analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan · pdf filepersamaan regresi linear...
Post on 02-Feb-2018
288 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN TEMPE DI DESA JOMBANG, KECAMATAN CIPUTAT, KOTA TANGERANG SELATAN,
PROVINSI BANTEN
ANDHIEKA ULFA
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2011 M / 1432 H
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN TEMPE DI DESA JOMBANG, KECAMATAN CIPUTAT, KOTA TANGERANG SELATAN,
PROVINSI BANTEN
Oleh:
Andhieka Ulfa 106092003007
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2011 M / 1432 H
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI
BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN
Jakarta, Juli 2011
Andhieka Ulfa NIM. 106092003007
Curriculum Vitae
Nama : Andhieka Ulfa TTL : Jakarta, 25 November 1987 Alamat : Jl. Bangka I Villa Bintaro Indah Blok D4 No. 11 RT 01
RW 001 Jombang – Ciputat 15414 Jenis Kelamin : Perempuan No Tlp : 083899573469 E-mail : upa_lova@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1992 – 1994 : TK Al – Muhajirin 1994 – 2000 : SD Negeri Jombang 1 2000 – 2003 : SMP Negeri 3 Ciputat 2003 – 2006 : SMA Negeri 1 Cisauk 2006 – 2011 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
2000 – 2003 : Co. P3K Palang Merah Remaja SMP Negeri 3 Ciputat 2007 – 2008 : Bendahara Karang Taruna FORKAP (Forum Komunikasi
Pemuda) RT 01 Villa Bintaro Indah 2007 – 2008 : Sekretaris II Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan
Agribisnis, UIN Syarif Hidayatullah 2008 – 2009 : Sekretaris I Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan
Agribisnis, UIN Syarif Hidayatullah
KEGIATAN
2007 : Panitia Diskusi Panel dan Musyawarah Nasional POPMASEPI IX
2009 : Peserta Pelatihan Pengembangan Kewirausahaan Bagi Masyarakat Kampus di Provinsi Jawa Barat dari Kementrian Negara KUKM
2009 : Team Pusaka Siaga Bencana/ Heritage Emergency Response oleh Badan Pelestarian Pustaka Indonesia
RINGKASAN
ANDHIEKA ULFA , Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Di bawah bimbingan EDMON DARIS dan ACEP MUHIB.
Tempe merupakan salah satu sumber pangan nabati yang kaya akan protein dan terbuat dari kedelai. Kandungan protein didalam tempe hampir sebanding dengan kandungan protein pada ayam. Tempe menjadi makanan khas Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini, bahkan sudah menjadi lauk andalan keluarga Indonesia. Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain. Bertambahnya jumlah konsumen yang mengkonsumsi pangan sumber protein nabati mengindikasikan adanya perubahan pola konsumsi pangan di masyarakat.
Masyarakat desa Jombang yang beraneka ragam menurut usia, pendapatan, dan tingkat pendidikannya diasumsikan memiliki pola konsumsi pangan yang berbeda, khususnya dalam mengkonsumsi sumber protein nabati yaitu tempe. Di desa Jombang sendiri sudah terdapat sentra produksi tempe, akan tetapi tidak diketahui secara pasti jumlah produsen tempe yang ada di desa Jombang. Sampai saat ini juga belum ada catatan mengenai jumlah permintaan tempe di desa Jombang.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui permintaan tempe di desa Jombang. (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tempe di desa Jombang. (3) Mengukur besarnya elastisitas permintaan tempe di desa Jombang.
Penelitian ini dilakukan di Desa Jombang, Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Letak desa Jombang stategis karena berada di antara dua kota mandiri yaitu Bintaro dan Bumi Serpong Damai (BSD), serta merupakan kawasan perencanaan pengembangan wilayah Kota Tangerang Selatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada responden yang sudah ditentukan berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus Slovin. Data sekunder diperoleh dari pemerintah daerah setempat serta studi pustaka. Analisis kualitatif atau deskriptif dengan tabulasi sederhana ditujukan untuk memberikan informasi karakteristik responden dan permintaan tempe pada konsumen rumah tangga di desa Jombang. Analisis kuantitatif dengan alat bantu SPSS 17, mencakup pembahasan mengenai bagaimana faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap permintaan tempe di desa Jombang melalui model persamaan regresi linear berganda dan perhitungan elastisitas.
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner pada responden, didapat bahwa sebesar 86 persen responden memilih tempe sebagai lauk dalam menu makanan rumah tangga. Permintaan tempe pada konsumen rumah tangga di desa Jombang rata-rata mengkonsumsi tempe 7,94 kg dengan rata-rata frekuensi konsumsi tempe 16,65 kali dalam sebulan. Alasan konsumen rumah tangga mengkonsumsi tempe adalah karena tempe bergizi tinggi dan tempat favorit untuk membeli tempe adalah pasar tradisional.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tempe adalah harga tempe, harga tahu, harga telur, harga daging ayam, harga ikan, jumlah anggota keluarga, dan pendapatan keluarga. Hasil analisis uji t didapat bahwa hanya variabel harga tempe dan variabel harga daging ayam yang signifikan pada tingkat kepercayaan 99 persen. Sedangkan variabel harga tahu, harga telur, harga ikan, jumlah anggota keluarga dan pendapatan keluarga signifikan pada tingkat kepercayaan kurang dari 99 persen. Hasil analisis uji F didapat bahwa koefisien regresi signifikan secara ststistik pada tingkat kepercayaan 99 persen. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang dibuat sudah benar dan layak karena ada hubungan linear dari seluruh variabel bebas tehadap variabel terikat. Ketujuh faktor tersebut secara bersama-sama dapat dikatakan berpengaruh terhadap permintaan tempe masyarakat desa Jombang. Hasil pengujian koefisien determinasi didapat hanya 25,5 persen variasi atau perubahan dalam permintaan tempe dapat dijelaskan oleh seluruh variabel yang berpengaruh.
Hasil perhitungan elastisitas permintaan tempe didapat elastisitas harga tempe yaitu sebesar 0,957 artinya tempe bersifat inelastis. Dari hasil elastisitas silang, hanya harga tahu yang bersifat substitusi terhadap tempe karena memiliki nilai elastisitas yang positif. Sedangkan untuk harga telur, harga daging ayam dan harga ikan bernilai negatif sehingga bersifat komplementer terhadap tempe. Dari hasil perhitungan elastisitas pendapatan didapatkan bahwa tempe merupakan barang inferior. Permintaan tempe akan menurun apabila pendapatan keluarga bertambah.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan
skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya
yang telah membawa umat manusia menuju jalan kebaikan.
Penulis malakukan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis berharap karya tulis
ini bermanfaat bagi para pembaca dan masyarakat khususnya di lokasi penelitian.
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu, penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan partisipasi yang telah
diberikan kepada penulis. Ucapan terima kasih disampaikan kepada:
1. Ayahanda Alm. Achmad Syaifuddin dan Ibunda Umi Kalsum yang telah
mencurahkan cinta dan kasih sayang yang tiada henti, perhatian, dukungan
moriil dan materiil serta nasihat yang tak ternilai harganya bagi penulis.
Penulis haturkan sembah sujud dan ucapan terima kasih yang tulus serta
penghargaan yang tinggi kepada mereka berdua atas jerih payah dan
motivasinya supaya penulis dapat meraih cita-cita dan menuju masa depan
yang cerah.
2. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Si, selaku dekan Fakultas Sains dan
Teknologi yang telah mengesahkan karya tulis ini sebagai skripsi.
3. Drs. Acep Muhib, MMA selaku Ketua Program Studi dan Rizki Adi Puspita
Sari, SP, MMA selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menimba ilmu pengetahuan�
�
�
��
4. Bapak Dr. Ir. Edmon Daris, MS, dan Bapak Drs. Acep Muhib, MMA selaku
dosen pembimbing yang� telah membantu mengarahkan dan membimbing
dengan baik hingga selesainya skripsi ini.
5. Bapak Dr. Yon Girie Mulyono, M.Si, dan Ibu Ir. Siti Rochaeni, M.Si sebagai
dosen penguji yang telah mengoreksi dengan baik sehingga skripsi ini
mendapat banyak masukan untuk lebih baik.
6. Ibu Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang
telah mengarahkan dan memotivasi penulis selama masa kuliah.
7. Seluruh dosen Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi yang telah
memberikan masukan-masukan dan ilmunya kepada penulis.
8. Bapak H. M. Mansyur, selaku Kepala Desa Jombang beserta staf yang telah
membantu penulis selama melakukan penelitian.
9. Adik-adikku tersayang Nurul Fitriana dan Annisa Aulia yang selalu
membuatku bahagia dan semangat untuk menyelesaiakan skripsi, semoga
menjadi anak yang shalihah dan senantiasa berbakti terhadap orang tua.
10. Teman seperjuangan agribisnis angkatan 2006 yang selalu semangat semoga
kebersamaan kita akan menjadi kenangan yang selalu kita rindukan.
11. Semua pihak yang penulis tidak disebutkan satu persatu namun penulis
berharap semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada kalian semua.
Akhirnya hanya kepada Allah semua itu diserahkan. Keberhasilan
seseorang tidak akan berarti tanpa adanya proses dari kesalahaan yang dibuatnya,
karna manusia adalah tempatnya salah dan semua kebaikkan merupakan anugrah
dari Allah SWT. Semoga masih ada kesempatan penulis untuk membalas kebaikan
dari semua pihak yang telah membantu dan semoga amal baik mereka diterima
oleh Allah SWT. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, Juli 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................... 8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.......................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori............................................................................ 10
2.1.1 Tempe……………….................................................... 10 2.1.1.1 Pengertian Tempe.............................................. 11 2.1.1.2 Sejarah dan Perkembangan Tempe.................... 12 2.1.1.3 Khasiat Tempe................................................... 14
2.1.2 Teori Permintaan........................................................... 15 2.1.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan. 16 2.1.2.2 Fungsi Permintaan............................................. 18
2.1.3 Konsep Elastisitas Permintaan...................................... 18
2.1.2 Teori Perilaku Konsumen.............................................. 19
2.2 Penelitian Terdahulu.................................................................. 22
2.3 Kerangka Pemikiran................................................................... 23
xi
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................... 25
3.2 Jenis dan Sumber Data................................................................ 25
3.3 Metode Pengambilan Sampel...................................................... 25
3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data....................................... 26
3.4.1 Analisis Kualitatif.............................................................. 26 3.4.2 Analisis Kuantitatif........................................................... 27
3.4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda......................... 27 3.4.2.2 Analisis Elastisitas…............................................. 29
3.5 Definisi Operasional................................................................... 30
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Goegrafis dan Administratif Desa Jombang..................... 32
4.2 Penduduk Desa Jombang............................................................ 33
4.3 Sarana dan Prasarana Desa Jombang.......................................... 35
4.4 Karakteristik Responden............................................................. 37
4.4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...... 38 4.4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi dalam Keluarga................................................................. 38 4.4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan............. 39 4.4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan......................................................................... 41 4.4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...................... 42
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian............................................................................ 43
5.1.1 Permintaan Tempe Rumah Tangga Responden di Desa Jombang............................................................... 45 5.1.1.1 Jumlah Permintaan Tempe Rumah Tangga Responden Sebulan............................................... 46 5.1.1.2 Frekuensi Konsumsi Tempe Rumah Tangga Responden Sebulan............................................... 48
xii
5.1.1.3 Alasan Responden Mengkonsumsi Tempe............ 49 5.1.1.4 Lokasi Pembelian Tempe Responden................... 50
5.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang............................................................... 51 5.1.2.1 Perhitungan Regresi Berganda Faktor-faktor yang Menpengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang................................................... 59
5.1.3 Elastisitas Permintaan Tempe di Desa Jombang............... 68 5.2 Pembahasan................................................................................. 70
5.2.1 Permintaan Tempe Rumah Tangga Responden di Desa Jombang............................................................... 70 5.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang............................................................... 72 5.2.3 Elastisitas Permintaan Tempe di Desa Jombang............... 78
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan................................................................................. 80
6.2. Saran........................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 82
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Daftar Penukar Delapan Golongan Bahan Makanan...................................... 2
2. Nilai Protein Beberapa Bahan Makanan (gram/100 gram)............................. 4
3. Jenis Pekerjaan Masyarakat di Desa Jombang, 2010..................................... 33
4. Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Jombang, 2010.............................. 34
5. Data Jumlah Penduduk Desa Jombang Berdasarkan Agama, 2010.............. 34
6. Sarana Pendidikan di Desa Jombang, 2010................................................... 35
7. Sarana Kesehatan di Desa Jombang, 2010.................................................... 35
8. Sarana Olah Raga di Desa Jombang, 2010.................................................... 36
9. Sarana Perdagangan Masyarakat di Desa Jombang, 2010............................. 36
10. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Jombang, 2011.................................................................................. 38
11. Jumlah dan Persentase Berdasarkan Posisi dalam Keluarga di Desa Jombang, 2011.................................................................................. 38
12. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaaan di Desa Jombang, 2011.................................................................................. 40
13. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Jombang, 2011.................................................................................. 41
14. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkatan Usia di Desa Jombang, 2011.................................................................................. 42
15. Pengetahuan Gizi Keluarga Responden di Desa Jombang, 2011.................. 44
16. Jumlah Permintaan Tempe Rumah Tangga Responden dalam Sebulan
di Desa Jombang, 2011.................................................................................. 47
17. Frekuensi Konsumsi Tempe Rumah Tangga Responden dalam Sebulan
di Desa Jombang, 2011.................................................................................. 48
18. Alasan Responden Mengkonsumsi Tempe di Desa Jombang, 2011............. 49
xiv
19. Lokasi Pembelian Tempe Responden di Desa Jombang, 2011………......... 50
20. Harga Konsumsi Tempe Rumah Tangga Responden Perkilogram di Desa Jombang, 2011…………………...................................................... 51
21. Harga Konsumsi Tahu Responden Perkilogram di Desa Jombang, 2011….. 53
22. Harga Konsumsi Telur Responden Perkilogram di Desa Jombang, 2011..... 54
23. Harga Konsumsi Daging Ayam Responden Perkilogram di Desa Jombang, 2011.................................................................................. 55
24. Harga Konsumsi Ikan Responden Perkilogram di Desa Jombang, 2011…… 56
25. Jumlah Anggota Keluarga Responden di Desa Jombang, 2011..................... 57
26. Pendapatan Keluarga Responden Perbulan di Desa Jombang, 2011….......... 58
27. Hasil Perhitungan Regresi Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang, 2011………....................................... 59
28. Hasil Uji t Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang, 2011 Ayam Responden.................................................... 63
29. Hasil Uji F Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang, 2011………………………….......................................... 66
30. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang, 2011................ 67
31. Hasil Perhitungan Elastisitas Permintaan Tempe di Desa Jombang, 2011.... 69
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Alur Kerangka Pemikiran……....................................................................... 24
2. Persentase Responden Mengkonsumsi Tempe di Desa Jombang, 2011......... 45
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Surat Permohonan Penelitian dari Fakultas.................................................... 84
2. Surat Keterangan dari Kelurahan Jombang.................................................... 85
3. Denah Lokasi Desa Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan - Banten.................................................................. 86
4. Lembar Kuisioner.......................................................................................... 87
5. Data Identitas Responden Konsumen Tempe Rumah Tangga di Desa Jombang, 2011.................................................................................. 89
6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tempe Responden di Desa Jombang, 2011.................................................................................. 93
7. Hasil SPSS Perhitungan Regresi Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang.......................... 97
8. Perhitungan Elastisitas Permintaan Tempe.................................................... 100
9. Gambar Tempe dan Hidangan Olahan Tempe............................................... 101
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konsumsi bahan pangan masyarakat sehari-hari, hendaknya memenuhi
dua kriteria kecukupan gizi, yaitu kecukupan kalori dan protein. Kebutuhan kalori
biasanya diperoleh dari konsumsi makanan pokok (karbohidrat).
Sementara kebutuhan protein diperoleh dari makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan (protein nabati) dan hewan (protein hewani). Adanya saling
keterkaitan antar zat-zat gizi ini menekankan keanekaragaman makanan dalam
menu sehari-hari. Untuk memudahkan penyusunan menu yang bervariasi dan
bergizi maka disusunlah Daftar Bahan Makanan Penukar.
Almatsier (2009:296) menyatakan bahwa pada Daftar Bahan Makanan
Penukar dikelompokkan bahan makanan berdasarkan peranannya dalam pola
menu seimbang dan zat gizi utama yang dikandungnya. Pada tahun 1996
Direktorat gizi mengeluarkan Daftar Penukar Delapan Golongan Bahan Makanan
yang prinsipnya sama dengan Daftar Penukar Bahan Makanan. Daftar Penukar
Delapan Golongan Bahan Makanan ini disajikan pada Tabel 1. Untuk tiap
golongan bahan makanan disusun dalam jumlah yang zat gizinya setara atau
ekivalen dalam energi, karbohidrat dan protein. Bahan makanan dalam jumlah
tersebut dapat saling menukarkan.
2
Tabel 1. Daftar Penukar Delapan Golongan Bahan Makanan.
energi karbohidrat lemak proteinurt gram kkal gram gram gram
I. Sumber karbohidratNasi 3/4 gls 100 175 40 ־ 4
II. Sumber protein hewaniDaging Sapi 1 ptg 50 95 ־ 6 10
III. Sumber protein nabatiTempe 2 ptg 50 80 8 3 6
IV. SayuranSayuran campur 1 gls 100 50 10 ־ 9
V. Buah-buahanPepaya 1 ptg 100 40 10 ־ ־
VI. Susu Susu sapi segar 1 gls 200 130 9 7 7
VII. Minyak Minyak goreng 1/2 sdm 5 45 ־ 5 ־
VIII. GulaGula pasir 1 sdm 10 40 10 ־ ־
UkuranGolongan
Keterangan: urt = ukuran rumah tangga 1 gelas (gls) nasi = 140 gram = 70 gram beras 1 potong (ptg) daging = ukuran 6 x 5 x 2 cm 1 potong (ptg) tempe = ukuran 4 x 6 x 1 cm 1 gelas (gls) sayuran setelah direbus dan ditiriskan = 100 gram sayuran mentah 1 potong (ptg) pepaya = ukuran 5 x 15 cm 1 sendok makan (sdm) minyak goreng = 10 gram 1 sendok makan (sdm) gula pasir = 10 gram Sumber (Almatsier, 2009:297)
Dari daftar tersebut, tempe dapat menjadi bahan makanan penukar untuk
memenuhi kebutuhan pokok manusia akan protein nabati. Susanto (2004:14-15)
menyatakan di negara berkembang, termasuk Indonesia 80% dari protein yang
dikonsumsi adalah protein nabati dan 60% berasal dari biji-bijian. Sebaliknya di
negara maju, protein nabati hanya 45% dari seluruh protein yang dikonsumsi.
Sumber protein nabati adalah kacang-kacangan (kedelai, karo, kacang tanah)
biji-bijian (beras, gandum dan jagung). Sedangkan protein hewani ialah protein
3
yang terdapat dalam hasil ternak, yaitu daging, telur, susu dan ikan.
Protein hewani pada umumnya mempunyai susunan asam amino yang paling
sesuai untuk kebutuhan manusia. Akan tetapi harga bahan makanan yang
mengandung protein hewani relatif mahal, sehingga hanya merupakan 18,4%
konsumsi protein rata-rata penduduk Indonesia. Bahan makanan nabati yang kaya
akan protein adalah kacang-kacangan. Sayur dan buah-buahan hanya sedikit
mengandung protein. Sedangkan gula, sirop, lemak dan minyak murni tidak
mengandung protein (Almatsier, 2009:100-101). Kandungan protein beberapa
bahan makanan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai Protein Beberapa Bahan Makanan (gram/100 gram).
Bahan Makanan Nilai Protein Bahan Makanan Nilai ProteinKacang kedelai 34.9 Keju 22.8Kacang merah 29.1 Kerupuk udang 17.2Kacang tanah kupas 25.3 Jagung kuning, pipil 9.2Kacang hijau 22.2 Roti putih 8.0Kacang mente 21.2 Mie kering 7.9Tempe 18.3 Beras setengah giling 7.6Tahu 7.8 Kentang 2.0Daging sapi 18.8 Gaplek 1.5Ayam 18.2 Ketela pohon (singkong) 1.2Telur bebek 13.1 Daun singkong 6.8Telur ayam 12.0 Bayam 3.5Udang segar 21.0 Kangkung 3.0Ikan segar 16.0 Wortel 1.2Tepung susu skim 35.6 Tomat masak 1.0Tepung susu 24.6 Mangga harumanis 0.4
Sumber (Almatsier, 2009:101)
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kandungan protein didalam tempe
sebesar 18,3 hampir sebanding dengan kandungan protein pada ayam.
Kandungan protein dalam daging sapi dan udang segar lebih tinggi dari ayam
untuk protein hewani. Untuk protein nabati, bahan makanan yang mengandung
4
protein tertinggi adalah kacang kedelai yaitu sebesar 34,9. Sedangkan dari semua
jenis bahan makanan tersebut nilai protein tertinggi ada didalam tepung susu skim
(35,6) dan terendah adalah mangga harumanis (0,4). Kacang-kacangan dalam
bentuk kering atau hasil olahannya, merupakan sumber protein yang baik.
Di samping itu, kacang-kacangan kaya akan vitamin B, kalsium, fosfor, zat besi,
mangan, seng, tembaga, dan kalium terutama bila diperhitungkan bahwa harganya
lebih murah (Almatsier, 2009:292).
Tempe merupakan salah satu sumber pangan nabati yang yang terbuat dari
kacang kedelai serta kaya akan protein. Tempe mempunyai kandungan gizi yang
sangat baik, terdiri dari protein sekitar 19,5%, lemak 4%, karbohidrat 9,4%,
vitamin B12 antara 3,9-5 mg per 100 gram tempe (Sarwono, 2002:2).
Tempe banyak dikonsumsi oleh anak-anak hingga orang tua, di pedesaan
hingga di restoran, walaupun dulu pernah diremehkan sebagai bahan makanan
untuk kaum miskin. Selain itu tempe juga mempunyai rasa yang khas, tekstur,
penampilan dan aroma yang menarik. Tempe menjadi makanan khas Indonesia
yang masih bertahan hingga saat ini, bahkan sudah menjadi lauk andalan keluarga
Indonesia. Tempe merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia.
Akan tetapi tempe tidak hanya disukai rakyat di negeri kita saja. Di luar negeri
pun penggemar tempe sudah berkembang pesat, terutama di Jepang,
Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa. Sehingga hak paten atas tempe telah
dimiliki Amerika serikat dan Jepang (Noertjahyo, 2005:170).
5
Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan
menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai
Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk
produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per
orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg (Astawan, 2003:1).
Bertambahnya jumlah konsumen yang mengkonsumsi pangan sumber
protein nabati mengindikasikan adanya perubahan pola konsumsi pangan
di masyarakat. Tingkat pertumbuhan pendapatan masyarakat diyakini
mempengaruhi pola konsumsi pangan masyarakat. Harga pangan sumber protein
hewani yang relatif tinggi serta perkembangan pengetahuan masyarakat mengenai
keunggulan protein nabati menyebabkan kecenderungan meningkatnya konsumsi
rumah tangga terhadap sumber protein nabati seperti tempe, tahu dan produk
olahan lainnya. Bahan pangan hewani umumnya mengandung lemak dan zat-zat
lain (seperti kolesterol), sehingga dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif
seperti penyakit jantung, diabetes mellitus, dan lain sebagainya. Hal ini membuka
kesadaran masyarakat untuk back to nature dengan lebih banyak mengkonsumsi
makanan alami termasuk buah, sayuran dan kacang-kacangan. Masyarakat desa
Jombang yang beraneka ragam menurut usia, pendapatan, dan tingkat
pendidikannya diasumsikan memiliki pola konsumsi pangan yang berbeda,
khususnya dalam mengkonsumsi sumber protein nabati yaitu tempe. Letak desa
Jombang stategis karena berada di antara dua kota mandiri yaitu Bintaro dan
Bumi Serpong Damai (BSD), serta merupakan kawasan perencanaan
pengembangan wilayah Kota Tangerang Selatan. Hal ini menyebabkan
6
peningkatan konsumsi tempe terjadi pada kalangan masyarakat menengah atas.
Ini diduga hasil dari peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat tempe.
Desa Jombang terletak di Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan
memiliki luas wilayah 356,865 Ha, dengan jumlah penduduk 29.983 jiwa dan
terhimpun menjadi 7.570 Kepala Keluarga (Data Potensi Desa Jombang, 2010).
Di desa Jombang sendiri sudah terdapat sentra produksi tempe, akan tetapi tidak
diketahui secara pasti jumlah produsen tempe yang ada di desa Jombang.
Sampai saat ini juga belum ada catatan mengenai jumlah permintaan tempe
di desa Jombang. Oleh karena itu, suatu penelitian mengenai ”Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang,
Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten” perlu untuk
dilakukan.
1.2. Perumusan Masalah
Tipologi masyarakat desa Jombang yang merupakan masyarakat perkotaan
dapat menyebabkan pola konsumsi beralih dari sekedar untuk memenuhi
kebutuhan akan kalori dan protein menjadi pola konsumsi yang sangat
mementingkan selera dan citra rasa makanan. Konsumsi atau permintaan sumber
pangan protein berkaitan erat dengan kemampuan atau daya beli konsumen.
Dua peubah ekonomi yang cukup dominan sebagai determinan konsumsi
pangan adalah pendapatan keluarga dan harga. Perubahan pendapatan secara
langsung dapat mempengaruhi perubahan konsumsi pangan keluarga.
Elastisitas pendapatan menunjukkan perubahan jumlah pangan yang diminta yang
disebabkan oleh perubahan pendapatan yang terjadi pada tingkat harga yang tepat.
7
Selain pendapatan, faktor ekonomi yang mempengaruhi konsumsi pangan adalah
harga pangan dan harga barang nonpangan. Perubahan harga dapat berpengaruh
terhadap besarnya permintaan pangan. Harga pangan yang tinggi menyebabkan
berkurangnya daya beli yang berarti pandapatan riil berkurang. Kadaan ini
mengakibatkan konsumsi pangan berkurang. Elastisitas harga menggambarkan
perubahan jumlah pangan yang diminta sebagai akibat terjadinya perubahan harga
pangan. Jika dipandang dari segi ekonomi dan psikososial, makanan sering
digunakan untuk menunjukkan prestise dan status ekonomi. Secara umum pangan
sumber protein merupakan komoditas yang harganya relatif lebih tinggi dibanding
komoditas pangan lainnya. Tetapi lain halnya dengan tempe, selain harganya
relatif murah tempe diyakini memiliki kandungan zat amtioksidan.
Maka perumusan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana permintaan tempe di desa Jombang?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan tempe di desa
Jombang?
3. Berapa besar elastisitas permintaan tempe di desa Jombang?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui permintaan tempe di desa Jombang.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan tempe di desa Jombang.
3. Mengukur besarnya elastisitas permintaan tempe di desa Jombang.
8
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu bahan informasi
mengenai permintaan tempe dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Sehingga dapat dijadikan acuan untuk pengembangan konsumsi pangan yang
lebih baik bagi masyarakat dan bagi pihak pengambil kebijakan dalam
peningkatan taraf hidup masyarakat. Serta dapat dijadikan acuan untuk
memprediksi pemasaran tempe oleh produsen tempe yang ada di desa
Jombang.
2. Bagi penulis, penelitian ini merupakan suatu proses pembelajaran dalam
penerapan antara teori dan praktek yang dituangkan dalam suatu karya ilmiah.
3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah
wawasan serta sebagai bahan informasi atau rujukan untuk penelitian
berikutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini dapat terselesaikan dengan terarah, maka diperlukan
pembatasan lingkup penelitian, antara lain:
1. Permintaan tempe pada penelitian ini adalah pembelian tempe yang belum
diolah oleh konsumen rumah tangga.
9
2. Responden adalah konsumen tempe rumah tangga di desa Jombang dengan
jumlah 99 orang yang didapat dari perhitungan dengan rumus slovin dengan
populasi sebanyak 7.570 Kepala Keluarga.
3. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi permintaan tempe adalah harga
tempe, harga barang pengganti (tahu, telur, daging ayam, daging sapi, ikan
dan udang), jumlah anggota keluarga, dan pendapatan keluarga.
4. Analisis tentang seberapa besar pengaruh antara faktor-faktor permintaan
terhadap permintaan tempe di desa Jombang, menggunakan alat analisis
regresi linear berganda dan analisis elastisitas permintaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Landasan teori yang digunakan berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan, serta menjadi acuan bagi penulis selama melakukan penelitian.
Dengan adanya landasan teori ini, dapat mempermudah penulis dalam memahami
ruang lingkup serta batasan pembahasannya. Adapun teori yang digunakan
berkaitan tentang objek penelitian ini yaitu tempe, teori permintaan,
konsep elastisitas permintaan dan teori perilaku konsumen.
2.1.1. Tempe
Tempe merupakan makanan tradisional yang telah lama dikenal
di Indonesia. Makanan itu dibuat dengan cara fermentasi atau peragian.
Pembuatannya merupakan industri rakyat sehingga hampir setiap orang dapat
dikatakan mampu membuat tempe sendiri (Sarwono, 2002:1). Selanjutnya
Supriono (2003:9), menyatakan bahwa tempe merupakan produk pangan yang
sangat populer di Indonesia yang diolah dengan proses fermentasi kedelai dalam
waktu tertentu menggunakan jamur Rhizopus sp. Secara umum tempe mempunyai
ciri berwarna putih karena pertumbuhan miselia-miselia jamur yang
menghubungkan antar biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur tempe yang
kompak.
11
2.1.1.1. Pengertian Tempe
Kata tempe diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa
Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut
tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan
makanan tumpi tersebut. Selain itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun
1875 dalam sebuah kamus bahasa Jawa-Belanda. Sumber lain mengatakan bahwa
pembuatan tempe diawali semasa era “Tanam Paksa” di Jawa. Pada saat itu,
masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan, seperti singkong, ubi
dan kedelai, sebagai sumber pangan. Selain itu, ada pula pendapat yang
mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa
yang memproduksi makanan sejenis, yaitu koji kedelai yang difermentasikan
menggunakan kapang Aspergillus. Selanjutnya, teknik pembuatan tempe
menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang
bermigrasi ke seluruh penjuru Tanah Air (Syarief dkk, 1999:2).
Standar teknis untuk tempe telah ditetapkan dalam Standar Nasional
Indonesia (SNI) dan yang berlaku sejak 9 Oktober 2009 ialah SNI 3144:2009.
Dalam standar tersebut, tempe kedelai didefinisikan sebagai produk yang
diperoleh dari fermentasi biji kedelai dengan menggunakan kapang Rhizopus sp.,
berbentuk padatan kompak, berwarna putih sedikit keabu-abuan dan berbau khas
tempe (SNI, 2009).
12
2.1.1.2. Sejarah dan Perkembangan Tempe
Tidak seperti makanan kedelai tradisional lain yang biasanya berasal dari
Cina atau Jepang, tempe berasal dari Indonesia. Tidak jelas kapan pembuatan
tempe dimulai. Namun demikian, makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak
berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa,
khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Dalam Bab 3 dan Bab 12 manuskrip
Serat Centhini dengan seting Jawa abad ke-16 (Serat Centhini sendiri ditulis pada
awal abad ke-19) telah ditemukan kata "tempe", misalnya dengan penyebutan
nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan)
dan kadhele tempe srundengan. Hal ini dan catatan sejarah yang tersedia lainnya
menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam,
berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa—mungkin dikembangkan
di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16.
Pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia, para tawanan perang yang
diberi makan tempe terhindar dari disentri dan busung lapar. Sejumlah penelitian
yang diterbitkan pada tahun 1940-an sampai dengan 1960-an juga menyimpulkan
bahwa banyak tahanan Perang Dunia II berhasil selamat karena tempe.
Menurut Onghokham, tempe yang kaya protein telah menyelamatkan kesehatan
penduduk Indonesia yang padat dan berpenghasilan relatif rendah. Pada akhir
1960-an dan awal 1970-an terjadi sejumlah perubahan dalam pembuatan tempe
di Indonesia. Plastik (polietilen) mulai menggantikan daun pisang untuk
membungkus tempe. Ragi berbasis tepung diproduksi mulai 1976 oleh Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia dan banyak digunakan oleh Koperasi Produsen
13
Tempe Tahu Indonesia (Kopti), mulai menggantikan laru (bubuk ragi) tradisional,
dan kedelai impor mulai menggantikan kedelai lokal. Produksi tempe meningkat
dan industrinya mulai dimodernisasi pada tahun 1980-an, sebagian berkat peran
serta Kopti yang berdiri pada 11 Maret 1979 di Jakarta dan pada tahun 1983 telah
beranggotakan lebih dari 28.000 produsen tempe dan tahu (Astuti, 1999:2-13).
Tempe dikenal oleh masyarakat Eropa melalui orang-orang Belanda.
Pada tahun 1895, Prinsen Geerlings (ahli kimia dan mikrobiologi dari Belanda)
melakukan usaha yang pertama kali untuk mengidentifikasi kapang tempe.
Perusahaan-perusahaan tempe yang pertama di Eropa dimulai di Belanda oleh
para imigran dari Indonesia. Melalui Belanda, tempe telah populer di Eropa sejak
tahun 1946. Sementara itu, tempe populer di Amerika Serikat setelah pertama kali
dibuat di sana pada tahun 1958 oleh Yap Bwee Hwa, orang Indonesia yang
pertama kali melakukan penelitian ilmiah mengenai tempe. Di Jepang, tempe
diteliti sejak tahun 1926 tetapi baru mulai diproduksi secara komersial sekitar
tahun 1983. Pada tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di
Amerika, dan 8 di Jepang. Di beberapa negara lain, seperti Republik Rakyat Cina,
India, Taiwan, Sri Lanka, Kanada, Australia, Amerika Latin, dan Afrika,
tempe sudah mulai dikenal di kalangan terbatas (Karyadi, 1999:21-25).
14
2.1.1.3. Khasiat Tempe
Berdasarkan beberapa hasil pengujian dan penelitian terhadap tempe,
para ahli menyimpulkan bahwa tempe memiliki khasiat terhadap kelangsungan
kesehatan tubuh sebagai berikut (Sarwono, 2002:56):
1. Tempe memiliki karakteristik sebagai makanan bayi yang baik.
Selain pertumbuhan fisik, tempe juga berkhasiat menghindari diare akibat
bakteri enteropatogenik.
2. Tempe mengandung antibiotic alami yang dapat melindungi usus dan
memperbaiki sistem pencernaan yang disebabkan diare pada anak balita.
3. Tempe dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan dapat membuat awet
muda karena mengandung senyawa zat isoflavin yang mempunyai daya
proteksi terhadap sel hati dan mencegah penyakit jantung.
4. Tempe dapat melangsingkan tubuh karena dapat menghindari terjadinya
timbunan lemak dalam rongga perut, ginjal dan di bawah kulit perut.
5. Tempe merupakan hasil fermentasi kapang dan mikroorganisme lain yang
tidak bersifat patogen terhadap kesehatan manusia.
Penggunaan tempe sebagai bahan makanan dapat meningkatkan kesehatan
masyarakat. Bagi mereka yang memerlukan makanan rendah kalori,
bebas kolesterol, tetapi bergizi tinggi, tempe merupakan salah satu bahan
makanan yang tepat untuk dimanfaatkan.
15
2.1.2. Teori Permintaan
Lukman (2007:18) menyatakan bahwa permintaan (demand) terhadap
suatu barang dan jasa dapat didefinisikan sebagai suatu hubungan antara sejumlah
barang atau jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk dibeli di pasar pada
tingkat harga dan waktu tertentu.
Dalam menganalisis mengenai permintaan perlu disadari perbedaan antara
permintaan dengan jumlah barang yang diminta. Ahli ekonomi mengatakan
bahwa permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan dari hubungan antara
harga dan jumlah permintaan. Sedangkan jumlah barang yang diminta
dimaksudkan sebagai banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu.
Jadi permintaan merupakan keinginan konsumen untuk membeli suatu barang
pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu (Firdaus, 2009:69).
Ritonga (2003:108) menyatakan permintaan adalah jumlah barang atau
jasa yang dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga. Semakin tinggi (mahal)
harga, semakin sedikit permintaan. Sebaliknya semakin rendah (murah) harga,
semakin banyak permintaan.
Hukum permintaan tidak berlaku mutlak, tetapi bersifat tidak mutlak dan
dalam keadaan caretis paribus (faktor-faktor lain dianggap tetap).
Hukum permintaan berbunyi: “apabila harga mengalami penurunan, maka jumlah
permintaan akan naik/bertambah, dan sebaliknya apabila harga mengalami
kenaikan, maka jumlah permintaan akan turun/berkurang”. Hukum permintaan
berbanding terbalik dengan harga (Suprayitno, 2008:55).
16
2.1.2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Permintaan terhadap suatu barang oleh seseorang dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah (Suprayitno,
2008:61-62):
a. Harga barang itu sendiri
Naik atau turunnya harga barang atau jasa akan mempengaruhi
banyak/sedikitnya terhadap jumlah barang yang diminta. Jika harga barang
tersebut turun maka jumlah permintaan akan barang tersebut akan bertambah.
Sebaliknya, jika harga barang tersebut naik maka permintaan akan barang tersebut
akan berkurang.
b. Pendapatan masyarakat
Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau
rendahnya pendaptan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas
permintaan. Pada kenyataaanya, pendapatan mempengaruhi permintaan terhadap
suatu barang. Lukman (2007:23) menyatakan bahwa bila terjadi kenaikan
penghasilan maka akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap barang
inferior. Sedangkan untuk barang normal, bila pendapatan bertambah maka
permintaan terhadap barang tersebut juga bertambah.
c. Intensitas kebutuhan
Mendesak/tidaknya atau penting/tidaknya kebutuhan seseorang terhadap
barang atau jasa, mempengaruhi jumlah permintaan. Kebutuhan primer lebih
penting dibanding kebutuhan sekunder. Kebutuhan sekunder lebih penting
17
dibanding kebutuhan tersier, sehingga pengaruhnya terhadap jumlah permintaan
berbeda.
d. Distribusi pendapatan
Semakin merata pendapatan, maka jumlah permintaan semakin meningkat.
Sebaliknya, pendapatan yang hanya diterima/dinikmati oleh kelompok tertentu
maka secara keseluruhan jumlah permintaan akan turun.
e. Pertambahan penduduk
Jumlah penduduk akan mempengaruhi jumlah permintaan.
Semakin banyak penduduk, maka jumlah permintaan akan meningkat.
f. Selera (taste)
Faktor kesukaan atau ketidaksukaan konsumen terhadap suatu barang akan
mempengaruhi permintaannya terhadap barang tersebut, tanpa melihat keadaan
budget yang dimilikinya. Perkembangan mode, pendidikan, dan lingkungan juga
akan mempengaruhi selera masyarakat. Sehingga, akan berpengaruh juga terhadap
jumlah permintaan.
g. Barang pengganti (substitusi)
Adanya barang pengganti akan berpengaruh terhadap jumlah permintaan.
Pada saat harga barang naik, jika ada barang pengganti maka jumlah permintaan
akan dipengaruhinya. Lukman menyatakan apabila harga suatu barang (x) yang
berhubungan mengalami perubahan, akan mempengaruhi permintaan barang (y).
Hubungan ini didapat dalam dua bentuk yaitu bersifat subsitusi atau bersifat
komplementer.
18
2.1.2.2. Fungsi Permintaan
Firdaus (2009:69) menyatakan permintaan yang dinyatakan dalam
hubungan matematis dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut fungsi
permintaan. Dengan fungsi permintaan, kita dapat mengetahui hubungan antara
variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Persamaan fungsi permintaan dapat
disusun sebagai berikut:
Dx = f (Px, Py, Y, T, N)
Keterangan: Dx = Permintaan akan barang x Px = Harga barang tersebut (x) Py = Harga barang lain (y) Y = Pendapatan konsumen T = Selera N = Jumlah penduduk
Dx adalah variabel tidak bebas, karena besar nilainya ditentukan oleh
variabel lain. Px, Py Y, T dan N adalah variabel bebas karena besar nilainya tidak
tergantung besarnya variabel lain. Tanda positif dan negatif menunjukkan
pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap permintaan akan barang x.
2.1.3. Konsep Elastisitas Permintaan
Elastisitas merupakan suatu indeks (bilangan) yang menggambarkan
hubungan kuantitatif antara variabel dependen dengan variabel independen,
misalnya antara jumlah barang yang diminta dengan harga barang tersebut.
Dengan demikian elastisitas dapat didefinisikan sebagai: persentase perubahan
variabel dependen sebagai akibat perubahan variabel independen sebesar satu
persen. Apabila definisi ini diterapkan pada kasus permintaan, definisi elastisitas
permintaan akan berbunyi sebagai berikut: persentase perubahan jumlah barang
19
yang diminta (Q) sebagai akibat perubahan harga barang tersebut (P) sebesar
satu persen. Berdasarkan uraian tersebut, secara umum dapat dikatakan bahwa
elastisitas adalah bilangan (indeks) yang menggambarkan hubungan sebab akibat
antara variabel independen dengan variabel dependen (Suprayitno, 2008:131).
Menurut Firdaus (2009:77), tidak semua faktor yang mempengaruhi
perubahan permintaan atau penawaran dapat diukur. Faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan yang biasa diukur antara lain: harga barang yang
bersangkutan, harga barang lain yang berkaitan, dan pendapatan konsumen.
Oleh karana itu, elastisitas permintaan dibagi tiga, yaitu:
1. elastisitas harga dari permintaan (price elasticity of demand), sering
disebut elastisitas harga;
2. elastisitas silang dari permintaan (cross elastisity of demand), sering
disebut elastisitas silang;
3. elastisitas pendapatan dari permintaan (income elastisity of demand),
sering disebut elastisitas pendapatan.
2.1.4. Teori Perilaku Konsumen
Suatu rumah tangga setiap bulannya akan membutuhkan berbagai macam
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan penghasilan
yang dimiliki terbatas jumlahnya. Dengan penghasilan yang terbatas tersebut,
rumah tangga sebagai pelaku ekonomi yang rasional akan melakukan pilihan yang
terbaik untuk mengkonsumsi barang-barang kebutuhannya (Suprayitno, 2008:53).
Lukman (2007:15) menyatakan bahwa pengertian konsumsi adalah segala
tindakan manusia dalam hal pemakaian/penggunaan dari pada barang-barang dan
20
jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang merupakan kebutuhan
langsung maupun kebutuhan tidak langsung yang sifatnya
mengurangi/menghabiskan utilitas/daya guna barang tersebut.
Ritonga (2003:63) menyatakan dinamika pembelian oleh konsumen amat
ditentukan oleh dinamika harga. Konsumen cenderung membeli banyak barang
ataupun jasa pada waktu harga-harga sedang turun, dan mengurangi pebelian
bilamana harga-harga naik. Saat melakukan pembelian konsumen berusaha
membeli barang atau jasa dalam jumlah tertentu dan dalam berbagai jenis sesuai
dengan kebutuhannya. Dalam lingkup ekonomi, pembelian yang dilakukan sesuai
dengan jumlah pendapatan konsumen disebut perilaku konsumen.
Teori tingkah laku konsumen akan menjelaskan sebabnya konsumen akan
membeli lebih banyak pada harga yang rendah dan akan mengurangi
pembeliannya pada barang yang tinggi, dan menjelaskan bagaimana seorang
konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari barang yang akan dibeli
dengan pendapatan yang dimiliki. Ada dua pendekatan dalan teori tingkah laku
konsumen yaitu (Suprayitno, 2008:103-105):
1. Pendekatan nilai guna kardinal, asumsi dasarnya:
a. Kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara
kuantitatif.
b. Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan.
c. Terjadi hukum The Low of Deminishing Marginal Utility pada tambahan
kepuasan setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh
dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. Mula-mula kepuasan
21
akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan
kepuasan akan semakin turun. Hukum ini menyebabkan terjadinya
Downward sloping MU curve. Tingkat kepuasan yang semakin menurun
ini dikenal dengan hukum Gossen.
d. Tambahan kepuasan untuk tambahan satu unit barang bisa dihargai dengan
uang, sehingga semakin besar kepuasan makin mahal harganya.
Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan
mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen
rendah maka dia hanya akan mau membayar dengan murah.
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai daya guna marginal.
Asumsi seorang konsumen:
a. Konsumen harus rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal
b. Konsumen punya preferensi jelas akan barang dan jasa
c. Terdapat kendala anggaran
2. Pendekatan nilai guna ordinal, asumsi yang digunakan:
Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan suatu barang dengan
barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut.
Dalam teori perilaku konsumen denga pendekatan ordinal asumsi dasar seorang
konsumen adalah:
a. Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking
kebutuhan yang dimilikinya.
b. Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering.
22
Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit,
artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya
tingkat kepuasan yang dimilikinya.
2.2. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Devaluasari (2006) dengan judul Analisis Pola Konsumsi Tempe
Rumah Tangga di Kota Bogor. Berdasarkan penelitian Devaluasari pola konsumsi
tempe di Kota Bogor untuk kelas ekonomi atas, kelas ekonomi menengah,
dan kelas ekonomi bawah memiliki beberapa kesamaan dijadikannya tempe
sebagai bahan pangan sumber protein dalam menu makan sehari-hari.
Semakin rendah kelas ekonomi kecenderungan frekuensi konsumsi tempe akan
semakin sering. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kelas ekonomi atas harga
ikan air tawar, harga daging ayam dan pendapatan rumah tangga berpengaruh
nyata pada konsumsi tempe. Untuk kelas ekonomi menengah harga tempe,
harga telur, harga daging ayam dan jumlah anggota keluarga berpengaruh nyata
pada konsumsi tempe sedangkan pada rumah tangga kelas bawah harga tahu dan
harga daging ayam berpengaruh nyata terhadap konsumsi tempe.
Penelitian lain tentang permintaan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya dilakukan oleh Nugroho (2008) dengan judul Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemintaan Daging Sapi Lokal pada
Konsumen Rumah Tangga Dari penelitian Nugroho, hasil analisis regresi
menunjukkan dari ketujuh variable hanya tiga variabel yang berpengaruh nyata
terhadap jumlah permintaan daging sapi lokal pada konsumen rumah tangga yaitu
23
harga daging sapi lokal (X1), jumlah pendapatan keluarga (X2), dan jumlah
anggota keluarga (X3). Berdasarkan fungsi permintaan nilai elastisitas harga
daging sapi lokal sebesar 2,276. Elastisitas harga bersifat elastis artinya persentase
perubahan harga lebih kecil daripada perubahan jumlah daging sapi lokal.
2.3. Kerangka Pemikiran
Kebutuhan masyarakat akan pangan yang mengandug gizi yang tinggi saat
ini semakin meningkat. Kebutuhan akan protein dapat dipenuhi dari konsumsi
lauk. Tempe merupakan salah satu sumber pangan nabati yang kaya akan protein
dan sudah menjadi lauk andalan bagi masyarakat.
Permintaan terhadap suatu barang berdasarkan teori ekonomi dipengaruhi
oleh harga barang itu sendiri, pendapatan masyarakat, intensitas kebutuhan,
distribusi pendapatan, pertambahan penduduk, selera, dan barang pengganti
(substitusi). Dalam penelitian ini permintaan tempe yang dikonsumsi oleh satu
keluarga akan dilihat dari harga tempe, harga barang pengganti (tahu, telur,
daging ayam, dan ikan), jumlah anggota keluarga, dan pendapatan keluarga.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dari faktor-faktor
permintaan tersebut terhadap permintaan tempe oleh konsumen rumah tangga
pada masyarakat di desa Jombang. Peneliti menggunakan analisis deskriptif
kualitatif dan perhitungan kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda dan
elastisitas. Hasil yang diharapkan adalah seberapa besar faktor-faktor permintaan
tempe tersebut berpengaruh terhadap pola konsumsi tempe masyarakat desa
Jombang.
24
Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran
Faktor-faktor Permintaan: • Harga Tempe •Harga Tahu •Harga Telur •Harga Daging Ayam •Harga Ikan • Jumlah Anggota Keluarga • Pendapatan Keluarga
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di desa Jombang
Analisis Kualitatif Deskriptif Kualitatif
Permintaan Tempe
Konsumen Rumah Tangga di desa Jombang
Analisis Hasil
Analisis Kuantitatif • Regresi Linier Berganda • Elastisitas
Kebutuhan akan Protein Nabati
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Jombang, Kecamatan Ciputat, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten. Letak Desa Jombang stategis karena berada di antara
dua kota mandiri yaitu Bintaro dan Bumi Serpong Damai (BSD), serta merupakan
kawasan perencanaan pengembangan wilayah Kota Tangerang Selatan.
Adapun pengumpulan data untuk penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
Desember 2010 sampai Januari 2011.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner
kepada responden di desa Jombang. Data sekunder diperoleh dari pemerintah
daerah setempat serta studi pustaka yaitu dengan mencari literatur-literatur
seperti; jurnal, buku-buku yang relevan dan artikel yang berhubungan dengan
penelitian.
3.3. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
purposive random sampling atau pengambilan sampel acak secara sengaja di desa
Jombang. Populasi dalam penelitian ini yaitu rumah tangga di desa Jombang yang
berjumlah 7.570 Kepala Keluarga. Adapun untuk menentukan besarnya sampel
menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin sebagai berikut (Riduwan dan
Akdon, 2009:254):
26
N n = ——— Nd² + 1
Keterangan : n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi d2 = Persentase kesalahan sampel, dalam penelitian ini 10%
Maka perhitungan jumlah sampel pada penelitian ini:
7.570 n = ——————— 7.570(0,1)2 + 1
n = 98,69 = 99 responden
Responden penelitian ini adalah mereka yang bersedia untuk diwawancarai
serta dapat mengambil keputusan dalam kegiatan rumah tangga yang termasuk
dalam kriteria ini diantaranya ibu rumah tangga, seorang ayah dengan keputusan
sendiri atau anggota keluarga yang telah memiliki penghasilan dan mempunyai
wewenang dalam membelanjakan pendapatannya.
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pengolahan dan analisis data digunakan analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif.
3.4.1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif atau deskriptif (pemaparan) digunakan untuk
mengetahui gambaran umum konsumen tempe yang ada di wilayah satuan kasus
yang diamati. Metode analisis deskriptif dengan tabulasi sederhana ditujukan
untuk memberikan informasi karakteristik responden dan permintaan tempe pada
konsumen rumah tangga di desa Jombang.
27
3.4.2. Analisis Kuantitatif
Alat yang akan digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif dalam
penelitian ini adalah dengan bantuan komputer menggunakan program Statistical
Product and Service Solutions (SPSS) 17.0. Data yang diperoleh diolah kemudian
dilakukan analisis dengan metode regresi linier berganda dan perhitungan
elastisitas.
3.4.2.1. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi ganda adalah pengembangan dari analisis regresi
sederhana. Kegunaannya yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila
variabel bebas minimal dua atau lebih (Riduan dan Akdon, 2009:142).
Menurut Sugiyanto (2004:195), analisis regresi linear berganda digunakan untuk
menganalisis pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel
dependen. Model persamaan regresi linear berganda untuk permintaan tempe
adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + bkXk + … + ε
Keterangan :
Y = Permintaan tempe (dalam kg per bulan) a = Konstanta (nilai Y pada saat x sama dengan nol) b = Koefisien regresi X1 = Harga tempe (dalam rupiah per kg) X2 = Harga tahu (dalam rupiah per kg) X3 = Harga telur (dalam rupiah per kg) X4 = Harga daging ayam (dalam rupiah per kg) X5 = Harga ikan (dalam rupiah per kg) X6 = Jumlah anggota keluarga (orang)X7 = Pendapatan keluarga (dalam rupiah per bulan) ε = Pengaruh galat atau residu
28
Dalam analisis regresi terdapat uji signifikansi regresi sebagai berikut:
1. Pengujian Parameter Regresi Secara Tunggal (Uji-t)
Uji t dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh independen secara
individu terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat
konstan. Uji ini dilakuakan dengan membandingkan thitung dengan ttabel.
H0 ditolak apabila : thitung > ttabel,, derajat bebas tertentu
H1 diterima apabila : thitung < ttabel,, derajat bebas tertentu
Hipotesisnya adalah:
H0 : bi = 0, artinya bahwa masing-masing variabel bebas (independent)
dalam model tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas
(dependent)
H1 : bi ≠ 0, artinya bahwa masing-masing variabel bebas (independent)
dalam model berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas (dependent)
2. Pengujian Serentak Seluruh Parameter Dugaan (Uji-F)
Untuk mengetahui apakah regresi linear berganda berikut perhitungan
koefisien regresinya menunjukkan ada pengaruh signifikan atau tidak maka
terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian dengan analisis F hitung (Sugiyanto,
2004:196). Pengujian parameter secara serentak dapat dilakukan dengan
menggunakan uji F, hipotesis yang digunakan yaitu:
H0 : bi = 0, artinya seluruh variabel bebas (independent) dalam model tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas (dependent)
H1 : bi ≠ 0, artinya seluruh variabel bebas (independent) berpengaruh nyata
terhadap variabel tak bebas (dependent)
29
Kriteria Uji :
H0 ditolak apabila : Fhitung > Ftabel,, derajat bebas tertentu
H1 diterima apabila : Fhitung < Ftabel,, derajat bebas tertentu
3. Uji R² (Koefisien Determinasi)
Nazir (2005:460), menyatakan bahwa untuk melihat berapa persen dari
variasi vaiabel dependen dapat diterangkan oleh variasi variabel independen
digunakan koefisien determinasi (R²).
Nilai R² mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R² ≤ 1).
Semakin besar R² (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut
dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak
dapat menjelaskan variabel dependen (Irianto, 2004:206).
3.4.2.2. Analisis Elastisitas
Analisis elastisitas dilakukan untuk mengetahui persentase kenaikan atau
penurunan jumlah permintaan tempe jika terjadi perubahan dari harga dan
pendapatan.
Rumus untuk perhitungan elastisitas sebagai berikut (Machfudz, 2007:84):
E = ∆Qx . Px
∆Px Qx
dimana : Qx = rata-rata jumlah barang x yang diiminta Px = rata-rata harga barang x
Elastisitas ini disebut dengan elastisitas busur (arc elasticity) atau
elastisitas rata-rata. Jika fungsi kontinu dan mulus (smooth) dapat dicari elastisitas
titik (point elasticity), karena proses perhitungannya dari fungsi permintaan
30
(demand function). Misalkan fungsi permintaan y = a + bx, maka elastisitasnya
dapat dicari dari nilai koefisien, rumusnya sebagai berikut (Machfudz, 2007:92):
E = ∂q . x dimana ∂q = b sehingga E = b ( x ) ∂x q ∂x y
keterangan : E = Nilai elastisitas b = Koefisien regresi x = nilai rata-rata x y = nilai rata-rata y
Kriteria Elastisitas Permintaan : In-Elastis Sempurna jika E= 0 In-Elastis jika E <1 Elastis Uniter jika E = 1 Elastis jika E > 1 Elastis Sempurna jika E= ~
3.5. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan,
ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut (Nazir, 2005:126). Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Tempe adalah hasil dari proses fermentasi kedelai dalam waktu tertentu
menggunakan jamur Rhizopus sp. mempunyai ciri berwarna putih karena
pertumbuhan miselia-miselia jamur yang menghubungkan antar biji-biji
kedelai sehingga terbentuk tekstur yang kompak.
2. Permintaan adalah suatu hubungan antara sejumlah barang atau jasa yang
diinginkan oleh konsumen untuk dibeli di pasar pada tingkat harga dan waktu
tertentu.
31
3. Harga adalah nilai jual yang ditawarkan pasar kepada konsumen
(dalam rupiah).
4. Barang substitusi adalah barang pengganti yang sama fungsinya dengan
barang utama. Dalam penelitian ini barang subtitusi yang digunakan adalah
tahu, telur, daging ayam, daging sapi, ikan dan udang.
5. Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya orang yang tinggal dalam satu
rumah tersebut atas tanggungan kepala keluarga (dalam satuan orang).
6. Pendapatan keluarga adalah pendapatan total rumah tangga konsumen dari
berbagai sumber yang merupakan pendapatan per bulan (dalam rupiah).
Pendapatan total diketahui dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
konsumsi semua anggota keluarga selama sebulan (dalam rupiah) pada
responden melalui media kuisioner.
7. Kuisioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan
dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban
yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis.
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Letak Goegrafis dan Administratif Desa Jombang
Ciputat adalah sebuah kecamatan di Kota Tangerang Selatan,
Provinsi Banten, Indonesia. Sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi otonom,
Ciputat merupakan kecamatan dari Kabupaten Tangerang. Pada tahun 1952,
Desa Jombang dimekarkan dari Desa Ciputat. Kemudian pada tahun 2002,
Desa Jombang statusnya ditingkatkan menjadi status kelurahan. Mulai dari tahun
2008 sampai sekarang Desa Jombang telah menjadi bagian dari Kota Tangrang
Selatan yang dahulunya masih menginduk di Kabupaten Tangerang.
Desa Jombang mempunyai ketinggian dari permukaan laut 560 mdpl
dengan curah hujan 1510 mm/tahun. Keadaaan umum wilayah Desa Jombang
yang memiliki luas wilayah 356,865 Ha, terdiri dari: 59,935 Ha pemukiman real
estate, 9,150 Ha pemukiman KPR-BTN, 229,046 Ha pemukiman umum dan
masih terdapat lahan tidur sebanyak 41,000 Ha.
Batas-batas wilayah Desa Jombang: Sebelah Barat berbatasan dengan
Desa Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong. Sebelah Timur berbatasan dengan
Desa Sawah Baru, Kecamatan Ciputat. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa
Ponduk Pucung dan Perigi, Kecamatan Pondok Aren. Sebelah Selatan berbatasan
dengan Desa Sarua, Kecamatan Ciputat. Desa Jombang memiliki jarak dengan
Ibukota Kecamatan 4 Km, ke Ibukota Kota 6 Km, ke Ibukota Provinsi 60 Km dan
ke Ibukota Negara 10 Km.
33
4.2. Penduduk Desa Jombang
Berdasarkan data dari Kelurahan Jombang, jumlah penduduk di Desa
Jombang pada tahun 2010 adalah 29.983 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki
berjumlah 15.327 jiwa dan jumlah penduduk perempuan berjumlah 14.656 jiwa
serta terhimpun menjadi 7.570 Kepala Keluarga (KK).
Mata pencaharian terbesar masyarakat Desa Jombang sebanyak
41,83 persen adalah berprofesi sebagai karyawan BUMN/Swasta. Hal ini terlihat
dari banyaknya komplek perumahan real estate yang dibangun di wilayah
Jombang, membuat masyarakat yang bekerja sebagai karyawan dan bekerja
di kantoran memilih wilayah Jombang sebagai tempat tinggalnya. Terdata pula
masyarakat yang belum atau tidak bekerja yaitu sebesar 1.570 orang. Pada Tabel 3
dapat dilihat jenis pekerjaan penduduk Desa Jombang secara statistik.
Tabel 3. Jenis Pekerjaan Masyarakat di Desa Jombang, 2010
No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Belum/ Tidak Bekerja 1.570 5,24 2. Pensiunan 650 2,17 3. PNS 640 2,13 4. TNI 230 0,77 5. POLRI 30 0,10 6. Pedagang 9.356 31,20 7. Petani 23 0,08 8. Peternak 5 0,02 9. Karyawan BUMN/ Swasta 12.542 41,83 10. Buruh 4.100 13,67 11. Guru 340 1,13 12. Dosen 15 0,05 13. Dokter 45 0,15 14. Perawat 20 0,07 15. Bidan 15 0,05 16. Lainnya 402 1,34
Jumlah 29.983 100 Sumber : Data Potensi Desa 2010
34
Tipologi masyarakat desa Jombang yang merupakan masyarakat
perkotaan, kesadaran akan pentingnya pendidikan sudah cukup besar.
Secara umum, sebanyak 32,39 persen sudah bisa menamatkan Sekolah Menengah
Tingkat Atas. Namun dikarenakan keterbatasan administrasi desa, ada 36,70
persen penduduk tidak jelas tingkat pendidikan yang pernah dicapainya. Tabel 4
merupakan data masyarakat desa Jombang berdasarkan tingkat pendidikannya.
Tabel 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat di Desa Jombang, 2010
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)1. Tidak / Belum Sekolah 2.300 7,67 2. Belum Tamat SD / Sederajat 1.500 5,00 3. Tamat SD / Sederajat 1.534 5,12 4. SLTP / Sederajat 3.764 12,55 5. SLTA / Sederajat 7.012 23,39 6. Diploma III / Akademik 720 2,40 7. Diploma IV / Strata I 1.950 6,50 8. Strata II 160 0,53 9. Strata III 40 0,13 10. Tidak Jelas 11.003 36,70
Jumlah 29.983 100 Sumber : Data Potensi Desa 2010
Mayoritas masyarakat desa Jombang menganut agama Islam,
yaitu sebanyak 28.858 jiwa merupakan muslim. Pada Tabel 5 dapat dilihat jumlah
penduduk berdasarkan agama yang dianut.
Tabel 5. Data Jumlah Penduduk Desa Jombang Berdasarkan Agama, 2010
No Agama Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Islam 28.858 96,25 2. Kristen 417 1,39 3. Katholik 381 1,27 4. Hindu 145 0,48 5. Budha 162 0,54 6. Konghucu 20 0,07 Jumlah 29.983 100
Sumber : Data Potensi Desa 2010
35
4.3. Sarana dan Prasarana Desa Jombang
Sarana dan prasarana pendidikan dalam kurun waktu 10 tahun belakangan
cukup meningkat. Ditandai dengan berdirinya yayasan pendidikan,
yaitu munculnya sekolah-sekolah baru. Lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah
yang tumbuh di Desa Jombang umumnya adalah penyelenggara pendidikan dasar
dan menengah, mulai dari pendidikan usia dini (Taman Kanak-kanak/TK/RA),
SD/MI, SLTP/MTs, SMK/MA dan pondok pesantren. Data mengenai sarana
pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Sarana Pendidikan di Desa Jombang, 2010
No Jenis Sarana Jumlah 1 Kelompok Bermain 3 2 Taman Kanak-kanak 8 3 SD 14 4 SLTP 5 5 SLTA 5 6 Pondok Pesantren 3
Sumber : Data Potensi Desa 2010
Pada bidang kesehatan untuk masyarakat Desa Jombang sudah cukup
memadai. Hal ini terlihat dari banyaknya sarana kesehatan yang ada dan tersebar
di seluruh wilayah desa. Tabel 7 merupakan data sarana kesehatan yang ada
di desa Jombang.
Tabel 7. Sarana Kesehatan di Desa Jombang, 2010
No. Sarana / Prasarana Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit 1 2 Puskesmas 1 3 Klinik Umum / Gigi 10 4 Rumah Bersalin 10 5 Dokter Praktek 3 6 Bidan Praktek 5 7 Posyandu 12
Sumber : Data Potensi Desa 2010
36
Sarana olah raga yang terdapat di Desa Jombang diantaranya adalah
lapangan sepak bola, lapangan futsal, lapangan bola volli, lapangan bulu tangkis,
lapangan tenis, dan lapangan bola basket. Data mengenai sarana olah raga tersebut
dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Sarana Olah Raga di Desa Jombang, 2010
No Jenis Sarana Jumlah 1 Lapangan Sepak Bola 2 2 Lapangan Futsal 1 3 Lapangan Bola Volli 7 4 Lapangan Bulu Tangkis 17 5 Lapangan Tenis 1 6 Lapangan Bola Basket 1
Sumber : Data Potensi Desa 2010
Profesi terbanyak kedua pada masyarakat desa Jombang adalah pedagang
maka di desa Jombang terdapat beberapa sarana untuk berdagang.
Diantaranya pertokoan, swayalan, rumah makan, pasar tradisional dan warung.
Secara statistik sarana tersebut dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Sarana Perdagangan Masyarakat di Desa Jombang, 2010
No Jenis Sarana Jumlah 1 Pertokoan / Ruko 34 2 Pasar Swalayan / Toserba 8 3 Restoran / Rumah Makan 9 4 Pasar Tradisional 1 5 Warung 940
Sumber : Data Potensi Desa 2010
Di desa Jombang terdapat 21 masjid dan 21 musholla. Karena mayoritas
penduduk Desa Jombang beragama islam, maka masjid dan mushola itu selain
digunakan untuk tempat pokok ibadah, juga digunakan untuk kegiatan pendidikan
dan dakwah Islam, seperti pengajian anak-anak, pengajian remaja dan pengajian
bapak-bapak atau ibu-ibu atau majelis taklim. Untuk agama kristen terdapat tujuh
37
buah gereja di Desa Jombang. Sedangkan untuk sarana peribadatan agama lainnya
tdak ada. Selain itu terdapat pula sarana perbankan dan koperasi. Ada dua bank
umum/komersil dan satu buah koperasi non KUD di Desa Jombang. Terdapat pula
sebuah Stasiun Kereta Api sebagai sarana transportasi yang sangat memudahkan
masyarakat desa Jombang untuk baraktifitas.
4.4. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah konsumen tempe
rumah tangga pada masyarakat desa Jombang dengan jumlah yang sudah
ditentukan melalui hasil perhitungan menggunakan rumus slovin yaitu sebanyak
99 responden dari populasi 7.570 Kepala Keluarga. Dari hasil penyebaran
kuisioner kepada responden, maka didapatkan data pembagian karakteristik
responden sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi Dalam Keluarga
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
38
4.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden dalam penalitian ini sebagian besar adalah perempuan dengan
persentase sebesar 91,91% dan mayoritas adalah ibu rumah tangga.
Sedangkan 8,08% adalah laki-laki yang merupakan kepala keluarga atau anak
yang sudah mempunyai wewenang dari keluarga tersebut. Untuk sebaran
responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Jombang, 2011
No Jenis Kelamin Jumlah Responden (n) Persentase (%) 1. Laki-laki 8 8,08
2. Perempuan 91 91,91
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
4.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi dalam Keluarga
Posisi seseorang di dalam keluarga adalah peranan orang tersebut didalam
keluarga sebagai siapa. Dalam satu keluarga biasanya terdiri dari kepala keluarga,
isteri/ibu dan anak. Besarnya proporsi responden berdasarkan posisi dalam
keluarganya dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Posisi dalam Keluarga di Desa Jombang, 2011
No Posisi Jumlah Responden (n) Persentase (%) 1. Kepala Keluarga 9 9,09
2. Isteri/Ibu 77 77,77
3. Anak 12 12,12
4. Lainnya (Nenek) 1 1,01
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
39
Berdasarkan tabel tersebut diatas, mayoritas posisi dari responden dalam
keluarga adalah isteri yang umumnya merupakan ibu rumah tangga dengan
jumlah responden sebanyak 77 orang. Hal ini sesuai dengan target dalam
penelitian ini, karena biasanya ibu rumah tangga lebih memahami urusan
konsumsi dalam keluarganya. Untuk posisi kepala keluarga ada sebanyak 9,09%
dari total responden. Dalam hal ini, tidak semua kepala keluarga merupakan ayah
dari keluarga tersebut karena ada sebagian dari responden yang merupakan ibu
rumah tangga yang bekerja sebagai tulang punggung bagi keluarganya.
Posisi anak dalam keluarga responden ada sebanyak 12 orang. Posisi anak dalam
keluarga ini merupakan anggota keluarga yang telah bekerja atau sudah memiliki
wewenang didalam keluarganaya, sebagian besar anak dalam keluarga responden
ini adalah mahasiswa. Sedangkan terdapat pula satu orang nenek dari keseluruhan
responden yang ada.
4.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Bekerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara teratur dalam jangka
waktu tertentu dengan tujuan mendapatkan penghasilan. Secara umum jenis
pekerjaan akan membedakan tingkat pendapatan dan dapat menentukan nasib
suatu keluarga. Semakin baik pekerjaan maka semakin baik pula kehidupan suatu
keluarga. Dalam penelitian ini jenis pekerjaan yang akan dijabarkan adalah
pekerjaan dari responden tersebut pada saat mengisi kuisioner. Untuk sebaran
responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 12.
40
Tabel 12. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Desa Jombang, 2011
No Jenis Pekerjaan Jumlah Responden (n) Persentase (%)1. Ibu Rumah Tangga 57 57,57
2. Karyawan Swasta 13 13,13
3. PNS 3 3,03
4. Guru 6 6,06
5. Wiraswasta 5 5,05
6. Pedagang 7 7,07
7. Mahasiswa 6 6,06
8. Lainnya 2 2,02
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan data dari pekerjaan 99 responden di atas, sebanyak 57,57%
responden hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Dapat diartikan bahwa
sebagian besar responden tidak memiliki penghasilan yang tetap tetapi
mendapatkan penghasilan dari anggota keluarga lainnya. Sebanyak 13,13%
responden berprofesi sebagai karyawan swasta. Hal ini sesuai dengan mata
pencaharian terbesar di Desa Jombang adalah karyawan BUMN/Swasta.
Kemudian sebanyak 3,03% berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS),
guru sebanyak 6,06%, wiraswasta sebanyak 5,05% dan pedagang sebanyak
7,07%. Ada pula 6 responden yang merupakan mahasiswa dan 2 orang responden
yang tidak menjawab jenis pekerjaannya.
41
4.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan menentukan seberapa besar
pengetahuan yang dimilikinya. Pendidikan juga sangat diperlukan untuk
memasuki dunia kerja. Tingginya pendidikan seseorang juga dapat membuka
kesempatan untuk memperoleh jenis pekerjan yang layak. Tingkat pendidikan dari
masyarakat di desa Jombang sangat bervariasi. Tabel 13 menyajikan data
responden berdasarkan tingkat pendidikannya.
Tabel 13. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Jombang, 2011
No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (n) Persentase (%) 1. SD 10 10,10
2. SMP 12 12,12
3. SMA/SMK 58 58,58
4. Diploma 1 0 0
5. Diploma 2 0 0
6. Diploma 3 6 6,06
7. Sarjana 13 13,13
8. Pasca Sarjana 0 0
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
Dari Tabel 13, sebagian besar responden telah menamatkan pendidikannya
sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu sebanyak 58,58%.
Kemudian untuk tingkat sarjana ada 13,13% dari total responden.
Tingkat pendidikan Diploma 3 ada sebanyak 6,06% dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) sebanyak 12,12%. Sedangkan untuk tingkat pendidikan terendah
yaitu Sekolah Dasar (SD) terdapat 10 orang responden.
42
4.1.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Usia
Rata-rata umur responden adalah 38,7 tahun. Tingkat usia terbanyak
responden adalah antara 41 tahun sampai 50 tahun yaitu sebesar 38,38% dari total
responden. Sebanyak 26,26% responden berusia antara 21 tahun sampai dengan
30 tahun, 22,22% responden berusia antara 31 tahun sampai 40 tahun dan 12,12%
responden berusia lebih dari 50 tahun. Sedangkan terdapat satu orang responden
yang berusia dibawah 19 tahun. Responden tersebut adalah seorang mahasiswa
dan berposisi sebagai anak didalam keluarganya. Sebaran responden berdasarkan
usia dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkatan Usia di Desa Jombang, 2011
No Usia Jumlah Responden (n) Persentase (%) 1. ≤ 20 1 1,01
2. 21-30 26 26,26
3. 31-40 22 22,22
4. 41-50 38 38,38
5. ≥ 50 12 12,12
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Jombang Kecamatan Ciputat,
Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten dengan jumlah responden 99 orang.
99 orang responden tersebut mewakili konsumen tempe rumah tangga pada
masyarakat di desa Jombang. Hasil dalam penelitian ini merupakan data yang
didapat secara langsung dari responden melalui media kuisioner. Data yang
didapat kemudian diolah dan diperlihatkan kedalam satu tabel. Hasil yang akan
dijabarkan adalah mengenai permintaan tempe rumah tangga pada masyarakat
di desa Jombang, kemudian faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya,
serta besarnya elastisitas permintaan tempe masyarakat di desa Jombang.
Secara umum pangan sumber protein merupakan komoditas yang
harganya relatif tinggi dibanding komoditas pangan lainnya. Walaupun demikian
lain halnya dengan tempe yang merupakan sumber protein dan bergizi tinggi
tetapi memiliki harga yang murah. Hal ini terkait juga dengan pengetahuan
konsumen akan makanan yang berkualitas dan bergizi tinggi serta penerapan pola
empat sehat lima sempurna didalam keluarga. Dari hasil penelitian menggunakan
kuisioner, sebanyak 93 responden mengutamakan makanan berkualitas untuk
dikonsumsi sehari-hari. Sisanya enam responden menjawab tidak mengutamakan
makanan berkualitas untuk di konsumsi sehari-hari. Untuk penerapan pola makan
4 sehat 5 sempurna dalam keluarga sebanyak 86 responden menjawab ya,
sebanyak delapan responden menjawab tidak dan ada pula yang menambahkan
44
keterangan kadang-kadang sebanyak lima responden. Sedangkan dalam hal
mengutamakan gizi untuk pertumbuhan anak-anak sebanyak 97 responden
menjawab ya dan sisanya dua responden tidak menjawab. Hal ini dapat dilihat
dalam Tabel 15.
Tabel 15. Pengetahuan Gizi Keluarga Responden di Desa Jombang, 2011
No Pengetahuan Responden Jawaban Responden Jumlah Responden Y T K L
1 Keluraga Selalu Mengutamakan Makanan Berkualitas
93 6 0 0 99
2 Keluarga Menerapkan Pola Makan 4 Sehat 5 Sempurna
86 8 5 0 99
3 Keluarga Mengutamakan Gizi untuk Pertumbuhan Anak
97 0 0 2 99
Keterangan : Y = ya T = tidak K = kadang-kadang L = lainnya (tidak menjawab) Sumber: Data Primer (diolah)
Pengetahuan gizi keluarga responden tersebut merupakan pertanyaan awal
dalam kuisioner. Peneliti ingin mengetahui bagaimana keadaan gizi dalam
keluarga responden secara umum. Sebagian besar keluarga responden selalu
mengutamakan makanan yang berkualitas untuk dikonsumsi, kemudian
menerapkan pola makan 4 sehat 5 sempurna serta mengutamakan gizi untuk
pertumbuhan anak. Akan tetapi ada pula yang tidak mengutamakan makanan
berkualitas dan tidak menerapkan pola makan 4 sehat 5 sempurna. Hal ini karena
keterbatasan biaya untuk membeli makanan yang berkualitas. Untuk pola makan
4 sehat 5 sempurna juga saat ini sudah diperbaharui menjadi 3B (Bergizi,
Beragam dan Berimbang). Ada pula responden yang menambahkan keterangan
kadang-kadang, karena untuk pola makan yang diterapkan keluarga tidak hanya
45
merujuk pada pola makan 4 sehat 5 sempurna tetapi juga lebih mementingkan
bergizi, beragam dan berimbang. Sedangkan dalam hal mengutamakan gizi untuk
pertumbuhan anak, ada dua orang responden yang tidak menjawab, hal ini karena
di keluarga tersebut tidak ada anak atau belum memiliki anak.
Untuk pertanyaan konsumsi tempe sebagai lauk sehari-hari,
sebanyak 85 orang responden menjawab ya, sebanyak 10 orang responden
menjawab tidak dan ada yang memberikan keterangan kadang-kadang sebanyak
tiga orang responden serta satu orang responden tidak menjawab. Hal ini
membuktikan bahwa sebesar 86% masyarakat desa Jombang menjadikan tempe
sebagai lauk sehari-hari dalam menu makanan rumah tangga. Hal ini dapat dilihat
dalam Gambar 2.
Sumber: Data Primer (diolah)
Gambar 2. Persentase Responden Mengkonsumsi Tempe di Desa Jombang, 2011
5.1.1. Permintaan Tempe Rumah Tangga Responden di Desa Jombang
Permintaan tempe rumah tangga yang akan dijabarkan dari hasil kuisioner
bukan hanya dari jumlah permintaan tempe saja, tetapi akan dilihat dari frekuensi
pembelian tempe dalam sebulan, alasan responden mengkonsumsi tempe serta
tempat responden membeli tempe untuk dikonsumsi.
46
5.1.1.1. Jumlah Permintaan Tempe Rumah Tangga Responden Sebulan
Jumlah permintaan tempe rumah tangga responden merupakan variabel
dependen dalam penelitian ini. Jumlah permintaan tempe rumah tangga responden
adalah jumlah pembelian tempe responden sebulan dalam satuan kilogram.
Untuk jumlah permintaan tempe responden sebulan dalam kilogram didapat dari
hasil kali jumlah pembelian tempe sehari dengan frekuensi pembelian seminggu
dan dikalikan empat (1 bulan = 4 minggu). Tempe yang dikonsumsi oleh rumah
tangga biasanya berupa potongan dengan ukuran 8 cm x 5 cm x 3 cm dan
memiliki berat rata-rata 200 gr per potong.
Secara keseluruhan rata-rata permintaan tempe rumah tangga responden
perbulan adalah 7,94 kg. Untuk jumlah permintaan terendah yaitu satu rumah
tangga yang mengkonsumsi sebanyak 1 kg tempe perbulan. Sedangkan untuk
jumlah konsumsi tempe terbanyak ada dua rumah tangga yang mengkonsumsi
28 kg tempe perbulan. Jumlah konsumsi tempe responden perbulan dapat dilihat
dalam Tabel 16.
47
Tabel 16. Jumlah Permintaan Tempe Rumah Tangga Responden dalam Sebulan di Desa Jombang, 2011
No Jumlah Tempe (kg) Jumlah Responden (n) Persentase (%) 1. 1 1 1,0
2. 2 6 6,1
3. 3 10 10,1
4. 3,2 1 1,0
5. 3,6 1 1,0
6. 4 10 10,1
7. 4,8 1 1,0
8. 5 7 7,1
9. 5,6 1 1,0
10. 6 13 13,1
11. 6,4 5 5,1
12. 7 9 9,1
13. 8 3 3,0
14. 8,4 1 1,0
15. 9 1 1,0
16. 9,6 1 1,0
17. 9,8 1 1,0
18. 10 2 2,0
19. 11,2 1 1,0
20. 12 5 5,1
21. 12,8 4 4,0
22. 14 6 6,1
23. 16 2 2,0
24. 16,8 1 1,0
25. 20 1 1,0
26. 21 2 2,0
27. 24 1 1,0
28. 28 2 2,0
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
48
5.1.1.2. Frekuensi Konsumsi Tempe Rumah Tangga Responden Sebulan
Frekuensi konsumsi tempe rumah tangga responden adalah berapa kali
responden mengkonsumsi atau membeli tempe dalam seminggu, kemudian
dikalkulasikan dalam sebulan (dikali 4). Frekuensi konsumsi tempe rumah tangga
responden rata-rata 16,65 kali dalam setiap bulannya. Frekuensi konsumsi tempe
terbanyak yaitu 12 kali pembelian tempe dalam sebulan dengan jumlah responden
26 rumah tangga. Frekuensi konsumsi tempe terkecil adalah empat kali pembelian
tempe dalam sebulan dengan jumlah responden yaitu dua rumah tangga.
Sedangkan frekuensi konsumsi tempe terbesar adalah 30 kali pembelian tempe
dalam sebulan dengan jumlah responden yaitu 2 rumah tangga. Data frekuensi
konsumsi tempe rumah tangga responden dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Frekuensi Konsumsi Tempe Rumah Tangga Responden dalam Sebulan di Desa Jombang, 2011
No Frekuensi Konsumsi Tempe (sebulan)
Jumlah Responden (n)
Persentase (%)
1. 4 2 2,0
2. 8 18 18,2
3. 12 26 26,2
4. 16 16 16,2
5. 20 12 12,1
6. 24 4 4,0
7. 28 19 19,2
8. 30 2 2,0
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
49
5.1.1.3. Alasan Responden Mengkonsumsi Tempe
Alasan responden mengkonsumsi tempe adalah hal yang mendasari
responden membeli tempe untuk dikonsumsi. Dari hasil kuisioner,
alasan terbanyak responden mengkonsumsi tempe adalah karena tempe bergizi
tinggi. Terdapat 33,6% responden memilih alasan tersebut. Dalam hal ini jumlah
responden menjadi 149 (lebih dari jumlah sampel) karena sebagian besar
responden memilih pilihan jawaban lebih dari satu. Untuk pilihan alasan lainnya
responden mengisi dengan alasan mudah didapat, praktis dan sebagai makanan
pelengkap 4 sehat 5 sempurna. Sebaran alasan responden mengkonsumsi tempe
dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Alasan Responden Mengkonsumsi Tempe di Desa Jombang, 2011
No Alasan Mengkonsumsi Tempe
Jumlah Responden (n)
Persentase (%)
1. Bergizi tinggi 50 33,6
2. Mudah diolah 18 12,1
3. Harga murah 30 20,1
4. Rasanya enak 14 9,4
5. Digemari anggota keluarga 32 21,5
6. Lainnya 5 3,4
Jumlah 149 100 Sumber: Data Primer (diolah)
50
5.1.1.4. Lokasi Pembelian Tempe Responden
Lokasi pembelian tempe responden adalah tempat responden mendapatkan
tempe untuk dikonsumsi atau membeli tempe. Untuk jumlah responden dalam
pertanyaan ini yaitu 115, tidak sesuai dengan jumlah sampel yang diambil.
Hal ini disebabkan karena ada beberapa responden yang memilih lebih dari satu
pilihan jawaban. Tabel 19 menyajikan lokasi dimana responden membeli tempe
untuk dikonsumsi.
Tabel 19. Lokasi Pembelian Tempe Responden di Desa Jombang, 2011
No Lokasi Jumlah Responden (n) Persentase (%) 1. Pasar tradisional 49 42,6
2. Warung dekat rumah 25 21,7
3. Tukang sayur keliling 37 32,2
4. Supemarket 2 1,7
5. Produksi sendiri 0 0
6. Lainnya 2 1,7
Jumlah 115 100 Sumber: Data Primer (diolah)
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa 42,6% responden memilih pasar
tradisional sebagai tempat untuk mendapatkan tempe. Sebanyak 32,2% responden
mendapatkan tempe dari tukang sayur keliling. Responden yang memilih
mendapatkan tempe dari warung dekat rumah, sebanyak 25 orang. Untuk pilihan
responden mendapatkan tempe dari supermarket hanya terdapat dua orang dan
untuk pilihan lainnya, juga terdapat dua responden yang memilih dan memberikan
keterangan yaitu dari masyarakat. Sedangkan untuk pilihan produksi sendiri,
tidak ada responden yang memilih.
51
5.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang
Dalam penelitian ini variabel Y adalah permintaan tempe, yaitu jumlah
pembelian tempe responden sebulan dalam satuan kilogram. Untuk faktor-faktor
yang mempengaruhinya merupakan variabel X. Ada tujuh variabel X dalam
penelitian ini yaitu; harga tempe, harga tahu, harga telur, harga daging ayam,
harga ikan, jumlah anggota keluarga dan pendapatan keluarga sebulan.
Variabel pertama adalah harga tempe (X1) yaitu harga pembelian tempe
responden. Harga tempe yang dihitung dalam penelitian ini adalah harga tempe
per satu kilogram tempe. Harga tempe responden didapat dari jumlah pembelian
tempe sehari dikalikan dengan harga pembelian tempe dalam satuan potong,
gram atau kilogram. Hal ini hanya untuk mempermudah responden dalam
menjawab kuisioner. Dari jawaban yang ada harga tempe tersebut dikalkulasikan
dalam rupiah per kilogram. Tabel 20 merupakan data harga tempe yang
dikonsumsi oleh responden.
Tabel 20. Harga Konsumsi Tempe Rumah Tangga Responden Perkilogram di Desa Jombang, 2011
No Harga Tempe (rupiah) Jumlah Responden (n) Persentase (%) 1 4.000 14 14,1
2 5.000 9 9,1
3 6.000 35 35,4
4 6.500 2 2,0
5 7.500 4 4,0
6 8.000 32 32,3
7 10.000 3 3,0
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
52
Berdasarkan Tabel 20, Harga terendah tempe yang dikonsumsi oleh
responden adalah Rp. 4.000,-/kg. Ada 14 orang responden yang membeli tempe
dengan harga tersebut. Kemudian sebanyak 3 orang responden membeli tempe
dengan harga tertinggi yaitu Rp. 10.000,-/kg. Harga tempe yang paling banyak
dikonsumsi oleh responden adalah Rp. 6.000,-/kg yakni ada sebanyak
35,3% responden. Sedangkan yang paling sedikit, ada 2% responden
mengkonsumsi tempe deangan harga 6.500,-/kg.
Variabel X2 sampai dengan variabel X5 merupakan barang pengganti dari
tempe, di dalam kuisioner barang pengganti yang dimasukkan dalam penelitian ini
yaitu; harga tahu, harga telur, harga daging ayam, harga daging sapi, harga ikan
dan harga udang. Tetapi untuk harga daging sapi dan harga udang tidak dijadikan
variabel karena sebagian besar responden tidak mengisi kuisioner untuk
pertanyaan harga daging sapi dan harga udang.
Variabel X2 adalah harga tahu. Sama halnya dengan variabel harga tempe,
variabel harga tahu juga dihitung dalam satuan rupiah per kilogram. Harga tahu
didapat dari jumlah pembelian tahu sehari dikalikan dengan harga pembelian tahu.
Data harga tahu yang dikonsumsi oleh responden dapat dilihat pada Tabel 21.
53
Tabel 21. Harga Konsumsi Tahu Responden Perkilogram di Desa Jombang, 2011
No Harga Tahu (rupiah) Jumlah Responden (n) Persentase (%) 1. 4.000 5 5,1
2. 5.000 22 22,2
3. 5.500 1 1,0
4. 6.000 28 28,3
5. 6.250 1 1,0
6. 7.000 2 2,0
7. 7.500 1 1,0
8. 8.000 20 20,0
9. 10.000 8 8,1
10. Tidak memilih 11 11,1
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
Dari Tabel 21, harga tahu yang paling banyak dikonsumsi oleh responden
adalah pada harga Rp. 6.000,-/kg yaitu ada sebanyak 28,3% responden.
Sedangkan yang paling sedikit yaitu ada sebanyak 1% responden mengkonsumsi
tahu dengan harga Rp. 5.500,-/kg, 6.250,-/kg dan Rp. 7.500,-/kg.
Harga terendah tahu yang dikonsumsi oleh responden adalah pada tingkat harga
Rp. 4.000,-/kg. Sedangkan ada 8,1% responden yang membeli tahu dengan harga
tertinggi yaitu Rp. 10.000,-/kg. Dari tabel tersebut, terdapat responden yang tidak
memilih tahu untuk menu makanan keluarganya yaitu ada sebanyak 11 orang
responden.
Variabel X3 adalah harga telur. Sama halnya dengan variabel harga tempe
dan harga tahu, variabel harga telur juga dihitung dalam satuan
rupiah per kilogram. Harga telur didapat dari jumlah pembelian telur sehari
54
dikalikan dengan harga pembelian telur. Tabel 22 menunjukkan harga telur yang
dikonsumsi oleh responden.
Tabel 22. Harga Konsumsi Telur Responden Perkilogram di Desa Jombang, 2011
No Harga Telur (rupiah) Jumlah Responden (n) Persentase (%) 1. 12.000 2 2,0
2. 13.000 2 2,0
3. 14.000 11 11,1
4. 14.500 2 2,0
5. 14.600 1 1,0
6. 15.000 25 25,3
7. 15.200 2 2,0
8. 16.000 53 53,5
9. 20.000 1 1,0
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
Dari Tabel 22, harga telur yang paling banyak dikonsumsi oleh responden
adalah pada harga Rp. 16.000,-/kg yaitu ada sebanyak 53% responden.
Sedangkan yang paling sedikit yaitu ada sebanyak 1% responden mengkonsumsi
telur dengan harga Rp. 14.600,-/kg dan Rp. 20.000,-/kg. Harga terendah telur
yang dikonsumsi oleh responden adalah pada tingkat harga Rp. 12.000,-/kg.
Pada tingkat harga tersebut ada sebanyak 2 orang yang membeli telur.
Sedangkan ada 1 orang responden yang membeli telur dengan harga tertinggi
yaitu Rp. 20.000,-/kg.
Variabel X4 adalah harga daging ayam (dalam rupiah perkilogram).
Harga daging ayam didapat dari jumlah pembelian daging ayam sehari dikalikan
dengan harga pembelian daging ayam. Data harga daging ayam yang dikonsumsi
oleh responden dapat dilihat pada Tabel 23.
55
Tabel 23. Harga Konsumsi Daging Ayam Responden Perkilogram di Desa Jombang, 2011
No Harga Daging Ayam (rupiah)
Jumlah Responden (n)
Persentase (%)
1. 20.000 5 5,1
2. 21.000 1 1,0
3. 22.000 1 1,0
4. 23.000 2 2,0
5. 24.000 14 14,1
6. 25.000 32 32,3
7. 26.000 1 1,0
8. 27.000 4 4,0
9 28.000 2 2,0
10. 30.000 15 15,2
11. 35.000 3 3,0
12. 36.000 3 3,0
13. 40.000 3 3,0
14. Tidak memilih 13 13,1
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
Dari tabel tersebut, harga daging ayam yang paling banyak dikonsumsi
oleh responden adalah pada harga Rp. 25.000,-kg yaitu ada sebanyak
32,3% responden. Sedangkan yang paling sedikit yaitu sebanyak 1% responden
mengkonsumsi daging ayam dengan harga Rp. 21.000,-/kg, Rp. 22.000,-/kg,
dan Rp. 26.000,-/kg. Harga terendah daging ayam yang dikonsumsi oleh
responden adalah pada tingkat harga Rp. 20.000,-/kg. Ada sebanyak 5 orang yang
membeli daging ayam dengan harga tersebut. Harga tertinggi daging ayam yang
dikonsumsi oleh responden adalah Rp. 40.000,-/kg, yaitu ada sebanyak 3 orang
responden. Dalam penelitian ini ada 13% responden yang tidak memilih daging
ayam untuk menu makanan keluarganya.
56
Variabel X5 adalah harga ikan. Variabel harga ikan juga dihitung dalam
satuan rupiah per kilogram. Harga ikan didapat dari jumlah pembelian ikan sehari
dikalikan dengan harga pembelian ikan. Data harga ikan yang dikonsumsi oleh
responden dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Harga Konsumsi Ikan Responden Perkilogram di Desa Jombang, 2011
No Harga Ikan (rupiah) Jumlah Responden (n) Persentase (%) 1 12.000 4 4,0
2 12.500 1 1,0
3 14.000 1 1,0
4 15.000 9 9,1
5 16.000 12 12,1
6 17.500 1 1,0
7 18.000 1 1,0
8 20.000 19 19,2
9 24.000 5 5,1
10 25.000 6 6,1
11 26.000 3 3,0
12 28.000 2 2,0
13 30.000 4 4,0
14 32.000 4 4,0
15 36.000 1 1,0
16 40.000 4 4,0
17 Tidak memilih 22 22,2
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
Dari Tabel 24, harga ikan yang paling banyak dikonsumsi oleh responden
adalah pada harga Rp. 20.000,-/kg yaitu ada sebanyak 19,2% responden.
Sedangkan yang paling sedikit yaitu ada sebanyak 1% responden mengkonsumsi
ikan dengan harga Rp.12.500,-/kg, Rp.14.000,-/kg, Rp.17.500,-/kg,
Rp.18.000,-/kg, dan Rp. 36.000,-/kg. Harga terendah ikan yang dikonsumsi oleh
57
responden adalah pada tingkat harga Rp. 12.000,-/kg. Ada sebanyak empat orang
yang membeli ikan dengan harga tersebut. Sedangkan ada empat orang responden
juga yang membeli ikan dengan harga tertinggi yaitu Rp. 40.000,-/kg.
Variabel jumlah anggota keluarga (X6) adalah jumlah orang yang ada
didalam rumah tangga responden termasuk responden tersebut. Tabel 25 akan
menjelaskan jumlah anggota keluarga responden berdasarkan ukuran keluarga.
Tabel 25. Jumlah Anggota Keluarga Responden di Desa Jombang, 2011
No Jumlah Anggota Keluarga (orang)
Jumlah Responden (n)
Persentase (%)
1 ≤ 3 (kecil) 24 24,2
2 4-5 (sedang) 66 66,7
3 ≥ 6 (besar) 9 9,1
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan tabel tersebut, sebanyak 24,2% responden memiliki jumlah
anggota keluarga yang kecil. Ada empat orang responden yang memiliki jumlah
anggota keluarga dua orang dan ada 20 orang responden yang memiliki jumlah
anggota keluraga tiga orang. Untuk ukuran keluarga sedang terdapat
66% responden, hal ini karena ada 49 orang responden yang memiliki jumlah
anggota keluarga empat orang dan sebanyak 17 orang responden memiliki lima
orang didalam rumah tangganya. Sedangkan ukuran keluarga besar ada sebanyak
9% responden. Dalam hal ini ada tujuh orang responden yang memiliki enam
orang anggota keluarga dan dua orang responden memiliki tujuh orang anggota
keluarga dalam rumah tangganya.
58
Sedangkan variabel X7 adalah pendapatan keluarga sebulan.
Pendapatan keluarga sebulan didapat dari total seluruh pengeluaran keluarga
perbulan ditambah dengan tabungan. Sebagaimana fungsi Y = C + S, dimana Y
adalah Income (pendapatan), C adalah consumtion (konsumsi) dan S adalah
saving (tabungan). Data mengenai pendapatan keluarga responden dapat dilihat
pada Tabel 26.
Tabel 26. Pendapatan Keluarga Responden Perbulan di Desa Jombang, 2011
No Pendapatan Keluarga (rupiah)
Jumlah Responden (n)
Persentase (%)
1 < Rp. 2.000.000 41 41,4
2 Rp. 2.000.000 – Rp. 5.000.000 47 47,5
3 > Rp. 5.000.000 11 11,1
Jumlah 99 100 Sumber: Data Primer (diolah)
Dari Tabel 26, sebanyak 41% responden memiliki pendapatan keluarga
perbulan kurang dari Rp. 2.000.000,-. Pendapatan terendah berada pada tingkat
ini yaitu Rp. 245.000,- perbulan. Pada tingkat pendapatan Rp. 2.000.000,- sampai
dengan Rp. 5.000.000,- perbulan terdapat 47 orang responden. Rata-rata tingkat
pendapatan responden adalah Rp. 2.706.586,-. Sedangkan terdapat
11% responden dengan tingkat pendapatan diatas Rp. 5.000.000,- perbulan.
Pendapatan tertinggi berada pada tingkat ini yakni Rp. 9.340.000,- perbulan.
59
5.1.2.1. Perhitungan Regresi Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan alat bantu SPSS 17,
hasil yang diperoleh untuk perhitungan regresi berganda faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan tempe dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Hasil Perhitungan Regresi Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang, 2011
No Faktor Koefisien Regresi
Thitung Sig VIF
1. Harga tempe (X1) -1,176 3,455 0,001 1,152
2. Harga tahu (X2) 0,372 1,774 0,079 1,234
3. Harga telur (X3) -0,130 0,268 0,789 1,036
4. Harga daging ayam (X4) -1,171 3,259 0,002 1,159
5. Harga ikan (X5) -0,069 1,513 0,134 1,068
6 Jumlah anggota keluarga (X6) 0,082 0,153 0,878 1,217
7. Pendapatan keluarga (X4) -0,522 1,750 0,083 1,223
Konstanta 21,595 Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan hasil pada Tabel 27, dapat dibuat persamaan regresi berganda
untuk faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tempe. Sesuai dengan model
persamaan regresi yang dijabarkan pada metodologi penelitian, maka persamaan
regresi untuk faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tempe adalah:
Y = 21,595 - 1,176 X1 + 0,372 X2 - 0,130 X3 - 1,171 X4 - 0,069 X5
+ 0,082 X6 - 0,522 X7
Dari persamaan regresi tersebut, diperoleh nilai konstanta sebesar 21,595.
Angka tersebut berarti bahwa permintaan tempe akan bernilai 21,595 bila faktor
lain sama dengan nol. Dengan kata lain kualitas permintaan tempe akan berada
pada tingkat 21,595 jika tidak ada aktifitas konsumsi jenis lauk lainnya.
60
Selain konstanta, pada persamaan regresi juga terdapat koefisien dari
masing-masing variabel. Koefisien ini akan menentukan nilai variabel jika terjadi
perubahan. Untuk harga tempe (X1) dihasilkan koefisien negatif sebesar 1,176.
Tanda negatif ini menunjukkan hubungan yang berlawanan antara harga tempe
dengan jumlah permintaan tempe. Dengan kata lain jika ada kenaikan harga tempe
maka terjadi penurunan permintaan tempe sebesar 1,176. Misalnya terjadi
kenaikan harga tempe di pasar dari Rp. 6000/kg menjadi Rp. 7000/kg
(naik Rp.1000), maka akan terjadi penurunan permintaan sebesar 1,176 kg tempe.
Koefisien regresi untuk harga tahu (X2) bernilai positif sebesar 0,372.
Tanda positif ini menunjukkan pengaruh yang searah antara harga tahu dengan
permintaan tempe. Artinya jika harga tahu naik, maka akan ada peningkatan
permintaan tempe sebesar 0,372 kg. Hal ini membuktikan bahwa tahu merupakan
barang substitusi dari tempe.
Perhitungan regresi berganda untuk koefisien harga telur (X3) bernilai
negatif sebesar 0,130. Artinya jika harga telur naik, maka akan terjadi penurunan
permintaan tempe sebesar 0,130 kg. Koefisien harga daging ayam (X4) bernilai
negatif sebesar 1,171. Artinya jika harga daging ayam naik, maka akan terjadi
penurunan permintaan tempe sebesar 1,171 kg. Koefisien harga ikan (X5) juga
bernilai negatif sebesar 0,069. Artinya jika harga ikan naik, maka akan terjadi
penurunan permintaan tempe sebesar 0,069 kg. Koefisien regresi ketiga variabel
tersebut bernilai negatif, tanda negatif ini menunjukkan pengaruh yang
berlawanan arah antara harga ketiga barang tersebut dengan permintaan tempe.
Hal ini membuktikan bahwa telur, daging ayam dan ikan merupakan barang
61
komplemen tempe. Jadi ketiga barang tersebut merupakan pelengkap untuk
memenuhi menu makanan dalam keluarga.
Hasil perhitungan regresi berganda untuk koefisien jumlah keluarga (X6)
bernilai positif sebesar 0,082. Tanda positif ini menunjukkan pengaruh yang
searah antara jumlah keluarga dengan permintaan tempe. Artinya jika ada
penambahan satu orang anggota keluarga maka akan ada peningkatan permintaan
tempe sebesar 0,082 kg. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar jumlah
anggota keluarga maka semakin besar pula jumlah permintaan akan tempe.
Koefisien regresi untuk pendapatan keluarga (X7) bernilai negatif sebesar
0,522. Angka ini menunjukkan pengaruh yang berlawanan antara pendapatan
keluarga dengan permintaan tempe. Artinya jika terjadi peningkatan jumlah
pendapatan keluarga sebesar Rp. 1.000.000,-, maka akan terjadi penurunan
permintaan tempe sebesar 0,522 kg. Hal ini membuktikan bahwa tempe
merupakan barang inferior (barang yang permintaannya semakin berkurang
apabila pendapatan konsumen semakin naik). Semakin tinggi pendapatan
seseorang, maka permintaan akan tempe berkurang.
Pada Tabel 27 juga terdapat nilai VIF dari masing-masing variabel.
Jika nilai VIF mendekati angka satu maka tidak terjadi gejala multikolinearitas,
sedangkan jika nilai VIF menjauhi satu maka terjadi gejala multikolinearitas.
Multikolinearitas adalah kondisi dimana antara variabel independen terjadi
hubungan kolerasi. Dari tabel tersebut terlihat bahwa seluruh nilai VIF dari
masing-masing variabel mendekati angka satu. Jadi dapat dikatakan bahwa antara
62
variabel independen tidak terjadi hubungan kolerasi atau tidak terjadi gejala
multikoinearitas.
Untuk hasil perhitungan uji kelayakan model (signifikansi) faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan tempe adalah sebagai berikut:
1. Pengujian Parameter Regresi Secara Tunggal (Uji T)
Berdasarkan hasil pengujian secara tunggal semua variabel bebas maka
diketahui variabel mana yang berpengaruh secara nyata terhadap permintaan
tempe masyarakat. Uji ini dibuktikan dengan membandingkan thitung dengan ttabel.
Dengan asumsi terima H0 jika thitung < ttabel atau tolak H0 jika thitung > ttabel atau
dengan melihat perbandingan probabilitasnya (sig<α) berdasarkan hipotesis:
H0 : bi = 0, artinya bahwa masing-masing variabel bebas (independent)
dalam model tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas
(dependent) pada tingkat kepercayaan tertentu
H1 : bi ≠ 0, artinya bahwa masing-masing variabel bebas (independent)
dalam model berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas (dependent)
pada tingkat kepercayaan tertentu
Tidak semua variabel bebas dapat mempengaruhi permintaan tempe rumah
tangga pad masyarakat Desa Jombang. Hasil perhitungan membuktikan bahwa
hanya ada dua variabel yang berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi tempe
pada tingkat kepercayaan 99%. Variabel tersebut adalah harga tempe dan harga
ayam sedangkan kelima variabel lainnya yaitu harga tahu, harga telur,
harga daging ayam, harga ikan, jumlah anggota keluarga dan pendapatan keluarga
63
berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan yang lebih kecil dari 99%.
Hal ini disajikan pada Tabel 28.
Tabel 28. Hasil Uji t Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang, 2011
No Variabel bebas thitung Sig 1. Harga tempe (X1) 3,455***** 0,001
2. Harga tahu (X2) 1,744**** 0,079
3. Harga telur (X3) 0,268** 0,789
4. Harga daging ayam (X4) 3,259***** 0,002
5. Harga ikan (X5) 1,513*** 0,134
6. Jumlah anggota keluarga (X6) 0,153* 0,878
7. Pendapatan keluarga (X4) 1,750**** 0,083 Keterangan: * Signifikan pada tingkat kepercayaan 10% ** Signifikan pada tingkat kepercayaan 20% *** Signifikan pada tingkat kepercayaan 85% **** Signifikan pada tingkat kepercayaan 90%
***** Signifikan pada tingkat kepercayaan 99% Sumber: Data Primer (diolah)
Pada tingkat kepercayaan 99% didapat ttabel sebesar 2,842. Untuk variabel
pertama yaitu harga tempe (X1) thitung bernilai 3,455 dan lebih besar dari ttabel serta
memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α (0,01). Hal ini dapat dikatakan
bahwa H0 ditolak dan koefisien harga tempe signifikan secara statistik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang nyata antara harga tampe
dengan jumlah permintaan tempe pada masyarakat Desa Jombang.
Variabel kedua yaitu harga tahu (X2), nilai thitung bernilai 1,744 berarti
lebih kecil dari ttabel (2,842) pada tingkat kepercayaan 99% serta memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari nilai α (0,01). Hal ini dapat dikatakan bahwa
H0 diterima dan koefisien harga tahu tidak signifikan secara statistik pada tingkat
kepercayaan 99%. Akan tetapi pada tingkat kepercayaan 90% variabel tersebut
signifikan karena ttabel yang didapat pada tingkat kepercayaan 90% adalah sebesar
64
1,662. Sehingga didapat bahwa thitung lebih besar dari ttabel (1,744 > 1,662)
dan nilai signifikansi lebih kecil dari α (0,079 < 0,1). Maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh nyata antara harga tahu dengan jumlah permintaan tempe
pada masyarakat Desa Jombang pada tingkat kepercayaan 90%.
Variabel ketiga yaitu harga telur (X3), nilai thitung bernilai 0,268 berarti
lebih kecil dari ttabel (0,677) pada tingkat kepercayaan 50% serta memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari nilai α (0,789 > 0,5). Variabel tersebut hanya dapat
berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 20%. Hal ini dapat dikatakan bahwa
H0 diterima dan koefisien harga telur tidak signifikan secara statistik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang nyata antara harga
telur dengan jumlah permintaan tempe pada masyarakat desa Jombang.
Variabel keempat yaitu harga daging ayam (X4), nilai thitung bernilai 3,259
berarti lebih besar dari ttabel (2,842) pada tingkat kepercayaan 99% serta memiliki
nilai signifikansi lebih besar dari nilai α (0,01). Hal ini dapat dikatakan bahwa H0
ditolak dan koefisien harga daging ayam signifikan secara statistik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang nyata antara harga daging
ayam dengan jumlah permintaan tempe pada masyarakat desa Jombang.
Variabel kelima yaitu harga ikan (X5), nilai thitung bernilai 1,513 berarti
lebih kecil dari ttabel (1,662) pada tingkat kepercayaan 90% serta memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari nilai α (0,134 > 0,10). Akan tetapi pada tingkat
kepercayaan 85% variabel tersebut signifikan karena ttabel yang didapat pada
tingkat kepercayaan 85% adalah sebesar 1,451. Sehingga didapat bahwa thitung
lebih besar dari ttabel (1,513 > 1,451) dan nilai signifikansi lebih kecil dari α
65
(0,134 > 0,15). Hal ini dapat dikatakan bahwa H0 ditolak dan koefisien harga ikan
signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 85%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh nyata antara harga ikan dengan jumlah
permintaan tempe pada masyarakat desa Jombang.
Variabel keenam yaitu jumlah anggota keluarga (X6), nilai thitung bernilai
0,153 berarti lebih kecil dari ttabel (0,677) pada tingkat kepercayaan 50% serta
memiliki nilai signifikansi lebih besar dari nilai α (0,878 > 0,5). Variabel tersebut
hanya dapat berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 10%. Hal ini dapat
dikatakan bahwa H0 diterima dan koefisien jumlah anggota keluarga tidak
signifikan secara statistik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
yang nyata antara jumlah anggota keluarga dengan jumlah permintaan tempe pada
masyarakat desa Jombang.
Variabel ketujuh yaitu pendapatan keluarga (X7), nilai thitung bernilai 1,750
berarti lebih besar dari ttabel (1,662) pada tingkat kepercayaan 90 % serta memiliki
nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α (0,083 < 0,05). Hal ini dapat dikatakan
bahwa H0 ditolak dan koefisien jumlah anggota keluarga signifikan secara
statistik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang nyata pada
tingkat kepercayaan 90% antara jumlah anggota keluarga dengan jumlah
permintaan tempe pada masyarakat desa Jombang.
2. Pengujian Serentak Seluruh Parameter Dugaan (Uji F)
Uji signifikansi serentak parameter dugaan (uji F) digunakan untuk
menunjukkan semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (permintaan
66
tempe). Uji ini membandingkan antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel atau dari
perbandingan probabilitasnya (sig<α), dengan ketentuan:
H0 diterima : apabila Fhitung < Ftabel, atau sig > α pada tingkat kepercayaan tertentu
artinya seluruh variabel bebas dalam model tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat (permintaan tempe)
H0 ditolak : apabila Fhitung > Ftabel, atau sig < α pada tingkat kepercayaan tertentu
artinya seluruh variabel bebas dalam model berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat (permintaan tempe)
Tabel 29. Hasil Uji F Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang, 2011
Model Jumlah Kuadrat
df Rata-rata kuadrat
Fhitung Ftabel Sig
Regresi 931,702 7 133,100 5,782 2,842
0,000
Sisa 2094,598 91 23,022
Total 3026,660 98
Interpretasi Tolak H0
Signifikan pada tingkat kepercayaan 99%
Sumber: Data Primer (diolah)
Hasil perhitungan uji F yang didapat pada Tabel 29, diperoleh nilai Fhitung
sebesar 5,782 lebih besar dari Ftabel (2,842) dengan tingkat kepercayaan 99 persen
dan memiliki nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari α (0,01). Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan koefisien
regresi signifikan secara statistik. Hal ini berarti model regresi yang dibuat sudah
benar dan layak karena ada hubungan linear dari seluruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Dapat dikatakan pula bahwa harga tempe, harga tahu, harga telur,
harga daging ayam, harga ikan, jumlah anggota keluarga, dan pendapatan
keluarga mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap permintaan tempe.
67
Ketujuh faktor tersebut secara bersama-sama dapat dikatakan berpengaruh
terhadap permintaan tempe masyarakat desa Jombang.
3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar
harga tempe, harga tahu, harga telur, harga daging ayam, harga ikan, jumlah
anggota keluarga, dan pendapatan keluarga dapat menjelaskan permintaan tempe.
Tabel dibawah ini akan menunjukkan hasil perhitungan koefisien determinasi
untuk faktor-faktor tersebut.
Tabel 30. Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang, 2011
No Keterangan Nilai 1 R 0,555
2 R2 0,308
3 R2 yang disesuaikan 0,255
4 Durbin-Watson 1,817 Sumber: Data Primer (diolah)
Dari Tabel 30 didapat nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi
adalah sebesar 0,308 dengan nilai koefisien determinasi yang disesuaikan sebesar
0,255. Karena persamaan regresi menggunakan lebih dari satu variabel,
maka koefisien determinasi yang baik untuk digunakan dalam menjelaskan
persamaan ini adalah koefisien determinasi yang disesuaikan.
Nilai koefisien determinasi yang disesuaikan adalah sebesar 0,255 yang
berarti bahwa hanya 25,5 persen variasi atau perubahan dalam permintan tempe
bisa dijelaskan oleh seluruh variabel bebas yang diduga berpengaruh.
Sisanya sebesar 74,5 persen dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian ini.
Nilai tersebut menggambarkan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian
68
ini belum sepenuhnya menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
permintaan tempe. Hal ini disebabkan karena faktor lain yaitu selera, intensitas
kebutuhan, dan distribusi pendapatan tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Pada tabel tersebut juga terdapat nilai Durbin-Watson sebesar 1,817.
Jika nilai Durbin-Watson berada antara minus dua (-2) sampai dua (+2), maka
dapat diartikan tidak tejadi gejala autokorelasi. Autokorelasi merupakan korelasi
pada variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu atau individu.
Angka tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi pada
seluruh variabel bebas yang ada.
5.1.3. Elastisitas Permintaan Tempe di Desa Jombang
Berdasarkan fungsi permintaan yang didapat dari perhitungan regresi
berganda maka dapat dihitung nilai elastisitas permintaan tempe.
Elastisitas permintaan yang akan dihitung dalam penelitian ini adalah elastisitas
harga, elastisitas silang, dan elastisitas pendapatan. Dengan menggunakan rumus
elastisitas permintaan dan perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 5,
maka didapat nilai elastisitas permintaan tempe pada masyarakat di desa
Jombang. Tabel 31 menunjukkan hasil perhitungan elastisitas permintaan tempe
di desa Jombang.
69
Tabel 31. Hasil Perhitungan Elastisitas Permintaan Tempe di Desa Jombang, 2011
No Variabel Koefisien Regresi
Rata-rata Elastisitas Interpretasi
1. Permintaan Tempe (Y)
21,595(konstanta)
7,9414
2. Harga tempe (X1) -1,176 6,4697 0,957 Inelastis
3. Harga tahu (X2) 0,372 5,7702 0,270 Inelastis, substitusi
4. Harga telur (X3) -0,130 15,3737 0,252 Inelastis, komplementer
5. Harga daging ayam (X4)
-1,171 23,2121 0,499 Inelastis, komplementer
6. Harga ikan (X5) -0,069 16,8182 0,146 Inelastis, komplementer
7. Jumlah anggota keluarga (X6)
0,082 4,0909 0,042 Inelastis
8. Pendapatan keluarga (X4)
-0,522 2,7077 0,178 Inelastis, barang inferior
Sumber: Data Primer (diolah)
Dari tabel di atas, dapat dilihat nilai elastisitas harga tempe terhadap
permintaan tempe yaitu sebesar 0,957. Artinya dengan meningkatnya harga
sebesar 1 persen akan menurunkan jumlah permintaan tempe sebesar 0,957
persen. Elastisitas harga tempe bersifat inelastis (0,956 < 1).
Untuk elastisitas silang dari harga tahu terhadap permintaan tempe didapat
nilai elastisitas sebesar 0,270. Elastisitas harga tahu bersifat inelastis (0,270 < 1).
Nilai koefisien regresi yang positif membuktikan bahwa tahu merupakan barang
substitusi dari tempe. Nilai elastisitas silang dari harga telur, harga daging ayam,
dan harga ikan juga lebih kecil dari 1. Maka elastisitas silang dari ketiga barang
tersebut bersifat inelastis. Koefisien regresi yang dihasilkan dari ketiga barang
tersebut memiliki tanda negatif, hal ini membuktikan bahwa telur, daging ayam
dan ikan merupakan barang komplementer terhadap tempe.
70
Dari hasil perhitungan elastisitas pendapatan didapatkan nilai elastisitas
pendapatan keluarga sebesar 0,178. Elastisitas pendapatan bersifat inelastis
(0,178 < 1). Koefisien regresi yang didapat pada pendapatan keluarga adalah
negatif. Hal ini membuktikan bahwa tempe merupakan barang inferior.
5.2. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini menggunakan teori-teori yang sebelumnya
dijelaskan sebagai dasar dari penelitian ini, kemudian dibandingkan dengan hasil
analisis data yang didapat.
5.2.1. Permintaan Tempe Rumah Tangga Responden di Desa Jombang
Dari hasil didapat sebesar 86 persen rumah tangga di desa Jombang
menjadikan tempe sebagai lauk sehari-hari dalam menu makanan keluarga.
Rata-rata jumlah permintaan tempe rumah tangga perbulan adalah 7,94 kg.
Pada jumlah permintaan tempe didapat rumah tangga yang paling sedikit
mengkonsumsi tempe. Hal ini karena rumah tangga tersebut hanya membeli satu
potong tempe (250 gr) dalam seminggu. Selanjutnya terdapat pula rumah tangga
yang paling banyak mengkonsumsi tempe, hal ini disebabkan karena rumah
tangga tersebut membeli 1 kg tempe setiap harinya.
Pada hasil frekuensi pembelian tempe rumah tangga responden terdapat
frekuensi pembelian tempe terendah yaitu empat kali membeli tempe dalam
sebulan. Hal ini disebabkan karena rumah tangga tersebut hanya membeli tempe
sekali dalam seminggu. Terdapat pula frekuensi pembelian tempe tertinggi yaitu
30 kali dalam sebulan, hal ini dikarenakan rumah tangga tersebut membeli atau
mengkonsumsi tempe setiap hari. Hal ini menjadi sesuatu yang menarik mengapa
71
rumah tangga tersebut selalu mengkonsumsi tempe? Banyak hal yang mendasari
seseorang untuk membeli sebuah produk guna memenuhi kebutuhannya.
Oleh karna itu kita harus tahu alasan responden mengkonsumsi tempe. Dari hasil
kuisioner alasan terbanyak responden mengkonsumsi tempe adalah karena tempe
bergizi tinggi. Sebagian besar responden juga memilih pilihan jawaban lebih dari
satu. Karena memang benar selain bergizi tinggi, tempe juga mudah diolah,
harganya murah, rasanya enak serta digemari oleh anggota keluarga.
Sedangkan untuk pilihan alasan lainnya, ada responden yang mengisi dengan
alasan mudah didapat, praktis dan sebagai makanan pelengkap 4 sehat 5
sempurna.
Permintaan tempe oleh konsumen terkait juga dengan lokasi dimana
responden membeli tempe. Sebagian besar responden memilih pasar tradisional
sebagai tempat untuk mendapatkan tempe. Karena harga tempe akan lebih murah
jika dibandingkan dengan membeli tempe pada warung dekat rumah, tukang sayur
keliling dan supermarket. Hal ini terkait dengan produsen (pengrajin tempe) akan
menawarkan harga pada pasar. Sedangkan para pedagang hanya sebagai
pengambil harga (price taker). Dari seluruh responden yang ada, tidak ada yang
merupakan pembuat atau pengrajin tempe. Hal ini didapat dari hasil kuisioner
untuk pilihan produksi sendiri tidak ada responden yang memilih.
72
5.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Desa Jombang
Permintaan akan suatu barang merupakan suatu fungsi yang dipengaruhi
oleh banyak variabel. Begitu pula halnya dengan permintaan tempe, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi permintaan tempe pada konsumen rumah tangga.
Faktor-faktor tersebut merupakan variabel dalam penelitian ini. Akan tetapi tidak
semua variabel dapat mempengaruhi permintaan tempe secara nyata. Dari hasil
yang didapat maka dapat diketahui variabel apa saja yang dapat menpengaruhi
permintaan tempe secara nyata pada konsumen rumah tanggga di masyarakat desa
Jombang.
Berdasarkan penjabaran uji koefisien determinasi (R2), hanya 25,5%
perubahan dalam permintan tempe bisa dijelaskan oleh seluruh faktor yang diduga
berpengaruh. Nilai tersebut menggambarkan bahwa variabel yang digunakan
dalam penelitian ini belum sepenuhnya menjelaskan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap permintaan tempe. Hal ini disebabkan karena faktor lain
yaitu selera, intensitas kebutuhan, dan distribusi pendapatan tidak dimasukkan
dalam penelitian ini. Walaupun demikian dari hasil uji F faktor tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap permintaan
tempe. Sedangkan dari hasil uji t, hanya ada dua faktor yang berpengaruh nyata
terhadap permintaan tempe pada tingkat kepercayaan 99%. Faktor tersebut adalah
harga tempe dan harga ayam sedangkan kelima variabel lainnya yaitu harga tahu,
harga telur, harga daging ayam, harga ikan, jumlah anggota keluarga dan
pendapatan keluarga berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan yang lebih kecil
dari 99%.
73
Faktor pertama yang diduga berpengaruh terhadap permintaan tempe
adalah harga tempe. Harga pembelian tempe oleh responden cukup beragam.
Hal ini disebabkan karena perbedaan tempat pembelian tempe oleh responden.
Harga tempe yang dibeli di pasar biasanya lebih murah dibanding dengan harga
tempe yang dibeli di warung dekat rumah atau pedagang keliling. Dari hasil
perhitungan regresi berganda harga tempe dapat mempengaruhi permintaan tempe
pada tingkat kepercayaan 99%. Jika harga tempe naik maka permintaan konsumsi
tempe masyarakat menurun. Harga tempe yang relatif lebih murah dibanding
dengan harga lauk sumber protein lainnya, menjadikan tempe sebagai pilihan
menu makanan sehari-hari. Hal ini juga terlihat dari data mengenai alasan
responden mengkonsumsi tempe (pada Tabel 18), alasan responden
mengkonsumsi tempe karena harganya yang murah menempati urutan ketiga
setelah pilihan alasan bergizi tinggi dan digemari anggota keluarga. Jadi naik atau
turunnya harga tempe sangat mempengaruhi permintaan tempe rumah tangga
pada masyarakat desa Jombang.
Selain variabel harga tempe, dalam perhitungan regresi berganda terdapat
pula variabel harga barang lainnya. Variabel harga tahu adalah faktor kedua yang
diduga berpengaruh terhadap permintaan tempe. Harga tahu yang dikonsumsi oleh
responden bervariasi. Hal ini dikarenakan beragamnya jenis tahu yang ada di
masyarakat. Dalam penelitian ini tahu terbukti menjadi barang substitusi terhadap
tempe, karena tahu adalah sumber protein nabati yang sama fungsinya dengan
tempe. Dari hasil perhitungan regresi didapat koefisien untuk harga tahu bernilai
positif. Tanda positif ini menunjukkan pengaruh yang searah antara harga tahu
74
dengan permintaan tempe. Hal ini membuktikan bahwa tahu merupakan barang
substitusi dari tempe. Jika harga tahu naik maka permintaan akan tempe juga akan
bertambah. Karena signifikan pada tingkat kepercayaan 90%, naik atau turunnya
harga tahu dapat dikatakan juga mempengaruhi permintaan konsumsi tempe.
Jadi harga tahu berpengaruh terhadap permintaan tempe rumah tangga pada
masyarakat desa Jombang.
Variabel harga telur adalah faktor ketiga yang diduga berpengaruh
terhadap pola konsumsi tempe. Harga telur yang dikonsumsi oleh responden
bervariasi. Ada dua orang responden yang mengkonsumsi telur dengan harga
terendah. Hal ini disebabkankan responden tersebut membeli telur pada agen
distributornya langsung, sehingga dapat membeli telur dengan harga yang lebih
rendah dari harga di pasaran. Sedangkan untuk harga pembelian telur tertinggi
hanya terdapat satu orang responden. Responden tersebut membeli telur yang
sudah dikemas dengan baik dan bermutu tinggi karena ada tambahan vitamin atau
omega 3 didalamnya. Hal tersebut membuktikan bahwa ada masyarakat yang
mementingkan kualitas dari produk yang dikonsumsinya. Dari hasil pilihan
beberapa jenis lauk pada kuisioner, telur merupakan barang yang dipilih oleh
seluruh responden. Dalam penelitian ini telur menjadi barang komplementer
terhadap tempe, karena telur juga merupakan sumber protein yang tinggi, mudah
didapat, dan digemari masyarakat. Dari hasil perhitungan regresi juga menyatakan
bahwa koefisien regresi harga telur bernilai negatif dan signifikan hanya pada
tingkat kepercayaan 20%. Tanda negatif ini menunjukkan pengaruh yang
berlawanan arah antara harga telur dengan permintaan tempe. Hal ini
75
membuktikan bahwa telur merupakan barang komplemen dari tempe,
telur menjadi pelengkap untuk memenuhi menu makanan dalam keluarga. Tetapi
karena tingkat signifikansinya kurang dari 50% jadi tidak berpengaruh terhadap
permintan tempe rumah tangga pada masyarakat desa Jombang. Naik atau
turunnya harga telur tidak mempengaruhi permintaan tempe.
Faktor keempat yang diduga berpengaruh terhadap pola konsumsi tempe
adalah harga daging ayam. Dalam penelitian ini ada 13% responden yang tidak
memilih daging ayam untuk menu makanan keluarganya. Hal ini disebabkan
karena daging ayam memiliki harga yang lebih tinggi dibanding dengan harga
tempe. Nilai koefisien regresi yang didapat berlawanan arah dan signifikan pada
tingkat kepercayaan 99%. Sama seperti telur, daging ayam juga merupakan
barang komplemen untuk tempe. Hal ini disebabkan karena daging ayam
memiliki kandungan protein yang setara dengan tempe (pada Tabel 2) tetapi
menjadi sumber protein hewani yang mudah didapat dan digemari masyarakat jika
dibandingkan dengan daging sapi. Jika harga daging ayam turun maka permintaan
tempe akan naik. Jadi naik atau turunnya harga daging ayam sangat
mempengaruhi permintaan tempe pada masyarakat desa Jombang.
Variabel harga ikan adalah faktor kelima yang diduga berpengaruh
terhadap pola konsumsi tempe. Dalam penelitian ini ikan juga menjadi barang
komplementer terhadap tempe. Harga ikan yang dikonsumsi oleh responden
sangat bervariasi. Hal ini karena banyaknya jenis ikan yang ada dipasar dan
peneliti tidak membatasi untuk jenis ikan yang dipilih oleh responden pada
kuisioner. Sehingga terdapat pula 22 orang responden yang tidak memilih ikan
76
untuk menu makanan keluarganya. Koefisien regresi yang didapat untuk harga
ikan juga berlawanan arah dan signifikan pada tingkat kepercayaan 85%.
Sama seperti telur dan daging ayam, ikan juga merupakan barang komplemen dari
tempe karena nilai koefisien yang didapat berlawanan arah. Nilai koefisien yang
signifikan pada tingkat kepercayaan 85% menyebabkan naik atau turunnya harga
ikan juga dapat dikatakan mempengaruhi permintaan tempe. Jika harga ikan turun
maka permintaan tempe akan naik. Jadi harga ikan berpengaruh terhadap
permintaan tempe pada masyarakat desa Jombang.
Jumlah anggota keluarga juga diduga dapat mempengaruhi permintaan
tempe. Dengan asumsi bahwa semakin banyak jumlah anggota keluarga maka
semakin banyak pula jumlah tempe yang dikonsumsi keluarga tersebut. Jumlah
anggota keluarga akan menentukan distribusi pangan antar anggota keluarga.
Keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga yang lebih kecil tentunya akan
lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Dalam hal ini jumlah
anggota keluarga adalah jumlah orang yang ada didalam satu rumah tangga.
Jumlah anggota keluarga dalam penelitian ini menjadi faktor keenam yang diduga
dapat mempengaruhi pola konsumsi tempe. Untuk hasil perhitungan regresi
jumlah anggota keluarga menunjukkan angka yang positif tetapi signifikan hanya
pada tingkat kepercayaan 10 persen. Sesuai dengan teori, bahwa semakin banyak
jumlah anggota keluarga maka semakin besar permintaan akan suatu barang.
Akan tetapi angka tersebut tidak signifikan secara statistik karena memiliki
tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 50 persen. Berapapun jumlah anggota
keluarga yang ada didalam sebuah rumah tangga tidak akan mempengaruhi
77
permintaan tempe pada rumah tangga tersebut. Hal ini sesuai dengan alasan
responden mengkonsumsi tempe sebagai lauk yang digemari oleh anggota
keluarga. Jadi besar kecilnya jumlah anggota keluarga tidak mempengaruhi
permintaan tempe masyarakat di desa Jombang.
Faktor terakhir yang diduga berpengaruh terhadap pola konsumsi tempe
adalah pendapatan keluarga. Dengan asumsi bahwa semakin tinggi tingkat
pendapatan maka semakin sedikit jumlah tempe yang dikonsumsi oleh keluarga
tersebut. Dengan adanya peningkatan pendapatan keluarga maka pemenuhan akan
kebutuhan hidup lebih beragam. Pendapatan keluarga sebulan didapat dari total
seluruh pengeluaran keluarga perbulan ditambah dengan tabungan.
Hasil perhitungan regresi untuk variabel pendapatan keluarga di dapat koefisien
regresi yang negatif dan signifikan pada tingkat kepercayaan 90%. Angka negatif
dan berlawanan arah tersebut sesuai dengan teori bahwa semakin tinggi tingkat
pendapatan keluarga maka semakin sedikit tempe yang diminta. Hal ini juga
menunjukkan bahwa tempe merupakan barang inferior, yaitu barang yang
permintaannya semakin berkurang apabila pendapatan konsumen meningkat.
Sehingga dapat dikatakan pendapatan keluarga juga dapat mempengaruhi
permintaan tempe. Jika pendapatan keluarga bertambah maka permintaan tempe
akan turun. Keluarga yang memiliki pendapatan yang lebih (golongan atas) akan
mengurangi konsumsi tempe dan akan mendistribusikan pendapatannya untuk
keperluan sekunder, tersier atau barang mewah. Hal ini terkait dengan selera dan
gaya hidup di masyarakat. Jadi besar kecilnya pendapatan keluarga berpengaruh
terhadap permintaan tempe rumah tangga pada masyarakat desa Jombang.
78
5.2.3. Elastisitas Permintaan Tempe di Desa Jombang
Hasil perhitungan elastisitas harga tempe terhadap permintaan tempe yaitu
sebesar 0,957. Artinya dengan meningkatnya harga sebesar 1 persen akan
menurunkan jumlah permintaan tempe sebesar 0,957 persen. Hubungan antara
harga tempe dengan jumlah permintaan tempe berbanding terbalik seperti yang
diungkapkan hukum permintaan. Elastisitas harga tempe bersifat inelastis
(0,956 < 1). Hal ini membuktikan bahwa tempe merupakan barang kebutuhan
sehari-hari yang di konsumsi oleh masyarakat. Tempe sudah menjadi lauk yang
hampir selalu ada pada menu makanan keluarga.
Elastisitas silang berlaku pada barang substitusi atau komplementer.
Dalam penelitian ini terdapat empat harga barang lain yaitu harga tahu, harga
telur, harga daging ayam, dan harga ikan. Untuk elastisitas silang dari harga tahu
terhadap permintaan tempe didapat nilai elastisitas sebesar 0,270. Elastisitas harga
tahu bersifat inelastis (0,270 < 1). Nilai koefisien regresi yang positif
membuktikan bahwa tahu merupakan barang substitusi dari tempe.
Nilai elastisitas silang dari harga telur, harga daging ayam, dan harga ikan juga
lebih kecil dari 1. Maka elastisitas silang dari ketiga barang tersebut bersifat
inelastis. Koefisien regresi yang dihasilkan dari ketiga barang tersebut memiliki
tanda negatif, hal ini membuktikan bahwa telur, daging ayam dan ikan merupakan
barang komplementer terhadap tempe.
79
Elastisitas pendapatan menunjukkan besarnya perubahan permintaan suatu
barang sebagai akibat dari perubahan pendapatan pembeli. Dalam hal ini
elastisitas pendapatan akan menunjukkan perubahan permintaan tempe terhadap
perubahan pendapatan keluarga responden. Dari hasil perhitungan elastisitas
pendapatan didapatkan nilai elastisitas pendapatan keluarga sebesar 0,178.
Elastisitas pendapatan bersifat inelastis (0,178 < 1). Koefisien regresi yang
didapat pada pendapatan keluarga adalah negatif. Hal ini membuktikan bahwa
tempe merupakan barang inferior. Permintaan tempe akan menurun apabila
pendapatan keluarga bertambah.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Permintaan tempe pada konsumen rumah tangga di desa Jombang rata-rata
mengkonsumsi tempe 7,94 kg dengan rata-rata frekuensi konsumsi tempe
16,65 kali dalam sebulan. Alasan konsumen rumah tangga mengkonsumsi
tempe adalah karena tempe bergizi tinggi dan tempat favorit untuk
membeli tempe adalah pasar tradisional.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan tempe adalah harga tempe,
harga tahu, harga telur, harga daging ayam, harga ikan, jumlah anggota
keluarga, dan pendapatan keluarga.
Hasil analisis uji t didapat bahwa hanya variabel harga tempe dan variabel
harga daging ayam yang signifikan pada tingkat kepercayaan 99%.
Sedangkan variabel harga tahu, harga telur, harga ikan, jumlah anggota
keluarga dan pendapatan keluarga signifikan pada tingkat kepercayaan
kurang dari 99%. Hasil analisis uji F didapat bahwa koefisien regresi
signifikan secara ststistik pada tingkat kepercayaan 99%. Ketujuh faktor
tersebut secara bersama-sama dapat dikatakan berpengaruh terhadap
permintaan tempe masyarakat desa Jombang. Hasil pengujian koefisien
determinasi didapat hanya 25,5% perubahan dalam pola konsumsi tempe
dapat dijelaskan oleh seluruh variabel yang berpengaruh.
81
3. Hasil perhitungan elastisitas permintaan tempe didapat nilai elastisitas
harga tempe sebesar 0,956 artinya tempe bersifat inelastis. Dari hasil
elastisitas silang, hanya harga tahu yang bersifat substitusi terhadap tempe.
Sedangkan untuk harga telur, harga daging ayam dan harga ikan bersifat
komplementer terhadap tempe. Sedangkan dari hasil perhitungan
elastisitas pendapatan didapatkan bahwa tempe merupakan barang inferior.
6.2. Saran
1. Jumlah permintaan tempe di desa Jombang cukup tinggi, sehingga
produsen tempe yang ada dapat meningkatkan kapasitas produksi tempe
untuk memenuhi kebutuhan tempe di desa Jombang.
2. Dari hasil perhitungan regresi menyatakan bahwa harga tempe dan harga
daging ayam sangat respon terhadap konsumsi tempe di desa Jombang,
sehingga kebijakan untuk harga tempe dan harga ayam lebih baik
dibandingkan kebijakan dari variabel lain. Dilihat dari koefisien
determinasi yang hanya 25,5% maka untuk penelitian selanjutnya
diharapkan menambah variabel bebas selain variabel yang telah
dimasukkan dalam model penelitian ini.
3. Dari hasil elastisitas silang, tempe dapat dikombinasikan dengan berbagai
bahan pangan lain, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan tempe
sebagai bahan baku untuk beragam hidangan karena peluang ekonomi
produk ini masih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009).
Astawan, M. Tempe: Cegah Penuaan & Kanker Payudara. (Jakarta: Kompas, 2003)
Astawan, M. dan Mita W. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna. (Jakarta: Akademika Pressindo, 1991).
Astuti, M. History of the Development of Tempe. Di dalam Agranoff, J (editor dan penerjemah). (Singapura: The American Soybean Association, 1999).
Devaluasari, Nova. Analisis Pola Konsumsi Tempe Rumah Tangga di Kota Bogor [Skripsi]. (Bogor : Fakultas Pertanian, 2006).
Firdaus, Muhammad. Manajemen Agribisnis. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009).
Irianto, Agus. Statistik Konsep Dasar & Aplikasinya. (Jakarta : Kencana, 2004).
Karyadi, D. The Development of Tempe Across Five Continents. Di dalam Agranoff, J (editor dan penerjemah). (Singapura: The American Soybean Association, 1999).
Lukman. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007).
Machfudz, Masyhuri. Dasar-dasar Ekonomi Mikro. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007)
Mudanijah, Siti. Pengantar Pangan dan Gizi. (Jakarta: Penebar Swadaya, 2004)
Narimawati, Umi. Teknik-teknik Analisis Multivariat untuk Riset Ekonomi.(Yogyakarta: Garaha Ilmu, 2008).
Nazir, Moh. Metode Penelitian. (Bogor Penerbit Ghalia Indonesia, 2005)
Noertjahyo, J A. Dari Ladang Sampai Kabinet Menggugat Nasib Petani. (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2005).
� 83
Nugroho, Muhammad Satyo. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Daging Sapi Lokal Pada Konsumen Rumah Tangg (Studi Kasus: di Kompleks Perumahan UIN, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat, Kabupaten Tangerng, Provinsi Banten) [Skripsi]. (Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi, 2008).
Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. (Bandung: Alfabeta, 2009).
Ritonga, dkk. Pelajaran Ekonomi Jilid 1. (Jakarta: Erlangga, 2003).
Sarwono, B. Membuat tempe dan oncom. (Jakarta: PT. Penebar Swadaya, 2002).
SNI. Tempe Kedelai. (Jakarta: Badan Standardisasi Nasional, 2009).
Sugiyanto. Analisis Statistika Sosial. (Malang: Bayu Media Anggota IKAPI Jatim, 2004).
Suprayitno, Eko. Ekonomi Mikro Perspektif Islam. (Yogyakarta: UIN-Malang Press, 2008).
Supriono. Memproduksi Tempe. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan. Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 2003).
Susanto, Tri. dan Tri Dewanti. Dasar-dasar Ilmu Pangan Dan Gizi. (Yogyakarta: Akademika, 2004).
Syarief, dkk. Wacana Tempe Indonesia. (Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala, 1999).
86
�
Lampiran 3. Denah Lokasi Desa Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan - Banten
�
�
Sumber Google Map�
Keterangan: Batas-batas wilayah Desa Jombang:
• Barat: Desa Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong. • Timur: Desa Sawah Baru, Kecamatan Ciputat. • Utara: Desa Ponduk Pucung dan Perigi, Kecamatan Pondok Aren. • Selatan: Desa Sarua, Kecamatan Ciputat.
�
87
Lam
pira
n 4.
Lem
bar
Kui
sion
er
AN
ALI
SIS
FA
KT
OR
-FA
KT
OR
YA
NG
ME
MP
EN
GA
RU
HI
PE
RM
INT
AA
N T
EM
PE
DI D
ES
A J
OM
BA
NG
, K
EC
AM
AT
AN
CIP
UT
AT
, KA
BU
PA
TE
N T
AN
GE
RA
NG
, P
RO
VIN
SI B
AN
TE
N
Ass
ala
mu
’ala
iku
m W
r. W
b.
S
aya
And
hiek
a U
lfa m
aha
sisw
i P
rogr
am S
tudi
Agr
ibis
nis,
F
akul
tas
Sai
ns d
an T
ekno
logi
, U
IN S
yarif
Hid
aya
tulla
h Ja
kart
a sa
at
ini
seda
ng
mel
aku
kan
pene
litia
n un
tuk
Skr
ipsi
m
enge
nai
F
akto
r-fa
ktor
ya
ng
Mem
pen
garu
hi
Pol
a K
onsu
msi
T
empe
M
asya
raka
t, sa
ya m
ohon
kes
edia
an B
apak
ata
u Ib
u at
au S
auda
ra/i
untu
k be
rken
an
men
gisi
le
mba
r ku
isio
ner
ini
deng
an
sebe
nar
-be
narn
ya.
Ata
s ke
sedi
aan
da
n
kerjs
ama
Bap
ak
atau
Ib
u at
au
Sau
dara
/i, s
aya
uca
pkan
terim
a ka
sih.
Iden
titas
Res
pond
en
Nam
a
: ....
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Pos
isi d
alam
Kel
uarg
a
: ....
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Ala
mat
Len
gkap
: ....
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
....
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Pek
erja
an
: ....
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Pen
didi
kan
Ter
akhi
r
: ....
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Usi
a
: .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. Ju
mla
h A
nggo
ta K
elua
rga
: ....
.... o
ran
g se
butk
an (
usia
& p
endi
dika
n):
1....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
5....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 6.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
7....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Per
tany
aan
Men
gena
i Pol
a K
onsu
msi
Tem
pe
1.A
paka
h an
da
sela
lu m
engu
tam
akan
mak
anan
ber
kual
itas
untu
k
diko
nsum
si s
ehar
i-har
i? y
a /
tidak
2.A
paka
h an
da s
ekel
uarg
a m
ene
rapk
an p
ola
ma
kan
4 se
hat
5
sem
purn
a? y
a / t
idak
3.A
paka
h an
da
men
guta
mak
an
gizi
un
tuk
pert
umbu
han
anak
-
anak
and
a? y
a / t
idak
4.A
paka
h an
da s
ekel
uarg
a m
engk
onsu
msi
tem
pe s
eba
gai
lauk
seha
ri-ha
ri? y
a / t
idak
5.A
lasa
n an
da m
engk
onsu
msi
tem
pe s
eba
gai l
auk
seha
ri-h
ari?
a.B
ergi
zi ti
nggi
b.M
udah
dio
lah
c.H
arga
mur
ah
d.R
asan
ya e
nak
e.D
igem
ari a
ngg
ota
kelu
arga
f.La
inn
ya, s
ebut
kan
……
……
……
……
……
……
…
6.D
ari m
ana
anda
bia
sa m
end
apat
kan
tem
pe u
ntuk
dik
onsu
msi
?
a.P
asar
trad
isio
nal
b.W
arun
g de
kat r
umah
c.T
ukan
g sa
yur
kelil
ing
d.S
uper
mar
ket
e.P
rodu
ksi s
endi
ri
f.La
inn
ya, s
ebut
kan…
……
……
……
……
……
……
…
88
Lam
pira
n 4
(lanj
utan
). L
emba
r K
uisi
oner
7.Is
ilah
tab
el d
ibaw
ah in
i:
Jeni
s La
uk
Jum
lah
pem
belia
n se
hari
(gra
m/p
oton
g/kg
)
Har
ga p
embe
lian
(rup
iah
per
gram
/pot
ong/
kg)
Fre
kuen
si
pem
belia
n se
min
ggu
T
empe
Tah
u
Tel
ur
D
agi
ng
aya
m
Da
ging
sa
pi
Ikan
Uda
ng
...
......
.
......
....
...
......
.
......
...
8.S
eber
apa
bes
ar u
ang
yan
g an
da
kelu
ark
an d
alam
seh
ari u
ntuk
mak
an s
ekel
uarg
a? R
p....
......
......
......
......
......
......
......
9.S
ebut
kan
jum
lah
peng
elu
aran
and
a un
tuk
kepe
rlua
n be
rikut
ini:
Air
: R
p....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..../b
ulan
List
rik
: Rp.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
./bul
an
Tel
epon
: R
p....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..../b
ulan
Iura
n R
T
: Rp.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
./bul
an
10.B
erap
a b
esar
pen
gelu
ara
n ke
luar
ga a
nda
untu
k bi
aya
pend
idik
an (
bia
ya s
pp a
nak
sek
olah
) d
alam
seb
ula
n?
Rp.
......
......
......
......
......
....
11.B
erap
a be
sar
pen
gelu
ara
n an
da
untu
k ci
cila
n ru
tin
untu
k
kepe
rluan
ber
ikut
ini (
jika
ada)
:
Rum
ah/ k
ontr
akan
: R
p....
......
......
......
......
......
......
......
.../b
ulan
Mob
il/ m
otor
:
Rp.
......
......
......
......
......
......
......
......
/bul
an
Pin
jam
an B
ank
: Rp.
......
......
......
......
......
......
......
......
./bul
an
Asu
rans
i
: Rp.
......
......
......
......
......
......
......
......
./bul
an
Lain
nya
: Rp.
......
......
......
......
......
......
......
......
./bul
an
12.B
erap
a b
esar
and
a m
enyi
sihk
an d
ana
untu
k ke
seh
atan
kel
uarg
a
dala
m s
ebul
an?
Rp.
......
......
......
......
......
....
13.B
erap
a b
esar
and
a m
enyi
sihk
an d
ana
untu
k bi
aya
tak
terd
uga
lain
nya
dal
am s
ebul
an?
Rp.
......
......
......
......
......
....
14.A
paka
h an
da s
ekel
uarg
a m
enyi
sihk
an s
eba
gian
da
ri pe
ndap
atan
anda
unt
uk ta
bun
gan?
ya
/ tid
ak
15.B
erap
a b
esar
dar
i pen
dap
atan
and
a di
sisi
hkan
unt
uk
tabu
ngan
?
Rp.
......
......
......
......
......
/bul
an
-Ter
ima
Kas
ih-
89�
�Lam
pir
an 5
. Dat
a Id
entit
as R
espo
nde
n K
on
sum
en T
emp
e R
um
ah T
ang
ga d
i Des
a Jo
mb
ang,
20
11
No
Nam
a R
espo
nden
P
osis
i A
lam
at
Pek
erja
an
Pen
didi
kan
Usi
a
1 S
elfia
Is
tri /
ibu
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
3/8
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
S1
4
3
2 H
j. K
aro
mah
N
ene
k V
illa
Bin
taro
Ind
ah b
lok
C
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
D
60
3
Rat
na
Mai
lis
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, D2
/7
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MA
4
7
4 N
urse
ha
Is
tri /
ibu
V
illa
Bin
taro
Ind
ah D
7/2
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
A
35
5
Siti
Wa
hdin
i Is
tri /
ibu
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
5/1
2
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MA
5
1
6 La
zua
rdia
h
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
G
uru
S
1
49
7
Cho
iriy
ah
Kep
ala
kelu
arga
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
4/9
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
EA
5
2
8 S
ura
tin
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, D6
/15
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
A
45
9
Su
hae
rah
Is
tri /
ibu
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
3/1
6
Kar
yaw
ati
D3
4
5
10
H
amid
a
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, D7
/2
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
D
57
1
1
Tan
ti Is
tri /
ibu
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
2/8
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
S1
4
2
12
S
upr
aya
ti Is
tri /
ibu
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
5/1
4
Ped
aga
ng
S
LA
48
1
3
Um
i Kal
sum
K
epal
a ke
luar
ga
Vill
a B
inta
ro In
dah
, D4
/11
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
A
47
1
4
Nur
cha
yati
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, D3
/5
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
1
44
1
5
Su
min
i Is
tri /
ibu
K
p. G
edo
ng
01/1
3
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
D
41
1
6
Dju
riah
Istr
i / ib
u
Kp.
Ged
on
g 01
/13
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SD
3
7
17
S
iti Z
uma
roh
K
epal
a ke
luar
ga
Kp.
Ged
on
g 01
/13
no
26
Kar
yaw
ati
SLT
A
49
1
8
Juh
artin
i Is
tri /
ibu
K
p. G
edo
ng
01/1
3
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
D
49
1
9
Ibu
Min
i Is
tri /
ibu
Jl
. Ria
u 3
01/1
3 K
p. G
edo
ng
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
D
52
2
0
Ros
adah
Is
tri /
ibu
K
p. G
edo
ng
01/1
3
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
D
35
2
1
Jhin
Asi
su
Kep
ala
kelu
arga
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
3/6
K
arya
wan
S
MA
4
4
22
In
dah
P
An
ak
Jl. B
ulak
jaya
1 n
o 2
0 03
/09
Pen
eliti
S
1
22
2
3
Ros
mia
ti Is
tri /
ibu
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
3/1
7
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MP
5
0
90�
�Lam
pir
an 5
(la
nju
tan
). D
ata
Iden
titas
Res
pon
den
Ko
ns
um
en T
em
pe
Ru
ma
h T
angg
a d
i Des
a Jo
mb
an
g, 2
011
24
Li
dya
S S
uw
ardi
Is
tri /
ibu
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
4/1
6
PN
S
SLT
A
48
25
S
usi
low
ati
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, D3
/7
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
LTA
43
2
6
Zah
ara
A
na
k Jl
. Su
mat
era
1 no
9
Mah
asis
wi
SM
A
212
7
Ibu
Su
mad
i Is
tri /
ibu
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
3/3
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
P
46
28
Ib
u Z
ain
udd
in
Istr
i / ib
u
Jl. K
util
ang
no
39
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SLT
A
56
29
A
friz
a W
ula
n S
Is
tri /
ibu
B
lok
D n
o 38
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
D3
29
30
Ib
u T
eti
Istr
i / ib
u
Jl. K
util
ang
no
54
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SLT
A
55
31
S
am
iye
m
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, C20
/4
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MP
41
3
2
Su
heti
Istr
i / ib
u
Cila
lun
g R
T 0
2/0
4
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MP
42
3
3
Tin
a W
ati
Istr
i / ib
u
Jl. K
p.
Mas
jid R
T 5
/3 n
o 8
9
Wir
asw
asta
S
MP
44
3
4
Win
da
Mau
lan
a Is
tri /
ibu
Jl
. Kp
. M
asjid
RT
5/3
no
86
K
arya
wan
Sw
asta
S
MK
21
3
5
Alif
ia F
ahm
ah
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, D4
/9
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
1
26
36
N
uria
Han
da
yan
i A
na
k G
g. M
asjid
Al M
uja
hid
in n
o 4
K
arya
wan
Sw
asta
D
3 23
3
7
Gia
n R
ilo P
A
na
k K
p. R
aw
a R
T 0
7/11
M
ahas
isw
a
SM
A
23
38
D
imas
Suw
and
ri
An
ak
Kp.
Ra
wa
RT
08/
16
Kar
yaw
an
SM
P
23
39
A
nita
Nu
rjaya
nti
Istr
i / ib
u
Kp.
Ra
wa
RT
08/
16 n
o 6
6 K
arya
wan
S
LTA
23
4
0
Nur
lael
a Is
tri /
ibu
K
p. R
aw
a R
T 0
7/16
K
arya
wan
Sw
asta
S
MK
27
4
1
Rom
lah
Is
tri /
ibu
K
p. R
aw
a R
T 0
7/16
K
arya
wan
Sw
asta
S
MA
25
4
2
Yul
iana
Is
tri /
ibu
K
p. R
aw
a R
T 0
8/16
no
63
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MK
22
4
3
Ya
yah
Nu
rohm
ah
Istr
i / ib
u
Kp.
Ra
wa
RT
07/
11
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MK
24
4
4
Erw
in
Kep
ala
kelu
arga
K
p. R
aw
a n
o 50
W
iras
was
ta
SLT
P
38
45
E
nda
ng
Ro
swat
i Is
tri /
ibu
K
p. R
aw
a n
o 7
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
K
26
46
Ip
ah
Istr
i / ib
u
Kp.
Ra
wa
RT
07
no 7
0
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
LTP
35
4
7
Ind
rian
a
An
ak
Blo
k B
6 n
o 1
2 M
ahas
isw
i S
MA
22
4
8
Ny.
Tat
ik
Istr
i / ib
u
Jl. K
util
ang
no
30
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SLT
A
49
49
T
ri W
ula
nsa
ri
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, D7
/14
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
K
28
50
W
arn
ings
ih
An
ak
Kp.
Ged
on
g 01
/13
no
17
Wir
asw
asta
S
MK
23
91�
�Lam
pir
an 5
(la
nju
tan
). D
ata
Iden
titas
Res
pon
den
Ko
ns
um
en T
em
pe
Ru
ma
h T
angg
a d
i Des
a Jo
mb
an
g, 2
011
51
A
rpan
Saa
ma
n
Kep
ala
kelu
arga
K
p. G
edo
ng
01/1
3 n
o 18
G
uru
S
MP
56
5
2
Rod
iah
Is
tri /
ibu
K
p. G
edo
ng
01/1
3
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
D
47
53
N
gud
i Mu
lyan
i K
epal
a ke
luar
ga
Vill
a B
inta
ro In
dah
, D7
/5
Wir
asw
asta
S
PK
43
5
4
Wa
rsin
i Is
tri /
ibu
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
1/1
6
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MP
45
5
5
Rin
a Is
tri /
ibu
Jl
. No
er A
bd
ulla
h 2
no 3
6
Ped
aga
ng
S
MA
38
5
6
Siti
Ro
mla
h
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
P
eda
gan
g
SM
A
51
57
T
arm
ini
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, D2
/12
a Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
EA
51
5
8
Sri
Pri
hatin
Is
tri /
ibu
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
3/1
2
Ped
aga
ng
S
MA
41
5
9
Ern
a N
ingr
um
Is
tri /
ibu
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
2/1
2a
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MA
38
6
0
Nur
yulis
Is
tri /
ibu
Jl
. Hal
mah
era
no
17
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MA
46
6
1
Titi
Wul
an P
Is
tri /
ibu
V
illa
Bin
taro
Ind
ah, D
3/1
2a
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
D
3 40
6
2
Nur
laila
Is
tri /
ibu
B
umi S
ud
imar
a C
1/1
1 G
uru
S
MK
31
6
3
Ai T
sam
rotu
l F
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, C17
/8
Gu
ru
MA
N
27
64
E
uis
Mu
spir
oh
Istr
i / ib
u
Jl. R
aya
no
1 R
T 0
2/0
7
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
D
22
65
Y
ulia
Win
da
W
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, D7
/12
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
EA
31
6
6
Der
i Tria
ni
An
ak
Jl. J
om
ban
g R
aya
no
48
Mah
asis
wi
SM
A
22
67
R
ahm
asar
i Is
tri /
ibu
V
igu
les
RT
12
/03
no 9
P
NS
S
1
35
68
S
eptia
ni
Istr
i / ib
u
Vill
a Jo
mb
ang
Bar
u C
9/1
1
Kar
yaw
an S
was
ta
D3
30
69
T
iwi K
Is
tri /
ibu
Jl
. Bin
tan
no 1
6 0
3/0
1 Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
EA
37
7
0
Rah
ayu
Nin
gsih
Is
tri /
ibu
V
illa
Jom
ban
g B
aru
B 2
/9
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MA
48
7
1
Ny.
Ch
ula
ela
S
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, D7
/3
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MU
59
7
2
Fe
bri
Ram
adh
an
An
ak
Vill
a B
inta
ro In
dah
, B2/
13
Mah
asis
wa
S
MA
22
7
3
Ery
ant
i Is
tri /
ibu
Jl
. Ban
gka
1 no
10
P
NS
S
MA
40
7
4
Ibu
Mar
dia
ni
Istr
i / ib
u
Jl. S
um
ater
a 1
no 1
5
Kar
yaw
ati
SM
A
36
75
Ib
u R
usm
iyat
i Is
tri /
ibu
Jl
. Ban
gka
1 no
17
K
arya
wan
Sw
asta
S
1
31
76
Ib
u S
ujia
h
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, C 7
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
A
40
92�
�Lam
pir
an 5
(la
nju
tan
). D
ata
Iden
titas
Res
pon
den
Ko
ns
um
en T
em
pe
Ru
ma
h T
angg
a d
i Des
a Jo
mb
an
g, 2
011
77
N
y. T
iti T
riya
nti
Istr
i / ib
u
Blo
k H
7 n
o 16
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
A
42
78
M
ary
am
Is
tri /
ibu
Jl
. Jo
mb
ang
Ra
ya n
o 16
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
EA
30
7
9
Ibu
Ron
i C
Istr
i / ib
u
Vill
a B
inta
ro In
dah
, D7
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
A
28
80
R
ohim
an
Kep
ala
kelu
arga
Jl
. Su
mat
era
no 3
8
Wir
asw
asta
S
D
48
81
F
au
ziah
W
Istr
i / ib
u
Jl. J
om
ban
g R
awa
Lele
03/
4 P
eda
gan
g
SM
A
45
82
Id
a R
osid
a
Istr
i / ib
u
Jl. N
oer
Ab
dul
lah
no 2
7
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MA
51
8
3
Vin
ka R
izki
A
An
ak
Vill
a B
inta
ro In
dah
, E13
no
7
Mah
asis
wi
SM
A
19
84
Id
a N
ings
ih
Istr
i / ib
u
Vill
a G
unu
ng
Lest
ari
Ped
aga
ng
S
MA
48
8
5
Kh
airu
llah
K
epal
a ke
luar
ga
Vig
ule
s B
3 no
2
Kar
yaw
an S
was
ta
D3
45
86
Ib
u S
hin
ta
Istr
i / ib
u
Vill
a Jo
mb
ang
Bar
u
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
1
38
87
Ib
u R
oka
yah
Is
tri /
ibu
K
p. G
edo
ng
02/0
4
Ped
aga
ng
S
MA
48
8
8
Ibu
Su
nia
W
Istr
i / ib
u
Jl. K
asw
ari 2
no
4
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MA
46
8
9
Rac
hm
awat
i CH
Is
tri /
ibu
Jl
. Ban
gka
1 D
4/12
a
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MA
53
9
0
En
dan
g E
kow
ati
Istr
i / ib
u
Jl. S
um
ater
a 04
/06
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
D4
45
91
Ib
u M
utia
h
Istr
i / ib
u
Jl. T
idor
e 03
/17
G
uru
M
AN
34
9
2
Ibu
Mar
lina
Is
tri /
ibu
Jl
. Tid
ore
03/1
7 n
o 16
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SM
P
28
93
D
ini P
ebri
anti
Istr
i / ib
u
Jl.
Lom
bo
k R
T 0
3/1
0
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
LTA
35
9
4
Seb
tiyo
Pu
rwan
ti Is
tri /
ibu
Jl
. Mas
jid A
l Hu
da 0
2/1
7 n
o 1
W
iras
was
ta
S1
41
9
5
Rum
iyat
i Is
tri /
ibu
Jl
. Tid
ore
03/1
7
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MA
35
9
6
Inta
nia
r D
A
na
k Jl
. Su
mat
era
25 0
2/1
7
Kar
yaw
an S
was
ta
S1
22
9
7
Nur
hik
mah
Is
tri /
ibu
R
awa
Lele
RT
06
/07
G
uru
P
GT
K
36
98
Ib
u C
han
dra
Is
tri /
ibu
Jo
mb
ang
Raw
a Le
le
Ibu
Ru
mah
Tan
gga
S
MA
44
99
K
emin
em
Istr
i / ib
u
Jom
ban
g R
awa
Lele
04/
06
Ib
u R
um
ah T
ang
ga
SLT
P
38
93�
�Lam
pir
an 6
. F
akt
or-f
akto
r Y
ang
Mem
pen
garu
hi P
erm
inta
an T
emp
e R
esp
ond
en d
i Des
a Jo
mba
ng,
201
1
No
Y
X1
X2
X3
X
4 X
5
X6
X
7 P
erm
inta
an
Tem
pe
H
arga
T
emp
e H
arga
T
ahu
H
arga
T
elur
H
arga
Dag
ing
Aya
m
Har
ga I
kan
Ju
mla
h
Kel
uar
ga
Pen
dap
atan
K
elu
arga
(kg)
(r
up
iah/
kg)
(ru
piah
/kg)
(rup
iah
/kg)
(ru
pia
h/kg
) (r
upi
ah/k
g)
(ora
ng)
(r
upia
h/b
ulan
)
1
3
6.0
00
8.0
0015
.00
030
.00
020
.00
03
3.1
30.0
00
2
3
8.0
00
5.0
0016
.00
025
.00
025
.00
03
3.0
36.0
00
3
2
6.0
00
7.5
0015
.00
020
.00
015
.00
05
2.0
69.0
00
4
2
8.0
00
6.2
5015
.00
030
.00
020
.00
04
1.3
98.0
00
5
2
8.0
00
6.0
0014
.00
0-
16.0
00
42
.168
.00
06
3
8
.00
06
.000
16.0
00
30.0
00
40.0
00
42
.004
.00
07
4
6
.00
06
.000
15.0
00
25.0
00
30.0
00
41
.308
.00
08
4
6
.00
05
.500
14.5
00
23.0
00
26.0
00
46
.737
.00
09
2
6
.00
06
.000
14.0
00
21.0
00
15.0
00
45
.769
.00
010
5
5
.00
05
.000
15.0
00
25.0
00
16.0
00
62
.193
.00
011
8
6
.00
07
.000
20.0
00
22.0
00
30.0
00
56
.824
.00
012
2
6
.00
06
.000
14.0
00
24.0
00
20.0
00
41
.736
.00
013
3
6
.00
08
.000
16.0
00
40.0
00
16.0
00
47
99.0
00
14
3
6.0
00
8.0
0015
.00
025
.00
016
.00
06
8.7
50.0
00
15
7
8.0
00
10
.000
15.0
00
30.0
00
24.0
00
41
.837
.00
016
7
8
.00
06
.000
16.0
00
30.0
00
40.0
00
41
.677
.00
017
5
8
.00
01
0.0
0014
.60
030
.00
020
.00
04
2.0
00.0
00
18
7
8.0
00
10
.000
15.0
00
30.0
00
20.0
00
51
.702
.00
019
7
8
.00
06
.000
16.0
00
30.0
00
40.0
00
51
.703
.00
020
7
8
.00
01
0.0
0016
.00
030
.00
024
.00
04
1.4
12.0
00
21
10
8.0
00
5.0
0012
.00
028
.00
016
.00
05
4.0
50.0
00
22
6
4.0
00
6.0
0012
.00
020
.00
026
.00
04
5.0
50.0
00
94�
�Lam
pir
an 6
(la
nju
tan
). F
akto
r-fa
kto
r Y
ang
Mem
pen
garu
hi P
erm
inta
an T
emp
e R
esp
ond
en d
i Des
a Jo
mb
ang,
201
1
22
6
4.0
00
6.0
00
12.0
00
20.0
00
26.0
00
45
.050
.00
02
31
4 5
.00
05
.00
016
.00
025
.00
026
.00
04
1.9
00.0
00
24
3.2
10
.00
010
.00
016
.00
025
.00
020
.00
04
9.3
40.0
00
25
5.6
10
.00
010
.00
016
.00
025
.00
0-
52
.280
.00
02
65
6
.00
06
.00
016
.00
036
.00
040
.00
04
3.1
45.0
00
27
9.8
7
.50
08
.00
016
.00
036
.00
0-
54
.770
.00
02
81
6 5
.00
08
.00
013
.00
036
.00
0-
63
.530
.00
02
91
2 5
.00
06
.00
014
.00
025
.00
0-
46
.860
.00
03
06
6
.00
05
.00
014
.00
025
.00
0-
41
.620
.00
03
15
8
.00
06
.00
016
.00
035
.00
020
.00
05
3.8
00.0
00
32
4
8.0
00
6.0
00
16.0
00
35.0
00
-4
3.5
90.0
00
33
8
6.0
00
10.0
00
16.0
00
25.0
00
-4
6.1
40.0
00
34
11.
2 5
.00
05
.00
016
.00
0-
12.0
00
33
.250
.00
03
57
6
.00
08
.00
015
.00
040
.00
036
.00
03
1.7
94.0
00
36
6
6.0
00
5.0
00
16.0
00
27.0
00
25.0
00
42
.193
.00
03
74
6
.00
06
.00
016
.00
027
.00
025
.00
05
5.6
40.0
00
38
4
6.0
00
6.0
00
16.0
00
27.0
00
25.0
00
61
.785
.00
03
91
8
.00
05
.00
016
.00
025
.00
025
.00
07
7.4
10.0
00
40
12
5.0
00
8.0
00
16.0
00
35.0
00
-7
2.4
55.0
00
41
6
6.0
00
-16
.00
0-
20.0
00
31
.000
.00
04
23
6
.00
0-
16.0
00
28.0
00
20.0
00
31
.063
.00
04
31
4 6
.00
07
.00
016
.00
027
.00
012
.00
03
1.4
03.0
00
44
6
6.0
00
6.0
00
16.0
00
25.0
00
25.0
00
31
.573
.00
04
56
8
.00
08
.00
016
.00
030
.00
028
.00
03
1.6
00.0
00
46
6
5.0
00
5.0
00
16.0
00
25.0
00
16.0
00
31
.533
.00
04
73
8
.00
05
.00
015
.00
025
.00
015
.00
06
3.4
50.0
00
48
24
5.0
00
-16
.00
0-
-4
3.0
00.0
00
95�
�Lam
pir
an 6
(la
nju
tan
). F
akto
r-fa
kto
r Y
ang
Mem
pen
garu
hi P
erm
inta
an T
emp
e R
esp
ond
en d
i Des
a Jo
mb
ang,
201
1
49
14
4.0
00
-16
.00
0-
20.0
00
41
.075
.00
05
02
1 6
.00
08
.00
016
.00
0-
20.0
00
47
37.0
00
51
21
6.0
00
8.0
00
14.0
00
-28
.00
06
1.0
67.0
00
52
14
8.0
00
10.0
00
15.0
00
-20
.00
04
1.0
75.0
00
53
28
4.0
00
6.0
00
16.0
00
--
28
51.0
00
54
6
6.0
00
6.0
00
16.0
00
30.0
00
24.0
00
42
.365
.00
05
56
8
.00
08
.00
015
.00
025
.00
032
.00
05
3.8
01.0
00
56
4
7.5
00
6.0
00
16.0
00
25.0
00
30.0
00
32
.589
.00
05
76
.4
7.5
00
8.0
00
16.0
00
24.0
00
16.0
00
62
.130
.00
05
84
6
.00
0-
15.0
00
30.0
00
16.0
00
53
.262
.00
05
91
0 6
.00
08
.00
016
.00
024
.00
015
.00
04
2.3
60.0
00
60
9
6.0
00
5.0
00
16.0
00
25.0
00
20.0
00
42
.090
.00
06
16
8
.00
05
.00
016
.00
020
.00
016
.00
04
4.9
96.0
00
62
5
8.0
00
-13
.00
025
.00
0-
41
.195
.00
06
36
8
.00
0-
14.0
00
25.0
00
-4
2.2
65.0
00
64
7
8.0
00
-15
.00
025
.00
032
.00
03
245
.00
06
57
8
.00
0-
15.0
00
--
39
47.0
00
66
2
8.0
00
8.0
00
16.0
00
25.0
00
20.0
00
42
.400
.00
06
71
2 6
.00
05
.00
015
.00
025
.00
024
.00
04
3.1
85.0
00
68
12
8.0
00
5.0
00
14.0
00
24.0
00
15.0
00
32
.285
.00
06
93
8
.00
06
.00
016
.00
025
.00
030
.00
04
3.4
30.0
00
70
20
5.0
00
6.0
00
15.0
00
24.0
00
20.0
00
42
.450
.00
07
11
2 6
.00
06
.00
016
.00
026
.00
014
.00
02
1.1
86.0
00
72
4
10.0
00
4.0
00
16.0
00
24.0
00
-4
3.2
60.0
00
73
5
6.0
00
8.0
00
16.0
00
24.0
00
-5
3.2
90.0
00
74
6.4
7
.50
06
.00
016
.00
025
.00
024
.00
04
2.9
30.0
00
75
3
8.0
00
5.0
00
15.0
00
25.0
00
32.0
00
56
.060
.00
0
96�
�Lam
pir
an 6
(la
nju
tan
). F
akto
r-fa
kto
r Y
ang
Mem
pen
garu
hi P
erm
inta
an T
emp
e R
esp
ond
en d
i Des
a Jo
mb
ang,
201
1
76
6
4.0
00
5.0
00
16.0
00
24.0
00
-3
2.3
85.0
00
77
4
8.0
00
8.0
00
14.0
00
24.0
00
18.0
00
42
.535
.00
07
84
8
.00
08
.00
015
.00
040
.00
0-
31
.555
.00
07
98
4
.00
05
.00
016
.00
025
.00
0-
42
.690
.00
08
01
4 6
.00
06
.00
015
.20
025
.00
020
.00
03
645
.00
08
17
8
.00
06
.00
016
.00
024
.00
0-
53
.480
.00
08
21
6.8
6.5
00
4.0
00
16.0
00
24.0
00
16.0
00
41
.985
.00
08
33
8
.00
08
.00
014
.50
030
.00
020
.00
05
3.7
05.0
00
84
6
8.0
00
8.0
00
15.0
00
25.0
00
32.0
00
54
.975
.00
08
51
4 6
.00
06
.00
016
.00
025
.00
0-
42
.855
.00
08
68
.4
6.5
00
6.0
00
16.0
00
24.0
00
-3
2.8
20.0
00
87
28
6.0
00
6.0
00
14.0
00
24.0
00
16.0
00
43
.320
.00
08
85
6
.00
08
.00
016
.00
024
.00
020
.00
04
2.4
80.0
00
89
4.8
6
.00
0-
15.0
00
30.0
00
12.5
00
22
.770
.00
09
03
.6
6.0
00
5.0
00
16.0
00
-12
.00
04
1.4
70.0
00
91
12.
8 4
.00
04
.00
015
.00
025
.00
015
.00
04
405
.00
09
21
2.8
4.0
00
4.0
00
15.0
00
25.0
00
15.0
00
43
75.0
00
93
6.4
4
.00
05
.00
016
.00
023
.00
020
.00
04
1.9
80.0
00
94
12.
8 4
.00
05
.00
015
.00
030
.00
015
.00
05
1.8
12.0
00
95
12.
8 4
.00
04
.00
016
.00
025
.00
017
.50
03
960
.00
09
61
6 4
.00
05
.00
016
.00
0-
15.0
00
41
.332
.00
09
76
.4
4.0
00
6.0
00
15.0
00
20.0
00
16.0
00
21
.980
.00
09
86
.4
4.0
00
5.0
00
15.2
00
20.0
00
12.0
00
31
.236
.00
0
99
9.6
4
.00
0-
14.0
00
--
41
.200
.00
0
97�
�Lam
pir
an 7
. Has
il S
PS
S P
erh
itun
gan
Re
gres
i Ber
gand
a F
akt
or-
fakt
or
yan
g M
em
pen
garu
hi P
erm
inta
an T
em
pe
di D
esa
Jom
ba
ng
Reg
ress
ion
Des
crip
tive
Sta
tist
ics
Mea
nS
td. D
evia
tion
N
Per
min
taan
tem
pe7.
9414
5.55
736
99
Har
ga te
mpe
6.
4697
1.52
833
99
Har
ga ta
hu
5.77
022.
5661
399
Har
ga te
lur
15.3
737
1.01
976
99
Har
ga d
agin
g ay
am
23.2
121
9.96
348
99
Har
ga ik
an16
.818
211
.006
1399
Jum
lah
angg
ota
kelu
arga
4.09
091.
0009
399
Pen
dapa
tan
kelu
arga
2.
7077
1.79
635
99
Mo
del
Su
mm
aryb
Mod
el
R
R S
quar
e
Adj
uste
d R
Squ
are
Std
. Err
or o
f the
Est
imat
e
Cha
nge
Sta
tistic
s
Dur
bin-
Wat
son
R S
quar
e C
hang
e F
Cha
nge
df1
df2
Sig
. F C
hang
e
1 .5
55a
.308
.255
4.79
807
.308
5.78
27
91.0
001.
817
a. P
redi
ctor
s: (
Con
stan
t), P
enda
pata
n ke
luar
ga, H
arga
ikan
, Har
ga te
lur,
Har
ga d
agin
g ay
am, H
arga
tem
pe, J
umla
h an
ggot
a ke
luar
ga, H
arga
tahu
b. D
epen
dent
Var
iabl
e: P
erm
inta
an te
mpe
98�
�Lam
pir
an 7
(la
nju
tan
). H
asil
SP
SS
Pe
rhitu
nga
n R
egr
esi B
erga
nda
Fak
tor-
fakt
or
yan
g M
em
pen
garu
hi P
erm
inta
an T
em
pe d
i Des
a Jo
mb
ang
AN
OV
Ab
Mod
el
Sum
of S
quar
es
df
Mea
n S
quar
e F
S
ig.
1 R
egre
ssio
n 93
1.70
27
133.
100
5.78
2.0
00a
Res
idua
l20
94.9
5891
23.0
22
Tot
al
3026
.660
98
a. P
redi
ctor
s: (
Con
stan
t), P
enda
pata
n ke
luar
ga, H
arga
ikan
, Har
ga te
lur,
Har
ga d
agin
g ay
am, H
arga
tem
pe, J
umla
h
angg
ota
kelu
arga
, Har
ga ta
hu
b. D
epen
dent
Var
iabl
e: P
erm
inta
an te
mpe
Co
effi
cien
tsa
Mod
el
Uns
tand
ardi
zed
Coe
ffici
ents
Sta
ndar
dize
d
Coe
ffici
ents
tS
ig.
Cor
rela
tions
Col
linea
rity
Sta
tistic
s
BS
td. E
rror
Bet
aZ
ero-
orde
rP
artia
lP
art
Tol
eran
ceV
IF
1 (C
onst
ant)
21
.595
7.96
32.
712
.008
Har
ga te
mpe
-1.1
76.3
40-.
323
-3.4
55.0
01-.
408
-.34
1-.
301
.868
1.15
2
Har
ga ta
hu.3
72.2
10.1
721.
774
.079
-.06
4.1
83.1
55.8
111.
234
Har
ga te
lur
-.13
0.4
84-.
024
-.26
8.7
89-.
033
-.02
8-.
023
.965
1.03
6
Har
ga d
agin
g ay
am-.
171
.052
-.30
6-3
.259
.002
-.38
0-.
323
-.28
4.8
631.
159
Har
ga ik
an-.
069
.045
-.13
6-1
.513
.134
-.21
4-.
157
-.13
2.9
371.
068
Jum
lah
angg
ota
kelu
arga
.082
.534
.015
.153
.878
-.10
9.0
16.0
13.8
221.
217
Pen
dapa
tan
kelu
arga
-.52
2.2
98-.
169
-1.7
50.0
83-.
251
-.18
0-.
153
.818
1.22
3
a. D
epen
dent
Var
iabl
e: P
erm
inta
an te
mpe
99�
�Lam
pir
an 7
(la
nju
tan
). H
asil
SP
SS
Pe
rhitu
nga
n R
egr
esi B
erga
nda
Fak
tor-
fakt
or
yan
g M
em
pen
garu
hi P
erm
inta
an T
em
pe d
i Des
a Jo
mb
ang
Ch
arts
����
�Lam
pira
n 8.
Per
hitu
nga
n E
last
isita
s P
erm
inta
an T
empe
Rum
us E
last
ista
s P
emin
taan
:
x
E
=
b x
——
y
ke
tera
nga
n :
E
= N
ilai e
last
isita
s b
= K
oefis
ien
regr
esi
x=
nila
i rat
a-ra
ta x
y
= n
ilai r
ata-
rata
y
Krit
eria
Ela
stis
itas
Per
min
taan
:
In-E
last
is S
empu
rna
jika
E=
0
In-E
last
is ji
ka E
<1
E
last
is U
nite
r jik
a E
= 1
E
last
is ji
ka E
> 1
E
last
is S
empu
rna
jika
E=
~
1.E
last
isita
s H
arga
Tem
pe
x 1
E
h =
b x
——
y
6,4
697
= 1
,176
x —
——
——
—
7,9
414
= 0
.957
2.
Ela
stis
itas
Sila
ng
Har
ga T
ahu
: x 2
E
s =
b x
——
y
5,7
702
= 0
,372
x —
——
——
—
7,9
414
= 0
,270
Har
ga T
elur
:
x 3
Es
= b
x —
—
y
1
5,37
37
= 0
,130
x —
——
——
—
7,9
414
= 0
,252
Har
ga D
agi
ng
Aya
m :
x 4
E
s =
b x
——
y
23,
2121
=
1,1
71 x
——
——
——
7
,941
4
=
0,4
99
Har
ga I
kan
:
X5
E
s =
b x
——
y
16,
8182
=
0,0
69 x
——
——
——
7
,941
4
=
0,1
46
3.E
last
isita
s P
enda
pata
n
x 7
Ep
= b
x —
—
y
2
,707
7
=
0,5
22 x
——
——
——
7
,941
4
=
0,1
78
101��
Lampiran 9. Gambar Tempe dan Hidangan Olahan Tempe
�
Fermentasi Kedelai Tempe Mentah Kerupuk Tempe�
Tempe Goreng Keripik Tempe Tempe Bacem
Tempe Orek Sate Tempe Burger Tempe
top related