amina (1)

33
BAB I PENDAHULUAN I. Latar belakang Amina boleh dikatakan sebagai turunan dari amonia (NH 3 ), karena senyawa amina mempunyai struktur seperti amonia, dimana salah satu atau lebih atom hidrogen pada amonia diganti gugus alkil atau aril. Senyawa amina dapat berupa alifatik, siklik, heterosiklik, dan aromatik. Penggolongan amina didasarkan pada berapa atom H pada amonia diganti dengan gugus alkil atau aril. Apabila satu H pada amonia diganti gugus alkil disebut amina primer, apabila 2 atom H pada amonia diganti dengan gugus alkil disebut amina sekunder, dan apabila ketiga atom H pada amonia diganti dengan gugus alkil disebut amina tersier. Gugus alkil yang terikat pada amina sekunder atau tersier dapat semua sama dan dapat pula berbeda- beda. H – N – H R – R – H R – N – H R – N – R H H R R Amonia amina primer amina sekunder amina tersier 1 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

Upload: reyzkr

Post on 05-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

amina kimor

TRANSCRIPT

Page 1: AMINA (1)

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar belakangAmina boleh dikatakan sebagai turunan dari amonia (NH3), karena senyawa amina mempunyai

struktur seperti amonia, dimana salah satu atau lebih atom hidrogen pada amonia diganti gugus alkil

atau aril. Senyawa amina dapat berupa alifatik, siklik, heterosiklik, dan aromatik.

Penggolongan amina didasarkan pada berapa atom H pada amonia diganti dengan gugus alkil

atau aril. Apabila satu H pada amonia diganti gugus alkil disebut amina primer, apabila 2 atom H

pada amonia diganti dengan gugus alkil disebut amina sekunder, dan apabila ketiga atom H pada

amonia diganti dengan gugus alkil disebut amina tersier. Gugus alkil yang terikat pada amina

sekunder atau tersier dapat semua sama dan dapat pula berbeda-beda.

H – N – H R – R – H R – N – H R – N – R

│ │ │ │

H H R R

Amonia amina primer amina sekunder amina tersier

Senyawa amina banyak terdapat dialam, baik yang terkandung dalam tumbuhan maupun hewan.

Segaian Alkaloid adalah salah satu golongan senyawa hasil alam yang mengandung gugus amina.

Banyak diantara senyawa yang mengandung gugus amina mempunyai keaktifan biologik. Beberapa

contoh dibawah ini adalah senyawa yang mengandung gugus amina yang terdapat sevara alamiah.

Serotonin (5/Hidroksitriptamina) banyak ditemukan dalam tumbuhan dan hewan. Senyawa ini

didalam otak sangat berguna untuk menstabilkan aktifitas mental. Senyawa ini merupakan turunan

dari triptamina yang dapat ditemui pada pohon akasia.

-

Serotonin

( 5 – hidroksitriptamina ) Triptamina

1 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

N

OH

CH2CH2NH2CH2CH2NH2

N

H

Page 2: AMINA (1)

Amina tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan,dan banyak amina mempunyai kereaktivan

fali.misalnya dua dari stimulant alamiah tubuh dari system saraf simpatetik (melawan atau

melarikan diri)adalah merepinafrina dan epinafrina.

Baik norepinafrina maupun epinafrina adalah dua fenil etil amina.Sejumlah dua fenil etil amina

lain bertindak terhadap reseptor-reseptor simpatetik.Senyawa senyawa ini dirujuk sebagai amina

simpatomimetik karena senyawa senyawa ini,sampai batas tertentu,meniru kerja faali norepinafrina

dan epinafrina.

Sebelum tahun masehi,senyawa efedrina di extrak dari tanaman mahuanjg di tiongkok dan

digunakan sebagai obat.sekarang,senyawa ini merupakan obat peluruh dahak yang aktiv dalam obat

tetes hidung  dan obat flu.efedrin menyebabkan menyusutnya membrane hidung, yang

membengkak dan menghampat keluarnya lendir hidung.

II. Tujuan a. Mengetahui klasifikasi dan tatanama amina

b. Mengetahui ikatan dalam amina

c. Mengetahui sifat – sifat amina

d. Mengetahui pembuatan amina

e. Mengetahui garam – garam amina

f. Mengetahui reaksi substitusi dengan amina

g. Mengetahui penggunaan amina dalam sintesis.

2 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

Page 3: AMINA (1)

BAB II

- Senyawa Amina - Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen

telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia

seperti alkohol dan eter terhadap air.

Seperti alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan tersier. Meski demikian

dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol. Alkohol diklasifikasikan dengan jumlah gugus

non hidrogen yang terikat pada kaebon yang mengandung hidroksil., namun amina diklasifikasikan

dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen (Stoker, 1991)

-Tatanama Amina-Amina sederhana yaitu amina yang mengandung gugus alkil yang sama, secara trivial diawali oleh

nama alkilnya kemudian diakhiri dengan kata amina.

CH3NH2 (CH3)2NH (CH3)3N

metil amina dimetil amina trimetil amina

disiklo heksil amina

tetapi apabila atom N amina mengikat gugus alkil yang tidak sama, biasanya sukar bila

penamaannya mengikuti cara diatas. Penamaan amina tipe ini diawali oleh huruf N diikuti oleh

nama alkil sebagai substituen yang terikat pada N dan kemudian rantai induknya diakhiri dengan

kata Amina. Sebagai rantai induk dipilih gugus alkil yang mempunyai rantai terpanjang.

(CH3)2NHCH2CH2CH3

N, N-dimetil propil amina

N – etil – N – metil – sikloheksilamina

3 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

NH

N

CH3

CH2CH3

Page 4: AMINA (1)

Apabila rantai alkil yang terikat pada amina mempunyai substituen, maka penomoran dimulai dari

atom C yang terikat lansung pada atom N sebagai nomor 1.

CH3 – NH – CH CH3-CH2-CH2-CH-CH2-CH2N(C2H5)2

N, 1 – isopropil metil amina N, N – dietil – 3 – metil – pentil – amina

Secara IUPAC, gugus amina dianggap sebagai substituen. Penomoran bisa digunakan aturan umum

yaitu : dimulai dari salah satu ujung rantai C terpanjang yang paling dekat dengan gugus yang

paling dekat dengan gugus substituen, dalam hal ini gugus amina. Penamaan secara IUPAC dimulai

dari nomor dimana gugus amina terikat, diikuti kata amina dan diakhiri nama alkana sebagai rantai

induk.

CH3 – CH – CH2 – CH2 – CH3 CH3 – CH2 – C – CH2 – CH – CH3

2 – amino pentana N – 4 – dimetil – 2 – heksnamina

Untuk amina aromatik, dimana gugus aril langsung terikat pada gugus amin, maka penamaannya

diturunkan dari anilina.

Apabila gugus amino terikat pada sistem aromatik atau turunan aromatik, maka namanya diturunkan

dari nama sistem cincin aromatiknya.

4 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

CH3

CH3

CH3

NH2

CH3

NH2

NH2 NH2

Br

N(CH3)2 NH(CH3)2

CH3

anilina P – Bromo anilina N – dimetil anilina m, N – dimetil - anilina

NH2

CH2 NH2

CH3

Page 5: AMINA (1)

Senyawa heterosiklik amina adalah senyawa yang mempunyai struktur siklik dimana atom N

termasuk dalam anggota sikliknya. Senyawa ini dikenal juga sebagai senyawa non – aromatik

heterosiklik amina.

Apabila heterosiklik amina mengikat gugus substituen, maka penomoran harus dimulai dari atom N

dan diikuti searah dengan gugus substituen yang terdekat dengan N.

-Konfigurasi Amina-

Atom N pada amina mempunyai orbital sp3 dan bentuk melekulnya adalah tetrahedral dengan sudut

180o.

Untuk amina tersier dimana ketiga gugus alkilnya berbeda seharusnya bersifat optik karena

mempunyai pusat khiral yaitu atom N. Tetapi kenyataannya amina tersier tersebut tidak optik. Hal

ini disebabkan karena pada amina tersier seperti itu terjadi perubahan yang membentuk

kesetimbangan yang sangat cepat dari struktur I ke stuktur II.

Struktur II merupakan bayangan cermin dari struktur I dan gugus R1 dan R3 yang saling berpindah

posisi. Oleh karena itu sudut putar bidang polarisasi struktur I dan II berlawanan dan sebagai

akibatnya terjadi campuran resemat dengan rotasi optik sama dengan nol.

5 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

a - naftilamina benzil amina

N

H

N

H

N

N

H

H

N

H

CH3

pirolidina piperidina piperazina 3 – metil piperidina

Page 6: AMINA (1)

-Sifat Fisik dan Keberadaan Amina-Alkilamina berbobot molekul rendah adalah gas atau cair pada suhu kamar. Di- dan Tri-etilamin

serta amina primer yang memiliki tiga sampai sepuluh atom karbon adalah cairan, amina yang lebih

kecil jumlah atom karbonnya adalah gas.

Amina dengan jumlah atom karbon dibawah enam biasanya larut dalam air akibat adanya interaksi

ikatan hidrogen. Meskipun nitrogen tidak seelektronegatif oksigen namun mampu mempolarisasi

ikatan N-H sehingga terbentuk gaya dipol-dipol yang kuat antara molekulnya. Amine tersier tidak

memiliki atom hidrogen karena itu tidak terjadi ikatan hidrogen antara air dengannya atau dengan

amina tersier lainnya. Konsekuensinya titik didihnya lebih rendah disbanding amina primer atau

sekunder.

Salah satu sifat yang paling dikenal dari amina berbobot molekul rendah adalah aromanya yang

tidak menyenangkan. Amina volatile ini menguap secara cepat dan terciup seperti campuran

ammonia dan ikan busuk. Kebanyakan bahan yang membusuk terutama organ yang mengandung

protein tinggi menghasilkan amina. Bagian dari aroma tumbuhan yang mati, rumah penyimpanan

daging, dan bagian pengolahan limbah semuanya adalah amina (Stoker, 1991).

Tabel 1. Daftar titik lebur dari amina Primer Jenuh ( R–NH2 ).

R= m.p. oC R= m.p. oC

CH3 -92.5 C11H23 16.5

C2H5 -80.6 C12H26 28.0

C3H7 -83.0 C13H27 27.0

C4H9 -50.5 C14H29 37.9

C5H11 -55.0 C15H31 37.3

C6H12 -19.0 C16H33 46.2

C7H15 -23.0 C17H35 49

C8H17 - 0.4 C18H37 51.8

C9H19 -. 1.0 C19H41 57.8

C10H21 15.0 C20H45 62.7

6 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

Page 7: AMINA (1)

Tabel 2. Daftar Titik Lebur dari amina sekunder simetrik

Amina Titik didih (oC)

diheksil 1.2

dioktil 26.7

didekil 41.5

didodekil 47.0

ditetradekil 60.62

diheksadekil 67.03

dioktadekil 72.3

Alkana sebagai senyawa non-polar mempunyai titik didih yang jauh lebih rendah dari titik didih

amina maupun alkohol yang bersifat polar. Tetapi amina mempunyai titik didih yang lebih rendah

dari pada alkohol walaupun amina juga mampu membentuk ikatan hidrogen. Dalam hal ini,

elektronegativitas suatu atom sangat mempengaruhi kekuatan ikatan hidrogen yang dibentuk.

Diketahui dari tabel Linus Pauling, elektronegativitas N = 3,0 dan O = 3,5. Karena harga

elektronegativitas atom N lebih rendah dari atom O, maka beda elektronegativitas N – H lebih

rendah dibandingkan O – H sehingga sifat proton atom H pada -OH lebih kuat dari pada proton H

pada – N – H. Dengan lemahnya ikatan hidrogen ini maka energi yang diperlukan untuk

memutuskan ikatan hidrogen juga lebih sedikit sehingga titik didihnya lebih rendah.

Perhatikan tabel berikut:

Alkana CH3CH3

Td : - 88,6 o C

CH3 CH3 CH3

Td : - 42,1 o C

AminaCH3NH2

Td : - 6,3 o C

CH3 CH3 NH2

Td : + 16,6 o C

AlkoholCH3OH

Td : + 65,0 o C

CH3CH2OH

Td : +78,5 o C

7 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

Page 8: AMINA (1)

Amina dengan 5 atau 6 atom C mempunyai kelarutan didalam air yang cukup tinggi. Hal ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Jika molekul amina dapat larut, maka akan terjadi asosiasi (penggabungan) molekul amina dengan

molekul air. Menjadi :

Apabila gugus R yang diikat oleh atom N cukup besar, maka akan terjadi gangguan sterik yang akan

mengahalangi pembentukan asosiasi molekul, dengan kata lain molekul amina tidak dapat larut

dalam air.

Nama Rumus Td o cTetapan disosiasi,

(kb)pKb

amonia NH3 - 33,4 2,0 x 10-5 - 4,70

metilamin CH3NH2 - 33,4 44 x 10-5 - 3,36

dimetilamin (CH3)2NH2 7,4 51 x 10-5 - 3,79

trimetilamin (CH3)3NH 2,9 5,9 x 10-5 - 4,23

etilamin CH3CH2NH2 16,6 47 x 10-5 - 3,23

n-propilamin CH3CH2CH2NH2 47,6 38 x 10-5 - 3,42

n-butilamin CH3(CH2)3NH2 77,8 40 x 10-5 - 3,40

Anilin C6H5NH2 184,0 4,2 x 10-5 - 9,38

8 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

H O

H

H O

H

H O

H

H

H

H N R

H O

H

O

H

H N

H

R

Page 9: AMINA (1)

N-metilanilin C6H5NHCH3 195,7 7,1 x 10-5 - 9,15

N, N-dimetilanilin C6H5N(CH3)2 193,5 11 x 10-5 - 8,96

etilenadiamin NH2CH2CH2NH2 116,5 8,8 x 10-5 - 4,07

heksametilenadiamin NH2(CH2)6NH2 204,5 85 x 10-5 - 4,07

Piridin C5H5N 115,3 23 x 10-5 - 8,64

Tabel diatas menunjukan sifat fisik amina, dan pada suhu kamar amonia dan etilamin berwujud gas.

Sifat fisika Amina :

Suku-suku rendah berbentuk gas.

Tak berwarna, berbau amoniak, berbau ikan.

Mudah larut dalam air.

Amina yang lebih tinggi berbentuk cair/padat.

Kelarutan dalam air berkurang dengan naiknya BM.

-Sifat Kimia dan Reksi Kimia Amina-

Kebasaan Amina

Dari tabel diatas terdapat harga pKb untuk beberapa senyawa amina. Kalau diperhatikan persamaan

reaksi dibawah ini maka RNH2 bersifat basa karena dapat mengikat H+, sehingga persamaan reaksi

sbb:

R-NH2 + H – OH R – NH3 + + OH –

K=¿¿

K adalah tetapan kesetimbangan basa. Dari persamaan tersebut secara matematik dapat disimpulkan

bahwa makin besar harga Kb, berarti makin banyakj amina yang bereaksi, [ RNH2 ] makin kecil. Hal

ini menunjukan makin besar harga Kb, kekuatan basa makin tinggi.

a. Pengaruh Induksi

9 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

Page 10: AMINA (1)

Harga Kb untuk NH3 = 2,0 x 10-5 sedangkan harga Kb untuk CH2NH2 = 4,4 x 10-5. Harga Kb

metilamin (CH3NH2) lebih tinggi daripada amonia (NH3), maka sifat basa metilamin lebih kuat dari

pada amonia. Hal inin disebabkan oleh pengaruh induksi. Basa ialah molekul yang mempunyai

orbital isi penuh dan dapat membentuk ikatan dengan orbital kosong dari atom H. Semakin tinggi

kerapatan elektron pada orbital isi basa, maka ikatan H dengan basa itu akan semakin mudah

terjadi. Metil adalah gugus penyumbang elektron lebih besar dibandingkan dengan atom H. Oleh

karena itu gugus metil pengaruh induksinya lebih positif dibandingkan dengan amonia. Itulah

sebabnya metilamin lebih basa dari pada amonia.

Sebaliknya, apabila amina mengikat gugus penarik elektron, maka akan terjadi pengaruh induksi

negatif dan sifat kebasaan akan menurun.

b. Pengaruh resonansi

Untuk amina aromatik, ternyata sifat kebasaannya lebih lemah jika dibandingkan dengan amina

siklik. Misalnya : sikloheksilamina lebih basa 1 juta kali dari anilina.

Perbedaan sifat kebasaan ini dapat dipahami dari keterangan berikut. Anilin adalah senyawa yang

mampu membentuk ikatan delaokala

Dan struktur resonansi hibrid yang mungkin adalah :

pasangan elektron bebas

didelokalisasi melalui resonansi

10 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

NH2 NH2

Kb = 4,2 x 10-10 Kb = 5,5 x 10-4

: NH2+

NH2

+NH2

+NH2

Page 11: AMINA (1)

Dari keempat struktur resonansi hibrid ini, struktur 2, 3 dan 4 menunjukan bahwa bahwa atom N

tidak mempunyai orbital isi. Hal ini berbeda dengan sikloheksilamina yang tidak dapat membentuk

ikatan delokal, sehingga keboleh jadi untuk terjadi protonasi pada sikloheksilamina lebih besar.

Analog dengan keterangan di atas, amida juga mempunyai sifat basa yang jauh lebih lemah dari

amina.

: O :

R – NH2 R – C – NH2 R – C = NH2

Pada amida terdapat juga orbital delokal yang meliputi atom N. Akibatnya elektron pada atom N

akan tersebar. Hal ini terlihat pada hibrida resonasi II yang menunjukan bahwa N tidak mempunyai

orbital isi. Selain itu dampak induksi negatif dari gugus C=O terhadap N juga dapat melemahkan

basisitas dari N. Dua faktor ini mengakibatkan basisitas atom N pada amida menjadi lebih lemah .

beberapa pKb dari amina dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Nama Rumus pKb

Amonia

Metilamina

Etilamina

Dimetilamina

Dietilamina

Trimetilamina

Trietilamina

NH3

CH3NH2

CH3CH2NH2

(CH3)2NH

(CH3CH2)2NH

(CH3)3N

(CH3)3N

4,75

3,34

3,27

3,27

3,06

4,19

3,25

3,38

11 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

: NH2

Sikloheksilamina

Lokalisasi pasangan elektron

bebas pada nitrogen

: O :+

-

tersedia untuk protonasi

delokalisasi tidak tersedia untuk protonasi

hibirda resonansi I hibirda resonansi II

Page 12: AMINA (1)

Piridina

Anilina

9,37

Dari tabel diatas , terlihat bahwa ke basaan amina sekunder lebih tinggi daripada amina

primer apabila mengikat gugus alkil yang sama. Tetapi amina primer kebasaan nnya lebih tinggi

daripada amina tersier. Semakin turunnya kekuatan basa pada trimetilamina karena adanya beda

ntropi kondisi final dengan kondisi inifial. Yang dimaksud dengan kondisi final adalah kondisi

dimana sistem sudah mengandung kation dan anion .

Reaksi Amina Dengan Asam Kuat: Reaksi Penggaraman

Reaksi amina dengan asam kuat seprti HCl akan menghasilkan garam alkilamonia.

– +

R – NH2 + HCl RNH3 Cl G

Kemampuan amina untuk dapat membentuk garam arilamonium memudahkan pekerjaan pemisahan

senyawa amina daari senyawa lainnya. Misalnya : pada campuran p-toluidin dengan p-nitrotoluena.

Apabila kedalam campuran ini ditambahkan dengan asam kuat ( HCl ) maka p-toluidin akan

membentuk garam arilamonium yang dapat larut didalam air, sehingga ekstraksi dengan

menggunakan pelarut non-polar seperti eter, kedu asam dapat dipisahkan; garam arilamonium

terdapat pada lapisan air dan p-toluidin padaa lapisan eter. Untuk memperoleh p-nitrotoluena

kembali, garam arilamonium yaang berada padalapisan airdireaksikan dengan basa kuat , NaOH.

Reaksi Asilasi: Pembuatan Amida

Pembuatan amida dari amina primer dapat dilakukan dengan mereaksikannya dengan

turunan asam karboksilat seperti ester, asil halida dan asam anhidrida.

Sebagai contoh reaksi antara anilin dan asetat anhidrida menghasilkan asetanilida.

12 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

Page 13: AMINA (1)

Reaksi Asilasi pada senyawa amina primer, sekunder maupun tersier berlangsung melalui tahap-

tahap mekanisme berikut:

CH3 – C – O – C – CH3 + H2 N - CH3 – C – O – C – CH3

CH3 – C – O + H – NH – C – CH3 CH3 – C – O Na + NH – C – CH3 + H2O

Kedua contoh reaksi diatas terhadap amina dapat digolongkan kepada reaksi substitusi, yaitu atom

H pada Nitrogen dari amina diganti oleh gugus benzoil atau gugus asil.

Reaksi Sulfonasi : Pembuatan Sulfonamida

Reaksi sulfonasi antara senyawa amina dengan aril sulfonil klorida termsuk reaksi substitusi. Reaksi

secara umum dapat ditulis sbb :

13 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

O O O O

NH2

-

+

O

-O

NaOH - +

O O

asetanilida

Note : Pada persamaan reaksi diatas basa NaOH diperlukan untuk mengikat sisa asam yang ada.

S

O

O

Cl + RNH2 S N H R

O

O+ HCl

benzena sulfonil klorida Suatu sulfonamida

Page 14: AMINA (1)

Senyawa sulfonamida banyak mempunyai keaktifan biologik. Oleh karena itu senyawa ini banyak

disintesis sebagai bahan baki obat yang dikenal dengan obat sulfa. Obat sulfa antara lain dapat di

gunakan sebagai anti infeksi.

Diketahui struktur yang mempunyai keaktifa sebagai anti bakteri adalah sulfanilamida. Oleh karena

itu senyawa-senyawa yang diturunkan dari sulfanilamida diperkirakan dapat dijadikan sebagai obat.

Beberapa contoh senyawa turunan sulfanilamida adalah sbb:

a. Sulafanilamida

b. Sulfatiazol

c. Sulfametoksipiridazina

d. Sulfamerazina

Reaksi antara amina dan benzena sulfonil klorida dapat digunakan untuk membedakan antara amina

primer dengan amina sekunder atau amina tersier. Uji dengan cara seperti ini disebut Hinsberg.

Reaksi Amina dengan Asam Nitrit

Asam nitrit yang digunakan pada reaksi dengan amina biasanya yang masih baru yaitu dari hasil

reaksi antara nitrit dan HCl yang dijalankan sekaligus dalam satu proses reaksi dengan amina.

Kelakuan alkil amina dan aril amina bila direaksikan dengan asam nitrit memberikan karakteristik

yang berbeda.

a. Amina Primer

Amina primer aromatik dan alifatik bila bereaksi dengan asam nitrit akan menghasilkan garam

diazonium. Namun garam diazonium dari amina aromatik lebih stabil daripada amina alifatik.

Hal ini disebabkan karena pada aril diazonium terjadi delokalisasi dengan inti benzena. Garam

diazonium baik alkil ataupun aril mudah terurai menjadi alkohol dalam air. Reaksi natrium

nitrit dengan HCl (Nitrosasi) ialah sebagai berikut:

NaNO2 + HCl H – O – N = O : + NaCl

14 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

Natrium nitrit Asam nitrit

Page 15: AMINA (1)

b. Amina sekunder

Nitrosasi pada amina sekunder baik alifatik maupun aromatik menghasilkan nitrosamin.

Mekanisme untuk keduanya terjadi ialah sbb:

NH + N = O : N N – N = O

Untuk aril nitroso N akan terjadi penyusunan ulang dengan adanya asam menghasilkan p –

nitroso.

c. Amina tersier

Nitrosasi pada amina aromatik tersier berbeda dengan amina alifatik tersier. Pada nitroso amina

aromatik tersier berlangsung melalui mekanisme substitusi elektrofilik aromatik.

Nitrosasi pada amina alifatik tersier tidak dapat terjadi karena amina alifatik tersier tidak

mempunyai atom H yang dilepaskan.

15 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

R

R

+R

R

H

N = O :

-H+R

R

Senyawa N – nitros

NH

CH3

+ NO+

N NO

CH3

N

CH3

+ HCl NH2Cl-ON

CH3

NOeter

25o +

N

CH3

CH3

+ HONO = ON

CH3

CH3

N

H

O =

N

CH3

CH3

ON N

CH3

CH3

Senyawa N – nitros

p – nitroso – N, N – dimetil anilin

Page 16: AMINA (1)

Reaksi Amina dengan Aldehid dan Keton

Pada reaksi amina dengan aldehid atau keton, amina bertindak sebagai nukleofil, dengan adanya

asam sebagai katalis. Mekanismenya ialah sbb:

1.

2.

Berdasarkan dua persamaan diatas reaksi diatas dapat disimpulkan amina yang dapat bereaksi

dengan aldehid atau keton ialah amina yang bersifat asam atau amina yang dapat melepaskan proton

sehingga terbentuk anion yang dapat berfungsi sebagai nukleofil. Karena amina tersier tidak

16 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

RCH + R’NH2

Ӧ :

R –

R’NH2

:Ӧ:

+

-

R – C – H

R’NH

:ӦH

amina primer

cepat

H+

cepat

RCH – NHR’

:OH2 H2Olamba

tR – C = NHR’

+

H

H+

cepatRC = NR’

H imina

RCH2 CH

O

+ R2NHcepat

RCH – CH

HNR2

O

H+

CH2 C – H

OH

NR2

RCH2 – C – N R2

:ӦH

H

H+

RCH2 – C – N R2

H

OH2 H2Olamba

tRCH2 – C = N R2

H

R – C – C = N R2

H

H H

RCH = CH – N R

R

iminium enamina

Page 17: AMINA (1)

mempunyai atom H pada atom Nitrogen maka tidak dapat bereaksi dengan aldehid atau keton. Hal

ini disebabkan karena amina tersier bukanlah gugus masuk yang baik.

Reaksi Oksidasi Amina

Atom N pada amina dapat mengalami oksidasi disebabkan adanya sepasang elektron yang

menyendiri pada nitrogen tersebut. Oksidator yang digunakan adalah H2O2 (hidrogen peroksida)

atau asam perkarboksilat ( R – C – O – O – H ) yang dapat menghasilkan atom oksigen yang

mempunyai enam elektron. Contoh oksidasi amina dapat diperhatikan pada reaksi berikut :

1. Oksidasi amina primer

2. Oksidasi amina sekunder

3. Oksidasi amina tersier

17 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

O

CH3CH2NH2 CH3CH2 – N – H

[ : O : ]O

H

CH3CH2NH

OH

amina oksida N – etilhidroksil amina

CH3CH2

CH3CH2

N – H [ : O : ] CH3CH2

CH3CH2

N

O

H

CH3CH2

CH3CH2

N – OH

dietil amina oksida N, N – dietilhidroksil amina

CH3CH2

CH3CH2

CH3CH2 N[ : O : ]

CH3CH2

CH3CH2

CH3CH2 N – O

trietil amina oksida

CH3CH2

CH3CH2

N

O

CH2

H

CH2

dipanaskan CH3CH2

CH3CH2

N

OH

+ CH2CH2 = CH2CH2

N,N – dietil hidroksil amina

Page 18: AMINA (1)

Pada amina primer dan sekunder amina oksida sebagai zat antara dan dapat terjadi penataan ulang

menghasilkan hidroksilamina, pada amina tersier, amina oksida yang terjadi akan terurai

menghasilkan hidroksilamina dan alkena.

Eliminasi Hofmann

Eliminasi Hofmann adalah suatu reaksi eliminasi ammonium kuanterner hidroksida melalui

pemanasan dengan Ag2O (perak oksida). Pada eliminasi hofmann, pertama kali suatu amina

dimetilasi dengan metiliodida berlebihan untuk mensintesis ditambah Ag2O dalam air dan akan

dihasilkan ammonium kuaterner hidroksida, yang mana bila dipanaskan akan terjadi reaksi

eliminasi yaitu melepaskan aminanya dan dihasilkan senyawa alkena.

-Pembuatan Amina-

Pembuatan amina prinsipnya dapat dijalankan melalui substitusi nukleofilik, reaksi reaksi reduksi

dan reaksi penyusunan ulang.

I. Reaksi Substitusi

Pembuatan amina dengan cara substitusi melalui mekanisme SN2 antara amonia atau amina dengan

alkil halida primer atau sekunder. Ikatan yang baru terbentuk menunjukan bahwa atom N mengikat

gugus alkil dari alkil halida.

18 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

CH3(CH2)3CH2CH2NH2 + 3 CH3I CH3(CH2)3CH2CH2N(CH3)3I -

heksilimina heksiltrimetil ammonium iodida

CH3(CH2)3CH2CH2N(CH3)3OH - + AgI CH3(CH2)3CH = CH2 + N (CH3)3 + H2O1 – heksena ( 60 % )

CH3 I + NH3 CH3NH3I -

Metil ammonium iodida

CH3NH3I - + NaOH CH3NH2 + NaI + H2O

Metil Amina

Page 19: AMINA (1)

Kelemahan reaksi diatas ialah garam ammonium yang terjadi bereaksi dengan amonia atau amina

kembali secara setimbang. Amina yang terjadi dapat bertindak sebagai nukleofil atau yang dapat

bereaksi dengan metil iodida sehingga terbentuk amina sekunder dan seterusnya. Sehingga pada

hasil reaksi sering dijumpai campuran amina primer, sekunder, tersier dan kuarterner.

Alkilasi dapat juga terjadi pada amina aromatik, seperti berikut :

II. Pembuatan amina oleh reduksi

Metode ini biasa digunakan untuk menghasilkan amina aromatik karena gugus nitro mudah

direduksi baik dengan katalis maupun dengan pereduksi logam (besi, timah, seng) dan asam. Reaksi

berlangsung melalui nitrasi aromatik eletrofilik.

Amina sekunder dan tersier,terutama yang mengandung R yang berbeda dapat disintesis dari amida

seperti persamaan reaksi dibawah ini:

RCNH2 LiAlH4 RCH2NH2

H+, H2O amina primer

RCNHR LiAlH4 RCH2NHR

H+, H2O amin sekunder

19 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

CH3NH3I - + NH3 CH3NH2 + NH4I

CH3NH2 + CH3I (CH3)2NH2I

NH2

CH3Cl CH3Cl

NHCH3N (CH3)2

anilin N - metilanilin N, N - dimetilanilin

NO2CH3

H2 , Ni , kalor , tekanan

Atau SnCl2 , HCl atau

AlLiH4

CH3 NO2

p - nitrotoluena p - toluidin

O

O

Page 20: AMINA (1)

RCNHR2 LiAlH4 RCH2N

H+, H2O amin sekunder

Pada reduksi diatas gugus karbonil diubah menjadi CH2 sedangkan atom N tidak mengalami

perubahan. Oleh akrena itu hasil reduksi amida dapat berbentuk amina primer sekunder dan tersier

tergantung dari senyawa amida yang digunakan.

Nitril bila direduksi dapat menghasilkan amina. Pada reduksi nitril, amina yang dihasilkan

hanya amina primer dan reduksi dapat dilakukan dengan LiAlH4 atau secara katalitik.

R – C LiAlH4 RCH2NH2

H2 , Ni

Mekanismenya adalah sebagai berikut:

LiAlH4 Li+ + AlH4 -

AlH4_ :H - + AlH3

2 OH + 2 Li+ 2 LiOH

III. Pembuatan Amina Dari Penataan Ulang

Salah satu reaksi penataan ulang amina adalah dari amida yang disebut penataan ulang Hofmann.

Prinsip penataan ulang Hofmann adalah amida direaksikan dengan air brom (Br2) atau air klor (Cl2)

dalam larutan natrium hidroksida.

R – C + Br2 + 4 NaOH RNH2 + 2 NaBr

+ Na2CO + 2 H2O

Mekanisme reaksi penataan ulang Hofmann dapat ditulis sebagai berikut :

R – C + NaOH + Br R – C + NaBr + H2O

20 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

O R

R

O

NH2

O

NH2

O

N - Br

H

Page 21: AMINA (1)

RC - N - Br + NaOH R – C + NaBr

H

R – C RN C O 2 NaOH RNH2 + Na2 CO3

H2O

-Kegunaan Amina-a.    Sebagai katalisator

b.    Dimetil amina : pelarut, absorben gas alam, pencepat vulkanisasi, membuat sabun, dll.

c.    Trimetil amina : suatu penarik serangga.

Senyawa amina memiliki kegunaan yang luas dalam kehidupan yaitu dapat berguna sebagai

pencegah korosif,bakterisida,fungisida,bahan pemflotasi dan pengemulsi (Billenstein,1984).

Empat amin yang relative sederhana sangat penting dalam fungdi tubuh manusia. Mereka adalah

sekresi kelenjar adrenal epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (non adrenalin), dopamine dan

serotonin. Senyawa-senyawa tersebut berfungsi sebagai neurotransmitter ( pembawa pesan

kimiawi) antara sel-sel saraf. Epinefrin juga berfungsi sebagai hormone yang menstimulasi

pemecahan glikogen menjadi glukosa dalam otot ketika kadar cadangan glukosa

menurun.Epinefrin, norepinefrin dan dopamine juga dikenal sebagai katekolamin yang merupakan

turunan dari katekol (o-dihidroksibenzen).

21 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

O O

O

N:

N:

Gambar struktur Dopamine

Page 22: AMINA (1)

Defisiensi dari dopamine mengakibatkan penyakit Parkinson. Sel otak penderita Parkinson hanya

mengandung 5 hingga 15 persen dari konsentrasi normal dopamine. Pemberian dopamine tidak

menghentikan gejala penyakit ini karena dopamine dalam darah tidak bisa melewati dinding darah

dan otak. Sedangkan kekurangan serotonin dapat mengakibatkan depresi mental (Stroker, 1991)

Reagen yang mengandung nitrogen terkhususnya amin dan turunannya merupakan ekstraktan yang

efisien untuk beberapa logam golongan platinum dan digunakan secara meluas untuk teknologi dan

anlisa. Walaupun reagent tersebut sangat direkomendasikan aplikasinya dibatasi oleh beberapa

factor termasuk kelarutan ekstraktan dalam larutan berair dan ekstraksi zat yang tak dapat

dipisahkan dalam larutan asam dengan keasaman rendah. Pemilihan pelarut dan lainnya. Teknik

modern untuk ekstraksi logam platinum menghadirkan pendekatan rasional untuk memilih

ekstraktan dari sisi ketersediaanya dan selektivitas dan proses pengembangan untuk ekstraksi satu

tingkat untuk logam tertentu dan pemisahannya dari logam yang berhubungan (Khisamutdinov,

2006).

Amina sebagai Pelembut Pakaian

Turunan amina rantai panjang dalam hal ini garam kuraterner ammonium yang mengandung

setidaknya satu gugus amina rantai panjang bersifat larut dalam air dan aktif secara biologis.

Penambahan gugus amina rantai panjang membuatnya sulit larut dalam air namun tetap dapat

didispersikan dalam air. Penggunaan senyawa tersebut paling umum pada industri pelembut pakaian

dimana garam tersebut melekat pada permukaan pakaian dan memberi kesan lembuta terhadap

tangan (Reck, 1962).

Amina sebagai Anti Iritasi Pada Shampo

Turunan amina rantai panjang yaitu Stearil Dimetil Amin Oksida telah dilaporkan digunakan

sebagai anti iritasi pada shampo yang menggunakan bahan dasar natrium lauril sulfat dan zink

pyridinethion.Stearil dimetil amin oksida juga telah dilaporkan bertindak sebagai anti iritasi

terhadap shampo yang menggunakan garam lauril sulfat lain beserta turunannya seperti kalium

lauril sulfat atau natrium lauril eter sulfat dan juga garam alkil sulfat lainnya seperti gliseril alkil

sulfat dan alkil aril sulfat (Gerstein, 1977).

Amina Sebagai Pelumas

Pelumas digunakan pada kendaraan untuk memperkecil gesekan antara bagian yang bergerak pada

mesin mobil seperti keramik dan logam. Aditif yang digunakan pada umumnya adalah zink dialkil

22 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

Page 23: AMINA (1)

ditiofosfat (ZDDP) namun senyawa tersebut bmemberikan kontribusi besar terhadap emisi

partikulat sulfur dan fosfor ke udara serta menjadi racun katalis pada catalytic converter sehingga

perlu ditemukan penggantinya.Sebagai pengganti telah dilaporkan turunan senyawa oleilamina dan

stearilamina yang direaksikan dengan asam sitrat dan asam suksinat telah menunjukkan sifat

pelumas yang baik (Kocsis, 2010).

Amina sebagai Obat Parasit Leishmania

Formulasi lemak sebagai obat anti Leishmania telah dilaporkan sebagai terapi yang efektif serta

mengurangi efek racun dalam tubuh. Dalam hal ini, Liposom yang dicampurkan dengan

phosphatidylcoline (PC) dan stearilamina (SA) telah terbukti memiliki aktivitas anti protozoa secara

in vitro terhadap parasit Trypanosoma cruzi,Trypanosoma Brucei Gambiense dan secara in vivo

terhadap parasit Toxoplasma Gandii dan L Donovani (Banerjee, 2007).

23 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

Page 24: AMINA (1)

Bab III

Penutup

-Kesimpulan-

- Amina ialah senyawa organik yang boleh dikatakan sebagai turunan dari amonia (NH3).

- Penggolongan amina didasarkan pada berapa atom H pada amonia diganti dengan gugus

alkil atau aril. Senyawa amina dibedakan menurut :

Satu atom H amonia diganti gugus alkil disebut amina primer

Dua atom H amonia yang di ganti dengan gugus alkil disebut amina

sekunder

Tiga atom H amonia diganti dengan gugus alkil disebut amina tersier.

- Tata nama amina sederhana yang dikiuti dengan gugus alkil langsung dikiuti dengan nama

amina. Sedangkan menurut UIPAC, dimulai dari salah satu ujung rantai C terpanjang yang

paling dekat dengan gugus yang paling dekat dengan gugus substituen, dalam hal ini gugus

amina.

- Pada suhu kamar, alkilamina yang berbobot molekul rendah akan berwujud Gas atau cair.

Sedangkan Di- dan Tri- serta amina primer yang memiliki 3 – 10 atom C berwujud cair.

Amina yang lebih kecil jumlah atom C nya berwujud gas.

- Kebasaan Amina dipengaruhi oleh : Induksi dan Rosonansi

- Reaksi dalam amina meliputi : Reaksi Penggaraman, Asilasi, Sulfonasi, bereaksi dengan

asam nitrit, aldehid dan keton, serta reaksi oksidasi.

- Eliminasi Hofmann ialah eliminasi ammonium kuanterner hidroksida melalui pemanasan

dengan Ag2O (perak oksida)

- Pembuatan amina dilakukan dengan cara susbtitusi, reduksi, dan penataan ulang

- Fungsi amina sehari-hari selain dapat sebagai anti iritasi dan pelembut pakaian amina juga

berfungsi sebagai obat anti parasit Leishmania yaitu untuk mengurangi efek racun dalam

tubuh.

24 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013

Page 25: AMINA (1)

-Daftar Pustaka-

- buku kuning lupa namanya

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29033/4/

Chapter%20II.pdf

25 | Kimia Organik – Amina, Teknik Kimia UII 2013