air+asia+paper
DESCRIPTION
LatihanTRANSCRIPT
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Airasia adalah maskapai penerbangan murah asal Malaysia yang
berkantor pusat di Kuala Lumpur. Air Asia telah dinobatkan sebagai maskapai terbaik
penerbangan bertarif rendah di dunia dan pelopor perjalanan berbiaya rendah di Asia
.
Sekilas mengenai Air Asia, pada awalnya maskapai penerbangan ini dimiliki
oleh Pemerintah Malaysia dibawah nama DRB-HICOM. Namun karena manajemen
dan kegiatan operasional yang tidak efisien maka maskapai tersebut mengalami
kerugian yang sangat besar, sehingga mengalami kebangkrutan. Keinginan
Pemerintah Malaysia untuk menutup kegiatan operasional Air Asia, disambut oleh
seorang eksekutif ternama dari perusahaan Time Warner, yaitu Datuk Tony
Fernandes, melihat hal tersebut ia jadikan suatu peluang untuk menghidupkan dan
memperbaiki kembali manajemen Air Asia. Lalu dia membeli saham Air Asia dari
Pemerintah Malaysia pada 2 Desember 2001.
Sesuai namanya, saham maskapai ini tidak hanya dimiliki oleh Malaysia
saja, namun dimiliki juga oleh Singapura, Thailand, dan Indonesia.
Untuk di Indonesia, maskapai penerbangan ini berafiliasi dengan maskapai
penerbangan AWAIR (Air Wagon International) adalah sebuah maskapai
penerbangan berbiaya rendah yang berbasis di Indonesia. Seiring perjalanannya
AWAIR pun berganti nama menjadi PT Indonesia Air Asia.
Dengan tagline "Now Everyone Can Fly", Air Asia melayani kota-kota
utama di 11 negara Asia. Langkah Tony ini meniru Southwest
Airlines (Amerika Serikat). Mengusung tagline “Now Everyone Can Fly”
membuat maskapai penerbangan ini tidak asing lagi di telinga dan di mata
khalayak. Ditambah lagi dengan banyaknya media promosi yang digunakan
maskapai penerbangan ini dalam menawarkan promo yang sedang mereka
tawarkan. Tagline dari Air Asia semakin nyata ketika dalam sebuah promo
maskapai penerbangan ini menawarkan harga tiket penerbangan yang tidak
tanggung-tanggung murahnya. Kita sering melihat iklan di televisi atau
media lain baik di media cetak maupun media baru seperti internet yang
memuat penawaran harga yang ditawarkan Air Asia yang sangat murah.
Contonya, harga tiket penerbangan dari Medan ke Jakarta hanya Rp.
50.000,- pulang pergi, atau juga ada tersebumemang sering kita lihat dan tak
penawaran dari Medan ke Penang dengan harga Rp. 45.000, tak heran
maskapai penerbangan ini kini dilirik banyak orang khususnya mahasiswa
yang ingin berlibur ala backpacker yang tentunya memiliki budget liburan
yang minim.
Hanya dalam waktu satu tahun saja Tony Fernandes berhasil
menyelesaikan masalah hutang Air Asia. Ia juga telah berhasil memperbaiki
prestasi Air Asia dan memperoleh keuntungan serta membuka rute baru
penerbangan.
AirAsia adalah salah satu pemenang penghargaan dan penerbangan
bertarif rendah terbesar di Asia yang berkembang pesat sejak tahun 2001.
dengan armada 72 pesawat, AirAsia terbang ke lebih dari 61 tujuan domestik
dan internasional dengan 108 rute, dan beroperasi lebih dari 400
penerbangan setiap hari dari hub Dengan jaringan rute yang membentang di
lebih dari 20 negara, AirAsia terus membuka jalan bagi penerbangan
berbiaya terjangkau lewat solusi inovatif, proses efisien dan pendekatan yang
baru dalam usaha ini.
Bersama anak-anak perusahaan seperti AirAsia X, Thai AirAsia,
Indonesia AirAsia dan Philippines’ AirAsia Inc,. AirAsia percaya pada tanpa
embel-embel, kerumitan-bebas, konsep bisnis tarif rendah dan merasa bahwa
menjaga biaya rendah membutuhkan efisiensi yang tinggi dalam setiap
bagian dari bisnis. Melalui filosofi perusahaan "Now everyone can fly", AirAsia
telah memicu sebuah revolusi dalam perjalanan udara dengan lebih banyak
orang di seluruh wilayah memilih AirAsia sebagai pilihan yang mereka sukai
untuk transportasi.
AirAsia menciptakan value melalui visi dan misi sebagai berikut:
Airasia Value
Visi Menjadi maskapai penerbangan berbiaya hemat di Asia dan
melayani 3 juta orang yang sekarang dilayani dengan
konektivitas yang kurang baik dan tarif yang mahal.
Misi Menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja, di mana
para karyawan dianggap sebagai anggota keluarga
besar
Menciptakan brand ASEAN yang diakui secara global
Mencapai tarif terhemat sehingga semua orang bisa
terbang dengan AirAsia
Mempertahankan produk berkualitas tinggi,
menggunakan teknologi untuk mengurangi
pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan
AirAsia membuat model tarif serendah mungkin dan menciptakan nilai melalui
penerapan kunci strategi berikut :
Airasia Key Strategies
Safety First Bekerja sama dengan penyedia perawatan paling terkenal
di dunia dan mematuhi standar operasi penerbangan dunia.
High Aircraft Waktu perputaran (turn around time) tercepat di region
Utilization dengan hanya 25 menit, memastikan tarif terhemat dan
produktivitas yang tinggi.
Low Fare, No Frills Menyediakan pilihan layanan yang sesuai dengan
kebutuhan bagi para penumpang tanpa menurunkan
kualitas dan layanan.
Streamline
Operations
Memastikan bahwa setiap proses dilakukan secara
sesederhana dan efisien.
Lean Distribution
System
Menawarkan kanal distribusi yang luas dan inovatif untuk
memudahkan proses pembelian dan perjalanan.
Point to Point
Network
Menerapkan jaringan point to point agar pengoperasian
menjadi sederhana dengan berbiaya yang rendah.
Kunci dalam menyajikan tarif rendah adalah konsisten menjaga biaya tetap
rendah. Untuk mencapai biaya rendah dibutuhkan efisiensi tinggi di setiap
bagian dari bisnis dan mempertahankan kesederhanaan. Oleh karena itu
setiap proses sistem harus menggabungkan praktek-praktek industri terbaik.
Afiliansi Air Asia
Pada akhir tahun 2006 , Fernandes meluncurkan rencana lima tahun
untuk lebih meningkatkan kehadiran AirAsia di Asia . Berdasarkan program
tersebut , AirAsia diusulkan memperkuat dan meningkatkan jaringan rute
dengan menghubungkan semua tujuan yang ada di seluruh wilayah dan
memperluas lebih lanjut ke Vietnam, Indonesia , China Southern ( Kunming ,
Xiamen , Shenzhen ) dan India . Melalui perusahaan sister , Thai AirAsia dan
Indonesia AirAsia , rencana menyerukan fokus pada pengembangan hub di
Bangkok dan Jakarta Dengan meningkatnya frekuensi dan penambahan rute
baru , AirAsia peningkatan volume penumpang menjadi 13,9 juta pada tahun
fiskal 2007.
Sebuah A320 AirAsia dengan bendera Malaysia di ekor dan Kartun gambar di
badan pesawat .
Pada tanggal 27 September 2008, perusahaan mengumumkan 106 rute baru
yang akan ditambahkan ke daftar kemudian - saat ini dari 60 . Jumlah rute yang
lama dihentikan belum diungkapkan kepada publik .
AirAsia telah memulai sejak anak perusahaan Thailand , Singapura
ditambahkan sendiri ke daftar tujuan , dan mulai penerbangan ke Indonesia .
Penerbangan ke Macau mulai pada bulan Juni 2004 , dan penerbangan ke
daratan China (Xiamen ) dan Filipina ( Manila ) pada bulan April 2005 .
Penerbangan ke Vietnam dan Kamboja diikuti kemudian pada tahun 2005 dan
ke Brunei dan Myanmar pada tahun 2006 , yang terakhir dengan Thai AirAsia .
Pada bulan Agustus 2006 , AirAsia mengambil alih Malaysia Airlines di rute
Pedesaan Air Service di Sabah dan Sarawak , yang beroperasi di bawah merek
FlyAsianXpress . Rute ini kemudian dikembalikan ke MASwings setahun
kemudian , karena alasan komersial .
Pada bulan Agustus 2011 , AirAsia sepakat untuk membentuk aliansi dengan
Malaysia Airlines melalui swap saham Aliansi dipukul . Turun oleh pemerintah
Malaysia , pada dasarnya membatalkan kesepakatan kedua pene.
Pada awal 2013 , AirAsia melihat peningkatan tajam dalam profitabilitas.
Perbandingan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan 168 % dalam
keuntungan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2012 .
Untuk kuartal yang berakhir 31 Desember 2012, laba bersih maskapai
mencapai 350.650.000 ringgit ( US $ 114.080.000 ) . Meskipun kenaikan 1 % pada
harga bahan bakar rata-rata , maskapai ini mencatat keuntungan 1,88 miliar ringgit
untuk 2012 tahun fiskal penuh.
Pada Februari 2013 , AirAsia mengajukan permohonan kepada Badan Promosi
Investasi Luar Negeri India , melalui lengan investasi , AirAsia Investment Limited ,
untuk meminta persetujuan untuk memulai operasinya di India . AirAsia diminta
untuk mengambil 49% saham di adik India maskapai penerbangan , yang
merupakan maksimum yang diizinkan oleh pemerintah India pada waktu itu.
Awalnya , AirAsia berkomitmen untuk berinvestasi hingga US $ 50 juta untuk
maskapai baru . Operasi akan dimulai di Chennai , memperluas jaringan di seluruh
India Selatan , di mana AirAsia telah mengoperasikan penerbangan dari Malaysia
dan Thailand .
B. Tujuan
Tujuan Penulisan Makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai Air Asia
2. Untuk kunci sukses Air Asia sampai saat ini
3. Untuk mempelajari, model bisnis dari Air Asia
BAB II PEMBAHASAN
A. Air Asia Low Cost Carier
Air Asia merrupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri
penerbangan yang telah menerapkan strategi penerapan harga murah ( low
cost carier / LCC) dibandingkan dengan kompetitornya. Strategi ini dipilih
karena sesuai dengan target market yang dipilih oleh Air Asia yaitu konsumen
penerbangan yang sangat aware terhadap harga dan hanya membutuhkan
maanfat utama dari produk dan pelayanan industri penerbangan yaitu
transportasi yang memindahkan konsumen dari satu tempat ke tempat lain.
Masuknya Air Asia kesegmen market ini didasari oleh pertimbangan bahwa
masih banyaknya penduduk Asia khususnya Asia Tenggara yang membutuhkan
transpotasi yamg cepat melalui udara baik antar negara maupun antar daerah
tetapi terkendala oleh besarnya biaya penerbangan yang saat itu ada. Potensi
segmen ini bertamabah semakin besar seiring dengan terjadinya switching
konsumen penerbangan premium/biasa yang menginginkan harga yang lebih
rendah. Swtiching ini banyak dipengaruhi oleh turunnya daya beli konsumen
penerbangan secara keseluruhan sebagai akibat krisis yang melanda Asia.
Maskapai penerbangan bertarif rendah seperti AirAsia telah mengubah
definisi penerbangan yang perjalanan udara mewah dan hanya dapat dinikmati
oleh sebagian segmen pasar.Tujuan utama dari low cost carrier adalah untuk
meningkatkan jangkauan layanan mereka dan menyediakan layanan ke
segmen pasar yang lebih besar.
Model Bisnis
AirAsia menganut prinsipLow-Cost (LCC) model bisnis di industri penerbangan, dengan ciri
sebagai berikut:
Model Bisnis LCC
Simple Product • Layanan Catering sesuai permintaan dengan pembayaran
tambahan
• Pesawat dengan tempat duduk yang sempit dan hanya
satu kelas
• Tidak ada program frequent flyer
Positioning • penumpang Non-bisnis, terutama bertujuan untuk liburan
dan sensitif terhadap harga
• Penerbangan rute jarak pendek point to point dengan
frekuensi tinggi
• Pemasaran agresif
• bandara Sekunder
• Persaingan dengan semua operator transportasi
Low Operating Costs •Upah rendah
•biaya bandara rendah
•biaya rendah untuk pemeliharaan, pelatihan kokpit dan kru
standby karena armada pesawat yang homogen
•produktivitas sumber daya tinggi
•waktu parkir pesawat yang pendek karena proses boarding
berlangsung sederhana dan cepat
•Tidak ada layanan kargo udara, tidak ada layanan hub,
waktu pembersihan pendek, dan persentase yang tinggi dari
penjualan secara online
Beragamnya perusahaan penerbangan di Asia, khususnya di Indonesia,
membuat maskapai Air Asia ini harus melihat pangsa pasar atau market share
mereka.Pangsa pasar (market share) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang
dikuasai oleh suatu perusahaan, atau prosentasi penjualan suatu perusahaan
terhadap total penjualan para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat
tertentu (William J.S, 1984).
Terkait dengan market share, melihat contoh Air Asia ini kita juga harus
melihat besarnya pangsa pasar atau market share, menurut Charles W. Lamb,
besarnya pangsa pasar setiap saat akan berubah sesuai dengan perubahan
selera konsumen, atau berpindahnya minat konsumen dari suatu produk ke
produk yang lain. Jika dihubungkan dengan selera konsumen terdapat empat
karakteristik yang mempengaruhi pengguna dalam melakukan pembelian yaitu
faktor budaya (budaya, sub budaya, dan kelas sosial),faktor sosial (kelompok
keluarga, peran, dan status), faktor pribadi (umur, pekerjaan, situasi ekonomi,
gaya hidup, dan kepribadian), dan faktor psikologis (pengetahuan, motivasi,
keyakinan, dan sikap).
Proses keputusan membeli seorang pengguna melewati lima tahap
yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
membeli, dan tingkah laku pasca pembelian (Kotler, 1993).
Dilihat dari segi harga (price) memang maskapai penerbangan Air Asia
sampai saat ini belum memiliki pesaing dalam hal penawaran harga tiket yang
murah. Sebelum membahas lebih lanjut, perlu kita mengetahui apa yang
disebut harga atau price, harga (price) adalah sejumlah uang yang dibayar
konsumen untuk mendapatkan produk atau mengganti hak milik produk.
Menurut Philip Kotler, harga merupakan sejumlah uang yang
dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Air Asia, jika dilihat dari segi
strategi penentuan harganya sebagai produk baru, Air Asia telah melakukan
penetration price yang cukup baik dan menarik perhatian dimana strategi harga
penetrasi menentukan harga awal yang rendah serendah-rendahnya atau
murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga
membangun loyalitas merek dari pada konsumen. Dilihat dari segi strategi
penentuan harga yang mempengaruhi psikologis konsumen, Air Asia telah
melakukan leader pricing dimana strategi harga yang ditetapkan lebih rendah
daripada harga pasar/harga normal untuk meningkatkan omset
penjualan/pembeli. Selain itu untuk menjaga konsumennya Air Asia juga
menerapkan strategi harga diskon pada penjualannya yaitu dengan
memberikan potongan harga dari harga yang sudah ditetapkan demi
meningkatkan penjualan suatu produk barang atau jasa. Diskon dapat diberikan
pada umum dalam bentuk diskon kuantitas, diskon pembayaran tunai / cash,
trade discount.
Berikut ini adalah strategi air asia dalam menekan biaya sehingga
harga tiket Air Asia dapat dibuat serendah mungkin.
1. AirAsia meniadakan makanan dan minuman di dalam pesawat. Penumpang
yang membutuhkan makanan dan minuman tetap dapat memesannya di dalam
pesawat.
2. Rute perjalanan Air Asia pada umumnya butuh waktu antara 3 – 3,5 jam. Hal
ini membuat Air Asia dapat menggunakan awak kabin yang sama untuk
penerbangan balik dari tujuan kedatangan kembali ke tujuan pemberangkatan
sambil membawa penumpang baru dengan demikian biaya gaji awak kabin
dapat dikurangi.
3. Tidak ada biaya yang diperlukan untuk akomodasi awak kabin di tujuan
kedatangan karena mereka kembali ke rumah pada hari yang sama, setelah 8-
10 jam. Waktu tersebut sama dengan waktu normal orang kantoran biasa
bekerja.
4. Pelanggan didorong untuk membeli tiket lewat internet sehingga Air Asia
dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa tempat
penjualan tiket beserta stafnya. Penghematan lainnya adalah tidak ada tiket
yang dicetak. Pelanggan cukup mencetak sendiri kode penerbangan beserta
rinciannya.
5. Air Asia mencari landasan udara termurah. Sebagai contoh Air Asia lebih
memilih landasan udara Macau yang lebih murah dibandingkan Hongkong. Dari
Macau penumpang dapat menaiki hovercraft ke Hongkong. Jika dalam sebuah
negara tidak terdapat pilihan landasan udara murah, maka Air Asia memilih
untuk tidak menggunakan semua fasilitas dalam bandara tersebut semisal
jembatan layang yang menghubungkan ruang tunggu dengan pesawat.
Penumpang dapat berjalan kaki langsung menuju pesawat.
6. Air Asia hanya menggunakan 1 jenis pesawat saja yaitu Air Bus 320. Hal ini
dapat menghemat biaya pelatihan awak kabin karena mereka hanya perlu
mempelajari 1 jenis pesawat saja.
7. Dalam salah satu promosinya Air Asia pernah menawarkan harga tiket yang
sangatrendah.
KL ke Jakarta (sekali jalan) : Rp. 4.975
KL ke Macau (sekali jalan) : Rp. 2.475
KL ke Bangkok (sekali jalan) : Rp. 7.475
Air Asia adalah salah satu maskapai penerbangan low cost premier di
Asia dan telah memperoleh ratusan milyar setiap tahunnya. Dalam kalkulasi
sederhana,harga tiket di atas seperti tidak masuk akal. Air Asia tidak hanya
sekali menerapkan harga tiket seperti ini tetapi secara reguler menerapkannya.
Harga tiket tersebut bahkan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga tiket
bus ataupun kapal laut. Air Asia tahu bahwa tidak semua kursi dalam
penerbangan akan terisi oleh karena itu daripada kursi tersebut tidak terisi
maka lebih baik ditawarkan kepada pelanggan dengan harga yang super
murah. Air Asia akan mendapatkan manfaat dari publisitas yang beredar. Tentu
saja tempat duduk yang disediakan untuk tarif tersebut terbatas dan
penumpang harus memesan sebelumnya.
8. AirAsia melakukan hedging terhadap biaya bahan bakar. Bahan bakar
menghabiskan 60 persen dari total biaya operasional AirAsia. Maskapai udara
tersebut membayar bahan bakar di depan untuk menjaga harga terendah,
sehingga bisa meminimalkan resiko fluktuasi harga bahan bakar.
Dari uraian strategi Air Asia dalam menciptakan pasarnya di Asia
khususnya di Indonesia, Air Asia dengan sangat cermat melakukan penetrasi
harga yang sangat murah dan berbeda dengan maskapai penerbangan lainnya,
belum lagi dengan promo-promo yang mereka tawarkan.
Stigma bahwa berlibur dengan menggunakan pesawat itu mahal pun
sirna ketika penawaran yang ditawarkan Air Asia mendapatkan sambutan yang
positif dan antusiasme yang tinggi dari target audience yang melihat iklan
maupun merasakan dampak promosi yang gencar dilakukan oleh Air Asia.
Berlibur pun kini dipandang sudah menjadi suatu keharusan bagi sebagian
orang setelah melihat murahnya harga tiket penerbangan yang ditawarkan Air
Asia. Di masa mendatang bukan tak mungkin maskapai penerbangan ini akan
tumbuh dan berkembang pesat. Dapat saya gambarkan apa yang dilakukan Air
Asia kini akan berdampak cukup besar kedepannya. Air Asia kini memiliki
pelanggan setia yang kebanyakan kalangan muda, untuk saat ini dampak
tersebut memang kurang signifikan, namun dimasa mendatang
kebiasaanberlibur dengan menggunakan Air Asia akan terpatri dalam pikiran
penggunanya.
Dengan tiket promo yang murah yang ditawarkan Air Asia, berlibur dapat
menjadi suatu kebiasaan dan hal tersebut dapat menguntungkan Air Asia yang
sejak awalnya memiliki image berlibur murah dengan tagline “Now Everyone
Can Fly”. Air Asia dapat secara perlahan menambah dan meluaskan pangsa
pasarnya, namun dengan perlahan menaikkan harga tiketnya sedikit demi
sedikit mungkin tidak akan disadari dan berpengaruh bagi pengguna Air Asia
karena aspek psikologis penggunanya telah terserang oleh image yang telah
dibangun Air Asia sejak awalnya.
B. Strategi penetapan harga AirAsia berdasarkan teori Manajemen
Internasional.
Kebijakan Penetapan Harga Invention/Geocentric
Dalam pendekatan ini perusahaan tidak menetapkan satu harga untuk
diberlakukan di seluruh dunia dan juga tidak menyerahkan keputusan
penetapan harga kepada cabang perusahaan, namun justru mengambil posisi di
antara keduannya. Asumsi yang mendasari penetapan strategi ini adalah bahwa
terdapat factor-faktor pasar local yang unik yang harus dpahami dalam
membuat keputusan harga.
Faktor-faktor tersebut meliputi biaya lokal, tingkat penghasilan,
persaingan, dan strategi pemasaran lokal. Biaya lokal ditambah dengan
pengembalian investasi modal dan personalia menentukan batas bawah harga
(price floor) untuk jangka panjang. Akan tetapi, dalam jangka pendek sebuah
perusahaan bias memutuskan untuk menetapkan tujuan penetrasi pasar dan
menetepkan harga dibawah nilai pengembalian cost-plus menggunakan
pemasok ekspor untuk membangun pasar.
Tujuan jangka pendek lainnya berupa estimasi ukuran pasar pada harga
tertentu yang akan mendatangkan laba, sekalipun memakai pemasuk lokal dan
skala output tertentu.
Faktor terakhir yang mempengaruhi keputusan harga adalah strategi
dan bauran pemasaran lokal. Harga harus selaras dengan unsur program
pemasaran yang lain. Sebagai tambahan atas faktor-faktor lokal ini, pendekatan
geosentris mengakui bahwa koordinasi harga dengan kantor pusat diperlukan
untuk mengangani para pelanggan internasional dan arbitrase produk.
Akhirnya, pendekatan geosentris secara sadar dan sistematik berusaha
memastikan bahwa pengalaman penetapan harga nasional yang sudah
terakumulasi akan diperkaya dan diterapkan kalau relevan.
C. Pelanggaran Hukum oleh Air Asia
PT Indonesia Air Asia, dinyatakan telah melakukan perbuatan hukum,
karena secara sepihak membatalkan penerbangan salah satu calon
penumpangnya, Boedi Wibowo. Akibatnya, pemilik maskapai dengan nama
AirAsia itu diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 50 juta kepada
penumpang tersebut.
Keputusan tersebut bahkan sudah berkekuatan hukum tetap (incracht), karena
telah diputus oleh Mahkamah Agung, di tingkat kasasi. Seperti yang dilansir
oleh MA dalam website resminya majelis hakim MA yang terdiri dari
Abdurrahman, Sofyan Sitompul dan Habiburrahman menolak permohonan
kasasi yang diajukan oleh Air Asia.
Majelis hakim tidak menyebutkan alasan penolakan kasasi tersebut. Hanya saja,
keputusan tersebut telah memperkuat putusan-putusan sebelumnya, baik
ditingkat pertama maupun ditingkat banding. Adapun putusan tersebut
dibacakan pada tanggal 22 November 2012 lalu. Kuasa hukum Boedi, David
Tobing mengaku belum menerima salinan putusan tersebut. Namun David
menjelaskan kasus tersebut bermula ketika kliennya membeli tiket
penerbangan pulang-pergi Jakarta-Yogyakarta.
Tiket tersebut dibeli untuk penerbangan pada 12 Desember 2008 pukul 06.00
WIB dari Jakarta menuju Yogyakarta dengan nomor penerbangan No. QZ7340,
dan untuk tanggal 14 Desember 2008 pukul 16.32 WIB dari Yogyakarta menuju
Jakarta dengan nomor penerbangan No. QZ7345. Namun sehari sebelum
keberangkatan, pihak AirAsia scara sepihak membatalkannya, karena
dibatalkan, Boedi kemudian terpaksa mencari transportasi pengganti untuk bisa
sampai ke Yogyakarta pada waktu yang direncanakan.
Pembatalan tersebut telah membuat aktivitas kliennya terganggu, karena
menyebabkan terlambat menghadiri undangan seminar. Karena terlambat
menghadiri undang seminar dan membuat nama baiknya menjadi terganggu.
Atas pembatalan sepihak ini, penumpang menggugat Air Asia dan
dikabulkan oleh Pengadilan Negeri (PN) Tangerang pada 2 Februari 2010. Hakim
beralasan, pembatalan secara sepihak tersebut telah terbukti melanggar
Peraturan Menteri Perhubungan dan UU Perlindungan Konsumen.
Atas putusan MA tersebut, Communication Manager AirAsia, Audrey Progastama
Petriny mengaku akan mengikuti proses hukum sesuai aturan yang berlaku.
Berikut kutipan dari Putusan Mahkamah Agung mengenai Kasus Air Asia
:
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
( sumber : putusan.mahkamahagung.go.id )
P U T U S A N
No. 1391 K/Pdt/2011
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai
berikut dalam
perkara:
PT INDONESIA AIRASIA, berkedudukan di office Managemen
Building Lantai 2 Soekarno-Hatta, Tangerang, dalam hal ini memberi
kuasa kepada DESTIVANO WIBOWO, S.H., LL.M., dan kawankawan,
Advokat, berkantor di Menara Karya Lantai 7, Unit B & C,
Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 1-2, Kuningan, Jakarta, Pemohon Kasasi
dahulu Tergugat/Pembanding;
m e l a w a n:
HASTJARJO BOEDI WIBOWO, bertempat tinggal di Jalan Nila
No. 3 B, RT 04, RW 01, Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa,
Jakarta Selatan, Termohon Kasasi dahulu Penggugat/Terbanding;
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata Termohon Kasasi dahulu
sebagai Penggugat telah menggugat terhadap sekarang Pemohon Kasasi
dahulu sebagai
Tergugat di depan persidangan Pengadilan Negeri Tangerang pada pokoknya
atas dalildalil:
Bahwa Penggugat adalah seorang Dosen Desain Komunikasi Visual di Binus
University Jakarta dan sering menjadi dosen tamu/pembicara di Jakarta;
Bahwa sehubungan dengan profesi Penggugat sebagai seorang Dosen,
Penggugat
diundang untuk menjadi pembicara tunggal Workshop Program Studi Desain
Komunikasi
Visual di Institut Seni Indonesia Yogayakarta yang bertajuk “Tantangan
Globalisasi
Terhadap Industri Kreatif Desain Komunikasi Visual” pada tanggal 12 Desember
2008
Pukul 09.00 WIB.
Bahwa untuk menghadiri acara tersebut maka pada tanggal 5 Desember 2008
Penggugat membeli 2 (dua) tiket pesawat AirAsia secara online melalui website
yaitu
untuk penerbangan dari Jakarta ke Yogyakarta tanggal 12 Desember 2008 Pukul
06.00 WIB dengan pesawat AirAsia QZ7340 dan untuk penerbangan dari
Yogyakarta ke
Jakarta tanggal 14 Desember 2008 Pukul 16.30 WIB dengan pesawat AirAsia
QZ7345
yang pemesanannya dibayar oleh Penggugat dengan menggunakan kartu kredit
visa dari
Bank Citibank.
Bahwa setelah Penggugat melakukan pembelian tiket pesawat AirAsia
secara
online tersebut Penggugat kemudian mendapatkan status konfirmasi yang
menyatakan
bahwa Peggugat adalah penumpang Tergugat untuk jadwal penerbangan
tersebut;
Bahwa pada tanggal 11 Desember 2008 Pukul 14.00 WIB tiba-tiba Tergugat
melakukan pembatalan penerbangan secara sepihak melalui Short Message
Service
(SMS) kepada Penggugat tanpa ada alasan dan pemberitahuan terlebih dahulu
dari
Tergugat kepada Penggugat;
Isi SMS Tergugat sebagai berikut:
“AirAsia: Your Fligt QZ7340 CGK-JOG 12DEC08 At 06.00 Moved To QZ7344 At
15.05. Info Call 021-50505088, Sorry for the Inconvenience Causes, Thank you.
Sender:
AirAsia”;
Terjemahan bebas dalam bahasa Indonesia:
“AirAsia: Penerbangan Anda QZ7340 CGK-JOG 12DES08 pada pukul 06.00 WIB
dipindahkan ke QZ7344 pada pukul 15.05 WIB. Intuk informasi hubungi ke
021-50505088, Maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Termikasih. Pengirim:
AirAsia”;
Tergugat telah melanggar ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun
1995 tentang Angkutan Udara (“PP”);
Penggugat selaku pengguna jasa angkutan udara sebagaimana dimaksud di
dalam Pasal 41 ayat (2) Peraturan Pemerintah yang menyatakan:
“Dalam hal terjadi keterlambatan demi penundaan dalam pengakutan
karena
kesalahan pengangkut, perusahaan angkutan wajib memberikan
pelayanan
yang layak kepada penumpang atau memberikan ganti rugi atas
kerugian
yang secara nyata dialami oleh penumpang atau pemilik barang”;
Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat
sebagaimana
tersebut di atas, Penggugat tidak bisa tepat waktu tiba di tempat acara,
sehingga acara
Penggugat tertunda selama 1 (satu) jam, dan selama di perjalanan Penggugat
menjadi
tidak tenang dan khawatir karena Penggugat takut dianggap sebagai orang
yang tidak
bertanggungjawab terhadap tugas yang telah dipercayakan kepada Penggugat,
di mana
kekhawatiran Penggugat tersebut mengakibatkan terganggunya persiapan dan
konsentrasi
Penggugat dalam melaksanakan tugas tersebut;
Bahwa oleh karena Tergugat telah terbukti melakukan perbuatan melawan
hukum
berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata, maka sudah sepatutnya Tergugat
diwajibkan untuk
mengganti kerugian yang diderita oleh Penggugat baik kerugian materiil
maupun
immaterial dengan perincaian sebagai berikut:
Kerugian Materiil:
Bahwa Penggugat tidak dapat menggunakan tiket pesawat tujuan Jakarta-
Yogyakarta
yang telah dibeli dari Tergugat sehingga Penggugat terpaksa membeli tiket
penerbangan
lain dan mengeluarkan biaya lagi untuk airport tax serta tiket kereta api
eksekutif Argo
Wilis, dengan perincian sebagai beirkut:
- Tiket Air Asia dari Jakarta ke Yogyakarta : Rp 397.900,-
- Tiket Lion Air dari Jakarta ke Yogyakarta : Rp 379.000,-
- Airport tax : Rp 30.000,-
- Tiket Kereta Api Eksekutif Argo Wilis : Rp 155.000,-
- Total Rp 961.900,- (sembilan ratus enam puluh satu ribu sembilan ratus
rupiah);
Bahwa jumlah ganti rugi yang diajukan Penggugat masih sesuai dengan PP
Pasal 43 ayat
4 yang berisi:
“Ganti rugi untuk keterlambatan yang dialami oleh penumpang karena
kesalahan
pengangkut hanya diberikan untuk kerugian yang secara nyata diderita oleh
calon
penumpang sampai dengan setinggi-tingginya Rp 1.000.000,- (satu juta
rupiah)”
Kerugian Immateriil:
Bahwa selain dari kerugian materil tersebut, Penggugat juga menderita
kerugian
imateril yaitu terganggunya reputasi Penggugat sebagai dosen maupun
pembicara pada
seminar-seminar dan tersitanya waktu dan pikiran Penggugat untuk mengurus
perkara ini
sehingga Penggugat tidak dapat bekerja dengan baik, yang jika dinilai dengan
uang
adalah sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah):
Bahwa Tergugat harus dan patut membayar ganti rugi kepada Penggugat akibat
kesalahan yang dilakukan Tergugat apalagi sudah terbukti kerugian tersebut
diakibatkan
oleh tindakan Tergugat yang telah tidak menjalankan kewajiban hukumnya
sebagai
pengangkut terhadap calon penumpang.
D. Air Asia Berhenti Bekerja Sama dengan Jepang
AirAsia Japan terbentuk dari mitra usaha(jointventure) antara AirAsia
Berhad dan All Nippon Airways (ANA), serta pihak ketiga. Banyak tantangan
yang dihadapi, tidak hanya bagi AirAsia Japan tetapi juga Jetstar Japan
(perusahaan penerbangan yang terbentuk dari hubungan joint venture antara
Qantas Airways, Japan Airlines dan Mitsubishi Corporation) dan Peach Aviation
(Peach adalah perusahaan penerbangan yang murah di Jepang atau low cost
carrier), yang berbasis di Osaka Kansai Airport Interantional, yang merupakan
perusahaan joint venture antara All Nippon Airways, Innovation Network
Corporation Jepang dan First Eastern Investment Group. Beberapa masalah
sudah mulai terlihat namun sengaja ditutup-tutupi oleh perusahaan.Mereka
berekspektasi bahwa LCC (low cost carrier)akan memiliki masa depan jangka
panjang yang baik di Jepang.
Masalah AirAsia Japan berasal dari struktur kepemilikan yang
memberikan kontrol penuhkepada ANA, yang dimana hal tersebut merupakan
sesuatu kelebihanyang tidak didapatkan di Jetstar Japan atau Peach. Hal ini
memungkinkan LCC tumbuh menjadi profesional untuk menjalankan maskapai
secara penuh.
Semua afiliasi AirAsia lainnya memiliki mitra lokal dari luar sektor maskapai.
AirAsia tidak memiliki hak penuh pada setiap afiliasinya yang berada di luar
Malaysia, tetapi memiliki hubungan yang kooperatif, yang memungkinkan
AirAsiaGroup untuk memastikan setiap keputusan dan peraturan yang dibuat
suatu afiliasi AirAsia sesuai dengan kondisi penerbangan baru yang akan
diluncurkan. ANA adalah mitra AirAsia pertama yang diberikan hak penuh untuk
menjalankan operasional perusahaan.
AirAsia terlihat terlalu terburu-buru dalam globalisasi produknya dan
mengabaikan segala sistem distribusi lokal yang ada. Padahal sistem yang ada
di Jepang kini telah beralih pada sistem yang mendukung teori dari
"glocalisation"(istilah yang menunjukkan adaptasi dari suatu produk atau jasa
khusus untuk masing-masing wilayah atau budaya di mana itu dipasarkan. Hal
ini mirip dengan internasionalisasi. Istilah "glokalisasi" adalah campuran baru
yang terbentuk dari kata globalisasi dan lokalisasi yang mengacu pada konsep
yang menggambarkan individu, kelompok, organisasi, produk atau jasa yang
tidak hanya mencerminkan standar global tetapi juga lokal). Tentu saja hal ini
agak mengejutkan karena AirAsia sebelumnya pernah belajar dari yang sama di
Indonesia, dimana afiliasi di tahun-tahun awal berjuang sebagai
perusahaanyang mengabaikan sistem lokal termasuk kebutuhan untuk solusi
distribusi lokal.
AirAsia Japan monthly seats: Aug 2012 sampai Juni 2013
Source: CAPA - Centre for Aviation and OAG
AirAsia terlalu berani dalam mengimplementasikan model
universalnya; dibutuhkan suatu riset pasar
AirAsia membentuk AirAsia Japan pada Agustus-2011. Keputusan ini merupakan
langkah yang terburu-buru karena pada saat yang berdekatan, yakni Juni 2011
AirAsia baru saja selesai mempersiapkan peluncuran AirAsia Philippines.
Keberhasilan peluncuran AirAsia Japan terhambat juga dikarenakan sibuknya
AirAsia Group dalam menyiapkan berbagai peluncuran maskapai penerbangan
lainnya sehingga perhatian AirAsia Group jadi tidak terarah dan membuat
kinerja AirAsia Japan kian memburuk.
AirAsia Japanterlalu fokus dalam melakukan promosi layanan dalam bentuk
iklan daripada memperbaiki sistem struktural perusahaan, seperti membuat
sistem distribusi alternatif untuk memudahkan pelanggan dalam mendapatkan
layanan dan mendapatkan tiket.
AirAsia dan Jetstar diluncurkan padapuncak perjalanan musim panas. Namun
sebelumnya dilakukan promosi yang ekstensif hingga menjelang peluncuran
agar dapat memimpin pasar dalam harga jual yang rendah.
Loadfactor AirAsia dan Jestar terlihat menurun untuk pasar domestik Jepang,
menjadi dibawah ANA dan JAL.
Select Japanese carriers' domestic load factors: Jul 2012 to November
2012
Source: CAPA - Centre for Aviation
Load factor AirAsia turun menjadi sekitar 10ppt dibawah Jetstar meskipun dua
maskapai tersebut memiliki strategi jaringan yang serupa. Pada Oktober 2012
dan November 2012 (bulan terakhir sesuai data yang tersedia), AirAsia bahkan
turun sekitar 8ppt lebih rendah dari ANA dan JAL.
AirAsia juga menghadapi keterbatasan distribusi/penjualan melaluiwebsite,
karena bentuk website yang terlalu kompleks, seperti yang telah dilaporkan di
media. AirAsia Japan mulai melakukan perubahan setelah perubahan CEO di
Dec 2012, namun saat itu situasinya sudah ekstrim dan sejak saat itu CEO baru
(sebelumnya dari ANA) tidak dijelaskancara menjalakan LCC yang ideal oleh
AirAsia Berhad.
AirAsia memiliki masalah yang sama seperti di Indonesia, yang awalnya
memutuskan untuk tidak menggunakan saluran distribusi lokal termasuk agen
perjalanan. Dan akhirnya AirAsia belajar dari pengalaman di Indonesia dan baru-
baru ini memperkenalkan saluran distribusi lokal karena dapat memperluas
ekspansi domestik. AirAsia seharusnya menerapkan hal yang sama di Jepang
dan memperhatikan nuansa lokal (sistem di Jepang) sebelum memutuskan
untuk membentuk joint venture di Jepang.
Pasar penerbangan Jepang memiliki tantangan diluar kendali AirAsia
Japan
Lingkungan operasi Jepang bukanlah penyebabatas kinerja yang buruk AirAsia
Japan, namun seharusnya tidak meremehkan sistem di Jepang. Tokyo Narita,
seperti sebagian besar bandara di Jepang, memiliki jam malam. AirAsia Japan
dan Jetstar Japan telah menemukan ini sebagai tantangan. Terdapat sekitar
enam bandara di Jepang yang buka 24 jam, termasuk Osaka Kansai, base untuk
Peach, Tokyo Haneda (base untuk Skymark) dan Kitakyushu (base untuk
StarFlyer), melaporkan kurangnya penerbangan malam pada AirAsia menjadi
salah satu alasan mengapa maskapai lain dipilih oleh calon penumpang.
Ketepatan waktu sangat penting di Jepang, LCC tepat waktu tetapi
tidak cukup bersaing
Statistik menunjukkan bahwa akumulasi penundaan waktu (delay time)kereta
berkecepatan tinggi Shinkansen Jepang dalam setahun hanya satu menit.
Perusahaan kereta api tersebut memberikan surat kepada penumpang untuk
dibawa ke pimpinan perusahaan kereta apiapabila kereta api terlambat 10
menit.
Peach melaporkandari Mar 2012 ke Mar 2013 on-timeperformancenya adalah
81% dan cancellationratenya 1%. Pada tahun 2012, on-time performanceANA
85.46% sedangkan cancellation ratenya 0,22%. Prestasi ini lebih lanjut
ditegaskan oleh FlightStats bahwa ANA merupakan maskapai yang paling tepat
waktu di dunia dan yang menjadi maskapai dengan cancellation rate global
yang terendah. Statistik JAL sendiri menunjukkan ANA memiliki tingkat on-
timeperformancenya 94,1% dan cancellation ratenya 1,4%.
Setiap LCC memiliki tantangan yang berat untuk menghadapi masalah ini.
Untuk memenuhi kondisi tersebut dibutuhkan staf yang professional, investasi
dibidang yang teknologi besar untuk memastikan pesawat datang tepat waktu.
Hal ini tentu saja menambah biaya bagi LCC.
Pemasalahan:
AirAsia berasumsi bahwa sistem yang diterapkan dinegara lain dapat berfungsi
di Jepang (universal). Dalam hal kepemilikan, AirAsia hanya hanya memegang
49% di AirAsia Jepang. Tetapi kontrol penuh dipegang oleh ANA, yang dalam hal
ini ANA terkenal dengan pelayanan maskapai penerbangan untuk kelas
premium.
Sistem distribusi yang masih minimum jika dibandingkan dengan maskapai
yang lain, sehingga calon penumpang kesulitan untuk mendapatkan tiket.
Kurang mampu beradaptasi dengan budaya di Jepang yang menyebabkan
AirAsia Japan kesulitan bersaing dengan maskapai di Jepang.
Solusi:
Komunikasi antara AirAsia dan ANA seharusnya lebih intensif agar sistem-sistem
dari AirAsia yang berhasil diterapkan di negara lain dapat diterapkan di Jepang,
mengingat di Negara lain AirAsia dapat mengontrol penuh operasionalnya,
sedangkan di Jepang dikontrol oleh ANA yang belum berpengalaman dalam
mengelola LCC.
Perlu dilakukan transfer knowledge antara manajemen AirAsia Japan dengan
manajemen AirAsia dari negara lain agar dapat membantu menerapkan sistem
yang sesuai di Jepang.
E. Penurunan Laba Bersih Air Asia
Maskapai AirAsia menyatakan laba bersihnya turun 62% pada kuartal
II/2013 akibat tingginya biaya operasi dan kerugian nilai tukar untuk
pinjaman.
Laba bersih sebesar USD17,75 juta pada kuartal II/2013, turun dibandingkan
periode tahun lalu meskipun mengalami peningkatan pendapatan 5,5%.
AirAsia menyatakan, berbagai tantangan masih ada akibat tingginya
harga minyak dan bahan bakarpesawat. Meski demikian, menghadapi
berbagai kondisi itu, air asia tetap positif untuk prospek grup pada kuartal III/
2013 dan sepanjang 2013.
Maskapai ini melaporkan penurunan laba 39% pada kuartal I/2013. AirAsia saat
ini telah memiliki anak perusahaan di Indonesia, Filipina dan Thailand. AirAsia
menyatakan setiap anak perusahaan itu mencatatkan peningkatan
pendapatan pada kuartal tersebut. AirAsia telah tumbuh dari semula hanya
memiliki dua pesawat, setelah Tony Fernandes membeli maskapai itu pada
2001.
Saat ini AirAsia telah memiliki total lebih dari 120 pesawat A320. Jumlah
lalu lintas Air Asia menunjukkan bahwa AirAsia kuat dan kami masih mampu
mendorong permintaan dan mempertahankan loyalitas para penumpang kami
melalui tarif yang murah dan jaringan luas di penjuru kawasan.
Maskapai yang merupakan salah satu konsumen terbesar perusahaan
pembuat pesawat Airbus, memperkirakan sekitar 360 pesawat baru akan
dikirim hingga 2026. AirAsia kini berencana meluncurkan perusahaan
gabungan di India. Namun, AirAsia pada Juni mengumumkan akan
menghentikan kerja sama dengan All Nippon Airways asal Jepang dengan
alasan perbedaan kebijakan manajemen.
F. Analisa SWOT
Untuk mengetahui faktor-faktor internal seperti kekuatan dan kelemahan,serta
eksternal seperti peluang dan ancaman dalam bisnis, Analisis SWOT dariAirAsia
dapat ditunjukkan seperti di bawah ini.
SWOT Analysis
Strengths Weaknesses
• Biaya operasional rendah
• Level manajemen yang sedikit,
efektif, fokus dan manajemen agresif
• Model bisnis sederhana yang telah
terbukti yang secara konsisten
memberikan tarif terendah
• Menembus dan merangsang pasar
potensial
• Staf multi-terampil berarti bekerja
secara efisien dan efektif
• Tipe single armada meminimalkan
biaya pemeliharaan dan mudah untuk
dioperasikan pilot
• Layanan dibatasi oleh tarif yang
rendah
• Terbatasnya jumlah sumber daya
manusia sehingga tidak mampu
menangani kejadian diluar kendali
perusahaan
• Campur tangan Pemerintah dan
peraturan di bandara yang
mengharuskan memberikan
penawaran dan kompensasi kepada
penumpang
• Lokasi bandara sekunder yang
kurang strategis
• Merek sangat penting untuk posisi
tawar di pasar dan mengembangkan
merek adalah tantangan tersendiri
• Ketergantungan pada outsourcing
• Memberikan layanan sesuai dengan
harga yang dibayarkan penumpang
Opportunities Threats
• Penerbangan jarak jauh adalah
tantangan untuk mendapatkan pasar
pangsa pasar yang belum terjangkau
• Diferensiasi dari Model LCC
tradisional dengan menambahkan
layanan pelanggan atau operasi
sebagai layanan penerbangan penuh
dengan tarif rendah
• Konsolidasi industri berkelanjutan
telah membuka peluang untuk rute
baru dan kerjasama dengan bandara
terkait
• Harga bahan bakar yang tinggi akan
menekan persaingan harga
• Maskapai dengan layanan penuh
mulai memangkas biaya untuk dapat
bersaing
• Masuknya LCC lainnya ke pasar
• Harga bahan bakar tinggi
menurunkan yield
• Kecelakaan, serangan teroris, dan
bencana dapat mempengaruhi
kepercayaan pelanggan
• Peraturan Penerbangan dan
kebijakan pemerintah
• Peningkatan biaya operasional
dalam penyediaan nilai tambah
layanan
• Sistem gangguan karena
bergantung pada penjualan secara
online
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang bisa penulis ambil adalah sebagai berikut :
1. Harga Hemat
Harga AirAsia selalu lebih rendah dibandingkan maskapai lainnya.
Layanan jasa seperti ini sangat cocok bagi penumpang yang hanya ingin
terbang tanpa embel embel makanan, tanpa layanan airport lounge, tanpa
mengikuti program loyalty frequent flyer miles. Semua ini lebih baik di tukar
dengan harga kursi yang 80% jauh lebih murah dibandingkan
dengan mengikutsertakan layanan layanan tersebut. Tidak memberikan
makanan atau minuman. Namun AirAsia mempunyai 'Snack Attack', yang
menyajikan berbagai macam pilihan lezat untuk makanan dan minuman
dengan harga yang terjangkau dan hanya untuk para tamu AirAsia. Tamu
dapat membelinya di dalam pesawat.
2. Frekuensi Terbang Tinggi
Frekuensi terbang AirAsia yang tinggi bertujuan untuk kenyamanan
para tamu. Maskapai inimempraktekkan pola 25 menit untuk tinggal landas,
dimana merupakan yang paling cepat di Asia, sehingga menghasilkan utilisasi
pesawat yang tinggi, biaya makin rendah dan produktivitas staf/maskapai
yang makin meningkat.
3. Untuk Kenyamanan Pelanggan
AirAsia berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang nyaman untuk
membuat perjalanan lebih mudah. Tamu dapat melakukan pembelian dengan
kenyamanan berikut :
Call Center (Pusat Layanan Telepon) - Berdiri pada bulan
februari 2004, Call Center AirAsia berlokasi di Halim Perdana
Kusuma dengan 60 layanan sambungan telepon untuk
kenyamanan para tamu dalam membeli penerbangan.
Terbang tanpa tiket - Diluncurkan pada tanggal 18 April 2002,
konsep ini melengkapi layanan pembelian dari Internet booking
AirAsia dan layanan Call Center dengan menyediakan alternatif
murah biaya dari tiket cetak asli. Tamu tidak lagi perlu repot
repot untuk mengambil tiket!
Beli lewat Internet - sebagai maskapai pertama yang
memperkenalkan layanan ini di Asia, AirAsia menawarkan cara
baru yang nyaman dalam membeli kursi AirAsia melalui
website www.airasia.com.Tidak perlu telepon, tidak perlu
antri. www.airasia.com di luncurkan pada tanggal 10 Mei 2002,
dan sekarang tersedia dalam 6 bahasa - English, Bahasa
Malaysia, Mandarin, Thai dan Bahasa Indonesia.
Reservasi dan kantor penjualan - Tersedia di bandara dan di
kota untuk kenyamanan bagi tamu yang ingin datang langsung.
Travel agent resmi - AirAsia juga memperkenalkan layanan
online B2B kepada travel agent. Fitur berbasis internet dengan
informasi ketersediaan kursi secara real time yang pertama di
Asia. Travel agent dapat melakukan pembayaran secara virtual
melalui kartu kredit.
Layanan pelanggan untuk lebih baik - AirAsia secara terus
menerus cari mencari cara untuk melayani lebih baik dan
memberikan penghematan lebih lagi kepada tamu nya.
4. Keamanan yang utama
AirAsia (PT. IAA) melakukan pemeriksaan rutin pesawatnya di hangar
Garuda Maintenance Facilities (GMF). Kegiatan in merupakan komitmen
kepada masyarakat bahwa Indonesia AirAsia selalu patuh pada ketentuan
keselamatan penerbangan.
Saat ini GMF sudah memiliki approval EASA (sertifikasi dari authority
Eropa) dan FAA (sertifikasi dari authority Amerika) yang berarti kualitas
perawatan pesawat di GMF sudah diakui oleh dunia internasional
Optimalisasi biaya
AirAsia berusaha keras untuk memaksimalkan keuntungan melalui
harga hematnya dengan layanan berkualitas. Maskapai berusaha
mengoptimalisasi biaya dengan cara tinggal landas dalam waktu yang singkat,
tidak memberikan layanan embel embel seperti makanan dan minuman,
menggunakan satu tipe pesawat untuk menghemat biaya pelatihan, dan
semua ini penghemata ini dikembalikan kepada pelanggan dengan
memberikan harga yang sangat hemat.
B. Saran
Adapun saran yang bisa penulis berikan untuk Air Asia :
1. Air Asia harus terus berinovasi agar tidak ditinggalkan konsumen, karena
perusahaan sejenis dengan model Low Cost Carrieer mulai banyak
bermunculan di pasar.
2. Prinsip lebih dekat dengan pelanggan harus tetap dipertahankan, karena
jaman sekarang industri penerbangan bergerak ke arah dimana
konsumen menginginkan mendapatkan ticket dengan cepat dan mudah,
seperti halnya dalam pemesanan tiket online.
3. Prinsip Low Cost, harusnya tidak menjadi ajang untuk asal- asalan. Dalam
artian, perawatan mesin pesawat dan keselamatan penerbangan harus
tetap menjadi hal utama yang diperhatikan.
4. Melakukan lebih banyak eksplorasi lagi, sehingga frekuensi penerbangan
lebih banyak, sehingga moto Everyone Can Flight benar – benar bisa
dirasakan konsumen, bisa melakukan penerbangan kemana saja dengan
harga rendah.
C. Rekomendasi
1. Jika Air Asia ingin meningkatkan frekuensi penerbangan berbagai negara,
sebelumnya Air Asia harus menyesuaikan dengan budaya lokal.
2. Air Asia harus mematuhi Peraturan Keselamatan Penerbangan dan
Perlindungan Konsumen agar tidak ada yang merasa dirugikan.
3. Menganalisa kembali, biaya operasional yang bisa ditekan atau
melakukan efisiensi, meningkatkan promosi guna mencapai target
penjualan.
TUGAS
MANAJEMEN INTERNATIONAL
AIR ASIA CASE
“ NOW EVERYONE CAN FLIGHT “
Oleh :
Yulita Nova ( 122.121.138 )
Garra Chady Prastowo ( 122.121.142 )
Jolly Tobing (122.121.061)
Fajar Tri Nugroho ( 122.121. 035 )
Azri ( 122.121.014 )
Syilvta Nastassia ( 122.121.120 )
Dosen : Prof. Dr. Willy Arafah
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS TRISAKTI 2014