air+asia+paper

41
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Airasia adalah maskapai penerbangan murah asal Malaysia yang berkantor pusat di Kuala Lumpur. Air Asia telah dinobatkan sebagai maskapai terbaik penerbangan bertarif rendah di dunia dan pelopor perjalanan berbiaya rendah di Asia . Sekilas mengenai Air Asia, pada awalnya maskapai penerbangan ini dimiliki oleh Pemerintah Malaysia dibawah nama DRB-HICOM. Namun karena manajemen dan kegiatan operasional yang tidak efisien maka maskapai tersebut mengalami kerugian yang sangat besar, sehingga mengalami kebangkrutan. Keinginan Pemerintah Malaysia untuk menutup kegiatan operasional Air Asia, disambut oleh seorang eksekutif ternama dari perusahaan Time Warner, yaitu Datuk Tony Fernandes, melihat hal tersebut ia jadikan suatu peluang untuk menghidupkan dan memperbaiki kembali manajemen Air Asia. Lalu dia membeli saham Air Asia dari Pemerintah Malaysia pada 2 Desember 2001. Sesuai namanya, saham maskapai ini tidak hanya dimiliki oleh Malaysia saja, namun dimiliki juga oleh Singapura, Thailand, dan Indonesia. Untuk di Indonesia, maskapai penerbangan ini berafiliasi dengan maskapai penerbangan AWAIR (Air Wagon International) adalah sebuah maskapai penerbangan berbiaya rendah yang berbasis di Indonesia. Seiring perjalanannya AWAIR pun berganti nama menjadi PT Indonesia Air Asia. Dengan tagline "Now Everyone Can Fly", Air Asia melayani kota- kota utama di 11 negara Asia. Langkah Tony ini meniru Southwest Airlines (Amerika Serikat). Mengusung tagline “Now Everyone Can

Upload: chenhuxin

Post on 27-Dec-2015

69 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Latihan

TRANSCRIPT

Page 1: AIR+ASIA+PAPER

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Airasia adalah maskapai penerbangan murah asal Malaysia yang

berkantor pusat di Kuala Lumpur. Air Asia telah dinobatkan sebagai maskapai terbaik

penerbangan bertarif rendah di dunia dan pelopor perjalanan berbiaya rendah di Asia

.

Sekilas mengenai Air Asia, pada awalnya maskapai penerbangan ini dimiliki

oleh Pemerintah Malaysia dibawah nama DRB-HICOM. Namun karena manajemen

dan kegiatan operasional yang tidak efisien maka maskapai tersebut mengalami

kerugian yang sangat besar, sehingga mengalami kebangkrutan. Keinginan

Pemerintah Malaysia untuk menutup kegiatan operasional Air Asia, disambut oleh

seorang eksekutif ternama dari perusahaan Time Warner, yaitu Datuk Tony

Fernandes, melihat hal tersebut ia jadikan suatu peluang untuk menghidupkan dan

memperbaiki kembali manajemen Air Asia. Lalu dia membeli saham Air Asia dari

Pemerintah Malaysia pada 2 Desember 2001.

Sesuai namanya, saham maskapai ini tidak hanya dimiliki oleh Malaysia

saja, namun dimiliki juga oleh Singapura, Thailand, dan Indonesia.

Untuk di Indonesia, maskapai penerbangan ini berafiliasi dengan maskapai

penerbangan AWAIR (Air Wagon International) adalah sebuah maskapai

penerbangan berbiaya rendah yang berbasis di Indonesia. Seiring perjalanannya

AWAIR pun berganti nama menjadi PT Indonesia Air Asia.

Dengan tagline "Now Everyone Can Fly", Air Asia melayani kota-kota

utama di 11 negara Asia. Langkah Tony ini meniru Southwest

Airlines (Amerika Serikat). Mengusung tagline “Now Everyone Can Fly”

membuat maskapai penerbangan ini tidak asing lagi di telinga dan di mata

khalayak. Ditambah lagi dengan banyaknya media promosi yang digunakan

maskapai penerbangan ini dalam menawarkan promo yang sedang mereka

tawarkan. Tagline dari Air Asia semakin nyata ketika dalam sebuah promo

maskapai penerbangan ini menawarkan harga tiket penerbangan yang tidak

tanggung-tanggung murahnya. Kita sering melihat iklan di televisi atau

media lain baik di media cetak maupun media baru seperti internet yang

Page 2: AIR+ASIA+PAPER

memuat penawaran harga yang ditawarkan Air Asia yang sangat murah.

Contonya, harga tiket penerbangan dari Medan ke Jakarta  hanya Rp.

50.000,- pulang pergi, atau juga ada tersebumemang sering kita lihat dan tak

penawaran dari Medan ke Penang dengan harga Rp. 45.000, tak heran

maskapai penerbangan ini kini dilirik banyak orang khususnya mahasiswa

yang ingin berlibur ala backpacker yang tentunya memiliki budget liburan

yang minim.

Hanya dalam waktu satu tahun saja Tony Fernandes berhasil

menyelesaikan masalah hutang Air Asia. Ia juga telah berhasil memperbaiki

prestasi Air Asia dan memperoleh keuntungan serta membuka rute baru

penerbangan.

AirAsia adalah salah satu pemenang penghargaan dan penerbangan

bertarif rendah terbesar di Asia yang berkembang pesat sejak tahun 2001.

dengan armada 72 pesawat, AirAsia terbang ke lebih dari 61 tujuan domestik

dan internasional dengan 108 rute, dan beroperasi lebih dari 400

penerbangan setiap hari dari hub Dengan jaringan rute yang membentang di

lebih dari 20 negara, AirAsia terus membuka jalan bagi penerbangan

berbiaya terjangkau lewat solusi inovatif, proses efisien dan pendekatan yang

baru dalam usaha ini.

Bersama anak-anak perusahaan seperti AirAsia X, Thai AirAsia,

Indonesia AirAsia dan Philippines’ AirAsia Inc,. AirAsia percaya pada tanpa

embel-embel, kerumitan-bebas, konsep bisnis tarif rendah dan merasa bahwa

menjaga biaya rendah membutuhkan efisiensi yang tinggi dalam setiap

bagian dari bisnis. Melalui filosofi perusahaan "Now everyone can fly", AirAsia

telah memicu sebuah revolusi dalam perjalanan udara dengan lebih banyak

orang di seluruh wilayah memilih AirAsia sebagai pilihan yang mereka sukai

untuk transportasi.

Page 3: AIR+ASIA+PAPER

AirAsia menciptakan value melalui visi dan misi sebagai berikut:

Airasia Value

Visi Menjadi maskapai penerbangan berbiaya hemat di Asia dan

melayani 3 juta orang yang sekarang dilayani dengan

konektivitas yang kurang baik dan tarif yang mahal.

Misi Menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja, di mana

para karyawan dianggap sebagai anggota keluarga

besar

Menciptakan brand ASEAN yang diakui secara global

Mencapai tarif terhemat sehingga semua orang bisa

terbang dengan AirAsia

Mempertahankan produk berkualitas tinggi,

menggunakan teknologi untuk mengurangi

pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan

AirAsia membuat model tarif serendah mungkin dan menciptakan nilai melalui

penerapan kunci strategi berikut :

Airasia Key Strategies

Safety First Bekerja sama dengan penyedia perawatan paling terkenal

di dunia dan mematuhi standar operasi penerbangan dunia.

High Aircraft Waktu perputaran (turn around time) tercepat di region

Page 4: AIR+ASIA+PAPER

Utilization dengan hanya 25 menit, memastikan tarif terhemat dan

produktivitas yang tinggi.

Low Fare, No Frills Menyediakan pilihan layanan yang sesuai dengan

kebutuhan bagi para penumpang tanpa menurunkan

kualitas dan layanan.

Streamline

Operations

Memastikan bahwa setiap proses dilakukan secara

sesederhana dan efisien.

Lean Distribution

System

Menawarkan kanal distribusi yang luas dan inovatif untuk

memudahkan proses pembelian dan perjalanan.

Point to Point

Network

Menerapkan jaringan point to point agar pengoperasian

menjadi sederhana dengan berbiaya yang rendah.

Kunci dalam menyajikan tarif rendah adalah konsisten menjaga biaya tetap

rendah. Untuk mencapai biaya rendah dibutuhkan efisiensi tinggi di setiap

bagian dari bisnis dan mempertahankan kesederhanaan. Oleh karena itu

setiap proses sistem harus menggabungkan praktek-praktek industri terbaik.

Afiliansi Air Asia

Pada akhir tahun 2006 , Fernandes meluncurkan rencana lima tahun

untuk lebih meningkatkan kehadiran AirAsia di Asia . Berdasarkan program

tersebut , AirAsia diusulkan memperkuat dan meningkatkan jaringan rute

dengan menghubungkan semua tujuan yang ada di seluruh wilayah dan

memperluas lebih lanjut ke Vietnam, Indonesia , China Southern ( Kunming ,

Xiamen , Shenzhen ) dan India . Melalui perusahaan sister , Thai AirAsia dan

Indonesia AirAsia , rencana menyerukan fokus pada pengembangan hub di

Bangkok dan Jakarta Dengan meningkatnya frekuensi dan penambahan rute

baru , AirAsia peningkatan volume penumpang menjadi 13,9 juta pada tahun

fiskal 2007.

Sebuah A320 AirAsia dengan bendera Malaysia di ekor dan Kartun gambar di

badan pesawat .

Pada tanggal 27 September 2008, perusahaan mengumumkan 106 rute baru

Page 5: AIR+ASIA+PAPER

yang akan ditambahkan ke daftar kemudian - saat ini dari 60 . Jumlah rute yang

lama dihentikan belum diungkapkan kepada publik .

AirAsia telah memulai sejak anak perusahaan Thailand , Singapura

ditambahkan sendiri ke daftar tujuan , dan mulai penerbangan ke Indonesia .

Penerbangan ke Macau mulai pada bulan Juni 2004 , dan penerbangan ke

daratan China (Xiamen ) dan Filipina ( Manila ) pada bulan April 2005 .

Penerbangan ke Vietnam dan Kamboja diikuti kemudian pada tahun 2005 dan

ke Brunei dan Myanmar pada tahun 2006 , yang terakhir dengan Thai AirAsia .

Pada bulan Agustus 2006 , AirAsia mengambil alih Malaysia Airlines di rute

Pedesaan Air Service di Sabah dan Sarawak , yang beroperasi di bawah merek

FlyAsianXpress . Rute ini kemudian dikembalikan ke MASwings setahun

kemudian , karena alasan komersial .

Pada bulan Agustus 2011 , AirAsia sepakat untuk membentuk aliansi dengan

Malaysia Airlines melalui swap saham Aliansi dipukul . Turun oleh pemerintah

Malaysia , pada dasarnya membatalkan kesepakatan kedua pene.

Pada awal 2013 , AirAsia melihat peningkatan tajam dalam profitabilitas.

Perbandingan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan 168 % dalam

keuntungan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2012 .

Untuk kuartal yang berakhir 31 Desember 2012, laba bersih maskapai

mencapai 350.650.000 ringgit ( US $ 114.080.000 ) . Meskipun kenaikan 1 % pada

harga bahan bakar rata-rata , maskapai ini mencatat keuntungan 1,88 miliar ringgit

untuk 2012 tahun fiskal penuh.

Pada Februari 2013 , AirAsia mengajukan permohonan kepada Badan Promosi

Investasi Luar Negeri India , melalui lengan investasi , AirAsia Investment Limited ,

untuk meminta persetujuan untuk memulai operasinya di India . AirAsia diminta

untuk mengambil 49% saham di adik India maskapai penerbangan , yang

merupakan maksimum yang diizinkan oleh pemerintah India pada waktu itu.

Awalnya , AirAsia berkomitmen untuk berinvestasi hingga US $ 50 juta untuk

maskapai baru . Operasi akan dimulai di Chennai , memperluas jaringan di seluruh

India Selatan , di mana AirAsia telah mengoperasikan penerbangan dari Malaysia

dan Thailand .

B. Tujuan

Page 6: AIR+ASIA+PAPER

Tujuan Penulisan Makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai Air Asia

2. Untuk kunci sukses Air Asia sampai saat ini

3. Untuk mempelajari, model bisnis dari Air Asia

BAB II PEMBAHASAN

A. Air Asia Low Cost Carier

Air Asia merrupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri

penerbangan yang telah menerapkan strategi penerapan harga murah ( low

cost carier / LCC) dibandingkan dengan kompetitornya. Strategi ini dipilih

karena sesuai dengan target market yang dipilih oleh Air Asia yaitu konsumen

penerbangan yang sangat aware terhadap harga dan hanya membutuhkan

maanfat utama dari produk dan pelayanan industri penerbangan yaitu

transportasi yang memindahkan konsumen dari satu tempat ke tempat lain.

Masuknya Air Asia kesegmen market ini didasari oleh pertimbangan bahwa

masih banyaknya penduduk Asia khususnya Asia Tenggara yang membutuhkan

transpotasi yamg cepat melalui udara baik antar negara maupun antar daerah

tetapi terkendala oleh besarnya biaya penerbangan yang saat itu ada. Potensi

segmen ini bertamabah semakin besar seiring dengan terjadinya switching

konsumen penerbangan premium/biasa yang menginginkan harga yang lebih

rendah. Swtiching ini banyak dipengaruhi oleh turunnya daya beli konsumen

penerbangan secara keseluruhan sebagai akibat krisis yang melanda Asia.

Maskapai penerbangan bertarif rendah seperti AirAsia telah mengubah

definisi penerbangan yang perjalanan udara mewah dan hanya dapat dinikmati

oleh sebagian segmen pasar.Tujuan utama dari low cost carrier adalah untuk

meningkatkan jangkauan layanan mereka dan menyediakan layanan ke

segmen pasar yang lebih besar.

Page 7: AIR+ASIA+PAPER

Model Bisnis

AirAsia menganut prinsipLow-Cost (LCC) model bisnis di industri penerbangan, dengan ciri

sebagai berikut:

Model Bisnis LCC

Simple Product • Layanan Catering sesuai permintaan dengan pembayaran

tambahan

• Pesawat dengan tempat duduk yang sempit dan hanya

satu kelas

• Tidak ada program frequent flyer

Positioning • penumpang Non-bisnis, terutama bertujuan untuk liburan

dan sensitif terhadap harga

• Penerbangan rute jarak pendek point to point dengan

frekuensi tinggi

• Pemasaran agresif

• bandara Sekunder

• Persaingan dengan semua operator transportasi

Low Operating Costs •Upah rendah

•biaya bandara rendah

•biaya rendah untuk pemeliharaan, pelatihan kokpit dan kru

standby karena armada pesawat yang homogen

Page 8: AIR+ASIA+PAPER

•produktivitas sumber daya tinggi

•waktu parkir pesawat yang pendek karena proses boarding

berlangsung sederhana dan cepat

•Tidak ada layanan kargo udara, tidak ada layanan hub,

waktu pembersihan pendek, dan persentase yang tinggi dari

penjualan secara online

Beragamnya perusahaan penerbangan di Asia, khususnya di Indonesia,

membuat maskapai Air Asia ini harus melihat pangsa pasar atau market share

mereka.Pangsa pasar (market share) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang

dikuasai oleh suatu perusahaan, atau prosentasi penjualan suatu perusahaan

terhadap total penjualan para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat

tertentu (William J.S, 1984). 

Terkait dengan market share, melihat contoh Air Asia ini kita juga harus

melihat besarnya pangsa pasar atau market share, menurut Charles W. Lamb,

besarnya pangsa pasar setiap saat akan berubah sesuai dengan perubahan

selera konsumen, atau berpindahnya minat konsumen dari suatu produk ke

produk yang lain. Jika dihubungkan dengan selera konsumen terdapat empat

karakteristik yang mempengaruhi pengguna dalam melakukan pembelian yaitu

faktor budaya (budaya, sub budaya, dan kelas sosial),faktor sosial (kelompok

keluarga, peran, dan status), faktor pribadi (umur, pekerjaan, situasi ekonomi,

gaya hidup, dan kepribadian), dan faktor psikologis (pengetahuan, motivasi,

keyakinan, dan sikap).

Proses keputusan membeli seorang pengguna melewati lima tahap

yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan

membeli, dan tingkah laku pasca pembelian (Kotler, 1993).           

Dilihat dari segi harga (price) memang maskapai penerbangan Air Asia

sampai saat ini belum memiliki pesaing dalam hal penawaran harga tiket yang

murah. Sebelum membahas lebih lanjut, perlu kita mengetahui apa yang

Page 9: AIR+ASIA+PAPER

disebut harga atau price, harga (price) adalah sejumlah uang yang dibayar

konsumen untuk mendapatkan produk atau mengganti hak milik produk.

Menurut  Philip Kotler, harga merupakan sejumlah uang yang

dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Air Asia, jika dilihat dari segi

strategi penentuan harganya sebagai produk baru, Air Asia telah melakukan

penetration price yang cukup baik dan menarik perhatian dimana strategi harga

penetrasi menentukan harga awal yang rendah serendah-rendahnya atau

murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga

membangun loyalitas merek dari pada konsumen. Dilihat dari segi strategi

penentuan harga yang mempengaruhi psikologis konsumen, Air Asia telah

melakukan leader pricing dimana strategi harga yang ditetapkan lebih rendah

daripada harga pasar/harga normal untuk meningkatkan omset

penjualan/pembeli. Selain itu untuk menjaga konsumennya Air Asia juga

menerapkan strategi harga diskon pada penjualannya yaitu dengan

memberikan potongan harga dari harga yang sudah ditetapkan demi

meningkatkan penjualan suatu produk barang atau jasa. Diskon dapat diberikan

pada umum dalam bentuk diskon kuantitas, diskon pembayaran tunai / cash,

trade discount.

Berikut ini adalah strategi air asia dalam menekan biaya sehingga

harga tiket Air Asia dapat dibuat serendah mungkin.

1. AirAsia meniadakan makanan dan minuman di dalam pesawat. Penumpang

yang membutuhkan makanan dan minuman tetap dapat memesannya di dalam

pesawat.

2. Rute perjalanan Air Asia pada umumnya butuh waktu antara 3 – 3,5 jam. Hal

ini membuat Air Asia dapat menggunakan awak kabin yang sama untuk

penerbangan balik dari tujuan kedatangan kembali ke tujuan pemberangkatan

sambil membawa penumpang baru dengan demikian biaya gaji awak kabin

dapat dikurangi.

3. Tidak ada biaya yang diperlukan untuk akomodasi awak kabin di tujuan

kedatangan karena mereka kembali ke rumah pada hari yang sama, setelah 8-

10 jam. Waktu tersebut sama dengan waktu normal orang kantoran biasa

bekerja.

Page 10: AIR+ASIA+PAPER

4. Pelanggan didorong untuk membeli tiket lewat internet sehingga Air Asia

dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa tempat

penjualan tiket beserta stafnya. Penghematan lainnya adalah tidak ada tiket

yang dicetak. Pelanggan cukup mencetak sendiri kode penerbangan beserta

rinciannya.

5. Air Asia mencari landasan udara termurah. Sebagai contoh Air Asia lebih

memilih landasan udara Macau yang lebih murah dibandingkan Hongkong. Dari

Macau penumpang dapat menaiki hovercraft ke Hongkong. Jika dalam sebuah

negara tidak terdapat pilihan landasan udara murah, maka Air Asia memilih

untuk tidak menggunakan semua fasilitas dalam bandara tersebut semisal

jembatan layang yang menghubungkan ruang tunggu dengan pesawat.

Penumpang dapat berjalan kaki langsung menuju pesawat.

6. Air Asia hanya menggunakan 1 jenis pesawat saja yaitu Air Bus 320. Hal ini

dapat  menghemat biaya pelatihan awak kabin karena mereka hanya perlu

mempelajari 1 jenis pesawat saja.

7. Dalam salah satu promosinya Air Asia pernah menawarkan harga tiket yang

sangatrendah.

KL ke Jakarta (sekali jalan)                          : Rp. 4.975

KL ke Macau (sekali jalan)                           : Rp. 2.475

KL ke Bangkok (sekali jalan)                        : Rp. 7.475

Air Asia adalah salah satu maskapai penerbangan low cost premier di

Asia dan telah memperoleh ratusan milyar setiap tahunnya. Dalam kalkulasi

sederhana,harga tiket di atas seperti tidak masuk akal. Air Asia tidak hanya

sekali menerapkan harga tiket seperti ini tetapi secara reguler menerapkannya.

Harga tiket tersebut bahkan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga tiket

bus ataupun kapal laut. Air Asia tahu bahwa tidak semua kursi dalam

penerbangan akan terisi oleh karena itu daripada kursi tersebut tidak terisi

maka lebih baik ditawarkan kepada pelanggan dengan harga yang super

Page 11: AIR+ASIA+PAPER

murah. Air Asia akan mendapatkan manfaat dari publisitas yang beredar. Tentu

saja tempat duduk yang disediakan untuk tarif tersebut terbatas dan

penumpang harus memesan sebelumnya.

8. AirAsia melakukan hedging terhadap biaya bahan bakar. Bahan bakar

menghabiskan 60 persen dari total biaya operasional AirAsia. Maskapai udara

tersebut membayar bahan bakar di depan untuk menjaga harga terendah,

sehingga bisa meminimalkan resiko fluktuasi harga bahan bakar.

Dari uraian strategi Air Asia dalam menciptakan pasarnya di Asia

khususnya di Indonesia, Air Asia dengan sangat cermat melakukan penetrasi

harga yang sangat murah dan berbeda dengan maskapai penerbangan lainnya,

belum lagi dengan promo-promo yang mereka tawarkan.

Stigma bahwa berlibur dengan menggunakan pesawat itu mahal pun

sirna ketika penawaran yang ditawarkan Air Asia mendapatkan sambutan yang

positif dan antusiasme yang tinggi dari target audience yang melihat iklan

maupun merasakan dampak promosi yang gencar dilakukan oleh Air Asia.

Berlibur pun kini dipandang sudah menjadi suatu keharusan bagi sebagian

orang setelah melihat murahnya harga tiket penerbangan yang ditawarkan Air

Asia. Di masa mendatang bukan tak mungkin maskapai penerbangan ini akan

tumbuh dan berkembang pesat. Dapat saya gambarkan apa yang dilakukan Air

Asia kini akan berdampak cukup besar kedepannya. Air Asia kini memiliki

pelanggan setia yang kebanyakan kalangan muda, untuk saat ini dampak

tersebut memang kurang signifikan, namun dimasa mendatang

kebiasaanberlibur dengan menggunakan Air Asia akan terpatri dalam pikiran

penggunanya.

Dengan tiket promo yang murah yang ditawarkan Air Asia, berlibur dapat

menjadi suatu kebiasaan dan hal tersebut dapat menguntungkan Air Asia yang

sejak awalnya memiliki image berlibur murah dengan tagline “Now Everyone

Can Fly”. Air Asia dapat secara perlahan menambah dan meluaskan pangsa

pasarnya, namun dengan perlahan menaikkan harga tiketnya sedikit demi

sedikit mungkin tidak akan disadari dan berpengaruh bagi pengguna Air Asia

karena aspek psikologis penggunanya telah terserang oleh image yang telah

dibangun Air Asia sejak awalnya.

Page 12: AIR+ASIA+PAPER

B. Strategi penetapan harga AirAsia berdasarkan teori Manajemen

Internasional.

Kebijakan Penetapan Harga Invention/Geocentric

Dalam pendekatan ini perusahaan tidak menetapkan satu harga untuk

diberlakukan di seluruh dunia dan juga tidak menyerahkan keputusan

penetapan harga kepada cabang perusahaan, namun justru mengambil posisi di

antara keduannya. Asumsi yang mendasari penetapan strategi ini adalah bahwa

terdapat factor-faktor pasar local yang unik yang harus dpahami dalam

membuat keputusan harga.

Faktor-faktor tersebut meliputi biaya lokal, tingkat penghasilan,

persaingan, dan strategi pemasaran lokal. Biaya lokal ditambah dengan

pengembalian investasi modal dan personalia menentukan batas bawah harga

(price floor) untuk jangka panjang. Akan tetapi, dalam jangka pendek sebuah

perusahaan bias memutuskan untuk menetapkan tujuan penetrasi pasar dan

menetepkan harga dibawah nilai pengembalian cost-plus menggunakan

pemasok ekspor untuk membangun pasar.

Tujuan jangka pendek lainnya berupa estimasi ukuran pasar pada harga

tertentu yang akan mendatangkan laba, sekalipun memakai pemasuk lokal dan

skala output tertentu.

Faktor terakhir yang mempengaruhi keputusan harga adalah strategi

dan bauran pemasaran lokal. Harga harus selaras dengan unsur program

pemasaran yang lain. Sebagai tambahan atas faktor-faktor lokal ini, pendekatan

geosentris mengakui bahwa koordinasi harga dengan kantor pusat diperlukan

untuk mengangani para pelanggan internasional dan arbitrase produk.

Akhirnya, pendekatan geosentris secara sadar dan sistematik berusaha

memastikan bahwa pengalaman penetapan harga nasional yang sudah

terakumulasi akan diperkaya dan diterapkan kalau relevan.

C. Pelanggaran Hukum oleh Air Asia

Page 13: AIR+ASIA+PAPER

PT Indonesia Air Asia, dinyatakan telah melakukan perbuatan hukum,

karena secara sepihak membatalkan penerbangan salah satu calon

penumpangnya, Boedi Wibowo. Akibatnya, pemilik maskapai dengan nama

AirAsia itu diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar Rp 50 juta kepada

penumpang tersebut.

Keputusan tersebut bahkan sudah berkekuatan hukum tetap (incracht), karena

telah diputus oleh Mahkamah Agung, di tingkat kasasi. Seperti yang dilansir

oleh MA dalam website resminya majelis hakim MA yang terdiri dari

Abdurrahman, Sofyan Sitompul dan Habiburrahman menolak permohonan

kasasi yang diajukan oleh Air Asia.

Majelis hakim tidak menyebutkan alasan penolakan kasasi tersebut. Hanya saja,

keputusan tersebut telah memperkuat putusan-putusan sebelumnya, baik

ditingkat pertama maupun ditingkat banding. Adapun putusan tersebut

dibacakan pada tanggal 22 November 2012 lalu. Kuasa hukum Boedi, David

Tobing mengaku belum menerima salinan putusan tersebut. Namun David

menjelaskan kasus tersebut bermula ketika kliennya membeli tiket

penerbangan pulang-pergi Jakarta-Yogyakarta.

Tiket tersebut dibeli untuk penerbangan pada 12 Desember 2008 pukul 06.00

WIB dari Jakarta menuju Yogyakarta dengan nomor penerbangan No. QZ7340,

dan untuk tanggal 14 Desember 2008 pukul 16.32 WIB dari Yogyakarta menuju

Jakarta dengan nomor penerbangan No. QZ7345. Namun sehari sebelum

keberangkatan, pihak AirAsia scara sepihak membatalkannya, karena

dibatalkan, Boedi kemudian terpaksa mencari transportasi pengganti untuk bisa

sampai ke Yogyakarta pada waktu yang direncanakan.

Pembatalan tersebut telah membuat aktivitas kliennya terganggu, karena

menyebabkan terlambat menghadiri undangan seminar. Karena terlambat

menghadiri undang seminar dan membuat nama baiknya menjadi terganggu.

Atas pembatalan sepihak ini, penumpang menggugat Air Asia dan

dikabulkan oleh Pengadilan Negeri (PN) Tangerang pada 2 Februari 2010. Hakim

beralasan, pembatalan secara sepihak tersebut telah terbukti melanggar

Peraturan Menteri Perhubungan dan UU Perlindungan Konsumen.

Atas putusan MA tersebut, Communication Manager AirAsia, Audrey Progastama

Petriny mengaku akan mengikuti proses hukum sesuai aturan yang berlaku.

Berikut kutipan dari Putusan Mahkamah Agung mengenai Kasus Air Asia

:

Page 14: AIR+ASIA+PAPER

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

( sumber : putusan.mahkamahagung.go.id )

P U T U S A N

No. 1391 K/Pdt/2011

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

berikut dalam

perkara:

PT INDONESIA AIRASIA, berkedudukan di office Managemen

Building Lantai 2 Soekarno-Hatta, Tangerang, dalam hal ini memberi

kuasa kepada DESTIVANO WIBOWO, S.H., LL.M., dan kawankawan,

Advokat, berkantor di Menara Karya Lantai 7, Unit B & C,

Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 1-2, Kuningan, Jakarta, Pemohon Kasasi

dahulu Tergugat/Pembanding;

m e l a w a n:

HASTJARJO BOEDI WIBOWO, bertempat tinggal di Jalan Nila

No. 3 B, RT 04, RW 01, Kelurahan Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa,

Jakarta Selatan, Termohon Kasasi dahulu Penggugat/Terbanding;

Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata Termohon Kasasi dahulu

sebagai Penggugat telah menggugat terhadap sekarang Pemohon Kasasi

dahulu sebagai

Tergugat di depan persidangan Pengadilan Negeri Tangerang pada pokoknya

atas dalildalil:

Bahwa Penggugat adalah seorang Dosen Desain Komunikasi Visual di Binus

University Jakarta dan sering menjadi dosen tamu/pembicara di Jakarta;

Bahwa sehubungan dengan profesi Penggugat sebagai seorang Dosen,

Penggugat

diundang untuk menjadi pembicara tunggal Workshop Program Studi Desain

Komunikasi

Page 15: AIR+ASIA+PAPER

Visual di Institut Seni Indonesia Yogayakarta yang bertajuk “Tantangan

Globalisasi

Terhadap Industri Kreatif Desain Komunikasi Visual” pada tanggal 12 Desember

2008

Pukul 09.00 WIB.

Bahwa untuk menghadiri acara tersebut maka pada tanggal 5 Desember 2008

Penggugat membeli 2 (dua) tiket pesawat AirAsia secara online melalui website

yaitu

untuk penerbangan dari Jakarta ke Yogyakarta tanggal 12 Desember 2008 Pukul

06.00 WIB dengan pesawat AirAsia QZ7340 dan untuk penerbangan dari

Yogyakarta ke

Jakarta tanggal 14 Desember 2008 Pukul 16.30 WIB dengan pesawat AirAsia

QZ7345

yang pemesanannya dibayar oleh Penggugat dengan menggunakan kartu kredit

visa dari

Bank Citibank.

Bahwa setelah Penggugat melakukan pembelian tiket pesawat AirAsia

secara

online tersebut Penggugat kemudian mendapatkan status konfirmasi yang

menyatakan

bahwa Peggugat adalah penumpang Tergugat untuk jadwal penerbangan

tersebut;

Bahwa pada tanggal 11 Desember 2008 Pukul 14.00 WIB tiba-tiba Tergugat

melakukan pembatalan penerbangan secara sepihak melalui Short Message

Service

(SMS) kepada Penggugat tanpa ada alasan dan pemberitahuan terlebih dahulu

dari

Tergugat kepada Penggugat;

Isi SMS Tergugat sebagai berikut:

“AirAsia: Your Fligt QZ7340 CGK-JOG 12DEC08 At 06.00 Moved To QZ7344 At

15.05. Info Call 021-50505088, Sorry for the Inconvenience Causes, Thank you.

Sender:

AirAsia”;

Terjemahan bebas dalam bahasa Indonesia:

“AirAsia: Penerbangan Anda QZ7340 CGK-JOG 12DES08 pada pukul 06.00 WIB

dipindahkan ke QZ7344 pada pukul 15.05 WIB. Intuk informasi hubungi ke

Page 16: AIR+ASIA+PAPER

021-50505088, Maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Termikasih. Pengirim:

AirAsia”;

Tergugat telah melanggar ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun

1995 tentang Angkutan Udara (“PP”);

Penggugat selaku pengguna jasa angkutan udara sebagaimana dimaksud di

dalam Pasal 41 ayat (2) Peraturan Pemerintah yang menyatakan:

“Dalam hal terjadi keterlambatan demi penundaan dalam pengakutan

karena

kesalahan pengangkut, perusahaan angkutan wajib memberikan

pelayanan

yang layak kepada penumpang atau memberikan ganti rugi atas

kerugian

yang secara nyata dialami oleh penumpang atau pemilik barang”;

Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat

sebagaimana

tersebut di atas, Penggugat tidak bisa tepat waktu tiba di tempat acara,

sehingga acara

Penggugat tertunda selama 1 (satu) jam, dan selama di perjalanan Penggugat

menjadi

tidak tenang dan khawatir karena Penggugat takut dianggap sebagai orang

yang tidak

bertanggungjawab terhadap tugas yang telah dipercayakan kepada Penggugat,

di mana

kekhawatiran Penggugat tersebut mengakibatkan terganggunya persiapan dan

konsentrasi

Penggugat dalam melaksanakan tugas tersebut;

Bahwa oleh karena Tergugat telah terbukti melakukan perbuatan melawan

hukum

Page 17: AIR+ASIA+PAPER

berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata, maka sudah sepatutnya Tergugat

diwajibkan untuk

mengganti kerugian yang diderita oleh Penggugat baik kerugian materiil

maupun

immaterial dengan perincaian sebagai berikut:

Kerugian Materiil:

Bahwa Penggugat tidak dapat menggunakan tiket pesawat tujuan Jakarta-

Yogyakarta

yang telah dibeli dari Tergugat sehingga Penggugat terpaksa membeli tiket

penerbangan

lain dan mengeluarkan biaya lagi untuk airport tax serta tiket kereta api

eksekutif Argo

Wilis, dengan perincian sebagai beirkut:

- Tiket Air Asia dari Jakarta ke Yogyakarta : Rp 397.900,-

- Tiket Lion Air dari Jakarta ke Yogyakarta : Rp 379.000,-

- Airport tax : Rp 30.000,-

- Tiket Kereta Api Eksekutif Argo Wilis : Rp 155.000,-

- Total Rp 961.900,- (sembilan ratus enam puluh satu ribu sembilan ratus

rupiah);

Bahwa jumlah ganti rugi yang diajukan Penggugat masih sesuai dengan PP

Pasal 43 ayat

4 yang berisi:

“Ganti rugi untuk keterlambatan yang dialami oleh penumpang karena

kesalahan

pengangkut hanya diberikan untuk kerugian yang secara nyata diderita oleh

calon

penumpang sampai dengan setinggi-tingginya Rp 1.000.000,- (satu juta

rupiah)”

Kerugian Immateriil:

Bahwa selain dari kerugian materil tersebut, Penggugat juga menderita

kerugian

imateril yaitu terganggunya reputasi Penggugat sebagai dosen maupun

pembicara pada

Page 18: AIR+ASIA+PAPER

seminar-seminar dan tersitanya waktu dan pikiran Penggugat untuk mengurus

perkara ini

sehingga Penggugat tidak dapat bekerja dengan baik, yang jika dinilai dengan

uang

adalah sebesar Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah):

Bahwa Tergugat harus dan patut membayar ganti rugi kepada Penggugat akibat

kesalahan yang dilakukan Tergugat apalagi sudah terbukti kerugian tersebut

diakibatkan

oleh tindakan Tergugat yang telah tidak menjalankan kewajiban hukumnya

sebagai

pengangkut terhadap calon penumpang.

D. Air Asia Berhenti Bekerja Sama dengan Jepang

AirAsia Japan terbentuk dari mitra usaha(jointventure) antara AirAsia

Berhad dan All Nippon Airways (ANA), serta pihak ketiga. Banyak tantangan

Page 19: AIR+ASIA+PAPER

yang dihadapi, tidak hanya bagi AirAsia Japan tetapi juga Jetstar Japan

(perusahaan penerbangan yang terbentuk dari hubungan joint venture antara

Qantas Airways, Japan Airlines dan Mitsubishi Corporation) dan Peach Aviation

(Peach adalah perusahaan penerbangan yang murah di Jepang atau low cost

carrier), yang berbasis di Osaka Kansai Airport Interantional, yang merupakan

perusahaan joint venture antara All Nippon Airways, Innovation Network

Corporation Jepang dan First Eastern Investment Group. Beberapa masalah

sudah mulai terlihat namun sengaja ditutup-tutupi oleh perusahaan.Mereka

berekspektasi bahwa LCC (low cost carrier)akan memiliki masa depan jangka

panjang yang baik di Jepang.

Masalah AirAsia Japan berasal dari struktur kepemilikan yang

memberikan kontrol penuhkepada ANA, yang dimana hal tersebut merupakan

sesuatu kelebihanyang tidak didapatkan di Jetstar Japan atau Peach. Hal ini

memungkinkan LCC tumbuh menjadi profesional untuk menjalankan maskapai

secara penuh.

Semua afiliasi AirAsia lainnya memiliki mitra lokal dari luar sektor maskapai.

AirAsia tidak memiliki hak penuh pada setiap afiliasinya yang berada di luar

Malaysia, tetapi memiliki hubungan yang kooperatif, yang memungkinkan

AirAsiaGroup untuk memastikan setiap keputusan dan peraturan yang dibuat

suatu afiliasi AirAsia sesuai dengan kondisi penerbangan baru yang akan

diluncurkan. ANA adalah mitra AirAsia pertama yang diberikan hak penuh untuk

menjalankan operasional perusahaan.

AirAsia terlihat terlalu terburu-buru dalam globalisasi produknya dan

mengabaikan segala sistem distribusi lokal yang ada. Padahal sistem yang ada

di Jepang kini telah beralih pada sistem yang mendukung teori dari

"glocalisation"(istilah yang menunjukkan adaptasi dari suatu produk atau jasa

khusus untuk masing-masing wilayah atau budaya di mana itu dipasarkan. Hal

ini mirip dengan internasionalisasi. Istilah "glokalisasi" adalah campuran baru

yang terbentuk dari kata globalisasi dan lokalisasi yang mengacu pada konsep

yang menggambarkan individu, kelompok, organisasi, produk atau jasa yang

tidak hanya mencerminkan standar global tetapi juga lokal). Tentu saja hal ini

agak mengejutkan karena AirAsia sebelumnya pernah belajar dari yang sama di

Indonesia, dimana afiliasi di tahun-tahun awal berjuang sebagai

Page 20: AIR+ASIA+PAPER

perusahaanyang mengabaikan sistem lokal termasuk kebutuhan untuk solusi

distribusi lokal.

AirAsia Japan monthly seats: Aug 2012 sampai Juni 2013

Source: CAPA - Centre for Aviation and OAG

AirAsia terlalu berani dalam mengimplementasikan model

universalnya; dibutuhkan suatu riset pasar

AirAsia membentuk AirAsia Japan pada Agustus-2011. Keputusan ini merupakan

langkah yang terburu-buru karena pada saat yang berdekatan, yakni Juni 2011

AirAsia baru saja selesai mempersiapkan peluncuran AirAsia Philippines.

Keberhasilan peluncuran AirAsia Japan terhambat juga dikarenakan sibuknya

AirAsia Group dalam menyiapkan berbagai peluncuran maskapai penerbangan

lainnya sehingga perhatian AirAsia Group jadi tidak terarah dan membuat

kinerja AirAsia Japan kian memburuk.

AirAsia Japanterlalu fokus dalam melakukan promosi layanan dalam bentuk

iklan daripada memperbaiki sistem struktural perusahaan, seperti membuat

sistem distribusi alternatif untuk memudahkan pelanggan dalam mendapatkan

layanan dan mendapatkan tiket.

Page 21: AIR+ASIA+PAPER

AirAsia dan Jetstar diluncurkan padapuncak perjalanan musim panas. Namun

sebelumnya dilakukan promosi yang ekstensif hingga menjelang peluncuran

agar dapat memimpin pasar dalam harga jual yang rendah.

Loadfactor AirAsia dan Jestar terlihat menurun untuk pasar domestik Jepang,

menjadi dibawah ANA dan JAL.

Page 22: AIR+ASIA+PAPER

Select Japanese carriers' domestic load factors: Jul 2012 to November

2012

Source: CAPA - Centre for Aviation

Load factor AirAsia turun menjadi sekitar 10ppt dibawah Jetstar meskipun dua

maskapai tersebut memiliki strategi jaringan yang serupa. Pada Oktober 2012

dan November 2012 (bulan terakhir sesuai data yang tersedia), AirAsia bahkan

turun sekitar 8ppt lebih rendah dari ANA dan JAL.

AirAsia juga menghadapi keterbatasan distribusi/penjualan melaluiwebsite,

karena bentuk website yang terlalu kompleks, seperti yang telah dilaporkan di

media. AirAsia Japan mulai melakukan perubahan setelah perubahan CEO di

Dec 2012, namun saat itu situasinya sudah ekstrim dan sejak saat itu CEO baru

(sebelumnya dari ANA) tidak dijelaskancara menjalakan LCC yang ideal oleh

AirAsia Berhad.

AirAsia memiliki masalah yang sama seperti di Indonesia, yang awalnya

memutuskan untuk tidak menggunakan saluran distribusi lokal termasuk agen

perjalanan. Dan akhirnya AirAsia belajar dari pengalaman di Indonesia dan baru-

baru ini memperkenalkan saluran distribusi lokal karena dapat memperluas

ekspansi domestik. AirAsia seharusnya menerapkan hal yang sama di Jepang

Page 23: AIR+ASIA+PAPER

dan memperhatikan nuansa lokal (sistem di Jepang) sebelum memutuskan

untuk membentuk joint venture di Jepang.

Pasar penerbangan Jepang memiliki tantangan diluar kendali AirAsia

Japan

Lingkungan operasi Jepang bukanlah penyebabatas kinerja yang buruk AirAsia

Japan, namun seharusnya tidak meremehkan sistem di Jepang. Tokyo Narita,

seperti sebagian besar bandara di Jepang, memiliki jam malam. AirAsia Japan

dan Jetstar Japan telah menemukan ini sebagai tantangan. Terdapat sekitar

enam bandara di Jepang yang buka 24 jam, termasuk Osaka Kansai, base untuk

Peach, Tokyo Haneda (base untuk Skymark) dan Kitakyushu (base untuk

StarFlyer), melaporkan kurangnya penerbangan malam pada AirAsia menjadi

salah satu alasan mengapa maskapai lain dipilih oleh calon penumpang.

Ketepatan waktu sangat penting di Jepang, LCC tepat waktu tetapi

tidak cukup bersaing

Statistik menunjukkan bahwa akumulasi penundaan waktu (delay time)kereta

berkecepatan tinggi Shinkansen Jepang dalam setahun hanya satu menit.

Perusahaan kereta api tersebut memberikan surat kepada penumpang untuk

dibawa ke pimpinan perusahaan kereta apiapabila kereta api terlambat 10

menit.

Peach melaporkandari Mar 2012 ke Mar 2013 on-timeperformancenya adalah

81% dan cancellationratenya 1%. Pada tahun 2012, on-time performanceANA

85.46% sedangkan cancellation ratenya 0,22%. Prestasi ini lebih lanjut

ditegaskan oleh FlightStats bahwa ANA merupakan maskapai yang paling tepat

waktu di dunia dan yang menjadi maskapai dengan cancellation rate global

yang terendah. Statistik JAL sendiri menunjukkan ANA memiliki tingkat on-

timeperformancenya 94,1% dan cancellation ratenya 1,4%.

Setiap LCC memiliki tantangan yang berat untuk menghadapi masalah ini.

Untuk memenuhi kondisi tersebut dibutuhkan staf yang professional, investasi

dibidang yang teknologi besar untuk memastikan pesawat datang tepat waktu.

Hal ini tentu saja menambah biaya bagi LCC.

Page 24: AIR+ASIA+PAPER

Pemasalahan:

AirAsia berasumsi bahwa sistem yang diterapkan dinegara lain dapat berfungsi

di Jepang (universal). Dalam hal kepemilikan, AirAsia hanya hanya memegang

49% di AirAsia Jepang. Tetapi kontrol penuh dipegang oleh ANA, yang dalam hal

ini ANA terkenal dengan pelayanan maskapai penerbangan untuk kelas

premium.

Sistem distribusi yang masih minimum jika dibandingkan dengan maskapai

yang lain, sehingga calon penumpang kesulitan untuk mendapatkan tiket.

Kurang mampu beradaptasi dengan budaya di Jepang yang menyebabkan

AirAsia Japan kesulitan bersaing dengan maskapai di Jepang.

Solusi:

Komunikasi antara AirAsia dan ANA seharusnya lebih intensif agar sistem-sistem

dari AirAsia yang berhasil diterapkan di negara lain dapat diterapkan di Jepang,

mengingat di Negara lain AirAsia dapat mengontrol penuh operasionalnya,

sedangkan di Jepang dikontrol oleh ANA yang belum berpengalaman dalam

mengelola LCC.

Perlu dilakukan transfer knowledge antara manajemen AirAsia Japan dengan

manajemen AirAsia dari negara lain agar dapat membantu menerapkan sistem

yang sesuai di Jepang.

Page 25: AIR+ASIA+PAPER

E. Penurunan Laba Bersih Air Asia

Maskapai  AirAsia menyatakan  laba bersihnya turun 62% pada  kuartal

II/2013 akibat tingginya  biaya operasi dan kerugian  nilai tukar untuk

pinjaman. 

Laba bersih sebesar  USD17,75 juta pada kuartal  II/2013, turun dibandingkan 

periode tahun lalu meskipun  mengalami peningkatan pendapatan  5,5%.

AirAsia menyatakan, berbagai  tantangan masih ada akibat  tingginya

harga minyak dan bahan bakarpesawat.  Meski demikian,  menghadapi

berbagai kondisi  itu, air asia tetap positif untuk  prospek grup pada kuartal III/ 

2013 dan sepanjang 2013.

Maskapai ini melaporkan penurunan laba 39% pada kuartal  I/2013. AirAsia saat

ini telah  memiliki anak perusahaan di  Indonesia, Filipina dan Thailand.  AirAsia

menyatakan setiap  anak perusahaan itu mencatatkan  peningkatan

pendapatan  pada kuartal tersebut.  AirAsia telah tumbuh dari  semula hanya

memiliki dua pesawat,  setelah Tony Fernandes  membeli maskapai itu pada 

2001.

Saat ini AirAsia telah memiliki  total lebih dari 120 pesawat  A320. Jumlah

lalu lintas  Air Asia menunjukkan bahwa AirAsia kuat dan kami masih  mampu

mendorong permintaan  dan mempertahankan  loyalitas para penumpang kami 

melalui tarif yang murah dan jaringan  luas di penjuru kawasan.

Maskapai yang merupakan  salah satu konsumen terbesar  perusahaan

pembuat pesawat  Airbus, memperkirakan sekitar  360 pesawat baru akan

dikirim  hingga 2026. AirAsia kini berencana  meluncurkan perusahaan 

gabungan di India. Namun,  AirAsia pada Juni mengumumkan  akan

Page 26: AIR+ASIA+PAPER

menghentikan  kerja sama dengan All Nippon  Airways asal Jepang dengan 

alasan perbedaan kebijakan  manajemen.

F. Analisa SWOT

Untuk mengetahui faktor-faktor internal seperti kekuatan dan kelemahan,serta

eksternal seperti peluang dan ancaman dalam bisnis, Analisis SWOT dariAirAsia

dapat ditunjukkan seperti di bawah ini.

SWOT Analysis

Strengths Weaknesses

• Biaya operasional rendah

• Level manajemen yang sedikit,

efektif, fokus dan manajemen agresif

• Model bisnis sederhana yang telah

terbukti yang secara konsisten

memberikan tarif terendah

• Menembus dan merangsang pasar

potensial

• Staf multi-terampil berarti bekerja

secara efisien dan efektif

• Tipe single armada meminimalkan

biaya pemeliharaan dan mudah untuk

dioperasikan pilot

• Layanan dibatasi oleh tarif yang

rendah

• Terbatasnya jumlah sumber daya

manusia sehingga tidak mampu

menangani kejadian diluar kendali

perusahaan

• Campur tangan Pemerintah dan

peraturan di bandara yang

mengharuskan memberikan

penawaran dan kompensasi kepada

penumpang

• Lokasi bandara sekunder yang

kurang strategis

• Merek sangat penting untuk posisi

tawar di pasar dan mengembangkan

Page 27: AIR+ASIA+PAPER

merek adalah tantangan tersendiri

• Ketergantungan pada outsourcing

• Memberikan layanan sesuai dengan

harga yang dibayarkan penumpang

Opportunities Threats

• Penerbangan jarak jauh adalah

tantangan untuk mendapatkan pasar

pangsa pasar yang belum terjangkau

• Diferensiasi dari Model LCC

tradisional dengan menambahkan

layanan pelanggan atau operasi

sebagai layanan penerbangan penuh

dengan tarif rendah

• Konsolidasi industri berkelanjutan

telah membuka peluang untuk rute

baru dan kerjasama dengan bandara

terkait

• Harga bahan bakar yang tinggi akan

menekan persaingan harga

• Maskapai dengan layanan penuh

mulai memangkas biaya untuk dapat

bersaing

• Masuknya LCC lainnya ke pasar

• Harga bahan bakar tinggi

menurunkan yield

• Kecelakaan, serangan teroris, dan

bencana dapat mempengaruhi

kepercayaan pelanggan

• Peraturan Penerbangan dan

kebijakan pemerintah

• Peningkatan biaya operasional

dalam penyediaan nilai tambah

layanan

• Sistem gangguan karena

bergantung pada penjualan secara

online

Page 28: AIR+ASIA+PAPER

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang bisa penulis ambil adalah sebagai berikut :

1. Harga Hemat

Harga AirAsia selalu lebih rendah dibandingkan maskapai lainnya.

Layanan jasa seperti ini sangat cocok bagi penumpang yang hanya ingin

terbang tanpa embel embel makanan, tanpa layanan airport lounge, tanpa

mengikuti program loyalty frequent flyer miles. Semua ini lebih baik di tukar

dengan harga kursi yang 80% jauh lebih murah dibandingkan

dengan mengikutsertakan layanan layanan tersebut. Tidak memberikan

makanan atau minuman. Namun AirAsia mempunyai 'Snack Attack', yang

menyajikan berbagai macam pilihan lezat untuk makanan dan minuman

dengan harga yang terjangkau dan hanya untuk para tamu AirAsia. Tamu

dapat membelinya di dalam pesawat.

2. Frekuensi Terbang Tinggi

Page 29: AIR+ASIA+PAPER

Frekuensi terbang AirAsia yang tinggi bertujuan untuk kenyamanan

para tamu. Maskapai inimempraktekkan pola 25 menit untuk tinggal landas,

dimana merupakan yang paling cepat di Asia, sehingga menghasilkan utilisasi

pesawat yang tinggi, biaya makin rendah dan produktivitas staf/maskapai

yang makin meningkat.

3. Untuk Kenyamanan Pelanggan

AirAsia berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang nyaman untuk

membuat perjalanan lebih mudah. Tamu dapat melakukan pembelian dengan

kenyamanan berikut :

Call Center (Pusat Layanan Telepon)  - Berdiri pada bulan

februari 2004, Call Center AirAsia berlokasi di Halim Perdana

Kusuma dengan 60 layanan sambungan telepon untuk

kenyamanan para tamu dalam membeli penerbangan. 

Terbang tanpa tiket - Diluncurkan pada tanggal 18 April 2002,

konsep ini melengkapi layanan pembelian dari Internet booking

AirAsia dan layanan Call Center dengan menyediakan alternatif

murah biaya dari tiket cetak asli. Tamu tidak lagi perlu repot

repot untuk mengambil tiket! 

Beli lewat Internet - sebagai maskapai pertama yang

memperkenalkan layanan ini di Asia, AirAsia menawarkan cara

baru yang nyaman dalam membeli kursi AirAsia melalui

website www.airasia.com.Tidak perlu telepon, tidak perlu

antri. www.airasia.com di luncurkan pada tanggal 10 Mei 2002,

dan sekarang tersedia dalam 6 bahasa - English, Bahasa

Malaysia, Mandarin, Thai dan Bahasa Indonesia.

Reservasi dan kantor penjualan - Tersedia di bandara dan di

kota untuk kenyamanan bagi tamu yang ingin datang langsung. 

Travel agent resmi - AirAsia juga memperkenalkan layanan

online B2B kepada travel agent. Fitur berbasis internet dengan

informasi ketersediaan kursi secara real time yang pertama di

Page 30: AIR+ASIA+PAPER

Asia. Travel agent dapat melakukan pembayaran secara virtual

melalui kartu kredit.

Layanan pelanggan untuk lebih baik - AirAsia secara terus

menerus cari mencari cara untuk melayani lebih baik dan

memberikan penghematan lebih lagi kepada tamu nya.

4. Keamanan yang utama

AirAsia (PT. IAA) melakukan pemeriksaan rutin pesawatnya di hangar

Garuda Maintenance Facilities (GMF). Kegiatan in merupakan komitmen

kepada masyarakat bahwa Indonesia AirAsia selalu patuh pada ketentuan

keselamatan penerbangan.

Saat ini GMF sudah memiliki approval EASA (sertifikasi dari authority

Eropa) dan FAA (sertifikasi dari authority Amerika) yang berarti kualitas

perawatan pesawat di GMF sudah diakui oleh dunia internasional

Optimalisasi biaya

AirAsia berusaha keras untuk memaksimalkan keuntungan melalui

harga hematnya dengan layanan berkualitas. Maskapai berusaha

mengoptimalisasi biaya dengan cara tinggal landas dalam waktu yang singkat,

tidak memberikan layanan embel embel seperti makanan dan minuman,

menggunakan satu tipe pesawat untuk menghemat biaya pelatihan, dan

semua ini penghemata ini dikembalikan kepada pelanggan dengan

memberikan harga yang sangat hemat.

B. Saran

Adapun saran yang bisa penulis berikan untuk Air Asia :

Page 31: AIR+ASIA+PAPER

1. Air Asia harus terus berinovasi agar tidak ditinggalkan konsumen, karena

perusahaan sejenis dengan model Low Cost Carrieer mulai banyak

bermunculan di pasar.

2. Prinsip lebih dekat dengan pelanggan harus tetap dipertahankan, karena

jaman sekarang industri penerbangan bergerak ke arah dimana

konsumen menginginkan mendapatkan ticket dengan cepat dan mudah,

seperti halnya dalam pemesanan tiket online.

3. Prinsip Low Cost, harusnya tidak menjadi ajang untuk asal- asalan. Dalam

artian, perawatan mesin pesawat dan keselamatan penerbangan harus

tetap menjadi hal utama yang diperhatikan.

4. Melakukan lebih banyak eksplorasi lagi, sehingga frekuensi penerbangan

lebih banyak, sehingga moto Everyone Can Flight benar – benar bisa

dirasakan konsumen, bisa melakukan penerbangan kemana saja dengan

harga rendah.

C. Rekomendasi

1. Jika Air Asia ingin meningkatkan frekuensi penerbangan berbagai negara,

sebelumnya Air Asia harus menyesuaikan dengan budaya lokal.

2. Air Asia harus mematuhi Peraturan Keselamatan Penerbangan dan

Perlindungan Konsumen agar tidak ada yang merasa dirugikan.

3. Menganalisa kembali, biaya operasional yang bisa ditekan atau

melakukan efisiensi, meningkatkan promosi guna mencapai target

penjualan.

Page 32: AIR+ASIA+PAPER

TUGAS

MANAJEMEN INTERNATIONAL

AIR ASIA CASE

“ NOW EVERYONE CAN FLIGHT “

Page 33: AIR+ASIA+PAPER

Oleh :

Yulita Nova ( 122.121.138 )

Garra Chady Prastowo ( 122.121.142 )

Jolly Tobing (122.121.061)

Fajar Tri Nugroho ( 122.121. 035 )

Azri ( 122.121.014 )

Syilvta Nastassia ( 122.121.120 )

Dosen : Prof. Dr. Willy Arafah

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS TRISAKTI 2014