115726295 api ii fase kerja
Post on 12-Jul-2016
8 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan
komunikasi
: I Made Eka Santosa
: 1 April 1999
: Pkl. 16.00 - 16.20 WIB (20 Menit)
: Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta
: Tn.O.T.B.
: II (Fase Kerja)
: Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang
: Penampilan kurang rapi, pasien merokok, menunduk.
: 1. Klien dapat menyebutkan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
2. Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan
KOMUNIKASI VERBALKOMUNIKASI NON
VERBAL
ANALISA BERPUSAT
PADA PERAWAT
ANALISA BERPUSAT
PADA KLIENRASIONAL
P : Selamat sore Pak Ong,
masih ingat dengan saya ?
P: Memandang K dan
tersenyum
K: Ekpresi datar
P : Ingin membuka
percakapan dengan klien dan
berharap K ingat pada P
K mencoba mengingat-ingat
P
Salam merupakan kalimat
pembuka untuk memulai
suatu percakapan sehingga
dapat terjalin rasa percaya.
Mencoba mengingatkan
K : Sore, ingat! Muchlis kan!
K: Ekpresi datar
P: Memandang K
P merasa kecewa karena K
tidak ingat pada P K mengira P temannya
pasien pada perawat
merupakan upaya untuk
mengetahui daya ingat
pasien.
P : Wah, Bapak Ong lupa
ya? Nama saya Made, saya
yang minggu lalu ngobrol
dengan Bapak!
K : (diam)
P : Menepuk bahu K,
touching hand.
K : Memandang P lama
P berusaha mengingatkan K K masih mencoba
mengingat-ingat P
Touching hand berguna
menjalin rasa aman klien
P : Ini nama saya, bisa baca
kan? Nah, nama saya siapa?
K : Made !!
P : Menunjukkan papan
nama pada K
K : Mengeja nama P
K : Tersenyum dan menepuk
kepalanya
P : Tersenyum
P merasa bahwa K harus
diberikan petunjuk untuk
mengingat P
P senang karena K masih
ingat pada P walaupun masih
samar-samar
K ingat nama P melalui
bantuan papan nama
K merasa senang karena bisa
mengingat P
Alat bantu untuk mengingat
diperlukan pada pasien yang
sudah mengalami demensia
P : Nah, Bapak ingat nggak
saya ini siapa?
P : Memandang P dan
tersenyum
K : Memandang P lalu
P ingin lebih meyakinkan K
apakah K masih ingat pada P
K mulai ingat peristiwa
minggu lalu
Dengan klien mengenal
perawat maka akan
memudahkan proses
K : Made, pak mantri !
menunduk
K : Memandang P dan
menyalami P
K : Menjabat tangan K
P merasa senang karena K
berhasil mengingat P
K senang karena ingat pada P
interaksi
P : Pak Ong, seperti yang
janji kita minggu lalu,
sekarang kita ngobrol
tentang Bapak. Bapak
bersedia ngobrol dengan
saya?
K : Ya, bersedia.
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Melihat ke arah P dan
menjawab singkat lalu
menunduk lagi
P : Memandang K
P mengingatkan kontrak
dengan K
P senang walaupun jawaban
singkat dan respon K belum
menunjukkan ketertarikan
K mencoba mengingat
kontrak yang sudah
disepakati
K tertarik untuk ngobrol
dengan P
Setiap interaksi harus
berdasarkan kontrak yang
telah dibuat dan klien selalu
harus diingatkan pada kontak
yang telah disepakati untuk
memudahkan serta
mengarahkan proses
interaksi
P : Pak Ong, bagaimana
keadaan bapak sekarang ?
K : Pusing-pusing, kepala
Ong kambuh!
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menunduk
K : Menoleh ke P dan
menepuk-nepuk kepalanya
P : Memperhatikan K
P mencoba memberikan
perhatian pada keadaan K
P bertanya-tanya tentang apa
yang dirasakan oleh K
K mulai merasa bahwa P
datang untuk membantu K
K mencoba menggambarkan
pada P tentang keadaannya
sekarang
Perhatian pada keadaan klien
dapat meningkatkan rasa
percaya klien kepada perawat
P : Pusing-pusingnya karena
apa Pak Ong?
K : Saraf-saraf, bingung
mikirin duit buat anak-anak.
P : Memandang K
K : Menunduk dan berpikir
K : Menoleh ke P menghisap
rokoknya
P : Memperhatikan K
P berusaha menggali keluhan
K
P menemukan data adanya
flight of ideas
K berpikir dan mengingat-
ingat
K berpikir tentang perannya
sebagai orangtua
Tehnik ekplorasi digunakan
untuk menggali data lebih
jauh tentang keadaan klien
P : Nah kalau sudah pusing
begitu, apa yang biasanya
pak Ong lakukan?
K : Yach, diam saja.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menghisap rokok dan
melemparkannya karena
sudah habis
K : Bicara tanpa menoleh P
P : Memandang K
P mulai mengkaji kebiasaan
klien dalam menghadapi
masalah
P berpikir apa kira-kira yang
bisa dilakukan klien selain
diam
K berpikir dan berusaha
mengingat
K membayangkan
kebiasaannya bila mulai
“pusing”
Ekplorasi ditujukan untuk
menggali aspek positif klien
P : Kalau diam pusingnya
hilang?
P : Menunjukkan perhatian
K : Menunduk sambil
P berharap K dapat
mengidentifikasi cara
K berusaha mengingat Pertanyaan menggali untuk
menemukan data dari klien
K : Nggak?
memandang kakinya
K : Masih menunduk
P : Memperhatikan
mengatasi masalah pada K
P senang karena mendapat
data sebagai dasar untuk
menggali aspek positif klien
K menjawab dengan
sekedarnya
P : Kira-kira apa lagi yang
bisa menghilangkan
pusingnya pak Ong?
K : Jalan-jalan.
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Menoleh ke halaman dan
terdiam beberapa lama
K : Menoleh P sebentar lalu
menunduk lagi
P : Tersenyum
P mengkaji aspek positif
pemecahan masalah klien
P mendapat data koping pada
K
K berusaha mengingat-ingat
kebiasaannya
K menjawab sesuai dengan
daya ingat yang dimilikinya
Kegiatan yang jarang
dilakukan biasanya lama
diingat oleh klien
P : Bagus kalau begitu! Nah,
jalan-jalannya kemana saja?
K : Di taman, liat bunga dan
pohon.
P : Menunjukkan jempol
tangan
K : Tersenyum
K : Menoleh ke taman dan
menunjuk pohon-pohonan
P : Ikut menoleh ke taman
P memberikan pujian karena
K dapat memberikan data
P menunjukkan perhatian
dengan ikut menoleh ke
halaman
K membayangkan jalan-jalan
menyenangkan
K merasa nyaman dengan
melihat taman dan pohon-
pohonan
Reinforcement diperlukan
untuk menegaskan prilaku
positif dan menjalin trust
pada klien
P : Bagus ya, tamannya.
Apalagi kalau dirawat
dengan baik.
K : Itu, kemarin mau
ditebang. Kasihan.
P : Tersenyum sambil
memandang ke arah halaman
K : Memandang halaman
K : Menunjuk pohon
P : Memperhatikan respon
pasien
P menerapkan komunikasi
pasif
P senang karena
mendapatkan tanggapan dari
klien
K senang melihat keadaan
halaman
K tidak senang kalau
halaman dirubah
Komunikasi pasif berguna
agar pasien mengeluarkan
perasaannya kepada perawat
P : Bagaimana kalau Pak
Ong ikut memelihara
tanaman di taman.
K : -
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Memandang ke halaman
K : Menunduk
P : Memperhatikan respon K
P mencoba menawarkan
alternatif kegiatan pada K
P mencoba menggali respon
K terhadap alternatif yang
ditawarkan
K memikirkan alternatif yang
ditawarkan dan
kemampuannya untuk
melaksanakannya
K masih berpikir
Alternatif ditawarkan dengan
tidak bersifat memaksa dan
sesuai dengan kemampuan
klien
P : Yach, sekedar menyiram
atau mencabut rumput liar
K : Nggak capek ya?
P : Memandang K
K : Menoleh pada P
K : Memandang P
P : Memperhatikan
P berusaha menawarkan
alternatif yang realistis pada
K
P senang karena K mulai
K membayangkan bila
dirinya menerima alternatif
tersebut
K memikirkan
Memberikan pilihan
sehingga klien terbuka
pikirannya terhadap
kemungkinan pilihan
memikirkan alternatif
kegiatan
kemampuannya melakukan
kegiatan
P : Saya kira nggak tuh!
Bapak bisa coba besok.
K : Ya…ya…
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Memandang P
K : Mengangguk-angguk
P : Tersenyum
P mencoba memberikan
dorongan pada K
P senang karena K mengerti
arahan P
K mencoba percaya pada apa
kata P
K memberikan respon setuju
dan tertarik pada tawaran P
Memberikan dorongan
diperlukan bagi klien untuk
meningkatkan rasa percaya
pada dirinya sendiri
P : Ngomong-ngomong
kalau pagi hari Bapak
ngapain saja?
K : Mandi, lalu duduk!
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Menoleh P
K : Menunduk
P : Memperhatikan respon K
P mencoba menggali
kegiatan lain yang dilakukan
klien
P berpikir tentang kegiatan
yang kira-kira dilakukan
klien
K berpikir karena
pertanyaan baru
K bingung tentang yang
dilakukannya sehari-hari
Kegiatan-kegiatan sederhana
diperlukan klien untuk
mengatasi harga diri rendah
karena tingkat keberhasilan
dalam melaksanakan
kegiatan akan meningkatkan
harga diri klien
P : Nggak bersihin tempat
tidur?
K : Ya, kadang-kadang!
P : Menekankan pertanyaan
K : Menunduk
K : Menoleh P
P : Memperhatikan
P mencoba menawarkan data
agar klien ingat
P senang karena klien ingat
tentang kegiatannya
K mengingat-ingat
K ingat kegiatan yang
kadang-kadang
Kegiatan yang kadang-
kadang dilakukan membuat
klien sering melupakan
kegiatan tersebut
dilaksanakannya
P : Kalau dibersihin gimana
jadinya?
K : Bersih dan rapi.
P : Memandang klien
K : Menunduk
K : Memandang P dan
menggaruk-garuk kepalanya
P : Memperhatikan respon
klien
P mencoba memberikan
gambaran positif bila
kegiatan dilaksanakan
P senang karena K mampu
mengidentifikasi keadaan
bila kegiatan dilakukan
K menganalisa keadaaan bila
kegiatan dilakukan
K menjawab sesuai dengan
analisanya
Membiarkan klien
menganalisa suatu hasil
kegiatan dapat meningkatkan
kemampuan analisa klien
terhadap suatu situasi
P :Pak Ong senang dong
kalau tempat tidurnya bersih
dan rapi?
K : Yach, senang. Bersih.
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menoleh P
K : Menoleh P dan
tersenyum.
P : Memperhatikan respon K
P ingin menggambarkan
respon bila kegiatan
dilaksanakan
P senang mendapatkan
jawaban K
K berusaha menggambarkan
keadaan bila kegiatan
dilaksanakan
K senang membayangkan
tempat tidurnya bersih dan
rapi
Penegasan terhadap perasaan
klien terhadap aspek positif
merupakan support untuk
kegiatan yang akan
dilaksanakan klien
P : Gimana kalau tiap hari
dibersihkan dan dirapikan?
Bapak Ong pasti bangga
kalau tiap hari tempat
tidurnya bersih dan rapi.
P : Memandang K
K : Menunduk
P menawarkan alternatif
kegiatan
K membayangkan tempat
tidurnya rapi dan bersih
Alternatif yang dudah
dibicarakan dengan klien
akan memudahkan klien
untuk menerima alternatif
tersebut
K : Ya…ya… K : Menoleh P dan
tersenyum
P : Memperhatikan
P senang karena klien
menerima alternatif kegiatan
K setuju terhadap alternatif
kegiatan yang ditawarkan
P : Nah, bisa dicoba besok
kan?
K : Ya…ya…
P : Memandang K sambil
tersenyum
K : Menunduk
K : Memandang P dan
mengangguk-angguk
P : Memperhatikan respon K
P menegaskan kembali
tentang kegiatan yang bisa
dilakukan klien
P senang karena K menerima
tawaran P
K meikirkan tawaran P
K setuju melakukan kegiatan
yang ditawarkan
Tawaran kegiatan harus
dilakukan agar klien merasa
bertanggungjawab dalam
melaksanakan kegiatan bila
ia setuju
P : -
K : Ibu tiri saya jahat
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Memandang halaman
P : Kaget
P masih berpikir tentang apa
yang perlu dibicarakan
P kaget menemukan data
masa lalu klien yang
traumatik
K memikirkan keadaannya
K tiba-tiba ingat tentang
masa lalunya
Pengalaman taraumatik akan
memberkas pada diri klien
sehingga dapat muncul kapan
saja
P : -
K : Saya sering dipukul.
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menepuk-nepuk
P masih kaget dan berpikir
tentang apa yang harus
dilakukan pada K
P merancang penggalian data
K semakin teringat pada
masa lalunya
K membayangkan perlakuan
Masa lalu taraumatik
membekas pada diri klien
Kepala saya jadi sakit. kepalanya
P : Memperhatikan respon
klien
mengenai aspek traumatik ibu tirinya
P : Sekarang ibu tirinya
dimana?
K : Sekarang sudah baik.
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Memandang P
P : Tersenyum
P mencoba mendapatkan
data
P menemukan adanya
inkoherensi pembicaraan
K merenungkan keadaannya
K menegaskan situasi
sekarang
Tehnik ekplorasi untuk
menggali data klien.
P : -
K : -
P : Memandang K
K : Menunduk
K : Menunduk
P : Memperhatikan
P sadar bahwa interaksi
keluar dari tujuan dan
berpikir untuk
mengembalikan tujuan
interaksi
P memikirkan topik untuk
kembali pada tujuan interaksi
K menikmati ingatannya
pada masa lalu
Diam untuk berpikir bagi
perawat merupakan
kebutuhan untuk kelanjutan
interaksi agar tidak
menyimpang dari tujuan
P : Pak Ong, saya tahu
Bapak memikirkan tentang
ibu tiri Bapak. Tapi sekarang
kita membicarakan tentang
kegiatan yang bisa pak Ong
P : Menepuk bahu K
K : Menunduk
P memfokuskan kembali
pembicaraan
K belum bisa memfokuskan
pembicaraannya
Tehnik fokusing diperlukan
agar klien tidak
membicarakan hal-hal lain
yang tidak menjadi tujuan
interaksi
lakukan.
K : -
K : Menunduk
P : Menepuk bahu K
P terus mencoba
memfokuskan pembicaraan
K berpikir tentang
pembicaraan
P : Nah, Pak Ong masih
ingat nggak tadi kita
ngomongin apa?
K : Masih. Nyiram dan
ngebersihin tempat tidur.
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Menoleh pada P
K : Mengangguk dan
memandang P
P : Tersenyum
P mencoba menggali daya
ingat klien terhadap
pembicaraan tadi
P senang karena K ingat pada
apa yang dibicarakan
K memikirkan tentang
pembicaraan yang dilakukan
tadi
K teringat pada pembicaraan
yang dilakukan barusan
Pertanyaan untuk
mengingatkan diperlukan
bila klien teralihkan
perhatiannya
P : Bapak setuju kalau
dilakukan tiap hari?
K : Boleh…boleh.
P : Mendekatkan diri pada K
K : Menoleh dan
memandang P
K : Mengangguk dan
tersenyum
P : Tersenyum
P mengaskan kembali
kesepakatan
P senang karena K setuju
terhadap tawaran P
K menunjukkan persetujuan
terhadapa tindakan yang
akan dilaksanakan
Persetujuan harus ditegaskan
kembali pada pasien agar
bisa dilaksanakan
P : Bagus kalau begitu.
K : -
P : Menepuk pundak K
K : Tersenyum
K : Memandang P dan
menjabat tangan P
P : Membalas jabat tangan K
P memberikan pujian pada K
P senang karena K
memberikan respon sesuai
harapan
K senang dengan pujian yang
diberikan
K menjabat tangan P untuk
menunjukkan persetujuan
Pujian dengan touching hand
membangun rasa percaya diri
klien sehingga termotivasi
untuk melaksanakan kegiatan
P : Nah, karena sudah P : Memandang K dan P mengakhiri fase interaksi K merasa perlu untuk mandi Setiap interaksi yang akan
waktunya mandi, Pak Ong
mandi dulu ya. Biar bersih
dan segar. Nanti malam
sehabis makan kita ngobrol
lagi yuk?!
K : Ya…ya…
tersenyum
K : Tersenyum
K : Memandang P
P : Tersenyum
dan membuat kontrak
interaksi selanjutnya
P senang karena K setuju
karena diarahkan P
K setuju pada kontrak yang
diberikan P
dilaksanakan harus kontrak
dengan klien agar klien dapat
bersiap-siap untuk interaksi
selanjutnya
P : Nah nanti baru kita
ngobrolin tentang ibu tiri Pak
Ong, ya?
K : Ya…ya…
P : Memandang K dan
tersenyum
K : Menunduk
K : Memandang P
P : Tersenyum
P menentukan topik interaksi
selanjutnya
P senang karena K setuju
K memikirkan tentang topik
yang ditawarkan
K setuju terhadap topik yang
ditawarkan
Topik perlu dikontrakkan
agar klien terfokus pada
topik tersebut sehingga bila
ada penyimpangan dapat
diingatkan pada kontrak
sebelumnya
P : Kalau begitu terimakasih
atas perhatian Pak Ong.
Selamat sore. Sampai ketemu
nanti malam.
K : Selamat sore.
P : Menepuk pundak K dan
mengulurkan tangan
K : Menoleh
K : Tersenyum dan menjabat
tangan P
P : Tersenyum
P mengakhiri interaksi
P senang karena K sudah
percaya pada P
K senang karena P
mengucapkan salam
kepadanya
K menjabat tangan P sebagai
tanda mengakhiri interaksi
sementara
Salam penutup merupakan
akhir fase yang harus
dilakukan untuk mencegah
rasa tidak percaya pada klien
KESAN PERAWAT :
Fase kerja dapat dilaksanakan dengan baik. Klien dapat mengidentifikasi kegiatan positif yang bisa dilakukannya walaupun harus diarahkan secara terfokus
terlebih dahulu. Saat interaksi terjadi flight of ideas dimana klien teringat pada ibu tirinya yang berlaku kejam padanya. Pengalaman tersebut merupakan
traumatik bagi klien sehingga perlu dikaji lebih dalam lagi. Telah disepakati pula bahwa pengalaman tersebut dibicarakan nanti pada saat interaksi selanjutnya.
CATATAN KEPERAWATAN
NO TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASITAND
A
KEPERAWATAN RESPON KLIEN (S DAN O) MODIFIKASITANG
AN
1 1 April1999 Isolasi sosial : menarik diri
b/d harga diri rendah kronik
b.1.1. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang
“Ayo kita jalan-jalan kesana, rasanya lebih sejuk kalau
kita ngobrol disana!”
b.1.2. Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaan
klien yang berhubungan dengan masalah interaksi
“Bagaimana rasanya kalau Pak Ong ngobrol dengan
teman-teman Pak Ong?”
c.1.1. Mendiskusikan kegiatan yang bisa dilakukan klien
di rumah sakit
“Kira-kira pekerjaan apa yang Pak Ong senangi di
rumah sakit ini?!”
S : Klien mengatakan senang
dengan suasana halaman RS yang
sejuk
O : Klien tampak senang
S : Klien mengatakan temannya
jahat-jahat dan ia malas ngobrol
dengan mereka
O : Menunjuk teman-temannya
yang jahat
S : Klien mengatakan senang
merawat taman dan merapikan
tempat tidur
O : Menunjuk ke halaman
Pertahankan
Klarifikasi traumatik
klien terhadap
perlakuan dari
temannya
Berikan penegasan
akan manfaat dan
berikan reinforcement
atas keinginnan positif
klien
2 1 April 1999 Perubahan persepsi sensori
: halusinasi lihat b/d perilaku
menarik diri
a.1.1. Membina hubungan saling percaya
“Oh ya, Pak Ong masih ingat dengan nama saya?”
“Kita kan janji mau ngobrol tentang cara berkenalan,
S : Klien mengatakan ingat nama
perawat dan kontrak yang dilakukan
O : Klien menyebut nama perawat
Pertahankan
masih ingat?”
b.1.1. Mendorong klien untuk mengungkapkan
perasaannya
“Dari tadi saya lihat Pak Ong tidur-tiduran saja, apa ada
yang Pak Ong pikirkan?”
c.2.2. Memotivasi klien untuk melakukan kegiatan
harian di ruangan
“Pak Ong bilang kalau Pak Ong suka merawat taman
dan merapikan tempat tidur. Kita bisa mulai dari besok
ya?!”
S : Klien mengatakan pusing
memikirkan biaya anaknya
O : Klien menepuk-nepuk
kepalanya
S : Klien mengatakan mau
melaksanakan kegiatan menyiram
tanaman dan membersihkan tempat
tidur setiap hari
O : Klien mengangguk-angguk saat
ditawarkan alternatif kegiatan
harian
Kaji kembali adanya
data menunjang
waham dan berikan
intervensi dengan
tidak mendukung
waham yang
dirasakan klien secara
therapeutik
Klien siap
melaksanakan
kegiatan. Berikan
reinforcement positif
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
(TAMBAHAN)
RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 1 April
1999
IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 1 April 1999
RM No : -
FAKTOR PREDISPOSISI
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Klien mengatakan ibu tirinya jahat.
Klien sering dipukuli sampai kepalanya sakit.
PSIKOSOSIAL
Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien menganut agama Kristen Methodist
b. Kegiatan Ibadah : Ke gereja setiap hari minggu. Ketika ditanya perasaannya saat sembahyang,
klien mengatakan rugi waktu karena dunia tetap saja kacau
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat
4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi
5. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran
6. Koping individu tidak efektif
7. Resiko prilaku kekerasan
8. Gangguan Komunikasi verbal
9. Kerusakan interakasi sosial
Pohon Masalah
RESIKO PRILAKU KEKERASAN KERUSAKAN
INT.SOSIAL
a.
1. HALUSINASI LIHAT WAHAM GGN. KOM.VERBAL.
2. ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
a) Core Problem
3.
4. HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK. EFEKTIF
IDEAL DIRI TINGGI
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri
4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi lihat
5. Gangguan Orientasi Realitas :Waham Kebesaran berhubungan dengan koping individu
tidak efektif
6. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan waham
7. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan komunikasi verbal
RSJP Jakarta, 1 April 1999
Mahasiswa Program B-Ektensi 1997
I Made Eka Santosa
NIM : 1397210222
top related