akbank 5.1 bab iii manajemen pasiva

24
AKUNTANSI PERBANKAN MANAJEMEN PASIVA KELAS 5.1 KELOMPOK 3 : Henni Pratiwi 12.60.0006 Ivana Prayogo 12.60.0008 Olivia Ellena 12.60.0011 Jessica Aprilia 12.60.0020 Dessy Wulandari 12.60.0031 Levina Santoso 12.60.0066 Gabriella Vianney 12.60.0221

Upload: elizabeth-deuii

Post on 16-Feb-2016

399 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

manajemen passiva akuntansi perbankan

TRANSCRIPT

Page 1: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

AKUNTANSI PERBANKAN

MANAJEMEN PASIVA

KELAS 5.1

KELOMPOK 3 :

Henni Pratiwi 12.60.0006

Ivana Prayogo 12.60.0008

Olivia Ellena 12.60.0011

Jessica Aprilia 12.60.0020

Dessy Wulandari 12.60.0031

Levina Santoso 12.60.0066

Gabriella Vianney 12.60.0221

UNIKA SOEGIJAPRANATA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Page 2: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

MANAJEMEN PASIVA

Dominasi dana masyarakat (simpanan) menjadi sangat penting bagi bank. Penurunan

jumlah simpanan masyarakat pada bank dapat menghilangkan kesempatan bank untuk

memperoleh pendapatan dari penempatan dana dan pada gilirannya akan menimbulkan

kebangrutan. Sumber dana yang dapat dihimpun oleh bank akan tampak pada sisi pasiva neraca

suatu bank. Pada sisi pasiva terdiri dari bagian utang (giro, tabungan, deposito, dan pinjaman

diterima) dan modal sendiri. Modal sendiri antara lain modal disetor, cadangan pemupukan

modal, cadangan penyisihan aktiva produktif, laba ditahan dan laba tahun berjalan. Namun, jika

sumber dana dari masyarakat tidak dapat memenuhi operasional bank, maka bank akan

melakukan pencarian dana di pasar dengan borrowing, dan dengan modal sendiri yang dapat

dilakukan dengan pemupukan modal setiap tahunnya, terutama diperoleh dari penyisihan

earning.

Manajemen pasiva pada dasarnya adalah pengelolaan sumber dana melalui mobilisasi

dana. Pada arti sempit, manajemen pasiva adalah pengelolaan dana pinjaman (borrowing) untuk

memenuhi keutuhan likuiditas yang tak terduga. Dalam arti luas, manajemen pasiva adalah

sebagai proses pengendalian dan pengkoordinasian berbagai sumber dana yang memiliki

karakteristik yang berbeda dengan biaya serendah-rendahnya.

I. Prinsip-prinsip Manajemen Pasiva

Dalam menetukan porsi dana harus memperhatikan prinsip-prinsip :

1. Biaya dana sedapat mungkin minimal melalui pengaturan komposisi tertentu

agar biaya dana minimal

2. Perlu kestabilan porsi dana dana yang memiliki volatitas rendah dan relative

stabil merupakan pendukung bagi manajemen likuiditas.

3. Komposisi sumber dana sedapat mungkin mendukung pelakasanaan komitmen

pemberian kredit dan penempatan aktiva produktif lainnya.

II. Fungsi Sumber Dana bagi Bank

1. Sebagai alat pembayaran kegiatan usahanya.

Sumber dana yang akan ditempatkan untuk membiayai usahanya, harus

dengan melihat karakteristik dan sesuai prinsp-prinsip manajemen pasiva.

Alokasi dana tersebut diperuntukan sebagai :

Page 3: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

a. Demand deposit membiayai kebutuhan jangka pendek, contoh :

primary reserve, secondary reserve, serta kredit jangka pendek.

b. Saving deposit membiayai kebutuhan penanaman jangka pendek

berupa primary reserve dan kredit jangka pendek.

c. Time deposit membiayai secondeary reserve, kredit jangka

menengah dan surat berharga.

d. Capital deposit membiayai kredeit jangka panjang, perdagangan

surat berharga dan aktiva tetap.

2. Sebagai sumber likuiditas bank.

Pemeliharaan likuiditas bisa dicermati dari dana yang ditempatkan pada

kas ataupun giro wajib (giro BI) atau bahkan pada secondary reserve berupa

marketable security berjangka pendek.semakin banyak sumber dana yang

ditempatkan pada pos-pos tersebut, maka semakin lukuid bank yang bersangkutan

dan sebaliknya, jika semakin mengecil dana yang ditempatkan pada pos tersebut

mengindikasikan likuiditas bank yang bersangkutan relative ketat.

3. Sebagai tolak ukur kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan.

Semakin tinggi volume dana pihak ketiga mengindikasikan bahwa

masyarakat relatif percaya kepada bank yang bersangkutan, namun sebaliknya,

bila volume dana pihak ketiga semakin mengecil maka mengindikasikan

masyarakat semakin tidak percaya pada bank tersebut.

III. Klasifikasi Pasiva Bank

Pasiva adalah kewajiban bank. Bank umumnya menempatkan kewajiban berdasarkan

urutan jatuh temponya dan volatilitasnya. Semakin pendek jangka waktunya dan

semakin volatile, maka kewajiban tersebut dianggap kewajiban jangka pendek dan

sebaliknya. Pengklasifikasian pasiva berdasarkan :

1. Biaya pasiva :

a. Interest bearing liabilities sumber dana yang diperoleh dengan

membayar bunga. Contoh : call money, giro, tabungan dan deposito,

pinjaman diterima.

b. Non Interest bearing liabilities sumber dana yang diperoleh tanpa

membayar bunga. Contoh : setoran jaminan bank garansi, setoran

Page 4: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

jaminan letter of Credit, dana transfer yang mengendap, deposito yang

telah jatuh tempo, dan belum ditarik pemiliknya, modal, dll.

2. Kepekaan dana terhadap bunganya :

a. Rate sensitive liabilities instrumen dana yang peka terhadap perubahan

suku bunga. Contoh : call money, tabungan dan deposito, pinjaman jangka

pendek.

b. Non-rate sensitive liabilities jenis instrument dana yang tidak peka

terhadap perubahan suku bunga pasar. Contoh : giro, capital deposit.

IV. Sisi passiva dapat dikelompokan menjadi 3 sumber dana :

1. Pihak pertama : berasal dari pemilik dan laba bank

Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) adalah dana

yang diperoleh dari dana bank. Salah satu jenis dana yang bersumber dari bank

itu sendiri adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah

dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik saham.

Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:

a. Setoran modal dari pemegang saham yaitu merupakan modal dari para

pemegang saham lama atau pemgang saham yang baru. Dana yang disetor

secara efektif oleh para pemegang saham pada waktu bank berdiri. Pada

umumnya modal setoran pertama dari pemilik bank sebagian digunakan untuk

sarana perkantoran, pengadaan peralatan kantor dan promosi untuk menarik

minat masyarakat.

b. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun di cadangkan oleh bank

dan sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba yaitu sebagian dari laba

bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang

akan dipergunakan untuk menutupi timbulnya resiko di kemudian hari.

Cadangan ini dapat diperbesar apabila bagian untuk cadangan tersebut

ditingkatkan atau bank mampu meningkatkan labanya.

c. Laba bank yang belum di bagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum

dibagikan kepada para pemegang saham.

Page 5: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

Semakin besar modal yang dimiliki oleh suatu bank, berarti kepercayaan

masyarakat bertambah baik dan bank tersebut akan diakui oleh bank-bank lain

baik di dalam maupun di luar negeri sebagai bank yang posisinya kuat

2. Pihak kedua : berasal dari pinjaman dari lembaga lain

Sumber transaksi ini merupakan sumber dana tambahan jika sedang

mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana sendiri dan dari masyarakat.

Sumber dana ini digunakan untuk transaksi-transaksi tertentu. Perolahan dana ini

berasal dari :

a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) : kredit yang berasal dari Bank

Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Kredit

likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sector-sektor usaha tertentu.

b. Pinjaman antar bank (call money) : Pinjaman jangka pendek dari bank lain

yang diperoleh dari pasar yang antar bank. Pinjaman ini diberikan pada bank-

bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak

mampu membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dan

bunga nya relative tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya.

c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri : pinjaman yang diperoleh oleh

perbankan dari pihak luar negeri.

d. Surat berharga pasar uang (SBPU) : SBPU diterbitkan kemudian diperjual

belikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non-

keuangan. SBPU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga

sehingga masyarakat berniat untuk membeli.

3. Pihak ketiga : berasal dari masyarakat berupa giro, tabungan, dan deposito

a. Giro : menurut UU perbankan No. 10 Tahun 1998, giro adalah simpanan

yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,

bilyet giro, sarana perintah pembayran lainnya, atau dengan cara

pemindahbukuan. Penarikan tunai bisa menggunakan cek, sedangakan

penarikan non-tunai bisa menggunakan bilyet giro.

Giro dapat ditarik setiap saat, sehingga giro dikelompokan sebagai sumber

dana jangka pendek bagi bank dan berbiaya murah. Tingkat jasa/bunga giro

dan cara pemberlakuan jasa giro antara bank yang satu dengan bank yang lain

Page 6: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

bisa berbeda. Beberapa bank bisa menerapkan sistem bunga harian, tetapi ada

juga yang menerapkan sistem bunga terendah. Beberapa bank lain ada yang

menggunakan bunga berjenjang. Pada bunga berjenjang ini, tingkat bunga

giro akan semakin menaik untuk posisi saldo tertentu.

Kelebihan giro ini adalah bisa ditarik sewaktu-waktu, namun

kekurangannya adalah bunga yang diterima relative kecil.

Transaksi giro ini dicatat sebesar nilai nominal dan disajikan sebesar nilai

kewajiban bank terhadap nasabah giran. Nilai nominal adalah nilai nominal

setoran/ penarikan, sedangkan nilai kewajiban adalah nilai saldo setelah

mengalami mutasi pendebetan/penarikan. Pendebetan misalnya akbiat adanya

penarikan dan beban biaya giran, sedangkan pengkreditan rekening giro akibat

adanya setoran uang tunai/cek, bilyet giro atau adanya jasa giro yang

diperhitungkan bank. Saldo normal giro adalah beradai di kredit, namun tidak

menutup kemungkinan juga saldo giro berada di debet karena adanya

transaksi penrikan cek/bilyet giro melebihi saldo giro yang dimilikinya dan

dalam istilah perbankan ini disebut dengan overdraft.

Sebagai timbal balik atas pelayanan dan fasilitas yang diberikan, maka

hampir semua bank mengenakan biaya administrasi kepada nasabahnya yang

langsung dipotong dari rekening gironya tiap bulan. Dengan memiliki

rekening giro, setiap bulan Anda akan mendapatkan rekening koran (semacam

laporan rutin) yang dikirimkan ke alamat Anda tiap bulan. Di dalam laporan

tersebut tertulis kapan dan untuk apa saja serta berapa jumlah uang yang

keluar masuk.

Jenis rekening giro ada 2 yaitu :

1. Giro swasta dimiliki oleh perseorangan, kelompok, instansi swasta,

yayasan sosial dan badan non pemerintah lainnya.

2. Giro pemerintah dimiliki oleh instansi pemerintah misalnya giro

kelurahan, giro departemen, giro dinas perpajakan dan sebagainya.

Dalam hal mutasi giro, giro bisa digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Giro pasif selama 6 bula berturut-turut tidak mengalami mutasi dan

bersaldo dibawah saldo minimal. Walaupun giro pasif tetap saja dikenakan

Page 7: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

biaya administrasi setiap bulannya yang dibebankan pada rekening giro

hingga bersado nol dan kemudian ditutup secara sepihak oleh bank.

2. Giro aktif giro yang sering mengalami mutasi dalam kesehariannya

Penarikan giro ini bisa dilakukan menggunakan :

1. Cek : merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah

kepada bank yang memelihara rekening gironya, untuk

membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan

didalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.

Jenis-jenis cek yang dikeluarkan :

Cek Atas Nama: adalah cek yang diterbitkan atas nama

seseorang atau nama perusahaan yang tertulis jelas di

dalam cek.

Cek Atas Unjuk: adalah cek yang tidak tertulis nama

seseorang atau nama perusahaan di dalam cek.

Cek Silang: jika suatu cek dipojok kiri atas diberi 2

tanda silang maka cek tersebut berubah fungsi sebagai

pemindah bukuan (mirip giro) bukan tunai.

Cek Mundur: adalah cek yang diberi tanggal mudur dari

tanggal sekarang.

Cek Kosong: adlah cek yang dananya tidak tersedia di

black list oleh Bank Indonesia.

2. Bilyet giro : merupakan surat perintah dari nasabah kepada

bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut untuk

memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang

bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya

pada bank yang sama atau bank lainnya.

Syarat-syarat yang berlaku untuk bilyet giro agar pemindahbukuan

dapat dilakukan :

1. Ada nama bilyet giro dan nomor serinya

2. Perintah tanpa syarat untuk memindahkanbukukan sejumlah

uang atas beban rekening yang bersangkutan

Page 8: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

3. Nama dan tempat bank tertarik

4. Jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf

5. Nama pihak penerima

6. Tanda tangan penarik atau sampel penarik jika si penarik

merupakan perusahaan

7. Tanggal dan tempat penarikan

8. Nama bank yang menerima pemindahbukuan tersebut

Masa berlaku dan tanggal berlakunya bilyet giro juga diatur sesuai

persyaratan yang telah ditentukan seperti:

1. Masa berlakunya 70 hari terhitung mulai tanggal penarikannya

2. Bila tanggal efektif tidak dicantumkan, maka tanggal penarikan

berlaku pula sebagai tanda efektif

3. Bila tanggal penarikan tidak dicantumkan, maka tanggal efektif

dianggap sebagai tanggal penarikan

b. Tabungan : menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, tabungan adalah

simpanan yang penarikannya banyak dapat dilakukan menurut syarat-syarat

tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau

yang lainnya. Sarana penarikan tabungan yaitu melalui buku tabungan, slip

penarikan, ataupun melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri).

Tujuan menabung di Bank :

a. Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan

sebagai cadangan hari depan.

b. Sebagai alat untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha

individu/kelompok.

Setoran tabungan akan dicatat sebesar nilai nominal setoran dan

disajikan sebesar nilai kewajiban. Nilai kewajiban adalah saldo ditambah

bunga yang diperhitungkan dikurangi pajak. Untuk penarikan tabungan

hanya bisa dilakukan secara tunai di setiap counter-counter cabang bank

yang bersangkutan ataupun dengan menggunakan kartu ATM. Untuk

penarikan di cabang lain umunya dibatasi masimum plafond

Page 9: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

penarikannya, sedangkan untuk cabang tempat membuka tabungan bahwa

penarikan diijinkan sampai tabungan bersaldo minimal.

Untuk bunga tabungan dihitung pada setiap akhir bulan dan

langsung dikreditkan ke rekening tabungan. Untuk peritungan bunga bisa

dilakukan secara harian atau bulanan berdasarkan saldo teredah, suku

bunga tetap/berubah, atau kombinasi dari dua hal tersebut. Sebagai timbal

balik atas pelayanan dan fasilitas yang diberikan, maka hampir semua

Bank mengenakan biaya administrasi kepada nasabahnya yang langsung

dipotong dari tabungannya tiap bulan. Tapi saat ini ada juga Bank yang

tidak membebankan biaya administrasi pada tabungan.

Terkadang di bank-bank sering diberikan hadiah untuk para

nasabah. Disini hadiah dicatat sebagai biaya dalam pandangan akuntansi.

Biaya hadiah ini diperhitungkan secara proporsional dengan kemampuan

bank tersebut menghimpun dana. Semakin besar dana yang berhasil

dihimpun maka biaya hadiah yang diberikan. Total untuk biaya hadiah

ditentukan dari sekian persen dari total dana tabungan yang dihimpun

seluruh cabang termasuk juga pusat ditambahkan sumbangan untuk sosial

dan pajak undian. Pajak undian ini adalah pajak yang ditanggung oleh

bank. Untuk sumbangan sosial sekitar 10% dan untuk pajak undian sekitar

25%.

Macam-macam tabungan :

o Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional)

Merupakan bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu,

jumlah penyetoran dan pengambilan, tetapi setoran pertama

ditetapkan dan maksimal penarikan dua kali dalam sebulan.

o Taksa (Tabungan Asuransi Berjangka)

Merupakan tabungan yang sudah ditentukan besarnya tabungan

dan jangka waktunya.

o Deposito

Page 10: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

Tabungan masyarakat pada bank yang hanya dapat diambil

kembali dalam jangka waktu yang telah ditentukan sesuai

perjanjian.

o Tappelpram (Tabungan Pemuda Pelajar dan Pramuka)

Merupakan tabanas khusus pelajar dan pemuda.

o Tabungan ONH (ongkos naik haji)

Merupakan tabungan untuk ongkos naik haji. Tabungan naik haji

ini pada bank konvensional tidak diberikan bunga, namun jasa

tabungan ini diberikan dalam bentuk lain misalnya bingkisan

tertentu pada setiap bulannya selama saldo tabungan masih

mengendap, namun pada bank Syari’ah tabungan ini mendapatkan

bagi hasil.

hasil.

c. Deposito : menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998, deposito adalah simpanan

yang penarikkannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian

nasabah penyimpan dengan bank.

Bunga deposito biasanya lebih tinggi dibanding bunga tabungan. Ini

karena uang Anda akan "dikunci" selama jangka waktu tertentu sehingga bank

merasa perlu untuk menjanjikan suku bunga yang lebih tinggi dibanding suku

bunga pada rekening tabungan yang uangnya bisa Anda tarik kapan saja.

Keuntungan lainnya dari deposito adalah tidak dikenakannya biaya

administrasi bulanan, karena jarangnya transaksi melalui rekening deposito.

Walupun demikian pemotongan tetap ada yaitu sebesar pajak deposito yang

diperhitungkan dari bunga deposito yang Anda dapatkan.

Deposito yang telah jatuh tempo bisa diperpajang dengan dua cara :

1. Perpanjangan otomatis dilakukan karena permintaan nasabah yang

sudah dibuat saat pembukaan deposito, dengan demikian bank tidak perlu

menghubungi nasabah ataupun sebaliknya untuk perpanjangan deposito.

2. Perpanjangan biasa terjadi bila ada kesepakatan antara bank dengan

nasabah dikemudian hari saat jatuh tempo.

Page 11: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

Umumnya deposito bisa ditarik setelah jatuh tempo, namun apabila ada

deposito yang ingin diambil sebelum jatuh tempo, maka para nasabah tersebut

akan dikenakan penalty. Untuk setiap bank, kebijakan penalty yang digunakan

berbeda-beda, namun secara umum penalty yang ada yaitu :

1. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga sebelum pajak

2. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga setelah pajak

3. Penalty dihitung sekian persentertentu dari nominal deposito

Deposito yang telah dibuka di cabang bank tertentu dapat dipindahkan ke

cabang bank yang sama di kota lain. Perpindahan ini mengakibatkan

hubungan rekening antar kantor,disamping itu juga ada alokasi beban bunga

yang sudah berjalan. Alokasi bunga ini diperhitungkan berdasarkan lamanya

pengendapan deposito di suatu cabang.

Jenis-jenis deposito :

o Deposito berjangka (tidak bisa dipindah tangankan) : Simpanan

masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan

pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan

bank yang bersangkutan. Jatuh tempo deposito umumnya : 1 bulan

(jangka pendek), 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan (jangka panjang), 18

bulan, 24 bulan.

o Sertifikat deposito (dapat diperjualbelikan) : deposito yang

bunganya dibayar dimuka (didiskonto).

o Deposito On call (jangka waktu nya tidak lebih dari 1 bulan) :

deposito yang bunganya di bayar dibelakang, namun penarikan

dananya harus disertai pemberitahuan beberapa hari sebelumnya

kepada bank.

o Time Deposit open Account (TDOA) : deposito yang penempatan

dananya dalam bentuk suatu rekening khusus, dimana dananya

setiap saat dapat ditambah atau ditarik, namun nasabah harus

menyisakan sejumlah besar saldo sebagai saldo minimum,

sedangkan bunganya dibayarkan atas dasar saldo harian.

Page 12: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

V. Penempatan pada Bank Lain

Penempatan pada bank lain ini dilakukan untuk mengatasi kelebihan likuiditas

dan memperoleh pendapatan bunga dari bank lain. Penempatan pada bank lain adalah

penempatan dana bank pada bank lain baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai

secondary reserve dengan tujuan memperoleh penghasilan. Penempatan pada bank

lain juga dapat diartikan sebagai penempatan/tagihan atau simpanan milik bank dalam

rupiah dan atau valuta asing pada bank lain, baik yang melakukan kegiatan

operasional di Indonesia maupun luar Indonesia baik untuk menunjang kelancaran

transaksi antarbank maupun sebagai secondary reserve dengan maksud untuk

memperoleh penghasilan.

1. Penempatan Call Money Antarbank

Transaksi yang terjadi berkaitan dengan penempatan call money pada bank

lain antara lain transaksi saat terjadi kontrak, transaksi saat pembukuan

kontrak, transaksi saat pembayaran fee broker, transaksi saat dilakukan

pengakuan pendapatan, dan transaksi saat jatuh tempo.

2. Fasilitas Bank Indonesia

Fasilitas Bank Indonesia (FAS BI) adalah fasilitas yang diberikan oleh Bank

Indonesia untuk membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang tidak dapat

diperjualbelikan di pasar sekunder, jangka waktu maksimal 1 minggu dan

bentuk fisik SBI tidak dikuasai oleh bank tetapi masih menjadi portofolio

Bank Indonesia. Transaksi FASBI dengan Bank Indonesia dicatat pada akun

penempatan pada BI dalam kelompok penempatan pada bank sebesar nilai

SBI yang dibeli setelah dikurangi dengan nilai diskonto. Diskonto atas

transaksi FAS BI merupakan selisih kurang antara nilai nominal SBI dengan

harga beli SBI yang dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan

yang kan diamortisasi selama jangka waktu SBI. Amortisasi pendapatan

bunga yang ditangguhkan akan dilakukan setiap hari dan dicatat dalam

kelompok akun pendapatan bunga. Sedangkan pada saat jatuh tempoh FAS

BI, bank akan menerima kembali pembayaran dana yang ditempatkan sebesar

nilai nominal SBI. Transaksi yang terjadi berkaitan dengan penempatan pada

Page 13: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

Bank Indonesia (SBI) antara lain transaksi pada saat pembalian, transaksi saat

dilakuka pengakuan pendapatan (amortisasi) dan transaksi saat jatuh tempo.

3. Penempatan Dana pada bank lain secara langsung

Contoh dari penempatan dana pada bank lain secara langsung adalah BPD dan

BPR. Apabila bank BPD/BPR akan menempatkan kelebihan dananya ke Bank

BRI, maka Bank BPD/BPR harus menghubungi Bank BRI. Apabila telah ada

kesepakatan, baik mengenai jenis produk, bunga, jangka waktu, dan besarnya

dana, maka Bank BPD/BPR akan melimpahkan dananya ke Bank BRI melalui

transaksi kliring. Seterimanya pelimpahan dana tersebut, Bank BRI akan

membuku sesuai dengan kesepakatan.

VI. Perhitungan Bunga Tabungan dan deposito

Pada produk deposito, dana simpanan nasabah akan di lock dalam jangka waktu

tertentu yang ditawarkan oleh bank. Biasanya beda bank beda aturan mainnya, tapi

secara garis besar detail masa penawarannya:

1. Harian

2. Mingguan

3. Bulanan

4. Per-triwulan (3 bulan)

5. Per-semester (6 bulan)

6. Per-tahun (12 bulan)

Tabungan, dana simpanannya dalam bentuk deposito yang di jamin oleh LPS

(Lembaga Penjamin Simpanan). LPS menjamin dana simpanan dalam bentuk

deposito dengan rate bunga yang dipakai tidak melebihi tingkat suku bunga yang

dijamin.

Rumus menghitung bunga tabungan dan bunga deposito:

Misal :

Bunga tabungan bank = 2%

Bunga deposito bank = 7,5%

Tabungan/Deposito awal = Rp 10.000.000,-

Pajak = 20%*

Page 14: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

Catatan: jika simpanan diatas Rp 7.500.000,- maka akan timbul pajak atas bunga

sebesar 20% dari nilai bunga.

Maka:

Perhitungan bunga tabungan (asumsi bunga tabungan selama 30 hari)

= [nilai tabungan x suku bunga x pajak 20% x lamanya mengendap] / 365 hari

= [10.000.000 x 2% x (100%-20%) x 30 hari] / 365 hari

= Rp 13.150,-

Perhitungan bunga deposito (asumsi bunga deposito berjangka satu bulan)

= [nilai deposito x suku bunga x pajak 20% x jangka waktu bulan dalam hari] / 365

hari

= [10.000.000 x 7,5% x (100%-20%) x 30 hari] / 365 hari

= Rp 49.315,-

Page 15: Akbank 5.1 Bab III Manajemen Pasiva

DAFTAR PUSTAKA

Taswan. Akuntansi Perbankan, Penerbitan AA-YKPN:Yogyakarta.

Taswan. Manajemen Perbankan, Penerbitan AA-YKPN:Yogyakarta.

http://www.keranjanginvestasi.com/2013/03/macam-macam-produk-simpanan-di-bank.html.

Macam-Macam Produk Simpanan di Bank.

https://www.academia.edu/5153020/Untuk_makalah_manajemen_aktiva_dan_pasiva. Untuk

Makalah Manajemen Aktiva dan Pasiva.

PPPG Kejuruan, Bisnis, dan Pariwisata. 2002. Modul Akuntansi Giro. Jakarta:Departemen

Pendidikan Nasional.

Hermawan, Eddy. Modul Akuntansi Bank Simpanan Berjangka dan Deposito.

Jakarta:Universitas Mercu Buana.

Bastian Suhardjono, Indra.2006.Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat.

Taswan.2005.Akuntansi Perbankan Transaksi Dalam Valuta Rupiah. Yogyakarta:UPP AMP

YKPN YOGYAKARTA.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/akuntansi-penanaman-dana-bank .

Leon, Boy. Sonny Ericson. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Non Devisa. Jakarta : Grasindo.