alloh di atas arsy

23
Alloh Di Atas ‘Arsy 1 Banyak ceramah dari para khothib di masjid-masjid di beberapa tempat di kota Batam yang menyalahkan keyakinan bahwa Alloh di atas Arsy dan mereka berkomentar miring terhadap orang-orang yang berkeyakinan demikian bahkan berani membantah dan menyudutkan sebagian Imam Ahlus Sunnah dan Salaf yang berkeyakinan demikian. Oleh sebab itulah di sini saya sebagai pencari ilmu berusaha menjelaskan dan menyampaikan serta membantah omongan mereka yang tidak ilmiah yang sering mereka gembar gemborkan di majlis-majlis mereka seolah merekalah yang paling benar yang saya ambilkan dari kitabulloh, sunnah rosululloh dan ucapan sahabat dan tabiin serta ulama salaf yang mendukung keyakinan dan pemahaman kami bahwa Alloh di atas ‘arsy sesuai dengan 1 ‘Arsy memiliki banyak arti di antaranya : sesuatu yang dijadikan atap dan jamaknya ‘urusy seperti yang Alloh ta’ala firmankan : “…suatu negeri yang telah roboh menutupi atapnya, dikatakan : “Aku memberi atap pohon anggur”, berarti yang tinggi seperti dalam ayat : “kebun-kebun yang ditinggikan dan yang tidak ditinggikan” (AlAn’am : 141), bangunan seperti firmanNya : “dan dari pohon dan dari apa-apa yang mereka bangun”, (AnNahl : 68) “dan apa-apa yang mereka bangun”. (AlA’rof : 137) dan ia serupa dengan sekedup bagi wanita di atas kendaraan (onta) di jaman dahulu….. dan majlis raja dinamakan ‘arsy dikarenakan ketinggiannya sebagaimana yang disebutkan dalam ayat : “dan ia (nabi Yusuf) mengangkat kedua orangtuanya di ‘arsynya (singgasananya)”, (Yusuf : 100), “Siapa di antara kalian yang mendatangkan kepadaku ‘arsynya”, (AnNaml : 38), “Apakah demikian ‘arsymu ?” dan kemuliaan, kerajaan dan kekuasaan dinamakan juga ‘Arsy. Dan tidak ada yang mengetahui hakikat ‘Arsy Alloh kecuali hanya nama tidak sebagaimana yang dihayalkan banyak orang, seandainya demikian artinya tentu ‘arsyNya memikulNya, maha tinggi Alloh dari yang demikian, mustahil ‘Arsy memikul Alloh zat yang Maha Besar…. ‘Arsy di atas langit yang ke tujuh di atas air. “Dan ‘ArsyNya di atas air”. (Hud :7)…. (AlMufrodat, ArRoghib, 1/558)

Upload: maktabah-arrisalah

Post on 08-Dec-2015

110 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

بسم الله الرحمن الرحيم Alloh تعالى Di Atas ‘Arsy[1]الحمد لله و الصلاة والسلام على من لا نبي بعدهاما بعد : Banyak ceramah dari para khothib di masjid-masjid di beberapa tempat di kota Batam yang menyalahkan keyakinan bahwa Alloh di atas ‘Arsy dan mereka berkomentar miring terhadap orang-orang yang berkeyakinan demikian bahkan berani membantah dan menyudutkan sebagian Imam Ahlus Sunnah dan Salaf yang berkeyakinan demikian. Oleh sebab itulah di sini saya sebagai pencari ilmu berusaha menjelaskan dan menyampaikan serta membantah omongan mereka yang tidak ilmiah yang sering mereka gembar gemborkan di majlis-majlis mereka seolah merekalah yang paling benar yang saya ambilkan dari kitabulloh, sunnah rosululloh dan ucapan sahabat dan tabiin serta ulama salaf yang mendukung keyakinan dan pemahaman kami bahwa Alloh di atas ‘arsy sesuai dengan keagungan dan kemuliaanNya bukan menyerupakanNya dengan mahluk sedikit pun agar jelas kebenaran dan jalannya orang-orang yang jelek. Alloh ta’ala berfirman :وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ“Demikianlah Kami menerangkan ayat-ayat Al Qur'an, supaya jelas jalan orang-orang yang berdosa dan menyelisihi jalan para rasul”.[2]Al Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata dalam tafsirnya : “Sebagaimana telah Kami jelaskan dalil-dalil dan hujjah-hujjah, jalan hidayah dan celaan berdebat dan menentang syari’at demikian juga Kami jelaskan ayat-ayat yang dibutuhkan manusia dan supaya jelas jalannya orang-orang yang jahat dan menyelisihi rosul-rosul”.[3]Mereka adalah orang yang menyelisihi rosul dan pendahulu mereka dalam banyak perkara agama yang sebenarnya telah disepakati oleh para pendahulu kita yang sholih.Dan kami diperintahkan mengembalikan segala urusan kepada kitabulloh dan sunnah rosul bukan kepada pendapat orang dan organisasi tertentu sebagai konsekuensi keimanan kita kepada Alloh dan hari ahir.Alloh ta’ala berfirman :يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا“Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya sepeniggalnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.[4]Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata :”Mujahid seorang tabiin murid Ibnu Mas’ud sahabat dan banyak dari salaf berkata,’Yakni kembalikanlah kepada kitabulloh dan sunnah rosulNya dan ini adalah perintah dari Alloh ‘azza wa jalla bahwa segala sesuatu yang diperselisihkan manusia dari masalah ushul dan cabang agama haruslah dikembalikan kepada alkitab dan assunnah sebagaimana yang Alloh katakan :وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ "Dan apa yang kamu perselisihkan padanya maka hukumnya kepada Alloh”.[5] Apa yang diputuskan oleh alkitab dan assunnah dan dipersaksikan keabsahannya oleh keduanya maka benar. Dan tidak ada setelah kebenaran kecuali kesesatan oleh karena itu Alloh katakata “Jika kamu beriman kepada Alloh dan hari ahir”. Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak berhukum kepada alkitab dan assunnah dalam masalah yang diperselisihkan maka tidak beriman kepada ALloh dan hari ahir dan berhukum kepada kitabulloh dan assunnah adalah lebih baik akibatnya”.[6]Berikut ini sebagian dalil tingginya Alloh di atas ‘Arsy:1. الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى“Alloh yang Maha Penyayang tinggi di atas ‘Arsy”.[7]2. إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ“Naik kepadaNya kalimat yang baik dan amal sholih”. [8]3. بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا“Bahkan Alloh mengan

TRANSCRIPT

Page 1: Alloh Di Atas Arsy

Alloh Di Atas ‘Arsy1

Banyak ceramah dari para khothib di masjid-masjid di beberapa tempat di kota

Batam yang menyalahkan keyakinan bahwa Alloh di atas ‘Arsy dan mereka

berkomentar miring terhadap orang-orang yang berkeyakinan demikian bahkan

berani membantah dan menyudutkan sebagian Imam Ahlus Sunnah dan Salaf

yang berkeyakinan demikian. Oleh sebab itulah di sini saya sebagai pencari ilmu

berusaha menjelaskan dan menyampaikan serta membantah omongan mereka

yang tidak ilmiah yang sering mereka gembar gemborkan di majlis-majlis mereka

seolah merekalah yang paling benar yang saya ambilkan dari kitabulloh, sunnah

rosululloh dan ucapan sahabat dan tabiin serta ulama salaf yang mendukung

keyakinan dan pemahaman kami bahwa Alloh di atas ‘arsy sesuai dengan

1 ‘Arsy memiliki banyak arti di antaranya : sesuatu yang dijadikan atap dan jamaknya ‘urusy seperti yang Alloh ta’ala firmankan : “…suatu negeri yang telah roboh menutupi atapnya”, dikatakan : “Aku memberi atap pohon anggur”, berarti yang tinggi seperti dalam ayat :

“kebun-kebun yang ditinggikan dan yang tidak ditinggikan” (AlAn’am : 141), bangunan seperti firmanNya : “dan dari pohon dan dari apa-apa yang mereka bangun”, (AnNahl : 68)

“dan apa-apa yang mereka bangun”. (AlA’rof : 137) dan ia serupa dengan sekedup bagi wanita di atas kendaraan (onta) di jaman dahulu….. dan majlis raja dinamakan ‘arsy dikarenakan ketinggiannya sebagaimana yang disebutkan dalam ayat : “dan ia (nabi Yusuf) mengangkat kedua orangtuanya di ‘arsynya (singgasananya)”, (Yusuf : 100), “Siapa di antara kalian yang mendatangkan kepadaku ‘arsynya”, (AnNaml : 38), “Apakah demikian ‘arsymu ?” dan kemuliaan, kerajaan dan kekuasaan dinamakan juga ‘Arsy. Dan tidak ada yang mengetahui hakikat ‘Arsy Alloh kecuali hanya nama tidak sebagaimana yang dihayalkan banyak orang, seandainya demikian artinya tentu ‘arsyNya memikulNya, maha tinggi Alloh dari yang demikian, mustahil ‘Arsy memikul Alloh zat yang Maha Besar…. ‘Arsy di atas langit yang ke tujuh di atas air.

“Dan ‘ArsyNya di atas air”. (Hud :7)…. (AlMufrodat, ArRoghib, 1/558)

Page 2: Alloh Di Atas Arsy

keagungan dan kemuliaanNya bukan menyerupakanNya dengan mahluk sedikit

pun agar jelas kebenaran dan jalannya orang-orang yang jelek. Alloh ta’ala

berfirman :

“Demikianlah Kami menerangkan ayat-ayat Al Qur'an, supaya jelas jalan orang-

orang yang berdosa dan menyelisihi jalan para rasul”.2

Al Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata dalam tafsirnya : “Sebagaimana telah

Kami jelaskan dalil-dalil dan hujjah-hujjah, jalan hidayah dan celaan berdebat dan

menentang syari’at demikian juga Kami jelaskan ayat-ayat yang dibutuhkan

manusia dan supaya jelas jalannya orang-orang yang jahat dan menyelisihi rosul-

rosul”.3

Mereka adalah orang yang menyelisihi rosul dan pendahulu mereka dalam banyak

perkara agama yang sebenarnya telah disepakati oleh para pendahulu kita yang

sholih.

Dan kami diperintahkan mengembalikan segala urusan kepada kitabulloh dan

sunnah rosul bukan kepada pendapat orang dan organisasi tertentu sebagai

konsekuensi keimanan kita kepada Alloh dan hari ahir.

Alloh ta’ala berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya sepeniggalnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.4

2 AlAn’am : 55

3 Tafsirul Qur’anil ‘Adhim,3/235

4 AnNisa : 59

Page 3: Alloh Di Atas Arsy

Imam Ibnu Katsir rohimahulloh berkata :”Mujahid seorang tabiin murid Ibnu Mas’ud sahabat dan banyak dari salaf berkata,’Yakni kembalikanlah kepada kitabulloh dan sunnah rosulNya dan ini adalah perintah dari Alloh ‘azza wa jalla bahwa segala sesuatu yang diperselisihkan manusia dari masalah ushul dan cabang agama haruslah dikembalikan kepada alkitab dan assunnah sebagaimana yang Alloh katakan : Dan apa yang kamu perselisihkan padanya maka hukumnya kepada Alloh”.5 Apa yang diputuskan oleh alkitab dan assunnah dan dipersaksikan keabsahannya oleh keduanya maka benar. Dan tidak ada setelah kebenaran kecuali kesesatan oleh karena itu Alloh katakata “Jika kamu beriman kepada Alloh dan hari ahir”. Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak berhukum kepada alkitab dan assunnah dalam masalah yang diperselisihkan maka tidak beriman kepada ALloh dan hari ahir dan berhukum kepada kitabulloh dan assunnah adalah lebih baik akibatnya”.6

Berikut ini sebagian dalil tingginya Alloh di atas ‘Arsy:

1.

“Alloh yang Maha Penyayang tinggi di atas ‘Arsy”.7

2.

“Naik kepadaNya kalimat yang baik dan amal sholih”. 8

3.

“Bahkan Alloh mengangkatnya (Isa ‘alaihis salam) kepadaNya”. 9

4.

“Ia mengatur segala urusan dari langit ke bumi kemudian naik kepada Alloh

sehari yang ukurannya sama dengan seribu tahun dari hari yang kamu

hitung”. 10

5.

“Dan Fir’aun berkata : Hai Haman, butkanlah satu bangunan yang tinggi

supaya aku dapat mencapai sebab-sebab, sebab-sebab langit-langit lalu aku

melihat sesembahan Musa dan aku sungguh mengira ia berdusta”.11

5 ASySyuro : 10.

6 Tafsirul Qur’anil ‘Adhim,2/301

7 Thoha : 5

8 Fathir : 10

9 AnNisa : 158

10 AsSajadah : 5

Page 4: Alloh Di Atas Arsy

6.

“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan

menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi

itu berguncang?”12

7.

“Mereka (malaikat-malaikat) takut kepada robb mereka yang di atas

mereka dan mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka”.13

8.

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik kepadaNya dalam sehari yang lamanya

limapuluh tahun”.14

9.

“Kemudian Ia meninggi di atas langit dan ia adalah asap”.15

10.

“Yang mencipta langit-langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya

selama enam hari kemudian meninggi di atas ‘Arsy”.16

11.

“Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat dalam naungan awan”.17

12.

13. 8. Kemudian dia mendekat, lalu turun,

14. 9. maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah

atau lebih dekat (lagi).18 11

Ghafir : 36-37 12

AlMulk : 16. Ayat ini menunjukkan rahmat dan penyabarnya Allah Ta’ala, tidak segera mengazab orang-orang yang berbuat dosa sebagaimana disebtukan dalam surat Fathir : 45 (Tafsir Ibnu Katsir) Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Ta’ala di atas langit bukan di mana-mana sebagaimana keyakinan yang batil. 13

AnNahl : 50 14

AlMa’arij : 4 15

AdDuhkhon : 11 16

AlHadid : 4 17

AlBaqoroh : 210

Page 5: Alloh Di Atas Arsy

15. 10. Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang

telah Allah wahyukan.

16. 11. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.19

17. 12. Maka apakah kamu (musyrikin Mekah) hendak membantahnya tentang

apa yang telah dilihatnya?

18. 13. Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang

asli) pada waktu yang lain”.20

19.

“Ketika Alloh berkata : Hai Isa sungguh Aku mewafatkanmu21 dan

mengangkatmu kepadaKu”.22

20.

“padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang Yahudi yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak merasa yakin membunuh `Isa. Tetapi (sebenarnya), Allah telah mengangkat `Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.23

21.

“Kemudian semua mahluk dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat”.24

22.

18

Pada saat itu beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat Jibril dalam rupa aslinya memiliki 600 sayap. (Dalam Bukhari, Ibnu Katsir) 19

Maksudnya Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat Alloh Ta’ala dengan hatinya. Beliau melihat Alloh Ta’ala dengan hatinya dua kali sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih Muslim dari banyak sahabat. Adapun riwayat yang menyebutkan beliau melihatNya dengan mata kepala tidak ada yang shahih. (Ibnu Katsir) 20

AnNajm : 8-10. Yakni kedua kalinya pada malam Isra. (Ibnu Katsir) 21

Maksudnya membuatnya tidur karena beliau belum meninggal dan akan turun ke dunia mendekati hari kiamat. 22

Ali Imron : 55. 23

AnNisa : 167-158 24

AlAn’am : 62

Page 6: Alloh Di Atas Arsy

“Seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Allah mereka

mereka akan mengatakan yang sama. Allah berfirman: "Bukankah

kebangkitan ini benar bukan kebatilan yang kalian sangka”.25

23.

“Katakanlah hai Muhammad seandainya orang-orang yang mengingkari

hari kiamat niscaya kamu melihat keanehan pada mereka, ketika orang-

orang yang kafir itu menundukkan kepalanya karena malu26 di hadapan

Alloh Ta’ala…”.27

24.

“Dan manusia dihadapkan kepada robbmu dengan berbaris”.28

ayat-ayat yang dalam point-point di atas ini semuanya menunjukkan bahwa

Alloh tidak pada mahlukNya dan Ia berada di atas ‘Arsy tidak perlu

ditanyakan bagaimananya dan tidak menetap seperti mahluk. Maha Suci

dan Besar Alloh dari apa yang mereka sifatkan.29

Dan meskipun Alloh di atas ‘Arsy akan tetapi Ia tidak membutuhkannya bahkan

yang demikian itu terdapat hikmah yang kita tidak mengetahuinya. Dan keadaan

tinggi di atas yang di bawah tidak mengharuskan yang di bawah meliputi dan

memikul yang di atasnya dan tidak harus yang di atasnya membutuhkan yang di

bawahnya. Lihatlah langit-langit yang di atas bumi apakah langit-langit

membutuhkan bumi ? Maka Alloh lebih besar dan mulia keadaannya untuk

membutuhkan apa-apa yang di bawahNya. Bahkan kelaziman ketinggianNya

adalah kehususan zatNya, yang bawah membutuhkan Alloh, Ia tidak

membutuhkan yang bawah, Ia meliputi semua yang di bawah, maka Ia di atas

‘Arsy dengan kekuasaanNya, tidak membutuhkannya, dan sebaliknya ‘Arsy yang

membutuhkanNya, Ia meliputi ‘ArsyNya dan ‘Arsy tidak meliputiNya. Dan

kelaziman ini tidak ada pada mahluk.

Dan orang-orang yang tidak menetapkan ketinggian Alloh seandainya

merinci dengan rincian tersebut niscaya mereka mendapat petunjuk, mengetahui

keselarasan antara akal dengan AlQur’an, berjalan di belakang dalil. Namun

25

AlAn’am :30 26

Disebabkan kekafiran dan kesyirikan yang mereka kerjakan di dunia. (Fathul Qadir,185) 27

AsSajdah : 12 28

AlKahfi : 48 29

Al Ibanah min Ushulid Diayanah, Abu Musa AlAsy’ary, 125-126

Page 7: Alloh Di Atas Arsy

sayang mereka berpisah dari dalil lalu mereka sesat dari jalan yang lurus. Dan

urusannya seperti yang dikatakan Imam Malik ketika beliau ditanya tentang

bagaimana tingginya(semayamnya) Alloh di atas ‘Arsy beliau menjawab : istiwa’

ma’lum (jelas) dan bertanya bagaimananya tidak diketahui”. Abdulloh bin

Rowahah mendendangkan syair yang menyebutkan bahwa ‘Arsy di atas semua

mahluk dan Alloh di atas semuanya dan juga Hisan bin Tsabit berkata dalam

puisinya menyatakan demikian :

Aku bersaksi dengan ijin Alloh bahwa Muhammad adalah utusan yang di

atas langit-langit dari ketinggian

Dan Abu Yahya30 dan Yahya keduanya punya amal dari robbnya beribadah

kepadaNya

Dan yang memusuhi Yahudi adalah bin Maryam seorang utusan yang

datang dari sisi pemilik ‘Arsy

Dan saudara Ahqof31 ketika berdiri di tengah-tengah mereka memerangi

berhala-berhala dan berbuat keadilan32

Dari Abi Huroiroh rodhiallohu ‘anhu dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam : Ketika

Alloh menetapkan penciptaan menulis di kitab dan Ia di atas ‘Arsy berkata :

RahmatKu mendahului marahKu”.33 Dan Diriwayatkan Imam Muslim dari Nabi

dalam tafsir ayat : AlHadid 3 : Engkau yang pertama maka tidak ada yang

sebelumMu sesuatu pun, Engkau yang ahir maka tidak ada sesuatu pun yang lebih

ahir dariMu dan Engkau yang Tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dariMu”.

Imam Bukhori meriwayatkan dari Zainab rodhiallohu ‘anha bahwa ia

membanggakan dirinya terhadap para istri nabi yang lainnya dan mengatakan :

Kalian dinikahkan oleh keluarga kalian dan aku dinikahkan Alloh dari atas langit-

langit”.34

30

Nabi Zakariya ‘alaihis salam 31

Nabi Hud ‘alaihis salam 32

Musnad Abu Ya’la (2653)juz 5,. Al’Uluw, Dzahabi, hal. 40 dan Ibnu Abi Syaibah 8/507 no. 6068. 33

HR.Bukhori (7422) dan Muslim (2751) 34

HR.Bukhori (7420) dari Anas bin Malik rodhiallohu ‘anhu.

Page 8: Alloh Di Atas Arsy

Barangsiapa mendengar hadits-hadits dan uacapan salaf akan menemukan

banyak dalil yang tak terhitung darinya penetapan ketinggian Alloh. Dan tidak

diragukan bahwa ketika Alloh mencipta mahluk tidak mencipta mereka dalam

zatNya. Maka jelaslah bahwa ia mencipta mereka di luar zatNya. Seandainya Ia

tidak bersisifat tinggi, bersamaan Ia tegak berdiri sendiri tidak bercampur dengan

alam, niscaya Ia bersifat dengan lawannya. Karena yang menerima sesuatu tidak

luput darinya atau dari lawannya. Dan lawan ketinggian adalah rendah dan ini

merupakan sifat tercela secara mutlak karena ia tempat menetap Iblis, pengikut

dan tentara-tentaranya.35

Jika anda mengatakan : Kami tidak menerima bahwa Ia menerima sifat

ketinggian sampai kelaziman meniadakannya berarti menetapkan lawannya (sifat

rendah).

Jawab : Kalau Ia tidak menerima sifat (tidak bersifat) tinggi maka Ia tidak

mempunyai hakikat yang berdiri sendiri. Sehingga kalau anda menetapkan bahwa

Ia mempunyai zat yang berdiri sendiri tidak bercampur dengan alam dan Ia ada di

luar alam bukan ada di angan semata bahkan wujudnya di luar angan secara pasti,

dan semua orang berakal pasti mengetahui bahwa zat yang demikian wujudnya

maka : Bisa jadi di luar alam atau di dalam alam. Dan mengingkarinya berarti

mengingkari apa yang paling jelas dan nampak dari perkara-perkara yang tidak

perlu penelitian secara pasti. Maka yang demikian itu tidak boleh diambil dalilnya

dengan dalil kecuali jika alam sangat berbeda, lebih jelas dan nampak dariNya.

Jika sifat ketinggian adalah sifat kesempurnaan, tidak ada kekurangan padanya

dan tidak ada kelaziman kekurangan dan tidak terlarang, tidak menyelisihi kitab,

assunnah dan ijma’, maka meniadakan hakikatnya adalah kebatilan dan

kemustahilan yang tidak ada dalam syari’at sama sekali. Lalu bagaimana jika tidak

memungkinkan menetapkan wujudNya, membenarkan rosul-rosulNya, iman

kepada kitabNya dan apa yang dibawa rosul-rosulNnya kecuali dengan

menetapkan ketinggianNya? Lalu bagaimana pula jika ditambah persaksian akal

35

Dan juga tempat kotoran-kotoran. Alloh ta’ala berfirman : “Sesungguhnya orang-orang munafik di kerak api neraka”. (AnNisa : 145) dan berfirman : Kami jadikan keduanya di bawah kaki kami agar keduanya menjadi orang-orang yang di bawah”. (Fushshilat : 29)

Page 9: Alloh Di Atas Arsy

yang bersih dan fitrah yang lurus dan nash-nash yang bermacam-macam atas

ketinggian Alloh atas mahlukNya? Dan ada delapan belas macam dalil atas

ketinggian Alloh :

1. Ketegasan atas ketinggian Alloh dengan memakai partikel min yang

memastikan ketinggian zatNya seperti firmanNya :

“Mereka takut kepada robb mereka yang di atas mereka dan mengerjakan apa

yang diperintahkan kepada mereka”.36

2. Alloh menyebutkan ayat tanpa adanya partikel seperti firmanNya :

“Dan Dialah yang Maha Kuat di atas hamba-hambaNya”.37

3. Ketegasan bahwa malaikat-malaikat naik kepadaNya.

Alloh ta’ala berfirman :

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik kepadaNya”.38

4. Ketegasan kalimat yang baik dan amal sholeh naik kepadaNya seperti

firmanNya :

“Kalimat yang baik dan amal sholih naik kepadaNya”.39

5. Ketegasan sebagian mahluk naik kepadaNya :

“Bahkan Alloh mengangkatnya (Isa) kepadaNya”.40

“Ingatlah ketika Alloh berkata, Ya Isa sungguh Aku mewafatkanmu41 dan

mengangkatmu kepadaMu”.42

6. Ketegasan dengan ketinggianNya secara mutlak yang menunjukkan atas

seluruh tingkatan ketinggian secara zat, kekuasaan dan kemuliaanNya. 36

AnNahl : 50 37

Al An’am :18 38

AlMa’arij : 4. 39

Fathir : 10. 40

AnNisa : 158. 41

Yakni membuatnya tidur terbukti nanti di ahir jaman beliau turun ke dunia untuk memerangi orang-orang kafir, mematahkan salib-salib dan menegakkan syari’at islam. 42

Ali Imron : 55

Page 10: Alloh Di Atas Arsy

Seperti firmanNya :

“Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Agung”. 43

“Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar”. 44

“Sesungguhnya Ia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana”. 45

7. Ketegasan bahwa kitab AlQur’an turun dariNya :

“AlQur’an ini diturunkan dari Alloh yang Maha

Perkasa lagi Maha Mengetahui”. 46

“AlQur’an ini diturunkan dari Alloh yang Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana”. 47

“AlQur’an ini dari Alloh yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang”. 48

“Turunnya AlKitab dari Alloh yang Maha Bijaksana lagi

Maha Terpuji”. 49

1. Haa Miim. 2. Demi Kitab (Al Qur'an) yang menjelaskan segala sesuatu dan jelas

maknanya50, 3. sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam lailatul qodar

yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.51 4. Pada

malam itu dijelaskan dan dirinci segala urusan yang tidak berubah,52 5. (yaitu)

urusan yang telah ditetapkan dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang

mengutus rasul-rasul”.

43

AlBaqoroh : 255 44

Saba’ : 23 45

AsySyuro : 51 46

Ghafir : 2 47

AzZumar : 1 48

Fushshilat : 2 49

Fushshilat : 42 50

Lihat azZukhruf ayat 2, tafsir tafsir Ibnu Katsir dan As Sa'dy. 51

AlQur'an diturunkan pada bulan Ramadhan, Alloh Ta’ala pemberi pengetahuan mana yang bermanfaat dan mudharat secara syar’I untuk menegakkan hujjah kepada semua Manusia. (Ibnu Katsir) 52

Dukhan : 1-5. Pada malam itu ditulis dan ditetapkan apa yang akan terjadi selama setahun yang sesuai dengan catatan yang di kitab lauh mahfudz. Ditetapkan rizki, ajal dan sebagainya. (Fathul Qadir dan Ibnu Katsir)

Page 11: Alloh Di Atas Arsy

8. Ketegasan dikhususkannya sebagian mahluk ada di sisiNya dan sebagiannya

lebih dekat kepadaNya dari sebagian yang lainnya. Seperti firmanNya :

“Sesungguhnya orang-orang yang di sisi robbmu”.53

“Dan milikNya yang di langit-langit dan di bumi dan yang di sisiNya”.54 Dan

terdapat perbedaan antara dan dari Malaikat-malaikatNya dan

hamba-hambaNya yang husus. Dan sabda Nabi tentang kitab yang Alloh tetapkan

untuk diriNya bahwa ia di sisiNya di atas ArsyaNya.55

9. Ketegasan bahwa Alloh ta’ala di atas langit menurut ahli tafsir ahlus sunnah

dilihat dari dua sisi : fi bermakna di atas atau tinggi di atas langit,56 mereka tidak

berselisih dan tidak bisa diartikan kepada makna yang lainnya.

10. Ketegasan istiwanya Alloh dengan memakai kata tambahan ‘ala yang

dihususkan menempati kata ‘Arsy yang merupakan mahluk paling atas diiringi

dengan kata tsumma yang menunjukkan kejadiannya berurutan dan ada jarak

antara satu kejadian dengan kejadian yang lainnya.57

11. Ketegasan mengangkat tangan kepada Alloh dalam berdo’a sebagaimana

kata Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam :”Sesungguhnya Alloh malu terhadap

hambaNya yang mengangkat kedua tangannya kepadaNya dan

mengembalikannya dengan kosong”.58Dan yang mengatakan bahwa ketinggian

Alloh hanya kiblat doa adalah pendapat batil secara pasti dan fitrah manusia.

12. Ketegasan turunnya Alloh tiap malam ke langit dunia dan turun menurut

kesepakatan umat adanya dari atas ke bawah.

13. Isyarat akan ketinggian Alloh secara perasaan sebagaimana diisyaratkan

kepadanya oleh orang yang paling mengetahui tentang robbnya dan kewajiban

53

AlA’rof : 206 54

AlAnbiya : 19 55

Muttafaq alaihi. 56

Seperti firman Alloh ta’ala : “Apakah kamu merasa aman terhadap yang di langit

?(AlMulk : 17) di langit dalam ayat ini artinya di atas langit seperti ayat : “Dan akan

aku salib kalian di pangkal batang korma”, (Thoha : 71)artinya di atas batang korma. Dan terkadang di langit diartikan tinggi karena sesuatu yang tinggi di atasmu dikatakan langit. Maka atap rumah dinamakan langit-langit. 57

Seperti firmanNya : “Sesungguhnya Robbmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy”. (AlA’raf:54) 5858

Hadits hasan riwayat Abu Dawud (1488), Tirmidzi (3856, )Ibnu Majah (3865) dan Ahmad (5/438) dari Salman rodhiallohu ‘anhu.

Page 12: Alloh Di Atas Arsy

dirinya kepadaNya. Ketika dalam satu perkumpulan yang terbesar yang tidak

pernah seorang pun berkumpul sebanyak itu, beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam

berkata kepada manusia : Kalian diminta pertanggungjawaban dariku, lalu kalian

akan berkata apa ? Mereka menjawab : Kami menyaksikan bahwa anda telah

menyampaikan, menunaikan tugas rosul dan menasihati. Lalu beliau mengangkat

jarinya yang mulia ke arah langit kepada yang di atas segalanya sambil berkata :

Ya Alloh saksikanlah. Maka kami seolah menyaksikan dengan jari yang mulia itu

yang diangkatnya ke arah Alloh dan lisannya yang mulia berkata kepada zat yang

ditunjuk dengan jarinya : Ya Alloh saksikanlah. Dan kami menyaksikan bahwa

beliau telah menyampaikan dengan jelas, menunaikan risalah robbnya sebagaima

yang diperintahkanNya dan menasihati umatnya dengan sepenuh nasihat

sehingga dengan keterangan dan penyampaian beliau tidak kita perlu ucapan

orang-orang yang bicara berlebihan dan kebodohan orang-orang yang bicara.

Alhamdulilahi robbil ‘alamin.

14. Ketegasan dengan lafadz “di mana” seperti ucapan orang yang paling

mengetahui Alloh, paling menasihati umat dan fasih keterangannya tentang

makna yang benar dengan lafadz yang tidak mengandung kebatilan sedikit pun “di

manakah Alloh ?” dalam banyak kesempatan.

15. Persaksian Nabi ata keimanan orang yang mengatakan robbnya di atas

langit.

16. Berita dari Alloh tentang Fir’aun yang berusaha naik ke langit untuk

melihat robb Musa lalu ia mendustakan apa dikabarkan Musa ‘alaihis salam

bahwa Alloh di atas langit yang tujuh, Ia berfirman :

36. Fir`aun berkata : "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi

supaya aku sampai ke sebab-sebab,59 37. (yaitu) sebab-sebab langit, supaya aku

dapat melihat Rob Musa dan sesungguhnya aku menyangka dusta”.60

59

Terjemah sesuai tafsir (Ibnu Jarir) Bangunan yang amat tinggi itu terbuat dari tanah yang dibakar. (lihat al Qoshash: 38, Ibnu Katsir) 60

Ghafir : 36-37.

Page 13: Alloh Di Atas Arsy

17. kabar dari Nabi shollallohu ‘alahi wa sallam ulang aliknya beliau antara

Musa dan Alloh pada malam mi’roj dengan untuk meminta keringan sholat, maka

beliau naik kepada Alloh kemudian kembali kepada Musa berkali-kali.61

18. nash-nash dari alkitab dan assunnah atas melihatnya penduduk sorga

kepada Alloh dan kabar dari nabi shollallohu ‘alahi wa sallam bahwa Alloh dilihat

di atas oleh penghuni sorga seperti mereka melihat bulan purnama yang terang

benderang tanpa ada awan sedikit pun.62

Ada yang menafsirkan fauqo dengan lebih baik, artinya Alloh lebih baik dari

hamba-hambaNya, Alloh lebih baik daripada ‘Arsy, sebagaimana dikatakan : Raja

di atas menterinya, dinar di atas dirham. Ini adalah pernyataan yang diingkari akal

yang sehat dan ditakuti oleh hati yang baik ! Karena orang yang mengatakan :

Alloh lebih baik daripada hamba-hambaNya, lebih baik daripada ‘ArsyNya, sama

seperti perkataan : Salju adalah dingin, api adalah panas, matahari lebih terang

dari lampu, langit lebih tinggi daripada atap rumah, gunung lebih berat daripada

batu, rosululloh lebih utama daripada fulan seorang yahudi dan langit di atas

bumi ! demikian ini bukanlah pujian maupun pengagungan bahkan termasuk

ucapan yang rendah dan jelek. Bagaimana pantas kalam Alloh diartikan demikian

yang seandainya manusia dan jin seluruhnya berkumpul untuk saling menolong

untuk membuat satu ayat yang semisalnya mereka tidak mampu membuatnya ?

Bahkan itu adalah peremehan sebagaimana yang dikatakan :

Bukankah kamu tahu kalau pedang berkurang harganya kalau dikatakan

pedang itu lebih tajam daripada tongkat.

Dan kalau ada orang mengatakan bahwa batu permata lebih baik daripada kulit

bawang dan kulit ikan pasti orang-orang berakal akan mentertawakannya

dikarenakan berbedaan yang jauh antara kedua benda itu. Maka perbedaan

antara kholik dan mahluk amat besar dan amat besar kecuali apabila keadaannya

mengharuskan demikian sebagaimana yang dikatakan Nabi Yusuf ‘alaihis salam :

61

Muttafaq ‘alaihi. 62

Dalam riwayat Muslim.

Page 14: Alloh Di Atas Arsy

“Hai, dua teman sepenjaraku, apakah tuhan-tuhan yang berbeda-beda itu lebih

baik atau Alloh yang Maha Esa dan Perkasa?”63

“Apakah Alloh itu lebih baik ataukah apa-apa yang mereka

persekutukan ?”64

“Dan Alloh lebih baik dan lebih kekal”.65

Dan ketinggian Alloh itu mutlak yang meliputi tingginya keperkasaan dan

pengaturan, ketinggian kekuasaan, ketinggian zatNya dan yang lainnya.

Barangsiapa menetapkan sebagian ketinggian dan meniadakan sebagiannya maka

ia mengurangi kemuliaan Alloh dan keinggian Alloh mutlak dari segala sisi.

Dan ketinggian Alloh ta’ala ditetapkan menurut dalil naqli, aqli dan fithrah.

Adapun tetapnya menurut akal dilihat dari beberapa sisi :

Pertama : ilmu pasti bahwa setiap dua wujud, salah satunya berjalan pada yang

lainnya berdiri dengannya seperti sifat dan bisa jadi berdiri sendir terpisah dari

yang lainnya.

Kedua : ketika Ia mencipta alam, bisa jadi alam di dalam zatNya atau di luar

zatNya. Yang pertama batil berdasarkan kesepakatan, kedua karena bisa

dipastikan Ia menjadi tempat kotor, maha suci Alloh dan Maha Tinggi dan Besar

dari yang demikian. Kedua megnharuskan alam terjadi di luar zatNya sehingga

terpisah dariNya karena pendapat yang mengatakan Alloh tidak terpisah dengan

alam tidak masuk akal.

Ketiga : omongon orang yang mengatakan bahwa Alloh tidak di dalam dan tidak di

luar alam mengharuskan peniadaan wujudnya Alloh secara keseluruhan, ini tidak

masuk akal, sehingga Alloh ada di dalam atau di luar alam. Yang pertama batil

dipastikan yang kedua yang benar.

63

Yusuf : 39 64

AnNaml : 59 65

Thoha : 73

Page 15: Alloh Di Atas Arsy

Adapun tetapnya ketinggian Alloh berdasarkan fithrah karena semua manusia

dengan tabiat dan hatinya yang masih bersih dan suci mengangkat tangan mereka

ketika berdoa dan menghadapkan hati mereka ke atas ketika merendahkan diri di

hadapan Alloh. Dan Imam Muhammad bin Thohir AlMaqdisi menyebutkan bahwa

Syaikh Abu Ja’far AlHamdzan menghadiri majlis Ustadz Abul Ma’ali AlJuwaini yang

terkenal dengan Imam Haramaini yang sedang membantah sifat ketinggian Alloh

dan ia berkata : Alloh ada dan ‘Arsy tidak ada dan sekarang Ia ada pada yang

dahulu berada”. Syaikh Abu Ja’far berkata :” Hai ustadz, kabarkan kepada kami

tentang kepastian yang kami temukan dalam hati kami ! sesungguhnya tidak ada

seorang pun yang mengenal Alloh yang mengatakan kecuali menemukan dalam

hatinya kepastian mencari ketinggian zatNya, tidak menoleh ke kanan dan kiri,

lalu bagaimana kami menolak kepastian dari hati kami ini ? Syaikh Muhammad

bin Thohir berkata : Lalu Syaikh Abul Ma’ali memukul kepalanya dan turun dari

singgasananya dan menangis dan berkata : AlHamdzani membingungkanku,

AlHamdzani membingungkanku !”66 Yang dimaksudkan Syaikh bahwa ketinggian

Alloh diketahui oleh fitrah manusia tanpa harus mempelajarinya dari para rosul,

menemukan secara pasti menghadap Alloh dan mencariNya di atas langit.

Mereka membantah : kebanyakan orang-orang berakal mengingkari dalil

fitrah, seandainya dalil fitrah ini perkara yang darurat dan pasti tentu orang-orang

berakal tidak berselisih padanya, bahkan ini adalah kaidah yang samar dan

hayalan.

Jawab : jika akal menerima pendapat anda maka ia lebih menerima pendapat

kami, jika akal menolak pendapat kami maka ia lebih menolak pendapat anda, jika

pendapat kami batil menurut akal anda maka pendapat anda lebih batil, jika

pendapat anda benar menurut akal maka pendapat kami lebih diterima oleh akal.

Karena pengakuan darurat, kepastian itu masing-masing mempunyainya. Maka

kami katakan secara pasti kebatilan pendapat anda dan anda pun mengatakan

yang sama bahwa pendapat kami batil. Jika anda katakana : kepastian yang anda

menvonis atas kebatilan pendapat kami adalah salah satu hokum keraguan bukan

hokum akal. Maka kami kami jawab dengan jawaban yang semisal dengan 66

Atsar ini disebutkan dalam kitab Siyar A’lamin Nubala’ (18/477) karya Dzahabi dengan sanad shohih juga disebutkan dalam kitab Al’Uluw (188-189)

Page 16: Alloh Di Atas Arsy

jawaban anda dan kebanyakan manusia – mereka bukan bagian dari kami dan

bukan dari bagian anda – menyetujui kami. Jika hokum fitrah anak Adam diterima

maka kami terima pendapat anda dan jika hokum tersebut tertolak maka kami

menolak semua pendapat anda. Sesungguhnya anda membangun pendapat anda

itu atas dasar pembukaan yang telah ma’lum dengan fitrah manusia dan kebatilan

akal-akal kita. Dan dalil yang datang dari para rosul itu memihak kami tidak

memihak anda, ciri has kami menerima dalil sedangkan di antara kita berserikat

pada akal.

Jika anda kataka : Sebagian orang pintara (berakal) berpendapat dengan

pendapat kami. Kami katakan : Tidak seperti itu, karena orang-orang yang

menegaskan bahwa pencipta alam adalah sesuatu yang ada tidak di atas alam,

tidak terpisah dengan alam maupun menempati alam adalah sekelompok kecil

ahli fikir dan orang pertama yang berpemikiran demikian dalam Islam adalah

Jahm bin Shofwan dan pengikut-pengikutnya. Dan ia membantah dalil fitrah atas

ketinggian Alloh bahwa langit adalah kiblatnya doa sebagaimana Ka’bah adalah

kiblatnya sholat kemudian kiblat tersebut batal dengan diletakkannya dahi di

bumi ditambah ia tidak di arah bumi.

Bantahan tersebut dapat dijawab dari banyak sisi :

Pertama : Perkataan anda bahwa langit adalah kiblat do’a tidak pernah

dikatakan oleh seorang salaf pun, Alloh tidak menurunkan dalil atasnya dan ini

adalah perkara syari’at dan agama sehingga tidak mungkin tidak diketahui atas

seluruh salaf umat ini.

Kedua : Sesungguhnya kiblat do’a adalah kiblat sholat dan disunnah bagi

orang yang berdo’a untuk menghadap kiblat. Dan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa

sallam ketika berdo’a menghadap kiblat dalam banyak tempat.67 Barangsiapa

mengatakan bahwa kiblat doa bukan kiblat sholat atau ada dua kiblat satunya

67

Seperti disebutkan dalam Bukhori (1012) dan Muslim (194) dari hadits Abdullah bin Zaid, ketika beliau berdoa meminta hujan menghadap kiblat, membalikkan sorbannya dan sholat dua roka’at. Dalam Bukhori (3960) dan Muslim (1794) dari hadits Ibnu Mas’ud beliau menghadap kiblat dan mendo’akan laknat atas sekelompok quraisy : Syaibah bin Robi’ah, ‘Utbah bin Robi’ah, AlWalid bin ‘Utbah dan Abu Jahl bin Hisyam. Dalm shohih Muslim (763) dari hadits Umar bin Khothob ketika perang Badr beliau melihat orang-orang musyrik lalu menghadap kiblat kemudian menengadahkan kedua tangannya berdoa kepada robbnya.

Page 17: Alloh Di Atas Arsy

Ka’bah dan yang lain langit maka telah mengadakan kebid’ahan dalam agama dan

menyelisihi semua salaf.

Ketiga : Kiblat adalah apa yang seorang hamba menghadap kepadanya

dengan wajahnya sebagaimana Ka’bah dihadapi ketika menyembelih, berdo’a,

sholat dan dzikr sebagaimana orang yang hendak meninggalkan dan dikubur

dihadapkan ke arahnya oleh karena itu dinamakan wajhah menghadap (istiqbal)

berbeda dengan membelakangi (istidbar), istiqbal dengan wajah dan istidbar

dengan pantat. Adapun apa yang sejajar dengan seseorang dengan kepala,

pinggang atau kedua tangannya tidak dinamakan kiblat, baik secara hakikat

maupun majaz. Kalau langit adalah kiblat do’a maka orang yang berdoa

disyariatkan menghadapkan wajahnya ke arah langit dan ini tidak disyari’atkan.

Dan tempat yang kedua tangan di angkat kepadanya tidak dinamakan kiblat baik

secara hakikat maupun majaz karena kiblat doa adalah perkara syariat yang

mengikuti syariat dan para rosul tidak memerintahkan orang yang berdo’a

menghadapkan wajahnya ke arah langit bahkan mereka melarangnya. Dan

ma’lum bahwa menghadapkan dengan hati, bersandar dan mencari yang

ditemukan oleh orang yang berdo’a dari jiwanya adalah perkara tabiat yang

dilakukan oleh orang muslim, kafir, alim dan bodoh dan kebanyakan yang

dilakukan oleh orang-orang yang sedang terjepit dan meminta pertolongan

kepada Alloh sebagaimana orang yang tertimpa marabahaya segera berdoa

kepada Alloh secara tabiat bersamaan dengan itu bahwa kiblat bisa berubah dan

dihapus hukumnya sebagaimana berpindahnya kiblat ke batu ke arah Ka’bah. Dan

perkara menghadap langit dalam berdoa adalah perkara yang kuat dalam tabiat

manusia dan bahwa orang yang menghadap kiblat mengetahui bahwa Alloh tidak

berada di kiblat berbeda dengan orang yang berdo’a ia menghadap kepada

pencipta dan pengaturnya dengan mengharap rohmat turun dari sisiNya. Adapun

batalnya arah kiblat dengan meletakkan wajah di bumi maka dalil yang amat jelek

dan sangat rusak. Sesungguhnya orang yang meletakkan wajahnya di bumi

bertujuan menghinakan dan merendahkan diri kepada Alloh yang berada di

atasnya bukan mencondongkan kepadaNya, karena ia di bawahNya ! Yang

demikian ini tidak mungkin terbetik di hati orang yang sujud. Akan tetapi

dikisahkan dari Bisyr alMarisi bahwa dalam sujudnya ia berkata : Maha Suci Alloh

Page 18: Alloh Di Atas Arsy

Robbku yang Maha Rendah !! Maha Suci, Tinggi dan Besar Alloh dari yang

diucapkan orang yang menentang dan dholim itu dan sesungguhnya orang yang

meniadakan sifat ketinggia Alloh pantas menjadi zindiq jika Alloh tidak

menurunkan rahmatNya kepadanya. Alloh ta’ala berfirman :

“Kami membolak-balikkan hati dan penglihatan mereka sebagaimana mereka

tidak beriman pada permulaannya dan Kami membiarkan mereka bermain-main

dalam kesesatan”.68

Hadits-hadits Rosulillah yang menetapkan Ketinggian Alloh

Adapun hadits-hadits yang menetapkan ketinggian Alloh ta’ala sangat banyak

yang akan saya nukilkan sebagiannya dari kitab Mukhtashor Al’Uluw karya Imam

AdzDzahabi yang diringkas oleh AlImam AlAlbani yang mana dalam kitab tersebut

disampaikan 33 hadits dan banyak ucapan imam tabi’in yang menetapkan

ketinggianNya. Untuk meringkas waktu maka saya sebutkan beberapa hadits dan

ucapan tabiin saja. Imam Dzahabi berkata :

1. Hadits Mu’awiyyah bin AlHakam AsSulamy rodhiallohu ‘anhu

“Aku mempunyai banyak kambing yang digembalakan antara gunung Uhud

dan AlJawaniah (sebelah kiri Madinah) oleh budak perempuanku. Pada suatu hari

aku menjenguknya dan aku mlihat seekor srigala memangsa seekor dombaku- aku

adalah lelaki biasa dari anak cucu Adam – maka aku sangat menyesali

keteledorannya maka aku memukulnya dengan keras dan menemui Rosululloh

dan aku laporkan peristiwa tersebut, maka yang demikian itu sangat berarti

bagiku. Aku katakan : Hai rosululloh, bolehkah aku membebaskannya ? Beliau

berkata : Panggillah ia ke mari!. Maka aku memanggilnya. Beliau bertanya : Di

manakah Alloh ? Ia menjawab : Di di atas langit. Rosululloh bertanya : Siapakah

68

AlAn’am : 110 Lihat Syarh ‘Aqidah Thohawiyyah juz 1 hal 401-424, Imam Abul ‘Izzi AlHanafi, tahqiq Yasin al’Adany.

Page 19: Alloh Di Atas Arsy

aku ? Ia menjawab : Kamu adalah rosululloh. Rosululloh berkata : Bebaskanlah

sesungguhnya ia adalah seorang perempuan yang beriman”.

Hadits shohih diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, Nasai dan selain

mereka dari para imam dalam karya-karya mereka, mereka melewatinya tanpa

menafsirkan dengan penyimpangan dan penyelewengan.

Inilah pendapat kami tiap orang yang ditanya di manakah Alloh maka dengan

segera akan mengatakan di atas langit. Maka dalam hadits di atas ada dua

masalah : pertama : Disyari’atkan menanyakan : Di manakah Alloh, kedua : dan

jawabannya Alloh di langit, barangsiapa mengingkari dua masalah ini maka

mengingkari Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam.

3. Hadits Jabir rodhiallohu ‘anhuma bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa

sallam mengatakan dalam khotbahnya di hari ‘Arofah :

“Apakah aku telah menyampaikan ? Sahabat berkata : Ya – maka beliau

mengangkat kedua jemarinya ke arah langit dan menunjuk ke arah mereka dan

berkata : Ya Alloh saksikanlah”. HR. Muslim.

4. Hadits Abi Huroiroh rodhiallohu bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa

sallam bersabda :

“Sesungguhnya malaikat-malaikat bergantian mengawasi kalian, malaikat

malam dan malaikat siang, bertemu pada sholat subuh dan sholat ashar,

kemudian malaikat yang bermalam di sisi kalian naik kepada Alloh melaporkan,

lalu Alloh menanyakan tentang mereka dan Ia lebih mengetahui tentang mereka :

Bagaimana kamu meninggalkan hamba-hambaKu ? Malaikat-malaikat berkata :

Kami mendatangi mereka dan meninggalkan mereka dalam keadaan sholat”.

Hadits muttafaq ‘alaihi.

5. Hadits Abi Sa’id rodhiallohu berkata : Berkata Rosululloh shollallohu ‘alaihi

wa sallam :

Page 20: Alloh Di Atas Arsy

“Mengapa kamu tidak percaya kepadaku sedangkan aku dipercaya oleh yang

di langit datang kepadaku berita dari langit pagi dan sore”. Hadits Muttafaq

‘alaihi.

6. Hadits Abi Huroiroh rodhiallohu berkta Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa

sallam bersabda :

“Dan demi yang jiwaku di tanganNya, tidaklah seorang suami memanggil

istrinya ke tempat tidurnya lalu ia menolak maka yang di langit murka kepadanya

sampai suaminya meridhoinya”. Hadits riwayat Muslim.

Ucapan Imam Tabiin Tentang Tingginya Alloh di Atas ‘Arsy

1. Ka’ab AlAhbar : Alloh ta’ala berkata dalam kitab Taurot : Aku Alloh di atas

hamba-hambaKu, ArsyKu di atas semua mahlukKu dan Aku di atas ‘ArsyKu

mengatur segala urusan hambaKu dan tidak ada yang tersembunyi baik yang di

langit dan di bumi bagiKu”. Riwayatnya terpercaya.

2. Dari Masruq kalau ia mengabarkan sesuatu dari ‘Aisyah selalu berkata :

“Telah mengatakan kepadaku wanita yang jujur anak orang jujur, kekasih Alloh

wanita yang dibela dari atas langit yang tujuh. Sanadnya shohih.

3. Dari ‘Ubaid bin ‘Umair : Alloh ta’ala turun di pertengahan malam ke langit

dunia dan berkata : Siapa yang meminta kepadaKu, lalu aku beri ? Siapakah yang

meminta ampun kepadaKu lalu aku ampuni ? Ketika masuk subuh maka Ia naik.

Dikeluarkan oleh Abdulloh bin Ahmad dalam kitabnya Rodd ‘alal Jahmiah.

4. Dari Syuraih bin ‘Ubaid : Naik kepadaMu suari tasbih dan pensucian

kepadaMu, Maha Suci Engkau yang memiliki kekuasaan, di tanganMu seluruh

kerajaan, kunci-kunci ghaib dan kekuasaan”. Sanadnya shohih.

5. Dari Qotadah : Hai robbku Engkau di langit dan aku di bumi, lalu bagaimana

kami mengetahui keridhoanMu dari murkaMu ? Ia berkata : Jika Aku ridho

kepadamu maka aku mengangkat pemimpinmu orang yang baik dan jika Aku

marah kepadamu maka Aku mengangkat pemimpinmu orang yang jelek”.

6. AlFarro Imam Nahwu : Berkata Ibnu Abbas tentang “ Kemudian Ia istawa di

atas langit” artinya naik : Maka ini seperti ucapanmu kepada seseorang : Ia duduk

Page 21: Alloh Di Atas Arsy

kemudian ia istawa (naik) berdiri dan ia berdiri kemudian istawa (tegak untuk)

duduk, maka semuanya dalam bahasa Arab diperbolehkan.

Dan masih banyak lagi ucapan ulama besar yang tidak mungkin kami sebutkan

satu persatu bila anda hendak mengecek maka bacalah kitab yang telah kami

sebutkan di atas. Wallohu a’lam bish showab.

Berikut kami sampaikan sebagian hujjah mereka yang dho’if dari kisah Ibnu

Bathuthoh yang tidak benar atau dusta.

Kedustaan Ibnu Bathuthoh Banyak orang yang notabene mereka mengaku ahlus sunnah akan tetapi amalannya jauh dari ahlus sunnah, mengaku bermadzhab Syafi’I tetapi ibadah jauh juga dari fiqih Imamnya, suka mengadakan kebid’ahan dan kesyirikan dengan berdoa di kubur dan memakai jimat-jimat semacam batu akik yang sekarang sedang marak. Dan yang tidak kalah jeleknya dari amalan mereka adalah mencela Imam Salaf Ahlus Sunnah semacam Ibnu Taimiyyah, AlAlbani, Muhammad bin Abdil Wahhab yang kedua terahir mereka sebut Dajjal. Di antara celaan mereka kepada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah adalah dengan memakai ucapan Ibnu Bathuthoh di bawah ini. Silakan pembaca cermati : Ibnu Bathuthoh berkata : Ia tinggal di Damaskus termasuk ulama senior ahli fiqih bermadzhab Hambali69, Taqiyyuddin Ibnu Taimiyyah, tokoh besar di Syam. Ia membahas banyak ilmu namun ada sesuatu di akalnya.70 Penduduk Damaskus sangat membesarkan dan menghormatinya, ia suka menasihati kaum muslimin di

69

Tidak ada ulama salaf yang menyebut Ibnu Taimiyyah bermadzhab Hambali, dalam banyak kitab dan fatwa beliau baik dengan terang-terangan maupun metode menulis dan berfatwa beliau adalah seorang yang bermadzhab salaf tidak menganut satu madzhab pun. Silakan baca kitab-kitab beliau pasti anda akan menemukan seperti yang saya katakan. Meskipun demikian beliau sering membawakan ucapan Imam Ahmad sebagai penguat atas pendapat yang beliau sampaikan setelah membawakan dalil dari alkitab dan as sunnah dan ucapan sahabat serta tabiin. 70

Nampak dari ucapan Ibnu Bathuthah sangat dengki dan mengada-ada serta penuh dengan kontradiksi di mana ia katakan bahwa Syaikhul Islam seorang ahli fiqih besar dari madzhab Hambali dan penduduk Syam sangat menghormati tetapi ia katakan : “Di akalnya ada sesuatu….” Bagaimana bisa seorang yang diagungkan dan dihormati kaum muslimin akalnya ada sesuatu ? Kemudian seandainya ia hadir di majlis beliau di hari Jum’at menasihati dan mengingatkan manusia di atas Mimbar Masjid Jami’ dan di antara ucapan beliau : “Alloh turun ke langit dunia seperti turunnya aku ini”, sementara ia sampai di Damaskus pada hari Kamis pada tanggal ke sembilan bulan Romadhon dan Ibnu Taimiyyah sudah diikat dan dipenjara di Qol’ah, Damaskus pada hari Senin pada tanggal 10 Sya’ban, menurut kesepakatan ahli sejarah ! semoga Alloh menjauhkan kita dari ketergelinciran dan kedustaan.

Page 22: Alloh Di Atas Arsy

atas mimbar dan mengatakan sesuatu yang diingkari oleh ahli fiqih71 dan ahirnya mereka mengadukannya ke raja Nashir. Kemudian ia memerintahkan agar ia diasingkan di Mesir. Para hakim dan ahli fiqih berkumpul di majlis raja Nashir, Syarofuddin AzZawawi AlMaliki berbicara dan menyebutkan bahwa orang ini mengatakan demikian dan demikian dan menyebut beberapa orang yang mengingkari Ibnu Taimiyyah. Kemudian raja menghadirkanya dan mempersilakan duduk di depan para hakim agung, seorang hakim bertanya : Apa yang kamu katakan ? Ia menjawab : Laa ilaha Illa Alloh. Hakim bertanya lagi dan ia mengulangi jawaban yang sama. Lalu raja memerintahkan agar ia dipenjara. Maka ia tinggal di penjara beberapa tahun lamanya. Di penjara menulis kitab Tafsir yang berjudul Bahrul Muhith sekitar empat puluh jilid.72 Kemudian ibunya mendatangi raja dan meminta agar ia dilepas. Maka raja melepasnya sampai terjadi peristiwa yang kedua kalinya dan ketika itu aku di Damaskus pada hari Jum’at dan ia sedang menasihati dan mengingatkan banyak manusia di atas mimbar masjid jam’I dan di antara ucapannya adalah Alloh turun ke langit dunia seperti turunnya aku ini. Dan ia turun satu tangga dari tangga mimbar. Lalu ahli fiqih madzhab Malik yang bernama Ibnu Zahra’ membantahnya dan mengingkari apa yang ia katakan. Kemudian kaum muslimin berdiri menghampirinya dan memukulinya dengan tangan dan terompah mereka sampai imamahnya terjatuh dan Nampak di atas kepalanya dan mereka membawanya ke rumah ‘Izzuddin bin Muslim seorang hakim madzhab Hanbali lalu ia memerintahkan agar ia dipenjara dan menghukumnya, kemudian ahli fiqih Maliki dan Syafii mengingkari keputusan hukumnya dan ahirnya permasalahannya diangkat kepada raja Saifuddin lalu ia menulis surat kepada raja Nashir yang berisi tuduhan-tuduhan syar’I atas Ibnu Taimiyyah di antaranya mentalak tiga dengan satu kalimat tidak sah talaknya kecuali jatuh satu talak, seorang musafir yang berniat mengunjungi kubur yang dikeramatkan Alloh menambahnya kebaikan maka tidak mengqoshor sholat dan yang serupa dengan. Maka setelah membaca surat ini raja Nashir menangkap dan memenjarakan Ibnu Taimiyyah di Qol’ah hingga wafatnya. (Rihlah Ibnu Bathuthoh, 1/43).

71

Kalau ahli fiqih yang tidak sependapat dan fanatik dengan golongan dan madzhabnya tentu mengingkarinya kalau ahli fiqih yang bermadzhab salaf pasti menyetujuinya seperti murid-muridnya yang mereka adalah para Imam dan tokoh di jamannya seprti Ibnul Qoyyim, Ibnu Rojab, Ibnu Katsir, Dzahabi dan lain-lainnya. 72

Kitab ini ditulis oleh Abu Hayyan Muhammad bin Yusuf bin Ali bin Yusuf bin Hayyan dari Andalusia wafat tahun745H. Tidak ada karya beliau berjudul demikian. Adapun tafsir beliau terkumpul dalam kitab besar dan legendarisnya Majmu’ Fatawa.

Page 23: Alloh Di Atas Arsy

Ahmad Hamdani bin Muslim