886-k-pdt-2007 penggabungan wanprestasi dan pmh
Post on 06-Dec-2015
57 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 1 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
P U T U S A N
No. 886 K/Pdt/2007
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai
berikut dalam perkara :
1. PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI, yang diwakili oleh
Pejabat Bupati Bekasi, beralamat di Komplek Perkantoran
Pemerintah Kabupaten Bekasi, Desa Sukamahi, Kecamatan
Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, dalam hal ini memberi
kuasa kepada : H. Aziz Dian Mustafa, SH., dan kawan-kawan,
Tim Pemberi Bantuan Hukum Pemerintah Kabupaten Bekasi,
Pemohon Kasasi I juga sebagai Termohon Kasasi dahulu
Penggugat - Terbanding ;
2. PT. BINA BANGUN WIBAWA MUKTI (Persero), yang diwakili
oleh BOEDI SOESETYO, Direktur Utama PT. Bina Bangun
Wibawa Mukti (Persero), berkedudukan di Jalan Ahmad Yani
No. 3, Bekasi, dalam hal ini memberi kuasa kepada Amir
Syamsuddin, SH., MH., dan kawan, para Advokat, berkantor
di Menara Sudirman, Lantai 9, Jalan Jenderal Sudirman Kav.
60, Jakarta Pusat,
Pemohon Kasasi II juga sebagai turut Termohon Kasasi
dahulu Tergugat II -Turut Terbanding ;
m e l a w a n :
PT. MARUTA BUMI PRIMA, yang diwakili oleh SUTEDJO
NGADIMAN, Direktur Utama PT. Maruta Bumi Prima,
berkedudukan di Gedung Bumi Daya Plaza Lantai 23, Jalan
Imam Bonjol No. 61, Jakarta Pusat, dalam hal ini memberi kuasa
kepada Pieter Siringoringo, SH., dan kawan-kawan, para
Advokat berkantor di Jalan Waru No. 20 A, Rawamangun,
Jakarta Timur,
Termohon Kasasi dahulu Tergugat I - Pembanding ;
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Pemohon Kasasi I juga sebagai Termohon Kasasi sebagai Penggugat telah
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 2 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
menggugat sekarang Pemohon Kasasi II juga sebagai turut Termohon Kasasi
dan Termohon Kasasi sebagai para Tergugat I dan II di muka persidangan
Pengadilan Negeri Bekasi pada pokoknya atas dalil-dalil :
Bahwa dilandasi oleh keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Bekasi melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
ditemukannya sumber daya alam berupa Minyak dan Gas Bumi yang terletak di
areal Lapangan Tambun, Desa Kedungjaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten
Bekasi ;
Bahwa atas dasar itu Penggugat berdasarkan Peraturan Daerah No. 6
Tahun 2002 telah membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) [Bukti P-1]
dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Bupati Bekasi No. 050/Kep. 388-
Bappeda/2002 tentang Pendirian Badan Usaha Milik Daerah dengan Bentuk
Badan Hukum Perseroan Terbatas (PT) [Bukti P-2], dimana Penggugat memiliki
95% saham dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sekaligus sebagai
pemegang saham mayoritas ;
Bahwa Tergugat II (PT. Bina Bangun Wibawa Mukti) adalah sebuah
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Bekasi yang berbentuk
Perusahaan Perseroan Terbatas (Persero) dan didirikan berdasarkan hukum
Indonesia dengan Anggaran Dasar No. 5 tanggal 30 Desember 2002 yang
dibuat di hadapan Notaris Masdar Lira, SH, Notaris di Bekasi, serta telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor : C-07126 HT.01.01.TH.2003 tanggal 3 April 2003 [Bukti P-3] ;
Bahwa Tergugat I adalah sebuah perseroan terbatas yang didirikan
menurut dan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, dan berkedudukan
hukum serta berkantor pusat di Gedung Bumi Daya Plaza, Lantai 23, Jalan
Imam Bonjol No. 61, Jakarta Pusat, yang merupakan pihak terkait baik langsung
maupun tidak langsung dengan Penggugat atas perjanjian kerjasama
pengelolaan dan pemanfaatan Gas Bumi Lapangan Tambun Bekasi, Desa
Kedungjaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi ;
Bahwa sebagai tindaklanjut dari Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi No.
6 tahun 2002 Pasal 2 dan dituangkan dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas
No. 5 tanggal 30 Desember 2002, maksud dan tujuan didirikannya Tergugat II
(PT. Bina Bangun Wibawa Mukti) oleh Penggugat (Pemerintahan Daerah
Kabupaten Bekasi) kegiatannya adalah untuk mengurus dan mengelola serta
maupun menggerakkan perekonomian daerah dan dapat memberikan kontribusi
terhadap pendapatan daerah Kabupaten Bekasi untuk mendukung Pemerintah
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 3 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
Kabupaten Bekasi didalam membangun daerah sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyat Bekasi, [Bukti P-4] ;
Bahwa dengan semangat Otonomi Daerah sebagaimana di
implementasikan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, dimungkinkan bagi Penggugat (Pemerintah
Daerah Kabupaten Bekasi) untuk mengelola usaha Hilir dan usaha Hulu, maka
pada tanggal 9 September 2002 Penggugat dengan PT. Pertamina (Persero)
telah membuat Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) tentang
Kerjasama Pemanfaatan Gas Bumi [Bukti P-5], yang pelaksanaannya
diserahkan kepada Tergugat II (PT. Bina Bangun Wibawa Mukti) sesuai Surat
Penggugat kepada Direktur Hulu Pertamina No. 540/711/UM tanggal 7 Mei
2003 perihal penyerahan pengusahaan Minyak dan Gas Bumi kepada PT. Bina
Bangun Wibawa Mukti (Persero) selaku BUMD Kabupaten Bekasi (Bukti P-6) ;
Bahwa sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepakatan antara Penggugat
(Pemerintah Kabupaten Bekasi) dengan PT. Pertamina (Persero) dan sesuai
surat Penggugat kepada Direktur Hulu Pertamina No. 540/711/UM tanggal 7
Mei 2003, maka Tergugat II (PT. Bina Bangun Wibawa Mukti) telah
menandatangani beberapa Nota Kesepakatan Bersama dengan PT. Pertamina
(Persero) mulai tanggal 12 Februari 2003 No. 193/D00000/2004-S1, tanggal 11
Agustus 2004 No. 843/D00000/2004/S1 tentang Perpanjangan Kesepakatan
Bersama Jual Beli Gas Lapangan Tambun, dengan No. 900/C00000/2004-S1 :
No. 06/XI/PJBG/BBWM/2004, dengan masa jangka berlaku selama 10 tahun
(Bukti P-7) ;
Bahwa untuk melaksanakan Proyek, Penggugat telah mencari mitra
usaha dan beberapa rekanan didalam Proyek Pemanfaatan Gas Bumi di
Lapangan Tambun, Desa Kedungjaya untuk membangun fasilitas dan
pengelolaannya dan tetapi semuanya tidak menunjukkan performance yang
baik sehingga yang terakhir adalah Tergugat I ;
Bahwa keterkaitan Penggugat adalah adanya Perjanjian Kerjasama
antara Tergugat I dan Tergugat II tanggal 22 Oktober 2003 dengan No.
158/X/BBWM/2003 ; No. 020/MBP-BBD/10/03 tentang Pengelolaan Gas Bumi
(LPG Plant) Di Lapangan Tambun Kabupaten Bekasi tertanggal 22 Oktober
2003 [Bukti P-8], yang intinya memuat hak, kewajiban dan tanggung jawab
masing-masing pihak, dengan jangka waktu perjanjian kerjasama selama 15
(lima belas) tahun sesuai Pasal 3 ayat 1 terhitung sejak tanggal dimulainya
operasi penggunaan fasilitas pengelolaan Gas Bumi ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 4 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
Bahwa dalam Pasal 4 Perjanjian Kerjasama No. 158/X/BBWM/2003 ;
No. 020/MBP-BBD/10/03 menyebutkan antara lain, Pihak Kedua yaitu Tergugat
I dalam perkara ini bertanggung jawab untuk :
1. Menyediakan lahan yang diperlukan proyek selambat-lambatnya dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak PKS ditandatangani.
2. Kemudian bertanggung jawab untuk membangun dan mengoperasikan
compressor selambat-lambatnya 6 bulan sejak PKS ditandatangani.
3. Dan bertanggung jawab membangun dan mengoperasikan kilang LPG
selambat-lambatnya 12 bulan terhitung sejak PKS ditandatangani.
Bahwa ternyata para Tergugat tidak secara sungguh-sungguh untuk
menjalankan isi dari Pasal 4 Perjanjian Kerjasama No. 158/X/BBWM/ 2003 ; No.
020/MBP-BBD/10/03 tentang Pengelolaan Gas Bumi (LPG-Plant) di lapangan
Tambun Kabupaten Bekasi, karena sampai gugatan ini diajukan lahan yang
diperlukan belum dibebaskan, bahwa seandainya Tergugal I beritikad baik
sesuai Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata maka, sebelum akhir tahun 2003
(Desember) seharusnya atas kesanggupan Tergugat I atas pemenuhan isi
Pasal 4 angka 1 point angka 1.1 menyediakan lahan sudah tersedia dan siap
untuk dibangun ;
Bahwa dikarenakan penyediaan lahan proyek yang diperlukan belum ada
yang notabenenya merupakan tanggung jawab Tergugat I,
maka sangat jelas berpengaruh pada masa berlakunya perjanjian sebagaimana
dimaksud pasal 3 ayat 1 karena perjanjian kerjasama tertanggal 22 Oktober
2003 dengan No. 158/X/BBWM/2003 ; No. 020/MBP-BBD/10/03, berlaku efektif
terhitung dioperasikannya penggunaan Fasilitas pengolahan Gas Bumi, dengan
demikian sudah dipastikan tidaklah mungkin untuk melakukan suatu
pembangunan akan fisilitas pengolahan Gas Bumi, sedangkan lahannya saja
tidak ada ;
Bahwa pada kenyataannya 3 (tiga) bulan sejak perjanjian kerjasama No.
158/X/BBWM/2003 ; No. 020/MBP-BBD/10/03 tertanggal 22 Oktober 2003
BELUM dilaksanakan, para Tergugat pada tanggal 29 Desember 2003 malah
membuat dan menandatangani Perjanjian Kerja Sama ke-2 yaitu No.
199/XII/BBWM/2003 ; No. 009/MBP-DIR/12/03 tentang Pengoperasian dan
Pengelolaan Proyek Minyak dan Gas Bumi di Kabupaten Bekasi, yang pada
intinya telah mendirikan anak perusahaan yaitu PT. Bumi Wibawa Maruta
sekaligus merubah isi perjanjian No. 158/X/BBWM/2003 ; No. 020/MBP-
BBD/10/03 [Bukti P-9] tanpa sepengetahuan Penggugat secara ex officio
sebagai pemegang saham mayoritas ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 5 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
Bahwa perbandingan atas perubahan isi perjanjian kerjasama No.
158/X/BBWM/2003 ; No. 020/MBP-BBD/10/03 tertanggal 22 Oktober 2003 dan
perjanjian kerjasama No. 199/XII/BBWM/2003 ; No. 009/MBP-DIR/12/03, antara
lain perubahannya adalah :
1. Perjanjian Kerjasama No. 158/X/BBWM/2003 : No. 020/MBP-BBD/10/03
tertanggal 22 Oktober 2003
= Lokasi proyek hanya di Lapangan Tambun ;
= Bagi hasil 70% Tergugat dan 30% Penggugat ;
= Kerjasama hanya lingkup GAS BUMI saja.
Sedangkan dalam :
2. Perjanjian Kerja Sama ke-2 yaitu No. 199/XII/BBWM/2003 atau 009/MBP-
DIR/12/03 tertanggal 29 Desember 2003
= Lokasi proyek tidak saja di Lapangan Tambun, tetapi telah meliputi seluruh
wilayah Kabupaten Bekasi ;
= Bagi hasil 85% Tergugat dan 15% Penggugat melalui turut Tergugat;
= Kerjasama tidak hanya GAS BUMI, tetapi telah mencakup MINYAK BUMI;
Bahwa hal yang paling esensial atas keberadaan Perjanjian Kerja Sama
ke-2 antara Tergugat I dan Tergugat II tertanggal 29 Desember 2003 dengan
No. 199/XII/BBWM/2003 atau 009/MBP-DIR/12/03, adalah :
Pasal 1 point angka 1.1 berbunyi "….Sebagai wadah tunggal untuk melakukan
kerjasama tersebut para pihak bersama-sama akan mendirikan satu perseroan
terbatas dengan memakai nama PT. BUMI WIBAWA MARUTA atau nama lain
yang akan ditentukan oleh kedua belah pihak dan dapat disetujui oleh Menteri
Kehakiman dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia……. dst. ".
pasal 2. berbunyi "….Modal pendirian Perseroan adalah …..dst.
Pasal 5 ayat 5.1. "…setelah ditandatanganinya perjanjian ini, maka perseroan
adalah satu satunya pihak yang memiliki hak wewenang penuh pengembangan
……..dst ;
Ayat 5.2. "…. Dengan demikian terhitung sejak tanggal perjanjian ini pihak
pertama sudah tidak berhak lagi untuk baik langsung maupun tidak langsung
melakukan tindakan hukum dst.
Ayat 5.3. "….Pihak pertama juga tidak lagi berhak untuk membuat suatu
perjanjian dengan pihak lain ..dst.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa tindakan para Tergugat tersebut, yang
telah merubah komposisi pemegang saham serta telah membuat anak
perusahaan, jelas-jelas telah bertentangan dan telah melanggar Peraturan
Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Badan
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 6 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
Usaha Milik Daerah (BUMD) Pasal 4 ayat (4), Pasal 8 dan Pasal 13 dan
melanggar Anggara Dasar Tergugat II sendiri yaitu Pasal 26 dimana diharuskan,
apabila terjadi penggabungan, peleburan dan pengambilalihan harus melalul
RUPS dan harus mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kabupaten Bekasi. Atas upaya dan tindakan para Tergugat tidak hanya
melanggar hukum secara "lex specialis" yaitu Anggaran Dasar dari suatu
perseroan dan Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi No. 6 Tahun 2002, secara
“Lex Generalis" juga telah bertentangan yaitu PasaI 1234, Pasal 1335, Pasal
1337 dan Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata ;
Bahwa sebagai tindak lanjut dari perjanjian kerjasama tertanggal 29
Desember 2003 No. 199/XII/BBWM/2003 ; No. 009/MBP-DIR/12/03 sesuai
Pasal 1 poin angka 1.1. para Tergugat telah mensyahkan pendirian perseroan
terbatas dengan nama PT. BUMI WIBAWA MARUTA sebagaimana Akta
Pendirian Perseroan Terbatas No. 3 tanggal 13 Februari 2004 dengan Akta
Notaris Irsal Bahar, SH dengan susunan pengurus dari pihak Tergugat I (Bukti
P-10) ;
Bahwa akibat didirikannya anak perusahaan daerah milik Penggugat dan
dikhawatirkan akan menimbulkan dualisme Badan Hukum yang mempunyai
kepentingan yang sama, maka Penggugat melalui Suratnya No. 594.4/317/EK
tanggal 15 Maret 2004 telah meminta Departement Hukum & HAM untuk
menangguhkan Akta Pendirian PT. Bumi Wibawa Maruta karena pendiriannya
sesuai Akta Pendirian Perseroan No. 3 tanggal 13 Februari 2004 oleh Notaris
lrsal Bahar, SH tidak sah dan cacat hukum karena melanggar Peraturan Daerah
Kabupaten Bekasi Nomor 6 Tahun 2002, serta tidak melalui RUPS [Bukti P-11] ;
Bahwa maksud dan tujuan penangguhan yang dilakukan oleh
Penggugat, dikarenakan secara yuridis keberadaan PT. Bumi Wibawa Maruta
sesuai ketentuan pasal 2 ayat 2.1 dan pasal 5 ayat 5.2, Tergugat I telah
mengubah, mengambilalih dan penggabungan sehingga telah mengebiri
kewenangan dan legalitas Penggugat selaku pemegang Saham Mayoritas
artinya dengan tegas dinyatakan bahwa Penggugat, sudah tidak berhak lagi
baik langsung maupun tidak langsung melakukan tindakan hukum apapun yang
berhubungan dengan proyek Migas (Minyak dan Gas Bumi), maupun membuat
perjanjian-perjanjian dengan pihak lain manapun termasuk juga dengan turut
Tergugat (PT. Pertamina) ;
Bahwa menyikapi adanya keinginan Tergugat II sebagaimana suratnya
tertanggaI 1 April 2004 No. 50/III/BBWM perihal Pengakhiran perjanjian
kerjasama, maka Penggugat selaku Kepala Daerah Pemerintah Kabupaten
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 7 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
Bekasi sekaligus secara ex officio selaku Pemegang Saham Mayoritas,
berdasarkan ketentuan Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962 tentang
Perusahaan Daerah, dimungkinkan untuk melakukan pengawasan atas segala
tindakan perusahaan daerahnya termasuk upaya prepentif kepada Tergugat
dengan mengeluarkan kebijakan berupa Keputusan tertanggal 6 Mei 2004
Nomor : 542/Kep.128A-Huk/2004 tentang Pembatalan Perjanjian Kerjasama
Perjanjian antara Tergugat I (PT. Bina Bangun Wibawa Mukti) dengan Tergugat
II (PT. Maruta Bumi Prima) sebagai tindak lanjut dari RUPSLB dengan
pertimbangan penyelamatan uang Negara yang dijadikan penyertaan modal
serta keadaan yang mendesak sekaligus menyelamatkan Proyek Gas Bumi
(LPG Plant) untuk kepentingan Pemerintah dan Rakyat Bekasi, mengingat limit
waktu yang sempit yang berakhir pada bulan Nopember 2004, maka melalui
RUPSLB perjanjian kerjasama terpaksa dibatalkan. [Bukti P-11] ;
Bahwa atas Keputusan Penggugat, Tergugat I telah mengajukan gugatan
pembatalan ke PTUN, dan terlepas dari adanya putusan pengadilan yang
membatalkan surat tersebut, padahal sesuai Pasal 18 dan Pasal 19 Undang-
Undang No. 5 Tahun 1962 serta mengacu kepada Tergugat I sesuai Pasal 26
dalam Anggaran Dasarnya dimungkinkan bagi Penggugat selaku pemegang
saham mayoritas secara ex Officio untuk menggunakan kewenangannya untuk
mengakhiri kerja sama antara Tergugat I dengan Tergugat II [Bukti P-12] ;
Bahwa terkait dengan adanya pemutusan kerjasama, Penggugat telah
mencoba proaktif dalam mencari upaya penyelesaian dan musyawarah atas
pengakhiran kerjasama atas pengelolaan Gas Bumi di Lapangan Tambun,
namun kenyataannya Tergugat I untuk mencari upaya penyelesaian bukan
membicarakannya Iangsung kepada Penggugat, akan tetapi malah mencari
upaya Iain dan memohon dukungan penyelesaian melalui pihak ketiga
diantaranya melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten
Bekasi, dan beberapa Media Massa Tergugat I juga telah melaporkan ke atasan
langsung Penggugat baik Menteri Dalam Negeri maupun Gubemur Jawa Barat ;
Bahwa selain itu, Tergugat I telah melakukan upaya-upaya yang
menghambat pelaksanaan proyek antara lain dengan cara meminta
rekomendasi DPRD Bekasi melalui suratnya No. 170/159-Setwan tertanggal 4
Mei 2004 perihal Rekomendasi, padahal rekomendasi DPRD tidak berpengaruh
kepada Penggugat dikarenakan Tergugat II sebagai perusahaan Persero tunduk
pada UU No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Bukti P-13) ;
Bahwa Tergugat I juga telah melakukan upaya-upaya mendiskreditkan
Penggugat dengan berbagai cara termasuk melakukan pembentukan opini
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 8 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
publik melalui media massa, sehingga perbuatan tersebut jelas dapat
mengkreditkan kredibilitas Penggugat serta seolah-olah pengeluaran kebijakan
dimaksud tidak mempunyai dasar hukum dalam mengeluarkan Keputusannya
[Bukti P-14] ;
Bahwa dari upaya-upaya Tergugat I dalam pembentukan opini publik
yang dapat melukai serta membunuh karakter atas iklim Investasi di wilayah
Penggugat akibat perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat I, sehingga
Penggugat harus bersusah payah mencari investor/mitra usaha/rekanan lain di
dalam pengelolaan Gas Bumi tersebut dan dikarenakan terikat batas waktu
(time limit) yang pendek dengan Bagi Tergugat II sebagai pemegang hak
pengelolaan Gas Bumi di Bekasi, berdasarkan Perjanjian Kerja sama No.
900/C00000/2004-S1 tentang Jual Beli Gas lapangan Tambun yang akan
berakhir November 2005 tersebut di atas, maka Gas Bumi belum dimanfaatkan
dan dikelola dengan baik dan tetap dibiarkan dibakar, padahal sumber alam
tersebut sangat potensial sebagai sumber Pendapat Asli Daerah (PAD) bagi
Penggugat dari sektor Gas Bumi ;
Bahwa Tergugat I dalam kedudukannya di atas, mengetahui atau patut
mengetahui bahwa tindakan-tindakannya atau perbuatan-perbuatan tersebut
baik langsung maupun tidak langsung telah menciptakan suasana tidak kondusif
buat berinvestasi bagi para investor khususnya yang bergerak di bidang Minyak
dan Gas Bumi, sehingga bisa berpikir dua kali apabila berhubungan dengan
Penggugat. Padahal yang sebenarnya adalah Tergugat I sesuai dasar
pijakannya yaitu Perjanjian Kerjasama No. 158/X/BBWM/2003 ; No. 020/MBP-
BBD/10/03 tentang Pengelolaan Gas Bumi (LPG Plant) Di Lapangan Tambun
Kabupaten Bekasi tertanggal 22 Oktober 2003, dan No. 199/XII/BBWM/2003;
No. 009/MBP-DIR/12/03 tertanggal 29 Desember 2003, berkeinginan untuk
MEMONOPOLI atas hak pengelolaan Gas Bumi di wilayah Penggugat dan
menjadikannya hanya selaku penonton saja. Sehingga Perbuatan tersebut telah
bertentangan dengan azas kepatutan dalam pergaulan bisnis masyarakat ;
Bahwa akibat dari perbuatan para Tergugat, khususnya Tergugat I yang
belum melaksanakan isi perjanjian dan sekaligus melakukan pengambilalihan
sesuai Pasal 28 Anggaran Dasar Akta No. 3 PT. Bumi Wibawa Maruta, yang
kenyataannya telah melakukan penggelapan hukum atas hak pengelolaan Gas
Bumi adalah perbuatan yang dapat dikualifikasi sebagai perbuatan Melawan
Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1365 KUHPerdata, dan terbukti
Tergugat secara nyata-nyata telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
(onrechtmatigedaad) seperti yang dimaksud dalam Pasal 1365 KUHPerdata
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 9 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
yang berbunyi sebagai berikut :
“…..Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada
seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian
itu, mengganti kerugian tersebut …….." ;
Bahwa, menurut Yurisprudensi terdapat 4 kriteria dan/atau unsur-unsur
apabila seseorang ataupun Badan Hukum dapat dikatakan telah melanggar
hukum sesuai Pasal 1365 KUHPerdata, yaitu apabila :
a. bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku ;
b. melanggar hak subyektif orang lain ;
c. melanggar kaidah susila orang lain dan ;
d. bertentangan dengan azas kepatutan yang terdapat dalam masyarakat.
Bila dihubungkan dengan unsur-unsur dan/atau kriteria tersebut diatas, maka
atas tindakan para Tergugat tersebut dengan cara MENGUBAH dari PT. Bina
Bangun Wibawa Mukti menjadi PT. Bumi Wibawa Maruta, MELEBUR
penggabungan komposisi atas saham-saham dan MENGAMBlLALIHAN atas
hak dan wewenang pengelolaan Gas Bumi, jelas-jelas telah melanggar azas
kepatutan dalam berbisnis khususnya masyarakat bisnis. Untuk itu atas
perbuatan tersebut para Tergugat dapat diklasifikasikan sebagai perbuatan
melawan hukum dan mewajibkan untuk memberikan ganti kerugian kepada
yang dirugikan, dalam perkara ini adalah Penggugat ;
Bahwa oleh karena itu untuk memulihkan kondisi semula, maka para Tergugat
harus membayar ganti kerugian kepada Penggugat selambat-lambatnya 8
(delapan) hari sejak putusan dibacakan, dengan perincian sebagai berikut :
A. KERUGIAN MATERIIL.
a. 1. Bahwa untuk mendapatkan haknya atas pengelolaan Gas Bumi sebagai
sumber Pendapat Asli Daerah (PAD), maka Penggugat berhak atas
pemasukan retribusi dari sektor Gas Bumi yaitu sebesar
Rp. 150.000.000.000,- (seratus lima puluh milyar rupiah).
a.2. Bahwa Kemudian ada pula biaya yang harus diperhitungkan dan wajib
dibayarkan kepada Penggugat adalah sebesar Rp. 3.800.000.000,-
(tiga milyar delapan ratus juta rupiah), sebagai biaya pengganti atas
jaminan yang ditempatkan oleh Penggugat sebagai pembelian Gas.
B. KERUGIAN IMMATERIIL.
Adalah biaya yang harus dibayarkan oleh para Tergugat akibat
perbuatannya sehingga Penggugat sebagai pemegang saham dan Kepala
Pemerintahan Daerah Kabupaten Bekasi sebagai berikut :
Kerugian karena kehilangan rasa kepercayaan dari para investor,
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 10 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
menghabiskan banyak waktu dan uang untuk menghadapi berbagai
tekanan dan tuduhan serta provokasi yang dilakukan Tergugat I baik di luar
maupun di dalam pengadilan yang telah merusak reputasi Penggugat,
Kerugian karena keterlambatan pembangunan proyek sehingga.
mengakibatkan masyarakat dan Pemerintah Bekasi tidak dapat menikmati
hasil dan proyek tersebut sebagaimana mestinya.
Kerugian-kerugian tersebut sebenarnya tidak dapat dinilai dengan uang,
akan tetapi untuk mempermudah pemeriksaan perkara ini, maka
Penggugat menetapkan nilai dengan menuntut ganti kerugian sebesar
Rp. 1.250.000.000.000,- (satu trilyun dua ratus lima puluh milyar rupiah).
Jadi Total kerugian Materiil dan lmmateriil yang dialami oleh Penggugat
adalah sebesar Rp. 1.403.800.000.000,- (satu trilyun empat ratus tiga
milyar delapan ratus juta rupiah).
bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada
Pengadilan Negeri Bekasi agar terlebih dahulu meletakkan sita jaminan atas
harta kekayaan, baik berupa benda bergerak maupun tidak bergerak milik para
Tergugat, dan selanjutnya menuntut kepada Pengadilan Negeri tersebut supaya
memberikan putusan yang dapat dijalankan lebih dahulu sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan para Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
(onrechtmatigedaad) ;
3. Menyatakan Perjanjian Kerjasama No. 158/X/BBWM/2003 ; No. 020/MBP-
BBD/10/03 tentang Pengelolaan Gas Bumi (LPG Plant) Di Lapangan
Tambun Kabupaten Bekasi tertanggal 22 Oktober 2003 dan Perjanjian
Kerjasama No. 199/BBWM/XII/2003; No. 009/MBP-DIR/12/03 tanggal 29
Desember 2003, batal serta tidak mempunyai kekualan hukum.
4. Menghukum Tergugat I untuk membayar ganti kerugian kepada Penggugat
secara tunai dan sekaligus selambat-lambatnya 8 (delapan) hari terhitung
putusan dibacakan, yaitu :
- Kerugian materiil sebesar Rp. 153.800.000.000,- (seratus lima puluh tiga
milyar delapan ratus juta rupiah).
- Kerugian immateriil sebesar Rp. 1.250.000.000.000,- (satu trilyun dua ratus
lima puluh milyar rupiah).
Jadi Total kerugian materiil dan immateriil yang dialami oleh Penggugat
adalah sebesar Rp. 1.403.800.000.000,- (satu trilyun empat ratus tiga milyar
delapan ratus juta rupiah).
5. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (conservatoir beslag) yang
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 11 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
diletakkan atas harta benda Tergugat I yaitu Kantor Tergugat I terletak di
Gedung Bumi Daya Plaza, Lantai 23, Jalan Imam Bonjol No. 61. Jakarta
Pusat.
6. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu
meskipun ada verzet, bantahan, banding, dan kasasi (uitvoerbaar bij
voorraad).
7. Menghukum para Tergugat untuk membayar ongkos perkara ;
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut diatas,
Tergugat I dan II telah mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil
sebagai berikut :
Eksepsi Tergugat I :
I. Gugatan Penggugat Kabur (obscuur libel) :
a. Mengenai maksud Gugatan Penggugat :
1. Bahwa gugatan Penggugat adalah mengenai Gugatan perbuatan
Melawan Hukum (PMH)/onrechtmatigedaad heit namun dalam posita
gugatan Penggugat pada point 10 sub (1), (2) dan (3) dan point 11,
terlihat kalau Penggugat mendalilkan bahwa Tergugat I dinyatakan
lalai/alpa dan tidak menjalankan isi Perjanjian Nomor : 158/X/BBWM/
2003; Nomor : 020/MBP-BBD/10/03 sehingga kedua dalil Penggugat
tersebut di atas, jelas terlihat seyogyanya menurut hukum, Tergugat I
digugat dengan perbuatan ingkar janji/wanprestasi ;
2. Bahwa karena itu gugatan Penggugat menjadi tidak jelas, apakah
Gugatan PMH atau gugatan Wanprestasi/cidera janji ???;
3. Bahwa sehingga oleh karenanya gugatan Penggugat tersebut haruslah
dikesampingkan/ditolak atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan
tidak dapat diterima ;
b. Mengenai posita dan Petitum saling bertentangan :
4. Bahwa selanjutnya petitum gugatan Penggugat point 2 dan 7 berbunyi :
Point 2 :
"Menyatakan para Tergugat telah melakukan perbuatan Melawan
Hukum (onrechtmatigedaad)"
point 7:
"Menghukum para Tergugat untuk membayar ongkos perkara."
Namun dalam gugatan Penggugat pada bagian depan yakni tentang
para pihak, Penggugat tidak menyebutkan istilah para Tergugat yang
tercantum sebagai pihak-pihak adalah PT. Maruta Bumi Prima sebagai
Tergugat I dan PT. Bina Bangun Wibawa Mukti (BBWM) sebagai
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 12 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
Tergugat II, sehingga maksud Penggugat tentang para Tergugat
menjadi tidak jelas siapa yang dimaksud sebagai para Tergugat???
Karena pada point 4 petitum tersebut hanya menyebutkan menghukum
Tergugat I ;
5. Bahwa selanjutnya dalam posita Penggugat pada point 14 sub 12.2
menyatakan : "Bagi hasil 85% Tergugat dan 15% Penggugat melalui :
“turut Tergugat" dan kemudian pada point 19 Penggugat menyatakan
PT. Pertamina sebagai turut Tergugat namun dalam petitum tidak ada
menyinggung mengenai turut Tergugat ;
6. Bahwa oleh karenanya gugatan Penggugat tersebut seharusnya tidak
dapat diterima hal ini berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI
Register Nomor : 1075 K/Sip/1980 yang pada pokoknya menyatakan :
“……..karena petitum bertentangan dengan posita gugatan, gugatan
tidak dapat diterima...”
II. Gugatan Kurang Pihak (Kurang Party) :
7. Bahwa Penggugat seyogyanya mengikutsertakan sebagai pihak-pihak
dalam perkara ini adalah :
7.1. PT. Pertamina (Persero) sebagai pihak yang mewakili negara dalam
pengusahaan pertambangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia
terbukti dari Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding)
antara Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Negara (PT.
Pertamina persero) dengan Tergugat II. Hal ini terbukti dalam posita
Penggugat point 19 tercantum turut Tergugat (PT. Pertamina) ;
7.2. PT. Elnusa Petro Teknik adalah sebagai peringkat pertama pe-
menang tender dan pelaksana pertama proyek Pengelolaan Minyak
dan Gas Bumi (LPG Plant) di Lapangan Tambun Kabupaten Bekasi
namun karena alasan satu dan lain hal (tidak memiliki dana)
sehingga akhirnya PT. Elnusa Petro Teknik mengundurkan diri dan
digantikan posisinya oleh Tergugat I sebagai peringkat kedua dalam
proses tender tersebut ;
7.3. PT. Odira Energy persada adalah perusahaan yang ditunjuk oleh
Penggugat padahal saat itu proyek tersebut masih dalam sengketa
hukum di Pengadilan TUN Bandung dimana pada saat itu
Pengadilan TUN Bandung telah mengeluarkan Penetapan Nomor :
38/PEN/2004/PTUN-BDG tentang penundaan Pelaksanaan Lebih
Lanjut terhadap Surat Keputusan Bupati Bekasi No. 542/Kep.128-
Huk/2004 tertanggal 6 Mei 2004 tersebut PT. Odira Energy persada
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 13 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
melaksanakan proyek pengelolaan Minyak dan Gas Bumi (LPG
Plant) tersebut berdasarkan Perjanjian Kerjasama Nomor :
227/PKS/VII/BBWM/2004 ; Nomor : 012/PKS/OEP/2004 tertanggal
30 Juli 2004 ;
7.4. Bahwa disamping itu dalam posita gugatan Penggugat pada point
13, 16 dan 17 Penggugat dengan tegas menyebut nama
perusahaan PT. Bumi Wibawa Maruta, sehingga agar esensi
perkara ini menjadi jelas dan sempurna PT. Bumi Wibawa Maruta
seharusnya digugat sebagai pihak dalam perkara ini ;
8. Bahwa dengan tidak digugatnya pihak-pihak sebagaimana tersebut di atas
maka substansi perkara ini menjadi kurang pihak (Kurang Party). Hal ini
sesuai dengan maksud Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Register
Nomor : 151 K/Sip/1975 tertanggal 13 Mei 1975 antara M. Sukarna lawan
M. Enoch yang pada pokoknya menyatakan :
"Bahwa karena gugatan tidak lengkap (yang digugat hanya seorang
pihak) gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima”
III. Mengenai Kompetensi Relatif :
9. Bahwa mencermati posita gugatan Penggugat pada point 26 Penggugat
dengan tegas mengakui keberadaan Kedua Perjanjian Kerjasama No-
mor : 158/X/BBWM/2003; No : 020/MBP-BBD/10/03 tertanggal 22
Oktober 2003 dan Perjanjian Kerjasama Nomor : 199/XII/BBWM/2003 ;
Nomor : 009/MBP-DIR/12/03 tertanggal 29 Desember 2003 sehingga
seyogyanya gugatan ini didaftarkan melalui Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat. Hal ini sesuai dengan Ketentuan Pasal 11
Perjanjian Kerjasama Nomor : 199/XII/BBWM/2003; Nomor : 009/MBP-
DIR/12/03 tertanggal 29 Desember 2003 yang menyatakan sebagai
berikut :
"Tentang perjanjian ini dan segala akibatnya, kedua belah pihak memilih
domisili hukum yang tetap dan seumumnya di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat.
Disamping itu kedudukan hukum Tergugat I adalah di Jalan Imam Bonjol
No. 61 Gedung Bumi Daya Plaza Lt. 23 Jakarta Pusat ;
IV. Mengenai Kapasitas Penggugat dan Surat Kuasa Penggugat :
10. Bahwa Tergugat I mempertanyakan kapasitas Penggugat dalam perkara
ini, dimana Penggugat selaku Bupati Kabupaten Bekasi bertindak
mewakili Pemerintah Kabupaten Bekasi berdasarkan Keputusan Bupati
Nomor : 183.5/Kep.01-Huk/2005 tertanggal 3 Januari 2005 untuk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 14 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
memberikan kuasa kepada Kuasa hukum Penggugat padahal
seyogyanya Surat Keputusan tersebut hanya dapat dipergunakan di
dalam intern lingkungan kerja Pemerintah Kabupaten Bekasi dan tidak
dapat dipergunakan untuk beracara di pengadilan (Iitigasi) ;
11. Bahwa yang dapat memberikan jasa hukum (beracara di pengadilan)
adalah Advokat yang diangkat berdasarkan Undang-Undang, hal ini
seiring dengan Ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor : 18
Tahun 2003 Tentang Advokat, yaitu :
"Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di
dalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan
berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini.”
Selanjutnya pada pasal 3 ayat (1) mengenai persyaratan untuk dapat
diangkat menjadi seorang Advokat, khususnya sub (c) berbunyi :
"Tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara.”
Oleh karenanya menurut undang-undang ini, kuasa hukum Penggugat
tidak memiliki kapasitas bertindak untuk mewakili pemberi kuasa
(Penggugat) di lingkungan pengadilan (Iitigasi) ;
Eksepsi Tergugat II :
1. Bahwa Tergugat II tidak dapat dijadikan pihak didalam perkara ini karena
gugatan Penggugat berkaitan erat dengan pelaksanaan Perjanjian Kerja
Sama No. 158/X/BBWM/2003; No. 020/MBP-BBD/10/03 dan adanya
pendirian anak perusanaan PT. Bumi Wibawa Maruta berdasarkan
Perjanjian Kerja Sama No. 199/XII/BBWM/2003 ; 009/BBP-DIR/12/03 yang
dianggap tidak sepengetahuan Penggugat sebagai pemegang saham
mayoritas, dengan alasan sebagai berikut :
a. Bahwa Perjanjian Kerja Sama No. 158/X/BBWM/2003; No. 020/MBP-
BBD/10/03 tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, bukan karena
kesalahan Tergugat II tetapi merupakan kesalahan dan ketidakmampuan
Tergugat I yang tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagaimana yang
telah diperjanjikan. Atas ketidak mampuan tersebut, Tergugat II telah
mengambil sikap yang tegas dengan melakukan pemutusan Perjanjian
dengan Tergugat I sebagaimana yang diatur dalam Perjanjian Kerja
Sama No. 158/X/BBWM/2003; No. 020/MBP-BBD/10/03.
b. Bahwa Perjanjian Kerja Sama No. 199/XII/BBWM/2003; 009/BBP-DIR/
12/03 yang dibuat tanpa sepengetahuan Penggugat sebagai pemegang
saham mayoritas adalah menjadi urusan dan tanggung jawab Tergugat I
dengan Pengurus Lama dari Tergugat II secara pribadi dan tidak ada
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 15 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
hubungannya dengan Tergugat II secara korporasi karena perjanjian
tersebut ditandatangani tanpa sepengetahuan para pemegang saham
Tergugat II.
3. Bahwa dengan demikian jelas, Tergugat II tidak dapat dijadikan pihak di
dalam perkara ini dikarenakan Tergugat II tidak mempunyai keterkaitan
dengan isi gugatan Penggugat. Oleh karena itu, mohon Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menyatakan gugatan sepanjang
mengenai Tergugat II tidak dapat diterima (niet onvankelijke verklaard).
Menimbang, bahwa selain dari eksepsi, Tergugat I juga mengajukan
gugatan balik (rekonvensi) baik terhadap Penggugat dalam konvensi sebagai
Tergugat I dalam rekonvensi maupun terhadap Mutiara Patent qq. Drs. Suseno
Santoso sebagai Tergugat dalam rekonvensi yang pada pokoknya atas dalil-
dalil sebagai berikut :
Bahwa sebenarnya dalam perkara ini yang melakukan Perbuatan Melawan
Hukum (onrechtmatigedaad heit) adalah Tergugat Dalam Rekonpensi dengan
dalil-dalil sebagai berikut :
1. Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak
dan Gas Bumi (Migas) bahwa Pemerintah Daerah dapat mengelola usaha
Hilir dan Hulu (Migas) melalui pembentukan BUMD, dalam hal ini yang
dimaksud adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Daerah
Bekasi Jawa Barat, atau yang dikenal dengan PT. Bina Bangun Wibawa
Mukti BBWM) yang menjadi Pihak sebagai TERGUGAT II Dalam Konpensi
dalam perkara ini ;
2. Bahwa mengingat keterbatasan dana maupun kemampuan profesionalitas
daerah itu sendiri untuk membangun dan mengelola Migas memerlukan
investasi yang sangat besar dan teknologi tinggi serta Sumber Daya
Manusia yang berpengalaman untuk mendirikan proyek Pengelolaan Minyak
dan Gas Bumi (LPG Plant), sehingga hat tersebut diluar kemampuan
Pemerintah Daerah, untuk itu diperlukan Mitra Usaha yang dapat bekerja
sama dengan Pemerintah Daerah melalui BUMD untuk mengelola Migas ;
3. Bahwa dalam rangka independensi dan objektivitas mencari Mitra Usaha
Pemerintah Derah Kabupaten Bekasi untuk mengelola Gas Bumi (LPG
Plant) di Lapangan Tambun Kabupaten Bekasi, maka Pemerintah Daerah
(PEMDA) melalui BUMD telah menunjuk Lembaga Independen yaitu
Lembaga Penelitian Dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Teknologi
Bandung (LPPM ITB) yang telah menguasai bidangnya ;
4. Bahwa kegiatan seleksi mencari Mitra Usaha tersebut telah diumumkan
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 16 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
melalui beberapa media cetak dan tahapan kegiatan seleksi maupun hasil
seleksi sepenuhnya dilaksanakan oleh LPPM ITB yang kegiatannya diawasi
oleh Supervisi Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi ; (Bukti PR -1) ;
5. Bahwa jumlah perusahaan yang ikut seleksi sebanyak 18 (delapan belas)
perusahaan termasuk diantaranya PT. MARUTA BUMIPRIMA (Penggugat
Dalam Rekonvensi) yang diundang sesuai dengan surat dari LPPM ITB
dengan No. 07/S-BUMD/02-2003 tertanggal 28 Februari 2003 (Bukti PR -2) ;
6. Bahwa berdasarkan hasil seleksi telah ditetapkan ranking sebagaimana
surat LPPM ITB Nomor : 0574/K.01.13/LL2003 tertanggal 18 Maret 2003
sebagai berikut :
1. PT. Elnusa Petro Teknik ;
2. PT. Maruta Bumiprima (PENGGUGAT Dalam Rekonvensi) ;
3. PT. Petromas Indonesia ;
4. Dst... (Bukti PR -3) ;
7. Bahwa berdasarkan hasil ranking yang ditetapkan oleh Pihak LPPM ITB
yang ditindaklanjuti oleh PT. Bina Bangun Wibawa Mukti (TERGUGAT II
Dalam Konvensi), PT. Elnusa Petro Teknik-lah sebagai Mitra Usaha untuk
membangun dan mengelola Gas Bumi di Kabupaten Bekasi yang dituangkan
dalam Perjanjian Kerjasama antara PT. BBWM (TERGUGAT II Dalam
Konvensi) dengan PT. Elnusa Petro Teknik mengenai Proyek Pengelolaan
Minyak dan Gas Bumi (LPG Plant) di Lapangan Tambun Kabupaten Bekasi
sesuai dengan isi surat tertanggal 16 Juni 2003 Nomor : 88/IV/BBWM/2003 ;
017/SP/EPT/0.002-201/VI/2003 ; (Bukti PR -4) ;
8. Bahwa dalam proses seleksi sebagai pemenang tender dalam proyek
pengelolaan Minyak dan Gas Bumi ini sempat terjadi protes dari salah satu
peserta tender yaitu PT. Petromas Indonesia dengan mengajukan surat
sanggahan atas proses kegiatan seleksi yang dimenangkan oleh PT. Elnusa
Petro Teknik namun protes tersebut telah diselesaikan melalui Komisi
pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) oleh karenanya terbukti bahwa
proses seleksi telah sesuai dengan mekanisme dan prosedur sebagaimana
surat Ketua KPPU Nomor : 379/K/VIII/2003 tertanggal 29 Agustus 2003 ;
(Bukti PR -5) ;
9. Bahwa berdasarkan surat dari PT. Elnusa Petro Teknik tertanggal 25 Maret
2003 perihal Permohonan Pendanaan Proyek serta hasil evaluasi yang
dilakukan oleh PT. BBWM dan juga pihak PT. Pertamina persero, ternyata
PT. Elnusa Petro Teknik tidak mampu melaksanakan pekerjaan Pengelolaan
Gas Bumi (LPG Plant) sebagaimana progres yang telah disepakati dalam
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 17 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
Perjanjian Kerjasama, hal ini berdampak pada :
Keterlambatan Pembangunan fasilitas pengelolaan Gas Bumi :
a. Adanya keterlambatan kontribusi pada PAD (Pendapatan Asli Daerah) ;
b. Gas Bumi tidak dapat segera dimanfaatkan; (Bukti PR -6) ;
10. Bahwa setelah ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama antara PT. Elnusa
Petro Teknik dengan PT. BBWM (TERGUGAT II Dalam Konpensi) dan
sampai berakhirnya kesepakatan antara kedua belah pihak telah
disimpulkan bahwa PT. Elnusa Petro Teknik tidak berhasil membantu dan
mengupayakan terealisasinya Kesepakatan Perjanjian Jual Beli Gas
(KPJBG) antara PT. pertamina-persero dengan PT. BBWM, sehingga PT.
Elnusa Petro Teknik dapat menerima dan menyetujui dilakukannya
pembatalan atau pengakhiran perjanjian kerjasama antara PT. BBWM
(Tergugat II Dalam Konvensi) dan PT. Elnusa Petro Teknik ;
11. Bahwa sehubungan dengan kedua point tersebut di atas, maka melalui
proses secara musyawarah dan telah disepakati serta ditandatangani oleh
kedua belah pihak untuk mengakhiri Perjanjian Pengelolaan Gas Bumi
sebagaimana tertuang dalam Berita Acara, antara lain surat :
- Nomor : 154/X/BBWM/2003 tertanggal 17 Oktober 2003 ; (Bukti: PR -7).
- Nomor : 162/X/BBWM/2003 tertanggal 27 Oktober 2003 ; (Bukti : PR- 8).
- Nomor : 184/XII/BBWM/2003 tertanggal 08 Desember 2003 ; (Bukti :
PR-9).
12. Bahwa sebagai konsekuensi dari pengakhiran Perjanjian Kerjasama antara
PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) dengan PT. Elnusa Petro Teknik
disamping untuk menghindari kerugian yang semakin besar atas
terbakarnya Gas Bumi (Flare Gas), maka perlu segera ditetapkan Mitra
Usaha baru secara Normative yang selanjutnya PT. BBWM (Tergugat II
Dalam Konvensi) menetapkan pemenang/ranking kedua yakni : Penggugat
Dalam Rekonvensi sebagai pengganti PT. Elnusa Petro Teknik dan atas
saran PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi), Penggugat Dalam
Rekonvensi telah membayar uang sebesar Rp 4,5 Milyar yang telah
diterima langsung oleh PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) dimana
menurut PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) dana dimaksud
diperuntukkan sebagai kompensasi atas digantikannya posisi PT. Elnusa
Petero Teknik oleh Penggugat Dalam Rekonvensi. Kemudian Penggugat
Dalam Rekonvensi sepakat membuat Perjanjian Kerjasama Pengelolaan
Gas Bumi dengan PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) sebagaimana
Perjanjian Kerjasama tertanggal 22 Oktober 2003 Nomor :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 18 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
158/X/BBWM/2003 ; 021/BMP-BBD/10/03 tentang Pengelolaan Minyak
dan Gas Bumi (LPG Plant) di Lapangan Tambun Kabupaten Bekasi ; (Bukti
PR -10) ;
13. Bahwa selanjutnya Pemerintah Daerah Bekasi mengirimkan surat kepada
PT. Pertamina-persero dengan Nomor: 500/1850/TMB/DPDLP tertanggal 5
November 2003 yang menyatakan Mitra usaha baru PT. BBWM (Tergugat
II Dalam Konvensi) adalah Penggugat Dalam Rekonvensi ; (Bukti : PR -
11) ;
14. Bahwa dengan terpilihnya Penggugat Dalam Rekonvensi sebagai Mitra
Usaha PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi), maka Penggugat Dalam
Rekonvensi melalui upaya-upaya yang dilakukannya telah berhasil
membantu dan mengupayakan terealisasinya Kesepakatan Bersama Jual
Beli Gas Lapangan Tambun antara PT. BBWM (Tergugat II Dalam
Konvensi) dengan Pihak PT. Pertamina persero yang tertuang dalam surat
Nomor : 193/D00000/2004-S1 tertanggal 12 Februari 2004 ; (Bukti P -12) ;
15. Bahwa adapun bentuk kerja sama PT. BBWM (Tergugat II Dalam Kon-
pensi) dengan Penggugat Dalam Rekonvensi yang tercantum dalam
Perjanjian Kerjasama Nomor : 158/X/BBWM/2003 ; No : 020/MBP-BBD/10/
03 tentang Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi (LPG Plant) di Lapangan
Tambun Kabupaten Bekasi, meliputi antara lain :
a. Biaya Investasi untuk seluruh pembangunan hingga selesai dan dapat
dipergunakan menjadi tanggung jawab Penggugat Dalam Rekonvensi ;
b. Perjanjian kerjasama dalam bentuk BOT (Built, Operation, Transfer)
untuk jangka waktu 15 (lima belas) tahun terhitung beroperasinya LPG
Plant yang dibangun oleh Penggugat Dalam Rekonvensi, dimana
setelah berakhirnya kerjasama BOT tersebut maka Gas Processing
Plant akan menjadi milik penuh PT. BBWM (Tergugat II Dalam
Konvensi) ;
c. Pihak Pemerintah Daerah melalui PT. BBWM (Tergugat II Dalam
Konpensi) akan mendapatkan bagi hasil bersih sebesar 30% dari
keuntungan bersih yang diperoleh ;
16. Bahwa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan Proyek Pengelolaan Minyak
dan Gas Bumi Pembangunan LPG Plant tersebut Penggugat Dalam
Rekonvensi telah mengeluarkan dana antara lain : Biaya Pra Operasional,
Biaya Pengadaan lahan, Biaya Engineering, Biaya AMDAL, Overhead
Cost, dan lain-lain. Hal tersebut menunjukkan etikad baik dan bentuk
keseriusan dan tindakan profesional dari Penggugat Dalam Rekonvensi ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 19 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
17. Bahwa pada saat Penggugat Dalam Rekonvensi menjalankan pekerjaan
proyek pengelolaan Minyak dan Gas Bumi sesuai dan atas dasar
perjanjian kerjasama antara Penggugat Dalam Rekonvensi dengan PT.
BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) tersebut, PT. BBWM menyampaikan
Undangan Rapat kepada Penggugat tertanggal 30 Maret 2004 Nomor
50/CORP-SEC/BBWM/III/2004, untuk membicarakan Progres
Pembangunan LPG Plant, di dalam surat undangan tersebut tidak
menyebut tempat dimana rapat diadakan hanya tercantum materi rapat
yakni pada Kamis, tanggal 1 April 2004 Pukul 09.00 WIB dengan acara
antara lain :
a. Evaluasi progress Perjanjian Kerjasama yang menyangkut pengadaan
lahan ;
b. Evaluasi progress pembangunan & pengoperasian kompressor (Bukti
PR -13)
Namun ternyata apa yang dibicarakan sama sekali berlainan dengan yang
telah diagendakan dalam undangan. Yang dibicarakan justru adanya
rencana Pengakhiran Hubungan Kerjasama antara Penggugat Dalam
Rekonvensi dengan PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) dengan
alasan yang tidak jelas dan terkesan dicari-cari dan mengada-ada.
Hal tersebut dapat dilihat pada Notulen Rapat tanggal 1 April 2004 ; Dan
surat tertanggal 1 April 2004 perihal Pengakhiran Perjanjian Kerjasama
Nomor : 50/III/BBWM/IV/2004, yang tidak dapat diterima apalagi disetujui
oleh Penggugat Dalam Rekonvensi, sedangkan tanda tangan yang
menghadiri rapat hanya merupakan tanda kehadiran semata ; (Bukti PR -
14 dan PR -15) ;
18. Bahwa sehubungan dengan adanya rencana Pengakhiran Perjanjian
Kerjasama dimaksud Penggugat Dalam Rekonvensi langsung memberikan
tanggapan berupa klarifikasi atas tindakan sepihak PT. BBWM (Tergugat II
Dalam Konvensi) dengan melayangkan surat Nomor : 022/MBP-
DIRUT/04/04 tertanggal 06 April 2004, Perihal : Tanggapan atas rencana
Pengakhiran Perjanjian Kerjasama antara Penggugat Dalam Rekonvensi
dengan PT. BBWM (Tergugat I Dalam Konpensi). Karena Penggugat
Dalam Rekonvensi merasa tidak pernah melakukan kesalahan ataupun
kelalaian dan seandainya pun Penggugat Dalam Rekonvensi melakukan
kedua hal tersebut sepatutnya PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi)
seharusnya memberikan terguran terlebih dahulu kepada Penggugat
Dalam Rekonvensi baik secara lisan maupun tertulis dan tidak langsung
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 20 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
mengajukan Pengakhiran Perjanjian Kerjasama ; (Bukti : PR -16) ;
19. Bahwa pada tanggal 27 April 2004 melalui faximile PT. BBWM (Tergugat II
Dalam Konvensi) mengundang Penggugat Dalam Rekonvensi sehubungan
dengan surat tanggapan Penggugat Dalam Rekonvensi tersebut di atas,
namun dalam pertemuan tersebut tetap tidak terdapat upaya PT. BBWM
(Tergugat II Dalam Konvensi) untuk meninjau kembali rencana
pengakhiran Perjanjian Kerjasama yang telah disepakati. Apabila dicermati
cara PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) mengundang Penggugat
Dalam Rekonvensi melalui faximile, adalah suatu bentuk ketidakseriusan
PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) dan terkesan tidak
professional/formalitas saja serta tidak sesuai dengan etika surat menyurat
namun Penggugat Dalam Rekonvensi tetap menghadirinya ; Bukti P-17) ;
20. Bahwa Penggugat disamping bersurat kepada PT. BBWM (Tergugat II
Dalam Konvensi), Penggugat Dalam Rekonvensi juga telah mencari tahu
apa sebab PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) secara tiba-tiba akan
memutuskan perjanjian kerjasama yang telah disepakati, Penggugat
Dalam Rekonvensi mendapat jawaban dari beberapa orang Direksi I, PT.
BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) secara lisan yang menyatakan :
"Kami hanya menjalankan perintah dari Atasan dalam hal ini yang
dimaksud adalah Tergugat Dalam Rekovensi dan sekaligus memohon agar
Penggugat Dalam Rekonvensi mencoba mendekati Tergugat Dalam
Rekonvensi ;
21. Bahwa atas saran dari anggota Direksi PT. BBWM (Tergugat II Dalam
Konvensi) tersebut guna mencari solusi terbaik, Penggugat Dalam
Rekonvensi dengan etikad baik mendatangi dan bersurat pada Tergugat
Dalam Rekonvensi sebagai Kepala Daerah Kabupaten Bekasi serta
meminta waktu untuk mengadakan pertemuan pada tanggal 12 Mei 2004
guna mencari jalan keluar yang tidak merugikan kedua belah pihak ;
22. Bahwa apa yang disampaikan oleh anggota Direksi tersebut di atas adalah
beralasan karena anggota Direksi yang lama telah diberhentikan oleh
Tergugat Dalam Rekonvensi secara tiba-tiba karena tidak bersedia
membuat Pemutusan Perjanjian Kerjasama antara PT. BBWM (Tergugat II
Dalam Konvensi) dengan Penggugat Dalam Rekonvensi ;
23. Bahwa mendengar informasi dan jawaban dari PT. BBWM (Tergugat II
Dalam Konvensi) tersebut di atas, ternyata rencana Pemutusan Hubungan
Kerjasama antara Penggugat Dalam Rekonvensi dengan PT. BBWM
(Tergugat II Dalam Konvensi) merupakan ide dan rencana Tergugat Dalam
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 21 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
Rekonvensi ;
24. Bahwa mengingat sikap PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) dan
Tergugat Dalam Rekonvensi sudah tidak kooperatif lagi dan terkesan
menghindar untuk bertemu dan berkomunikasi dengan Penggugat Dalam
Rekonvensi sehingga Penggugat Dalam Rekonvensi melakukan reaksi
berupa protes dengan bersurat dan mohon perlindungan hukum kepada
Instansi terkait, antara lain kepada :
� Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bekasi.
� Menteri Dalam Negeri RI up. Direktur Jenderal PUOD dengan Surat
Nomor 026/MBP-Dir/04/04 tertanggal 13 April 2004, Perihal : Mohon
Perlindungan Hukum ; (Bukti PR -18).
� PT. Pertamina-persero up Direktorat Hulu Pertamina guna menjadi
penengah agar Perjanjian Kerjasama yang telah ditanda tangani dapat
terus berjalan dan ditaati olehpara Pihak ; (Bukti PR -19).
� Gubernur Jawa Barat, selaku atasan langsung Tergugat dalam
Rekonvensi.
25. Bahwa menanggapi surat dan protes Penggugat Dalam Rekonvensi kepada
DPRD Kabupaten Bekasi, Penggugat Dalam Rekonvensi akhirnya
diundang oleh DPRD, Komisi C dengan surat Undangan Nomor : 005/124-
Setwan, tertanggal 12 April 2004, Perihal Rapat Kerja ;
26. Bahwa sebagai tindak Ianjut protes Penggugat Dalam Rekonvesi melalui
DPRD Kabupaten Bekasi, akhirnya rencana Pemutusan Hubungan
Kerjasama itu dilihat oleh DPRD Kabupaten Bekasi sebagai suatu hal yang
sangat serius. Kemudian DPRD Bekasi membentuk PANITIA KHUSUS
(PANSUS) guna membicarakan dan mencari solusi terhadap adanya
rencana Pemutusan ; Hubungan Kerjasama sepihak oleh PT. BBWM
(Tergugat II Dalam : Konvensi) dengan Tergugat Dalam Rekonvensi.
Adapun sidang PANSUS tersebut menghasilkan Rekomendasi yang
memohon agar PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) dan Tergugat
Dalam Rekonvensi tidak memutuskan Perjanjian. Kerjasama yang telah
disepakati agar menghindari kerugian yang lebih besar ; (Bukti PR-20 dan
Bukti PR -21) ;
27. Bahwa mendengar adanya rencana Tergugat Dalam Rekonvensi akan
memutuskan Perjanjian Kerjasama proyek Pengelolaan Gas Bumi (LPG
Plant) di Lapangan Tambun Kabupaten Bekasi, secara spontan beberapa
organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bersama masyarakat
yang bertempat tinggal di sekitar lokasi Proyek tersebut melakukan protes
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 22 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
dengan berdemonstrasi ke gedung DPRD Kabupaten Bekasi yang
memohon agar Pengelolaan Gas Bumi (LPG Plant) yang terdapat di
Lapangan Tambun Kabupaten Bekasi segera dikerjakan oleh Penggugat
Dalam Rekonvensi. Hal ini pun tetap tidak mendapat respon dari PT.
BBWM (TERGUGAT II Dalam Konvensi) maupun Tergugat Dalam
Rekonvensi ; (Bukti -PR 22) ;
28. Bahwa PT. Pertamina-persero bersurat kepada PT. BBWM (Tergugat II
Dalam Konvensi) yang intinya agar Penggugat Dalam Rekonvensi dan PT.
BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) segera melaksanakan Perjanjian
Kerjasama proyek Pengelolaan Gas Bumi (LPG Plant) di Lapangan
Tambun Kabupaten Bekasi, disamping itu Gubernur Jawa Barat juga
bersurat kepada Tergugat Dalam Rekonvensi, selaku Atasan Langsung
Tergugat Dalam Rekonvensi dengan surat Nomor : 119/2334/Huk, Perihal
Kerjasama Pengelolaan Gas Pertamina tertanggal Bandung, 30 Juli 2004,
yang pada pokoknya dengan tegas menyatakan :
- Agar para Pihak komitmen terhadap perjanjian yang telah disepakati, hal
tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip hukum, oleh karena telah
berlaku mengikat sebagai Undang-Undang (berdasar Pasal 1338
KUHPerdata);
- Penuangan hasil RUPS, ke depan tidak lagi menggunakan bentuk
Keputusan Bupati atau Keputusan DPRD, karena akan terkesan
adanya intervensi terhadap keleluasaan perusahaan yang mengelola
asset yang sudah dipisahkan dengan prinsip komersil ;
- Diharapkan adanya musyawarah antara para Pihak, disarankan agar
PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) dapat menjadi fasilitator/
mediator dan dari musyawarah tersebut, dapat berupa kerjasama
dilanjutkan dengan beberapa persyaratan tambahan yang jelas yang
selanjutnya dituangkan dalam addendum perjanjian ;
- Kalaupun harus ditempuh Pengakhiran Kerjasama, maka hal itu harus
melalui prosedur yang jelas dan mencantumkan alasan-alasannya ;
(Bukti : PR -23).
29. Bahwa walaupun reaksi protes Penggugat Dalam Rekonvensi atas
Pemutusan Kerjasama tersebut melalui lnstansi Terkait yang telah
memperoleh dukungan dari Lembaga Swadaya Masyarakat dan
masyarakat di sekitar lokasi Proyek agar Perjanjian Kerjasama segala
dilanjutkan/dilaksanakan, namun Tergugat Dalam Rekonvensi selaku
Bupati tidak meresponnya dengan baik bahkan cenderung tidak
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 23 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
mengindahkannya ;
30. Bahwa lebih ironis lagi Tergugat Dalam Rekonvensi dalam jabatannya
selaku Pejabat Pemerintah justeru mengeluarkan Surat Keputusan
Nomor : 542/Kep.128A-Huk/2004 tertanggal 6 Mei 2004 yang isinya :
Membatalkan Perjanjian Kerjasama antara Penggugat Dalam Rekonvensi
dengan PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konpensi). Tindakan Tergugat
Dalam Rekonvensi tersebut terlalu mengintervensi Perjanjian Kerjasama
Penggugat dengan PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi), sehingga
tindakan Tergugat Dalam Rekonvensi tersebut nyata-nyata telah
menyalahi sumpah jabatan serta etika jabatan dan melampaui batas
kewenangan Tergugat Dalam Rekonvensi (de Tournement de Povouir) ;
(Bukti PR -24) ;
31. Bahwa selanjutnya Tergugat Dalam Rekonvensi dengan tindakan arogan
telah pula memberikan keterangan yang mendiskreditkan Penggugat
Dalam Rekonvensi melalui beberapa media cetak terbitan lbukota maupun
Bekasi, sehingga berdasarkan keterangan Tergugat Dalam Rekonvensi
tersebut Penggugat Dalam Rekonvensi melaporkan Tergugat Dalam
Rekonvensi di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia karena telah
melakukan perbuatan Pencemaran Nama Baik ; (Bukti PR -25) ;
32. Bahwa reaksi protes Penggugat Dalam Rekonvensi kepada Instansi Ter-
kait atas perlakuan sewenang-wenang dan sangat tidak adil yang
dilakukan Tergugat Dalam Rekonvensi ternyata tidak membuahkan hasil,
sehingga akhirnya Penggugat Dalam Rekonvensi mengajukan gugatan
kepada Tergugat Dalam Rekonvensi perihal Pembatalan Surat Keputusan
Nomor : 542/Kep.128A-Huk/2004 melalui Kepaniteraan Pengadilan Tata
Usaha Negara Bandung pada tanggal 21 Mei 2004 dan telah diputus pada
tanggal 26 Juli 2004 dengan Amar Putusan berbunyi sebagai berikut :
M e n g a d i l i :
Dalam Eksepsi :
- Menyatakan Menolak Eksepsi Tergugat ;
Dalam Pokok Perkara :
- Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian ;
- Menyatakan Tidak Sah Surat Keputusan Bupati Bekasi No. 542/Kep.128
A-Huk/2004 Tentang Pembatalan Kerjasama antara Penggugat dengan
Tergugat I tanggal 6 Mei 2004 ;
- Memerintahkan kepada Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan
tersebut ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 24 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
- Menyatakan Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung
No. 38/G/PEN/2004/PTUN-BDG, tanggal 7 Juni 2004 Tentang
Penundaan Pelaksanaan lebih Lanjut Surat Keputusan Bupati Bekasi No.
542/Kep-128A-Huk/2004 Tentang Pembatalan Kerjasama antara
Penggugat dengan TERGUGAT, tanggal 6 Mei 2004 tetap Sah dan
berlaku sampai Putusan ini mempunyai Kekuatan Hukum yang Tetap ;
- Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya Perkara yang
berjumlah Rp. 139.000,- (seratus tiga puluh sembilan ribu rupiah) ;
- Menyatakan Menolak gugatan Penggugat selebihnya ; (Bukti PR -26).
33. Bahwa bersamaan dengan gugatan Penggugat Dalam Rekonpensi tersebut
melalui Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Penggugat Dalam
Rekonpensi juga memohon agar dikeluarkan Penetapan untuk menunda
pelaksanaan Lebih Lanjut Surat Keputusan Bupati No. 542/Kep. 128A-
Huk/2004 tanggal 6 Mei 2004 dan Permohonan Penggugat Dalam
Rekonpensi tersebut dikabulkan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara
Bandung dengan mengeluarkan Penetapan No : 38/G/2004/PTUN-BDG
tanggal 7 Juni 2004 ; (Vide : Bukti PR -27).
34. Bahwa ternyata walaupun Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Ban-
dung telah Mengeluarkan Surat Penetapan Nomor : 38/G/2004/PTUN-Bdg,
yang berbunyi sebagai berikut :
MENETAPKAN
1. Mengabulkan permohonan penundaan Penggugat ;
2. Memerintahkan kepada Bupati Kabupaten Bekasi (Tergugat), untuk
menangguhkan/menunda Pelaksanaan lebih lanjut Surat Keputusan
berupa :
3. "Surat Keputusan No. 542/Kep.128A-Huk/2004, tertanggal 6 Mei 2004
tentang Pembatalan Perjanjian Kerjasama antara PT. Bina Bangun
Wibawa (persero) dengan PT. Maruta Bumi Prima” Dengan tidak
melakukan tindakan hukum lainnya khususnya berupa tindakan
membuat Perjanjian Kerja Sama dengan Mitra Usaha lainnya selama
pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara ini berlangsung, kecuali ada
penetapan lain berdasarkan ketentuan perundangan-undangan yang
berlaku ;
4. Memerintahkan Tergugat agar mematuhi Surat Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara No. B.471/I/1991, tanggal 29 Mei
1991 Jo. Surat Pendayagunaan Aparatur Negara No. 115/M.PAN/4/
2003, tanggal 9 April 2003 dan Surat Inspektur Jenderal Departemen
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 25 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
Dalam Negeri tanggal 7 Juni 1994 Nomor : 180.2.568/A.3/Ij ;
5. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara
Bandung untuk menyampaikan salinan penetapan ini kepada para
pihak yang berperkara untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya ;
6. Menetapkan biaya yang timbul dalam penetapan ini akan
diperhitungkan bersama-sama dengan pokok sengketa dalam putusan
akhir ;
Namun PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konvensi) dan Tergugat Dalam
Rekonpensi tetap tidak merespons dan tidak mentaati Penetapan dan
Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) tersebut, sehingga
terkesan PT. BBWM (Tergugat II Dalam Konpensi) dan khususnya
Tergugat Dalam Rekonpensi kebal hukum ;
7. Bahwa lebih ironis lagi dan sudah tidak mengikuti aturan permainan
dalam Pelaksanaan Tender proyek pemerintah, Tergugat Dalam
Rekonpesi telah menunjuk PT. Odira Energy Persada sebagai Pihak
yang akan melanjutkan Pekerjaan Proyek Pengelolaan dan
Pengoperasian Kilang Minyak dan Gas Bumi (LPG Plant) di Tambun
Kabupaten Bekasi dan hal ini jelas-jelas Tergugat Dalam Rekonpensi
sudah tidak mematuhi hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku di
Negara Republik Indonesia sehingga sangat menyalahi Asas-Asas
Hukum Pemerintahan yang Baik (Good Governmance). Sekarang
timbul pertanyaan ada siapa dan siapa pula di belakang Tergugat
Dalam Rekonpensi, sehingga tidak mentaati :
a. PENETAPAN Pengadilan Tata Usaha Negara Nomor : 38/G/
PEN/2004/PTUN-BDG tertanggal 7 Juni 2004 dan PUTUSAN
Pengadilan TUN Nomor : 38/G/2004/PTUN-BDG tertanggal 27 Juli
2004 Jo. PUTUSAN Pengadilan Tinggi TUN Jakarta Nomor : 199/B/
2004/PT.TUN.JKT tertanggal 2 Desember 2004 ;
b. Rekomendasi PANSUS DPRD Kabupaten Bekasi No. 20/Kep./170-
DPRD/2004 tertanggal 28 Juni 2004 ;
c. Surat Gubernur Jawa Barat No. 115/2334/Huk tertanggal 20 Juli
2004 ;
d. Surat PT. Pertamina-persero No.114/D.10200/2004 -S1 tertanggal
17 Juni 2004 ;
e. Surat LSM dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah/
lingkungan Pengelolahan Gas LPG di Tambun Bekasi ;
36. Bahwa walaupun Penggugat Dalam Rekonvensi telah berupaya untuk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 26 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
mencegah agar Pemutusan Perjanjian Kerjasama tidak dilaksanakan
berdasarkan mekanisme yang berlaku sebagaimana telah Penggugat
Dalam Rekonvensi uraikan diatas namun Tergugat Dalam Rekonvensi
tetap tidak mentaatinya dan bahkan dengan mudahnya Tergugat Dalam
Rekonpensi menunjuk PT. Odira Energy Persada sebagai pelaksana
proyek Pembangunan dan Pengoperasian Pengelolaan Gas Bumi LPG
(LPG Plant) di Lapangan Tambun Bekasi tanpa melalui prosedur tender
sebagaimana layaknya pelaksanaan proyek tender Pemerintah,
sedangkan masalah dengan Penggugat Dalam Rekonvensi belum
terselesaikan sampai dengan hari ini dan jelas-jelas tindakan ini
merupakan preseden buruk bagi Investor karena tidak ada lagi
kepastian hukum di Negara Republik Indonesia ini ;
37. Bahwa berdasarkan uraian-uraian Penggugat Dalam Rekonvensi ten-
tang Proyek Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi (LPG Plant) di
Lapangan Tambun Kabupaten Bekasi, tersebut di atas Tergugat Dalam
Rekonvensi telah nyata-nyata melakukan Perbuatan Melawan Hukum
yang membawa kerugian terhadap Penggugat Dalam Rekonvensi ;
38. Bahwa adapun Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan Tergugat
Dalam Rekonvensi karena telah memutus secara sepihak dan tidak
sesuai dengan : prosedur Kedua Perjanjian Kerjasama yang telah
disepakati antara Tergugat II Dalam Konvensi dan Penggugat Dalam
Rekonvensi yang seharusnya berlaku mengikat sebagai UU oleh kedua
belah pihak, yakni sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 10 ayat 3
(tiga) Perjanjian Kerjasama Nomor : 199/XII/BBWN/2003; Nomor :
009/MBP-DIR/12/03 tentang Pengelolaan Minyak dan Gas Bumi (LPG
Plant) di Lapangan Tambun Kabupaten Bekasi, tertanggal 29
Desember 2003 yang berbunyi :
"Perjanjian ini berlaku terhitung sejak ditanda tangani dan mengikat
kedua belah pihak dan tidak dapat di batalkan secara sepihak".
Dan, Pasal 8 ayat 2 (dua) Perjanjian Kerjasama No.199/XII/BBWM/
2003 ; 009/MBP-DIR/12/03 tentang Pengelolaan Gas Bumi (LPG Plant)
di Lapangan Tambun Kabupaten Bekasi, tertanggal 29 Desember
2003, berbunyi :
Apabila salah satu pihak lalai melaksanakan kewajibannya sesuai
dengan ketentuan yang termaktub dalam Perjanjian ini maka pihak
yang lain dapat mengeluarkan surat peringatan perihal kelalaian yang
dilakukan kepada pihak yang melakukan kelalaian tersebut dan pihak
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 27 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
yang menerima surat peringatan tersebut dalam jangka waktu tidak
lebih dari 14 (empat belas) hari kalender setelah surat peringatan
tersebut diterima harus segera melaksanakan kewajiban "(Bukti PR-
28).
39. Bahwa Tergugat Dalam Rekonvensi telah bertindak melampaui
wewenangnya sebagai Kepala Daerah (Detournement de Povouir)
dengan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor : 542/Kep.128A-Huk/
2004 tanggal 6 Mei 2004, dan menunjuk PT. Odira Energy Persada
tanpa prosedur dan mekanisme yang berlaku, sehingga Tergugat
Dalam Rekonvensi tidak menjalankan asas-asas umum Pemerintahan
yang baik, yang meliputi : Asas Kepastian Hukum, Asas Tertib
Penyelenggara Negara, Asas Keterbukaan, Asas Proporsionalitas,
Asas Propesionalitas dan Asas Akuntabilitas ;
40. Bahwa adapun kerugian Penggugat Dalam Rekonvensi akibat dari
Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Tergugat Dalam
Rekonvensi tersebut, Penggugat Dalam Rekonvensi telah mengalami
kerugian baik materiil maupun Immateriil yang telah nyata-nyata
dikeluarkan oleh Penggugat Dalam Rekonvensi, adapun kerugian yang
dimaksud adalah :
- Kerugian Materiil :
1. Biaya Pra Operasional sebesar ……………..……..Rp. 4.500.000.000,-
(empat milyar lima ratus juta rupiah).
2. Biaya Pengadaan lahan…………………………..… Rp. 75.000.000,-
(tujuh puluh lima juta rupiah).
3. Biaya Engineering …………………………………....Rp. 400.000.000,-
(empat ratus juta rupiah).
4. Biaya Amdal …………………………………..……….Rp. 41.750.000,-
(empat puluh satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).
5. Overhead Cost………………………………………. Rp. 25.395.199.568,-
(dua puluh lima milyar tiga ratus sembilan puluh
lima juta seratus sembilan puluh sembilan ribu lima
ratus enam puluh delapan rupiah).
6. Bunga atas pengeluaran sejak Oktober 2003
Sampai dengan September 2004 …………………...Rp. 8.157.755.928,-
(delapan milyar seratus lima puluh tujuh juta tujuh
ratus lima puluh lima ribu sembilan ratus dua puluh
delapan rupiah).
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 28 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
7. Potensial Profit selama 15 tahun US $ 18.867.000,-
…………………………………………………………Rp.169.803.000.000,-
(seratus enam puluh sembilan milyar delapan
ratus tiga juta rupiah).
Sub Total sebesar …………………… ……………......Rp.208.372.705.496,-
(Dua ratus delapan milyar tiga ratus tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima
ribu empat ratus sembilan puluh enam rupiah).
- Kerugian Immateriil :
Akibat perbuatan dan tindakan Tergugat Dalam Rekonvensi tersebut,
Penggugat Dalam Rekonvensi mengalami gangguan baik physik maupun
psyikhis untuk mengurus proyek tersebut, dengan adanya tuduhan dari
Tergugat Dalam Rekonvensi yang mendiskreditkan Penggugat Dalam
Rekonvensi untuk mendapatkan proyek Pengelolaan Gas Bumi (LPG
Plant) di Lapangan Tambun Kabupaten Bekasi ini dengan cara yang tidak
wajar/menyalahi prosedur sehingga hal itu semakin merusak nama baik
perusahaan dan pribadi Penggugat Dalam Rekonvensi terhadap Mitra
Usaha dan masyarakat pada umumnya. Karena itu sudah sangat wajar jika
kerugian Penggugat Dalam Rekonvensi dimaksud ditaksir senilai uang
sebesar Rp.1.000.000.000.000,- (satu trilyun rupiah).
GRAND TOTAL ……………………………………… Rp 1.208.372.705,496,-
(satu trilyun dua ratus delapan milyar tiga ratus tujuh puluh dua juta tujuh
ratus lima ribu empat ratus sembilan putuh enam rupiah)
42. Bahwa agar Penetapan dan putusan tidak sia-sia dan dipatuhi oleh Ter-
gugat Dalam Rekonvensi, maka adalah beralasan apabila Tergugat Dalam
Rekonvensi dihukum untuk membayar uang paksa (Dwangsom) sebesar
Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) setiap harinya setiap kali Tergugat
dalam Rekonvensi lalai menjalankan isi Penetapan dan Putusan dalam
perkara ini ;
43. Bahwa karena uraian-uraian maupun dalil-dalil Penggugat Dalam Re-
konvensi tersebut di atas sudah terbukti dan telah nyata-nyata serta tidak
dapat disangkal lagi kebenarannya oleh Tergugat Dalam Rekonvensi,
maka sudah selayaknya Penggugat Dalam Rekonvensi memohon
Pengadilan Negeri Bekasi melalui Majelis Hakim yang Memeriksa dan
Mengadili perkara ini, berkenan menetapkan terlebih dahulu hal-hal
sebagai berikut :
Mohon Sita Jaminan Conservatoir Beslag :
Bahwa untuk menjaga agar gugatan Penggugat tidak sia-sia disamping
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 29 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
ada dugaan kuat Tergugat Dalam Rekonvensi tidak mematuhi isi putusan
dalam perkara ini, mohon dengan hormat agar Pengadilan Negeri Bekasi
berkenan meletakkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap
barang bergerak dan tidak bergerak milik Tergugat Dalam Rekonvensi
berupa :
Tanah dan Bangunan beserta urutannya yang terletak dan setempat
dikenal dengan : Jalan Senayan 2 Nomor : 1-2, Komplek Perumahan
Taman Olympic Lippo Cikarang Bekasi ;
Maka, berdasarkan uraian dan dalil-dalil Penggugat Dalam Rekonvensi
tersebut diatas, Penggugat Dalam Rekonvensi mohon agar Pengadilan
Negeri Bekasi, melalui Majelis Hakim yang Memeriksa dan Mengadili
perkara ini berkenan menetapkan dan memutuskan hal-hal sebagai
berikut :
bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas Penggugat dalam
rekonvensi menuntut kepada Pengadilan Negeri Bekasi supaya memberikan
putusan sebagai berikut :
1. Menerima gugatan Penggugat Dalam Rekonvensi untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan Tergugat Dalam Rekonvensi telah melakukan Perbuatan
Melawan Hukum (onrechtmatigedaad heid) ;
3. Menghukum Tergugat Dalam Rekonvensi secara tanggung renteng untuk
membayar kerugian Penggugat Dalam Rekonvensi secara tunai dan
seketika yaitu :
- Kerugian Materiil :
Kewajiban yang telah dikeluarkan oleh Penggugat Dalam Rekonvensi atas
Penggelolaan Minyak dan Gas Bumi (LPG Plant) di Lapangan Tambun Kab,
Bekasi, terdiri atas :
1. Biaya Pra Operasional sebesar ………………………..Rp 4.500.000.000,-
(empat milyar lima ratus juta rupiah) ;
2. Biaya Pengadaan lahan …………………………………Rp. 75.000.000,-
(tujuh puluh lima juta rupiah).
3. Biaya Engineering ……………………… ……………….Rp. 400.000.000,-
(empat ratus juta rupiah).
4. Biaya AMDAL ……………………………………………..Rp. 41.750.000,-
(empat puluh satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).
5. Overhead Cost ………………………………………..Rp. 25.395.199.568,-
(dua puluh lima milyar tiga ratus sembilan puluh
lima juta seratus sembilanpuluh sembilan ribu lima
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 30 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
ratus enam puluh delapan rupiah)
6. Bunga atas pengeluaran sejak Oktober 2003
Sampai dengan September 2004 …………………….. Rp. 8.157.755.928,-
(delapan milyar seratus lima puluh tujuh juta tujuh ratus
lima puluh lima ribu sembilan ratus dua puluh japan rupiah).
7. Potensial Profit selama 15 tahun US $ 18,867.000,- Rp 169,803.000,000,-
(seratus enam puluh sembilan milyar delapan ratus tiga juta rupiah)
Sub Total …………………………………… ………………Rp. 208.372.705.496,-
(dua ratus delapan milyar tiga ratus tujuh puluh dua juta tujuh ratus lima ribu
empat ratus sembilan puluh enam rupiah).
Kerugian Immateriil :
Akibat perbuatan dan tindakan Tergugat Dalam Rekonvensi tersebut,
Penggugat Dalam Rekonvensi mengalami gangguan baik physik maupun
psyikhis untuk mengurus proyek tersebut, dengan adanya tuduhan dari
Tergugat Dalam Rekonvensi yang mendiskreditkan Penggugat Dalam
Rekonvensi untuk mendapatkan Proyek Pengelolaan Gas Bumi ini dengan cara
yang tidak wajar/menyalahi prosedur sehingga hal itu semakin merusak nama
baik perusahaan dan pribadi Penggugat Dalam Rekonvensi terhadap Mitra
Usaha dan masyarakat pada umumnya. Karena itu sudah sangat wajar jika
kerugian Dalam Rekonvensi dimaksud ditaksir uang senilai
Rp 1.000.000.000.000,- (satu trilyun rupiah).
GRAND TOTAL sebesar………………………………… Rp .1.208.372.705.496,-
(satu trilyun dua ratus delapan milyar tiga ratus tujuh puluh dua juta tujuh ratus
lima ribu empat ratus sembilan puluh enam rupiah).
4. Menyatakan Sah dan Berharga Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap
harta bergerak dan tidak bergerak milik pribadi Tergugat Dalam Rekonvensi
berupa :
Tanah dan Bangunan beserta urutannya yang terletak dan setempat dikenal
dengan Jalan Senayan 2 Nomor 1-2, komplek Perumahan Taman Olympic
Lippo Cikarang Bekasi ;
5. Menyatakan tetap sah dan berlaku kedua Perjanjian Kerjasama antara
Penggugat Dalam Rekonvensi dengan PT. BBWM (Tergugat II Dalam
Rekonvensi) sebagaimana di atas dalam Perjanjian Kerjasama Nomor :
158/X/BBWM/2003; Nomor : 021/BMP-BBD/10/03 tentang Pengelolaan Gas
Bumi (LPG Plant) di Lapangan Tambun Kabupaten Bekasi dan Perjanjian
Kerjasama Nomor : 199/XII/BBWM/2003; 009/MBP-DIR/12/03 tentang
Pengoperasian dan Pengelolaan Proyek Minyak dan Gas Bumi di Kabupaten
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 31 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
Bekasi ;
6. Menghukum Tergugat Dalam Rekonvensi untuk membayar Uang Paksa
(dwangsom) sebesar Rp. 100.000,000,- (seratus juta rupiah) setiap harinya
setiap kali Tergugat Dalam Rekonvensi lalai melaksanakan isi Penetapan
dan Putusan dalam perkara ini ;
7. Menyatakan putusan dapat dijalankan terlebih dahulu walaupun ada upaya
Banding, kasasi maupun verzet (uitvoorbaar bij voorraad) ;
Atau, apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Bekasi telah
mengambil putusan, yaitu putusan No. 150/PDT.G/2005/PN.Bks tanggal 18
Oktober 2005 yang amarnya sebagai berikut :
I. DALAM KONPENSI :
1. DALAM EKSEPSI :
- Menolak Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat I dan Tergugat II.
2. DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian.
2. Menyatakan Tergugat I telah melakukan Wanprestasi.
3. Menyatakan Perjanjian Kerja Sama Nomor 158/X/BBMW/2003 ; No.
020/MBP-BBD/BBD/10/03 tertanggal 22 Oktober 2003 Tentang
Pengelolaan Gas Bumi ( LPG Plant) di lapangan Tambun Kabupaten
Bekasi dan Perjanjian Kerja Sama No. 199/BBWM/XII/2003 ; No.
009/MBP-DIR/12/03, tanggal 29 Desember 2003 tentang
Pengoperasian dan Pengolaan Proyek Minyak dan Gas Bumi di
Kabupaten Bekasi, batal serta tidak mempunyai kekuatan hukum.
4. Menolak gugatan Penggugat yang lain dan selebihnya.
II . DALAM REKONPENSI :
- Menyatakan gugatan Penggugat Dalam Rekonpensi tidak dapat
diterima.
III. DALAM KONPENSI/REKONPENSI
Membebankan kepada Tergugat I dan Tergugat II Dalam Konpensi/
Penggugat Dalam Rekonpensi untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini yang hingga kini ditaksir sebesar Rp…..
Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan
Tergugat I-Pembanding putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dibatalkan
oleh Pengadilan Tinggi Bandung dengan putusan No. 266/Pdt/2006/PT.BDG
tanggal 14 November 2006 yang amarnya sebagai berikut :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 32 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
- Menerima permohonan banding dari Kuasa Pembanding semula
Tergugat I tersebut ;
- Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 18 Oktober
2005 Nomor : 150/Pdt.G/2005/PN.Bks yang dimohonkan banding ;
MENGADILI SENDIRI :
DALAM KONPENSI :
DALAM EKSEPSI :
- Menerima eksepsi Pembanding semula Tergugat I ;
DALAM POKOK PERKARA :
- Menyatakan gugatan Terbanding semula Penggugat tidak dapat diterima ;
DALAM REKONPENSI
- Menyatakan gugatan Penggugat dalam Rekonpensi/Tergugat I dalam
Konpensi tidak dapat diterima ;
DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI
- Menghukum Penggugat Konpensi/ Terbanding untuk membayar biaya
perkara dalam kedua tingkat peradilan yang dalam tingkat banding
diitetapkan sebesar Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) ;
Menimbang, bahwa sesudah putusan Pengadilan Tinggi tersebut
diberitahukan kepada Penggugat - Terbanding pada tanggal 20 Desember
2006 kemudian terhadapnya oleh Penggugat - Terbanding (dengan
perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 27
Desember 2006) diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 28
Desember 2006 sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi
Nomor : 34/K/2006/PN.Bks Jo. Nomor : 150/Pdt.G/2005/PN.Bks yang dibuat
oleh Panitera Pengadilan Negeri Bekasi permohonan mana diikuti oleh
memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 05 Januari 2007 ;
Menimbang, bahwa sesudah putusan Pengadilan Tinggi tersebut
diberitahukan juga kepada Tergugat II - turut Terbanding pada tanggal 03
Januari 2007, kemudian terhadapnya oleh Tergugat II - turut Terbanding
diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 17 Januari 2007
sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi Nomor : 32/K/2006/
PN.Bks Jo. Nomor : 150/Pdt.G/2005/PN.Bks yang dibuat oleh Panitera
Pengadilan Negeri Bekasi permohonan mana diikuti oleh memori kasasi
yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri tersebut pada tanggal 30 Januari 2007 ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 33 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
bahwa setelah itu oleh Penggugat dan Tergugat II yang pada
tanggal 30 Januari 2007 dan 21 Februari 2007 telah diberitahu tentang
memori kasasi dari Penggugat dan Tergugat II, dari Penggugat diajukan
jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Bekasi pada tanggal 13 Februari 2007, namun dari Tergugat II tidak diajukan
jawaban memori kasasi ;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-
alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama,
diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam
undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal
dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh para
Pemohon Kasasi/Penggugat dan Tergugat II dalam memori kasasinya
tersebut pada pokoknya ialah :
Alasan-alasan Kasasi Pemohon Kasasi I/ Penggugat :
1. Bahwa Pemohon Kasasi/Penggugat sepaham dan sependapat dengan
pertimbangan Judex Facti pada Pengadilan Negeri Bekasi (vide putusan
tertanggal 18 Oktober 2005 Nomor : 150/Pdt.G/2005/ PN.Bks) bahwa
pertimbangan tersebut tidak salah dalam menerapkan hukum dan sudah
tepat, hal ini dikarenakan dari fakta dan bukti hukum yang terungkap
dipersidangan serta pemeriksaan setempat bahwa atas pertimbangan
Judex Facti dalam perkara aquo yang lebih cenderung menilai perbuatan
Wansprestasi dari pada perbuatan melawan hukum, tidaklah serta merta
bertentangan dengan hukum acara karena dalam ilmu hukum suatu
pembuktian tidak bersifat logis akan tetapi bersifat kemasyarakatan
artinya harus dapat memberikan kepada hakim suatu kepastian yang
masuk akal bahwa apa yang diuraikan dalam fakta-takta adalah selaras
dengan kebenaran (HR 5 Nopember 1936, N.J. 1937; 250). Oleh karena
itu atas perkara aquo atas kebenaran yang dilatar belakangi oleh adanya
Perjanjian Kerjasama yang cacat hukum (Vide No. 158/X/BBWM/2003 ;
No. 020/MBP-BBD/10/03 tentang Pengelolaan Gas Bumi (LPG Plant) Di
Lapangan Tambun Kabupaten Bekasi tertanggal 22 Oktober 2003 dan
Perjanjian kerjasama No. 199/BBWM/Xll/2003 ; No/009/MBP-DIR/12/03
tanggal 29 Desember 2003 tentang pengoperasian dan Pengelolaan
Proyek Minyak dan Gas Bumi di Kabupaten Bekasi), ternyata Judex Facti
telah salah dan keliru dalam menerapkan hukum, Padahal kondisi ini
diperkenankan oleh ex Pasal 1866 KUHPerdata dan Pasal 153 (RIB).
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 34 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
Dengan demikian jelas bahwa pertimbangan aquo patut untuk dibatalkan.
2. Bahwa Pemohon Kasasi sangat berkeberatan atas putusan Pengadilan
Tinggi Jawa Barat Bandung, karena Judex Facti telah tidak menerapkan
hukum khususnya hukum acara pembuktian (Azas de audito et alpartem
partem) khususnya lalai dalam mempertimbangkan bukti dan fakta-fakta
hukum yang terungkap dipersidangan secara runtut dan
berkesinambungan dan lebih cenderung mencari alasan pembenaran
mengenai permasalahan pokok dalam perkara aquo hal ini terlihat dalam
pertimbangan Judex Facti hal 7 point angka 1, yang dikutip sebagian
berbunyi "…..dengan tidak melaksanakan apa yang telah dijanjikan
dalam Pasal 4 perjanjian kerja sama tersebut, Pengadilan Tinggi
sependapat dengan Hakim Tingkat Pertama bahwa Pembanding/
Tergugat I/Termohon Kasasi telah melakukan wanprestasi ;
3. Bahwa dari pertimbangan Juris Facti dari Judex Facti tersebut diatas,
yang hanya menilai 1 (satu) dari 2 (dua) obyek sengketa (perjanjian kerja
sama) jelas-jelas tidak dengan benar, menerapkan hukum khususnya
akan hukum acara pembuktian dan kondisi ini sangat tidak sesuai
dengan Pasal 1354 KUHPerdata padahal Yuris Facti seharusnya
mempertimbangkan pula filosofis yang terkandung dari Peraturan Daerah
Kabupaten Bekasi Nomor : 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Badan
Usaha Milik Daerah serta aspek-aspek yuridis yang wajib digali, diikuti
dan dipahami akan nilai-nilai hukum serta rasa keadilan yang hidup
dalam masyarakat khususnya UU No. 4 Tahun 2004 Pasal 28 ayat (1)
dikaitkan dengan Pasal UUD’45 Pasal 33 ayat (3) berbunyi ". Bumi, air
dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oIeh negara.
Dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat…”, dan
UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 157
huruf c. Jo. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 6 Tahun 2002
tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pasal 2, maka
oleh karena itu atas kondisi yang tidak sesuai menurut hukum yang
hanya menilai dan sependapat sebagaimana pertimbangan Judex Facti
halaman 7 point angka 1, dan dengan tidak dipertimbangkan pula akan
keberadaan perjanjian kerjasama tertanggal 29 Desember 2003 Nomor :
199/XII/BBWM/2003 ; Nomor : 009/MBP-DIR/12/03 tentang
Pengoperasian Dan Pengelolaan Proyek Minyak dan Gas Bumi di
Kabupaten Bekasi, ternyata Judex Facti telah tidak dengan benar
menerapkan Azas hukum acara pembuktian, sehingga putusan aquo
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 35 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
haruslah dibatalkan.
Alasan-alasan Kasasi Pemohon Kasasi II/Tergugat II :
JUDEX FACTIE TELAH KELIRU MENERAPKAN HUKUM KHUSUSNYA
MENGENAI FORMALITAS EKSEPSI YANG MENGGABUNGKAN ANTARA
POSITA WANPRESTASI DENGAN POSITA PERBUATAN MELAWAN
HUKUM.
Dalam putusannya, Judex Facti pada pokoknya menyatakan bahwa gugatan
Penggugat tidak dapat diterima dikarenakan gugatan Penggugat
menggabungkan antara perbuatan ingkar janji (wanprestasi) dengan
perbuatan melawan hukum (PMH) sesuai dengan Yurisprudensi MA No.
1875 K/Pdt/1984 tanggal 24 April 1986.
Menurut Pemohon Kasasi, pertimbangan Judex Facti berkaitan dengan
penggabungan antara wanprestasi dengan perbuatan melawan hukum
adalah keliru dan tidak tepat berdasarkan alasan-alasan hukum sebagai
berikut :
1. Bahwa secara hukum tidak ada suatu ketentuan apapun yang melarang
penggabungan atau mengakumulasikan gugatan wanprestasi dan
gugatan perbuatan melawan hukum, dan dalam praktek sama sekali
tidak mengganggu proses pembuktian perkaranya dikarenakan substansi
perbuatan ingkar janji sangat erat kaitannya dengan perbuatan melawan
hukum; bahkan didalam banyak kasus perbuatan melawan hukum timbul
dari adanya perbuatan ingkar janji yang dilakukan pihak-pihak dalam
suatu perjanjian ;
2. Bahwa secara formal penggabungan atau mengakumulasikan gugatan
wanprestasi dan gugatan perbuatan melawan hukum dalam posita
gugatan bisa dilakukan sepanjang adanya pemisahan yang tegas antara
butir-butir perbuatan ingkar janji dan butir-butir perbuatan melawan
hukum, demikian juga dengan petitum gugatan ;
3. Bahwa pertimbangan Judex Facti yang menyatakan Gugatan Tidak
Dapat Diterima dengan alasan adanya penggabungan antara Gugatan
Wanprestasi dengan Gugatan PMH adalah pertimbangan yang
formalistis yang tidak dapat diterima dikarenakan didalam Gugatan
Penggugat, sudah jelas adanya pemisahan butir-butir wanprestasi
dengan butir-butir Perbuatan Melawan Hukum yaitu perbuatan ingkar
janji dikarenakan Termohon Kasasi II PT. Maruta Bumi Prima tidak dapat
memenuhi kewajibannya sebagaimana diperjanjikan dalam Perjanjian
Kerja Sama No. 158/X/BBWM/2003 ; 020/MBP-BBD/10/03 ; dan
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 36 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
perbuatan Melawan Hukumnya adalah PT. Maruta Bumi Prima telah
membuat Perjanjian baru patungan yang merugikan Pemerintah Daerah
Bekasi, dan perbuatan-perbuatan lain yang menghambat jalannya proyek
pembangunan LPG Plant Tambun yang sedang dibangun oleh Pemohon
Kasasi dengan pihak lain ;
4. Bahwa pertimbangan Judex Facti yang menggunakan Yurisprudensi
Mahkamah Agung R.I No. 1875 K/Pdt/1984 tanggal 24 April 1986 yang
menyatakan penggabungan PMH dan Wanprestasi tidak dapat
dibenarkan karena keduanya berbeda tuntutan, sifat dan hakikatnya
adalah pertimbangan yang keliru karena Yurisprudensi Mahkamah Agung
R.I No. 2686 K/Pdt/1985 tanggal 29 Januari 1987 menyatakan sebaliknya
bahwa meskipun dalil gugatan yang dikemukakan dalam gugatan adalah
PMH, sedangkan peristiwa hukum yang sebenarnya adalah wanprestasi,
namun gugatan dianggap tidak obscuur libel dan hakim yang
menemukan kasus ini tinggal menyatakan wanprestasi atau perbuatan
melawan hukum ;
5. Bahwa doktrin ilmu hukum menyebutkan penggabungan PMH dengan
Wanprestasi dimungkinkan sepanjang adanya pemisahan yang tegas
antara PMH dengan Wanprestasi sebagaimana dinyatakan oleh M.
Yahya Harahap dalam Bukunya, "Hukum Acara Perdata", Penerbit Sinar
Grafika, cetakan Ke-3, halaman 456, yang pada pokoknya menyatakan
penolakan hakim terhadap penggabungan PMH dan Wanprestasi
merupakan pendapat yang cenderung bersikap formalistis sehingga lebih
memilih pendapat bahwa penggabungan PMH dan wanprestasi
dibolehkan ;
6. Bahwa selain itu, penggabungan antara PMH dengan Wanprestasi
secara filosofis dan logika hukum dimungkinkan dikarenakan keduanya
walaupun berbeda ketentuan hukumnya, segi tuntutan ganti ruginya dan
dari segi timbulnya hak untuk menuntut, namun memiliki asal muasal
yang sama yaitu sumber hukum Perikatan Buku Ketiga Bab Kesatu Pasal
1233 KUHPerdata ;
7. Bahwa hal itu dapat digambarkan dari diagram dibawah ini :
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 37 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
PERIKATAN
[vide Buku Ketiga, Bab Kesatu, pasal 1233]
PERSETUJUANIPERJANJIAN UNDANG-UNDANG
[vide Buku Ketiga, Bab Kedua] [vide Buku Ketiga, Bab Ketiga,
Pasal 1352].
Undang-Undang saja Perbuatan orang
[vide Pasal 1352] [vide Pasal 1353]
PERBUATAN MENURUT HUKUM PERBUATAN MELAWAN HUKUM
[vide pasal 1354 s/d Pasal 1364] [vide Pasal 1365 s/d Pasal 1380]
a.I. : perwakilan suka-rela a.I.: perbuatan melawan hukum yang
[vide pasaI 1354], membawa kerugian bagi orang lain
pembayaran yang tidak diwajibkan [vide pasal 1365], yang membawa
[vide Pasal 1359] dll. kerugian karena kelalaian atau kurang
hati-hati [vide pasal 1366], kerugian
terhadap bangunan [vide Pasal
1369], terhadap nyawa seseorang
[vide Pasal 1370], kerugian terhadap
kehormatan dan nama baik [vide
Pasal 1372], dll.
8. Bahwa benar ada Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 879 K/Pdt/1997
tanggal 29 Januari 2001 yang menyatakan penggabungan PMH dan
Wanprestasi melanggar tertib beracara karena posita menyatakan
wanprestasi tetapi petitum menyatakan PMH sehingga kabur dan apalagi
wanprestasi dan PMH harus diselesaikan sendiri-sendiri. Yurisprudensi
ini juga menurut M. Yahya Harahap dalam bukunya tersebut diatas
adalah kurang tepat walaupun secara implisit membenarkan bahwa
penggabungan boleh asal posita dan petitum harus terpisah untuk PMH
dan untuk Wanprestasi ;
9. Bahwa dengan demikian jelaslah Judex Facti telah salah dan keliru
menerapkan hukum berkaitan dengan pertimbangan dan amar putusan
yang menyatakan gugatan tidak dapat diterima hanya karena adanya
penggabungan antara PMH dengan Wanprestasi. Oleh karena itu, Judex
Facti harus dibatalkan.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 38 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat :
bahwa alasan-alasan tersebut dapat dibenarkan, oleh karena Pengadilan
Tinggi salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut :
Bahwa posita gugatan telah jelas terpisah antara Perbuatan Melawan
Hukum dan Wanprestasi, yaitu :
- Tergugat I tidak melaksanakan perjanjian kerja sama No. 158/X/BBWM/
2003 ; No. 020/MBP-BBD/10/2003 tanggal 23 Oktober 2003, perbuatan
mana sebagai Wanprestasi dan ;
- Tergugat I dan Tergugat II membuat perjanjian kerja sama No. 199/BBMW/
XII/2003 ; No. 009/MBP-DIR/12/2003 tanggal 29 Desember 2003 tanpa
diketahui Penggugat sebagai yang berhak atas pengoperasian Pengelolaan
Minyak dan Gas Kabupaten Bekasi, perbuatan mana merupakan Perbuatan
Melawan Hukum ;
Bahwa sungguhpun dalam gugatan terdapat posita Wanprestasi dan
Perbuatan Melawan Hukum, akan tetapi dengan tegas diuraikan secara
terpisah, maka gugatan demikian yang berupa kumulasi obyektif dapat
dibenarkan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, dengan tidak
perlu mempertimbangkan alasan kasasi lainnya, menurut pendapat Mahkamah
Agung terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dari
Pemohon Kasasi : PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI dan PT. BINA
BANGUN WIBAWA MUKTI (Persero), dan membatalkan putusan Pengadilan
Tinggi Bandung No. 266/Pdt/2006/PT.BDG. tanggal 14 November 2006 yang
membatalkan putusan Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 18 Oktober 2005
Nomor : 150/PDT.G/2005/PN.Bks serta Mahkamah Agung mengadili sendiri
perkara ini dengan amar putusan sebagaimana yang akan disebutkan dibawah
ini ;
Menimbang, bahwa oleh karena Termohon Kasasi berada di pihak yang
kalah, maka ia harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam semua
tingkat peradilan ;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 Tahun 2004,
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan
ditambah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan peraturan perundang-
undangan lain yang bersangkutan ;
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 39 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
M E N G A D I L I :
Mengabulkan permohonan kasasi dari para Pemohon Kasasi :
I. PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI dan 2. PT. BINA BANGUN WIBAWA
MUKTI (Persero), tersebut ;
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 266/Pdt/2006/
PT.Bdg tanggal 14 November 2006 yang membatalkan putusan Pengadilan
Negeri Bekasi tanggal 18 Oktober 2005 Nomor : 150/PDT.G/2005/PN.Bks
MENGADILI SENDIRI :
I. DALAM KONPENSI :
1. DALAM EKSEPSI :
- Menolak Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat I dan Tergugat II.
2. DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian.
2. Menyatakan Tergugat I telah melakukan Wanprestasi.
3. Menyatakan Perjanjian Kerja Sama Nomor 158/X/BBMW/2003 ;
No. 020/MBP-BBD/BBD/10/03 tertanggal 22 Oktober 2003 Tentang
Pengelolaan Gas Bumi ( LPG Plant) di lapangan Tambun Kabupaten
Bekasi dan Perjanjian Kerja Sama No. 199/BBWM/XII/2003 ;
No. 009/MBP-DIR/12/03, tanggal 29 Desember 2003 tentang
Pengoperasian dan Pengolaan Proyek Minyak dan Gas Bumi di
Kabupaten Bekasi, batal serta tidak mempunyai kekuatan hukum.
4. Menolak gugatan Penggugat yang lain dan selebihnya.
II . DALAM REKONPENSI :
- Menyatakan gugatan Penggugat Dalam Rekonpensi tidak dapat diterima.
III. DALAM KONPENSI/REKONPENSI
Membebankan kepada Tergugat I dan Tergugat II Dalam Konpensi/
Penggugat Dalam Rekonpensi untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini yang hingga kini ditaksir sebesar Rp…..
Menghukum Tergugat I-Pembanding untuk membayar biaya perkara
dalam semua tingkat peradilan, yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan
sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Rabu, tanggal 24 oktober 2007 oleh H. Muhammad Taufik,
SH.,MH., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung
sebagai Ketua Majelis, Atja Sondjaja, SH., dan I Made Tara, SH., Hakim-
Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Hal. 40 dari 40 hal. Put. No. 886 K/Pdt/2007
umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota
tersebut dan dibantu oleh Nani Indrawati, SH.,M.Hum., Panitera Pengganti
dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
Hakim-Hakim Anggota : K e t u a :
Ttd./Atja Sondjaja, SH ttd./
Ttd./I Made Tara, SH H. Muhammad Taufik, SH.,MH
Biaya-biaya : Panitera Pengganti :
1. M e t e r a i………..Rp. 6.000,- ttd./
2. R e d a k s i………..Rp. 1.000,- Nani Indrawati, SH.,M.Hum
3. Administrasi kasasi Rp. 493.000,-
Jumlah……...Rp. 500.000,-
========
Untuk salinan
MAHKAMAH AGUNG RI
an. Panitera
Panitera Muda Perdata,
MUH. DAMING SUNUSI, SH.MH
NIP. 040.030.169.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.idTelp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
top related