor 157 tentang pengukuran fair value pada 2006
yang mulai berlaku pada 2007. Peraturan pengukuran fair value, dinyatakan sebagai
“Mark to Market”, mengharuskan aset dan kewajiban finansial dinilai ulang pada
nilai kasarnya di tiap periode pelaporan. Dalam kasus sebuah instrumen keuangan,
hal ini berarti ada pada kutipan harga instrumen pada pasar aktif. Karena pasar
untuk KPR Suprime memburuk maka demikian pula pasar instrumen keuangan
beragun KPR tersebut.
Pada februari 2008 kerugian yang belum direalisasi sebesar $4,8 Milyar yang
meningkat hingga $11 Milyar pada akhir bulan. Pada bulan Juni, Sullivan
mengundurkan diri dari posisi CEO, tetapi diberikan pesangon khusus (Golden
Parachute) sebesar $15 juta. Pada 16 September, AIG dilaporkan merugi sebesar
$13,2 Milyar pada enam bulan pertama tahun 2008. Sahamnya diperdagangkan pada
harga $3,14 mengalami penurunan lebih dari 90% dari puncaknya pada nilai pasar
$190 Milyar pada akhir 2006. Pemerintah federal memutuskan bahwa AIG, 1 dari 5
2
perusahaan keuangan terbesar di dunia, “terlalu besar untuk gagal”. Karenanya
mereka mengumumkan langkah penyelamatan bagi perusahaan tersebut.
Pemerintah akan menyediakan fasilitas likuiditas kredit sebesar $85 Milyar yang
kemudian ditingkatkan, sebagai balasan dari penerimaan jaminan atau kuasa yang
pada hakikatnya memberikan pemerintah kepemilikan ekuitas perusahan sebesar
79,9% di AIG. Pada 17 September, AIG menguras habis (Drewdown) $28 Milyar dari
fasilitas likuiditas dari kredit tersebut. Hingga 24 Oktober AIG telah menguras habis
$90,3 Milyar dari total dana penyelamatan sebesar $122,8 Milyar.
Dalam kesaksian di hadapan House of Representative Committee on Oversight
and Goverment Reform pada 7 Oktober 2008, Willumstad melayangkan sebagian
kesalahan atas kegagalan perusahaan pada peraturan akuntansi yang memaksa AIG
untuk mencatat kerugian yang belum terealisasi pada pertukaran kredit jatuh tempo.
Bagaimanapun juga, ketika pasar untuk obligasi dibawah jaminan membeku
hingga akhir 2007, peraturan akuntansi mengharuskan AIG untuk memberikan nilai
“Mark to Market” pada pertukaran (Swap) tersebut. Akan tetapi, api pasar saat itu
tidak berfungsi. Cara peraturan akuntansi itu diterapkan dalam situasi yang tidak
diperkirakan sebelumnya ini mendorong AIG untuk mengakui puluhan milyar dollar
kerugian akuntansi pada kuartal keempat tahun 2007 dan dua kuartal pertama tahun
2008, meskipun sejauh yang saya ketahui AIG telah melakukan sedikit pembayaran
pertukaran kredit jatuh tempo yang telah ditulisnya dan mayoritas sekuritas yang
menjamin penukaran (Swap) tersebut masih memiliki grade investasi atau yang lebih
baik oleh perusahaan pemeringkat.
Jadi, menurut Willumstad kehancuran AIG dan upaya penyelamatan yang
mengikutinya merupakan hasil dari akuntansi Mark to Market. Dalam pidato di hari
berikutnya, Lynn Turner, mantan kepala akuntan di SEC berkata “AIG menyalahkan
kejatuhannya pada peraturan akuntansi yang mengharuskan untuk mengungkapkan
kerugian perusahaan pada investor. Itu sama saja, saudara – saudara seperti
menyalahkan termometer karena telah menunjukkan bahwa seseorang itu terkena
demam karena suhunya tinggi”. Pada 10 Oktober 2008 FASB melonggarkan
peraturan akuntansi Mark to Market membolehkan perusahaan untuk meninggalkan 3
kebiasaan menerbitkan sekuritas jika tidak ada pasar yang siap bagi mereka dengan
keberadaan dan sifat sekuritas tersebut diungkapkan.
Kesimpulan Permasalahan :
Kecurangan dalam pelaporan keuangan, karena melaporkan kerugian tidak
terealisasi dalam jumlah sangat besar. Berdasarkan data Thomson Reuters,AIG telah
membukukan kerugian bersih sepanjang tahun 2008 sebesar 99,3 miliar dollar AS (Rp
1.207 triliun).
AIG mengeksploitasi kelemahan peraturan dan ketiadaan pengawasan. Pada
dasarnya AIG menjadi hedge fund dengan payung perusahaan asuransi. Ada sangat
banyak transaksi atau ”pertaruhan” yang tak bisa dipertanggungjawabkan dan
akhirnya mengalami kerugian yang luar biasa
Kerugian besar AIG terjadi karena kesediaan menjamin obligasi bernilai ratusan
miliar dollar AS lewat produk bernama credit default swaps (CDS). Tindakan ini sudah
berlangsung selama satu dekade. AIG memberi jaminan kepada para pembeli
obligasi yang diteribitkan sejumlah perusahaan, termasuk Lehman Brothers.
Kebangkrutan Lehman Brothers membuat sejumlah perusahaan penerbit obligasi
gagal bayar karena efek domino. Para pembeli obligasi kemudian menagih ke AIG.
Pertanyaan :
1. Argumen menyatakan bahwa akuntansi Mark to Market telah menyebabkan AIG
mencatat kerugian belum terealisasi yang sangat besar jumlahnya. Kerugian –
kerugian ini menyebabkan penurunan kualitas saham AIG. Penurunan ini dan
membekunya pasar kredit membawa pada upaya penyelamatan jadi apakah anda
sepakat bahwa peraturan akuntansi memang berkontribusi pada kehancuran AIG?
Jawab :
The FSAB 157 mengenai pengukuran fair value yang mulai berlaku pada 2007.
Pengaturan pengukuran fair value dinyatalkan sebagai peraturan mark to market
mengharuskan aset dan kewajiban financial dinilai ulang pada nilai pasarnya di tiap
periode pelaporan pada nilai pasar saat ini atau perkiraan nilai terbaik. Pada kasus
4
lembaga keuangan selama periode krisis subprime, FAS 157 meningkatkan kerugian
yang dilaporkan dalam laporan laba/rugi mereka.
Ya, peraturan akuntansi memang berkontribusi pada kehancuran AIG.
Menurut sejumlah pengamat ekonomi, sebagian kesalahan atas kegagalan
perusahaan pada peraturan akuntansi yang memaksa AIG untuk mencatat kerugian
yang belum direalisasikan pada pertukaran kredit jatuh tempo. Dikarenakan
pengakuan kerugian yang belum tereliasasikan kepada investor sehingga saham AIG
lonjak dratis. Namun kehancuran AIG juga di disebabkan karena masalah financial
lainnya. Pada akhirnya FSAB melonggarkan mengenai peraturan tersebut,
membolehkan perusahaan untuk meninggalkan kebiasaan menerbitkan sekuritas jika
tidak ada pasaar yang siap bagi mereka, dengan keberadaan dan sifat sekuritas
tersebut diungkapkan.
2. Pemerintah mengatakan bahwa AIG “terlalu besar untuk gagal”. Dicemaskan jika AIG
dinyatakan bangkrut maka para individu yang memegang asuransi personal akan
tidak memiliki asuransi lagi dan akan berada dalam bahaya karena krisis finansial dan
likuiditas kian memburuk. Akan tetapi, banyak pihak yang merasa bahwa pemerintah
federal seharusnya tidak berinvestasi di perusahaan publik. Ada risiko di pasar, dan
satu jenis risiko itu adalah bahwa pada waktu tertentu, bisnis akan bangkrut. Apakah
pemerintah federal seharusnya melakukan upaya penyelamatan untuk AIG,
khususnya ketika pemerintah tidak menyelamatkan Lehman Brother dan
membiarkan Merril Lynch diambil oleh Bank of America?
Jawab :
Pemerintah AS memutuskan menyelamatkan AIG dari kebangkrutan pada
tahun 2008 silam. AIG diselamatkan dengan dana ratusan miliar dolar AS, setelah
kebangkrutan Lehman Brothers. Pemerintah AS ketika itu beralasan AIG harus
diselamatkan karena kolapsnya raksasa asuransi itu bisa berdampak sistemik. Bank
Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) ihaknya telah mengeluarkan paket
penyelamatan senilai US$ 85 miliar untuk American Insurance Group (AIG) agar
terhindar dari kebangkrutan.
5
Langkah penyelamatan ini dilakukan pemerintah AS, hanya beberapa hari
setelah dikeluarkannya pernyataan bangkrut oleh bank investasi terbesar keempat di
Amerika Serikat, Lehman Brothers pada awal pekan. Pemerintah berharap upaya ini
bisa mencegah berlanjutnya ancaman resesi finansial global.Langkah The Fed ini
dipandang oleh sebagian kalangan sebagai intervensi paling radikal dalam sejarah
terhadap perusahaan swasta. Namun setidaknya langkah ini berhasil menggerakkan
pasar modal yang sempat terpuruk akibat berita bangkrutnya Lehman
Brothers.Penyelamatan AIG dilakukan dengan dukungan penuh dari Departemen
Keuangan AS. Disebutkan pula bahwa dana tersebut dikucurkan dengan syarat untuk
melindungi kepentingan pemerintah AS dan para pembayar pajak.Untuk alasan yang
sama, pemerintah AS menolak untuk menyelamatkan Lehman Brothers. ”Saat ini
merupakan masa yang paling menantang untuk industri finansial kita,” kata Henry
Paulson, Menteri keuangan AS seperti dikutip BBC News.Situasi chaos sempat
mendera kantor AIG di Singapura, dimana terjadi rush ketika para nasabahnya
menunda polis AIG mereka (surrender). Penyelematan terhadap perusahaan dengan
asset dan penjaminan pinjaman perbankan senilai triliunan dolar ini akhirnya mampu
membuat pasar kembali bergerak naik.
Sejumlah analis berpendapat jika AIG yang polisnya dimiliki oleh warga di
lebih dari 100 negara dibiarkan mati, maka akan muncul imbas yang sangat besar di
pasar finansial dunia, jauh lebih buruk ketimbang imbas yang ditimbulkan penutupan
Lehman Brothers.Jika AIG tutup, maka banyak bank dan investment fund di seluruh
belahan dunia yang akan kehilangan perlindungan asuransi, dan berikutnya default
pada pembayaran bisa jadi akan mengalami peningkatan.Gubernur negara bagian
New York, David Paterson mengatakan, AIG memiliki banyak kepentingan bisnis,
sehingga sulit diprediksi seberapa jauh imbas yang bakal dirasakan pasar finansial
ketika perusahaan harus bangkrut.AIG saat ini mempekerjakan 116.000 karyawan di
lebih dari 100 negara. Perusahaan didirikan pada tahun 1919 di Shanghai, Cina, dan
kini berbasis di New York. Perusahaan juga tercatats ebagai sponsor utama salah
satu klub Liga Premier Inggris Manchester United.
6
Keterangan :
Market-to-Market
Instrumen investasi seperti obligasi dan saham umumnya diperdagangkan di pasar
sehingga selalu terjadi perubahan atau fluktuasi harga. Mengingat karakteristisk
inilah yang memberikan potensi keuntungan maupun kerugian kepada investor,
maka setiap portofolio investasi yang mengandung instrumen yang mengalami
fluktuasi harga harus dicatat dengan harga yang terbentuk di pasar, bukan nilai
bukunya. Mekanisme ini, yaitu pencatatan harga atau nilai suatu efek, portofolio
atau rekening untuk merefleksikan nilai pasar terkininya dikenal dengan istilah
Marked To Market.
Hedge Fund
merupakan sebutan bagi sejumlah dana milik beberapa warga kaya. Dana tersebut
dikelola para manager yang mendapatkan komisi dari pelanggan, dalam hal untung
ataupun rugi.
SWAP (tukar menukar)
dalam dunia keuangan, merupakan suatu instrumen derivatif, di mana terdapat dua
pihak saling mempertukarkan suatu aliran arus kas dengan aliran arus kas lainnya.
Aliran ini disebut "kaki" dari swap. Nilai swap ini adalah dihitung berdasarkan suatu
nilai absolut atau notional amount yaitu suatu nilai nominal yang digunakan untuk
menghitung pembayaran terhadap suatu swap dan produk manejemen risiko lainnya
dimana nilai ini bukan suatu nilai yang sesungguhnya
7
8