abstrak pengaruh perubahan arus kas dan laba bersih terhadap
TRANSCRIPT
ABSTRAK
PENGARUH PERUBAHAN ARUS KAS DAN LABA BERSIH TERHADAP ABNORMAL RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PROUDCTS YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
YULI ERMAWATI
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh perubahan arus kas dan laba bersih
terhadap abnormal return saham. Sebanyak 18 perusahaan automotive and allied
products yang terdaftar di BEI, diambil sebagai sampel 10 perusahaan dengan
menggunakan metode purposive sampling. Data laporan keuangan yang telah diaudit
tahun 2006 sampai 2010. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah regresi linier berganda.
Hasil statistik dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian yang dilakukan secara
parsial perubahan arus kas dari aktivitas operasi mempunyai hubungan yang berlawanan
arah dengan abnormal return saham (bernilai negatif), sedangkan perubahan arus kas
dari aktivitas investasi dan pendanaan mempunyai hubungan yang searah dengan
abnormal return saham (berpengaruh positif), kemudian pada laba bersih mempunyai
hubungan yang positif terhadap abnormal return saham (searah dengan abnormal
return saham).
Kata kunci : arus kas, laba bersih, abnormal retur saham
ABSTRACT
EFFECT OF CHANGES IN NET INCOME AND CASH FLOWS FOR
ABNORMAL RETURN ON STOCK AND ALLIED AUTOMOTIVE
COMPANIES LISTED proudcts
IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
BY
YULI ERMAWATI
The purpose of this study was to examine the effect of changes in cash flows and
earnings of the abnormal stock return. A total of 18 companies of automotive and
allied products listed on the Stock Exchange, 10 companies sampled using
purposive sampling method. Data audited financial statements from 2006 to 2010.
The statistical method used to test the hypotheses is multiple linear regression.
The statistical results of this study indicate that the tests performed by partial
changes in cash flows from operating activities have a relationship in the opposite
direction to the abnormal stock returns (negative value), while the change in cash
flows from investing and financing activities have a direct relationship with the
abnormal stock returns (positive), then the net income has a positive abnormal
return of the stock (the direction of the abnormal stock returns).
Keywords: cash flow, net income, abnormal stock returns
NAMA : YULI ERMAWATI
NPM : 0441031132
TELP : 082177127594
EMAIL : [email protected]
PEMBIMBING 1 : Drs. A. ZUBAIDI INDRA, M.M., C.P.A
PEMBIMBING 2 : RENI OKTAVIA, S.E., M.si
I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan
kreditur adalah laba dan arus kas. Dalam mempertimbangkan keputusannya untuk
berinvestasi dalam bentuk saham, investor memerlukan berbagai informasi mengenai
perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang sangat
penting. Laporan arus kas menyajikan informasi tentang aliran kas (penerimaan dan
pengeluaran) selama satu periode akuntansi. Beberapa peneliti tertarik untuk meneliti
informasi arus kas. Livnat dan Zarowin (1990) dalam Jogiyanto dan Novi (2005) menguji
kandungan informasi komponen arus kas dan laba akrual dengan abnormal return, hasil
penelitiannya membuktikan bahwa komponen arus kas operasi, kecuali pembayaran
pajak mempunyai hubungan yang kuat dengan abnormal return
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan replikasi terhadap penelitian yang
dilakukan oleh Jogiyanto dan Novi (2005) untuk memperoleh bukti empiris mengenai
pengaruh perubahan arus kas dan laba bersih terhadap abnormal return saham.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada pemilihan sampel
dan pemakaian tahun buku sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian
sebelumnya adalah perusahaan manufaktur dengan 115 perusahaan. Sedangkan
penelitian ini menggunakan perusahaan Automotive and Allied Products dan
menggunakan sampel dengan periode waktu 2006sampai 2010. judul yang dipilih dalam
penelitian ini adalah “ Pengaruh Perubahan Arus Kas Dan Laba Bersih Terhadap
Abnornal Return Saham Pada Perusahaan Automotive and Allied Products Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia?”.
1. 2 Rumusan Masalah
Dari uraian yang dikemukakan di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh perubahan arus kas dan laba bersih terhadap
abnormal return saham?”.
1 .3 Tujuan Penelitian
Untuk menguji secara empiris pengaruh perubahan arus kas dan laba bersih apakah
berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham pada perusahaan Automotive
and Allied Products yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006 sampai
2010.
1.4 Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, permasalahan, dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
Ha1 : Perubahan arus kas dan laba bersih tidak berpengaruh signifikan terhadap
abnormal return saham pada perusahaan Automotive and Allied Products
Ha2 : Perubahan arus kas dan laba bersih berpengaruh signifikan terhadap
abnormal return saham pada perusahaan Automotive and Allied Products.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Laporan Keuangan
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 1 tentang penyajian laporan keungan
menyebutkan bahwa laporan keuanganbertujuan umum (selanjutnya disebut `laporan
keuangan`) adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
bersama sebagian pengguna laporan.
“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keungan dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertangung
jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka dalam rangka mencapai tujuan tersebut”.
Sedangkan menurut Harahap (2010) menjelaskan bahwa : Laporan keuangan
merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang
menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses
pengambilan keputusan.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi (2010: 01), tujuan laporan keuangan adalah : Untuk
memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi keuangan yang lazim, yang dimaksud
pengguna adalah masyarakat, legislative, lembaga pengawas, pemeriksa, pihak yang
member atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaan, serta pemerintah.
Tujuan pelaporan keuangan adalah menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntanbilitas entitas pelaporan atas
suber daya yang dipercayakan kepadanya dengan :
a. Menyediaka informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban dan
ekuitas dana pemerintah
b. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,
kewajiba, dan ekuitas dana pemerintah
2.1.3 Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban
entitas pelaporan pada tanggal pelaporan dan arus sumber daya ekonomi selama
periode berjalan. Informasi ini diperlukan pengguna untuk melakukan penilaian
terhadap kemampuan entitas pelaporan dalam menyelenggaakan kegatan pemerintah
dimasa mendatang. Laporan Keuangan terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut :
a. Neraca
Merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan, menunjukkan
aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
Dalam neraca aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari
kewajiban jangka panjang, kecuali untuk industri tertentu yang diatur dalam SAK
khusus.
b. Laporan Laba Rugi
Merupakan ringkasan aktivitas transaksi usaha perusahaan yang menghasilkan
pengaruh berbeda terhadap stabilitas, resiko, dan prediksi untuk periode yang
menghasilkan hasil usaha atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan
aktivitas lainnya.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Menggambarkan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan
selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang
dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
d. Laporan Arus Kas
Informasi arus kas sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan
kepastian arus kas masa depan.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah
yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan
perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan
komitmen.
1.4 Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas
2.4.1 Tujuan Laporan Arus Kas
Tujuan laporan arus kas adalah menyediakan informasi tentang penerimaan-penerimaan
kas (cash receipts) dan pembayaran kas (cash payment) dari suatu entitas selama
periode tertentu. Selain itu, laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan
berikut ini :
a. Untuk memperkirakan arus kas masa depan.
Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah
secara dramatis dari tahun ketahun.
b. Untuk mengevaluasikan pengambilan keputusan manajemen.
Jika manajer menbuat keputusan investasi yang bijaksana, maka perusahaan
akan sejahtara.
2.4.2 Manfaat Laporan Arus Kas
Manfaat informasi arus kas yang terdapat pada PSAK No.2,yaitu:
a. Memberikan informasi untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan,
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas), dan kemampuan untuk
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam adaptasi dengan perubahan dan
peluang.
b. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan para pemakai laporan keuangan mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai
perusahaan.
2.5 Klasifikasi Arus Kas
Berdasarkan PSAK No. 2, perusahaan wajib menyajikan arus kas dari aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan
tersebut
2.5.1 Aktivitas Operasi
Menurut PSAK No. 2, aktivitas operasi merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas dari investasi dan
pendanaan.
Contoh laporan arus kas dalam aktivitas operasi :
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa
2. penerimaan kas dari royalti, komisi, dan penjualan lain
3. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
4. pembayaran kas kepada karyawan
Teori yang mendasari hubungan arus kas operasi terhadap abnormal return saham yaitu
menurut penelitian Livnat dan Zarowin (1990) dalam Daniati dan Suhairi (2006) yang
menguji tentang hubungan antara arus kas dan laba akrual terhadap abnormal return
saham.
2.5.2 Aktivitas Investasi
Menurut PSAK No. 2, aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka
panjang serta investasi lain yang termasuk setara kas. Contoh laporan arus kas dalam
aktivita investasi :
1. pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva
jangka panjang lainnya, termasuk biaya pengembangan yangn dikapitalisasi dan
aktiva tetap yang dibangun sendiri
2. penerimaan kas dari penjualan tanah,bangunan dan peralatan, aktiva tidak
berwujud, dan aktiva jangka panjang lainnya
Teori yang mendasari hubungan arus kas investasi terhadap abnormal return saham
adalah penelitian yang dilakukan oleh Miller dan Rock (1985) dalam Kusno (2004),
melakukan pengujian terhadap pengaruh investasi terhadap retrun saham.
2.5.3 Aktivitas Pendanaan
Menurut PSAK No. 2, aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan
perusahaan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
Pengungkapan atas aktivitas pendanaan itu perlu, sebab berguna untuk memprediksi
klaim atas arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pandanaan yaitu :
1. Penerimaan kas dari emisi, saham atau instrument pasar modal lainnya
2. Pembayaran kas pada pemegang saham untuk menarik atau menembus saham
perusahaan
3. Penerimaan kas dari emisi, obligasi, pinjaman, wesel, dan hipotik
4. Pelunasan pinjaman
Berdasarkan asumsi informasi asimetris yang dimiliki antara manajer dan investor atau
pihak luar perusahaan, penerbitan utang merupakan sinyal yang baik untuk menaksir
arus kas karena pemilik dapat mempertahankan proporsi kepemilikannya dari pada
menerbitkan saham. Teori yang mendasari hubungan arus kas terhadap aktivitas
pendanaan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Miller dan Rock (1985) dalam Kusno
(2004) menurutnya dengan signaling theory menjelaskan bahwa pasar akan bereaksi
negatif terhadap pengumuman pendanaan dari kas karena akan berpengaruh terhadap
arus kas operasi yang lebih rendah untuk masa yang akan datang, selain itu juga
mengidentifikasikan adanya sinyal lain yang berpengaruh terhadap arus kas dari
pendanaan yaitu perubahan dividen yang sangat erat hubungannya dengan return
saham.
2.6 Laba Bersih
2.6.1 Pengertian Laba
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih )yang berasal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua trasaksi atau
kejadian lain yang mempunyai badan usaha. Selama satu periode, kecuali yang timbul
dari pendapatan (revanue) atau investasi pemilik (Moerdiyanto, hal : 1-14)
Pengertian laba secara umum adalah selisih pendapatan di atas biaya-biayanya yang
dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk
pengenaan pajak, kebijakan dividen, pedoman investasi serta pengambilan keputusan
dan unsur prediksi (Hartono ,2008).
2.7 Abnormal Return Saham
Penelitian peristiwa menganalisa abnormal return dari sekuritas yang mungkin terjadi
pada tanggal pengumuman suatu peristiwa. Abnormal return atau disebut ekspektasi
return merupakan kelebihan return sesungguhnya terjadi terhadap return normal.
Return normal merupakan (return ekspektasi atau return yang diharapkan oleh investor),
dengan demikian abnolmal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang
terjadi dengan return ekspektasi.
Abnormal return terdiri dari tiga metode yaitu :
a. Mean-adjusted model
Model ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sema
dengan rata-rata return sesungguhnya, selama periode estimasi tidak ada
patokan lamanya periode estimasi (T) ini, lama periode estimasi yang umum
digunakan adalah berkisar dari 100 hari sampai dengan 300 hari untuk data
harian berkisar 24 bulan sampai 60 bulan untuk data bulanan.
b. Market model
Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini dilakukan
dengan dua tahan, yaitu:
1. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama
periode estimasi.
2. Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di
periode jendela.
Model ekspektasi dapat dibentuk meggunakan teknik OLS (Ordinary least square)
c. Market-adjusted model
Model disesuaikan pasar (market-adjusted model) menganggap bahwa penduga
yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks
pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu
menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return
sekuritas adalah sama dengan return indeks pasar.
2.8 Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh arus kas dari aktivitas operasi terhadap abnormal retun saham
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas
lain yang bukan merupakan aktivitas investasi, dan pendanaan yang umumnya berasal
dari transaksi atau peristiwa lain yang merupakan penetapan laba atau rugi bersih dan
merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat
menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman.
Mengacu pada penelitian Poppy (2002) dalam Zulaikha (2005) yang menyatakan bahwa
laporan arus kas operasi akan mempunyai tambahan informasi ketika laporan laba rugi
mengandung transitory earnings, maka dengan pendekatan domain akuntansi
keperilakuan laporan arus kas disini dapat diperlakukan sebagai stimuli yang dapat
mempengaruhi persepsi individu dalam membuat keputusan.
Berdasarkan landasan teori diatas, maka dihipotesiskan sebagai berikut:
Ha1 : Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh positif terhadap abnormal return
saham.
2. Pengaruh arus kas dari aktivitas investasi terhadap abnormal return saham
Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan suatu pelepasan aktiva
jangka panjang (aktiva tidak lancar) serta investasi lainnya tidak termasuk dalam setara
kas, mencangkup aktivitas peminjaman uang dan mengumpulkan piutang tersebut serta
memperoleh dan menjual investasi yang mencerminkan pengeluaran kas sehubungan
dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas
masa depan.
Berdasarkan landasan teori tersebut, maka dihipotesiskan sebagai berikut:
Ha2 : Arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif sinifikan terhadap abnormal
return saham.
3. Pengaruh arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap abnormal return saham
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah
serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk
memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemakai modal
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Barlev dan Livnat (1989) didalam Wahyuni
(2002) mengenai kandungan informasi dari rasio arus pendanaan, menunjukkan hasil
bahwa terdapat hubungan yang lebih kuat antara kandungan informasi laporan arus
pendanaan dengan harga saham jika dibandingkan dengan rasio neraca dan laba rugi.
Hasil ini memberikan indikasi bahwa informasi laporan arus kas pendanaan bermanfaat
bagi investor.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut :
Ha3 : arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh positif terhadap abnormal return
saham.
4. Pengaruh laba bersih terhadap abnormal return saham
Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Febrianto dan Widiastuty (2005) dalam Ariani (2010) meneliti ketiga angka laba
akuntansi yakni, laba kotor, laba operasi dan laba bersih untuk mengetahui mana yang
lebih bermakna bagi investor.
Berdasarkan landasan teori tersebut, maka dihipotesiskan sebagai berikut :
Ha4 : Laba bersih memiliki pengaruh positif terhadap abnormal return saham.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Automotive and allied products
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai 2010.
Tabel 1. Populasi perusahaan Automotive and allied products yang terdaftar di BEI
No Kode Nama Perusahaan
1 SQMI PT. Albon Makmur Usaha (d/h Sanex Qianjiang Motor International) Tbk
2 ADMG PT. Polychem Indonesia (d/h GT Petrochem Industries) Tbk
3 ASII PT. Astra International Tbk
4 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk
5 BRAM PT.Indo Krosda (d/h Branta Mulia) Tbk
6 GDYR PT. Goodyear Indonesia Tbk
7 GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk
8 HEXA PT. Hexindo Adiperkasa Tbk
9 IMAS PT.Indomobil Sukses International Tbk
10 INDS PT. Indospring Tbk
11 INTA PT. Intraco Penta Tbk
12 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
13 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk
14 NIPS PT. Nipress Tbk
15 PRAS PT. Prima Alloy Steel Tbk
16 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk
17 TURI PT.Tunas Ridean Tbk
18 UNTR PT. United Tractor Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia
3.1.1Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu populasi
yang dijadikan sampel merupakan populasi yang memenuhi kriteria dengan tujuan
untuk mendapatkan sampel yang akurat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Penelitian ini menggunakan judgment sampling. Judgment sampling adalah purposive
sampling yang tipe pemilihannya tidak secara acak. Kriteria yang digunakan untuk
memilih sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang termasuk kategori Automotive and allied products yang
terdaftar di BEI dari tahun 2006 sampai 2010. Periode ini dipilih dengan harapan
dapat menggunakan data yang lebih akurat. yang sudah listing di Bursa Efek
Indonesia.
2. Perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan yang
didalamnya termasuk laporan arus kas untuk tahun buku yang berakhir 31
Desember 2006 sampai 2010
3. Saham perusahaan aktif BEI dan memiliki laba perdagangan yang lengkap
Tabel 2. Sampel Perusahaan Automotive and allied products yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2006 sampai 2010
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 PT. Polychem Indonesia (d/h GT Petrochem Industries) Tbk ADMG
2 PT. Astra International Tbk ASII
3 PT. Astra Otoparts Tbk AUTO
4 PT.Indo Krosda (d/h Branta Mulia) Tbk BRAM
5 PT. Goodyear Indonesia Tbk GDYR
6 PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL
7 PT. Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA
8 PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM
9 PT.Tunas Ridean Tbk TURI
10 PT. United Tractor Tbk UNTR
Metode yang digunakan yaitu secara dokumentasi. Sedangkan jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain.
Adapun data ini diperoleh dari :
1. Data perusahaan Automotive and allied products yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
2. Laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember
dari tahun 2006 sampai 2010
3.1.2 Variabel Penelitian
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal return saham
(Y), yaitu tingkat selisih antara return sesungguhnya dengan return yang diharapkan.
Data abnormal yang digunakan adalah data abnormal 5 hari sesudah dan sebelum
laporan keuangan dipublikasikan.
Abnormal return saham dihitung dengan rumus :
ARit = Rit – E(Rit)
Keterangan : ARit = Abnormal return saham i pada saat ke t
Rit = Return saham i pada saat ke t
E(Rit) = Return saham i yang diharapkan pada saat ke t
Return yang sesungguhnya terjadi diperoleh dengan cara :
Pit – Pit-1
Rit =
Pit -1
Keterangan : Rit = Return saham pada saat t
Pit -1 = Harga saham pada saat t-1
Pit = Harga saham pada saat t
Return ekspektasi dihitung dengan menggunakan salah satu rumus berikut :
1. Market- adjusted model
IHSGt – IHSGt-1
Rmt =
IHSGt-1
Keterangan : Rmt =Return pasar pada saat t
IHSGt = Indeks pasar IHSG saat ke t
IHSGt-1 = Indeks pasar IHSG saat t-1
Variabel independen pada penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi (X1),
aktivitas investasi (X2), aktivitas pendanaan (X3), dan laba bersih (X4). Laba bersih
diperoleh dari total laba bersih dalam laporan laba rugi.
1. Arus kas dari aktivitas operasi (X1)
AKOt – AKOt-1
∆AKOt =
AKOt-1
Keterangan : ∆AKOt = Perubahan arus kas operasi
AKOt-1 = Total arus kas dari operasi periode sebelumnya
AKOt = Total arus kas dari operasi periode t
2. Arus kas dari aktivitas investasi (X2)
AKIt – AKIt-1
∆AKIt =
AKIt-1
Keterangan : ∆AKIt = Perubahan arus kas investasi
AKIt-1 = Total arus kas dari investasi periode sebelumnya
AKIt = Total arus kas dari investasi periode t
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan (X3)
AKPt – AKPt-1
∆AKPt =
AKPt-1
Keterangan : ∆AKPt = Perubahan arus kas pendanaan
AKPt-1 = Total arus kas dari pendanaan periode sebelumnya
AKPt = Total arus kas dari pendanaan periode t
4. Laba Bersih dinyatakan dengan (X4)
LBt – LBt-1
∆AKIt =
LBt-1
Keterangan : ∆LBt = Perubahan laba bersih
LBt-1 = Laba bersih periode sebelumnya
LBt = Laba bersih periode t
3.2 Pengujian Hipotesis
3.2.1 Alat analisis
Metode analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesa adalah metode statistik
regresi linier berganda. Persamaan yang digunakan untuk pengujian hipotasa adalah :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε
Keterangan :
Y = Abnormal return saham
α = Koefisien konstanta
β1-4 = Koefisien variabel independen
X1 = Perubahan arus kas operasi
X2 = Perubahan arus kas investasi
X3 = Perubahan arus kas pendanaan
X4 = Perubahan laba bersih
ε = error
Pengolahan data yang akan penulis lakukan dengan menggunakan software SPSS
(statistical product & service solution).
3.2.2 Pengujian Asumsi Regresi Linier Berganda
Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan sebelum suatu model regresi lenier berganda
digunakan. Tujuan pengujian asumsi ini agar asumsi-asumsi dapat menghasilkan
penduga yang tidak bias. Pengujian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolonearitas,
uji autokorelasi, uji heterokesdastisitas.
Penjelasan asumsi klasik sebagai berikut :
1. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Untuk
menguji data tersebut digunakan one- sampel kolmogorov- simirnov
2. Uji multikolonearitas
Uji ini dilakukan untuk melihat adanya keterkaitan antar variabel independen.
Untuk melihat ada tidaknya kolonearitas dalam penelitian ini, maka akan
dilihat dari nilai Variace Inflation Factor (VIF). Batas nilai VIF adalah
maksimum 10.
3. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1. Untuk mengetahui
apakah ada autokorelasi dalam suatu model regresi digunakan uji Durbin- Watson.
4. Uji Heterokesdastisitas
regresi Pemeriksaan terhadap gejala uji ini dengan melihat pola diagram pencar.
Uji ini terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model
Pengujian hipotesa dilakukan dengan uji parsial dan uji simultan dengan alat analisis
linier berganda
Penjelasan uji parsial dan uji simultan adalah sebagai berikut :
1. Uji Parsial
Pengujian secara parsial terhadap koefisien regresi menggunakan uji t pada tingkat
kesalahan dalam analisa (α) 5%
Dengan keputusan berdasarkan probabilitas sebagai berikut :
a. Jika p-value > 0,05 maka Ha ditolak
b. Jika p-value < 0,05 maka Ha diterima
2. Uji Simultan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan
dengan uji f dengan tingkat kesalahan analisa (α) 5%. Dengan keputusan sebagai berikut
a. Jika p-value > 0,05 maka Ha ditolak
b. Jika p-value < 0,05 maka Ha diterima
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data
Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar
sebagai industri otomotif dan komponen-komponennya di Bursa Efek Indonesia (BEI)
sampai tahun 2010. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan
tahunan perusahaan yang telah diaudit diperoleh dari www.idx.co.id
Dalam penelitian ini arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan laba
bersih diperoleh dari laporan keuangan perusahaan sample dari tahun 2006 sampai
tahun 2010 yang berfungsi sebagai variable independen. Sedangkan variable
dependennya adalah tingkat abnormal return saham. Alat analisis yang digunakan
adalah regresi linier berganda.
4.1.1 Hasil Uji Asumsi Klasik
Model regresi dapat dikatakan menghasilkan estimator yang baik apabila memenuhi
asumsi-asumsi yang sangat berpengaruh pada pola perubahan variable dependen, yaitu
sebagai berikut :
1. Uji Normalitas Data
Pengujian asumsi ini menggunakan alat uji one sample kologrorov-smirrov test yang
berguna untuk menguji apakah suatu sample berasal dari populasi dengan distribusi
tertentu, terutama distribusi normal, uniform dan poison.
Pengambilan keputusan atas uji normalitas yang dilakukan adalah sebagai berikut
Jika Asymp. Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal
Jika Asymp. Sig. < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data
Variabel Asymp. Sig. (2-tailed)
Sebelum Sesudah
Perubahan arus kas operasi 0.000 0.135
Perubahan arus kas investasi 0.000 0.327
Perubahan arus kas pendanaan 0.001 0.847
Peubahan laba bersih 0.001 0.363
Sumber :Data diolah, Lampiran
Bardasarkan table diatas, dapat dilihat bahwa sebelum data di transformasi data tidak
terdistrubusi normal, hal ini di tandai dengan Asymp.Sig (2-tailed) yaitu sebesar <0.05.
Kemudian setelah dilakukan transformasi, data memiliki distribusi normal yang ditandai
dengan Asymp. Sig (2-tailed) yaitu sebesar >0.05
2. Uji Multikoloneritas
Uji multikoloneritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variable independent. Variable orthogonal adalah variable bebas yang
nilai korelasi antar sesama variable bebas sama dengan nol. Multikolonearitas dapat
dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai VIF yang diperkenankan adalah 10,
jika nilai VIF lebih dari 10 (VIF < 10), maka dapat dikatakan terjadi multikolonearitas
terjadi hubungan yang cukup besar antara variable-variabel bebas.
Tabel 4. Hasil Uji Multikolonearitas
Variabel VIF
Perubahan arus kas operasi 1.047
Perubahan arus kas investasi 1.086
Perubahan arus kas pendanaan 1.051
Perubahan laba bersih 1.079
Sumber : Lampiran
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa seluruh Variance Inflation Factor (VIF) lebih
kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa multikolonearitas pada model regresi yang
dihasilkan tidak terjadi korelasi antara variable bebas.
3. Autokorelasi
Salah satu penyimpangan asumsi penting dalam multi regression adalah adanya
autokorelasi yaitu korelasi (hubungan) yang terjadi diantara anggota-anggota dari
serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian tertentu (seperti pada data
time series). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Untuk mengetahui apakah terjadi atau tidak terjadi autokorelasi dalam suatu model
regresi, digunakan uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai DW < 1,236 berarti ada autokorelasi positif
Jika 1,236 ≤ DW ≤ 1,724 berarti tidak dapat disimpulkan
Jika 1,724 ≤ DW ≤ 2,276 berarti tidak ada autokorelasi
Jika 2,276 ≤ DW ≤ 2,764 berarti tidak dapat disimpulkan
Nilai DW ≥ 2,764, berarti ada autokorelasi negatif
Hasil yang didapat dari hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini adalah 2.223, maka
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak mengalami gangguan autokorelasi atau
bebas autokorelasi.
4. Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi masih terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas, yang dapat dideteksi dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada grafik analisis regresi (scatterplot) dengan dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi
heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 1: Hasil uji Heteroskedastisitas
4.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji sejauh apa dan bagaimana
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi (X1), arus kas dari aktivitas investasi
(X2), arus kas dari aktivitas pendanaan (X3), dan laba bersih (X4). Sedangkan variabel
dependennya yaitu abnormal return saham (Y).
Tabel 5. Hasil Uji Regresi Abnormal Retrun Saham
Coefficientsª
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
Constant ,074 ,561 ,132 ,896
210-1-2
Regression Standardized Predicted Value
4
2
0
-2
-4
Reg
ress
ion
Stu
de
nti
zed
Res
idu
al
Dependent Variable: Abnormal Return Saham
Scatterplot
Operasi -,253 ,300 ,163 1,845 ,046 ,956 1,047
Investasi ,036 ,269 ,099 ,505 ,618 ,921 1,086
Pendanaan ,040 ,361 ,218 1,124 ,272 ,952 1,051
Laba Bersih ,019 ,354 ,109 ,554 ,584 ,926 1,075
a. Dependent Variable: Abnormal Return Saham
Sumber : Data Sekunder yang diolah
Didapat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 0,074 - 0,253X1 + 0,036X2 + 0,040X3 + 0,019X4
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat dianalisis pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap abnormal return saham, yaitu :
Nilai koefisien regresi -0,253 (X1) pada variabel arus kas dari aktivitas operasi
terdapat hubungan negatif dengan abnormal return saham
Nilai koefisien regresi 0,036 (X2) pada variabel arus kas dari aktivitas investasi
terdapat hubungan positif dengan abnormal return saham
Nilai koefisien regresi 0,040 (X3) pada variabel arus kas dari aktivitas pendanaan
terdapat hubungan positif dengan abnormal return saham..
Nilai koefisien regresi 0,019 (X4) pada variabel arus kas dari laba bersih terdapat
hubungan positif dengan abnormal return saham.
4.3 Pengujian Hipotesis
4.1.2 Pengujian secara parsial
Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui pengaruh
signifikansi dari masing-masing variable independent terhadap variable dependen.
Pengujian ini dilakukan dengan uji parsial pada tingkat keyakinan 95 % dan tingkat
kesalahan dalam analisis 5%.
Dengan keputusan berdasarkan probabilitas sebagai berikut :
a. Jika p-value > 0,05 maka Ha ditolak
b. Jika p-value < 0,05 maka Ha diterima
Untuk melihat signifikansi dari masing-masing variable independent terhadap variable
dependen digunakan uji parsial
Tabel 6.Hasil Perhitungan Uji- parsial pada SPSS adalah
Keterangan B Sig Simpulan
Perubahan arus kas operasi -0.253 0.046 Ha diterima
Perubahan arus kas investasi 0.036 0.618 Ha ditolak
Perubahan arus kas pendanaan 0.040 0.272 Ha ditolak
Peubahan laba bersih 0.019 0.038 Ha diterima
Sumber : Lampiran
4.2.2 Pengujian Secara Simultan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable independent yang
diamati secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap variable
dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji simultan pada tingkat keyakinan 95 % dan
tingkat kesalahan 5 %.
Dengan keputusan berdasarkan probabilitas sebagai berikut :
a. Jika p-value > 0,05 maka Ha ditolak
b Jika p-value < 0,05 maka Ha diterima
Untuk melihat apakah semua variable independent secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variable dependen, dapat dilihat pada uji F (Simultan) dengan SPSS
sebagai berikut
Tabel 7.Hasil Perhitungan Uji Anova dengan SPSS
ANOVA (b)
Model
Sum of
Squares Of Mean Square F Sig
1 Regression
Residual
Total
16.086
133.482
149.568
4
25
29
4.022
5.339
0.753 0.048ª
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa secara bersamaan variabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap veriabel dependen yaitu abnormal
return saham, dengan demikian model dari persamaan regresi linier berganda dapat
dilanjutkan.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan Secara Parsial
Ha : Perubahan arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh negatif terhadap abnormal
return saham
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (b) adalah -
0.253, ini berarti bahwa arus kas dari aktivitas operasi mempunyai hubungan yang
berlawanan arah dengan abnormal return saham. Kolom Sig (Significance) adalah 0.046,
Ha : Perubahan arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif terhadap abnormal
return saham
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (b) adalah
0.036, ini berarti bahwa arus kas dari aktivitas investasi mempunyai hubungan yang
searah dengan abnormal return saham. Kolom Sig (Significance) adalah 0.618, hal
tersebut menyatakan bahwa pengaruh positif pada perubahan arus kas dari aktivitas
investasi terhadap abnormal return saham adalah tidak signifikan.
Ha : Perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh positif terhadap
abnormal return saham
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (b) adalah
0.040, ini berarti bahwa arus kas dari aktivitas pendanaan mempunyai hubungan yang
searah dengan abnormal return saham. Kolom Sig (Significance) adalah 0.272,
Ha : Perubahan laba bersih berpengaruh positif terhadap abnormal return saham
Pengujian terhadap hipotesis ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi (b) adalah
0.019, ini berarti bahwa laba bersih mempunyai hubungan yang searah dengan
abnormal return saham. Kolom Sig (Significance) adalah 0.038, hal tersebut menyatakan
bahwa pengaruh positif pada perubahan laba bersih terhadap abnormal return saham
adalah tidak signifikan.
4.3.2 Pembahasan Secara Bersama-Sama
Dari hasil pengujian yang dilakukan secara bersama-sama (simultan) untuk melihat
pengaruh variable independent terhadap variabel dependen dengan uji F atau uji
simulta, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang mengaitkan arus kas operasi,
investasi, pendanaan, dan laba bersih perusahaan terhadap abnormal return saham
memberikan hasil pengujian dibawah tingkat keyakinan 0.05 (<0.05) yaitu sebesar 0.048.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh
perubahan arus kas dan laba bersih terhadap abnormal return saham pada perusahaan
Automotive and Allied Products yang terdaftar di BEI, maka simpulan yang dapat diambil
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil pengujian statistik secara parsial menunjukkan bahwa arus kas operasi,
berpengaruh negatif signifikan, yaitu pasar tidak bereaksi terhadap perubahan
arus kas yang menurun.
2. Hasil pengujian statistik secara parsial menunjukkan bahwa arus kas investasi,
berpengaruh positif tidak signifikan, yaitu pasar tidak bereaksi terhadap
perubahan arus kas investasi yang meningkat.
3. Hasil pengujian statistik secara parsial menunjukkan bahwa arus kas pendanaan,
berpengaruh positif tidak signifikan, yaitu pasar tidak bereaksi terhadap
perubahan arus kas pendanaan yang meningkat.
4. Hasil pengujian statistik secara parsial menunjukkan bahwa laba bersih,
berpengaruh positif tidak signifikan, yaitu pasar tidak bereaksi terhadap
perubahan laba bersih yang meningkat
5.2 Saran
1. Bagi investor hendaknya memperhatikan faktor-faktor fundamental lainnya
sebelum melakukan investasi.B
2. agi rekan-rekan yang tertarik dengan penelitian di pasar modal agar
memperbanyak sampel penelitian dan periode pengamatan serta faktor teknis
dan faktor fundamental lainnya yang dapat mempengaruhi abnormal return
saham.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ikhsan. 2009. Pengaruh Pembagian Dividen Kas dan Arus Kas Bersih Terhadap
Harga Saham di Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Good Yang
Terdaftar di BEI Tahun 2004-2007. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 8
No.3.
Ariani, Marisca Dwi. 2010. Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, dan Laba Bersih Dalam
Memprediksi Arus Kas Masa Mendatang. Skripsi. FE Universitas Diponegoro.
Semarang
Biwattner, Jonli Gan. 2009. Pengaruh Komponen Arus Kas dan Laba Kotor Terhadap
Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
BEJ. Skripsi. FE Unila.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Harahap, Sofyan Safri. 2007. Teori Akuntansi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFT. Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto dan Novi Indriana Soepratikno. 2005. Pengaruh Atribut Perusahaan
Terhadap Relevansi Laba dan Arus Kas. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol
8 No.3 Hal : 211-234
Irianti, Tjiptowati Endang. 2008. Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas dan Laba
Terhadap Harga dan Return Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol
1 No. 2.
Kusno, Joko. 2004. Analisis Pengaruh Perubahan Arus Kas dan Laba Akuntansi Terhadap
Return Saham. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajemen. YKPN. Yogyakarta
Sumarni, Astuti Sri dan Rahmawati. 2009. Relevansi Nilai Informasi Arus Kas Dengan
Rasio Laba dan Perubahan Laba Sebagai Variabel Moderasi : Hubungan Non
Linier. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 1 No.2.
Syam BZ, Fazli dan Linda. 2005. Hubungan Laba Akuntansi, Nilai Buku, dan Total Arus Kas
dengan Market Value. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 8 No.3 : 286-306.
Zulaikha. 2005. Keberadaan Laporan Arus Kas dan Persepsi Pemakai Laporan Keuangan
Sebuah Kajian Eksperimental. Jurnal Akuntansi dan Auditing. Vol 01. No 02
:112-138