rariantimath.files.wordpress.com … · web viewtugas mata kuliah matematika industri. laporan...
Post on 19-Jan-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH MATEMATIKA INDUSTRI
LAPORAN PEMELIHARAAN AYAM BROILER&
MENGHITUNG VOLUME PRISMA
OLEH:
RIRIN ARIANTINIM. G2 I1 14 026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITIAS HALU OLEO
KENDARI2015
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi meningkatnya
jumlah pengangguran. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagaian besar
kegiatan wirausaha juga sangat membantu usaha-usaha dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Permintaan produksi peternakan mengalami peningkatan sejalan dengan
meningkatnya pendapatan masyarakat dan kesadaran gizi masyarakat. Pangan
produk peternakan terutama daging, telur dan susu merupakan komoditas pangan
hewani yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan.
Usaha dan pengembangan subsektor peternakan saat ini menunjukan prospek yang
sangat cerah dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan
ekonomi masyarakat.
Pembangunan di bidang peternakan diarahkan untuk mengembangkan
peternakan yang maju dan efisien. Sebagai penunjang kebutuhan protein hewani
yang merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia perlu di usahakan
produktifitas yang maksimal, sehingga dapat meningkatkan pendapatan
peternak. Dalam upaya pemenuhan protein hewani dan peningkatan pendapatan
peternak, maka pemerintah dan peternak telah berupaya mendayagunakan sebagian
besar sumber komoditi ternak yang dikembangkan, diantaranya adalah
ayam pedaging (broiler).
Ayam broiler atau yang disebut juga ayam ras pedaging (broiler) adalah
jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya
produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Ayam broiler
merupakan ternak yang paling ekonomis bila dibandingkan dengan ternak lain,
kelebihan yang dimiliki adalah kecepatan pertambahan/produksi daging dalam
waktu yang relatif cepat dan singkat atau sekitar 4 - 5 minggu produksi daging
sudah dapat dipasarkan atau dikonsumsi.
2
Pelaku usaha ternak ayam ras pedaging yang sebagian besar berbentuk
peternakan rakyat, pada umumnya kelemahan utama di dalam usahanya terletak
pada bidang permodalan ralatif kecil, kurangnya kemampuan manajemen
pemeliharaan, harga pakan relatif tinggi sedangkan kebutuhan ayam ras pedaging
cukup besar berkisar antara 60% sampai 70% dari biaya produksi. Salah satu cara
terbaik yang dapat dianjurkan dalam pengembangan agribisnis peternakan ayam ras
pedaging adalah menerapkan sistem koordinasi vertikal dengan pola kemitraan.
Secara teoritis kemitraan merupakan suatu cara pengorganisasian produksi yang
bertujuan memanfaatkan keunggulan perusahaan besar sebagai pemilik modal yang
lebih menekankan pada pemerataan. Pola kemitraan dapat digunakan untuk
mengatasi berbagai macam kekurangan yang dihadapi oleh peternak rakyat.
Program pengembangan kemitraan merupakan salah satu kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi ternak dan daging.
Dalam laporan ini penyusun membahas tentang data deplesi ayam broiler,
pembibitan ayam broiler dan pemeliharaan kesehatan ayam broiler dari segi OVK
(Obat, Vitamin, Vaksin) dengan menggunakan data Terima DOC, data Deplesi,
dan data Terima OVK dari Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler oleh
peternak bermitra dengan PT CIOMAS ADISATWA.
B. Manfaat
Manfaat pengamatan data Terima DOC ,data Deplesi dan data Terima
OVK dari Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler oleh peternak bermitra
dengan PT CIOMAS ADISATWA sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui cara pemilihan bibit ayam broiler (DOC = Day Old
Chiken) berkualitas baik.
2. Dapat mengetahui OVK (Obat, Vitamin, Vaksin) yang baik untuk
peternakan ayam broiler.
3. Dapat mengetahui cara menghitung persentase kumulatif deplesi peternakan
ayam broiler.
3
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Ayam Broiler
Ayam broiler di Indonesia baru dikenal menjelang periode 1980-an,
sekalipun galur murninya sudah diketahui pada tahun 1960-an. Akan tetapi, ayam
broiler komersial seperti sekarang ini baru populer pada tahun 1980-an (Rasyaf,
2001). Ayam broiler merupakan suatu ternak unggas hasil dari budidaya yang
bersifat ekonomis dengan pertumbuhan yang cukup cepat dalam menghasilkan
daging yang siap potong dengan lama budidaya yang relatif singkat, baik jenis
jantan atau pun betina (Kanisius, 1986).
Menurut Rasyaf (1999) ayam broiler merupakan ayam pedaging yang
mengalami pertumbuhan pesat pada umur 1 – 5 minggu. Selanjutnya dijelaskan
bahwa ayam broiler yang berumur 6 minggu sudah sama besarnya dengan ayam
kampung dewasa yang dipelihara selama 8 bulan. Keunggulan ayam broiler
tersebut didukung oleh sifat genetic dan keadaan lingkungan yang meliputi
makanan, temperature lingkungan dan pemeliharaan. Pada umumnya di Indonasia
ayam broiler sudah dipasarkan pada umur 5- 6 minggu dengan berat 1,3 – 1,6 kg
walaupun laju pertumbuhannya belum maksimum, karena ayam broiler yang sudah
berat sulit dijual (Rasyaf, 1999).
B. Manajemen Pemeliharaan
1. Persiapan Ternak Broiler
Persiapan yang baik merupakan modal pertama yang harus dimiliki
sebelum mendatangkan bibit ayam broiler yang akan dipelihara. Tersedianya saran
yang lengkap akan memudahkan dalam pengelolaan secara baik dan sempurna.
Persiapan yang diperlukan antara lain yaitu tersedianya boks atau kandang DOC,
boks ini diletakkan di atas lantai kandang, tirai plastik dipasang pada keempat sisi
boks, lampu pemanas digantung 15 cm dari lantai boks, termometer untuk
mengontrol panas bisa digantung atau diikat pada kandang (Murtidjo, 1987).
4
Pemeliharaan saat DOC tiba merupakan awal dari pemeliharaan
selanjutnya. DOC yang baru datang biasanya mengalami stress dan kemunduran
kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum dilakukan setelah DOC beristirahat
kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan pertama kali biasanya diberi
tambahan gula jawa sebagai suplai energi. Pemberian air harus ad libitum
(berlebih) dan ditempatkan secara merata disekitar sumber pemanas. Kandang
DOC harus diberi pemanas karena pada umumnya sistem kekebalan tubuh DOC
belum stabil dalam fungsinya. Pada keesokan harinya, air minum di tambah
suplemen (vitamin) dan ransum pakan yang diberikan untuk DOC harus
mengandung kadar protein 23% dan metabolisme energi (ME) 2000-3000 kcal.
2. Periode Starter
Periode starter ayam pedaging (umur 0-21 hari) merupakan masa
pertumbuhan awal bagi ayam pedaging, untuk beradaptasi dengan lingkungan
kandang yang baru. Menurut Rasyaf (2008) pemilihan DOC dilihat dari :
1) induk yang sehat, agar tidak membawa penyakit bawaan,
2) anak ayam berdasarkan ukuran atau bobot yang sama,
3) matanya cerah atau bercahaya aktif,
4) tidak cacat secara fisik,
5) tidak ada lekatan tinja di duburnya.
Pemilihan bibit yang baik merupakan awal dari penanganan awal DOC
saat datang di kandang yaitu; kandang dibersihkan dengan fumigasi, kandang yang
dilengkapi dengan pemanas buatan (broooder) sebagai pengganti induk, pemanas
harus dinyalakan terlebih dahulu ± 15 menit sebelum DOC datang. DOC di
keluarkan dari kotak untuk di pindah ke brooder, dan diberi minum air gula aren
dan vitamin, dengan tujuan untuk memulihkan tenaga yang terbuang pada waktu
perjalanan, setelah semua DOC dipastikan minum, baru di kasih pakan. Vitamin
dan mineral bertujuan untuk mengurangi cekaman dan membantu memulihkan
kesegaran anak ayam.
5
Pakan yang diberikan berupa pakan jadi bentuk pakan yaitu crumble.
Pakan bentuk crumbel adalah bentuk fisik ransum berupa pecahan, dapat
menghasilkan berat badan lebih besar dibandingkan tepung komplit.
Penggunaan alas liter dari sekam padi sesuai dengan pendapat yang
mengatakan bahwa untuk daerah dingin ketebalan alas litter tidak lebih dari 8 cm,
sedangkan untuk daerah panas ketebalan alas litternya tidak lebih dari 5 cm.
Penggunaan alas litter yaitu untuk,
1) kemungkinan ayam lepuh dada lebih sedikit,
2) ayam broiler relatif lebih tahan,
3) pengelolaan lebih mudah (Rasyaf, 2008).
Awal pemeliharan semua anak ayam ditempatkan dalam 1 kandang,
kandang yang lain dibiarkan kosong, dengan alasan supaya suhu ruangan lebih
hangat dan mudah dalam pengawasan, pada umur 17 hari dilakukan pemindahan
ayam kekandang lain, karena ruangan sudah penuh (padat). Program pemanas
dilakukan sampai umur 21 hari (3 minggu). Fase brooding dimulai pada umur 1 -
21 hari.
Suhu ruangan 28 – 31oC dan kelembaban 55 – 60 % sehingga hampir
sama dengan kondisi bersama induknya. Menurut Rasyaf (2008) mengatakan
bahwa ayam broiler dapat tumbuh secara optimal 19 – 21oC.
3. Periode Finisher
Periode Finisher adalah periode akhir dimana ayam siap di panen berkisar
5 – 7 minggu, diharapkan berat badan ayam tidak terlalu berat dan tidak terlalu
ringan (Rasyaf, 2008). Ayam umur 22 hari sudah tidak menggunakan pemanas,
hanya untuk menyiasati suhu kandang yang dingin pada waktu malam hari atau
waktu cuaca dingin maka tirai samping harus ditutup rapat. Umur 25 hari bobot
badan diperkirakan sudah mencapai 1 kg/ekor.
Angka mortalitas tinggi ketika memasuki periode finisher, hal ini
dikarenakan ayam mengalami stres, akibat pemanas yang tidak lagi diberikan dan
sekam padi sebagai alas sudah di turunkan, sehingga ayam harus beradaptasi lagi
dengan kondisi yang baru. Hal ini diketahui dari pemeriksaan terhadap ayam yang
6
mati, tidak ada tanda-tanda ayam sakit, namun di ketahui temboloknya kosong
( ayam tidak mau makan karena stres).
C. Pencegahan Penyakit dan Vaksin
Vaksin merupakan sediaan biologik yang mengandung mikroorganisme
yang telah dilemahkan (vaksin aktif) atau dimatikan (vaksin inaktif) yang
diformulasikan sedemikian rupa untuk digunakan sebagai infeksi buatan.Peranan
vaksin ini ialah merangsang pembentukan antibodi.
Berdasarkan jenis antigennya, vaksin dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu vaksin viral, bakterial dan protozoa.Vaksin viral lebih banyak dikembangkan
dibandingkan vaksin bakterial maupun protozoa.Salah satu alasannya ialah
serangan penyakit viral tidak bisa diatasi dengan pemberian obat
sedangkan outbreak penyakit bakterial dan protozoa relatif bisa dikendalikan
dengan pemberian obat atau antibiotik. Virus yang telah menginfeksi ke dalam
tubuh akan masuk ke dalam sel sehingga pemberian obat tidak efektif untuk
membunuh virus tersebut. Vaksinasilah yang berfungsi menstimulasi pembentukan
titer antibodi yang berperan mem-blok lalu menghancurkan virus sebelum masuk
ke dalam sel. Pemberian obat pada saat serangan penyakit viral tetap diperlukan
guna mencegah atau mengatasi infeksi sekunder oleh bakteri. Vaksin yang
diberikan pada ayam akan menstimulasi pembentukan antibodi yang berperan
mem-blok infeksi virus ke dalam sel tubuh ayam.
Selain itu vaksin juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu vaksin aktif
dan vaksin inaktif. Vaksin aktif adalah vaksin yang mikroorganismenya masih aktif
atau masih hidup. Biasanya vaksin aktif berbentuk sediaan kering beku, contoh:
MEDIVAC ND LA SOTA, MEDIVAC ND-IB dan MEDIVAC GUMBORO A.
Vaksin inaktif adalah vaksin yang mikroorganismenya telah dimatikan. Biasanya
berbentuk sediaan emulsi atau suspensi, contoh: MEDIVAC ND-EDS
EMULSION, MEDIVAC CORYZA B.
7
Pelaksanaan Kegiatan vaksinasi dapat dilakukan dengan cara membagi
ayam menjadi 2 kelompok besar dalam sekatan. Ayam kemudian digiring ke dalam
2 sekatan yang terbentuk. Vaksinasi dilakukan mulai dari pen terakhir hingga pen
pertama. Ayam yang telah divaksinasi diletakan diluar sekatan hingga
kemungkinan terjadinya pengulangan vaksinasi dapat diminimalisir.
Pemberian vaksin dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti tetes
mata, hidung, mulut (cekok), atau melalui air minum. Vaksinasi harus dilakukan
dengan benar sehingga tidak menyakiti, unggas dan mempercepat proses vaksinasi,
dan tidak meninggalkan sisa sampah dari peralatan vaksinasi seperti suntikan,
sarung tangan, masker maupun sisa vaksin yang digunakan (botol vaksin). Unggas
yang divaksin harus benar- benar dalam keadaan sehat tidak dalam kondisi sakit
maupun stress sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal dan tidak terjadi
kematian dalam proses vaksinasi. Tata cara vaksinasi harus ditempat yang teduh,
bersih, vaksin tidak dalam kondisi sakit maupun stress sehingga tidak merusak
vaksin. Program vaksinasi untuk unggas, harus disesuaikan dengan umur dari
unggas tersebut dan harus berhati-hati dalam memvaksin karena sangat sensitif
terhadap jarum suntik dan dapat menimbulkan stress dan kematian mendadak.
8
BAB IIIHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
Tabel 1. Data Terima DOC Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler Oleh Peternak Bermitra Dengan PT CIOMAS ADISATWA
TGL NO SJ NAMA BARANG JML BOX7/08/2015 DOC MB 202 30
Keterangan:DOC : (Day Old Chiken) bibit ayam broilerTGL : Tanggal penerimaan bibit oleh peternak dari perusahaanNO SJ :
Diketahui bahwa peternak menerima 3.000 ekor DOC. Jadi, setiap box DOC berisi 100 ekor bibit ayam broiler.
Tabel 2a. Data Deplesi Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler Oleh Peternak Bermitra Dengan PT CIOMAS ADISATWA
TGL AGE
DEPLESIACTUAL STD
MATI AFKIR JUML CUM% CUM%0 14
08/08/2015 1 5 2 0.10
09/08/2015 2 2 10 0.20
10/08/2015 3 5 - 0.30
11/08/2015 4 13 2 0.40
12/08/2015 5 7 8 0.50
13/08/2015 6 7 5 0.60
14/08/2015 7 7 1 0.70
15/08/2015 8 8 4 0.78
9
16/08/2015 9 10 5 0.86
17/08/2015
10 14 1 0.94
18/08/2015
11 6 8 1.02
19/08/2015
12 7 - 1.10
20/08/2015
13 6 - 1.18
21/08/2015
14 7 5 1.26
22/08/2015
15 9 4 1.32
23/08/2015
16 11 5 1.38
24/08/2015
17 10 - 1.44
25/08/2015
18 12 - 1.50
26/08/2015
19 4 4 1.56
27/08/2015
20 4 - 1.62
28/08/2015
21 3 10 1.68
29/08/2015
22 4 - 1.73
30/08/2015
23 12 - 1.78
31/08/2015
24 5 5 1.83
01/09/2015
25 5 5 1.88
02/09/2015
26 7 - 1.93
03/09/2015
27 7 5 1.98
04/09/2015
28 8 4 2.03
10
05/09/2015 29 7 4 2.08
06/09/2015 30 6 3 2.13
07/09/2015 31 8 - 2.18
08/09/2015 32 8 2 2.23
09/09/2015 33 10 - 2.28
10/09/2015 34 10 1 2.33
11/09/2015 35 12 2 2.38
12/09/2015 36 11 4 2.43
Keterangan :TGL : TanggalAGE : Umur ayam broiler di kandangDEPLESI : Penyusutan jumlah ayam broilerACTUAL : Data nyata deplesiSTD : Standar deplesi yang dapat diterima perusahaanMATI : Ayam broiler yang matiAFKIR : Ayam broiler yang sakitJML : Jumlah ayam broiler yang mati ditambah ayam broiler afkirCUM % : Persentase kumulatif deplesi
Tabel 2a tidak lengkap sehingga penyusun harus melengkapinya terlebih
dahulu agar pembahasan pada laporan ini maksimal. Tabel 2a adalah tabel deplesi
dimana kolom ACTUAL JML dan ACTUAL CUM % belum dilengkapi. Kolom
ACTUAL JML berisi jumlah ayam broiler yang mati dan afkir. Kolom ACTUAL
CUM % berisi persentase kumulatif deplesi dimana perhitungannya adalah
ACTUAL JML dibagi jumlah keseluruhan ayam broiler kemudian dikali 100%.
Jadi, berikut data lengkap Tabel 2a.
Tabel 2b. Data Lengkap Deplesi Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler Oleh Peternak Bermitra Dengan PT CIOMAS ADISATWA
TGL AGE DEPLESI
11
ACTUAL STDMATI AFKIR JUML CUM% CUM%
0 14 1408/08/2015 1 5 2 7 0,23 0.1009/08/2015 2 2 10 12 0,40 0.2010/08/2015 3 5 5 0,16 0.3011/08/2015 4 13 2 15 0,50 0.4012/08/2015 5 7 8 15 0,50 0.5013/08/2015 6 7 5 12 0,40 0.6014/08/2015 7 7 1 8 0,26 0.7015/08/2015 8 8 4 12 0,40 0.7816/08/2015 9 10 5 15 0,50 0.8617/08/2015 10 14 1 15 0,50 0.9418/08/2015 11 6 8 14 0,46 1.0219/08/2015 12 7 7 0,23 1.1020/08/2015 13 6 6 0,20 1.1821/08/2015 14 7 5 12 0,40 1.2622/08/2015 15 9 4 13 0,43 1.3223/08/2015 16 11 5 16 0,53 1.3824/08/2015 17 10 10 0,33 1.4425/08/2015 18 12 12 0,40 1.5026/08/2015 19 4 4 8 0,26 1.5627/08/2015 20 4 4 0,13 1.6228/08/2015 21 3 10 13 0,43 1.6829/08/2015 22 4 4 0,13 1.7330/08/2015 23 12 12 0,40 1.7831/08/2015 24 5 5 10 0,33 1.8301/09/2015 25 5 5 10 0,33 1.8802/09/2015 26 7 7 0,23 1.9303/09/2015 27 7 5 12 0,40 1.9804/09/2015 28 8 4 12 0,40 2.0305/09/2015 29 7 4 11 0,36 2.0806/09/2015 30 6 3 9 0,30 2.1307/09/2015 31 8 8 0,26 2.1808/09/2015 32 8 2 10 0,33 2.2309/09/2015 33 10 10 0,33 2.2810/09/2015 34 10 1 11 0,36 2.3311/09/2015 35 12 2 14 0,46 2.3812/09/2015 36 11 4 15 0,50 2.43
Total 291 109 400
12
Data baru yang diperoleh antara lain:Jumlah ayam broiler yang mati (M) = 291 ekorJumlah ayam broiler yang afkir (A) = 109 ekorJumlah ayam broiler yang mati dan afkir (JUM) = 400 ekor
Persentase deplesi maksimum = (M + A)
3000×100 %=(291+109)
3000× 100 %=13,33%
Tabel 3. Data Terima OVK Laporan Harian Pemeliharaan Ayam Broiler Oleh Peternak Bermitra Dengan PT CIOMAS ADISATWA
TGL NO SJ NAMA BARANG JML10/08/2015 SORBITOL 4 Kg20/08/2015 VAKSIMUM 130 324/08/2015 VAKSIMUN CLONE 1B 3
Keterangan :OVK : (Obat, Vitamin, Vaksin)TGL : Tanggal penerimaan bibit oleh peternak dari perusahaanNO SJ :
B. Pembahasan
Data yang penyusun peroleh adalah data perternakan ayam broiler dimana
peternak bermitra dengan PT CIOMAS ADISATWA. PT CIOMAS ADISATWA
sebagai investor atau pemodal memberikan bibit ayam broiler /DOC, OVK (Obat,
Vitamin, Vaksin), dan pakan. Dalam laporan ini penyusun hanya akan membahas
tentang bibit ayam broiler, data deplesi ayam broiler dan OVK (Obat, Vitamin,
Vaksin).
1. Pembibitan
Salah satu kunci utama peternakan ayam broiler adalah dengan memilih
DOC (Day Old Chicken) atau bibit ayam yang berkualitas. Bibit/DOC memiliki
kontribusi yang cukup besar dalam usaha peternakan ayam broiler yaitu sekitar
30% sampai 40%.
Pemeliharaan saat DOC tiba merupakan awal dari pemeliharaan
selanjutnya. DOC yang baru datang biasanya mengalami stress dan kemunduran
kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum dilakukan setelah DOC beristirahat
13
kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan pertama kali diberi tambahan gula
jawa sebagia suplay energi. Kandang DOC harus diberi pemanas karena umumnya
sistem kekebalan tubuh DOC belum stabil. Keesokan harinya air minum ditambah
suplemen (vitamin).
Dari data hasil pengamatan yaitu pada Tabel 1 diketahui bahwa peternak
menerima DOC MB 202 sebanyak 30 box dimana setiap box berisi 100 ekor bibit,
jadi total DOC yang diterima adalah 3.000 ekor.
2. Deplesi Ayam Broiler
Deplesi ayam broiler merupakan penyusutan populasi ayam broiler baik
itu karena mati maupun afkir. Persentase kumulatif deplesi menunjukan tingkat
penyusutan populasi ayam broiler.
Dari Tabel 2b, diketahui bahwa total ayam broiler yang ACTUAL MATI
sebanyak 291 ekor , ACTUAL AFKIR sebanyak 109 ekor, jumlah ayam broiler
yang mati ditambah afkir sebanyak 400 ekor, sehingga persentase kumulatif deplesi
maksimumnya adalah 13,33%. Pada hari penerimaan DOC yaitu umur 0 hari
(belum masuk kandang) 14 ekor bibit ayam broiler mati. Hal ini sangat merugikan
peternak karena DOC yang diterima tidak utuh. Hal ini menjadi salah penyebab
tingginya persentase kumulatif deplesi.
Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa tingkat kematian tertinggi ayam
broiler yaitu pada umur 10 hari, sedangkan tingkat kematian ayam broiler terendah
yaitu pada umur 2 hari. Tingkat afkir tertinggi yaitu pada umur 2 hari. Dari 36 hari
pemeliharaan, hanya ada 11 hari dimana ayam broiler tidak ada yang afkir.
Dari Gambar 2 dapat diketahui bahwa persentase kumulatif nyata
(ACTUAL CUM%) ayam broiler umur 1 hari (0,23%), 2 hari (0,40%), dan 4 hari
(0,50%) melebihi standar persentase kumulatif dari pihak perusahaan PT CIOMAS
ADISATWA, yaitu seharusnya hari pertama 0,10% , hari kedua 0,20%, dan hari
keempat 0,40%.
3. OVK (Obat, Vitamin, Vaksin)
14
Vaksin adalah mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah dilemahkan
atau dimatikan dan mempunyai sifat immunogenik. Immunogenik artinya dapat
merangsang pembentukan kekebalan. Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin
ke dalam tubuh ternak dengan tujuan supaya ternak tersebut kebal terhadap
penyakit yang disebabkan organisme tersebut.
Pemberian vaksin dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti tetes mata,
hidung, mulut (cekok), atau melalui air minum. Vaksinasi harus dilakukan dengan
benar sehingga tidak menyakiti, unggas dan mempercepat proses vaksinasi, dan
tidak meninggalkan sisa sampah dari peralatan vaksinasi seperti suntikan, sarung
tangan, masker maupun sisa vaksin yang digunakan (botol vaksin). Unggas yang
divaksin harus benar- benar dalam keadaan sehat tidak dalam kondisi sakit maupun
stress sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal dan tidak terjadi kematian
dalam proses vaksinasi. Tata cara vaksinasi harus ditempat yang teduh, bersih,
vaksin tidak dalam kondisi sakit maupun stress sehingga tidak merusak vaksin.
Program vaksinasi untuk unggas, harus disesuaikan dengan umur dari unggas
tersebut dan harus berhati-hati dalam memvaksin karena sangat sensitif terhadap
jarum suntik dan dapat menimbulkan stress dan kematian mendadak.
Dari Tabel 3, diketahui bahwa peternak menerima OVK (Obat, Vitamin,
Vaksin) dari PT CIOMAS ADISATWA yaitu pada tanggal 10 Agustus 2015
barang yang diterima adalah SORBITOL sebanyak 4 kg, pada tanggal 20 Agustus
2015 barang yang diterima adalah VAKSIMUN 130 sebanyak 3 kg, dan pada
taggal 24 Agustus 2015 barang yang diterima adalah VAKSIMUN CLONE
sebanyak 3 kg.
15
BAB IVPENUTUP
A. Kesimpulan
Ayam merupakan salah satu ternak yang potensial di daerah kita,dilihat
dari segi konsumsi masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan daging dan telur
ayam sangat tinggi karena hampir setiap hari dikonsumsi,sehingga beternak ayam
adalah salah satu peluang bisnis yang sangat menguntungkan. Ayam broiler atau
yang disebut juga ayam ras pedaging (broiler) adalah jenis ras unggulan hasil
persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi,
terutama dalam memproduksi daging ayam.
Bibit/DOC memiliki kontribusi yang cukup besar dalam usaha peternakan
ayam broiler yaitu sekitar 30% sampai 40%. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan bibit ayam, diantaranya adalah pakan yang sesuai
kebutuhan, lokasi yang ideal untuk lokasi peternakan, temperatur udara dan
terbebas dari penyakit.
Deplesi ayam broiler merupakan penyusutan populasi ayam broiler baik
itu karena mati maupun afkir. Persentase kumulatif deplesi menunjukan tingkat
penyusutan populasi ayam broiler. Dari data hasil pengamatan diketahui bahwa
total ayam broiler yang ACTUAL MATI sebanyak 291 ekor , ACTUAL AFKIR
sebanyak 109 ekor, jumlah ayam broiler yang mati ditambah afkir sebanyak 400
ekor, sehingga persentase kumulatif deplesi maksimumnya adalah 13,33%.
Vaksin adalah mikroorganisme penyebab penyakit yang sudah dilemahkan
atau dimatikan dan mempunyai sifat immunogenik. Immunogenik artinya dapat
merangsang pembentukan kekebalan. Vaksinasi adalah proses memasukkan vaksin
ke dalam tubuh ternak dengan tujuan supaya ternak tersebut kebal terhadap
penyakit yang disebabkan organisme tersebut.
16
B. Saran
1. Kepada perusahaan pemodal hendaknya dapat menyediakan DOC yang
berkualitas baik sehingga menurunkan tingkat deplesi ternak ayam broiler.
2. Kepada peternak hendaknya dapat memelihara kesehatan ternaknya dalam hal
ini ayam broiler agar dapat menurunkan tingkat kematian dan afkir sehingga
mendapatkan keuntungan yang maksimum.
3. Kepada masyarakat, peternakan ayam broiler adalah usaha yang patut dicoba
dan dikembangkan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. DOC Ayam Broiler Kualitas Baik. http://budidayausaha.blogspot.co.id/2013/02/menghasilkan-doc-ayam-broiler-kualitas-baik.html. Diakses tanggal 8 November 2015.
Anonim. 2013. PANDUAN TEKNIS BUDIDAYA PETERNAKAN/PANDUAN CARA BUDIDAYA AYAM PEDAGING BROILER. http://www.produknaturalnusantara.com/panduan-teknis-budidaya-peternakan/panduan-cara-budidaya-ayam-pedaging-broiler/. Diakses tanggal 8 November 2015.
Anonim. 2014. Memulai Bisnis Peternakan Ayam. http://suksesbisnisusaha.com/usaha-peternakan/memulai-bisnis-peternakan-ayam. Diakses tanggal 8 November 2015.
Anonim. 2014. Tips Memilih DOC Bibit Broiler Yang Baik. http://ayambroiler.com/tips-memilih-doc-bibit-broiler-yang-baik/. Diakses tanggal 8 November 2015.
Anonim. 2015. Ayam Broiler. https://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_broiler#Jenis_usaha_ayam_broiler. Diakses tanggal 8 November 2015.
Ginting, Kartiani. 2013. Manejemen Peternakan Ayam Broiler. http://kartianiginting.blogspot.co.id/2013/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html. Diakses tanggal 8 November 2015.
Yunusuney, M. 2013. Laporan Praktikum Pemeliharaan Ternak Ayam Broiler. https://www.academia.edu/9278304/laporan_praktikum_pemeliharaan_ternak_ayam_broiler. Diakses tanggal 8 November 2015.
18
top related