alkalodi purin dan tropan

Upload: gung-sri

Post on 15-Oct-2015

117 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 1

    TUGAS MAKALAH MATA KULIAH FARMAKOGNOSI

    SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014

    ALKALOID PURIN DAN ALKALOID TROPAN

    DISUSUN OLEH

    KELOMPOK IX

    1. A.A BAGUS MARADI WISNA D. (1008505087)

    2. SI LUH PUTU PUSPITA DEWI (1308505033)

    3. A.A ISTRI SRI HARTANI D. (1308505034)

    4. NI WAYAN WIRAYANTI (1308505035)

    5. DESAK GEDE ULANDARI (1308505036)

    6. NIWAYAN SATRIANI (1308505037)

    7. I PUTU WIJAYA KUSUMA (1308505039)

    JURUSAN FARMASI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS UDAYANA

  • 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. ALKALOID

    1. Pengertian Alkaloid

    Alkaloid adalah senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan-tumbuhn,

    bersifat basa danstruktur kimianya mempunyai sistem lingkar heterosiklik dengan nitrogen

    sebagai hetero atomnya.Unsur-unsur penyusun alkaloid adalah karbon, hidrogen, nitrogen,

    dan oksigen. Alkaoid yangstruktur kimianya tidak mengandung oksige hanya aa beberapa

    saja. Ada pula alkaloid yang mengandung unsur lain selain keempat yang disebutkan.

    Adanya nitrogen dalam lingkar pada struktur kimia alkaloid menyebabkan alkaloid tersebut

    bersifat alkali. Oleh karena itu, golongan senyawa-senyawa ini disebut alkaloid (Sumardjo,

    2006)

    Tumbuhan dikotil adalah sumber utama alkaloid. Cara ekstraksi digunakan untuk

    mendapatkan alkaloid dari tumbuh-tumbuhan. Kini, beberapa alkaloid dengan struktr kimia

    yangsederhana telah dapat dibuat secara sintesis didalam laboratorium. Beberapa cara telah

    digunakan untuk mengidentifikasi alkaloid, misalnya mikroskopik kristal, kelarutan dalam

    berbagai jenis pelarut, spektrum absorpsi dan perputaran optis atau sifat farmakologisnya.

    Reaksi warna juga sering digunakan walaupun tidak spesifik (Sumardjo, 2006)

    Pada temperatur kamar, kebanyakan alkaloid berupa padatan. Bentuk alkohol ada

    yang kristal dan amorf. Beberapa diantaranya berupa cairan namun tidak banyak jumlajnya.

    Alkaloid yang padat pada umumnya berwana putih atau tidak berwarna, tetepi ada pula yang

    berwarna kuninng, misalnya berberina. Alkaloid padat sukar larut dalam air, tetapi larut

    dalam pelarut organik yang umum, seperti kloroform,alkohor,benzen, dan eter. Sebaliknya,

    garam-garam alkaloid mudah larut dalam air, tetapi hanya sedikit larut dalam alkohol.

    Kebanyakan alkaloid adalah amina tersier dan memiliki satu atau lebih atom karbon

    asimetris segingga dalam larutan kerja optis. Alkaloid atau garam-garamnya banyak

    digunakan sebagai obat. Ada yang rasanya pahit dan bersifat sangat toksik terhadap tubuh

    (Sumardjo, 2006)

    2. Penggolongan alkaloid

    Berdasarkan sistem klasifikasi berdasarkan Hegnauer yang paling banyak diterima,

    alkaloid dikelompokkan atas :

  • 3

    a. Alkaloid sesungguhnya

    Alkaloid ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologi

    yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya mengandung nitrogen dalam

    cincin heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat dalam tanaman

    sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian terhadap aturan tersebut adalah

    kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin

    heterosiklik dan alkaloid quartener yang bersifat agak asam daripada bersifat basa

    (Trevor Robinson, 2000).

    b. Protoalkaloid

    Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen asam amino

    tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloid diperoleh berdasarkan biosintesis

    dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian amin biologis sering digunakan untuk

    kelompok ini (Trevor Robinson, 2000).

    c. Pseudoalkaloid

    Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekusor asam amino. Senyawa ini biasanya

    bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam kelompok ini yaitu steroidal

    dan purin. Berikut ini adalah pengelompokan alkaloid berdasarkan struktur cincin atau

    struktur intinya yang khas, dimana pengelompokkan dengan cara ini juga secara luas

    digunakan :

    1) Inti Piridin-Piperidin, misalnya lobelin, nikotin, konini dan trigonelin

    2) Inti Tropan, misalnya hiosiamin, atropin, calystegin

    3) Inti Kuinolin, misalnya kinin, kinidin

    4) Inti Isokuinolin, misalnya papaverin, narsein

    5) Inti Indol, misalnya ergometrin dan viblastin

    6) Inti Imidazol, misalnya pilokarpin

    7) Inti Steroid, misalnya solanidin dan konesin

    8) Inti Purin, misalnya kofein

    9) Amin Alkaloid, misalnya efedrin dan kolsikin (Trevor Robinson, 2000).

    B. BATASAN

    1. Alkaloid Tropan

    2. Alkaloid Purin

  • 4

    C. PEMBAHASAN

    1. Alkaloid Tropan

    Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya N-CH3).Alkaloid ini dapat

    mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun sun-sum tulang

    belakang. Yang termasuk dalam kelas ini adalah Atropa belladona yang digunakan sebagai tetes

    mata untuk melebarkan pupil mata, berasal dari famili Solanaceae, Hyoscyamus niger, Dubuisia

    hopwoodii, Datura dan Brugmansia sp, Mandragora officinarum, Alkaloid Kokain dari

    Erythroxylum coca (Famili Erythroxylaceae). Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus

    metilnya (N-CH3). Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada

    otak maupun sumsum tulang belakang, struktur intinya :

    Mekanisme aksi dari alkaloid tropan memiliki hubungan dengan antagonisme

    kompetitif mereka pada reseptor muskarinik asetilkolin, mencegah pengikatan pada

    asetilkolin. Menurut spesifisitas dan selektivitas reseptor asetilkolin muskarinergik pada

    organ yang berbeda, fungsi otot halus dan sel-sel kelenjar eksokrin, serta denyut

    jantung, pernapasan dan fungsi dalam sistem saraf pusat yang termodulasi (Egmond,

    2010)

    1. ATROPIN

    Atropin, hiosiamin dan hiosin merupakan alkaloid tropan yang berasal dari

    family Solanaceae. Dapat juga ditemukan pada tumbuhan contohnya Erythroxylaceae,

    Convolvulaceae ,Proteaceae, Orchidaceae, Euphorbiaceae, Cruciferae, Rhizophoraceae.

    Atropin mengandung alkaloid tropan yang memiliki sifat antikolinergik dan

    Gambar 9.Struktur Tropan (Egmond, 2010)

  • 5

    spasmolitik, biasanya digunakan sebagai anestesi dan dalam operasi mata. Atropin

    merupakan metabolit sekunder yang umumnya terkandung dalam family Solanaceae.

    (Ashtiana dan Sefidkonb, 2011).

    Mekanisme kerja atropin adalah dengan cara inhibisi reseptor muskarinik

    pada organ perifer. Atropin menginhibisi asetikolin berikatan dengan reseptornya secara

    reversible dan menimbulkan efek simpatomimetik (Ashtiana dan Sefidkonb, 2011).

    BIOSINTESIS

    Biosintesis atropin mulai dari L-Fenilalanin mengalami transaminasi membentuk

    asam phenylpyruvic yang kemudian direduksi menjadi asamfenil-laktat. KoenzimA

    kemudian berpasangan dengan asamfenil-laktat dengan tropine membentuk Littorine,

    yang kemudian mengalami penataan ulang radikal diawali dengan enzim P450

    membentuk aldehida hyoscyamin dehidrogenaseA kemudian aldehid direduksi menjadi

    sebuah alkohol primer membentuk (-)-hyoscamine dan terbentuk atropin (Dewik, 2009).

    Gambar 10. Struktur Atropin (Ashtiana dan Sefidkonb, 2011)

  • 6

    Akar dan daun tumbuhan Atropa belladonna (family Solanaceae) merupakan

    sumber dari senyawa atropin, digunakan sebagai antispamolitik, antikolinergik, anti

    asma dan midriatik. Zat ini merupakan hasil dari hiosiamin selama ekstraksi sehingga

    tak dapat ditemukan dalam tanaman (Dewik, 2009).

    2. HYOSCYAMIN

    Hyoscyamin merupakan alkaloid tropan yang ditemukan dalam jumlah yang

    berlimpah. Hyoscyamin merupakan metabolit sekunder yang ditemukan pada tertentu

    Gambar 11. Biosintesis Atropan, (Dewik, 2009)

    Gambar 12.Atropa belladonna(Wikipedia, 2007)

  • 7

    dari family Solanaceae. Hyoscyamine banyak ditemukan pada Atropa belladonna

    dibagian berry, Datura stramonium ditemukan pada bagian daun, akar dan bunga,

    Datura suaveolens ditemukan pada bagian daun, bunga dan biji, Hyoscyamus niger

    ditemukan pada bagian daun, bunga dan biji, Latua pubiflora ditemukan pada bagian

    berry dan daun, Mandragora officinarum ditemukan pada bagian akar dan berry,

    Scopolia carniolicaJacq ditemukan pada bagian daun dan akar. Hyoscyamin merupakan

    precursor dari scopolamine (Egmond, 2000).

    Hyoscyamin digunakan sebagai parasympatholitik yang berkompetisi dengan

    asetikolin. Antikolinergik umumnya digunakan sebagai mydriatics, mengendalikan

    sekresi air liur dan asam lambung, hyoscyamin digunakan untuk mengontrol gejala yang

    berhubungan dengan gangguan saluran gastrointestinal (GI). Hyoscyamin bekerja

    dengan mengurangi gerakan lambung dan usus dan sekresi cairan lambung, termasuk

    asam. Hyoscyamin juga digunakan dalam pengobatan kejang kandung kemih, penyakit

    ulkus peptikum, divertikulitis, kolik, iritasi sindrom usus, sistitis, dan pankreatitis.

    Hyoscyamin juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi jantung tertentu, untuk

    mengendalikan gejala penyakit Parkinson dan rhinitis (pilek) (American Society of

    Health-System Pharmacists, 2010).

    3. CALYSTEGIN

    Calystegin adalah kelompok baru alkaloid polihidroksi dengan kerangka

    nortropan. Calystegin adalah alkaloid nortropan terhidroksilasi berasal dari jalur

    biosintesis tropan alkaloid. Calystegin adalah inhibitor glycosidase kuat dan terdapat

    pada sayuran seperti kentang, tomat, dan kubis. Akumulasi Calystegine dalam kultur

    akar digambarkan meningkat dengan ketersediaan karbohidrat (Richter, 2007)

    BIOSINTESIS

    Biosintesis Calystegin juga berasal dari cincin tropan. Seperti halnya

    Hyoscyamin, scopolamin, atropin dan golongan tropan lainya, calystegin juga melalui

    rangkaian biosintesis yang sama seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Namun

    ketika reduktase tropione, calystegin terbentuk dari pseudotropin yang merupakan salah

    satu hasil reduktase tropione selain tropine (Evans, 978-0-7020-2933-2). Biosintesis

    Calystegines ditandai dengan hilangnya kelompok metil pada nitrogen dengan menjadi

    gugus hidroksil pada heterosiklik. Tiga sampai lima gugus hidroksil dalam berbagai

    posisi (Palazon., et al, 2008).

  • 8

    Gambar15.Calystegine berasal dari jalur biosintesis tropane alkaloid

    (Palazon, et all, 2008)

    Calystegin terbukti ditemukan pada tanaman Convolvulaceae, Solanaceae dan

    Moraceae. Dalam jumlah besar calystegin diproduksi oleh family Solanaceae.

    Calystegin ditemukan pada tumbuhan Atropa belladona dalam jumlah besar, selain itu

    juga ditemukan di Datura wrightii pada bagian akar dan Datura stramonium pada bagian

    akar dan daun (Asano., et al, 1997). Selain itu dalam beberapa penelitan juga

    menyebutkan bahwa calystegin ditemukan pada Hyoscyamus niger bagian daun, bunga

    dan biji. Calystegia sepium merupakan salah satu tanaman yang memproduksi

    calystegin pada bagian daun dan akar, Convolvulus arvensis pada bagian daun dan

    akar, Physalis alkekengi pada bagian daun (Egmond, 2010). Manfaat dari Calystegin

    memiliki khasiat yang hampir sama dengan tropan lainya seperti antikolinergik,

    antiemetik, parasympatholytic, anestesi dan banyak tindakan farmakologis lainnya

    (Asano et al, 1997). Caystegine B2 dan C1 yang terkandung dalam murbei bermanfaat

    untuk menurunkan kadar gula darah dan memiliki aktivitas antioksidan.

  • 9

    4. KOKAIN

    Kokain merupakan anestesi lokal. Sebagai anestesi kontak, kokain memblok

    kanal ion dalam membran neuronal dan menginterupsi propagasi dari potensial aksi

    yang berhubungan dengan pesan sensori. Kokain juga merupakan parasimpatomimetik,

    bekerja dengan cara memblok pengambilan kembali dopamin dan noradrenalin pada

    presinaps neuron dengan cara berikatan dengan transporter. Stimulasi adrenergik ini

    menyebabkan hyperthermia, midriasis dan vasokontriksi. Vasokontriksi ini

    menyebabkan resistensi meningkat dan meningkatkan tekanan darah serta denyut

    jantung. Kokain mempengaruhi system saraf pusat sehingga pemakai merasakan

    euphoria, hiperaktif, dan halusinasi. Kokain juga digunakan dalam minuman ringan

    tertentu. (Satendra Singh, 2000)

    Kokain ketika tercium, terhisap, tertelan, atau digunakan pada selaput lendir

    akan diserap dari semua situs paparan menuju intravena. Terjadinya aksi kokain

    tergantung pada modus asupannya, misalnya, sekitar 30 menit untuk inhalasi dan 1-2

    menit untuk injeksi intravena. Waktu paruh eliminasi kokain adalah sekitar 40-60 menit,

    kecuali pada dosis yang sangat tinggi. Kokain dimetabolisme oleh plasma dan hati,

    kolinesterase diubah metabolit yang larut air dan diekskresikan pada urin. Metabolit

    tersebut di dalam urin berfungsi sebagai penanda penggunaan kokain yang dapat

    dideteksi hingga 24-36 jam setelah penggunaan pertama dari kokain, tergantung pada

    rute pemberian dan aktivitas kolinesterase. (Satendra Singh, 2000)

    5. SKOPOLAMIN

    Skopolamin adalah bagian dari alkaloid tropan yang paling penting karena

    memiliki aktivitas fisiologis yang lebih tinggi dan efek samping yang lebih sedikit.

    Permintaan untuk Skopolamin diperkirakan sekitar 10 kali lebih besar daripada

    hiosiamin dan bentuk atropin lainnya. Dengan demikian, telah muncul ketertarikan

    dalam meningkatkan jumlah Skopolamin di dalam produksi tanaman dan vitrokultur.

    Dalam hal produksi bioteknologi Skopolamin, dengan meningkatkan jumlah sel

    tumbuhan dapat menghasilkan senyawa ini (Molecules, 2008).

  • 10

    Skopolamin biasanya ditemukan pada tanaman dari famili Solanaceae dan

    Erythroxylaceae. Skopolamin diproduksi dalam jumlah besar pada tanaman Duboisia

    spp dan Datura metel. Sumber utama bahan baku untuk produksi alkaloid tropan di

    seluruh dunia adalah daun Duboisia spp, yang mengandung 2-4% dari total alkaloid,

    dengan lebih dari 60% Skopolamin dan 30% dari hiosiamin. Budidaya konvensional

    beberapa varietas yang dapat menumpuk hingga 6% Skopolamin telah didirikan di

    Australia, Ekuador dan Brasil. (Molecules, 2008 )

    Skopolamin dalam tubuh manusia bertindak sebagai kompetitor asetilkolin

    pada reseptor muscarine perifer dan pusat; pelecehan dengan mudah dapat dikenali oleh

    luas berkeringat dan air liur. Seperti banyak amina tersier Skopolamin menghambat

    reseptor SSP dan hasil penyalahgunaan dalam psikosis akut atau delirium.

    Skopolamin adalah alkaloid yang sebagian besar digunakan dalam

    pengobatan oleh aktivitas antikolinergiknya. Antikolinergik umumnya digunakan

    sebagai mydriatics dan untuk mengendalikan sekresi air liur dan asam lambung,

    memperlambat motilitas usus dan mencegah muntah. Dapat juga digunakan untuk

    pengobatan kejang otot, asma, kram usus, dan diare. Pada orang lanjut usia digunakan

    untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit.

    Gejala awal penyalahgunaan Skopolamin termasuk mulut kering, melebar

    pupil, kemerahan pada wajah dan leher, tekanan darah dan suhu tubuh tinggi, jantung

    berdebar. Gejala ini dapat diikuti oleh halusinasi ekstrim, agitasi, agresi, koma bahkan

    kematian. (Palazon, 2008 ).

    2. ALKALOID PURIN

    Purin adalah inti heterosiklik yang mengandung 6 cincin pirimidin yang

    bergabung dengan 5 cincin imidazol. Purin sendiri tidak ada di alam, tetapisecara

    biologis derivatnya signifikan. Alkaloid purin merupakan turunan dari metabolit

    sekunder dan turunannya berupa xantin. Tiga contoh yang palingdikenal antara lain

    kafein (1,3,7-trimetilxantin), teofilin (1,3-dimetilxantin) dan teobromin (3,7-

    dimetilxantin) (Evans, 2009).

  • 11

    Minuman seperti teh dan kopi sama-sama memiliki efek stimulan pada

    bahannya. Kafein menstimulasi susunan saraf pusat dan memiliki efek diuretik lemah,

    sedangkan teobromin yang terdapat pada teh memiliki efek yang berkebalikan dengan

    kafein. Teofilin pada umumnya memiliki struktur yang sama dengan kafein dan

    teobromin. Teofilin memiliki efek diuretik yang lebihbaik daripada kafein dan sangat

    efektif untuk merelaksasi otot yang bekerja secara tak sadar (Evans, 2009).

    1. KAFEIN

    Kafein adalah salah satu dari alkaloid purin yang memiliki rumus kimia 1,3,7-

    trimetilxantin. Kafein, kofein, atau tein terdapat dalam bijikopi dan daun teh. Kristal

    kafein berbentuk jarum-jarum, berwarna putih tidak berbau dan berasa pahit. Pada

    bidang farmasi, kafein merangsang sistemsaraf pusat dan kekuatan jantung. Khasiat

    lainnya sebagai diuretik lemah. Kafein menstimulan sistem saraf pusat dan

    menyebabkan peningkatan kewaspadaan, kecepatan dan kejelasan alur pikiran,

    peningkatan fokus, serta koordinasi tubuh yang lebih baik (Sumardjo,2006).

    Gambar 1. Struktur purin (Tyler, 1988)

  • 12

    Gambar1. Struktur Kimia dari Kafein (Sumardjo, 2006)

    Kafein ditemukan pertama kali oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich

    Ferdinand Runge pada tahun 1819. Beliau memberikan nama kafein untuk senyawa

    berupa kopi (Kakhia, 2012).

    2. TEOBROMIN

    Teobromin adalah molekul alkaloid yang dikenal juga sebagai metilxantin.

    Teobromin adalah metilxantin utama yang ditemukan pada pohon kakao atau coklat

    (Theobroma cacao) (Amit et al., 2010).

    Senyawa ini diperoleh dari biji-biji coklat dan isolasi dari biji-biji

    tersebutdengan cara ekstraksi. Coklat kristal teobromin berwarna putih, rasanya pahit

    dan mencair pada 3570C. Teobromin sukar larut dalam air dan pelarut-pelarut organik

    yang umum. Sedangkan garam-garam teobromin umumnya dapat larut dalam air

    (Sumardjo,2006).

    Gambar3. Struktur Kimia dari Teobromin (Sumardjo, 2006)

    Teobromin mempengaruhi sistem tubuh manusia mirip dengan kafein, tetapi

    efek yang ditimbulkan lebih kecil. Teobromin bersifat diuretik ringan, stimulan ringan,

    dan melemaskan otot-otot halus pada bronkus. Karena kemampuannya untuk

    melebarkan pembuluh darah, teobromin juga digunakan untuk mengobati tekanan darah

    tinggi (Amit et al., 2010).

  • 13

    3. TEOFILIN

    Teofilin ditemukan dalam jumlah kecil di dalam daun teh dan diperoleh dengan

    cara ekstraksi. Kristal teofilin berwarna putih dengan titik lebur 2680C. Teofilin sukar

    larut dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air panas dan larutannya bereaksi

    netral. Kristal teofilin tidak berbau, berasa pahit dan berkhasiat diuretik (Sumardjo,

    2006).

    Gambar 5. Struktur Teofilin (Sumardjo, 2006)

    Berikut ini beberapa contoh tanaman yang mengandung alkaloid purin, antara

    lain :

    1. KOPI

    Gambar6.Coffea robusta (kiri) dan biji kopi (kanan) (Kakhia, 2012)

    Salah satu sumber utama dari kafein adalah biji kopi yang merupakan benih dari

    tanaman Coffea robusta (famili Rubiaceae) dan varietas lainnya. Kandungan kafein

    dalam kopi sangat bervariasi tergantung pada jenis biji kopi dan metode penyiapan yang

  • 14

    digunakan.Secara umum, kandungan kafein pada secangkir kopi berkisar dari 40 mg

    (untuk arabika dan espresso) sampai sekitar 100 mg untuk tetes kopi. Pada umumnya

    biji kopi yang dipanggang lama memiliki kafein lebih sedikit dibandingkan yang

    dipanggang sebentar karena proses pemanggangan pada biji kopi menyebabkan

    berkurangnya kadar kafein. Kopi arabika biasanya memiliki kandungan kafein yang

    lebih rendah bila dibandingkan dengan kopi robusta. Kopi juga mengandung teofilin,

    tetapi tidak terdapat teobromin (Kakhia, 2012).

    2. COLA

    Daun kola, bissy atau kacang gooroo berasal dari daun kering berbagai

    spesies dari Cola (famili Sterculiaceae). Pohon cola ditemukan di Afrika Barat, India

    Barat, Brasil dan Jawa. Daun kola mengandung kafein 1-2,5% dan sedikit teobromin,

    dimana ditemukan sebagian dengan bentuk bebas dan sebagian lainnya ditemukan

    dalam bentuk senyawa. Kola juga mengandung sekitar 5 10% tanin, sebagian katekin

    dan epikatekin (Evans, 2009).

    Gambar7. Daun Kola (Anonim, 2007)

    3. CACAO

    Cocoa berasal dari tumbuhan Theobromacacao (famili Sterculiaceae), Tingginya

    sekitar 4 6 m. Cocoa ini diproduksi di Amerika Selatan, Amerika Tengah, India Barat,

    Afrika Barat, Ceylon dan Jawa. Cocoa mengandung 0,9 3,0% teobromin dan 0,05 -

    0,36% kafein, lemak coklat atau mentega (Evans, 2009).

  • 15

    Gambar8. Theobroma cacao (Anonim, 2010)

    Kegunaan cacao dalam bidang farmasi adalah sebagai penambah nutrisi,

    stimulan dan obat diuretik. Sedangkan minyak teobromin digunakan sebagai basis pada

    suppositoria (Evans, 2009).

  • 16

    DAFTAR PUSTAKA

    American Society of Healt System Pharmacist, 2010. Hyoscyamine : Medline Plus Drug

    Information, The American Society onHealt-System.United State :Pharmacist Inc

    Disclaimer.

    Amit J. Kasabe, Ganesh B. Badhe. 2010. Extraction and Estimation of Theobromine in Marketed

    Tea by HPTLC and UV Method. International Journal of Applied Biology and

    Pharmaceutical Technology. Volume 1, Issue 2. August October 2010. Hal. 367-373.

    Asano, Naoki., Kato, Atsushi., Miyauchi, Miwa., Kizu, Harunisa., Tomimori,Tsuyoshi., Matsui,

    Katsuhiko., Nash, Robert.J and Molyneux, Russell J., 1997. Spesific alfa-galactosidase

    Inhibitors, N-methylcalystegines Structure/ Activity Relationships of Calystegines from

    Lycium Chinense.EJB 970590/5.

    Ashihara, Hiroshi, dkk. 2011. Plant Metabolism and Biotechnology. United Kingdom: John Wiley

    & Sons, Ltd. Hal. 8-23.

    Dewick, P.M.2009.Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach. Wiley. Hal. 360-362.

    Egmond, H.P van., 2010. Tropane Alkaloidsin Food. Netherland : RIKILT-Institute of Food Safety.

    Kakhia, Tarek Ismail. 2012. Alkaloids & Alkaloids Plants. Turkey : Adana University Industry

    Joint Research Center.

    Kar, A. 2007. Pharmakognocy and Pharmacobiotechnology. New Delhi: New Age International

    (P) Limited Publisher. Pp. 398-399

    Palazon, Javier., Navarro-Ocana, Arturo., Hernandez-Vazquez, Liliana., Mirjalili, Mohammad

    Hossein, 2008. Molecules Application of Metabolic Engineering to the Production of

    Scopolamine, Vol. 13 ISSN 1420-3049.

    Richter, Ute., Sonnewald, Uwe., Drager, Birgit, 2006. Calystegines in Potatoes with Genetically

    Engineeres Carbohydrate Metabolism. Vol. 58.

    Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 447.

    Trease and Evans. 2009. Pharmacognosy 16th Edition. London : Saunders Elsevier. Hal. 353-413.

    Tyler, V. E., Lynn R. B. J. E. Robers. 1988. Pharmacognocy. Lea&Febiger. As. PP. 244_247.

  • 17

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. American Society of Healt System Pharmacist, 2010

  • 18

    Lampiran 2. American Society of Healt System Pharmacist, 2010

  • 19

    Lampiran 3. Amit J. Kasabe, Ganesh B. Badhe. 2010. Extraction and Estimation of Theobromine in

    Marketed Tea by HPTLC and UV Method.

  • 20

    Lampiran 4. Amit J. Kasabe, Ganesh B. Badhe. 2010. Extraction and Estimation of Theobromine in

    Marketed Tea by HPTLC and UV Method

  • 21

    Lampiran 5. Dewick, P.M.2009.Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach

  • 22

    Lampiran 6. Kakhia, Tarek Ismail. 2012. Alkaloids & Alkaloids Plants

  • 23

    Lampiran 7. Kakhia, Tarek Ismail. 2012. Alkaloids & Alkaloids Plants

  • 24

    Lampiran 8. Kakhia, Tarek Ismail. 2012. Alkaloids & Alkaloids Plants

  • 25

    Lampiran 9. Richter, Ute., Sonnewald, Uwe., Drager, Birgit, 2006. Calystegines in Potatoes with

    Genetically Engineeres Carbohydrate Metabolism

  • 26

    Lampiran 10. Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia

    Lampiran 11. Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia

  • 27

    Lampiran 12. Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia

  • 28

    Lampiran 13. Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia

  • 29

    Lampiran 14. Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia