acuan perancangan perencanaan gedung shorinji kempo di kendari.pdf

Download ACUAN PERANCANGAN PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI.pdf

If you can't read please download the document

Upload: alkadry-darmawan

Post on 17-Dec-2015

141 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

  • PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO

    DI KENDARI

    ACUAN PERANCANGAN

    Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Rangka

    Menyelesaikan Studi Pada Program Studi S-1 Arsitektur

    Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

    Universitas Halu Oleo

    Oleh :

    ALKADRY DARMAWAN

    E1B1 09 005

    PROGRAM STUDI S-1 ARSITEKTUR

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS HALU OLEO

    KENDARI

    2014

  • i

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirabbil alamin puji syukur kehadirat ALLAH SWT.

    penguasa segala ilmu pengetahuan dan alam

    semesta. Atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Acuan Perancangan

    Perencanaan Gedung Shorinji Kempo di Kendari sesuai dengan waktu yang

    telah ditentukan. Acuan Perancangan ini dapat terselesaikan sebagai salah satu

    syarat untuk menyelesaikan tugas akhir.

    Tugas ini merupakan konsep/acuan perancangan, sesuai dengan judul yang

    penulis angkat yaitu:

    PERENCANAAN GEDUNG SHORINJI KEMPO DI KENDARI

    Penulis sepenuhnya menyadari bahwa terdapat berbagai kesulitan dan

    hambatan dalam penyusunan acuan perancangan ini, namun atas bimbingan dan

    Rahmat ALLAH SWT, dorongan tekad dan kemauan yang keras terutama adanya

    bantuan dari berbagai pihak sehingga penyusunan acuan perancangan ini dapat

    diselesaikan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

    menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

    orang tua tercinta Ayahanda Harlin dan Ibunda Nurwati serta tante H. Andi

    Migo, S.sos yang telah memberikan kasih sayangnya tanpa kenal lelah. Ibu Sitti

    Rosyidah, ST. MT. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh keikhlasan dan

    kesungguhan telah meluangkan waktunya dalam proses pengarahan.

    Selanjutnya penulis pula mengucapkan terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada :

  • ii

    1. Bapak Ir. Ridway Balaka, M.Eng. selaku Dekan Fakultas Teknik

    Universitas Halu Oleo Kendari

    2. Bapak Halim, ST. MT, selaku ketua jurusan Teknik Arsitektur Universitas

    Halu Oleo.

    3. Ibu Kurniati Ornam, ST. MT, selaku ketua Program studi S1 Teknik

    Arsitektur Universitas Halu Oleo.

    4. Seluruh dosen dan staf pada program studi S1 Teknik Arsitektur.

    5. Orang tua tercinta kami, serta segenap keluarga yang telah memberikan

    dukungan serta bantuan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat

    dapat menyelesaikan studi diperguruan tinggi ini.

    6. Adik-adikku tercinta yang selalu memberi dukungan yakni Jefry Hermawan,

    S.sos, Sukry Darmawan, Jesy Febrianty, Veny Febrianty dan Hardy

    Darmawan.

    7. Sahabat-sahabatku tercinta di Arsitektur angkatan 2009 yakni Alm. LM.

    Ilham Karimullah (Ilo), Muchlisin, ST (Ociezt), Safri, ST(Bogel), Jauhar

    ST (Joe), Erwin, LM. Nasrullah, ST (Ulla ), Kunde, Upik, Muh. Chaidar,

    ST (Idar), Muh. Risal, ST (Ichal), Rofil Febriansyah, ST (Rofil), Abdy

    Juhuriyan, ST (Bdy), Udin, Inesya Rifana Wardaya, ST (Ines), Fina

    Habriyani Musuma, ST (Fina), Nurmayuningsih, ST (Uma), Intan

    Permatasari (Intan), Asrianingsih, ST (Asria), Desi Argina, ST (Gina)

    serta sahabat-sahabatku yang tidak sempat dituliskan satu persatu.

    8. Kawan-kawan di Asrama yakni Juhardin, Heri Setiawan, Didiawan, Lian,

    Arjun, Mul, Fikar, Tison, Syukur, Roy, Arlan, dan lainnya.

    9. Kawan-kawan Paguyuban IPPTEK Anggaberi yang selalu menghibur dan

    menyemangati dalam proses penyelesaian studi ini.

  • iii

    10. Rekan-rekan kenshi di Dojo Telkom, khususnya Sempai Lule, Sempai

    Kahar dan Sempai Rio yang telah membimbing dan memberikan masukan

    dalam penyusunan tugas akhir ini.

    11. Rekan-rekan warga di Tapak Wali, Khususnya Bapak Aping Sekeluarga,

    Bapak Alif sekeluarga, Bapak Ardi sekeluarga, Bapak Ipul sekeluarga,

    terutama Guru Besar, Bapak Azis, BE, SE, MMG yang telah memberikan

    semangat dan motivasi yang berharga.

    12. Kawan-kawan yang turut memberikan saran dan masukan dalam penyusunan

    tugas akhir ini.

    Semoga ALLAH SWT memberikan balasan atas bantuan dan kebaikan yang

    datang. Dalam penyusunan Tugas Akhir Acuan Perancangan ini penulis

    menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Kesalahan dan kekurangan yang

    mungkin muncul merupakan cerminan penulis sebagai manusia biasa, sehingga

    permohonan maaf menjadi hal yang harus disampaikan kepada semua pihak.

    Semoga penulisan ini memberikan manfaat bagi semua pihak terutama bagi

    perkembangan dunia arsitektur. Amin......

    Kendari, Juli 2014

    Penulis

    Alkadry Darmawan

  • iv

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................................................ 3

    B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3

    C. Tujuan dan Sasaran .................................................................................................... 3

    D. Lingkup dan Batasan ................................................................................................... 3

    E. Metode dan Sistematika Pembahasan .......................................................................... 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian judul .......................................................................................................... 6

    B. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Pusat Shorinji Kempo di Kota Kendari .................... 7

    C. Tinjauan umum ........................................................................................................... 7

    D. Aktivitas dan pelaku kegiatan ...................................................................................... 14

    E. Motivasi pengunjung ................................................................................................... 14

    F. Status, Fungsi dan Hakekat Gedung Shorinji Kempo di Kendari .................................. 15

    G. Bentuk pelayanan ........................................................................................................ 15

    H. Tinjauan terhadap studi banding .................................................................................. 16

    I. Resume Terhadap Tinjauan Objek Komparasi ............................................................. 26

    J. Ide Rancangan............................................................................................................. 27

    BAB III TINJAUAN LOKASI PERENCANAAN

    A. Tinjauan Makro Lokasi ............................................................................................... 30

    B. Tinjauan Mikro Lokasi ................................................................................................ 41

    C. Tinjauan Terhadap Perkembangan Olahraga Shorinji Kempo di SulTra ....................... 44

    D. Kelayakan Perencanaan Gedung Shorinji Kempo di Kendari ....................................... 47

  • v

    BAB IV PENDEKATAN ACUAN PERANCANGAN

    A. Pendekatan Perancangan Makro .................................................................................. 49

    B. Pendekatan Perancangan Mikro................................................................................... 60

    C. Pendekatan Fisik dan Perlengkapan Bangunan ............................................................ 62

    BAB V ACUAN PERANCANGAN

    A. Acuan Perancangan Makro .......................................................................................... 106

    B. Acuan Perancangan Mikro .......................................................................................... 124

    C. Acuan Pendekatan Fisik dan Perlengkapan Bangunan ................................................. 146

    BAB VI PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................................................. 177

    B. Saran ........................................................................................................................... 178

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • vi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar II. 1 Ukuran Pagar Pemisah ......................................................... 8

    Gambar II. 2 Ukuran Tempat Duduk Dan Sudut Pandang ......................... 9

    Gambar II. 3 Denah lapangan pertandingan yang direkomendasikan ......... 12

    Gambar II. 4 Denah lapangan pertandingan yang direkomendasikan......... 13

    Gambar II. 5 Peta wilayah Shorinji Kempo Hombu .................................. 16

    Gambar II. 6 Perspektif kawasan shorinji kempo Hombu .......................... 17

    Gambar II. 7 Pintu gerbang Hombu .......................................................... 17

    Gambar II. 8 Perspektif Cardiff Shorinji Kempo Dojo .............................. 18

    Gambar II. 9 Perspektif Cardiff Shorinji Kempo Dojo .............................. 19

    Gambar II. 10 Map Cardiff Shorinji Kempo Dojo ....................................... 19

    Gambar II. 11 Ruang latihan Cardiff Shorinji Kempo Dojo ........................ 20

    Gambar II. 12 Kitami-shi martial arts gymnasium ...................................... 21

    Gambar II. 13 Dojo 1 ................................................................................. 21

    Gambar II. 14 Dojo 2 ................................................................................. 21

    Gambar II. 15 Dojo 3 ................................................................................. 22

    Gambar II. 16 Multipurpose dojo studio ..................................................... 22

    Gambar II. 17 Kyudo ground ...................................................................... 22

    Gambar II. 18 Ruangan gym....................................................................... 23

    Gambar II. 19 Training room ...................................................................... 23

    Gambar II. 20 Arrow way ........................................................................... 23

  • vii

    Gambar II. 21 Peta lokasi Bristol City Shorinji Kempo Dojo....................... 25

    Gambar II. 22 Ruang latihan Bristol City Shorinji Kempo Dojo ................. 25

    Gambar II. 23 Bristol Martial Arts Academy kelas dewasa ......................... 26

    Gambar II. 24 Posisi Rei (Hormat dalam Shorinji Kempo) ......................... 28

    Gambar II. 25 Sketsa Gedung Shorinji Kempo ........................................... 28

    Gambar II. 26 Skema ide rancangan ........................................................... 29

    Gambar III. 1 Peta wilayah kota kendari .................................................... 30

    Gambar III. 2 Grafik Kependudukan kota Kendari ..................................... 33

    Gambar III. 3 Indikator Kependudukan Kota Kendari ................................ 33

    Gambar III. 4 Laju Pertumbuhan Penduduk Kota kendari .......................... 34

    Gambar III. 5 Penyebaran Penduduk Kota Kendari Menurut Kecamatan.... 35

    Gambar III. 6 Peta Sistem Pusat Pelayanan Kota ....................................... 38

    Gambar IV. 1 Pola sirkulasi linear ............................................................. 54

    Gambar IV. 2 Pola sirkulasi radial ............................................................. 54

    Gambar IV. 3 Pola sirkulasi spiral .............................................................. 55

    Gambar IV. 4 Pola sirkulasi grid ................................................................ 55

    Gambar IV. 5 Pola sirkulasi jaringan .......................................................... 56

    Gambar IV. 6 Pola sirkulasi komposit ........................................................ 56

    Gambar IV. 7 Jenis dan Letak Diletasi Pada Bangunan Gedung ................. 66

    Gambar IV. 8 Struktur Atap ....................................................................... 68

    Gambar IV. 9 Struktur Rangka Kaku ......................................................... 69

  • viii

    Gambar IV. 10 Struktur Dinding Pemikul .................................................... 69

    Gambar IV. 11 Dinding Bata ....................................................................... 69

    Gambar IV. 12 Pondasi Tiang Pancang ........................................................ 70

    Gambar IV. 13 Pondasi Sumuran ................................................................. 71

    Gambar IV. 14 Pondasi Poer Plat ................................................................ 72

    Gambar IV. 15 Distribusi Jaringan Listrik Pada Bangunan ........................... 79

    Gambar IV. 16 Mesin Genset Pada Bangunan .............................................. 80

    Gambar IV. 17 Contoh Perletakan Jaringan Listrik Dalam Bangunan........... 81

    Gambar IV. 18 Penangkal Petir Dengan Sudut Perlindungan 45o ................. 90

    Gambar IV. 19 Sistem Penangkal Petir Tongkat Faraday ............................. 91

    Gambar IV. 20 Sistem Penangkal Petir Prevectron ....................................... 91

    Gambar IV. 21 Pohon Sebagai Pelembut dan Penyaring Kecepatan Angin ... 95

    Gambar IV. 22 Pohon Sebagai Penyaring Abu, Debu dan Polusi Udara ....... 96

    Gambar IV. 23 Topografi Demikian ............................................................ 96

    Gambar IV. 24 Topografi Demikian : Tanaman Coniferous Mereduksi Suara

    Mobil 75 % dan Truk 80 % ................................................. 96

    Gambar IV. 25 Satuan Ruang Parkir (SRP) Untuk Mobil Penumpang .......... 102

    Gambar IV. 26 Sistem Parkir Tegak Lurus ................................................... 103

    Gambar IV. 27 Sistem Parkir Paralel............................................................ 103

    Gambar IV. 28 Sistem Parkir Sudut ............................................................. 104

    Gambar IV. 29 Bentuk Parkir Mobil Bagi Penderita Cacat ........................... 104

  • ix

    Gambar IV. 30 Proses Penderita Cacat Memasuki Mobil Pada Area Parkir .. 105

    Gambar IV. 31 Sistem Parkir Kendaraan Roda Dua (Motor) ........................ 105

    Gambar V. 1 Peta Kecamatan Kadia Terpilih ............................................ 107

    Gambar V. 2 Alternatif Tapak 1 ................................................................ 108

    Gambar V. 3 Alternatif Tapak 2 ................................................................ 109

    Gambar V. 4 Blokplan .............................................................................. 111

    Gambar V. 5 Potensi Tapak ...................................................................... 112

    Gambar V. 6 Existing Condition Tapak .................................................... 112

    Gambar V. 7 Orientasi Matahari dan Angin .............................................. 113

    Gambar V. 8 Tanggapan Orientasi Matahari dan Angin ............................ 114

    Gambar V. 9 View ke Luar Tapak ............................................................ 114

    Gambar V. 10 Tanggapan View ke Luar Tapak .......................................... 115

    Gambar V. 11 View ke Dalam Tapak ......................................................... 115

    Gambar V. 12 Tanggapan View ke Dalam Tapak ....................................... 116

    Gambar V. 13 Pencapaian ke Dalam Tapak ................................................ 116

    Gambar V. 14 Tanggapan Pencapaian ke Dalam Tapak .............................. 117

    Gambar V. 15 Kebisingan dan Polusi ......................................................... 117

    Gambar V. 16 Tanggapan Kebisingan dan Polusi ....................................... 118

    Gambar V. 17 Jaringan Utilitas di Sekitar Tapak ........................................ 118

    Gambar V. 18 Tanggapan Jaringan Utilitas di Sekitar Tapak ...................... 119

    Gambar V. 19 Penzoningan Tapak.............................................................. 120

  • x

    Gambar V. 20 Pola Sirkulasi Radial............................................................ 121

    Gambar V. 21 Pola Sirkulasi Grid............................................................... 122

    Gambar V. 22 Ukuran Standar Lebar Tangga Normal Pada Bangunan ........ 123

    Gambar V. 23 Ramp Masuk Basement dan Ramp Bagi Penderita Cacat ...... 123

    Gambar V. 24 Bagan sirkulasi pengunjung Gedung Olahraga ..................... 124

    Gambar V. 25 Posisi Rei (Hormat dalam Shorinji Kempo) ......................... 146

    Gambar V. 26 Sketsa Gedung Shorinji Kempo ........................................... 147

    Gambar V. 27 Sketsa Gedung Shorinji Kempo ........................................... 147

    Gambar V. 28 Sketsa Gedung Shorinji Kempo ........................................... 148

    Gambar V. 29 Organisasi Cluster ............................................................... 149

    Gambar V. 30 Sub Struktur ........................................................................ 150

    Gambar V. 31 Sistem portal dan Konstruksi Dinding Bata .......................... 151

    Gambar V. 32 Kolom beton bertulang ........................................................ 151

    Gambar V. 33 Pembalokan ......................................................................... 152

    Gambar V. 34 Dilatasi Kantilever ............................................................... 152

    Gambar V. 35 Upper Struktur ..................................................................... 153

    Gambar V. 36 Tribun Tipe Lipat ................................................................ 154

    Gambar V. 37 Ukuran Pemisahan Tribun Dan Arena .................................. 154

    Gambar V. 38 Sistem penghawaan ............................................................. 155

    Gambar V. 39 AC Sentral ........................................................................... 156

    Gambar V. 40 AC Unit ............................................................................... 156

  • xi

    Gambar V. 41 Pencahayaan alami dan buatan ............................................ 157

    Gambar V. 42 Titik terjauh dari sumber cahaya .......................................... 158

    Gambar V. 43 Sistem jaringan air bersih, air kotor, dan air hujan................ 159

    Gambar V. 44 Sistem pengolahan sampah .................................................. 160

    Gambar V. 45 Koridor Dan Tangga Sebagai Alat Transportasi Dalam

    Bangunan ............................................................................ 160

    Gambar V. 46 Ramp dan Jalur Pemandu sebagai Alat Transportasi bagi

    Penyandang Cacat ............................................................... 161

    Gambar V. 47 Spinkler ............................................................................... 162

    Gambar V. 48 Detektor Asap dan Detektor Api .......................................... 162

    Gambar V. 49 Tabung Hydrant Dalam Bangunan dan Luar ........................ 163

    Gambar V. 50 Sistem penanggulangan dan pencegahan bahaya kebakaran . 164

    Gambar V. 51 Penangkal petir sistem sangkar Faraday ............................... 164

    Gambar V. 52 Diagram jaringan penangkal petir ........................................ 165

    Gambar V. 53 Diagram sistem keamanan bangunan ................................... 165

    Gambar V. 54 Peralatan sistem keamanan bangunan .................................. 166

    Gambar V. 55 Diagram sistem Jaringan listrik ............................................ 166

    Gambar V. 56 Diagram sistem jaringan telekomunikasi .............................. 167

    Gambar V. 57 Speaker dan microphone sebagai Peralatan Audio ............... 167

    Gambar V. 58 Diagram sistem audio .......................................................... 167

    Gambar V. 59 Aspal Sebagai Konstruksi Jalan Dan Parkir ......................... 168

    Gambar V. 60 Jalur Sirkualasi Bagi Pejalan Kaki ....................................... 168

  • xii

    Gambar V. 61 Ramp sebagai Jalur Sirkualasi Dalam Tapak Bagi Penyandang

    Cacat ................................................................................... 169

    Gambar V. 62 Parkir Perpendicular ............................................................ 170

    Gambar V. 63 Parkir 45 ............................................................................. 171

    Gambar V. 64 Desain Parkir Sudut 60o ....................................................... 171

    Gambar V. 65 Desain Parkir Khusus penyandang cacat .............................. 172

    Gambar V. 66 Palm raja sebagai vegetasi pengarah .................................... 172

    Gambar V. 67 Pohon Flamboyan Sebagai Peneduh..................................... 173

    Gambar V. 68 Trembesi Sebagai Penyaring debu ....................................... 173

    Gambar V. 69 Rumput kaki gajah sebagai ground cover ............................. 174

    Gambar V. 70 Paving blok.......................................................................... 174

    Gambar V. 71 Aspal Sebagai jalur Kendaraan ............................................ 175

    Gambar V. 72 Lampu Jalan dan Lampu taman............................................ 175

    Gambar V. 73 Bangku taman ...................................................................... 175

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel II. 1 Tabel Penonton Gedung Olahraga........................................ 8

    Tabel II. 2 Resume terhadap tinjauan objek komparasi ......................... 26

    Tabel III. 1 Luas Wilayah Kota Kendari Berdasarkan Kecamatan .......... 32

    Tabel III. 2 Arahan Perkembangan Zona Kota Kendari .......................... 38

    Tabel III. 3 Klasifikasi Kepadatan Bangunan ......................................... 42

    Tabel III. 4 klasifikasi Kepadatan dan Ketinggian Bangunan .................. 42

    Tabel III. 5 Jumlah Atlet Kempo dari Tahun ke Tahun ........................... 44

    Tabel III. 6 Pertumbuhan Atlet Kempo di Sulawesi Tenggara ................ 45

    Tabel IV. 1 Kebutuhan Ruang ................................................................ 60

    Tabel IV. 2 Bentuk Dasar dan Karakteristik ........................................... 63

    Tabel IV. 3 Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Komersial .............. 83

    Tabel IV. 4 Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Komersial .............. 83

    Tabel IV. 5 Klasifikasi Penyebab Bahaya Api dan Zat Pemadamannya .. 86

    Tabel IV. 6 Perbandingan Sistem Penangkal Petir .................................. 92

    Tabel IV. 7 Klasifikasi tanaman, ciri, dan fungsi .................................... 97

    Tabel IV. 8 Penentuan Satuan Parkir (SRP) Kendaraan .......................... 101

    Tabel IV. 9 Satuan Ruang Parkir (SRP) Untuk Mobil Penumpang (dalam

    cm) ...................................................................................... 101

    Tabel IV. 10 Satuan Ruang Parkir (SRP) Untuk Mobil Bus/Truk (dalam

    cm) ...................................................................................... 102

    Tabel V. 1 Analisa Kebutuhan Ruang Pelaku dan Jenis Kegiatan .......... 124

  • xiv

    Tabel V. 2 Jumlah Atlet Kempo dari Tahun ke Tahun ........................... 134

    Tabel V. 3 Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Utama ......................... 136

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Indonesia merupakan Negara yang mempunyai potensi yang besar dilihat dari

    perspektif Sumber Daya Manusianya yang cukup padat, di mana salah satunya adalah

    dengan pengembangan minat dan bakat yang memiliki nilai prestasi di bidang olah

    raga beladiri salah satunya adalah beladiri Shorinji Kempo. Beladiri ini merupakan

    salah satu jenis olah raga baru di Indonesia.

    Shorinji Kempo merupakan seni olahraga beladiri asal Jepang yang berkembang

    dengan pesat di Indonesia yang baru-baru ini sudah mampu unjuk gigi di level

    internasional yaitu event Sea Games ke-26 Tahun 2011 di Jakarta dan akan

    diupayakan terus menapak ke level Asian Games dan bahkan Olimpiade. Dengan

    telah diterimanya olahraga Shorinji Kempo di kancah Sea Games maka Indonesia

    yang memiliki populasi kenshi terbesar setelah Jepang, masih perlu terus berbenah

    dan terus melakukan pembinaan agar tidak tertinggal oleh negara lain yang baru

    mengenal Shorinji Kempo baik dalam segi kualitas maupun kuantitas.

    Perkembangan pembinaan prestasi PERKEMI (Persaudaraan Beladiri Kempo

    Indonesia) saat ini sebenarnya sudah sangat menonjol, hal itu dapat dilihat dari

    kegiatan kejuaraan yang berskala nasional yang dilaksanakan secara rutin tiap tahun

    mulai dari Kejurnas Antar Kota, Kejurmas Mahasiswa, Kejurnas Senior, dan Kejurnas

    Antar Pelajar. Dengan rutinnya penyelenggaraan kejurnas-kejurnas baik antar kota,

    mahasiswa dan pelajar tersebut, PERKEMI dapat melihat perkembangan prestasi

    nasional pada tiap-tiap Pengurus Provinsi baik atlet lapis I, II dan III.

    Kejurnas Antar Kota merupakan salah satu agenda tetap PERKEMI sebagai ajang

    pembuktian atau tolak ukur keberhasilan pembinaan beladiri Shorinji Kempo yang

    dilakukan oleh pengcab-pengcab di seluruh Indonesia. Pelaksanaan Kejurnas Antar

    Kota sampai saat ini tercatat telah berlangsung selama 8 (delapan) kali digelar yaitu di

    Bogor (2001-2003), Malang (2004), Sidoarjo (2005), Tangerang (2006), Palembang

    (2007) dan Jakarta Selatan (2008). Adalah PERKEMI Kota Bogor sebagai pencetus

    pertama ide pelaksanaan kegiatan yang bersifat nasional ini dan terbilang sukses

    dengan menggelar tiga kali berturut-turut sekaligus pada tahun 2001 s/d 2003. Selama

  • 2

    periode 2009-2012 ajang Kejurnas Antar Kota sempat mengalami kevakuman, hal ini

    disebabkan oleh kesibukan PB PERKEMI dalam rangka menghadapi event Pra-PON,

    PON, Sea Games dan belum adanya kesiapan daerah lain yang bersedia sebagai

    penyelenggara.

    Dari setiap pelaksanaan Kejurnas Antar Kota terlihat jelas animo masyarakat

    Kempo dalam keikutsertaannya dan telah menunjukkan grafik yang meningkat baik

    secara kuantitas maupun kualitas. Di sisi lain, kejuaraan ini juga merupakan ajang

    promosi bagi daerah/wilayah di kota/kabupaten, dimana kegiatan kejuaraan ini selalu

    melibatkan paling sedikit 40 kontingen Kota/Kabupaten di seluruh wilayah

    Indonesia dengan jumlah peserta mencapai 600 orang kenshi/atlet Kempo. Fakta

    tersebut menunjukan, event Kejurnas Antar Kota masih mampu menyedot antusias

    masyarakat Kempo di daerah-daerah dari seluruh tanah air, sehingga eksistensinya

    patut dilaksanakan secara professional, konsisten dan berkesinambungan.

    Di Sulawesi tenggara sendiri terdapat beberapa dojo yang menjadi tempat para

    kenshi/atlet kempo mengasah bakat dan meningkatkan kualitas beladiri, namun tidak

    di lengkapi dengan sarana pelatihan yang lengkap dan kebanyakan dojo berada pada

    area yang pada awalnya difungsikan untuk aktivitas lainnya.Contohnya dojo Telkom

    dimana tempat yang digunakan merupakan tempat yang sebelumnya difungsikan

    sebagai tempat parkir dan tempat apel pegawai di instansi Telkom. Dojo PKM Unhalu

    merupakan salah satu tempat yang cukup optimal sebagai tempat latihan namun

    kurangnya fasilitas latihan dan banyaknya cabang beladiri lain yang berlangsung

    membuat konsentrasi para kenshi yang sedang berlatih menjadi berkurang. Selain dua

    dojo tersebut, masih ada beberapa dojo lainnya di Kendari namun tidak begitu

    menunjukkan eksistensinya di dalam rutinitas berlatih yaitu dojo SMA 7, dojo KPN,

    dojo Toronipa, dojo Korem, dojo Abeli dan beberapa dojo lainnya yang bahkan sudah

    berhenti melakukan aktivitas latihan.

    Oleh karena itu, diperlukan wadah yang memadai dan dapat menaungi segala

    aktivitas para atlit Kempo khususnya di kota Kendari, dimana belum adanya sarana

    latihan yang memadai. Terdapat beberapa dojo (tempat latihan Kempo) di kota

    Kendari namun belum adanya wadah sebagai sarana pelatihan terpusat bagi para atlit

    yang juga menjadi pusat informasi beladiri ini mengakibatkan kurangnya animo

    masyarakat dan secara langsung menjadi faktor penyebabnya. Selain itu, bagi para

  • 3

    atlit berprestasi sudah selayaknya mendapatkan tempat latihan yang menetap dan

    optimal untuk mengasah bakat seni beladiri mereka, dan dengan demikian tidak

    menutup kemungkinan akan muncul atlit-atlit berprestasi.

    Dengan adanya pelengkapan sarana dan fasilitas latihan kita dapat memajukan

    dunia olahraga beladiri shorinji kempo dan meningkatkan mutu atlit serta dapat

    bersaing dengan atlit-atlit unggul dari daerah lain.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana menentukan lokasi dan site yang digunakan untuk perencanaan

    gedung Shorinji Kempodi Kendari?

    2. Berapa besaran ruang yang dibutuhkan untuk perencanaan gedung Shorinji

    Kempodi Kendari?

    3. Bagaimana mengekspresikan bentuk bangunan agar sesuai dengan fungsinya?

    C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan

    1. Tujuan Pembahasan

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan pembahasan dapat

    dikemukakan sebagai berikut :

    a. Untuk mendapatkan lokasi dan site yang tepat untuk perencanaan Shorinji

    Kempo di Kendari.

    b. Untuk mendapatkan besaran ruang yang mampu mewadahi seluruh aktivitas di

    dalam perencanaan Shorinji Kempo di Kendari.

    c. Untuk mendapatkan bentuk bangunan yang sesuai dengan fungsinya.

    2. Sasaran Pembahasan

    Berdasarkan tujuan pembahan ini, maka sasaran yang ingin dicapai adalah

    untuk menyusun suatu landasan konseptual dan acuan perancangan Shorinji

    Kempo di Kendari.

    D. Batasan Perancangan

    1. Batasan Masalah

    Perancangan dibatasi pada faktor penentu bagi perencanaan Shorinji Kempo

    di Kendari yang lebih menekankan pada masalah bentuk dan tampilan bangunan.

  • 4

    2. Lingkup Pembahasan

    Pembahasan pada umumnya lebih lebih berorientasi pada disiplin ilmu

    arsitektur , tanpa mengabaikan disiplin ilmu lainnya yang dianggap perlu sebagai

    penunjang dalan perancangan Shorinji Kempo di Kendari.

    E. Metode dan Sistematika Pembahasan

    1. Metode Pembahasan

    Metode yang digunakan dalam pembahasan ini yaitu :

    a. Studi literature, yakni dengan mengidentifikasi buku-buku yang berkaitan

    dengan spesifikasi olahraga beladiri shorinji kempo yang dapat dijadikan

    landasan maupun acuan dalam proses perancanganShorinji Kempo di Kendari

    serta menambah perspektif baru.

    b. Melakukan wawancara secara langsung dengan pihak PERKEMI Sultra guna

    memperoleh informasi struktur kelembagaan, kurikulum latihan, serta

    melakukan wawancara langsung dengan beberapa penanggung jawab Do jo

    dan atlit PON Sultra yang memiliki prestasi pada cabang beladiri ini.

    c. Studi perbandingan terhadap jenis bangunan yang telah ada di daerah lain

    sebagai sebagai salah satu metode peningkatan upaya perancangan Shorinji

    Kempo di Kendari.

    2. Sistematika Pembahasan

    Sistematika pembahasan untuk memperoleh tujuan dan sasaran yang ingin dicapai

    adalah sebagai berikut :

    a. Bab I

    Berisi tentang latar belakang penulisan, ungkapan permasalahan, tujuan

    dan sasaran pembahasan, batasan perancangan, serta menguraikan metode dan

    sistematika pembahasan.

    b. Bab II

    Mengemukakan tinjauan umum berupa gambaran umum pengertian, uraian

    sejarah, sususunan organisasi, jenis dan ruang lingkup, kedudukan serta fungsi

    melalui studi literatur sehingga mampu menjadi factor pendukung dalam

    perencanaan pembangunan Pusat Shorinji Kempo di Kendari.

    c. Bab III

  • 5

    Mengemukakan tinjauan khusus perencanaan Pusat Shorinji Kempo di

    Kendari dilihat dari segi potensi dan membahas masalah lingkungan dan tapak

    di Kendari.

    d. Bab IV

    Merupakan pendekatan konsep perancangan yang mengacu pada gambaran

    umum data-data perancangan, standarisasi bangunan maupun lingkungan,

    bentuk dan penampilan bangunan, struktur dan konstruksi bangunan, serta

    sistem utilitas dalam bangunan.

    e. Bab V

    Merupakan konsep perancangan yang berisikan tentang konsep perancangan

    secara lengkap baik secara makro maupun secara mikrotentang perencanaan

    Shorinji Kempo di Kendari sebagai bahan pertimbangan secara fisik.

    f. Bab VI

    Berisi kesimpulan dari perancangan dan menjawab dari permasalahan yang

    telah diajukan sebelumnya.

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Judul

    Pengertian judul secara umum dari Perencanaan Gedung Shorinji Kempo di

    Kendari, dapat diuraikan sebagai berikut :

    1. Perencanaan

    Perencanaan terdiri atas dua ( 2 ) komponen pembentuk kata yaitu :

    a. Kata dasar rencana yang berarti rencana/rancangan terhadap suatu yang

    akan dilakukan ( Yasin, 1995 )

    b. Imbuhan peran yang mengandung makna peristiwa atau proses

    berdasarkan dua (2) komponen di atas, dapat diketahui bahwa

    perencanaan merupakan suatu proses merencana sesuatu yang akan

    dilakukan.

    Perencanaan : Proses pembuatan, cara merencanakan atau merancang

    (Poerwadarminta,1976)

    2. Gedung

    Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan

    tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di

    dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan

    kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,

    kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus

    (Wartawarga 2009). (Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12)

    3. Shorinji Kempo

    Merupakan salah satu dari seni bela diri yang berasal dari Jepang.Di

    Indonesia biasa disebut dengan Kempo saja. Shorinji Kempo diciptakan oleh

    Doshin So) pada tahun 1947 sebagai sistem pelatihan dan pengembangan diri

    (gyo atau disiplin dalam bahasa jepang). Kata Shorinji Kempo sendiri berasal

    dari kata sho = hutan, rin = bambu, ji = kuil, ken = aturan dan kempo

    bermakna "jalan hidup".(www.wikipedia.org).

    4. Kendari

  • 7

    Wilayah administratif dari Provinsi Sulawesi Tenggara.

    Maka pengertian secara umum dari Perencanaan Gedung Shorinji Kempo di

    Kendari adalah Proses pembuatan, cara merencanakan sebuah tempat berlatih

    olahraga seni beladiri khususnya Shorinji Kempo dan sebagai pusat pendidikan,

    penelitian dan pengembangan olahraga seni beladiri Shorinji Kempo di Kendari.

    B. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Pusat Shorinji Kempo di Kota Kendari

    1. Tujuan dari perencanaan pusat shorinji kempo ini adalah :

    a. Mendirikan suatu pusat pelayanan informasi beladiri shorinji kempo .

    b. Membantu memberikan pengetahuan lebih dalam tentang beladiri

    shorinji kempo baik bagi para atlet maupun khalayak umum.

    c. Menyegarkan kembali fisik dan mental serta untuk meninggalkan

    kejenuhan setelah melakukan aktivitas sehari-hari yang sangat

    melelahkan melalui latihan yang terjadwal.

    2. Bagi pemerintah daerah :

    a. Menjadi wadah untuk mengasah bakat putra daerah menuju turnamen

    beladiri shorinji kempo baik skala nasional maupun internasional.

    b. Mendukung program pemerintah dengan memasyarakatkan olah raga dan

    mengolahragakan masyarakat, serta menunjang program hidup sehat.

    3. Bagi Masyarakat :

    a. Sarana untuk berolahraga khususnya di bidang olahraga beladiri.

    b. Menjadi alternatif rutinitas positif bagi para pemuda sehingga dapat

    terhindar dari pengaruh pergaulan yang negatif.

    c. Memperoleh manfaat secara tidak langsung,yaitu dengan meningkatnya

    vitalitas dan semangat masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

    4. Bagi Kota dan Lingkungan :

    Memungkinkan diperolehnya suatu perbaikan sarana dan prasarana kota.

    C. Tinjauan umum

    1. Klasifikasi Gedung Olahraga

    a. Gedung olahraga adalah suatu bangunan gedung yang digunakan

    berbagai kegiatan olahraga yang biasa dilakukan dalam ruangan tertutup.

    Berikut adalah klasifikasi tipe gedung olahraga :

  • 8

    1) Gedung olahraga tipe A adalah gedung olahraga yang dalam

    penggunaannya melayani wilayah Provinsi/Daerah Tingkat I;

    2) Gedung olahraga tipe B adalah gedung olahraga yang dalam

    penggunaannya melayani wilayah Kabupaten/Kotamadya;

    3) Gedung olahraga tipe C adalah gedung olahraga yang dalam

    penggunaannya melayani wilayah Kecamatan;

    b. Untuk kapasitas penonton gedung olahraga harus memenuhi ketentuan

    seperti pada tabel berikut :

    Tabel II.1. Tabel Penonton Gedung Olahraga

    Sumber : SNI 03-3647-1994

    Berdasarkan tabel di atas maka di perlukan tribun penonton yang

    proporsi dan nyaman seperti pada gambar berikut :

    1) Pemisahan antara tribun dan arena dipergunakan pagar transparan

    dengan tingga minimal 1,00 m, dan maksimal 1,20 m;

    Gambar II.1 :ukuran pagar pemisah

    Sumber :SNI 03-3647-1994

  • 9

    2) Tribun yang berupa balkon digunakan pagar dengan tinggi bagian

    masif minimal 0.40 m dan tinggi keseluruhan antara 1,00 1,20 m;

    3) Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun

    minimal 1,20m;

    Sedangkan untuk ukuran tempat duduk adalah :

    1) Tata letak tempat duduk VIP, diantara 2 gang, maksimal 14 kursi,

    bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 7 kursi;

    2) Tata letak tempat duduk Biasa, diantara 2 gang, maksimal 16 kursi,

    bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 8 kursi;

    3) Setiap 8-10 deret tempat duduk terdapat koridor;

    4) Lokasi penempatan gang harus dihindarkan terbentuknya

    perempatan;

    5) Kapasitas tempat duduk disesuaikan dengan daya tampung penonton

    dalam 1 kompartemenisasi.

    Jenis fasilitas gedung olahraga yang terdapat di lingkup olahraga ada dua

    macam yaitu lapangan olahraga terbuka (outdoor) dan lapangan olahraga

    tertutup (indoor). Pada lapangan olahraga terbuka sudah banyak

    terbangun karena tidak membutuhkan perencanaan yang sulit seperti

    halnya lapangan tertutup. Dalam hal ini penulis akan mendefinisikan

    fasilitas lapangan olahraga terbuka (outdoor) dan lapangan olahraga

    tertutup (indoor) sebagai berikut:

    1) Lapangan olahraga terbuka (outdoor)

    Gambar II.2 :ukuran tempat duduk dan sudut pandang

    Sumber :SNI 03-3647-1994

  • 10

    Lapangan olahraga terbuka merupakan sarana olahraga yang

    dilakukan di luar ruangan atau ruang terbuka.

    Dalam hal ini pengguna hanya menyiapkan lapangan dengan

    ukuran standar yang telah ditetapkan oleh peraturan olahraga baik itu

    tingkat nasional maupun tingkat internasional.Namun kekurangan

    dari lapangan terbuka (outdoor) yaitu sangat bergantung pada cuaca.

    Dikarenakan jika hujan turun, maka akan mengganggu kelancaran

    apabila sedang ada pertandingan.

    2) Lapangan olahraga tertutup (indoor

    Lapangan olahraga tertutup merupakan sarana olahraga yang

    dilakukan di dalam ruangan atau ruang tertutup.

    Dalam hal ini pengguna gedung olahraga yang datang untuk

    berolahraga maupun hanya sekedar menonton pertandingan akan

    merasa nyaman dan aman karena pengguna terlindungi oleh gedung

    dan atap gedung. Sehingga aktivitas olahraga tidak terpengaruh oleh

    cuaca.

    Fasilitas dalam gedung olahraga yaitu:

    1) Tribun

    2) Ruang ganti

    3) Gudang

    4) Lavatory

    5) Ruang loket

    6) Ruang istirahat

    7) Hall

    2. Peraturan pertandingan kempo

    Pertandingan adalah sarana untuk mengukur kesempurnaan diri dalam

    menjalani ajaran teknik, ketekunan, disiplin dan ketahanan mental maupun

    fisik. Dengan demikian membawa pengertian kepada setiap kenshi bahwa

    berlatih kempo bukan sekedar berolahraga atau berekreasi, melainkan proses

    latihan yang terus menerus dan menjadi sebagian jalan hidup menuju

    kesempurnaan diri sebagai manusia.

  • 11

    Pertandingan kempo mengikuti Peraturan Pertandingan yang dikeluarkan

    oleh World Shorinji Kempo (WOSKO). Dalam Shorinji Kempo, ada

    pembagian pertandingan, yaitu :

    a. Randori (perkelahian bebas) perorangan dan beregu,

    Randori beregu dilaksanakan antara satu kenshi dan satu kenshi dari regu

    yang berlainan. Dan satu regu terdiri dari enam orang, tetapi yang turut

    bertanding hanya lima orang (satu orang sebagai cadangan).

    b. EMBU (kerapian teknik/jurus-jurus Kempo) berpasangan dan beregu.

    Peserta "embu" harus memenuhi ketentuan serta kualifikasi tingkatan

    kempo yang telah ditetapkan oleh Panitia Pertandingan. Batas waktu

    dalam "embu" ini adalah berkisar antara 1,5 menit sampai 2 menit, pada

    menit yang ke 1,5 bel peringatan dibunyikan. Kekurangan atau kelebihan

    waktu setiap 10 detik dikurangi nilai sebanyak 1,5 angka, dan lebih dari 3

    menit didiskualifikasikan. Nomor ini diadakan di tengah-tengah arena dan

    jika peserta keluar dari arena tidak kenakan angka hukuman.

    Peserta harus seorang kenshi yang terdaftar pada organisasi kempo

    tertentu, dilengkapi dengna alat pertandingan yang ditentukan, yakni : DO

    (penutup dada), Hands Gloves (sarung tangan). DO harus terbuat dari

    bahan "fibre galss" dan berat Hands Gloves antara 10 - 12 ons. dan pada

    alat tersebut tidak diperkenankan menambah alat-alat lain. Kaki dan

    tangan kenshi tidak diperlengkapi "bandage" dan sebagainya. Peserta

    harus bertindak ksatria, berpakaian lengkap (DOGI), bersih, rapih dan

    menguasai/mengetahui Peraturan Pertandingan Kempo.Pertandingan

    dilakukan di dalam arena yang ditetapkan luasnya, yaitu 5 x 5 meter,

    dengan empat garis batas yang jelas terlihat.Pertandingan "randori"

    dimulai dengan CHUDAN KAMAE dan selanjutnya hanya

    mempergunakan KAMAE (kuda-kuda) kempo.

    3. Standar Dojo Internasional

    Standar Dojo Internasional dikhususkan untuk pertarungan seni bela diri

    seperti Kempo, Karate dan Judo. Dengan ketetapan dimensi yang ditunjukkan

    pada gambar.

  • 12

    a. Dimensi Area Pertarungan

    Pertarungan bebas yang dilakukan antara dua kontestan dalam area dojo

    ditetapkan sebagai 8 meter x 8 meter (minimum) atau 10 meter x 10

    meter (maksimum). Pusat ini ditandai dengan tanda palang, dan ada garis

    tebal 50 awal untuk masing-masing kontestan, 1500 dari pusat (yang

    berarti bahwa para kontestan mulai 3 meter terpisah).

    b. Sekitar Area Pertarungan

    Ruang minimum yang direkomendasikan untuk sekitar area pertarungan

    seni bela diri adalah 1500. Area minimum yang dibutuhkan adalah 12

    meter hingga 11 meter, namun untuk kompetisi internasional area

    keamanan 24 meter diperlukan sekitar area pertempuran maksimum 10

    meter dengan 10 meter, sehingga daerah secara keseluruhan yang

    dibutuhkan adalah 15 meter x 15 meter.

    Gambar II.3 :Denah lapangan pertandingan yang direkomendasikan

    Sumber : International Standard Dojo

  • 13

    c. Matras lapangan standar pertandingan.1) Matras Kempo terbuat dari bahan Eva Spon density tinggi dan

    permukaan bermotif.

    2) Ukuran matras eva spon 1 meter x 1 meter.

    Gambar II.4 :Denah lapangan pertandingan yang direkomendasikan

    Sumber :SNI 03-3647-1994

  • 14

    3) Ukuran lapangan Kempo adalah 10 meter x 10 meter (100 buah

    matras).

    4) Terdiri dari warna Biru 38 buah dan Merah 30 buah.

    5) Ketebalan 25 mm (KP-25) hingga 30 mm (KP-30).

    6) Sistem pemasangan interlocking / puzzle.

    D. Aktivitas dan pelaku kegiatan

    1. Aktivitas Yang Diwadahi

    Aktifitas yang diwadahi pada bangunan yaitu:

    a. Fungsi pelayanan

    Yaitu berfungsi pelaksanaan administrasi kegiatan, administrasi

    pendaftaran, dan lain-lain.

    b. Fungsi latihan

    Yaitu berfungsi sebagai pelaksanaan segala aktivitas latihan

    c. Fungsi bertanding

    Sebagai tempat penyelenggaraan turnamen baik skala daerah maupun

    nasional

    2. Pelaku kegiatan

    Para pengguna atau pelaku yang berada di gedung pusat shorinji kempodi

    kota Kendari ini terdiri dari:

    a. Pengelola

    Pengelola adalah orang-orang yang beraktivitas di bidang perkantoran/

    administrasi, pelayanan terhadap para atlet, mengontrol pemeliharaan

    gedung/ruang yang ada, juga mengawasi jalannya kelancaran pelaksanaan

    kegiatan pada bangunan melalui penyediaan dan pengaturan fasilitas yang

    ada.Aktivitas pengelola adalah aktivitas struktural kelembagaan yang

    terkait secara langsung dengan fungsi bangunan, hal ini untuk menjaga

    stabilitas pengelolaan.

    b. Atlet

    Atlet dalam pusat shorinji kempo merupakan pelaku kegiatan latihan yang

    telah terjadwal sesuai dengan program yang diatur yang juga merupakan

    masyarakat kempo.

    c. Penonton

  • 15

    Merupakan masyarakat yang memiliki animo terhadap cabang beladiri

    shorinji kempo dan menikmati pertandingan secara langsung.

    E. Motivasi pengunjung

    Motivasi penjung dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

    1. Motivasi pribadi

    a. Untuk menjaga kesehatan serta mengolah beladiri

    b. Membentuk kekuatan fisik dan mental

    c. Olahraga supaya sehat dan kuat

    d. Untuk dapat menguasai diri

    e. Meraih prestasi

    2. Motivasi sosial

    a. Kontak sosial di luar rumah

    b. Berkomunikasi dengan orang lain yang mempunyai minat yang sama

    c. Ingin selalu berkumpul dengan khalayak ramai

    F. Status, Fungsi dan Hakekat Gedung Shorinji Kempo di Kendari

    1. Status

    Sebagaimana sarana latihan olahraga lainnya, pusat latihan ini bertujuan

    untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di bidang olahraga.

    shorinji kempo ini berada di bawah naungan PERKEMI.

    2. Fungsi

    Pusat shorinji kempoini memiliki 2 fungsi utama yaitu :

    a. Fungsi primer

    Sebagai tempat latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas atlet

    beladiri shorinji kempo.

    b. Fungsi sekunder

    Sebagai pusat pelayanan informasi dan administrasi beladiri shorinji

    kempobagi tiap-tiap kenshi di Kota Kendari.

    3. Hakekat

    Merupakan wadah yang menjadi pusat segala aktivitas beladiri shorinji

    kempo dalam meningkatkan kualitas beladiri serta dan menjadi pusat

    pelayanan informasi terkait shorinji kempo di Kota Kendari.

  • 16

    G. Bentuk pelayanan

    Bentuk pelayanan Gedung Shorinji Kempo ini adalah melayani kegiatan olahraga

    baik itu kenshi maupun para pelajar, mahasiswa serta masyarakat yang

    menggemari olahraga beladiri Shorinji Kempo.

    Sistem pelayanan dari Gedung Shorinji Kempo ini yaitu bagi kenshi yang ingin

    menggunakan fasilitas olahraga beladiri yang ada diharuskan untuk melapor ke

    kantor pengelola, hal ini dilakukan agar pihak pengelola dapat mengatur jadwal

    pemakaian dari fasilitas olahraga di dalam maupun diluar gedung Shorinji Kempo.

    H. Tinjauan terhadap studi banding

    Studi kasus dilakukan pada dojo shorinji kempo secara umum ditinjau dari

    beberapa aspek: lokasi, letak, Konsep,Struktur, Tata Unit /sirkulasi, Tata

    ruang/denah, Bentuk/ penampilan bangunan.

    1. Shorinji Kempo Hombu

    Merupakan pusat latihan sekaligus tempat lahirnya olahraga beladiri shorinji

    kempo, dan juga merupakan pusat WSKO (world shorinji kempo

    organization). Bangunan ini berada di kota Tadotsu tepatnya di pulau

    Shikoku.

    mendominasi tiap sudut area bangunan ini.

    Gambar II.5Peta wilayah Shorinji Kempo Hombu

    Sumber :https://maps.google.com

  • 17

    Kagawa adalah salah satu provinsi di negara Jepang yang terletak dipulau

    Shikoku.Ibukotanya adalah Takamatsu dengan populasi 1,006,488 jiwa

    (2012) dan luas wilayah 1,862 km. Bangunan ini merupakan jenis bangunan

    bermasa yang dilengkapi dengan pusat pelayanan yang lengkap tentang

    informasi olahraga beladiri shorinji kempo. Konsep natural sangat

    Bangunan ini awalnya merupakan kuil yang akhirnya direnovasi dengan

    mengadaptasi gaya arsitektur china dan jepang yang kaya akan nuansa

    akustik dan natural melalui pemanfaatan vegetasi alamiah di sekitarnya,

    seperti pada pemasangan bebatuan alam sebagai material dan pendukung

    struktur.Akan tetapi, nuansa awal bangunan sebagai temat ibadah tetap

    dipertahankan sebagai salah satu situs kuil Siauw Liem Sie.

    Gambar II.6Perspektif kawasan shorinji kempo Hombu

    Sumber :www.shorinjikempo.se

    Gambar II.7Pintu gerbang Hombu

    Sumber :www.shorinjikempo.se

  • 18

    Bangunan ini menggabungkan berbagai strategi green building dengan sistem

    hemat energi. Terdapat pintu gerbang pada bagian depan yang secara

    langsung mengarahkan para pengunjung ke dalam area Shorinji Kempo

    Hombu. Di desain dengan sedikit jalan beraspal agar maenjadi lansekap

    produktif.

    Area shorinji kempo hombu terdiri atas beberapa massa bangunan yaitu

    a. Gedung pertandingan

    b. Gedung latihan

    c. Gedung pengelola

    2. Cardiff Shorinji Kempo Dojo

    Spesifikasi Cardiff Shorinji Kempo Dojo adalah:

    a. Berada pada salah satu pusat kota Cardiff,

    b. Merupakan bangunan tunggal dua lantai,

    c. Menggunakan struktur beton,

    d. Bangunan ini berada di atas lahan seluas 400 m,

    Gambar II.8Pintu gerbang utama Hombu

    Sumber :www.shorinjikempo.se

  • 19

    e. Luas bangunan 380 m,

    f. Letak bangunan berada tepat di sekitar jalur primer,

    g. Penggunaan bahan kedap suara pada bagian dinding

    Gambar II.9Perspektif Cardiff Shorinji Kempo Dojo

    Sumber : http://www.192.com

    Gambar II.10Map Cardiff Shorinji Kempo Dojo

    Sumber :http://www.192.com

  • 20

    Fasilitas olahraga yang tersedia di Cardiff Shorinji Kempo antara lain:

    a. Kelas beladiri shorinji kempo

    b. Kelas beladiri kyukosin karate

    c. Kelas beladiri ninjutsu

    d. Tempat fitness

    e. Kelas beladiri karate dewasa

    f. Kelas beladiri karate anak-anak

    g. Gymnasium dengan standar internasional

    3. Kitami-shi martial arts gymnasium

    Spesifikasi Kitami-shi martial arts gymnasium yaitu:

    a. Terletak di Kota Kitami, Touryocho 27, Jepang

    b. Dilengkapi dengan taman Dongling

    c. Menggunakan konsep arsitektur moderen

    d. Bentuk mengikuti fungsi bangunan

    Gambar II.11Ruang latihan Cardiff Shorinji Kempo DojoSumber :http://easternmartialartscenter.com

  • 21

    Gambar II.12Kitami-shi martial arts gymnasium

    Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com

    Spesifikasi Kitami-shi martial arts gymnasium yaitu:

    a. Dojo 1, tersedia 2 matras tatami dengan Standar Internasional Judo yang

    khusus digunakan untuk beladiri Judo dan Aikido

    Gambar II.13Dojo 1

    Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com

    b. Dojo 2, digunakan untuk aktivitas latihan dan pertemuan khusus

    digunakan untuk beladiri Kendo dan Shorinji Kempo

    Gambar II.14Dojo 2

    Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com

  • 22

    c. Dojo 3, terdiri dari satu bagian ruangan dan ruangan ini khusus digunakan

    untuk Karate dan Iaido

    Gambar II.15Dojo 3

    Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com

    d. Multipurpose dojo studio khusus digunakan untuk beladiri sumo

    Gambar II.16Multipurpose dojo studio

    Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com

    e. Kyudo ground,

    Gambar II.17Kyudo ground

    Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com

  • 23

    f. Gym (tempat fitness)

    Gambar II.18Ruangan gym

    Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com

    g. Training room,

    Gambar II.19Training room

    Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com

    h. Arrow way, sebagai tempat latihan berpanah

    Gambar II.20Arrow way

    Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com

  • 24

    4. Bristol City Shorinji Kempo Dojo/ Bristol Martial Arts Academy

    Fasilitas olahraga yang tersedia Bristol City Shorinji Kempo Dojo/ Bristol

    Martial Arts Academy antara lain:

    h. Kelas beladiri shorinji kempo dewasa

    i. Kelas beladiri shorinji kempo anak-anak

    j. Kelas beladiri kickboxing dewasa

    k. Kelas beladiri kickboxing anak-anak

    l. Kelas beladiri karate dewasa

    m.Kelas beladiri karate anak-anak

    n. Gymnasium dengan standar internasional

    Adapun spesifikasinya yaitu:

    i. Terletak di Inggris, Bristol, St All Saints.Bristol,

    j. Merupakan suatu akademi latihan beladiri yang memiliki konsep High

    Tech dan arsitektur modern,

    k. Bangunan ini memiliki luas 300m,

    l. sistem struktur beton,

    m.Pada bagian atap menggunakan sistem rangka ruang (space frame),

    n. Penggunaan lampu secara optimal sebagai alternatif pencahayaan dengan

    penataan yang efisien

    o. Penggunaan lantai parquet pada tiap-tiap ruangan latihan

  • 25

    Gambar II.22Ruang latihan Bristol City Shorinji Kempo Dojo

    Sumber :http://www.bskf.org

    Gambar II.21Peta lokasi Bristol City Shorinji Kempo Dojo

    Sumber :http://maps.google.com

  • 26

    I. Resume Terhadap Tinjauan Objek Komparasi

    1. Shorinji Kempo Hombu

    2. Cardiff Shorinji Kempo Dojo

    3. Kitami-shi martial arts gymnasium

    4. Bristol Martial Arts Academy

    Tabel II.2

    ASPEK

    ARSITEKTURAL

    BANGUNAN

    Shorinji KempoHombu

    Cardiff ShorinjiKempo Dojo

    Kitami-shi martialarts gymnasium

    Bristol Martial ArtsAcademy

    Aktifitas yang

    diwadahi

    Latihan beladiri

    shorinji kempo.

    Latihan beladiri

    shorinji kempo,

    kyukosin karate

    dan ninjutsu.

    Latihan beladiri judo,

    aikido, kendo,

    shorinji kempo,

    karate, iaido, sumo

    dan Gym

    Latihan beladiri

    shorinji

    kempo,Kickboxingdan

    kelasKarate

    Konsep Arsitektur jepang

    dan green

    arsitektur

    Arsitektur modern Arsitektur modern High Tech architectur

    Gambar II.23Bristol Martial Arts Academy kelas dewasa

    Sumber : https://plus.google.com

  • 27

    Bentuk dan

    tampilan

    Berbentuk

    persegi dengan di

    dominasi material

    batu alam dan

    sentuhan kayu

    pada fasad

    bangunan

    Berbentuk

    perpaduan antara

    persegi

    Bentuk mengikuti

    fungsi dimana bentuk

    optimal yang dipilih

    adalah transformasi

    bentuk persegi

    Berbentuk persegi

    panjang dengan

    didominasi material

    kaca pada fasad

    bangunan

    Struktur Menggunakan

    baja profil

    Struktur beton

    bertulang

    Struktur beton

    bertulang, pada

    aupper struktur

    menggunakan kuda-

    kuda baja

    Dengan system

    Struktur beton

    bertulang, Pada

    bagian atap

    menggunakan rangka

    ruang (space frame)

    Massa Bangunan Bermassa Tunggal Bermassa Tunggal

    Dari hasil resume mengenai studi banding bangunan yang sesuai dengan judul

    perencanaan maka di peroleh ide rancangan yang sesuai dengan perencanaan

    pusat shorinji kempodi Kendari yang meliputi aktifitas yang diwadahi,pelaku

    kegiatan, bentuk dan massa bangunan, dan tampilan fasad bangunan.

    J. Ide Rancangan

    Pada Perencanaan Gedung Shorinji Kempo dimana bentuk bangunan

    tersebut akan menyerupai bentuk dari postur tangan seseorang yang sedang

    melakukan Rei (hormat dalam kempo), yang merupakan simbol saling

    menghormati sesama kenshi (atlet kempo).

    Resume terhadap tinjauan objek komparasi

  • 28

    Gambar II.24Posisi Rei (Hormat dalam Shorinji Kempo)

    Sumber : Desain Pribadi

    Untuk memperkuat konsep dari ide rancangan ini yakni menggunakan

    pendekatan arsitektur metafora. Di mana desain bentuk dan tampilan menyerupai

    posisi tangan seseorang atlet kempo yang sedang melakukan Rei (hormat) yang

    erat kaitannya dengan inti dalam beladiri yakni sikap saling menghormati.

    Gambar II.25Sketsa Gedung Shorinji Kempo

    Sumber : Desain Pribadi

  • 29

    Skema Ide Rancangan

    Gambar II.26Skema ide rancangan

    Sumber : Desain Pribadi

  • 30

    BAB III

    TINJAUAN LOKASI PERENCANAAN

    A. Tinjauan Makro Lokasi

    1. Kondisi Wilayah Kota Kendari

    a. Letak Geografi

    Wilayah Kota Kendari yang sekaligus juga sebagai ibukota Provinsi

    Sulawesi Tenggara secara astronomis terletak di bagian selatan garis

    khatulistiwa berada di antara 3o 54` 30``- 4o 3` 11`` Lintang Selatan dan

    membentang dari Barat ke Timur diantara 122o 23`- 122o 39` Bujur

    Timur. Kota Kendari terletak di sebelah Tenggara Pulau Sulawesi.

    Terdapat satu pulau pada wilayah kota Kendari yang dikenal sebagai

    Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 295,89 km2atau

    0,70 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara.

    Gambar III.1Peta wilayah kota kendari

    Sumber : dinas tata kota dan bangunan kota kendari, 2007

  • 31

    b. Wilayah Administrasi

    Kota Kendari terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

    6 Tahun 1995 yang disyahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan status

    Kotamadya Daerah Tk. II Kendari. Terdiri atas 10 kecamatan, yang dibagi

    atas sejumlah 64 kelurahan. Pusat pemerintahan yang baru berada di

    kecamatan Kadia Kendari yang sebelumnya berada di Kecamatan Kendari.

    Sepuluh Kecamatan di Kota Kendari yaitu:

    1. Kecamatan mandonga, luas 22,32 km2

    2. Kecamatan baruga, luas 51,58 km2

    3. Kecamatan poasia, luas 44,75 km2

    4. Kecamatan abeli, luas 44,96 km2

    5. Kecamatan kendari, luas 17,68 km2

    6. Kecamatan kendari barat, luas 21,35 km2

    7. Kecamatan puwatu, luas 46,80 km2

    8. Kecamatan wua-wua, luas 10,61 km2

    9. Kecamatan kadia, luas 8,30 km2

    10. Kecamatan kambu, luas 27,56 km2

    Adapun batas-batas wilayah administrasi Kota kendari adalah:

    1. Sebelah Utara: Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe

    2. Sebelah Selatan: Kecamatan moramo dan konda Kabupaten Konawe

    Selatan

    3. SebelahTimur: Laut kendari

    4. Sebelah Barat: Kecamatan Ranomeeto dan kecamatan Sampara Kabupaten

    Konawe.

    Luas wilayah kota Kendari berdasarkan Kecamatan :

  • 32

    Tabel III.1: Luas Wilayah Kota Kendari Berdasarkan Kecamatan

    2. Kependudukan Kota Kendari

    Komposisi penduduk Kota Kendari didominasi oleh penduduk muda/dewasa.

    Dari pyramida penduduk dapat diamati bahwa jumlah penduduk pada usia 0-

    4 tahun lebih besar dari pada jumlah penduduk usia 5-9 tahun. Untuk itu

    pemerintah perlu menekan laju pertumbuhan penduduk dengan

    memperhatikan langkah-langkah kebijakan kependudukan. Penduduk kota

    Kendari berdasarkan Sensus Penduduk 2000 berjumlah 205.240 jiwa. Ketika

    dilakukan Survei Penduduk Antar sensus (Supas) pada tahun 2005, diketahui

    jumlah penduduk kota Kendari meningkat menjadi226.056 jiwa. Jumlah

    penduduk terakhir pada tahun 2011 berdasarkan hasil Susenas 2011 tercatat

    sebanyak 295.737 jiwa. Dengan demikian rata-rata laju pertumbuhan

    penduduk selama periode tahun 2000-2011 sebesar 4,39 persen per tahun.

    Kecamatan

    Luas

    Km2 %

    Mandonga 23,29 8,65

    Baruga 48,72 18,09

    Puwatu 38,35 14,24

    Kadia 6,72 2,50

    Wua-wua 11,16 4,14

    Poasia 38,54 14,31

    Abeli 43,86 16,28

    Kambu 23,93 8,88

    Kendari 15,69 5,82

    Kendari Barat 19,09 7,09

    Sumber :Kota Kendari Dalam Angka 2012

  • 33

    Bila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin, di kota Kendari terdapat lebih

    banyak penduduk laki-laki dari pada perempuan. Rasio jenis kelamin

    penduduk Kota Kendari sebesar 101,98. Atau dengan kata lain, terdapat 102

    penduduk laki-laki untuk tiap 100 penduduk perempuan.

    a. Laju Pertumbuhan Penduduk

    Pertumbuhan Penduduk Kota Kendari selama sepuluh tahun terakhir dari

    tahun 2000 sampai pada 2010 adalah sebesar 3,52 persen per tahun, lebih

    besar jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan Penduduk Provinsi

    Sulawesi Tenggara sebesar 2,07 persen. Terlebih lagi jika ditinjau

    Gambar III.3Indikator Kependudukan Kota Kendari

    Sumber : Kota Kendari Dalam Angka 2012

    Gambar III.2Grafik Kependudukan kota Kendari

    Sumber :Kendari Dalam Angka 2012

  • 34

    Gambar III.4Laju Pertumbuhan Penduduk Kota kendari

    Sumber :Data Kegiatan SP 2010

    perkembangan penduduk dari tahun 2000 hingga tahun 2011, berdasarkan

    Sensus Penduduk 2000 berjumlah 205.240, ketika dilakukan Survei

    Penduduk Antar sensus (Supas) pada tahun 2005 diketahui jumlah

    penduduk kota Kendari meningkat menjadi 226.056 jiwa. Jumlah

    penduduk terakhir pada tahun 2011 berdasarkan hasil Susenas 2011 tercata

    sebanyak 295.737 jiwa. Dengan demikian laju pertumbuhan penduduk

    kota Kendari sebesar 4,39 persen pertahun. Penduduk Kecamatan Wua-

    wua merupakan yang tertinggi di bandingkan dengan Kecamatan Lainnya

    yakni sebesar 8,22 persen per tahun, diikuti Kecamatan Baruga dan

    Kambu , masing-masing sebesar 7,38persen dan 6,78 persen per tahun.

    Sedangkan yang terendah di Kecamatan Kendari Barat yakni sebesar 1,00

    persen per tahun.

    Untuk laju pertumbuhan penduduk menurut kecamatan, laju pertumbuhan

    penduduk Kecamatan Kadia berada di atas laju pertumbuhan penduduk

    Kota Kendari dengan angka pertumbuhan penduduk sebesar 2,04 persen.

    Sedangkan laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Wua-Wua berada di

    bawah laju pertumbuhan penduduk Kota Kendari yaitu sebesar 1,92

    persen. Laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Mandonga, Baruga,

    Poasia, Abeli, Kendari, Kendari Barat, Puuwatu, dan Kambu, angka yang

    relatif sama dengan laju pertumbuhan penduduk Kota Kendari.

  • 35

    b. Penyebaran Penduduk

    Hasil Sensus Penduduk 2010, Penduduk Kota Kendari berjumlah 289.468

    Jiwa, yang terdiri dari 145.940 laki-laki dan 143.528 perempuan.

    Penyebaran Penduduk Kota Kendari terbanyak di Kecamatan Kendari

    Barat sebesar 14,80 persen, diikuti Kecamatan Kadia sebesar 13,57 persen,

    dan Kecamatan Mandonga sebesar 12,49 persen sedangkan Kecamatan

    lainnya di bawah 10,00 persen. Baruga, Abeli dan Wua-Wua adalah

    Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit, masing-masing

    berjumlah 19.162 Jiwa, 22.288Jiwa dan 24.402 Jiwa. Kecamatan Kendari

    Barat merupakan daerah yangpaling banyak Penduduknya dibandingkan

    dengan Kecamatan lainnya, sebanyak 42.851 Jiwa.

    Luas wilayah Kabupaten Kota Kendari sekitar 295,89 kilo meter persegi

    yang didiami oleh 289.468 Jiwa, rata-rata tingkat kepadatan penduduk

    Kota Kendari adalah sebanyak 978 Jiwa per kilo meter persegi. Kecamatan

    yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan

    Kadia yakni sebanyak 3.939 Jiwa per kilo meter persegi sedangkan yang

    paling rendah adalah Kecamatan Abeli yakni sebanyak 441 Jiwa per kilo

    3. Rencana Umum Tata Ruang Kota Kendari

    a. Rencana Tata Guna Lahan

    Sebagai suatu sistem wilayah, kota terbentuk oleh adanya interaksi

    antara bagian wilayah kota (BWK) ataupun pembagian zona wilah

    Gambar III.5Penyebaran Penduduk Kota Kendari Menurut Kecamatan

    Sumber :Data Kegiatan SP 2010

  • 36

    tertentu yang direncakan oleh Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota

    Kendari 2010-2030. Sehubungan dengan perkembangan kebutuhan lahan

    kegiatan-kegiatan perkotaan, maka fungsi eksisting BWK di Kota

    Kendari di masa mendatang mengalami perubahan sebagaimana yang

    telah di lakukan oleh Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari

    yang telah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota

    Kendari 2010-2030 yakni membagi wilayah-wilayah Kota Kendari

    melalui penzoningan wilayah.

    Pembangunan wilayah kota kendari didasarkan pada Rencana Tata

    Ruang Wilayah Kota agar pembangunannya lebih berdaya guna, berhasil

    guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka

    mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang tertib, aman, dan

    berkeadilan.

    b. Fungsi dan Peran Kota

    Berdasarkan potensi yang dimiliki Kota Kendari, maka kemampuan

    pelayanan seluruh kegiatan potensial yang ada secara internal dan

    eksternal akan dapat menentukan fungsi dan peran kota.Kota Kendari

    dalam masa yang akan datang berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah

    Kota kendari 2010-2030 dalam peta sistem pusat-pusat pelayanan kota

    akan berfungsi sebagai:

    1) Pusat pelayanan kota:

    a) Pusat Pemerintahan Kota

    b) Perdagangan dan Jasa

    c) Pariwisata

    d) Pendidikan

    e) Transportasi

    f) Industri

    g) Kesehatan

    2) Sub Pusat Pelayanan Kota

    3) Pusat Lingkungan

  • 37

    c. Rencana Pola Ruang

    Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Kendari tahun

    2010 2030, pembagian pola ruang Kota Kendari terbagi atas beberapa

    zona peruntukan, yakni :

    1) Kawasan Pertanahan

    2) Pertanian Tanaman Hortikultura

    3) Kawasan Hutan Lindung

    4) RTH

    5) Sempadan Pantai

    6) Kawasan Resapan Air

    7) Sempadan Sungai

    8) Taman Wisata Alam

    9) Kebun Raya

    10) Hutan Kota

    11) Taman Kota

    12) Perumahan Kepadatan Tinggi

    13) Perumahan Kepadatan Sedang

    14) Perumahann Kepadatan Rendah

    15) Perkantoran Pemerintah

    16) Kawasan Pendidikan Tinggi

    17) Pelayanan Kesehatan

    18) Perdagangan dan Jasa

    19) Sector Informal

    20) Pelayanan Pendidikan

    21) Kawasan Pelayanan Umum

    22) Kawasan Industri Terbatas

    23) Kawasan Industri & Pergudangan

    24) Kawasan Pelabuhan

    25) Kawasan Pariwisata

    26) Terminal Type A

    27) TPA

    28) Pertanian Taman Pangan

  • 38

    29) Pertanian Hortikultura

    30) Zona Kepentingan Pariwisata

    31) Zona Kepentingan Pariwisata & Nelayan

    32) Zona Kepentingan Pelabuhan

    Rencana Pola Ruang yang telah dibuat oleh Dinas Tata Kota dan

    Perumahan Kota Kendari mengatur penzonningan pada wilayah-wilayah

    Kota Kendari tahun 2010 sampai tahun 2030. Hal tersebut diatas dapat

    dilihat pada peta berikut ini:

    4. Arahan Pengembangan Zonasi Kota KendariTabel III.2: Arahan Perkembangan Zona Kota Kendari

    I. Kawasan Hutan Lindung

    Adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang

    memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar

    maupun bawahannya sebagai pengatur tata air,

    pencegah banjir dan erosi, serta memelihara kesuburan

    tanah. Terletak dikecamatan kambu.

    II. Ruang Terbuka Hijau

    Area memanjang/jalur dan mengelompok, yang

    penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh

    tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun

    yang sengaja ditanam. Terletak di Kecamatan kambu,

    kecamatan poasia, dan kecamatan kendari barat.

    Gambar III.6Peta Sistem Pusat Pelayanan Kota

    Sumber : Dinas Tata Kota dan Pemukiman 2013

  • 39

    III. Kawasan Sempadan

    Sungai

    Kawasan sepanjang kanan kiri sungai, yang

    mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan

    kelestarian fungsi sungai. Terletak di kecamatan abeli,

    kecamatan wua-wua, kecamatan kadia, kecamatan

    mandonga.

    IV. Kawasan Resapan Air

    Kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi

    meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat

    pengisisan air bumi ( akuiver ) yang berguna sebagai

    sumber air. Terletak di kecamatan kendari, kecamatan

    kendari barat, kecamatan baruga, kecamatan kambu,

    kecamatan poasia dan kecamatan abeli.

    V. Taman Wisata Alam Kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan

    untuk pariwisata dan rekreasi alam.

    VI. Kawasan Taman Kota

    Kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi

    tumbuhan dan atau satwa yang alami dan bukan alami,

    jenis asli atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi

    kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan

    menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekresasi.

    VII. Kawasan Hutan Kota

    Satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

    sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan

    dalam kesekutuan alam lingkungannya, yang satu dan

    yang lainnya tidak dapat dipisahkan.

    VIII. Kawasan Perumahan

    Kepadatan Tinggi

    Terletak di kawasan pusat kota dan pusat pertumbuhan

    baru meliputi Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari

    Barat, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kadia,

    Kecamatan Wua-wua, Kecamatan Baruga, Kecamatan

    Poasia dan Kecamatan Abeli.

    IX. Kawasan Perumahan

    Kepadatan Sedang

    Terletak diantara kawasan perumahan kepadatan tinggi

    dan kepadatan rendah meliputi kecamatan Kendari

    Barat, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Wua-wua,

    Kecamatan Baruga, Kecamatan Kambu dan

    Kecamatan Abeli.

    X. Kawasan Perumahan

    Kepadatan Rendah

    Terletak berdekatan dengan kawasan lindung, kawasan

    agrowisata dan kawasan pertanian meliputi Kecamatan

    Puuwatu, Lecamatan Mandonga, Kecamatan Kambu,

    Kecamatan Poasia dan Kecamatan Abeli.

    XI. Perkantoran Pemerintah

    Provinsi Sulawesi

    Terdapat di Kecamatan Poasia dengan rencana

    pengembangan di Kecamatan Kambu

  • 40

    Tenggara

    XII. Perkantoran Pemerintah

    Kota Kendari

    Berada di Kecamatan Mandongan dan Kecamatan

    Kadia

    XIII. Kawasan Pendidikan

    Tinggi

    Berada di Kecamatan kambu sebagai pusat

    pertumbuhan baru di bagian selatan.

    XIV. Kawasan Pelayanan

    Kesehatan

    Pelayanan kesehatan untuk skala Provinsi di

    kecamatan Baruga, dan rumah sakit skala kota berada

    di Kecamatan Kambu

    XV. Kawasan Perdagangan

    dan Jasa

    Untuk pasar tradisional berada di Kecamatan Kendari,

    Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Kadia, dan

    Kecamatan Baruga. Dan untuk pusat perbelanjaan

    berada di Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-wua,

    Kecamatan Poasia, dan Kecamatan Abeli. Selanjutnya

    untuk pertokoan modern berada di Kecamatan Kendari,

    Kecamatan Kendari barat, Kecamatan Wua-wua,

    Kecamatan Kadia, Kecamatan Baruga dan Kecamatan

    Abeli.

    XVI. Sektor Informal

    Berada di Kawasan perdagangan mandonga, dan

    kawasan pusat kota, kawasan teluk kendari yang

    meliputi kecamatan kadia, kecamatan wua-wua dan

    kecamatan poasia.

    XVII. Kawasan Pelayanan

    Umum

    Untuk pelayanan kantor kepolisian skala kota terletak

    di Kecamatan wua-wua dan skala pelayanan

    kecamatan terdapat disetiap kecamatan.

    XVIII. Kawasan Industri terbatas Meliputi industri manufactur seluas 100 ha yang

    terletak di kecamatan baruga.

    XIX. Kawasan Industri terpadu

    Dikembangkan untuk kegiatan indutri skala besar,

    terdapat di kecamatan abeli, dan kawasan agroindustri

    di kecamatan puuwatu dan kecamatan kadia.

    XX. Kawasan Pariwisata

    Kawasan pariwisata budaya berupa pusat kawasan

    promosi dan informasi daerah, serta rumah-rumah adat

    sulawesi tenggara di kecamatan kadia, wisata

    perdagangan dan sejarah kota lama di kecamatan

    kendari. Dan untuk kawasan pariwisata alam berupa

    taman wisata alam di kecamatan puuwatu, kecamatan

    wua-wua, kecamatan baruga, kecamatan kambu dan

    kecamatan poasia. Selanjutnya kawasan pariwisata

  • 41

    B. Tinjauan Mikro Lokasi

    Beberapa ketentuan teknis yang harus diperhatikan pada site perencanaan

    bangunan yaitu:

    1. Arah Intensitas Penggunaan Ruang

    Intensitas penggunaan ruang lebih memberikan pengertian secara kuantitatif

    dari pemanfaatan ruang. Tolak ukur kuantitatif dari pemanfaatan ruang adalah

    berupa koefisien pemanfaatan ruang yang lebih bersifat horizontal (KDB) dan

    koefisien yang lebih menunjukan dimensi vertikal/ ketinggian (KLB). Kota

    yang tidak terencana intensitas bangunannya akan menimbulkan adanya

    daerah-daerah yang mempunyai kepadatan bangunan tinggi yang

    mengakibatkan memburuknya kualitas lingkungan pada daerah-daerah

    tersebut. Oleh karena itu masalah kepadatan bangunan perlu mendapatkan

    perhatian serius. Dengan lebih teraturnya kepadatan bangunan diharapkan

    akan memperoleh kualitas lingkungan yang baik.

    buatan, wisata agro, objek wisata pantai, wisata

    religius, dan perdagangan di kecamatan mandonga,

    kecamatan puuwatu, kecamatan kadia, kecamatan

    kambu dan kecamatan poasia serta pusat kota dan

    kawasan teluk kendari.

    XXI. Kawasan pelabuhan Terletak di kelurahan bungkutoko.

    XXII. Kawasan tanaman pangan terletak di kecamatan puuwatu, kecamatan mandonga,

    kecamatan baruga dan kecamatan abeli.

    XXIII. Kawasan pertanian

    Horticultura

    Terletak di kecamatan puuwatu, kecamatan mandonga,

    kecamatan kambu, kecamatan baruga dan kecamatan

    poasia.

    Sumber : Peraturan Daerah Kota No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang WilayahKota Kendari Tahun 2010-2030

  • 42

    Tabel III.3: klasifikasi Kepadatan Bangunan

    Beberapa strategi untuk pengaturan kepadatan dan ketinggian bangunan

    antara lain:

    a. Penataan ketinggian yang dicerminkan dari jumlah lantai bangunan,

    disesuaikan dengan daya dukung lahan dan fungsi lahan yang telah

    ditetapkan.

    b. Untuk kawasan yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (pusat

    pelayanan, jalan utama dan lain-lain) dimungkinkan untuk memiliki KLB

    yang lebih tinggi dari kawasan lainnya.

    c. Dalam kaitannya dengan ketinggian bangunan, kontruksi bangunan harus

    didukung oleh teknologi konstruksi yang tepat.

    Tabel III.4 : klasifikasi Kepadatan dan Ketinggian Bangunan

    Luas Kavling

    (m2)

    KDB

    (%) Lantai KLB Tinggi Bangunan Keterangan

    Min Max Min Max

    50 100 40 1 2 2xKDB - 12 Standar umum yang

    digunakan pada daerah-

    daerah yang sudah

    berkembang menjadi

    kawasan permukiman

    (perkotaan)

    200 40 - 3 3xKDB - 18

    200 300 40 3 4 4xKDB 12 20

    600 1.200 40 5 8 8xKDB 24 36

    1.200 2.400 40 9 11 9xKDB 40 48

    Klasifikasi Kepadatan Bangunan

    Sangat Rendah < 10 bangunan/ha

    Rendah 11 40 bangunan/ha

    Sedang 41 60 bangunan /ha

    Tinggi 61 80 bangunan/ha

    Sangat Tinggi >81 bangunan/ha

    Sumber :Keputusan Menteri PU No. 378/KPTS/1987

  • 43

    2.400-4.800 40 20 25 9xKDB 84 100

    300-600 40 1 2 2xKDB - 12 Standar kota dalam

    taman yang

    dikembangkan pada

    daerah yang masih

    kosong atau daerah baru

    untuk pengembangan

    kawasan perkotaan

    1200 40 - 3 3xKDB - 18

    1200-1800 40 3 4 4xKDB 12 20

    3600-7200 40 5 8 8xKDB 24 36

    7200-14.400 40 9 11 9xKDB 40 48

    14400-28400 40 20 25 9xKDB 84 100

    3.6 30 5 8 8xKDB 24 36Standar pada kawasan

    sepanjang teluk kendari

    2000 20 - 2 2xKDB - 12 Standar pada kawasan

    Tanura Murhum untuk

    Villa dan Hotel5000 20 - 2 2xKDB - 12

    2. Aturan Zonasi Untuk Kawasan Perdagangan dan jasa

    Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan perdagangan dan jasa

    meliputi ketentuan kegiatan yang diperbolehkan dan kegiatan yang tidak

    diperbolehkan.

    a. Ketentuan kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat

    dan tidak diperbolehkan :

    1) Kegiatan yang diperbolehkan, meliputi,

    a) Kawasan yang dikembangkan adalah kawasan komersil dan jasa

    b) Pertokoan, kawasan pertokoan, jasa dan kegiatan bisnis lainnya

    2) Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat, meliputi : pemukiman

    dengan syarat-syarat tertentu.

    3) Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan industri dan

    kegatan lainnya yang tidak berhubungan dengan kegiatan komersil

    dan jasa

    b. Ketentuan intentitas pemanfaatan ruang :

    1) Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) maksimum 80%

    2) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum 80%

    3) Koefisien Dasar Hijau (KDH) 20%

    Sumber :Keputusan Menteri PU No.378/KPTS/1987

  • 44

    4) Ketinggian bangunan dapat diatas 5 lantai dengan persyaratan

    tertentu

    C. Tinjauan Terhadap Perkembangan Olahraga Shorinji Kempo di SulTra

    1. Perkembangan Olahraga Shorinji Kempo di Sulawesi Tenggara

    Olahraga Shorinji Kempo merupakan salah satu jenis olahraga cukup diminati

    di Sulawesi tenggara, hal ini dibuktikan dengan terus bertambahnya jumlah

    atlet Shorinji Kempo yang teregistrasi di PERKEMI

    Tabel III.5 : jumlah atlet kempo dari tahun ke tahun

    No kabupaten/ kotatahun

    2010 2011 2012

    1 kota kendari 462 550 644

    2 kab. Konawe 140 189 120

    3 kab. Konawe selatan 50 45 67

    4 kab. Konawe utara - - -

    5 kab. Bombana - - -

    6 kab. Kolaka 136 87 54

    7 kab. Muna 96 96 96

    8 kab. Buton 74 84 95

    total 958 1051 1076

    Berdasarkan data di atas, maka rata-rata pertumbuhan atlet kempo dari tahun

    2010 sampai tahun 2012 adalah:

    Ket:

    Sumber : Survei Lapangan

    Pn = Po (1+r)n

    Pn = jumlah proyeksi n tahun

    Po = jumlah terakhir

    1 = nilai konstan

    r = rasio pertumbuhan rata-rata

    n = tahun prediksi

  • 45

    P1 = jumlah atlet tahun 2010 - jumlah atlet tahun 2012

    = 1051 958

    958

    = 0,09%

    P2 = 1076 1051

    1051

    = 0,02%

    Maka rasio pertumbuhan rata-rata (r) atlet kempo setiap tahunnya sebesar

    0,12%

    Pt = Po (1 + r ) n

    = 1076 x (1+0,12%) 10

    = 1076 x (1,0012) 10

    = 1076 x 1,012065008

    = 1088

    Jumlah atlet pertahunnya diperkirakan melalui proyeksi 15 tahun ke

    depan sebesar 1088 atlet kempo.

    Dengan jumlah atlet kempo yang terus meningkat maka pewadahan

    aktivitas atlet kempo pun sangat penting disediakan agar mampu menampung

    kegiatan-kegiatan atlet kempo demi meningkatkan kualitas berlatih.

    2. Jumlah dojo shorinji kempo di Sulawesi tenggaraTabel III6 : pertumbuhan atlet kempo di Sulawesi tenggara

    Provinsi Sulawesi Tenggara

    No No.registrasi Kab/Kota nama dojo

    1 200101 Kendari Kesehatan/KOREM 143

    2 200102 Kendari SMA Oikumene

    3 200103 Kendari KPN Kendari

    4 200104 Kendari Penerangan

  • 46

    5 200105 Kendari Puwatu/Al Ikhlas Baruga

    6 200106 Kendari SMP Frater Thomas Aquino

    7 200107 Kendari Sional

    8 200108 Kendari UNIV. Haluoleo (UNHALU)

    9 200109 Kendari SMEAN Kendari

    10 200110 Kendari Kadue / Museum / UNSULTRA

    11 200111 Kendari Gunung Jati

    12 200112 Kendari Jaya Raya

    13 200113 Kendari Imigrasi/SMUN 7 Kendari

    14 200114 Kendari Pekerjaan Umum SULTRA

    15 200115 Kendari Punggaluku/Cab, Baru

    16 200116 Kendari PT.POS Indonesia

    17 200117 Kendari Dinas Pertambangan

    18 200118 Kendari Rano Meeto

    19 200119 Kendari SATBRIMOBDA SULTRA

    20 200120 Kendari Wirabuana Anduonoho

    21 200121 Kendari SLTPN I Kendari (Spensa)

    22 200201 Kolaka Wundulako

    23 200202 Kolaka Pomala

    24 200301 Muna Wuna Raha

    25 200302 Muna SMAN 3 Raha

    26 200303 Muna STM Raha

    27 200401 Una Aha Una Aha

    28 200402 Konsel Tinanggea

    29 200501 Buton SMUN 4 Bau-bau

    30 200502 Buton SKB Wolio /Buton

    31 200503 Buton Sorawolio

    32 200601 Muna Muna

    33 200701 Bau Bau Bau Bau

    34 200801 Konsel Punggaluku

    Sumber : pengda sultra, 2012

  • 47

    D. Kelayakan Perencanaan Gedung Shorinji Kempo di Kendari

    1. Keadaan ekonomi

    Keadaan ekonomi masyarakat Kota Kendari cukup meningkat dari tahun ke

    tahun.Hal ini disebabkan sebagian besar masyarakatnya mengelola dan

    memanfaatkan sumber daya alam dengan cukup serius dan poternsial untuk

    dikembangkan.Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang pesat dapat menunjang

    pembangunan suatu wilayah atau daerah, sehingga kebutuhan sarana dan

    prasarana fasilitas ikut meningkat pula termasuk kebutuhan sarana atau

    fasilitas olahraga yang memadai.

    2. Keadaan sosial dan budaya

    Peningkatan sumberdaya manusia dewasa ini, menuntut adanya suatu

    perubahan lingkup sosial masyarakat baik untuk kehidupan sekarang maupun

    untuk kehidupan mendatang.Kehidupan sosial masyarakat kendari

    dupengaruhi oleh adanya suatu kemajuan tradisi yang mengarah pada

    pengembangan potensi dan tidak terlepas dari adat istiadat masyarakat

    setempat.Kekayaan budaya Kendari memicu adanya suatu peningkatan pola

    pikir manusia yang sepertinya tidak terbatas hanya sampai pada pola

    kehidupan kedaerahan tetapi sebaliknya samapi pada adanya sikap

    nasionalisme atau kebangsaan.Oleh sebab itu, dengan adanyaPerencanaan

    Gedung Shorinji Kempo di Kendari masyarakat dengan sendirinya dapat

    menerima dan melakukan suatu perubahan status dan lingkup sosial yang

    lebih modern dan bersahabat.

    3. Daya tarik pengunjung

    Berdasarkan hasil pengamatan hasil studi, disini menunjukkan bahwa daya

    tarik pengunjung yang cukup pada saat adanya kegiatan pertandingan yang

    sebelumnya diadakan di gedung KONI, hal ini terlibat pada hari-hari tertentu

    saja.

    Akan tetapi animo (daya tarik) masyarakat terhadap kegiatan yang

    berlangsung tergantung pada beberapa faktor, yaitu :

    a. Jenis kegiatan yang dikenal oleh masyarakat, yang mana jenis kegiatan

    yang dilakukan dapat memberikan suasana santai, nyaman dan fleksibel

    bagi pengunjung.

  • 48

    b. Sistem pengelolaan yang baik.

    c. Suasana pelayanan yang memberikan kemudahan, kenyamanan dan

    kebebasan.

    d. Faktor pencapaian yang relatif mudah.

    e. Faktor pendukung dan penunjang yang kompleks, dan

    f. Kondisi lingkungan lokasi di mana tempat pertandingan olahraga beladiri

    Shorinji Kempo ada sistem pengelolaan yang baik.

  • 49

    BAB IV

    PENDEKATAN ACUAN PERANCANGAN

    A. Pendekatan Perancangan Makro

    1. Pendekatan Penentuan Lokasi

    Tujuan analisa penentuan lokasi adalah untuk mendapatkan lokasi kawasan

    yang sesuai dengan bangunan pusat shorinji kempo, yaitu dalam rangka

    mendukung proses perkembangan olahraga shorinji kempo.

    Adapun kriteria lokasi untuk pusat shorinji kempo antara lain :

    a. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) dan

    rencana tata guna lahan kota kendari sebagai kawasan dengan arahan

    fungsi pada kegiatan olah raga.

    b. Tersedia sarana utilitas kota yang memadai.

    c. Potensi kawasan yang mendukung pembangunan gedung olah raga,

    dalam hal ini kondisi lingkungan sekitar yang mendukung aktivitas dan

    fungsi bangunan.

    d. Harus berprospek pada pengembangan kota di masa yang akan datang.

    e. Tersedianya sarana transportasi umum kota untuk memudahkan

    pencapaian.

    f. Keberaadaan pemukiman yang mendukung.

    2. Pendekatan Penentuan Tapak/Site

    Tujuan analisa penentuan tapak/ site adalah untuk menentukan lokasi site

    yang sesuai dengan bangunan gedung olah raga, dalam rangka mendukung

    perkembangan olah raga shorinji kempo pada daerah tersebut.

    Adapun yang menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan tapak/site, yaitu :

    a. Kesesuaian fungsi bangunan dengan keadaan lingkungan sekitar.

    b. Luasan area dapat menampung fasilitas sesuai dengan tingkat kebutuhan.

    c. Pencapaian mudah dari berbagai arah.

    d. Mendukung keberadaan pemukiman.

    e. View dari dan ke tapak mendukung penampilan bangunan.

    f. Tersedianya fasilitas utilitas dan fasilitas penunjang kegiatan.

  • 50

    3. Pendekatan Pengolahan Site

    Tujuan analisa penentuan tapak/ site adalah untuk menentukan lokasi site

    yang sesuai dengan bangunan gedung olah raga. Adapun yang menjadi dasar

    pertimbangan dalam pengolahan tapak/ site, yaitu :

    a. Existing Condition

    Existing condition merupakan gambaran tentang kawaasan atau kondisi

    tapak yang sebenarnya baik lahan ataupun perumahan di sekitar tapak

    tersebut.Batasan tapak merupakan penjelasan tentang, batasan-batasan

    yang terdapat di sekitar site yang meliputi sebelah utara, selatan, barat dan

    timur.

    b. Orientasi

    Pusat shorinji kempo merupakan bangunan yang sifatnya publik, dalam

    penataan orientasi bangunannya ditinjau berdasarkan arah angin, matahari

    dan view.

    1) Arah angin

    Arah angin pada tapak dapat diatasi dengan menggunakan soft elemen

    pada batas tapak dengan intensitas kekuatan angin yang cukup besar.

    Hal ini dilakukan agar dapat memberikan kenyamanan dalam

    penghawaan alami di sekitar tapak. Sedangkan pada bangunan, dapat

    diatasi dengan penempatan bukaan sesuai dengan kebutuhan

    penghawaan alami dalam bangunan.

    2) Matahari

    Pada dasarnya matahari merupakan masalah yang menyangkut

    pencahayaan baik itu pada tapak maupun pada bangunan. Pada tapak,

    hal ini dapat ditanggulangi dengan menggunakan elemen ruang luar

    baik itu hard elemen maupun soft elemen (tanama peneduh).

    Sedangkan pada bangunan dapat diatasi dengan mengurangi bukaan

    pada area yang mendapat intensitas cahaya matahari yang tinggi.

    Mencegah sinar mathari yang masuk pada arah samping banguan.

    Selaitn itu juga penggunaan cat tembok berkualitas juga dapat

    mengurangi panas matahari ke dalam bangunan.

  • 51

    3) View

    Sebagai fasilitas olah raga, sebaiknya memberikan kesan yang sesuai

    dengan kerakteristiknya. Kesan ini perlu ditonjolkanpada arah

    pandang (masyarakat) menuju ke site, dengan memperhatikan di

    bagian site yang mana merupakan tempat kegiatan publik yang paling

    besar (batas site yang paling sering dilalui orang).

    c. Pendekatan Pencapaian

    1) Pencapaian ke dalam tapak

    Pencapaian ke dalam tapak pada dasarnya dibagi ke dalam dua

    macam, mainentrance dan side entrance, kedua hal tersebut

    didasarkan atas pertimbangan terhadap :

    a) Kepadatan lalu lintas.

    b) Kemudahan dalam pencapaian.

    c) Pola sirkulasi dan pencapaian.

    d) Arah arus masyarakat terbesar dengan melihat sirkulasi tapak.

    Sesuai dengan arah pencapaian utama, maka orientasi bangunan

    adalah pada jalan utama, dengan pertimbangan pencapaian menuju

    jalan utama paling mudah.

    a) Pencapaian Utama (Main Entrance)

    Persyaratan pencapaian utama, antara lain :

    (1) Kemungkinan arah pengunjung terbesar

    (2) Mempunyai titik tangkap yang jelas

    (3) Mudah dicapai dari segala arah