akke 3
TRANSCRIPT
![Page 1: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, motor sangat banyak penggunaannya
mulai dari transportasi,industri, hingga ke pertanian. Setiap motor bakar
mempunyai sistem pemberian atau pemasokan bahan bakar, baik motor
diesel maupun motor otto. Sistem pembakaran berkaitan dengan sistem
pelstrikan. Pengaruh sistem bahan bakar sangatlah besar dalam kerja motor
bakar karena jika sistem bahan bakar tidak lancar maka motor bakar bisa
berhenti bekerja. Contohnya jika pada motor diesel apabila pompa injeksi
tidak mampu menyemprotkan sejumlah bahan bakar diesel ke dalam silinder
pada saat yang tepat maka mesin tidak akan bekerja.
Pada praktikum acara III, praktikan akan mempelajari komponen-
komponen sistem bahan bakar pada kedua motor tersebut serta mempelajari
sistem kerja dari masing-masing komponen dalam sistem bahan bakar.
A. TUJUAN
a. Mempelajari mekanisme kerja karburator dan bagian-bagiannya.
b. Mempelajari mekanisme kerja pompa injeksi dan nozzle serta governor
beserta bagian-bagiannya.
c. Mempelajari mekanisme kerja katup dan bagian-bagiannya.
d. Menguji kerja nozzle dengan menggunakan injector tester.
B. MANFAAT
a. Mengetahui bagian-bagian karburator beserta fungsinya.
b. Mengetahui sistem bahan bakar pada motor bakar secara umum.
c. Mengetahui mekanisme kerja katup beserta bagian-bagiannya dan juga
fungsinya.
d. Mengetahui mekanisme kerja karburator.
e. Mengetahui mekanisme kerja pompa injeksi dan nozzle.
f. Mengetahui bagian-bagian dari pompa injeksi dan nozzle beserta
fungsinya.
![Page 2: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
DASAR TEORI
Suplai bahan bakar ke dalam sislinder diatur oleh sistem bahan bakar,
dimana campuran jumlah udara dengan bahan bakar harus tepat dengan kondisi
tertentu dari mesin. Ada beberapa kondisi mesin yang mempengaruhi jumlah
suplai bahan bakar kee dalam silinder, yaitu (Daryanto,1999),
1. Pada kondisi idle atau stasioner, jumlah campuran bahan bakar dengan
udara kecil.
2. Jika jumlah campuran semakin banyak, maka putaran atau kecepatan
mesin akan ikut bertambah.
3. Semakin besar perbandingan bahan bakar yang diperlukan untuk start
dingin, percepatan, berputar pada kecepatan tinggi, dan pada kondisi
beban berat.
Di dalam motor bakar, untuk mendapatkan kinerja motor bakar yang
optimum dibutuhkan pengaturan dan sinkronisasi yang akurat antara motor bakar
dan semua system pendukungnya. Motor bensin tidak akan bekerja baik atau tidak
bekerja sama sekali apabila system penyaluran bahan bakar tidak berfungsi, atau
apabila sistem listriknya terputus. Didalam motor bensin selalu kita harapkan
campuran antara udara dan bahan bakar sudah tercampur dengan baik sebelum
dinyalakan oleh busi. Demikian pula motor diesel tidak akan bekerja apabila
pompa injeksi tidak mampu menyemprotkan sejumlah bahan bakar diesel ke
dalam silinder pada saat yang tepat (Ibrahim, 2000).
Pada mesin diesel pembakarnnya berbeda dengan motor bensin, pembakaran
terjadi saat udara yang dikompres disemprot bahan bakar oleh nozzle. Sistem
bahan bakar pada motor diesel terbagi menjadi tiga macam yang banyak dipakai :
1. sistem pompa pribadi
2. sistem distribusi
3. sistem akumulator
Ketiga sistem ini menggunakan beberapa komponen yang sama yaitu tangki,
saringan, dan pompa penyalur. Saringan bahan bakar berfungsi untuk mencegah
![Page 3: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/3.jpg)
masuknya kotoran kedalam pompa pompa penyalur. Pompa penyalur berfungsi
untuk mengalirkan bahan bakar ketangki pompa bertekanan. Sistem akumulator
melayani penyemprot yang ada yang ada disetiap silinder. Ketiga sistem tersebut
menggunakan pompa bertekanan tinggi. Pada sistem distribusi pompa tesebut
mengalirkan bahan bakar bertekanan tinggi kedalam distributor. Distributor
adalah alat yang berfungsi untuk membagi bahan bakar kedalam penyemprot
sesuai dengan urutan yang telah ditentukan (Wiranto Arismunandar, 1983).
Bensin dapat sampai pada karburator dengan bantuan sistem penyaluran
bahan bakar dimana di dalamnya termasuk tangki bensin, pompa bensin yang
menaikkan bensin dari tangki bensin ke bagian ruang pelampung pada karburator
dan beberapa saringan yang dipasang untuk mencegah kotoran (Northop, 1997).
Penyemprotan bahan bakar berfungsi ;
1. memasukkan bahan bakar kedalam silinder sesuai dengan kebutuhan
2. mengabutkan bahan bakar sesuai dengan derajat pengabuatan yang
diminta.
3. mendistribusikan bahan bakar untuk memperoleh pembakaran sempurna.
Persyaratan lain yang diperlukan adalah bahan bakar yang disemprotkan
harus habis terbakar sesuai dengan prestasi yang diharapkan (Wiranto
Arismunandar, 1983).
Karburator adalah bagian yang yang memegang peranan penting untuk
memudahkan mesin menjadi hidup, mengakselerasi kendaraan tanpa ragu-ragu. Pekerjaan
utama karburator adalah mencampurkan bahan bakar (bensin) dan udara dengan
komposisi yang benar sehingga bahan bakar ini dapat dinyalakan di dalam ruang
bakar. Bahan bakar yang dibawa ke ruang bakar ini bukan hanya sekedar dapat
dinyalakan saja tetapi dapat dijamin bahwa campuran bensin dan udara ini dapat
dibagikan ke setiap silinder yang ada dengan komposisi yang tepat. Proses
pengolahan bahan bakar ini bukan hanya pada karburator saja, tetapi ada factor-
faktor lainnya yang harus diperhitungkan, antara lain jarak antara karburator dan
ruang bakar, bagaimana bentuk inlet manifoldnya, bagaimana ukuran katup
masuknya dan bahkan ruang bakarnya itu sendiri memegang peranan penting di
dalam proses pencampuran antara bensin dan udara (Northop, 1997).
![Page 4: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/4.jpg)
a. Pompa percepatan.
Gunanya untuk menjaga supaya pada pembukaan terus yang tiba-tiba dari
pemasukan gas, campuran itu tidak menjadi terlampau miskin sehingga motor
menjadi tersentak, digerakkan dengan engkol kecil pada poros tingkap gas.
Hasilnya biasanya dapat diubah dengan jalan mengikatkan batang penggerak
dalam sebuah lubang yang lain dari engkol (dalam musim panas harus
membuat langkah yang lebih kecil daripada dalam musim dingin).
b. Cuk
Digunakan untuk menutup hamper seluruh pemasukan udara ketika mengasut
(menstarter) motor sehingga motor itu mengisap campuran yang kaya melalui
percik pengasut dan percik utama dan menyebabkan mulai berputar dengan
lancer. Kita membedakan cuk yang digerakkan oleh sebuah tombol (cuk
tangan) dan cuk sendiri (otomatis), cuk yang terakhir dilayani denga sebuah
thermostat dan makin panas motornya makin bertambah terbuka ia denga cara
yang teratur.
c. Karburator pengasut :
Pada beberapa karburator dipakai karburator bantu yang kecil sebagai
pengganti cuk. Alat ini dibangun satu dengan karburator yang normal.
Pelayanan karburator penghasut sama dengan pelayanan cuk hanya saja
campuran yang cukup dan campuran yang kaya untuk dapat mengasut dengan
lancar, sedikit bahaya untuk campuran yang terlampau kaya, bila kita lupa
mematikan alat itu sesudah motor menjadi panas.
d. Percik penambah.
Karburator-karburator dengan by pass mempunyai perecik utama dengan
mana mobil dapat mencapai kira-kira 75 % dari kecepatan puncak dalam pada
itu tingkap gas akan terbuka ± 3/ 4. Dengan jalan membuka tingkap gas itu
lebih lebar, by pass dapat dikerjakan. Engkol menekan batang ke bawah
sehingga tingkap peluru dibuka dan juga dengan jalan ini bensin itu
dimasukkan ke perecik utama, sehingga campuran menjadi lebih kaya dan
daya motor akan naik.
![Page 5: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/5.jpg)
Karburator dengan ruang pelampung (yang lazim) merupakan salah satu
jenis yang sangat sederhana jika dipandang dari segi komponennya yang tidak
banyak menggunkan bagian yang bergerak, jadi tidak memerlukan bantalan.
Injection carburator merupakan alat yang dipergunakan untuk memasukkan bahan
bakar kedalam arus udara dengan menyemprotkan bahan bakar ke arus udara
untuk memperoleh daya yang besar. Karburator yang lebih sempurna
menggunakan apa yang disebut ekonomiser. Ekonomiser akan memperkaya
campuran apabila pembebannya berat, sehingga mencapai perbandingan yang
tepat untuk menghasilkan tenaga (Arends dan Berenschot, 1996).
Sistem katup memiliki peranan yang sangat penting dalam pengapian bahan
bakar mesin empat langkah. Katup-katup ini digerakkan oleh rocker arm, yaitu
suatu bagian yang mendorong katup turun sehinggga katup membuka. Untuk
proses menutupnya katup, pegas dalam sistem katup yang bertugas menutup katup
dengan mendorong katup ke atas. Sistem kerja sistem katup ini adalah
mengkonversi gerak putar menjadi gerak linier atau gerak naik dan turun. Gerakan
putar diperoleh dari gerakan cam yang digerakkan oleh timing gear. Dimana
timing gear dihubungkan dengan cam dengan suatu poros yang disebut cam shaft.
Poros ini berputar dan mengatur naik turunnya rocker arm, dengan mengatur
sudut-sudut pada cam maka urutan membuka dan menutupnya katup dapat
dientukan (Crovse,1980).
![Page 6: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB III
METODOLOGI
A. Alat dan bahan
1. karburator
2. pompa dan nozzle injeksi
3. injector tester
4. motor dengan karburator
5. alat tulis
6. buku praktikum
B. Cara Kerja
1. Menggambar dan mengamati alat peraga yang tersedia dan
menyebutkan bagaian-bagiannya.
2. Membuat dan mengisi catatan pada tempat yang telah disediakan dalam
buku praktikum.
![Page 7: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/7.jpg)
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Sistem Karburasi
Bagian-bagian karburator dan fungsinya :
1 Choke utama fungsinya : Membuka atau menutup saluran udara
secara mekanik.
2 Choke otomatis fungsinya : Membuka atau menutup saluran udara
secara otomatis.
3 Ventury fungsinya : Mempercepat aliran udara masuk.
4 Pompa percepatan fungsinya : Memompa bahan bakar saat kecepatan
meningkat mendadak.
5 Katub peluru fungsinya : Mencegah bahan bakar yang dipompakan
kembali ke penampung
6 Percik utama fungsinya : Memberikan BB saat keadaan biasa
![Page 8: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/8.jpg)
7 Percik kompensasi fungsinya : Memberikan BB saat putaran bertambah
secara tiba-tiba
8 Percik stasioner fungsinya : Memberikan bahan bakar saat mesin Idling
9 Throttle fungsinya : Mengukur BB yang masuk ke dalam
silinder
10 Saluran vakum fungsinya : Sebagai sensor saluran perbedaan tekanan
11 Dozer I fungsinya : Menghubungkan tangki BB dengan
karburator
12 Dozer II fungsinya : Memberikan BB saat kecepatan tinggi.
13 Pelampung fungsinya : Mengatur tinngi permukaan BB dari
karburator.
14 By pass economizer fungsinya : Memberikan tambahan BB pada kecepatan
tinggi.
15 Saluran udara fungsinya : Melewatkan udara ke saluran vakum
16 Saluran
kompensasi
fungsinya : Memberikan tambahan BB
17 Saluran udara fungsinya : Melewatkan udara ke ruang vakum
18 Percik percepatan fungsinya : Memberikan tambahan BB secara
mendadak
19 Katub jarum fungsinya : Mengatur keluarnya BB ke percik
percepatan
20 Katup jarum
pelampung
fungsinya : Mempertahankan tinggi muka BB dalam
karburator.
Mekanisme kerja :
Udara luar mengalir melewati saluran hisap ke dalam ruang silinder
dengan kecepatan tertentu(langkah Intake). Saat pengabutan, kecepatan aliran
meningkat dan tekanan udara menurun dibanding tekanan pada ruang pelampung .
Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan tekanan. Bensin diinjeksikan dari
mulut percik kedalam udara yang mengalir, sehinnga saluran bensin dan udara
terhisap kedalam silinder. Throttle berfungsi mengatur jumlah campuran yang
![Page 9: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/9.jpg)
dihisap. Pelampung berfungsi untuk mengatur tinggi bensin dalam ruang
penempung dengan cara membuka dan menutup katub jarum dalam saluran
masuk.
B. Sistem Injector
Bagian-bagian pompa injeksi adalah:
1. Saluran tekan 11. Pen penutup
2. Pegas penekan 12. Rumah pasak
3. Katup 13. Bukaan katup
4. Sekrup pengatur masuknya BB 14. ruang hisap
5. Dudukan pegas 15. Silinder pompa
6. Pegas 16. Plunger
7. Silinder pegas 17. Sekrup pengeluaran
8. Pen bagian atas penutup 18. Saluran penghisap
9. Tuas pengatur jumlah BB 19. Tuas pengatur jumlah BB
10. Silinder pompa 20. Silinder pompa
![Page 10: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/10.jpg)
21. Rumah Pompa (Housing) 22. Rumah Plunger
Mekanisme kerja:
Bahan bakar masuk ke ruang isap, kemudian masuk ke dalam silinder di
atas plunger. Pegas plunger kemudian digerakkan oleh gaya tekan ke atas pada
silinder. Sesaat setelah kepala plunger menutup lubang isap pada silinder pompa,
bahan bakar mulai masuk melalui katup tekan dengan bantuan pengabut yang ada
pada kepala silinder. Setelah plunger mencapai kedudukan paling ujung, katup
tekan akan menutup. Akibatnya, pegas yang ada di dalam silinder pegas akan
menekan plunger kembali ke bawah.
Nozzle Injeksi
Bagian-bagian nozzle injeksi adalah :
1. Jarum pemeriksa 11. Cover
2. Baut tekan 12. Pegas
3. Sekat penutup 13. Dudukan pegas
![Page 11: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/11.jpg)
4. Saluran bocoran 14. Rumah nozzle
5. Saluran tekan 15. Jarum pengabut
6. Penutup saluran 16. Mur
7. Saringan 17. Ujung nozzle
8. Saluran BB 18. Saluran bocoran pada jarum
9. Mulut pengabut 19. Ujung jarum
10. Lubang pengabut 20. D1 = diameter jarum besar,
22. D2 = diameter jarum kecil
Mekanisme kerja:
Bahan bakar masuk ke jarum melalui saluran tekan dengan tekanan tinggi,
kemudian jarum akan terangkat karena adanya tekanan. Jarum akan melawan daya
tekan pegas dan pengabut. Pengabutan dimulai saat bahan bakar mulai ditekan.
Tekanan menurun saat pengabutan berakhir. Akibatnya, jarum kembali ke posisi
semula, sehingga tidak bisa melawan pegas dan penyemprotan berkakhir. Jarum
pemeriksa berfungsi untuk mengatur variasi buka tutup. Saat terjadi pengabutan,
pompa bakar mendesak bahan bakar melalui saluran bakar, sehingga bahan bakar
memiliki tekanan.
C. Sistem Katub
![Page 12: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/12.jpg)
Bagian-bagian katub adalah:
1. Rocker arm 12. Pegas katub
2. Batang penekan 13. Pegas dalam
3.
Tappets
14.
Kepala
silinder
4. Cam shaft 15. Batang katup
5. Cam 16. Dudukan katup
6. Ujung cam 17. Bibir katup
7. Lingkaran dasar 18. Kepala katup
8.
Sendi peluru dan
socker
19.
20.
Adjusting
Adjusting
9. Katub clearance 21. Cam shaft
10. Penahan pegas
11. Mur penyetel
Mekanisme kerja:
Cam shaft mendapatkan putaran trusan dari timing gear saat melakukan
putaran. Hal ini mengakibatkan cam yang ada pada poros cam akan terus berputar
sehingga mendorong batang penekan ke atas dan terjadi perubahan dari gerak
putar menjadi gerak linier atau naik turun pada roker arm. Pada langkah inilah
yang akan mendorong katup ke bawah sehingga katup membuka untuk proses
penutup, katup didorong oleh pegas ke atas.
![Page 13: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/13.jpg)
Diagram Katub
Mekanisme kerja:
Pada mesin empat tak : proses intake dilakukan 200 sebelum TMA
Mekanisme kerja:
![Page 14: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/14.jpg)
Untuk motor 4 tak, Intake dilakukanpada sudut 200
setelah TMA dan 500
setelah TMB. Pada proses kompresi dilakukan 500 setelah TMB dan 20
0 setelah
TMA. Pada proses exhaust clase dilakukan 200 setelah TMA dan berakhir 50
0
sebelum TMB dan 500 setelah TMA.
Untuk motor 2 tak, langkah kompresi dan usaha dilakukan bersamaan
pada sudut 1200 , proses intake dan exhaust dilakukan bersamaan pada sudut 120
0.
![Page 15: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/15.jpg)
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam praktikum acara III praktikan dituntut untuk memahami sistem
pembakaran tersebut dengan cara mengamati komponen-komponen penyusun
sistem bahan bakar. Terdapat 3 jenis sistem bahan bakar pada motor bakar, yaitu
sistem karburasi, sistem injektor dan sistem katup.
Karburator merupakan komponen utama pada sistem karburasi.
Mekanisme kerjanya yaitu udara luar mengalir melewati saluran hisap ke dalam
ruang silinder dengan kecepatan tertentu(langkah Intake). Saat pengabutan,
kecepatan aliran meningkat dan tekanan udara menurun dibanding tekanan pada
ruang pelampung . Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan tekanan. Bensin
diinjeksikan dari mulut percik kedalam udara yang mengalir, sehinnga saluran
bensin dan udara terhisap kedalam silinder. Throttle berfungsi mengatur jumlah
campuran yang dihisap.
Pelampung berfungsi untuk mengatur tinggi bensin dalam ruang
penempung dengan cara membuka dan menutup katub jarum dalam saluran
masuk. Agar melebihi ketinggian permukaan bensin di dalam ruang pelampung,
saluran bensin dari ruang pelampung ke bagian venturi harus dibuat sedikit
panjang. Tujuannya adalah agar bahan bakar tidak tumpah saat mesin dalam
keadaan miring. Oleh karena itu, sebelum bertemu dengan aliran udara, bensin
yang berada di dalam saluran yang menuju venture harus dinaikkan dahulu. Jarak
antara ketinggian bensin di dalam saluran tersebut sampai dengan ke tempat mulut
keluarnya bensin pada lubang venturi kurang lebih sekitar ¼ inches. Bensin yang
berada didalam saluran tersebut dinaikkan sampai ke bagian atas jet oleh
kevacuman pada saluran tersebut kemudian bensin dibawa ke bagian venturi
dalam bentuk pertikel-partikel bensin.
Terdapat dua kemungkinan pengaruh kesalahan pengaturan pengapungan,
yang pertama adalah bahan bakar meluap dari karburator yang menyebabkan
karburator bocor. Penyebab utamanya adalah katup jarum tidak dapat menutup
dengan baik. Adapun kemingkinan yang kedua adalah mampet atau bahan bakar
![Page 16: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/16.jpg)
tidak bisa mengalir ke dalam bak penampungan karburator.Penyebabnya adalah
jarum penutup tidak dapat membuka dengan baik.
Fungsi dari percik stasioner adalah memberikan bahan bakar saat mesin
dalam kondisi idling. Percik percepatan berfungsi untuk memberikan bahan bakar
saat kecepatan berubah mendadak. Percik kompensasi befungsi untuk
memberikan bahan bakar saat putaran bertambah seketika, dan fungsi dari bay
pass economizer memberikan bahan bakar pada kecepatan tinggi.
Fungsi dari Pompa injeksi adalah memompa atau memberikan tekanan
pada bahan bakar sehingga dapat naik dan dapat dikabutkan pada nozzle. Nozzle
berfungsi sebagai pengabut bahan bakar yang dilewatkan pada jarum nozzle dan
memasukkan bahan bakar ke dalam ruang bakar atau menginjeksikan bahan
bakar. Dengan luas penampang nozzle yang kecil, maka bahan bakar terpecah
menjadi partikel yang lebih halus.
Mekanisme kerja pompa injeksi adalah Bahan bakar masuk ke ruang isap,
kemudian masuk ke dalam silinder di atas plunger. Pegas plunger kemudian
digerakkan oleh gaya tekan ke atas pada silinder. Sesaat setelah kepala plunger
menutup lubang isap pada silinder pompa, bahan bakar mulai masuk melalui
katup tekan dengan bantuan pengabut yang ada pada kepala silinder. Setelah
plunger mencapai kedudukan paling ujung, katup tekan akan menutup. Akibatnya,
pegas yang ada di dalam silinder pegas akan menekan plunger kembali ke bawah.
Diagram katup adalah suatu diagram yang menjadi gambaran bagaimana
berjalannya siklus langkah dari motor bakar dalam. Melalui diagram katup kita
dapat melihat posisi dari saat intake, kompresi, usaha, dan exhaust. Keempat
langkah tersebut dapat terlihat jelas pada diagram katup untuk mesin 4 langkah.
Sedangkan pada motor 2 langkah, diagram katupnya lebih rumit. Hal ini
disebabkan karena adanya dua siklus yang terjadi secara bersamaan. Dilihat dari
diagram katup untuk motor 4 tak, dari TMA sampai intake close adalah langkah
intake, lalu langkah kedua adalah kompresi sampai TMA lagi, setelah itu terjadi
pembakaran sampai exhaust terbuka sehingga terjadi langkah ke empat yaitu
pembuangan.Pada motor 2 tak memiliki degree of rotation 1000. Dari TMA terjadi
2 proses sekaligus yaitu intake dan kompresi, lalu langkah kedua juga meliputi 2
![Page 17: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/17.jpg)
proses yaitu pembakaran/kerja dan pembuangan. Mekasinme kerja sistem katup
ini adalah cam shaft berputar mendapat putaran terusan dari timing gear, sehingga
cam yang ada pada poros camtiming gear berputar sehingga cam shaft mendapat
putaran dan ikut berputar. Akibatnya, cam akan mendorong batang penekan
keatas dan mengakibatkan perubahan gerak, dari gerak putar menjadi gerak linier
atau naik turun pada rocker arm, atau juga dikenal dengan gerak translasi.
Gerakan inilah yang akan mendorong katup ke bawah sehingga katup terbuka.
Untuk proses menutup, katup didorong oleh pegas ke atas.
![Page 18: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/18.jpg)
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Motor bakar dalam memiliki tiga sistem bahan bakar yaitu sistem
karburasi, sistem injektor , dan sistem katup.
2. Pada sistem bahan bakar karburasi, udara dan bahan bakar dicampur
diluar silinder ruang bakar.
3. Pada sistem bahan bakar injektor, udara dan bahan bakar dicampur di
dalam silinder.
4. Fungsi dari diagram katup adalah untuk mengetahui mekanisme kerja
siklus langkah pada motor bakar, baik dua tak maupun 4 tak.
5. Fungsi dari karburator yaitu mengatur pemasukan, pencampuran dan
pengabutan bahan bakar kedalam udara sehingga diperoleh
perbandingan campuran yang sesuai dengan keadaan beban dan
kecepatan poros engkol.
6. Fungsi dari nozzle yaitu sebagai pengabut bahan bakar yang akan
kedalam silinder sesuai dengan derajat yang diminta.
![Page 19: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/19.jpg)
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Berenschot.H. 1996. Motor Bensin. Erlangga: Jakarta.
Arismunandar, Wiranto. 1983. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Institut
Teknologi Bandung. Bandung.
Crovse H. William. 1980. Automotive Mechanics 8th
edition. McGraw
Hill.USA.
Daryanto. 1999. Pengetahuan Komponen Mobil. Penerbit Bumi Aksara.
Jakarta.
Ibrahim, Irwan. 2000. Sistem Injeksi Bahan Bakar. Deputi Teknologi Industri
Rancang Bangun dan Rekayasa, BPPT: Jakarta.
Northop. 1997. Service Auto Mobil Pengantar Praktis Teknik Otomotif.
Pustaka Setia. Bandung.
![Page 20: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/20.jpg)
LAMPIRAN
![Page 21: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/21.jpg)
Modifikasi Cooling System pada
Oil Burner PLTU
Nozzle burner sebagai alat untuk mengalirkan bahan bakar di dalam boiler,
memiliki peranan penting untuk menghasilkan pembakaran yang sempurna.
Sejak dimodifikasi pada tahun 1998 dalam proyek gasifikasi, nozzle burner
PLTU Gresik unit 1 dan 2 dapat digunakan untuk dua jenis bahan bakar
yaitu bahan bakar minyak dan gas.
Semenjak bahan bakar gas tidak digunakan sejak 3 tahun terakhir, nozzle burner
sering mengalami kerusakan pada bagian ujungnya, padahal nozzle burner
menggunakan material AVESTA 253MA dengan temperatur kritis 1150oC.
Akibat kerusakan ini, boiler tidak siap jika beroperasi dengan bahan bakar gas.
Selain itu kegiatan pemeliharaan preventive tidak bisa dilakukan karena oil burner
tidak dapat dilepas. Kerusakan pada nozzle burner juga berakibat kurang
sempurnanya bentuk lidah api sehingga menimbulkan over heating pada satu sisi
dinding boiler dan mengakibatkan berkurangnya umur sisa pipa boiler.
Hasil analisa/uji metallography menunjukkan, kerusakan disebabkan oleh korosi
pada temperatur tinggi yang dipicu oleh pemanasan yang berlebihan (long term
overheating ). Korosi ini disebabkan oleh oksidasi karena reaksi material burner
dengan oksigen yang berasal dari udara pendingin.
Kerusakan burner tersebut diatasi dengan melakukan modifikasi cooling system
pada burner. Modifikasi ini dilakukan dengan prinsip mencegah terjadinya
oksidasi dan over heating.
Manfaat finansial dari modifikasi ini adalah penurunan biaya pemeliharaan untuk
penggantian burner sebesar ± Rp 277 juta/tahun. Manfaat lain yang didapat adalah
meningkatnya keandalan system pembakaran pada boiler.
Modifikasi Modifikasi Cooling System pada Oil Burner PLTU tersebut merupakan studi
kasus Dual Firing Burner pda PLTU Unit 1 dan 2 UP Gresik. Inovasi ini yang
dilakukan Bambang Tedjo Narsoyo dan Kurniawan Dwi Ananto dari Unit
Pembangkian Gresik ini dilatarbelakangi oleh adanya kerusakan pada nozzle
burner PLTU unit 1 dan unit 2 itu yang terjadi setiap tahun. Kerusakan ini terjadi
sejak tidak digunakannya bahan bakar gas dalam proses pembakaran dalam boiler
( saat ini PLTU 1 dan 2 Gresik beroperasi dengan bahan bakar minyak).
Kerusakan berupa pengeroposan ujung nozzle burner sehinggga bagian luar pipa
nozzle burner hancur. Hal ini mengakibatkan nozzle gas tidak siap jika sewaktu-
waktu boiler beroperasi dengan bahan bakar gas. Dengan adanya kerusakan yang
terjadi setiap tahun, memunculkan pemikiran untuk melakukan penelitian serta
melakukan perancangan ulang desain nozzle burner yang lebih tahan pada
temperatur tinggi.
Kerusakan yang terjadi setiap tahun ini berakibat pada penurunan keandalan,
efisiensi boiler dan peningkatan biaya pemeliharaan. Kerusakan itu berupa
![Page 22: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/22.jpg)
keroposnya ujung nozzle bahkan beberapa cap nozzle tempat laluan bahan bakar
gas telah hilang. Dari hasil pengamatan, kerusakan sering terjadi pada nozzle yang
terletak pada posisi level B.
Uji material telah dilakukan di laboratorium metalurgi yang meliputi Uji
komposisi, uji metalography, uji makroskopik, uji kekerasan (hardness test) dan
uji XRF (X-Ray Fluorescence) dengan mengambil sampel potongan material
nozzle burner pada derah yang terbakar dan daerah yang tidak terbakar sebagai
pembanding.
Hasil uji metalography memperlihatkan terjadinya perubahan struktur mikro
material outer pipe berupa dekarburasi akibat oksidasi, rekristalisasi
(pertumbuhan) butiran logam dan speriodisasi karbida (carbide spheroidization)
atau grafitisasi.
Perubahan struktur mikro ini diakibatkan oleh peristiwa long-term overheating
yang ditandai dengan terbentuknya fasa sigma dan karbida dan diperkirakan
terjadi pada rentang suhu 700-950oC. Dengan terbentuknya kedua fasa tersebut
mengakibatkan material nozzle gas dan outer pipe dibagian ujung burner nozzle
menjadi sangat rentan mengalami oksidasi dan korosi sehingga mempercepat
terjadinya kerusakan dibagian ujung burner nozzle tersebut.
Dari hasil uji metalography terlihat bahwa proses korosi telah bersinergi dengan
oksidasi menyerang di bagian batas butir paduan stainless dari material nozzle gas
dan outer pipe sehingga menimbulkan intergranular oxidation and corrosion.
Demikian pula dari hasil uji XRF terhadap kerak (scale) yang terbentuk
menunjukkan adanya sejumlah oksida dan kandungan unsur korosif seperti sulfur
serta vanadium yang kemungkinan berperan terhadap terjadinya proses korosi
dibagian ujung burner nozzle .
Selain karena perubahan struktur mikro material, kondisi pemanasan yang
berlebih di area tertentu ( ujung nozzle ) / long-term overheating juga diduga
sebagai penyebab pengerasan material. Hal ini ditunjukkan dengan hasil hardness
test yang memperlihatkan rata-rata nilai kekerasan material outer tube di area
yang terbakar lebih besar dari kekerasan di area yang tidak terbakar.
Adanya pengerasan yang diakibatkan long term overheating dan adanya oksidasi
yang berlebih mengakibatkan terjadinya kerusakan dan korosi temperatur tinggi
pada area ujung nozzle.
Dari analisa ini maka penyebab terjadinya kerusakan pada nozzle bermula dari
adanya oksidasi dan long term overheating dimana kondisi overheating yang
berlangsung jangka panjang memicu terjadi oksidasi. Dengan demikian solusi
agar tidak terjadi kerusakan adalah dengan jalan mencegah/mengurangi okdidasi
dan overheating.
Kondisi overheating pada nozzle dapat terjadi jika pendinginan kurang. Seperti
dijelaskan pada Bab Landasan Teori, proses perpindahan panas dari benda
bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendah dipengaruhi oleh
beda temperatur, luas permukaan kontak dan laju aliran massa pendingin. Oleh
sebab itu agar prose pendinginan lebih efektif maka faktor-faktor tersebut harus
diperhatikan.
Temperatur udara sealing yang masuk pada selongsong nozzle harus dikondisikan
serendah mungkin, setidaknya sama dengan temperatur udara sekitar ( ambient
![Page 23: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/23.jpg)
temperature ). Permukaan kontak harus memiliki luasan yang cukup sementara
udara sealing harus mengalir dengan laju aliran massa yang cukup pula.
Sebagaimana diketahui dalam konstruksi boiler dan nozzle burner, udara
pendingin selain berupa udara seal ( dari seal air boster fan ) juga berasal dari
udara bakar yang berfungsi juga sebagai pendingin outer pipe nozzle. Udara bakar
ini diatur oleh air register vane damper. Laju aliran udara yang kurang
menyebabkan lidah api tidak normal dan menjilat ke belakang. Kondisi ini akan
mengakibatkan overheating pada ujung nozzle.
Jika kondisi overheating pada ujung nozzle ini berlangsung lama ( long term
overheating ), seperti dijelaskan sebelumnya, maka akan memicu terjadinya
oksidasi dan kerusakan nozzle. Kondisi permukaan outer pipe yang rusak
mengakibatkan turbulensi aliran udara dari secondary atau tertiary air karena
permukaan pipa tidak rata. Keadaan ini akan semakin memperparah overheating
bahkan arah lidah api semakin tidak beraturan dan mendekati tube boiller di
sekitar burner. Pada akhirnya tube di sekitar burner akan cepat mengalami
kerusakan karena pemanasan.
Analisa ini didukung hasil pemeriksaan sisa umur ( Remaining Life Assessment )
boiler PLTU unit 1 yang dilakukan pada bulan Maret 2006. Berdasarkan hasil
RLA tersebut diketahui bahwa kerusakan paling parah pada boiler PLTU 1 terjadi
pada tube di dekat burner.
Hal ini dapat dilihat dari sample struktur mikro pada tube no 69 yang berada di
dekat burner yang telah mengalami perubahan morphology dari ferrite–pearlite
menjadi ferit-spherodized pearlite kelas D. Secara teori, dari hasil perhitungan sisa
umur, perkiraan sisa umur teknis tube di daerah ini telah habis. Artinya kerusakan
atau kebocoran tube dapat terjadi sewaktu-waktu. Kondisi ini diperparah dengan
adanya pitting corrosion yang nampak secara visual.
Pitting corrosion ini disebabkan oleh adanya unsur sulfur (S), chlor (Cl) dan
oksigen (O) yang berlebihan saat terjadi pembakaran di ruang bakar. Unsur S, Cl,
dan O yang berlebih ini disebabkan oleh pembakaran tidak sempurna atau kualitas
bahan bahan bakar yang rendah. Akibatnya bahan bakar tidak terbakar sempurna
dan sisa pembakaran menempel pada tube dan terakumulasi menjadi kerak.
Lapisan kerak yang tebal mengakibatkan localized overheating dan dekarburasi
pada permukaan tube. Kondisi ini akan mengakibatkan penurunan kekuatan
material sehingga tube dapat mengalami penggelembungan dan akhirnya bocor.
Sementara itu proses oksidasi pada ujung nozzle berlangsung jika terjadi reaksi
antara material nozzle (Fe) dengan oksigen. Desain burner lama memanfaatkan
hembusan udara sealing sebagai pendingin nozzle. Udara ini masuk melalui ruang
bahan bakar gas keluar menuju furnace. Udara sealing yang mengandung oksigen
ini bereaksi dengan Fe dan mengasilkan fero oksida FeO. Proses ini dikenal
dengan korosi. Reaksi kimia yang terjadi dalam proses korosi tersebut adalah
sebagai berikut : Fe2+ + 2 e- + ½ O2 FeO. Tiupan udara pendingin yang keluar di
ujung cap nozzle menyebabkan proses oksidasi berlangsung lebih hebat.
Dari analisa di atas maka untuk mencegah terjadinya kerusakan atau
memperpanjang usia nozzle maka modifikasi burner sistem harus berpedoman
pada prinsip pencegahan terjadinya overheating dan oksidasi.
Agar tidak terjadi overheating maka alternatif pertama dapat dilakukan
![Page 24: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/24.jpg)
penambahan laju massa udara pendigin dengan cara memperbesar kapasitas seal
air boster fan. Alternatif kedua adalah mengganti material tube (Avesta 253 MA)
pada bagian ujung yang terkena panas langsung dengan material yang lebih tahan
pada temperatur tinggi yaitu paduan nikel atau Incoloy 800. Alternatif ketiga
adalah melakukan pelapisan atau coating untuk melindungi permukaan ujung
nozzle dengan menggunakan lapisan coating yang tahan panas atau TBC (
Thermal Barier Coating )
Alternatif lain adalah mencegah laju oksidasi dengan mengubah desain burner
sedemikian hingga udara sealing tidak keluar dari ujung nozzle dan masuk dalam
ruang bakar.
Dalam penelitian inovasi ini, alternatif terakhir ini yang dipilih karena biayanya
relatif lebih murah dibandingkan investasi fan, menggantian material atau TBC.
Desain modifikasi ini mengacu pada konsep : (1) Udara pendingin tidak keluar
melalui ujung nozzle. (2) Udara pendingin dipastikan dapat bersirkulasi
sempurna. (3) Pipa aliran gas tidak kehilangan fungsinya sebagai tempat
mengalirnya bahan bakar.
Dalam desain modifikasi ini ruang udara seal dengan ruang bahan bakar gas
dipisahkan. Antara selongsong outer tube dengan inner tube dipasang selongsong
tambahan yang dapat disebut sebagai middle tube. Antara middle tube dengan
inner tube dihubungkan dengan dua pipa 15A pada bagian ujung nozzle untuk
laluan udara pendingin. Sedangkan antara inner tube dengan outer tube
dihubungkan dengan satu pipa 25A pada bagian tengah nozzle sisi atas untuk
sealing air outlet.
Bahan bakar gas dialirkan melewati ruang antara middle pipe dengan inner pipe
keluar melalui lubang cap nozzle. Sementara itu udara sealing masuk dari sealing
air inlet mengisi ruang antara outer pipe dengan middle pipe menuju bagian ujung
nozzle yang panas dan masuk ke inner tube lalu ke luar di area wind box.
Posisi keluarnya udara seal diletakkan di sisi atas agar mengikuti pola garis-garis
gaya fluida udara bakar di sekitar nozzle pada area wind box, yaitu dari bawah ke
atas.
Dengan mengikuti pola gaya fluida udara bakar maka udara sealing akan keluar
dengan mudah karena tidak terhambat oleh dorongan udara bakar yang
berlawanan arah, dengan demikian proses tranfer panas akan lebih efektif.
Dalam selongsong inner tube terdapat fuel oil gun burner yang terpisah dari
desain nozzle gas burner ini . Karena aliran udara seal masuk ke inner tube, maka
hal ini akan memberikan keuntungan tersendiri yaitu udara seal yang melewati
inner tube akan memindahkan panas dari ujung nozzle ke fuel oil yang ada dalam
fuel oil gun burner dalam inner tube. Dengan demikian, temperatur minyak akan
semakin panas sehingga proses pembakaran akan lebih efisien dan sempurna.
``Udara seal yang keluar dari nozzle menuju wind box akan bercampur dengan
udara bakar. Udara seal yang panas ini akan memberi dampak pada peningkatan
suhu udara bakar. Meskipun dampak peningkatan ini tidak signifikan namun
secara tidak langsung akan memberikan keuntungan pada efisiensi proses
pembakaran. q
(Tulisan ini disarikan dari makalah inovasi karya Bambang Tedjo Narsoyo dan
![Page 25: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/25.jpg)
Kurniawan Dwi Ananto dari Unit Pembangkian Gresik, yang berhasil menjadi
Juara II Bidang Teknologi Non-Listrik pada Lomba Karya Inovasi PLN Ke-IX,
2006)
Dengan adanya kerusakan yang terjadi setiap tahun, memunculkan pemikiran
untuk melakukan penelitian serta melakukan perancangan ulang desain nozzle
burner yang lebih tahan pada temperatur tinggi.
Tanggapan
Kerusakan pada nozzle burner juga berakibat kurang sempurnanya
bentuk lidah api sehingga menimbulkan over heating pada satu sisi dinding boiler
dan mengakibatkan berkurangnya umur sisa pipa boiler.Hasil analisa/uji
metallography menunjukkan, kerusakan disebabkan oleh korosi pada temperatur
tinggi yang dipicu oleh pemanasan yang berlebihan (long term overheating
).Korosi ini disebabkan oleh oksidasi karena reaksi material burner dengan
oksigen yang berasal dari udara pendingin.Kerusakan burner tersebut diatasi
dengan melakukan modifikasi cooling system pada burner. Modifikasi ini
dilakukan dengan prinsip mencegah terjadinya oksidasi dan over heating. Manfaat
finansial dari modifikasi ini adalah penurunan biaya pemeliharaan untuk
penggantian burner sebesar ± Rp 277 juta/tahun.Manfaat lain yang didapat adalah
meningkatnya keandalan system pembakaran pada boiler.
![Page 26: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/26.jpg)
Karburasi Pada Motor Injeksi
Berbagai macam cara dan usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar gas
buang beracun yang dihasilkan oleh mesin-mesin kendaraan bermotor seperti
penggunaan BBM bebas timbal, penggunaan katalis pada saluran gas buang, dll.
Sebagaimana mesin 2 langkah yang harus digantikan oleh mesin 4 langkah, sistem
karburasi manual akhirnya juga akan digantikan oleh sistem karburasi digital.
Sistem injeksi bahan bakar elektronik (karburasi digital) sudah mulai diterapkan
pada mesin sepedamotor, perlahan tapi pasti akan menggantikan sistem yang
sudah lama bertahan yaitu karburator (karburasi manual ).Karena mesin
sepedamotor merupakan kombinasi reaksi kimia dan fisika untuk menghasilkan
tenaga, maka kita kembali ke teori dasar kimia bahwa reaksi pembakaran BBM
dengan O2 yang sempurna adalah 14,7 bagian O2 (oksigen) berbanding 1 bagian
BBM dalam ukuran perbandingan berat, bukan volume. Teori perbandingan
berdasarkan berat jenis unsur, pada prakteknya perbandingan diatas (AFR – Air
Fuel Ratio) diubah untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar atau konsumsi
BBM yang ekonomis.Karburator juga mempunyai tujuan yang sama yaitu
mencapai kondisi perbandingan sesuai teori kimia diatas namun dilakukan secara
manual .Karburator cenderung diatur untuk kondisi rata-rata dimana sepedamotor
digunakan sehingga hasilnya cenderung kearah campuran BBM yang lebih
banyak dari kebutuhan mesin sesungguhnya Untuk EFI karena diatur secara
digital maka setiap ada perubahan kondisi penggunaan sepedamotor ECU akan
mengatur supaya kondisi AFR ideal tetap dapat dicapai. Contohnya: Pada sistem
Karburator ada perbedaan tenaga jika sepedamotor digunakan siang hari
dibandingkan malam hari, hal ini karena kepadatan oksigen pada volume yang
sama berbeda, singkatnya jumlah O2 berubah pasokkan BBM tetap (ukuran jet
tidak berubah). Hal ini tidak terjadi pada sistem EFI karena adanya sensor suhu
udara (Inlet Air Temperature) maka saat kondisi kepadatan O2 berubah, pasokkan
BBM pun disesuaikan (waktu buka injector ditambah atau dikurangi). Jadi
sepedamotor yang menggunakan EFI digunakan siang atau malam tetap optimum
alias tenaga tetap sama. Perbedaan utama Karburator dibandingkan EFI adalah.
Karburator EFI BBM dihisap oleh mesin BBM diinjeksikan/disemprotkan ke
dalam mesin Pengapian Terpisah Sistem Pengapian menyatu Komponen-
komponen dasar EFI .Setiap jenis atau model sepedamotor mempunyai desain
masing-masing namun secara garis besar terdapat komponen-komponen berikut.
ECU – Electrical Control Unit Pusat pengolah data kondisi penggunaan mesin,
mendapat masukkan/input dari sensor-sensor mengolahnya kemudian memberi
keluaran/output untuk saat dan jumlah injeksi, saat pengapian.
Fuel Pump
Menghasilkan tekanan BBM yang siap diinjeksikan. Pressure Regulator
Mengatur kondisi tekanan BBM selalu tetap (55~60psi).
Temperature Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu mesin, kondisi mesin dingin
membutuhkan BBM lebih banyak.
![Page 27: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/27.jpg)
Inlet Air Temperature Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu udara yang akan masuk ke mesin, udara
dingin O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Inlet Air Pressure Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara yang akan masuk ke mesin,
udara bertekanan (pada tipe sepedamotor ini hulu saluran masuk ada diantara dua
lampu depan) O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Atmospheric Pressure Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara lingkungan sekitar
sepedamotor, pada dataran rendah (pantai) O2 lebih padat, membutuhkan BBM
lebih banyak.
Crankshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan kecepatan putaran mesin, putaran tinggi
membutuhkan buka INJECTOR yang lebih cepat.
Camshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya langkah hisap yang
membutuhkan buka INJECTOR.
Throttle Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan besarnya bukaan aliran udara, bukaan besar
membutuhkan buka INJECTOR yang lebih lama.
Fuel Injector / Injector
Gerbang akhir dari BBM yang bertekanan, fungsi utama menyemprotkan BBM ke
dalam mesin, membuka dan menutup berdasarkan perintah dari ECU.
Speed Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi kecepatan sepedamotor, memainkan gas di
lampu merah dibanding kecepatan 90km/jam, buka INJECTOR berbeda.
Vehicle-down Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi sepedamotor, jika motor terjatuh dengan
kondisi mesin hidup maka ECU akan menghentikan kerja FUEL PUMP,
IGNITION, INJECTOR, untuk keamanan dan keselamatan.
Electronic Fuel Injection memang lebih unggul dibanding karburator, karena
dapat menyesuaikan takaran BBM sesuai kebutuhan mesin standar. ECU
diprogram untuk kondisi mesin standar sesuai model sepedamotor, di dalam ECU
terdapat tabel BBM yang akan dikirim melalui Injector sesuai kondisi mesin
standar. Jika ada perubahan dari kondisi standar misalnya filter udara diganti atau
dilepas, walaupun ada pengukur tekanan udara (inlet air pressure sensor)
![Page 28: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/28.jpg)
pasokkan BBM hanya berubah sedikit, akhirnya sepedamotor akan berjalan tidak
normal karena O2 terlalu banyak (lean mixture). Tabel ECU standar biasanya
tidak dapat dirubah, karena tujuan utama EFI adalah pengurangan kadar emisi gas
buang beracun.
Untuk mesin modifikasi memerlukan modifikasi tabel dalam ECU, hal dapat
dilakukan dengan: Software yang dapat masuk ke dalam memory ECU – hanya
dimiliki oleh ATPM atau dealer
Piggyback alat tambahan diluar ECU - bekerja dengan cara memanipulasi
sinyal yang dikirim ke Injector untuk membuka lebih lama (mirip tukar main jet
dengan ukuran yang lebih besar).
Ganti ECU dengan ECU aftermarket yang dapat diprogram tabel memorynya,
sesuai modifikasi, sesuai kondisi sirkuit.
Tanggapan:
Sistem karburasi pada motor injeksi lebih rumit dibandingkan dengan
motor biasa. Di dalamnya melibatkan berbagai komponen digital yang
menjadikan karburasi lebih efisien dan efektif. Electronic Fuel Injection memang
lebih unggul dibanding karburator, karena dapat menyesuaikan takaran BBM
sesuai kebutuhan mesin standar. ECU diprogram untuk kondisi mesin standar
sesuai model sepedamotor, di dalam ECU terdapat tabel BBM yang akan dikirim
melalui Injector sesuai kondisi mesin standar. Jika ada perubahan dari kondisi
standar misalnya filter udara diganti atau dilepas, walaupun ada pengukur tekanan
udara (inlet air pressure sensor) pasokkan BBM hanya berubah sedikit, akhirnya
sepedamotor akan berjalan tidak normal karena O2 terlalu banyak (lean mixture).
Tabel ECU standar biasanya tidak dapat dirubah, karena tujuan utama EFI adalah
pengurangan kadar emisi gas buang beracun.
![Page 29: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/29.jpg)
Airbus Kembangkan Avtur Bebas Emisi
Kamis, 21 Februari 2008 | 13:26 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Produsen pesawat Perancis, Airbus,
mengembangkan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan. Bulan ini,
Airbus telah berhasil menguji penggunaan sistem fuel cel, yakni sumber energi
untuk menggerakkan sistem back-up dan electric power pesawat dengan kadar
emisi nol.
"Fuel cell terbukti ramah lingkungan dan menghemat
biaya operasional.", kata Patrick Gavin Airbus
Executive Vice President Engineering dalam rilisnya kemarin.
Pengujian itu bagian upaya menjajaki kemungkinan penggunaan teknologi fuel
cell dan tenaga penggerak beremisi nol dalam penerbangan sipil.
Selama pengujian berlangsung, Patrick menjelaskan, sistem fuel cell berbasis
hidrogen dan oksigen menghasilkan tenaga listrik sebesar 20 Kilo Watts (kW).
Sistem fuel cell yang bebas emisi ini menghasilkan sekitar 10 liter air murni
sebagai produk buangan. "Pesawat menjadi lebih ringan dan efisiensi bahan bakar
meningkat," ujarnya.
Sistem ini menggerakkan electric motor pump dan backup hydraulic circuit, serta
mengoperasikan ailerons pesawat. Daya tahan sistem ini terbukti pada high
gravity loads saat pesawat melakukan <>manuver zero gravity.
Patrick mengatakan, hasil uji coba itu memungkinkan Airbus dan partnernya
untuk mengembangkan lebih lanjut penerapan teknologi fuel cell untuk mengganti
sistem pesawat lainnya, seperti sistem emergency power dan Auxiliary Power
Unit (APU).
Tanggapan
Airbus melakukan uji bahan bakar avtur yang ramah lingkungan. Hal ini
bisa dijadikan salah satu cara untuk mengurangi emisi karbondioksida yang ada di
bumi. Dengan bahan bakar baru, pesawat akan lebih ringan dan emisi yang
dikeluarkan adalah 0%. Produk buangan berupa air yang dihasilkan dari sistem
fuell cell dengan tenaga listrik 20 Kilo Watt (kW). Sistem fuell cell berbasis
hidrogen dan oksigen.
![Page 30: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/30.jpg)
Saatnya Beralih ke Hidrogen
Raksasa pabrik pesawat Boeing berhasil membuat pesawat berbahan bakar
hidrogen. Dunia transportasi kian serius dengan bahan bakar gas itu.
No war for oil." Begitulah bunyi pelbagai spanduk dari para penentang
pendudukan Amerika atas Irak beberapa waktu lalu. Spanduk itu seperti menguliti
alasan jahat Amerika Serikat atas sebuah perang yang tak masuk akal. Sayangnya,
Presiden AS George W. Bush seakan tak sadar akan perkembangan teknologi
energi alternatif. Bahan bakar minyak (BBM) kini bukanlah segalanya. Buktinya,
pelbagai produsen transportasi massa kini gencar beralih ke hidrogen.
Tengoklah keberhasilan raksasa pabrik pesawat terbang Boeing. Pabrik yang
bermarkas di Chicago, Amerika Serikat, itu dua pekan lalu sukses saat melakukan
uji coba penerbangan pesawat berbahan bakar hidrogen. Ini adalah pesawat
terbang pertama yang berhasil terbang dengan memanfaatkan energi dari unsur
kimia hidrogen. Pesawat itu berhasil mengitari Atlanta—sebuah milestone dalam
perkembangan teknologi energi alternatif. Selama ini, pesawat terbang komersial
dan pesawat tempur selalu menggunakan hidrokarbon jenis avtur sebagai bahan
bakar.
Untuk menerbangkan pesawat Boeing bermesin tunggal, pilot memanfaatkan
energi listrik dari dua baterai (fuel cell). Yang paling sulit adalah saat pesawat
berancang-ancang untuk lepas landas. Tarikan gaya gravitasi bumi (9,8 m/detik2)
membuat pesawat harus memiliki energi yang jauh lebih besar. Boeing
menggunakan dua baterai berkekuatan 50 kilowatt untuk pesawat yang dirancang
hanya untuk satu awak itu. Kelak, "Industri penerbangan akan beralih ke
penggunaan hidrogen," ujar Judith Agar, Direktur Teknik Pabrik Pesawat Boeing.
Untuk mengembangkan sistem penyuplai energi, Boeing bekerja sama dengan
Intelligent Energy. Perusahaan pemasok energi alternatif dari Inggris itu berhasil
membuat desain fuel cell yang mendapat pasokan dari hidrogen. Hebatnya,
hidrogen hanya diperoleh dari proses elektrolisis air (H2O) dalam "tangki bahan
bakar" pesawat. Bila tak ada aral, "Kami akan benar-benar menerapkannya pada
pesawat komersial pada 2010," kata Agar.
Sebenarnya para produsen peralatan transportasi massa telah lama melirik
kemungkinan penggunaan energi hidrogen. Di dunia otomotif, misalnya, mobil
berbahan bakar hidrogen bukanlah barang yang asing. Inovasi di sana-sini
memang masih terus dilakukan untuk mendapatkan performa mesin dan
kecepatan yang memadai.
Ford Motor Corporation, misalnya. Pabrik mobil ternama di Amerika ini pada
tahun 2000 berhasil membuat prototipe mobil dengan bahan bakar hidrogen.
Mobil yang disebut Ford P2000 itu dalam uji coba mampu berlari dengan
kecepatan hingga 65 mil per jam (104 kilometer per jam). Selama 24 jam nonstop,
Ford P2000 berhasil mencapai jarak tempuh 1.390,75 mil. CEO Ford Motor, Alex
![Page 31: Akke 3](https://reader031.vdocuments.pub/reader031/viewer/2022013108/5571f2c049795947648cfe71/html5/thumbnails/31.jpg)
Trotman, memastikan perusahaannya akan memproduksi mobil hidrogen secara
massal. Soalnya, ujar Trotman, "Mobil hidrogen sesuai dengan tuntutan zaman."
Dari Jepang, pelbagai pabrik mobil juga tak mau ketinggalan. Toyota Motor
Corporation, misalnya, telah mengembangkan prototipe mobil FCHV yang
mampu berlari hingga 95 mil per jam. Mobil mungil dengan bahan bakar fuel cell
dari hidrogen ini bahkan telah beredar di California, Amerika Serikat. Untuk
mencoba mobil keren ini, Toyota baru mencoba dengan sistem sewa. Sebuah
mobil bisa didapat dengan tarif sewa US$ 10 ribu per bulan. Dengan kapasitas
tangki 157 liter hidrogen yang dimampatkan, mobil itu mampu menempuh jarak
hingga 350 kilometer tanpa harus mengisi bahan bakar.
Memang, untuk menerapkan teknologi energi hidrogen, dibutuhkan sistem
penyimpanan yang memadai. Maklumlah, berbeda dengan BBM, yang hanya
membutuhkan tangki penampung, gas hidrogen membutuhkan teknologi
penyimpanan yang lebih canggih. Secara teknis, ada tiga pilihan untuk storage
system: kompresi gas hidrogen, hidrogen cair, atau ikatan kimiawi hidrogen
(hidrida).
Secara teoretis, kompresi gas hidrogen merupakan pilihan yang sulit dan
berbahaya. Soalnya, hidrogen pada suhu kamar merupakan gas yang bersifat
sangat eksplosif. Tak aneh, mobil dengan bahan bakar kompresi gas hidrogen
seperti mengusung bom. Sedangkan penyimpanan hidrogen cair, meski terbilang
sangat aman, juga bukanlah pilihan yang menarik. Soalnya, hidrogen baru
mencair pada suhu minus 400 derajat Celsius. Untuk itu, dibutuhkan sistem
pendingin yang canggih. Buntutnya, sistem ini akan menghabiskan biaya yang
besar, jauh lebih mahal ketimbang menggunakan BBM biasa. Pilihan yang paling
masuk akal adalah penggunaan sistem ikatan kimia. Konsepnya seperti spons
yang menyerap dan menampung air. Kapasitas penyimpan dengan sistem ini besar
dan tingkat keamanannya tinggi.
Bisa jadi peralihan ke energi hidrogen merupakan keharusan sejarah. Soalnya,
tingkat pencemaran lingkungan akibat penggunaan BBM sungguh
mengkhawatirkan. Departemen Energi (DOE) Amerika Serikat memprediksi
penggunaan energi hidrogen untuk transportasi akan menghilangkan emisi karbon
dioksida (CO2). Pada tahun 2050, emisi CO2 di Amerika yang bisa dihilangkan
bisa mencapai 25 miliar ton. Buntutnya, pemerintah Amerika akan menghemat
biaya kesehatan akibat polusi udara sebesar US$ 100 miliar setiap tahun.
Ada hal lain. BBM yang berasal dari hidrokarbon fosil-fosil berusia jutaan tahun
merupakan sumber energi tak terbarukan (unrenewable resources). Artinya, suatu
saat kelak, BBM akan habis akibat dikonsumsi oleh umat manusia.