abstrak tasawuf dan perupaan pada wayang...

25
ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG KULIT PURWA CIREBON DAN SURAKARTA Oleh Moh. Isa Pramana NIM : 27005011 Wayang Kulit Purwa yang mengacu pada epik India dan mitos asli Jawa adalah media penghubung antara kesenian tradisional Indonesia masa Hindu-Buddha (Kabudan) dengan masa Islam (Kewalen), yang tentunya bisa ditelaah bagaimana ia bisa menjembatani kedua kepercayaan tersebut. Penjembatanan ini hanya dimungkinkan oleh konsep ajaran Tasawuf yang dianut para Wali yang banyak berkontribusi pada penggubahan Wayang Kulit Purwa. Seiring perjalanannya yang paralel dengan bergulirnya pusat-pusat kekuasaan di Pulau Jawa seperti Majapahit, Demak, Cirebon, Pajang, Mataram, Surakarta dan Yogyakarta, wayang kulit kemudian berkembang menjadi berbagai macam gagrak, sesuai dengan daerah tempat di mana ia berada. Penulis mengkaji dua gagrak wayang kulit sebagai sampel yang ternyata pada perupaannya didasari banyak perbedaan dalam berbagai aspek, yaitu perbedaan historis, perbedaan geografis, perbedaan kultur dan terutama perbedaan dalam memahami dan menerapkan ajaran Islam dan Tasawuf ke dalamnya, yakni wayang kulit gagrak Cirebon dan gagrak Surakarta. Dalam kajian ini digunakan pendekatan Kritik Seni dengan metode analisis komparatif-deskriptif yang bersifat kualitatif yang memperbandingkan aspek visual pada kedua gagrak wayang tersebut. Pendekatan Kritik Seni terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahapan deskripsi dan analisis formal yang menganalisis perupaan pada postur, bentuk, ukuran, detail anatomi, pewarnaan, ragam hias dan sebagainya. Kemudian pada tahapan berikutnya dilakukan interpretasi dan tahapan terakhir dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan ilmu Tasawuf. Memang jelas terdapat makna Tasawuf pada perupaan figur Wayang Kulit Purwa, dengan dimensi dan intensitas manifestasi yang berbeda-beda pula, baik antara detail perupaan pada beberapa figur yang berbeda dari satu tokoh tertentu yang sama yang disebut wanda, antara figur-figur tokoh-tokoh tertentu yang berbeda, ataupun lebih jelas lagi yaitu antara wayang kulit gagrak Cirebon dengan gagrak Surakarta. i

Upload: lamdiep

Post on 06-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

ABSTRAK

TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG KULIT

PURWA CIREBON DAN SURAKARTA

Oleh

Moh. Isa Pramana

NIM : 27005011

Wayang Kulit Purwa yang mengacu pada epik India dan mitos asli Jawa adalah media penghubung antara kesenian tradisional Indonesia masa Hindu-Buddha (Kabudan) dengan masa Islam (Kewalen), yang tentunya bisa ditelaah bagaimana ia bisa menjembatani kedua kepercayaan tersebut. Penjembatanan ini hanya dimungkinkan oleh konsep ajaran Tasawuf yang dianut para Wali yang banyak berkontribusi pada penggubahan Wayang Kulit Purwa.

Seiring perjalanannya yang paralel dengan bergulirnya pusat-pusat kekuasaan di Pulau Jawa seperti Majapahit, Demak, Cirebon, Pajang, Mataram, Surakarta dan Yogyakarta, wayang kulit kemudian berkembang menjadi berbagai macam gagrak, sesuai dengan daerah tempat di mana ia berada.

Penulis mengkaji dua gagrak wayang kulit sebagai sampel yang ternyata pada perupaannya didasari banyak perbedaan dalam berbagai aspek, yaitu perbedaan historis, perbedaan geografis, perbedaan kultur dan terutama perbedaan dalam memahami dan menerapkan ajaran Islam dan Tasawuf ke dalamnya, yakni wayang kulit gagrak Cirebon dan gagrak Surakarta.

Dalam kajian ini digunakan pendekatan Kritik Seni dengan metode analisis komparatif-deskriptif yang bersifat kualitatif yang memperbandingkan aspek visual pada kedua gagrak wayang tersebut. Pendekatan Kritik Seni terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahapan deskripsi dan analisis formal yang menganalisis perupaan pada postur, bentuk, ukuran, detail anatomi, pewarnaan, ragam hias dan sebagainya. Kemudian pada tahapan berikutnya dilakukan interpretasi dan tahapan terakhir dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan ilmu Tasawuf.

Memang jelas terdapat makna Tasawuf pada perupaan figur Wayang Kulit Purwa, dengan dimensi dan intensitas manifestasi yang berbeda-beda pula, baik antara detail perupaan pada beberapa figur yang berbeda dari satu tokoh tertentu yang sama yang disebut wanda, antara figur-figur tokoh-tokoh tertentu yang berbeda, ataupun lebih jelas lagi yaitu antara wayang kulit gagrak Cirebon dengan gagrak Surakarta.

i

Page 2: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

Analisis ini dilakukan pada figur wayang tokoh Bima, Mintaraga, Semar, Buto Cakil, Rahwana, Duryudhana dan Dursasana dari kedua gagrak wayang kulit.

Secara keseluruhan bisa disimpulkan bahwa pada sampel figur wayang dari populasi gagrak Cirebon terlihat kesan visual yang lebih sederhana, lugas, ekspresif dan kuna, dibandingkan dengan kesan visual sampel yang didapat dari populasi gagrak Surakarta yang lebih mewah, halus, mendetail dan tersofistikasi. Gagrak Cirebon memperlihatkan suatu pemahaman Tasawuf yang tak mempermasalahkan media, sangat lugas dan egaliter, fokus pada tujuan. Sedangkan gagrak Surakarta memperlihatkan suatu pemahaman Tasawuf Jawa yang sangat mementingkan kehalusan budi dan batin, yang harus dituangkan dalam perupaan sebagai bukti adanya keselarasan antara lahir dan batin.

Kata kunci: Tasawuf, perupaan, perwatakan, nafsu

ii

Page 3: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

ABSTRACT

SUFISM AND VISUALIZATION OF WAYANG KULIT PURWA

IN CIREBON AND SURAKARTA

by

Moh. Isa Pramana

27005011

Wayang Kulit Purwa is based on Indian epics and original Javanese myths. it is considered as the media link between the Hindi-Buddhism era (Kabudan) and the Islamic era (Kewalen) of the Indonesian traditional arts. Therefore Wayang Kulit can be analyzed to show the relationship between these two era. An understanding of this relationship can only be explained through Sufism that was practiced by the Nine Apostles of Java who has contributed a great deal to the Wayang Kulit Purwa adaptations.

Subsequent to the development of political power centers on Java Island, such as kingdoms of Majapahit, Demak, Cirebon, Pajang, Mataram, Surakarta and Yogyakarta, Wayang Kulit has proliferated into varieties of gagraks, in accordance to it's geographical locations.

The author has studied two Wayang Kulit's gagraks as samples which reveals the considerable differences in background of their visual aspects. These differences reflect history, geography, culture and especially the way how the Wayang Kulit gagraks of Cirebon and Surakarta interprete and manifest Islamic and Sufistic teachings through visualizations.

In this study, the author uses an Art Criticism approach using a qualitative comparative-descriptive analysis method comparing the visual aspects of both gagraks of Wayang Kulit. The Art Criticism approach consists of several steps. The first step is the description and formal analysis in which analyze the visualization that includes posture, shape, color, anatomical details, ornaments etc. The next step is interpretation and the final step is to pass judgement in referrences to the study of Javanese culture and Sufism.

It is obvious there are Sufistic meanings in the visualizations of the Wayang Kulit Purwa figures with different dimensions and intensities in its manifestations, even within the same local area (gagrak). These differences range from the visual details among different figure appearances of the same one particular character, called

iii

Page 4: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

wanda, to the differences in the different figure appearances of different characters. This is particularly more obvious in the differences between the gagrak of Cirebon and Surakarta. These analysis is being conducted on various characters' figures such Bima, Mintaraga, Semar, Cakil, Rahwana, Duryudhana and Dursasana from both gagraks of wayang kulit.

In general it can be concluded that the sample of Cirebon gagrak population shows a much more simple, straight, expressive and archaic visualization compared to that of Surakarta gagrak population which shows a much more luxurious, delicate, detailed and sophisticated visualization. The Cirebon gagrak shows a Sufistic understanding which does not take the medium as a serious matter, more straight forward, egalitarian and more focussed. On the other hand, Surakarta gagrak shows an understanding of Javanese Sufism that put elegance and graceness of manners and spirituality in such importance, that has to be visualized in order to proof the harmony between physical and spirituality.

Keywords: Sufism, visualizations, personality, Nafs

iv

Page 5: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

TASAWUF DAN PERUPAAN PADA

WAYANG KULIT PURWA

CIREBON DAN SURAKARTA

SM 720 TESIS

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari

Insitut Teknologi Bandung

Oleh :

MOH. ISA PRAMANA

NIM: 27005011

Program Studi Seni Murni

Program Pascasarjana Seni Rupa Fakultas Seni Rupa dan Desain

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2 0 0 7

v

Page 6: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG KULIT

PURWA CIREBON DAN SURAKARTA

Oleh

Moh. Isa Pramana

NIM : 27005011

Program Studi Seni Murni

Institut Teknologi Bandung

Menyetujui

Tim Pembimbing

Tanggal .....................................

Pembimbing I Pembimbing II

______________ __________________________

(Dr. Yustiono) (Prof. M. Wiyoso Yudoseputro)

vi

Page 7: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS

Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut

Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada

pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Insitiut Teknologi

Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau

peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan

kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin Direktur

Program Pascasarjana Institut Teknologi Bandung.

vii

Page 8: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

Si Tiada yang berusaha Mengada

Akankah menjadi benar-benar Ada

Ataukah hanya merasa dirinya Ada

Dan mengingkari Ketiadaannya?

Untuk kedua orang tua

yang telah membawaku Ada

Untuk kedua sahabat

yang meyakinkan diriku Ada

Untuk diriku sendiri

yang tetap merasa Tiada

(Bandung, Akhir Juni 2007)

viii

Page 9: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas selesainya penulisan Karya Tesis untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Magister dari Program Pascasarjana Seni

Rupa FSRD ITB yang berjudul "Tasawuf dan Perupaan pada Wayang Kulit Purwa

Cirebon dan Surakarta".

Adapun ketertarikan pada tema ini dikarenakan pada dasarnya penulis memang sangat

menggemari kisah-kisah Pewayangan dalam berbagai versi, baik India, Jawa dan

Sunda. Selain itu selama ini penulis selalu mendengar banyak pendapat, teori sejarah

dan mitos yang memaparkan keterlibatan Wali Songo terutama Susuhunan Kalijaga

dengan kesenian wayang kulit dalam rangka penyebaran Agama Islam di Tanah Jawa.

Para wali yang tentunya pengamal ajaran Tasawuf tentunya akan mencoba

menerapkan ajaran yang mereka anut ke dalam karya-karya mereka, salah satunya

rupa wayang kulit, dan dugaan ini juga memancing rasa ingin tahu penulis untuk

memastikan bagaimana dan seperti apakah manifestasi muatan Tasawuf yang mereka

anut dalam perupaan Wayang Kulit Purwa.

Maka melalui penelitian ilmiah ini penulis bertujuan mencoba membuktikan adanya

nilai ajaran Tasawuf yang diterapkan dalam perupaan figur-figur Wayang Kulit Purwa

melalui wayang kulit gagrak Cirebon dan Surakarta sebagai sampel yang akan

diperbandingkan, dengan berbagai alasan yang akan dijelaskan kemudian di dalam

bagian tubuh tesis.

Hambatan dan kendala yang ditemui dalam penelitian adalah tak banyak literatur

yang diketahui membahas tentang perupaan Wayang Kulit Purwa yang dikaitkan

dengan Tasawuf, atau yang membahas mengenai Wayang Kulit Purwa Cirebon dan

narasumber yang kebanyakan memiliki pengetahuan parsial antara Pewayangan

dengan Tasawuf, dan kurangnya pengetahuan yang lebih mendetail juga keterbukaan

akses dari pihak instansi terkait yang memilikinya. Ini sangat disayangkan mengingat

ix

Page 10: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

jumlah figur wayang kulit baik gagrak Cirebon dan gagrak Surakarta yang begitu

banyak jumlahnya dan sama-sama potensial dan menarik untuk diteliti dan dikaji

lebih lanjut.

Karya Tesis ini tak akan dapat terselesaikan tanpa berbagai macam bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, di mana dalam kesempatan ini penulis hendak

menyatakan rasa terima kasih atas peranan dan keterlibatan mereka semua.

Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada Bapak Dr. Yustiono

selaku Pembimbing I, yang meskipun di sela-sela perawatan dan kondisi yang kurang

sehat namun senantiasa memberikan saran dan koreksi kepada penulis dalam

penelitian dan penulisan tesis ini.

Kepada Bapak Prof. M. Wiyoso Yudoseputro selaku Pembimbing II, penulis

menghaturkan juga rasa terima kasih sebesar-besarnya atas segala petunjuk, arahan

dan sarannya juga atas kesediaannya untuk membimbing penulis.

Kepada Ibu Ira Adriati M.Sn. selaku koordinator tesis saya haturkan terima kasih, atas

perhatian yang diberikan sehubungan penjadwalan dan motivasi terus diberikan tiada

henti kepada penulis.

Kepada Bapak Drs. Haryadi Suadi yang selama ini menjadi konsultan sekaligus rekan

diskusi yang banyak dan selalu memberi konsultasi, informasi dan berbagi pikiran

kepada penulis sehubungan perihal Tasawuf dan Pewayangan, juga bersama-sama

melaksanakan penelitian lapangan ke Cirebon, penulis tak mampu membalas semua

jasa dan budi baik beliau.

Ibu Dra. Nuning YD., Dipl. Art selain sebagai Reader, juga sebagai rekan diskusi

yang banyak memberikan masukan dan turut melibatkan penulis dalam penelitian

wayang kulit Cirebon yang banyak memberikan kontribusi pada penulisan Tesis ini.

x

Page 11: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

Terima kasih juga kepada Ibu Irma Damayanti, M.Sn. yang bersama-sama Ibu Ira

keduanya telah bersedia untuk menjadi penguji bagi penyidangan penulisan Tesis

penulis.

Kepada Bapak Rafan S. Hasyim yang banyak membantu dan mendampingi tim

penulis saat melaksanakan penelitian di Cirebon juga berbagai informasinya

sehubungan budaya dan sejarah Cirebon, wawasan mengenai Ketarekatan dan

Pewayangan Cirebon.

PRA. Maulana Pakuningrat atau Sultan Sepuh XIII dari Keraton Kasepuhan Cirebon

yang begitu terbuka menyambut kedatangan tim penulis dan bersedia memberikan

keterangan seputar sejarah pusaka wayang Keraton.

Pangeran Abdul Ghani atau Rama Sultan IX dari Keraton Kacirebonan yang begitu

terbuka dan memberikan izin kepada tim penulis untuk melakukan pemotretan

terhadap seluruh koleksi pusaka wayang jimat dan anggen, juga Bapak Kurnadi alias

Ki Yuddhaprawa selaku Dalang Keraton yang telah turut memberikan informasi.

Ki A. Purjadi di Kerandon, Ki H. Mansyur, Bapak Rastika dan Ki Suryono di Gegesik

dan Ki Bahani di Sumber, Cirebon yang telah banyak meluangkan waktu untuk

memberikan informasi seputar pewayangan Cirebon dan kesediaannya untuk

mengizinkan penulis mengambil gambar dari koleksi wayang kulit masing-masing.

Bapak Haryono H. Guritno bersama segenap asisten di Sanggar Sedayu Jakarta yang

telah bersedia untuk "kembali" mengungkit-ungkit persoalan wayang kulit Surakarta,

banyak memberikan gambaran mengenai Pewayangan Jawa, salah satunya mengenai

wanda.

Pihak Museum Wayang Jakarta yaitu Bapak Suyatno, Bapak Katimo, Bapak

Suparyono dan Bapak Wasikun yang banyak membantu penulis dalam rangka

pemotretan berbagai koleksi wayang kulit milik Museum.

xi

Page 12: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

Bapak Suyanto yang banyak memberikan informasi seputar pedalangan Jawa Tengah

dan berbagai filosofi tiap-tiap lakonan, Bapak Bambang Suwarno yang selain

mengizinkan penulis mengambil gambar koleksi-koleksinya juga banyak memberi

informasi seputar perupaan dan wanda wayang kulit Surakarta, Bapak Sugeng Toekio,

Bapak Agus Ahmadi dari STSI Surakarta yang meminjamkan banyak sumber tulisan,

dan Bapak Sukasdi di Sukoharjo yang telah mengizinkan penulis untuk mengambil

gambar koleksi dan kreasi beliau sekaligus banyak memberikan informasi mengenai

detail perupaan wayang kulit.

GPH. Puger, BKPH. Prabuwinoto, KPH. Winarno dari pihak Keraton Kasunanan

Surakarta yang telah mengizinkan penulis untuk masuk meneliti dan mengambil

gambar koleksi wayang pusaka Keraton, dan Bapak Sihhanto dari Kerajinan Alun­

alun Lor atas segala informasinya mengenai wayang kulit keraton Surakarta.

Bapak Mas Ng. Supriyanto Waluyo dari pihak Pura Mangkunegaran atas segala

keramahannya, Bapak Hali Sujarwo dan Bapak Edy Sulistyono dari Sekolah Pasinaon

Dalang Mangkunegaran atas segala informasinya mengenai sejarah perupaan wayang

kulit dan berbagai pemaknaannya.

Bapak Jakob Soemardjo, atas kesediaannya berdiskusi, Ibu Ika Ismoerdyahwati atas

keterangannya mengenai struktur pakeliran dan data-data visual wayang kulit, Bapak

Andi Suwirta dari Jurusan Sejarah UPI dan Bapak Samsoe Basaruddin dari Lembaga

Pengkajian Masjid Salman ITB yang telah berkenan meminjamkan berbagai literatur

yang berhubungan dengan ilmu Tasawuf, juga tak lupa pada Ki Dalang Otong Rasta

di Gunung Batu yang telah memberikan gambaran mengenai pemaknaan Tasawuf

pada karawitan wayang.

Dan yang terpenting untuk kedua orang tua penulis, Bapak R.P. Koesoemadinata dan

Ibu Aisjah Abdulkadir, yang tak henti-hentinya memberikan dukungan spiritual,

moral dan materil demi terselesaikannya penulisan Tesis ini, sungguh tak akan dan

tak mungkin dilupakan.

xii

Page 13: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

Penulis sadar betul akan banyaknya kekurangan dan kelemahan dalan karya Tesis ini

dikarenakan keterbatasan kemampuan dalam menganalisis lebih lanjut dan dalam,

sesuai dengan pepatah "tiada gading yang tak retak". Namun penulis juga tetap

memilki harapan dan keyakinan bahwa tulisan Tesis ini dapat mengilhami munculnya

tulisan-tulisan hasil penelitian lainnya yang jauh lebih mendalam dan komprehensif.

Bandung, Juni 2007

Penulis

xiii

Page 14: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................ i

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xviii

DAFTAR TABEL................................................................................................. xxiii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xxv

Bab I Pendahuluan

ABSTRACT.......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ix

DAFTAR ISI......................................................................................................... xiv

I.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1

I.2. Rumusan Masalah..................................................................................... 6

I.3. Batasan Masalah....................................................................................... 6

I.4. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6

I.5. Manfaat Penelitian.................................................................................... 7

I.6. Hipotesis................................................................................................... 7

I.7. Metodologi Penelitian............................................................................... 8

I.8. Sistematika Penulisan............................................................................... 12

I.9. Alur Kerja................................................................................................. 14

Bab II Kajian Pustaka

II.1. Pengertian

II.1.1. Tasawuf.......................................................................................... 17

II.1.2. Perupaan......................................................................................... 18

II.1.3. Wayang Kulit................................................................................. 19

II.2. Pembahasan Penelitian Tentang Visual Wayang Kulit Sebelumnya...... 20

II.3. Latar Belakang Sosial Budaya: Cirebon dan Surakarta.......................... 22

II.3.1. Cirebon........................................................................................... 23

II.3.2. Surakarta......................................................................................... 27

II.3.3. Perbedaan dan Persamaan Antara Cirebon dan Surakarta............. 31

Bab III Tasawuf di Jawa

III.1. Perkembangan Tasawuf......................................................................... 35

xiv

Page 15: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

III.2. Kecenderungan dalam Tasawuf............................................................. 36

III.3. Perkembangan Tasawuf di Indonesia..................................................... 40

III.3.1. Doktrin Tasawuf di Indonesia....................................................... 40

III.3.2. Konsep Nafsu dalam Tasawuf...................................................... 43

III.3.3. Tasawuf Jawa................................................................................ 45

III.4. Estetika dalam Tasawuf......................................................................... 49

Bab IV Perkembangan Wayang Kulit

IV.1. Wayang Kulit Sebagai Bentuk Seni Rupa Tradisional.......................... 54

IV.2. Asal Muasal Pertunjukan Wayang......................................................... 56

IV.2.1. Perkembangan Pewayangan pada Masa Kerajaan Hindu

(Kabudan)...................................................................................... 57

IV.2.2. Adaptasi Kisah Pewayangan pada Masa Islam (Kewalen)........... 59

IV.2.3. Sejarah Perkembangan Perupaan Wayang Kulit pada Masa

Islam (Kewalen)........................................................................... 62

a. Perkembangan di Jawa Tengah............................................... 64

b. Perkembangan di wilayah Cirebon......................................... 68

IV.3. Gagrak Wayang Kulit Jawa................................................................... 70

a. Kekhasan Gagrak Surakarta.................................................... 71

b. Kekhasan Gagrak Cirebonan.................................................. 73

IV.4. Aspek Praktis-Estetis pada Perupaan Wayang Kulit............................. 77

IV.5. Aspek Rupa-Kriya sebagai Penanda Figur Wayang Kulit..................... 78

IV.6. Penggolongan Figur Wayang Kulit....................................................... 88

IV.6.1. Penggolongan Figur Wayang yang Diddasarkan Aspek

Perupaan………………………………………………………... 88

IV.6.2. Penggolongan Figur Wayang yang Didasarkan Aspek

Penceritaan/Periwayatan............................................................... 104

IV.6.3. Kaitan Perupaan Tokoh dengan Aspek Penceritaan dan

Lakonan......................................................................................... 106

IV.6.4. Kaitan Perupaan Tokoh dengan Perwatakan................................ 109

IV.7. Unsur-unsur Pertunjukan Wayang Kulit............................................... 111

IV.8. Filosofi Pertunjukan Wayang Kulit....................................................... 113

IV.9. Estetika dalam Pewayangan................................................................... 119

xv

Page 16: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

IV.10. Aspek Penceritaan dan Periwayatan dalam Pewayangan.................... 121

IV.10.1. Tentang Penceritaan dan Periwayatan Wayang Surakarta.......... 122

IV.10.2. Tentang Penceritaan dan Periwayatan Wayang Cirebon............ 122

IV.11. Perkembangan Wayang Kulit Terakhir............................................... 124

IV.11.1. Perkembangan di Surakarta........................................................ 124

IV.11.2. Perkembangan di Cirebon........................................................... 127

Bab V Tasawuf dalam Pewayangan

V.I. Pendahuluan............................................................................................. 128

V.1.1. Penjabaran Hipotesis Sebagai Strategi dan Pijakan Tahapan

Analisis............................................................................................ 128

V.1.2. Tentang Populasi dan Sampel Artefak Wayang Kulit yang

Dikaji.............................................................................................. 131

V.2. Kecocokan Konsep Tasawuf dengan Pewayangan……………………. 133

V.2.1. Konsep Nafsu Menurut Tasawuf dan Kaitannya dengan

Pewayangan................................................................................... 138

V.2.2. Pembaharuan Sistem Perupaan Wayang Kulit Jawa...................... 141

V.2.3. Lakonan dan Adegan yang Berkaitan dengan Ajaran Tasawuf..... 145

V.3.Analisis Perupaan Figur Wayang Tokoh-tokoh Pewayangan yang

Berkaitan dengan Ajaran Tasawuf........................................................... 151

V.3.1. Pandawa Lima................................................................................ 152

a. Yudhistira.................................................................................. 154

b. Bima.......................................................................................... 156

c. Arjuna........................................................................................ 174

d. Nakula dan Sadewa................................................................... 189

V.3.2. Tokoh-tokoh Panakawan pada Adegan Goro-goro atau

Karang Tumaritis........................................................................... 190

a. Semar......................................................................................... 193

b. Gareng/Nalagareng................................................................... 211

c. Petruk........................................................................................ 212

d. Bagong...................................................................................... 213

e. Sekarpandan atau Cenguris/Curis............................................. 214

f. Bitarota...................................................................................... 215

xvi

Page 17: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

g. Ceblok....................................................................................... 216

h. Bagalbuntung............................................................................ 216

i. Cungkring.................................................................................. 216

j. Dewala atau Duwala.................................................................. 217

V.3.3. Tokoh-tokoh Buto Prepat pada Adegan Perang Kembang............ 220

a. Buto Cakil................................................................................. 220

b. Buto Rambut Geni.................................................................... 231

c. Buto Terong............................................................................... 232

d. Buto Kopis/Galiyuk.................................................................. 233

V.3.4. Tokoh-tokoh Angkara Murka

a. Rahwana ................................................................................... 236

b. Duryudhana/Suyudana.............................................................. 248

c. Dursasana.................................................................................. 259

d. Tokoh Kurawa Lainnya............................................................ 266

V.6. Hasil Analisis Visual............................................................................... 270

V.6.1. Hasil Analisis Visual Wayang Kulit Gagrak Cirebon.................... 272

V.6.2. Hasil Analisis Visual Wayang Kulit Gagrak Surakarta................. 273

V.6.3. Perbedaan Perwujudan Ajaran Tasawuf dlm Perupaan Wayang

Kulit............................................................................................... 275

Bab VI Simpulan dan Saran

VI.1. Simpulan................................................................................................ 281

VI.2. Saran...................................................................................................... 285

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 287

DAFTAR ISTILAH.............................................................................................. 294

LAMPIRAN.......................................................................................................... 303

xvii

Page 18: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Skema Proses Analisis pada Artefak........................................ 15

Gambar I.2. Kerangka Pemikiran................................................................. 16

Gambar II.1. Peta letak wilayah Cirebon dan Surakarta di Pulau Jawa........ 22

Gambar II.2. Contoh lukisan kaca Cirebon karya Rastika............................ 25

Gambar II.3. Upacara isis ringgit koleksi wayang pusaka Kyai Kadung yang dilakukan di Keraton Kasunanan Surakarta yang dilakukan setiap Selasa Kliwon................................................ 33

Gambar II.4 Pengisisan koleksi wayang jimat yang dilakukan di Keraton Kacirebonan yang dilakukan setiap Jumat Kliwon.................. 33

Gambar III.1 Skema Pengaruh Tasawuf di Cirebon dan Surakarta............... 53

Gambar IV.1 Pandawa Lima gagrak Cirebon sebagai simbol Rukun Islam.. 61

Gambar IV.2 Perbedaan proporsi dan penerapan sunggingan motif hias pada wayang Gatotkaca Surakarta danYogyakarta.................. 72

Gambar IV.3. Ciri khas bagian kepala wayang gagrak Cirebonan................. 74

Gambar IV.4. Perbedaan gelang wayang gagrak Cirebonan dan Surakarta................................................................................... 74

Gambar IV.5. Jemari kaki belakang yang tidak ditatah seluruhnya sebagai khas gagrak Cirebon luar Keraton.......................................... 75

Gambar IV.6. Tokoh wayang khas gagrak Cirebon........................................ 75

Gambar IV.7 Skema Hubungan Antar Gagrak Wayang Kulit di Jawa.......... 76

Gambar IV.8 Bagan istilah aksesoris figur Wayang Kulit gagrak Surakarta dengan contoh tokoh Prabu Baladewa..................................... 79

Gambar IV.9. Berbagai bentuk mata wayang kulit........................................ 82

Gambar IV.10. Macam bentuk hidung wayang kulit........................................ 83

Gambar IV.11. Berbagai bentuk mulut wayang kulit....................................... 84

Gambar IV.12. Berbagai bentuk genggaman tangan wayang kulit................... 84

xviii

Page 19: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

Gambar IV.13.

Gambar IV.14.

Gambar IV.15.

Gambar IV.16.

Gambar IV.17.

Gambar IV.18

Gambar IV.19.

Gambar IV.20

Gambar IV.21.

Gambar IV.22.

Gambar IV.23

Gambar IV.24.

Gambar IV.25.

Gambar IV.26

Ganbar IV.27.

Gambar IV.28

Gambar IV.29

Gambar IV.30.

Gambar V.1.

Perwujudan sunggingan motif megamendung atau wadasandi bagian palemahan pada wayang koleksi Keraton Kacirebonan…………………………………………………. 86

Contoh golongan Denawa ....................................................... 90

Contoh golongan Ponggawa..................................................... 91

Contoh wayang Sanggan/Gagahan........................................... 93

Contoh golongan Satria Lanyap/Ladak dan Satria Lenyep/Lungguh...................................................................... 94

Tokoh Putran/bambangan atau satria muda atau belummenikah.................................................................................... 95

Figur golongan Putren gagrak Surakarta................................. 97

Figur golongan Putren gagrak Cirebonan dengan postur togok yang lebih sangkuk...................................................... 97

Golongan Jabangan.................................................................. 98

Golongan Raksesi..................................................................... 99

Aneka wayang Setanan yang berbentuk ganjil dan telanjang bulat.......................................................................................... 100

Figur wayang Ketek Grebeg gagrak Cirebon........................... 100

Wayang Kewanan/Buron......................................................... 101

Siluet wayang Rampogan dan senjata...................................... 102

Contoh sebagian simpingan figur wayang gaya pedalangan Surakarta................................................................................... 103

Skema deretan golongan figur tokoh wayang menurut ukuran diurutkan dari yang paling besar hingga yang paling kecil, sesuai simpingan atau janturan................................................. 103

Skema Kaitan Perwatakan Dengan Perupaan Wayang Kulit... 110

Figur Balasrewu gagrak Surakarta koleksi Museum Wayang Jakarta yang dikreasi Sanggar Sedayu Jakarta......................... 126

Skema Tahapan Analisis Perupaan pada Artefak dengan

xix

Page 20: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

Gambar V.2.

Gambar V.3.

Gambar V.4

Gambar V.5

Gambar V.6.

Gambar V.7

Gambar V.8.

Gambar V.9.

Gambar V.10.

Gambar V.11.

Gambar.V.12

Gambar V.13.

Gambar V.14.

Gambar V.15.

Gambar.V.16.

Pendekatan Kritik Seni............................................................. 129

Skema Kaitan Antara Rupa Wayang dengan Konsep Nafsu dalam Tasawuf Sebagai Pijakan Analisis................................. 130

Gunungan sebagai contoh kecocokan pemahaman dan penanda kesinambungan antara kepercayaan asli, Hindu-Buddha dan Tasawuf................................................................ 134

Figur Sang Hyang Wenang yang paling kecil dan tak bersendi sebagai simbol spiritual semata................................ 137

Contoh gambar grafis wayang kulit Bali, yaitu figur Bima(kiri), Arjuna dan seorang Panakawan.................................... 141

Figur Dewa Ruci gagrak Surakarta sebagai simbol mikrokosmos atau kehalusan batin tokoh Bima....................... 147

Figur Arjuna sebagai Mintaraga atau Cipta Ning dalam lakon Arjuna Wiwaha atau Cipta Ning.............................................. 150

Bagan Formasi Pemaknaan Pandawa Lima............................. 152

Figur wayang Yudhistira gagrak Surakarta.............................. 155

Atribut pada wayang Bima wanda si Amuk gagrak Cirebonan yang wajah dan tubuh serba hitam........................................... 163

Atribut pada wayang Bima wanda Mimis gagrak Surakarta yang wajah dan tubuh serba hitam........................................... 164

Perubahan figur Wayang Kulit Bima masa Kabudan ke masa Kewalen dengan mengambil Wayang Bali dan Jawa sebagai representamen........................................................................... 170

Atribut pada wayang Arjuna wanda kinanthi atau sedih dari gagrak Surakarta....................................................................... 176

Atribut pada wayang Arjuna saat bertapa (Mintaraga) dari gagrak Cirebonan..................................................................... 180

Atribut pada wayang Arjuna saat bertapa (Mintaraga) dari gagrak Surakarta....................................................................... 181

Proses perubahan figur Wayang Kulit Arjuna masa Kabudan ke masa Kewalen dengan mengambil Wayang Bali dan Jawa sebagai representamen.............................................................. 186

xx

Page 21: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

Gambar V.17 Figur wayang Nakula-Sadewa Surakarta................................. 190

Gambar V.18. Gambar grafis keempat Panakawan versi Jawa Tengah.......... 190

Gambar V.19. Bagan Formasi Pemaknaan Panakawan................................... 191

Gambar V.20 Perbedaan postur tubuh tokoh Semar antara gagrak Cirebon Koleksi A. Purjadi (kiri) dengan gagrak Surakarta koleksi Sukasdi..................................................................................... 198

Gambar V.21. Atribut pada wayang Semar wanda si Madukunan gagrak Cirebonan................................................................................. 201

Gambar V.22. Atribut pada wayang Semar gagrak Surakarta......................... 202

Gambar.V.23. Proses Perubahan Figur Golongan Panakawan Wayang Kulit masa Kabudan ke masa Kewalen dengan Wayang Bali dan Jawa sebagai Representamen................................................... 207

Gambar V.24. Figur tokoh Nalagareng............................................................ 212

Gambar V.25 Tokoh Petruk gagrak Surakarta................................................ 213

Gambar V.26 Figur tokoh Bagong.................................................................. 214

Gambar V.27. Curis alias Sekarpandan (kiri), Bitarota dan Ceblok, karakter Panakawan yang hanya ada di Cirebon.................................... 215

Gambar V.28. Tokoh Dewala (kiri), Bagalbuntung dan Cungkring, tokoh Panakawan khas Cirebon......................................................... 217

Gambar V.29. Dua figur wayang Buto Cakil................................................... 221

Gambar V.30. Detail pada figur Buto Cakil wanda Panji gagrak Surakarta................................................................................... 223

Gambar V.31 Detail pada figur Buto Cakil gagrak Cirebonan....................... 224

Gambar V.32. Gambar grafis adegan Perang Kembang atau Bambangan- Cakil yang menampilkan Buto Cakil yang bertarung menghadapi Permadi atau Arjuna muda.................................. 230

Gambar V.33. Dua figur wayang Buto Rambut Geni...................................... 231

Gambar V.34. Buto Terong gagrak Surakarta................................................. 232

Gambar V.35. Figur Buto Kopis (kiri) koleksi Sekolah PDMN dan Buto Galiyuk koleksi Museum Wayang Jakarta............................... 233

xxi

Page 22: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

Gambar V.36.

Gambar V.37.

Gambar V.38

Gambar V.39.

Gambar V.40.

Gambar V.41.

Gambar V.42.

Gambar V.43.

Gambar V.44.

Gambar V.45.

Gambar V.46

Figur Rahwana gagrak Cirebonan............................................ 239

Figur Rahwana gagrak Surakarta koleksi STSI Surakarta....... 240

Proses Perubahan Figur Wayang Kulit Rahwana dari masa Kabudan ke masa Kewalen dengan Wayang Bali dan Jawa sebagai Representamen............................................................ 245

Gambar grafis tokoh Duryudana gagrak Surakarta.................. 249

Figur tokoh Duryudhana gagrak Cirebonan............................. 251

Figur tokoh Duryudhana gagrak Surakarta.............................. 252

Skema Proses Perubahan Figur Wayang Kulit Duryudhana masa Kabudan ke masa Kewalen dengan Wayang Bali dan Jawa sebagai Representasi....................................................... 256

Figur tokoh Dursasana............................................................. 259

Figur tokoh Dursasana gagrak Cirebonan................................ 261

Figur tokoh Dursasana gagrak Surakarta................................. 262

Figur Bima gagrak Surakarta yang bertubuh hitam tanpa visualisasi janggut lebat, kalung Nagabanda............................ 273

xxii

Page 23: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

DAFTAR TABEL

Tabel II.1. Konsep Pemaknaan pada Lukisan Kaca Wayang Cirebon........... 26

Tabel II.2. Konsep Tasawuf pada Aneka Kesenian Cirebon.......................... 27

Tabel II.3. Perbedaan dan Persamaan Latar Antara Cirebon dan Surakarta.. 34

Tabel III.1. Sifat-sifat tiap Tahapan Nafsu menurut Tasawuf al-Jilli.............. 44

Tabel III.2. Konsep Nafsu dalam Tasawuf Jawa............................................. 46

Tabel IV.1. Kategori Figur Wayang Kulit Berdasarkan Bentuk atau Wujud dan Ukuran.................................................................................... 87

Tabel IV.2. Posisi adegan Perang Kembang dalam pakeliran wayang kulit gaya Jawa Tengah (Surakarta)...................................................... 118

Tabel V.1. Konsep Dualisme pada Tasawuf dan Pewayangan...................... 138

Tabel V.2. Konsep Nafsu menurut Tasawuf al-Jilli pada Karakter Wayang Ditinjau dari Aspek Periwayatan.................................................. 140

Tabel V.3. Konsep Nafsu menurut Tasawuf Jawa pada Karakter Wayang Ditinjau dari Aspek Periwayatan.................................................. 140

Tabel V.4. Aneka Pemaknaan Pandawa Lima................................................ 154

Tabel V.5. Perbandingan wanda-wanda Bima gagrak Cirebon dan Surakarta....................................................................................... 161

Tabel V.6. Perbandingan Unsur Rupa Figur Bima Gagrak Cirebonan dengan Surakarta.......................................................................... 165

Tabel V.7. Perbandingan Wanda-wanda Arjuna Gagrak Cirebon dengan Surakarta....................................................................................... 178

Tabel V.8. Perbandingan Unsur Rupa Figur Arjuna (Mintaraga) Gagrak Cirebonan dan Surakarta............................................................... 182

Tabel V.9. Oposisi biner antara Semar dan Batara Guru............................... 195

Tabel V.10. Oposisi biner antara Semar dan Bagong....................................... 196

Tabel V.11. Oposisi biner antara Semar dan Togog......................................... 196

xxiii

Page 24: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

Tabel V.12. Oposisi biner antara Semar dan Bima.......................................... 196

Tabel V.13. Oposisi biner antara Semar dan Arjuna........................................ 197

Tabel V.14. Oposisi biner antara Semar dan Kresna........................................ 197

Tabel V.15. Perbandingan Wanda-wanda Semar pada Gagrak Cirebon dan Surakarta....................................................................................... 199

Tabel V.16. Perbandingan Unsur Rupa Figur Semar pada Gagrak Cirebonan dan Surakarta................................................................................ 203

Tabel V.17. Perbandingan Pemaknaan Anggota Panakawan pada Wayang Cirebon dengan Surakarta............................................................. 219

Tabel V.18 Perbandingan Unsur Rupa Figur Buto Cakil Gagrak Cirebonan dan Surakarta................................................................................ 225

Tabel V.19 Pemaknaan Tokoh Buto Prepat Menurut Tasawuf Jawa.............................................................................................. 235

Tabel V.20. Perbandingan Unsur Rupa Figur Rahwana Gagrak Cirebonan dan Surakarta................................................................................ 241

Tabel V.21. Perbandingan Unsur Rupa Figur Duryudhana Gagrak Cirebonan dan Surakarta............................................................... 253

Tabel V.22. Perbandingan Unsur Rupa Figur Dursasana Gagrak Cirebonan dan Surakarta................................................................................ 263

Tabel V.23. Kaitan antara Golongan Figur Wayang Kulit dengan Perwatakan.................................................................................... 267

Tabel V.24. Nafsu Menurut Tasawuf al-Jilli pada Karakter Wayang Ditinjau dari Golongannya.......................................................................... 269

Tabel V.25. Perbandingan Manifestasi Pemaknaan Tasawuf pada Berbagai Aspek Perupaan Antara Gagrak Cirebon dengan Surakarta......... 278

Tabel V.26. Perbandingan Kesan Visual Figur Tokoh Antara Gagrak Cirebon dengan Surakarta............................................................. 279

Tabel V.27. Perbandingan antara Wayang Cirebonan dan Surakarta.............. 280

xxiv

Page 25: ABSTRAK TASAWUF DAN PERUPAAN PADA WAYANG …digilib.itb.ac.id/files/disk1/543/jbptitbpp-gdl-mohisapram-27119-1... · dilakukan penilaian yang merujuk pada studi kebudayaan Jawa dan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Strruktur Skenario Pakeliran Wayang Kulit

Tabel 1.1. Skenario Pakeliran dalam Pedalangan Gaya

Cirebon.......................................................................303

Lampiran 2 Taraf/Derajat Simbolisasi dan Pemaknaan pada Aspek Rupa

Figur Wayang Gagrak Surakarta

Tabel 2.1. Pemaknaan Tokoh-tokoh Lakonan Bimaruci Versi

Surakarta.....................................................................304

Tabel 2.2. Pemaknaan Tokoh-tokoh Adegan Goro-goro Versi

Surakarta.....................................................................305

Tabel 2.3. Pemaknaan Tokoh-tokoh Lakon Wahyu

Makutharama Versi Surakarta....................................306

Lampiran 3 Tokoh-tokoh Kadang Bayu dalam Lakon Wahyu Makutharama…..307

Lampiran 4 Data-data Visual Figur Wayang Kulit Gagrak Cirebon dan

Surakarta…………………………………………………………….310

xxv